HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-50 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE Nur Sholichah, Restu Anjarwati ABSTRAK Menopause merupakan proses fisiologis (normal) yang akan dialami oleh semua wanita. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari 10 orang wanita usia 4050 tahun sebanyak 5 orang dengan pendidikan SD seluruhnya merasa cemas, 3 orang dengan pendidikan SLTP sebanyak 66,7% merasa cemas sedangkan 2 orang dengan tingkat pendidikan SMA seluruhnya tidak cemas dalam menghadapi menopause. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause. Desain penelitian analitik pendekatan cross sectional, populasi adalah seluruh ibu yang berusia 40-50 tahun sebanyak 271 orang dengan sampel 162 orang. Teknik sampling purposive sampling. Dilaksanakan bulan Desember-Maret tahun 2014. Dianalisa menggunakan uji statistik spearmanrunk. Hasil penelitian didapatkan 101 responden (62,3%) memiliki pendidikan rendah,95 responden (58,5%) tingkat kecemasan kategori berat, dan hasil analisis menggunakan spearman runk didapatkan nilai p value=0,000. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause. Kata Kunci: tingkat pendidikan, menopause, tingkat kecemasan Amerika
PENDAHULUAN Sindrom pre menopause dialami
estrogennya
menurun
drastis dibanding wanita Asia yang
oleh banyak wanita hampir diseluruh
kadarestrogennya
dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa,
Penurunan kadar estrogen tersebut
60% di Amerika, 57% di Malaysia,
sering menimbulkan gejala yang
18%
sangat
di
Cina
di
Jepang
dan
moderat.
mengganggu
Indonesia.Dari beberapa data tampak
kehidupan
bahwa
(Proverawati,2010; h. 7).
salah
satu
faktor
dari
perbedaan jumlah adalah karena pola makannya.Wanita
Eropa
Menurut
aktivitas
para
Depkes
wanita
RI
(2009)
dan
hingga saat ini wanita Indonesia
Amerika mempunyai estrogen yang
yang memasuki masa menopause
lebih banyak daripada Asia. Ketika
sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah
terjadi menopause, wanita Eropa dan
tersebut meningkat menjadi 11%
pada tahun 2005.Kemudian, naik lagi
yang kurang baik. Masa 4-5 tahun
sebesar 15% pada tahun 2015.
sebelum
Meningkatnya
tersebut,
klimakterium, dimana wanita mulai
bertambahnya
merasakan perubahan yang gejala
populasi penduduk usia lanjut dan
timbulnya tidak sama, bergantung
tingginya
usia
pada
dibarengi
membaiknya
sebagai
jumlah
akibat
harapan
hidup derajat
kesehatan masyarakat. Jumlah dan
menopause
faktor
disebut
budaya,
tingkat
pendidikan, lingkungan dan genetika (Intan dan Iwan, 2012; h. 35). Menurut data penduduk sasaran
proporsi penduduk perempuan yang berusia 50 tahun dan diperkirakan
program
memasuki usia menopause dari tahun
(2011), jumlah penduduk di Jawa
ke
mengalami
Tengah sejumlah 32.485.926 jiwa
peningkatan yang sangat signifikan.
dan jumlah wanita usia 45-59 tahun
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun
sebanyak
2000 jumlah perempuan berusia
kelompok umur sebanyak 5.523.951
diatas 50 tahun baru mencapai 15,5
jiwa.
tahun
juga
pembangunan
49,1%
dari
kesehatan
jumlah
juta orang 7,6% dari total penduduk,
Data dari Badan Pusat Statistik
sedangkan tahun 2020 jumlahnya
(BPS) Kabupaten Purworejo tahun
diperkirakan meningkat menjadi 30,0
2012, sejumlah 708.483 jiwa dengan
jiwa atau 11,5% dari total penduduk
komposisi 49,31% penduduk laki-
(Depkes RI, 2005).
