HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Martyarini BS1), Pramesti Dewi 2), Irwanto 3) Program Studi S1 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto Email :
[email protected] 2 Program Studi S1 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto Email :
[email protected] 3 Program Studi S1 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto 1
Abstract One effort that can be used to improve nursing services is to use a pre conference at the turn of duty or shift. Pre conference can maintain appropriate plan of nursing care in a nursing care plan so effective. The purpose of this research is someone to know the relationship between preconference with the implementation documentation of nursing care in hospitals dr. R Goeteng Taoenadibrata Purbalingga. This type of research is correlational research with cross sectional approach. Sampling using simple random sampling technique using a questionnaire as a data collection tool that is distributed to 50 respondents. Analysis of the data used is by using the chi square test. The results of this study is the implementation of most of the pre conference in both categories is 46 people (92%). Implementation of most of the documentation of nursing care in both categories is 46 people (92%). There is a significant relationship between the implementation of the pre conference With Implementation of Nursing Documentation (p = 0.001 <0.05). Conclusion: The implementation of the pre conference is one of the factors supporting the implementation of nursing care documentation. Key words: Pre conference, Nursing Care Documentation. merupakan pertemuan tim yang PENDAHULUAN Managemen keperawatan dilakukan setiap hari. Konferensi merupakan proses bekerja melalui dilakukan sebelum atau setelah anggota staf keperawatan untuk melakukan operan dinas, sore atau memberikan asuhan keperawatan secara malam sesuai dengan jadwal dinas professional. Disini dituntut tugas perawatan pelaksanaan. Konferensi manager keperawatan untuk sebaiknya dilakukan di tempat merencanakan, mengorganisir, tersendiri sehingga dapat mengurangi memimpin dan mengevaluasi sarana gangguan dari luar (Nursalam, 2000) dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu keluarga dan masyarakat (Gillis,1996). Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan klien adalah dengan melakukan preconference saat pergantian dinas. Konferensi
B. Populasi, Sampel, dan Sampling
Suarli dan Bahtiar (2009) menyebutkan bahwa konferensi keperawatan dapat mempertahankan rencana asuhan keperawatan agar tetap Abaru (up to date) dan dipergunakan secara konstan sehingga asuhan keperawatan menjadi efektif. Dokumentasi yang efektif menjamin kesinambungan pelayanan, menghemat waktu, dan meminimalisasi resiko kesalahan (Yochum 2002 dalam Potter Perry 2009). Studi pendahuluan yang telah peneliti ambil melalui wawancara dengan 10 perawat pelaksana di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga, bahwa pada pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan belum bisa dilaksanakan dengan baik, karena sebatas menulis belum dilakukan mengisi sesuai standar dokumentasi asuhan keperawatan. Peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul “Hubungan Pre Conference dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga”
1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga, antara lain, ruang kenanga, ruang lavender, ruang cempaka, ruang menur ruang flamboyan, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 100 orang perawat. 2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo,2002). Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara simpel random sampling yaitu pengambilan sample dilakukan secara acak. Dalam jumlah ini pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan rumus untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 (Setiadi, 2007), yaitu:
METODE Rancangan penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam dan Pariani, 2001). Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan cros sectional. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel yang di teliti. Metode korelasi pada penelitian ini di gunakan untuk mengetahui hubungan preconference dengan pelaksanaan dokumentasi keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.
N N= 1+N (d)
2
Keterangan : n = Perkiraan sampel N = Perkiraan populasi d = Tingkat kepercayaan atau ketepatanyang diinginkan (0,5)
2
100 N=
100 =
1+100 (0,5)
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi) di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 menunjukan menunjukkan bahwa Pelaksanaan dokumentasi (pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi) di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 sebagian besar dalam kategori baik yaitu 46 orang (92%), dan sebagian kecil dalam kategori sedang yaitu 4 orang (8%). 3. Hubngan Pre conference Dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga dapat diketahui dari hasil uji chi square diketahui bahwa hubungan pre conference dengan pelaksanan dokumen asuhan keperawatan di peroleh p value = 0,01 < α = 0,05 sehingga Ha di terima artinya ada hubungan antara pre conference dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga. Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai signifikansi (p) 0,001 lebih kecil dari nilai α (0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pre conference Dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.
2
= 50 2
Berdasarkan hasil penghitungan maka didapatkan jumlah responden yang dibutuhkan berjumlah 50 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga bulan Maret - Juni tahun 2012. Data yang didapat dikelompokkan sesuai kriteria yaitu diperoleh responden sebanyak 50 perawat yang selanjutnya diolah dan dianalisis sesuai metode analisis yang telah ditetapkan. Hasil-hasil penelitian sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pre conference perawat di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012. Distribusi frekuensi Pelaksanaan pre conference perawat di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 menunjukkan bahwa Pelaksanaan pre conference perawat di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 sebagian besar dalam kategori baik yaitu 46 orang (92%), dan sebagian kecil dalam kategori sedang yaitu 4 orang (8%). 2. Pelaksanaan dokumentasi (pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi) di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012. Distribusi frekuensi Pelaksanaan dokumentasi (pengkajian, diagnose
B. Pembahasan 1.
3
Pelaksanaan pre conference perawat di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan pre conference perawat di RSUD dr.
R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 sebagian besar dalam kategori baik yaitu 46 orang (92%), dan sebagian kecil dalam kategori sedang yaitu 4 orang (8%). Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan pre conference (Sitorus, 2011) yaitu untuk menidentifikasi masalahmasalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil, mempersiapkan hal-hal yang akan ditemuai di lapangan, dan mempersiapkan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien. Pre conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai timbang terima untuk rencana kegiatan pada dinas shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggungjawab tim. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat, dan tambahan rencana dari ketua tim dan penanggungjawab tim. Perencanaan yang baik pada pre conference akan membantu pelaksanaan keperawatan bagi para perawat sehingga mereka melansakan asuhan keperawatan sesuai standar dan perencanaan yang telah disusun. 2. Pelaksanaan dokumentasi (pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi) di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan dokumentasi (pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi) di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012 sebagian besar dalam kategori baik yaitu 46 orang (92%), dan sebagian kecil dalam kategori sedang yaitu 4 orang (8%). Hal ini sesuai dengan pendapat Nursalam (2001) bahwa dengan dilaksanakannya standar dokumentasi keperawatan berarti menunjukkan adanya tanggung jawab terhadap dokumentasi praktik
keperawatan dalam konteks proses keperawatan. Dokumentasi keperawatan yang baik yaitu dokumentasi yang akurat, komprehensif, dan fleksibel untuk memperoleh data penting, mempertahankan kesinambungan pelayanan, melacak hasil klien, dan menggambarkan standar praktek terkini. Dokumentasi keperawatan yang efektif menjamin kesinambungan pelayanan, menghemat waktu, dan meminimalisasi kesalahan (Perry, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dyanto (2007) yang menyatakan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu alat pembuktian atas tindakan perawat selama menjalankan tugas keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang. Hasil penelitian ini dipertegas dengan penelitian Pribadi (2009) yang menyimpulkan bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara dalam kategori baik. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya oleh Radiani (2009) yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendokumentasian Askep merupakan tupoksi perawat tetapi dalam pelaksanaannya hampir semua perawat belum melaksanakan karena beranggapan bahwa pendokumentasian tidak berpengaruh baik untuk kenaikan pangkat maupun mutasi dan juga disebabkan beban kerja maupun rekan kerja sehingga perawat tidak termotivasi untuk melaksanakan pendokumentasian dengan lengkap. 3. Hubungan Pre conference Dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga Hasil penelitian menunjukkan ada 4
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pre conference Dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga (p = 0,001 <α 0,05). Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa semakin baik pre conference maka semakin baik pendokumentasian. Sebagaimana terdapat dalam Suarli dan Bahtiar (2009) perawat profesional bertanggungjawab terhadap penyusunan rencana asuhan keperawatan dan mempertahankannya agar tetap baru (up to date). Konference keperawatanlah yang akan mempertahankan rencana asuhan keperawatan agar tetap baru setiap hari dan mempergunakannya secara konsatan, karena hal itu merupakan persyaratan awal bagi asuhan keperawatan yang efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Pribadi (2009) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan motivasi perawat dan supervisi terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan (p value = 0,0001). DAFTAR PUSTAKA
Gilles Dee Ann.(1996).Manajemen Keperawatan, FKUI, Jakarta: Hidayat, A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Kozier.(1991). Fundamental of Nursing, Concept, Process and Practice, Fourth Edition.Eddision – Wesley Publishing Company, Inc. California. Nursalam, Pariani.(2001). Pendekatan Praktis Metodelogi Keperawatan.CV Infomedika : Jakarta. Nursalam.(2001). Dokumentasi Salemba Medika. Jakarta.
Proses dan Keperawatan.
Nursalam.(2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika. Nursalam.(2007). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2.Jakarta : Salemba Medika.
Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Firdaus, (2008), Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga, Skripsi
Nursalam.(2008). Konsep dan penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Potter-Perry,(2009),Fundamental Keperawatan. Buku 1, Edisi ke 7. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 5
2. Jakarta: Salemba Medika. Saryono.(2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Setiadi.(2007). Konsep dan Penelitian Riset Keperawatan. Jogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Suarli. S, Bahtiar. Yanyan, (2009) ,Manajemen Keperawatan, Dengan Pendekatan Praktis, Edisi I, Penerbit Erlangga, Jakarta
6