HUBUNGANANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN WALl KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DISMPN238JAKARTASELATAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh:
TIHAROH 204011002710
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN WALl KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DISMPN238JAKARTASELATAN skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh: TIHAROH
204011002710
Pembimbin I
Pembimbing II
Prof.Dr.H. Rusmin Tumanggor, MA
NIP: 150060949
Siti KhOdijah, MA
NIP: 150283322
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ')flflQ
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skipsi
yang
berjudul
"HUBUNGAN
ANTARA
KOMUNIKASI
ORANG TUA DENGAN WALl KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 238 JAKARTA SELATAN" telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatuIlah Jakarta pada tanggal 03 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (S-I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 10 Desember 2008
Panitla Ujian Munaqasyah
Tanggal IL /
/12
Penguji I Dr. H. Ahmad Syafiie Noor NIP. 150094403 Penguji II Dr. Sururin.MA. NIP. 150289483
Mengetahui, Dekan
_ ').ooD
Tanda tangan
LEMBARPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasH karya asH saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasH karya asH saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di DIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 01 Desember 2008
Abstrak
Tiharoh, Hnbnngan Antara Komnnikasi Orang Tna Dengan WaH Kelas Terhadap HasH Belajar Siswa Di SMPN 238 Jakarta Selatan, Skripsi Jnrnsan Pendidikan Agama Islam, Faknltas Ilmn Tarbiyah Dan Keguruan, DIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekolah dan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang memiliki persamaan dan perbedaan. Keluarga sebagai pusat pendidikan sedangkan sekolah sebagai jaian bagi anak untuk menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan komunikasi rang tua dengan waii kelas dan apakah ada pengaruhnya dengan hasil belajar siswa. Metode yang digunaka.., adaiah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tekhnik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan angket. Data yang didapat dari dokumentasi yaitu berupa nilai rata-rata siswa yang diambil dari nilai raport dengan responden sebanyak 25 orang. Tekhnik anaiisis data menggunakan rumus kore1asi product moment dan memperoleh hasil bahwa nilai "r" hitung
=
0, 720, berada pada arah yang positif,
sedangkan uji signifIkansi kofesien korelasi menunjukkan "r" tabel pada taraf signifIkansi 5% sebesar 0, 413. dengan demikian dapat diketahui "r" hitung lebih besar dari "r" tabel pada taraf signifIkan 5% dengan kata lain Ho ditolak sehinggga Ha diterima.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada Nabi tvIuhammmad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh pengetahuan yang dapat kita rasakan sekarang ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis menguncapkan terimakasih dan penghargaan setingginya kepada: I. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis selama dibangku perkuliahan. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah be1juang untuk meningkatkan mutu dan kualitas Mahasiswa Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), khususnya Pendidikan Agama Islam. 3. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor dan Dra. Siti Khodijah, M. Ag sebagai pembimbing I dan II yang telah ikhlas memberikan bimbingan, bantuan, dorongan dan motivasi kepada penulis dalanl penyusunan skripsi 1m, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Dosen dan karyawan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam pengembangan pemikiran clan intelektualitas selama belajar dibangku perkuliahan. 5. Kepala sekolah StvlPN 238 Jakarta Selatan, yang telah memberikan bantuan serta izin untuk melakukan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya.
6. Pimpinan perpustakaan UIN beserta staff yang membantu pelayanan fasilitas buku-buku demi kelancaran penulisan skripsi ini. 7. Kedua orang tuaku tercinta, Bpk. Yakub dan ibu Ani yang telah mengasuh, mengajar, dan mendidik penulis dari kecil hingga saat ini dan tidak henti-hentinya memberikan dorongan, bantuan serta motivasi baik berupa moril dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, 8. Untuk kakakku Yatnah, Royani dan adikku tercinta Ira Zahiroh terimakasih atas doanya, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Arif yang telah membantu penulis dari awal hingga akhir, dan untuk ka Aryan' 85 terimakassih atas motivasinya, serta semua sanak saudaraku yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 9. Rekan seperjuangan "Formal" (Forum Mahasiswa Alumni Lirboyo) Gozy, Nda, Lulu, Mbah Satria, Ka' eda, Ka' rosyid, Zaenal, Dedy, Piah, dkk terima kasih atas segala kerja samanya. lO. Ternan-ternan PAl angkatan 2004, khususnya Bang Ary, Emma', Wiwi, Antik, Agung, Septy, dkk terimaksih atas segala doa dan bantuannya.
Kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, apapun bentuknya baik berupa tenaga, waktu, dan doa penulis ucapkan ribuan terimaksih. Semoga karya ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Amin
Jakarta, 05 November 2008
Penulis
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL
.
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
ABSTRAK .......•........................................•.......................
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR lSI.......................................
viii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
x
BABI :PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
5
C. Hipotesis............................................................
6
D. Tujuan dan Signifikansi
7
E. Pendekatan IImu dan Data.........................................
7
F. Sistematika Penulisan..............................................
7
BAB II : KAJIANTEOIU DAN KER>\.NGKA KONSEPTUAL
A. Komunikasi Orang Tua Dan Wali Kelas.....................
9
I. Pengertian Komunikasi
9
2. Pengertifu1 Orang Tua..........................................
10
3. Tugas-liJgas Orang Tua......
II
4. Fungsi Orang Tua Dalam Pendidikan........................
13
5. Konsep Wali Kelas...
14
6. Tugas-Tugas Wali Kelas
14
7. Peran WaIi Kelas
15
8. Fungsi Pertemuan Wali Kelas Dengan Orang Tua
15
9. Bentuk-Bentuk KOl11unikasi..................................
16
10. Dasar dan Tujuan KOl11unikasi
18
II. Keljasama Wali Kelas Dengan Orang Tua..................
18
Wali kelas
,.
B. Basil Belajar................................................
21 22
I. Pengertian Belajar
22
2. Pengertian Basil Belajar.............................
23
3. Faktor-faktor yang lvlempengaruhi Belajar.................
26
4. Tujuan Belajar..................................................
28
C. Kerangka Konseptual
29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian
32
B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................
32
C. Variabel Penelitian
33
D. Populasi dan Sampel
34
E. Tekhnik pengumpulan data
351
F. Tekhnik analisa data
_,
_
_
,. _...
35
BAB IV : BASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah
37
1. Sejarah Berdirinya SMPN 238..
37
2.
Visi dan Misi SlvlPN 238
38
3.
Tujuan Sekolah .
39
4.
Struktur Organisasi. .. .. . .. .. ... .. .. .. .. . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. ..
40
5.
Tenaga Pendidikan dan Siswa..
41
6.
Sarana dan Prasarana.........................
43
7.
Kurikulum...
44
B. Deskripsi Data...
44
C. Analisa Data..
62
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................
65
B. Saran
66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
DAFTAR TABEL DAN BAGAN Halaman Tabel
Kisi-Kisi Angket
8
Tabel 2 Angka lndeks Korelasi Product Moment
11
Bagan
34
I Kerangka Konseptual
Tabel 3 Data Sekolah
37
Tabel 4 Struktur Organisasi
39
Tabel 5 Daftar Pengajar SMPN 238
40
Tabel 6 Data Siswa
41
Tabel 7 Sarana dan Prasarana
42
Tabel 8 Pengambilan Raport Anak Setiap Semester
43
Tabel 9 Kehadiran Orang Tua
44
Tabel 10 Buku Penghubung
45
Tabel II Komite Sekolah
46
Tabel 12 Membicarakan Masalah Anak
.48
Tabel 13 Membicarakan Dengan Administrasi Sekolah
49
Tabel 14 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Pulang Telat..
50
Tabel 15 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Tidak Berseragam
51
Tabel 16 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Punya Kekurangan
51
Tabel17 Komunikasi Antara Orang Tua Dan Guru Jika Anak Malas
53
Tabel 18 Membicarakan Dengan Guru Bila Nilai Anak Kurang
54
Tabel 19 Membicarakan Bila Anak Mengeluh Cara Belajar
55
Tabel 20 Tabulasi Item Angket
56
Tabel 21 Hasil Belajar
57
Tabel 22 Distribusi Hasil Penelitian
59
Tabel23 Menghitung Koofesien Korelasi Product Moment
60
Bagan 2 Analisa Teori
63
Bagan 3 Analisa Temuan
65
BABI PENDAHULUAN
<\.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang lidak dapat hidup sendiri, melainkan saling interaksi antar sesama yang saling membutuhkan. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan komunikasi. Komunikasi adalah sendi dasar lerjadinya proses interaksi sosial, karena lanpa komunikasi manusia tidak dapat berkembang dan dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan keinginannya. Manusia adalah makhluk dinamis yang bercita-cita dan memiliki tuntutan hidup yang kompleks serta segala tuntutan hidup tersebut semaksimal mungkin dapat terpenuhi. Oleh karena itulah, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Serta dijadikan sebagai sarana yang harus dikelola secara sistematis dan Konsisten dengan berbagai teorikal serta praktikal. Maka, untuk lancarnya proses tersebut haruslah adanya sebuah komunikasi yang baik antara satu sanla lain. Setiap orang dituntut untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Karena dengan adanya kegiatan komunikasi yang baik, seseorang akan lebih mudah dalam menjalani kehidupan. Untuk kegiatan komunikasi, seseorang dapat melakukannya melalui lembaga-Iembaga yang ada eli masyarakat seperti lembaga sekolah, hukum, politik alau lembaga lainnya. Pada lembaga pendidikan, khususnya pendidikan formal yaitu sekolah, kegiatan komunikasi merupakan bagian yang melibatkan sekelompok orang dalam proses kerja sarna serta prilaku
2
dalarn kegiatan belajar mengtUar. Namun pendidikan bukan saja dilakukan dalarn sekolah tetapi juga dalam keluarga. Jadi, antara sekolah dan keluarga terdapat hubungan yang saling membutuhkan. Sekolah dan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang memiliki persamaan dan perbedaan. Persarnaan kedua lingkungan tersebut dapat dilihat dari fungsinya yang sama-sarna merupakan tempat berlangsungnya pendidikan yang keduanya menerapkan disiplin untuk mendidik moral, etika dan yang lainnya. Selain itu juga menerapkan kebiasaan yang akan digunakan dalam kehidupannya di masyarakat. Akan tetapi kedua lingkungan itu juga memiliki perbedaan. Keluarga sebagai pusat pendidikan pertama yang menentukan dan mempersiapkan anak di masa depannya. Dasar-dasar prilaku, sikap hidup dan berbagai kebiasan yang ditanamkan pada anak sejak berada dalarn lingkungan keluarga. 1 Pendidikan adalah tanggung jawab bersarna antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan informal ke formal memerlukan kerjasarna antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah untuk menggantikan tugasnya selarna di lingkimgan sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji dilakukan anale didik, sementara orang tua seolah tidak mau tahu, bahkan cenderung melimpahkan kesalahan kepada sekolah. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan pengalamanpengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. 2 Usaha lain yang dilakukan yaitu dengan
menunjukkan kerjasamanya
dalam cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumalmya, janganlah menyita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua
3
harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. 3 Oleh sebab itu, penting sekali diciptakan lingkungan keluarga yang baik, yang saling mendukung kemajuan perkembangan pribadi anak sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Rasa kasih sayang serta kedamaian yang dirasakan bersama keluarga akan membuat anak tumbuh dan berkembang dalam suasana yang bahagia. Sedangkan sekolah merupakan lembaga yang dibentuk dengan sengaja sebagai pusat berlangsungnya proses pendidikan yang bertujuan agar anak didik memiliki bekal pengetahuan atau keahlian lain yang tidak diajarkan dalam keluarga. Oleh karena itu, orang tua mendidik anaknya melalui lembaga sekolah. Keberhasilan di sekolah tergantung pada keberhasilan orang tua dalam mendidiknya. Tetapi harus disadari juga bahwa kehidupan di sekolah harus dipandang sebagai jembatan bagi anak untuk menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan di masyaralmt. Perbedaan lain adalah masalah suasana, di lingkungan sekolah suasananya bersifat formal sedangkan di lingkungan keluarga bersifat non formal. Dengan demikian pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga sekaligus sebagai kelanjutan dari pendidikan keluarga. ".,Komunikasi yang tertutup atau tidak sejajar hanya akan membuat anak tertutup, takut, dan komunikasi tidak akan menjadi proses belajar yang positif. Sebaliknya komunikasi yang terbuka dan sejajar yaitu dengan adanya pengeliian dan pe:lf.rimaan orang tua terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak sesuai dengan perkembangannya, maka anak akan merasa dirinya dihargai, dicintai, dan diperhatikan oleh orang tuanya. Dengan adanya komunikasi yang lancar antara orang tua dan guru atau lembaga sekolah maka akan mempermudah orang tua mengetahui kesulitan yang dihadapi anaknya sehingga dapat segera menanggulangi masalah tersebut agar minat terhadap belajar akan meningkat. Pendielikan di lingkungan sekolah dengan keluarga haruslah aelanya kerja sarna, v karena sesuatu yang tidak jelas di sekolah dapat memperoleh bantuan ketika belajar eli rumah. Begitu juga orang tua, apabila ingin mengetahui perkembangan
4
anaknya di sekolah maka haruslah adanya komunikasi antara orang tua dan guru. Sehingga anak didik merasa kenyamanan belajar di rumah maupun di sekolah. SDN 09 kebon jeruk, misalnya; hubungan komunikasi antara orang tua dengan guru berjalan dengan lancar. Melalui buku penghubung yang digunakan untuk mencatat laporan siswa dan hasil belajarnya yang dititipkan pada siswa untuk di perlihatkan kepada orang tuanya, lalu orang tua menanggapinya. Jika dalam buku laporan terdapat masalah pada siswa baik dalam hal prilakunya di lingkungan sekolah maupun mengenai hasil belajamya yang di bawah rata-rata kelas. Maka orang tua akan datang menemui wali kelas untuk mendapatkan kejelasan mengenai laporan yang ada dibuku penghubung tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut maka siswa yang bennasalah segera teratasi. Hubungan komunikasi tersebut bukan hanya digunakan untuk mengatasi masalah siswa saja, tetapi juga digunakan untuk laporan izin siswa apabila tidak masuk sekolah dan juga untuk memberitahukan orang tua apabila ada acara atau rapat di sekoIah. 4 Sedangkan di sekolah MA.HM Tribakti Kediri Jawa Timur. Misalnya; di sana hubungan komunikasi guru dengan orang tua siswa tidak berjalan dengan lancar, karena banyak siswa yang berasal dari luar daerah. Akan tetapi semua itu tidak berpengaruh terhadap prestasi siswa dan bahkan banyak siswa yang mendapat juara umum. Hal ini dikarenakan di asrama tempat mereka tinggal, seorang pengasuhnya menetapkan aturan, tuntutan, dan ajakan untuk lebih mandiri, hidup disiplin dan belajar dengan giat, yang mana pihak asrama bekerja sarna dengan pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar. 5 Dalam
~aran
Islam setiap muslim dalam kehidl1pannya harus senantiasa
melakukan interaksi sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Ashr 1-2:
5
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. n6(QS. AI-Ashr 1-2) Komunikasi atau kerjasama yang diciptakan antara orang tua dengan guru hendaklah tidak hanya karena anak sedang mengalami kesulitan saja, akan tetapi secara rutinitas agar mengetahui segaJa perkembangan siswa dalam hal kemajuan maupun kemunduiran anak dalam hal
bel~ar.
Dari uraian di atas, jeJaslah betapa
pentingnya komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas dengan adanya keterbukaan, saling pengertian dan saling percaya. Maka saya tertarik untuk membahas mengenai "Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan Wali Kelas Terhadap HasH Belajar Siswa di SlVIPN 238 Jakarta Selatan." Karena di lokasi tersebut tempat penulis praktek profesi keguruan terpadu (PPKT) dan penuJis juga sudah mengetahui suasana lingkungan sekolah tersebut sehingga mempermudah penulis untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan lVIasalah 1. Identifikasi
Dalam penulisan skripsi ini terdapat beberapa hal yang menjadi masalah, diantaranya; a. Banyak orang tua siswa tidak peduli dengan perkembangan anaknya di sekolah. b. Orang tua menyalahkan sekolah apabila hasil belajar anaknya jelek tanpa menanyakan sebabnya terlebih dahulu, padahal beJum tentu kesalahan dari cara guru mengajar.
6
c. Sebagaian orang tua tidak peduli dengan perkembangan belajar anaknya di sekolah d. Terdapat beberapa wali kelas tidak peduli terhadap tanggung jawabnya yang berhubungan dengan anak didiknya. e.
Wali kelas akan menangani masalah siswa apabila sudah ada teguran dari pihak BP/BK, seharusnya wali kelas mengerti masalah siswa seluruhnya
f.
Wali kelas yang peduli dengan siswa berpengaruh dengan hasil belajar siswa di sekolah
2. Pembatasan Masalah Agar permasalahan ini terjangkau untuk diteliti dengan diberi arahan, maka penelitian ini dibatasi pada hal komunikasi antara orang tua dengan wali kelas yang berhubungan dengan komunikasi formal, (seperti ketika pengambilan raport dan rapat orang tua murid, dan komunikasi yang bersifat non fonnal, seperti jika anak malas belajar di rumah, ada problem keluarga, tidak bersemangat sekolah
3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan maslah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: a. Bagaimanakah komunikasi orang tua dengau wali kelas di SMPN 238 Jakarta Selatan? b. Bagaimanakah hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan?
c. Adakah hubungan positif antara komunikasi orang tua siswa dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan?
Hipotesis Terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi orang tua Slswa dan guru wali kelas dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 238 Jakarta Selatan
7
[). Tujuan dan Signifikansi 1. Tlljllan a. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 2 di SMPN 238 Jakarta Selatan c. Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara hubungan antara komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan 2. Signifikansi a. Sebagai bahan pertimbangan dalam komunikasi orang tua dan guru wali kelas b. Sebagai acuan bagi
pendidik dalam
mengetahui
hubungan antara
komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan c. Memberi informasi yang dapat berguna bagi peneliti
E. Pendekatan IImu dan Data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: I. IImu, yaitu berkaitan dengan judul Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan Guru Wali Kelas Terhadap Hasil Belajar, maka peneliti merumuski'lll pendekatan ilmll komllnikasi dan ilmll belajar. 2. Data, yaitu menggunakan data kuantitatif.
F. Sistematika Penulisan Untllk
memlldahkan penulisan skripsi ini, pokok pelmasalahnanya
akan penulis bagi menjadi enam bab. Untllk lebih jelasnya akan dikemllkakan sebagai berikllt:
BAB I. Berisi pendahlllllan yang mencakup: latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah, hipotesis, tujllan dan
8
BAB
II.
Berisi kajian teori meliputi: pengertian komunikasi,
pengertian orang tua, tugas-tugas orang tua, fungsi orang tua dalam pendidikan, konsep wali kelas, tugas-tugas wali kelas, peran wali kelas, fungsi pertemuan wali kelas dengan orang tua, bentuk-bentuk komunikasi, dasar dan tujuan komunikasi, kerjasama wali kelas dengan guru, indikator komunikasi yang baik antara orang tua dengan wali kelas, indikator, pengertian belajar,
pengertian hasil belajar, faktor yang mempengaruhi
belajar, cara belajar yang baik, tujuan belajar, serta kerangka konseptual. BAB III. Berisi mengenai metodologi penelitian, yang berisi: desain
penelitian, waktu dan tempat, variable penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, dan tekhnik analisa data, BAB IV. Berisi hasil penelitian, yaitu: gambaran umum sekolah,
meliputi (sejarah berdirinya SMPN 238, struktur organisasi, visi dan misi SMPN 238, tenaga pendidikan dan siswa, serta sarana dan prasarana), deskriptif data dan analisa data. BAB V. Berisi penutup yang mencakup: kesimpulan dan saran.
BABII KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Komunikasi Orang Tua dan Wali Kelas 1. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi alau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti "pemberilahuan, pembagian, pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan alau jawaban dari pendengarnya". Kala lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunilas yang juga menekankan kesamaan alau kebenaran. Komunilas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul alau hidup bersama unluk mencapai .
IUJuan lertenlu.
I
Menurul James G. Robbins dan Barbara S. Jones, dalam bukunya menjelaskan komunikasi adalah sualu lingkah laku, perbualan/kegialan penyampaian alau pengoperan lambang-Iambang, yang mengandung arti dan makna alau perbualan penyampaian sualu gagasan, informasi dari seseorang kepada orang lain. Lebih jelasnya, sualu pemindahan alau penyampaian informasi, mengenai fikiran, dan perasaan-perasaan? Dalam kamus besar bahasa Indonesia "komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan alau berita antara dua orang alau lebih sehingga pesan
I Dedy Mulyana, IImu Komunikasi Sualu Penganlar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 20041. cet. Ke-6. h. 41
10
yang dimaksud dapat dipahami? Onong Uchjana Effendi mendefinisikan "Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan.,,4 Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampalan pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul. Komunikasi merupakan suatu hubungan, secara umum dapat menyangkut berbagai aktifitas dari berbagai individu. Komunikasi tersebut tidak terbatas ruang dan waktu dalam artian dapat terjadi dimana saja dan kapan saja selagi masih terjadi proses interaksi. Menurut Edwar Depari "Komunikasi adalah penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti yang dilakukan oleh penyampai pesan ditunjukkan kepada penenma pesan.,,5
Dari
beberapa
pengertian di
atas dapat disimpulkan,
bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan/informasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih agar maksud dan tujuannya dapat dipahami.
2. Pengertian Orang Tua Orang tua merupakan sebutan yang umum digunakan bagi bapak dan ibu oleh seorang anak. Sebutan bapak bagi orang tua yang bt-rJenis kelamin laki-Iaki, sebutan ibu bagi orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut syariat Islam Bapak (ayah) memiliki kedudukan yang penting dan mulia. "Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan pelayan".6
'Oepdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), eet. Ke-I 0, h. 17 'Onong Uehjana Effendi, /lInU KOlnunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya, 2000), eet. Ke-l3, h. 5 5Widjaya, IImu Komunikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), eet. Ke-2, h. 13
II
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata bapak mempunyai arti sebagai berikut: a. Orang tua laki-Iaki b. Orang yang dipandang sebagai orang tua c. Panggilan kepada orang laki-Iaki yang lebih tua dari yang memanggil d. Orang yang menjadi pelindung. 7 Dalam kamus bahasa Indonesia ibu berarti wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim kepada wanita. Ibu adalah orang yang tugasya melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak, serta mengatur rumah tangga. 8 Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa orang tua adalah ibu bapak yaitu, orang yang melahirkan (bagi ibu), merawat, mendidik, dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan yang dapat membuat anak menjadi lebih baik.
3. Tugas-Tugas Orang Tua Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tika suasana dalam keluarga itu baik, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Kedua orang tua adalah pendidik yang pertama bagi anaknya karena ia lahir dan hadir ditengah-tengah keluarga. Sebelum orang lain mendidik, maka keJua orang tualah yang mendidiknya terlebih dahulu. Ibu dan bapak sebagai manifestasi sebuah kelurga mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menentukan perkembangan anak agar dapat menghadapi kehidupan di kemudian hari. Tanggung jawab pendidikan yang perlu didasarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain, adalah:
:Depdikbud Kamus Besar Rahasa Indonesia, .....h. 90
12
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena si anak memerlukan makan, minum, dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan. b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga bila ia telah dewasa maupun berdiri sendiri dapat membantu orang lain. d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikannya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim. 9 Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dillihat dari orang tua, tetapi telah didasari oleh teori-teori pendidikan modem, sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah. Melihat lingkup tanggung jawab orang tua yang begitu luas, dapatlah diperkirakan bahwa orang tua itu tidak mungkin dapat memikulnya sendiri secara sempurna, terlebih lagi dalam masyarakat yang senamiasa berkembang maju. Hal ini bukanlah merupakan aib karena tanggung jawab tersebut tidaklah harus sepenuhnya dipikul oleh orang tua secara sendiri-sendiri, sebab mereka sebagai manusia mempunyai keterbatasan. Namun demikian perlu diingat bahwa setiap orang tua tidak dapat mengelakan tanggung jawab itu, tapi orang tua juga tidak begitu saja menitipkan anaknya kepada pihak sekolah tanpa terus menerus mengontrol anaknya.
13
4. Fungsi Orang Tua Datam Pendidikan Orang tua mempunyai fungsi yang penting di dalam mendidik dan membimbing putra-putrinya, karena orang tua itu merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Dengan demikian pendidikan yang pertama terdapat di lingkungan keluarga. Dalam ajaran Islam, orang tua di samping sebagai pendidik, juga sebagai kepaia dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari siksa api neraka, sebagaimana firman Allah: "'''
(I
'"
1'."1;' ;' ~\' ) G\ '+.:""'.J ) if ,
c;,;Y) -' "
J.
...
J.
.1-
...
J.
".
~
J/
(lS' (' I'.j' ('""~ , C "'j \Y- \r :'\< J'. ..iJ\ 1'·1[; .J ('""'-:"'") ~, ,
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasal', yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengeljakan apa yang diperintahkan". (QS. At-Tahrim: 06)10 Dilihat dari hubungan dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, maka tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa diberikan kepada orang lain, guru dan pendidik lain. Umpamanya, dalam memikul tanggung jawab pendidikan hanyalah merupakan keikutsertaan. Dengan kata lain, tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh para pendidik seIain orang tua adalah merupakan pelimpahan dari tanggung jawab orang tua yang tidak mungkin meIaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna. Untuk itu sangat diperlukannya kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah terutama dengan para guru. Dengan berkomunikasi dengan para guru, maka orang tua akan mengetahui perkembangan anaknya baik yang berhubungan dengan kemajuan maupull kemunduran, ataupUll mengenai
IODepartemen Agama (DEPAO), AI-
QUI'
'an dan Teljemahannya, (Bandung: PT Syamil
14
perkembangan sikap dan tingkah laku anak selama berada di lingkungan sekolah.
5. Konsep WaH Kelas
Istilah guru sekarang mendapat arti yang lebih luas dalam masyarakat. Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan dapat disebut guru". Guru adalah pendidik professional, karenanya secara umum telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Yang dimaksud dengan wali kelas adalah guru yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksanannya pendampingan dan monitoring
kelas,
yang
berwewenang
melaksanakan
kegiatan
yang
berhubungan dengan pendampingan kelas, kemudian untuk dilaporkan kepada masing-masing orang tua siswa. II
6. Tugas-Tugas WaH Kelas
a. b. c. d. e. f. g. h.
Menyusun laporan kelas pada akhir tahun Pembuatan statistik bulanan siswa Pencatatanjumlah kehadiran siswa mingguan dan bulanan Pengisisian daftar nilai siswa 12 Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan Membina suasana kekeluargaan Menciptakan ketahanar; sekolah yang mantap Mewakili kepala sey.olah dan orang tua dalam pembinaan siswa I. Membina kepribadian, ketertiban dan kekeluargaan J. Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan ketrampilan siswa k. Evaluasi nilai rapor dan kenaikan kelas I. Membantu wakil kepala sekolah dalam pennasalahan yang terkait m. Membuat catatan tentang: situasi keluarga dan ekonomi, ketidak..l-jadiran, pelanggaran, dan perilaku siswa, prestasi akademik masing-masing siswa 13
"Tiharoh, dar; www.smknlmagelang.com/v3/iso/urtugwenang.hrm - 10k - diakses pada tanggal 19 Jun; 2008 12Tiharoh, dari www.smpn5yogya.org/indo/indexl.php?utama=tugas/tugas_walikelas.html-
15
7. Peran WaH Kelas
a. Membantu konselor melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggungjawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus; dan e. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada Konselor. 14
8. Fungsi Pertemuan WaH Kelas dengan Orang Tua
Pentingnya pertemuan guru dengan orang tua murid diakui oleh hampir semua guru. Oleh karena itu mereka membuat jadwal pertemuan secara teratur. Tujuannya di samping membahas masalah-masalah yang menyangkut bidang edukatif, banyak pula yang menyangkut faktor-faktor non edukatif, khususnya masalah-masalah yang menyangkut: a. Penolakan murid terhadap guru-guru tertentu. Prilaku murid yang berupa: teriakan, coret-coret, membuat gaduh, berkelahi dan lain-lain b. Masalah-masalah anak di rumah yang mengganggu proses belajar c. Keditakpuasan orang tua atas prilaku guru terhadap anaknya. 15 Masalah ini dan ratusan masalah lainnya yang serupa dapat diselesaikan oleh guru yang sudah mengetahui akar masalahnya terlebih dahulu. 16 Semua ini dapat beljalan dengan lancar apabila antara pihak sekolah
'4 Tiharoh, dari Akhmadsudrajat.files.wordpress.eom/2007/09/peran-kepala-seko!ah-gurudan-wali-kelas-dalam-bk.pps "Thomas Gordon, GlIru Yang Efektif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), eet. Ke- 3,
16
dengan orang tua murid mau bekerjasama yaitu dengan eara orang tua selalu mengontrol perkembangan anaknya melalui info dari guru. Dengan adanya pertemuan guru dan orang tua l11aka segala hal yang terjadi pada murid akan mudah diketahui dan segera l11enemukan jalan keluar untuk penyelesaian apabila ada l11asalah karena antara orang tua dengan guru sudah tidak ada lagi rahasia yang berhubungan dengan anaknya. Sehingga apabila anak murid di sekolah melakukan kesalahan maka guru tidak segan-segan memberitahukan kepada orang tuanya Berkaitan dengan komunikasi, seperti dalam lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga juga demikian adanya. Para orang tua mendidik anaknya, l11elatih membiasakan kedisiplinan yang baik, dan lainnya, semua terkait dengan proses komunikasi antara orang tua dengan anaknya. Begitu pula sebaliknya, di sekolah juga terjadi komunikasi antara guru dengan siswa, maka untuk lanearnya proses belajar mengajar harus
adany~
komunikasi yang
baik. Untuk itu antara keluarga dan sekolah bertanggungjawab terhadap hasil dari pendidikan yang dijalaninya.
Jadi, setelah melihat berbagai definisi dari komunikasi, orang tua dan guru wali kelas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas adalah suatu hubungan interaksi yang bermaksud untuk menyampaikan pesan atau inJormasi yang berkaitan uengan aktivitas atau kegiatan belajar siswa.
9. Bentuk-Bentuk Komunikasi Komunikasi merupakan interaksi atau kerja sarna yang tereipta antara kedua belah pihak baik antara manusia atau benda yang terjalin seeara luas. Karena luasnya eakupan terse but, maim komunikasi dapat dibagi dalam beberapa bentuk antm'a lain: a. KOl11unikasi Intrapribadi KOl11unikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak, seperti dalam hal berfikir.
17
b. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi . secara Iangsung. 17 orang Iam c. Komllnikasi Kelompok Komllnikasi
kelompok
ialah komllnikasi
antara seseorang dengan
sekelompok orang dalam sitllasi tatap muka. Seperti yang terjadi di dalam rapat, brifieng, upacara dan lainnya. 18 d. Komunikasi Publik Komunikasi publik adalah komnnikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa di kenali satu persatu. Seperti dalam situasi ceramah, pidato, dan Jainnya. e. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan juga informal dan berJangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. f. Komllnikasi Massa Bentuk komunikasi ini adalah suatll komunikasi yang dapat dilakukan meJalui pel's, radio, televisi, dan sebagainya. 19 Dari macam-macam bentuk komunikasi di atas maka dalam sekoJah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu formal dan informal. Namun dalam lembaga sekolah jarang sekali terjadi komunikasi informal ( intrapribadi dan antar pribadi) yang disebabkan kurangnya kesadaran pada orang tua betapa pentingnya komunikasi tersebut. karena sebenamya dengan adanya bentukbentuk komunikasi, maka dapat mempermudah hubungan antara guru dengan orang tua yang mana bertujllan lIntllk mengetahlli perkembangan anaknya seJama berada di lingkllngan sekolah.
~:Dedy Mulyana, I/mu Komunikasi Suallf Pengantar, ... h. 76
18
10. Dasar dan Tujuan Komunikasi
Pengajaran ialah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya,
lebih cakap
berfikir kritis,
sistematis dan
sebagainya. 20 Untuk mencapai itu semua maka harus adanya komunikasi dalam proses tersebut sehingga pelajaran yang dimaksud bisa sampai kepada siswa. Komunikasi dua arah dalam proses belajar mengajar banyak memberikan manfaat, yaitu meningkatkan peluang bagi guru untuk memperoleh masukan dalam rangka menilai efektivitas belajar. Guru hendaknya memaharni proses komunikasi itu berlangsung, bagaimana membangkitkan perhatian. Dalam bukunya proses belajar mengajar JJ. Hasibuan dan Moedjiono mengungkapkan, bahwa bidang pendidikan sangat erat hubungannya dengan komunikasi antar manusia (sosial), yang satu sarna lain dapat saling menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing. Pesan itu dapat direncanakan atau dipersiapkan terlebih dahulu, penenma pesan dapat dilakukan perorangan maupun dengan kelompok. 21 Dalam komunikasi penerima harus memahami pesan itu dan meneruskan atau menghasilkan bagi dirinya secara benar dan tepat, juga sesuai seperti yang dimaksudkan oleh penyampai. Misalnya, seorang anak yang belajar al-Qur'an, jika ia membLcanya secara tepat dan benar sesuai dengan tajwid yang telah dipelajarinya maka hal tersebut dapat dikatakan komunikasi yang dilakukan telah berhasil.
11. Kerjasama WaH Kelas Deugau Oraug Tua
Untuk lebih mendukung komunikasi antm'a orang tua dengan guru ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh pendidik diantaranya: 22
'0Ahmad Tafsir, Melodoiogi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), eet. Ke-8, h. 7 "JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mmgajar, (Bandung: PT. Remaja
19
a. Melakukan kunjungan ke rumah anak didik Dengan adanya kunjungan ke rumah anak didik maka akan: 1) Menimbulkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memperhatikan dan mengawasinya 2) Memberi
kesempatan
kepada
pendidik
melihat
sendiri
dan
mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam keluarga 3) Memberikan
kesempatan kepada pendidik untuk memberikan
penerangan kepada orang tua anak didik tentang pendidikan yang baik, serta cara-cara menghadapi masalah-masalah yang sedang dialami anaknya 4) Mempererat hubungan antara orang tua dan sekolah 5) Memberi dorongan kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam memajukan pendidikan anaknya 6) Guru dan anak saling memberi informasi tentang keadaan anak serta saling memberi petunjuk. 23
b. Undangan terhadap orang tua ke sekolah Orang tua di undang datang ke sekolah minimal sekali setahun. Pacta saat itu diadakan kegiatan-kegiatan seperti berikut: 1) Pada saat pengambilan raport 2) Peliunjukkan film pendidikan di Negara-negara yang telah maJu antara lain berisikan cara kerjasama orang tua dengan guru untuk pendidikan anaknya dan untuk kemajuan sekolah 3) Pameran hasil keraj inan tangan dan karangan anak didik 4) Perlombaan anak didik 5) Demontrasi ketangkasan dan keterampilan 24
20
c. Case conference Case conference ialah rapat atau konperensi tentang kasus, biasanya digunakan dalam bimbingan penyuluhan. Peserta konperensi ialah orang-orang yang betul-betul mau ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan sukarela, seperti orang tua anak didik, guruguru, petugas bimbingan penyuluhan yang lainnya, dan para ahli yang bersangkutan. Tujuan konferensi ialah mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat teratasi dengan cepat 25
d. Badan pembantu sekolah Yang dimaksud dengan badan pembantu sekolah ialah organisasi orang tua mudd atau wali murid dan guru. Organisasi tersebut merupakan kerjasama yang paling terorganisir antara sekolah atau gum dan orang tua murid. 26 Hubungan guru dengan mudd hamslah seperti hubungan bapak dengan anaknya. la harus mengetahui keadaan masing-masing mudd dan kecenderungan hatinya, dimana tempat kelemahannya dan bagaimana jalan mengobatinya. Dengan demikian ia dapat memperkuat murid yang lemah dan memperbaiki kelakuan yang salah. Oleh sebab itu guru haruslah memperhatikan murid-muridnya setiap hari, sehingga dikenalnya masing-masing mudd itu seperti mengenal anaknya sendiri. Dengan demikian murid akan mencintai gunmya seperti mencintai orang tuanya. Guru hams berhubungan baik dengan orang tua murid, serta bertolong-tolongan dengan mereka. Sekalikali guru jangan mengasingkan diri dari orang tua murid. Dengan bertolong-tolongan dengan orang tua mudd, guru dapat menanamkan adat istiadat yang baik dalamjiwa murid, seperti rajin dan sungguh, tetap bekelja menunaikan kewajiban, suka berkorban dan belajar terus untuk mencapai kebenaran.
21
Apabila ada saling percaya dan tolong menolong antara orang tua murid dengan sekolah, maka orang tua murid dapat bermusyawarah dengan guru tentang keadaan anaknya dan kesulitan yang menimpa anaknya. Merekajuga harus saling kerjasama untuk mempersiapkan anak untuk menempuh kehidupan di masa yang akan datang. Guru harus menerima kedatangan orang tua murid dengan gembira, bahkan sepatutnyalah mengundang mereka itu sewaktu-waktu untuk memperlihatkan usaha yang
dikerjakan anak-anak kepada
mereka. 27
12. Indikator Komunikasi Yang Baik Antara Orang Tua Dengan WaH Kelas Indikator hubungan komunikasi yang baik antara orang tua siswa dan guru wali kelas menurut para ahli diantaranya: a. Adanya Keakraban Yang dimaksud dengan adanya keakraban adalah antara orang tua siswa dan guru wali kelas harus saling mendukung dan bekerja sarna. Segala sesuatu yang tidak jelas di sekolah harus memperoleh bantuan untuk menjelaskannya dan memperoleh tambahan dari rumah. Untuk keperluan semacam ini diperlukan kunjungan guru ke rumah siswa supaya memperoleh informasi yang lebih jelas dan terjalin keakraban antara orang tua siswa dengan guru tersebut. b. Adanya Keterbukaan Orang tua siswa harus selalu menanyakan kepada guru wali kelasnya bagaimana keadaan anaknya di sekolah. Dan sebagai seorang guru wali kelas harus dengan jujur mengatakan keadaan siswanya baik mengenai hasil belajar maupun perilaku kesehariannya sehingga antara keduanya itu dapat mencari solusi bersama-sama. Jika hubungan kUll1unikasi ini dilakukan dengan terbuka, maka akan teljalin hubungan yang baik antara orang tua siswa dengan guru wali kelas.
22
c. Adanya Saling Percaya Apabila terjadi kesenjangan informasi mengenai prilaku anak atau kesukaran
bel~ar
pada anak, maka sekolab wajib mencari hubungan untuk
memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan itu dari orang tua siswa di rumah. Orang tua siswa dan guru wali kelas harus ada suasana saling percaya mempercayai d. Adanya Saling Pengertian Hubungan antara orang tua siswa dan guru wali kelas itu harus adanya saling pengertian dengan tlljllan memajukan belajar anak. Karena apabila tidak saling mengerti maka tlljuan dari pembelajaran tidak akan berhasil secara efektif. 28
B. HasH Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar adalah penambahan pengetahllan, dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mllngkin dan murid untuk mengumpulkannya. 29 Dalam kaitannya dalam perkembangan manusia, belajar adalah merupakan penentu proses perkembangan, manllsia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, ketrampilan, nilai, reaksi, keyakinan, dan lain-lain tingkah laku yang dimiliki manusia melalui proses belajar. ladi belajar adalah proses perubaban tingkah laku sebagai akibat pengalan,an atau latihan. 3o Oleh sebab itu, seseorang yang sudah belajar itu tidak akan sarna lagi dibandingkan saat sebelum belajar, karena ia sudah lebih sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. 1a tidak
hanya
menambah
pengetahllannya,
akan
tetapi
dapat
pula
menerapkannya secm'a fungsional dalam situasi hidupnya.
"Hasibullah Husain, Monajemen Menllrlll fslamologi, (Jakarta:Gema Insani Press, 1997), eel. Ke-I, h. 164
~
23
Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor yang tidak termasuk latihan 31 Dalam buku psikologi pendidikan, di jelaskan pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh prilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan prilaku yang sudah ada dan prilaku ini bisa positif/negatir.J 2 Ada segolongan orang berpendapat bahwa belajar merupakan proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh hubungan kondisi antara stimulus dan respon. 33 Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan, belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa baik di sekolah maupun di rumah yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku, pengamatan, pengalaman/ latihan. Namun kegiatan belajar yang dilakukan siswa tersebut akan nampak/tidak hasilnya setelah diadakannya suatu evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan sendiri oleh guru. Belajar merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya perubahan 6ngkah laku pada setiap manusia. Perubahan tersebut dapat berwujud perubahan kebiasaan dan ini semua terjadi diakibatkan adanya proses belajar. Oleh karena itu, manusia dapat dikatakan berkembilng dan mengalami perubaha,l dalam kepribadiannya karena belajar. Akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada seseorang disebabkan dari belajar, karena ada juga yang disebabkan oleh proses kematangan.
2.
Pengertian HasH Belajar Hasil belajar terdiri dari dua kata "hasil dan belajar". Hasil adalah pendapatan atau perolehan dari usaha, pikiran dan sebagainya. 34 Seeara
"s. Nasution, Didaklik Asas-Asas Iv/engajar..., h. 35 ::/\lisufSabri, Psikologi Pendidikol1 .... 11'.55
24
psikologis, belajar merupakan sllatu proses tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam sebuah aspek tingkah laku. Pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 35 Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri disebut dengan hasil belajar. 36 Hasil belajar selulu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan berubah, itu dinyatakan dalam perumusan tujuan intruksional. 37 Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. 38 Adapun pengertian dari kedua kata tersebut (hasil belajar) para ahli berpendapat, sebagai berikut: a.
Muhibbin Syah Mengemukakan Hasil belajar adalah segenap psikologi yang berubah sebagai akibat dari pengalaman belajar siswa. 39
b. Nana Sudjana Berpendapat Bahwa Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang memperlihatkan setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar) tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. 40
"Slamet, Proses Be/ajar Mengajar Dalam System Kredlt Semesler, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-I, h. 78 '"Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakmta: PT. Remaja Rosda karya, 2003), h. 84 "Zakiyah Drajat, Melodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) cet. Ke-I, h. 196 "Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Sirategi Relajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h. 44 "Muhibbin Svah. Psikolaffi Belaiar. (Jakarta: Logos Wacana IImu. 19991. cet. Ke-2. h. 192
25
c.
Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa: "Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, di mana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur. 41 Yang dimaksud dengan hasil belajar sebagaimana telah dituliskan
dalam "Kamus bahasa indonesia kontemporer" yaitu penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes. 42 David Usable yang dikutip oleh Ratna Wilis Dahar, Hasil belajar merupakan salah satu syarat untuk terjadinya belajar bermakna, yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. 43 Menurut Atwi Suparman, hasil belajar ada!ah penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai prilaku yang terdapat di dalam dirinya dan tergantung dan tingkat prilaku yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna.
·t.;J
Dari
urman
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa hasil
belajar
(kemampuan yang diperoleh atau dicapai) oleh siswa dan diperlihatkan setelah mereka menempuh pengalaman belajar. Hasil belajar diperoleh dari kegiatan penilaian yang diharapkan adalah adanya perubahan tingkah laku. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes. Hasil belajar berupa keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan bakat individu yang diperoleh di sekolah biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai tertentu. Tes bertujuan untuk membangkitkan motivasi pada siswa agar mereka memperhatikan pelajaran serta mendorong mereka memperhatikan pelajaran serta mendorong mereka agar dapat mengorganisasikan, pelajaran dengan baik. Selain itu, tes
"Sliharsimi Arikllnto, Dasar-Dasar Evaillasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 133 "Peter Salim dan Yeni Salim, Kamlls Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h. 359
26
juga dapat digunakan sebagai feed back bagi guru dalam rangka perbaikan program pengaJaran. Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap jangka pendek dan tahap jangka panjang. Tahap pertama, yaitu tahap jangka pendek yang disebut juga dengan nama penilaian formatif. Penilaian ini dapat dilaksanakan pada akhir proses belajar mengajar. Tahap kedua, yaitu tahap jangka panjang yang disebut dengan penilaian sumatif.Penilaian ini dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah
menempuh priode tertentu, seperti penilaian tengah semester atau
penilaian akhir semester. 45
3. Faktor Yang Mempengaruhi HasH belajar Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor
lingkungan dan faktor
instrumental, sedangkan yang berasal dari dalam diri siswa adalah berupa faktor psikologis dan faktor fisiologis pada diri siswa. a. Faktor-faktor lingkungan Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam dan sosial. Yang termasuk faktor lingkungar, alarni ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, letak gedung sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar b. Faktor-faktor instrumental Faktor instrumental ini tercliri c1ari geclung/sarana fisik kelas, saranalalat pengajaran, media pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran sella strategi belajar mengajar yang c1igunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.
27
c. Faktor-faktor kondisi internal siswa Yang termasuk didalamnya ialah faktor fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sedangkan yang termasuk faktor psikologis adalah faktor minat, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.
46
Dalam hal belajar ada cara-cara yang efesien dan tak efesien. Banyak murid atau mahasiswa gagal atau tidak memberi hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui faktor yang mendukung. Halhal yang mendukung untuk dapat belajar dengan baik di antaranya: a. Keadaan jasmani Belajar memerlukan tenaga. Karena itu untuk mencapai hasil yang baik diperlukan badan yang sehal. b. Keadaan emosional dan sosia! Anak yang merasa jiwanya tertekan, yang selalu dalam keadaan ketakutan akan kegagalan maka dalam belajar tidak akan konsentrasi. c. Keadaan lingkungan Tempat belajar yang tenang, tidak diganggu oleh perangsang dari luar karena belajar diperlukan konsentrasi yang tinggi. d. Memulai pelajaran Pada permulaan pelajaran sering dirasakan kelambanan, keengganan bekerja. Kalau perasaan ini telUs menerus ada di pikiran kita maka tidak akan bisa memulainya. Maka dari pribadi sendiri menyadari untuk memulianya. e. Membagi pekerjaan Sebelum memulai pelajaran kita lebih dahulu menentukan apa yang dapat dan harus kita selesaikan dalum wuktu tertentu.
28
f.
Menggunakan waktu Menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita menggunakan waktu yang · 47 efieSlen.
4. Tujuan belajar
Belajar adalah suatu aktilitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Winamo Surachmad, tujuan belajar di sekolah itu ditujukan untuk mencapai: a. Pengumpulan pengetahuan b. Penanaman keterampilan c. Pembentukan sikap Tujuan tersebut dalam dunia pendidikan adalah sebagai tiga arah yaitu kognilif, afeklif dan psikomotorik: 48 a. Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan prilaku yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kanah ini memiliki enam tingkatan yang bergerak dari yang sederhana sampai kepada yang tinggi dan
kompleks,
yaitu:
pengetahuan,
pemahaman,
penerapan,
menghubungkan antara satu dengan yang lainnya, menyatukan hal yang belum menyatu, dan penilaian. b. Ranah afektif Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, apresiasi dan penyesuaian perasaan social. Tingkal kemampuannya ada lima yaitu:
29
penerimaan, tanggapan, penilaian, memadukan, dan karakteristik suatu nilai. c. Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik mencangkup tujuan berkaitan dengan keterampilan (skill), tingkatannya yaitu: persepsi, kesiapan, mekanisme, respon, penyesuain, dan penciptaan.
C. Kerangka Konseptual
Dari deskripsi di atas dapat dibuat kerangka konseptualnya sebagai berikut:
.LJ'~U~l "~~.1.~l"'-J.I.~.l-':'Vl.,jJ.I.:J.I.
KOMUNlKASI
,, ,, ,
-r --
••L __ •
,•
.I. UrtLJ .I~Vl".l Vl"'1..l~rt.:l..)'.1 V.1'-rt1'"l V
.I v r t U.cil'"l'-Jr11
,."rt.LJ • •~..LJ.t'1lJ
Pengertian: 1. pemberitahuan 2. penyampaian/pengoperall beritalberita/informasi
3.
pengirirnan dan penerimaan pesan
Bcntuk-bentuk: Intra pribadi, Antal' pribadi. kelompok. publik, organisasi, massa
Dasar dan'Tujuan. vaitu agar penerima dapat memahami apa yang disampaikan oleh orang lain
! TUA
l,·· , ,,, ,, , ,,, , ,,
, ..
WALl KELAS
Pengertian: I.
2. 3.
-r --
, ,,
ibu/bapale pengasuh
,
•,
,,, ,,
pelindung
Tugas: 1. memelihara 2. melindungi 3. mendidik 4. membahagiakan
,r _..:
,, ,,,
,, ,
, •
r KERJASAMA
ungan ke rumah anak didik mgan ke sekolah Conference
T
Pengertian: guru yang bertaggungjawab kepada kepala sekolah atas terlaksananya kegiatan yang berhubungan dengan pendampingan keIas Tugas I. pelaksana bimbingan bagi siswa 2. evaluasi nilai raport 3. pembinaan siswa 4. pengisian daftar nilai siswa
Peran: I.
2. 3.
1
BELAJAR Proses perubahan tingkah laku/ transfer ilmu
1. 2.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI internal
eksternal
n pembantu sekolah
1
membantu guru mata pelajaran membantu BP/BK berperan aktif dalam perkembangan kelasnya
I I.
2. 3.
TUJUAN kognitif afektif psikomotorik
I I.
2. 3. 4.
-r HASIL BELAJAR
kemampuan yang dicapai oleh siswa
INDIKATOR adanya keakraban keterbukaan saling percaya saling pengertian
I 30
31
Dari kerangka konseptual berikut terlihat bahwa komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas adalah suatu hubungan interaksi yang bermaksud untuk menyampaikan pesan atau informasi yang berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa baik di sekolah maupun di rumah yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku, pengamatan, pengalamanJ latihan. Jadi komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas merupakan proses penyampaian pesan baik melalui suara, tulisan, gambar, lambang-lambang tertentu atau media lainnya yang biasa menjadi perantara dan makna sebagai aeuan untuk berfikir dan perasaan berupa ide, informasi, harapan dan lain sebagainya. Komunikasi itu dapat seeara langsung maupun tidak langsung. Untuk tereapai hasil belajar yang diinginkan, maka keduanya harus saling berkaitan. Selain hubungan komunikasi antara orang tua dengan wali kelas juga ada faktor pendukung untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Dalam proses belajar mengajar terjadilah hubungan komunikasi antara pendidik dengan anak didik. Namun anak didik bukan saja memperoleh pengetahuan di sekolah tetapi juga di rumah. Jadi sebagai orang tua hams memperhatikan perkembangan anaknya selama di sekolah, untuk mengetah'Jinya maka hams adanya komunikasi dengan pihak sekolah (guru wali kelas). Komunikasi ini bertujuan agar mudah megetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak didik. Dalam hubungan antara orang tua dengan guru wali kelas, komunikasi merupakan suatu kebutuhan, sebab dengan adanya komunikasi maka tereiptalah suasana mengerti, terpelihara, suasana aman dan nyaman. Dalam interaksi antara orang tua siswa dan guru wali kelas, baik seeara langsung maupun tidak langsung akan menentukan anak, terutama dalam proses belajamya. Selain itu, dengan adanya interaksi tersebut juga dapat menentukan hasil belajar siswa, karena disadari atau tidak suasana hubungan yang baik antara orang tua dan guru wali kelas akan memberikan pengaruh besar terhaclap keberhasilan anak. Kerangka konseptual inilah yang penulis jaclikan aeuan sebagai plsau analisa clalam menginterpretasikan data temuan lapangan yaitn apakah persis
BABIII METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang adanya hubungan antara komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang obyektif, maka digunakan dua bentuk penelitian: a. Penelitian
kepustakaan,
yaitu
penelitian
yang
dilakukan
dengan
mengumpulkan, membaca dan menganalisis buku yang ada hubungannya dengan masalah komunikasi. b. Penelitian lapangan, yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan langsung ke SMPN 238 Jakarta Selatan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian skripsi ini yang bertempat di SMPN 238 Jln. Kali Bata Utara IV No. 2 Duren Tiga Pancoran jakarta Selatan. Waktu penelitian berawal sejak penulis melaksanakan Praktek Profesi Keguruan Tarbiyah (PPKT) pada bulan
33
3. Variable Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu variable independen (bebas), dilambangkan dengan "X", dan variable dependen (terikat) dilambangkan dengan
"Y". Adapun yang dijadikan variable independen (X) ini adalah komunikasi orang tua dengan guru wali kelas, sedangkan variable dependen (Y) ini adalah hasil belajar siswa.
Tabell Kisi-Kisi Angket Indikator
Variable
Jumlah
No. item
item Komunikasi antara orang
komunikasi formal
I
a) pengambilan raport
I
I
tua dengan
b) undangan ke sekolahlrapat
~
0
2,3,23
wali kelas (X)
c) buku penghubung sekolah
3
6, 8,25
d) komite sekolah
5
4,5,7,9,24
2
10, 19
b) ketika ada masalah keuangan
2
11,20
c) ketika anak pulang terlambat
1
17
d) ketika anak tidak berseragam
1
12
2
15,21
2
18,22
2
13, 16
1
14
komunikasi non formal a) ketika anak punya masalah dengan guru/ternan
sekolah e) anak
memiliki
kekurangn
Ikelaianan fisik f)
anak ,alas belajar di rumah
g) nilai anak kurang h) mengeluh sekolah
cara
belajar
di
34
Hasil belajar
Nilai raport siswa
siswa (Y)
4. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karekteristik tertentu dalam sebuah penelitian. 1 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah orang tua/wali dari siswa kelas VIII SMPN 238 Jakarta Selatan yang berjumlah 192 Sample adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karekteristik yang sarna, sehingga betul-betul mewakili populasi. 2 Menurut pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan jika populasi melebihi 100 orang, maka sampel dapat diambil 10-15% atau 20-25%3 Karena populasinya lebih dari 100 siswa maka peneliti mengambil hanya 12% dari jumlah keseluruhan orang tua siswa seluruh kelas VIII yaitu sekitar 25 siswa dengan alasan agar memperrnudah penulis dalam menghitung data. Adapun tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan purposive sampling.
5. Tekhnik Pengambilan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode sebagai berikut: a. Observasi Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi, observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan skripsi ini. 4
I Hermawan Rasito, Pengantar Melod%gi Penelilian. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utnma, 1992), h. 49 2 Nana Sudjana, Pene/ilian dan Peni/aian Pendidikan, (Bandung: Sinar Bam, 1989), h. 84 3 Suharsini Arikunto, Prosedur Pene/ilian, Sualu Pendekalan Praklik (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 107
35
b. Wawancara Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang yang paling mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh data dan informasi yang jelas.' Wawancara ini ditunjukan kepada salah satu guru wali kelas untuk memperjelas mengenai komunikasi orang tua dengan guru wali kelas. c. Studi dokumentasi Digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa dari buku raport. d. Angket Yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa kelas 2 SMPN 238 Jakarta Selatan. Yang ditujukan kepada orang tua siswa kelas VIII dengan jumlah angket 25 item guna untuk mengetahui komunikasi orang tua dengan wali kelas.
