HUBUNGAN PENGUASAAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN PRAKTIK MEMBACA AL-QURAN SISWA SD NEGERI KANDANGAN 04 BAWEN TAHUN AJARAN 2011-2012
SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUH ALI NIM 11410018
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
HUBUNGAN PENGUASAAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN PRAKTIK MEMBACA AL-QURAN SISWA SD NEGERI KANDANGAN 04 BAWEN TAHUN AJARAN 2011-2012
SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I ) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Isam
Oleh
MUH ALI NIM 11410018
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Muh. Ali
Nim
: 11410018
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: HUBUNGAN PENGUASAAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN PRAKTIK MEMBACA ALQURAN SISWA SD NEGERI KANDANGAN 04 BAWEN TAHUN AJARAN 2011-2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 14 agustus 2012 Pembimbing
Sidqon Maesur Lc, MA NIP.196307221998031001
SKRIPSI HUBUNGAN PENGUASAAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN PRAKTIK MEMBACA AL-QURAN SISWA SD NEGERI KANDANGAN 04 BAWEN TAHUN AJARAN 2011-2012
DISUSUN OLEH
MUH ALI NIM 11410018 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: Drs. Miftahudin, M.A.g : Muh Hafidz, M.Ag : Prof. Dr. Mansur, M.Ag : Siti Rukhayati, M.Ag : Sidqon Maesur, LC.MA
.............................................. .............................................. .............................................. .............................................. ..............................................
Salatiga, 24 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: MUH ALI
NIM
: 11410018
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi Saya yang berjudul Hubungan Penguasaan Ilmu Tajwid Dengan Kemampuan Praktik Membaca Al-Quran Siswa Sd Negeri Kandangan 04 Bawen Tahun Ajaran 2011-2012 adalah hasil penelitian/karya saya. Kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Salatiga, 24 September 2012 Yang menyatakan,
Muh Ali NIM. 11410018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ﲑ ﺒﹺﻠﹸﻮﻥﹶ ﺧﻤﻌﺎ ﺗ ﺑﹺﻤﺍﻟﻠﹶّﻪ ﻭﺎﺕﺟﺭ ﺩﻠﹾﻢﻮﺍ ﺍﻟﹾﻌ ﺃﹸﻭﺗﻳﻦﺍﻟﹶّﺬ ﻭﻜﹸﻢﻨﻮﺍ ﻣﻨ ﺁﻣﻳﻦ ﺍﻟﹶّﺬﻓﹶﻊﹺ ﺍﻟﻠﹶّﻪﺮﻳ .”... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadilah : 11 ).*
***
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku, istriku tercinta, Anak-anakku yang ku sayang, para dosenku, Saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Tidak lupa penulis haturkan sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan, khususnya ilmu ke-Islaman, sehingga dapat menjadi bekal umat manusia baik di dunia maupun di akherat kelak. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan arahan serta dorongan yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M. Ag., 2. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, 3. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga, 4. Pembimbing Skripsi, Sidqon Maesur Lc, MA atas segala ilmu, waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dengan kesabaran dan keikhlasan.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta Karyawan STAIN Salatiga yang telah dengan ikhlas membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mamu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Utari Christina SPd. selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Kandangan 04 Bawen yang telah berkenan memberikan izin penelitian kepada penulis. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih diiringi dengan doa semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. Yang berlipat ganda dan mendapat limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Semoga skripsi yang berjudul : HUBUNGAN PENGUASAAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQURAN SISWA KELAS V SD NEGERI KANDANGAN 04 BAWEN ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin. Salatiga, 24 September 2012 Penulis,
ABSTRAK MUH ALI. 2012. hubungan Penguasaan Ilmu Tajwid dengan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen Tahun 2011-2012. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Sidqon Maesur Lc, MA. Kata Kunci : Penguasaan ilmu tajwid dan kemampuan membaca al-qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) penguasaan ilmu tajwid siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen. 2)Kemampuan praktik membaca al-qur’an Siswa Kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen. 3) hubungan penguasaan Ilmu Tajwid dengan Kemampuan praktik membaca al-qur’an Siswa Kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa dari seluruh siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen Tahun 2011-2012 dengan menggunakan metode populasi. Teknik pengumpulan data tentang penguasaan Ilmu Tajwid dan Kemampuan Praktik membaca al-qur’an serta metode observasi dan dokumentasi untuk mengumpulkan data pendukung lainnya. Data yang telah terkumpul dilakukan analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Hasil dari analisis data diketahui bahwa penguasaan Ilmu Tajwid Siswa Kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen adalah cukup, sebab setelah diadakan perhitungan maka nilai rata-rata adalah 26,1, setelah dicocokan pada tabel kualitas variabel penguasaan ilmu tajwid terletak pada interval 25-26, untuk variabel kemampuan praktik membaca al-qur’an adalah cukup, sebab setelah diadakan perhitungan maka hasil rata-ratanya adalah 69,9, setelah dicocokan dengan tabel variabel kemampuan praktik membaca al-qur’an berada pada interval 66-73. Pengujian hipotesa penelitian menggunakan analisis korelasi product moment. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan praktik membaca al-qur’an yang ditunjukkan oleh nilai r product moment empiris diperoleh nilai (0.846). Setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product moment dengan N 20, pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai product moment batas penolakan (0.444) dan pada taraf signifikasi1% diperoleh nilai r product moment batas penolakan (0.561). dari data tersebut ternyata nilai product moment empiris baik pada taraf signifikasi 5% maupun pada taraf signifkasi 1% lebih besar dari batas penolakan r product moment. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan praktik membaca al-qur’an. Berdasarkan hasil peneltian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan sivitas akademika, para mahasiswa, tenaga pengajar, peneliti dan orang tua serta semua pihak yang membutuhkan, baik di lingkungan STAIN Salatiga maupun di lingkungan Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah.
DAFTAR ISI Sampul ............................................................................................................... Cov Logo STAIN .......................................................................................................
i
Halaman Judul .................................................................................................... ii Halaman Persetujuan Pembimbing ....................................................................
iii
Halaman Pengesahan Kelulusan ........................................................................
iv
Pernyataan Keaslian Tulisan ..............................................................................
v
Moto dan Persembahan ...................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Abstrak ..............................................................................................................
ix
Daftar Isi ...........................................................................................................
x
Daftar Tabel ...................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
E. Penjelasan Istilah .................................................................................
6
F. Hipotesa ..............................................................................................
8
G. Metode Penelitian ................................................................................. 9 H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Tajwid dan Permasalahannya ..............................................................
16
1. Pengertian Tajwid ......................................................................... 16 2. Macam-macam Permasalahan Tajwid ........................................... 17 3. Makharijul Huruf ........................................................................... 19 4. Mad dan Macam-macamnya .......................................................... 23 5. Macam-macam Idghom ................................................................ 29 B. Pemahaman Al-Quran ......................................................................... 32 C. Keutamaan Al-Quran .......................................................................... 37 BAB III HASIL PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya SD Kandangan 04 ................................. 39 B. Letak Geografis ................................................................................. 39 C. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 40 D. Keadaan Guru dan Siswa .................................................................. 41 E. Struktur Organisasi ........................................................................... 42 BAB IV ANALISIS DATA A. Data Tentang Penguasaan Ilmu Tajwid .............................................. 43 B. Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an ............................... 46 C. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 49 D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 50 E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 51 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 53 B. Saran-saran ........................................................................................
54
C. Penutup ..............................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Keadaan Guru ......................................................................................41 Tabel 4.1 Nilai Variabel X ..................................................................................43 Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Penguasaan Ilmu Tajwid....................................45 Tabel 4.3 Tabel Kualitas Penguasaan Ilmu Tajwid ..............................................45 Tabel 4.4 Nilai Variabel Y...................................................................................46 Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Kemampuan Membaca Al-Qur’an.....................48 Tabel 4.6 Inerval Kualitas Kemampuan Membaca..............................................48 Tabel 4.7 Korelasi Product Moment ...................................................................49
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data ..........................................................59 Lampiran 2 Data Responden................................................................................62
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Al-Qur’an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat Islam baik dalam kehidupan di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti. Maka setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab suci itu. Diantaranya kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajari dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah kewajiban suci lagi mulia. Belajar AlQur’an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin dan harus dimulai semenjak kecil, sebaiknya semenjak umur lima atau enam tahun, sebab umur tujuh tahun anak sudah disuruh mengerjakan sembahyang. 1. Perintah Al-Qur’an
(٤ :)اﻟﻤﺰ ﻣﻞ
ّﺗﺭﺎﻭﺁﻧﻴﻼﻟﹾﻘﹸﺮﺗﺮﺗ
Artinya : Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzzamil:4)
(٢٠:)اﻟﻤﺰ ﻣﻞ
ﺁﻥ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻦ ﻣّﺮﺴﻴﺎ ﺗﺀُﻭﺍ ﻣﻓﹶﺎﻗﹾﺮ
Artinya: Maka bacalah kamu semua apa yang mudah dari AlQur’an). (QS.Al-Muzzamil:20) 2. Perintah Hadits
()رواه اﻟﺒﺨﺎرى
ُﺧَﯿْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗًﻌَﻠﱠﻢَ اﻟْﻘﺮْآنَ وَﻋَﻠﱠﻤَﮫ
Artinya: “sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-qur’an dan mengajarkannya.”1 Sabda Rosul ini menjadi benih yang dapat tumbuh subur dihati orang yang mengimaninya, lalu berkembang dan membuahkan dorongan untuk mencapai kemahiran dalam membaca al-qur’an. Menjadikan anak-anak dapat belajar Al-Qur’an menjadi tanggung jawab orang tua masing-masing, berdosalah orang tua yang mempunyai anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca AlQur’an. Namun dalam kenyataan di masyarakat maupun di sekolah masih ada anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Untuk mengatasi hal tersebut berbagai upaya telah dilakukan baik oleh perorangan, kelompok maupun pemerintah. Hal ini terbukti dengan berdirinya majelis-majelis ta’lim, Taman Pendidikan Al-Qur’an dan sebagainya. Adapun usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah dengan diterbitkannya Kurikulum Baca tulis Al-Qur’an. Baca Tulis Al-Qur’an merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dasar yang diajarkan, dengan tujuan agar siswa mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik, benar, dan lancar.
1
(Sunan Attirmidzi, Al Jami’ussohir, Darul Qolam, tt, hlm. 146.)
Kurikulum Baca Tulis Al-Qur’an tahun 1999 merupakan revisi kurikulum BTA tahun 1995. GBPP BTA mengarah kepada tujuan pendidikan agama Islam, salah satunya adalah agar anak setelah lulus sekolah dasar dapat membaca dan menulis huruf Al-Qur’an dengan baik dan benar. Pengajaran BTA dimulai dari kelas I s/d kelas VI dengan alokasi waktu satu jam pelajaran. Mengingat betapa pentingnya memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an, maka berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh perorangan maupun lembaga baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah agar umat Islam benarbenar mampu membaca Al-Qur’an dan mampu melaksanakan ajaranajaran yang terkandung di dalamnya.
Menurut Heilman2 ada beberapa faktor yang ikut menentukan keberhasilan membaca antara lain sebagai berikut: 1. Kualitas guru memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pelajaran membaca. 2. Keadaan siswa juga ikut menentukan apakah siswa itu akan berhasil di dalam belajar membaca atau tidak. 3. Bahan atau buku ajar juga ikut menentukan siswa itu akan berhasil dalam belajar membaca.
2
(Arthur W. Heilman, Principles of Practices of Teaching Reading. ( Colombus: Charles E. Merril Publishing Co, 1967 ), hlm. 167.)
Di samping faktor-faktor tersebut masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya didalam menentukan keberhasilan belajar membaca. Faktor tersebut adalah lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Dari berbagai permasalahan tersebut diatas, maka penulis akan meneliti masalah tersebut dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN
ILMU
TAJWID
DENGAN
KEMAMPUAN
PRAKTIK MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS V SD NEGERI KANDANGAN 04 BAWEN TAHUN 2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah: 1. Bagaimana tingkat penguasaan ilmu tajwid siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen Tahun 2012? 2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen Tahun 2012? 3.
Adakah hubungan penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan ilmu tajwid siswa kelas V SD Kandangan 04 Bawen tahun 2012. 2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V SD Kandangan 04 Bawen tahun 2012. 3. Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Kandangan 04 Bawen tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian Nilai guna yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi para tokoh dan pemuka agama, diharap adanya perhatian yang lebih terhadap pembelajaran Al-Qur’an dalam hal ilmu tajwid. 2. Bagi orang tua, memberikan informasi betapa pentingnya belajar ilmu tajwid bagi anak-anaknya agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. 3. Bagi guru memberikan informasi tentang pentingnya pelajaran membaca bagi siswa, karena dengan membaca siswa akan mampu memahami isi dari apa yang dibaca. Secara praktis, ternyata ada pengaruh, hal ini berarti bagi lembaga sekolah khususnya, karena dapat memenuhi harapan bangsa yaitu mencetak generasi unggul dan berahlaq mulia. Selanjutnya sekolah dapat
mengembangkan pembiasaan-pembiasaan positif dengan anak gemar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
E. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul di atas, berikut akan penulis jelaskan beberapa istilah penting yang terkandung dalam judul sebagai berikut: 1) Hubungan Hubungan adalah keadaan berangkai atau tersambung yang satu dengan yang lainnya.3 Maksudnya penelitian ini dilakukan sebagai usaha untuk menyelidiki keterkaitan antara variabel X (penguasaan ilmu tajwid) dengan variabel Y (praktik membaca Al-Qur’an). 2) Penguasaan Penguasaan kata dasarnya adalah “kuasa” artinya kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu.4 Dalam hal ini yang penulis maksud adalah kemampuan siswa di dalam memahami ilmu tajwid, atau memahami hukum-hukum bacaan di dalam Al-Qur’an.
3
(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka,
1985.Hlm.362.) 4 Ibid, (1985:852)
3) Ilmu Tajwid Menurut bahasa, ilmu adalah suatu pengetahuan mengenai sesuatu yang telah disusun secara sistematik, sehingga antara satu bagian dengan yang lainnya saling berhubungan. Sedangkan tajwid berarti membaguskan atau membaikkan suatu bacaan Al-Qur’an. Dengan demikian Ilmu Tajwid adalah ilmu yang membahas tentang hukum-hukum bacaan Al-Qur’an dengan baik dengan benar, sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.5 4) Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu, yang menurut bahasa berarti kuasa (sanggup melakukan sesuatu). Kemampuan bisa berarti kecakapan.6 5) Membaca Membaca adalah aktivitas melihat serta memahami isi dari apa yang telah tertulis dengan melisankan atau dalam hati, mengeja atau dengan melafalkan apa yang tertulis.7 6) Al-Qur’an Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.8 5
(Moh Amin, et, al., Materi Pokok Qur’an-Hadis I, (Jakarta: Dirjen Binbaga Ilsam dan Universitas Terbuka, 1998), hlm. 339.) 6 Poerwadarminta,1985:628 7 Poerwadarminta, 1985:71
Adapun indikator membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar adalah: 1. Mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan makhraj. 2. Mampu membaca Al-Qur’an dengan kaidah ilmu tajwid. 3. Kelancaran membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dari penjelasan istilah di atas dapat disimpulkan secara keseluruhan tentang judul tersebut sebagai berikut: Hubungan antara memahami hukum-hukum bacaan Al-Qur’an dengan cara melafalkan Kalam Allah SWT.
F. Hipotesa Hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan.9 Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: a. Hipotesi alternatif (Ha) Ada hubungan positif antara penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen. b. Hipotesis nol (Ho) 8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: 1990.hlm. 15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, hlm. 63 9
Tidak ada hubungan antara penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen.
G. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis lebih menekankan kepada cara fikir yang lebih positivistis yang bertitik tolak dari fakta sosial yang ditarik dari realitas obyetif, maka penulis menggunakan jenis penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dan teknik analisis korelasional. Metode korelasi berkaitan dengan pengolahan data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungan (tingkat hubungan dinyatakan sebagai koefisien korelasi).10 Sedangkan teknik anasisis korelasional adalah teknik analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.11 Metode korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel penguasaan Ilmu Tajwid dengan kemampuan praktik membaca Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: a. Penguasaan ilmu tajwid (X) b. Praktik membaca Al-Qur’an (Y) 10 11
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.hlm. 97 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. hlm. 173
Karena obyek yang penulis teliti jumlahnya kurang dari 100 orang maka penulis menggunakan metode populasi yakni : 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti, atau dengan kata lain adalah individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan.12 Karena obyek yang penulis teliti jumlahnya 20 orang, maka penulis menggunakan metode populasi. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Observasi Metode observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung tentang perilaku-perlaku siswa dalam proses belajar di Kelas. 2. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang penguasaan ilmu tajwid dengan nilai ketuntasan minimal sebesar 70 12 13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.hlm. 70 Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.1999:139
dan kemampuan praktik membaca Al-Qur’an siswa kelas V dengan ketuntasan minimal 75 di SD Negeri Kandangan 04 Bawen. Adapun instrumen yang digunakan dalam metode ini adalah tes tertulis untuk memperoleh data tentang penguasaan ilmu tajwid dan tes lesan untuk memperoleh data tentang kemampuan praktik membaca Al-Qur’an. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang guru, jumlah siswa serta pandangan umum SD Negeri Kandangan 04 Bawen. Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Persiapan Dalam persiapan ini peneliti mengadakan observasi awal ke tempat penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal tentang gambaran umum SD Negeri Kandangan 04 Bawen dan mengurus segala perizinan untuk dapat mengadakan penelitian di tempat tersebut.
2) Pelaksanaan
Setelah mendapat persetujuan dan izin penelitian, maka peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, seperti keadaan umum SD Negeri Kandangan 04 Bawen, keadaan guru dan murid serta dokumendokumen yang diperlukan yang berkaitan dengan penelitian. Setelah itu melaksanakan tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang penguasaan ilmu tajwid. Setelah hasil tertulis diketahui, maka langkah selanjutnya peneliti mengadakan tes lisan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an. 3) Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data
tersebut.
Dalam
analisa
ini
peneliti
menggunakan tenik analisis data statistik. a. Analisis Pendahuluan Dalam analisis pendahuluan, peneliti memasukkan data yang terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya sesuai jumlah siswa yang dijadikan responden. Dari
10
item
soal
yang
berhubungan
dengan
penguasaan ilmu tajwid, untuk jawaban A diberi nilai skore 1, Jawaban B diberi nilai skore 2 dan untuk jawaban C diberi nilai skore 3. b. Analisis Penelitian
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun cara analisisnya adalah melalui pengolahan data yang akan mencari korelasi antara variabel independen ( X ) dengan variabel dependen ( Y ). Dalam hal ini penulis menggunakan analisis korelasi product moment sebagai berikut : 14
∑
rxy = ∑
(∑ )
(∑ )(∑ )
∑
rxy
: Korelasi product moment
xy
: Jumlah hasil kali x dan y kecil
(∑ )
åx
2
: Jumlah skor x kecil yang dikuadratkan
åy
2
: Jumlah skor y kecil yang dikuadratkan
c. Analisis Lanjut Analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lanjut, yaitu untuk mengecek ada tidaknya hubungan yang signifikan antara dua variabel. Dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diketahui hasilnya (rxy), dengan membandingkan nilai hasil korelasi dengan nilai tabel rt korelasi product moment, sehingga ada dua kemungkinan yaitu: 14
Arikunto, 2006: 170
a. Jika rxy yang diperoleh itu sama atau lebih dari rt yang ada pada tabel pada taraf signifikasi 1% atau 5%, maka harga rxy menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. b. Jika rxy yang diperoleh lebih kecil dari rt yang ada pada tabel pada taraf signifikasi 1% atau 5% maa harga rxy menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar sistematika penulisan ini, penulis membagi dalam beberapa bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis kemukakan latar belakang masalah, penjelasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesa, metode penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika enulisan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ni akan dibicarakan tentang: A. Tajwid dan permasalahannya yang meliputi 1. Pengertian Tajwid 2. Macam-macam permasalahan tajwid yang membahas tentang hukum nun sukun atau tanwin dan mim sukun 3. Makharijul huruf 4.mad dan macam-macamnya, 5. Macam-macam idghom. B. Pemahaman al-qur’an atau kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas V Sekolah Dasar Kandangan 04 Bawen tahun 2012. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pandangan Umum SD Negeri Kandangan 04 yang meliputi:
1. Sejarah berdirinya SD Kandangan 04 2. Sarana Prasarana 3. Fasilitas Sekolah 4. Keadaan Guru dan siswa 5. Struktur organisasi 6. Gambar denah sekolah, serta 7. Penyajian data tentang penguasaan ilmu Tajwid dan kemampuan membaca al-qur’an. BAB IV : ANALISA DATA Dalam bab ni berisi tentang analisis pendahuluan dan analisis lanjut tentang penguasaan ilmu tajwid dan kemampuan membaca al-qur’an. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tajwid dan Permasalahannya 1. Pengertian Tajwid
Tajwīd ( )ﺗﺠﻮﯾﺪsecara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata Jawwada (ﺗﺠﻮﯾﺪا-ﯾﺠﻮّد- )ﺟﻮّدdalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu
yang
mempelajari
bagaimana
cara
membunyikan
atau
mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun bukan.
Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.
Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.
Kegunaan Ilmu Tajwid
Faedah mempelajari ilmu tajwid adalah supaya lidah kita terjaga dari kesalahan dalam membaca kitab Allah (Al-Quran). Metode belajar tajwid Walaupun banyak metode belajar membaca Al Qur’an yang bisa didapatkan dalam bentuk buku, CD, dan panduan visual tidak akan membantu mencapai keberhasilan karena belajar tajwid harus dengan cara talaqi yaitu belajar langsung kepada orang yang benarbenar paham kaidah tajwid dan cara melafadzkan huruf sesuai makhrojnya sehingga tidak cukup belajar kepada orang yang hanya bisa membedakan huruf satu dengan yang lainnya atau sekedar bisa membaca dengan lancar.
2. Macam-macam Permasalahan Tajwid a. Idzhar Apabila ada nun sukun (mati) atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi ( ) ا ح خ ع غ ه
maka hukum bacaannya adalah
idzhar halqi.15 b. Idghom 1. Idghom Bighunnah Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ( )ي ن م وmaka harus dibaca Idghom Bighunnah (lebur dan berdengung).16 15 16
Moh Amin et,al., Materi Pokok Quran Hadis I,Binbaga Islam: Jakarta, 1998.hlm. 340 Moh Amin et,al.1998: 342
2. Idghom Bilaghunnah Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ( ) ل رmaka harus dibaca Idghom Bilaghunnah artinya lebur tidak berdengung. c. Ikhfa’ Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu
huruf
yang
(تثجدذزسشصضطظفق
15
)كmaka harus dibaca ikhfa. Cara membacanya adalah suara nun maupun tanwin masih tetap terdengar tetapi samar antara izhar dengan idghom, lagi pula bersambung
dengan
makhraj
huruf
berikutnya,
sehingga
kedengarannya berbunyi seperti “ng” jika bertemu dengan ز ظ ف
( )ق كdan ada kalanya mirip suara “ny” dan “ng” jika bertemu dengan huruf: ت ذ ض ط d. Iqlab Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba ( )بmaka wajib dibca Iqlab, artinya mengganti bunyi nun sukun atau tanwin dengan suara mim ()م, dengan merapatkan dua bibir serta mendengung. e. Hukum Mim Sukun Apabila mim sukun bertemu huruf hijaiyah hukum bacaannya ada tiga macam :
1) Izhar Syafawi Apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain mim ( )مdan ba ()ب, membacanya mim di suarakan dengan terang dan jelas di bibir serta mulut tertutup, dan harus lebih diperjelas lagi bila bertemu dengan wawu ( )وdan fa ( )ف. 2) Ikhfa Syafawi Apabila mim sukun bertemu dengan huruf ba ()ب maka harus dibaca ikhfa syafawi. Cara membacanya harus disuarakan samar-samar di bibir dan didengungkan. 3) Idghom Mimi Apabila mim sukun bertemu dengan mim ( )مmaka harus dibaca Idghom Mimi. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan. 3. Makharijul Huruf Berbicara tentang makharijul huruf tidak bisa lepas dari Ilmu Tajwid, karena makharijul huruf merupakan bagian dari ilmu tajwid. Memahami makharijul huruf sangat penting didalam membaca ayatayat al-Qur’an, karena jika makhraj suatu huruf tertukar dengan makhraj lain, itu termasuk kesalahan besar dan bisa mengakibatkan perubahan makna. Seperti kata “ ”ﻗﻞberarti “katakanlah” tetapi apabila tertukar dengan makhraj huruf “ ”ﻛﻞberarti “makanlah”. Jadi
memelihara bacaan pada hakikatnya memelihara makna dan sekaligus memelihara
al-Qur’an
secara
keseluruhan.
Dengan
demikian
membaca al-Qur’an dengan menerapkan teori makhraj secara tepat guna wajib hukumnya. Ini termasuk memelihara dan mempertahankan al-Qur’an dari penyimpangan atau perubahan. Dalam pada itu, pada tiap-tiap zaman dan masa al-Qur’an dihafal oleh jutaan umat islam, ini adalah salah satu Inayat Tuhan untuk menjaga Al-Qur’an. Dengan demikian terbuktilah firman Allah:
ﻈﹸﻮﻥﹶﺎﻓ ﻟﹶﺤّﺎ ﻟﹶﻪﺇﹺﻧ ﻭّﻛﹾﺮﺎ ﺍﻟﺬّﻟﹾﻨﺰ ﻧﻦﺤّﺎ ﻧﺇﹺﻧ Artinya: “sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” ( Q.S Al Hijr: 9 ). Huruf-huruf hijaiyah yang mempunyai persaman bunyi dengan huruf latin tidak akan diuraikan disini, karena dianggap tidak terlalu sulit pengucapannya, huruf-huruf tersebut adalah : l = لk= كf = فs = سr = رd = دj = جt = تb = ب y = يh= ھﺎw = وn = نm = م Adapun huruf-huruf yang tidak mempunyai persamaan bunyi dengan huruf latin adalah sebagai berikut : s=ص
sy = ش g=غ
z=ز ’=ع
z= ذ z =ظ
kh = خh = ح t=ط
s=ث
d= ضq=ق
Adapun penjelasan mengenai cara-cara mengungkapkan huruf-huruf tersebut di atas adalah sebagai berikut : a. Huruf ( ثs)
Seperti mengucapkan huruf s, dalam mengucapkan huruf ini tidak ada getaran yang terasa ditenggorokan. Untuk mengetahui ada tidaknya getaran itu, letakkanlah telunjuk kita pada tenggorokan. b. Huruf ( حh) Ucapan huruf حmirip dengan ucapan huruf Latin h, tetapi lidah bagian belakang dinaikkan hampir menyentuh anak tekak, sehingga bunyi yang terdengar lebih mirip dengan suara disaat kita merasakan makanan yang sangat pedas. Bunyi
huruf
حdalam huruf Latin tidak ada
persamaannya. Karena bunyi ini mirip dengan huruf h, maka dapat kita tuliskan dengan huruf h titik bawah. c. Huruf ( خkh) Cara mengucapkan huruf خhampir sama dengan huruf
ح, tetapi lidah bagian belakang dinaikkan hingga menyentuh anak tekak, sehingga terdengar suara rang berdahak.
d. Huruf ( ذz) Ucapan huruf ذterdengar agak mirip dengan huruf د, tetapi ujung lidah menyentuh ujung gigi atas, sama dengan ucapan huruf ث, hal ini disebabkan oleh tarikan lidah bagian belakang
meninggi
ke
arah
langit-langit
lunak
dan
menyempitkan rongga dinding mulut bagian belakang tadi, hingga menyebabkan agak membulatnya mulut bagian depan. Berbeda dengan cara mengucapkan huruf حdiatas. Meskipun ada penyempitan di rongga dinding mulut bagian belakang, tetapi
lidah
bagian
belakang
tidak
meninggi
hampir
menyentuh langit-langit lunak, sehingga tidak mengakibatkan membulatnya mulut bagian depan. Pada waktu mengucapkan huruf ذterasa adanya sedikit getaran
pada
tenggorokan,
sedangkan
pada
waktu
mengucapkan huruf ثtidak. e. Huruf ز Huruf زcara mengucapkannya sama dengan huruf z, ialah dengan mengangkat lidah bagian depan menyentuh langit-langit dibelakang gigi atas, seperti waktu mengucapkan huruf s. Udara yang dihembuskan keluar setengah terhambat oleh lidah dan langit-langit bagian depan tadi dan terasa ada getaran di tenggorokan (majhur), sedangkan pada ucapan huruf s tidak ada. f. Huruf ( شsy)
Cara mengucapkan huruf شberdesir seperti suara s, tetapi posisi mulut berbeda sehingga sama dengan bunyi desir pada waktu mengusir ayam atau burung “syah” atau “husy”. g. Huruf ( صs) Ucapan huruf صini agak dekat dengan huruf s, tetapi posisi rongga mulut berbeda, sehingga terdengar seperti suara waktu kita bersiul. h. Huruf ( ضd) Ucapan huruf ضini mirip dengan huruf دtetapi sebagian besar lidah bagian depan menyentuh bagian belakang gigi atas dan lokum gigi atas. Lebih lanjut ikutilah cara ucapan berikut : Kedua belah sisi lidah menyentuh bagian barisan gigi atas begian samping. Sementara itu posisi lidah bagian belakang menyerupai posisi lidah sewaktu mengucapkan huruf
ضtadi. Udara yang dihembuskan terhalang oleh karena posisi lidah yang menyentuh barisan gigi atas sebagian samping tadi. Dan selaput suara pada tenggorokan bergetar (majhur), seperti sewaktu mengucapkan دatau ذ. i.
Huruf ( طt)
Cara mengungkapkan huruf طhampir sama dengan ucapan huruf تtetapi lidah bagian belakang dinaikkan dan ditarik ke belakang. j.
Huruf ( ظz) Huruf ضcara mengungkapkannya hampir sama dengan ucapan huruf ذ, yaitu ujung lidah menyentuh ujung gigi atas. Dengan demikian udara yang dihembuskan keluar hanya terhambat oleh lidah, dan ada getaran yang terasa diselaput suara pada tenggorokan. Posisi lidah bagian belakang sama seperti pada saat mengucapkan طdan mulut membulat, sehingga bunyi fathah agak mirip dengan bunyi o.
k. Huruf )‘( ع Cara mengucapkan huruf عhampir sama pada waktu kita mengucapkan huruf hidup, misalnya a, tetapi lidah bagian belakang agak ditarik dan dinaikkan ke atas. l.
Huruf ( غg) Cara mengucapkan huruf غmirip dengan huruf latin g, tetapi lidah bagian belakang yang menyentuh langit-langit lunak mengendur, tidak setegang waktu mengucapkan g.
m. Huruf ( قq)
Bunyi huruf قagak mirip dengan bunyi huruf latin k atau huruf hijaiyyah ك, tetapi lidah ditarik ke belakang hingga menyentuh langit-langit lunak bagian belakang. 4. Mad dan Macam-macamnya Mad adalah memanjangkan bunyi huruf, baik bunyi a, bunyi i maupun bunyi u yang biasanya ditandai dengan adanya huruf mad atau harakat.17 Huruf mad ada tiga, yaitu alif, wau dan ya ( )اوي. Adapun harakat adalah fathah tegak ( ٰ ), zumah terbalik ( ، ) dan kasrah tegak ( ) ׳. Fungsi fathah tegak sama dengan alif, zumah terbalik sama dengan wau dan fungsi kasrah tegak sama dengan ya. Mad terbagi menjadi dua macam, yaitu mad asli (tabi’i) dan mad far’i. a. Mad Asli (Tabi’i) Mad asli (tabi’i) yaitu mad yang ditandai oleh adanya huruf alif setelah fathah, wau mati setelah dammah dan ya mati setelah kasrah, yang didepannya tidak bertemu dengan huruf hamzah dan tidak bertemu langsung dengan huruf yang bertasydid. Panjang bunyi mad asli (tabi’i) adalah satu alif=dua harakat. Yang dimaksud harakat adalah gerakan atau ketukan yang sederhana cepatnya. Huruf-huruf yang bertanda panjang wajib
17
H.M. Ali Hassan dan H.Syafi’i, Pendidikan Pengamalan Ibadah, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag R.I dan Universitas Terbuka, 1994. hlm. 289
dibaca panjang. Sebaliknya huruf yang tidak bertanda panjang haram dibaca panjang. Keterangan : Tanda-tanda panjang itu tidak difungsikan bila menghadapi alif lam qamariyah atau alif lam syamsiyah. b. Mad Far’i Disebut mad far’i (cabang), karena mad ini bercabangcabang dan ada 13, yaitu: 1) Mad Wajib Muttasil. Mad Wajib Muttasil yaitu setiap mad asli (tabi’i) yang didepannya bertemu dengan hamzah yang masih dalam satu kalimat. Panjang bacaannya dua setrengah alif atau lima harakat. 2) Mad Jais Munfasil. Mad Jaiz Munfasil yaitu mad asli yang di depnnya bertemu dengan hamzah namun berada pada kalimat lain. Panjang bacaannya ada dua macam : a. Boleh dibaca sepertu mad wajib muttasil,yaitu lima harakat, b. Boleh dibaca panjang seperti mad asli,yaitu dua harakat. 3) Mad ‘Arid Lissukun. Mad ‘Arid Lissukun yaitu mad asli yang dipersiapkan untuk dipersiapkan untuk waqaf pada huruf terakhir dalam suatu kalimat.
4) Mad Badal Mad Badal yaitu mad yang terjadi pada huruf hmzah, yang biasanya ditandai dengan tanda garis tegak. Disebut dengan mad badal, karena tanda garis tegak itu sebagai pengganti dari huruf hamzah. Mad ini dibaca panjang dua harakat. 5) Mad ‘iwad Mad ‘Iwad yaitu mad yang terjadi di ujung kalimat yang mempunyai tanda baris fathah tanwin yang diwaqafkan. Panjang bacaan mad ini dua harakat (satu alif). 6) Mad Lazim Musaqal Kilmi Mad lazim musaqal kilmi yaitu mad asli yang di depannya bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjang bacaannya enam harakat (tiga alif). 7) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi Mad lazim mukhaffa kilmi yaitu mad badal yang di depannya bertemu dengan huruf mati. Panjang bacaannya enam harakat (tiga alif). 8) Mad Lazim harfi Musyabba’ Yaitu mad yang ada pada huruf-huruf hijaiyyah yang terdapat pada permulaan surat-surat al-Qur’an. Mad ini dibaca panjang enam harakat (tiga alif) untuk yang bertanda melintang diatas huruf itu. 9) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Yaitu mad yang ada pada huruf-huruf hijaiyyah di permulaan surat-surat al-Qur’an, yang harus dibaca panjang dua harakat. 10) Mad Layyin Yaitu mad yang terjadi karena wau atau ya mati yang jatuh setelah tanda baris fathah dan di depannya bertemu dengan huruf hidup, yang dibaca waqaf. Tetapi jika tidak ada mad panjang bacaannya 2 s.d 6 harakat. 11) Mad Sillah Mad sillah ada dua macam, yaitu mad sillah qasirah dan mad sillah tawilah. Mad sillah qasirah yaitu mad yang ada pada ha damir dengan tanda mad dammah terbalik atau kasrah tegak yang didahului oleh huruf hidup. Mad ini dibaca panjang dua harakat. Mad sillah tawilah yaitu mad sillah yang di depannya bertemu dengan huruf hamzah (alif) hampir sama dengan mad jaiz munfassil yang boleh dibaca 2 s.d 6 harakat. 12) Mad Farqi Mad farqi yaitu mad badal yang didepannya bertemu dengan huruf yang bertasydid. Mad ini disebut mad farqi karena dengan mad ini dapat dibedakan antara kalimat tanya (istifham) dengan kalimat berita (khabar). Panjangnya 6 harakat. 13) Mad Tafkin
Mad tafkin yaitu mad yang terdiri dari dua huruf ya yang bertemu dalam satu kalimat; ya pertama berbaris karah dan bertasydid, sedangkan ya kedua mati. Panjang bacaannya ada dua macam : a. Dibaca panjang dua harakat seperti :
ﺣﯿﯿﺘﻢ
b. Dibaca panjang 6 harakat, yaitu yang menghadapi bunyi i
huruf hidup. Contoh :
ﺣﻮارﯾﯿﻦ، اﻣﯿﯿﻦ، واﻟﻨﺒﯿﯿﻦ، ﻋﻠﯿﯿﻦ
5. Macam-macam idghom Menurut bahasa idghom artinya memasukkan atau memadukan sesuatu pada sesuatu. Sedangkan menurut istilah idghom artinya memasukkan huruf yang mati kedalam huruf yang hidup didepannya, sehingga seolah-olah menjadi huruf yang bertasydid.18 Macam-macam Idghom : a. Idghom Mutamasilain Idghom Mutamasilain ialah mengidghomkan suatu huruf yang sukun (mati) kedalam huruf yang sama atau serupa yang ada di depannya. Idghom Mutamasilain terjadi apabila huruf mim mati bertemu dengan mim yang berharakat ( ;) م م مhuruf ba mati bertemu
18
Moh Amin et. Al.1998:341
dengan huruf ba; huruf dal mati bertemu dengan huruf dal; dan huruf ta mati bertemu dengan huruf ta. Contoh :
وﻣﺎ ﻟﮭﻢ ﻣﻦ ﻧﺎ ﺻﺮﯾﻦ
= mim sukun bertemu mim
اﺿﺮ ب ﺑﻌﺼﺎ ك اﻟﺤﺠﺮ
= ba sukun bertemu ba
وﻗﺪ دﺧﻠﻮا
= dal sukun bertemu dal
اذا ﻏﺮ ﺑﺖ ﺗﻘﺮ ﺿﮭﻢ
= ta sukun bertemu ta
b. Idghom Mutajanisain Idghom Mutajanisain adalah mengidghomkan suatu huruf yang sukun ke dalam huruf lain yang makhrajnya sama yang ada dihadapannya, tetapi bunyinya sedikit berlainan. Hal tersebut terjadi apabila : 1) Huruf ta mati bertemu dengan huruf tha ()ط 2) Huruf ta mati bertemu dengan huruf dal ()د 3) Huruf tha mati bertemu dengan huruf ta ()ت 4) Huruf dal mati bertemu dengan huruf ta ()ت 5) Huruf lam mati bertemu dengan huruf ra ()ر 6) Huruf zaal mati bertemu dengan huruf zha ()ظ Contoh: a)
ﻗﺎﻟﺖ ﻃﺎ ﻧﻔﺔ
Ta sukun bertemu tha
b)
ﻓﺎﻣﺎ اﺛﻘﻠﺖ دﻋﻮاﷲ
Ta sukun bertemu dal
c)
ﻟﻨﻦ ﺑﺴﻄﺖ
Tha sukun bertemu ta
d)
ﻣﺎ ﻋﺒﺪ ﺗﻢ
Dal sukun bertemu ta
e)
وﻗﻞ رب ز د ﻧﻲ ﻋﻠﻤﺎ
Lam sukun bertemu ra
c. Idghom Mutaqaribain Idghom
Mutaqarribain
adalah
mengidghomkan
atau
memasukkan suatu huruf yang sukun kedalam huruf lain, yang bunyi kedua huruf tersebut hampir sama atau berdekata, yaitu dalam hal apabila: a. Huruf tsa mati bertemu dengan huruf zaal ()ذ b. Huruf ba mati bertemu dengan huruf mim ()م c. Huruf qaaf mati bertemu dengan kaaf ()ك Contoh: 1)
ﯾﻠﮭﺚ ذا ﻟﻚ
= tsa bertemu dengan zaal
2)
ﯾﺎﺑﻨﻲ ار ﻛﺐ ﻣﻌﻨﺎ
= ba mati bertemu dengan huruf mim
3)
اﻟﻢ ﻧﺨﻠﻘﻜﻢ
B. Pemahaman Al-Qur’an 1. Definisi Al-Qur’an
= qaaf mati bertemu dengan huruf kaf
“Qur’an” menurut bahasa berarti “bacaan” Didalam al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Quran” dalam arti demikian sebagai tersebut dalam surat Al Qiyamah ayat 17,18 :
ﻪﺁﻧ ﻗﹸﺮّﺒﹺﻊ ﻓﹶﺎﺗﺎﻩﺃﹾﻧ ﻓﹶﺈﹺﺫﹶﺍ ﻗﹶﺮ. ﻪﺁﻧﻗﹸﺮ ﻭﻪﻌﻤﺎ ﺟﻨﻠﹶﻴﺇﹺﻥﹶّ ﻋ Artinya :“Sesungguhnya mengumpulkan al-Qur’an ( di dalam dadamu ) dan ( menetapkan ) bacaannya ( pada lidahmu ) itu adalah tanggungan Kami. ( Karena itu ), jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu mengikuti bacaannya. ( Q.S AL Qiyamah : 17-18 ) Kemudian di pakai kata “Quran” itu untuk al-Qur’an yang dikenal sekarang ini. Adapun pengertian al-Qur’an adalah: “Kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan ( diwahyukan ) kepada Nabi Muhammad saw dan membacanya adalah ibadah” 2. ejarah Singkat Turunnya al-Qur’an Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan, bertepatan dengan usia Nabi Muhammad saw yang ke 40 tahun. Ketika itu beliau sedang beribadah di Gua Hira. Tiba-tiba datang malaikat Jibril dengan mambawa wahyu. Ia memeluk kemudian melepaskan Nabi Muhammad saw. Demikian sampai berulang sampai tiga kali. Setiap kali Jibril berkata : “Bacalah!”, dan setiap kali pula Nabi Muhammad saw menjawab: “Aku tidak bisa membaca”. Kemudian pada kali ketiga, Jibril berkata kepada Nabi Muhammad saw:
ﻠﹶﻖﹴ ﻋﻦﺎﻥﹶ ﻣﺴ ﺍﻹﻧﻠﹶﻖ ﺧ. ﻠﹶﻖﻱ ﺧ ﺍﻟﹶّﺬﺑﹺّﻚﻢﹺ ﺭﺃﹾ ﺑﹺﺎﺳﺍﻗﹾﺮ Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu amat Pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al‘Alaq: 1-2)
3. Manfaat al-Qur’an Sewaktu al-Qur’an diturunkan pada empat belas abad yang lalu, di dunia ini sudah terdapat banyak agama dan banyak kitab yang dianggap suci oleh pengikut-pengikutnya. Disekitar negara Arab terdapat orang-orang yang percaya kepada kitab Pejanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru. Banyak orang-orang yang menjadi Nasrani atau condong ke arah agama Nasrani. Diantara orang-orang Arab itu ada juga yang memeluk agama Yahudi. Di antara mereka yang memeluk agama Yahudi adalah penduduk Madinah sendiri, seperti Ka’ab bin Asyraf seorang kepala suku di Madinah dan musuh Islam. Di Mekah sendiri disamping budak-budak yang beragama Nasrani juga terdapat orang-orang Mekah yang condong kepada agama Nasrani. Waraqah bin Naufal paman Siti Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad saw. Juga memeluk agama Nasrani. Ia faham bahasa Ibrani dan menerjemahkan Kitab Injil dari bahasa Ibrani ke bahasa Arab. Di negeri Persia hiduplah orang-orang yang menganut agama Zoroaster dengan Kitab Zend Avesta. Adapun di India kitab Weda dipandang suci beribu-ribu tahun lamanya. Di Tiongkok ada agama Kong Hu Cu. Dengan adanya kitab-kitab yang dianggap suci oleh pengikut-pengikutnya dan ajaran-ajaran itu, apakah di dunia ini
memerlukan Kitab Suci yang lain lagi? Inilah sebenarnya satu pernyataan yang ada pada setiap orang yang mempelajari al-Qur’an. Beberapa alasan perlunya al-Qur’an diturunkan: a. Pertama, apakah adanya berbagai agama itu, tidak menjadi alasan yang cukup untuk datangnya agama baru lagi untuk semua manusia? b. Kedua, apakah akal manusia tidak mengalami proses evolusi sebagaimana badannya? Dan karena evolusi fisik itu akhirnya mencapai bentuk yang sempurna, apakah evolusi mental dan rohani itu tidak menuju arah kesempurnaan yang terakhir, yang sebenarnya merupakan tujuan dari adanya manusia itu? c. Ketiga, apakah agama-agama yang dulu itu dianggap ajaran-ajaran yang dibawanya itu ajaran yang terakhir? Apakah mereka tidak mengharapkan perkembangan kerohanian yang terus menerus? Apakah mereka tidak selalu memberitahukan kepada pengikutpengikutnya tentang akan datangnya utusan terakhir yang akan menyatukan seluruh umat manusia dan membawa mereka ke arah tujuan terakhir? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah merupakan jawaban yang mengharuskan supaya al-Qur’an diturunkan, sekalipun sudah ada kitab-kitab yang dianggap suci oleh umat-umat yang dahulu.
Dibawah ini akan dicoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu satu demi satu. a. Nabi Isa a.s di utus sesuatu kaum tertentu saja Dalam al-Qur’an surat Ali Imran, ayat 49 dinyatakan : ... ﻴﻞﹶﺍﺋﺮﺇﹺﺳ
ﻨﹺﻲﻮﻻ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺑﺳﺭﻭ
Artinya: “ Dan sebagai rasul kepada bani israil...” b. Kitab weda adalah kitab untuk sesuatu golongan Di antara pengikut-pengikut Weda, maka membaca kitab Weda itu menjadi hak yang khusus bagi kasta yang tinggi saja. Agama Kong Hu Cu dan agama Zoroaster adalah agamaagama nasional. 4. Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup Al-Qur’an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat islam baik dalam kehidupan di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti. Maka setiap mukmin yang mempercayai al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap Kitab Sucinya itu. Di antara kewajiban
dan
mengajarkannya.
tanggung Belajar
jawab dan
itu
ialah
mengajarkan
mempelajari al-Qur’an
dan
adalah
kewajiban suci lagi mulia. Belajar Al-Qur’an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin dan harus dimulai semenjak kecil, sebaiknya dari semenjak umur 5 atau 6 tahun, sebab umur 7 tahun anak sudah disuruh mengerjakan sembahyang.
Menjadikan anak-anak dapat belajar al-Qur’an dan memahami isinya menjadi tanggung jawab orang tua masing-masing, berdosalah orang tua yang mempunyai anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca al-Qur’an. Karena Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi mereka baik di dunia maupun di akhirat nanti. 5. Al-Qur’an dan Sabda Nabi Fungsi terbesar hadis nabi terhadap al-Qur’an adalah sebagai penafsir, penjelas, dan pelengkap terhadap sumber utama tersebut. Fungsi ini ditegaskan dalam al-Qur’an itu sendiri, surah an-Nahl ayat 44 yang berbunyi:
ﻭﻥﹶﻔﹶﻜﹶّﺮﺘ ﻳﻢﻠﹶّﻬﻟﹶﻌ ﻭﻬﹺﻢﺰﹺّﻝﹶ ﺇﹺﻟﹶﻴﺎ ﻧّﺎﺱﹺ ﻣﻠﻨ ﻟﻴﹺّﻦﺒﺘ ﻟّﻛﹾﺮ ﺍﻟﺬﻚﺎ ﺇﹺﻟﹶﻴﻟﹾﻨﺰﺃﹶﻧﺮﹺ ﻭّﺑﺍﻟﺰ ﻭﺎﺕﻴﹺّﻨﺑﹺﺎﻟﹾﺒ Artinya: “Dan Kami turunkan al-Qur’an kepadamu agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan supaya mereka memikirkan.” Diamping
itu,
melalui
hadis-hadisnya
juga
melakukan
penegasan ulang terhadap pernyataan-pernyataan al-Qur’an, dan bahkan menetapkan norma hukum yang tidak diatur dalam al-Qur’an sehingga fungi-fungsinya itu mencakup: a. Sebagai penjelas terhadap pernyataan al-Qur’an b. Sebagai penegas dan penguat terhadap apa-apa yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an c. Sebagai penetap hukum terhadap persalan-persoalan yang belum diatur dalam al-Qur’an
C. Keutamaan al-Qur’an Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia mempunyai beberapa keutamaan bagi orang yang membaca dan mempelajarinya. Adapun keutamaan tersebut adalah: 1. Orang yang membaca al-Qur’an dan orang yang mendengarkannya sama-sama mendapat pahala. Firman Allah SWT pada Surat Al-A’raf Ayat 204 :
ﻮﻥﹶﻤﺣﺮ ﺗﻠﹶّﻜﹸﻢﻮﺍ ﻟﹶﻌﺘﺼﺃﹶﻧ ﻭﻮﺍ ﻟﹶﻪﻌﻤﺘﺁﻥﹸ ﻓﹶﺎﺳ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﺇﹺﺫﹶﺍ ﻗﹸﺮﹺﺉﻭ Dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al A’raf:204 2. Membaca al-Qur’an termasuk ibadah, maka membacanya pun akan mendapat pahala.
ُ وَاﻟﱠﺬِي ﯾَﻘْﺮَأ،ِاﻟﱠﺬِي ﯾَﻘْﺮَأُ اﻟﻘُﺮْآنَ وَھُﻮَ ﻣَﺎھِﺮٌ ﺑِﮫِ ﻣَﻊَ اﻟﺴﱠﻔَﺮَةِ اﻟﻜِﺮَامِ اﻟﺒَﺮَرَة ِاﻟْﻘُﺮْآنَ وَﯾَﺘَﺘَﻌْﺘَﻊُ ﻓِﯿﮫِ وَھُﻮَ ﻋَﻠَﯿْﮫِ ﺷَﺎقﱞ ﻟَﮫُ أﺟْﺮَان “Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun dia tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” [Al-Bukhari 4937, Muslim 244]19
3. Membaca al-Qur’an sebagai obat bagi orang yang sedang susah. Firman Allah swt.
ﺍﺎﺭﺴ ﺇﹺﻻ ﺧﲔﻤ ﺍﻟﻈﹶّﺎﻟﺰﹺﻳﺪﻻ ﻳ ﻭﻨﹺﲔﻣﺆﻠﹾﻤﺔﹲ ﻟﻤﺣﺭﻔﹶﺎﺀٌ ﻭ ﺷﻮﺎ ﻫ ﻣﺁﻥ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻦ ّﺰﹺﻝﹸ ﻣﻨﻧﻭ 19
Imam Buhari, Sahih Buhari, Surabaya: Al-Hidayah, t.t. Juz I, hlm. 318
Artinya: “Dan Kami turunkan al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(Al-Isra : 82)
D. Hubungan
Penguasaan
Tajwid
dengan
Kemampuan
Praktik
Membaca AL-Qur’an Penguasaan Ilmu Tajwid adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang tentang ilmu cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Sedangkan membaca al-Qur’an aktivitas melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati dengan melafalkan apa yang tertulis. Dengan memperhatikan kedua hal tersebut maka di duga ada hubungan yang positif antara penguasaan Ilmu Tajwid dengan kemampuan membaca al-Qur’an. Namun untuk membuktikan kebenaran dari teori tersebut perlu dilakukan penelitian dan pengujian dengan benar.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Kandangan 0420 Sekolah Dasar Negeri Kandangan 04 Bawen di dirikan pada tahun 1983 dan terletak di Dusun Geneng. Walaupun dindingnya sudah terbuat dari semen, namun sampai sekarang belum pernah di renovasi, sehingga temboknya sudah retak-retak. Atapnya asbes dan plavonnya sudah banyak yang rusak, sehingga kalau agak siang terasa sangat panas. Sampai saat ini tidak boleh mengajukan rehab, karena kena gusuran jalan tol. Sampai saat ini sekolah tersebut telah maluluskan siswa sebanyak 796 siswa.
B. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri Kandangan 04 Bawen berada di tengah pemukiman penduduk, tepatnya di jalan Bawen-Kandangan Polosiri Kecamatan Bawen. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut : 1. Sebelah selatan
: Perkebunan kopi.
2. Sebelah barat
: Pemukiman penduduk.
3. Sebelah timur
: Lapangan olah raga.
4. Sebelah utara
: Jalan Kandangan, Polosiri.
C. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang sangat penting keberadaannya bagi suatu lembaga, baik lembaga pendidikan maupun non
20
Sumber Data Dari SD N Kandangan 04 Kec. Bawen Kab. Semarang
pendidikan. Apalagi dalam suatu lembaga pendidikan dan pengajaran, maka keberadaannya sangat diperlukan untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara seperlunya, maka dapat di kemukakan tentang kondisi fisik yang ada pada SD Negeri Kandangan 04 Bawen. Secara garis besar dapat di lihat pada data sebagaimana tersebut dibawah ini : 1. Gedung a. Ruang kelas
: 6 buah
b. Ruang guru
: 1 buah
c. Ruang kepala sekolah
: 1 buah
d. Mushola
: 1 buah
e. Ruang perpustakaan
: 1 buah
f. Ruang UKS
: 1 buah
g. Ruang Koperasi
: 1 buah
h. Tempat parkir
: 1 buah
i.
WC / Kamar mandi
: 2 buah
j.
Rumah Dinas Penjaga
: 1 buah
2. Peralatan Kelas a. Meja guru
: 6 buah
b. Meja murid
: 90 buah
c. Kursi guru
: 6 buah
d. Kursi murid
: 180 buah
e. Almari
: 8 buah
f. Rak buku
: 3 buah
3. Perpustakaan Perpustakaan merupakan sarana yang penting untuk memperlancar belajar siswa. Dengan fasilitas yang ada dalam perpustakaan dapat membantu siswa untuk mengembangkan wawasan belajar dan menambah pengetahuan.
D. Keadaan Guru dan Siswa Tabel 3.1 Keadaan Guru NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
NAMA/NIP Utari Christina 196304061984052001 Mubayinah 195808291977012001 Suharti 196209201082012004 Warni 196206201983042003 Sri Isyati 196203011083042008 Muh Ali 195907181984051001 Sutiyem 196412161989032006 Ngatiman 1964031919911007 Ferry Sri Murdani Ratih Purwaningsih Eko Dwi Tusiana Sumyani 196303161990031009
PENDIDIKAN S1
JABATAN Kepala Sekolah
S1
Huru Kelas VI
S1
Guru Kelas V
S1
Guru Kelas II
D2
Guru Kelas I
D2
Guru Agama
S1
Guru Kelas V
S1
Guru Kelas III
S1 D2
Guru Bahasa Inggris Guru Penjas
D2
Guru SBK
SMP
Penjaga
E. Struktur Organisasi 1. Susunan Komite Sd Kandangan 04 Masa Bakti 2011-2012 a. Ketua
: Komari
b. Wakil Ketua
: Sunaryo
c. Sekretaris I
: Mikalsum
Sekretaris II d. Bendahara I Bendahara Ii
: Basuki : Mubayinah : Warni
e. Seksi-Seksi : 1) Pembangunan
: Rahmat
2) Sarana Prasarana
: Sugeng
3) Pendidikan
: Kohzin
4) Tata Laksana Lingkungan : Purnomo
BAB IV ANALISIS DATA
A. Data Tentang Penguasaan Ilmu Tajwid Dari 4 indikator yang berhubungan dengan penguasaan Ilmu Tajwid terbagi 10 soal tes dengan hasil sebagai berikut: Tabel. 4.1 Nilai Variabel X
No Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3
3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3
4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
Soal Nomor 5 6 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2
7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
8 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2
9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
10 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jml 21 22 26 26 25 28 30 23 27 27 25 28 24 30 28 28 21 29 28 27
Dari hasil nilai tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor penguasaan ilmu tajwid dan skor rata-rata (mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut: a. Mencari interval kelas dengan rumus: K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 (1,301) = 1 + 4,2933 = 5,2933 dibulatkan menjadi 5 b. Mencari rentangan R
=H–L
Keterangan : R = Range H = Batas Tertinggi L = Batas Terendah R = 30 – 21 =9 c. Menentukan interval
i= = = 1,8 di bulatkan menjadi 2 jadi interval kelas adalah 5 dan jumlah interval adalah 2 Untuk mengetahui kualitas variabel penguasaan ilmu tajwid, maka perlu dilihat tabel kualitas variabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penguasaan Ilmu Tajwid
Interval
F
X
fx
Mean
21-22
3
21,5
64,5
23-24
2
23,5
47
25-26
4
25,5
102
27-28
8
27,5
220
29-30
3
2,5
88,5
N = 20
M=
∑
= = 26,1
∑522
Tabel 4.3 Tabel Kualitas Penguasaan Ilmu Tajwid
Interval
Keterangan
29-30
Baik sekali
27-28
Baik
25-26
Cukup
23-24
Kurang
21-22
Sangat kurang
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari variabel penguasaan ilmu tajwid adalah 26.1. hal ini berarti bahwa penguasaan ilmu tajwid siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen adalah cukup, yaitu interval 25-26.
B. Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Dari 4 indikator yang berhubungan dengan kemampuan praktik membaca al-Qur’an diberikan nilai untuk masing-masing indikator sebagai berikut: a) Kelancaran membaca diberi nilai
0 - 10
b) Ketepatan membca diberi nilai
0 - 30
c) Ketepatan pada makharijul huruf diberi nilai
0 - 30
d) Ketepatan pada mad dan qasr diberi nilai
0 - 30
Tabel 4.4 Nilai Variabel Y
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 50 60 70 70 70 80 90 70 80 80 70 80 80 90 80 80 50 80 80 70
Dari data tersebut, kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mencari interval kelas dengan rumus: K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 1 + 3,3 (1,301) = 1 + 4,293 = 5,293 dibulatkan menjadi 5 b. Mencari range R=H–L Keterangan: R = Range H = Batas Tertinggi L = Batas R = 90 – 50 = 40 c. Menentukan interval i= = =8 Jadi interval kelas adalah 5 dan jumlah nterval adalah 8 Untuk mengetahui kualitas variabel penguasaan ilmu tajwid, maka perlu dilihat tabel kualitas variabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Interval
F
X
fx
50-57
2
53.5
107
58-65
1
61.5
61.5
66-73
7
69.5
46.5
74-81
8
77.5
620
82-89
0
85.5
0
90-97
2
93.5
187
N=20
555.7
1462
Mean M=
∑
M= = 73.1
Adapun untuk mengetahui kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas V, maka perlu di buat tabel kualitas kemampuan membaca sebagai barikut: Tabel 4.6 Interval Kualitas Kemampuan Membaca
Interval
Keterangan
82-89
Baik sekali
74-81
Baik
66-73
Cukup
58-65
Kurang
50-57
Sangat kurang
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari variabel kemampuan membaca al-qur’an sebesar 73.1. hal ini
berarti bahwa kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen adalah cukup yaitu pada interval 66-73.
C. Pengujian Hipotesis Dalam peneltian ini terdapat satu hiptesa yang akan di uji secara empirik untuk menentukan hubungan antara penguasaan ilmu tajwid dengan kemampuan praktik membaca al-qur’an. Untuk memudahkan dalam perhitungan maka perlu dibut table kerja sebagai berikut: TABEL 5: KORELASI PRODUCT MOMENT NOM OR RESPONDEN
X
Y
X
Y
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jumlah
21 22 26 26 25 28 30 23 27 27 25 28 24 30 28 28 21 29 28 27 532
5 6 7 7 7 8 9 7 8 8 7 8 7 9 8 8 5 8 8 7 147
441 484 728 754 650 812 900 529 783 729 725 812 576 900 784 812 441 841 812 729 14242
25 3 49 49 49 64 81 49 4 4 49 4 49 81 64 64 25 64 64 49 1103
105 132 182 182 175 224 270 161 216 216 175 224 168 270 224 224 105 232 224 189 3898
2
2
Diketahui: : 20
∑x
: 523
∑y
: 147
∑x2 : 14242
∑y2
: 1103
∑xy
: 1898
N
2. Menghitung nilai Korelasi Product Moment Rumus yang digunakan adalah:
xy
(∑ )(∑ )
∑ =
(∑ )
∑
(∑ )
∑
(523)(147) 20 (535) (147) 1424 − 1103 − 20 20 3898 −
=
. =
{
=
. }{
.
}
3185.9 √13529.9 1047.8 =
3185.9 √14176629 =
3185.9 3765.18
= 0.846
D. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah penulis mengadakan perhitunan serta analisis dengan menggunakan rumus prduct moment, kemudian dicocokan dengan
table nilai r product moment, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Nilai r
product
moment
empiris
diperoleh (0,846).
Setelah
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product moment dengan N=20 degan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai product mment batas penolakan (0,561), dan pada taraf signifikansi 5% diperleh nilai product moment batas penolakan (0,444). Teryata nilai r product moment empiris baik pada taraf signifikansi 1% maupun pada taraf 5% berada di atas batas penolakan r product moment. Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimulkan bahwa ada korelasi yang positif antara penguasaan Ilmu Tajwid dengan kemampuan praktik membaca Al-Qur’an, artinya semakin baik tingkat penguasaan Ilmu Tajwid seseorang akan semakin baik pula kemamuannya membaca Al-Qur’an. Dengan demikian hipotesa yang penulis kemukakan pada bab I terdahulu bahwa : Ada hubungan signifikan antara penguasaan Ilmu Tajwid dengan kemampuan praktik membaca Al-Qur’an terbukti dan dapat diterima.
E. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Hal tersebut bukan karena faktr kesengajaan, namun karena keterbatasan dalam melakukan
penelitian. Adapun beberapa keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dari segi lokasi, penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri Kandangan 04 Bawen dan yang menjadi populasi hanya terbatas pada siswa kelas V saja. Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya berlaku pada siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen. b. Dari indikator yang tertulis dalam BAB I yang sengaja penulis hanya mencantumkan 4 indikator dari variabel (X) yaitu penguasaan Ilmu Tajwid dan 3 indikator untuk variable (Y) yaitu kemampuan praktik membaca al-Qur’an. Hal ini di karenakan penulis menyesuaikan dengan Kurikulum BTA tahun 1999 untuk Sekolah Dasar, sehinggan masih ada materi tajwid yang belum masuk dalam indikator.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang hubungan penguasaan ilmu Tajwid dengan kemampuan praktik membaca al-Qur’an yang telah dipaparkan dari BAB I sampai BAB IV dapat ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Dari analisa data yang telah dihasilkan dengan menggunakan rumus prosentase, maka dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan Ilmu Tajwid siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen bervariasi yaitu sebanyak 15% masuk pada kategori baik sekali, 40% berada pada kategori baik, 20% berada pada kategori cukup dan 10% adalah kurang dan 15% sangat kurang. Rata-rata nilai penguasaan Ilmu Tajwid siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen adalah 26.1. 2. Sedangkan tentang kemampuan prktik membaca al-Qur’an siswa kelas V SD Negeri Kandangan 04 Bawen adalah sebagai berikut : 5% masuk pada kategori istimewa, 10% masuk kategori baik sekali, 30% masuk pada kategori baik, 15% masuk pada kategori cukup, 20% masuk pada kategori kurang dan sisanya 20% masuk kategori kurang sekali. Rata-rata kemampuan praktik membaca al-Qur’an adalah 69,9.
3. Setelah dianalisis dengan menggunakan rumus product moment, maka diperoleh nilai r product moment 0,846. Kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik product N=20, pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai product moment batas penolakan (0,561). Artinya bahwa r hitung > r Tabel sehingga Ho di tolak. Dengan demikian maka dapat di simpulkan bahwa : “ Ada Hubungan Yang Signifikan Antara Penguasaan Ilmu Tajwid Dengan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V SD Negeri Bawen 04 Tahun 2012.
B. Saran 1. Untuk Orang Tua a. Mengingat betapa pentngnya membaca al-Qur’an bagi umat islam, maka hendaknya orang tua berusaha semaksimal mungkin agar anaknya dapat membaca al-Qur’an. b. Karena terbatasnya jam pelajaran Agama Islam, khusunya BTA maka diharapkan kepada orang tua yang mampu membaca alQur’an untuk mengajar anaknya membaca al-Qur’an, bagi yang tidak mampu hendaknya menitipkan anaknya untuk belajar membaca al-Qur’an kepada Ustad atau TPA yang ada di lingkungannya. 2. Untuk Guru
a. Penguasaan Ilmu Tajwid sangat penting untuk dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, untuk itu diharapkan guru Pendidikan
Agama
Islam
mengoptimalkan
pelaksanaan
pelajaran Tajwid. b. Mengingat terbatasnya jam pelajaran BTA hendaknya guru-guru pendidikan Agama Isalam mengadakan kagiatan ekstrakurikuler khusus untuk Baca Tulis al-Qur’an. 3. Untuk Siswa a. Al-Qur’an merupakan pedoman serta petunjuk bagi umat Islam, baik untuk kehidupan di dunia lebih-lebih kehidupan di akhirat nanti. Maka dari itu sejak kecil wajib memelajarinya mulai dari cara membaca, menulis dan memahami isi kandungan alQur’an. b. Agar dapat membaca al-Qur’an dengan benar, maka harus mempelajari ilmu yang membahas tentang cara membaca alQur’an dengan baik dan benar yaitu ilmu tajwid. 4. Untuk Lembaga STAIN Sebagai lembaga yang menghasilkan calon-calon endidik muslim, sudah seharusnya membekali mereka dengan ilmu-ilmu tentang alQur’an, jangan sampai ada alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang tidak dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga betapapun kecilnya skripsi ini daat bermanfaat. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kalancaran penulisan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Jalaludin Ibn Abi Bakar As-Suyuti, Al-Jami’us Shohir, Beirut : Dar Al-Fikr, tt.P Ali Ash Shabuuni, Muhammad, At Tibyan Fii ‘Ulumil Quran, Jakarta: Percetakan Kitab Arab Indonesia,tt. Ali Muhammad, Pelaksanaan Pengajaran Membaca dan Menulis Al-Quran di MI Kalibening, Skripsi, Salatiga: Perpustakaan Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, 2003. Amin, Mohamad, et, al., Materi Pokok Quran Hadis, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1998. Arikunto, Suharsimi, Prsedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Arthur W. Heilman, Principles of Teaching Reading, Clmbus: Charles E. Merril Publishing Co, 1967. Asy’ari, Abdullah, Pelajaran Tajwid, Surabaya: Apollo,tt Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran,1998 Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Haurlock, B%. Elizabeth, Child Development, ( London; Mc. Grw Hill International Book Camany,tt) Hasan, Ali dan H. Syafii, Pendidikan Pengamalan Ibadah, Jakarta : Dirjen Binbaga Islam Depag R.I, 1994
Hasan, Ali, Pendidikan Pengamalan Ibadah, Jakarta : Dirjen Binbaga Islam Depag R.I, 1996. Hasan, Karnadi, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang : Tarbiyah Press, 2004. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Muslim, Imam, Shahih Muslim, Surabaya: Al-Hidayah,tt. Nawawi, Hadari dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada Press, 1995. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka, 1985. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. Sujana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001. Sumanto, Metodologi Penelitia Sosial dan Pedidikan, Yogyakarta: Andi Ofset, 1995 Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian , Jakarta: PN. Rajawali Press, tt. Tim Pembina BTA Jawa Tengah, Garis-gars besar Program Pengajaran Baca Tulis Al-Quran Sekolah Dasar, Semarang: Kantor Wilayah Depatemen Agama Jawa Tengah.
INSTRUMEN PENGUMPUL DATA PENGUASAAN ILMU TAJWID I.
II.
Identitas Siswa 1. Nama
:
2. No. Absen
:
3. Kelas
:
Petunjuk Pengisian 1. Sebelum menjawab pertanyaan dibawah ini tulislah identitas anda dengan benar pada kolom yang tersedia! 2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan memberi tanda (x) pada huruf a,b atau c didepan jawaban yang anda pilih!
III.
Daftar Pertanyaan 1. Apa yang anda ketahui tentang ilmu Tajwid? a. Ilmu yang mempelajari tentang cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. b. Ilmu yang mempelajari cara membaca al-Qur’an. c. Ilmu yang mempelajari cara menulis al-Qur’an. 2. Menurut anda pentingkah mempelajari ilmu tajwid bagi umat islam? a. Sangat penting. b. Agak penting. c. Tidak begitu penting.
3. Dalam membaca al-Qur’an, apakah anda selalu memperhatikan tanda baca? a. Selalu. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah. 4. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk mempelajari Ilmu Tajwid? a. Atas kemauan saya sendiri. b. Karena disuruh orang tua. c. Karena ajakan teman. 5. Apakah tujuan utama anda mempelajari Ilmu Tajwid? a. Agar dapat membaca al-qur’an dengan baik dan benar. b. Agar pandai. c. Sekedar mengikuti teman. 6. Apabila anda mengalami kesulitan dalam belajar Ilmu Tajwid, apa yang anda lakukan? a. Bertanya kepada ustad. b. Bertanya teman. c. Diam saja. 7. Menurut anda apakah ada perbedaan antara yang disadari dengan Ilmu Tajwid dengan yang tidak dalam membaca al-Qur’an? a. Sangat berbeda. b. Biasa saja, yang penting dapat membaca al-qur’an.
c. Sama saja. 8. Apabila anda mendengar seseorang membaca al-qur’an yang tidak sesuai dengan kaidah Ilmu Tajwid, apa yang anda lakukan? a. Menegur dan membetulkan. b. Menegur saja. c. Diam saja. 9. Apabila anda sedang membaca al-qur’an apakah selalu menerapka Ilmu Tajwid yang telah anda pelajari? a. Ya, selalu. b. Ya, kadang-kadang. c. Tidak, yang penting saya dapat membaca. 10. Menurut anda lebih penting mana belajar membaca al-qur’an dengan belajar Ilmu Tajwid? a. Sama pentingnya. b. Penting belajar tajwid. c. Penting belajar membaca al-qur’an.
Data Responden
TABEL 4.3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden Dina tri Rahmawati Robi Ismawanto Sulistyo Dinar Gilar Lany Kiki Widyawati Ludya Pratiwi Agung Fajar Pratama Ahmad Wildan Faza Aji Yutrisna Riswanda Andini Mutiara Safitri Anisa Indri Wulandari Arif Fajar Surya Arivia Sukma Lestari Boby Ega Kusuma Fiti Muarifah Gilang Samodra Hapsari Prahastiwi Lita Tri Afriliani Maulinda Verna Dewi Maya Kartika Viskasari
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan