Hubungan Motivasi Belajar... (Khalil Al Yadir dan A. Halim Majid)
127
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SD IT NURUL ISHLAH BANDA ACEH oleh Khalil Al Yadir* A. Halim Majid** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan penguasaan kosakata, hubungan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata, dan hubungan secara bersama motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket untuk penelitian motivasi belajar dan kebiasaan membaca sedangkan penguasaan kosakata menggunakan alat tes soal. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitif dengan metode korelasi. Pengolahan data menggunakan rumus statistik korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hubungan motivasi belajar dan penguasaan kosakata adalah sebesar 0,330 dan hasil intrepetasi nilai r menujukkan bahwa hubungan motivasi belajar dengan penguasaan kosakata rendah, (2) hubungan kebiasaan membaca dan penguasaan kosakata adalah sebesar 0,133 dan hasil intrepetasi nilai r menujukkan bahwa hubungan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata sangat rendah, dan (3) hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata adalah sebesar 0,432. Hasil intrepetasi nilai r menujukkan bahwa hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat agak rendah. Simpulan penelitian ini adalah hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh agak rendah dan hubungannya tidak signifikan. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Kebiasaan Membaca, Penguasaan Kosakata. ABSTRACT This study was attempted to reveal the correlations among the following variables: learning motivation and the vocabularies mastery, reading habit and the vocabularies mastery as well as the mutual correlations among learning motivation, reading habit and vocabularies mastery. The population was all 4th grade students of SD IT Nurul Ishlah, Banda Aceh. The data was gathered by two techniques; questionnaire for learning motivation and reading habit along with test to gained the vocabularies mastery level. This research was conveyed as the quantitative study by employing correlational method. Then, the data was analysed by using correlational statistics formula. The result indicated several matters, (1) the correlation between learning motivation and the vocabularies mastery had coefficient correlation value as 0.330, then r value indicated low correlation between those variables, (2) the coefficient correlation between reading habit and the vocabularies *Mahasiswa Prodi MPBSI PPs Unsyiah **Dosen Tetap pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Abulyatama
128 Master Bahasa Vol. 4 No. 2; Juli 2016:127−134 mastery was 0.133, then this r value was interpreted as the low correlation between those two variables, and (3) the mutual correlation between the learning motivation, reading habit and vocabularies mastery had coefficient value as 0.432. The r value interpretation indicated the moderately low correlation between independent variable and the dependent variable. Based on the result, it was inferred that the correlation between learning motivation and vocabularies mastery was moderately low and insignificant. Keywords: Learning Motivation, Reading Habit, Vocabularies Mastery.
Pendahuluan Penelitian ini berkenaan dengan hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata. Hal ini meliputi tiga aspek, yaitu motivasi belajar, kebiasaan membaca, dan penguasaan kosakata. Topik penelitian ini menarik untuk diteliti karena untuk mengetahui sejauhmana hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca terhadap penguasaan kosakata pada siswa kelas IV di sekolah dasar. Penelitian ini didasari oleh hal-hal berikut. Pertama, kurang adanya motivasi belajar yang dapat menunjang kegiatan membaca pada anak. Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan belajar sangat berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (Nashar dalam Hamdu dan Agustina, 2011:82) Kedua, Kurangnya kebiasaan membaca yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang sudah terbiasa atau mendarah daging pada diri seseorang (Tampubolon, 1987:229). Kebiasaan itu timbul akibat adanya usaha untuk membiasakan diri membaca sehingga lambat laun akan tertanam dalam diri kita suatu keadaan atau perasaan ingin tahu Ketiga, masalah yang ditemukan dalam belajar siswa memiliki penguasaan kosakata yang kurang memadai. Penguasaan kosakata merupakan faktor yang dominan dalam menunjang kegiatan membaca anak. Semakin banyak pembendaharaan kata yang dikuasainya maka memudahkannya dalam memahami membaca. Sebaliknya, Jika sedikit pembendaharaan kata yang dimiliki anak maka akan sulit memahami isi bacaan. Permasalahan ini memerlukan upaya penyelesaian agar siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan membaca sehingga dapat meningkatkan penguasaan kosakata. Permasalahan ini melahirkan beberapa persoalan, yaitu (1) Bagaimanakah hubungan
motivasi belajar dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Islah Banda Aceh? (2) Bagaimanakah hubungan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh? (3) Bagaimanakah hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh? Kajian Pustaka Motivasi belajar merupakan suatu dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan atau prestasi belajar. Motivasi dapat memberi semangat kepada seseorang untuk berperilaku baik dan dapat memberikan arah dalam belajar (Ruswandi, 2013:140). Motivasi belajar merupakan suatu keinginan yang ingin dicapai karena adanya rangsangan yang timbul. Hal ini tercerminkan pada keingintahuan siswa terhadap sesuatu hal sehingga ia termotivasi untuk belajar dan memperoleh prestasi yang baik dalam ujian. Motivasi belajar terdiri atas dua, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang melakukan sesuatu dengan tujuan memperoleh sesuatu, misalnya seorang siswa belajar dengan giat saat ujian dengan tujuan memperoleh nilai baik. Motivasi Intrinsik adalah motivasi untuk melakukan sesuatu karena hal itu sendiri, misalnya seorang anak belajar dengan keras untuk ujian karena ia menyukai pelajaran itu. Oleh karena itu, motivasi sangat dibutuhkan bagi seseorang karena motivasi merupakan dorongan baik dari dalam maupun luar yang memberikan energi dalam diri seseorang untuk mengubah tingkah laku menjadi lebih baik (Santrock, 2011:200). Motivasi berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Motivasi mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga proses
Hubungan Motivasi Belajar... (Khalil Al Yadir dan A. Halim Majid) belajar dapat terlaksanakan sesuai dengan keinginan. Adapun peranan motivasi belajar menurut Iskandar (2009:182), yaitu: 1) peran motivasi sebagai penguatan belajar; 2) peran motivasi dapat menentukan halhal apa yang di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar; 3) peran motivasi memperjelas tujuan belajar; dan 4) peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Motivasi yang baik dan memadai dapat mendorong siswa untuk aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar di kelas. Guru juga memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar untuk peserta didik. Di samping itu, orang tua juga berperan aktif dalam menumbuhkan belajar anak di rumahnya sehingga motivasi belajar dalam diri seseorang dapat berjalan dengan baik. Mengukur tingkat motivasi belajar diperlukan adanya indikator motivasi belajar. Indikator motivasi belajar menurut Iskandar (2009:184) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 5) adanya penghargaan dalam belajar; dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan perilaku siswa dengan adanya penambahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dengan adanya indikator itu mempermudah guru untuk memperhatikan dan menggunakan indikator-indikator tersebut, maka akan mendukung berjalannya proses pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Selain itu guru dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa sehingga mereka dapat melakukan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Kebiasan membaca merupakan pengulangan sesuatu kegiatan membaca secara terus-menerus dalam kegiatan
129
yang sama. Kebiasaan ini terbentuk dengan sendirinya bahkan tanpa disadari sebelumnya oleh pelakunya. Tampubolon (1987:229) mengatakan bahwa kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang sudah terbiasa atau mendarah daging pada diri seseorang. Dalam masyarakat kebiasaan membaca merupakan kegiatan membaca yang telah membudaya. Kebiasaan itu timbul akibat adanya usaha untuk membiasakan diri membaca sehingga lambat laun akan tertanam dalam diri kita suatu keadaan atau perasaan ingin tahu. Kebiasaan membaca pada akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca. Kebiasaan itu dapat diperoleh dengan dua cara. Ada kebiasaan bawaan dan ada kebiasaan yang dipelajari. Borgotta (dalam Bahry, 2000:72) mengatakan “passively acquire habits, that is, habit acquire through the operation of innate instincts (the habit of animal) and actively acquired habits”. Pendapat Borgotta menjelaskan bahwa kebiasaan yang diperoleh secara pasif merupakan kebiasaan yang dibawa sejak lahir berupa insting. Contoh kebiasaan seperti ini adalah kebiasaan yang terdapat pada hewan. Kebiasaan yang diperoleh secara aktif adalah kebiasaan yang dipelajari. Kebiasaan ini diperoleh melalui latihan-latihan secara teratur. Kebiasaan aktif merupakan kebiasaan yang terdapat pada manusia. Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka semakin mudahlah ia menjalin komunikasi dengan pihak lain. Hal itu terjadi karena katalah yang menjadi hal utama dalam komunikasi. Kosakata seseorang adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang yang menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca (Keraf, 2004: 80). Penggunaan kosakata pada seseorang disesuaikan dengan kebutuhannya. Penguasaan kosakata bukan hanya sekadar mengerti arti secara harafiah, tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks kalimatnya. Djiwandono (dalam Samsiyah,dkk., 2013:32) mengatakan bahwa penguasaan kosakata dapat dibedakan dalam penguasaan aktif yang produktif dan penguasaan yang pasif reseptif. Kosakata aktif produktif merupakan penguasaan kosakata menggunakan kosakata aktif yang digunakan oleh seseorang secara wajar
130 Master Bahasa Vol. 4 No. 2; Juli 2016:127−134 tanpa ada kesulitan. Penguasaan kosakata pasif reseptif merupakan penguasaan kosakata di mana seorang pemakai bahasa orang lain belum mampu menggunakannya sendiri secara wajar dalam ungkapanungkapannya. Tes kosakata adalah tes penguasaan kosakata yang dibedakan menjadi penguasaan yang bersifat pasif-reseptif dan penguasaan yang bersifat aktif-produktif (Djiwandono, 2008:127). Senada dengan Djiwandono, Nurgiyantoro (2009:213) mengatakan bahwa tes kosakata adalah tes yang dilakukan untuk menguji kemampuan siswa dalam bahasa tertentu secara reseptif atau produktif. Oleh karena itu, tes kemampuan kosakata dikaitkan dengan penguasaan kosakata reseptif dan produktif. Nurgiyantoro (2009:217) mengatakan bawah ada beberapa faktor yang berkaitan dengan penentuan tingkatan tes kosakata, yaitu tes kosakata tingkat ingatan, tes kosakata tingkat pemahaman, tes kosakata tingkat penerapan, dan tes kosakata tingkat analisis. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Penelitian Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010:14). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD IT Nurul Islah Banda Aceh, tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa seluruhnya 57 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi. Dengan demikian, penelitian ini adalah penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data penguasaan kosakata dan teknik nontes digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar dan kebiasaan membaca. Ada tiga jenis yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu (1) data motivasi belajar; (2) data kebiasaan membaca; (3) data penguasaan kosakata. Pengumpulan
data penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap satu dan tahap dua dilakukan pengumpulan data yang berkenaan dengan motivasi belajar dan kebiasaan membaca melalui angket sedangkan untuk tahap ketiga data penguasaan kosakata diperoleh melalui tes soal. Data penelitian ini diolah secara korelasi. Pengolahan data bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Islah. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis dan diberi nilai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui skor atau nilai akhir yang diperoleh oleh siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh. Sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, yang meliputi; (1) uji normalitas; (2) uji linieritas; dan (3) uji multikolinear. Pengolahan data selanjutnya adalah melakukan analisis deskripsi terhadap motivasi belajar, kebiasaan membaca dan penguasaan kosakata guna menggambarkan karakteristik setiap variabel penelitian dan melakukan penghitungan terhadap hubungan motivasi belajar dan kebiasaandengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil pengukuran hubungan motivasi belajar dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar mempunyai hubungan dengan variabel penguasaan kosakata. Hasil hubungan motivasi belajar dengan penguasaan kosakata dari penelitian ini telah menunjukkan hubungan yang signifikan. Hubungan tersebut diperoleh dari koefisien nilai signifikasinya sebesar 0,012 dan harga ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikasi 0,05. Dengan demikian, hubungan variabel bebas motivasi belajar dengan variabel terikat penguasaan kosakata berhubungan positif. Hasil korelasi motivasi belajar dan penguasaan kosakata adalah sebesar 0,330. Hasil intrepetasi nilai r menujukkan bahwa hubungan motivasi belajar dengan penguasaan kosakata rendah. Motivasi belajar hanya menyumbang 10,9% terhadap penguasaan kosakata sedangkan sisanya 89,1% ditentukan oleh variabel lain. Jika kategori motivasi belajar anak baik dan penguasaan kosakata anak baik tak semata- mata menjadikan kedua variabel
Hubungan Motivasi Belajar... (Khalil Al Yadir dan A. Halim Majid) itu berhubungan baik pula. Akan tetapi, ada faktor- faktor lain yang memengaruhi kedua variabel itu. Oleh karena itu, rendahnya hubungan antara variabel ini tidak semata-mata disebabkan oleh tinggi rendahnya hasil dari data tiap-tiap variabel, melainkan adanya kemungkinan variabel lain memengaruhi penguasaan kosakata pada siswa kelas IV . Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa dibandingkan dengan faktor lainnya seperti ketersediaan sarana-prasarana, metode pembelajaran, dan lain sebagainya. Motivasi menjadi penggerak sekaligus pemberi arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai secara maksimal. Motivasi belajar siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah berada pada kategori baik. Hal itu diketahui berdasarkan perolehan nilai ratarata 77. Motivasi tumbuh karena adanya keinginan untuk mengetahui suatu hal. Keingintahuan yang tinggi menimbulkan suatu keinginan untuk belajar. Motivasi belajar terbukti berkaitan dengan penguasaan kosakata siswa. Motivasi belajar yang dimiliki siswa akan menjadi pendorong dalam kegiatan belajar, termasuk kegiatan penguasaan kosakata. Untuk meningkatkan motivasi belajar, siswa perlu menanam sikap tekun dalam menghadapi atau mengerjakan tugas. Motivasi yang tinggi di dalam diri siswa akan membuat siswa senang, suka, dan tidak akan merasa cepat bosan pada tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa perlu memiliki sikap senang bekerja mandiri. Hal ini akan membantu siswa dalam menanamkan sikap ulet atau pantang menyerah terhadap suatu masalah dalam belajarnya. Motivasi belajar juga penting dalam menunjang kemampuan membaca karena tanpa motivasi untuk belajar maka seseorang tidak mempunyai keinginan untuk bisa membaca dan tanpa keinginan untuk membaca seseorang juga tidak akan dapat membaca dengan baik. Semakin tinggi motivasi belajarnya maka akan semakin sering seseorang untuk membaca. Kemampuan membaca seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya yang paling mendasar adalah penguasaan kosakata. Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang maka semakin mudah baginya untuk memahami
131
suatu bacaan dan begitu pula sebaliknya jika kosakata yang dimiliki sedikit akan semakin sulit bagi seseorang untuk memahami isi dari suatu bacaan. Penguasaan kosakata merupakan kemampuan seseorang menguasai kosakata dalam bahasa tertentu yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan berkomunikasi atau berinteraksi, terutama yang menggunakan sarana tulisan. Oleh karena itu, motivasi belajar merupakan salah satu variabel yang berkorelasi dengan penguasaan kosakata, kemungkinan ada variabel lain yang memengaruhi penguasaan kosakata. Hasil penelitian Hamdu dan Agustina (2011) “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa jika siswa memiliki motivasi dalam belajar,maka prestasi belajarnya pun akan baik (tinggi). Sebaliknya, jika siswa memiliki kebiasaan yang buruk dalam belajar mengakibatkan prestasi belajarnya pun akan buruk (rendah). Hasil pengukuran hubungan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata menunjukkan bahwa variabel kebiasaan membaca mempunyai korelasi dengan variabel penguasaan kosakata. Hal ini disebabkan koefisien nilai signifikasinya sebesar 0,324 dan nilai itu lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikasi 0,05. Dengan demikian, hubungan variabel bebas kebiasaan membaca dengan variabel terikat penguasaan kosakata berhubungan positif . Hasil nilai korelasi hubungan kebiasaan membaca dan penguasaan kosakata adalah sebesar 0,133. Hasil intrepetasi nilai r menujukkan bahwa hubungan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata sangat rendah. Kebiasaan membaca hanya menyumbang 1,8% terhadap penguasaan kosakata sedangkan sisanya 98,2% ditentukan oleh variabel lain. Jika kategori kebiasaan membaca anak cukup dan penguasaan kosakata anak baik tak semata-mata menjadikan kedua variabel itu berhubungan baik pula. Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang memengaruhi kedua variabel itu. Oleh karena itu, rendahnya hubungan antara variabel ini tidak semata-mata disebabkan oleh tinggi rendahnya hasil dari data tiap- tiap variabel, melainkan adanya kemungkinan
132 Master Bahasa Vol. 4 No. 2; Juli 2016:127−134 variabel lain memengaruhi penguasaan kosakata pada siswa kelas IV . Kebiasaan membaca adalah kebiasaan yang dilakukan secara berulangulang. Kebiasaan membaca merupakan kegiatan membaca yang sudah mendarah daging dalam diri seseorang sehingga menimbulkan rasa gemar. Berdasarkan deskripsi data kebiasaan membaca siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca siswa berada pada kategori cukup. Hal ini diketahui berdasarkan perolehan nilai rata-rata 59. Faktor kebiasaan memegang peranan penting, dalam hal ini adalah kebiasaan membaca buku pelajaran di sekolah. Kebiasaan membaca siswa dapat berkembang dengan baik jika siswa menanamkan sifat senang membaca terlebih dahulu. Frekuensi membaca dan sumber bacaan yang diperoleh juga memengaruhi kebiasaan membaca siswa. Hasil korelasi kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata menunjukkan nilai yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena kebiasaan membaca merupakan pengulangan sesuatu kegiatan membaca secara terus-menerus dalam kegiatan yang sama. Kebiasaan ini terbentuk dengan sendirinya bahkan tanpa disadari sebelumnya oleh pelaku. Namun demikian, kebiasaan membaca pada diri seseorang bukan jaminan bagi terciptanya penguasaan kosakata yang baik karena kebiasaan membaca juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti ketersediaan bahan bacaan dan jenis bacaan. Kebiasaan membaca anak dapat terbentuk dengan baik apabila orang tua di rumah dan guru di sekolah ikut berperan. Kebiasaan membaca buruk disebabkan karena kurangnya kebiasaan membaca di sekitar anak didik. Hal ini disebabkan guru tidak menyarankan siswa untuk membaca buku pelajaran setiap hari atau orang tua tidak memperhatikan pola belajar anak di rumah. Di samping itu, siswa malas membaca merupakan salah satu faktor internal yang mengakibatkan sangat rendahnya kebiasaan membaca dalam diri siswa. Kebiasaan membaca itu dapat muncul dengan sendirinya apabila lingkungan sekitar juga membiasakan membaca. Hasil pengukuran hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata menunjukkan bahwa hasil analisis korelasi parsial (ry.
x1x2) memiliki hubungan antara motivasi belajar dan kebiasaan membaca terhadap penguasaan kosakata. Hal ini disebabkan koefisien nilai Signifikansiya sebesar 0,001 dan nilai itu lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian, hubungan variabel bebas motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan variabel terikat penguasaan kosakata berhubungan positif dan hubungannya tidak signifikan . Penguasaan kosakata merupakan kemampuan seseorang tentang kosakata dalam bahasa tertentu yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan berkomunikasi atau berinteraksi, terutama yang menggunakan sarana tulisan. Berdasarkan deskripsi data penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori baik. Hal ini diketahui berdasarkan perolehan nilai rata-rata 76. Hasil nilai korelasi motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata adalah sebesar 0,432. Hasil intrepetasi nilai r menujukkan bahwa hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat agak rendah. Dengan demikian, motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata mempunyai hubungan agak rendah. Motivasi belajar dan kebiasaan membaca hanya menyumbang 18,7% terhadap penguasaan kosakata sedangkan sisanya 81,3% ditentukan oleh variabel lain. Jika kategori motivasi belajar anak baik , kebiasaan membaca anak cukup, dan penguasaan kosakata anak baik tak sematamata menjadikan kedua variabel bebas itu berhubungan baik terhadap variabel terikat. Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang memengaruhi kedua variabel itu. Oleh karena itu, rendahnya hubungan antara variabel ini tidak semata-mata disebabkan oleh tinggi rendahnya hasil dari data tiap-tiap variabel, melainkan adanya kemungkinan variabel lain memengaruhi penguasaan kosakata pada siswa kelas IV . Hubungan yang agak rendah antara motivasi belajar dan kebiasaan membaca terhadap penguasaan kosakata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor lingkungan, keluarga, dan sekolah. Rendahnya motivasi belajar dipengaruhi oleh kurangnya pastisipasi serta bimbingan orang tua. Orang tua masih belum menyadari bahwa
Hubungan Motivasi Belajar... (Khalil Al Yadir dan A. Halim Majid) memberi bimbingan belajar kepada anak sangatlah penting. Jika orang tua berpartisipasi dalam membimbing anak untuk belajar dan membiasakan mereka untuk membaca, maka kegiatan itu akan terbiasa dilakukan dengan demikian dapat menambah pembendaharaan kosakata dan ilmu pengetahuan. Penelitian penguasaan kosakata yang diteliti oleh Palenkahu (2006) membahas tentang penguasaan kosakata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembaca mula-mula memakai pengetahuan awalnya untuk memahami wacana yang dibacanya, kemudian apabila masih mempunyai kesulitan, kosakata diartikan untuk memahami bacaan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada saat melihat judul bacaan, pembaca langsung menghubungkannya dengan pengetahuan awalnya untuk memahami wacana tersebut. Akan tetapi setelah mengaktifkan pengetahuan awalnya dan informasi belum dipahami, maka pembaca mulai menelusuri kalimat demi kalimat atau kata demi kata untuk merangkum makna dengan bantuan kosakata. Penguasaan kosakata seseorang dengan orang lain berbeda-beda. Perbedaan itu didasari oleh kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca dapat timbul karena adanya motivasi dari dalam maupun luar. Motivasi dapat mendorong seseorang untuk membiasakan melakukan kegiatan membaca sehingga dengan terbiasanya membaca wawasan ilmu pengetahuan seseorang dapat bertambah. Orang yang sering membaca dan membiasakan membaca secara langsung ia akan mengenal kosakata baru. Kebiasaan membaca dapat meningkatkan penguasaan kosata. Oleh karena itu, dengan membiasakan diri melakukan kegiatan membaca secara langsung menambah pembendaharaan kosakata. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan mengenai hubungan motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh sebagai berikut. 1) Ada hubungan positif dan tidak signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan kosakata pada siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh.
133
2) Ada hubungan positif dan signifikan antara kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata pemahaman siswa kelas IV SD IT Nurul Ishlah Banda Aceh. Keduannya beriringan artinya makin baik kebiasaan membacanya makin baik pula penguasaan kosakata mereka. 3) Ada hubungan positif dan tidak signifikan antara motivasi belajar dan kebiasaan membaca dengan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD IT Nurul Ishah Banda Aceh. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. (1) Guru bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya dapat memahami bagaimana kebiasaan membaca dan lebih kreatif dalam mengajar terutama yang berhubungan dengan penguasaan kosakata, karena hal ini penting bagi siswa sebagai modal dalam memahami suatu bacaan. (2) Orang tua hendaknya selalu memotivasi anak untuk belajar, sehingga dapat membiasakan diri untuk membaca dan memberi contoh bagi putra-putrinya dalam membiasakan membaca. DAFTAR PUSTAKA Bahry, Rajab. 2000. “Efektivitas Pondok Baca dalam Peningkatan Kebiasaan dan Minat Membaca Anak”. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia. Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa ‘Pegangan bagi Pengajar Bahasa’. Jakarta: Indeks. Ghozali, Imam. 2006. Statistik Nonparametrik. Semarang: Undip. Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina. 2011. “Pengaruh Motivasi BPelajar Siswa Terhadap Prestasi belajar IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Nomor 1, Volume 12: 81-86. Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan “Sebuah Orientasi Baru”. Cipayung: Gaung Persada Press. Keraf,
Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
134 Master Bahasa Vol. 4 No. 2; Juli 2016:127−134 Pelenkahu, Noldy. 2006. “Hubungan antara Pengetahuan Awal dan Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 62: 875-894. Ruswandi. 2013. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Cipta Pesona Sejahtera. Santoso, singgih. 2000. Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik. Jakarta: Elexmedia Santrock, John W. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.
Samsiyah, Siti, dkk. 2013. “Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Motivasi Belajar dengan Kemampuan Membaca Cerita (Survei pada Siswa Kelas V SD Negeri di Kecematan Jatiroto)”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Nomor 2, Volume 1: 27-36. Tampubolon. 1987. Kemampuan Membaca “Teknik Membaca Efektif dan Efisien”. Bandung: Angkasa. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2011. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.