HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN SONGGORUNGGI DAGEN JATEN KARANGANYAR
1
Oktari Adi Erma Suryani Anindhita Yudha Cahyaningtyas 1 Mahasiswa Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar 2, Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Jl. Achmad Yani No.167.Papahan, TasikMadu, Karanganyar Email:
[email protected] 2
ABSTRAK Dukungan keluarga terutama dari suami dapat menentukan dampak psikologi ibu dalam menghadapi menopause sehingga dapat menekan terjadinya kecemasan dalam menghadapi menopause. Survey pendahuluan diperoleh data dari PKD bidan setempat tahun 2013 di Dusun Songgorunggi Dagen, Jaten, Karanganyar pada 10 wanita usia 40-50 tahun didapatkan bahwa 60% ibu mengalami kecemasan menghadapi menopause berupa firasat buruk, merasa gelisah, ketakutan, sulit tidur, tidak bisa berkonsentrasi. Dan 50% ibu tidak mendapatkan dukungan emosional dari suami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di dusun Songgorunggi, Dagen, Jaten, Karanganyar. Waktu penelitian Februari – Juli 2014. Sampel pada penelitian ini adalah ibu menopause usia 40-50 tahun sejumlah 57 orang dengan teknik sampel purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis mengunakan teknik Korelasi Kendall Tau (ô). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami pada ibu yang menghadapi menopause sebagian besar cukup yaitu sejumlah 34 ibu (59,6%). Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause sebagian besar ringan sejumlah 27 responden (47,4%). Uji korelasi Kendall Tau (ô) didapatkan nilai korelasi sebesar 0,558 dan nilai Z hitung 6,13 lebih besar dari Z tabel 1,96. Simpulan yang dapat diperoleh yaitu dukungan suami pada ibu yang menghadapi menopause sebagian besar cukup, tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause sebagian besar ringan dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di wilayah Dusun Songgorunggi Jaten Karanganyar dan termasuk dalam kategori sedang. Kata kunci: Dukungan suami, kecemasan, monopause
PENDAHULUAN Menopause merupakan bagian dari fase atau siklus kehidupan seorang wanita yang mengalami penurunan hormonal. Menopause bukan termasuk dalam suatu penyakit yang harus ditakuti karena setiap wanita pasti akan mengalami menopause (Menoherb, 2011). Menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi. Menopause mulai pada umur yang yang berbeda-beda, umumnya sekitar 50 tahun (Nugroho, 2010). Menopause merupakan proses penuaan yang alami bagi setiap wanita. Seperti halnya perubahan reproduksi lain menopause tidak dapat dihindari. Ada yang berpendapat bahwa menopause adalah hal yang menyenangkan dan tidak sedikit yang berpendapat bahwa menopause adalah kesedihan yang dapat menyebabkan suatu problem yang sulit diatasi. g ej ala–gejala yang timbul pada menopause salah satunya yaitu gejala kecemasan. Menurut Harvay kecemasan adalah reaksi psikis terhadap kondisi mental yang tertekan. Apabila seseorang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi tertentu dan akan berakhir tidak nyaman (Lestari, 2010). Pada wanita usia menopause, menunjuk- kan bahwa gejala-gejala yang belangsung sangat mempengaruhi kehidupan mereka, seksualitas mereka, kecemasan akan hubungan mereka dengan suami maupun lingkungan sosialnya (Proverawati, 2010). kecemasan pada wanita menopause semakin bertambah dengan berakhirnya masa reproduksi akan menghilangkan kebanggaan sebagai wanita, sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi hubungannya dengan suami
ataupun keluarga. Hubungan keluarga yang tidak harmonis dan kurangnya dukungan dari keluarga akan mengakibatkan kecemasan ibu menjadi lebih berat dan selanjutnya akan berdampak pada lingkungan sekitar seperti tidak percaya diri, malu bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain serta dapat menimbulkan stress (Lestari, 2010). g ejala dari kecemasan meliputi: kegelisahan, gemetar, banyak berkeringat, jantung berdebar, mudah marah, sakit perut/ mual, terguncang, khawatir, kehilangan kontrol, bingung, dan sulit berkonsentrasi. Sedangkan dampak dari adanya kecemasan meliputi: memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam, tidak bisa tidur dan dapat menyebabkan sifat mudah marah, kekhawatiran dan perihatinan dapat menjadi lebih merasa cemas, merasa tidak tenang dan gugup, serta dapat menyebabkan kepanikan. Cemas dalam menghadapi menopause pada ibu berdampak pada ketidaknyamanan pada diri ibu, kurang percaya diri, ibu merasa tidak berguna, dan perasaan menyalahkan diri sendiri (Lestari, 2010). badan pusat statistik memproyeksikan jumlah penduduk perempuan berusia diatas 50 tahun pada tahun 2010 sebanyak 20,9 juta orang. Jumlah tersebut akan bertambah besar 14% pada tahun 2015 dan diperkirakan jumlah perempuan yang mengalami menopause pada tahun 2025 sebanyak 60 juta perempuan (bkkbN, 2006). Pada tahun 2010 terjadi 285.184 perceraian diseluruh indonesia. Penyebabnya paling banyak akibat faktor ketidak harmonisan sebanyak 91.841 perkara, tidak ada tanggung jawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara (bkkbN, 2006).
keluarga merupakan sumber dukungan sosial bagi anggota keluarga lainnya,dukungan tersebut sangat diperlukan setiap individu dalam siklus kehidupan. Suami adalah bagian dari keluarga, sehingga dukungan suami termasuk kedalam dukungan keluarga. kepedulian pemerintah terhadap masalah ini adalah dengan memberikan program posyandu lansia, penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan dan senam sehat. wanita menopause diberikan penyuluhan tentang menopause oleh tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat dan diharapkan wanita premenopause dan menopause tidak cemas dalam menghadapi masa menopause, dan dalam penyuluhan dapat berkonsultasi mengenai ketidaknyamanan pada saat menopause sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan. Dukungan keluarga terutama dari suami dapat menentukan dampak psikologi ibu dalam menghadapi m e nopause se hingga dapat m e ne kan terjadinya kecemasan dalam menghadapi menopause (Lestary, 2010). Data yangdidapat dari PkDbidan setempat tahun 2013 di Dusun Songgorunggi Dagen, Jaten, karanganyar pada 10 wanita usia 40-50 tahun didapatkan bahwa 60% ibu mengalami kecemasan menghadapi menopause berupa firasat buruk, merasa gelisah, ketakutan, sulit tidur, tidak bisa berkonsentrasi. Dan 50% ibu tidak mendapatkan dukungan dari suami. berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui “Hubungan dukungan dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause.
BAHAN & METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik karena untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunta, 2010). rancangan cross sectional karena melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2011) Penelitian ini dilaksanakan di dusun Songgorunggi, Dagen, Jaten, karanganyar, waktu penelitian Februari – Juli 2014. Populasi pada penelitian ini adalah ibu menopause di Dusun Songgorunggi usia 4050 tahun sejumlah 100 orang. teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengambilan sampel dalam penelitian berdasarkan pertimbangan ibu usia 40 – 50 tahun yang mengalami menopause. Salah satu diantara instrumen pengumpulan data adalah dalam bentuk kuisioner. kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah closed ended sehingga mudah mengarahkan jawaban responden dan memudahkan dalam pengolahan atau tabulasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2011): 1) Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. 2) coding merupakan kegiatan pemberian kode numerim (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. biasanya dalam pemberian kode dibuat
juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi arti suatu kode dari suatu variabel. 3) Data Entry Data Entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi. 4) Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmustatistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi kendall tau (ô) yakni menguji hubungan antara dua atau lebih variabel dengan skala ordinal (Sugiyono, 2010). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
