Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten Kembangbilo Ville Tuban Nurus Safa’ah STIKES NU TUBAN ABSTRAK Masalah: Angka kejadian penyimpangan status mental emosional anak di TK Hidayah kelompok A di desa Kembangbilo dengan 12 responden didapatkan hasil sebesar 83,3% (10 anak) menyimpang dan 16,7% normal (2 anak). Dari 83,3% yaitu sebanyak 10 anak, 50% (6 anak) adalah anak yang belum pernah mendapatkan pendidikan playgroup, sedangkan 33,3% (4 anak) adalah anak yang mengikuti pendidikan playgroup. Metode: Populasi dalam penelitian ini semua wali murid TK Hidayah kelompok A desa Kembangbilo Tuban sebanyak 30 responden. Sedangkan sampel penelitian ini sebagian wali murid kelompok A TK Hidayah desa Kembangbilo Tuban sebanyak 28 responden. Menggunakan teknik simple random sampling dengan uji koefisien kontingensi. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuisioner. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan bentuk analitik observasional, dengan pendekatan waktu cross sectional. Hasil: Hasil penelitian didapatkan data sebagian besar anak TK Hidayah pernah melalui pendidikan di playgroup yaitu 17(60,7%). Sedangkan dari 11 anak yang tidak playgroup sebagian besar perkembangan emosionalnya menyimpang yaitu 9(81,8%). Analisis: Hasil analisis dengan program SPSS versi 11.5 dengan uji koefisien kontingensi (C) disimpulkan H1 diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara pendidikan di playgroup dengan perkembangan emosional anak TK Hidayah, dibuktikan dengan p = 0,016, maka p < α dengan nilai C = 0,415, yang berarti hubungan antar variabel sangat kuat. Simpulan: Perkembangan emosional dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak bersosialisasi. Semakin luas tempat ia bersosialisasi maka semakin minim resiko anak mengalami permasalahan emosi dan sebaliknya. Kata kunci: pendidikan playgroup, perkembangan emosional ABSTRACT Introduction: The incidence of mental aberration emotional status children in Hidayah kindergarten group A with 12 respondents, results obtained for 83.3% (10 children) aberrate and 16.7% normal (2 children). From 83.3% as many as 10 children, 50% (6 children) are children who have never received playgroup education, while 33.3% (4 children) is the education of children who attend playgroup. Methode: The population in this study are all student parents in Hidayah kindergarten group A Kembangbilo village Tuban there are 30 respondents. While the study sample is part of group A parents student in Hidayah kindergarten Kembangbilo village Tuban there are 28 respondents. By using simple random sampling technique to test contingency coefficient. Collecting data using interviews and questionnaires. This research type is quantitative research, this form is observational analytic with cross sectional approach. Result: Result in this research with most of the children in Hidayah kindergarten ever through education in playgroup that 17 (60.7%). While most of the emotional development aberrate of 11 children in Hidayah kindergarten who never through education in playgroup are 9 (81.8%). Analyze: Result of analysis using SPSS version 11.5 for windows to test contingency coefficient (C) is H1 acceptable means there is a significant corelate between education in playgroup with emotional development child in Hidayah kindergarten Kembangbilo village, with a significance level α = 0.05 showed the value of p = 0.016, p <α with C = 0.415 that showed strongly corelate between that variabel. Discussion: Emotional development is strongly influenced by the environment in which children socialize. The more spacious place to socialize it, the more minimal the risk of children experiencing emotional problems. Keywords: education in playgroup, emotional development
PENDAHULUAN Playgroup merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Playgroup adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini, khususnya usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Sasaran playgroup yaitu kelompok usia 3-4 tahun (Zainal Aqib, 2011). Ruang lingkup program kegiatan playgroup mencakup bidang pengembangan
pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan, meliputi nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni (Tim Bina Potensi, 2011). Pengembangan sosial emosional turut menjadi ruang lingkup untuk anak usia dini. Seringkali pada anak usia dini terjadi masalah dalam perkembangan emosionalnya, bentuk-bentuk permasalahan tersebut diantaranya agresivitas, kecemasan, temper tantrum, menarik diri, takut
berlebihan, kekurangan afeksi, hipersensitivitas, dan bunuh diri (Riana Mashar, 2011). Dari survei pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 9 November 2012 dengan cara memberikan kuesioner dan wawancara pada wali murid TK Hidayah kelompok A di desa Kembangbilo dengan 12 responden didapatkan hasil, angka kejadian penyimpangan status mental emosional sebesar 83,3% (10 anak) menyimpang dan 16,7% normal (2 anak). Dari 83,3% yaitu sebanyak 10 anak, 50% (6 anak) adalah anak yang belum pernah mendapatkan pendidikan playgroup, sedangkan 33,3% (4 anak) adalah anak yang mengikuti pendidikan playgroup. Menurut Broufenbrenner (dalam Santrock, 2000, Patmonodewo 2000, dan Riana Mashar 2011) perkembangan anak dipengaruhi oleh 5 sistem lingkungan, terdiri dari: mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Lingkungan mikrosistem merupakan setting dimana anak hidup, meliputi keluarga inti, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling dekat dengan agen-agen sosial berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman sebaya, dan guru. Lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak termasuk perkembangan emosional, yang pada anak usia dini sering mengalami permasalahan emosi. Dengan semakin sempitnya sosialisasi anak pada usia dini maka akan semakin rentan terjadi masalah emosi. Lingkungan mesosistem yang mempengaruhi seperti pelayanan kesehatan. Lingkungan ekosistem adalah yang berhubungan dengan dunia luar seperti tetangga, teman keluarga, dan media massa. Sedangkan lingkungan makrosistem adalah meliputi sikap dan ideologi budaya. Dan lingkungan kronosistem berkaitan dengan sejarah kehidupan lingkungan dan perubahanperubahan yang terjadi didalamnya. Perkembangan emosional anak harus dilatih sejak dini agar bisa sesuai dengan tahap perkembangan seusianya. Salah satu cara untuk mengasah emosional adalah dengan cara mengenalkan sejak dini dengan dunia luar selain keluarga inti atau dengan mengikutsertakan pada pendidikan playgroup, sehingga anak bisa mengenal dan mempelajari bagaimana cara bersosialisasi dengan temannya, yang harus membutuhkan suatu pengaturan emosi yang sangat baik agar bisa diterima oleh kelompok anak lain.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan bentuk analitik observasional, dengan pendekatan waktu cross sectional dan hipotesis “Ada hubungan pendidikan di playgroup dengan perkembangan emosional anak di TK Hidayah desa Kembangbilo Tuban”. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi suatu titik perhatian atau penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah pendidikan di playgroup sedangkan variabel dependennya adalah perkembangan emosional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wali murid TK Hidayah kelompok A desa Kembangbilo Tuban sebanyak 30 responden dan sampel penelitian adalah sebagian wali murid kelompok A TK Hidayah desa Kembangbilo Tuban sebanyak 28 responden. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling dan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber primer yang berasal dari wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu teknik statistik yang digunakan untuk mengolah data dalam bentuk angka (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien kontingensi karena pada variabel independen menggunakan skala nominal dan variabel dependen menggunakan skala nominal dengan α = 0,05. Jadwal penelitian berlangsung pada bulan Februari 2013 yang dilakukan di TK Hidayah desa Kembangbilo Kabupaten Tuban. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Pendidikan di Playgroup TK Hidayah Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban pada Bulan Februari Tahun 2013 Distribusi frekuensi pendidikan di playgroup TK Hidayah Tahun 2013 disajikan pada tabel 1.1:
Tabel 1.1 METODE PENELITIAN
Distribusi Frekuensi Pendidikan di Playgroup TK Hidayah Desa Kembangbilo
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban pada Bulan Februari Tahun 2013 No 1. 2
Pendidikan di Frekuensi Persentase Playgroup Tidak 11 39,3% Ya 17 60,7% Jumlah 28 100% Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2013 Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dari 28 orang responden sebagian besar adalah melalui pendidikan di playgroup yaitu 17 (60,7%). Playgroup merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Playgroup adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini, khususnya usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Sasaran playgroup yaitu kelompok usia 3-4 tahun (Zainal Aqib, 2011). Berdasarkan penelitian, walaupun seharusnya anak usia 3-4 tahun sudah mendapat pendidikan di playgroup, namun kenyataannya masih banyak anak di TK Hidayah yang tidak mengikuti pendidikan di playgroup karena berbagai alasan. Pendidikan di playgroup merupakan tempat untuk mengembangkan kemampuan meliputi nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Dengan mengikuti pendidikan di playgroup maka anak akan mengenal lingkungan sosialisasi yang lebih luas dari lingkungan keluarga, yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan kemampuan tidak hanya sosial emosional tetapi juga kognitif, bahasa, dan seni yang diterapkan melalui kegiatan bermain sambil belajar. Peran guru dalam mendidik anak playgroup sangat penting. Guru harus memahami cara menghadapi anak-anak yang sedang mengalami masalah emosi. Distribusi Frekuensi Perkembangan Emosional Anak TK Hidayah Distribusi frekuensi perkembangan emosional anak TK Hidayah Tahun 2013 disajikan pada tabel 1.2:
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Perkembangan Emosional Anak
TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban pada Bulan Februari Tahun 2013 No Perkembangan Frekuensi Persentase Emosional 1. Menyimpang 15 53,6% 2 Normal 13 46,4% Jumlah 28 100% Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2013 Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa dari 28 orang responden sebagian besar perkembangan emosionalnya menyimpang yaitu 15 (53,6%). Menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf (2008) berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam). Emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Yang dimaksud warna afektif ini adalah perasaanperasan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi tertentu. Contohnya gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci (tidak senang), dan sebagainya. Menurut Broufenbrenner (dalam Santrock, 2000, Patmonodewo 2000, dan Riana Mashar 2011) perkembangan anak dipengaruhi oleh 5 sistem lingkungan, terdiri dari: mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Lingkungan mikrosistem merupakan setting dimana anak hidup, meliputi keluarga inti, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling dekat dengan agen-agen sosial berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman sebaya, dan guru. Lingkungan mesosistem yang mempengaruhi seperti pelayanan kesehatan. Lingkungan eksosistem adalah yang berhubungan dengan dunia luar seperti tetangga, teman keluarga, dan media massa. Sedangkan lingkungan makrosistem adalah meliputi sikap dan ideologi budaya. Dan lingkungan kronosistem berkaitan dengan sejarah kehidupan lingkungan dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya. Pada anak usia dini sering terjadi masalah dalam perkembangan emosionalnya, bentuk-bentuk permasalahan tersebut diantaranya agresivitas, kecemasan, temper tantrum, menarik diri, takut berlebihan, kekurangan afeksi, hipersensitivitas, dan bunuh diri (Riana Mashar, 2011).
Hasil penelitian didapatkan perkembangan emosional anak di TK Hidayah sebagian besar menyimpang. Hal ini bisa dikarenakan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang utama adalah faktor lingkungan yang terdiri dari: mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Namun pada kenyataannya, dari berbagai faktor tersebut sebagian besar anak di TK Hidayah, lingkungan sosialisasinya hanya dimaksimalkan pada lingkungan keluarga, oleh karena itu perkembangan emosionalnyapun sebagian besar mengalami penyimpangan. Menurut pendapat peneliti, perkembangan emosi pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia bersosialisasi. Lingkungan sosialisasi yang terbatas pada lingkungan keluarga, yang terjadi seringkali keluarga memanjakan anak, namun pada lingkungan yang lebih besar dari keluarga maka anak akan belajar untuk mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya untuk beradaptasi dengan orang lain. Sikap orang tua yang terlalu berlebihan memanjakan, akan membuat anak tidak mampu untuk melatih emosinya dengan baik, sehingga akan mudah mengalami masalah emosi, Tabel Silang Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak TK Hidayah Distribusi frekuensi hubungan pendidikan di playgroup dengan perkembangan emosional anak TK Hidayah Tahun 2013 disajikan pada tabel 1.3: Tabel 1.3 Tabel Silang Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban pada bulan Februari 2013 Perkembangan Emosional Pendidikan di Total Playgroup Menyimpang Normal Tidak 9 (81,8%) 2 (18,2%) 11 (100%) Ya 6 (35,3%) 11 (64,7%) 17 (100%) Total 15 (53,6%) 13 (46,4%) 28 (100%) Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2013 Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa dari 28 responden, hampir seluruhnya yang perkembangan emosionalnya menyimpang 9 (81,8%) adalah yang tidak melalui pendidikan di playgroup. Hasil penelitian didapatkan data sebagian besar anak TK Hidayah pernah melalui pendidikan di playgroup yaitu
17(60,7%). Sedangkan dari 11 anak yang tidak playgroup sebagian besar perkembangan emosionalnya menyimpang yaitu 9(81,8%). Hasil analisis dengan program SPSS versi 11.5 dengan uji koefisien kontingensi (C) disimpulkan H1 diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara pendidikan di playgroup dengan perkembangan emosional anak TK Hidayah, dibuktikan dengan p = 0,016, maka p < α dengan nilai C = 0,415, yang berarti hubungan antar variabel sangat kuat. Menurut Broufenbrenner (dalam Santrock, 2000, Patmonodewo 2000, dan Riana Mashar 2011) perkembangan anak dipengaruhi oleh 5 sistem lingkungan, terdiri dari: mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Lingkungan mikrosistem merupakan setting dimana anak hidup, meliputi keluarga inti, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling dekat dengan agen-agen sosial berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman sebaya, dan guru. Lingkungan mesosistem yang mempengaruhi seperti pelayanan kesehatan. Lingkungan eksosistem adalah yang berhubungan dengan dunia luar seperti tetangga, teman keluarga, dan media massa. Sedangkan lingkungan makrosistem adalah meliputi sikap dan ideologi budaya. Dan lingkungan kronosistem berkaitan dengan sejarah kehidupan lingkungan dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya. Menurut Wenar (1994) dalam Riana Mashar (2011) lingkungan terdekat anak adalah lingkungan yang terkait dimensi interpersonal, yang menekankan pada interaksi antar individu seperti antara anak dan orang tua, saudara kandung, teman sebaya, dan guru. Interaksi anak dengan lingkungan terdekat mengakibatkan besarnya pengaruh lingkungan ini terhadap perkembangan emosi anak. Dari hasil penelitian didapatkan, pendidikan di playgroup sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosional anak. Anak yang pernah menjalani pendidikan di playgroup sebagian besar perkembangan emosionalnya normal dan sebaliknya anak yang tidak pernah menjalani pendidikan di playgroup hampir seluruhnya perkembangan emosionalnya menyimpang. Perkembangan emosional sangat ditentukan oleh lingkungan tempat ia bersosialisasi. Semakin sempit area sosialisasi anak maka akan sangat rentan anak mengalami permasalahan emosi yang kerap dialami oleh anak usia dini, namun sebaliknya
semakin luas area sosialisasi maka permasalahan emosi pada anak akan bisa diminimalkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pendidikan di playgroup dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak, Semakin sempit area sosialisasi anak maka akan sangat rentan anak mengalami permasalahan emosi. Saran Diharapkan dengan penelitian ini masyarakat mampu mengenalkan pendidikan playgroup pada anak-anaknya yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan emosional anak. DAFTAR PUSTAKA 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7. 8.
Aqib, Zainal. Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia.2001 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.2006 Mashar, Riana. Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya.2011 Jakarta: Prenada Media Group. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.2008 Tim Bina Potensi. Pedoman Teknis.2011 Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Bandung: Nuansa Aulia.2011 Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.2008. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.