HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH
SKRIPSI “Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh: Andini Mardiantina NIM S10001
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi Keperawatan yang berjudul :
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA USIA PRA SEKOLAH
Oleh : Andini Mardiantina NIM S10.001
Telah diujikan pada tanggal 14 Juli 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan.
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns . M.Kep NIK : 201284113
Rahajeng Putri Ningrum,S,ST.,M.Kes NIK : 201083059
Penguji, Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep NIK : 201279102
Surakarta, 21 Agustus 2014 Ketua Program Studi,
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Andini Mardiantina NIM
: S10.001
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun perguruan tinggi lain. 2) Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan dari Tim Penguji. 3) Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanki lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Surakarta, 10 Juni 2014 Yang membuat pernyataan,
Andini Mardiantina
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan Tugas Perkembangan pada Anak Usia Prasekolah”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, Msi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2.
Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku kepala Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta danpenguji.
3.
Ibu Happy Indri Hapsari S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Rahajeng Putri Ningrum, S.ST., M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Para Bunda pengajar PAUD Chinta Ananda Sukoharjo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6.
Responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis.
iv
7.
Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu penulis.
8.
Bapak Sumarno dan ibu Sartinah tercinta yang tak henti – hentinya mendoakan penulis dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis.
9.
Teman – teman seperjuangan dan seangkatan yang tak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Surakarta, 10 Juni 2014 Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................
v
i ii
SURAT PERNYATAAN............................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 6 1.5 Keaslian Penelitian....................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Anak Prasekolah ............................................... 11 2.2 Pendidikan Anak Prasekolah..................................................... 13 2.3 Pendidikan Formal di PAUD. ................................................... 14 2.4 Pendidikan Non Formal di Rumah............................................ 16 2.5 Tugas Perkembangan Anak Prasekolah. ................................... 18 2.6 Denver II .................................................................................... 21 2.6 Kerangka Teori ........................................................................... 27 2.7 Kerangka Konsep ........................................................................ 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 29 3.2 Populasi dan Sampel ................................................................. 29 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 30 3.4 Devisi Operasional .................................................................... 30 3.5 Alat penelitian dan Cara Pengumpulan Data ............................ 31 3.6 Uji Coba Instrumen .................................................................. 33 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 33 3.8 Etika Penelitian .......................................................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Anslisa Univariat ...................................................................... 4.2 Anslisa Bivariat ....................................................................... BAB V PEMBAHASAN 5.1 Perkembangan ......................................................................... 5.2 Lingkungan Keluarga ............................................................... 5.3 Personal sosial ........................................................................... 5.4 Motorik Halus .......................................................................... 5.5 Motorik Kasar .........................................................................
vi
36 39 40 40 42 42 43
5.6 Bahasa ........................................................................................ 5.7 Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan Tugas Perkembangan ................................................................... BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .............................................................................. 6.2 Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
44 45 47 47
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................................ ..... 18
vii
Gambar 2.5 Kerangka Konsep .............................................................................. 19
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .............................................................................. 8
viii
Tabel 3.1 Devinisi Operasional............................................................................ 30 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Anak PAUD ................................................................. 36 Tabel 4.2 Lingkungan .......................................................................................... 36 Tabel 4.3 Jumlah Anak PAUD dan tidak PAUD ................................................. 37 Tabel 4.4 Perkembangan Anak PAUD ................................................................ 37 Tabel 4.5 Perkembangan Anak non PAUD ......................................................... 37 Tabel 4.6 Perkembangan Personal sosial Anak PAUD dan tidak PAUD ........... 38 Tabel 4.7 Perkembangan Motorik Halus Anak PAUD dan tidak PAUD ............ 38 Tabel 4.8 Perkembangan Bahassa Anak PAUD dan tidak PAUD ...................... 38 Tabel 4.9 Perkembangan Motorik Kasar Anak PAUD dan tidak PAUD ............ 39 Tabel 4.10 Uji Chisquare ..................................................................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran 1
: Jadwal penelitian
Lampiran 2
: F-1 Usulan topik penelitian
Lampiran 3
: F-2 Pengajuan persutujuan judul
Lampiran 4
: F-4 Pengajuan ijin studi pendahuluan
Lampiran 5
: F-5 Lembar oponen ujian sidang proposal skripsi
Lampiran 6
: F-6 Lembar audience ujian sidang proposal skripsi
Lampiran 7
: Surat ijin studi pendahuluan
Lampiran 8
: Surat persetujuan studi pendahuluan
Lampiran 9
: F-7 Pengajuan ijin penelitian
Lampiran 10 : Surat ijin penelitian Lampiran 11 : Surat persetujuan penelitian Lampiran 12 : Spss Lampiran 13 : Surat permohonan menjadi responden Lampiran 14 : Persetujuan menjadi responden Lampiran 15 : Lembar observasi Lampiran 16 : Data Demografi Partisipan Lampiran 17 : Denver II Lampiran 18 : Lembar Konsultasi Lampiran 19
: Dokomentasi
x
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
Andini Mardiantina Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan Tugas Perkembangan pada Anak Prasekolah Abstrak
Perkembangan adalah perubahan – perubahan yang dialami individumenuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik fisik maupun psikis.Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tartantu dalam rentang kehidupan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionalana PAUD dan tidak PAUD. Sampel terdiri 48 anak berusia 3-6 tahun, laki-laki 23 dan perempuan 25. Penelitian dilakukan selama 2 minggu di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan Desa Gawanan Timur RW 06 Karanganyar . Penelitian ini menggunakan Denver II didapatkan hasil anak PAUD normal 66.7% , suspect 33,3% sedangkan anak tidak PAUD normal 45,8%, suspect 54,2%. Penelitian ini menggunakan uji chisquarediperoleh nilai p-valeu 0,164 > 0,05 menunjukan tidak ada hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak prasekolah. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mwmberikan informasi mengenai pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak prasekolah. Kata Kunci : PAUD, tidak PAUD, Tugas Perkembangan Daftar pustaka : 21 (2000-2013)
xi
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014
Andini Mardiantina THE CORRELATION BETWEEN EARLY CHILDHOOD EDUCATION AND DEVELOPMENTAL TASK IN PRE-SCHOOL CHILDREN ABSTRACT
Development is a set of changes experienced by individual to lead to maturity. It takes place systematically, progressively, and continuously both in physical and psychological terms. Developmental task is a task arising in a certain period of one’s life span. The objective of this research is to investigate the correlation between early childhood education and developmental task in pre-school children at Chinta Ananda Early Childhood Education of Sukoharjo and in RW 06, Gawanan Timur village, Karanganyar. This research used the quantitative method with the cross-sectional design in Early Childhood Education and in non-Early Childhood Education. It was conducted for two weeks at Chinta Ananda Early Childhood Education of Sukoharjo and in RW 06, Gawanan Timur village, Karanganyar. The samples of the research consisted of 48 children aged 3-6 years. They were 23 males and 25 females. The data of the research were analyzed by using the Denver II Test. The result of the research shows that 66.7% of the children of Chinta Ananda Early Childhood Education are normal, and the rest, 33.3% are suspected. Meanwhile, 45.8% of the children of non-Early Childhood Education in RW 06, Gawanan Timur village, Karanganyar are normal and the rest 54.2% are suspected. The result of the chi-square test shows that the value of p 0.164, which is greater than 0.05, meaning that there is not any correlation between early childhood education and developmental task in pre-school children. The result of this research is expected to improve the knowledge and to extend information on the correlation between early childhood education and developmental task in pre-school children. Keywords: Early childhood education, non-early childhood education, and developmental task. References: 21 (2000-2013)
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus globalisasi. Berbagai upaya perlu dilakukan agar kelak mendapat kehidupan yang layak di negara Indonesia. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang berilmu, mandiri, dan bertanggung jawab. Sebelum memasuki pendidikan dasar anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dalam taman kanak-kanak atau PAUD (Rahman 2009). PAUD adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3 sampai dengan 6 tahun (PP No.27/1990 pasal 6), akan tetapi menurut UU No 20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan usia dini perlu dilaksanakan dari lahir sampai usia 6 tahun, sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar (Rahman 2009). Pertumbuhan anak usia prasekolah berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir (Narendra 2002). Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun. Anak usia prasekolah mengalami perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara progresif. Perkembangan pada masa ini meningkatnya energi untuk belajar dan menggali banyak hal (Supartini 2004).
1
2
Tahap perkembangan ini menunjukan hal yang unik dan memerlukan perhatian yang khusus dari orang dewasa untuk tumbuh danberkembang. PAUD menjadi salah satu pilihan untuk pendidikan awal anak. PAUD juga sebagai lembaga pendidikan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh anak, juga melatih anak mengembangkan motorik halus, motorik kasar, bahasa, sosialisasi (Hidayat 2008). Motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh keinginan untuk belajar dan berlatih. Contohnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan lain-lain. Perkembangan gerakan motorik halus anak ditekankan pada koordinasi gerakan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 3-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna (Arikunto 2006). WHO (World Health Organitation) tahun 2007melaporkan bahwa 525% dari anak-anak usia dini menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO dalam Sidiarto, 2007). Depkes RI (2006), bahwa 0,4 Juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara sedangkan menurut Dinkes (2006) sebesar 85.779 (62,02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan motorik, bahasa, dan personal sosial.
3
Banyak kegiatan yang dapat kitaberikan kepada anak untuk meningkatkanperkembangan motorik halusnya, yaitu bermain warna, melukis, bermain balok, bermain bola, membaca, menulis, dan menyebut nama benda. Kegiatan yang bisa di lakukan oleh sebagian anak (Agung 2010). Motorik kasar adalah aktivitas yang menggunakan otot-otot besar yang meliputilokomotorik dan non-lokomotorik. Anak usia prasekolah sebagian belum memiliki kemampan motorik kasar yang baik, untuk menjaga kondisi gerak yang bagus. Anak harus dilatih dengan permainan yang tertata, terarah, terpercaya sesuai dengan perkembangan anak dalam pendidikan (Samsudin 2005, dalam Gustiana 2011). Kemampuan motorik kasar erat hubunganya dengan gerakan dasar dalam observasi dan evaluasi. Gerakan lari yang mempunyai komponen dasar tungkai dan lengan, melompat yang mempunyai komponen dasar lengan, togok, serta tungkai, melempar yang mempunyai komponen dasar lengan, togok, serta tungkai, menangkap mempunyai komponen dasar kepala, lengan, tangan, dan menendang mempunyai komponen dasar lengan, togok, tungkai (Suherman 2008, dalam Gustiana 2011). Perkembangan
bahasa
pada
anak
usia
dini
sangatlah
pesat.
Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (lingkungan). Perkembangan bahasa pada anak usia dini dipengaruhi paling banyak adalah di lingkungan. Pergaulan di lingkunan tanpa diawasi keluarga membuat perkembangan bahasa pada anak menjadi tidak baik. Pola asuh orang tua juga turut serta dalam pembentukan perkembangan bahasa pada anak, pola
4
asuh orang tua yang baik dan tepat akan membuat perkembangan bahasa pada anak semakin baik. Tempat rehabilitasi medik RSCM tahun 2006 dari1125 anak terdapat 10,13% anak mengalami gangguan bicara dan bahasa. RS Karyadi Semarang tahun 2007 terdapar 2,98% anak mengalami gangguan bicara (Kumboyono, Kapti, Hayati 2013). Keterampilan sosial sangat penting bagi setiap manusia. Sehingga perkembangan sosial perlu dipantau sejak dini. Keberhasilan anak dalam menjalin interaksi dengan lingkungan sosial khususnya dengan teman sebaya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya. Hubungan dengan teman sebaya sangat efektif dalam perkembangan sosial anak. Bukan nilai pelajaran sekolahnya, dan bukan perilaku dalam kelasnya, melainkan kualitas hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang sangat berpengaruh (Astutu 2013). PAUD Chinta Ananda Sukoharjo merupakan salah satu tempat pendidikan usia dini di jawa tengah. PAUD ini menampung anak sebanyak 24 orang. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2013 di dapatkan hasil 5 anak yang masing – masing berumur 3 tahun 2 anak, 4 tahun 1 anak, dan 5 tahun 2 anak. Anak yangberumur 3 tahun rata-rata hanya bisa melakukan kegiatan seperti mencorat – coret, menirukan kata – kata, sebagian belum bisa bersosialisasi dengan baik pada teman sebayanya. Anak yang berumur 4 tahun rata – rata hanya bisa mewarnai gambar, berdiri sendiri, dan untuk yang lain seperti menggunakan sendok garpu, memakai pakaian sendiri belum bisa. Anak yang berumur 5 tahun rata
5
– rata hanya bisa melakukan menyusun kubus, mewarnai, menyebut nama sedangkan yang lainnya seperti memakai kaos, mengerti 2 kata sifat, menyebut warna belum bisa dilakukan dengan baik. Studi pendahuluan yang dilakukan di RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar di dapatkan hasil 5 dari 24 anak yang berusia 3-6 tahun rata-rata hanya bisa melakukan sebagian dari tugas perkembangan yang ada di Denver II, seperti anak seharusnya bisa melakukan tugas perkembangan seperti personal sosial sebanya 7 kegiatan yaitu menyebutkan nama teman, mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan, gosok gigi dengan bantuan, memakai baju, memakai kaos, berpakaian tanpa bantuan, bermain ular tangga tapi hanya bisa melakukan 4 kegiatan saja, motorik halus seharusnya dapat melakukan 7 kegiatan seperti menara dari kubus, meniru gambar vertikal, menara dari 4 kubus, menara dari 3 kubus, menara dari 2 kubus, menggoyangkan ibu jari, menggambar lingkaran tetapi hanya bisa melakukan 5 kegiatan saja, bahasa seharusnya dapat melakukan 8 kegiatan seperti bicara dengan dimengerti, menyebutkan 4 gambar, mengetahui 2 kegiatan, menyebut 1 warna, kegunaan benda, menghitung kubus, mengetahui 4 kegiatan, mengerti 2 kata depan tetapi hanya bisa melakukan 7 kegiatan saja, motorik kasar seharunya dapat melakukan 8 kegiatan seperti menendang bola ke depan, melompat, melempar bola lengan ke atas, lompat jauh, berdiri 1 kaki 1detik, berdiri 1 kaki 2 detik, melompat dengan 1 kaki, berdiri 1 kaki 3 detik, tetapi hanya bisa melakukan 7 kegiatan saja.
6
Adanya kenyataan inilah peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di Paud Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.
1.2 Rumusan Masalah Adakah hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui tugas perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar . 2. Untuk mengetahui tugas perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.
7
3. Untuk menetahui tugas perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 4. Untuk mengetahui tugas perkembangan sosialisasi pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 5. Menganalisa hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat Memberikan masukan kepada masyarakat khususnya orang tua berkenaan dengan pendidikan anak usia dini dengan
tugas
perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUDChinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Menambah pengetahuan tentangpendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan anak prasekolah yang ada di lingkungan masyarakat dan bahan bacaan di lembaga pendidikan STIKES Kusuma Husada Surakarta. 1.4.3 Bagi Peneliti Lain Bahan bacaan atau refrensi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
8
1.4.4 Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberi masukan terhadap peneliti tentang pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan anak prasekolah di PAUD Chinta Ananda dan Sukoharjo RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 1.5 Keaslian Penelitian Berikut beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu : Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti
Judul
Metode
Hasil Penelitian
Penelitian Agung, AA2010
Penerapan
Metode
Hasil
explicit
penelitian
instruction
digunakan
melalui
observasi dengan peningkatan
kegiatan
instrumen berupa perkembangan
yang ini
penelitian menunjukan
bahwa
terjadi
bermain untuk format instrumen. motorik
halus
meningkatkan
pada anak setelah
perkembangan
diterapkan model
motorik halus.
pembelajaran explicit instructionmelalui kegiatan bermain warna.
Gustiana, 2011
DA Pengaruh
Metode
Hasil
permainan
penelitian
yang penelitian
modifikasi
digunakan
ialah menunjukan
dari ini
9
terhadap
kuantitatif
yaitu bahwa
kemampuan
metode
kuasi perbedaan
motorik kasar eksperimen dan
kognitif dengan
anak usia dini.
penelitian
terdapat yang
signifikan
desain kemampuan yang motorik
kasar
digunakan
antara kelompok
nonequivalent
kontrol
dan
control
groups eksperimen pada
design.
saat postes dengan dengan skor ratarata kelas kontrol 21.4, dan kelas eksperimen 28.95.
Hayati, N 2013
Hubungan pola Penelitian
ini Hasil
dari
asuh orang tua menggunakan
penelitian
dengan
desaindeskriptif
iniadalah terdapat
perkembangan
kerelasi
bahasa
dengan hubungan
yang
anak pendekatan cross signifikan antara
usia prasekolah sectional.
pola asuh orang
di
tua
posyandu
dengan
mawar wilayah
perkembangan
kerja
bahasa anak usia
Pukesmas
prasekolah (p =
Ampah
0,033).
Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito 2013
Timur
10
Astut, M 2013
Implementasi
Metode penelitian Hasil
program
yang
dari
digunakan penelitian
fullday school ialah
ini
metode menjelaskan
sebagai usaha kualitatif.
implementasi
mendorong
program
perkembangan
school
sosial
peserta
menerapkan
didik
TK
pembelajaran
Unggulan Al-
menggunakan
Ya’lu
joyfull
Magelang
Kota
fullday serta
learningfaktor penghambat masih
ditemui
baik dari orang tua , sarana, mau pun anak didik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah perubahan – perubahan yang dialami individumenuju
tingkat
kedewasaan
yang
berlangsung
secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik fisik maupun psikis. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (Yusuf 2012). Menurut Nursalam (2005) perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi. 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Faktor yang mempengaruhi perkembangan anakprasekolah (3-6 tahun) menurut Yusuf (2012 )yaitu : 1. Hereditas (Keturunan/Pembawaan) 2. Lingkungan Perkembangan a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah
11
12
3. Kelompok Teman Sebaya 2.1.3 Ciri Perkembangan Anak Yusuf (2012) ciri perkembangan anak prasekolah (3-6 tahun) yaitu 1. Terjadinya Perubahan Dalam a. Aspek fisik : perubahan berat badan, tinggi badan, bentuk tubuh serta organ – organ lain nya. b. Aspek psikis : matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifitas. 2. Terjadinya Perubahan Dalam Bentuk Proporsi a. Aspek fisik : proposi tubuh berubah sesuai dengan fase perkembanganya. b. Aspek psikis : perubahan perhatiannya yang semula hanya tertuju untuk dirinya sendiri perlahan beralik kepada orang lain (teman sebayanya) 3. Lenyapnya Tanda – Tanda yang Lama a. Aspek fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanakkanak), rambut-rambut halus, dan gigi susu. b. Aspek psikis : lenyapnya masa-masa mengoceh, dan bentuk gerak gerik kanak-kanak seperti merangkak. 4. Diperoleh Tanda – Tanda yang Baru a. Tanda fisik : pergantian gigi b. Tanda psikis : perkembangan rasa ingintahu, nilai – nilai moral, keyakinan beragama.
13
2.2 Pendidikan Anak Usia Prasekolah 2.2.1 Pengertian Pendidikan anak usia prasekolah adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3 sampai dengan 6 tahun (PP No. 27/ 1990 Pasal 6). Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan usia prasekolah adalah pendidikan sebelum memasuki jenjang sekolah dasar (Rahman 2003). 2.2.2 Undang – Undang tentang Pendidikan Anak Prasekolah Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pemerintah memasukkan
atau
mengkatagorikan
pendidikan
prasekolah
sebagaipendidikan usia dini dimana pada pasal 28 ini terdapat 6 item tentangpendidikan usia prasekolah di antaranya : 1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan atau informal. 3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. 4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
14
5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan
keluarga
atau
pendidikan
yang
diselenggarakan oleh lingkungan. 6. Ketentuan mengenai Pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud ayat (I), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Harini 2003).
2.3Pendidikan Formal di PAUD 2.3.1 Pengertian PAUD PAUD adalah suatu lembaga pendidikan yang ditujukan kepada anak, sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembarian pemulaan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki dunia pendidikan yang lebih lanjut (Hidayah 2009). PAUD merupakan pendidikan yang ditujukan pada anak usia 3 sampai dengan 6 tahun, akan tetapi menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 28 mengatakan bahwa pendidikan anak diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini perlu dilakukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun (Rahman 2009). 2.3.2 Tujuan di Bentuknya PAUD Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini dalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang mencakup aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Diharapkan anak lebih siap
15
untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik di sekolah, melainkan juga sosial emosional, serta moral di semua lingkungan (Hartanti, Sarno 2010). 2.3.3 Kurikulum PAUD Kurikulum PAUD terdiri dari seperangakt bahan pembelajaran yang mencakup lingkup perkembagan, yaitu perkembangan moral dan agama, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Kurikulum PAUD merupakan rencana yang akan dilakukan selama proses pembelajaran, sehingga mutlak diperlukan oleh seiap satuan pendidikan. Untuk menyusun kurikulum PAUD komponen-komponenya adalah : 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Yaitu kurikulum nasional yang dikembangkan, disusun dan dikelola oleh sebuah lembaga sesuai kebutuhan dan kultur lembaga tersebut. 2. Kalender Pendidikan Yaitu merupakan pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik dalam kurun waktu satu tahun. 3. Program Tahunan 4. Program Semester Yaitu program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis.
16
5. Rencana Kerja Mingguan Yaitu berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam minggu sesuail dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema yang teah direncanakan pada program semester. 6. Rencana Kerja Harian Yaitu merupakan penjabaran dari kegiatan mingguan, yang memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, individu maupun, kelompok. 7. Komponen-komponen Penilaian
2.4 Pendidikan Non Formal di Keluarga 2.4.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah
lingkungan pertama dan utama dalam
kehidupan anak di dalam keluargalah anak mendapat contoh pendidikan serta bimbingan awal dari orang tua bagaimana seharusnya bersikap, berperilaku dan bekerjasama dengan baik. Penanaman dan pembentukan sikap, kebiasaan maupun pola tingkah laku pada masa kanak-kanak dapat dikatakan sepenuhnya terletak pada cara orang tua mengasuh (Yusuf, 2006). 2.4.2 Fungsi Keluarga dalam Pendidikan a. Keluarga bukan lagi tempat social
17
b.Adanya perubahan perananan orangtua yangdigantikan oleh orang lain c. Wanita telah banyak bekerja diluar negeri d.Tingkatan pendidikan orangtua sangat rendah e. Kondisi rumah tidak memadai f. Mata perekonomian orang tua sangat rendah (Sudjana 2000) 2.4.3 Faktor Mempengaruhi Perkembangan Anak 1. Pendapatan keluarga 2. Pendidikan orang tua 3. Besarnya keluarga 4. Urutan kelahiran 5. Pribadi orang tua 6. Pengasuhan orang tua (Turmadji 2011) 2.4.4Upaya
MeningkatkanPartisipasi
terhadap
Proses
Pendidikan
Keluarga Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan proses pendidikan bisa berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat khususnya keluarga. Upaya- upaya yang dapat dilakukan, yaitu : a. Masyarakat punya kesadaran terhadap pendidikan keluarga b. Melibatkan diri dalam aktivitas keluarga c. Melaksanakan proses kegiatan pendidikan keluarga d.
Membantu keluarga yang kurang mampu
18
e. Melibatkan diri sebagai pendidik bagi anak yangmembutuhkan (Sudjana 2000).
2.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah 2.5.1 Pengertian Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tartantu dalam rentang kehidupan individu. Tugas – tugas perkembangan berhubungan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang dimiliki oleh individu yang sesuai dengan usia dan fase perkembanganya (Yusuf 2012). 2.5.2 Perkembangan Psikomotorik pada usia 3-6 tahun Perkembangan psikomotorik pada anak tidak hanya ditemukan pada motorik kasar tapi juga pada motorik halus. 1. Motorik Halus Menurut Marliza, 2012 pada usia anak 3-6 tahun (Prasekolah), anak sudah bisa melakukan kegiatan memegang atau meltakan suatu objek dengan menggunakan jari – jari tangannya, seperti menggunting, mewarnai, menganyam, menulis, menggengam, dan melukis. 2. Motorik kasar Pada anak usia 3-6 tahun (prasekolah), anak sudah bisa melakukan aktivitas yang menggunakan otot – otot besar, gerak darsar
19
lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Seperti lari, melompat, menangkap, melempar, dan menendang (Gustiana 2011). 2.5.3 Perkembangan Bahasa pada usia 3-6 tahun Bahasa merupakan elemen yang sangat penting untuk belajar bersosialisasi dengan lingkungan. Pada anak usia 3-6 tahun dalam perkembangan bahasanya suadah bisa mengucapkan satu warna, mengucapkan kata seperti papa mama, membuwat kalimat sederhana, kosa kata terus berkembang,dapat berkomunikasi dengan orang lain, dan bisa menguasai struktur kalimat sederhana seperti kata tanya, kata perintah, dsb (Adriyani 2006). Menurut Yusuf (2012) tugas perkembangan anak dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Pemahaman Kemampuan memahami makna ucapan orang lain 2. Pengembangan perbendaharaan kata Perbendaharaan kata anak-anak berkembang dimulai sangat lambat pada usia dua tahun pertama. 3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat Penyusunan kata-kata menjadi kalimat biasanya berkembang sebelum umur dua tahun. Bentuk kalimat pertama biasanya kalimat tunggal (kalimat satu kata).
20
4. Ucapan Kemampuan pengucapan kata-kata merupakan hasil belajar melalui peniruan melalui suara-suara yang di dengar dari orang lain. 2.5.4 Perkembangan personal sosial pada anak usia 3-6 tahun Ketrampilan personal sosial dalam hidup sangatlah penting, sehingga perkembangan personal sosial perlu dipantau sejak usia dini. Agar dapat bersosialisasi dengan teman sebaya di lingkungan keluarga ataupun lingkungan sekolah. Anak usia 3-6 tahun biasanya sudah bisa untuk mengembangangkan sikap percaya terhadap orang lain, belajar mengenal objek-objek, bahasa, berjalan, berjalan, berpakaian dsb (Astuti 2013). Menurut Yusuf (2012) bentuk-bentuk tingkah laku sosial yaitu : 1. Pembangkangan (negativisme) Suatu bentuk tingkah laku melawan. 2. Agresi (agression) Suatu bentuk reaksi terhadap frustasi, yaitu perilaku menyerang balik secara fisik. 3. Berselisih / bertengkar (quarreling) Apabila seorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain. 4. Menggoda (teasing) Sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif. 5. Persaingan (rivarly)
21
Keinginan untuk melebihi orang lain. 6. Kerja sama (cooperation) Sikap mau bekerja sama dengan orang lain atau kelompok. 7. Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior) Sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, yaitu seperti meminta, menyuruh, menangis, menjerit, dan marah-marah. 8. Simpati (sympaty) Sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain.
2.6 Denver II 2.6.1 Pengertian Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test(DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test(DDST-R) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit (Rusana 2010). 2.6.2 Tujuan dilakukan Denver II Tujuan
dilakukan
Denver
IIuntuk
mengetahui
proses
perkembangan anak dan mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan
pada
anak
usia
prasekolah.
Termasuk
juga
22
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Rusana 2010). 2.6.3 Manfaat Denver II Manfaat
dilakukan
Denver II
untuk
mengetahui
tahap
perkembangan yang telah dicapai anak, menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin, meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak agar mengetahui lebih dalam tentang perkembangan anak. Perkembangan anak dengan tugas perkembangan supaya tidak terjadi kesalahan atau keterlambatan dalam perkembangannya (Rohanati 2009). 2.6.4 Aspek yang dinilai dalam Denver II Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu : 1. Sektor personal sosial. Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi danberinteraksi dengan lingkungan (Astuti 2013). 2. Sektor gerakan motorik halus Yaitu yangberhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat ( Aryani 2009).
23
3. Sektor bahasa. Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan (Salimah 2011). 4. Sektor gerakan motorik kasar. Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnyaduduk, melompat, berjalan (Saputra 2005). 2.6.5 Prosedur Melakukan Denver II 1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah. 2. Jelaskan maksud dan tujuan test Denver IIpada orang tua. 3. Buat komunikasi yang baik dengan anak. 4. Hitung umur anak dan buat garis umur. a. Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir. b. Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir. 5. Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi. 6. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.
24
7. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kita sesuai dengan apa yang ingin ditestkan. 8. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur. a. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis umur. b. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkahi (gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus”3 tugas perkembangan. c. Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkahi, lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan. 9. Beri skor penilaian dan catat pada formulir Denver II(Rosana 2010). 2.6.6 Skor dalam Denver II 1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
25
2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik. 3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan). 4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R (Rosana 2010). 2.6.7
Interprestasi dari nilai Denver II
1. Advanced Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis. 2. OK Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara ke-25 dan ke-75. 3. Caution Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis diatas atau diantara ke-75 dan ke-90.
26
4. Delay Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis. Dapat dianggap sebagai keterlambatan, karena ketidak mampuan untuk melakukan tugas tertentu (Rohanati 2009). 2.6.8 Hasil dari Denver II 1. Normal a. Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. b. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya. 2. Suspect / di duga a. Bila didapatkan = 2 caution dan / atau = 1 keterlambatan. b. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan. 3. Untestable / tidak dapat diuji a. Bila ada skor menolak pada = 1 uji coba tertelak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah75–90%. b. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu (Rosana 2010).
27
2.4 Kerangka Teori
PAUD
Motorik Halus
Motorik Kasar Anak Usia 36 Tahun (Prasekolah)
Tugas Perkembangan Bahasa Personal sosial
FAKTOR INTERNAL :
FAKTOR EKSTERNAL :
1.Keturunan 1. Lingkungan 2. Jenis Kelamin
a.Lingkungan Keluarga
3. Umur
b.Lingkungan Sekolah
4. Kelompok Teman Sebaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori
28
2.5 Kerangka Konsep
Motorik Halus PAUD Motorik Kasar Bahasa
Non PAUD
soaialisasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : 1. U sia 2. Jenis Kelamin 3. Lingkungan a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
2.6 Hipotesis Ho : Ada hubungan antara Tugas Perkembangan berhubungan dengan Pendidikan Anak Usia Dini 3-6 tahun (prasekolah). H1 : Tidak ada hubungan antara Tugas Perkembangan dengan Pendidikan Anak Usia Dini 3-6 tahun (prasekolah).
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan korelasional adalah untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan fungsional yang berdasarkan teori dan logika berfikir dapat diterima, sehingga korelasi yang dimaksud bukan hanya menghubungkan dua data yang tidak memiliki makna. Korelasi mengacu pada kecenderungan bahwa adanya variasi suatu variabel tertentu, maka akan diikuti oleh variasi variabel lain. Dengan demikian, dalam rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan paling tidak dua variabel. Menggunakan metode cross sectional adalah penelitian yang merupakan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen di nilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut(Nursalam 2008). 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini menggunakan anak di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo sebanyak 24 anak dan anak di RW 6 desa Gawanan Timur sebanyak 24 anak. Jumlah populasi yang digunakan sebanyak 48 anak dengan usia 3-6 tahun (prasekolah). Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.
29
30
Sampling jenuh adalah pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil, seperti bila sampelnya kurang dari 30 maka anggota populasi tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian (Sugiono 2013). 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Chinta Ananda Sukoharjodan di RW 06 Desa Gawanan Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu yaitu pada tanggal 21 Mei 2014 sampai dengan 26 Mei 2014 di PAUD dan 23-25 Juni 2014, di RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar pada tanggal 23 – 25 Juni 2014. 3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Variabel penelitian
: Masalah apa yang akan diteliti.
Devinisi operasional
: Hal yang membatasi saat melakukan penelitian Tabel 3.1Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi
Alat
Parameter/I
Skala
operasional
Ukur
ndikator
Ukur
penilaian 1.
PendidikanUsia
Pendidikan anak
Lembar
1= PAUD
Dini
usia
dini
yang
observasi 2=non
(Variabel
menempuh
pen-
PAUD
Independen)
didikan di PAUD
Nominal
berkisar umur 1-3 tahun.
2.
Tugas
Mengukur tugas Denver II 1= Normal Nominal
perkembangan
perkembangan
2= Suspect
31
anak prasekolah
dari
aspek
(3-6 tahun)
motorik
halus,
motorik
kasar,
bahasa
dan
personal sosial.
Tabel 3.2 Variabel Perancu No
Variabel
1. Jenis kelamin
Definisi
Alat
Parameter/Indi
Skala
operasional
Ukur
kator penilaian
Ukur
Jenis seks anak
Lembar
1 = perempuan
Nominal
: laki-laki atau
observasi 2 = laki-laki
perempuan 2. Lingkungan
Lingkungan yang terlibat dalam mengasuh anak
Nominal 1=orang tua observasi 2=pengasuh 3=orangtua dan pengasuh Lembar
3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan data 3.5.1 Alat penelitian anak usia3-6 tahun (prasekolah) 1. Anak umur 3 tahun alat yang digunakan adalah cangkir, bola, dan kubus 2. Anak umur 3,5 tahun alat yang digunakan adalah Cangkir, bola, kubus, manik-manik, dan pewarna. 3.Anak umur 4 tahun alat yang digunakan adalah boneka, pakaian, sendok garpu, kubus, dan manik – manik. 4.Anak umur 5 tahun alat yang digunakan adalah sabun, handuk kecil, sikat gigi, pakaian, gambar, kubus, dan bola.
32
5.Anak umur 6 tahun alat yang digunakan adalah gambar, kubus, pakaian, sikat gigi, kaos, dan bola. 3.5.2
Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan cara mengajukan surat studi pendahuluan ke bagian STIKES Kusuma Husada Surakarta. Setelah itu peneliti melakukan studi pendahuluan di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan di RW 06 Desa Gawanan Timur. Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian peneliti memberi tahu maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberikan informed consent. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini dengan mengobservasi menggunakan Denver II yang dilakukan selama 1 minggu, dengan ketentuan apabila hasil yang didapatkan normal maka tidak terdapat delay dan hanya terdapat satu caution, suspect apabila terdapat lebih dari satu delay atau lebih dari 2 caution, sedangkan jika hasil yang didapatkan unstable atau refose maka harus di ulang 2 minggu lagi.
Dikatakan
Advanced bila melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis, OK bila melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara ke-25 dan ke-75, Caution bila gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis diatas atau diantara ke-75 dan ke-90, Delay bila gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis. Dapat dianggap sebagai keterlambatan, karena ketidak mampuan untuk melakukan tugas tertentu (Rohanati 2009).
33
3.6 Uji Coba Instrumen 3.6.1
Uji validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo 2003). Mengukur validitas dalam instrumen pengelolaan perkembangan anak diukur menggunakan observasi tes Denver II yang telah teruji kebenarannya, dengan kategori normal, suspect, dan unstable (Ariunto 2010).
3.6.2
Uji Relabilitas Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat. Reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan uji Chi square.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Teknik Pengolahan Data 1. Editing Data diambil melalui penilaian Denver II lalu dibedakan menjadi 2 data sebelum dan sesudah perlakuan.
2. Coding (kode data)
34
Data yang sudah melalui proses editing diberikan kode data. Kode data sebelum diberi perlakuan diberi kode (S1), sedangkan datang yang sesudah diberi perlakuan diberi kode data (S2). 3. Entri Data Data yang sudah diberi kode dimasukan dalam program aplikasi sistem excel untuk mempermudah dalam memasukan sistem analisa SPSS. 4. Tabulating Data yang sudah dimasukan keprogram aplikasi sistem excel dikumpulkan menjadi 1 sehingga ada 2 kelompok yaitu kelompok PAUD dan non PAUD. 3.7.2
Analisa Data 1. Analisis bivariat Hubungan antara pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan pada anak diuji dengan Chi square. Chi square digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel nominal dengan nominal atau nominal dengan ordinal. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: a. Jika nilai p value ≥ α maka tidak ada hubungan antara pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan pada anak b. Jika nilai p value < α maka ada hubungan antara pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan anak (Dahlan 2005).
3.8 Etika Penelitian 1. Informed consent
35
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan, diberikan sebelum penelitian dilakukan. 2. Anonimity (tanpa nama) Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan / mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data / hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainya.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Univariat Karakter anak-anak yang diamati meliputi umur, jenis kelamin, lingkungan, dan pengamatan dengan Denver II. Umur anak dilihat rerata, median, modus, standar deviasi, minimum, dan maksimum. Jenis kelamin, lingkungan, dan pengamatan dengan Denver II dilihat dengan tabel distribusi frekuensi 4.1.1. Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin Anak PAUD dan tidak PAUD Jenis kelamin laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 23 25 48
persen(%) 47,7 52,3 100
Tabel 4.1 menyatakan bahwa sebagian besar anak PAUD berjenis kelamin perempuan. 4.1.2. Lingkungan Tabel 4.2 Lingkungan Anak PAUD dan tidak PAUD Lingkungan orang tua orang tua dan pengasuh Total
Frekuensi 40 8 48
persen(%) 83,3 16,7 100
Tabel 4.2 menyatakan bahwa sebagian besar anak diasuh oleh orang tua.
36
37
4.1.3. Jumlah Anak Tabel 4.3 Jumlah anak berdasarkan sekolah PAUD dan tidak PAUD PAUD Frekuensi persen(%) PAUD 24 50,0 nonPAUD 24 50,0 Total 48 100 Tabel 4.3 menyatakan banyaknya data diambil anak PAUD dan tidak PAUD jumlahnya sama yaitu 24 anak. 4.1.4. Perkembangan Anak PAUD Tabel 4.4 Perkembangan Anak PAUD Perkembangan Normal Suspect Total
Frekuensi 16 8 24
persen(%) 66,7 33,3 100
Tabel 4.4 menyatakan bahwa perkembangan anak PAUD mayoritas dikategorikan normal. 4.1.5. Perkembangan anak tidak PAUD Tabel 4.5 Perkembangan Anak tidak PAUD Perkembangan frekuensi persen(%) Normal 11 45,8 Suspect 13 54,2 Total 24 100 Tabel 4.5 menyatakan bahwa perkembangan anak non PAUD mayoritas dikategorikan suspect.
38
4.1.6. Perkembangan personal sosial anak PAUD dan tidak PAUD Tabel 4.6 perkembangan personal sosial anak PAUD dan tidak PAUD personal sosial Advanced OK Caution Delay Total
PAUD Persen (%) 15 62,5 6 25,5 3 12,5 0 0 24 100
tidak PAUD Persen PAUD (%) 16 66,7 6 25,5 1 4,2 1 4,2 24 100
Tabel 4.6 menyatakan bahwa perkembangan personal sosial anak PAUD dan tidak PAUD sebagian besar advanced. 4.1.7. Perkembangan motorik halus anak PAUD dan tidak PAUD Tabel 4.7 perkembangan motorik halus anak PAUD dan tidak PAUD motorik halus Advanced OK Caution Delay Total
PAUD 7 6 8 3 24
Persen(%) 29,2 25,5 33,34 12,5 100
tidak PAUD Persen (%) 12 50,0 7 29,2 16,7 1 4,2 24 100
Tabel 4.7 menyatakan bahwa perkembangan motorik halus anak PAUD sebagian besar dikategorikan caution dan anak tidak PAUD sebagian besar dikategorikan advanced. 4.1.8. Perkembangan bahasa anak PAUD dan tidak PAUD Tabel 4.8 perkembangan bahasa anak PAUD dan tidak PAUD Bahasa Advanced OK Caution Delay Total
PAUD 15 6 2 1 24
Persen(%) 62,5 25,5 8,3 4,2 100
tidak PAUD Persen (%) 8 33,3 4 16,7 10 41,7 2 8,3 24 100
39
Tabel 4.8 menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak PAUD sebagian besar dikategorikan advanceddan perkembangan bahasa anak tidak PAUD sebagian besar dikategorikan caution. 4.1.9. Perkembangan motorik kasar anak PAUD dan tidak PAUD Tabel 4.9 perkembangan motorik kasar anak PAUD dan motorik kasar Advanced OK Caution Delay Total
PAUD 19 3
persen (%) tidak PAUD Persen (%) 79,2 15 62,5 12,5 4 16,7 0 4 16,7 8,3 1 4,2 100 24 100
2 24
Tabel 4.9 menyatakan bahwa sebagian besar perkembangan motorik kasar anak PAUD dan tidak PAUD dikategorikan advanced. 1.2 Analisis Bivariat 1.2.1
Tabulasi silang perkembangan anak PAUD Tabel 4.10. tabulasi silang antara anak PAUD dengan tugas perkembangan PAUD
Perkembangan
Normal Suspect Total
PAUD
16 8 24
Persen
66,7% 33,3% 100,0%
nonPAUD
11 13 24
persen
45,8% 54,2% 100,0%
Chi hitung
p-value
2,116
0,146
Hasil uji statistik menggunakan uji chisquare diperoleh nilai sebesar 2,116 dengan nilai p–value sebesar 0,146. Kedua variabel dinyatakan ada hubungannya jika nilai p-value< 0,05. Diperoleh nilai nilai p-value = 0,146 berdasarkan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan.
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1Perkembangan Hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang sekolah PAUD cenderung lebih banyak memiliki tugas perkembangan secara normal (33,3%) dibandingkan tugas perkembangan secara suspect(16,7%). Sedangkan pada anak yang tidak sekolah PAUD cenderung lebih banyak anak yang memiliki tugas perkembangan suspect (27,1%) dibandingkan anak yang memiliki tugas perkembangan normal (22,9%). Meskipun demikian hasil pengujian secara statistik diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan pada anak di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo. Perkembangan normal berarti sebagian besar anak PAUD memiliki perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial yang baik. Perkembangan anak dipantau dari metode denver II. Metode ini melihat perkembangan anak dengan memantau motorik halus, motorik kasar, bahasan dan personal sosial (Martini 2006). 5.1.1 Lingkungan Keluarga Hasil penelitian diperoleh bahwa anak-anak PAUD dan tidak PAUD sebanyak (83.3%) semuanya diasuh oleh orang tua hanya ada (16,7%) anak yang diasuh oleh orang tua dan pengasuh. Keberadaan
40
41
lingkungan keluarga pada anak dapat membantu tumbuh kembang anak. Anak cenderung lebih dekat dengan orang tuanya karena itu orang tua sebaiknya terus memantau perkembangan anaknya. Di lingkungan rumah Orang tua berperan dalam memberikan arahan dan memberitahu mana yang boleh mana yang tidak. Keluarga merupakan tempat dan lingkungan pendidikan pertama dan terutama bagi seorang anak, dan dari sana perkembangan kepribadian bermula. Orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya penguasaan diri, nilai- nilai dan peran-peran sosial, sehingga ketika anak sudah cukup umur untk memasuki lingkungan sekunder di luar lingkungan keluarganya, pondasi kepribadian sudah lebih terarah dan terbentuk Lingkungan sosial yang pertama kali dikenal anak adalah lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan primer hampir setiap individu sejak ia lahir(Sukirno 2013). Lingkungan
keluarga
terdapat
berbagai
fungsi
yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian para anggotanya, terutama anak. Sebagai lingkungan pendidikan primer, keluarga terutama orang tua memiliki peran yang penting dalam kehidupan anak, sebab perkembangan kepribadian mereka dimulai dari proses sosialisasi yang terjadi antara anak dan orang tua dalam lingkungan keluarga. (Susetyo2012 ). 5.1.4
Personal Sosial
42
Hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang sekolah PAUD (62,5%)dan tidak sekolah PAUD (66,7%) dikategorikan advance. Pada anak PAUD diketahui tidak ada satu anak pun yang dikategorikan delay, sedangkan pada anak non PAUD ada satu anak yang dikategorikan delay. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan personal sosial anak PAUD lebih baik dibandingkan anak yang tidak sekolah PAUD. Anak yang sekolah PAUD pasti sering bertemu, berinteraksi dengan teman-teman barunya di sekolah sehingga memacu interaksi sosial antara masing-masing anak dengan anak lainnya(Astuti 2013). Dilihat dari personal sosial perkembangan normal berarti anak sudah mampu berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Anak-anak sudah berhasil dalam menjalin interaksi dengan lingkungan sosial khususnya dengan teman sebaya. Perkembangan sosial yang baik ini akan berdampak pada perkembangan selanjutnya (Chamidah 2009). 5.1.5
Motorik Halus Hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang sekolah PAUD ternyata lebih banyak anak yang dikategorikan advance dalam perkembangan motorik halus. Di sisi lain diperoleh juga bahwa anak
43
PAUD lebih banyak yang dikategorikan delay dibandingkan anak nonPAUD. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang tidak sekolah PAUD lebih baik dalam perkembangan motorik halus. Kegiatan motorik halus merupakan kemampuan personal yang jarang berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Kegiatan menggunting, menulis, mencoret-coret lebih banyak dilakukan sendiri. Anak yang sekolah PAUD cenderung lebih sering berinteraksi dengan anak-anak lainnya sehingga kegiatan motorik halus lebih sering ditinggalkan. Di sisi lain anak yang tidak sekolah PAUD tentunya lebih sering didampingi orang tua anak tersebut. Orang tua cenderung melatih anaknya dalam menulis, menggambar dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan motorik halus. Di rumah anak cenderung dilarang jika berlarian di rumah (Merliza 2012). Dilihat dari motorik halus berarti anak mampu melakukan gerakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh keinginan belajar dan berlatih. Anakanak sudah cukup mampu melakukan gerakan-gerakan yang menggunakan jari tangan dengan baik seperti menggunting menulis, corat-coret dan lain-lain (Yuniarni 2009). 5.1.6
Motorik Kasar Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar anak PAUD dikategorikan advance, dan pada anak nonPAUD dikategorikan
44
advance. Meskipun keduanya sebagian besar dikategorikan advance tetapi persentase anak yang dikategorikan advance pada anak PAUD lebih banyak dibandingkan anak nonPAUD. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang sekolah PAUD lebih baik dalam perkembangan motorik kasar.Sama halnya dengan personal sosial, anak-anak akan sering bertemu dengan temannya di sekolah. Di sekolah tersebut mereka senang bermain, berkejar-kejaran, menendang-nendang bola dan kadang-kadang juga bertengkar memperebutkan barang-barang ternentu. Kegiatan tersebut tentunya memerlukan gerak motorik kasar sehingga memacu perkembangan motorik kasar anak (Gustiana 2011). Dilihat dari Motorik kasar berarti anak mampu melakukan aktivitas yang menggunakan otot-otot besar, gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Anak anak sudah mampu melakukan motorik kasar dengan baik. Hal ini berarti anak PAUD sebagian besar sudah
mampu
melakukan
gerakan-gerakan
seperti
berlari,
menangkap, melampar, maupun menendang dengan baik (Yusuf 2012). 5.1.7
Bahasa Hasil penelitian diperoleh bahwa perkembangan bahasa anak PAUD sebagian besar dikategorikan advance sedangkan pada anak non PAUD perkembangan bahasanya dikategorikan coution.
45
Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang sekolah
PAUD
memiliki
perkembangan
bahasa
lebih
baik
dibandingkan dengan anak yang tidak sekolah PAUD. Dilihat dari kemampuan bahasa berarti anak mampu bersosialisasi dengan lingkuangan. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan teman, keluarga, maupun orang lainnya. Anak PAUD sudah mampu memahami ucapan orang lain, mengucapkan kata-kata, memiliki perbendaharaan kata yang terus berkembang hingga akhirnya mampu menyusun kata menjadi kalimat (Salimah 2011). Di sekolah intensitas anak bertemu dengan orang lain akan lebih sering dibandingkan di rumah saja. Selama bertemu dengan anak-anak lainnya mereka pasti melakukan komunikasi dengan temannya. Selain itu juga keberadaan seorang guru juga mendukung perkembangan
bahasa
anak-anak
PAUD.
Guru
melatih
memperkenalkan warna, benda tutur kata dan lain-lain sehingga jumlah kosa kata yang diterima anak akan lebih banyak dibandingkan anak yang tinggal di rumah saja (Adriyani 2006). 5.1.8 Hubungan Pendidikan Usia Dini dengan Tugas Perkembangan Hasil uji statistik menggunakan uji chisquare diperoleh nilai p–value sebesar 0,146 yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan. Hasil penelitian ini tidak ada jurnal pendukung yang mengatakan tidak ada
46
hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan dikarenakan dalam penelitian ini anak yang mengikuti PAUD atau tidak mengikuti PAUD sama-sama memiliki tugas perkembangan yang rata-rata normal. Anak PAUD memperoleh pendidikan yang cukup baik di sekolah dan dari orang tua, sedangkan anak yang tidak mengikuti PAUD walaupun tidak mendapatkan pendidikan yang formal seperti di PAUD tetapi mendapatkan pendidikan yang sama di keluarga (Apriana2009 ). Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi anak, sehingga keluarga juga merupakan sumber bagi timbulnya sifat agresi anak. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan, dan setiap pola asuh memberi kontribusi terhadap perilaku agresif. Kontribusi yang diberikan dapat negatif maupun positif. Tempat penelitian di Desa Gawanan Timur RW 06 anak-anak yang tidak mengikuti PAUD sama perkembangannya dengan anak yang mengikuti PAUD karena mendapat pengasuhan dan pembelajaran dari keluarga karsehingga dalam penelitian ini tidak ada hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan seperti jurnal jurnalyangtelahada(Aisyah2010).
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Penelitian tentang hubungan pendidikan usia dini dengan tugas perkembangan pada anak di PAUD Chinta ananda Sukoharjo diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 6.1.1
Anak non PAUD memiliki perkembangan motorik halus lebih baik dibandingkan anak PAUD
6.1.2
Anak PAUD memiliki perkembangan motorik kasar bahasa lebih baik dibandingkan anak non PAUD
6.1.3
Anak PAUD memiliki perkembangan personal sosial lebih baik dibandingkan anak non PAUD
6.1.4
Anak
PAUD
memiliki
perkembangan
bahasa
lebik
baik
dibandingkan anak non PAUD 6.1.5
Tidak ada hubungan antara pendidikan PAUD dengan tugas perkembangan anak.
6.2 Saran 6.2.1
Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan khususnya orang tua agar
memberikan pengawasan dan dukungan tentang tugas perkembangan anak, supaya berkembang sesuai dengan umur anak dan tidak ada kesalahan. 6.2.2 Bagi institusi Pendidikan
47
48
Hasil penelitian ini diharapkan bagi institusi dapan menjadi bahas bacaan dan menambah pengetahuan serta menambah kualitas tentang tugas perkembangan pada anak. 6.2.3 Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian tentang topik yang sama, supaya melakukan pelatihan tentang Denver II terlebih dahulu supaya memahami benar tentang tugas perkembangan anak. 6.2.4 Bagi Profesi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sumber referensi tentang tugas perkmbangan bagi kurikulum dan pengajaran di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. Gede. 2010. ‘Metodologi Penelitian’, Suatu pengantar Pendidikan. Singaraja:FIP Undiksha Apriana, R. 2009.’Hubungan Pendidikan Usia Dini dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik”, Aisyah, S.T, 2010. ‘ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Agresivitas anak’, Jurnal Medtek, vol. 2, no. 1. Arikunto. S, 2006. ‘Penelitian Tindakan Kelas’. Jakarta; Rineke Cipta. Aryani, D. R. 2009. ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7 Semarang’, Jurnal Penelitian, vol. 2, no. 2, hal 11-20. Astuti, M 2013, ‘Implementasi Program Fullday School Sebagai Usaha Mendorong Perkembangan Sosial Peserta Didik TK Unggulan AL-Ya’lu Kota Malang’, Kebijakan dan Perkembangan Pendidikan,vol 1, no 2, hal 133. Chamidah, N. A. 2009.’Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan’, Jurnal Pendidikan Khusus, vol. 5, no. 2. Dahlan, SM 2011,’Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Evidence Based Medicine 1, Salemba Medika, Jakarta. Guatiana, DA 2011, ‘Pengaruh Permainan Modifikasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif Anak Usia Dini’, Ediai Khusus, no 2, hal 192. Gustiana, AD 2011, ‘Pengaruh permainan modifikasi terhadap kemampuan motorik kasar dan kognitif pada anak usia dini, Edisi Khusus, no 2, hal 191192. Harini, Firdaus 2003,’ Mendidik Anak Usia Dini’, Kreasi Wacana, Yogyakarta. Hartanti dan Sarno 2010, ‘Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Yogyakarta’, Jurnal Penelitian, vol 5, hal 63-65. Hidayat, N 2009, ‘Hubungan Tingkat Pemahaman Pendidikan Anak Usia Dini Dengan Tingkat Kesesuaian Penggunaan Metode Pendidikan Anak Pada
Pendidik Wanita di Bantul Yogyakarta’, Jurnal Pusat Studi Wanita, vol XIII, no 2, hal 53. Martini, J 2006, ‘Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Pedoman bagi Orang tua dan Guru, Jakarta: PT Grasindo. Merliza, 2012, ‘Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui permainan melukis dengan kuas taman kanak- kanak pasaman barat’, Jurnal Pesona PAUD, vol 1, no 1, hal 1-3. Nursalam, 2008, ‘Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan’. Salemba medika, Jakarta. Rahman, U 2009, ‘Karakteristik perkembangan anak usia dini’, Lentera Pendidikan, vol 12, no 1, hal 46-57. Salimah, 2011,’ Dampak Penerapan Bermain dengan Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Ketrampilan Berbicara dan Peluasan Kosa Kata Anak Usia Dini’, Edisi Khusus, no 1. Saputra, Yudha M. 2005. ‘Perkembangan Gerak’. Jakarta: Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Sudjana S. H. Djudju. 2000,’ Metode dan TeknikPembelajaran’, Fallah Production :Bandung. Sugiono, 2013, ‘Metode penelitiaNkuantitatif dan kualitatif’, Alfabeta, Bandung. Yusuf, S 2009, Psikologi perkembangan anak dan remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.