∑ A − ∑ B N (N τ= −1) 2 keterangan : : koefisien korelasi kendall tau yang besarnya (-1 < ô < 1) A : Jumlah ranking (jenjang) atas b : Jumlah ranking (jenjang) bawah N : Jumlah sampel rumus di atas menggunakan taraf kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95% (Sugiyono,2010). rumus ke 2 yakni rumus signifikasinya, digunakan rumus z, bila n atau anggota sampel e” 10. Hal ini tidak lain karena
distribusi kendall tau pada n < 10, mendekati distribusi normal sehingga digunakan rumus z tersebut. karena sampel n > 10, maka digunakan pendekatan nilai z, dengan rumus sebagai berikut : τ 2(2N + 5) 9N (N − 1)
z=
keterangan : z = nilai z hitung akan dibandingkan dengan z tabel untuk satu sisi z z α , untuk1− 2α sisi 1− 2 = koefisien korelasi Kendall Tau N = jumlah sampel Apabila Z hitung maka Ho ditolak tabel dan ha diterima, dalam taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN berikut akan diuraikan hasil penelitian m e n g e n ai h u b u n g an d u k u n g an su am i dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Dusun Songgorunggi Desa Dagen kecamatan Jaten karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dilakukan dengan teknik korelasi kendall tau (ô). Populasi dalam penelitian ini ibu menopause yang berusia antara 40 – 50 tahun sejumlah 100 orang. Sampel yang diambil sejumlah 80 orang. Sedangkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 57 orang. Sedangkan 10 orang merupakan janda, 11 orang tidak bisa baca tulis dan 2 orang janda dan tidak bisa baca tulis. Sehingga sampel
akhir dari penelitian ini sejumlah 57 orang ibu menopause. berikut hasil penelitian yang telah dilakukan: Deskripsi Responden Deskripsi umur responden ibu menopause di Dusun Songgorunggi Jaten rata-rata adalah 46 tahun dengan umur yang paling muda 43 tahun dan umur yang paling tua 50 tahun. Deskripsi umur responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Deskripsi Umur Responden No 1 2
Umur 40 – 45 tahun 46 – 50 tahun
Jumlah 16 41
total
57
Persentase (%) 28,1 71,9 100
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
b e rda sa rka n tabe l men unj u k kan mayoritas responden berumur antara 46 – 50 tahun sejumlah 41 responden (71,9%). Minoritas responden berumur umur antara 40 – 45 tahun sejumlah 16 orang (28,1%). Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian yaitu tingkat dukungan suami dan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause.
Tabel 4.2 Dukungan Suami Tingkat No Kecemasan 1 2 3
Sedang ingan
4
Ada
Deskripsi dukungan suami diukur m e n g gu n a k a n k u e s i on e r de n ga n 2 8 pertanyaan. Dari 28 pertanyaan diperoleh nilai 27 (96,43%) dan nilai terendahnya 8 (28,57%) dengan rata-rata nilainya 18,98 (67,79%). Dukungan suami dibedakan menjadi 3 macam yaitu baik, cukup dan kurang. Deskripsi dukungan suami dapat dilihat pada tabel berikut ini:
0 11 27
0 19,3 47,4
19
33,3
57
100
Persentase
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
be rd asa rka n ta bel me n unj u kka n mayoritas dukungan suami cukup sejumlah 34 responden (59,6%). Sedangkan minoritas dukungan suami kurang sejumlah 10 responden (17,5%). Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause (Y) kecemasan menghadapi menopause diukur dengan menggunakan skala HArS. Nilai skor kecemasan tertinggi 23 dan skor terendahnya 1 dengan rata-rata skor 10,05. Deskripsi tingkat kecemasan menghadapi menopause dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Tingkat Kecemasan Menghadapi Menopause No
Dukungan Suami
Jumlah (%)
1 2 3
Dukungan Suami kurang Cukup baik
total
57
Jumlah 10 34 13
Persentase (%) 17,5 59,6 22,8
100
Sumber: Data Primer diolah, 2014
berdasarkan tabel menunjukkan mayoritas ibu mempunyai tingkat kecemasan ringan sejumlah 27 responden (47,4). Sedangkan minoritas ibu mempunyai kecemasan sedang sejumlah 11 responden (19,3%).
Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi kendall tau (ô). berikut hasil penelitian yang telah dilakukan: Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Silang dan Analisis Kendall Tau (t) Dukungan Suami
Tingkat Kecemasan Sedang
F
ku7 rang Cu-kup 4 baik 0 total 11
%
F
12,3 3 7,0 0
% 5,3
Ringan Tidak Ada F % 0
0
Total
F
Z
Z
hitung
tabel
%
10 17,5
0, 6, 1, 558 13 96
20 35,1 10 17,5 34 59,6 4 7,0 9 15,8 13 22,8
19,3 27 47,4 19 33,3 57 100
Sumber: Data Primer diolah, 2014.
berdasarkan tabulasi silang menunjukkan ibu dengan dukunga suami kurang sejumlah 10 re sponde n (17,5%) sebagian besar mempunyai tingkat kecemasan sedang dalam menghadapi menopause sejumlah 7 responden (12,3%). Sedangkan ibu dengan dukungan suami cukup sejumlah 34 responden (59,6%) sebagian besar mempunyai tingkat kecemasan ringan dan ibu dengan dukungan suami baik sejumlah 13 responden (22,8%) sebagian besar tidak ada kecemasan yaitu 9 responden (15,8%). berdasarkan hasil ini menunjukkan ibu dengan dukungan suami kurang cenderung mempunyai tingkat kecemasan sedang, ibu dengan dukungan suami cukup mempunyai tingkat kecemasan yang ringan dan ibu dengan dukungan suami yang baik cenderung tidak terdapat kecemasan menghadapi menopause. untuk membuktikan kebenaran hipotesis dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis kendall tau. Hasil analisis kendall tau diperoleh nilai kendall tau sebesar 0,558. Setelah dilakukan penghitungan di
peroleh nilai Z hitung 6,13 sedangkan Z tabel dengan diperoleh nilai sebesar 1,96. Nilai Z hitung (6,13) > Z tabel (1,96) sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di wilayah Dusun Songgorunggi Jaten karanganyar. berdasarkan hasil korelasi kendall tau diperoleh nilai korelasi sebesar 0,558. Setelah dikansultasikan dengan tabel keeratan hubungan korelasi diperoleh tingkat hubungan dengan kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang sedang antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di wilayah Dusun Songgorunggi Jaten karanganyar. Pembahasan Hasil dukungan suami terhadap ibu yang mengalami menopause di wilayah Dusun Songgorunggi Jaten karanganyar sebagian besar cukup sejumlah 34 responden (59,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan suami telah cukup dalam mendukung istri sehingga dapat memberikan motivasi dan meningkatkan percaya diri pada istri yang mengalami menopause. Menurut Setiadi (2008) dukungan adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, mencintai. bentuk-bentuk dukungan menurut Friedman ada 4 macam yaitu 1) dukungan instrumental, 2) dukungan informasional, 3) dukungan penilaian dan 4) dukungan emosional.
Menurut Nursalam dan kurniawati (2007) terdapat tiga macam manfaat dukungan 1) mediator perilaku yaitu dengan mengajak individu melakukan perilaku atau kebiasaan yang baik dalam upaya pencegahan, penanganan dan rehabilitasi terhadap gangguan kesehatan yang mungkin terjadi, 2) manfaat psikologis untuk meningkatkan harga diri dan 3) manfaat fisiologis untuk membantu relaksasi terhadap sesuatu yang mengancam kesehatan individu.
menopause mempunyai kecemasan yang ringan dan sebaliknya dukungan suami kepada ibu menopause yang kurang menyebabkan hal yang tidak aman sehingga menyebabkan ibu mengalami kecemasan. tingkat dukungan suami mempengaruhi hubungan interpersonal antara suami dengan ibu yang pada akhirnya terjalin hubungan yang serasi dan menerima keadaan pasangan apa adanya sehingga menurunkan kecemasan pada ibu yang sedang mengalami menopause.
Hasil tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di wilayah Dusun Songgorunggi Jaten karanganyar sebagian besar mempunyai tingkat kecemasan ringan sejumlah 27 responden (47,4%). Hasil penelitian ini memberikan gambaran ibu yang mengalami menopause di wilayah Dusun Songgorunggi sebagian besar sudah baik dalam menghadapi menopause, sehingga percaya diri, perasaan tidak berguna, dan perasaan menyalahkan diri sendiri tidak sampai pada tingkatan yang mengkawatirkan. Menurut Lestary (2010) kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Sedangkan menurut kartono kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam.
Sebagaimana pendapat Stuart (2008) yang menyatakan kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor predisposisi dan faktor pencetus. Faktor predisposisi diantaranya adalah psikoanalitik, interpersonal, perilaku, keluarga dan biologis. Sedangkan faktor pencetus yang berasal dari sumber internal atau eksternal dikelompokkan ke dalam ancaman terhadap intergritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurun kapasitasnya untuk melakukan aktifitas hidupnya sehari-hari serta ancaman terhadap sistem diri seseorang dalam membahayakan identitas diri, harga diri dan fungsi sosial yang terintergritas.
berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menopause di wilayah Dusun Songgorunggi Desa Dagen kecamatan Jaten karanganyar dengan nilai kendall tau sebesar 0,558 serta diperoleh tingkat hubungan sedang. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami yang baik memberikan pengaruh yang baik pada kenyamanan perasaan pada ibu menopause sehingga menjadikan ibu
Faktor yang mempengaruhi kecemasan dibedakan menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor Predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stress. Faktor predisposisi yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor biologi/fisik yang berfokus pada penyebab biologis dan faktor psikologis berupa ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai bentuk reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau munculnya rasa tidak aman pada individu dan faktor sosial budaya (Stuart, 2008).
Sedangkan faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan yang membutuhkan energi ekstra terdidi dari 2 macam yaitu biologi/fisik yang merupakan gangguan fisik dan faktor psikologis berupa ketidakmampuan psikologis atau penurunan terhadap aktivitas sehari-hari seseorang. berdasarkan hasil penelitian dan dari beberapa pendapat dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause salah satunya dari keluarga terutama suami. SIMPULAN berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Dusun Songgorunggi Jaten karanganyar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Du k u n g a n s ua m i pa d a i b u y a n g menghadapi menopause sebagian besar cukup yaitu sejumlah 34 ibu (59,6%). 2. tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause sebagian besar ringan sejumlah 27 responden (47,4%). 3. terdapat hubungan dengan kategori sedang antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause dengan nilai Z hitung 6,13 lebih besar dari Z tabel 1,96. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pt. rineka Cipta.
Hawari, D.H. 2011. manajemen Stres cemas dan Depresi. Jakarta: balai Penerbit Fkui. Hidayat, A.A. 2011. metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. kusumadewi, S. 2008. Aplikasi Fuzzy total integral Hamilton Anxiety rating Scale (HArS). http: journal.uii.ac.id. diperoleh tanggal 19 Juli 2014. Lestary, D. 2010. Seluk Beluk menopause. Yogjakarta: garailmu. Mulyani, N. S.2013. Yogyakarta: Nuha Medika.
menopause.
Notoatmodjo, S.2010. metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt rineka Cipta. Nugroho, t., & Setiawan, A. Kesehatan Wanita Gender Permasalahannya. Yogyakarta: Medika.
2010. dan Nuha
Nursalam. 2011. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Proverawati, A. 2010. mENOPAUSE dan Sindrome Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika. S e t i a d i . 2 0 0 8 . K o n s e p d a n P ro s e s Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: graha ilmu. Stuart, g.w & Sundeen, S.J. 199 8. Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECg. Sugiyono. 2010. Statistika Penelitian. bandung : Alfabeta.
untuk