PGM 2002,25: 7-13
Hubungan kandungan klor serum dengan hormon TW4
Sukati Saidin; dkk
HUBUNGANKANDUNGANKLORSERUMDENGANHORMONT3K4 PADA ANAK SEKOLAH Dl DAERAH GONDOK ENDEMlK Sukati Saidin; Djoko Pambudi; Sri Martuti;
M. Saidin dan Susilowati Herman
ABSTRACT ASSOCIATION OF SERUM CHLOR CONTENT WITH T31T4 HORMONE IN SCHOOL CHILDREN IN IODINE DEFICIENCY REGION Background The Nahcnal Mapp~ngSuwey of I00 (1998) found tnat 7 % of s ~ dlstncts b in lndonesla was regarded as severe endem c go Ire area (TGR >30%). The htgh TGR prevalence, bes~deas a resun of low ~od.zecsalt consumption (< 30 ppm). Iwas assumed as me effect of exposure of goltrogenlc agent such as ch onne Based at obswvatlon n Karawang sub d stnct showed DeoD e nad food nabtt to consme fish contam natea by insectc~deused for k~Ing mllk fish predator or sated fish wnlcn had also coniaminated by insecticide used during process of fish dying. Insecticide raw material consists of chlorine which can not be broken by heat or oxidation. Previous study by Gaitan E. (1986) found that chlorine component could inhlbit iodine metabolism to form mono and di-iodotyrosine as precursor of T3 and T4 hormones. Objectives: The aim of this study was to find an associatiat of serum chlorine as a reflection of chlorine consumph7 fmm daily food with T3 and T4 hormone. Methods: Research design was case control. Studi was conducted in Karawang district, West Java. The subject were elementary school children in the fourth, fiflh and sixth grades with positive gohre at grade I and II by palpation. Sample size was 140 children divided into two groups, case gmup (70 children) and control gmup (70 children). Main data collected was chlorine consumption from daily food, serum chlorine, serum T3 and T4 hormones as well as anthmpometrics. Re6ults:The result showed that chlorine consumption from food was relatively greater in case gmup (135.9 ugrlday) than in mnbol groJp (129 9 ~glaay)but statlsl#cally Iwas not slgnicant Serum ch or ne content n case group (114 8 mmolR) was slgnficantly h gner tnan in control group (102 t mmollL) Serum 74 normone in case group (7 3 ~gldl)was slgnficantly lower tnan n conml gro~p(9 5 ugld, Serum 73 hormone in case group (1 83 nglml) was slgntficantly bwer than in control group (2 3 nglml) The assoclat on of serum cn.onne mtn T4 hormone was low r = -03488 (p=O 001) The assoclat on of serum chlonne mth T3 hOI'Imne was also low, r = -0.2459 (p=0.051). Conclusions: There is less association of serum chlorine with T 3 and T 4 hormones probably caused by other polutant, such as timbal (Pb) and mercufy (Hg). [Penel Girl Makan 2002.25: 7-13]. Key words: serum chlor, TW4 hormone, iodine deficiency
PENDAHULUAN
M
enurut hasil S u ~ eNasional i Pemetaan Gaky 1998, masih ditemukan 7% kecamatan dengan kategori endemik berat (TGR > 30%) (1). Dafiipak negatif akibat kurang yodium pada anak sekolah adalah r n e f l ~ ~ n k akecerdasan n dan pada ibu hamil adalah adanya gangguan kongenital, gangguan pertumbuhan dan retardasi mental anak sehingga menyebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Salah satu kecamatan dengan prevalensi TGR (Total Goiter Rate) anak sekolah tinggi adalah Karawang (> 30%). Tingginya prevalensi TGR disebabkan selain karena rendahnya konsumsi garam iodium (< 30 ppm) diduga ada zat penghambat yang ikut memperberat kejadian Gaky. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di daerah Karawang banyak ditemukan kolam ikan,
dimana setiap 3 4 bulan petani menggunakan obat pembasmi hama (seperti: thycda) untuk mematikan hama termasuk ikan-ikan kecil seperti mujair dan udang yang dianggap predator nener (anak bandeng). Ikan-ikan yang telah mati tersebut dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Di samping penggunaan insektisida, ada dugaan air yang digunakan masyarakat juga tercemar pestisida yang berasal dari daerah pertanian di hulu sungai. Kedua bahan tersebut mengandung senyawa klor. Senyawa ini tidak mudah t e ~ r a ioleh panas atau oksidasi dan kesetabilannya sulit hilang dalam air, tanah dan bahan makanan. Gaitan E. (1986) (2), mengemukanan bahwa senyawa klor dapat menghambal pengikatan iodium pada pembentukan
PGM 2002,25: 7-13
Hubungan kandungan klorsemm dengan hormon T3r4
mono dan di iodotyrosine (sebagai precursor) hormon T3 dan T4, sehingga pembentukan hormon ~ ' dan 3 T4 juga terhambat. Bila kadar hormon T3 dan T4 turun maka proses metabolisme, pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan akan terganggu (Whitney, 1990) (3). Untuk mencukupi kebutuhan hormon T3 dan T4 dalam tubuh maka kelenjar thymid akan bekerja keras sehingga sel-sel kelenjar membesar dan secara visual leher akan membesar. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menghubungkan p e n g a ~ h kadar klor terhadap gangguan hormon maupun terhadap kejadian Gaky. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kadar klor dalam darah sebagai gambaran konsumsi makanan mengandung klor dengan hormon T3 dan T4 yang sangat diperlukan untuk mengatur metabolisme tubuh khususnya iodium.
CARA Penelitian dilakukan di Kabupaten Karawang sebagai daerah pantai dengan angka TGR tinggi. Rancangan peneiitian adalah: Kasus - Kontrol. Subjek penelitian adalah anak Sekolah Dasar (kelas 4,5 dan 6). Besar sampel dihitung dengan perkiraan O.R. kejadian Gaky pada konsumen klor tinggi sebesar 2,O x lebih besar dibandingkan dengan konsumen klor rendah, dengan rumus menurut Lemeshow (4): diperlukan sampel sebanyak 70 anak. Untuk mendapatkan kasus sebanyak 70 anak perlu skrining anak sekolah sebanyak 100120 X 70anak = 350 anak. Bila dalam 1 SO dipemleh 100 anak kelas 4,5 dan 6 maka diperlukan 4 SO. Data yang dikumpulkan:
-
-
Frekuensi konsumsi makan dikumpulkan dengan wawancara menggunakan formulir. Data biokimia meliputi : Hb, hormon T3 dan T4 dan kadar klor dalam serum, iodium dalam urin (UIE) Data antropometri: Berat badan dan tinggi badan.
Sukati Saidin; dkk
Cara anallsis : 1.
Konsumsi makanan dilakukan dengan metode "recall" dengan menggunakan formulir wawancara. Dalam formulir ditanyakan mengenai jenis dan jumlah bahan makanan yang sering dikonsumsi dalam 1 bulan terakhir. 2. Penentuan klor dalam bahan makanan dianalisis dengan menggunakan alat Atomic Absorbtion (AAS). Sampel sebanyak 5 gr yang telah dihaluskan ditambah 25 ml larutan NH40 AC (pH = 8) untuk membebaskan klor dari ikatanikatan yang lain. Kemudian dikocok selama 24 jam, di saring dan pipet 5 ml larutan contoh. Pipet standar tambahkan kedalam masingmasing labung larutan NH40 AC (pH.8) sebanyak 5 ml dan campur dengan pereaksi (HN03(pkt) + Ag NO3 (0,2N) + larutan amilum 5%), kemudian kocok sampai homogen. Diamkan selama 10 menit dan ukur konsentrasinya dengan AAS pada panjang gelombang 432 nm. 3. Penentuan kadar klor dalam serum dilakukan dengan metode spekimfofomefer. 4. Penentuan hormon T3 dan T4 dilakukan dengan metcde 'ELISA", menggunakan kit pmduksi "Human" 5. Bahan makanan yang sering dikonsumsi dan bahan makanan yang diduga tercemar klor diambil contohnya untuk analisis kadar klor.
HASlL DAN BAHASAN 1. Hasil palpasi
Hasil palpasi terhadap 434 anak sekolah kelas 4, 5 dan 6 dad SON Tanjung Pakis I, 11, Ill, IV dan Tanjung Bungin IV dipemleh 80 anak dengan hasil positif menderita GAKY (Grade IA dan IB). Dan 80 anak penderita GAKY diambil 70 anak sebagai kelompok kasus dan sebagai kelompok kontrol diambii 70 anak yang mempunyai umur dan jenis kelamin sama dengan kelompok kasus. Hasil secara rinci disajikan pada Tabel 1.
Hubungan kandungan klor serum dengen hormon T V 4
PGM 2002,25: 7-13
Sukati Saidin; dkk
Tabel 1 Penyebaran Responden Menurut Jenis Kelarnin Untuk Masing-maslng Kelornpok Laki-laki
Kelompok
- Kontrol - Kasus 1A Kasus 10 Jumlah
Perernpuan
Jumlah
n
OO /
n
OO /
26 23 3
37.1 37.1 37.5
44 39 5
62.9 62.9 62.5
70 62 8
52
37.1
88
62.9
140
Dan tabel diatas, tampak bahwa jumlah laki-laki yang menderita gondok sebanyak 37,1% dan perempuan sebanyak 62,936. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap kekurangan iodium dibandingkan dengan laki-laki.
2. Umur responden Umur responden pada peneleitian ini berkisar antara 9-14 tahun (Kelas 4, 5 dan 6). Penentase terbesar responden atau sampel adalah anak dengan umur 10 tahun yaitu 26,9% dan selanjutnya responden dengan umur 12 tahun sebesar 23.1%, penentase responden dengan umur 9 tahun sama dengan umur 11 tahun yaitu 19.2%. Secara keselu~han umur responden dan jenis kelamin untuk kasus dan kontrol pada penelitian ini seimbang, bila ada perbedaan hasil bukan karena faktor diatas. 3. Status kesehatan Hasil pemeriksaan kesehatan anak sekolah oleh dokter menunjukkan bahwa status kesehatan
kelompok kasus dan kontml hampir sama, termasuk kategori baik. Sebanyak 91,4% anak pada kelompok kasus dinyatakan sehat hanya 57% menderita infeksi kulit dan 2,9% menderita defisiensi vitamin C dengan gejala gusi mudah berdarah. Sedangkan 100% kelompok kontrol dinyatakan sehat.
4. Status gizi Rata-rata berat badan kelompok kasus dan kontml masingmasing sebesar 16,4 5,21 kg dan 6.02 kg. Rata-rata tinggi badan kelompok 27,O kasus dan kontrol masing-masing sebesar 132,9 9,22 cm dan 132.5 8,26 cm. Secara statistik tidak ada perbedaan antara kasus dan kontrol (P > 0.05). Status gizi anak sekolah dikategorikan berdasarkan berat badan menurut tinggi (BETTE) dibandingkan dengan baku NCHS. Status gizi dibagi menjadi 3, kurang bila BBTTB antara 70-79,9%, sedang bila 80493% dan balk bila > 90,0% dari baku. Berdasarkan kategori tersebut penyebaran status gizi anak sekolah kelompok kasus dan kontrol seperti di bawah ini.
+
+ +
+
Tabel 2 Penyebaran Responden Menurut Status Gizi
- Kurang 70 -79,9% baku - Sedang 80 -89,9% baku - Baik ?
> 90.0% baku.
Klp. Kontrol
Klp. kasus
Status gizi
n 5 24 41
OO /
n
OO /
7.5 34,3 58.2
4 18 48
5,7 25,7 68.6
70
100,O
70
100.0
PGM 2002,25:7-13
Sukatl Saidn; dkk
Hubungan kandungan Mcf serum dangan hormon TYT4
Dart $bel dates, tampak bahwa sebaglan 5. Data bloklmla tesar reaponden mempunyai status gid sedang dan Hasil analisis kader Hb, h o r n T3,T4 dan baik, hanya ada 7,5 % dan 5,7 % dengan status gid kadar klw dalam darah dsajikan pada Tabel 3. kurang, masing-masing untuk kelwnpok kasus dan kontrol. Tabel 3 Rata-rata kadar Hb, Hormon T3, T4 dan lcadar Klor dalam serum Kelompok
Variabel
I
+
Hb (@dl) T3 (ugfml) T4 (uqlml) Kior (inn-&)
12.7 + 0.92 1,83 ?: 0,64 7,3 + 2,27 114,8 1458
7.2 31.8 29.5 12.9
Rata-rata kadar Hb kelompok kasus dan kontrol masingmasing sebesar 12,7 + 0,92 @dl dan 12,9 + 0.97 qrdl. Secara staGstik tidak ada perbedaan yang bennakna (p > 0.05). Rata-rata kadar T3 ddam swum kdompok kasus dan kontrol masing-rnasing sebesar 1.83 2 0,154 @mi dan 2 3 + 0,68 Mml. Secara statistik dtemukan adanya p a M a n yang bennakna ( P > 0,05) antara kdompdc kasus dan kontrol. Batas normal niiai T3 untuk laki-laki dan wanita sama yaitu sebesar 1,36 nq/ml. Dengan balas tersebut ssbanyak 25,9% kelompok kasus (penderita Gaky) mempunyai kadar T3 kurang dari normal. Rata-rata kadar hormrm T4 dalm s m kdompdc kasus dan kontrd masing-masing sebesar 7,3 2 2,27 ug/d dan 9,5 1,98 @nl. Secara statistik ditemukan perbedaan yang bennakna (P < 0.001) antara kdompok kasus dan kontrol. Batas h m n T4 untuk wanita sebesar 8.2 ughnl dan laki-lab ssbesar 7,6 uglml. Dengan menggunakan batas t e W u t jumlah anak sekolah yang mempunyai kadar h m m T4 d bawah normal ssbesar 48,6% untuk kdo* kasus (pendenta Gaky) dan 39,1% untuk kdompok kontrd @ukanpmdmta Gaky). Rata-rata kadar klor ddam serum kdompok kasus dan kontrol masing-masing sebesar 114.8 + 14.68m mdR dan 102,l _+ 136
Nilai P
Kontml (N=70) Rataan 2 SD CV(%) 12,9 ?0,97 2,30 ? 0.68 9,5? 1,98 102,1? 136
7.5 30.7 20.7 13.3
P > 0.05 P c 0.05 P < 0.001 P < 0.001
Secara statistik dtemukan pehdaan y a y bennakna (P<0,001) antam kelompdc kasus dan konbol. Batasan normal kadar klor dalam serum ssbesar 105 mmM. Dengan menggunakan batas tersebut jumlah anak sekolah yang mempunyai kadar kior &lam m m tennasuk kategori tinggi (> 105 mmM) ssbesar 75,0% dan 43,3%, masiw masing untuk kdompok kasus dan kontrol. 6. Konsumal M a n mrkrnm
Hasil pengumpulan data konsumsi menunjukkan bahwa rata-rata jmlah bahan makanan yang swing di konsumsi deh anak sekdah dsajikan pada Tabel 4. Dan $bel becikut terlihat bahwa junlah bahan makanan y a y dkonsumsi deh k & a kelompok penelitian sebagian besar tidak berbeda, kearali kd. Kelonpdc kasus mengkansumsi sebesar 6,4 grhr dm kdompok kontrol sebesar 3,4 grhr. Rata-rata konsumsi klor dari bahan makanan sebesar 135,9 _+ 35.6 ugmr dan 129,9 ? 325 ughr masingmasing untuk kelompok kasus dan kontrol. Secara statistik Gdak ada perbedaan yang bermakna Bahm makanan sumber utama klor berdasarkan hasil analisis adalah ikan segar, garam, ikan asin dan beras.
Hubungan kandungan klor serum dengan honnon T W 4
PGM 2002,25: 7-13
Sukati Saidn; ckk
Tabel 4 Rataan Berat Konsumsi dan Kandungan Klor Berbagai Jenis Makanan
No.
Jenis Makanan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nasi lkan asin lkan segar (kdam) Kangkung Kacang panjang Bayam Kol Tahu Tempe Garam Jumlah
.. .
Rataan (9) 372 7,3 23,5 5,o 12,9 5,4 6,4 15,8 31,2 5,s
Kasus SD (9) 94,l 5,s 15,4 4,l 10,l 3,8 4,3 4.1 6,6 1.1
---
Klor (ug ) 11,16 343 47,O 0.06 1,03 0,08 0,11 038 0,s 41,3 135,9
Hasil analisis kadar klor &lam air untuk masing-masing kelompok sebesar 48,3 6,51 mmdL dan 48,O _+ 10.46 mrnoVL.
Rataan (9) 381 65 23,O 4.0 5,7 38 3,4 12,6 11,5 5.2
Kontrol SD (9) 73.5 5.1 10,3 3,3 6,7 33 32 3.8 8.8 1,O
Klor (ug ) 11,43 30.6 46,O 0.05 0,46 0,06 0,06 031 0,44 40,5 129,9
t
P
0,23 0,42 0,07 0.93 0,95 1,45 2,77 0.62 0,71 0.89
0,814 0,659 0,945 0,362 0,226 0,158 0,010 ' 0,451 0,412 0,71
tennasuk kategori cukup. Ha ini menunjukkan bahwa konsumsi iodium dari makanan cukup.
7. Kadar iodiurn ddam urine
8. Hubungan kadar klor dengan h o m n T3 dan T4
Ka&r iodium ddam urine mmpakan gambaran dari konsumsi iodium dari makanan seharihari. Medan ka&r iodium &lam urine untuk kelompok kasw dan kontrol masing-masing sebesar 121,O ugL dan 153 u@. Dmgan uji Man Whitney Wilcoxon Rank, ditemukan perbedaan yang bennakna antata kasus dan kontml. Nilai medan iodum &lam uline untuk kedua kelompok (kasus &n kontrd)
Hasil uji regresi korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan ka&r klor &lam selum dengan honnm T3 sebesar - 0,2459 (p=0,051), sedangkan hubungan kadar klor dengan h o m n T4 lsbih besar yaitu -0,3488 (p=0.0013). Nilai iri menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai klw &lam setum semakin rendah honnon T3 atau T4. Hasil secara rind disajikanpada Tabd 5
Tabel 5 Hubungan Kadar Klor dengan Hormon T 4 dan T3 dalam Serum Variabel
Hormon T4 (y) r Garis Regresi
Horrnon T 3 (y) Garis Regresi r
R2
R~
Kior (X)
~ ~ 1 4-0,054X .4
0,3488
0,121
~ 3 . 7 -0,013X 1
0.2459
0,061
Klor (XI) CN (X?) UIE (&)
~ 1 4 . 0,041 3 XI - 0,85 X?
0,5274
0.278
& ~ 2 . -0,001 9 0,3025 X?
0,4285
0,183
-
PGM 2002,25: 7-13
Hubungan kandungen Mwsemm dengan hormon TW4
Tabel data8 memrrjukkan bahwa ada hubungan antara h o r n T4 dengan kad6r Klw dalam darah dengan gads regmi: Y=14,4 0,054 X dengan nilai R2 = 0,121 arlinya bila kadar klor naik sebesar 1 unit, maka kadar T4 turun sebesar = 0,054 unit. Dengan persamaan tersebut, variabel kadar klor hanya d p t menjelaskan becagaman penurunan kadar T4 sebesar 12,1%. Diduga a& faktor lain yang ikut berpengamh temadap rendahnya kadar thmnon T4 pada anak sekdah d daerah pantai. Hubungan kadar h o r n T3 dengan kadar Klor ssbesar - 0,2459 dengan nilai RZ = 0,061, dengan demikian variabel kadar Klor hanya dapat menjelaskan keragaman nilai T3 sebesar 6,1%. Hal ini j&a menunjukkan bahwa rnasih ada faktor lain yang ikut tarperan terhadap rendahnya kadar h o n T3 pada anak sekolah d damh pantai..
-
PEMBAHASAN Hasil analisis konsumsi klor dari bahan makanan untuk kelompdc kasus lebih Cnggi dibandingkan dengan kelompdc kontrol (Tabel 4), tetapi perbedaan ini tidak bmakna. Hasil wawancara terlihat bahwa anak-anak lebih banyak mengkonsumsi ikan dari kdam yang telah tercemar obat. Hasil analisis kadar klor pada ikan t e m r dmt pembasmi hlebih tinggi secara bermakna (p< 0,135) dibandngkan dangan kadar klor ikan segar (181 i 34,6 ug1100 gr VS 127,7 i 45.5 WO l O gr). Hal senpa ditemukan juga pada icpwan Safe Comitte (1977) bahwa sabagian besar ikan dari danau Michigan di Pmetika Utara rnengandung nrsidu dari DDT ssbagai akibat dari penggunaan pestisida tersebut pada penyempmtan m u k malaria dan pertanian. Sementara dilapolkan juga oleh Gaitan (1986 b) bahwa zat tersebut dapat belpengaruh terhadap struktur dan fungsi pada kelenjar thyroid pada burung. Pengamh polutant ini temadap rnanusia Mum dketahui. Hasil analisis klor dalam senrm lebih menggambarkan keadaansebenamya karena kadar klor &lam serum menpakan hasil resultan dari konsumsi klor dari makanan dan air. Pada penslitian ini kandungan klor dari air dianalisis secara sub sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
Sukati Saidn; dkk
klor &lam air yang dgunakan untuk kelompok kaws dan kontrd sama, masingmssing sebesar 48,3 i 6,51 mmdll dan 48,O i 10,46 m d . Menuut Dhalimvati (5)batas kadar klor &lam air ssbesar 250 ugll. Jad konsumsi klor yang bmsal dari air masih cukq aman bagi kesehatan. Tingginya kadar klor dalm serum kelompok kasus ada kemungkinanmerupakan penga~hdari konsunsi ikan yang tercemar obat, walaupun data konsumsi blum menunjangkenyataan ini. Hasil penslnian ini mmwjukkan bahwa kadar h o r n T4 dan T3 kelanpok kasus lebih rendah dibandngkan dengan kelarpdc k d . Rendahnya hocmon T4 dan T3 ada kaitannya dengan kandungan klor &lam serum, Gaitan, E (1986) mengemukakan bahwa pdutan sqmh DDT, DDE dan endtin yang menghasil ion klor &pat brpengamh terhadap struktur dan fungsi gonddc kelenjar thyroid. Fungsi keldar gondok adalah mempmduksi hormon T4 dan T3 (Sidney, 1986) (6). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara homKn T4 dan T3 dengan kadar klor &lam darah masingmasing dengan nilai r = - 0,3488 dan 0,2459. Bila dipwhatikan Tabel 5, maka kontribui variabel klor terhadap rendahnya homxw7 T4 hanya 12%, masih banyak faktor lain yang berperan pada rendahnya hormon T4 seperti: aanida (Cn) dan logam brat (Pb & Hg). Dan data konsunsi dcoba menghitung konsumsi CN dari makanan dengan menggunakan hasil analisis CN dari daerah Srumbung (Awe, 2000) (7). Hasil psfhitungan menurjukkan bahwa rata-rata konsumsi CN dari makFJnan untuk kelompdc kasw sebesar 2.1 i 1.14 mgchr dan kelmpok konlml ssbesar 1,4 M r . Walaupun konsumsi ini masih dibawah batas ronnal yaitu 10 mghr (WHO), tetapi faktor ini ikut Monstribusi tahadap rendahnya h o m n T4. h l i s i s regresi selanjutnya dengan metoda Bachward (Tabd 5), setelah dmasukkan variabd konsumsi CN dan konswnsi IZ (yang digambarken dari lodn dalm urine (UIE) dipemleh nilai i, sebesar 0,278. Angka ini menulljukkan bahwa variabel klor dan CN keluar sebagai variabsl yang dapat menerangkan rendahnya hormon T4 sebesar 27.8%. Hubungan kadar klor dengan h o r n T3 ssbesar 0,2459 dengan nilai R? =0,061. Variabel klor hanya &pat m m n g k a n keragaman rendahnya
dm i
PGM 2002,25: 7-13
Hubungan kandungan klor.serum dengan hormon T3/T4
didalam tubuh honon T4 lebih aktif dibandingkan dengan hormon T3 (Sidney, 1986), sehingga hormon T4 lebih mudah terpengaruh atau berubah dibandingkan dengan hormon T3. Seperti halnya T4, maka analisis regresi kadar klor dengan hormon T3 dilanjutkan dengan memasukkan variabel CN dan VIE, dengan metoda Backward diperoleh garis regresi (Tabel 5). Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa variabel yang dapat menerangkan rendahnya T3 bukan klor, tetapi konsumsi CN dan VIE. Garis regresinya adalah: Y= 2,9-0,001 X3 0,3035 XZ, dimana Y = kadar T3, X3 = UIE dan XZ = konsumsi CN. Variabel CN dan UIE dapat menerangkan keragaman nilai T3 sebesar 18,3% lebih besar dibandingkan dengan variabel klor sebesar 6,1%.
-
Sukati Saidin; dkk
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada: 1. Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II Kabupaten Karawang. 2. Kepala Puskesmas beserta stat 3. Kepala Sekolah SD Tanjung Pakis I, 11, Ill dan IV dan Tanjung Bungin V beserta guruguru, yang teiah membantu dalam pelaksanaan dan kelanwran penelitian ini Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada anak-anak SD yang dengan suka rela menjadi sampel pada penelitian.
RUJUKAN Dari data yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
-
Konsumsi klor yang berasal dari makanan pada kelompok kasus relatif lebih besar (136 ugloranghari) dibandingkan dengan kelompok kontml (130 ugloranglhari), tetapi secara statistik tidak berbeda nyata. Kadar klor serum kelompok kasus (114 mollL), lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan kelompok kontrol (l02,l mollL). Kadar hormon T4 serum kelompok kasus (7,3 uglml), lebih rendah secara nyata dibandingkan dengan kelompok kontrol (9,5 uglml). Kadar hormon T3 serum keiompok kasus (1,83 nglml) lebih rendah secara nyata dibandingkan dengan kelompok kontrol(2,30 nglml). Koefisien korelasi @ antara kadar klor serum dengan hormon T4 adalah: -0,3488 (p=0,001). Koefisien korelasi @ antara kadar klor serum dengan hormon T3 adalah: -0,2459 (p-0,051)
SARAN Perlu diiakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berpotensi memperberat kejadian GAKY di daerah pantai selain klor, seperti zat goitrogenic sianat dan logam berat (Pb dan Hg) yang terkonsumsi.
1.
Hesil Survei Nasional Pemetaan Geki. Bogor: Puslitbang Gizi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1998.
2.
Gaitan E. Environ mental Goifrogans In Van Middles Wifh L. The Thyroid Gland Practical Ciiniceal Tmcatise. Chicago, London: Year Bwk Medical Publishers. 1986.
3.
Whitney, E.N; et.al. Under standing Nuirition. Fiflh Edition. San Francisco: West Publishing Company, 1990.
4.
Lameshow S.; et.al. Adequacy of Simple Size in Health Studies. Geneva: World Health Organization, 1990. Dhaliawati, Ida; Reizer Kurz dan Birke H.G. Report on Short-term Missons, Development of The AQS (Assurance Quality Services) Manual and PDAM Advisory Services. Desember 1999. Jakarta: Indonesian and German Goverment Cooperation, 1999. Sidney, H.1 dan H.E Braverman. The Thyroid A Fundamental and Clinical Text. Fifth Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company, 1986. Murdiana, A. Pengaruh Behegai Cara Pengoiahan Untuk Mengurangi Sifat Goifrogenik Tiosianat Pada Beberapa Bahan Makanan Di Daerah Gondok Endemik. Laporan Penelitian. Bogor: Pusat Peneiitian dan Pengembangan Gizi, 2000.
5.
6.
7.