PADA IBU MENYUSUI Dl DAERAH PENGHASIL DAN BUKAN PENGHASIL SAYURAN ABSTRACT ASSOCUTION OF CAROTENOIDS AND RmNOL LEVELS IN BLOOD AND BRWSTMILK OF BREASTFEEDING MOTHERS IN VEGETABLES PRODUCING AREA AND NOW-VEGETABLES PRODUCINGAREA
.
Badcgmnd: Vegetabes are mao e n aomoanl arno-nl In me ess aeveloped c o m e s
IW "a ng lnaonesla. m d are me of camleno as m d olher rnporta* n.liern espec alh lam11 A n rura areas eqelaD er are wmrn ng lmpnanl source ofvitarnlnA, espec~allyfor breastfeedmg rnohers 0bjezwes:To study camtenoids m d rehnol levels in blood and breasbmk of breasffeeding nahers in vegelables p m h ~ r g area and mnvegelables pmdffiing area, ard B irnplcallon to h e availability ofvltarnin Alo breaslfeeding rnoherj. M h d : Sarrpleswerecollecled horn 87 breaslfeeding rndhers wdb heir breastfeeding age of3 - 6 moms, and hey came b m k o areas, vegetables pmdc~ngarea ard nmvegetables pmdffimgarea. Blood m d breisbnllk were taken ard a w e d for lheircamleno~dsm d rehnol levels using HPLC. Results: The studv found here were dfiremes of carolenoids cornmnents and relinol In blood m d breashnilk of o-emVeed8ngrnomers Dewen vegelabes prmsmg area m a mn-vegerao es p r m d f q area The eves of -fen )copem Dcamlene am reono ir ~ o o drf oreastfeeanq mothers Mnq In ueqelac,ez p r m a n q area were s~qfcanivafferent 01) b m normgelables pmdmng area ~ k r for ,pc&)toxa
005) The levels of camtenoids a d rehnol in breashn~k showed dhrerces The levels of lulemn, kopene, p-clyploxanhm, aeamlene ard rehnol in breastmilk of rnohers In vegetables p m h m g area were signkanUy dlkrenl 01) horn nonveplables prcdwng area Wh~lepcamlene level was not slgnkandy different (pN05) There were a correlabon of l&in ( d 4610, p
ipd
(pa
Ksyrrords cwotemids, lutein, poyptoxanthin, lycopene, pcmbne, a-carotene, re$'nnd
PENDAHULUAN kamten, luten, z m n t n (zeaxaMim)), kririptmantin (cryptoxanthin) d m lkopen (lympene) (2). Di samping sebagai pmcegah d m pmgonbl kerusaksn s d lubuh a k b d radkd bebsq bmtenoid menpakan prekursa &m .a vitamin A Di dalam tutuh, kamtenoid snara mdabolk dikorrvaska menjadi vitamin A Bctacamtene merupakan komponn teraktif p m m m n A dikuti oleh a h kamten d m ktbkriptoxenh (2). Selan tu terdapd pula komponen ka-otemd laimya, seperti W i n d m dm zeaxantir, biasrnya terdapat pada &a behubrngan langmg terhadap lungsi penglhatan Sedang likopen b m g s i menn#atkrn pengshrm kommikasi antasel, sata baryak dhutungkm dengan p e n m r n rigiko terhadap kanka (2). Kebduhanvitamin A pada bay1masih t e r g m n g pada air susu itu (AS), terutama di negara
K
antenoid mapatian sumba pmvitamin A di bay& negara bedienhang, tamasuk Indonesia. S u r h a ltama kmtenoid unumnya berasal d a i saymn d m b u a W h a n (D.Di daerah pedesarn umumnya kmsumsi s w a n dan budrbuahrn m a u p d m sumber u$ma lnblk memarok pemasok kebuluhan vitamin A, terutama unhk ibu menwsui. Hal ni mngngat sumber vitamin A yang i jarang dkmsumsi berasal dai m a k a m h sejalrn dengan makn menmnya daya bdi rakyat, terlebh pada saat lndmesia baada di tagah k h i i ekmomi Kamlernid secara berlimpah blah disedakan oleh dam dalam benhk ikatan bavuarnawm sebagai pigmen pa& lumbuhan. Sqaih ini telah berhasil didentifikasi sebrnyak 800 ka-otemid. dengan kamtenoid utama adalah alfa-kamten, beta
51
PGM 2001,24: 51-58
Hubungan kandungankarotenoid dan mtnd d a h derah dan AS1 &o P M , &k
berkembang, tmasuk Indonesia, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bay, asupan vitamin A ibu hatus mencukupi (3). Di banyak negara bwkembang, tenasuk Indonesia, sumber utama vitafin A adalah sayuran dan buah-buahan. Sanjur mengatakan bahwa konsumsi pangan masyarakat dipenga~hideh keadaan lingkungan alam atau cleoorafi (4). ~, Penduduk d daerah oenahasil sayuran dhsumsikan memiliki intake sayuknyang tinggi. Dalam pendiCan ini ingin dketahui hubungan status karotenoid dan retind d a m darah dengan kadamya &lam AS1 @a ibu menyusui, dan inplikasi konsumsi sayur ibu menyusui sebagai pemasok vitamin A dalm AS1 pada daerah penghasil dan bukan penghasil sayur.
-
sudah dambil dengan panpa AS1 dimasukkan ke &lam botoi stecil. Selafijutnya AS1 dsimpan dalam lemari bemdngin d bawah 20C, sebelum dianalisis kandungan kamtendd dan mtindnya. Demikianpula halnya dengan pengambitan darah ibu, dilakukan dengan menggunakan alat suntik sekali paka~. Selanjutnya dambil plasma darahnya, dimasukkan ke &lam vial. dan dsitn~andalam lemari pendingin (-20%). ~onkmsimakanan dilakukan dengan metode 'recall' makanan 2 x 24 jam. Penentuan kandungan kamtenoid dan reb'nol dalam AS1 dan darah ibu dlakukan dengan metode penentuan analisis vitamin larut lmak deh Dl Thumham (11) menggunakanalat HPLC d Puslitbang Gizi dan Makanan. Hasil analisis dsajikan secara deskriptif dan analitis menggunakan program SPSS for Windows 1995. ~
~~
CARA Penelltian dlakukan d daerah penghasil sayur dan daerah bukan penghasil sayur. Untuk daerah bukan penghasll sayur dipilih Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, sedang untuk daerah penghasil sayur dipilih d Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Responden adalah ibu menyusui dengan usia 3-6 bulan. Sebanyak 87 responden dcaky, &lam penelitian ini yang tebagi ke d a m 2 kelofnpck. Masing-masing t e m i &lam daerah k e l m (i) bukan penghasil sayur, dan (ii) penghasil sayur. Namun, sampel AS1 yang behsil dikumpulkan kurang dari 87 responden, yaitu masingmasing pada daerah penghasil sayur sebanyak 43 responden dan bukan daerah penghasil sayur 41 responden. Hal ini disebabkan a& responden yang tidak bisa dambil (kering) ASI-nya atau hanya sedikit sekali yang kduar sehingga Cdak mencukupi untuk m k s a a n . Data yang dikumpulkan rneliputi kandungan kamtenoid selta retirml darah dan ASI, dan konsumsi makanan. AS1 ibu menyusui yang dambil sebanyak 10 cc, pada pukul 10:OO-12:00 dari kedua payudara ibu menyusti d kedua d m h tersebut AS1 yang
Kandungan Kamtenoid dan R d n d ddam Danh dan AS1 Kandungan kamtendd dan retimi dalm darah ibu menyusui pada kedua kdanpdc wipd daerah mmunjukkanadanya perbedaan. Kandungan lutein &lam darah ibu menyusui manunjukkan p b d a a n yang bennakna (p<0,01) antara sampel daerah penghasil dan bukan penghasil sayuran. Demikian pula dengan kandungan likopen dan beta-karoten menunjukkan adanya pehdaan yang bmakna (p<0,01) d kedw daerah terssbut Retind juga menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.01) pa& daerah penghasil sayuran dan bukan penghasil sayur. Namun, untuk k a m betaJviptaxantin ~ (pW,05) dan alfa-kmtm (p>0,05), keduanya tidak manunjukkan perbedaan yang bermakna. Kandungan kamtmid dan retind tersebut diMikan dalam Tabd 1.
PGM 2001,24: 51-58
Hubungan Ifandungan dim cank
dan refind dalam darah den AS1 Joko Pambud, dtk
Tabel 1 KandunganKarotenoidd m M n d dalm Danh Ibu Menyurulpada Daerah Penghasll dan Bukan Penghail -ran I
I
1
I
Daerah
Kanduqan krmtenoid dan retinot ddam darah Penghail Sayunn
I Bukrn Penghasil Sayursn
+
0,0942 0,064 0,053: 0,041 0,091 + 0,064 0,403 + 0,317 2,071+0,734 n=44
2. 3. 4. 5. 6.
Likopen Beta-ktiptoxantjn Ma-kamten Beta-kamten Retinol Total ' 8ermakna
Kadngan kamtenoid dan rwtind &lam AS1 pa& kedua kelarpdc srmpel daerah menunjukkan pula ada perbedaan. Kandungan lutein dan likapen dalarn AS1 ibu menyusui menunjukkan ,perbedaan yang bmakna (p<0,01) an& s a d daerah penghasil dan bukan penghasil sayuran. Demikian pula dengan kandungan beta-kriptoxantindan aiia-kamtene menunjukkan, ada
Nllai P
0,044 0,026 0.0482 0,032 0,073 + 0,039 0,244 + 0,205 1,376 + 0,506 n = 43
< 0,Ol' > 0.05 > 0,05 < 0,Ol' < 0,Ol'
lxfbedaan yang barmakna (p0,05). Data terssbut dapat dilihat dalarn Tabel 2.
Tabel 2 Kandungm Karotenoid dan Retinol dalm AS1 Menyusui pada Dwrah Penghaall dan Bukan Penghasil
I
Kandungankamtenoid dan retinol dalan AS1
I
1. Lutein 2. Likopen 3. Beta-knptoxantin 4. AHa-kamten 6. Retinol
Totd
1
Daerah Penghail Sayuran
I
x+SD(I.rdperL) 0,107 : 0,088 0,014 + 0,Ol 0,014 +O,M)6 0.011 + 0.007 0;871 Yo1587 n = 43
I
Bukan Penghail Sayuran x SO @mot per L) 0,054 + 0.022 0.006 _+ 0,005 0,011 t 0,005 0.007 + 0.005
+
01285 01453 ; n = 41
"'
1 I < 0,Ol' < 0,Ol' < 0,Ol' < 0.01'
1
* Berrnakna Hubungan Kandungan K.rotenoid d m Rdnol dalam Danh dengan AS1 Dan hasil uji korelasi hwngan antara kandungan karotmdd dan Wind dakm darah dmgan AS1 dpemleh hubungan yang b m k n a p&a lutein d
keda daerah sampel, daerah penghasil sayur (p<0,05) dan bukan penghasil sayur @<0,01). Di & a h penghasil sayuran, kadngan betakriptoxantin dalam darah memiliki hubungan yang kuat dengan kandungan beta-kriptoxantin &lam AS1 @<0,05). Demikian pula dengan beta-kamten &lam
PGM 2001,24: 51-58
Hubungan kandungankmtenoid dm reCnd dalam darah dan AS1
darah ibu rnenyusui bemubungan kuat dangan beta-kamten AS1 (p<0,05). Sementara pa& daerah bukan penghasil sayur, selain lutein, tidak dperoleh hubungan yang kuat
U o P a w , dck
antara kandungan kamtencid dan retinol &lam darah dan AS1 ibu nWny~sui.Hasil tgi korelasi dsajikan dalarn T h l 3 .
Tabel 3 Uji Korelrl Kandungan Kamtenoid dan Rain01 d d m Darah Ibu Menyusui dengn AS1 pada Daerah Penghasil dan Bukan Penghasil Sayuran Kandungm kamtmoid dan retinol dalam darah ibu 1. Lutein
Kandungan kamtenoid dan retind d d m AS1 (nilai r ) Penghasil Sayuran Bukan Penghasll Sayuran 0,4610' I 0,6166 "
I
Hubungan Kamtenold dengan Retinol daiam Darah dan AS1 Kandungan retind dalarn darah bhubungan erat dengan beberapa kamtenoid, terutarna karotenoid pmvitamin A, seperti beta-kamten, alfakamten, dan beta-kriptoxantin. Narnun, kamtencid nonprovitamin A juga sangat bemubungan erat lutein' sehingga dapat dengan retinal' dijadikan bimarker konsurnsi sayuran berdaun hijau. Hasil uji korelasi rnemperlihatkan hubungan yang erat antara kadar refino1 &lam darah ibu denaan kadar beta-kamten pada daerah penghasil &r
(p<0,01) dan bukan penghasil sayur (p<0,01). Juga, retinol bemubungan mat dengan k a n d u w alfakamten dan beta:kriptoxantin pada daerah $nghasil sayur (p<0,01) dan bukan penghasil sayur (p<0,01). Kamtenoid non-pmvitamin A, lutein, sangat erst dengan refind, baik daerah penghasil sayur (p<0,01) maupun paQ daerah bukan penghasil sayur (p<0,01). Demikian pula dengan likopen, yang berhubungan erat dengan retinol (p<0,05) pads daerah dan bukan penghasil sayur, Data selengkapnya dsajikan Tabel 4,
Tabel 4 Ujl Korelasi Kandungan Kamtenoid dengan Retinol dalam Darah Ibu Menyusul pada Daerah Penghasil dan Bukan Penghasil Sayuran
w .
I
ibu menyusui
1. 2. 3. 4. 5.
Lutein Likopen Beta-kriptoxantin Alfa-kamten Beta-kamten ~ota~ " p
I
Penghasll Sayuran 0.6154" 0,2942' 0,5109" 0.6013" 0.6233" n = 44
Kandungan retind dalarn AS1 nampaknya ldak terlalu bemubungan erat dengan kandungan
(nilai r ) Bukan Penghaail Sayuran 0,4459" 0,3694' 0,4857" 0.5586" 0,5925" I 111.43
kamtenoid. Hasil uji korelasi hanya rnenunjukkan, retinol dalam AS1 bemubungan erat dengan
PGM M01,24: 51-58
Hubungan kandungankamtenoid dan ratind dalam derah dan AS1
beta-kamten dan lutein (p<0,01) pada damh penghasil sayur, dan alfa-kamten (pc0,05) dan lutein
k k o P a m , ckk
@<0,01) pada daerah bukan penghasil sayur. Data dsajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5 Uji Korelasi Kandungan Karotenoiddengan Retind dalam AS1 pada Daerah Penghasil dan Bukan Penghasil Sayuran
Konsunni Sayuran Ibu Menyusui Konsumsi sayuran dan vitamin A ibu menyusu pada Qerah penghasil sayur menwukkan, ada pekdaan (p<0,01). Konswnsi vitamin A ibu d daerah penghasil sayur adalah 96% dari RDA. Selanjutnya konsumsi sayur dan vitamin A ibu menyusui menulut daerah dapat dilihat pa& Tabd 6. Ibu menyusui d daerah penghasil sayur mengonsumsi sayuran pada setiap waktu makan, baik pagi, siang maqm malam sehingga frekuensi makan sayur &lam satu hari lebih sering
dbandngkan dengan ibu menyusui di daerah bukan penghasil sayur. Selain itu di daerah penghasil ylyw, ibu menyusui hampir selalu memasak sayur dengan cam ditumis. Sernentara d daerah bukan psnghasil sayur, ibu memasak sayuran hanya dengan merebus saja. A w u n jenis sayuran yang banyak dikonsumsi di daerah penghasil sayur adalah bmkoli, daun sirgkong, wortel, sawi hijau (petchai), kangkung, bayam, kmbang kd, dan kacang panjang serta daun kacang panjang.
Tabel 6 Konsumsi Sayuran dan W m i n A Ibu Menyusui pada Daerah Penghasil dan Bukan Penghasil Sayuran
Hubungan KonsumsiSayuran dengan Kandungan Kamtenoid dan Retinol d a l a Darah dan AS1 Uji korelasi temyata tidak - menuniukkan hubungan yang benakna (p'0j05) anbra konsmsi sayuran ibu dengan kwKhrngan kamtenoid dan
retinol, baik d daerah penghasil mayxln bukan penghasil sayuran. Hasil yi komlasi antara konsumsi wran ibu menyusu kahngan kamtenoid a n r d n d &lam &rah ibu menyusui dsajikan dalam Tabel 7,
PGM 2001,24: 51-58. Hubungan kandungankarotenoiddanretinddalam darah dan AS1 Joko Pambud, dtk
Tabel 7 Uji Korelal Konsumsi Sayurn lbu dengan Kandungan Kamtenoiddan Retind dalarn Danh Ibu Menyusui pada Daerah Penghasil dan Bukan Penghail Sayuran
Demikian pula dengan hasil uji korelasi k m m s i sayuran ibu dengan kandungan kamtenoid dan retinol &lam ASb. Uji tersebut tidak menujukkan adanya
hubrngan yang bermakna, baik pada daerah penghasil rnaupun bukan pnghasil sayuran. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 8.
Tabd --.8 . Uji Korelarl Konsumsi Sayuran lbu dengan Kandungan Karotmoiddan ReUnol ddam AS1 pada Daerah Penghaii dan Bukan Penghail Sayuran
BAHASAN Sayuran menpakan sumber kamtenoid yang penting dan terQpat berlimpah sehingga dapat menpakan sumber zat gizi, tenrtama vitamin A Selain itu kamtenaid juga berfungsi sebagai zat antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Di negara maju, konsumsi sayuran sangat dianjurkan sebagai sumber kamtenoid mengiwt kemampuannya sebaaai zat antidtsidan untuk kangkal penyakit~ckgawr&. Namun, di Indonesia ssmenjak krisis e k m i rnenghantam dan rnenurunkan daya beli rakyat, konsumsi zat gizi, terutama sumber vitamin A dari hewani, menurun, apalagi d daerah perdesaan sehingga konsumsi sayuran sebagai sumber wtarnin A sangat diharapkan walaupun bioavailabilitasnya lebih rendah (5).
Sayuran bemama hijau, wortel, I&, t t i jalar rnenrpakan sumber utama betakamten. ~ortel~dan labu adalah sumber tdaik pula untuk alfa-kamten. Lutein dan zeaxantin mumnya ditemukan pada sayuran berwarna hijau, labu dan cabai merah dan sedikit pa& rnangga dan papaya. Sedangkan jambu biji rnerah, anggur, tmat dan hasil produknya rnerupakan surnber likopen yang pmting. Kriptoxantin banyak dijumpai dalan buah rnangga, rnadu, dan --t,.3
w J a .
Dan hasil penelitian yang telah dlakukan dapat diiihat b a k rI daerah penghasil sayuran, kandungan kamtenoid pada darah ibu menyusui bebda dengan ibu menyusui di daecah bukan penghasil sayuran secara bemlakna. Pada pnelitian ini kandungan lutein darah ibu menyusui di daerah penghasil sayur (0,727+0,501p moL) berbada dengan sampel di daerah bukan penghasil sayur
PGM 2001,24: 51-58
Hubungan kandungan karotenoiddan mlinoldalam darah dan AS1 Jdto Pambud, dck
(0,52&0,229 p mdL) secara bmnakna (p<0,01). Dan hasil penelitian sejenis yang dilakukan d Tolouse. Perancis dan Beifas1 Inggns, dilemukan kadar lutein darah yang tinggi (0,538 molIL) dalam darah penduduk pada daerah dengan konsumsi sayuran yang tinggi dbandingkan dengan pendudul. mengonsumsi rendah sayuran (0,251r~n d L ) (6). Pada penelitian lain terhadap anak d China dengan menggunakan i n t e m s i saywan berwam hijau iuga dperoleh kadar lutdn yang meningkat dari 0,32 p mol/L menjadi 0,40 pi rnd/L dalarn darahnya (7). Meningkatnya kandungan lutein dalam darah &pat memben petunjuk (bimarker) akan konsumsi sayuran belwama hijau. Juga dketahui bahwa lutein memiliki masa paruh (half-life) yang lebih lama (33-61 hari) dbandingkan dengan beta-kamten (
Namun, betakriptoxantin dan alfa-karoten tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bennakna @>0,05) antara daerah penghasil dan bukan penghasil sayuran. Rendahnya konsunsi buahbuahan diduga berpengaluh temadap kadar kadua kamtenoidtersebut &lam darah ibu menyusui. Pada air susu ibu, kandungan kamtenoid dan retinol d dalamnya juga berbeda antara daerah penghasil dan bukan penghasil myur. Pmses mekanisme pepindahan kamtenoid dari darah ke dalam kelenjar susu ibu hingga saat id masih belum dapat dijelaskan ( 1 Namun, nampaknya kadar karotenoid dan retinol dalam AS1 juga maslh menceninkan kandungannya di &lam darah. Kandungan lutein dalam AS1 pa& daerah penghasil sayur berbeda bennakna (P<0,01) d bandingkan dengan daerah bukan penghasil sayuran. Hal ini diduga berkaitan m a n Cngginya kandungan lutein dalam darah ibu menyusui di daerah penghasil sayur. Hasil ini juga dperkuat deh hasil uji koreiasi. Kandungan likcpen &lam AS1 juga menunjukkan pebdaan yang bennakna (Pc0,Ol) antara daerah penghasil dan bukan penghasil sayuran. Kemungkinan lni mercerminkan kandungannya yang cukup tinggi dalam darah ibu. Demikian pula halnya dengan beta-kriptoxantin dan alfa-karoten menunjukkan perbedaan yang h a k n a (pc0,OI) antara daerah penghasil dan bukan penghasil sayuran. Retind &lam AS1 pada daerah penghasil sayuran juga b e b d a bennakna (p~0,Ol) dibandingkan dengan daerah bukan penghasil sayuran. Meskipun belum terdapat kesepakatan mengenal cut-off point u~tuk retinol ASI, kandungannya sebesar 0,871 p mdR di daerah penghasil sayuran danggap masih M u m mencukupi kebutuhan minimum bayi (9). Tingginya konsumsi vitamin A berasal dari sayuran pa& daerah penghasil sayuran ini becpengaruh terhadap tingginya kandungan retinol &am ASI. Sementara kamtenoid yang lain, seperti beta-karoten tidak terlihat p e W n yang bennakna (p>0,05) antara daerah penghasil dan bukan pengbsil sayur. Diduga beta-karoten &lam perpindahannya (uptake) dan sanrm ke kelenjar susu juga dipengaruhi oleh kandungan lutein &am darah sehingga akan saling berinteraksi menghambat perpindahan tersebut Selain itu lutein memiliki tingkat bioavailabilitas 5 kali lebih tinggi dbandingkan dengan beta-karoten (10). Dari uji korelasi antara konsentrasi dalam serum dengan AS1 dipemleh hubungan yang bennakna (p<0,05) pa& lutein, beta-knptoxantin dan betakamten dan tidak dperoleh hubungan pa& likopen, alfa-kamten dan retind untuk daerah penghasil sayuran. Sementara pada daerah bukan penghasil
F'GM 2001,24: 51-58
Hubungan kandungankmbnoiddan rehol dalm darah dan AS1 &o Pambodi, dkk
sayuran hanya lutein yang m i l i k i hllbungan kmakna (p<0,01) antara konsentrasinya dalam setum dengan ASI. Uji kwelasi antara kandungan retiml dan kamtendd dalam darah ibu menyusui dan AS1 dilakukan untuk melihat hubungan retind dan kamtenoid, baik yang pmvitamin A maupun nonprwitamin A sehingga kandungan kamtenoid juga dapat berfungsi sebagai biwnalker retinol, terutama lutein. Kandungan retinol dalam darah ibu menyusui memiliki hubungan yang bemlakna (p<0,01) dengan kandungan kamtmid non-prwitamin A (lutein) dan kamtenoid pmvitamin A (beta-kamten, alfa-kamten, dan beta-kriptoxantin), baik di daerah penghasil maupun bukan penghasil sayuran. Dalam ASI, retind memiliki hubungan yang bermakna hanya dengan lutein dan kta-kamten (p0,05) di dua daerah, penghasil sayuran dan hkan penghasil sayuran.
Dan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
.
Kandungan kamtenoid (lutein, likopen, dan betakamten) dalam darah ibu pada daerah penghasil sayuran lsbih tinggi (p<0,01) dbandingkan dengan daerah bukan penghasil sayuran. Kandungan kamtenoid (lutein, likopen, betakriptoxantin, dan alfa-kamten) &lam AS1 daerah penghasil sayuran lebih tinggi (p<0,01) dibandingkan dengan daerah bukan penghasil sayuran. Kandungan retind d a m darah dan AS1 pada daerah penghasil sayuran lebih tinggi (p<0,01) dibandingkan dengan daerah bukan penghasil sayuran. Lutein merupakan kamtendd yang peling peka terhadap retind, baik ddam darah ih menyusui maupun ASI, sehingga dapat menjadi petunjuk (biomarker) yang lebih baik daripada kamtenoid pmvitamin A (beta-kamten) yang setma ini dikenal.
Tingginya kandungan kamtenoid dan retino1 &lam darah dan AS1 pa& daerah penghasii sayuran disebabkan deh tingginya konsunsi sayuran (127+70,05 gr) di daerah tersebut.
SARAN Kesadaran untuk mengonsumsi sayuran bagi ibu menyusui masih M u dintensifkan melalui jdur program yang tdah ada.
RUJUKAN Canfidd LM, Anna RG, Eleanor MN, et al. Kinetics of the response of milk and serum pcamtene to daily pamfene supplementation in healthy, ladating women. Am. J. Clin. Nub. 1998,67: 27683. 2. Efficacy of carotmids, Veris Research Summary, August, 1997. 3. Underwood BA. Maternal vitamin A status and its importance in infancy and early childhood. Am. J. Clin. Nub. 1994,59(suppl): 5175-24s 4. Sanjur, D. Soda1 and cultural prospecfives in nutrition, Englewood Cliffs. New Yolk: Prentim Hall, 1982. 5. De pee S, Clive MI, D m i P, et al. Orange hit is more effective than are dark-green, leafy vegetables in inmasing serum concenlrations of retinol and pcarotene in schoolchildren in Indonesia. Am J Clin Nutr. 1998,68: 105867. 6. Thumham Dl, CA NoithmpClewes, PI Paracha, et al. The paWMe significance of paralel changes in Pakistani infants during the summer season. British Journal of Nutrition 1997, 78: 775784. 7. Tang G., Xin-fang Gu, et al. Green and yellow vegetables can maintain body stores of vitamin A in Chinese children. Am. J. Clin. Nub. 1999, 70: 1069-76. 8. Thumham Dl. Biomakers of vegetables and h i t intakes. Am. J. Clin Nutr. 1997, 65: 1796802. 9. De pee S, et al. Evaluation of biochemical indicators of vitamin A status in breast-feeding and non-breast-feeding Indonesian women. Am. J. Clin. Nub. 1997,66: 160-7. 10. Van het H d KH, Bmuwer I A, West CE, et al. Bioavailabilifyof lutein from vegetables is 5 times higher than that of pcarotene. Am. J. Clin. Nub. 1999,70: 261-8 1.