HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA NGABEYAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Endang Dwi Ningsih 1, Rahayu Setyaningsih 2 Staf PengajarAkademi Keperawatan Panti Kosala Surakarta Abstract Introduction: Menopause is the last menstrual period experienced, usually will have a tough time include: difficulty sleeping, night sweats, emotions are difficult to control and so on, which increase to the effects of anxiety. With regard to the foregoing, the authors are interested in studying the "Relationship with Knowledge about Menopause with Level of Anxiety Menopause’s Women in Ngabeyan Kartasura District of Sukoharjo". Purpose of the study: to determine the relationship of the level of knowledge about menopause with level of anxiety menopause’s women in Ngabeyan Kartasura District of Sukoharjo district. Desigan and Subjects: this research is corellation with cross sectional design. The study population was female menopause in Ngabeyan Kartasura District of Sukoharjo regency as many as 40 people. Samples in this study were 36 postmenopausal women in Ngabeyan Kartasura District of Sukoharjo based Krecjie table. The sampling technique used in this research is accidental sampling technique. Results: From the results of Chi-Square test with α = 0.05 (5%) gained by 0.02 so that the value of p <0.05, which means that Ho refused and Ha accepted. Conclusion There is a relationship between the level knowledge of menopause with anxiety levels in postmenopausal women at Ngabeyan Kartasura District of Sukoharjo. Keywords: knowledge about menopause, anxiety
PENDAHULUAN Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang dialami. Hal ini terjadi ketika hormon-hormon yang mengontrol siklus menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi tidak mungkin terjadi lagi. Sangat sulit mengetahui dengan pasti kapan menopause terjadi karena menstruasi
dapat menjadi tidak teratur saat usia bertambah tua. Pandangan yang secara umum dapat diterima adalah hanya dapat mengklaim bahwa seseorang telah mengalami menstruasi terakhir ketika menstruasi tersebut terjadi setidaknya 1 tahun sebelumnya, dan tidak hamil selama masa itu. Para ahli cenderung sependapat bahwa jika seseorang
belum berusia 50 tahun, setidaknya harus menunggu selama 2 tahun sebelum menyimpulkan bahwa orang tersebut telah mendapatkan menstruasi terakhir. Istilah yang lebih akurat untuk masa transisi dari kehidupan yang reproduktif ke kehidupan yang tidak reproduktif adalah fase klimakterik. (Spencer dan Brown, 2006) Menopause yang terjadi sebelum 45 tahun dianggap sebagai menopause dini biasanya didefinisikan sebagai menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Data statistik menopause dini adalah kira-kira 1 dari setiap 100 wanita di bawah usia 40 tahun telah mengalami menopause, 1 dari setiap 1.000 wanita di bawah usia 30 tahun telah mengalami menopause, dan 1 dari setiap 10.000 wanita di bawah usia 20 tahun telah mengalami menopause. (Spencer dan Brown, 2006) Pada penelitian yang dilakukan oleh seorang antropolog dan dua orang spesialis obstetrik dan ginekologi, yang meliputi daerah Jawa Tengah dan Minangkabau yang meliputi golongan atas, menengah, dan bawah mendapatkan temuan sebagai berikut : Umur rata-rata menopause pada wanita Jawa Tengah adalah 50,2 tahun, untuk daerah Minangkabau 48,7 tahun. Umur yang paling muda di antara wanita pedesaan pada kedua kelompok ini adalah 36 tahun untuk Jawa Tengah dan 48 tahun untuk Minangkabau. Di antara kelompok wanita Jawa Tengah,
wanita yang berpendidikan adalah mereka yang banyak menunjukkan gejala menopause. Temuan lain yang menarik dari survai tersebut adalah bahwa hanya 0,8% orang di antara wanita Jawa Tengah dan 0,24% wanita Minangkabau, yang semuanya berpendidikan dan tinggal di kota yang pernah memakai terapi hormonal untuk mengobati hot flushes yang dikeluhkan. Dari penelitian yang sama keluhan yang paling sering disebut adalah kelelahan, berat bertambah, vaginitis atrofikans dan hot flushes. Menurut estimasi 70% dari wanita yang mengalami gejolak menopause dapat memetik keuntungan bila diberikan terapi hormonal, namun hanya sedikit yang memanfaatkan. (Darmojo dan Martono, 2006) Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. (Suliswati, et al., 2005) Seseorang yang mengalami menopause biasanya akan mengalami masa-masa sulit tentang dirinya antara lain : kesulitan tidur, berkeringat di malam hari, emosi sulit dikendalikan dan sebagainya, yang memunculkan dampak-dampak kecemasan.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa Kedokteran UNS tahun 2013 ditemukan bahwa hasil penelitian menunjukkan subyek yang mengalami tingkat kecemasan ringan sebayak 36,67% , tingkat kecemasan sedang sebanyak 60%, dan tingkat kecemasan berat sebanyak 3,33%. Semakin tinggi tingkat pendidikan subyek, semakin rendah tingkat kecemasannya, dan semakin rendah tingkat pendidikan subyek, semakin tinggi tingkat kecemasannya. Berdasarkan wawancara awal peneliti pada ibu-ibu yang menopause di Desa Ngabeyan Kartasura, sebagian mengeluhkan kecemasan tentang berbagai hal yang dapat terjadi saat menopause antara lain rasa panas di bagian kemaluan, rentan berbagai penyakit, dan tidak bisa membahagiakan suami. Dan selama ini belum ada penelitian tentang hal tersebut. Terkait hal di atas penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Menopause dengan Tingkat Kecemasan Pada Wanita Menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo”. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan menopause dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan menopause sebagai variabel bebas dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause sebagai variabel terikat. POPULASI, SAMPEL, DAN TEHNIK SAMPLING Populasi penelitian ini adalah wanita menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sebanyak 40 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 36 wanita menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo berdasarkan tabel Krecjie. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari sampel adalah sebagai berikut : a. Kriteria inklusi 1) Bersedia sebagai responden 2) Wanita yang sudah memasuki masa menopause b. Kriteria eksklusi 1) Tidak bersedia sebagai responden 2) Wanita yang belum memasuki masa menopause Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling aksidental. Teknik sampling aksidental adalah cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama (Hidayat, 2008).
b. Hasil Penelitian 1) Tingkat pengetahuan menopause
HASIL PENELITIAN a. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur Rentang f % Umur 39-50 15 41,7% tahun 51-61 21 58,3% tahun Jumlah 36 100% Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden berjumlah 21 responden (58,3%) berada pada kelompok umur di atas 51 tahun dan responden dalam kelompok umur di bawah 50 tahun berjumlah 15 responden (41,7%). Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan Pekerjaan f % Karyawan swasta 8 22,2% Ibu rumah tangga 11 30,6% Wiraswasta 9 25% Guru
8
22,2%
Jumlah
36
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah responden berdasarkan pekerjaannya yaitu sebagai karyawan swasta berjumlah 8 orang (22,2%), ibu rumah tangga 11 orang (30,6%), wiraswasta 9 orang (25%), dan guru 8 orang (22,2%).
tentang
Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang menopause Tingkat Pengetahuan Tinggi Sedang
f
%
22 12
61% 34%
Rendah Jumlah
2 36
5% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui tingkat pengetahuan dengan skor penilaian kategori tinggi adalah sebesar 22 orang (61%), kategori sedang sebesar 12 orang (34%), sedangkan kategori rendah 2 orang ( 5%). 2)
Tingkat kecemasan Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan Tingkat Kecemasan Tinggi Sedang
f
%
15 19
42% 53%
Rendah Total
2 36
5% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui tingkat kecemasan dengan skor penilaian kategori tinggi adalah sebesar 15 orang (42%), kategori sedang sebesar 19 orang (53%),
sedangkan kategori rendah hanya 2 orang (5%). 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Menopause dengan Tingkat Kecemasan pada Wanita Menopause Tabel 5. Tabulasi silang hubungan variabel tingkat pengetahuan dengan variabel tingkat kecemasan Penge tahuan Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Tingkat Kecemasan T S R 11 11 0 4 7 1 0 1 1 15 19 2
Jml 22 12 2 36
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa : a. Terdapat 22 orang dengan tingkat pengetahuan tinggi yang mengalami tingkat kecemasan tinggi sebanyak 11 orang, tingkat kecemasan sedang 11 orang dan tidak ada responden yang mengalami tingkat kecemasan rendah. b. Terdapat 12 orang mengalami tingkat pengetahuan sedang yang mengalami tingkat kecemasan tinggi sebanyak 4 orang, tingkat kecemasan sedang sebanyak 7 orang, dan 1 orang mengalami tingkat kecemasan rendah. c. Terdapat 2 orang mengalami tingkat pengetahuan rendah yang mengalami tingkat kecemasan tinggi tidak ada, tingkat kecemasan sedang sebanyak 1 orang, dan 1
orang mengalami kecemasan rendah
tingkat
PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Dari hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 22 orang (61%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 12 orang (34%), dan 2 orang (5%) yang memiliki tingkat pengetahuan rendah. Hal ini cukup membuktikan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Pengetahuan yang baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menurut Wawan dan Dewi (2010) dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, yaitu a. Tingkat pendidikan, usia, dan pekerjaan Ibu-ibu di desa Ngabeyan lebih didominasi oleh ibu yang bekerja sebagai karyawan swasta, wirausaha dan guru sedang yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebesar 30,6% hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan lebih banyak di atas tingkat SMA. Dan dengan usia yang matang maka akan lebih banyak pengalaman yang didapatkan sehingga menjadikan tingkat pengetahuan ibu-ibu cukup baik. b.
Faktor lingkungan dan sosial budaya Tingkat pengetahuan ibu-ibu di desa Ngabeyan lebih
banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan sosial budaya yang berkembang sehingga memberi kesempatan belajar lebih banyak dengan lingkungan dan sosial media yang ada antara lain televisi, koran, radio, internet, dan sebagainya. 2. Tingkat Kecemasan Dari hasil penelitian didapatkan responden yang mempunyai tingkat kecemasan tinggi sebanyak 15 orang (42%), tingkat kecemasan sedang 19 orang (53%), dan responden yang mempunyai kecemasan rendah hanya 2 orang (5%). Hal ini membuktikan bahwa kebanyakan responden memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang. Sesuai yang diungkapkan oleh Suliswati, et al. (2005), kecemasan sedang yaitu individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi dan masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Dari uraian di atas maka ibu-ibu yang mengalami kecemasan sedang dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain, dalam hal ini berarti membutuhkan dukungan dari orang lain atau dari keluarga. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Spencer dan Brown (2006), bahwa masa-masa menopause bisa menjadi begitu menyulitkan, perilaku yang
berubah atau sering merasa tidak sehat dan tidak nyaman untuk bergabung dengan keluarga pada aktivitas tertentu, maka seorang wanita yang mengalami menopause sebaiknya menjelaskan alasannya kepada keluarga agar keluarga dapat memahami dan pasangannya (suami) dapat mengerti dan sabar serta memberi support yang positif. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Menopause dengan Tingkat Kecemasan pada Wanita Menopause Berdasarkan tabulasi silang terdapat 22 orang dengan tingkat pengetahuan tinggi dengan tingkat kecemasan tinggi sebanyak 11 orang dan tingkat kecemasan sedang 11 orang. Terdapat 12 orang mengalami tingkat pengetahuan sedang yang mengalami tingkat kecemasan tinggi sebanyak 4 orang, tingkat kecemasan sedang sebanyak 7 orang, dan 1 orang mengalami tingkat kecemasan rendah. Terdapat 2 orang mengalami tingkat pengetahuan rendah yang mengalami tingkat kecemasan tinggi tidak ada, tingkat kecemasan sedang sebanyak 1 orang, dan kecemasan rendah 1 orang. Dari hasil uji Chi-Square dari program SPSS 18 for windows dengan α = 0,05 (5%) diperoleh sebesar 0,02 sehingga nilai p <
0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan menopause terhadap tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil analisa di atas bahwa tingkat pengetahuan tentang menopause kebanyakan responden tinggi dan tingkat kecemasan responden kebanyakan pada tingkat kecemasan sedang. Sedangkan uji Chi-Square dinyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan menopause menentukan atau berhubungan dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan, selain faktor di atas ada kemungkinan hal-hal yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan adalah faktor-faktor lain misalnya : perasaan malu karena dianggap sebagai wanita yang sudah tidak berguna bagi suami, takut suami menyeleweng, dan lain-lain.
dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat 22 orang dengan tingkat pengetahuan tinggi mengalami tingkat kecemasan tinggi sebanyak 11 orang, tingkat kecemasan sedang 11 orang. Terdapat 12 orang dengan tingkat pengetahuan sedang yang mengalami tingkat kecemasan tinggi sebanyak 4 orang, tingkat kecemasan sedang sebanyak 7 orang, dan 1 orang mengalami tingkat kecemasan rendah. Terdapat 2 orang mengalami tingkat pengetahuan rendah yang mengalami tingkat kecemasan tinggi tidak ada, tingkat kecemasan sedang sebanyak 1 orang, dan kecemasan rendah 1 orang. 2. Dari hasil uji Chi-Square dari program SPSS 18 for windows dengan α = 0,05 (5%) diperoleh sebesar 0,02 sehingga nilai p < 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan menopause terhadap tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
KESIMPULAN Berdasarkan pada penelitian yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause
SARAN Hasil penelitian ini memberikan wawasan
dapat dan
pengetahuan tentang adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause. Sehingga bagi ibu-ibu yang menjelang masa menopause bisa melakukan hal sebagai berikut: 1. Banyak mencari informasi tentang menopause sehingga ketika menghadapi masa menopause tidak mengalami kecemasan yang berlebihan. 2. Mempersiapkan diri untuk menerima kondisi yang tidak nyaman saat menopause. DAFTAR PUSTAKA Astarto, Winarto Nanang., dkk. Kupas Tuntas Kelainan Haid. Jakarta: CV Sagung Seto, 2011. Azizah, Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Ke-1. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Darmojo, R. Boedhi dan H. Hadi Martono. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi Ke-3. Cetakan Ke-2. Jakarta: FKUI, 2006. Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Brown. Simple Guide Menopause. Alih bahasa : Juwalita Surabsari dan Anna Koeswanti. Jakarta: Erlangga, 2007. Hawari, Dadang. Manajemen STRES CEMAS dan DEPRESI. Edisi Ke-2. Cetakan Ke-3. Jakarta: FKUI, 2011.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Ke-2. Cetakan Ke-3. Jakarta: Salemba Medika, 2008. . Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2009. Janiwarty, Bethsaida dan Herri Zan Pieter. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan – Suatu Teori Dan Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing, 2013. Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Cetakan Ke-2. Jakarta: Salemba Medika, 2012. Lukluk, A Zuyina dan Siti Bandiyah. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika, 2011. Nugroho, Wahyudi. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi Ke3. Jakarta: EGC, 2008. Riwidikdo, Handoko. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2009. Suyanto. Metode dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.