HUBUNGAN SELF ESTEEM DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Ruly Sylvia Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Abstract:This research aims to recognize the relation between self esteem and learning motivation with the outcome of learning citizenship for elementary school in an administrative village of west Pamulang, South Tangerang. The method of study used is relational quantitative method. The technique of data analysis which is used to process data is descriptive analysis technique and inferential analysis with 100 samples. The results of the study are that: (1) there is a significant positive relation between self esteem and the outcome of citizenship. (2) There is a significant positive relation between student learning motivation and the outcome of learning citizenship. It i means that the meaning of learning motivation has direct relation to the outcome of student learning citizenship, stronger the student has learning motivation higher the outcome learning citizenship. (3) There is a significant positive relation between self esteem and student motivation together with the outcome of learning citizenship. It means that self esteem and learning motivation gives contribution to the outcome of learning citizenship contributions of. Self esteem contribution and learning motivation can to increase the outcome of learning citizenship. Key word: self esteem, learning motivation, and the outcome of learning citizenship. Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self esteem dan motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas III di Sekolah Dasar Pamulang Barat, Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantatif korelasional.Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data adalah teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan 100 sampel. Hasil penelitian ini diketahui bahwa: (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara self esteem dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Ini memberikan makna semakin baik self esteem seorang siswa maka semakin tinggi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraannya. (2) Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Ini memberikan makna motivasi belajar memiliki hubungan langsung terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa, semakin kuat motivasi belajar yang dimiliki siswa maka semakin tinggi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. (3) Ada hubungan positif yang signifikan antara self esteem dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Ini memberikan makna bahwa self esteem dan motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Kontribusi self esteem dan motivasi belajar merupakan sumbangan yang cukup berarti untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Kata kunci: self esteem, motivasi belajar, dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
311
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Pendidikan merupakan salah satu
psikologis.Sedangkan
faktor
ekstern
faktor penting untuk meningkatkan
adalah faktor yang ada di luar individu,
kualitas manusia baik secara individu
seperti faktor keluarga, sekolah, dan
maupun rohani,
kelompok, spiritual,
baik
jasmani,
masyarakat. Faktor-faktor di atas harus
material
maupun
benar-benar diperhatikan supaya hasil
kematangan berpikir untuk menghadapi
pembelajaran
setiap tantangan yang datang dalam
tercapai
kehidupan. Hal ini sejalan dengan
pembelajaran
tujuan
formal, yaitu pendidikan di sekolah.
pendidikan
nasional
dalam
peserta
dengan
didik
baik,
dapat
terutama
dalam jalur pendidikan
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
Benjamin S. Bloom keseluruhan
tentang Sistem Pendidikan Nasional
tujuan pendidikan, tujuan pendidikan
Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan
langsung adalah perubahan kualitas
nasional, yaitu mengembangkan potensi
kemampuan
peserta didik agar menjadi manusia
psikomotorik, dibagi atas hierarki atau
yang beriman dan bertaqwa kepada
taksonomi
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
(domain), yaitu 1) Domain kognitif
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mencakup
mandiri, dan menjadi warga negara
mengenal lingkungan yang terdiri atas
yang demokratis
enam macam kemampuan yang disusun
serta bertanggung
jawab.
kognitif, menjadi
afektif, tiga
kemampuan
secara hierarkis dari
dan
kawasan intelektual
yang paling
Ketika membahas pendidikan pasti
sederhana
sampai
tidak terlepas dari kata pembelajaran
kompleks,
yaitu
karena pembelajaran merupakan bagian
(kemampuan mengingat kembali hal-
dari
Slameto
hal yang telah dipelajari), pemahaman
dalam bukunya Belajar dan Faktor-
(kemampuan menangkap makna atau
faktor yang Mempengaruhi, faktor-
arti
faktor yang mempengaruhi
(kemampuan mempergunakan hal-hal
pendidikan.
Menurut
proses
sesuatu
paling
pengetahuan
hal),
penerapan
belajar yang berdampak bagi hasil
yang
belajar, antara lain faktor intern dan
menghadapi situasi-situasi baru dan
ekstern. Faktor intern adalah faktor
nyata),
yang ada dalam diri individu, seperti
menjabarkan sesuatu menjadi bagian-
faktor
bagian sehingga struktur organisasinya
jasmaniah
dan
312
sudah
yang
dipelajari
analisis
untuk
(kemampuan
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia dapat difahami), sintesis (kemampuan
dalam menjawab sesuatu rangsang),
memadukan
gerakan dasar (kemampuan melakukan
bagian-bagian
menjadi
satu keseluruhan yang berarti), dan
pola-pola
penilaian
pembawaan
(kemampuan
memberikan
gerakan
yang
dan
bersifat
terbentuk
dari
harga sesuatu hal berdasarkan kriteria
kombinasi gerakan-gerakan refleks),
intern, kelompok, ekstern, atau yang
kemampuan perseptual (kemampuan
telah ditetapkan terlebih dahulu); 2)
menerjemahkan
Domain afektif mencakup kemampuan-
diterima melalui alat indera menjadi
kemampuan
gerakan-gerakan
emosional
dalam
perangsang yang
yang tepat),
mengalami dan menghayati sesuatu hal
kemampuan jasmani (kemampuan dan
yang meliputi lima macam kemampuan
gerakan-gerakan dasar merupakan inti
emosional disusun secara hierarkis,
untuk memperkembangkan gerakan-
yaitu kesadaran (kemampuan untuk
gerakan yang terlatih), gerakan-gerakan
ingin memperhatikan sesuatu hal),
terlatih
partisipasi (kemampuan untuk turut
gerakan-gerakan canggih dan rumit
serta atau terlibat dalam sesuatu hal),
dengan tingkat efisiensi tertentu), dan
penghayatan nilai (kemampuan untuk
komunikasi nondiskursif (kemampuan
menerima nilai dan terikat kepadanya),
melakukan komunikasi dengan isyarat
pengorganisasian
gerakan badan).
nilai
(kemampuan
untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya),
dan
(kemampuan
karakteristik
diri
satu
persoalan
hasil
belajarPendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
yang
rendah.Padahal pembentukan karakter
mampu
sebagai warga negara yang baik sesuai
mengawasi tingkah lakunya); dan 3)
amanat Pancasila dan UUD 1945 harus
Domain
dibentuk mulai dari tingkat pendidikan
dimana
terbentuk
memiliki
Salah
melakukan
pola
hidup
untuk
(kemampuan
sistem
dalam
nilai
dirinya
psikomotor,
kemampuan-kemampuan
yaitu motorik
dasar,
Dasar
yaitu
selama
Sekolah
ini
Dasar
masih
dan
menggiatkan dan mengoordinasikan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah
gerakan terdiri dari gerakan refleks
salah
(kemampuan
memfokuskan
melakukan
tindakan-
tindakan yang terjadi secara tak sengaja
satu
mata pada
pelajaran
yang
pembentukan
warga negara yang memahami dan
313
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
mampu
melaksanakan
dan
pertemanan dan lingkungan sosial.Self
kewajibannya untuk menjadi warga
esteem merupakan salah satu aspek
negara
kepribadian yang merupakan kunci
yang
hak
berkarakter
yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
dalam
1945, cerdas, dan terampil. Menurut
seseorang,
karena
Yulinar Nur ada tiga kompetensi dalam
berpengaruh
pada
mata
tingkat emosi, keputusan yang diambil
pelajaran
Pendidikan
pembentukan
perilaku
akan
sangat
proses
berpikir,
Kewarganegaraan
yang
harus
pada nilai-nilai tujuan hidup seseorang
diperhatikan,
peserta
didik
yang memungkinkan seseorang mampu
mampu berpikir kritis, rasional, dan
menikmati dan menghayati kehidupan.
kreatif
Ketika self esteem yang terbentuk
yaitu
dalam
merespon
isu-isu
kewarganegaraan, peserta didik mampu
dalam
berpartisipasi
kemungkinan akan mengganggu proses
secara
cerdas
dan
bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa,
diri
siswa
kurang
baik
pembelajaran siswa tersebut.
dan
Hamzah B. Uno (2011: 136)
bernegara, dan peserta didik mampu
juga mengemukaan bahwa motivasi
membentuk diri berdasarkan kepada
belajar adalah dorongan internaldan
karakter-karakter positif masyarakat
eksternal pada siswa yang sedang
Indonesia dan masyarakat dunia yang
belajar
demokratis.
perubahan
Menurut
Branden
dalam
untuk
mengadakan
tingkah
laku,
pada
umumnya dengan indikator atau
Nikmarijal (2015), self esteem adalah
unsur
keyakinan
mempunyai peranan yang sangat
dan
kemampuan
untuk
yang
mendukung.Hal
bertindak dan menghadapi tantangan
besar
hidup ini. Keyakinan dalam hak untuk
seseorangdalam
bahagia, perasaan berharga , dan layak.
hasil
Cara memandang dan merasakan diri
Kewarganegaraan.
sendiri
yang
akan
mempengaruhi
dalam
ini
keberhasilan belajar
belajar
Sehingga
terutama Pendidikan
penelitian
seseorang dalam berperilaku. Cara
bertujuan
pandang
hubungan self esteem dan motivasi
terbentuk keluarga,
dan
merasakan
dari
diri
pengalaman
sekolah,
ini
dalam
belajar
hubungan
melihat
ini
terhadap
bagaimana hasil
belajar
Pendidikan Kewarganegaraan.
314
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia berupa kuesioner/angket yang berjumlah 33 pernyataan soal yang kemudian
METODE Pendekatan yang digunakan adalah
dirata-rata.Penilaian self esteemdalam
pendekatan kuantitatif dengan metode
bentuk kuesioner/angket dengan 26 butir
survei
pernyataan.
(studi
korelasional)
yang
Dan
penilaian
motivasi
menggambarkan
tentang
variabel-
belajar dalam bentuk kuesioner/angket
variabel
diteliti,
sekaligus
dengan 26 butir pernyataan.
yang
menyelidiki hubungan antar variabel. Penelitian
ini
untuk
mengetahui
Analisis deskriptif menyajikan tiga hal yaitu (a) penyajian data dalam
hubungan antara hasilbelajar Pendidikan
bentuk
Kewarganegaraan
histogram, (b) ukuran pemusatan data
sebagai
variabel
distribusi
digunakan
variabel bebas self esteem sebagai (X1)
pusat meliputi mean (rerata, median dan
dan motivasi belajar sebagai (X2) yang
modus, serta (c) ukuran penyebaran data
diteliti hubungan ketiga variabel tersebut
yaitu
dapat diilustrasikan pada gambar sebagai
simpangan baku (standar deviasi).
rentang
mengetahui
dan
terikat (Y) yang dimiliki siswa dengan
berikut :
untuk
frekuensi
skor
gejala
varians,
dan
Penyajian analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu:
X1
variabel
X2
Gambar 1.Konstelasi Masalah Penelitian
belajar
esteem,
belajar.
(X1)
(X2) variabel Masing-masing
variabel disajikan distribusi frekuensi
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah DasarKota Tangerang selatan yang berjumlah 100 orang. belajar
hasil
Kewarganegaraan,
self
motivasi
hasil
variabel
Pendidikan
Y
Penilaian
(Y)
Pendidikan
Kewarganegaraandalam bentuk soal tes pilihan gandadengan25butir soal pada ranah kognitif dan pada ranah afektif
315
dan histogram, ukuran pemusatan data, Sampel yang menjadi sa dan ukuran penyebaran. Analisis Inferensial menyajikan tiga hal yaitu uji korelasi, korelasi ganda, dan uji
signifikansi.Analisis
Korelasi
digunakan untuk mengetahui seberapa erat
hubungan
antara
variabel
independen dengan variabel dependen.
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Analisis
regresi
digunakan
untuk
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
menaksirkan nilai variabel y berdasarkan
SkorHasil Belajar Pendidikan
nilai variabel x serta taksiran perubahan
Kewarganegaraan
y untuk setiap satuan perubahan variabel x. Pengujian hipotesis pada penelitian ini diadakan dengan melakukan uji thitung
Batas Bawah
Batas Atas
Frek . Absolut
50
43.5
50.5
6
6,0%
57
50.5
57.5
10
10,0%
64
57.5
64.5
21
21,0%
71
64.5
71.5
21
21,0%
78
71.5
78.5
17
17,0%
85
78.5
85.5
16
16,0%
92
85.5
92.5
8
8,0%
98
92.5
98.5
1
1,0%
100
100%
Kelas Interval
Frek. Relatif
dengan mencari besarnya thitung yang ttabel.
44
Koefisien determinasi untuk menyatakan
51
akan besar
dibandingkan kecilnya
dengan
sumbangan
variabel
independen terhadap variabel dependen.
58 65
HASIL PENELITIAN
72
Data yang diperoleh dari tes hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
79
pada ranah kognitif dan afektif yang
86
dirata-ratadengan
93
jumlah
siswa
sebanyak 100 orang.Berdasarkan hasil
-
Jumlah
perhitungan, diperoleh nilai rata-rata skor variabel hasil belajar Pendidikan
Berdasarkan Grafik 2 di atas dapat
Kewarganegaraan = 81,82; modus = 80;
dikemukakan
median = 84; dan standar deviasi =
orang (21,0%) berada pada kelompok
8,60.Dilihat
skor
rata-rata, 16 orang atau (16,0%) berada
tertinggi
di bawah rata-rata, dan dan 63 orang
terendah
secara
44
dan
empirik skor
93.Rentang skor teoritik terendah yang mungkin dicapai responden adalah 0
bahwa
sebanyak
21
(63,0%) berada di atas rata-rata. Banyak
data
self
esteemyang
dan tertinggi 93. Sebaran skor variabel
masuk berjumlah 100 orang dengan
hasil
Pendidikan
skor total 8229. Berdasarkan hasil
bentuk
perhitungan, diperoleh nilai rata-rata
distribusi tampak pada Tabel 1 berikut
skor variabel self esteem = 82,29;
ini:
modus = 85; median = 83; dan standar
belajar
Kewarganegaraan
dalam
deviasi = 7,71. Dilihat secara empirik skor terendah 59 dan skor tertinggi 316
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia 100.Rentang skor teoritik terendah
hasil perhitungan, diperoleh nilai
yang
rata-rata
mungkin
65 71 77 83 89 95
responden
skor
variabel
motivasi
adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran
belajar = 88,05, modus = 90, median
skor variabel self esteem dalam bentuk
= 90, dan standar deviasi = 7,68.Di
distribusi tampak pada Tabel 2 berikut
lihat secara empirik skor terendah
ini:
69 dan skor tertinggi 104.Rentang Tabel 2.
skor teoretik terendah yang mungkin
Distribusi Frekuensi Self Esteem
dicapai responden adalah 0 dan tertinggi 104. Sebaran skor variabel Frek. motivasi belajar dalambentuk Relatif distribusi tampak pada Tabel 3
Batas Bawah
Batas Atas
Frek . Abso -lut
64
58.5
64.5
8
8%
70
64.5
70.5
21
21%
76
70.5
76.5
8
8%
82
76.5
82.5
22
22%
88
82.5
88.5
22
22%
94
88.5
94.5
17
17%
10 0
94.5
100. 5
2
2%
100
100%
Kelas Interval 59
dicapai
-
Jumlah
berikut ini: Tabel 3.Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kelas Batas Batas Frek. Frek. Interval Bawah Atas Absolut Relatif 69 - 74 68.5 74.5 5 5% 75 - 80 74.5 80.5 19 19% 81 - 86 80.5 86.5 39 39% 87 - 92 86.5 92.5 16 16% 93 - 98 92.5 98.5 17 17% 99 - 104 98.5 104.5 4 4% Jumlah 100 100%
Berdasarkan Grafik 3 di atas
Berdasarkan Grafik 4 di atas
dapat dikemukakan sebanyak 22
dapat dikemukakan sebanyak 37
orang (22%) berada pada kelompok
orang (37%) berada pada kelompok
rata-rata,
rata-rata,
16 orang atau (16%)
14 orang atau (14%)
berada di bawah rata-rata, dan dan
berada di bawah rata-rata, dan 39
62 orang (62%) berada di atas rata-
orang (39%) berada di atas rata-rata Hipotesis pertama yang diajukan
rata. Banyak data motivasi belajar
dalam penelitian ini menyatakan bahwa
yang masuk berjumlah 100 orang
terdapat hubungan positif dan signifikan
dengan skor total 8805. Berdasarkan
antara self esteem dengan hasil belajar
317
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Pendidikan Kewarganegaraan hal ini
Selatandiperoleh r sebesar 0,628. Dari
ditunjukan dengan thitung = jauh lebih
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
besar pada ttabel pada taraf signifikan =
kedua
0,05 yaitu 1,68. atau thitung3,49>1,68.
searah(positif).Sedangkan hasil analisis
.Pola hubungan antara kedua variabel ini
koefisien determinasi antara variabel X1
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
dan Y maka R Square sebesar 0,3944
53,723
+
variabel
tersebut
kuat
dan
0,342X1.
Persamaan
ini
atau 39,44%. Hal ini menunjukan
bahwa
hubungan
self
pengaruh positif dari self esteem siswa
menunjukan
esteemdengan hasil belajar pendidikan
dengan
Kewarganegaraan kelas
SD
Kewarganearaan siswa kelas III di SD
Kristen di Kelurahan Pamulang Barat,
Kristen di Kelurahan Pamulang Barat,
Tangerang
Tangerang
Selatan
III di
adalah
searah
hasil
belajar
Selatan
Pendidikan
sebesar
39,44%
(positif),hal tersebut ditunjukan pada
sedangkan sisanya 60,56 % merupakan
koefisien regresi atau nilai b dalam
faktor lain.
persamaan
regresi
tersebut
yang
Hipotesis
kedua
yang diajukan
menunjukan angka positif sebesar 0,342
dalam penelitian ini menyatakanbahwa
yang mengandung arti bahwa setiap
terdapat hubungan positif dan signifikan
kenaikan self esteem 1 poin akan diikuti
antara motivasi belajardengan hasil
dengan
belajar
belajar Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Kewarganegaraan sebesar
hal ini ditunjukan dengan thitung = jauh
0.342poin
lebih
kenaikan pada
hasil
konstanta
53,723..
besar
pada
ttabel
pada
taraf
Demikian pula sebaliknya, jika self
signifikan = 0,05 yaitu 4,81. atau
eteem mengalami penurunan 1 poin
thitung4,81>1,68. Pola hubungan antara
maka
kedua variabel ini dinyatakan oleh
hasil
belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan akan lebih cenderung
persamaan
mengalami
0,259X2.. Persamaan ini menunjukan
penurunan
sebesar
0,342poin.
bahwa
Hasil analisis korelasi sederhana
dengan
regresi
hubungan hasil
Ŷ=59,042 motivasi
belajar
+
belajar
Pendidikan
antara self esteem dengan hasil belajar
Kewarganegaraan kelas III di Sekolah
Pendidikan
siswa
Dasar Kristen di Kelurahan Pamulang
kelas III di SD Kristen di Kelurahan
Barat, Tangerang Selatan adalah searah
Pamulang
(positif), hal tersebut ditunjukan pada
Kewarganegaraan Barat,
tangerang
318
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia koefisien regresi atau nilai b dalam
sebesar
persamaan
71,51% merupakan faktor lain.
regresi
tersebut
yang
28,49%
sedangkan
sisanya
menunjukan angka positif sebesar 0,259
Hipotesis ketiga yang diajukan
yang mengandung arti bahwa setiap
dalam penelitian ini menyatakan bahwa
kenaikan motivasi belajar 1 poin akan
terdapat hubungan positif dan signifikan
diikuti dengan kenaikan hasil belajar
antara self esteem dan motivasi belajar
Pendidikan
dengan
Kewarganegaraan
hasil
belajar
Pendidikan
mengalami kenaikan sebesar 0,259 poin.
Kewarganegaraan, hal ini ditunjukan
Demikian pula sebaliknya, jika motivasi
dengan Fhitung = jauh lebih besar pada
belajar mengalami penurunan 1 poin
ttabel pada taraf signifikan = 0,05 yaitu
maka
3,14.
hasil
belajar
Pendidikan
atauFhitung5,19>3,14.
Pola
Kewarganegaraan akan lebih cenderung
hubungan antara kedua variabel ini
mengalami penurunan sebesar 0,259
dinyatakan oleh persamaan regresi Ȳ =
poin.
50,577 + 0,295X1 + 0,080X2. Persamaan
Hasil analisis korelasi sederhana
ini menunjukan bahwa hubungan self
antara motivasi belajar dengan hasil
esteem dan motivasi belajar dengan
belajar Pendidikan Kewarganegaraan
hasil
siswa kelas III di SD Kristen di
Kewarganegaraan kelas
Kelurahan Pamulang Barat, Tangerang
Kristen di Kelurahan Pamulang Barat,
Selatan diperoleh r sebesar 0,534.Dari
Tangerang
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
(positif),
kedua variabel tersebut kuat dan searah
persamaan
(positif).Sedangkan
terdapat hubungan self esteem dengan
hasil
analisis
belajar
Selatan hal
Pendidikan III di
adalah
tersebut regresiterlihat
SD
searah
ditunjukan bahwa
koefisien determinasi antara variabel X2
hasil
dan Y maka R Square sebesar 0,2849
Kewarganegaraan,
atau 28,49 %. Hal ini menunjukan
ditunjukan pada koefisien regresi atau
pengaruh positif dari motivasi belajar
b1 dalam persamaan regresi tersebut
dengan
Pendidikan
yang menunjukan positif sebesar 0,295
Kewarganearaan siswa kelas III di
yang mengandung arti bahwa setiap
Sekolah Dasar Kristen di Kelurahan
kenaikan self esteem siswa 1 poin akan
Pamulang Barat, Tangerang Selatan
diikuti dengan kenaikan hasil belajar
hasil
belajar
319
belajar
Pendidikan hal
tersebut
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Pendidikan Kewarganegaraan sebesar
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
0.295poin. Demikian pula sebaliknya
kedua variabel tersebut kuat dan searah
jika self esteem mengalami penurunan 1
(positif).Sedangkan
poin maka hasil belajar Pendidikan
koefisien determinasi antara variabel X2
Kewarganegaraan
dan Y maka R Square sebesar 0,376
akan
mengalami
penurunan sebesar 0,295 satuan.
atau
37,6%.
Hal
hasil
ini
analisis
menunjukan
Dari persamaan regesi motivasi
pengaruh positif dari self esteem dan
belajar terhadap hasil belajar Pendidikan
motivasi belajar dengan hasil belajar
Kewarganegaraan
Pendidikan
pengaruhnya
terlihat
siswa
kelas III di SD Kristen di Kelurahan
koefisien
Pamulang Barat, Tangerang Selatan
regresi atau nilai b2 dalam persamaan
sebesar 37,6% sedangkan sisanya 62,4%
regresi tersebut yang menunjukan angka
merupakan faktor lain.Self esteem dapat
positif sebesar 0,08 yang mengandung
membantu siswa dalam meningkatkan
arti bahwa setiap kenaikan motivasi
hasil
belajar siswa 1 poin akan diikuti dengan
Kewarganegaraan.
ditunjukan
kenaikan
hasil
(positif).
Kewarganegaraan
Hal
tersebut
searah
bahwa
pada
belajar
Pendidikan
belajar Self
esteem
Pendidikan adalah
penilaian
Kewarganegaraan sebesar 0.08 poin.
gambaran yang kuat akan kejiwaaan
Demikian pula sebaliknya jika motivasi
seseorang terhadap dirinya. Begitupun
belajar mengalami penurunan 1 poin
William James (1890) mendefinisikan
maka
Pendidikan
self esteem sebagai perasaan berharga
mengalami
seseorang, menurunkannya dari pikiran
hasil
belajar
Kewarganegaraan
akan
penurunan sebesar 0.08 poin.
untuk sanggup melakukan sesuatu yang disukai. Self esteem tidak terbentuk dengan sendirinya tapi dalam waktu
PEMBAHASAN Hasil analisis korelasi sederhana
yang lama; seringkali terbentuk dari
antara self esteem dan motivasi belajar
bagaimana kita menilai diri kita dalam
dengan
berbagai
hasil
belajar
Pendidikan
kenyataan
dengankeluarga,
Kewarganegaraan siswa kelas III di
pekerjaan,pertemanan dalam waktu yang
Sekolah Dasar Kristen di Kelurahaan
lama.Desmita mengutarakan bahwa self
Pamulang
esteem adalah evaluasi individu terhadap
Barat,
Tangerang
Selatandiperoleh r sebesar 0,613. Dari
320
dirinya
secara
positif
dan
negatif.
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia Evaluasi individu tersebut terlihat dari
keterlibatan individu dalam partisipasi
penghargaan yang ia berikan terhadap
dan integritas di dalam keluarga; dan
eksistensi
aspek fisik yang mengacu pada persepsi
dan
keberartian
dirinya.
Individu yang memiliki self esteem
individu terhadap kondisi fisik individu.
positif akan menerima dan menghargai
Salah satu cara membantu siswa
dirinya sendiri sebagaimana adanya dan
menilai diri mereka secara realistis
tidak cepat-cepat menyalahkan dirinya
adalah dengan membandingkan prestasi
atas kekurangan atau ketidaksempurnaan
siswa pada masa lampau dan saat
dirinya. Ia selalu merasa puas dalam
ini.Seperti yang dinyatakan Rosenberg
menghadapi
tantangan.
di atas bahwa salah satu aspek self
Sebaliknya, individu yang memiliki self
esteem, yaitu aspek akademik, hal ini
esteem negatif merasa dirinya tidak
diperkuat dengan penelitian oleh Satrio
berguna, tidak berharga, dan selalu
Budi
menyalahkan
“Benarkah Self Esteem Mempengaruhi
berbagai
dirinya
ketidaksempurnaan
atas
dirinya.
Ia
Wibowo
Prestasi
dalam
penelitiannya
Akademik?”
cenderung tidak percaya diri dalam
menunjukkan
melakukan setiap tugas dan tidak yakin
mempengaruhi hasil belajar. Di mana
dengan ide-ide yang dimilikinya.
peneliti menyatakan bahwa self esteem
Menurut Rosenberg self esteem
bahwa
self
yang esteem
yang positif pada diri siswa maka hasil
meliputi dua aspek, yaitu penerimaan
belajar
diri dan penghormatan diri. Kedua aspek
sebaliknya self esteem pada diri siswa
tersebut memiliki lima aspek, yaitu
yang rendah maka rendah pula hasil
dimensi akademik, sosial, emosional,
belajar siswa.Hal ini sejalan dengan
keluarga, dan fisik. Aspek akademik
Hamzah B. Uno (2011: 37) yang
mengacu
mengutarakan
pada
persepsi
individu
siswa
juga
tinggi,
motivasi
atau
adalah
terhadap kualitas pendidikan individu;
kekuatan, baik dari dalam maupun dari
aspek sosial mengacu pada persepsi
luar yang mendorong seseorang untuk
individu
mencapai tujuan tertentu yang telah
terhadap
hubungan
sosial
individu; aspek emosional merupakan
ditetapkan
keterlibatan
emosi
juga mengutarakan bahwa dalam hal
individu; aspek keluarga mengacu pada
belajar, motivasi adalah suatu kondisi
individuterhadap
321
sebelumnya.Yudrik
Jahja
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
yang mendorong anak untuk melakukan
Dalam belajar tentu ada tujuan yang
belajar guna meningkatkan mutu belajar
ingin dicapai, di antaranya, yaitu: 1)
dengan baik.
Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini
Motivasi pertimbangan
belajar beberapa
adalah
ditandai dengan kemampuan berpikir.
yang
Pemilikan pengetahuan dan kemampuan
faktor
mempengaruhi untuk menentukan hasil
berpikir
akhir belajar dari persiapan belajar.
dipisahkan, 2) Penanaman konsep dan
(Paris, et. Al., 1983).Motivasi belajar
keterampilan, penanaman konsep atau
adalah
merumuskan konsep, juga memerlukan
perantara
rangsangan
dan
sebagai
yang
tidak
dapat
tindakan. Dengan kata lain motivasi
suatu
belajar adalah pikiran seseorang untuk
memang dapat dididik, yaitu dengan
pembelajar
banyak melatih kemampuan, dan 3)
bertanggung
jawab
dan
keterampilan.Keterampilan
pembelajar mengejar pengetahuan yang
Pembentukan
lain agar menjadi jelas.
menumbuhkan sikap mental, perilaku,
Setiap
perilaku
belajar
selalu
sikap,
dalam
dan pribadi harus lebih bijak dan hati-
ditandai dengan ciri-ciri perubahan yang
hati
spesifik, antara lain yaitu: 1) Belajar
mengutarakan
menyebabkan perubahan pada aspek-
sejumlah
aspek kepribadian yang berfungsi terus-
menunjukkan
menerus, yang berpengaruh pada proses
melakukan
perbuatan
selanjutnya; 2) Belajar hanya terjadi
umumnya
menliputi
melalui
bersifat
keterampilan, dan sikap-sikap yang baru,
merupakan
yang diharapkan dapat dicapai oleh
pengalaman
individual;
3)
yang
Belajar
kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang
dalam
pendekatannya.Hamalik tujuan hasil bahwa
belajar belajar
adalah yang
siswa
telah
belajar,
yang
pengetahuan,
siswa.
ingin dicapai melalui proses belajar; 4)
Hasil belajar adalah kemampuan-
Belajar menghasilkan perubahan yang
kemampuan yang dimiliki peserta didik
menyeluruh, melibatkan tingkah laku
setelah ia menerimapengalaman belajar.
secara integral; 5) Belajar adalah proses
Sesuatu hal yang sudah pasti bahawa
interaksi; 6) Belajar berlangsung dari
dari
yang paling sederhana sampai pada yang
diperoleh suatu hasil, seberapa pun
kompleks.
kecilnya hasil itu. Hal tersebut umumnya
proses
belajar
mengajar
akan
disebut hasil pengajaran atau hasil
322
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia belajar. Untuk memperoleh hasil sebaik-
kategori
baiknya, maka proses belajar mengajar
penerapan,
harus dilakukan dengan sadar, disengaja,
evaluasi; b) Afektif, yaitu kemampuan
dan terorganisasi dengan baik khususnya
yang mengutamakan perasaan, emosi,
pada pendidikan formal untuk mencapai
dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan
tujuan
dikembangkan
penalaran yang terdiri dari kategori
metode-metode yang baik dalam proses
penerimaan, partisipasi, penilaian atau
belajar mengajar. Juliah mendefinisikan
penentuan
hasil belajar adalah segala sesuatu yang
pembentukan
menjdi milik siswa sebagai akibat dari
Psikomotorik, yaitu kemampuan yang
kegiatan belajar yang dilakukannya.
mengutamakan keterampilan jasmani
tersebut
telah
pengetahuan, analisis,
sikap,
pemahaman, sintsesis
dan
organisasi,
pola
hidup;
dan
dan
c)
Sedangkan Hamalik mengutarakan
yang terdiri dari persepsi, kesiapan,
bahwa hasil-hasil belajar adalah pola-
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
pala perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
gerakan kompleks, penyesuaian pola
pengertian,
serta
gerakan, dan kreativitas. Orang dapat
Sudjana
mengamati tingkah laku orang telah
apersepsi
dan
sikap-sikap,
dan
berpendapat
abilitas.
hasil
belajar
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman mengajarnya.
setelah
membandingkannya
sebelum belajar. Hasil
belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan yang dimaksud dalam
Horward Kingsley membagi tiga macam
belajar
hasil
ini
adalah
kemampuan
yakni:
a)
Pendidikan
kebiasaan;
b)
dimiliki dalam ranah kognitif dan ranah
Pengetahuan dan pengertian; dan c)
afektif setelah kegiatan belajar terjadi
Sikap dan cita-cita. Untuk menangkap
dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
isi dan pesan belajar maka dalam belajar
tujuan
tersebut,
Kewarganegaraan yang mengacu pada
Keterampilan
kemampuan Kognitif, berkenaan
belajar,
penelitian
dan
individu pada yaitu
menggunakan ranah-ranah:
kemampuan
dengan
a) yang
pengetahuan,
penalaran atau pikiran yang terdiri dari
323
rencana
Kewarganegaraan
pembelajaran pembelajaran
yang
Pendidikan dan
Silabus
berdasarkan kurikulum. Self esteemdan motivasi belajar secara
bersama-sama
memiliki
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
hubungan positif dengan hasil belajar
dari Benjamin S. Bloom, yaikni ranah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan
kognitif,
demikian, variabel self esteem dan
psikomotoris.Ranah kognitif berkenaan
variabel motivasi belajar merupakan
dengan hasil belajar intelektual yang
dua faktor yang harus diperhatikan
terdiri
untuk
pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
meningkatkan
hasil
belajar
Pendidikan
afektif,
dari
enam
dan
aspek,
yakni
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Kewarganegaraan.Berdasarkan
hasil
Ranah afektif berkenaan dengan sikap
pengujian statistik menunjukan bahwa
yang terdiri dari lima aspek, yakni
self esteemmotivasi belajar memberikan
penerimaan,
konstribusi
signifikan
penilaian, organisasi, dan internalisasi.
belajar
Pendidikan
Ranah psikomotoris berkenaan dengan
Kewarganegaraan.dimana
semakin
terhadap
yang hasil
cukup
hasil
jawaban
belajar
atau
reaksi,
keterampilan
dan
positifself esteem semakin tinggi pula
kemampuan bertindak.Ada enam aspek
hasil belajar yang diperoleh siswa.
ranah
Sebaliknya semakin rendah self esteem
keterampilan
maka
semakin
yakni
gerakan
refleks,
gerakan
dasar,
pula
hasil
kemampuan perseptual, keharmonisan
siswa.
Dan
atau ketepatan, gerakan keterampilan
motivasi belajar yang kuat memberikan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan
dorongan belajar untuk mencapai hasil
interpretatif.
belajaryang
rendah
ini,
diperoleh
belajar maksimal.Sebaliknya motivasi belajar
siswa
lemah
sudah
Dalam dunia pendidikan, seorang
tentu
guru perlu mengetahui kemajuan hasil
dorongan belajar untuk mencapai hasil
belajar yang dicapai siswanya dari waktu
belajar rendah.Dengan demikian dapat
ke
dijelaskan bahwa hasil belajar siswa
mengembangkan alat evaluasi untuk
salah satu faktor yang dapat ditentukan
keperluan itu. Melalui evaluasi seorang
melalui self esteem dan motivasi belajar.
guru dapat memahami dan mengetahui
Dalam sistem pendidikan nasional
bagaimana penyerapan siswa terhadap
waktu
atau
bahan
rumusan tujuan pendidikan baik tujuan
sehingga ia dapat menentukan tindakan
kurikuler maupun tujuan instruksional,
atau
menggunakan klasifikasi hasil belajar
diperlukan.
langkah
materi
harus
rumusan tujuan pendidikan nasional
324
ajar
sehingga
pelajaran,
selanjutnya
Langkah-langkah
yang atau
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia tindakan yang mungkin dapat dilakukan
baik secara individu maupun kelompok
guru dalam mewujudkan gagasan atau
dan perilaku yang disebutkan dalam
ide dan perilaku pembelajaran yang
pembelajaran
kreatif berkaitan dengan pengembangan
peserta didik, baik secara individu
alat evaluasi tersebut, yaitu 1) Mengkaji
maupun
dan mengidentifikasi jenis atau bentuk
tingkat keberhasilan maupun kegagalan,
tes sebagai alat evaluasi hasil belajar
misalnya: istimewa: apabila seluruh
siswa atau peserta didikserta kaidah-
materi pelajaran dapat dikuasai siswa;
kaidah
2)
baik sekali: 85% sampai dengan 94%
Menentukan waktu evaluasi siswa atau
materi pelajaran dapat dikuasi peserta
peserta didik berupa tes atau ulangan
didik; baik: 75% sampai dengan 84%
harian,
cawu,
materi pelajaran dikuasai siswa; dan
semester; 3) Menentukan jenis atau
kurang: apabila materi pelajaran kurang
bentuk tes yang akan digunakan untuk
dari 75% dikuasai.
penulisan
mingguan,
soalnya;
bulanan,
khusus
kelompok.
dapat
dicapai
Acuan
patokan
mengevaluasi hasil belajar siswa atau
Gagne juga mengemukakan hasil
peserta didik; 4) Menetapkan jenis atau
belajar dibagi menjadi lima macam
bentuk tes yang telah dipilih dengan
kemampuan,
bahan
kapabilitas
ajar
atau
materi
pelajaran
yaitu
tiga
(capabilities)
macam manusia
berdasarkan pokok atau sub pokok
sebagai hasil belajar kognitif, satu
bahasan;
Mengidentifikasi
macam hasil belajar keterampilan gerak
hambatan
(motor skills), dan satu macam hasil
5)
permasalahan
dan
yang
diprediksi muncul berkenaan dengan
belajar
jenis
kapabilitas atau kemampuan dalam
atau
bentuk
tes
yang
akan
sikap
(attitudes).
digunakan; 6) Menentukan alternatif
kawasan
pemecahan
hambatan,
Keterampilan intelektual, yaitu hasil
dan kebutuhan yang dihadapi; dan 7)
belajar yang meliputi cara (knowing
Menyusun rencana kerja evaluasi.
how) atau pengetahuan yang bersifat
permasalahan,
Sebagai tolak ukur keberhasilan proses
belajar,
indikator-indikatornya
kognitif,
Ketiga
prosedural
(procedural
keterampilan
intelektual yaitu:
1)
knowledge), ini a)
dibagi
adalah penguasaan materi pelajaran yang
menjadi
dibelajarkan mencapai prestasi tinggi
(concepts), yaitu bagian dari sesuatu
325
empat,
yaitu:
Konsep
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
yang oleh Gagne disebut rule, b)
acapkali disebut kawasan sikap atau
Diskriminasi (discriminations), yaitu
tingkah laku.
kemampuan membedakan antara satu konsep dengan konsep lain, c) Rules
SIMPULAN
tingkat yang lebih tinggi (higher order
Berdasarkan paparan temuan di atas,
rules), yaitu kemampuan menerapkan
maka
konsep-konsep yang lebih kompleks
pertama
pada situasi
hubungan positifantara self esteem (X1)
yang bervariasi
yang
disimpulkan
bahwa
hipotesis
diterima
yaitu
terdapat
biasanya diperoleh dari belajar tentang
dengan
pemecahan
masalah,
Kewarganegaraan (Y) pada siswa kelas
(procedure),
yaitu
d)
Prosedur
belajar
Pendidikan
dari
III di SD Kristen di Pamulang Barat.
beberapa rules dalam bentuk urutan
Hipotesiskedua diterima yaitu terdapat
kegiatan; 2) Informasi verbal (verbal
hubungan positif antara motivasi belajar
information),
(X2) dengan hasil belajar Pendidikan
menjelaskan
rangkaian
hasil
yaitu secara
kemampuan verbal
tentang
Kewarganegaraan (Y) pada siswa kelas
sesuatu yang dipelajari baik berbentuk
III
fakta, prinsip, maupun penggunaan
Tangerang
rules; 3) Strategi kognitif (cognitive
diterima
strategies), yaitu keterampilan yang
positifsecara bersamaan antara
terorganisasi
esteem (X1) dan motivasi belajar (X2)
secara
internal,
di
Kelurahan
Pamulang
Selatan. yaitu
Hipotesisketiga
terdapat
self
dengan
dan cara belajar berpikir tanpa terikat
kewargenagaraan (Y) pada siswa kelas
pada apa materi yang dipelajari atau
III di SD Kristen di Kelurahan Pamulang
dipikirkan;
Barat, Tangerang Selatan Sesuai dengan
(psikomotor)
Keterampilan merupakan
gerak
kawasan
temuan
belajar
hubungan
menyangkut bagaimana cara mengingat,
4)
hasil
Barat,
Pendidikan
penelitian,
peneliti
psikomotorik, yaitu keterampilan yang
merekomendasikan beberapa hal bagi
berkenaan dengan otot, keterampilan
peneliti,
motorik, atau gerak yang membutuhkan
pendidikan:
koordinasi
1.
otot
(neuromuscular
Perlu
guru,
siswa
adanya
dan
lembaga
peningkatan
self
coordination); dan 5) Sikap (attitudes)
esteem dan motivasi belajar agar
merupakan
hasil
kawasan
afektif
yang
belajar
Kewarganegaraan
326
Pendidikan siswa
lebih
Hubungan Self Esteem Dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan Kewarganegaraan Ruly Sylvia
2.
meningkat
maka
dukungan
dari
perlu
adanya
berbagai
pihak
5.
Guru
juga
diharapkan
dapat
mengembangkan diri sehingga dalam
terutama terjalinnya kerjasama yang
proses
baik antara guru dan orang tua siswa
mengembangkan
serta lingkungan yang kondusif
pembelajaran yang menarik untuk
dalam
pokok-pokok bahasan pada mata
mendukung
kegiatan
pembelajaran
dapat
metode-metode
pembelajaran.
pelajaran
Untuk mencapai suatu hasil belajar
Kewarganegaraan sehingga evaluasi
yang
hasil
maksimal
pembelajaran sering
dalam
kegiatan
Pendidikan belajar
Pendidikan
guru
harus
lebih
Kewarganegaraan bukan pada ranah
memotivasi
siswa
serta
kognitif saja tapi juga ranah afektif.
memberikan kesempatan pada siswa agar aktif, kreatif, kritis serta dapat
DAFTAR RUJUKAN
mengembangkan
Abushihab Eiman F.2014. Self Esteem and Arab-Amercan Elementary Students.Psychological Reports: Mental and Physical Health. Corebima Arsad Bahri, Aloysius Duran. 2015. “The Contribution of LearningMotivation and Metacognitive Skill on Cognitive Learning Outcome of Students within Different Learning Strategies,”Journal of Baltic Science Education.Vol. 14, No. 4.(http//web.ebscohost.com) (diakses 24 Juni 2016). Desmita.2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung: PT remaja Rosdakarya. Hamalik,Oemar.2013. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
interaksisiswa
sehingga dapat memahami materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran di sekolah. 3.
Untuk mendapatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan,
pendidik perlu memahami muatan kurikulum
Pendidikan
Kewarganegaraan
dan
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan anak usia Sekolah Dasar. 4.
Dalam proses pembelajaran guru hendaknya mengetahui self esteem dan motivasi belajar siswa terkhusus mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan bahkan guru dapat membantu meningkatkan self esteem dan motivasi belajar siswa.
327
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Jie yi Li, et. al. 2015.“A Study on the Effects of Multiple Goal Orientation on Learning Motivation andLearning Behaviors,” Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. Vol. 9. No. 2 (293). (http//web ebscohost.com diakses 24 Juni 2016). Mardiati, Yayuk, et. al. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. N., Rahmania P. 2010. “Hubungan antara Self Esteem dengan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder pada Remaja Putri,” Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02. Nikmarijal Nikmarijal-Academia.edu. 2015. Urgensi Peranan Keluarga bagi Perkembangan Self-esteem Remaja.NikmarijalNikmarijal -Academia.edu, Online;http://www.academia.e du/6538333/Urgensi-PerananKeluarga-bagiPerkembangan-Self-esteemRemaja.html. (diakses 19 Juni 2015). Mamiek Puspitasari. 2016. “Hubungan antara Self Esteem, Kecerdasan Emosional, dan Motivasi
328
Berprestasidengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Blitar”.Jurnal Pendidikan FKIP UM. Vol. 12. No. 2 (397) http://library.um.ac.id/freecontens/index.php/pub/detail/hub ungan-antara-self-esteemkecerdasan-emosional-danmotivasi-berprestasi-denganprestasi-belajar-siswa-kelasakselerasi-di-sma-negeri-1-blitarmamiek-puspitasari33396.html(diakses 24 Juni 2016). Sari, Rachmawati Indah Permata Sari.2014. “Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN 11 Petang Jakarta Timur”.Jurnal Pedagogik Vol. II No. 1. (http//web ebscohost.com diakses 24 Juni 2016). Uno, Hamzah B.2011. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara.