1
HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN CORRELATION BETWEEN CADRE ROLE WITH MOTIVATION MOTHER VISITS CHILDREN 3-5 YEARS OLD Suhariati Akademi Kebidanan Pamenang Pare,Kediri ABSTRAK Posyandu merupakan salah satu bentuk nyata UKBM, masih rendahnya kemampuan kader menyebabkan kurang berfungsinya posyandu sehingga kinerjanya menjadi rendah yang kemudian menyebabkan rendahnya motivasi masyarakat untuk menggunakan posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mutu peran kader dengan motivasi kunjungan ibu balita usia 3-5 tahun ke posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah sebagian ibu balita usia 3-5 tahun yang berkunjung ke posyandu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan besar sampel 69 responden. Variabel peran dan variabel motivasi di ukur dengan menggunakan kuesioner. Untuk analisa data digunakan korelasi spearman’s rank dengan bantuan SPSS. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada 69 responden, didapatkan dari 69 responden yang mengatakan peran kader posyandu sangat baik 40 orang (58,0%), memiliki motivasi kunjungan yang tinggi 37 orang (53,6%). Diperoleh hasil spearman’s rank (r) = 0,341 dengan uji signifikasi (p) 0,004 dan taraf kesalahan 5% yaitu 0,05 p < α maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan ini menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa peran kader berhubungan dengan motivasi kunjungan ibu balita usia 3-5 tahun ke posyandu. Untuk itu perlu di upayakan langkah dalam revitalisasi posyandu melalui pelatihan kader agar posyandu dapat berfungsi secara baik. Kata Kunci : Kader, Motivasi, Posyandu
ABSTRACT Posyandu is a real form UKBM, still lack the ability cadre cause insufficiency posyandu so that its performance is low which leads to lower people's motivation to use posyandu.The purpose of this study was to determine the quality of the correlation with the motivational role of cadres mother visits balita 35 years old posyandu Village Tunglur Kediri District of Badas 2014. Designs used in this study is correlational analytic cross sectional approach. The sample was mostly mothers of children 3-5 years old who visited posyandu who meet the inclusion and exclusion criteria with a sample size of 69 respondents. Variable role and motivation variables measured using questionnaires. For data analysis used Spearman's rank correlation with SPSS. Based on the research that has been conducted on 69 respondents, obtained from the 69 respondents who said very good role posyandu cadres numbering 40 people (58,0%), have a high motivation to visit as many as 37 people (53.6%). Spearman rank value of 0.341, indicating a low level of correlation. From the above description, it can be concluded that the toddler's mother visits motivation 3-5 years old posyandu strongly influenced by the role of cadres. It is necessary to seek step in the revitalization of the neighborhood health center through the training of cadres in order to function optimally posyandu. Keywords: Kader, visits, posyandu
2
PENDAHULUAN Posyandu (Pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak. Pada usia balita diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup agar dapat tumbuh dan berkembang baik fisik, mental, emosional maupun sosial sehingga dibentuklah posyandu (Purwandari, 2008). Peran serta atau keikutsertaan kader pos pelayanan terpadu melalui berbagai organisasi dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat desa harus dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader. (Rachman, 2005). Adapun tugas kader posyandu secara garis besar sebagai berikut : Tugas kader pada hari H atau saat persiapan hari buka posyandu menyiapkan alat dan bahan, tugas pelayanan sistem 5 meja dan melakukan penyuluhan kesehatan, sehingga seorang kader harus menguasai berbagai teknik ketrampilan dan pengetahuan yang cukup tentang penyuluhan kesehatan. (Ismawati,2010) Kader kesehatan masyarakat adalah laki – laki atau wanita yang dipilih oleh mayarakat dan dilatih untuk menangani masalah – masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat – tempat pemberian pelayanan kesehatan (Fitramaya, 2009) Di posyandu balita mendapatkan pelayanan deteksi dini tumbuh kembang balita, Imunisasi lengkap untuk bayi, Gizi, Kapsul Vitamin A dan penanggulangan Diare. Kurangnya dukungan ke posyandu menyebabkan motivasi kunjungan ibu balita khususnya usia 3 – 5 tahun mengalami penurunan. Balita yang tidak hadir ke posyandu dan di timbang
di posyandu tidak dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur menunjukan cakupan kunjungan balita dan pra sekolah ke posyandu sebesar 45,99%, jauh dibawah target 80% (Dinkes Jatim, 2007). Adapun di Kabupaten Kediri tercapai 70,17% jauh dari target yaitu 90%. Di Puskesmas Badas dari beberapa Desa cakupan kunjungan balita ke posyandu masih kurang dari target yaitu di Desa Tunglur sebesar 69,95%, kurang dari target 80%. Di posyandu roseli sebesar 52,65%, masih kurang dari target 80%. Desa Tunglur merupakan Desa dengan cakupan kunjungan balita ke Posyandu masih rendah (Sumber : laporan bulanan Posyandu Desa Badas Kabupaten Kediri, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 22 Januari 2014 dari 8 posyandu 7 posyandu masih strata purnama dan 1 posyandu sudah strata mandiri, Setiap posyandu masing - masing sudah terdapat 5 kader. Dari pernyataan 10 ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun di posyandu Roseli Dusun Sumbersuko Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, 4 ibu balita rutin membawa balitanya ke posyandu dan 6 ibu balita mengatakan tidak rutin membawa balitanya ke posyandu karena kurangnya peran kader posyandu sebelum hari buka posyandu salah satunya kurang jelasnya memberi informasi jadwal kunjungan ke posyandu. Hal ini menunjukkan rendahnya motivasi ibu balita untuk datang ke posyandu Rendahnya cakupan kunjungan ibu balita usia 3 sampai 5 tahun ke posyandu tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diataranya yaitu: motivasi ibu ke posyandu dan peran kader posyandu yang menurun. Peran kader pada kegiatan posyandu harus
3
sesuai dengan system 5 meja, yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan kegiatan pelayanan kesehatan, tetapi pada kenyataanya kader hanya melakukan penimbangan, pecatatan. Hal ini menyebabkan motivasi kunjungan ibu balita khususnya usia 3-5 tahun untuk datang ke posyandu mengalami penurunan, dan menyebabkan jumlah balita yang datang keposyandu kurang dari target yang sudah ditetapkan pemerintah. Dari hasil penelitian Hemas (2010), kenyataan beberapa tahun terakhir ini, di beberapa daerah kinerja dan partisipasi kader posyandu dirasakan menurun, hal ini disebabkan antara lain krisis ekonomi, kejenuhan kader karena kegiatan yang rutin, kurang dihayati sehingga kurang menarik atau mungkin jarang dikunjungi petugas. Posyandu merupakan institusi strategis, karena melalui posyandu memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi bayi, ibu dan balita. (Depkes RI 2010). Cara yang perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi kunjungan ibu balita ke posyandu, Kader harus menerapkan perannya pada saat kegiatan posyandu antara lain adalah pelayanan diposyandu yang dapat memuaskan pengunjung posyandu, Pada saat pendaftaran kader melakukan dengan ramah kepada peserta posyandu, Sebelum hari buka posyandu kader memberitahu jadwal kunjungan ke posyandu pada ibu balita, Memberikan motivasi untuk ibu agar membawa balitanya ke posyandu dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya ke posyandu dan memberikan pujian kepada balita yang berat badannya selalu naik, Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir ke posyandu dan melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita, Selain itu adanya dukungan dari tokoh
masyarakat, Tenaga kesehatan dan pelatihan para kader untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kader sehingga dapat memberi pelayanan yang optimal dan sesuai standart (Depkes RI, 2010). METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua balita usia 3-5 tahun sebanyak 282 balita di posyandu Desa tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster Random Sampling. Sampel penelitian sebanyak 69 responden. Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data menggunakan bentuk kuesioner. Jenis pertanyaan bersifat tertutup. Banyaknya pertanyaan sebanyak 80 pertanyaan. HASIL PENELITIAN a. Karakteristik responden terhadap peran kader posyandu balita Tabel 1 Distribusi Frukuensi Peran Kader Posyandu di Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 N o. 1. 2.
Peran Kader Posyandu Balita Sangat Baik Baik
Jumlah
F
%
40 29
58,0 42,0
69
100,0
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui dari 69 responden, sebagian besar mengatakan peran kader posyandu balita sangat baik yaitu sebanyak 40 responden (58,0%).
4
b. Karakteristik Responden berdasar motivasi kunjungan ibu balitasia 3-5 tahun ke Posyandu Tabel 2 Distribusi Frekuensi Motivasi kunjungan Ibu balita usia 3-5 tahun ke Posyandu di Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014. Kategori Motivasi kunjungan Ibu balita usia 3-5 tahun ke Posyandu 1. Motivasi Tinggi 2. Motivasi Sedang Jumlah N o
F
%
56 13
81,2 18,8 100, 0
69
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden yang memiliki motivasi tinggi yaitu 56 orang (81,2%). c. Tabulasi Silang antara Peran Kader dengan Motivasi kunjungan Ibu Balita Usia 3-5 Tahun ke Posyandu Tabel 3 Tabulasi Silang antara peran kader dengan Motivasi kunjungan Ibu Baita Usia 3-5 Tahun ke Posyandu Motivasi ibu balita Jumlah Peran Tinggi Sedang kader % % f f f % Baik 37 53,6 3 4,3 40 58,0 27,5 14, Cukup 19 10 5 29 42,0 Jumlah 100. 69 56 81,2 13 18,8 0
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 69 responden yang mengatakan peran kader posyandu sangat baik berjumlah 40 orang (58,0%), memiliki motivasi kunjungan yang tinggi sebanyak 37 orang (53,6%) dan 29 responden (42,0%) yang mengatakan peran kader posyandu baik berjumlah 19 orang (27,5%) memiliki motivasi kunjungan yang tinggi. Peran kader yang sangat baik dapat meningkatkan motivasi kunjungan ibu balita ke posyandu, sehingga motivasi
kunjungan ibu balita ke posyandu semakin tinggi. Analisa Data Berdasarkan perhitungan SPSS dengan menggunakan korelasi spearman’s rank diperoleh hasil r = 0,341 dengan uji signifikasi (p) 0,004 dan taraf kesalahan 5% yaitu 0,05 oleh karena p < α maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan peran kader dengan motivasi kunjung ibu balita usia 3-5 tahun ke posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014. Dalam perhitungan ( r ) bernilai positif berarti semakin baik peran kader, maka makin tinggi motivasi kunjung ibu balitab usia 3-5 tahun ke Posyandu. Dari analisa dengan korelasi spearman’s rank didapatkan nilai 0,341 artinya dari tingkat hubungan peran kader dengan motivasi kunjungan ibu balita usia 3-5 tahun ke posyandu masuk dalam kategori hubungan Rendah. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di Posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada 12-31 Mei 2014, berikut ini akan dilakukan pembahasan mengenai data tersebut. 1.
Peran Kader Posyandu
Berdasarkan hasil penelitian dari 69 responden di Posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 maka dapat diketahui bahwa sebanyak 40 orang responden (58,0%) mengatakan peran kader sangat baik, 29 orang responden (42,0%) mengatakan peran kader baik. Peran serta atau keikutsertaan kader pos pelayanan terpadu melalui berbagai organisasi dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan
5
kesehatan masyarakat desa harus dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader (Rachman, 2005). Adapun tugas kader posyandu secara garis besar sebagai berikut : Tugas kader pada hari H- atau saat persiapan hari buka posyandu menyiapkan alat dan bahan, tugas pelayanan sistem 5 meja dan melakukan penyuluhan kesehatan, sehingga seorang kader harus menguasai berbagai teknik ketrampilan dan pengetahuan yang cukup tentang penyuluhan kesehatan. (Ismawati,C.Dkk.2010) Dari hasil penelitian sebagian besar responden yang mengatakan peran kader sangat baik, kader posyandu sangat sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan, kader juga memberitahukan jadwal kunjungan ibu balita ke posyandu selanjutnya dan Sebagian kecil responden yang mengatakan peran kader posyandu baik, mereka mengatakan kader tidak memberikan penyuluhan kesehatan, dan mereka mengatakan saat pelaksanaan posyandu pelaksanaannya tidak tepat waktu. Salah satu cara yang dapat di gunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan dalam kegiatan posyandu, diantaranya seorang kader harus memiliki ketrampilan dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan ke posyandu. Nakes sebagai seseorang yang lebih dahulu dan lebih mengerti tentang posyandu, maka diharapkan dapat memberi suatu informasi dan bimbingan tentang kegiatan posyandu sehingga dapat memperbaiki peran kader posyandu. Selain itu, penyelenggaraan kegiatan di Posyandu melibatkan berbagai sektor terkait, Kepala Desa beserta perangkatnya yang mempunyai peran sebagai penggerak pelaksana program Posyandu sebaiknya memfasilitasi sarana maupun prasarana yang
mendukung berjalannya kegiatan Posyandu, serta kader harus menyampaikan dan menjelaskan keadaan balita berdasarkan berat badan dari hasil penimbangan sehingga ibu balita merasa di perhatikan. 2.
Motivasi kunjungan Ibu Balita Usia 3-5 Tahun ke Posyandu
Dari 69 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, sebanyak 56 orang responden (81,2%) memiliki motivasi yang sangat tinggi dan 13 orang responden (18,8%) memiliki motivasi yang sedang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kategori motivasi tinggi berusia antara 20-35 tahun yaitu 48 responden (69,6%). Motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya dalam penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mau bekerjasama secara efektif dan berinterasi untuk mencapai kepuasan (Walgito, 2010). Menurut Mc Celland di kutip dalam buku Notoadmodjo (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dan salah satunya adalah dorongan dari luar akibat interaksi dengan orang lain. Menurut Satrianegara (2008), faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan mental, lingkungan, kematangan manusia (umur), situasi dan kondisi, dan aktivitas, sarana dan media. Menurut pendapat peneliti faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan jarak rumah. Sesuai dengan hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh responden berumur 20-35 tahun sebanyak 48 responden (69,6%). Dilihat dari segi pendidikan terbanyak responden berpendidikan SMP sebanyak 24 responden (34,8 %). Dilihat dari pekerjaan sebagian besar
6
responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 37 responden (53,6 %). Dilihat dari jumlah anak paling banyak adalah ibu dengan jumlah anak 2 yaitu 28 responden (40,6%). Sedangkan di lihat dari jarak rumah ke posyandu paling banyak adalah 0-500 meter yaitu sebanyak 42 reponden (60,9%). Umur ibu balita yang matang berdampak pada motivasi kunjungan ibu balita ke posyandu. Sesuai dengan hasil penelitian di atas pendidikan berhubungan dengan pekerjaan ibu, sebagian besar pekerjaan ibu balita adalah IRT sehingga memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk melakukan kunjungan ke posyandu. Sedangkan berdasarkan jarak rumah ke posyandu paling banyak adalah 0-500 meter 42 responden (60,9 %), jarak antara rumah responden ke posyandu dekat hal ini membuat ibu balita semakin termotivasi untuk berkunjung ke posyandu. Disamping itu sebagian besar responden yang memiliki motivasi tinggi, beralasan karena imunisasi balitanya belum lengkap, ingin mengetahui tumbuh kembang balita, dan pemberian makanan tambahan yang bervariasi sedangkan Sebagian responden yang memiliki motivasi sedang, beralasan karena posyandu hanya sebagai tempat penimbangan saja. Oleh karena itu, Diharapkan peran kader untuk memberikan kegiatan yang bervariasi dan seorang kader harus menerapkan perannya pada kegiatan sebelum hari buka posyandu yaitu memberitahukan jadwal kunjungan berikutnya dan kader melakukan pencatatan, penimbangan dengan benar agar kegiatan posyandu dapat berfungsi secara baik.
3. Hubungan Peran Kader dengan Motivasi kunjungan ibu Balita Usia 3-5 Tahun ke Posyandu Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 69 responden yang mengatakan peran kader posyandu sangat baik berjumlah 40 orang (58,0%) memiliki motivasi kunjungan yang tinggi sebanyak 37 orang (53,6%) dan 29 responden (42,0%) yang mengatakan peran kader posyandu baik berjumlah 19 orang (27,5%) memiliki motivasi kunjungan yang tinggi. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik spearman’s rank diperoleh hasil r = 0,341 p < α maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan peran kader dengan motivasi kunjungan ibu balita usia 3-5 tahun ke posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 mempunyai korelasi rendah. Menurut Mubarak (2005), Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem yang di pengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil pada situasi sosial tertentu sehingga dapat memberikan motivasi yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Menurut pendapat peneliti, berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh di Posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014, motivasi ibu balita berkunjung ke Posyandu dipengaruhi peran kader posyandu. Peran kader posyandu yang selalu memberi tahukan jadwal kunjungan berikutnya akan membawa dampak pada ibu balita sehingga secara teratur membawa anaknya ke posyandu, selain itu kader posyandu yang selalu memberikan motivasi dan reward pada ibu balita baik secara lisan maupun
7
hadiah akan membuat ibu semakin termotivasi melakukan kunjungan ke posyandu. Terbukti sebagian besar responden yang mengatakan peran kader sangat baik memiliki motivasi yang tinggi untuk berkunjung ke Posyandu. Oleh karena itu, diharapkan Kader harus menerapkan perannya pada saat kegiatan posyandu antara lain adalah pelayanan diposyandu yang dapat memuaskan pengunjung posyandu, Pada saat pendaftaran kader melakukan dengan ramah kepada peserta posyandu, Sebelum hari buka posyandu kader memberitahu jadwal kunjungan ke posyandu pada ibu balita, dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya keposyandu dan memberikan pujian kepada balita yang berat badannya selalu naik, serta peran kader untuk memberikan dukungan kepada ibu balita usia 3-5 tahun untuk rutin datang ke posyandu sehingga motivasi kunjungan ibu semakin tinggi. KESIMPULAN 1. Peran kader posyandu balita di dapatkan, sebagian besar responden yaitu sebanyak 40 orang responden (58,0%) mengatakan peran kader posyandu balita sangat baik. 2. Motivasi ibu balita usia 3 – 5 tahun ke posyandu di dapatkan, sebagian besar responden yaitu sebanyak 56 responden (81,2%) memiliki motivasi yang tinggi untuk berkunjung ke posyandu. 3. Ada hubungan rendah antara peran kader dengan Motivasi kunjungan
Ibu balita usia 3-5 tahun ke Posyandu Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014. Semakin baik peran kader maka semakin tinggi motivasi kunjungan ibu balita ke posyandu.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Ed VI. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. (2009). Pedoman Buku KIA. http://www.depkes.go.id (download: 11 Januari 2014) Giatno, Bambang. (2005). Pegangan Kader Posyandu. Timur : Dinas Kesehatan
Buku Jawa
Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika http://gizimu.wordpress.com/2011/12/2 4/tugas-tugas-kader-posyandu/ tanggal 3 januari 2014 Ismawati, C.Dkk.(2010). Posyandu dan Desa Siaga.Yogyakarta : Nuha Medika Niken Meilani,dkk (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya Zulkifli. (2007). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu http://library.usu.ac.id/index.php/ component/journals/index. Diakses tanggal 12 Januari 2014