laki
Usia menopause di Indonesia ±
dan
50,69%
penduduk
perempuan. Menurut kelompok umur
49 tahun, tetapi biasanya sejak
wanita
wanita di atas 40 tahun menstruasi
presentase 50,20% dari jumlah total
sudah tidak teratur. Siklus sering kali
55.423 jiwa. Sedangkan menurut
terjadi tanpa pengeluaran sel telur,
Badan Pusat Statistik (BPS, 2011), di
hal ini berarti kemungkinan untuk
Wilayah Kecamatan Gebang dengan
hamil kecil, namun bila terjadi
presentase umur 45-49 tahun 50,62%
kehamilan
dari jumlah penduduk seluruhnya
kemungkinan
pada besar
usia
ini,
memperoleh
anak yang cacat atau dengan kualitas
45-49
39.888 jiwa.
tahun
dengan
Jumlah
wanita
Gintungan, sejumlah
di
Desa
Kecamatan 1.568
orang,
Berdasarkan
Gebang
tersebut
dimana
mengetahui
latar
maka
belakang
penulis
ingin
“Hubungan
antara
jumlah wanita yang berusia 40-50
tingkat pendidikan dengan tingkat
tahun sebanyak 271 orang dan
kecemasan wanita usia 40-50 tahun
wanita berusia 51-55 tahun sebanyak
dalam menghadapi menopause di
140
Desa
orang.
Dari
hasil
studi
pendahuluan yang penulis lakukan
Gintungan,
Kecamatan
Gebang, Kabupaten Purworejo”.
pada tanggal 2 Desember 2013, dari 10 orang wanita berusia 40-50 tahun ditemukan
sebanyak
5
orang
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan
memiliki tingkat pendidikan Sekolah
penelitian
Dasar
memiliki
desain analtitik yang menggunakan
2
orang
pendekatan waktu secara potong
memiliki tingkat pendidikan SLTA.
lintang (cross sectional). Penelitian
Berdasarkan
ini dilaksanakan di Desa Gintungan,
(SD),
pendidikan
tingkat
3
orang
SLTP
dan
wanwancara
kecemasan
tentang
menghadapi
observasional
Kecamatan
Gebang,
dengan
Kabupaten
berbeda-beda.Wanita
Purworejo pada bulan Desember
dengan tingkat pendidikan SD (5
sampai Maret tahun 2014. Populasi
orang),
mengakui
dalam peneltian ini adalah seluruh
merasakan cemas dalam menghadapi
wanita yang berusia 40-50 tahun
menopause. Wanita dengan tingkat
dengan
pendidikan
Teknik sampling dalam penelitian ini
menopause
seluruhnya
SLTP
(3
orang),
jumlah
271
mengaku sebanyak 33,3% (1 orang)
menggunakan
tidak merasa cemas dan 66,7% (2
sampling. Sampel pada penelitian ini
orang) merasa cemas. Sedangkan
adalah wanita yang berusia 40-50
wanita dengan tingkat pendidikan
tahun. Pada penelitian ini instrument
SLTA (2 orang) seluruhnya merasa
yang digunakan adalah kuisoner. Uji
tidak
statistic
cemas
menopause.
dalam
menghadapi
dalam
teknik
responden.
purposive
penelitian
menggunakan uji Spearman Rank.
ini
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat a. Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur ibu. Tabel 11 Distribusi responden berdasarkan
umur
di
Desa
Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten
Purworejo
Tahun
2014.
Pedagang 6 3,7 Petani 61 37,7 PNS 14 8,6 Swasta 29 17,9 Jumlah 162 100 Sumber : Data primer, tahun 2014 Berdasarkan tabel 12 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden pekerjaan
memiliki sebagai
petani
61
responden (37,7%) dan sebagian
Umur Ibu Frekuensi (f) Persentase (%) 40-45 74 45,7% 46-50 88 54,3% Jumlah 162 100 Sumber : Data primer, tahun 2014
kecil memiliki pekerjaan sebagai pedagang 6 responden (3,7%). c. Distribusi responden berdasarkan karakteristik
digolongkan menjadi dua, yaitu 40-45 tahun dan 46-50 tahun. Berdasarkan
tabel
9
diatas
diketahui bahwa sebagian besar responden berumur antara 46-50
b. Distribusi responden berdasarkan jenis
pekerjaan. Tabel 12 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten
Purworejo
Tahun
2014. Frekuensi (f) 52
Tabel 13 responden Pendidikan
Distribusi berdasarkan di
Gintungan,Kecamatan Kabupaten
Purworejo
frekuensi tingkat Desa Gebang, Tahun
2014.
tahun 88 responden (54,3%).
karakteristik
tingkat
pendidikan.
Pada penelitian ini umur ibu
Jenis Pekerjaan IRT
jenis
Persentase (%) 32,1
Tingkat Frekuensi Prosentase Pendidikan (f) (%) Rendah 101 62,3 (tidak tamat SD, 46 28,4 SD, dan 15 9,3 SMP) Menengah (SMA) Tinggi (PT) Jumlah 162 100 Sumber : Data primer, tahun 2014
Berdasarkan tabel 13di atas,
Sumber : Data primer, tahun 2014
diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki
Berdasarkan tabel 14 di atas,
tingkat
diketahui
bahwa
sebagian
pendidikan rendah 101 responden
responden
mengalami
(62,3%)
kecemasan
berat
dan
memiliki
sebagian
tingkat
kecil
pendidikan
(58,6%)
tinggi 15 responden (9,3%).
responden
d. Distribusi responden berdasarkan karakteristik
dan
95
tingkat respondn
sebagian
mengalami
besar
kecil tingkat
kecemasan berat sekali 4 responden
tingkat
(2,5%).
kecemasan.
Analisis Bivariat
Tabel 14 Distribusi frekuensi
Distribusi frekuensi hubungan antara
responden
tingkat
tingkat pendidikan dengan tingkat
Desa
kecemasan pada wanita usia 40-50
berdasarkan
Kecemasan
di
Gintungan,Kecamatan Gebang,Kabupaten
tahun di Desa Gintungan, Kecamatan Purworejo
Gebang,
Tahun 2014. Tingkat Kecemasan Berat sekali Berat Sedang Ringan Tidak cemas Jumlah
Purworejo
Tahun 2014. Frekuensi (f) 4 95 27 16 20 162
Tingkat Pendidikan
Berat Sekali f % Rendah 4 100,0 Menengah 0 0 Tinggi 0 0 Total 4 100,0 p value = 0,000 rho
Kabupaten
= 0,623
Tabel 15 Tabulasi silang hubungan
Prosentase (%) 2,5 58,6 16,7 9,9 12,3 100
Berat f 80 15 0 95
% 84,2 15,8 0 100,0
antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 40-50 tahun di Desa Gintungan, Kecamatan
Gebang,
Kabupaten
Purworejo Tahun 2014. Tingkat Kecemasan Sedang Ringan
f 12 12 4 28
% 42,9 42,9 14,3 100,0
f 2 10 3 15
% 13,3 66,7 20,0 100,0
Tidak cemas f % 3 15,0 9 45,0 8 40,0 20 100,0
Total f 101 46 15 162
% 62,3 28,4 9,3 100,0
Responden
dengan
tingkat
menunjukkan bahwa arah korelasi
pendidikan rendah (62,3%) memiliki
positif dengan kekuatan korelasi
tingkat kecemasanyang teridiri dari
yang kuat.
100,0% berat sekali, 84,2% berat, 42,9% sedang,
13,3% ringan dan
15,0%tidak cemas. Responden pendidikan
PEMBAHASAN 1. Tingkat Pendidikan
dengan
tingkat
Notoatmodjo
(2010;
h.
menengah
(28,4%)
menyatakan
semakin
110), tinggi
memiliki tingkat kecemasan yang
tingkat pendidikan maka akan
terdiri dari 15,8% berat, 42,9%
semakin
sedang, 66,7% ringan dan 45,0%
menerima hal yang baru dan akan
tidak cemas.
mudah
Sedangkan
responden
mudah
seseorang
menyesuaikan
diri.
yang
Pendapat tersebut sesuai dengan
memiliki tingkat pendidikan tinggi
pendapat Simanungkalit (2011)
memiliki tingkat kecemasan yang
dalam Mandias (2012; h. 45),
terdiri dari 14,3% sedang, 20,0%
menyatakan
ringan dan 40,0% tidak cemas.
pendidikan
Berdasarkan analisis mengunakan ujispearman
seseorang
pula
ia
tinggi semakin menerima
corelation,
informasi dan akhirnya makin
didapatkan nilai rho sebesar 0,623
banyak pula pengetahuan yang
dan nilai p = 0,000 atau p < 0,05
dimilikinya.
yang berarti Ho ditolak dan Hα
tingkat
diterima,
rendah, itu akan menghambat
bahwa
maka secara
runk
mudah
semakin
dapat
dikatakan
statistik
terdapat
Sebaliknya,
pendidikan
perkembangan
jika
seseorang
perilakunya
hubungan yang bermakna antara
terhadap penerimaan informasi
tingkat pendidikan dengan tingkat
dan pengetahuan yang baru.
kecemasan wanita usia 40-50 tahun di
Desa
Gebang,
Responden pada penelitian ini
Gintungan,
Kecamatan
sebagian besar memiliki tingkat
Kabupaten
Purworejo
pendidikan rendah (62,3 %), hal
nilai
ini disebabklan karena secara
korelasi spearman runksebesar 0,623
geografis letak desa yang kurang
Tahun
2013.
Sedangkan
strategis
sehingga
mengurangi
Seseorang
akan
lebih
mudah
minat untuk bersekolah ke jenjang
merasa
yang lebih tinggi. Dari hasil
kepercayaan
penelitian didapatkan data bahwa
Wanita yang akan menghadapi
responden
menopause
dengan
pendidikan
cemas
apabila
dirinya
rendah.
memiliki
rasa
rendah (101 orang) sebagian besar
kepercayaan diri yang rendah dan
bekerja sebagai petani (50,5%).
merasa
Rendahnya tingkat pengetahuan
dirinya merasa khawatir dengan
responden
keadaannya saat ini yang telah
memungkinkan
kurangnya
wawasan
sekaligus
yang
dimiliki
tentang
informasi
pengetahuan responden
tidak
mengalami
dihargai
penurunan
karena
fungsi
reproduksi (Proverawati, 2010; h.32 ). Pada penelitian ini sebagian
termasuk tentang menopause.
besar responden memiliki tingkat
2. Tingkat Kecemasan Salah satu masalah psikis yang
kecemasan kategori berat yaitu
yang
58,5%. Tingkat kecemasan yang
adalah
dialami responden berbeda-beda,
rasa cemas. Kecemasan terjadi
semakin tua usia seseorang maka
akibat
kecemasan yang dialaminya juga
sering
dihadapi
mengalami
wanita
menopause
adanya
perubahan
perubahan-
yang
datangnya
masa
menyertai tengah
baya
akan
semakin
berat.
Pada
penelitian ini data yang ada
termasuk menopause. Usia 50
menunjukkan
tahun merupakan usia menjelang
kecemasan berat sebagian besar
menopause.
dialami oleh wanita usia 45-50
Hal
menyebabkan
inilah
yang
timbulnya
rasa
tahun
(75%)
bahwa
sedangkan
tingkat
pada
cemas pada wanita. Kecemasan
tingkat
kecemasan
wanita menghadapi pramenopause
sebagian
besar
adalah
wanita usia 40-45 tahun (73,3%).
kondisi
cemas
yang
dialami wanita pada saat akan berhenti
haid
yang
ditandai
dengan berbagai gejala yang ada.
3. Hubungan
dialami
tingkat
dengan kecemasan
ringan oleh
pendidikan tingkat
Dalam keadaan sosial ekonomi
Responden
dengan
tingkat
dapat mempengaruhi faktor fisik,
pendidikan menengah sebagian
kesehatan
besar mengalami kecemasan berat
Apabila
dan
pendidikan.
faktor-faktor
tersebut
9,3%
dalam
menghadapi
cukup baik, akan mengurangi
menopause. Menurut Prabandani
beban fisiologi dan psikologi.
(2009;
Namun, dengan kecemasan yang
informasi
dialami akan sangat menentukan
menyebabkan
waktu atau bahkan keterlambatan
pengetahuan tentang menopause.
masa-masa menopause (Intan dan
Sejalan dengan hasil penelitian
Iwan,
ini, bahwa tingkat pendidikan
2012;
h.
13-14,
h.
40),
yang
rendahnya
ibu
dapatkan kurangnya
menengah ternyata masih kurang
Proverawati, 2010; h. 40). Berdasarkan hasil penelitian
dalam
mendapatkan
informasi
menopause,
sehingga
terlihat bahwa responden dengan
tentang
tingkat
menyebabkanketidaksiapan
pendidikan
rendah
sebagian besar mengalami tingkat
menghadapi menopause dan dapat
kecemasan kategori berat(49,4%).
mengakibatkan kecemasan.
pendidikan
Sebaliknya responden dengan
responden berpengaruh terhadap
tingkat pendidikan tinggi sebagian
rendahnya pengetahuan tentang
besar tidak memiliki kecemasan
menopause
(4,9%),
Rendahnya
Menurut
tingkat
yang
dimilikinya.
Kaplan
dan
Sadock
hal
ini
disebabkan
kemungkinan
karena
mereka
(1997) dalam Kurniawan (2008,
memiliki pengetahuan yang lebih
h; 45) menyatakan bahwa tingkat
luas tentang menopause.Sejalan
pendidikan yang rendah pada
dengan pendapat hidayat (2004, h;
seseorang
48)
orang
akan
tersebut
menyebabkan lebih
mengalami dibandingkan mempunyai tinggi.
mudah
kecemasan mereka status
yang
pendidikan
Semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
seseorang
maka
semakin
rendah
kecemasannya. pendidikan
yang
tingkat Tingkat
tinggi
pada
seseorang akan membentuk pola
yang adaktifterhadap kecemasan,
cetak,elektronik maupun melalui
karena
diskusi
memiliki
terhadap
pola
sesuatu
koping
yang
lebih
baik.Diharapkan semakin tinggi tingkat
pendidikan
seseorang
dengan
sesama
rekan
kerja. Hasil dengan
penelitian hasil
ini
sesuai
penelitian
yang
maka makin banyak pengetahuan
dilakukan oleh Fransiska (2012)
yang dimiliki dan makin mudah
dengan judul Hubungan Kesiapan
proses
Wanita
penerimaan
informasi.
Dengan
Tingkat
Sehingga, kecemasan menjelang
Kecemasan Dalam Menghadapi
menopause dapat diatasi dengan
Menopause di RW IX Gatak
baik
Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan
(Aprila
dan
Puspitasari,
Prambanan, Kabupaten Sleman,
2007; h. 41). Hasil 37,7%
penelitian responden
sebanyak mempunyai
Yogyakarta.
Menyatakan
hubungan kesiapan dengan tingkat
pekerjaan sebagai petani, hal ini
kecemasan
dapat mengakibatkan kurangnya
menopause (p value= 0,012).
informasi
tentang
menopause
ada
dalam
menghadapi
Hasil penelitian ini berbeda
yang mereka peroleh. Kesibukan
dengan
sebagai
dilakukan oleh Anggarini (2010),
petani
responden
memungkinkan
tidak
mempunyai
hasil
menyatakan
penelitian
tidak
yang
terdapat
waktu untuk mencari informasi
hubungan yang signifikan antara
tentang
status
kesehatan
reproduksi
terutama menopause baik melalui
pendidikan
dengan
kecemasan (p value= 0,539).
petugas kesehatan, media cetak maupun
media
Sebaliknya yang
dengan
bekerja
elektronik.
KETERBATASAN PENELITIAN
responden
Terdapat beberapa keterbatasan yang
sebagai
PNS
sebanyak 8,6% mempunyai waktu luang
yang
lebih
untuk
ada dalam penelitian yaitu : 1. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross sectional sehingga
mendapatkan informasi tentang
peneliti
tidak
bisa
menopause, baik melalui media
perilaku responden.
menilai
2. Dalam
menjawab
pertanyaan
responden
masih
banyak
responden
bertanya
kepada
1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan
penyuluhan
responden lain, sehingga jawaban
kesehatan reproduksi terutama
mungkin tidak murni.
tentang
menopause
kepada
masyarakat. 2. Bagi Peneliti
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian,
Diharapkan untuk peneliti
analisis data, dan pembahasan dapat
berikutnya dapat menambahkan
disimpulkan bahwa hubungan tingkat
variabel lain untuk mengetahui
pendidikan
tingkat
faktor yang berhubungan dengan
kecemasan wanita usia 40-50 tahun
tingkat kecemasan wanita dalam
dalam menghadapi menopause di
menghadapi menopause.
Desa
dengan
Gintungan,
Kecamatan
Gebang, Kabupaten Purworejo. 1. 88 responden (54,3%) berumur
3. Bagi Institusi Kesehatan Bagi
Institusi
diharapkan
Kesehatan
agar
lebih
meningkatkan
46-50 tahun. 2. 61 responden (37,7%) memiliki
kegiatan
penyuluhan
kesehatan
jenis pekerjaan sebagai petani.
reproduksi dan konseling yang
3. 101 responden(62,3%) memiliki
berkaitan dengan Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan
tingkat pendidikan rendah. 4. 95 responden(58,6%) mengalami
untuk
tingkat kecemasan berat. 5. Ada
hubungan
pendidikan
antara
dengan
dalam
tingkat
untuk
menghadapi
menghadapi
masa
menopause. 4. Bagi Wanita Usia 40-50 Tahun Bagi
ibu
premenopause
dapat menambah pengetahuan tentang
SARAN
informasi
tentang menopause dan cara
menopause(p= 0,000) dilihat dari nilai p<0,05.
memberikan
tingkat
kecemasan wanita usia 40-50 tahun
Usia Subur (PUS) khususnya
kesehatan
reproduksi
khususnya tentang menopause
dengan banyak membaca buku tentang menopause atau melalui media informasi lainnya. 5. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu
tentang
menopause,
sehinggamasyarakat merasa
cemas
tidak menghadapi
menopause dan meningkatkan masyarakat
menuju
pelayanan
kesehatan
ketempat untuk
memperoleh informasi tentang menopause.
DAFTAR PUSTAKA Ade, H. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Anggarini, P. (2010). Wanita Menghadapi Menopause Di Wilayah RW 03 Desa Bantarsoka Purwokerto. UMP :Program Studi Ilmu Keperawatan. Di unduh dari http://digilib.ump.ac.id. 26 April 2014, 16.00 WIB. BPS. 2013. Kabupaten Purworejo Dalam Angka. BPS. 2011. Kecamatan Gebang Dalam Angka. Puspitasari. (2007). Faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada wanita perimenopause. The Indonesian Journal of Public Health Vol. 4, no 1 juli 2007. Fakultas kesehatan masyarakat: universitas airlangga. Diunduh dari http://id.scribd.com. 26 April 2014, 17,30 WIB. Intan dan Iwan. (2012). Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika. Hastono.(2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hawari. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI. Hidayat.(2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Mandias. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Masyarakat Desa Dalam Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara. Universitas Klabat. Diunduh dari http://igenursing.weebly.com/uploads/1/4/3/9/.../fix_jku_sir_reagen.pdf. 23 April 2014, 18.30 WIB. Manuaba, I.A.C. Ida Bagus Gde Fajar Manuaba. Ida Bagus Gde Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Mulyani. (2013). Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. .
.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prabandani. (2009). Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause Di Perumahan Griya Cipta Laras Wonogiri.
Surakarta : Program Studi DIV Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.http://eprints.uns.ac.id/7666/1/106042210200907501.pdf25 Januari 2014, 16.35 WIB. Pranoto.(2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Proverawati. (2010). Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Pusmaika.(2010). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Trans Info Media. Purwoastuti. (2008). Menopause Siapa Takut ?. Yogyakarta: Kanikus. Puspitasari.
(2013).
KecemasanPada
Hubungan
Antara
Wanita
Menopause.
Tingkat
Pendidikan
Surakarta
:
UNS
Dengan Fakultas
Kedokteran di unduh dari http://library.uns.ac.id. 26 April 2014, 17.40 WIB. Rismalinda.(2010). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Trans Info Media. Riwidikdo. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi lima. Jakarta: EGC. Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. . (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Tirtarahardja.(2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Widyastuti.(2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya