Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
Hubungan Motivasi Kerja Dan Tingkat Stress Dengan Prestasi Kerja Karyawan di Kentucky Fried Chicken UGM Yogyakarta Yuri Murdo*) Abstract This study analyzes the relationship work motivation and the level of stress with employees' performance in the Kentucky Fried Chicken UGM Yogyakarta. Data used in this research is primary data from the Kentucky Fried Chicken UGM Yogyakarta. The analytical method used is a regression model, which is used is multiple regression. The results showed that, first there is a positive relationship between motivation working with work performance of 2.929, and there is a negative relationship between levels of stress with work performance of -572. Based on the R squere 0.523 = 52.3% stated the relationship between work motivation levels of stress with work performance is still in the medium category. The second figure 0.28 coefficient of work motivation, arttinya if moivasi as level of employment rose 1%, then presasi employment rose 0.28%, while the number of stress-level coefficient of -0.054 means that when stress levels increase by 1% then the performance increase - 0.054% A. PENDAHULUAN Perusahaan disamping mengembangkan produknya juga harus memperhatikan tenaga kerjanya. Pihak pimpinan perusahaan harus terus berusaha untuk memberikan motivasi kerja kepada karyawannya, khususnya untuk dapat memahami tentang pentingnya memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, sehingga tidak kalah bersaing dengan rumah makan siap saji lainnya. Persaingan yang dimaksud adalah persaingan yang sehat dalam rangka meningkatkan prestasi, baik prestasi perusahaan maupun karyawan. Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan padanya. Prestasi kerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berinteraksi, baik faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar diri karyawan. Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut berpengaruh dan berhubungan langsung dengan tinggi rendahnya prestasi kerja karyawan. Selain motivasi kerja, unsur psikologis lain yang penting untuk diperhatikan oleh manajer dalam usahanya meningkatkan prestasi kerja karyawan adalah apa yang disebut dengan stress. Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Kondisi yang dapat menyebabkan stress pada karyawan perusahaan KFC salah satunya yaitu kondisi kerja dan kondisi psikologis karyawan. Yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan KFC UGM diantaranya ialah adanya gaji yang pasti tiap bulannya, kenaikan gaji, Tunjangan kesejahteraan yang terjamin. Sedangkan yang dapat mempengaruhi tingkat stress kerja karyawan KFC UGM antara lain : Konflik antar karyawan, keadaan psikologis karyawan, dan beban pekerjaan yang terlalu berat. Stress dapat terjadi negatif atau positif. Stress yang positif terjadi karena _______________________ *) Penulis adalah Dosen STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta
ISSN-1411-3880
90
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
pada saat individu berada dibawah tekanan yang luar biasa besarnya, individu justru merasa mampu, menjadi bergairah dan bahkan secara positif menjadi sangat sukses. Stress yang seperti inilah yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dalam usaha meningkatkan prestasi kerja karyawannya, sedangkan stress yang negatif bisa terjadi karena individu dari seseorang tidak menghadapi banyak tekanan atau tantangan, sehingga orang tersebut kemungkinan besar tidak melakukan usaha yang tinggi untuk menghadapinya, maka dalam melakukan tugas-tugasnya tidak produktif, semangat dan energi menurun, kreatifitas dan inovasi berkurang. Dengan mengetahui motivasi kerja dan tingkat stress karyawan, akan membantu manajer dalam usahanya meningkatkan prestasi kerja karyawan. Karena adanya peningkatan prestasi kerja karyawan berarti pula peningkatan terhadap prestasi perusahaan. Demikian pula halnya dengan yang terjadi di KFC UGM Yogyakarta. KFC UGM tidak terlepas dari permasalahan semacam itu, dimana prestasi kerja karyawan kemungkinan juga dipengaruhi oleh motivasi kerja dan tingkat stress, di samping faktor-faktor yang lain seperti pengetahuan, keterampilan, disiplin dan lain sebagainnya. B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manajemen sumberdaya manusia (T. Hani Handoko, 2000:5) adalah penarikan, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Jadi manajemen sumberdaya manusia merupakan “pengakuan” terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai sumberdaya manusia yang vital bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasai, dan pemanfaatan berbagai fungsi dan keinginan personalia untuk menjamin bahwa karyawan digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi dan masyarakat. 2. Motivasi Kerja Pengertian motivasi kerja Menurut Indriyo Gitosudarmo, (1999:171). Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu. Oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan, tanpa adanya motivasi dari para karyawan untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu manajer harus selalu menimbulkan dorongan kerja atau motivasi kerja yang tinggi kepada karyawan guna melaksanakan tugas-tugasnya. Sekalipun harus diakui bahwa motivasi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi kerja seseorang. 3.Tingkat Stress . Pengertian Stress . Menurut Soehardi Sigit (2003:213), “Stress ialah tekanan dari lingkungan yang mengakibatkan timbulnya tanggapan negatif atau positif secara psikologikal dan phisikal dari individu yang terkena. . Husein Umar (2004:35), mengatakan bahwa, ada korelasi langsung antara stress dengan prestasi kerja karyawan yaitu apabila karyawan tidak memiliki stress, maka tantangan-tantangan kerja tidak ada dan akibatnya prestasi
ISSN-1411-3880
91
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
kerja juga rendah. Makin tinggi stress karena tantangan kerja yang juga bertambah maka akan mengakibatkan prestasi kerja juga meningkat, tetapi jika stress sudah maksimal tantangan-tantangan kerja jangan ditambah karena tidak lagi akan dapat meningkatkan prestasi kerja, tetapi malah akan menurunkan prestasi kerjanya. Bila stress terus meningkat melampaui batas itu, prestasi akan menurun. 4. Prestasi Kerja Pengertian Prestasi kerja Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2002:235). Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya yang diberikan kepadanya. Pada umumnya kerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan Hubungan antara motivasi kerja dan tingkat Stress terhadap prestasi kerja
Motivasi kerja (X1) Prestasi kerja Tingkat Stress (Y) (X2) Gb. Model Gambar Hubungan Antar Variabel
C. METODE PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kentucky Fried Chicken, yang berada di KFC UGM Jln. C Simanjuntak no 72a Yogyakarta, sasaranya adalah semua karyawan KFC UGM. 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari karyawan yang bekerja KFC UGM Yogyakarta . Sampel merupakan bagian yang menjadi obyek yang sesungguhnya dari penelitian yang bekerja di KPC UGM Yogyakarta. sampel penelitian berjumlah 30 orang. 3. Teknik Pengumpulan Data . Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : menggunakas kuesionar terutup. . Angket dalam penelitian ini antara lain mengenai motivasi kerja, tingkat stress, dan prestasi kerja. 4. Teknik Analisis Data Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis data yaitu dengan menggunakan : a.. Alat Uji Validitas Pengujian validitas tiap dilakukan untuk mendapatkan kepastian terhadap kesahihan dari butir pertanyaan. Uji validitas terhadap butir-butir soal, dengan menggunakan teknik korelasi product moment sebagai berikut: (Sugiyono, 2004:182)
ISSN-1411-3880
92
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
rxy =
nΣX i Yi − (ΣYi
{nΣX − (ΣX 2 i
i
)
)2 }{nΣYi2 − (ΣYi )2 }
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi product moment Xi = Skor item pertanyaan Yi = Skor total n = Jumlah responden Kreteria pengujian suatu butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi ( rxy ) berharga positif dan sama dengan atau lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%. Maka dalam penelitian ini butir soal dikatakan valid apabila t hitung lebih besar atau sama dengan 0,374, didapat dari df = N-2 = 30-2 =28 dengan ketentuan r hitung > r tabel = valid b. Alat Uji Reliabilitas . Model yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah model koefisien alpha (Alpha Model), (Suharsimi Arikunto, 1998:193) ⎡ k ⎤ ⎡ Σσ 2 b ⎤ r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − 2 ⎥ σ t ⎦ ⎣ (k - 1 ) ⎦ ⎣ Keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal 2 Σσ b = Jumlah varians butir σ 2 t = Varians total Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien reliabilitas tersebut, maka harga koefisien reliabilitas yang diperoleh atau r hitung dikonsultasikan dengan kriteria tabel sebagai berikut : Tabel Interpretasi Besarnya Nilai Reliabelitas Instrumen Besarnya nilai r Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara 0,800 sampai dengan 1,000 .(Sugiyono, 1999:183)
Interpretasi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
c. Alat Uji Normalitas Dimaksudkan untuk mengetahui apakah skor untuk tiap-tiap bagian variabel berdistribusi normal atau tidak.rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat, yaitu : (Sugiyono, 2004:226-227) 2
K ⎧ fo - fh ⎫ x2 = Σ ⎨ ⎬ ⎭ i =1 ⎩ fh 2 Keterangan : x = Chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi diharapkan Selanjutnya agar diketahui apakah distribusi frekuensi data masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan membandingkan chi-
ISSN-1411-3880
93
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
kuadrat hasil hitungan dengan chi-kuadrat tabel. Jika nilai chi-kuadrat data variabel lebih besar dari nilai chi-kuadrat pada tabel pada taraf signifikan 5% berarti distribusi data penelitian tidak normal. Sedangkan bila nilai chi-kuadrat data variabel lebih kecil dari nilai chi-kuadrat tabel, maka distribusi data penelitian normal. d.Alat Uji Linieritas Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang dijadikan prediktor mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat (Sugiyanto, 2001:77) a. Mencari nilai F hitung dengan rumus R 2 (K - 1) F.hitung = 1 − R 2 (n - K ) b.Cara menghitung F tabel : (N1 ) = K-1 dan (N 2 ) = n-k-1 Maka kriteria yang digunakan yaitu jika F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikan 5%, maka hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak linier. Sedangkan jika F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan 5%, berarti hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat linier. e. Alat Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan meregres tiap variabel independen tersebut terhadap sisa variabel independent lainnya, dan menghitung R2 yang disebut ri2. Jika F hitung > F tabel, berarti tidak terdapat multikolinieritas atau sebaliknya jika F hitung < F tabel berarti terdapat multikolinieritas. f..Alat Analisis Regresi Berganda a). Persamaan regresi, dengan rumus : (Sugiyono, 2004:211) Y = a + b1 x 1 + b 2 x 2 Keterangan : Y = Prestasi kerja a = Konstanta b1 = Koefisien Prediktor X1 x 1 = Stress b 2 = Koefisien motivasi x 2 = Motivasi kerja b). Alat Uji statistik Uji t (Uji parsial) Uji t (Uji parsial) digunakan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari masingmasing koefisien regresi. Nilai t hitung yang semakin besar menunjukkan variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin besar. (Algifari:57) i ). Persamaan 1.1 H o = a1 = 0
(
)
H a = a1 ≠ 0
a1 Se (a 1 ) t tabel = t ( a = 0.05% ) ; a/2 = df (N-K) ii ). Persamaan 1.2 H o = Bi = 0 t hitung =
ISSN-1411-3880
94
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
H a = Bi ≠ 0
Bi Se (Bi ) t tabel = t ( a = 0.005% ) ; a/2 = df (n-k) Alat ukur koefisien korelasi : (Suharyadi dan Purwanto S. K, 2004:461-462) n (ΣXY ) − (ΣX )(ΣY ) r= 2 n ΣX 2 − (ΣX ) n ΣY 2 − ΣY 2 Keterangan : r = Nilai koefisien korelasi ΣX = Jumlah pengamatan variabel X ΣY = Jumlah pengamatan variabel Y ΣXY = Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y (ΣX 2 ) = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X t hitung =
[( )
(ΣX )2
][ ( ) ( )]
= Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(ΣY ) = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y 2
(ΣY )2
= Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y n = Jumlah pasangan pengamatan Y dan X Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak (Sugiyono, 2004:224) R 2 (N - m - 1) F= m 1- R 2 Keterangan : F = Harga F garis regrasi N = Cacah kasus m = Cacah prediktor R 2 = Koefisien korelasi antara kreterium dengan prediktor
(
)
D. HASIL DAN PEMBAHASAN . 1.Uji Validitas Pengujian validitas tiap dilakukan untuk mendapatkan kepastian terhadap kesahihan dari butir pertanyaan. Uji validitas terhadap butir-butir soal, dengan menggunakan teknik korelasi product moment sebagai berikut: (Sugiyono, 2004:182) nΣX i Yi − (ΣYi ) rxy = 2 2 nΣX i2 − ΣX i ) } nΣYi2 − (Σ Yi ) } Keterangan : rxy = Koefisien korelasi product moment
{
(
{
Xi = Skor item pertanyaan Yi = Skor total n = Jumlah responden Kreteria pengujian suatu butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi ( rxy ) berharga positif dan sama dengan atau lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%. Maka dalam penelitian ini butir soal dikatakan valid apabila t hitung lebih besar atau sama dengan 0,374, didapat dari df = N-2 = 30-2 =28 dengan
ISSN-1411-3880
95
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
ketentuan r hitung > r tabel = valid. Dengan program statistik SPSS for Windows versi 11.5 maka dari data yang terkumpul dari 30 responden diperoleh hasil seperti pada tabel berikut : Tabel Ringkasan Hasil Uji Validitas Variabel Jumlah item Jumlah item valid X1 13 13 X2 14 14 Y 8 8 Total 35 35 Sumber : Data Primer diolah 2. Uji Reliabilitas . Model yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah model koefisien alpha (Alpha Model), (Suharsimi Arikunto, 1998:193) ⎡ k ⎤ ⎡ Σσ 2 b ⎤ r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − 2 ⎥ σ t ⎦ ⎣ (k - 1 ) ⎦ ⎣ Keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal 2 Σσ b = Jumlah varians butir σ 2 t = Varians total Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien reliabilitas tersebut, maka harga koefisien reliabilitas yang diperoleh atau r hitung dikonsultasikan dengan kriteria tabel sebagai berikut : Tabel Interpretasi Besarnya Nilai Reliabelitas Instrumen Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Sedang Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Tinggi Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi .(Sugiyono, 1999:183) Dengan bantuan komputer Seri Program statistik SPSS for Windows versi 11.5, maka hasil reliabilitas butir dari ketiga variabel dapat dilihat dalam tabel berikut, dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran. Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Nama variabel Koefisien alpa Motivasi kerja 0,8729 Tingkat stress 0,8489 Prestasi kerja 0,7990 Sumber : Data primer diolah.
ISSN-1411-3880
Interprestasi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi
96
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
3. Uji Normalitas Dimaksudkan untuk mengetahui apakah skor untuk tiap-tiap bagian variabel berdistribusi normal atau tidak, rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat, yaitu : (Sugiyono, 2004:226-227) 2
⎧ fo - fh ⎫ x = Σ⎨ ⎬ ⎭ i =1 ⎩ fh Keterangan : x 2 = Chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi diharapkan Perhitungan dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS for Windows versi 11.5. Berikut adalah hasil perhitungannya : Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas 2
K
Chi-Square(a,b) Df Asymp. Sig.
X1
X2
Y
15.333
11.933
17.133
16
16
10
.500
.749
.539
Sumber : Data primer diolah. Dari uji normalitas diatas dengan menggunakan uji Chi-Square (Chi-Kuadrat) adalah pada tabel diatas. Uji normalitas digunakan untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan perbandingan tiap Chi-Square (Chi-Kuadrat) hitung variabel-variabel yang ada dengan Chi-Square (Chi-Kuadrat) tabel maka dapat dilihat bahwa Chi-Square (ChiKuadrat) hitung < Chi-Square (Chi-Kuadrat) tabel maka dapat diketahui bahwa data terdistribusi normal. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Variabel
Tabel Uji Normalitas Chi-kuadrat Chi-kuadrat hitung tabel
Keterangan
Motivasi Kerja (X1)
15,333
26,296
Normal
Tingkat Stress (X2)
11,933
26,296
Normal
Prestasi Kerja (Y)
17,133
18,307
Normal
Sumber : Data primer diolah
4. Uji Linieritas . Berdasarkan hasil perhitungan, pada tabel diatas dapat diketahui bahwa F hitung (prestasi kerja karyawan dengan motivasi kerja) sebesar 0,999 dan F hitung (prestasi kerja dengan tingkat stress) sebesar 3,016 < F tabel (4,21) dan dikatakan bahwa variabel motivasi kerja dan tingkat stress mempunyai hubungan linier terhadap variabel prestasi kerja karyawan.
ISSN-1411-3880
97
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
5. Uji Multikolinieritas Dari hasil data yang diolah diperoleh F hitung 5,078 > F tabel 4,21, ini berarti dalam regresi berganda prestasi kerja karyawan tidak terdapat multikolineritas. 4.. Analisis Regresi Berganda Y = 17,394 + 0,280 x 1 – 0,054 x 2 Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa : 1). Konstanta Konstanta sebesar 17,394 menunjukkan bahwa prestasi kerja karyawan sebesar 17,394 persen. 2). Koefisien Regresi Motivasi Kerja Koefisien motivasi kerja sebesar 0,280 berarti bila motivasi kerja naik 1 persen akan mengakibatkan prestasi kerja karyawan naik sebesar 0,280 persen dengan asumsi variabel – variabel lain tetap. 3). Koefisien Regresi Tingkat Stress Koefisien tingkat stress sebesar – 0,054 berarti bila tingkat stress naik 1 persen akan mengakibatkan prestasi kerja turun sebesar – 0,054 persen dengan asumsi variabel – variabel lain tetap. 6. Uji statistik Uji t (Uji parsial) Berdasarkan hasil analisis bahwa nilai t hitung adalah 2,929 dan nilai tabel 2,052, (lihat lampiran 10). Karena nilai t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa X1 (motivasi kerja) berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja dan nilai t hitung X2 (tingkat stress) adalah -572 dan nilai tabelnya 2,052 karena nilai t hitung > t tabel maka disimpulkan bahwa X2 (tingkat stress) berpengaruh negatif. Terhadap prestasi kerja. 3. Koefisien Korelasi Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas dapat diperoleh R sebesar 0,523. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan korelasi antara prestasi kerja karyawan (variabel tergantung) dengan motivasi kerja dan tingkat stress (variabel bebas) adalah berpengaruh sedang, yaitu sebesar 0,523 = 52,3%. Hasil analisis korelasi antara motivasi kerja dan prestasi kerja karyawan menunjukkan r = 0,002 artinya hubungan antara motivasi kerja dan prestasi kerja positif dan hasil analisis korelasi antara tingkat stress dan prestasi kerja karyawan menunjukkan r = 0,007, artinya hubungan antara tingkat stress dengan prestasi kerja karyawan positif. (lihat lampiran 13 hal 98). 7. Uji Simultan (uji F ) Dari uji F didapat nilai F adalah 5,078 dengan tingkat signifikansi 0,013. angka ini lebih kecil dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%), maka dapat dikatakan signifikan karena F hitung < F tabel (0,013 < 0,05) yang artinya kedua variabel bebas (motivasi kerja dan tingkat stress) bersama-sama mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan :
ISSN-1411-3880
98
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan prestasi kerja sebesar 0,002 dan terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan tingkat stress sebesar 0,07. Berdasarkan R squere 0,523 = 52.3 % menyatakan hubungan antara Motivasi kerja dan Tingkat Stress dengan Prestasi Kerja adalah masuk dalam kategori hubungan sedang. 2. Dari Uji F dan Uji t menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel Motivasi Kerja dan Tingkat Stress adalah signifikan, karena berdasarkan hasil Uji F sebesar 0,013. Angka ini lebih kecil dari 0,05 (tingkat signifikan 5%). Karena nilai F hitung < F tabel (0,013<0,05), dan nilai t hitung pada motivasi kerja (X1) sebesar 0,007 dan Stress Kerja (X2) sebesar 0,032, t hitung < t tabel juga signifikan, motivasi kerja (0.007 < 0,05) dan tingkat stress (0,032 < 0,05). 3. Konstanta sebesar 17,394 menunjukkan bahwa prestasi kerja karyawan sebesar 17,394 persen. Koefisien motivasi kerja sebesar 0,280 berarti bila motivasi kerja naik 1 persen akan mengakibatkan prestasi kerja karyawan naik sebesar 0,280 persen dengan asumsi variabel – variabel lain tetap Koefisien tingkat stress sebesar – 0,054 berarti bila tingkat stress naik 1 persen akan mengakibatkan prestasi kerja turun sebesar – 0,054 persen dengan asumsi variabel – variabel lain tetap. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan prestasi kerja sebesar 2,929 dan terdapat hubungan yang negatif antara tingkat stres dengan prestasi kerja sebesar -572. Berdasarkan R squere 0,523 = 52.3 % menyatakan hubungan antara Motivasi kerja dan Tingkat Stress dengan Prestasi Kerja adalah masuk dalam kategori hubungan sedang. 2. Dari Uji F dan Uji t menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel Motivasi Kerja dan Tingkat Stress adalah signifikan, karena berdasarkan hasil Uji F sebesar 0,013. Angka ini lebih kecil dari 0,05 (tingkat signifikan 5%). Karena nilai F hitung < F tabel (0,013<0,05), dan nilai t hitung pada motivasi kerja (X1) sebesar 0,007 dan Stress Kerja (X2) sebesar 0,032, t hitung < t tabel juga signifikan, motivasi kerja (0.007 < 0,05) dan tingkat stress (0,032 < 0,05). 3. Konstanta sebesar 17,394 menunjukkan bahwa prestasi kerja karyawan sebesar 17,394 persen. Koefisien motivasi kerja sebesar 0,280 berarti bila motivasi kerja naik 1 persen akan mengakibatkan prestasi kerja karyawan naik sebesar 0,280 persen dengan asumsi variabel – variabel lain tetap Koefisien tingkat stress sebesar – 0,054 berarti bila tingkat stress naik 1 persen akan mengakibatkan prestasi kerja turun sebesar – 0,054 persen dengan asumsi variabel – variabel lain tetap 2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang diharapkan bermanfaat bagi Perusahaan KFC UGM Yogyakarta yang berkaitan dengan hubungan motivasi kerja dan tingkat stress dengan prestasi kerja. Terbukti motivasi kerja dan tingkat stress mempengaruhi prestasi kerja karyawan, maka sebaiknya perusahaan memfokuskan pada pemberian motivasi kerja
ISSN-1411-3880
99
Hubungan Motivasi Kerja dan Tingkat Stress……………………….……………...Yuri Murdo,Drs,MSi
terhadap karyawannya dan mengurangi tingkat stress karyawan, langkah-langkah yang dilakukan : 1. Pemenuhan harapan berupa kesesuaian antara harapan-harapan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang diperoleh, khususnya mengenai tugas atau pekerjaanpekerjaan yang diberikan kepadanya. 2. Keterlibatan karyawan dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidang pekerjaannya. 3. Sifat positif terhadap rekan kerja F. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Algifari, (1997). Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, BPFE, Yogyakarta. Efendi, Marihot, (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Gramedia Nidiasarana, Jakarta. Gito, Indriyo dan Agus Mulyono, (1999). Prinsip Dasar manajemen, BPFE, Yogyakarta. Handoko, T. Hani, (2001). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Husein, Umar, (2004). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Nawawi, H. Hadari, (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Gama Press, Yogyakarta. Rosidah Ambar T. Sulistiyani, (2003). MSDM : Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Kontek Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sastrohadiwiryo, Siswanto, (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan, Administrasi dan Operasional, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Siagian, Sondang P., Prof. Dr, (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sigit, Soehardi, (2003). Esensi Perilaku Organisasi, BPFT UST, Yogyakarta. Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suharyadi dan Purwanto S. K, (2004). Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba Empat, Jakarta.
ISSN-1411-3880
100