6. Tekhnik Analisis Data Data tentang komunikasi antara orang tua Slswa dengan wali kelas. Kemudian dikelompokkan menjadi komunikasi formal dan non formal, kemudian di persentasekan dan diberi skor dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan yaitu poin A skor
=
4, poin B
SkOT =
2, poin C skor
=
O. Sedangkan data yang
berkaitan dengan nilai siswa dicari rata-rata nilai persiswa, dengan cara jumlah nilai dalam raport dibagi jumlah mata peliUarannya. Setelah data ditabulasi dan nilai siswa dirata-ratakan, langkah selanjutnya adalah mendistribusikannya. Setelah didistribusikan, kedua variable di mana X adalah skor tabulasi "komunikasi orang tua dengan guru wali kelas", sedang Y adalah nilai rata-rata siswa. Langkah selanjutnya adalah menghitung derrgan tabel korelasi r:aduct momen dengan tujuan mencari nilai-nilai yang akan dimasukkan dalam rumus korelasi product momen seperti: 6
rxy =
N· (IXY)- (LX)· (IY)
~{N' IX'
- (IX)'
HN. IY' - (L:Y)'}
36
Keterangan: : nilai koefisien antara X dan Y yang dicari : jumlah dari nilai X : jumlah dari nilai Y : jumlah dari nilai X yang dikuadratkan : jumlah dari nilai Y yang dikuadratkan
(l:X)'
: jumlah dari nilai X kemudian dikuadratkan
(l:Y)'
: jumlah dari nilai Y kemudian dikuadratkan
l:XY
: jumlah dari nilai X dan Y yang dikalikan
N
: jumlah responden (subyek penelitian)
Tabel2 Angka Indeks Korelasi Product Momene Interpretasi
Besamya "r"
Product moment (rxy) 0,00 - 0,20
Antara variable X dan vareabel Y terdapal korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan variable Y
0,20 - 0,40
AJ1tara variable X dan variable Y terdapat korela:;i yang lemah atau rendah ./
0,40 - 0,70
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 - 0,90
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 - 1,00
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi \
BABIV HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah L Sejarah Berdirinya SMPN 238 Jakarta Selatan Asal sekolah SMPN 238 Jakarta Selatan pada tahun 1982 bemama SMPN 104. Setelah itu, pada tahun 1986 berubah menjadi SMPN 238 Jakarta Selatan dengan SK No. 1886/0/1986. Telah 25 tahun berlalu sejak tahun 1982 SMPN 238 Jakarta Selatan berkarya ikut serta membangun masyarakat mencerdaskan bangsa di wilayah Mampang tepatnya di jalan Kalibata Utara 6 No.2 Pancoran Jakarta Selatan. 1 Seiring dengan pertumbuhan usia lembaga pendidikan, kini SMPN 238 Jakarta Selatan hadir dengan semangat dan penampilan baru dengan maksud memberikan pendidikan yang bermUlu kepada masyarakat generasi penerus bangsa. Beberapa pembaharuan demi tercapainya tujuan tersebut adalah melalui renovasi sarana dan prasarana pendidikan untuk terciptanya suasana pendidikan yang nyaman, perekrutan stafpengajar yang memiliki disiplin dan kompetensi di bidangnya, serta adanya sistem dan prosedur penyelenggaraan pendidikan yang berstandar pendidikan global. Pada saat ini SMPN 238 Jakarta Selatan telah mengalami perubahan dari tahun ke talmn, dan telah menghasilkan lulusan di SMUN yang bermutu
38
dan unggulan. SMPN 238 Jakarta Selatan dipimpin oleh orang yang telah berpengalaman di bidang pendidikan, yaitu:
a. Kep. Sek.
: Rusmiati, A. Md. Pd.
b. Wa. Kep. Sek
: Drs. Masru
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data sekolah, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel3 Data Sekolah 2
f----
Nama sekolah
SMP Negeri 238 Jakarta Selatan
Nomor identitas sekolah
200020
Nomor statistik sekolah
201016310217
Alamat
J1. Kalibata Utara Vi No.2 pancoran Jaksel
1---
Status sekolah
Negeri (1982)
Luastanah
2749 M2
Luas bangunan
1215 M2
Status tanah
Milik sendiri
Nomor sertifikat tanah
1628/693/I1HP/9/I/-/1984
2. Visi dan Misi SMPN 238 Jakarta Selatan Untuk menghadapi persaingan di bidang pendidikan, SMPN 238 Jakarta Selatan dengan kepengurusan yang baru maka sekolah tersebut memiliki visi yaitu "untuk mewujudkan SMPN 238 Jakarta Selatan dari sekolah standar menjadi formal mandiri". Selain Visi, SMPN 238 Jakarta Selatan juga mempunyai Misi, antara lain: a_ Meningkatkan mutu sllmber daya manusia dengan disiplin tinggi b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
39
c. Meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komputer d. Meningkatkan lingkungan sekolah yang kebih kondusif e. Menigkatkan manajemen sekolah yang lebih akurat f. Meningkatkan sarana dan prasarana3
3. Tujuan Sekolah Setiap lembaga pendidikan mempunYaI tujuan masing-masing yang disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas sekolahnya, SMPN 238 memiliki tujuan umum yaitu: Peningkatan sumber daya manusia, Pengembangan KTSP, Pengembangan proses belajar mengajar, Pengembangan sarana dan parasarana, Pengembangan manajemen sekolah, Pengembangan sumber dana dan pendanaan, Pengembangan sistem penilaian, Pengembangan lingkungan sekolah,
Pengembangan
kegiatan
kesiswaan.
Pengembangan
PTD,
Pengembangan PKH. Namun selain tujuan umum, SMPN 238 Jakarta Selatan juga mempunyai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka panjang, diantaranya: a. Pada tahun 2008, rata-rata nilai ujian Nasional minimal 6.50 b. Pada tahun 2008, proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah unggulan minimal 6% c. Pada tahun 2008, memiliki tim sepak bola yang mampu menjuarai lomba tingkat kotamadya. 4 Tujuanjangka pendek SMPN 238 Jakarta Selatan, diantaranya: 5 a. Rata-rata nilai ujian nasional mencapai 6.5 untuk tiga mata pelajaran b. Jumlah lulusan yang me!anjutkan ke seko!ah negeri mencapai 15% c. Rehabilitasi meja dan kursi d. Pemenuhan alat-alat !abo!atorium e. Peningkatan ekskul seperti: 3
4
Tim penyusun, Dokumentasi milik sekolah, Jakarta) h. 5 Tim penyusun, Dokumentasi milik seko/ah, Jakarta. h. 9
40
I) Paskibra 2) Futsal
3) Prarnuka 4) PMR 5) Tae Kwon Do f. Terciptanya lingkungan yang sehat g. Menjadi pilihan ke satu bagi SD yang ada di kecamatan pancoran
4. Struktur Organisasi pegawai SMPN 238 Jakarta Selatan 6 Stuktur sekolah tersebut saling bekerja sarna antara devisi yang satu dengan devisi yang lain agar tujuannya dapat tercapai dan beIjalan dengan lancar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel4 Kepala Sekolah Rusmiati Amd. Pd
Wakil Kep. Sek. Drs. Masru
-
Komite Ir. Budhi Apnugroho
-
Keuangan Mardi
Kepala Urusocn TU Drs. Pucwono
Urusan Kepegawaian Bpk. Supriyanto
-
Kesiswaan Asmijanti
I Urusan Sarana Prasarana Supmjo
I -
Perpustakaan Yuli Erawati
-
Kebersihan Syahril
41
5. Tenaga Pendidikan dan Siswa Pada tahun ajaran 2008-2009, jumlah guru yang bertugas di SMPN 238 Jakarta Selatan sebanyak 39 orang yang terdiri dari 27 orang guru perempuan dan 12 orang guru laki-Iaki. Untuk lebih jelas mengenai data guru dapat dilihat tabel berikut: Tabel5 Daftar Pengajar SMPN 238 Jakarta Selatan7 No.
Nama Pegawai
Pendidikan
1
Rusmiati, A. Md. Pd.
D3
2
Dra. Fatmawati
SI
3
Wayan Suwira Adi Putra
D1
4
Hj. Salmah
D3
5
Warhum HS
D3
6
Drs. M. Raisy
SI
7
Midamawati
D1
8
Kusnaini
S1
9
Khalifah
D3
10
Elizarti, BA.
SM
11
Hj. Tuti Emawati, S. Pd.
SI
12
Drs. Bustamin Sugiro
S1
13
Rahmawati
D1
14
Nurhayati
D3
15
Rauli Sida Uruk
D2
16
Norma Samosir
D3
17
Sachrom
DI
18
Drs. Masru
SI
19
Sutotok
DI
20
Teguh Leksono, S. Pd.
SI
42
21
Anita, S. Pd.
SI
22
Sigit Baskara, S. Pd.
SI
23
Indra Priyadi
DI
24
Eli Sukarsih
D3
25
E. Carnelita Siahaan
DI
26
Nike Sitorus
Dl
27
Ismianto, S. Pd.
SI
28
Fauzia Rahma, S. Pd.
SI
29
Jojor Rosmauli, S. Pd.
SI
30
Ria P. Nunniati S. Pd.
SI
31
Tresniasih, S. Pd.
SI
32
Wahyuningsih, S. Pd.
SI
33
Erfan A.Fatah, SE.
SI
34
Sutijowati, S. Pd.
SI
35
Meita Haryani, S. Pd.
SI
36
Atiyah, S. Pd.
SI
37
Solihat SS
SI
38
Junita Fauziah, ST
SI
39
M. Irdho
SI
Tabel6 Data Siswa 8 No
Kelas
Laki-Iaki
Perempuan
Jumlah
I.
VII
150
125
275
2.
VIII
116
84
200
3.
IX
113
80
193
jumlah
668
43
Dari table di atas, jumlah siswa laki-Iaki seluruhnya adalah sebanyak 379 dan siswi perempuan sebanyak 289. Mayoritas siswa SMPN 238 bertempat tinggal di sekitar lingkungan sekolah dan orang tua siswa kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak berpendidikan sehingga banyak yang tidak peduli dengan perkembangan anaknya di sekolah.
6. Sarana dan Prasarana Sarana
dan
prasarana
merupakan
syarat
penting
agar
dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menghasilkan lulusan yang berdaya guna. Untuk mengetahui sarana yang tersedia di SMPN 238 Jakarta Selatan dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel7 Sarana dan Prasarana 9
.----
No.
Sarana dan Prasarana
Jllmlah
I
Ruang Kantor
2
2 , .)
Ruang Kelas
17
Perpustakaan
I
4
UKS
I
5
Ruang OSIS
I
6
RuangBK
I
7
Lab. Komputer
I
8
Lab. Bahasa
I
9
Lab.IPA
I
10
Masjid
I
11
Toilet Guru
I
12
Toilet Siswa
2
44
7. Kurilmlum yang digunakan Perkembangan yang terjadi sekarang ini turut mempengaruhi kurikulum yang digunakan oleh sekolah-sekolah. Hal ini dapat dilihat pada kurikulum di SMPN 238 Jakarta Selatan yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan mualan beJajar sebesar : 38 jam pelajaran perminggu. Muatan lokal yang diajarkan adalah tata boga dan PLKJ. 10
B. DeskriptifData 1. Komunikasi Antara Orang Tua dengan Wali Kelas
Untuk mendapatkan gambaran mengenai komunikasi orang tua siswa dengan guru wali kelas, dapat dilihal pada label-tabel berikut: a. Komunikasi Fonnal Apakah orang tua mengambil raport anak setiap semester dapat dilihat pada label 8 berikut:
Tabel8 Pengambilan Raport Anak Setiap Semester Alternatif Jawaban
F
P
A. Ya
21
84%
B. Kadang-kadang
3
12%
C. Tidak Pernah
I
4%
25
100%
Jumlah
Dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar (84%) orang tua mengambil raport anaknya setiap semester. Sebagian keell (12%) orang lua kadang-kadang saja mengambil rapOli setiap semester, dan sedikit sekali (4%) orang tua yang tidak pernah mengambil raport anaknya setiap semesternya. Hal ini berarti orang tu sangal memperhatikan hubungan komunikasi dengan guru.
45
Dalam hal ini orang tua yang datang atau tidaknya ketika mendapat undangan dari sekolah dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Table 9 Kehadiran Orang Tua Ketika Mendapat Undangan Dari Sekolah Alternatif lawaban Aspek
Ya
Datang untuk menghadiri
Kadang-kadang
Tidakpemah
luml
F
%
F
%
F
%
ah
16
64%
5
20%
4
16%
100%
13
52%
6
24%
6
24%
100%
15
60%
6
24%
4
16%
100%
rapat Datang
ketika
mendapat
undangan
dari
untuk
membicarakan
sekolah
masalah anak Datang
ke
sekolah
mendapat
bila
undangan
menjelang akhir tahun
TerJihat dari tabel 10 di atas, sebagian besar(64%) orang tua selalu datang ke sekolah untuk menghadiri rapat, sebagian kecil (20%) orang tua kadang-kadang datang ketika mendapat undangn rapat dari sekolah, dan sangat sedikit (15%) orang tua yang tidak pernah datang apabila mendapat undangan dari sekolah untuk menghadiri rapat. Ini menunjukkan bahwa orang tua menganggap begitu penting berkomunikasi dengan sekolah. Sebagian besar (52%) orang tua selalu datang ketika mendapat undangan dari sekolah untuk membicarakan masalah yang berkaitan dengan anak dan sebagian lagi (24%) orang tua ada yang kadang-kadang datang dan ada yang tidak pernah datang ke sekolah untuk membicarakan masalah anak. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua peduli dengan komunikasi yang terjadi di sekolah. Sebagain besar (60%) orang tua datang ke sekolah ketika mendapat
46
sedikit sekali (16%) orang tua tidak pemah datang ke sekolah bila mendapatr undangan menjelang akhir tahun. Hal ini berarti orang tua terlihat mementingkan komunikasi dengan sekolah. Apakah orang tua melaporkan mengenai anaknya melalui buku penghubung dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
TabellO Buku Penghubung Sekolah Altematif Jawaban Aspek
Ya
Menjelaskan keluhan anak dalam buku
Kadangkadang
Tidak Pemah
Jumlah
F
%
F
%
F
%
5
20%
7
28%
13
52%
100%
17
68%
4
16%
4
16%
100%
9
36%
12
48%
4
penghubung Mengirim surat apabila anak saya tidak hadir Mengontrol perkembangan anak yang
16%
dijelaskan dalam buku penghubung
Sebagian besar (52%) orang tua tidak pernah menjelaskan keluhan anak dalam buku penghubung yang disediakan oleh sekolah, sebagaian kecil (28%) kadang-kadang orang tua yang menjelaskan keluhan anak pada buku penghubung dan sangat sedikit st,kali (20%) orang tua yang me~jelaskan
selalu
kweluhan anaknya dalam buku penghubung. lni berarti orang
tua tidak menggunakan edia yang ada untuk lancarnya komunikasi. Sebagian besar (68%) orang tua selalu mengirim surat ketika anaknya berhalangan hadir ke sekolal1, sebagian kecil (16%) orang tua yang kadangkadang dan tidak pernah memberitahukanlmengirim surat apabila anaknya berhalangan hadiI. Hal ini terbukti bahwa orang tua menganggap penting berkomunikasi dengan menggunakan sural. Sebagian
besar
(48%) ,.'
1
kadang-kadang •
orang
tua
mengontrol
100%
47
(36%) orang tua yang selalu mengontrol perkembangan anaknya yang dijelaskan dalam buku penghubung, dan sangat sedikit sekali (16%) orang tua yang
tidak
pernah
mengontrol
perkembangan anaknya dalam
buku
penghubung. Hal ml dapat terlihat bahwa orang tua menganggap penting menontrol
buku
penghubung
walaupun
hanya
sebagian
saja
yang
menyadarinya. Apakah orang tua siswa bergabung/partisipasi dalam organisasi komite sekolah, dapat dilihat pada tabel I I berikut ini: Tabel11
Komite sekolah Aitematif Jawaban Aspek
Datang
Ya
unlUk
Kadang-kadang
Tidak pemah
Jumlah
F
%
F
%
F
16
64%
6
24%
.J
12%
100%
5
20%
8
32%
12
48%
100%
4
16%
7
28%
14
56%
100%
IO
40%
9
36%
6
24%
100%
8
32%
13
52%
4
16%
100%
,
%
menghadiri pertemuan orang tua Datang
untuk
menghadiri
acara kerajinan
pameran anak didik Ikut
serta
organisasi
dalam
orang
murid
tua
dalam
penanggulangan masalah siswa Mendapat respon dari sekolah apabila mgm bertemu guru Ikut partisipasi dalam acara sekolah
48
Sebagian besar (64%) orang tua selalu datang untuk menghadiri pertemuan orang tua, sebagian kecil (24%) kadang-kadang datang untuk menghadiri pertemuan orang tua, dan sedikit sekali (12%) tidak peruah datang untuk menghadiri pertemuan orang tua. Sebagain besar (48%) orang tua tidak peruah datang untuk menghadiri aeara pameran anak didik, sebagain keeil (32%) kadang-kadang datang untuk menghadiri aeara pameran kerajinan anak didik, dan sedikit sekali (20%) orang tua yang selalu datang ke sekolah untuk menghadiri aeara pameran keraj inan anak didik. Sebagian besar (56%) orang tua tidak pernah ikut serta dalam organisasi orang tua murid, sebagain kecil (28%) kadang-kadang orang tua ikut berpartisipasi dalam oraganisasi orang tua murid, dan sedikit sekali (16%) orang tua yang selalu berpartusipasi dalam organisasi orang tua murid. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua kurang menyadari manfaat dari organisasi orang tua murid. Sebagian besar (40%) selalu mendapat respon dari sekolah apabila ingin bertemu dengan guru, sebagain keeil (36%) kadang-kadang mendapat respon dari sekolah, dan sebagian keeil (24%) tidak pernah
m~ndapat
respon.
Hal ini membutikan bahwa pihak sekolah juga menmentingkan komunikasi dengan wali murid agar silaturahmi berjalan dengan lanear. Sebagian besar (52%) kadang-kadang orang tua ikut partisipast dalam aeara sekolah, sebagian kecil (32%) selalu partisipasi dalam aeara sekolah, dan sangat sedikit sekali (16%) orang tua yang tidak pernah ikut partisipasi dalam aeara sekolah. lni sudah terlihat bahwa sebagian orang tua menyadari betapa pentingnya ikut serta dalam aeara sekolah meskipun belum sepenuhnya yang menyactarinya.
b. Komunikasi Non Formal Untuk mengetahui apakah orang tua selalu membiearakan dengan guru jika anak memiliki masalah dengan guru atau ternan di sekolah, dapat
49
Tabel12 Membicarakau Deugau Guru Jika Anak Bermasalah Altematifjawaban Aspek
Ya
dengan
Melaporkan
Kadang-
Tidak
kadang
pemah
jumlah
F
%
F
%
F
%
4
16%
7
28%
14
56%
100%
4
16%
.)
12%
18
72%
100%
guru apabila anak saya memiliki
masalah
dengan guru/temannya Menanyakan
kepada
,
guru apabila mendapat laporan
anak
saya
bergaul dengan anak yang kurang baik
Sebagian besar (56%) orang tua tidak pemah membiearakan dengan guru jika anaknya memiliki masaiah dengan guru/ternan di sekolah, sebagian kecil (28%) kadang-kadang membiearakan dengan guru apabila anaknya memiliki masalah dengan guru/temannya, dan sedikit sekali (16%) orang tua yang selalu melaporkan ke guru apabila anaknya memiliki masalah dengan guruitemannya. Hal ini berarti orang tua tidak memperhatikan perkembangan analmya. Sebagian besar (72%) orang tua tidak pemah membiearakan dengan gurunya jika anak serinmg bergaul dengan ternan yang kurang baik, sebagian keeil (16%) orang tua serinmg membicarakan dengan gurunya jika anak sering bergaul dengan ternan yang kurang baik, dan sedikit sekali (12%) kadang-kadang melaporkan kepada guru jika anaknya bergaul dengan anak yang kurang baik.
50
Di bawah ini akan terlihat apakah orang tua selalu membicarakan dengan guru jika mengalami kesulitan uang untuk biaya sekolah anaknya. Untuk itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel13 Membicarakan Dengan Administrasi Sekolah Jika Mengalami Kesulitan Keuangan
Altematifjawaban Aspek
Ya
Membicarakan dengan
Kadang-
Tidak
kadang
pernah
Jumlah
F
%
F
%
F
%
1
4%
6
24%
18
72%
100%
-'"
12%
4
16%
18
72%
100%
guru apabila mengalami kesulitan
dalam
keuangan unluk biaya sekolah Membicarakan dengan pihak apabila
administrasi a'1ak
I
saya
meminta uang dengan
I
I
alasan untuk keperluan sekolah
Sebagian besar (72%) orang tua tidak pemah membicarakn dengan pihak sekolah apabila mengalami kesulitan dalam keuangan untuk biaya keperluan sekolah, sebagian kecil
(24%)
kadang-kadang orang tua
membicarakan masalah kesulilan keuangan untuk keperluan sekolah, dan sedikit sekali (12%) orang lua yang selalu membicarakan dengan pihak sekolah jika memil;iki kesulilan dalam hal keuangan unluk kepenlingan sekolah. Sebagian besar (72%) orang tua tidak pernah menemui guru apabila
51
kadang-kadang orang tua datang menemui guru apabila anaknya meminta uang dengan alas an keperluan sekolah, dan sedikit sekali (12%) orang tua yang selalu menemui guru apabila anaknya meminta uang dengan alas an keperluan sekolah. Hal ini berarti orang tua banyak yang aktif dalam mengontrol anaknya. Untuk mengetahui apakah orang tua membicarakan dengan guru bila anaknya sering pulang
sekolah terlambat, dapat dilihat pada tabel 14 di
bawah ini: Tabel14 Membicarakan Dengan Guru Bila Anaknya Sering Pulang Terlambat
F
P
A. Ya
5
20%
B. Kadang-kadang
7
28%
C. Tidakpemah
13
52%
25
100%
Altematifjawaban
Jumlah
Sebagian besar (52%) orang tua tidak pemah membicarakan dengan guru jika anak sering pulang tedambat, sebagian kecil (28%) kadang-kadang menemui guru bila anak sering pulang terlambat, dan sebagian kecil (20%) oranmg tua selalu menemui guru jika anak sering pulang terlambat. Hal ini berarti orang tua kurang memperhatikan kegiatan anaknya. Selanjutnya untuk mengetahui apakah orang tua selalu membicarakan dengan guru apabila anaknya sering tidak berseragam ketika pulang/pergi sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini: Tabel15 Membicarakan Dengan Guru Bila Anaknya Tadak Bersemgam Ketika Pulang/Pergi Ke Sekolah
F
P
A. Ya
3
12%
B. Kadang-kadang
5
20%
Alternatifjawaban
52
C. Tidak pemah
17
68%
Jumlah
25
100%
Sebagian besar (68%) orang tua tidak pemah membicarakan dengan guru bila anaknya tidak berseragam sekolah ketika pulang/pergi ke sekolah, sebagian kecil (20%) kadang-kadang orang tua membicarakan dengan guru apabila anaknya pulang/pergi dengan tidak berseragam serkolah, dan sedikit sekali (12%) orang tua yang peduli dengan menemui guru apabila anaknya pulang/pergi dengan tidak berseragan sekolah. Hal ini bahwa orang tua masih banyak yang cuek dengan anak dan sekolah. Selanjutnya untuk mengetahui apakah orang tua membicarak dengan guru bila anaknya memiliki kelainanlkekurangan fisik, dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini: Tabel16 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak lVlemiliki Kelainan/Kekurang Pendengaran, Penglihatan, DlI Altematif jawaban Aspek
Kadang-kadang
Ya
Tidak
Jurnlah
pemah
Memberitahukan
ke
F
%
F
%
F
%
5
20%
7
28%
13
52%
100%
4
16%
3
12%
18
72%
100%
sekolah bila anak saya kelainanl
punya
kekurangan fisik Membicarakan dengn guru
bila
segan
berangkat
sekolah kekurangan sekolah
anaknya ke
karena alat
53
Sebagian besar (52%) orang tua tidak pernab memberitahukan kepada sekolah bila anaknya memiliki kelainan/kekurangan fisik, sebagian keeil (28%) kadang-kadang orang tua memberitabukan ke sekolab jika anaknya memiliki kwekurang /kkelainan fisik dan sedikit sekali (20%) orang tua yang selalu
memberitabukan
ke
sekolah
jika
anaknya
memiliki
kekurangan/kelainan fisiko Sebagian besar (72%) orang tua tidak pernab membiearakan dengan guru jika anaknya segan berangkat sekolab karena kekurangan alat sekolab, sebagian kecil (16%) orang tua selalu membiearakan dengan guru jika anak segan berangkat sekolah karena kurang alat sekolab, dan sedikit sekali (12%) kadang-kadang orang tua menemui guru jika anak segan berangkat sekolab karena kurang alat sekolah. Selanjutnya untuk mengetahui apakah orang tua membiearakan dengan guru jika anak tidak mau mengrjakan PR dan tidak mau belajar di rumah. Dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini: Tabel17 Komunikasi Antara Orang Tua Deugau Guru WaH Kelas Ketika Anak
Malas Bela.jar di Rumah Alternatifjawaban Aspek
Kadang-
Ya
Tidak pernah
Jum1ah
kadang
Membiearakan dengan
F
%
F
%
F
%
2
8%
8
32%
15
60%
100%
3
12%
5
20%
17
68%
100%
guru apabila anaknya malas belajar di rumah Menemui anaknya
guru
bila
tidak
mau
mengeljakan PR
Sebagian besar (60%) orang tua tidak pernah membicarakan dengan
54
orang tua menemui guru jika anaknya malas belajar di rumah, dan sedikit sekali (8%) orang tua selalu membicarakan dengan guru jika anak malas belaj ar di rumah. Sebagian besar (68%) orang tua tidak pernah mememui guru jika anaknya tidak mau mengerjakan PR, sebagian kecil (20%) kadang-kadang saja orang tua menemui guru jika anakanya tidaka mau mengerjakan PR, dan sedikit sekali (12%) orang tua yang selalu menemui guru jika anaknya tisdak mau mengerjakan PRo Selanjutnya untuk melihat apakah orang tua membicarakan dengan gurunya bila kebetulan nilai anaknya kurang baik, dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini: Tabel18 Membicarakan Dengan Guru Bila Nilai Anak Kurang Baik
Alternatifjawaban Aspek
Ya
Kadang-
Tidak pemah
Jumlah
kadang
Menemui guru bila
F ,
%
F
%
F
%
J
12%
6
24%
16
64%
100%
3
12%
7
28%
15
50%
100%
nilai anaknya jelek Membicarakan dengan
guru
bila
hasil belajar kurang baik
Sebagian besar (64%) otang tua tidak pemah menemui guru jika nilai anak jelek, sebagian kecil (24%) kadang-kadang menemui guru jika nilai anak jelaj, dan sedikit sekali (12%) orang tua selalu menemui guru jika nilai anak jelek, hal ini terbukti bahwa orang tua siswa kurang memperhatikan belajar anak. Sebagian besar (50%) orang tua tidak pemah membicarakan dengn
55
orang tua membicarakan dengan guru jika hasil belajar anak kurang baik, dan sedikit sekali (12%) orang tua yang selalu menemui guru jika hasil belajar anak kurang baik, hal ini bahwa orang tua tidak memperhatikan hasil belajar anaknya yang sebenarnya dapat dilakukan pada komunikasi dengan guru dan pihak sekolah. Bila anak mengeluh cara belajar di sekolah, apakah orang tua akan membicarakan dengan gurunya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 19 berikut Iml:
Tabel19 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Mengeluh Cara Belajar Di Sekolah
F
P
A. Ya
3
12%
B. Kadang-kadang
5
20%
C. Tidak pemah
17
68%
Jumlah
25
100%
Alternatifj awaban
Sebagian besar (68%) orang tua tidak pemah membicarakan dengan guru jika anak mengeluh cara belajar di sekoiah, sebagian kecil (20%) kadang-kadang orang tua membicarakan kepada pihak sekolah jika anaknya mengeluh cara belajar di sekolah, dan sedikit sekali (12%) orang tua yang selalu membicarakan dengan gurujika anak mengeluh cara belajar di sekolah. Dari tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar orang tua di SMPN 238 Jakarta Selatan sudah mementingkan komunikasi dengan guru wali kelas tetapi belum pada taraf yang maksimal, komunikasi di sekolah tersebut masih sebatas bernilai cukup. Orang tua di SMPN 238 Jakarta Selatan lebih banyak berkomunikasi dengan guru hanya pada masalah urusan formal, misalnya waktu pengambilan raport anak tiap semester, waktu rapat atau ada undangan, namun pada masalah yang berkaitan dengan masalah informal seperti, jika anak ada masalah dengan guru/teman, sering pulang terlambat, malas belajar, nilaijelek, dll belum mendapat perhatian khusus dari
56
Untuk mengetahui kualifikasi atau kategori komunikasi orang tua siswa dengan guru wali kelas secara keseluruhan, penulis menghitungnya dengan mencari skor komunikasi yang diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh skor rata-rata dibagi jumlah responden yang ada, dengan ketentuan sebagai berikut: 80-100 tergolong komunikasi yang sangat bagus 58-79
tergolong komunikasi yang bagus
38-57
tergolong komunikasi yang sedang/cukup
14-35
tergolong komunikasi yang rendah
Berikut ini dapat dilihat tabulasi item angket dan skor yang diperoloeh orang tua siswa SMPN 238 Jakarta Selatan mengenai variable (X) yaitu komunikasi antara orang tua siswa dan guru wali kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel20 Tabulasi Item Angket & Skor yang Diperoleh Orang Tua Siswa SMPN 238 Jakarta Selatan Mengenai Komunikasi Antara Orang Tua Siswa dan Guru WaH Kelas (X) Nomor Pertanyaan
~s
,n
I 2
,
J
4 5 6 7 8 9 I
I
I
0
I
2 3 4 5 6 7 8 9 0
n 4 0
L.
Skor
.
1 1 1 1 1 1 I
2 2 2 2 2 2 Total I
2 3 4
5
2 2 2 4 4 2 2 2 0 4 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 2 40
4 4 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 4 2 4 28 4 4 4 4 4 0 4 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 4 4 0 4 2 4
o0
0 0 4 4
0 40
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 2 34
4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 2 4 0 0 0 0 0 0 4 0 4 4 4 4 4 66 2 0 0 2 4 0 2 0 2 2 4 2 2 0 0 2 4 0 0 0 2 2 2 2 2 38 4 4 4 4 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 2 32 4 4 4 4 2 0
o4
2 0 2
0 0 0 0 0 4 4 4 4
4 4 4 2 4 60
4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 0 4 2 4 4 4 4 0 2 4 0 0 4 4 4 76 I
4 2 2 0 4 4 2 0 2 2 2 4 2 0 4 2 0 2 2 0 0 2 2 4 2 50
57
4 4 4 4 0 0 0 4 2 2 0 0 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 4 0 2 40 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 0 0 4 4 2 4 0 2 0 0 0 0 4 2 4 62 4 2 2 2 2 4 2 0 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 2 4 2 68 2 2 2 0 0 2 0 2 4 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 2 26 4 4 0 4
o
0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 2 22
4 4 4 4 2 0 2 4 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 4 2 4 38 4 4 2 4 2 2 0 0 4 2 0 2 2 2 4 2 2 0 0 4 0 0 0 2 0 44
o0
4 2 0 2 0 2 4 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 2 4 2 0 2 4 36
4 4 0 4
o
4 2 0 2 0
0 0 4
o0
2
o o
0 0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 0 0 4 4 4 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0
14
4 4 4 4 2 0 0 4 4 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 34 2 0 0 0 0 4 0 2 2 2 2 2 0 2 4 4 2 2 4 2 4 2 0 0 0 42 4 4 4 4 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 4 0 2 32 4 2 2 2 0 2 0 4 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 2 0 0 4 2 4 36 4 4 4 4 4 2 2 4 4 0 0 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 4 4 2 48 Jumlah
1042
Dari data di atas dapat diperoleh skor nilai sebagai berikut: Skor nilai = 1042 25 =
41,68
Dengan melihat ketentuan yang tercantum pada halaman sebelumnya, maIm dapat dilihat besarnya skor komunikasi antara orang tua dengan wali kelas berkisar antara 36-57, dengan demikian komunikasi orang tua siswa dan guru wali kelas di SMPN 238 Jakarta Sealatan dalam kategori sedang/cukup.
2. Hasil Belajal' Siswa SMPN 238 JalmJ'ta Selatan Adapun variable (Y) yaitu nilai kelas VIII semester satu SMPN 238 Jakmia Selatan yang berada pada rentangan 45 - 87 daDat dilihat Dada tabel
58
Tabel21 Nama
No
Jumiah nilai
Nilai Rata-rata
1
Adam maulana
1044
87
2
Asyhah adnin
660
55
3
Jumaizi dahlia
720
60
4
Ana rufaidah
612
51
5
Reni yulianti
900
75
6
Vera kusuma wardani
624
52
7
Desy mulya sari
720
60
8
Aditya muhammmad
936
78
9
Agy maulana
984
82
10
Medda amitha
756
63
11
Milla setya
696
58
12
Rio aruianto
864
72
13
Cahyati
840
70
14
Fitri rachma
768
64
15
Bella ika Octavia
588
49
16
Adnan ardian
588
49
17
Agung firmansyah
659
58
13
Isla arfi junianti
756
63
19
Muhammad rafli
648
54
20
Nia puspita
552
46
21
Dwi artika putrid
672
56
22
Dian kumaia Vicky
780
65
23
Tika marhaeni
720
60
24
Ulfa istiana
540
45
25
Ajeng sekar rarasati
840
70
Jumlah
1542
59
Adapun yang menjadi nilai rata-rata dari siswa kelas VIII yaitu: 1542 25 61,68
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 61,68 untuk mengetahui kualifikasi hasil belajar siswa SMPN 238 Jakarta Selatan, maka penulis menyusun jumlah skor siswa yaitu dari skor tertinggi 45 dan skor terendah 41. Kemudian data-data tersebut disusun menjadi interval. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tebel berikut ini: Tabel22 Klasifikasi Skor Hasil Belajar Siswa
--
No
Klasifikasi
Jumlah
Kualifikasi
1
86-100
1
Amat baik
2
71-85
4
Baik
J
0
56-70
12
Cukup
4
41-55
8
kurang
Jumlah
25
"
Setelah merujuk pada table di atas, maka dengan nilai rata-rata sebesar 61,68 yang berada pada interval 56-70, sehingga dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dapat dibuktikan bahwa kebanyakan hasil belajar siswa memiliki jumlah skor pada interval 56-70 yaitu sebanyak 12 orang. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai skur komunikasi orang tua dan nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa, maka dapat dilihat pada tabel 22 berikut 1m:
60
Tabel23 Distribusi Hasil Penelitian Komunikasi Orang Tua Siswa dan Guru WaH Kelas (X) dan Nilai Rata-rata Siswa (Y) No. Kode
Skor Komunikasi (X)
No. Kode
Nilai Rata-rata
(Y) 1
40
1
87
2
28
2
55
3
40
3
60
4
34
4
51
5
66
5
75
6
38
6
52
7
32
7
60
8
60
8
78
9
76
9
82
10
50
10
63
11
40
11
58
12
62
12
72
13
68
13
70
14
26
14
64
15
22
15
49
16
38
16
49
17
44
17
58
18
36
18
63
19
36
19
54
20
14
20
46
21
34
21
56
22
42
22
65
23
32
23
60
24
36
24
45
61
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor komunikasi sangat berpengaruh dalam nilai belajar siswa karena semakin besar jumlah skor yang diperoleh dari orang tua mengisi angket maka nilai siswa juga semakin bagus begitu juga sebaliknya skor yang diperoleh dari orang tua rendah maka nilai siswa pun semakin jelek. Tabel24 Menghitung Koofisien Korelasi Product Moment No
X
Y
XZ
yz
XY
1
40
87
1600
7569
3480
2
28
55
784
3025
1540
J
40
60
1600
3600
2400
4
34
51
1156
2601
1734
5
66
75
4356
5625
4950
6
38
52
1444
2704
1976
7
32
60
1024
3600
1920
8
60
78
3600
6084
4680
9
76
82
5776
6724
6232
10
50
63
2500
3969
3150
II
40
58
1600
3364
2320
12
62
72
3844
5184
4464
13
68
70
4624
4900
4760
14
26
64
676
4096
1664
15
22
49
484
2401
1078
16
38
49
1444
2401
1862
17
44
58
1936
3364
2552
18
36
63
1296
3969
2268
19
36
54
1296
2916
1944
20
14
46
196
2116
644
21
34
56
1156
3136
1904
22
42
65
1764
4225
2730
,
I
62
24
36
45
1296
2025
1620
25
48
70
2304
4900
3360
1042
1542
48780
98098
67152
C. Analisis Data Rumus Koefisien Korelasi Product Moment:
rxy =
---rr==N~.(=:LX=Y~)~-~(L=X~)'~(L=Y~)O:==~ ~{N' LX' - (LX)' }. {N. LY' - (LY)'} 25.67152 - (1 042). (1542)
~{25 . 48780 - (1 042)' }. {25 ·98098 - (1542)' } 1678800 -1606764 .J{l2l9500 --1 085764}· {2452450 - 2377764} 72036
.J133736·74686 72036 = '.J=99=8=82=0=68=9=6 72036 99941,01709 =
0,720
Dari perhitungan anal isis data di atas ternyata angka korelasi antara komunikasi orang tua siswa dan guru wali kelas dengan hasil belajar siswa sebesar 0,720, berarti diantara kedLla variable tersebut terdapat korelasi yang berjalan sejajar Dengan memperlihatkan rxy 0,720, berarti antara komunikasi orang tua siswa dengan wali kelas dan hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan termasuk hubungan yang positif.
63
Interpretasi Dengan Menggunakan Tabel Nilai "r", dengan df sebesar 23, diperoleh harga "r" tabel sebagai berikut:
Df
=
N-nr
=25-2 =23
Pada taraf signifikansi 5% adalah 0,413 dan pada taraf signifikansi 1% adalah 0,526. Ternyata "r" tablel baik taraf signifikansi 5% maupun 1% lebih kecil dari "r" hitung (0,720>0,413 dan 0,526). Sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi "tidak ada hubungan antara komunikasi orang tua siswa dengan wali kelas terhadap hasil belajar siswa kelas 2 SMPN 238 Jakarta Se1atan" di tolak, dan hipotesis alternalif (Ha) yakni "ada hubungan antara komunikasi orang tua dengan wali kelas terhadap hasil beJajar siswa kelas 2 SMPN 238 Jakarta Selatan" di terima. Oleh karena r2 = 0,72 maka r (koefisien Determinasi) = r2 .100% = (0,72/ x 100 = 0,5184 x 100 = 51,84 sehingga kontribusi komunikasi orang tua siswa dan wali kelas terhadap hasil belajar siswa SMPN 238 Jakarta Selatan sebesar 51,84% Melihat daftar nilai rata-rata siswa kelas dua SMPN 238 Jakarta Selatan yang orang tuanya mengisi angket, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi yang· terjalin dengan baik antara orang tua dengan wali kelas akan mempengaruhl terhadap hasil belajar siswa. Terbukti data yang diperoleh dari data hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 238 Jakarta Selatan, Para orang tua yang sering mengadakan komunikasi dengan para guru wali kelas anaknya, ternyata nilai rata-rata para siswa tersebut cukup bagus. Ini menandakan betapa pentingnya komunikasi orang tua siswa dengan guru wali kelas, karena dengan komunikasi orang tua dengan wali kelas, karena dengan komunikasi permasalahan dapat dicari jalan keluarnya. Sebalilmya orang tua yang tidak pernah mengadakan komunikasi dengan guru wali kelas, siswa tersebut nilai rata-ratanya kurang memuaskan. Orang tua
64
sedangkan guru sangat mengharapkan informasi tentang keadaan anaknya di sekolah, sehingga guru dan orang tua dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa tersebut. yang terjadi di sekolah tersebut orang tua hanya menggunakan komunikasi formal saja seperti komunikasi kelompok, public organisasi dan komunikasi massa, tetapi pada bentuk komunikasi informal yaitu komunikasi intrapribadi dan antarpribadi orang tua jarang sekali bahkan hampir tidak pemah melaksanakannya. Ini semua tidak disadari sepenuhnya kepada para orang tua siswa. Dengan hasil wawancara penulis dengan pihak sekolah, bahwa mengenai komunikasi antara orang tua dengan wali kelas terhadap hasil belajar penulis menyimpulkan hubunagn komuniaksi orang tua dengan wali kelas tidak berjalan efektif maksudnya komunikasi tersebut belum sepenuhnya berjalan dengan lancer karena masi banyak orang tua yang tidak peduli dengan perkembangan anaknya di sekolah. Kebanyakan orang tua menycrahkan masalah anaknya sepenuhnya kepada sekolah tanpa pengontrolan lebih lanjut, semua itu dilatar belakangi oleh pekerjaan dan pendidikan orang tua masing-masing. Namun dapat terlihat bagi orang tua yang selalu mengontrol perkembangan anaknya dengan cara berkomunikasi/bekerjasama dengan pihak sekolah yaitu wall kelas secara khusus maka hasil belajar anakpun berada pada nilai yang cukup memuaskan disbanding dengan orang tua yang jarang bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan wali kelas, maka nilai yang dihasilkan oleh anak terdapat pada nilai yang minimal.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkanfiiisilpenelitian tentang hubungan antara komunikasi orang tua dengan wali kelas terhadap hasil belajar yang telah dilaksanakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antara orang tua dengan wali kelas berpengaruh pada hasil belajar, kesimpulannya sebagai berikut: I. Komunikasi orang tua dengan wali kelas masih berjalan dengan baik, tetapi
tidak sebaik yang seharusnya terjadi antara orang tua dengan guru. Orang tua hanya datang ke sekolah apabila ada undangan/yang berhubungan dengan masalah formal saja (komunikasi kelompok, organisasi, masssa), seperti: pengambilan raport, menghadiri rapat, menghadiri pertemuan orang tua, dsb. Apabila yang berhubungan dengan masalah
informal
( komunikasi
intrapribadi dan antarpribadi), seperti: anak pulang terlambat, nilai anak kurang memuaskan, anak mengeluh cara belajar di sekolah, punya masalah dengan administrasi sekolah, dsb orang tua tidak melaporkan!berkomunikasi dengan pihak sekolah khususnya wali kelas, disebabkan orang tua yang cuek dengan perkembangan anak karena faktor-faktor tertentu ( faktor pekerjaan dan pendidikan orang tua). Padahal dengan komunikasi akan mempermudah dalall1 memperoleh informasi. 2. Hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan berll1acam-macall1 pada setiap siswa, pada setiap individu ada yang nilainya mulai dari yang terkecil
66
61,68 yang tergolong cukup karena berada pada rentangan 56-70. Melihat dari daftar nilai rata-rata siswa kelas dua SMPN 238 Jakarta Selatan yang mengisi angket, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi yang terjalin baik antara orang tua dan wali kelas akan mempengamhi terhadap hasil belajar siswa. Terbukti data yang diperoleh dari data hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 238 Jakarta Selatan, para orang tua yang sering mengadakan komunikasi dengan para guru wali kelas anaknya, temyata nilai rata-rata para siswa tersebut cukup bagus. Ini menandakan betapa pentingnya komunikasi orang tua siswa dengan gum wali kelas, karena dengan komunikasi orang tua dengan wali kelas, karena dengan komunikasi permasalahan dapat dicari jalan keluamya. Sebaliknya orang tua yang tidak pemah mengadakan komunikasi dengan guru wali kelas, siswa tersebut nilai rata-ratanya kurang memuaskan. Orang tua tersebut hanya mengandalkan sepenuhnya kepada guru wali kelas anaknya, sedangkan guru sangat mengharapkan informasi tentang keadaan anaknya di sekolah, sehingga guru dan orang tua dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa tersebut 3. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara komunikasi orang tua dengan wali kelas terhadap hasil belajar siswa SMPN 238 Jakarta Selatan terutama kelas VIll yaitu sebesar 0, 720 dengan demikian koefisien korelasinya kuat karena pada rentangan 0,60 - 0,799 Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat korelasi yang kuat antara komunikasi orang tua dan wali kelas terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk kepala sekolah agar lebih memperhatikan hubungan orang tua dengan guru wali kelas, karena apabila semua berjalan dengan lancer maka akan mempermudah urusan dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan anak didik agar proses belejar mengajar pun sesuai dengan yang diharapkan
67
2. Untuk para guru sebaiknya mendukung adanya kerjasama antara orang tua dengan wali kelas agar hubungan antara keduanya dapat berjalan dengan lancar, begitu juga dengan wali kelas secara khusus harus selalu menjaga silaturahmi dengan orang tua agar setiap permasalahan yang terjadi pada anak dapat cepat terselesaikan dengan cara berkomunikasi. 3. Untuk para orang tua murid agar memperbaiki hubungan kerjasama dengan pihak sekolah terutama kepada pihak guru wali kelas, karena bagaimanapun keadaannya guru tidak mungkin mengetahui latar belakang anak didiknya apabila dari pihak orang tua sendiri tidak mau berkomunikasi dengan wali kelas, jadi hams disadari bahwa dengan berkomunikasi dan keIjasama antara orang tua dan wali kelas akan mendapatkan hasil belajar yang diharapkan oleh semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur 'an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syarnil Cipta Media, 2005
Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat: PT. logos Waeana IImu, 1999 Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Baharits, Adnan Hasan Shalih, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, Jakarta: Gema Insani Pers, 1996 Dahar, Ratna Willis, Teori-Teori Belajar, Jakarta:PT. Erianggga, 1989
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk., Strategi Belajar jvfengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Drajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1995 eel. Ke-l Effendi, Qnong Uehjana, ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosda Karya, 2000, eel. Ke-13 Gordon, Thomas, Guru Yang Efektif Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, eel. Ke- 3 Hasbullah, dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 Husain, Hasibullah, Manajemen Menurut Islamologi, Jakarta:Gema Insani Press, 1997, eel. Ke-I Idris, Zahara, Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung: Angkasa, 1981 im2.web.id/smpnlkaliwedi/ - 37k -, diakses pada tanggal19 juni 2008
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belqjar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, eet ke-I 0 KJ1aluk, Hamid Abdul, Bimbinglah Anakmu Mengenal Allah Swt; Sebuah Catatan Untuk Kaum Ibu, Jakaria: Husain, t.t
69
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, eet. Ke-6 Nasution, S., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, eet ke-I Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosda karya, 2003 Rasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1992 Robbins, James G. dan Jones, Barbara S., Komunikasi Yang Efektif, Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986, eet. Ke-3 Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, eet. Ke-2 Siamet, Proses Be/ajar lvfengajar Dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, eet. Ke-I Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995 Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru. 1989 Sudjana, Nana, Penilaian Proses Hasil Belajar lvfengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, eet. Ke-7 Suparman, Atwi, Desain Intruksional, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996 Suraehrnad Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Jemmars, 1979 Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Waeana llmu, 1999, eet. Ke-2 Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, eet. Ke-8 Widjaya, Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, eet. Ke-2 www.smknlmagelang.eom/v3/iso/urtugwenang.htm- 10k -, diakses pada tanggal 19juni2008 www.smpn5yogya.org/indo/indexl.php?utama=tugas/tugas_walikclas.html- 35k -, diakses pada tanggal 19 juni 2008 Yunus, Mahmud, pokok-pokok pendidikan dan pengajara,Jakarta: PT. Hidakarya APlin"'. eel Ke- 1
Pertanyaan Mengenai Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan WaH Kelas Terhadap Hasil Belajar Petunjuk!
I. Pertanyaan ini bertujuan untuk penelitian skripsi 2. Peneliti berharap kejujuran dalam menjawab pertanyaan ini 3. Pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan penilaian belajar anda 4. Jawaban anda dijamin kerahasiaannya 5. Berilah tanda silang (x) untukjawaban yang sesuai dengan kenyataan
Nama Kelas
I. Saya datang ke sekolah untuk mengambil raport anak saya setiap semester a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Saya datang ke sekolah untuk menghadiri undangan rapat di seko!ah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Saya datang ke sekolah apabila mendapat undangan untuk membicarakan masalah yang terjadi pada anak saya a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Saya datang ke .sekolah apabila mendapat undangan untuk menghadiri pertemuan orang tua murid dalam rangka membicarakan masalah sekolah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Saya datang ke sekolah untuk menghadiri acara pameran hasil kerajinan anak didik a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pemah
6. Saya menjelaskan keluhan anak dalam buku penghubung sekolah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Saya ikut selia dalam organisasi orang tua murid dalam rangka menyelesaikan masalah anak di sekolah
20. Saya membicarakan dengan administrasi sekolah apabila anak saya minta uang dengan alasan untuk keperluan sekolah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
21. Saya membicarakan dengan gurunya apabila anak saya segan untuk berangkat ke sekolah karena kekurangan alat sekolah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
22. Saya datang menemui guru di sekolah apabila anak saya tidak mau mengerjakan PR a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
23. Saya datang ke sekolah apabila mendapat undangan menjelang akhir tahun a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pemah
24. Saya ikut sertalberpartisipasi dalam acara yang diadakan di sekolah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pemah
25. Saya mengomrol perkembangan anak saya melalui buku penghubung yang disediakan oleh sekolah a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pemah
Wawancara Dengan WaH Kelas Mengenai Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan WaH Kelas Terhadap HasH Belajar
1, Bagaimana hubungan orang lua siswa dengan guru? Jawab: Hubungan orang lua dengan guru berjalan dengan baik, lelapi lidak sebaik yang seharusnya lerjadi anlara orang lua dengan guru, Orang tua hanya dalang ke sekolah apabila ada undanganlyang berhubungan dengan masalah formal saja, seperti: pengambilan raport, menghadiri rapal,
menghadiri
pertemuan
orang
lua,
dsb,
Apabila
yang
berhubungan dengan masalah informal, seperti: anak pulang lerlambal, nilai anak kurang memuaskan. anak mengeluh cara belajar di sekolah, punya masalah dengan adminislrasi sekolah, dsb orang lua lidak melaporkanlberkomunikasi dengan pihak sekolah khususnya wali kelas, disebabkan orang lua yang cuek dengan perkembangan anak karena faklor- faklor lertenlu ( faklor pekerjaan dan pendidikan orang lua),
Padahal
dengan
komunikasi
akan
mempermudah
dalam
memperoleh informasi, 2, Apa yang dilakukan guru apabila menghadapi siswa yang bermasalah? Jawab: Langkah pertama guru memberi peringalan kepada siswa, langkah I<edua pemanggilan orang lua, apabila orang tua lidak merespon maka diserahkan kepada pihak BKJBP untuk dilindak lanjuti. Biasanya apabila sudah berkali-kali sural pemanggilan orang lua tidak direspon salah satu dari pihak BKJBP mendatangi ke rumah siswa kemudian apabila lidak ada perubahan maka siswa dikeluarkan dari sekolah. 3, Apakah ada orang lua siswa yang suka mengadukan masalah anaknya kepada guru wali kelas? Jawab: Tidak ada, orang lua dalang ke sekolah apabila mendapal undangan dari pihak sekolah ilupun lidak semua orang lua yang merespon, ada beberapa orang lua yang datang kalau sudah berkali-kali mendapat
tua yang sibuk dengan pekerjaannya dan orang tua yang cuek dengan perkembangan anaknya. Kebanyakan orang tua menceritakan masalah anaknya apabila pihak sekolah meminta keterangan, kalau pihak sekolah tidak bertanya maka orang tuapun tidak mau terbuka. Padahal apabila adanya keterbukaan dan keakraban antara orang tua dengan guru akan mempermudah semuanya. 4. Apakah menurut ibu/bapak ada hubungannya komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa? Jawab: Ada, karena dengan lancarnya hubungan antara guru dengan orang tua maka akan mempermudah guru
mendapatkan info yang berkaitan
dengan siswa. Tanpa disadari orang tua yang sering berkomunikasi dengan pihak sekolah mempengaruhi semangat belajar siswa karena siswa merasa diperhatikan segala aktivitasnya. 5. Apakah ada perbedaan siswa yang orang tuanya selalu berkomunikasi pada wali kelasnya dengan yang tidak pernah? Jawab: Ada, biasanya orang tua yang peduli dengan perkembangan anaknya selalu berkomunikasi dengan guru untuk mendapatkan keterangan sehingga anak merasa senang dan semjangat dalam belajar. Berbeda dengan orang tua yang tidak pernah/cuek dengan guru biasanya akan menimbulkan perasaan cllek juga dalam diri si anak karena merasa tidak diperhatikan dengan orang tua sehingga apapun yang di lakukan anak tidak takut diketahui orang tllanya.
Penulis
Tiharoh
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
r
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN T
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443, :'.8
r 95, Ciputat 15412, Indonesia Email:
[email protected] ~-~~!!!!!!!!~!!!!!!!!~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"""'="""--~!!!!!!!!"""!!!!2!!!!!!!!"""'~~!!!!!!!!""!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ., \
lomor amp. j a I
Jakarta, 31 Maret 2008
: Un.01/FlrrL022f..
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing 1111 (materilteknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
Tiharoh
NIM
204011002710
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
VII
Judul Skripsi
Hubungan antara komun:kasi orangtua dengan wali kelas terhadap hasil belajar di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 11 Maret 2008 dengan abstrakJoutline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah jUduJ tersebut bila dipandang tidak Ikurang sesuai. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dC!n dapar" diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan . . . Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. WassEilamu'alaikum wr.wb.
a.n. Dekan Kajur Pendidikan Agama Islam,
,
~
..-.."
\-
/Drs. AF. Wibisono, MA NIP. 150236009 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. MahasiswaYbs
!',!!
~
DEPARTEMEN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM (FR)
JI.Ir. H. Juanda No 95 Cipulal 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-082 1 September 2008 00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN nor: Un.01/F.1/KM.01.3/.')/tt;/2008 np. : Outline/Proposal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 8 September 2008
Kepada Yth. SMPN 238 Kalibata - Jakarta Selatan. di Tempat Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Tiharoh
NIM
: 204011002710
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: IX ( Sembilan )
Judul Skripsi : Hubungan antara komunikasi orangtua dengan wall kelas terhadap hasH belajar siswa di SMPN 238, Jakarta Selatan. adalah benar mahasiswali Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara melaksanakan penelitian dimaksud.
dapat mengizinkan
mahasiswa
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan t'1rima kasih. Wassalamu'alaikum wr.wb.
........11 U.LLICI _
llbusan: Dekan FITK , Pembantu Dekan Bidang Akademik ;. Mahasiswa yang bersangkutan
tersebut
''>.'\.
.Jakarla,26 Murel2008
,
. ",)/~r
: IstilllGWa
I1p. : I (5
~
Kcpada Yang Tcrhonn"l DIs. II. Alld. l""t,lI, WibisOIlO, M.A. ~
Kctua Jurus:lIl Pcndidikan Agam
Fakliitas 111ll1l Tarbiyah dan Kcgllrllen Universitas Islam Negcri SyarifHidayatlillah Jakarta
....c.
\\l'
':.0"-_ CB'
~~ >r'
A5.
~
bera~dalam li~dllng~
S"lam scjahtcra·kami sampaikan. scmoga bapax. senanliasa Allah S\VT. dar: sclalll sllkses dalal" Illcnjal'lI1k(1I1 aktivi,as. Selanjlltnya. saya yan~ berli1nda
lilllg,lll
Nalll:1
NIM Semc"itcr ,j urusa 11
I"akllll,,,
di bawah ini:
: Tiharoh : 20-101 I00271ll : "Ill : Pelldidikan :\gama ISl.lIll : IInltl Tarhiyah dan Keguruilu
Scbagai p, rsyaralan lIntlik menyelcsaikan program Sirata Satll (S I), dengan ini mcngajllkall jlldlll skripsi "IIU!lUNCAN ANTAHA KOMUNIKASI OHANG TliA DENGAN \VALl KELAS TI':RHADAI' HASIL BELAJAR SISWA DI SMI' NEGEHI 23H .JAKARTA SEL\TAN." Scbagai bahan pcrtimbangan, berikut saya lan;pirkan: I. Ollt line o Babl.ll.danl'l 3. D,,['ar plistaka' scmentara
Demikian surat pengcjuan ini saya buat, dengan harapan semega dapal dilerima. Ata:; perhatiannya saya ucapkan (crima kasih. IYassalalllilalaiblll W,.. F"b.
Dosen Seminar Skripsi
Pcmehen
T~~
\1, Prof. Dr. 1)\.,lc RosY!,,"1- M.A. N II'. ISO 23 I 56
\
NIM.2040II0027IO
~;e.---,''v' ~ " ,,'
•
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) NEGERI 238 JAKARTA JI. Kalibata Utara VI No.2 Durentiga Pancoran Jakarta Selatan Telp. 7991565
SURAT KETYERANGAN Nomor : 560-1.851.52 I
'ang bertanda tangan di bawah ini kepala Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 238 lenerangkan bahwa :
la m a 11M urusan emester
:TIHAROH : 204011002710 : Pendidikan Agama Islam : IX ( sembilan )
,ang bersangk-utan telah melaksanakan penelitian di SMP Negeri 238 Jakarta dari tanggal sampai dengan 30 Oktober 2008 dalam rangka pcnyusunan skripsi di UIN Jakarta. lemikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.