Upaya Olahraga pada Anak Sekolah Sport f or School Children Innitiatives Oleh : Dr. Iskandar Zulkarnain, MSc
A. Latar Belakang Dalam dua dasawarsa terakhir ini, kecenderungan kenaikan angka kejadian dan kesakitan akibat Penyakit Tidak Menular secara Global semakin memprihatinkan, bahkan di Indonesia telah menjadi beban ganda yang mau tidak mau harus dilakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendaliannya, karena Penyakit Tidak Menular telah menjadi penyebab kematian dan kecacatan utama, menggeser posisi Penyakit Menular yang tetap masih tinggi. Perubahan gaya hidup akibat kurang gerak atau ketidaktifan fisik, disertai dengan pola makan dan diet yang tidak sehat, termasuk merokok, telah ditetapkan sebagai faktor risiko utama yang paling berperan bagi peningkatan angka kejadian, kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit Tidak Menular di seluruh dunia. Kenaikan jumlah penderita Obesitas, Hipertensi dan Diabetes Mellitus Type II, dengan segala komplikasinya ditengarai sebagai penyebab utama dari tingginya angka kematian dan kecacatan akibat Penyakit Tidak Menular di seluruh dunia. Menurut WHO, Penyakit-penyakit Tidak Menular yang menjadi pembunuh dan penyebab kematian utama tersebut, sebenarnya dapat diminimalisir dan ditekan angka kejadiannya oleh umat manusia, dengan melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif dan terintegrasi dengan baik terhadap faktor-faktor risiko utamanya yaitu dengan menggencarkan kampanye preventif dan promotif terhadap Pola Makan dan Diet, Aktifitas Fisik dan Merokok. Atas dasar pemikiran dan latar belakang inilah, WHO telah memprakarai berbagai kebijakan dan program terkait dengan pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, termasuk memberdayakan seluruh potensi dan sumberdaya yang terkait dengan upaya menurunkan ketiga faktor risiko utama yaitu Diet Tidak Sehat, Ketidakaktifan Fisik dan Merokok. Dibutuhkan upaya-upaya yang efektif, kreatif dan integratif untuk menggerakkan dan mendorong kebersamaan semua pihak, termasuk kalangan Pemerintah, Dunia usaha dan Masyarakat, untuk berpartisipasi secara aktif dalam melakukan upaya preventif dan promotif disemua kelompok umur dan lapisan masyarakat, termasuk menerapkan kebijakan dan program di jalur pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah. Sebagaimana diketahui, Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang prosesnya berlangsung chronis atau bertahun-tahun, sehingga sebenarnya dapat dicegah dan dikendalikan apabila faktor-faktor risiko utamanya dicegah atau dihindari, terutama dengan merubah perilaku dan kebiasaan, akan berdampak secara signifikan terhadap perkembangan penyakitnya.
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
1
Berbagai prakarsa dan upaya yang dilakukan dengan implementasi dan intervensi yang tepat, terarah dan terintegrasi, ditengarai mampu menunda atau mengurangi kemungkinan seseorang mengalami atau menderita akibat penyakit tidak menular tersebut. Atas dasar latar belakang perjalanan penyakit yang menahun ini, apabila sejak usia dini prakarsa-prakarsa atau upaya-upaya yang dilakukan oleh semua pihak secara sistematik, kompak dan terpadu dapat menghasilkan suatu perubahan yang signifikan bagi upaya penurunan kejadian dan kesakitan, bahkan kematian dan kecacatan, secara global dan di Indonesia. Untuk itu, prakarsa-prakarsa dan upaya-upaya yang proaktif, kreatif, terarah dan terpadu perlu dilakukan secara bersama-sama dan serentak, dengan memberdayakan seluruh potensi dan sumberdaya yang ada, baik pada sektor dan instansi Pemerintah terkait, maupun dengan melibatkan partisipasi aktif kalangan dunia usaha dan organisasi/lembaga kemasyarakatan, termasuk lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan kelompok-kelompok masyarakat. Dari semua kelompok masyarakat yang pernah diidentifikasi, kelompok anak usia sekolah, khususnya anak yang berusia 6 sampai 15 tahun adalah kelompok umur yang paling kritis terpapar dengan faktor-faktor risiko utama, sehingga memerlukan perhatian, penanganan, pengelolaan dan intervensi yang sungguh-sungguh. Faktor risiko utama pola makan dan diet tidak sehat, kurang gerak dan ketidakaktifan fisik, serta terpapar dini terhadap rokok, berada pada kelompok umur anak usia sekolah ini. Oleh karena itu, semua permasalahan atau faktor-faktor yang terkait dengan kebijakan, program dan pelaksanaan teknis yang menyangkut kelompok anak usia 6 sampai 15 tahun harus dapat dirumuskan dan dijadikan acuan bagi semua pihak yang terkait dan bersama-sama menjadikannya sebagai prioritas dalam upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular secara menyeluruh. Materi ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan Upaya Olahraga pada Anak Sekolah, yang diharapkan dapat digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan solusi dalam bentuk kebijakan dan program, serta kondisi teknis yang harus dihadapi, disediakan atau difasilitasi pada sekolah, yang erat kaitannya dengan upaya preventif dan promotif Penyakit Tidak Menular dari aspek Aktivitas Fisik pada Anak Sekolah.
B. Identifikasi Masalah 1. Umum Masalah umum yang terkait dengan Penyakit Tidak Menular, Faktor-faktor Risiko Utama, Kebijakan dan Program yang terkait, terutama yang melibatkan atau kelompok sasaran anak sekolah, yaitu antara lain :
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
2
a. Kecenderungan akibat kurangnya bergerak, beraktifitas fisik dan berolahraga bagi generasi muda dan kelompok sasaran anak sekolah, karena pengaruh dan dampak dari kemajuan dan perkembangan yang pesat dari teknologi, informasi dan industri, termasuk komputerisasi, teknologi informasi, industri hiburan dan pelayanan publik, yang berdampak negatif terhadap gaya hidup masyarakat di seluruh dunia, termasuk yang paling memprihatinkan adalah ditengarai semakin banyak anak-anak yang menderita Penyakit Tidak Menular seperti Obesitas, Hipertensi dan Diabetes Mellitus Type II, termasuk pada generasi muda dan anak usia sekolah di Indonesia. b. Issue tentang Penyakit Tidak Menular sebagai beban ganda kesehatan dan penyebab kematian dan kecacatan utama, belum menjadi issue, perhatian, keprihatinan dan kepedulian bersama bagi seluruh Bangsa Indonesia, termasuk Pemerintah di Pusat dan Daerah, sehingga langkah-langkah strategis yang dilakukan hampir 10 tahun ini, masih terkesan sendiri-sendiri dan belum terintegrasi baik oleh semua pemangku kepentingan terkait. c. Belum adanya suatu kebijakan dan program yang menyeluruh dan terintegrasi dalam menindaklanjuti dan menyikapi prakarsa-prakarsa dan kesepakatan-kesepakatan Global di bidang kesehatan yang digerakkan oleh WHO terkait dengan Penanganan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dalam bentuk rencana aksi nasional yang benar-benar serius dilakukan oleh Pemerintah, Kalangan Dunia Usaha dan Masyarakat, termasuk dukungan anggaran dan fasilitas pendukung, sehingga terkesan upaya ini belum menjadi prioritas bagi program pembangunan kesehatan di Indonesia. d. Belum mantapnya sosialisasi dan kerjasama lintas sektoral dalam penjabaran kebijakan dan program, serta langkah-langah strategis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, karena terkesan tidak efektif dan hanya menjadi masalah bagi sektor kesehatan saja, bukan masalah kesehatan yang besar untuk ditangani bersama-sama oleh seluruh pihak dan Bangsa Indonesia, sekalipun selama ini sudah banyak yang dilakukan oleh jajaran Kementerian Kesehatan. e. Keberadaan Jejaring Nasional Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia, belum mampu mendorong dan menggerakkan secara lebih intensif dan proaktif seluruh pihak terlibat dan terkait, sehingga menghasilkan produk kebijakan, program dan langkah-langkah strategis bagi upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular secara tepat, terarah dan terintegrasi, termasuk dalam menjangkau kelompok sasaran kritis anak pada usia sekolah.
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
3
2. Khusus Masalah khusus yang terkait dengan Ketidakktifan Fisik sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Tidak Menular, terutama untuk kelompok sasaran Anak Usia Sekolah (6 s.d 15 tahun) yaitu : a. Rencana aksi nasional dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, khususnya dalam kerangka pembudayaan aktivitas fisik sehat pada kelompok sasaran anak usia sekolah, belum dapat dilaksanakan dan diterapkan secara sungguh-sungguh, karena sampai saat ini belum disepakati atau belum ada komitmen menjadikan kebijakan dan program yang implementasi dan intervensinya dilakukan dalam sistem pendidikan nasional, terutama untuk anak pada tingkatan SD dan SLTP. b. Perhatian terhadap Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dalam konteks pembudayaan aktifitas fisik sehat, seolah-olah termarjinalkan dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, karena penekanan lebih kepada Pendidikan Intelektual Anak, sehingga terkesan masalah kesehatan pada kelompok sasaran anak usia sekolah di jalur pendidikan bukan menjadi urusan penting atau prioritas dari Kementerian Pendidikan, bahkan yang lebih ironi lagi tidak ada unit minimal setingkat eselon II yang benar-benar fokus pada dan menangani Pendidikan Jasmani secara sungguh-sungguh dari semua aspek penting yang dapat digali dan dikembangkan pada anak usia SD dan SLTP, termasuk penyediaan, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Guru Pendidikan Jasmani, program kesehatan dan kebugaran jasmani anak, serta kaitannya dengan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini. c. Kebijakan dan Gerakan Nasional “Masyarakatkan Olahraga dan Olahragakan Masyarakat” termasuk untuk kelompok generasi muda dan anak usia sekolah, tidak berjalan efektif dan terintegrasi dengan kebijakan pembudayaan aktivitas sehat yang digalakkan dan dikampanyekan oleh sektor kesehatan, serta tidak terimplementasi secara praktis, kreatif, efektif dan integratif kedalam sistem pendidikan nasional dari sektor pendidikan, sehingga terkesan seolah-olah tidak ada benang merah dan kaitannya satu sama lain. d. Rendahnya apresiasi dan perhstian terhadap pendidikan jasmani, baik terhadap bobot kurikulum maupun kepada tenaga guru Pendidikan Jasmani, ditambah dengan keterbatasan atau ketidak tersediaan lahan beraktifitas fisik dan berolahraga, serta fasilitas pendukungnya, mengakibatkan pelaksanaan dan implementasi pendidikan jasmani yang memberi manfaat bagi pembentukan karakter anak, peningkatan dan pembangunan kebugaran jasmani anak, serta pemahaman tentang pentingnya dan manfaat bergerak, beraktifitas fisik dan berolahraga pada anak usia sekolah bagi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular sejak usia dini, masih terkendala dengan belum adanya dan efektif nya implementasi kebijakan dan program terintegrasi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
4
e. Kesalahkaprahan dalam pengembangan kebijakan Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (02SN) yang dilaksanakan dan diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan mengedepankan faktor prestasi olahraga dibandingkan manfaat pendidikan jasmani dan olahraga pada kelompok sasaran anak usia sekolah, menimbulkan kesan bahwa olahraga yang benar adalah untuk mencapai prestasi, ketimbang aktifitas fisik, pendidikan jasmani dan olahraga untuk kesehatan dan kebugaran anak usia sekolah. f. Kurang diberdayakan dan diapresiasinya sumberdaya yang berasal dari masyarakat, termasuk kalangan akademisi dan organisasi kemasyarakatan olahraga, yang memiliki program dan kegiatan pada kelompok sasaran anak usia sekolah, baik di dalam maupun di luar waktu sekolah (di lingkungan masyarakat), sebagai pendukung keberhasilan pelaksanaan program memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, agar sehat dan bugar, termasuk pembudayaan aktifitas fisik sehat melalui pendidikan jasmani dan olahraga kepada generasi muda dan anak usia sekolah, agar kampanye dan langkah aksi strategis, serta program intervensi untuk pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini, dapat dilaksanakan dan diterapkan pada anak usia sekolah, khususnya di tingkat SD dan SLTP. g. Ketersediaan dan penyediaan fasilitas pendukung agar anak dapat melakukan aktifitas gerak fisik, di dalam dan diluar sekolah, antara lain berupa lahan atau ruangan untuk bergerak, bermain dan berolahraga, peralatan dan perlengkapan olahraga tradisional, olahraga kebugaran dan pendidikan jasmani, serta aksesibilitas dan perlakuan yang sama bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk bergerak, beraktifitas fisik dan berolahraga.
C. Sasaran 1. Sasaran Jangka Pendek : a. Membudayakan aktivitas fisik sehat sebagai bagian dari upaya Pencegahan dan Pengendalian Ketidakaktifan Fisik sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Tidak Menular melalui kegiatan bergerak, bermain, berekreasi dan berolahraga, harus menjadi kebijakan dan program yang terintegrasi antara sektor-sektor terkait dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya, baik dari instansi Pemerintah di pusat dan daerah, maupun dari kalangan dunia usaha dan masyarakat, termasuk kalangan akademisi dan praktisi kesehatan, pendidikan dan olahraga diseluruh indonesia.
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
5
b. Menjadikan generasi muda dan anak usia sekolah sebagai generasi yang aktif dan sehat, dengan bergerak dan berolahraga untuk kesehatan, kebugaran dan kesenangan, tidak hanya pada waktu jam sekolah, tetapi juga pada waktu senggang diluar waktu sekolah, mereka tercegah dan terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan memberikan dampak positif pada kehidupannya diusia dewasa. 2. Sasaran Jangka Panjang : a. Merubah perilaku dan kebiasaan kurang bergerak, kurang beraktifitas fisik dan berolahraga pada anak sekolah, sehingga mereka mau beralih atau turut serta secara aktif dalam kegiatan permainan, rekreasi dan olahraga yang menggembirakan setiap hari, baik di waktu jam sekolah maupun diluar waktu sekolah, melalui kegiatan olahraga dan permainan tradisional, olahraga rekreasi dan olahraga tantangan yang aman, menyehatkan dan menyenangkan. b. Merubah mindset dan orientasi pengajaran dan pembelajaran kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah, sehingga terlibat secara serius dan aktif dalam pembentukan karakter dan jati diri anak, pembentukan dan peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, yang akan menjadikan anak Indonesia, sehat, bugar, kreatif dan kompetitif, dalam segala aspek kehidupan. c. Menjadikan kebijakan dan program kebugaran jasmani pada anak sekolah, sebagai salah satu prioritas pembelajaran, penerapan dan pengembangan kurikulum pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah, karena pencapaian tingkat kebugaran jasmani dengan melakukan aktifitas fisik sehat dan olahraga secara teratur dan terukur dapat menjadi tolok ukur yang disepakati sesuai standar nasional, serta dapat pula menjadi tolok ukur dari keberhasilan pembudayaan aktivitas fisik sehat dalam konteks pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini di Indonesia.
D. Prakarsa- prakarsa 1. Prakarsa dalam Tatanan Kebijakan (Pol icy) a. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan issue dan mengangkat masalah Penyakit Tidak Manular sebagai ancaman yang serius terhadap kesehatan, kualitas hidup dan produktivitas masyarakat Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. b. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadi pelopor dan penggerak Kampanye Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia, sekaligus menjadi “role model” sebagaimana yang telah dilakukan dengan sangat baik di beberapa negara maju, diprakarsai oleh Presiden dan atau Ibu Negara. (contoh di USA dimana Presiden Obama dan Michele Obama terlibat langsung dan aktif dalam kampanye “Lets Move !” dan pencanangan Bulan Kampanye Nasional tentang Obesitas). Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
6
c. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk Satuan Tugas Khusus (Task Force Presiden) yang akan membantu Presiden dalam melahirkan kebijakan dan mengkoordinasikan semua pihak yang terkait dan terlibat dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, sebagai bagian dari implementasi kesepakatan global tentang “Global Strategi on Physical Activity, Diet and Health” dan kesepakatan para pemimpin dunia pada SEPTEMBER 2011 termasuk pemimpin Indonesia pada sidang Dewan PBB untuk memperhatikan dan menggalakkan kampanye pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia. d. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan salah satu bulan dalam setahun misalnya bulan Mei sebagai bulan kampanye dan penyadaran tentang Penyakit Tidak Menular atau Bulan Kebugaran Jasmani Nasional, sehingga perhatian dan kepedulian Rakyat dan Bangsa Indonesia tergugah dan tergerak untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menguasai tentang bahaya dan ancaman Penyakit Tidak Menular, serta manfaat dan pentingnya olahraga dan kebugaran jasmani, terhadap masa depan Rakyat dan Bangsa Indonesia. e. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan upaya pembudayaan aktifitas fisik sehat dan kebugaran jasmani melalui aktivitas gerak dan olahraga, serta pengaturan pola makan dan diet sehat pada generasi muda, termasuk anak usia sekolah, sebagai kebijakan negara untuk menjadikan Generasi Muda Indonesia lebih sehat, bugar, energik, produktif dan kompetitif. f. Mengusulkan kepada DPR. yang membawahi Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pemuda dan Olahraga, serta Kesehatan untuk mendukung kebijakan dan program pemerintah terintegrasi, termasuk dukungan ketersediaan APBN untuk instansi Pemerintah terkait dan insentif bagi Organisasi Kemasyarakatan/ Keolahragaan/Kesehatan terkait yang melakukan kegiatan aktif bagi upaya-upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular di masyarakat secara nasional. 2. Prakarsa dalam Tatanan Regulasi a. Membuat regulasi (peraturan pemerintah atau keputusan presiden) terkait dengan pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular secara multi sektor dan terintegrasi lintas sektor, pada instansi pemerintah terkait dan masyarakat, termasuk partisipasi kalangan dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, akademisi dan kelompok masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam implementasi kebijakan, program dan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan, termasuk pembudayaan aktivitas sehat melalui olahraga rekreasi, kesehatan, kebugaran dan tradisional pada sekolah.
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
7
b. Membuat regulasi tentang berbagai upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, yang bersifat umum pada fasilitas pelayanan publik dan bersifat khusus bagi tatanan atau tempat yang menjadi target implementasi kebijakan dan program, seperti puskesmas, rumah sakit, tempat-tempat umum, stasiun, bandara, sekolah dan fasilitas pendidikan dan kesehatan lainnya. c. Merumuskan dan menerbitkan regulasi tentang penataan kota sehat dan aktif yang peduli dan perhatian terhadap pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, termasuk penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga bagi warganya, serta bagi kalangan generasi muda dan anak-anak usia sekolah. 3. Prakarsa untuk Peningkatan Kapasitas SDM a.
Meningkatkan jumlah SDM yang berkualitas dan mampu bertindak sebagai penggerak untuk melakukan berbagai upaya promotif dan preventif tentang penyakit tidak menular, serta pentingnya merubah perilaku masyarakat dari kebiasaan kurang gerak dan kurang aktif, menjadi aktif bergerak dan berolahraga, termasuk di lingkungan sekolah.
b. Meningkatkan jumlah Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga, terutama untuk tingkatan Sekolah Dasar dan SLTP yang memiliki kompetensi tambahan terkait pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, serta kaitannya dengan peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik sehat dan olahraga. c.
Meningkatkan kepedulian dan perhatian terhadap kesejahteraan dan penghargaan terhadap Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga, karena memiliki peran tambahan sebagai agen penggerak perubahan dan perbaikan kualitas generasi muda melalui pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini.
4. Prakarsa untuk Penguatan Jejaring dan Kemitraan a. Mengembangkan dan meningkatkan kekuatan jejaring dan kemitraan antar berbagai instansi terkait dan terlibat dalam proses pendidikan jasmani dan olahraga pada tingkat Sekolah Dasar dan SLTP (termasuk Pemerintah Daerah dan dinas terkait di tingkat Kabupaten/Kota) dalam rangka melaksanakan dan mengimplementasikan kebijakan, regulasi dan program pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini (termasuk pemberdayaan program Usaha Kesehatan Sekolah) di dalam l ingkungan sekolah.
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
8
b. Mengembangkan dan meningkatkan kekuatan jejaring dan kemitraan antara lembaga pendidikan dan sekolah dengan organisasi kemasyarakatan kesehatan dan olahraga rekreasi (yang berhimpun dalam FORMI), serta cabang-cabang organisasi olahraga prestasi yang eksis didaerah setempat dalam rangka melaksanakan program pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular bagi Generasi Muda, serta program pemberdayaan olahraga rekreasi dan olahraga tradisional, serta pemassalan olahraga di luar l ingkungan sekolah /di masyarakat. c. Mengembangkan dan meningkatkan kekuatan jejaring dan kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat (termasuk guru penjas olahraga dan keluarga) untuk penyediaan dan pengadaan fasilitas olahraga bagi anak sekolah SD dan SLTP, baik untuk kegiatan di dalam sekolah dan untuk kegiatan di luar waktu sekolah (fasilitas umum) disekitar sekolah atau di pemukiman masyarakat, terkait juga dengan pengembangan dan implementasi konsep Kota Sehat dan Aktif dari Pemerintah Daerah setempat.
E. Penutup Prakarsa- prakarsa tersebut diatas dapat dijadikan sebagai acuan atau wacana dalam mengembangkan upaya-upaya pengembangan program pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular pada generasi muda, terutama untuk kelompok sasaran anak usia Sekolah Dasar dan SLTP, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, melalui jejaring dan kemitraan antara berbagai sektor dan lembaga yang terkait dengan implementasi kebijakan, dan program di sekolah, dengan tidak melupakan faktor kesetaraan jender dan inklusivitas bagi anak-anak penyandang disabilitas (berkebutuhan khusus).
Upaya Olahraga pada Anak Sekolah
9