Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) PESERTA DIDIK MTs. ISLAMIYAH PALANGKA RAYA Oleh : Nurhayati * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar PKn peserta didik M. Ts. Islamiyah Palangka Raya dengan subyek penelitian peserta didik kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif korelasional, dengan alat pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Populasi penelitian peserta didik kelas VIII dengan jumlah 134 peserta didik, sedangkan sampel sebanyak 34 peserta didik, yaitu 25% dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling sederhana, yang dilakukan secara undian. Analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara motivasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar PKn pesert didik di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang siginifkan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 57,5% dan sisanya dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi belajar peserta didik dipengaruhi secara positif oleh kedisiplinan dan motivasi belajar peserta didik, sedangkan 42,5% dipengaruhi oleh hal-hal di luar variabel bebas. Kata Kunci : Motivasi, Disiplin, Prestasi Belajar PKn.
PENDAHULUAN Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya yang dianggap sulit oleh peserta didik. Salah satu faktor penyebab adalah bahwa sebagian besar materi PKn merupakan konsep yang abstrak dan berjenjang (Kean dan Midlecamp, 1985). Penyebab lain adalah kurangnya kesadaran dan minat belajar di kalangan peserta didik. Hal ini tampak dari aktivitas belajar di kelas dan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa PKn merupakan pelajaran yang sulit adalah prestasi belajar yang diperoleh peserta didik belum memuaskan atau masih rendah. Berdasarkan
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
rekaman hasil belajar PKn di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik masih rendah. Di samping itu menurut guru bidang studi PKn dan pengamatan penulis pada saat kegiatan pembelajaran di M.Ts. menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar belum maksimal. Beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas proses belajar mengajar antara lain adalah: (1) masih rendahnya partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan minimnya jumlah pertanyaan yang diajukan atau peserta didik yang mau menjawab pertanyaan guru, (2) motivasi peserta didik yang masih rendah, ditandai dengan masih banyaknya peserta didik yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
52
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
Zulaicha (1996) dalam penelitiannya tentang hubungan antara motivasi belajar dan kemampuan keterampilan proses dengan prestasi belajar biologi peserta didik kelas II program ilmu-ilmu biologi (A-2) di SMA Negeri 2 dan 5 Malang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi peserta didik kelas II SMA Negeri 2 dan 5 Malang”. Sementara itu rendahnya kualitas proses dan hasil belajar peserta didik tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman guru tentang karateristik dan motivasi belajar para peserta didik khususnya pada peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015. Di samping itu kurang disiplinnya peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran. Pemahaman guru akan karateristik peserta didik dalam belajar penting sekali. Belajar bertujuan untuk membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap peserta didik dalam rangka mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Beberapa karakteristik peserta didik dalam belajar dapat kita jumpai seperti: anak yang tergolong cepat dalam belajar, tergolong lambat dalam belajar, anak kreatif, anak yang berprestasi kurang. Pemahaman karateristik peserta didik bagi seorang guru dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Muzakir dan Sutrisno (1996:155) mengatakan bahwa ”Peserta didik dalam belajar dapat mengalami kesulitan karena dua faktor, yaitu faktor intern belajar dan faktor ekstern belajar. Faktor intern meliputi kesehatan peserta didik, intelegensi, minat, motivasi, dan tipe-tipe khusus peserta didik. Sedangkan faktor eksternnya meliputi
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
sekolah, lingkungan sekolah, keluarga dan faktor lingkungan sosial.” Semua faktor tersebut secara bersamasama akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Dari sekian faktor tersebut yang menjadi perhatian peneliti saat ini adalah faktor intern, yaitu motivasi dan disiplin belajar. Motivasi dan disiplin belajar peserta didik merupakan suatu masalah yang perlu diketahui, sebab motivasi dan disiplin belajar berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan. Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan motivasi dan disiplin yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang kurang memuaskan. Menurut Wringstone (dalam Nurkancana 1983:225), ”Motivasi adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab motivasi merupakan sumber usaha”. Motivasi besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan motivasi peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik motivasi peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena motivasi peserta didik menambah kegiatan belajar. Dengan kata lain motivasi belajar merupakan faktor pendorong bagi peserta didik dalam mencapai prestasi belajar. Sementara itu disiplin belajar berperan dalam menumbuhkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Displin adalah suatu perubahan sikap dan perilaku dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan ketaatan, keteraturan, tanggung jawa dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh sekolah maupun tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran.
53
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
Dua aspek dari faktor intern di atas (motivasi dan disiplin) yang merupakan variable bebas dalam penelitian ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini cukup beralasan karena motivasi dan disiplin merupakan aspek kejiwaan yang bersifat abstrak. Meskipun demikian kedua hal tersebut perlu diketahui karena motivasi dan disiplin merupakan variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam belajar. Motivasi dan disiplin dapat ditingkatkan melalui dorongan dari lingkungan kelurga, guru, teman sebaya, dan lingkungan pendidikan. Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik merupakan harapan setiap sekolah termasuk juga M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Namun meningkatkan prestasi peserta didik bukanlah hal yang gampang, terlebih bagi M. Ts. Islamiyah Palangka Raya yang bukan merupakan sekolah unggulan. Memang harus diakui bahwa peserta selalu ingin berhasil dan berprestasi dalam belajarnya. Namun kadang keinginan itu tidak disertai dengan usaha keras dan sungguh-sungguh untuk belajar, apalagi tidak ada motivasi dan disiplin dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Mashadi (2007) tentang pengaruh kedisiplinan peserta didik dan motivasi belajar terhadap peserta didik SMA Negeri 3 Bojonegoro menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang simultan antara kedisiplinan peserta didik dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar peserta didik
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
Dari hasil rapat dewan guru M. Ts. Islamiyah Palangka Raya ada beberapa masukan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta didik bahwa prestasi belajar peserta didik, khususnya pelajaran PKn belum maksimal, hal ini disebabkan karena kesadaran peserta didik untuk belajar sangat kurang. Berangkat dari latar belakang itulah, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh, sekaligus membuktikan dan mencari jawaban untuk masalah ini, dengan demikian dapat menentukan langkahlangkah perbaikan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn pada peserta didik M. Ts. Islamiyah Palangka Raya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2014. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. A. Angket Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari peserta didik mengenai motivasi belajar dan disiplin belajar. Skala yang digunakan dalam menyusun angket adalah skala Likert dengan menggunakan skala 1-4 yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS. Kisi-kisi instrument penelitian (Angket) setelah dilakukan uji coba sebagaimana tabel berikut ini.
54
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
Tabel 1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Angket) Variabel 1. Motivas i Belajar (X1)
2. Disiplin Belajar (X2)
Indikator Butir Item Jumlah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 25 • Motivasi ingin tahu 9, 10, 11, 12, 13, 14, • Motivasi ingin berhasil • Motivasi untuk bekerja 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, sama 25 • Rasa percaya diri • Tata tertib selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 21 9 10 mengikuti sekolah • Tata tertib selama mengikuti kegiatan 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, pembelajaran 21
B. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar PKn peserta didik. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini data-data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis regresi ganda dengan persamaan : Y = a + b1, X1 + b2, X2 (Sudjana, 2001: 163) Dimana : Y
= Prestasi Belajar
X1
= Motivasi Belajar
X2
= Disiplin Belajar
a
= Konstanta
b1, b2
= Koefisien regresi parsial
Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan computer menggunakan program SPS versi 17.0
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Adapun uji coba terhadap 30 responden untuk mengetahui validitas dan reliabillitas instrument menurut
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
Santoso (2000) dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Motivasi Belajar a. Uji validitas dillakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis untuk hasil uji coba: = Skor butir • H0 indikator positif dengan skor faktor (total) • H1 = Skor butir indikator tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (total) 2) Menentukan r tabel Melihat r tabel dengan tingkat signifikansi 5%, df = 30-2 = 28 didapat angka sebesar 0.374 (Sugiyono, 1999). 3) Mencari r hitung (hasil) Untuk mengetahui r hitung masing-masing item indikator/butir dapat dilihat
55
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
pada hasil olahan komputer kolom corrected item-total correlation. 4) Mengambil Keputusan a) Dasar pengambilan keputusan : • Jika r hitung positif dan > r tabel, maka butir tersebut valid. • Jika r hitung negatif dan atau
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
5%, df = 30-2 = 28 didapat angka sebesar 0.374 (Santoso, 2000). 3) Mencari r hitung (hasil) Untuk mengetahui r hitung adalah angka alpha terletak akhir olahan komputer pada bagian akhir output untuk motivasi belajar 0.934. 4) Mengambil Keputusan: a) Dasar pengambilan keputusan : • Jika r alpha/hitung positif dan atau > r tabel, maka butir tersebut reliabel. • Jika r alpha/hitung negatif dan atau
56
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
berkorelasi positif dengan skor faktor (total) 2) Menentukan r tabel Melihat r tabel dengan tingkat signifikansi 5%, df = 30-2 = 28 didapat angka sebesar 0.374 (Santoso, 2000). 3) Mencari r hitung (hasil) Untuk mengetahui r hitung masing-masing item indikator/butir dapat dilihat pada hasil olahan komputer kolom corrected item – total correlation. 4) Mengambil Keputusan a) Dasar pengambilan keputusan : • Jika r hitung positif dan > r tabel, maka butir tersebut valid. • Jika r hitung negatif dan atau
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
= Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktor. • H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. 2) Menentukan r tabel Melihat r tabel dengan tingkat signifikansi 5%, df = 30-2 = 28 didapat angka sebesar 0.374 (Santoso, 2007). 3) Mencari r hitung (hasil) Dalam hal ini r hitung adalah angka alpha terletak akhir olahan komputer pada bagian akhir output =0.934. 4) Mengambil Keputusan: a) Dasar pengambilan keputusan : • Jika r alpha/hitung positif dan atau > r tabel, maka butir tersebut reliabel. • Jika r alpha/hitung negatif dan atau
H0
57
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
B. Uji Asumsi Regresi Berganda Berdasarkan hasil uji bantuan komputer program SPSS versi 17 pada lampiran 4, terlihat ada masalah (Santoso, 2000). Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Asumsi bebas multikolinieritas Dilihat dari coefficient correlations, karena koefisien korelasi antar variable independen lemah (0.437) atau di bawah 0.5, maka menurut Santoso (2000), berarti bebas dari multikolinieritas. b. Asumsi uji normalitas Karena sebaran data di sekitar garis diagonal dan mengikuti
Variabel
arah garis diagonal, maka data tersebut termasuk normal dan linier (Santoso, 2000). c. Asumsi uji heteroskedastisitas Sebaran data untuk Scatterplot tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000). C. Deskripsi Data Deskripsi variable penelitian ini dapat dilihat out put pertama (descriptive statistics) yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 2 : Perhitungan Rata-rata dan Standar deviasi Mean Standar deviasi
Prestasi belajar
69.5588
5.82154
Motivasi belajar
55.6471
7.49093
Disiplin belajar
65.2941
6.93489
D. Analisis Data Uji hipotesis tentang pengaruh variable X1 dan X2 terhadap Y adalah sebagai berikut: a. Analisis secara parsial dapat dilihat pada probabilitas koefisien regresi dan sumbangan efektif masingmasing variabel bebas terhadap variabel tergantung. 1) Hipotesis 1 Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar PKn peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Koefisien X1 terhadap Y sebesar 0.580 dengan tingkat signifikasi 0.000 menunjukkan bahwa antara
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
motivasi (X1) terhadap prestasi belajar (Y) peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya ada pengaruh yang signifikan, karena tingkat signifikan 0.000 lebih kecil (<) dari 0.05. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa hipotesis 1 diterima secara signifikan. 2) Hipotesis 2 Ada pengaruh yang signifikan disiplin belajar terhadap prestasi belajar peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Uji hipotesis 2 adalah Koefisien X2 terhadap Y sebesar 0.671 dengan tingkat signifikasi 0.000 menunjukkan bahwa
58
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
antara motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y) peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya ada pengaruh yang signifikan, karena tingkat signifikan 0.000 lebih kecil (<) dari 0.05. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa hipotesis 2 diterima secara signifikan. 3) Hipotesis 3 Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan disiplin belajar secara bersamasama terhadap prestasi belajar PKn peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Untuk menguji hipotesis 3 ini dilakukan dengan melihat probabilitas koefisien regresi ganda yang dapat dilihat pada (out put 2 regression) mulai bagian variables entered/removed dan seterusnya tahapan sebagai berikut: a) Variable yang dimasukkan adalah X1, X2 dan tidak ada variable yang dikeluarkan (removed), karena metode yang dipakai adalah single step (enter). b) Angka R square adalah 0.575 adalah kuadrat dari 0.758 merupakan koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 57,5% besarnya prestasi belajar peserta didik (Y) dapat dijelaskan/dipengaruhi oleh variabel (X1), (X2), dan sisanya 42,5% dijelaskan/dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
c) Dari uji ANOVA (F test) didapat F hitung 20.951 dengan tingka signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas 0.000 lebih kecil (<) dari 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi besarnya prestasi belajar peserta didik (Y) yang berarti X1, X2 secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Y. Dari analisis a) s/d e) tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis 3 diterima secara signifikan. d) Persamaan regresinya adalah: Y = 24.196 + -0.296 X1 + 0.443 X2 Di mana: Y = Prestasi belajar peserta didik X1 = Motivasi X2 = Disiplin belajar Penjelasan: (1) Konstanta sebesar 24.196 menyatakan bahwa, jika tidak ada X1, X2 maka kemampuan awal/prestasi belajar peserta didik positif 24.196. (2) Koefisien regresi X1 = 0.296 menyatakan bahwa setiap peningkatan motivasi satu poin, maka prestasi belajar peserta didik akan meningkat sebesar 0.296. (3) Koefisien regresi X2 = 0.443 menyatakan bahwa setiap
59
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
peningkatan disiplin belajar peserta didik satu poin, maka prestasi belajar peserta didik akan meningkat 0.443. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara motivasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar PKn peserta didik di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang siginifkan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Apabila dilihat dari masing-masing deskripsi variabel, maka dari rata-rata 55.6471 untuk motivasi lebih kecil daripada 65.2941 untuk disiplin belajar. Karena itu, variabel motivasi seharusnya mendapat perhatian yang lebih serius dalam meningkatkan prestasi belajar PKn. Pada kenyataan walaupun disiplin belajar tinggi, apabila tidak diikuti motivasi yang tinggi maka akan sia-sia, karena motivasi peserta didik yang rendah terutama dalam belajar akan mengurangi disiplin belajar. Bersamaan dengan upaya peningkatan motivasi belajar, perlu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan yang mengarah pada sasaran pembelajaran, sehingga proses pembelajaran betul-betul dapat terlaksana dengan baik atau dapat optimal. Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Peserta didik yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar peserta didik terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai pendapat Hawley (Prayitno, 1989:3) menyatakan
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
bahwa peserta didik yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan peserta didik yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi. Untuk mengetahui adanya motivasi pada peserta didik harus tahu hal-hal yang berpengaruh terhadap motivasi dalam belajar peserta didik. Dimyati (1994: 69) merinci hal-hal yang berpengaruh terhadap motivasi ada 6, yaitu : cita-cita atau aspirasi peserta didik, kemampuan peserta didik, kondisi peserta didik, kondisi lingkungan, unsure-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, serta upaya guru dalam membelajarkan peserta didik. Sedangkan variable kedisiplinan ratarata 65/29441 adalah lebih tinggi walaupun belum maksimal. Karena itu perlu upaya peningkatan disiplin belajar sebagai dorongan belajar dengan mengadakan penyuluhan. Kecepatan dan ketepatan memberikan layanan dan penyuluhan terhadap peserta didik hedaknya sesuai kebutuhan peserta didik untuk mendukung keberhasilan pembelajaran. Hal tersebut didasari pemikiran bahwa dengan peningkatan disiplin belajar dengan cara mendorong peserta didik untuk belajar secara mandiri dan memanfaatkan sumber belajar secara maksimal. Karena itu disiplin mampu mendorong adanya motivasi peserta didik untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Tu’u (2004: 15) mengatakan bahwa, “disiplin peserta didik di sekolah menjadi salah satu faktor dominan yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik”. Pembiasaan disiplin di sekolah akan memberikan dampak positif bagi kehidupan peserta didik di masa mendatang. Disiplin merupakan salah satu kunci kesuksesan.
60
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
Slameto (2003: 67) berpendapat bahwa, “agar peserta didik belajar lebih maju, peserta didik harus disiplin baik di rumah, di sekolah dan di perpustakaan”. Jadi disiplin peserta didik berhubungan dengan tingkat pencapaian prestasi belajar peserta didik itu sendiri. Sedangkan hasil uji bantuan komputer program SPSS 17, uji asumsi regresi, Santoso (2000) berpendapat bahwa tidak ada masalah, yang berarti data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dianalisis sesuai rancangan penelitian yang disiapkan yaitu regresi ganda. Hasil uji hipotesis baik dengan uji secara parsial maupun bersama-sama dengan regresi ganda di atas dapat diketahui bahwa variable bebas X1 (motivasi) sumbangan efektif yang lebih kecil daripada X2 (disiplin), terhadap variabel Y (prestasi belajar peserta didik) walaupun belum maksimal, di mana tiap penambahan satu poin disiplin belajar, setiap penambahan 1 poin pada variabel X2 akan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sebesar 0.671. Sedangkan untuk motivasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0.580. Hal ini tidak berarti bahwa motivasi belajar kurang penting dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, tetapi dalam kenyataannya agar motivasi belajar upaya peningkatan hasil belajar dapat optimal, memerlukan perhatian dan upaya secara serius dan secara terus-menerus, baik yang eksternal maupun internal. Motivasi belajar sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan belajar, perlu ditingkatkan secara terus-menerus sejalan dengan perkembangan zaman. Untuk itu diperlukan penelitian yang mendalam, agar upaya peningkatan motivasi belajar dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Untuk variabel X2 (kedisiplinan), mempunyai koefisien yang
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
cukup (0.671) terhadap variabel tergantung Y (prestasi belajar peserta didik), pada taraf signifikan 0.000. Karena itu agar proses pembelajaran tersebut dapat lebih optimal (efektif dan efisien), maka dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan kedisiplinan peserta didik sesuai dengan kebutuhan yang selalu berorientasi pada tujuan pembelajaran, minat dan kemampuan peserta didik. Adanya peningkatan kemampuan guru yang berkaitan dengan upaya peningkatan kedisiplinan peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut melalui penataran, studi lanjut, mengikuti MGMP dan sebagainya. Koefisien konstanta 24.196 menggambarkan bahwa kemampuan awal peserta didik mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran, sebab bagaimanapun hebatnya upaya motivasi dan disiplin belajar peserta didik, tanpa didukung kemampuan awal yang cukup, bagi guru sangat sulit untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sepintas dapat dilihat dalam kenyataan di lapangan bahwa sekolah yang mempunyai peserta didik dengan kemampuan awal yang cukup baik (dapat dilihat dari hasil evaluasi pada sekolah sebelumnya), maka keberhasilan belajar peserta didik di sekolah tersebut (dapat dillihat dari hasil evaluasi pada sekolah tersebut) juga tinggi. Namun sebaliknya bagi sekolah yang memiliki peserta didik yang kemampuan awal rendah, sangat sulit untuk melaksanakan proses pembelajaran yang optimal, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Koefisien determinasi berganda (R square) = 0.575 berarti kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 57,5% dan sisanya dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi
61
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
belajar peserta didik 57,5% dipengaruhi secara positif olelh kedisiplinan dan motivasi belajar peserta didik, sedangkan yang 42,5% dipengaruhi oleh hal-hal lain di luar variabel bebas tersebut seperti variasi metode, variasi media, kondisi keluarga, sikap guru, sarana-prasarana dan sebagainya. Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya prestasi belajar peserta didik tidak mungkin hanya dipengaruhi oleh variabel bebas tersebut (kedisiplinan dan motivasi belajar) karena sesedikit apapun variasi metode, variasi media, kondisi keluarga, sikap guru, sarana-prasarana dan sebagainya tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Perlu diketahui bahwa kondisi sekarang akibat adanya reformasi, banyak pihak yang ingin campur tangan dalam berbagai kalangan termasuk bidang pendidikan, dengan alasan untuk kepentingan hak asasi manusia, peserta didik harus dilayani secara maksimal, kurangnya perhatian terhadap kemampuan penyelenggara pendidikan terutama yang diselenggarakan masyarakat. Oleh karena itu apabila hal tersebut tidak diatur secara transparan akan mengurangi produktivitas sekolah, karena terlalu banyak hal-hal yang harus ditangani di luar akademis. Bertolak dari uraian tersebut perlu adanya pemikiran dan upaya secara maksimal penyelenggara pendidikan yang memungkinkan perkembangan kemampuan guru baik yang berkaitan dari hasil penelitian ini maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan kepentingan pendidikan pada umumnya. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan adanya Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang menekankan pemberian kepercayaan lebih banyak untuk mengambil keputusan kepada sekolah.
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
Untuk itu perlu adanya keputusan yang bersifat partisitif dalam upaya melibatkan komponen yang ada. Dengan demikian agar kebijakan pemerintah tersebut dapat dilaksanakan secara optimal perlu adanya peningkatan kemampuan input pendidikan termasuk di dalamnya guru, karyawan dan komponen sekolah yang lain. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan : (1) Terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar PKn peserta didik di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya, hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. (2) Terdapat pengaruh antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar PKn peserta didik di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya, hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya, (3) Terdapat pengaruh secara simultan antara motivasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar PKn peserta didik di M.Ts. Islamiyah Palangka Raya, hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang siginifkan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar peserta didik M.Ts. Islamiyah Palangka Raya. Sedangkan kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 57,5% dan sisanya dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi belajar peserta didik dipengaruhi secara positif oleh kedisiplinan dan motivasi belajar peserta didik, sedangkan 42,5% dipengaruhi oleh hal-hal di luar variabel bebas tersebut.
62
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
SARAN Dari hasil penelitian tersebut di atas, maka disarankan sebagai berikut: (1) Motivasi belajar dan kedisiplinan perlu upaya peningkatan, yang dapat dilakukan dengan penyuluhan secara intensif, penyempurnaan tata tertib sekolah, hubungan yang harmonis civitas akademika sekolah dan sebagainya. (2) Kemampuan guru dalam proses pembelajaran perlu
selalu ditingkatkan khususnya yang berkaitan dengan motivasi belajar, melalui penataran/seminar/workshop, studi lanjut, mengikuti MGMP dan sebagainya. (3) Diperlukan penelitian yang sama dengan menambah beberapa variabel yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, dengan jumlah populasi dan sampel yang lebih luas atau besar pada beberapa sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Dimyati, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Middlecamp, C. Dan Kean, E. 1984. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: PT. Gramedia. Mudzakir, A dan Sutrisno. 1996. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Nurkancana, I Wayan Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Prayitno, E. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Proyek LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud. Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Kelompok Gramedia. Slameto. 1998. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2001. Statistika untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Peserta didik. Jakarta: Grasindo. Zulaicha. 1996. Hubungan antara Motivasi dan Kemampuan Keterampilan dengan Prestasi Belajar Biologi Peserta didik Kelas II Program Ilmu-Ilmu Biologi (A-2) di SMA Negeri 2 dan 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana FPMIPA IKIP Malang.
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
63
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 52 – 64 )
* Nurhayati, S.Pd Guru MTs Islamiyah Palangka Raya
64