HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN DALAM BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)
JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan pada Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Oleh NANI PURWITASARI NIM 118101013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN DALAM BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh NANI PURWITASARI NIM 118101013
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Yus Darusman, Drs., M.Si.
Pembimbing II,
Dr. Hj. Nani Ratnaningsih, Dra., M.Pd.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN DALAM BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya) Oleh NANI PURWITASARI
ABSTRACT This study aims to determine the relationship between learning motivation and discipline in learning achievement for Environmental Education. The method used in this research is descriptive correlational in nature. The population in this study were all eighth grade students MTs Bantarkalong Tasikmalaya district totaling 93 people. Mechanical sampling using total sampling. The results showed there is a relationship between learning motivation to academic achievement in the subject of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.68 which includes categories sufficient cohesion and contributed 46.3%. There is a relationship between the disciplines in learning in academic achievement for Environmental Education. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.703 which is quite and closeness category contributed 49.5%. There is a relationship between learning motivation and discipline in learning achievement for Environmental Education. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.731 which included a strong cohesion category contributed 53.5%. ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 93 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,68 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,3%. Ada hubungan antara disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,703 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 49,5%. Ada hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,731 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 53,5%. Kata Kunci: Motivasi, Disiplin, Belajar, Prestasi, Pendidikan Lingkungan Hidup
2
PENDAHULUAN Salah satu upaya yang dapat dilakukan organisasi untuk menunjukkan prestasi adalah dengan memberikan motivasi belajar siswa yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membawa konsekuensi logis kepada sekolah yang bekerja untuk mencapai target prestasi pendidikan. Untuk memenangkan persaingan maka sekolah dituntut untuk memperbaiki prestasi kepada sekolah yang menjadi sentral dalam pelayanan sebuah pendidikan. Motivasi belajar besar sekali peranannya dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi prestasi belajarnya dalam hal ini adalah prestasi belajar pendidikan lingkungan hidup. Disiplin dalam belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajar. Disiplin merupakan suatu keadaan atau kondisi yang harus dijalankan, apabila seorang siswa mengharap meraih prestasi yang optimal terutama dalam belajar. Dengan kesadaran yang tinggi dalam menerapkan disiplin dalam belajar, seorang siswa dapat ditumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pentingnya belajar. Sebagian besar dari generasi muda yang merupakan generasi penerus adalah para pelajar atau siswa yang perlu mendapat pembinaan secara tepat dan terarah, karena melihat kenyataan yang ada bahwa didalam lingkungan sekolah masih banyak pelanggaran terhadap peraturan tata tertib sekolah oleh siswa khususnya. Sangat sering kita dengar seperti terlambat masuk sekolah, pakaian tidak seragam, tidak
3
masuk atau meninggalkan pelajaran tanpa izin, tidak mengerjakan tugas sampai pada perkelahian massal antar sekolah dan lain sebagainya. Dengan demikian tindakan tersebut mencerminkan kedisiplinan belajar siswa rendah. Hal ini akan berakibat prestasi siswa menjadi rendah. Prestasi belajar pendidikan lingkungan hidup merupakan bagian akhir dari proses belajar pendidikan lingkungan hidup. Banyak siswa yang mengalami masalah dalam belajar, akibatnya prestasi belajar pendidikan lingkungan hidup yang dicapai rendah. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pendidikan lingkungan hidup perlu diketahui dan diteliti sehingga dapat dilakukan upayaupaya guna meningkatkan prestasi belajar pendidikan lingkungan hidup. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti masih ada sebagian siswa yang motivasi belajarnya kurang baik. Siswa belajar hanya pada saat menjelang ujian bahkan kadang tanpa ada persiapan sama sekali khususnya belajar pendidikan lingkungan hidup masih kurang.
Hal ini bisa dilihat dari
kurangnya perhatian dan kesungguhan saat mengikuti pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Disiplin belajar yang diketahui dari hasil wawancara dan data dari Bimbingan Konseling tentang kedisiplinan para siswa. Pada umumnya siswa tidak mentaati tata tertib, kurang disiplin dalam mengerjakan tugas di rumah yang diberikan sehingga diduga masih kurang mendukung terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Sementara di Kelas VIII
MTs Negeri Bantarkalong
Kabupaten Tasikmalaya, siswa yang telah memperoleh mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup menunjukan rata-rata hasil belajar yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum, tetapi belum secara konkrit siswa tersebut dapat
4
mengaflikasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menerapkan disiplin dengan mentaati peraturan yang sudah disepakati bersama. Kurangnya disiplin siswa dalam belajar di sekolah maupun di rumah mengakibatkan rendahnya daya serap terhadap pelajaran yang diterimanya sehingga prestasi belajar yang akan diraih cenderung turun. Berdasarkan permasalahan diatas penulis akan meneliti hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, Studi pada siswa kelas VIII
MTs Negeri Bantarkalong
Kabupaten Tasikmalaya. Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup?; Adakah hubungan antara disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup?; Adakah hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup? Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup; Untuk mengetahui hubungan antara
disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar
Pendidikan Lingkungan Hidup; Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia
5
karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal” (Hasibuan, 2002:141). Menurut G.R. Terry (2003:130), “Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai”. Manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Menurut Yamin (2011:216) mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku, (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar peserta didik memilih mengikuti tindakan tertentu. Dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang it uterus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Menurut Sumiati dan Asra (2007:59) “Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berpreilaku yang langsung menyebabkan langsungnya perilaku dalam belajar”. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Mc. Donald dalam Hamalik,.2003:106). Menurut Djamarah, (2000:114) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri
6
ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dalam suatu sekolah, usaha untuk menciptakan disiplin selain melalui tata tertib atau peraturan diperlukan juga adanya penjabaran tugas dan wewenang yang jelas dan sederhana yang dengan mudah diikuti apabila aturan, norma hukum dan tata tertib yang berlaku sudah dilaksanakan dan ditaati. Disiplin dalam belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menemukan keberhasilan seseorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin merupakan suatu keadaan atau kondisi yang harus dijalankan, apabila seorang siswa mengharapkan meraih prestasi yang optimal terutama dalam belajar. Dengan kesadaran yang tinggi diharapkan siswa dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pentingnya belajar. Kata disiplin berasal dari bahasa latin, seperti apa yang dikemukakan oleh Moekijat (2001:194). Disiplin berasal dari kata latin discipline, yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Pengertian disiplin dalam arti sempit berarti menghukum. Pengertian ini menjadi hal yang umum sehingga bermakna negatif. Namun kalau dicermati lebih mendalam pengertian disiplin mempunyai makna yang lebih luas daripada menghukum. Kata disiplin berasal dari bahasa Latin, disiplin artinya latihan atau pendidikan. Dari proses pembentukan disiplin diturunkan dari kata kerja discere, artinya mengajar, kemudian disciplinare berarti mengajar, mendidik dan mengembang. Yamin (2011:47) menyatakan bahwa
7
dalam arti luas disiplin mencakup semua macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tutuntan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya. Dari pendapat tersebut peneliti simpulkan, bahwa disiplin belajar merupakan suatu sikap ketaatan yang dimiliki seseorang dalam menerapkan aturan-aturan dalam hal kegiatan belajar dalam usaha untuk mendapatkan kepandaian ilmu. Disiplin belajar tidak hanya berlaku di kelas saja, tetapi juga berlaku di lingkungan siswa berada, sesuai dengan tuntutan lingkungan agar siswa dapat menyesuaikan diri, dan menjawab tuntutan yang ada dan mungkin ingin ditunjukkan siswa terhadap lingkungan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.” Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru” (Tu`u, 2004:75). Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.
8
Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Satrio, 2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Pengertian yang lebih umum mengenai prestasi belajar ini dikemukakan oleh Surya (2004:75) yaitu “Prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.” Pendapat lain tentang definisi prestasi belajar seperti yang dikemukakan oleh Syah (2008:141) adalah “Prestasi belajar merupakan hasil interaksi dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa ” . Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004: 81).
9
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data agar dapat menentukan besarnya hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam bentuk koefisien korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. sebanyak 93 orang yang tersebar di 3 kelas. teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling sebanyak 93 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan berkaitan dengan variabel motivasi belajar dan disiplin dalam belajar. Dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar yang dapat diketahui dari nilai raport Pendidikan Lingkungan Hidup. Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas IX MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah responden sebanyak 30 orang di luar sampel. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2006 : 63) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan yang valid sebanyak 30 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r
tabel
sedangkan
jumlah item yang tidak valid ada 10 item, instrumen penelitian reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,95 dengan kategori reliabilitas sangat tinggi. Dari hasil uji validitas pada Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan yang valid sebanyak 32 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada
10
8 item, instrumen penelitian reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,96 dengan kategori reliabilitas sangat tinggi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang motivasi belajar, disiplin dalam belajar, dan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menguji hipotesis. Beberapa syarat yang harus dalam melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama data berdistribusi normal. Jika uji normalitas data berdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik, sedang jika tidak normal menggunakan non parametrik. Uji normalitas data pada setiap variabel penelitian menggunakan uji pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai asymp. Sign (p) > α, maka sebaran data berdistribusi normal. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas regresi digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. Uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Dengan kaidah: Jika Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier. Uji linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji regresi sederhana dan uji regresi berganda. Dari semua teknik pengolahan di atas, maka untuk memudahkan pengolahan data tersebut penulis
11
menggunakan bantuan komputer dengan perangkat lunak yang digunakan adalah SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data i disajikan setelah data mentah hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik deskriptif melalui program SPSS. Diketahui bahwa skor rata-rata motivasi belajar mendekati skor mediannya. Nilai minat belajar siswa termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 117,69 > nilai skor min + 2 SD sebesar 116,42. Skor rata-rata disiplin dalam belajar mendekati skor mediannya. Nilai disiplin dalam belajar termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) 114,58 > nilai skor min + 2 SD 114,42. Skor rata-rata prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup mendekati skor mediannya. Nilai prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup dapat dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan nilai rata-rata (mean) sebesar 80,7 > nilai skor min + 2 SD sebesar 80,4. Hasil menguji normalitas berdasarkan hasil perhitungan diperoleh: Untuk data dari variabel motivasi belajar (X1) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,96 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Populasi sampel berdistribusi normal; variabel disiplin dalam belajar (X2) didapat Asymp. Sig. sebesar 0,78 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Populasi sampel berdistribusi normal; data dari prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,10 pada
12
taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Populasi sampel berdistribusi normal. Uji linieritas regresi variabel motivasi belajar (X1) dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (92) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier; Uji linieritas regresi variabel disiplin dalam belajar (X2) dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (92) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier; Uji linieritas regresi variabel motivasi belajar (X1) dan disiplin dalam belajar (X2) dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (91) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 50,74 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,26. Bentuk hubungan
antara kedua variabel
dapat disajikan oleh persamaan regresi
Y = 50,74 + 0,26 X1, dengan koefisien determinasi (R2) adalah 0,463. Ini berarti motivasi belajar memberikan konstribusi sebesar 46,3% terhadap prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, 53,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
13
diantaranya
kebiasaan, minat dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap
pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,68 yang termasuk kategori keeratan cukup. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 78,39 dengan db = 92 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 3,99. Ternyata F
hitung
lebih besar dari Ftabel. Hal
ini berarti tolak Ho terima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup adalah linier. Berdasarkan hasil uji keberartian dan uji linieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana dengan persamaan regresi Y = 50,74 + 0,26 X1 adalah berarti (signifikan). Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 54,22 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,23. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 54,22
+ 0,23X2 dengan koefisien determinasi (R2) adalah 0,495. Ini berarti
disiplin dalam belajar memberikan konstribusi sebesar 49,5% terhadap prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, 50,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan,minat,sikap dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,703 yang termasuk kategori keeratan
14
cukup. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 89,064 dengan db = 92 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 3,99. Ternyata F
hitung
lebih besar dari Ftabel, Hal ini berarti tolak Ho terima H1 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup adalah linier. Berdasarkan hasil uji keberartian dan uji linieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana dengan persamaan regresi Y = 54,22 + 0,23X2 adalah berarti (signifikan). Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi belajar
dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar
Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari hasil analisis regresi linier ganda terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 67,59 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,76 dan arah regresi b2 sebesar 0,90. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 67,59 + 0,36 X1 + 0,79X2. dengan koefisien determinasi (R2) adalah 0,535. Ini berarti motivasi belajar dan disiplin dalam belajar memberikan kontribusi sebesar 53,5% terhadap prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, 46,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan,motivasi dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,731 yang termasuk kategori keeratan kuat. Berarti koefisien korelasi tersebut di uji dengan menggunakan uji-F menghasilkan Fhitung sebesar 51,68 dan Ftabel dengan db = 91 pada taraf signifikan 5% sebesar 3,14. Ternyata Fhitung lebih besar dari
15
Ftabel, Hal ini berarti tolak Ho terima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi motivasi belajar
dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar
Pendidikan Lingkungan Hidup adalah linier. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar. Dalam kaitannya dengan belajar,
motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri
sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
16
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Kata disiplin berasal dari bahasa Latin, disiplin artinya latihan atau pendidikan. Dari proses pembentukan disiplin diturunkan dari kata kerja discere, artinya mengajar, kemudian disciplinare berarti mengajar, mendidik dan mengembang. Yamin (2011:47) menyatakan bahwa dalam arti luas disiplin mencakup semua macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tutuntan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. Sementara pola kehidupan negatif adalah melihat perubahan itu sebagai ancaman yang membahayakan kehidupan. Menutupi diri terhadap perubahan akan tertinggal dan terbelakang. Pada sisi lain, tanpa membekali diri secara positif seperti di atas, manusia ikut arus dan menikmati perubahan yang terjadi. Akan tetapi, hal itu membawa dampak negatif dalam sikap dan perilaku serta
17
kehampaan batiniahnya. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini, menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat dan belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup dipengaruhi oleh motivasi belajar dan disiplin dalam belajar. Disiplin dalam belajar memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup dibandingkan dengan motivasi belajar. Untuk mengetahui disiplin dalam belajar seseorang dapat memperlihatkan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, sebab prestasi belajar merupakan salah satu hasil disiplin dalam belajar dari individu. Motivasi belajar siswa terhadap pelajaran PLH merupakan salah satu komponen dari disiplin dalam belajar. Disiplin dalam belajar yang diperoleh melalui pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap prestasi belajarnya. Ada hubungan antara motivasi belajar
dan disiplin dalam belajar dengan
prestasi
belajar pada pelajaran
Pendidikan Lingkungn Hidup.
SIMPULAN DAN SARAN
Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,68 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,3%. Semakin baik motivasi belajar maka akan semakin baik prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan
18
dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,703 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 49,5 %. Semakin baik disiplin dalam belajar maka akan semakin baik prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara motivasi belajar dan disiplin dalam belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,731 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 53,5%. Semakin baik motivasi belajar dan semakin baik disiplin dalam belajar, maka akan semakin baik prestasi belajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Perlu adanya penanaman motivasi belajar pada siswa sejak dini melalui dibangunnya hubungan yang akrab dan bersahabat antara pihak sekolah dengan siswa. Ciptakan disiplin siswa yang kondusif untuk belajar, sehingga terjadi persaingan yang sehat antar siswa, pemberian apresiasi (penghargaan) kepada siswa yang berprestasi secara lisan atau tertulis, dan kerja sama dengan orang tua siswa dalam menangani siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, Peran guru di sekolah sangat besar dalam penanaman disiplin belajar siswa. Agar siswa selalu menerapkan disiplin belajar, perlu diadakan pembinaan untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada siswa. Cara-cara yang ditempuh dalam melaskanakan pembinaan disiplin belajar siswa, dapat dilaksanakan di sekolah dan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saeful Bahri (2002) Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. G.R. Terry (2003) Prinsip-prinsip Manajemen. M. Jakarta: Bumi Aksara.
Terjemahan J Smith D F
19
Hamalik, Oemar (2003) Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hasibuan, Malayu (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Moekiyat
(2001)
Dasar - Dasar
Motivasi,
Bandung:
Pioner
Jaya
Satrio, Adi. (2005) Kamus Ilmiah Populer. Visi7 Sumiati dan Asra (2007) Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Surya, Mohammad (2004) Psikologi Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Pembelajaran
dan
Pengajaran.
Syah, Muhibbin (2008) Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Tu’u, Tulus (2004) Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Yamin, Martinis (2011) Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press
BIODATA Penulis bernama Nani Purwitasari, S.Pd., lahir di Tasikmalaya, 31 Januari 1971. Alamat Perum Griya Muncang Asri blok A No. 21 Desa Gununggede Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Pekerjaan penulis sebagai guru di MTs Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya.