HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN Nur Aini Rahmawati ABSTRAK
Perkembangan anak usia dini di Jawa Tengah masih sangat belum optimal hal tersebut dikarenakan kurangnya partisipasi orangtua dalam memperhatikan pendidikan anaknya serta kurangnya lembaga pendidikan untuk anak usia dini, dengan demikian pemerintah terus berupaya untuk memberikan perhatian terhadap penyelenggaraan program PAUD melalui Direktorat pembinanaan pendidikan anak usia dini dengan memberi dukungan untuk mengembangkan berbagai program pelayanan PAUD. Menurut Lembaga Pendidikan Usia Dini bahwa di Indonesia angka partisipasi PAUD masih sangat rendah 20% dari 20 juta anak usia 0-8 tahun dapat mengikuti PAUD. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan penelitian ini adalah seluruh anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten yang berjumlah 80 anak, jumlah sampel 32 orang, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling alat pengumpulan data angket. Analisis data menggunakan distribusi chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng Klaten Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten adalah sesuai sebanyak 21 orang (65,6%). Pendidikan anak usia dini dapat mempengaruhi perkembangan anak pada aspek : gerak halus, gerak kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten. Simpulan menunjukkan bahwa Pendidikan anak usia dini dapat mempengaruhi perkembangan anak pada aspek : gerak halus, gerak kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten. Disarankan orangtua mengerti pentingya pendidikan anak usia dini sehingga orangtua mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan pendidikan anak usia dini, sehingga perkembangan anak menjadi lebih baik. Kata Kunci
: Pendidikan Usia Dini, Perkembangan Anak
24 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
I.
PENDAHULUAN Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak adalah masa terpanjang dalam rentang kehidupan seseorang, saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung dengan orang lain. Masa kanak-kanak dimulai setelah bayi yang penuh dengan ketergantungan, yaitu kira-kira dari usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual,kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk laki-laki. Masa kanak-kanak dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur 2-6 tahun, dan periode akhir pada masa usia 6 sampai tiba saatnya secara seksual. Garis pemisah ini sangat penting, khususnya digunakan untuk anak-anak yang belum mencapai wajib belajar diperlakukan sangat berbeda dari anak yang sudah masuk sekolah,sedangkan para pendidik menyebut sebagai tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia pra sekolah (Ayunita ,2013). Menurut data Depdiknas di Indonesia keadaan sumber daya manusia hingga saat ini masih cukup memprihatinkan, kondisi yang dimaksud menyangkut masalah perkembangan anak. Dari hasil berbagai penelitian, Indonesia berada di tingkat 102 dari 162 negara yang diteliti, jauh dibawah Negara ASEAN lainnya. Hal ini terjadi karena selama ini perhatian kita terhadap pendidikan, khususnya pendidikan bagi anak usia dini demikian rendah. Padahal pengembangan kualitas sumber daya manusia haruslah dimulai sejak dini. Laporan hasil analisis dari Tim Education for all pada tahun 2012 menyadarkan kita bahwa masih banyak anak-anak yang berusia dini 0-8 tahun yang belum terlayani pendidikannya sehingga perkembangan anak usia dini di Indonesia pun menjadi memprihatinkan. Menurut data Depdiknas perkembangan anak usia dini di Jawa Tengah masih sangat belum optimal hal tersebut dikarenakan kurangnya partisipasi orangtua dalam memperhatikan pendidikan anaknya serta kurangnya lembaga pendidikan untuk anak usia dini, dengan demikian pemerintah terus berupaya untuk memberikan perhatian terhadap penyelenggaraan program PAUD melalui Direktorat pembinaan pendidikan anak usia dini dengan memberi dukungan untuk mengembangkan berbagai program pelayanan PAUD. Menurut Lembaga Pendidikan Usia Dini bahwa di Indonesia angka partisipasi PAUD masih sangat rendah 20% dari 20 juta anak usia 0-8 tahun dapat mangikuti PAUD. Dunia Internasional mendefinisikan PAUD sebagai pendidikan anak usia 0-8 tahun sedangkan di Indonesia kategori PAUD berlaku anak usia 0-6 tahun saja. Depdiknas menyatakan bahwa jumlah anak usia dini di Indonesia hingga akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 28.364.300 anak yang mengikuti PAUD sedangkan yang mengikuti jalur formal dan non
Nur Aini Rahmawati, Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini ….
25
formal sebanyak 13.228.812 anak. Menurut data Depdiknas total anak usia 0-6 tahun di provinsi Jawa Tengah 3.104.630, dari jumlah tersebut sekitar 2.123.737 juta anak yang terlayani dan 980.893 anak yang belum terlayani (Depdiknas, 2012). Perkembangan adalah adanya pertambahan kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diprediksi sebagai hasil dari proses pematangan, seperti : perjalanan menjadi dewasa, proses dari suatu organisme individu tumbuh secara organik, murni biologis atau adanya suatu peristiwa suatu organisme yang berubah secara bertahap dan sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Perkembangan ini sangat bersifat kualitatif, sistematis, progresif dan berkesinambungan. Oleh karena itu, membutuhkan waktu yang sangat lama. Perkembangan ini menyangkut adanya proses deferesiansi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Yasid, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November 2013 di desa Tegal Tawanrejo Bareng, Klaten terdapat 80 anak berusia 4-5 tahun. Dari 80 anak terdapat 31 anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini. Hasil pendataan masih banyak terdapat anak yang belum mengikuti pendidikan anak usia dini dan anak-anak tersebut memiliki keterlambatan dalam perkembangannya dibandingkan anak-anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten” II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan waktu cross sectional pada penelitian observasional peneliti hanya melakukan observasi atau pengamatan dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek yang diobservasi sekaligus dalam waktu yang bersama (Notoatmodjo 2012). penelitian dilakukan di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten dilakukan pada bulan Mei 2013. Sampel dari penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang mengikuti pendidikan usia dini dan yang tidak mengikuti pendidikan usia dini di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten sebanyak 32 anak.
26 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
Teknik sampling pada penelitian ini adalah accidental sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur yang berupa KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) dan lembar angket yang bersifat langsung untuk mengumpulkan data anak yang mengikuti pendidikan usia dini dan anak yang tidak mengikuti pendidikan anak usia dini . Pengisian dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan juga menjelaskan kegunaan pertanyaan yang ada pada KPSP dan lembar angket. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariate menggunakan uji chi square. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Usia Dini di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten No Pendidikan Usia Dini Frekuensi % 1 Ikut 16 50 2 Tidak Ikut 16 50 Jumlah 32 100 Sumber: Data Primer 2014 Tabel 2.
No 1 2 3
Distribusi Frekuensi perkembangan gerak halus, gerak kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten Perkembangan Frekuensi % Sesuai 21 65,6 Meragukan 11 34,4 Penyimpangan 0 0 Jumlah 32 100 Sumber: Data Primer 2014
2. Hubungan pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun Tabel 3. Hubungan pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo, Bareng, Klaten Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Total Pendidikan Sesuai Meragukan Penyimpangan p χ2 Usia Dini F % F % F % F % Ikut 14 43,8 2 6,3 0 0 16 50 6.788 0.023 Tidak Ikut 7 21,9 9 28,1 0 0 16 50 Jumlah 21 65,6 11 34,4 0 0 32 100 Sumber: Data Primer 2014
Nur Aini Rahmawati, Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini ….
27
B. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa anak yang mengikuti pendidikan usia dini sebanyak 16 anak dengan perkembangan sesuai sebanyak 14 anak (43,8%). Secara umum tujuan pendidikan usia dini adalah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Senada dengan tujuan diatas, Solahuddin (2005) menyatakan bahwa tujuan pendidikan usia dini adalah menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Sedangkan menurut Suryanto (2005) tujuan pendidikan usia dini adalah untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai filsafah suatu bangsa. Hasil penelitian untuk anak yang tidak mengikuti Pendidikan usia dini sebanyak 11 anak dengan perkembangan sesuai sebanyak 7 anak (21,9%). Menurut Widodo Judarwanto salah satu faktor yang paling sering mempengaruhi perkembangan adalah pendidikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina ambarwati (2011), tentang perbedaan perkembangan anak usia 3-4 tahun yang mengikuti pendidikan usia dini dan yang tidak mengikuti pendidikan usia dini di Desa Kadirejo Karanganom Klaten bahwa anak yang mengikuti pendidikan PAUD perkembangannya lebih baik. Didukung juga dengan penelitian Maryani (2012) Hubungan status Gizi dengan Perkembangan anak usia 1-3 tahun di Desa Keprabon Kecamatan Polanharjo. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan chi square didapatkan hasil bahwa ada hubungan pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo, Bareng, Klaten dengan didapatkan nilai χ2= 6,788 dengan nilai p value = 0,023 (p< 0,05). Hasil ini dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak jadi ada ada hubungan pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo, Bareng, Klaten. Dari 35 anak yang mengalami penyimpangan tidak ada, hal ini dapat terjadi karena dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, di mana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramusinta bahwa status kesehatan serta stimulasi perkembangan anak yang diberikan pada setiap orang tua sangat berpengaruh terhadap
28 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
perkembangan bayi khususnya pada motorik kasar. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Ambarwati (2011), tentang perbedaan perkembangan anak usia 3-4 tahun yang mengikuti pendidikan usia dini dan yang tidak mengikuti pendidikan usia dini di Desa Kadirejo Karanganom Klaten” bahwa ada Perbedaan perkembangan anak usia 3-4 tahun yang mengikuti pendidikan usia dini dan yang tidak mengikuti pendidikan usia dini di Desa Kadirejo Karanganom Klaten. Stimulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang tua terdekat.Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang bayi bahkan gangguan perkembangan yang menetap. Tetapi stimulasi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan saat pemberian akan sia-sia saja. Untuk stimulasi harus menyesuaikan dengan usia anak (DepKes RI; h. 15). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng Klaten Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten adalah sesuai sebanyak 21 orang (65,6%). 2. Perkembangan anak usia 4-5 tahun yang mengikuti PAUD di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten adalah sesuai sebanyak 14 orang (43,8%). 3. Perkembangan anak usia 4-5 tahun yang tidak mengikuti PAUD di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten adalah meragukan sebanyak 9 orang (28,1%). 4. Pendidikan anak usia dini dapat mempengaruhi perkembangan anak pada aspek : gerak halus, gerak kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak usia 4-5 tahun di Desa Tawanrejo Bareng, Klaten
Nur Aini Rahmawati, Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini ….
29
DAFTAR PUSTAKA A.Aziz
Alimul Hidayat. Ilmu Kesehatan Anak. Salemba Medika : Jakarta
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta Ayunita. 2013. Panduan Lengkap Mencerdaskan Otak Anak Usia 1-6 Tahun. Jakarta: Araska Publisher. Burhan Elfanany. 2013. Anak Pra Sekolah: Jakarta Chandra Ima. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan. Klaten. Stikes Muhammadiyah Klaten. Depkes RI. Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak : Jakarta,2010 Notoadmodjo, S. 2010. Dian Andriana. 2011. Tumbuh Kembang Anak : Jakarta Hanum Mariambi. 2010. Tumbuh Kembang Anak : Jakarta Maryani.2012. Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun. Klaten. Stikes Muhammadiyah Klaten. Narendra, M.B. 2013. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. PT Sagung Seto : Jakarta Nursalam. 2005. Hubungan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan. Salemba Medika: Jakarta Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta Rina Ambarwati.2011. Perbedaan Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud . Klaten. Stikes Muhammadiyah Klaten. Sudarna. 2014. Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Genius Publiser: Jakarta Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta : Bandung Sumanto,M.A. Psikologi Perkembangan: Jakara Suyadi. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta Yasid Bustomi. 2012. Panduan Lengkap Paud. Citra Publising. Jakarta