KABUPATEN SUMENEP
Pulau Kangean
I. KONDISI UMUM A. Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Sumenep merupakan salah satu dari 4 (empat) Kabupaten yang ada di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur yang terletak diantara 1130 32’ 54” – 1160 16’ 48” Bujur Timur dan 40 55’ – 70 24’ Lintan Selatan dengan luas wilayah 2.093,458 Km2, yang terbagi dalam 27 Kecamatan, 328 Desa dan 4 Kelurahan dengan jumlah pulau sebanyak 126 pulau yaitu 48 pulau berpenghuni dan 78 pulau tidak berpenghuni. Batas wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Sumenep adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa - Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Madura - Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa/Laut Flores - Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan
Potensi Produk Unggulan Timur Potensi dandan Produk Unggulan JawaJawa Timur
01
B. Letak dan Kondisi Geografis Secara goegrafis Kabupaten Sumenep yang terletak diujung timur Pulau Madura terbagi dalam 2 (dua) wilayah yaitu Wilayah Daratan dan Kepulauan ; - Wilayah Daratan dengan luas 1.146,927 Km2 (54,79%) terbagai atas 18 Kecamatan - Wilayah kepulauan dengan luas 946,531 Km2 (45,21%) terbagi atas 9 Kecamatan Berdasarkan gugusan pulau-pulau yang ada di Kabupaten Sumenep, pulau terjauh/paling utara adalah pulau Karamian Kecamatan Masalembu, dengan jarak tempuk lebih kurang 151 mil dari Pelabuhan Kalianget yang lebih dekat dengan Pulau Kalimantan. Sedangkan pulau yang paling timur adalah pulau Sakala Kecamatan Sapeken dengan jarak tempuh lebih kurang 165 mil dari pelabuhan Kalianget yang lebih dekat dengan Pulau Sulawesi.
C. Topografi Kondisi topografi di Kabupaten Sumenep dapat dilihat dari ketinggian dan kemiringan lahan. Kemiringan lahan merupakan salah satu faktor penting yang perlu dilihat dalam aspek topografi, karena beberapa peruntukan lahan memerlukan persyaratan kemiringan lahan. Kabupaten Sumenep secara umum berada pada ketinggian antara 0-500 meter diatas permukaan laut. Sedangkan sebagian lagi berada pada ketinggian antara 500-1000 meter diatas permukaan laut, sehingga ketinggian lahan di Kabupaten Sumenep dapat dikatagorikan menjadi 2 bagian, yaitu : a. Wilayah dengan ketinggian 0-500 meter dpl seluas 208.697,40 Ha atau mencapai luasan sekitar 99,72% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Sumenep b. Wilayah yang memiliki ketinggian 500-1000 meter dpl mencapai luasan 578,42 Ha atau sekitar 0,28% dari seluruh luas
02
wilayah Kabupaten Sumenep. Selain ketinggian, kondisi topografi juga dapat dilihat dari kemiringan lahan luas wilayah Kabupaten Sumenep dengan luas sekitar 2.093,458 Km2, memiliki tingkat kemiringan lahan yang bervariasi antara lain : a. Wilayah yang memiliki kemiringan antara 0-30% luasnya sekitar 1.613,29 Ha atau 77,51% b. Wilayah yang memiliki kemiringan antara 30-60% luasnya sekitar 437,39 Ha atau 21,02%, kawasan ini dapat dijumpai pada kawasan perbukitan c. Sedangkan luas wilayah yang memiliki kemiringan > 60% berupa area pegunungan dengan luasan sekitar 30,75 Ha atau 1,48%
D. Geologi Struktur tanah yang ada di Kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri dari jenis tanah alluvial, mediteran, grumosol dan regosol. Sedang ciri fisik tanah di Kabupaten Sumenep dapat di golongkan sebagai berikut : a. Jenis tanah Alluvial Hodromorff, terdapat di Kecamatan Saronggi dan Batang-batang
Potensi P Po otteens nsi da nsi ddan aann Pr P Produk rrod odduk uk U Unggulan nngggu gullaan JJa Jawa aw waa TTimur imur im ur Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
b. Jenis tanah Alluvial kelabu kekuningan, terdapat di Kecamatan Kota Sumenep dan Saronggi c. Jenis tanah Litosol, terdapat di Kecamatan Guluk-guluk dan Lenteng d. Jenis tanah Assosiasi Litosol dan Mediterian, terdapat di Kecamatan Bluto, Saronggi dan Talango e. Jenis tanah Regusol coklat kekuningan, terdapat di Kecamatan Giligenting dan Gapura f. Jenis Tanah Complek Brows Forest Litosol dan Mediterian, terdapat di Kecamatan Pragaan, Ganding, Guluk-guluk, Saronggi dan Ambunten g. Jenis tanah Grumosol kelabu, terdapat di Kecamatan Ganding dan Kalianget h. Jenis tanah Complek Mediterian Grumosol, Regusol dan Litosol, terdapat di Kecamatan Batuputih dan Gapura
E. Hidrologi Air merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan, maka sumber air, sungai danau dan lainnya harus dapat dilestarikan karena dapat memberikan manfaat untuk ketersediaan air minum dan air bersih serta dapat dipergunakan pada sistem irigasi/persawahan. Penyediaan air bersih dapat dilakukan melalui pembuatan sumur-sumur baik sumur gali maupun sumur pompa. Pembuatan sumur dapat dilakukan pada daerah-daerah yang memiliki potensi air bawah tanah yang dangkal sehingga biaya pembuatannya tidak terlalu mahal dan terjangkau oleh kalangan masyarakat bawah. Namun kedepan sistem penyediaan air bersih dengan cara pembuatan sumur gali maupun pompa di Kabupaten Sumenep khususnya di wilayah perkotaan diharapkan dapat berkurang melalui pengembangan jaringan perpipaan PDAM, hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air permukaan sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan di wilayah Perkotaan. Di Kabupaten Sumenep terdapat 14 (empat belas) waduk/bendungan/dam yang tersebar di beberapa kecamatan yang dapat dipergunakan untuk pengendali air, irigasi, dan perikanan. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
F. Klimatologi Berdasarkan data dari BMKG, keadaan Kabupaten Sumenep umumnya beriklim panas dengan penyinaran matahari rata-rata dalam sebulan yaitu 73,56 %. Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 99,72 %, dan penyinaran matahari terendah pada bulan Januari 2011 sebesar 42,98 %. Suhu udara maksimal pada tahun 2011 terjadi pada bulan Oktober sebesar 33,3 0C, suhu udara terendah terjadi pada bulan Juni dan Juli 2011 sebesar 24,5 0C. Suhu rata-rata per bulan dalam satu tahun adalah sebesar 27,7 0C, dan rata-rata penguapan sebesar 4,3 mm/bulan. Penguapan tertinggi terjadi pada bulan September 2011 sebesar 6,1 mm dan penguapan terendah terjadi pada bulan Januari, April dan bulan Mei 2011 sebesar 6,1 mm. Kecepatan angin tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada bulan April sebesar 6 Knot. Arah angin pada umumnya lebih dominan 50 % berasal dari arah Timur terjadi pada bulan Mei s/d Oktober 2011, sedangkan sisanya berasal dari Calm sebesar 33,33 % terjadi pada bulan Maret s/d Mei dan September 2011 dan arah laut 16,67 % terjadi pada bulan Pebruari dan September 2011. Keadaan cuaca dalam setahun di Kabupaten Sumenep pada tahun 2011 dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan tekanan udara. Rata-rata temperatur maximum di Kabupaten Sumenep dalam setahun sebesar 31,5 0 C/bulan, sedangkan temperatur minimum rata-rata sebesar 25,0 0C/bulan. Kelembaban udara maximum pada tahun 2011 rata-rata 91 %/bulan. Sedangkan kelembaban udara minimum rata-rata sebesar 77 % /bulan. Tekanan udara maximum rata-rata dalam satu tahun sebesar 10008,2 mbs/bulan. Suhu udara maximum rata-rata terendah sebesar 31,5 0C, dan suhu udara minimum rata-rata sebesar 25,0 0C/bulan. Rata-rata curah hujan berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kalianget sebesar 103, 2 mm. Curah hujan terendah terjadi bulan Mei s/d Oktober 2011 bahkan tidak ada sama sekali. Dengan demikian setiap tahun hampir semua daerah Kabupaten sumenep mengalami musim kering yang agak panjang dari daerah lain.
03
G. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Sumenep berdasarkan hasil evaluasi ternyata pemanfaatan lahan pertanian mengalami penurunan jika dibandingkan dengan satu dekade sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari luas areal dan produksi hasil pertanian serta sektor lainnya yang mengalami penurunan. Luas Areal Tanah dan Penggunaan LahanDi Kabupaten Sumenep No.
Penggunaan
Luas( Ha )
1.
Irigasi Teknis
5.385
2.
Semi Teknis
1.959
3.
Sederhana
1.071
4.
Irigasi Desa
2.049
5.
Tadah Hujan
13.388
6.
Pekarangan
22.897
7.
Tegal
110.359
8.
Perkebunan
9.
Ladang
68
10.
Padang Rumput
19
11.
Sementara tidak digunakan
3.959
12.
Hutan Rakyat
1.277
13.
Hutan Negara
24.363
14.
Rawa-rawa
15.
Tambak
2.887
16.
Kolam
6
7.008
41
pengembangan akan memperbesar dampak pertumbuhan di setiap wilayah pengembangan dengan pola network system. Untuk mempercepat pengembangan wilayah di Kabupaten Sumenep dibagi dalam 9 (sembilan) sub Satuan Wilayah Pengembangan, yaitu : Tabel : 4 Pusat Sub Sistem Wilayah Pengembangan Kabupaten Sumenep Wilayah Pengembangan
Sumenep
Analisis geologi tata lingkungan terhadap potensi pengembangan suatu wilayah merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan arahan pengembangan wilayah suatu daerah guna menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur wilayah karena perkembangan di kawasan perkotaan yang cukup pesat akan mendorong perkembangan mega urban di pusat kota. Penataan dengan membentuk pusat pertumbuhan di masing-masing wilayah
04
Prioritas Arahan Pengembangan
Sumenep
Kawasan Pemerintahan, perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olahraga, kesenian dan budaya, Pelayanan Umum, Pusat transportasi darat, laut dan udara, industry kecil dan penggaraman,
Rubaru
Pemerintahan kecamatan, Pertanian komoditi unggupertanian, perkebunan, lan (tembakau dan jagung), peternakan, koleksi distri- perkebunan dan peternakan. busi barang dan jasa, sentra tembakau dan jagung, pendidikan, kesehatan, perdagangan
Gapura Saronggi Batuan
Indusri kecil dan penggaraman, pendidikan, perdagangan dan jasa, pertanian, pariwisata religi dan budaya, perhubungan / sistem transportasi.
SSWP II Rubaru Ganding Guluk-guluk
SSWP III Pasongsongan Ambunten Dasuk
Pasongson- Pemerintahan skala keca- Pertanian / Agropolitan, gan matan, pertanian, perkebu- perikanan dan perkebunan. nan, perikanan, kawasan agropolitan, pendidikan, kesehatan, perdagangan lokal.
SSWP IV
196.736
II. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH
Fungsi Pelayana SSWP
SSWP I
Batang-batang Jumlah
Pusat SSWP
B a t a n g - Pemerintahan kecamatan, Pertanian, Perkebunan, batang pertanian, perkebunan, Perikanan, Industri kecil dan perikanan dan pariwisata, Pariwisata bahari. koleksi distribusi barang dan jasa, pendidikanm, kesehatan, perdagangan dan jasa, pariwisata.
Dungkek Batuputih SSWP V Kalianget
Kalianget
Pemerintahan kecamatan, Pertanian, perkebunan, pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, perikanan dan pariwisata, pariwisata bahari. koleksi dan distribusi barang dan jasa, pendidikan, kesehatan, perdagangan lokal, pariwisata.
Bluto
Pemerintahan kecamatan, Pertanian, perikanan, pertanian, perkebunan, peri- perkebunan, industri kecil, kanan, koleksi dan distribusi pendidikan. barang dan jasa, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri kecil.
Talago
SSWP VI Bluto Giligenting Pragaan SSWP VII
Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
Arjasa
Arjasa
Sapeken Kangayan SSWP VIII Gayam
Pemerintahan skala keca- Pertanian tanaman pangan, matan, pertanian, perikanan, perikanan laut, perkebunan, pertambangan, koleksi-dis- pariwisata, pertambangan tribusi barang dan jasa, pen- dan perhubungan laut. didikan, kesehatan, perdagangan dan jasa, pariwisata, perhubungan laut.
Gayam
Pemerintahan skala keca- Perikanan, industri kecil, matan, perkebunan, peter- perkebunan, peternakan, nakan, perikanan, industri perhubungan laut. kecil, koleksi-distribusi barang dan jasa, pendidikan, kesehatan, perdagangan, pariwisata, perhubungan laut.
Masalembu
Pemerintahan skala keca- Pertanian, perikanan laut, matan, pertanian, perikanan, perhubungan laut. pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa skala lokal.
Nonggunong Ra’as
SSWP IX Masalembu
III. WILAYAH RAWAN BENCANA Kabupaten Sumenep termasuk dalam wilayah yang rawan bencana, longsor; rawan banjir, rawan angin puyuh, rawan gelombang pasang dan tsunami.
1. Kawasan Rawan Tanah Longsor Akibat penebangan liar yang menyebabkan lahan gundul, abrasi pantai dan penggalian tambang golongan C menjadi lahan kritis dan meningkatkan potensi rawan bencana tanah longsor di banyak wilayah di Sumenep. Wilayah rawan bencana juga ditetapkan di sepanjang daerah aliran sungai yang berasal dari lahan hutan gundul yang dapat menjadi pembawa material tanah longsor dan air dalam volume tinggi. Beberapa lokasi di Kabupaten Sumenep menunjukkan adanya gejala ini, khususnya terhadap penebangan liar yang banyak dilakukan pada hutanhutan di wilayah P. Kangean. Selain itu kawasan yang berpotensi tinggi rawan longsor adalah Desa Guapong Kecamatan Talango (karena potensi tambang) dan Desa Padike (Kecamatan Talango) yang potensial longsor karena abrasi. t
Daerah rawan bencana tanah longsor
Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
2. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir di Kabupaten Sumenep sering diakibatkan oleh kerusakan hutan dan berbagai kawasan lindung di bagian atas sehingga tidak dapat menahan laju air di bagian atas. Selain itu, banjir juga dapat diakibatkan karena rendahnya resapan air di kawasan terbangun dan sistem drainase yang tidak optimum menyalurkan air. Wilayah rawan banjir ini terdapat pada berbagai wilayah Kabupaten Sumenep, khususnya Kecamatan Kalianget.
3. Kawasan Rawan Gelombang Pasang Siklon tropis (atau disebut juga sebagai hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun atau angin ribut) adalah suatu jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis. Angin ini juga sering dikenal dengan sebutan angin puting beliung. Dari identifikasi awal terhadap kawasan rawan bencana diperoleh hasil bahwa kawasan pantai timur Kabupaten Sumenep, termasuk Kecamatan Kalianget merupakan kawasan yang rawan bencana angin siklon tropis karena kondisi pantai yang landai/datar dan tanpa pengamanan / pelindung / vegetasi.
4. Kawasan Rawan Gempa Bumi P. Madura diapit oleh dua patahan aktif yang memanjang dari timur ke barat. Patahan yang melewati pinggir Pulau Madura bagian utara. Kondisi ini pernah menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan 4,7 Skala Richter pada 17 Juli 2004. Patahan yang lainnya adalah yang melalui Madura bagian selatan, bergerak dari barat ke timur. Kondisi ini juga pernah menimbulkan gempa dengan kekuatan 5 SR pada 12 Oktober 1989. Perilaku ini menyebabkan zona Madura sebagai salah satu zona rawan gempa. Selain itu, juga terdapat patahan aktif di sebelah barat Madura, yang sampai sekarang telah menyebabkan 2 gempa bumi, yaitu dengan kekuatan 5,3 SR pada 21 Juni 2002 dan dengan kekuatan
05
06
1. PADI - Produksi Padi 246.149,36 kw + 1.641.297,3 kw - Luas Areal Tanam 5.406 Ha + 35.762 Ha - Produktivitas saat ini mencapai 86,44 ton/Ha (padi ladang), 139,59 ton/Ha (padi sawah) - Varietas Unggulan Talar Menyan, IR 64 - Potensi di Kecamatan Arjasa, GulukGuluk, Gapura (padi sawah), padi ladang berpotensi di kecamatan Pasongsongan.
2. JAGUNG - Luas panen 140.207 Ha - Produksi 4.314.633 kw - Produktivitas 82,30 ton/Ha - Potensi di Kecamatan Arjasa, - Batu Putih dan Pasongsongan.
3. KETELA POHON / UBI KAYU - Luas tanam 15.312 Ha - Produksi 2.140.100,16 kw - Produktivitas 382,52 ton/Ha - Potensi di Kecamatan Arjasa, Kangayan, Saronggi dan Rubaru.
t
Jumlah penduduk Kabupaten Sumenep berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2011 sebanyak 1.100.807 jiwa dengan komposisi 528.053 laki-laki (47,97%) dan 572.754 perempuan (52,03%). Penduduk Kabupaten Sumenep terdiri dari 5 suku bangsa yaitu: Madura, Jawa, Bugis, Mandar dan Bajoe. Dari kelima suku bangsa tersebut 3 suku bangsa, yaitu : Bugis, Mandar dan Bajoe berada di daerah kepulauan, yaitu: Kangean, Masalembu dan Sapeken yang lebih dekat ke Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Sedangkan suku Madura merupakan suku mayoritas bertempat di wilayah daratan dan sebagian kecil di kepulauan. Ciri khas lain dari masyarakat Sumenep dimana rata-rata beragama Islam fanatik dan cenderung paternalistik, sehingga peran tokoh agama sangat besar dalam menentukan sikap serta karakteristik masyarakatnya. Namun masyarakat Sumenep juga memiliki sifat terbuka dan bersemangat tinggi dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan daerahnya. Mereka bersedia berkorban untuk kepentingan orang banyak dan mempunyai sikap toleransi yang tinggi, ulet dan pekerja keras.
B. PERTANIAN
t
IV. DEMOGRAFI
V. POTENSI UNGGULAN
t
5,1 SR pada 27 Agustus 2002. Kawasan Pesisir pantai di Kabupaten Sumenep dan kepulauan di sekitarnya berpotensi kecil terhadap tsunami, namun bersifat lokal. Hal ini terjadi karena Kabupaten Sumenep dan sekitarnya berada di tepi timur lempeng benua Euroasia dan memiliki pantai dengan tingkat kecuraman yang sedang. Kemungkinan adanya gempa dangkal yang kuat yang berjarak + 150 Km dari pantai sebelah timur Kabupaten Sumenep, maka waktu menjalar gelombang tsunaminya sekitar 20 menit dengan asumsi ketinggian tsunami 10 meter maka akan menyapu pulau-pulau di sebelah timur Kabupaten Sumenep, sebagian Kecamatan Kalianget dan Kecamatan Gapura. Dengan demikian maka zona mitigasi evakuasi teraman adalah Kecamatan Batuan, Kecamatan Manding dan Kecamatan Batang-batang.
Panen padi Ketela Pohong
Potensi Potensidan danProduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur
B.HORTIKULTURA 1. BAWANG MERAH (ONION) - Luas panen 122 Ha - Produktivitas 73,89 kw/Ha - Produksi 9.015 kw - Pemasaran ke Surabaya dan Jakarta - Potensi di Kecamatan Rubaru, Guluk-Guluk dan Lenteng.
2. MANGGA (MANGO) - Luas Lahan : 4.679 Ha - Produksi 158.939 kw - Produktivitas 33,97 kw/Ha - Pemasarannya di Bawa ke Surabaya dan Jakarta - Potensi di Kecamatan Batu Putih, Ambunten, Talango, Kalianget, Bluto, Pasongsongan, BatangBatang.
3. TIMUN (CUCUMBER) - Luas Panen 121 Ha - Produksi 7.951 kw - Produktivitas 65,71 kw/Ha - Pemasaran Lokal, Surabaya dan Jakarta - Potensi di Kecamatan Rubaru, Dasuk dan Manding.
4. PISANG (BANANA) - Luas Lahan : 3.350 Ha - Produksi 229.708 kw - Produktivitas 68,57 kw/Ha - Jenis Pisang Raja, pisang Ambon, Pisang Mas. - Pemasaran Lokal, Surabaya dan Jakarta - Potensi di Kecamatan Batu Putih, Pasongsongan, Dungkek, Pragaan dan Ambunten.
5. CABE RAWIT - Luas Tanam 1.026 Ha - Produksi 61.094 kw - Produktivitas Lokal, Surabaya dan Jakarta. - Potensi di Kecamatan Rubaru, Lenteng dan Ambunten.
Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
C. PERKEBUNAN 1. TEMBAKAU - Luas Tanaman 17.293,86 Ha - Produksi 9.246,88 ton - Produktivitas 535 Ha/tahun - Pengembangan 25.000 Ha - Potensi di Kecamatan Pasongsongan, Guluk-Guluk dan Ganding.
2. JAMBU MENTE / CASHEW NUT ESTATE - Luas Tanaman yang menghasilkan: 4.260 Ha - Belum Menghasilkan : 4.770,93 Ha - Potensial Pengembangan : 15.362 Ha - Produksi 3.097 ton - Produktivitas 727 Kg/Ha/Tahun - Potensi di Kecamatan Dasuk, Rubaru dan Batu Putih.
3. CABE JAMU - Luas Tanaman yang menghasilkan : 1.685 Ha - Belum menghasilkan: 653,03 Ha - Potensial Pengembangan : 10.632 Ha - Produksi 8.336,59 ton - Produktivitas 4.948 Kg/Ha/Tahun - Potensi di Kecamatan Bluto, Ganding dan Lenteng.
4. KELAPA / COCONUT - Luas Tanaman yang menghasilkan: 28.302,09 Ha - Belum menghasilkan : 13.381,42 Ha - Potensial Pengembangan : 24.459 Ha - Produksi 36.342,92 ton - Produktivitas 1.284 Kg/Ha/Tahun - Potensi di Seluruh Wilayah Kabupaten Sumenep, antara lain di Kecamatan Dungkek, Raas, Sapeken, Masalembu dan Ganding.
07
Peternak Sapi
t
D. PETERNAKAN 1. SAPI - Populasi 357.038 ekor - Potensi di Kecamatan Batu Putih, Gayam dan Batang-Batang - Produksi Daging 2.661.363 Kg/Tahun - Pemasaran Lokal dan Luar Jawa.
2. KAMBING - Populasi 145.212 ekor - Potensi di Kecamatan Gayam, Lenteng, Dungkek dan Saronggi - Produksi Daging 278.715 Kg/Tahun - Pemasaran di Madura, Surabaya dan Jakarta
3. DOMBA - Populasi 37.411 ekor - Potensi di Kecamatan Gayam, Nonggunong dan Lenteng - Produksi Daging 65.472 Kg/Tahun.
E. PERIKANAN Dengan luas wilayah perairan yang cukup luas, yaitu 50.000 km2, dan dengan panjang pantai 577,76 km, Kabupaten Sumenep memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar. Rata-rata produksi perikanan dan kelautan per tahun yang dicapai Kabupaten Sumenep untuk penangkapan ikan laut sekitar 50.739,6 ton, dan untuk produksi perikanan budidaya sekitar 39.737 ton.
PERIKANAN LAUT 1. IKAN KERAPU (GROUPER FISH) - Produksi : 88,3 ton - Daerah potensial : Kecamatan Sapeken, Kangayan
2. UDANG/LOBSTER (SHRIMP) - Produksi : 519,48 ton - Daerah potensial : Kecamatan Arjasa, Kangayan, Sapeken, Masalembu, Ra’as, Gayam, Nonggunong, Talango.
3. RUMPUT LAUT (SEAWEED) - Produksi : rata-rata 533.706,37 ton/th - Daerah potensial : Kecamatan Bluto, Saronggi, Giligenting, Pasongsongan, Ambunten, Batuputih, Dungkek, Kangayan, Sapeken, Masalembu.
08
Memanen Rumput Laut
t
4. MUTIARA (PEARL) Daerah pengembangan : wilayah perairan Kecamatan Sapeken, Kangean (terutama di perairan Pulau Paliat, Pulau Sapungkur dan Pulau Saobi).
PERIKANAN BUDIDAYA Potensi budidaya perikanan di Kabupaten Sumenep terdiri dari perikanan air payau dan air tawar, 1. Budidaya perikanan air payau berupa budidaya udang, bandeng dan artemia. Untuk komoditi udang dan bandeng dikembangkan pada areal tambak seluas 1.723,41 Ha, sedangkan lahan yang dikelola secara intensif dan semi intensif baru mencapai 250 Ha. Pengembangan yang dilakukan bukan tehadap luasannya (secara ekstensifikasi), namun mengoptimalkan luas yang ada (intensifikasi) hingga 20 tahun mendatang. Sedangkan budidaya artemia dikembangkan di Kecamatan Kalianget, Gapura, Giligenting, dan Dungkek. Secara total, jumlah produksi ikan di air payau sekitar 891,60 ton/ thn. 2. Budidaya perikanan air tawar dari waduk, kolam dan sungai diarahkan pada Kecamatan Lenteng, Ambunten, Manding dan Gapura. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
t
t
t Petis olahan
f. POTENSI INDUSTRI - Sentra Produksi : Kecamatan Dasuk (Desa Slopeng), Ambunten, Pasongsongan, Dungkek. - Jumlah Unit Usaha : 85 unit - Jumlah Produksi : rata-rata 10.368 kg/ th - Beberapa merk yang telah terdaftar : -
2. INDUSTRI KERIPIK SINGKONG/CASSAVA CHIP - Sentra Produksi : Kecamatan Manding, Batuh Putih, Saronggi, Kota Sumenep - Jumlah Unit Usaha : 85 unit - Jumlah Produksi : rata-rata 970.830 kg/ th - Beberapa merk yang telah terdaftar : Muris, Baby, Angsa Mas,
3. INDUSTRI KERUPUK PARU - Sentra Produksi : Kecamatan Kota Sumenep (Desa Pabian)
Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur
t
INDUSTRI MAKANAN 1. INDUSTRI PETIS IKAN (PETIS)
Udang dijemur sebagai bahanpembuat petis
Batik Madura
- Jumlah Unit Usaha : 20 unit - Jumlah Produksi : rata-rata 70.000 kg/ th - Beberapa merk yang telah terdaftar : Keripik Paru “Ibu Alim”
INDUSTRI KERAJINAN 1. INDUSTRI BATIK - Sentra Produksi : Kecamatan Bluto (Pakandangan) - Jumlah Unit Usaha : 35 unit - Jumlah Produksi : rata-rata 520 lembar/ th - Beberapa merk yang telah terdaftar : Batik Tulis Melati Pakandangan, Al Barokah, Keraton,
2. INDUSTRI KERIS - Sentra Produksi : Kecamatan Saronggi, Bluto, Lenteng. - Jumlah Unit Usaha : 27 unit - Jumlah Produksi : rata-rata 1.800 buah/ th - Beberapa merk yang telah terdaftar : -
3. INDUSTRI PERAHU KAYU - Sentra Produksi : Kecamatan Talango, Dungkek - Jumlah Unit Usaha : 45 unit - Jumlah Produksi : rata-rata 68 unit/ th
09
g. POTENSI PARIWISATA 1. WISATA ALAM a. Pantai Lombang; berlokasi di Kecamatan Batang-batang dengan jarak 35 KM arah Utara dari pusat Kota Sumenep. Panjang pantainya 12 KM dan luas lahan 240 Ha yang dihiasi oleh cemara udang sepanjang pesisir pantai. b. Pantai Slopeng; berlokasi di Kecamatan Dasuk dengan panjang pantainya 7 KM dan luas lahan 4 Ha yang dihiasi panorama gunung pasir di sepanjang pantai. c. Wisata Kesehatan Pulau Giliyang; berlokasi di Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek. Akan dikembangkan sebagai kawasan pulau wisata kesehatan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep karena memiliki kandungan oksigen yang cukup tinggi, yaitu sekitar 3,3%-4,8% diatas normal menurut hasil penelitian LAPAN. d. Wisata Bahari Pulau Gililawak, berlokasi di Kecamatan Talango dengan panorama taman laut yang indah dan eksotis. e. Wisata Bahari Pulau Saor, berlokasi di Kecamatan Sapeken yang memiliki panorama pantai pasir putih yang indah dan taman lautnya yang eksotis dengan beraneka ragam biota laut. f. Wisata Bahari Pulau Mamburit, berlokasi di Kecamatan Arjasa yang memiliki taman laut yang indah dan menarik. g. Wisata Bahari Pulau Kemudi, berlokasi di Kecamatan Ra’as yang memiliki pantai pasir putih yang indah dan taman laut yang eksotis. h. Pulau Saobi; berlokasi di Kecamatan Arjasa, selain memiliki keindahan pantai dan taman laut, terdapat juga hewan liar (Kijang, Kerbau, Sapi).
2. WISATA SEJARAH
Kabupaten Sumenep banyak memiliki potensi wisata religi berupa makam raja-raja atau ulama terkenal di jamannya yang sering menjadi tujuan utama wisatawan nasional, antara lain : Mesjid Agung (berlokasi di Kec. Kota Sumenep), Pemakaman Asta Tinggi (berlokasi di Kec. Kota Sumenep), Asta Sayid Yusuf (berlokasi di Kec. Talango), Asta Jokotole (berlokasi di Kec. Manding), Asta Gumuk (berlokasi di Kec. Kalianget), Asta Adipoday (berlokasi di Kec. Gayam).
4. WISATA SENI DAN BUDAYA Wisata seni dan budaya yang merupakan corak karakter dari masyarakat Kabupaten Sumenep yang religius, merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing dan domestik, diantaranya adalah : Kerapan Sapi, Upacara Adat Nyadar (Kecamatan Saronggi), Topeng (daerah asal : Kecamatan Kalianget), Sape Sono’, Ludruk (daerah asal : Kecamatan Kalianget, Saronggi dan Bluto), Musik Saronen, Musik Tong-tong/ Musik Daul-daul. Pintu Gerbang Masuk Masjid Agung
t
10
t
3. WISATA RELIGI
t
Kabupaten Sumenep banyak memiliki peninggalan sejarah berupa gedung-gedung, peralatan, dan pusaka. Adapun peninggalan sejarah yang merupakan obyek wisata potensial antara lain : Keraton Sumenep (berlokasi di Kec. Kota Sumenep), Museum Keraton Sumenep (berlokasi di Kec. Kota Sumenep), Gunung Lengket (berlokasi di Kec. Ganding).
Monumen Kota Adipura
Peninggalan Keraton Sumenep
Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur