HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PKK SIDOAGUNG II GODEAN
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh : MEILIN CANDRA FITRIANI 070201047
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2012
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PKK SIDOAGUNG II GODEAN
Meilin Candra Fitriani², Sugiyanto³ INTISARI
Latar Belakang: Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan personal sosial anak. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial di antaranya adalah maturisi instrisik, pembelajaran, sosial ekonomi, tingkat kognisi, jenis kelamin, status anak, budaya dan pola asuh orangtua. Anak usia pra sekolah dapat mencapai dan melewati perkembangannya dengan normal apabila diberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya. Tujuan : Untuk mengetahui pola asuh orang tua terhadap pembentukan personal sosial anak. Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik, dengan pendekatan cross sectional, Jumlah responden adalah 24 orang. metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi kuadrat (x2). Hasil penelitian: Pola asuh ibu kepada anak usia prasekolah di TK PKK Sidoagung II Godean kabupaten Sleman semua ibu mempunyai pola asuh otoritatif yaitu sebanyak 24 orang (100%), Tingkat perkembangan personal sosial anak usia prasekolah di TK PKK Sidoagung II Godean kabupaten Sleman paling banyak adalah normal, yaitu sebanyak 16 anak (66,7%), sedangkan yang terlambat sebanyak 8 anak (33,3%). Kesimpulan dan saran: Sebagian besar orangtua yang memberikan pola asuh otoritatif yaitu 66,7% mempunyai anak dengan perkembangan sosial anak normal. Saran bagi responden diharapkan memberikan pola asuh yang tepat agar anak mencapai perkembangan yang optimal serta mengevaluasi setiap tindakan perkembangan anak.
Kata Kunci : Pola asuh, Perkembangan personal, Otoriter, Permisif, Otoritatif. Kepustakaan : 17 buku(2002-2010), 1 hasil penelitian, 4website Halaman : xv, 70 halaman, 7 tabel, 2 gambar, 11 lampiran ¹Judul Skripsi ²Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ³Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN MATERNAL PARENTING STYLE AND THE DEVELOPMENT OF PRE SCHOOL-AGE-CHILDREN’S SOCIAL PERSONAL IN PKK KINDERGARTEN SIDOAGUNG II GODEAN1 Meilin Candra Fitriani2, Sugiyanto3 ABSTRACT Background: Parental parenting has a huge influence on the formation of children’s personal social development. The factors that may affect the social development are maturition intrinsic, learning, social, economic, cognitive level, gender, status of children, culture and parenting parents. Preschool children can reach and pass through the normal development when given the proper stimulation according to age. Objective: To interest the pattern of parenting to the formation of personal social development, it is necessary to do research. Research methodology: This research used analytic survey method, and used cross sectional approach. The number of respondents is 24 people. The data collection used quesionaire method. The data analyzing used chi kuadrat (x2). Research results: The maternal parenting toward the preschool children in PKK Kindergarten Sidoagung II Godean, Sleman regency showed that all the mothers (24 people) had authoritative parenting (100%), Most of the development of preschool children’s social personal in PKK Kindergarten Sidoagung II Godean, Sleman regency is normal, that are 16 children (66,7%), and who had the late development are 8 children (33,3%). Conclusion and suggestion: Most of the development of preschool children’s social personal in PKK Kindergarten Sidoagung II Godean, Sleman regency is normal, that are 16 children (66,7%) and who had the development normal. Advice for respondents expected to provide proper parenting so that children achieve optimal development and to evaluate each child's development action. Key words : parenting style, personal development, authoritarian, permissive, authoritative Literature : 17 books (2002-2010), 1 research paper, 4 websites Pages : xv, 70 paseg, 7 tables, 2 figures, 11 lampiran appendices
1 Thesis title 2 The student of School of Nursing 'Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 3 The lecturer of School of Nursing 'Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
LATAR BELAKANG Perkembangan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak dalam kandungan. Perkembangan anak terdiri dari beberapa indikator, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Penelitian ini memfokuskan pada perkembangan personal sosial. Penelitian ini didasarkan pada pentingnya mengetahui dan mengevaluasi tingkat perkembangan personal sosial anak usia pra sekolah. Pada usia pra sekolah perkembangan sosial anak mulai nampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orangtuanya, sanak saudaranya, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang. Namun apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perilaku orangtua yang kasar; sering memarahi; acuh tak acuh; tidak memberikan bimbingan; teladan; pengajaran atau pembiasaan terhadap anak dalam menerapkan norma-norma baik agama maupun tatakrama cenderung menampilkan perilaku maladjustment, seperti: bersifat minder; senang mendominasi orang lain; bersifat egois/selfish; senang mengisolasi diri/menyendiri; kurang memiliki perasaan tentang rasa; dan kurang memperdulikan norma dalam berperilaku (Syamsu, 2008). Apabila terjadi gangguan perkembangan sosial pada masa pra sekolah dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar,bermasalah dengan temannya, pasif dan takut, inisiatif menjadi kurang dan terjadi neurosis (Depkes, 2000). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial di antaranya adalah maturisi instrisik, pembelajaran, sosial ekonomi, tingkat kognisi, jenis kelamin, status anak, budaya dan pola asuh orangtua (Haditono, 2000). Anak usia pra sekolah dapat mencapai dan melewati perkembangannya dengan normal apabila diberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya. Orangtua yang overprotective akan membuat anak sulit berkembang, sehingga dalam pola asuh orangtua harus diberi penjelasan tentang cara-cara melakukan stimulus pada anak (Hidayat, 2008). Pola asuh atau perawatan anak sangat bergantung pada nilai-nilai yang dimiliki keluarga. Upaya pemerintah dalam mengatasi
1
masalah tumbuh kembang anak yaitu melalui program bina keluarga dan balita (BKB) (BKKBN, 2003). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 Juni 2012 secara observasi dan wawancara dengan guru pendidik dan sebagian dari wali muri di TK PKK Sidoagung menerapkan anak
serta
II
Godean, pola
asuh
guru
Di
dapatkan
yang
mengatakan
data
tepat
sebanyak
untuk
bahwa
22
perkembangan
sebanyak
27,0%
orang
tua
belum
personal
sosial
anak
didiknya
mengalami gangguan tingkat perkembangan. Oleh karena itu, peneliti akan membahas suatu permasalahan yang berjudul Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Tingkat Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK PKK Sidoagung II Godean Sleman Yogyakarta.
METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan metode survey analitik. Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orangtua (ibu) siswa dan siswa (anak usia 3-6 tahun) yang bersekolah di TK PKK Sidoagung II Godean Yogyakarta tahun 2011. Teknik penentuan sampel menggunakan tottal sampling. Pada penelitian ini semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 pasang ibu dan anak, karena dari data sekolah diketahui bahwa tidak ada ibu dengan dua anak yang sekolah di TK PKK Sidoagung II Godean Yogyakarta tahun 2012. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuisioner pola asuh ibu dan kuisioner tingkat perkembangan personal sosial. Analisa data yag digunakan untuk mengetahui Hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat perkembangan personal sosial menggunakan kuantitatif korelasi, sedangkan uji statistiknya menggunakan uji non parametrik. Rumus analisis yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat karena data yang digunakan adalah bebentuk nominal
HASIL PENELITIAN Gambaran Umum TK PKK Sidoagung II Godean Penelitian dilakukan di TK PKK Sidoagung II Godean yaitu sebuah sekolah yang didirikan bardasarkan kesepakatan perkumpulan ibu-ibu di desa Sidoagung. TK PKK Sidoagung II berlokasi di desa Koanan Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta. Tenaga pendidikan di TK 2
PKK Sidoagung II Godean berjumlah 7 orang terdiri dari 6 orang guru dan 1 orang penjaga sekolah. TK PKK Sidoagung II Godean memiliki 3 buah ruang belajar, 1 buah kantor, 1 buah dapur, 2 kamar mandi, 1 halaman bermain. Jumlah murid di TK PKK Sidoang II Godean berjumlah 46 siswa dengan jumlah anak laki-laki 29 dan perempuan 19 yang terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas A, kelas B1 dan kelas B2. Metode pembelajaran yang digunakan di TK PKK Sidoagung II Godean adalah sistem kelompok dengan beberapa cara seperti belajar sambil bermain, bercakap-cakap, tanya jawab, menyanyi, dan pemberian tugas. Sarana bermain di dalam dan di luar ruang yang relatif lengkap. Adapun sarana yang ada di dalam ruangan berupa permainan edukatif seperti menara susun, puzle, dan pastel mewarnai. Sedangkan sarana yang ada di luar ruangan berupa, jungkitan, ayunan, mangkuk putar, dan bola-bola jaring. Kegiatan ekstrakulikuler berupa kesenian menari.
Karakteristik Responden Jenis Kelamin Anak Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak No 1 2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Sumber : Data primer 2012.
Frekuensi 15 9 24
Persentase 62,5 37,5 100
Tabel di atas menunjukkaan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin anak adalah lakilaki yaitu sebanyak 15 orang ( 62,5%).
Umur Anak Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Anak No 1 2 3
Umur < 60 bulan 60 – 70 bulan > 70 bulan Jumlah Sumber : Data primer 2012.
Frekuensi 0 5 19 24
3
Persentase 0 20,8 79,2 100
Tabel di atas menunjukkaan karakteristik responden berdasarkan umur anak. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar anak berusia > 70 bulan yaitu sebanyak 19 orang (79,2%).
Umur Ibu Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No 1 2 3
Umur < 30 tahun 30 – 40 tahun > 40 tahun Jumlah Sumber : Data primer 2012.
Frekuensi 5 18 1 24
Persentase 20,8 75,0 4,2 100
Dari tabel di atas menunjukkaan karakteristik responden berdasarkan umur ibu. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah yang berumur 30 – 40 tahun yaitu sebanyak 18 orang (75%).
Pendidikan Ibu Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No 1 2 3 4
Pendidikan SD SMP SMA PT Jumlah Sumber : Data primer 2012.
Frekuensi 0 3 17 4 24
Persentase 0 12,5 70,8 16,7 100
Dari tabel di atas menunjukkaan karakteristik responden berdasarkan pendidikan. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang (70,8%).
4
DESKRIPSI DATA PENELITIAN Pola Asuh Ibu Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pola Asuh No 1 2 3
Aspek Otoriter Permisif Otoritatif Jumlah Sumber : Data primer 2012.
Frekuensi 0 0 24 24
Persentase 0 0 24 100
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai gambaran pola asuh ibu yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden mempunyai pola asuh otoritatif yaitu sebanyak 24 orang (100%), sedangkan responden yang mempunyai pola asuh otoriter dan permisif tidak ada (0%).
Perkembangan Personal Sosial Anak Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perkembangan Personal Sosial Anak No 1 2
Aspek Normal Terlambat Jumlah Sumber : Data primer 2012.
Frekuensi 16 8 24
Persentase 66,7 33,3 100
Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai gambaran perkembangan personal sosial anak yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak mempunyai perkembangan personal sosial adalah normal, yaitu sebanyak 16 orang (66,7%).
Analisis Bivariat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh ibu dengan perkembangan personal sosial anak prasekolah di TK PKK Sidoagung II Godean Sleman. Pengujian hipotesisi dengan menggunakan alat uji Chi Kuadrat. Pengujian data dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.00 for Windows. Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner, dapat dideskripsikan hubungan antara pola asuh ibu dengan perkembangan sosial anak, seperti yang diberikan pada tabel dibawah ini.
5
Tabel 7. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Perkembangan Sosial Anak Usia Prasekolah di TK PKK Sidoagung II Godean Perkembangan sosial Anak Pola Asuh
Normal
Ibu
Total
Terlambat
f
%
f
%
f
%
Otoriter
0
0
0
0
0
0
Permisif
0
0
0
0
0
0
Otoritatif
16
66,7
8
33,3
24
100
Total
16
66,7
8
33,3
24
100
Sumber : Data primer 2012. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua ibu yang menjadi responden mempunyai pola asuh otoritatif yaitu sebanyak 24 orang (100%). Sedangkan dengan pola asuh otoritatif tersebut sebagian besar anak mempunyai perkembangan personal sosial yang normal yaitu sebanyak 16 orang (66,7%), sedangkan yang mempunyai perkembangan personal sosial yang terlambat sebanyak 8 orang (33,3%). Kemudian dari hasil analisis data penelitian dengan menggunakan uji chi square, didapatkan hasil karena untuk variable pola asuh, didapatkan semua responden menjawab kuisioner dengan hasil pola asuh otoritatif. Namun, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orangtua yang memberikan pola asuh otoritatif yaitu 66,7% mempunyai anak dengan perkembangan sosial anak normal.
PEMBAHASAN Pola Asuh Ibu Dari hasil pengolahan data primer diperoleh kesimpulan bahwa pola asuh ibu semua berpola asuh otoritatif, yaitu sebanyak 24 orang (100%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pola asuh ibu dari anak prasekolah di TK PKK Sidoagung II Godean Sleman adalah otoritatif. Menurut Santrock (2003), pola asuh yang digunakan oleh ibu mempunyai peranan yang penting dalam rangka mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Hika (2004) kepada 30 orang anak yang meneliti tentang pola asuh dan perkembangan anak. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat 6
pengaruh yang besar antara pola asuh ibu dengan perkembangan anak. Selain itu terdapat faktorfaktor yang dapat mempengaruhi pola asuh menurut Prasetya (2003) meliputi pendidikan orangtua, latar belakang, dan lingkungan sosial. Ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih bijaksana dan tahu harus bersikap bagaimana menerapkan pola asuh yang baik dalam mengasuh anak-anaknya yang mempunyai karakter yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi perkembangan sosial anak tersebut dengan baik. Sehingga dalam menerapkan pola asuh, seorang ibu perlu memperhatikan beberapa aspek dalam mencukupi kebutuhan anak yang meliputi : (a) aspek komunikasi dua arah yang baik dan hangat antara orangtua dan anak, (b) disiplin yang tidak kaku dengan penerapan aturan dan norma yang sesuai dengan anak, (c) pemenuhuan kebutuhan anak yang baik dengan memperhatikan hal-hal yang benar-benar dibutuhkan anak, dan (d) pandangan terhadap anak yang mencakup penghargaan atas prestasi yang diraih anak dan berfikir dengan memperhatikan pola piker anak. Diharapkan dengan memperhatikan aspek-aspek pola asuh tersebut, seorang ibu dapat mendidik anak-anaknya agar anak-anaknya dapat mencapai tujuan hidupnya dengan menggali dan memaksimalkan potensi yang dimiliki anak. Dalam penelitian ini diperoleh informasi bahwa semua ibu dalam mengasuh anaknya menerapkan pola asuh otoritatif yaitu sebanyak 24 orang (100%). Komunikasi dalam pola asuh yang otoritatif terjadi dalam bentuk komunikasi dua arah baik secara verbal maupun secara nonverbal. Komunikasi verbal I sini antara lain dalam bentuk kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan pendapat, ide-ide, gagasan, keinginan, dan keluh kesah. Orang tua dalam menerapkan peraturan-peraturan senantiasa mengajak anak untuk belajar bertanggungjawab dalam setiap tindakan yang akan diambil. Apabila anak melakukan kesalahan, orangtua yang otoritatif akan mendengarkan dahulu alasan kenapa anaknya sampai melakukan perbuatan tersebut sebelum memberikan hukuman. Dalam pola asuh otoritatif ini prioritas utama diletakkan pada kepentingan anak dan pengendalian perilaku anak untuk berbuat hal-hal yang tidak benar. Dalam pola asuh otoritatif tersebut, anak diberikan kebebasan untuk menentukan cita-cita dan orangtua memberikan arahan dan dukungan. Penghargaan terhadap keberadaan anak dan memahami pola piker anak merupakan salah satu cara orangtua yang otoritatif dalam mengasuh anak. Orangtua yang dapat memberikan penghargaan dan menerima anak dalam keluarga dapat mencegah anak untuk berlaku agresif. Hasil dari pola asuh otoritatif adalah anak-anak yang berkompeten secara sosial, percaya diri, dan bertanggung jawab secara sosial. 7
Perkembangan Personal Sosial Anak Dari data penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak mempunyai perkembangan personal sosial yang normal yaitu sebanyak 16 orang (66,7%), sedangkan yang 8 orang (33,3%) adalah mempeunyai perkembangan personal sosial yang terlambat. Menurut Syamsu (2008), pada usia prasekolah perkembangan sosial anak mulai Nampak jelas, karena nereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah : anak mulai mengetahu aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan bermain; sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada aturan; anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain; anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau sebayanya. Dengan demikian penting bagi orangtua untuk mengetahui perkembangan anak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mempunyai tingkat perkembangan personal sosial yang normal, namun sebanyak anak 8 orang (33,3%) mempunyai perkembangan personal sosial terlambat. Perkembangan sosial yang terlambat perlu dicarikan solusi yang tepat dengan menelusuri faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum (2005) di Posyandu RW III Gendingan Ngampilan Yogyakarta diketahui bahwa pencapaian perkembangan 38 anak tidak terlepas dari bagaimana orangtua dalam memberikan pengasuhan untuk menstimulasi perkembangan anak, sehingga anak dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal. Sedangkan menurut Haditomo (1999), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial diantaranya adalah maturasi instrinsik, pembelajaran, sosial ekonomi, tingkat kognisi, jenis kelamin, status anak, budaya dan pola asuh orangtua. Cara pola asuh yang digunakan orangtua terutama ibu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan personal sosial anak, karena orangtua merupakan orang terdekat yang berinteraksi dengan anak, sehingga cara pendidikan yang benar dapat mendukung perkembangan anak berjalan normal sesuai dengan tahapan perkembangan si anak. Perkembangan yang terjadi pada masa prasekolah anak menurut Hurlock (2004) meliputi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan, perkembangan keterampilan berbicara, perkebangan emosi, perkembangan sosialisasi, dan perkembangan pengertian.
8
Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perkembangan Sosial Anak Berdasaran hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ibu dengan pola asuh otoritatif mempunyai kecenderungan anak dengan perkembangan personal sosial yang normal, yaitu 16 orang (66,7%), sedangkan yang terlambat sebanyak 8 orang (33,3%). Hal ini dapat dijelaskan bahwa pola asuh otoritatif memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan sosialisasi secara luas, serta anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pola asuh ini akan merasa dicintai, merasa diterima dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya. Anak-anak yang merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya akan menumbuhkan rasa percaya pada dirinya sendiri yang membawa anak pada sikap mandiri. Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritatif perkembangan kemandiriannya akan cenderung lebih positif, karena anak mendapatkan tuntunan dan pemenuhan kebutuhannya dengan porsi yang cukup. Sebagian besar orangtua yang memberikan pola asuh otoritatif yaitu 66,7% mempunyai anak dengan perkembangan sosial anak normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (2004) yang mengatakan bahwa pola asuh otoritatif dapat mendorong anak-anak agar mandiri, tetapi dalam pola asuh otoritatif masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan mereka. Hal ini juga didukung oleh teori Hurlock (1978) yang menyatakan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang demokratis dapat melakukan penyesuaian sosial yang paling baik, mereka aktif secara sosial dan mudah bergaul. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hika (2004) dengan judul “Hubungan Status Gizi dan Pola Asuh Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun di Pukesmas Ngampilan Yogyakarta”. Responden Penelitian yang dipakai yaitu 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tes skrinning perkembangan DDST . Hasilnya adalah terdapat hubungan antara status gizi dan pola asuh ibu dengan perkembangan anak usia 0-2 tahun. Hal ini sangat sesuai dengan hasil penelitian ini yang juga terdapat hubungan antara pola asuh dengan tingkat perkembangan personal social anak.
9
HAMBATAN PENELITIAN Pada saat peneliti melakukan kegiatan penelitian ini, ada beberapa hambatan yang peneliti alami, yaitu: 1. Tidak semua yang mengantar dan mendampingi anak ke sekolah adalah ibunya, sehingga peneliti harus mendatangi responden ke rumahnya. 2. Ada alamat rumah responden yang sulit ditemukan, dikarenakan pada saat peneliti datang ke rumahnya, responden tidak ada di rumah sehingga digugurkan dan tidak dijadikan responden penelitian.
KETERBATASAN Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah : a. Data pola asuh ibu hanya menggunakan kuesioner, penelitian akan lebih maksimal apabila disertai dengan wawancara langsung dengan responden. b. Penelitian ini baru terbatas meneliti hubungan pola asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak, belum meneliti aspek-aspek lain seperti maturasi instrinsik, pembelajarn, sosial ekonomi, tingkat kognisi, jenis kelamin, status anak, dan budaya orang tua. c. Pada penelitian ini menggunakan skala data nominal, maka tidak dapat memberikan gambaran mengenai penggunaan pola asuh yang harus digunakan oleh ibu agar dapat membantu anak dalam pencapaian perkembangan personal sosial yang optimal.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Pola asuh ibu kepada anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak PKK Sidoagung II Godean kabupaten Sleman semua ibu mempunyai pola asuh otoritatif yaitu sebanyak 24 orang (100%). 2. Tingkat perkembangan personal sosial anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak PKK Sidoagung II Godean kabupaten Sleman paling banyak adalah normal, yaitu sebanyak 16 anak (66,7%), sedangkan yang terlambat sebanyak 8 anak (33,3%). 3. Sebagian besar orangtua yang memberikan pola asuh otoritatif yaitu 66,7% mempunyai anak dengan perkembangan sosial anak normal. 10
SARAN Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Responden Ibu-ibu diharapkan memberikan pola asuh yang tepat pada anak agar terbentuk tingkat perkembangan personal sosial yang baik pada anak. Ibu-ibu juga diharapkan untuk mengevaluasi setiap tindakan perkembanagn anak untuk mengetahui adanya keterlambatan perkembangan pada anak. Pola asuh yang demokratis adalah merupakan pola asuh yang tepat untuk digunkan agar anak mencapai perkembangan yang optimal. 2. Bagi Guru TK Guru hendaknya menerapkan pola pengasuhan yang tepat dalam memberikan pendidikan pada anak didiknya, sehingga tingkat perkembangan personal sosial anak dapat berjalan normal. 3. Bagi Peneliti Lainnya Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitin ini sebagai referensi tentang pola asuh ibu dengan tingkat personal sosial pada anak usia prasekolah, sehingga dapat diteliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat perkembangan personal sosial anak.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN.(2003). Konseling dan Seksualitas Remaja, DepKes RI : Jakarta. Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. Depkes. (2006). Stimulasi Deteksi Dini Tumbang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes : Jakarta. Hidayat. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta. Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan, Erlangga;Jakarta. 11
Monks,F.J. & Knoers,A.M.P.(2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Notoatmodjo,S.,(2003). Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Renika Cipta : Jakarta. Prasetya, G. T. (2003). Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media Komputindo Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Sebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Shochib. (2006). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syamsu,Y. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC : Jakarta.
12