I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia (patogen). Penyakit infeksi jamur bisa mengenai kulit dan selaput lendir sampai ke jaringan yang lebih dalam, bahkan sampai ke organ tubuh (Yatim, 2007). Adanya jamur pada manusia merupakan hal yang alami dan memang selalu ada pada manusia. Salah satu jamur yang terdapat pada manusia adalah Candida albicans (Kurniawan, 2014). Candida albicans dapat berasal dari rongga mulut, saluran gastrointestinal, saluran genital dan kadang pada kulit (Samaranayake, 2012). Dalam keadaan normal, jumlah Candida albicans seimbang dengan flora bakteri (Brown dan Burns, 2005) dan tidak membahayakan (Kurniawan, 2014). Akan tetapi, apabila pertumbuhan jamur ini berlebihan, dapat menyebabkan infeksi (Kurniawan, 2014). Sifat Candida yang dapat berubah menjadi patogen tersebut menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis (Siregar, 2005). Kandidiasis rongga mulut merupakan infeksi oportunistik yang sangat mempengaruhi mukosa rongga mulut (Burket dkk., 2008). Candida associated denture stomatitis merupakan bentuk dari kandidiasis rongga mulut yang lebih sering terjadi pada mukosa palatum pasien pengguna gigi tiruan, yaitu sebanyak 25-65% (Salerno dkk., 2011). Meskipun denture stomatitis biasanya bersifat asimtomatik dan pasien seringkali tidak menyadari adanya kondisi tersebut, tetapi mukosa palatum yang mengalami inflamasi dan edema merupakan kondisi yang
1
2
dapat berkembang menyebabkan papillary hiperplasia, yang hanya dapat diatasi dengan cara bedah (Hadjieva dkk., 2006). Pemakaian gigi tiruan yang kurang baik, terutama pada orang yang tidak melepas gigi tiruannya ketika tidur dan tidak menjaga kebersihannya dapat membuat jumlah koloni Candida albicans meningkat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan di daerah mukosa rongga mulut atau disebut denture stomatitis (Lamont dkk., 2006). Dalam penelitian Naik dan Pai (2011) disebutkan bahwa Candida albicans ditemukan pada 54% gigi tiruan milik pasien yang mengalami stomatitis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa gigi tiruan yang terkontaminasi oleh Candida albicans memiliki hubungan yang erat terhadap terjadinya denture stomatitis. Basis gigi tiruan resin akrilik merupakan tempat bagi pertumbuhan mikroorganisme di dalam rongga mulut (Ferracane, 2001). Resin akrilik heat cured merupakan jenis resin akrilik yang banyak digunakan pada hampir semua pembuatan basis gigi tiruan. Energi panas yang dibutuhkan untuk proses polimerisasi diperoleh melalui perebusan dalam air atau menggunakan microwave (Anusavice, 2013). Namun, pada tahap prosesing dalam pembuatan plat resin akrilik heat cured dapat memungkinkan terbentuknya mikroporositas (Noort, 2007). Adanya mikroporositas pada permukaan gigi tiruan menjadi faktor penyebab penempelan Candida pada resin akrilik. Keadaan tersebut membuat jamur bersarang dan sulit dihilangkan dengan pembersihan mekanis (Salerno dkk., 2011). Candida albicans pada kasus denture stomatitis terlihat menempel dengan kuat pada polimetilmetakrilat (resin akrilik) yang digunakan sebagai
3
bahan pembuatan basis gigi tiruan. Proses penempelan Candida albicans pada resin akrilik diperantarai oleh protein adhesin yang terdapat pada permukaan hifa Candida albicans (Marsh dan martin, 2000). Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus seperti ini adalah dengan memberikan instruksi kepada pasien untuk melepas gigi tiruannya pada malam hari, membersihkan gigi tiruan tersebut dengan cara disikat, kemudian merendamnya dalam bahan pembersih gigi tiruan (Lamont dkk., 2006). Perendaman gigi tiruan dalam larutan pembersih memiliki waktu yang bervariasi dari beberapa menit hingga semalaman, tergantung dari instruksi pabrik. Peningkatan waktu kontak antara gigi tiruan dengan pembersih gigi tiruan di luar batas yang telah ditentukan oleh pabrik justru tidak meningkatkan efektivitas dari pembersih tersebut (Jain dkk., 2015). Untuk dapat mengurangi spesies Candida dan bakteri, beberapa larutan pembersih gigi tiruan yang beredar di pasaran seperti Denture Brite, Polident dan Efferdent New Concentrated Blue Tablet pada umumnya digunakan dalam waktu semalaman (Gornitsky dkk., 2002). Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pembersih gigi tiruan setiap hari dapat berpengaruh terhadap sifat resin akrilik, seperti perubahan warna, kekerasan plat berkurang sehingga mudah patah saat digunakan, serta penurunan kekuatan fleksural (Pisani dkk., 2010). World Health Organization (WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
4
tradisional memiliki efek samping yang relatif sedikit jika digunakan secara tepat (WHO, 2003). Beberapa tanaman digunakan untuk perawatan infeksi jamur, salah satunya adalah tanaman kayu manis. Kajian yang dilakukan oleh Sukandar dkk. (1999) menyatakan bahwa kayu manis berperan sebagai antimikroba paling kuat dan efektif
dalam
menghambat jamur
Candida
albicans
(Utami
dan
Puspaningtyas, 2013). Penelitian lain juga telah membuktikan bahwa ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) secara in vitro memiliki daya antijamur terhadap pertumbuhan Candida albicans (Rachma, 2012). Kandungan kimia dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri yang mengandung eugenol, safrol, sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat dan damar (Wijayakusuma, 2007). Beberapa zat dalam kayu manis yang berperan sebagai antijamur adalah minyak esensial sebanyak 1-4% yang didominasi oleh sinamaldehid sebanyak 77-80% dan eugenol sebanyak <10% (Rachma, 2012). Dalam penelitian Rahemil dkk. (2015) disimpulkan sinamaldehid memiliki efek antijamur terhadap pertumbuhan Candida albicans dengan kadar hambat minimum sebesar 0,312 µl/ml. Berdasarkan latar belakang di atas, perendaman resin akrilik dalam larutan pembersih gigi tiruan kimiawi dengan waktu yang lama dapat dikatakan kurang efektif dan juga dapat berpengaruh terhadap sifat resin akrilik tersebut. Oleh karena itu, diperlukan bahan alami yang memiliki sifat antijamur yang efektif dalam waktu yang singkat sehingga aman digunakan untuk membersihkan plat resin akrilik, terutama dari Candida albicans dan dapat meminimalkan terjadinya denture stomatitis pada pengguna gigi tiruan.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh konsentrasi dan lama perendaman larutan sinamaldehid terhadap jumlah koloni Candida albicans pada permukaan plat resin akrilik heat cured?
C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Larutan Sinamaldehid terhadap Jumlah Koloni Candida albicans pada Plat Resin Akrilik Heat Cured yang diungkapkan dalam penelitian ini telah dilakukan oleh Rachma (2012) dengan judul “Daya Antijamur Dekok Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) terhadap Candida albicans secara In vitro”. Dalam penelitian sebelumnya, dilaporkan bahwa dekok kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki daya antijamur terhadap Candida albicans secara in vitro. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya diuji efek antijamur dari kandungan rendaman kayu manis secara keseluruhan, sedangkan pada penelitian ini hanya menguji salah satu bahan aktif kayu manis yaitu sinamaldehid. Perbedaan lain adalah pada penelitian ini diuji konsentrasi dan waktu perendaman untuk mengetahui efek antijamur larutan sinamaldehid dengan menggunakan plat resin akrilik heat cured yang banyak digunakan sebagai basis gigi tiruan dalam bidang kedokteran gigi.
6
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman larutan sinamaldehid terhadap jumlah koloni Candida albicans pada permukaan plat resin akrilik heat cured.
E. Manfaat Penelitian 1.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi ilmiah mengenai pengaruh konsentrasi dan lama perendaman larutan sinamaldehid terhadap jumlah koloni Candida albicans pada permukaan plat resin akrilik heat cured.
2.
Penelitian ini juga akan berguna dalam bidang Kedokteran Gigi, diharapkan larutan sinamaldehid dapat dijadikan sebagai salah satu bahan alami untuk larutan pembersih gigi tiruan plat resin akrilik yang memiliki efek antijamur.