HUBUNGAN KINERJA BURSA SAHAM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI:
SUATU ANALISIS TENTANG TRANSAKSI ASING DAN TRANSAKSI LOKAL THE RET...A TION OF STOCK MARKET PER FOR MANCE ON ECONOA-1/C GROW111: FOREIGN TRANSACTION AND LOCAL TRANSACTION ANALYSIS
Oleh
Iwan Izbaedi L2E04602
TESIS untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleb gelar Magister Ekonomi Program Magister Ekonomi Terapan Bidaog Kajian Utama Ekooomi Pembangunan dan Perencanaan
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PAI>JADJARAN
BAN DUNG 2005
HUBUNGAN KINERJA BURSA SAHAM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMl : SUATU ANALIS1S TENTANG TRANSAKSI ASING DAN
TRANSAKSILOKAL THE RELATION OF STOCK MARKET PERFORMANCE ON ECONOMIC GROWTH: FOREIGN TRANSACTION AND LOCAL TRANSACTION ANALYSIS
olch
Iwan lzbaedi L2E04602
TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk mempcrolch gclar Magister Ekonomi pada Program Magister Ekonomi Terapan Bidang Kajian Ubtma Ekonomi t•cmbungumm dun t•crcnt·llllllllll
Universitas Padjadjaran Telah disetujui olch Pembimbiog pada tanggal seperti tertera di bawah ini
Banduug,
Agustus 2005
Mengetahui : Ketua Program Magister Ekonomi Terapan
(Prof. Dr. Hj. Tati Suhartati. Joesron, SE., MS.) NIP. 130 437 052
C]3ifa suatu urusan di6erik_an k_epacfa yang 6ufgn alilinya, maf
Vntuft (])iali, ~ani cfan }lcfam Istri tercinta cfan pennata-pennata fiati~u
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Karya tulis saya, tesis ini, adalah asli dan belum pemah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (srujana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lain.
2.
Karya tulis ini adalah mumi gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing.
3.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daft:ar pustaka.
4.
Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung,..~.~.: ..-:-}.tA~·...-?:!3?..~ Yang membuar pemyataan, r
(Iwan Izbaedi) NPM. L2E04602
lll
ABSTRACT
The objectives of this research is to know the impact of foreign ransactions to stock market performance and to know if foreign transaction nfluence local transaction, and in the final step is to know the impact of stock rzarket performance to economics growth. The data used in this research are Composite Price Index (CP I), rransaction Value, Capitalization Value, Foreign Transaction Value and Local rransaction Value those obtained from Jakarta Stock Exchange (JSX) and Gross )omestic Product (GDP) that obtained from Bank of Indonesia. The instruments rsed are Linier Regression and Causality Test. The result of research imficates that foreign transaction influence stock rzarket performance positively and significant. Foreign transaction impacts on ocal transaction only in sell transaction of foreign investor. The stock market 'erformance influences the economics growth positively. (eywords; economics growth, CPI,foreign transaction.
Ill
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh adanya investor asing yang melakukan transaksi saham terhadap kinerja bursa saham dan untuk mengetahui apakah transaksi yang dilakukan oleh investor asing mempengaruhi transaksi yang dilakukan oleh investor lokal, dan selanjutnya mengetahui bagaimana pengaruh kinerja bursa saham terhadap pertumbuhan ekonomi. Data yang dipergunakan adalah data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Nilai Transaksi Saham, Nilai Kapitalisasi Saham, Nilai Transaksi Asing dan Nilai Transaksi Domestik (Lokal) yang berasal dari Bursa Efek Jakarta dan Bank Indonesia sebagai sumber data Produk Domestik Nasional (PDB). Alat analisis yang dipergunakan adalah Regresi Linier dan Uji Hubungan Sebab Akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transaksi asing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan kinerja bursa saham. Pengaruh transaksi asing terhadap transaksi lokal hanya terjadi pada transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Kinerja bursa saham memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kata kunci : Pertumbuhan ekonomi, IHSG, transaksi asing
v
VI
KAT A PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul "Hubungan Kinerja Bursa Saham Terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Suatu Analisis Tentang Transaksi Asing dan Transaksi Lokal" .. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada istri tercinta Nur Hadiyati Sa'diah, S.E., yang dengan sabar dan setia telah membantu dan memberi dorongan pad penulis untuk menyelesaikan pendidikan, anakanakku Hawarani Naura Qanita dan Muhammad Adam Naufal atas pengertian yang kalian berikan kepada Ayah, yang ananda hormati ayahanda H. A. Karim Hasan dan ibunda Hj. Rohaida, yang telah mendidik dan membesarkan ananda serta do'a-do'a yang kalian berikan kepada ananda, kakanda-kakanda dan adinda atas kasih sayang, pengorbanan dan dorongan yang diberikan. Penulis menyadari penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. Nury Effendi, S.E , M.A. selaku Pembimbing yang dengan sabar dan teliti telah memberikan masukan-masukan yang amat berharga selama proses penyelesaian tesis ini. 2. lbu Prof. Dr. Hj. Tati Suhartati Joesron, SE, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi Terapan Universitas Padjadjaran Bandung. 3. Bapak Dr. Budiono, S.E., M.A., Bapak Ir. Bagdja Muljarijadi, S.E., M.S., Bapak Ferry Hadiyanto, S.E., M.S., lbu Fitri Hastuti, S.E., M.Si. atas bantuan dan masukan-masukan yang diberikan. 4. Bapak Rektor Universitas Padjadjaran, Bapak Sekretaris Program serta seluruh dosen dan karyawan pada Program Magister Ekonomi Terapan yang telah membantu kelancaran studi penulis.
Vll
5. Bapak: dan lbu Staf Bursa Efek Jakarta dan Bank Indonesia yang telah memberikan informasi serta data yang diperlukan. 6. Bapak: dan lbu pimpinan Badan Pengawas Pasar Modal, Departemen Keuangan R.I. yang telah banyak memberikan araban dan bimbingan serta dukungan moral dan material selama penulis menempuh pendidikan ini. 7. Rekan-rekan staf Badan Pengawas Pasar Modal, Departemen Keuangan R.I. khususnya Bagian Bina Wak:il Perusahaan Efek yang telah membantu dan berdiskusi selama penulis menempuh pendidikan ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa program Magister Ekonomi Terapan Spesialisasi Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempuma, oleh karena itu saran dan masukan sangat penulis harapkan. Semoga AIJah SWT membalas segala kebaikan mereka dengan berlipat ganda. Amin.
Bandung,
Juli 2005
Penulis,
Iwan Izbaedi
DAFfAR lSI
Halaman JUDUL ............................................................................................................... 1 LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii LEMBAR PERNY ATAAN ................................................................................ iii ABSTRACT/ABSTRAK ...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR lSI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMBANG ..................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiv DAFTAR LAMPI RAN ..................................................................................... XV
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ I 1.1. Latar Belakang Penelitian ...................................................... I 1.2. ldentifikasi dan Perumusan Masalah ...................................... 8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................... 8 1.3.1. Maksud Penelitian ...................................................... 8 1.3.2. Tujuan Peneltian ........................................................ 9 1.4. Kegunaan Penelitian .............................................................. 9 1.4.1. Aspek Teoritis ............................................................ 9 1.4.2. Aspek Praktis ............................................................. 9
viii
IX
BABII
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11 2.1. Kajian Pustaka ..................................................................... 11 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi ............................................. 11 2.1.2. Perkembangan Kinerja Bursa Saham ........................ 12 2.1.4. Hasil Penelitian ......................................................... 14 2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................ 21 2.3. Hipotesis .............................................................................. 22
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN ................................... 23 3.1. Objek Penelitian .................................................................. 23 3.2. Metode Penelitian ................................................................ 23 3.2.1. Desain Penelitian ...................................................... 23 3.2.2. Operasional Varia bel ................................................ 27 3.2.3. Data dan Sumber Data .............................................. 28 3.2.4. Peng.ujian Statistik .................................................... 29 3.2.5. Pengujian Masalah yang Terjadi pada Persamaan Regresi ................................................... 31
BABIV
HASIL DAN PEMBAIIASAN .................................................... 35 4.1. Keadaan Urn urn Variabel-Variabel Penelitian ...................... 35 4.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ............................. 35 4.1.2. Kinerja Bursa Efek Jakarta dan Perkembangannya .... 37 4.1.3. Transaksi Asing dan Transaksi Lokal di Bursa Efek Jakarta .................................................... 41
4.1.4. PDB dan Kinerja Bursa Efek Jakarta ......................... 46
X
4.2. Hasil Estimasi Transaksi Asing Terhadap Kinerja Bursa Efek Jakarta ............................................................... 49 4.2.1. Nilai Transaksi Asing Terhadap IHSG ...................... 52 4.2.2. Nilai Transaksi Asing Terhadap Nilai Kapitalisasi Saham ................................................... 53 4.2.3. Nilai Transaksi Asing Terhadap Nilai Transaksi Saham ...................................................... 54 4.3. Hasil Perhitungan Granger Causality Test ............................ 55 4.4. HasiJ Estimasi Kinerja Bursa Efek Jakarta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 64 4.4.1. IHSG Terhadap PDB ................................................. 65 4.4.2. Nilai Transaksi Saham Terhadap PDB ....................... 66 4.4.3. Nilai Kapitalisasi Saham Terhadap PDB ................... 67 4.5. Anal isis Hasil Perhitungan .................................................... 68
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 72 5.1. Kesimpulan ......................................................................... 72 5.2. Saran-Saran ......................................................................... 73
DAFfAR PUSTAKA ...................................................................................... 75 LAMPIRAN .................................................................................................... 78
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1.
Rekapitulasi Hasil Penelitian
19
3.1.
Operasional Variabel
27
4.1
Pertumbuhan PDB Indonesia Periode 1998:Ql 2004:Q4 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Riil 2000:Ql
36
4.2
Data Kinerja Bursa Efek Jakarta 1998:Ql - 2004:Q4
39
4.3
Data Perkembangan Nilai Transaksi Asing, Transaksi Lokal dan Transaksi Total di BEJ, 1998:Ql-2004:Q4
44
Hasil Perhitungan Transaksi Asing Terhadap IHSG, Nilai Kapitalisasi dan Nilai Transaksi Saham di BEJ, 1998:Ql-2004:Q4
50
Hasil Perhitungan Transaksi Asing Terhadap IHSG, Nilai Kapitalisasi dan Nilai Transaksi Saham di BEJ 1998:Ql-2004:Q4 (perbaikan)
51
Hasil Perhitungan Granger Causality Test Variabel Transaksi Asing dan Transaksi Lokal, Januari 2003 Desember 2004
56
Hasil Perhitungan IHSG, Nilai Kapitalisasi Saham dan Nilai Transaksi Saham Di BEJ terhadap PDB, 1996:QI - 2004:Q4
64
4.4
4.5
4.6
4.7
xi
DAFTAR GAMBAR
Gam bar
Halaman
1.1
Pergerakan Dana pada Sektor Keuangan Direct Finance
2
1.2
Grafik Perkembangan Transaksi Transaksi Lokal dan Transaksi Asing
5
Saham
Total,
2.1
Kerangka Pemikiran
22
3.1
Durbin Watson (OW) Test
32
4.1
Skema Transaksi Saham antara Investor Asing dan Investor Lokal
42
Grafik Perkembangan Transaksi Saham, Transaksi Lokal dan Transaksi Asing, Januari 1998 - 2004
45
Grafik Pergerakan PDB dan Kinerja BEJ, 1998:Q 1-2004:Q4
47
4.2
4.3
4.4
Grafik Pertumbuhan PDB dan Kinetja Bursa Efek, 1998:Ql-2~04:Q4
48
xii
DAFTAR LAMBANG
Lam bang
Arti
j(Y)
Fungsi dari pertumbuhan ekonomi
j(G)
Fungsi pertumbuhan ekonomi oleh King dan Levine
a
Koefisien konstanta Tingkat signifikansi Koefisien variabel bebas
Ho
Hipotesis null (awal) Hipotesis akhir Chi-square
ti%
PDB,
T{ IHSG, IHSGrt-1) KAP, KAPrt-1J Trans, Trans(t- 1)
D,
Prosentase pertumbuhan PDB periode t Nilai Transaksi Asing periode t IHSG periode t IHSG I periode sebelum t Nilai Kapitalisasi Saham periode t Nilai Kapitalisasi Saham I periode sebelum t Nilai Transaksi periode t Nilai Transaksi I periode sebelum t Dummy periode t
XIII
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
BEJ CAPM
Bursa Efek Jakarta Capital Asset Pricing Model
CPI
Composite Price Index
DW
Durbin Watson
ESS
Erorr Square Sum
GDP
Gross Domestic Bruto
IAPM
International Asset Pricing Model
IHK
lndeks Harga Konsumen
IHSG
lndeks Harga Saham Gabungan
JATS
Jakarta Automatic Trade System
JSX
Jakarta Stock Exchange
KMK
Keputusan Menteri Keuangan
KPEI
Kliring Pusat Efek Indonesia
OLS
Ordinary Least Square
PDB
Produk Domestik Bruto
PM
Pasar Modal
SET
Stock Exchange of Thailand
SGX
Singapore Exchange
TSS
Total Square Sum
VAR
Vector Autoregression
XIV
DAFfAR LAMPIRAN
I Lampiran
Judul
balaman
L-1
Data PDB, Kinerja Bursa Efek dan Pertumbuhannya, 1996:Q1- 2004:Q4 Data Nilai Transaksi Asing dan Nilai Transaksi Lokal, Januari 1998 - Desember 2004 Hasil Perhitungan Transaksi Asing Terhadap IHSG Hasil Perhitungan Transaksi Asing Terhadap Nilai Kapitalisasi Saham Hasil Perhitungan Transaksi Asing Terhadap Nilai Transaksi Saham Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Beli dan Transaksi Lokal Beli Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Beli dan Transaksi Lokal Jual Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Beli dan Transaksi Lokal Total Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Jual dan Transaksi Lokal Beli Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Jual dan Transaksi Lokal Jual Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Jual dan Transaksi Lokal Total Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Total dan Transaksi Lokal Beli Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Total dan Transaksi Lokal Jual Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Total dan Transaksi Lokal Total Hasil Perhitungan IHSG terhadap PDB Hasil Perhitungan Nilai Transaksi Saham terhadap PDB Hasil Perhitungan Nilai Kapitalisasi Saham terhadap PDB
79
L-2 L-3 L-4 L-5 L-6 L-7 L-8 L-9 L-10 L-1 1 L-12 L-13 L-14 L-15 L-16 L-17
XV
80 83 83 84 85 85 85 86 86 86 87 87 87 88 88 89
I
BABI PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pada sektor keuangan dapat dijadikan sebagai indikator dari pertumbuhan perekonomian suatu negara. Beberapa penelitian tentang hubungan an tara sektor keuangan dan pertumbuhan perekonomian. Van Den Berg (200 1), dalam bukunya menyatakan bahwa ada hubungan positif antara sektor keuangan dan tingkat Gross Domestic Product (PDB, Produk Domestik Bruto). Suatu industri yang berkembang ditandai dengan adanya peningkatan dalam penggunaan modal untuk mendapatkan barang produksi atau barang modal lainnya. Untuk itu diperlukan suatu investasi yang besar guna memenuhi kebutuhan produksi serta merealisasikan keuntungan, dan dengan adanya keuntungan maka terdapat penambahan nilai modal serta bertambahnya pendapatan. lnvestasi yang besar membutuhkan dana yang besar, yang bisa didapatkan dari sektor keuangan. Sektor
keuangan
rnemiliki
fungsi
yang
sangat
penting
dalarn
perekonornian, melalui lembaga ini teljadi pergerakan dana dari pihak yang memiliki dana namun tidak dapat mengembangkan dana tersebut dalam bentuk investasi kepada pihak yang rnernerlukan dana untuk suatu investasi. Dalarn teorinya Frederick Mishkin (2000) rnenyebutkan sektor keuangan terbagi rnenjadi Indirect Finance dan Direct Finance. Lernbaga keuangan yang terdapat pada Indirect Finance antara lain adalah perbankan, asuransi, dan
1
2
Jembaga keuangan non perbankan, sedang pada Direct Finance terdapat pasar uang dan pasar modal. Pasar uang merupakan sektor keuangan yang hanya melakukan transaksi pada instrumen jangka pendek kurang dari satu tahun, sedang pasar modal merupakan sektor keuangan yang melakukan transaksi terhadap instrumenjangka panjang Jebih dari satu tahun dan instrumen modal (equity).
Gambar 1.1 :
Per erakan Dana ada Sektor Keuan an Direct Finance.
DIRECT FINANCE Investor-Savers • Rumah tangga • Perusahaan • Pemerintah • Pihak asing
Financial Market
Borrower-Spenders • Rumah tangga • Perusahaan • Pemerintah • Pihak asing
Debt & Equity Market
Money Market
Capital Market
Sumber : Frederick Mishkin, Financial Markets and Institutions (2000).
Pasar Modal merupakan salah satu lembaga perekonomian yang memberikan kesempatan kepada pemilik modal untuk menempatkan modal yang dimiliki dan selanjutnya disalurkan kepada pihak yang membutuhkan modal, yaitu emiten sebagai tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Pada pasar perdana emiten akan mendapatkan modal dari investor dengan menerbitkan surat berharga saham atau obligasi. Selanjutnya pada pasar sekunder investor dapat
3
melakukan transaksi atas saham atau obligasi yang dimilikinya, sehingga pada pasar sekunder ini diharapkan investor akan mendapatkan nilai tambah (capital gain) terhadap saham atau obligasi yang dimilikinya.
Bagi investor yang memiliki saham dapat melakukan transaksi di bursa saham. Saat ini Indonesia memiliki dua bursa saham yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta untuk saat ini mengkhususkan transaksi saham sebagai transaksi utama sedang Bursa Efek Surabaya meski memiliki daftar emiten penerbit saham namun lebih mengkhususkan pada transaksi obligasi. Namun kedua bursa tersebut tidak menutup bagi investor untuk melakukan transaksi kedua Efek dimaksud. Bursa saham Indonesia bisa dikatakan relatif muda, dalam hal ini Bursa Efek Jakarta, dibandingkan dengan dengan bursa efek lainnya di dunia khususnya di Asia. Meski demikian sudah ada kecenderungan peningkatan pada kinerja bursa saham Indonesia yang dapat dilihat dari nilai kapitalisasi, lndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1999 nilai kapitalisasi mencapai Rp 451.814,9 miliar dan meningkat menjadi Rp 679.949,1 miliar pada tahun 2004. IHSG pada tahun 1999 mencapai tertinggi 716,46 dan terendah 372,31 yang pada akhir tahun 2004 mencapai 1.000,23 dengan tertinggi 1.004,43 dan terendah 922,07. Nilai transaksi pada tahun 1999 sebesar Rp 147.880,0 miliar dan pada tahun 2004 mencapai Rp 247.006,9 miliar, dengan nilai rata-rata transaksi juga mengalami peningkatan sejak tahun 1999 dengan nilai rata-rata sebesar Rp 598,7 miliar menjadi Rp 1.024,9 miliar pada tahun 2004.
4
Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta dilakukan oleh dua investor, menurut asal investor tersebut, yaitu investor lokal dan investor asing. Oleh karenanya perkembangan nilai kapitalisasi, lndeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) dan nilai transaksi saham di Bursa Efek Jakarta tidak terlepas dari aktifitas investor asing yang turut melakukan transaksi. Data menunjukkan adanya peningkatan pada nilai kapitalisasi kepemilikan saham dan nilai transaksi saharn oleh investor asing sejak tahun 1999 sampai dengan 2004. Nilai kapitalisasi kepemilikan saham investor asing di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000 mencapai Rp 54.108,2 miliar dan meningkat sebesar 192,12% menjadi Rp I 03.952,6 miliar pada tahun 2003. Nilai transaksi oleh investor asing pada tahun 1999 sebesar Rp 51.727,38 miliar menjadi sebesar Rp 101.355,7 miliar pada tahun 2004. Dilihat dari perbandingan jumlah kepemilikan saharn oleh lokal dan asing, terlihat adanya peningkatan jumlah kepemilikan saham oleh investor asing. Pada tahun 2000 kepemilikan saham oleh investor asing di Bursa Efek Jakarta barn mencapai 20,84 % dari total nilai kapitalisasi pasar sedang jumlah saham yang dimiliki oleh asing sejumlah 162.259.950.142 lembar atau 13,68 % dari total saharn tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2003 nilai kapitalisasi kepemilikan saharn oleh asing mencapai 22,58 % dari total nilai kapitalisasi pasar sedang jumlah kepemilikan saham menurun hingga 8,98 % dari total saham tercatat di Bursa Efek Jakarta. Penurunan jumlah kepemilikan saham yang berbanding terbalik dengan meningkatnya nilai kapitalisasi pasar oleh asing disebabkan antara lain oleh banyaknya aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten
5
berupa peningkatan nilai saham dengan cara mengumpulkan satuan saham yang telah ada menjadi satuan saham yang baru, misal dari I 0 saham menjadi I (satu) saham, atau reverse stock, sehingga meski kepemilikan saham menurun namun nilai yang dimiliki oleh asing mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan nilai kapitalisasi kepemilikan saham oleh investor lokal.
Gambar I.2.
Grafik Perkembangan Transaksi Transaksi Lokal dan Transaksi asing
Saham
Total,
,---~------
300000.00 l 250000.00
i
200000.00
"E 15oooo. oo
i
100000.00 50000.00
j
+
t--
~1------rF'~~=-==~~
+
6.--c
0.00 1999
2000
2001
2002
2003
2004
tahun
~~Total
------o--
Lokal --.- AsinglI
Sumber: BEJ
Transaksi saham yang dilakukan oleh asing cenderung memiliki pola yang sama dengan nilai transaksi yang teijadi di Bursa Efek Jakarta, sedang nilai transaksi investor lokal pada peri ode tertentu berbeda nilai transaksi total saham di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2000 nilai transaksi total saham di Bursa Efek Jakarta menurun sebesar I7 % dari tahun 1999, nilai transaksi lokal meningkat 2% pada tahun 2000 sedang nilai transaksi asing sesuai dengan yang teijadi pada
6
nilai transaksi total yaitu mengalami penurunan dengan besaran yang signifikan yaitu 52,3% dari tahun 1999. Hal yang sarna tetjadi pada peningkatan nilai transaksi asing, tahun 2003 nilai transaksi saharn total naik sebesar 3,9 % dari tahun 2002, nilai transaksi asing mengalarni kenaikan dengan perbandingan yang jauh lebih besar yaitu 264,7% pada tahun 2003. Sedang yang tetjadi pada nilai transaksi lokal adalah sebaliknya mengalarni penurunan sebesar 18,8 % dari tahun 2002. Perubahan nilai transaksi dan nilai kapitalisasi kepemilikan saham oleh asing di Bursa Efek Jakarta cenderung lebih besar dari perubahan nilai transaksi dan nilai kapitalisasi kepemilikan saham oleh lokal. Transaksi yang terjadi di Bursa Efek Jakarta memang menjadi perhatian investor asing, dapat dikatakan demikian karena transaksi yang tetjadi di Bursa Efek Jakarta setidaknya melibatkan asing hingga mencapai 70 % dari keseluruhan transaksi yang pemah tetjadi di Bursa Efek Jakarta (JSX The Fact Book 2004). Pengaruh kehadiran investor asing akan berdarnpak pada perdagangan saham khususnya bursa saharn di negara-negara berkembang. Pengaruh tersebut dapat tetjadi pada volatilitas perdagangan (Tomas Dvorak, 2001) dan nilai perdagangan (Lugkana Worasinchai, 2001 ). Untuk mengantisipasi gejolak krisis ekonomi pada tahun 1997 yang diprediksi akan mempengaruhi Pasar Modal Indonesia, maka pada tanggal 11 September 1997, Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan keputusan
No.
467/KMK.OI0/1997
dan
keputusan
Ketua
Bapeparn
No. S-2138/PM/1997 yang menyatakan bahwa kepemilikan asing atas saharn
7
terdaftar di bursa efek yang ada di Indonesia tidak dibatasi atau dengan kata lain investor asing dapat memiliki saham terdaftar hingga 100 % kecuali saham perbankan tetap kepemilikan maksimal adalah 49% dari saham terdaftar di bursa, hingga dikeluarkannya peraturan pemerintah yang baru pada bulan Mei 1999 No. 29/1999 yang memperbolehkan asing hingga 99 % apabila keseluruhan saham perbankan didaftarkan di bursa. Dikeluarkannya peraturan yang memperbolehkan asing untuk memiliki hingga 100% saham tercatat di bursa diharapkan akan memiliki dampak terhadap transaksi asing, sehingga mempengaruhi kineJja Bursa Efek Jakarta dengan makin meningkatnya nilai transaksi, IHSG dan nilai kapitalisasi pasar. Meningkatnya kineJja Bursa Efek Jakarta
sejak diberlakukannya
kepemilikan saham oleh asing hingga mencapai 100% hanya bersifat sementara hingga awal tahun 1999. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak pada kineJja bursa saham Indonesia khususnya Bursa Efek Jakarta. Dampak dari krisis tersebut adalah menurunnya Nilai Kapitalisasi Saham, IHSG, dan Nilai Transaksi Saham sebagai akibat keluamya investor asing. Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan suatu topik penelitian yang beJjudul : '"Hubungan KineJja Bursa Saham terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Suatu Analisis Tentang Transaksi Asing dan Transaksi Lokal".
8
1.2. Jdentifikasi dan Perumusan Masalab Pengaruh dari peningkatan nilai transaksi asmg adalah meningkatnya kinerja Bursa Efek Jakarta yaitu; IHSG, Nilai Transaksi Saham dan Nilai Kapitalisasi Saham serta mempengaruhi nilai transaksi lokal. Pada tahap berikutnya peningkatan kinerja Pasar Modal akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat dan dikaji hal-hal sebagai berikut : I)
Bagaimana pengaruh transaksi asing di Bursa Efek Jakarta terhadap kinerja Bursa Efek Jakarta?
2) Bagaimana hubungan antara transaksi asing dan transaksi lokal di Bursa Efek Jakarta? 3) Seberapa besar pengaruh kinerja Bursa Efek Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh transaksi asing terhadap kinetja Bursa Efek Jakarta, pengaruh kinerja Bursa Efek Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi serta mengetahui hubungan transaksi asing terhadap transaksi lokal.
9
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1)
Untuk mengetahui pengaruh transaksi asing terhadap perkembangan kinetja Bursa Efek Jakarta.
2) Untuk mengetahui hubungan antara transaksi lokal dan transaksi as mg. 3) Untuk mengetahui pengaruh kinetja Bursa Efek Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian
1m
dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek
teoritis dan aspek praktis. 1.4.1. Aspek Teoritis
1) Sebagai bahan dokumentasi yang akan digunakan untuk bahan acuan penelitian lebih lanjut. 2) Sebagai penambah wawasan serta memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ekonomi terapan khususnya dalam kajian Pasar Modal.
1.4.2. Aspek Praktis
I) Dapat memberikan informasi bagi investor atau pelaku Pasar Modal lainnya mengenai peranan perkembangan transaksi asing terhadap transaksi saham di Pasar Modal Indonesia.
10
2) Bagi pengamat perekonomian Indonesia, dapat memberikan pendapat yang lebih objektif mengenai peranan Pasar Modal serta potensinya terhadap perekonomian Indonesia. 3) Sebagai
bahan usulan kepada pemerintah dalam menentukan
kebijakan Pasar Modal di masa yang akan datang.
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka 2.1.1.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting dari kebijakan ekonomi makro. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan yang Iebih baik bagi penduduk suatu negara. Untuk mengetahui kemajuan dan kesejahteraan suatu perekonomian dapat dilihat dari satuan ukuran pertumbuhan ekonomi. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi selain IHK (lndeks Harga Konsumen) dan Pengangguran, juga digunakan data PDB (Produk Domestik Bruto atau GOP) yaitu suatu data yang menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa (Mankiw, 2003 : 15). Penghitungan PDB dilakukan dengan dua cara, PDB Nominal yaitu nilai barang dan jasa yang diukur dengan harga barang berlaku dan PDB Riil yaitu nilai barang dan jasa yang diukur dengan menggunakan harga konstan (harga dengan tahun dasar tertentu). PDB dibagi menjadi empat kelopmpok pengeluaran yang juga merupakan fungsi dari PDB, yaitu Konsumsi (C), Investasi (/), Pembelian pemerintah (G) dan Ekspor bersih (NX), dimana biasanya PDB diwakilkan Y. Sehingga identitas PDB dapat dituliskan sebagai berikut; Y=C+ I+ G +NX
11
12
King dan Levine mengembangkan identitas tersebut menjadi model Growth sebagai berikut ; Gi = ai + fJ*Fi + /3* X + E:i
dimana G adalah nilai pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan GDP (Gross Domestic Product) growth atau pertumbuhan PDB, Capital stock growth atau perkembangan stock modal
dan Productivity growth atau pertumbuhan
produktifitas. F adalah financial indicator growth atau pertumbuhan indikator keuangan, diantaranya adalah indikator bursa saham yaitu IHSG, Nilai Kapitalisasi dan Nilai Transaksi, sedang X adalah ukuran faktor ekonomi lainnya seperti nilai tukar, pendidikan dan lain-lain. Model pertumbuhan (growth) yang dipergunakan oleh King dan Levine diatas, selain dipergunakan untuk melihat pertumbuhan PDB juga dapat digunakan
untuk
melihat perkembangan
kineija
bursa
saham.
Dengan
memasukkan kineija bursa saham sebagai faktor Capital stock growth (G) dan memasukkan nilai transaksi yang dilakukan oleh investor sebagai faktor Finacial indicator growth (F).
2.1.2.
Perkembangan Kinerja Bursa Saham Bursa Efek Jakarta merupakan wadah dari perdagangan efek yang ada di
pasar modal Indonesia berkedudukan di Jakarta. Sampai saat ini instrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta meliputi saham, right, warrant, obligasi dan convertible bond. Pengoperasian perdagangan di Bursa Efek Jakarta dilakukan secara komputerisasi, dinamakan JATS (Jakarta Automated Trading
13
System). Transaksi yang teijadi di pisahkan menjadi Segrnentasi Pasar meliputi Pasar Reguler dan Pasar Tunai serta Pasar Negosiasi. Investor di Bursa Efek Jakarta dari jenisnya adalah Retail (Individual) dan Coorporate (lnstitusi) sedang dilihat asal investor adalah Lokal yaitu investor yang memiliki data pengenal diri yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dan Asing yaitu investor yang menggunakan data pengenal diri bukan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Sistem di Bursa Efek Jakarta hanya membedakan transaksi lokal dan asing serta tidak membedakan transaksi yang dilakukan individu atau institusi, hal ini hanya dapat diketahui bila sudah teijadi penyelesaian (settlement) di Kliring Pusat Efek Indonesia (KPEI). Dengan demikian investor lokal dapat juga sebagai investor individu maupun institusi demikian juga halnya dengan investor asing. Perkembangan bursa saham dapat dilihat dari ·kinerja bursa dimaksud yang dapat dilihat dari indikator kineijanya, yaitu IHSG, Nilai Kapitalisasi Saham, Nilai Transaksi Saham, Jurnlah saham terdaftar, Jumlah Emiten terdaftar dan Jumlah Investor. Pada model pertumbuhan (growth), perkembangan bursa saham adalah sebagai fungsi dari lnvestasi (/). Teori portofolio merupakan salah satu teori yang digunakan dalam berinvestasi dengan model yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: (2.3) dimana Rp adalah nilai dari suatu portofolio, R 1 adalah nilai aset ke-1 dari portofolio dan Rz adalah nilai aset ke-2 dari portofolio, Cuthbertson (1996).
14
Hanafi dan Ghon Rhee dalam penelitiannya memodifikasi persamaan (2.3) sehingga menjadi : Ri,t = U) + ~liRm,t + ~2iRm,t+l + ~3iRw,t + ~4iD(l ), + ~siD(2)t + ei,t
(2.4)
dengan Ri,t adalah return harian saham i pada hari t, Rm,t adalah return harian indeks BEJ pada hari t, Rw,t adalah return harian pasar AS (S&P 500 Index) pada hari t, D(l) dan 0(2) adalah Dummy variabel sebelum dan sesudah the event day dan ei,t adalah random error terms.
2.1.3.
Hasil Penelitian
2.1.3.1. Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi
Penelitian yang dilakukan pada sektor keuangan dan hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi diantaranya dilakukan oleh Ross Levine dan Sara Zervos (1998) serta Randall Filler, Jan K. Hanousek dan Nauro F. Campos (1999). Ross Levine mendapatkan bahwa makin besar tingkat output perkapita sebagai akibat makin besar perbankan dengan perbandingan relatif aset bank terhadap PDB, makin besar nilai perdagangan saham pada pasar modal relatif terhadap PDB, makin besar aset lembaga non-perbankan relatif terhadap PDB dan makin besar 'jinacial depth' total nilai uang dan aset keuangan relatif terhadap PDB (Van den Berg 2004; 178). Kemudian pada Ross Levine bersama Sara Zervos (1998), dengan menggunakan data 49 negara sejak tahun
1976 sampai dengan 1993
mengemukakan bahwa likuiditas pasar memiliki korelasi positif dan signifikan dengan tingkat perekonomian saat ini serta yang akan datang.
15
Randall, Hanousek dan Campos ( 1999) melakukan penelitian terhadap 64 negara berdasarkan High Income, Upper Middle Income dan Low Income group
Countries, dengan menggunakan Granger-causality Test berkesimpulan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara aktifitas pasar saham dengan pertumbuhan ekonomi yang akan datang untuk Low Income Countries namun hal ini tidak berlaku untuk bagi dua group negara lainnya.
2.1.3.2. Investor Asing dan Bursa Saham Penelitian dan tulisan tentang investasi asing pada negara berkembang dilakukan antara lain oleh Gustav F. Papanek (1973) melakukan riset tentang bantuan dan Investasi asing di negara berkembang dalam tulisannya yang betjudul
Aid, Foreign Private Investment, Savings, and Growth in Less Developed Countries. Gustav menyimpulkan bahwa koefisien tabungan, bantuan, investasi asing swasta dan aliran dana investasi lainnya terlihat signifikan pada negaranegara Asia dan Mediterania dibandingkan dengan negara-negara Afrika dan Amerika Latin. Penelitian lain dilakukan oleh Tomas Dvorak (2001) berkesimpulan bahwa perdagangan asing negara maju tidak memiliki dampak secara volatilitas sedang di negara berkembang ada dampak signifikan secara marginal, dan efek volatilitas yang diakibatkan oleh perdagangan asing di negara maju sama besarnya yang diakibatkan oleh perdagangan domestik, sedang di emerging market (pasar berkembang) asing dapat mempengaruhi stabilisasi pasar.
16
Instrumen yang dijadikan sebagai investasi salah satunya adalah saham, seperti yang di lakukan oleh investor asing di beberapa Emerging Market termasuk salah satunya adalah Indonesia. Penelitian terhadap investasi saham di
Emerging Market juga telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Titin Suwandi dan Suad Husnan yang melakukan penelitian bidang keuangan dengan fokus perturnbuhan Pasar Modal. Suad Husnan (1994) menyatakan besamya peranan pengaruh kehadiran pemodal asing dalam perkembangan Pasar Modal Indonesia dan menyarankan sebaiknya Pasar Modal membuka diri terhadap asing dengan alasan dana yang dimiliki asing relatif lebih besar sehingga dapat diharapkan masuknya modal asing di Pasar Modal dapat memberikan kontribusi pada perturnbuhan ekonomi, selain itu juga pengalaman serta kemampuan analisa pihak asing yang lebih baik dapat memberikan pengaruh pada pelaku domestik Pasar Modal dengan transfer ilmu dari pihak asing tersebut. Pada penelitiannya tentang keuangan dan modal, Titin Suwandi ( 1997) menyatakan bahwa integrasi keuangan dan aliran modal dapat memberi keuntungan besar bagi Pasar Modal di negara-negara berkembang terutama yang tergolong dalam The Emerging Market seperti Indonesia. Penelitian terhadap pengaruh atas liberalisasi Pasar Modal juga telah dilakukan. Lugkana Worasinchai (200 1) pada penelitiannya dengan topik
International Finance dan International Investment melakukan penelitian di Pasar Saham Thailand bertujuan untuk mengetahui perilaku pelaku pasar, dengan menggunakan model Vector Autoregression (VAR) untuk menguji interaksi
17
antara return saham, net purchase yang dilakukan oleh investor asing dan net
purchase yang dilakukan oleh investor lokal dan data yang dipergunakan adalah sample data dengan daily time series data selama jangka waktu 5 tahun, 30 Juni 1995 hingga 30 Juni 2000, yang diambil dari Stock Exchange of Thailand (SET). Untuk melihat perbedaan aktifitas sebelum dan selama krisis ekonomi digunakan T-test. Hasil penelitian adalah, sebelum krisis investor asing merupakan pelaku yang sangat mempengaruhi pasar dimana investor lokal adalah pengikut dari pola perdagangan yang dilakukan oleh asing. Sedang selama krisis tetjadi pengurangan investasi oleh investor lokal dan asing dimana asing melakukan net sale (penjualan lebih besar dari pembelian, lebih dikenal dengan istilah pelepasan saham) sehingga terjadi pengurangan rata-rata transaksi hingga mendekati 20% dari rata-rata sebelum krisis. Joong Beom Shin (2004) melakukan penelitian di Bursa Korea Selatan berkaitan dengan liberalisasi pasar modal Korea Selatan yang pada Mai 1998 menghapuskan batas kepemilikan saham oleh pihak asing. Penelitiannya menelaah secara teori dan empiris yang menganalisa pengaruh dari liberalisasi terhadap perubahan return saham berhubungan dengan biaya kapital, perubahan volatilitas return saham dan perubahan tingkat integrasi pada pasar modal. Model yang digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang memprediksi nilai pengembalian yang diharapkan pada berbagai aset dan International Asset
Pricing Model (IAPM) yang penggunaannya sama dengan CAPM namun mengikutsertakan risk pricing. Dalam kesimpulannya, Joong memperkuat basil studi yang dilakukan olah Choe, Kho dan Stulz ( 1999) bahwa investor asing turut
18
memberikan dampak atas ketidakstabilan pasar selama kiris di Pasar Modal Korea Selatan. Diantara penelitian tentang Emerging Market, salah satu yang meneliti pasar Indonesia adalah Mamduh Hanafi dan S. Ghon Rhee (2002). Kedua peneliti melakukan penelitian terhadap pengaruh dari kehadiran investor asing sebelum dan sesudah dikeluarkannya peraturan yang melepas batas kepemilikan asing terhadap saham terdaftar di Bursa Efek hingga 100%. Model yang dipergunakan adalah standort event-study analysis yang dimodifikasi dengan mengikutsertakan perubahan variabel exogenous dengan penggunana data time series data Bursa Efek Jakarta sejak Mei 1995 hingga Agustus 1998. Kesimpulan yang didapat adalah kehadiran investor asing di Pasar Modal Indonesia sebagai respon dari peraturan pembebasan kepemilikan saham oleh asing di Pasar Modal Indonesia memiliki pengaruh positif, meski hanya sesaat karena pasar modal kemudian terkena imbas dari krisis ekonomi sehingga pengaruh dari investor asing menjadi negatif.
19
T abe12 1. . Rekap1"t u1as1. Has I·1 Penerf 1 Ian Metode Estimasi Peneliti Objek dan Model Ekonometrika King and Hubungan akumulasi Menggunakan Levine modal terhadap Ordinary Linier (1993) pertumbuhan Regression produktifitas pada 77 (OLS). negara dengan G(j) =a+ I3F(l) + yX menggunakan data +&. cross countries antara tahun 1960-1 989. Levine dan Meneliti hubungan Menggunakan likuiditas sektor Ordinary Linier Zervos (1998) keuanganterhadap Regression tingkat perekonomian (OLS). dengan menggunakan data cross countries 49 Model: n.a. negara tahun 19761993. Randall, Meneliti hubungan Menggunakan Hanousek aktifitas pasar saham Granger Causality dan Campos dan pertumbuhan Test (1999) ekonomi menggunakan data cross countries 64 Yt = ao +I: a;Yt-i negara antara tahun + I: PXt-i + Cf 1985-1997 dengan Xt = Yo + I: y;Yt-i dasar tingkat + E ~Xt-i + Vt pendapatan.
Gustav F. Papanek (1973)
Mengujiforeign aid, foreign investment, other inflows and domestic savings terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan data dua macam, tahun 1950-an digunakan data cross countries 34 negara dan tahun 1960-an 51 negara.
Kesimpulan Ada hubungan positif antara indikator pertumbuhan finance dan indikator pertumbuhan produktifitas. Ada korelasi signifikan yang positif antara likuiditas pasar uang dan tingkat perekonomian.
Pada negara Low Income Countries terhadapat hubungan yang jelas antara aktifitas pasar saham dan pertumbuhan ekonomi, sedang pada High Income dan Upper Middle Income Countries hal tersebut tidak ditemukan. Menggunakan Terdapat pengaruh Ordinary Linier yang signifikan Regression antaraforeign aid, (OLS). foreign investment, other inflows and domestic savings Gt =at+ terhadap P1Savings1 + P2Aid1 + P1Inv1 pertumbuhan + P40ther1 +et ekonomi.
20
Peneliti
Objek
Metode Estimasi dan Model Ekonometrika Menggunakan Ordinary Linier Regression (OLS).
Tomas Dvorak (2001)
Menguji dampak perdagangan asing terhadap volatilitas dan korelasi antara lokal dan Return Dunia dengan menggunakan Yi.t =a;+ X;,tfi + data cross countries 10 U;,t negara maju dan 10 negara berkembang tahun 1991-94 dan 1995-99.
Lugkana Worasinchai (2001)
Penelitian terhadap perilaku investor dengan menggunakan data daily time series Thailand Stock Market antara 30 Juni 1995 30 Juni 2000.
Joong Beom Mengkaji secara Shin teoritis dan empiris (2004) pengaruh dari liberalisasi pasar saham Korea Selatan.
Hanafi dan Ghon Rhee (2002)
Penelitian The Wealth Effect dari kehadiran investor asing di pasar domestik sebagai akibat dari pelepasan batasan kepemilikan saham oleh investor as mg. Menggunakan data BEJ Time Series antara Mei 1995 Agustus 1998.
Kesimpulan
Perdagangan asing danlokaldinegara . . maJU mempunym pengaruh yang sama terhadap volatilitas. Pada pasar negara berkembang perdagangan asing dapat mempengaruhi stabilisasi pasar. Menggunakan Sebelum krisis Vektor tahun 1997, investor asing Autoregression (VAR). mempengaruhi pasar sedang Model: n.a. selama krisis tidak ada dampak dari asing sebagai akibat dari menurunnya investasi asing di pasar. Menggunakan Investor asing CAPM dan IAPM mempunyai andil dalam E(rJ = r1 + [E(r ,J ketidakstabilan - Tj) fi; pasar selama krisis dan dan liberalisasi a;- R; = y;(amsebagai langkah Rm) antisipasi. Menggunakan Pengaruh dari event study hadirnya investor analysis asing hanya sementara saja, Ru = a; + PliRm.t + disebabkan dampak krisis yang fi2;Rm,t+l + mengenai Bursa fiJ;Rw,t + saham Indoensia. fi4;D{l), + P5;D(J), + e;,t
21
2.2. Kerangka Pemikiran Investor menurut Frederick S. Mishkin adalah terdiri dari individu atau rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan asing, kemudian dapat digolongkan menjadi dua macam investor berdasarkan asalnya yaitu lokal dan asing dimana keduanya sudah mencakup individu, perusahaan dan atau pemerintah baik lokal maupun asmg. Peranan dari dana asmg akan sangat mempengaruhi suatu sektor perekonomian bahkan perekonomian suatu negara, seperti yang terjadi pada pertumbuhan perekonomian Amerika dan Jepang pada akhir 1980-an dan awal 1990-an (Mishkin, 2000). Adanya aliran dana investor lokal dan investor asing yang melakukan transaksi di Bursa Efek Jakarta berpengaruh pada kinerja bursa sebagai ukuran perkembangan bursa. Pada tahap berikutnya perkembangan di Pasar Modal akan memiliki efek terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, penulisan penelitian ini membahas kinerja bursa saham yang tak terlepas dari pembahasan pertumbuhan PDB sebagai indikator pertumbuhan perekonomian.
22
Gambar 2.1.
Keran
a Pemikiran Perilaku Investor
Asing
Lokal
Kinetja Bursa Efek
Pertumbuhan Ekonomi
2.1. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil kesimpulan sementara dari penulisan ini adalah : 1) Transaksi asmg mempengaruhi perkembangan kinetja Bursa Efek Jakarta secara positif. 2) Transaksi investor lokal dipengaruhi oleh transaksi investor asing di Bursa Efek Jakarta. 3) Perkembangan Bursa Efek Jakarta memiliki pengaruh positifterhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.
BABIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai indikator dari pertumbuhan perekonomian. Objek selanjutnya adalah Indikator perkembangan Bursa Saham yang ditunjukkan dengan IHSG, Nilai Kapitalisasi Saham dan Nilai Transaksi Saham di Bursa Efek Jakarta, serta objek lainnya berupa Nilai Transaksi Asing dan Nilai Transaksi Lokal masing-masing ditunjukkan dengan nilai transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing dan investor lokal. Data yang dipergunakan adalah berupa time
series data antara 1998:Ql - 2004:Q4.
3.2. Metode Penelitian Penggunaan metode dalam penulisan penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang didasarkan pada perhitungan statistik. Dalam melakukan analisis penulis menggunakan model ekonometrik dan model dilakukan dengan teknik Ordinary Least Square (OLS) dan Granger Causality Test.
3.2.1. Desain Penelitian 3.2.1.1. Perkembangan Transaksi Asing Terbadap Perkembangan Bursa Sabam Metode untuk mengetahui hubungan transaksi asing terhadap nilai transaksi pasar digunakan regresi linier yang dimodifikasi dari bentuk awal sesuai
23
24
dengan yang dipergunakan Keith Cuthberson, dimana nilai transaksi pasar ( T~ ) adalah jumlah nilai transaksi saham a (:La* p~ ), nilai transaksi saham b
( :Lb * P:) dan seterusnya sesuai dengan jumlah saham. Bila saham hanya dimiliki oleh
dua
investor,
lokal
T1 ={La* P~ )+(:Lb* P:)
dan
asmg
T{ =(:La* p~)+(:Lb* p~), maka model menjadi T~=T1+T{, dan selanjutnya digunakan sebagai ukuran kinerja Bursa Saham maka
T~,
dengan varibel-
variabelnya adalah IHSG, Transaksi Saham dan Kapitalisasi Saham. Sehingga model linier regresi yang akan digunakan untuk memenuhi ketentuan stochastic, model menjadi : (3.1)
Trans,
=a,+ P*T{ + f:,
(3.2)
Kap,
=a,+ P*T{ + f:t
(3.3)
dimana : IHSG1 adalah IHSG pada periode t Trans. adalah Transaksi Saham pada periode t KaPt
adalah Kapitalisasi Saham pada peri ode t
a 1 adalah konstanta
p
koefisien transaksi asing
T{ Transaksi Asing pada peri ode t &1
pengaruh variabellain diluar model
25
3.2.1.2. Perkembangan
Bursa
Sabam
Terbadap
Pertumbuban
Perekonomian Metode untuk mengetahu hubungan perkembangan Bursa Saham terhadap pertumbuhan perekonomian
menggunakan
model
dasar Teori
Makro
;
Y = C + I + G + XN dan kineija bursa saham adalah bentuk satuan investasi, maka model akhir yang digunakan adalah :
PDB,
=a,+ P*IHSG, + t:,
(3.4)
PDB,
=a,+ P*Trans, + t:,
(3.5)
PDB,
=
a, + P*Kap, + t:1
(3.6)
dimana: PDBt
adalah pertumbuhan ekonomi periode t
a, adalah konstanta
f3 koefisien kinerja Bursa Saham &1
pengaruh variabellain diluar model
3.2.1.3. Hubungan Transaksi Asing dan Transaksi Lokal Untuk mengetahui sebab akibat antara transaksi lokal dan transaksi asing dipergunakan Granger-Causality Test. Untuk mengetahui apakah transaksi lokal mempengaruhi transaksi asing digunakan model sebagai berikut : (3.7) dengan penggunaan secara rinci adalah 1. transaksi lokal beli terhadap transaksi asmg beli, transaksi lokal jual terhadap transaksi asing beli dan transaksi lokal terhadap transaksi asing beli,
26
2. transaksi lokal beli terhadap transaksi asing jual, transaksi lokal jual terhadap transaksi asing jual dan transaksi lokal terhadap transaksi asing jual, serta 3. transaksi lokal beli terhadap transaksi asing, transaksi lokal jual terhadap transaksi asing dan transaksi lokal terhadap transaksi asing. Sedang untuk mengetahui apakah transaksi asing mempengaruhi transaksi lokal digunakan model sebagi berikut : (3.8)
dengan penggunaan secara rinci adalah I. transaksi asing beli terhadap transaksi lokal beli, transaksi asing jual terhadap transaksi lokal beli dan transaksi asing terhadap transaksi lokal beli, 2. transaksi asmg beli terhadap transaksi lokal jual, transaksi asing jual terhadap transaksi lokal jual dan transaksi asing terhadap transaksi lokal jual, serta 3. transaksi asing beli terhadap transaksi lokal, transaksi asing jual terhadap transaksi lokal dan transaksi asing terhadap transaksi lokal.
Penggunaan Granger Test dengan hanya dilakukan Jag I
G=
I). Hasil dari
perhitungan berupa, jika koefisien y dari model pertama (3.3) signifikan namun koefisien A. dari model kedua (3.4) tidak signifikan, dapat disimpulkan bahwa transaksi domestik mempengaruhi transaksi asing. Jika F-tests menolak nilai signifikansi dari y namun tidak menolak A., dapat disimpulkan bahwa transaksi
27
asing mempengaruhi transaksi lokal. Jika nilai koefisien-koefisien tersebut signifikan, maka transaksi lokal dan transaksi asing tidak saling mempengaruhi. Jadi untuk menyatakan bahwa transaksi asing mempengaruhi transaksi lokal maka dalam
Granger
Test,
pengujian
harus
menolak
bahwa transaksi
lokal
mempengaruhi transaksi asing. Akhimya jika hasil test temyata menolak nilai signifikan dari 8 and A., dapat disimpulkan bahwa transaksi lokal dan transaksi asing tidak berhubungan.
3.2.1. Operasional Variabel Secara garis besar karakteristik dari masing-masing variabel tersebut diikhtisarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel3.1.: Operasional Variabel Varia bel Transaksi Asing Transaksi Lokal
lndikator
Ukuran
Keterangan
~Ordinal
Data harian untuk perhitungan Garnger Causality Test
•Harian
~Ordinal
Data harian untuk perhitungan Garnger Causality Test
•Triwulan
~Ordinal
--
•Triwulan •Ordinal
--
~Ordinal
--
•Triwulan !-Ordinal
--
Nilai Transaksi Asing yang •Triwulan terjadi di BEJ yang dinyatakan dalam miliar Rp •Harian
Nilai Transaksi Lokal yang terjadi di BEJ yang dinyatakan dalam miliar Rp IHSG IHSG yang terjadi di BEJ yang dinyatakan dalam poin Kapitalisasi Nilai Kapitalisasi Saham yang teJjadi di BEJ yang Saham dinyatakan dalam miliar Rp Transaksi Nilai Transaksi Pasar yang Saham terjadi di BEJ yang dinyatakan dalam miliar RIJ Pertumbuhan PDB riil, 2000= I, yang dinyatakan dalam miliar Rp Ekonomi
Skala
•Triwulan
28
3.2.3. Data dan Somber Data Data yang akan dipergunakan adalah : 1) Data Transaksi Lokal (
T1 )
adalah jumlah transaksi lokal beli dan transaksi lokal jual di Bursa Efek Jakarta dalam setiap periode. (I) Data Transaksi Lokal Beli (
T1h )
adalah jumlah nilai transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal di Bursa Efek Jakarta dalarn setiap periode. (2) Data Transaksi Lokal Jual ( T1"'
)
adalah jumlah nilai transaksi jual yang dilakukan oleh investor lokal di Bursa Efek Jakarta dalarn setiap periode. 2)
Data Transaksi Asing ( T{ ) adalah jurnlah transaksi asing beli dan transaksi asing jual di Bursa Efek Jakarta dalarn setiap periode. (1) Data Transaksi Asing Beli ( Tf' ) adalah jurnlah nilai transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing di Bursa Efek Jakarta dalam setiap periode. (2) Data Transaksi Asing Jual ( T{' ) adalah jumlah nilai transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing di Bursa Efek Jakarta dalarn setiap setiap periode.
3)
Data IHSG ( IHSGt) adalah Indeks Harga Saham Gabungan yang terjadi di Bursa Efek Jakarta pada setiap akhir periode.
29
4) Data Transaksi Pasar ( Trans,) adalah jumlah nilai transaksi pasar saham yang terjadi di Bursa Efek Jakarta dalam setiap periode. 5) Data Nilai Kapitalisasi ( Kap1 ) adalah nilai kapitalisasi saham yang terjadi di Bursa Efek Jakarta pada setiap akhir periode. 6) Data PDB ( PDB,) adalah nilai PDB riil Indonesia, 2000 = I, pada setiap akhir peri ode. Data-data tersebut adalah data yang berasal dari data Bursa Efek Jakarta kecuali data PDB yang berasal dari Bank Indonesia dengan rentang waktu 1996:Ql- 2004:Q4 untuk pengaruh kinerja Bursa Saham terhadap PDB, 1998:Ql - 2004:Q4 untuk pengaruh transaksi asing terhadap kinerja Bursa Efek Jakarta dan I Juli 2003 - 31 Desember 2004 untuk hubungan transaksi asing dan transaksi lokal.
3.2.4. Pengujian Statistik 3.2.4.1. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) merupakan suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk persen, yang menunjukan besamya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan koefisien determinasi adalah sebagai berikut : ESS TSS
30
Dimana: ESS = Jumlah kuadrat error dan TSS=Jumlah kuadrat total Koefisien Determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur kebenaran hubungan dari model yang dipakai yaitu angka yang menunjukan besamya kemampuan varians/penyebaran dari variabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas. Besamya nilai R 2 adalah 0 < R 2 < I dimana semakin mendekati I berarti model tersebut dapat dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antar variabel bebas dengan variabel tidak bebas. 3.2.4.2. Uji Parsial (t-Statistik)
Untuk menguji hipotesa secara statistik dilakukan pendekatan melalui uji signifikansi (hest). Uji Signifikansi ini dikatakan sebagai prosedur bagi hasil perhitungan berdasarkan sampel, yang dimaksud untuk membuktikan benar tidaknya suatu hipotesa nol. Pada analisa ini dikemukakan bahwa : Ho
a = 0,
H1
a =1- 0,
tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat ada pengaruh signifikan antara variabel bebas secara individual dengan variabel terikat
Hipotesa nol tersebut diterima atau tidak, keputusannya berdasarkan perkiraan yang diperoleh dari data yang empiris atau dari data hasil observasi sample. Untuk menguji hipotesa secara individu, digunakan nilai probabilitas yang diperoleh dalam program komputer dibandingkan dengan tingkat signifikansi tertentu. Hipotesa H nol (Ho) ditolak jika probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari pada tingkat signifikansi tersebut. Hal ini disebabkan probabilitas menunjukan tingkat signifikansi minimum untuk menolak Ho.
31
3.2.4.3. Uji Keseluruban (F-Statistik) Selanjutnya pengujian hipotesisterhadap parameter dugaan digunakan uji statistik F (F test). Dengan uji F ini dapat diketahui apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Hipotesa yang diuji dinyatakan dengan : Ho H1
Fhitung < Ftabeh tidak ada pengaruh dari variabel independen secara bersama sama terhadap variabel dependen. Fhitung 2: Ftabeh adanya pengaruh dari variabel bebas secara bersama sama terhadap variabel dependen
Penerimaan atau penolakan H0 dilakukan dengan membandingkan besamya Fhitung dengan Ftabei pada tingkat signifikansi dan N-K-1. Derajat bebas k dan besamya Fhitung dapat dicari dengan rumus: F=
R 2 /(k-l)
Apabila Fhitung 2: dari Ftabei pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas k serta N-K-1, dimana N= jumlah observasi, K=jumlah variabel bebas, maka dapat dikatakan Ho ditolak. Ini berarti adanya pengaruh dari variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Demikian sebaliknyajika Fhitung < dari Ftabel maka Ho diterima.
3.2.5. Pengujian Masalab yang Terjadi pada Persamaan Regresi 3.2.5.1. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi atau serial correlation dalam suatu model regresi. Masalah autokorelasi terjadi jika error term (ei) dari suatu model regresi tidak bersifat random dan saling
32
berhubungan. Cara untuk mendeteksi masalah autokorelasi salah satu caranya adalah dengan menggunakan Durbin Watson (DW) Test. Adapun hipotesa dari DW test adalah:
Ho Ht Tahapan
p = 0, atau tidak ada autokorelasi. p =t: 0, atau terdapat autokorelasi
pengukuran
Durbin
UJI
Watson
test
adalah
dengan
membandingkan nilai DW test yang dihitung dengan nilai DW tabel. Kemudian jika hasilnya telah diperoleh maka beberapa altematif hasilnya adalah:
Gambar 3.1. Durbin Watson (DW) Test A
I ,.. 0
• I .. dL
B
•
c I ,..
du
• 2
I .. 4-du
D
•
E
I ,.. 4-dL
., 4
Keterangan : A B C D E H0 H0 *
H 0 ditolak, ada autokorelasi Tidak bisa ditentukan (no decisions) Ho atau Ho* diterima, atau keduanya diterima Tidak bisa ditentukan (no decisions) Ho ditolak, ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negative
Jika dalam model yang dibentuk terdapat autokorelasi maka model tersebut memiliki observasi yang random (acak). Jika nilai DW stat berada didaerah ragu-ragu (no decisions) maka harus dilakukan uji lanjutan yakni
run Test. Run Test, atau Geary Test adalah sebuah nonparametric test, merupakan cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model dengan
33
melakukan perhiutngan terhadap nilai residu yang bersifat random. Hipotesa dari Run Test adalah :
Ho H1
Residu bersifat random atau tidak ada autokorelasi. Residu tidak bersifat random atau terdapat autokorelasi
3.2.5.2. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas yaitu suatu keadaan yang masing-masing kesalahan pengganggu mempunyai varians yang berlainan yaitu : (1)
Varian (<>i) = untuk i = 1,2,3, ... ,n dan
(2)
()i2
* ()j2 jika i :f: j
Uji Heterokedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah vanan dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, yaitu E = (Xi, <>i) :f: sehingga E (bi) :f: ()2 Untuk ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji white-Heteroscedasticity test. Setelah mendapatkan residual ei dari regrest
OLS,
white-
Heterocedasticity
test
menyarankan
untuk
meregresikan variabel auxiliary. Dimana hila persamaan awal adalah :
Dalam melakukan uji white-Heteroscedasticity test persamaan diatas menjadi:
Parameter ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari hubungan antara perkalian besar sampel (n) dan koefisien determinasi (R2) dengan
chi-square value
i
df maka
terdapat heteroskedastisitas.
34
Akibat yang ditimbulkan bila teijadi Heteroskedastisitas yaitu : ( 1)
Varians koefisien regresi menjadi tidak minimum,
(2)
Rentang keyakinan menjadi Iebar, sehingga uji signifikansi statistik menjadi tidak valid.
Sehingga uji t dan uji F tidak menunjukkan angka yang sebenamya.
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Variabei-Variabel Penelitian 4.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah satu ukuran dari pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Bruto (GDP) yang lebih dikenal dengan Pendapatan Nasional. PDB merupakan data statistik yang mencakupi perolehan nilai tambah dari kegiatan ekonomi suatu negara sehingga merupakan indikator untuk mengamati perubahan kegiatan perekonomian nasional secara makro. Dari data PDB dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi regional dan daerah, laju pertumbuhan ekonomi sektoral, pendapatan perkapita, inflasi, investasi dan variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Data mengenai PDB dapat berupa harga berlaku dan harga riil (konstan). Harga berlaku adalah nilai PDB sebenarnya dalam satu periode tertentu, sedang harga riil adalah nilai PDB berdasarkan harga pada tahun dasar tertentu, sehingga ada perbedaan antara harga berlaku dan harga riil. Biasanya data yang secara umum dipergunakan adalah data dalam periode tahunan, dan triwulanan. Dari data PDB periode 1998:Ql - 2004:Q4 dapat diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata pertahun untuk harga berlaku dan harga riil dengan peri ode konstan 2000:1 secara berurut adalah 4,80 % dan 10,23 %. Persentase tersebut berarti bahwa secara umum ekonomi Indonesia memiliki pertumbuhan kotor sebesar 4,80 % setiap triwulan dan memiliki pertumbuhan kotor riil sebesar
35
36
10,23 % setiap triwulan selama periode tersebut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara rinci seperti pada tabel-4.1.
Tabel-4.1:
Periode
PDB Indonesia Periode 1998:Ql - 2004:Q4 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Riil, 2000=1 (miliar rupiah) Harga Berlaku
A%
187,724.29 1997 Q4 234,711.41 25.03 1998 Q1 Q2 264,065.61 12.51 Q3 278,512.72 5.47 295,455.32 Q4 6.08 304,673.64 3.12 1999 Q1 Q2 303,22I .34 -0.48 Q3 300,913.72 -0.76 304,721.0 I Q4 1.27 324,232.15 6.40 2000 QI 336,3 I4.05 Q2 3.73 360,783.18 Q3 7.28 368,440.2I Q4 2.12 397,956.38 2001 Ql 8.0I Q2 424,077.42 6.56 433,905.23 Q3 2.32 428,341.46 -1.28 Q4 454,395.34 2002 Ql 6.08 Q2 466,922.36 2.76 Q3 49I,030.05 5.16 Q4 485,452.21 -I. I 4 507,143.01 4.47 2003 Ql 504,874.80 -0.45 Q2 52I,275.10 Q3 3.25 Q4 512,560.58 -1.67 540,031.89 2004 QI 5.36 568,252.99 Q2 5.23 594,736.52 Q3 4.66 Q4 600,010.05 0.89 Rata-rata A% 5.08 Sumber: Bank Indonesia (diolah kembali)
Harga Rill 382,217.08 353,549.56 328,742.60 313,615.01 312,783.45 328,039.22 327,758.78 332,226.68 332,148.10 34 I ,642.90 339,447.40 354,906.70 353,773.20 356,637.50 360,198.70 368,688.30 357,460.10 366,442.50 374,606.30 388.429.20 374,902.60 387,962.10 394,244.80 404,710.60 392,641.50 404,936.00 4) 1,522.10 425,349.90 418,770.80
A%
-7.50 -7.02 -4.60 -0.27 4.88 -0.09 1.36 -0.02 2.86 -0.64 4.55 -0.32 0.81 1.00 2.36 -3.05 2.51 2.23 3.69 -3.48 3.48 1.62 2.65 -2.98 3.13 1.63 3.36 -1.55 0.44
37
Dari tabel-4.1 terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan pada setiap awal tahun dan mengalami perlambatan pertumbuhan serta menurun pada setiap akhir tahun, baik secara harga berlaku maupun harga riiL Selama tahun 1998, PDB harga berlaku tidak mengalami penurunan, sedang pada harga riil setiap triwulan mengalami penurunan dengan penurunan terbesar tetjadi pada awal 1998 yaitu sebesar -7,50 %. Penurunan pada harga riil tetjadi sebagai akibat adanya krisis ekonomi yang menyebabkan harga-harga barang dan jasa meningkat, meski tetjadi pengeluaran yang besar namun sebenamya jumlah produk yang yang dikonsumsi masyarakat mengalami penurunan sehingga secara riil nilai produk yang teijadi adalah menurun. Kenaikan tertinggi harga riil teijadi pada awal 1999 yang mencapai 4,88 % dari akhir tahun 1998 dan pada harga berlaku tetjadi awal 1998 yang mencapai 25 %, meski setiap akhir tahun berikutnya mengalami perlambatan pertumbuhan namun tetap teijadi kenaikan hampir pada setiap awal tahun dan awal semester kedua.
4.1.2. Kinerja Bursa Efek Jakarta dan Perkembangannya Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor modal atau investasi. Sedang pembentukan modal atau investasi dapat dilihat antara lain dari aliran dana yang teijadi pada sektor keuangan, dimana salah satunya adalah Pasar Modal yang merupakan lembaga keuangan non perbankan (direct finance).
38
Data yang menunjukkan perkembangan dari Pasar Modal adalah data perkembangan kineija bursa efek. Data yang tersedia untuk perkembangan bursa efek terdiri dari berbagai macam periode waktu, terdiri dari tahunan, semester, triwulanan, bulanan dan harian. Sesuai dengan objek penelitian maka yang menjadi sumber data adalah data perkembangan atau indikator kineija Bursa Efek Jakarta (BEJ), yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Nilai Transaksi dan Nilai Kapitalisasi Saham dengan kurun waktu 1998:Q1 - 2004:Q2. Namun dengan tujuan untuk mencari hasil yang terbaik maka akan dilakukan dengan menggunakan data bulanan dan harian. Secara umum perkembangan dari IHSG, Nilai Transaksi Saham dan Nilai Kapitalisasi Saham memiliki pola yang sama. Meski teijadi penurunan pada ketiga indikator tersebut pada akhir krisis hingga mencapai titik terendah; IHSG mencapai
276,150
poin
dan
Nilai
Kapitalisasi
Saham
mencapai
nilai
Rp 116.575,375 miliar pada triwulan kedua tahun 1998 serta nilai Transaksi Saham mencapai nilai Rp 11,653.123 miliar pada triwulan pertama tahun 1999, namun hingga akhir tahun 2004 secara rata-rata mengalami perkembangan. Ratarata dari perkembangan ketiga indikator tersebut adalah IHSG : 5,51 %, Nilai Transaksi Saham : 17,22 %dan Nilai Kapitalisasi Saham : 9,19 %, yang berarti bahwa selama 7 tahun IHSG mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,51 %, Nilai Transaksi Saham mengalami kenaikan rata-rata sebesar 17,22 % dan Nilai Kapitalisasi Saham mengalami kenaikan sebesar 9,19 % pada setiap triwulan. Perkembangan kineija BEJ secara rinci seperti pada tabel-4.2.
39
Tabel-4.2:
Periode
Data Perkembangan Kinerja Bursa Efek Jakarta 1998:Q1- 2004:Q4
IHSG
Nilai Transaksi
(miliar Rp) ~% 401.712 26,738.494 1997 Q4 541.425 34.779 40,412.232 1998 Q1 Q2 445.920 -17.640 21,041.159 Q3 276.150 -38.072 19,515.976 Q4 398.038 44.138 18,715.336 -1.109 11,653.123 393.625 1999 Q1 662.025 68.187 47,020.484 Q2 547.937 -17.233 40,694.200 Q3 23.540 48,512.179 Q4 676.919 583.276 -13.834 55,342.767 2000 Q1 Q2 515.110 -11.687 27,707.412 Q3 421.336 -18.205 19,348.274 -1.190 20,376.311 Q4 416.321 -8.472 22,916.696 381.050 2001 Q1 14.846 22,838.852 Q2 437.620 392.479 -10.315 31,663.799 Q3 -0.113 20,103.477 Q4 392.036 22.890 30,284.369 481.775 2002 Q1 4.823 41,983.703 Q2 505.009 Q3 419.307 -16.970 23,425.360 1.345 25,069.347 424.945 Q4 398.004 -6.340 13,059.620 2003 Q1 27.009 28,758.073 Q2 505.499 18.230 38,750.465 Q3 597.652 691.895 15.769 44,869.456 Q4 6.328 64,227.849 735.677 2004 Q1 -0.445 53,464.992 732.401 Q2 11.979 46,812.128 820.134 Q3 21.960 82,501.963 Q4 1,000.233 5.507 Rata-rata Ao/o Sumber: Bursa Efek Jakarta (diolah kembali)
~%
51.139 -47.934 -7.249 -4.102 -37.735 303.501 -13.454 19.212 14.080 -49.935 -30.169 5.313 12.467 -0.340 38.640 -36.510 50.642 38.632 -44.204 7.018 -47.906 120.206 34.746 15.791 43.144 -16.757 -12.443 76.241 17.216
Nilai Kapitalisasi (miliar Rp) 159,929.830 223,309.108 188, 146.3 72 116,575.375 175,728.977 167,267.001 416,061.955 357,709.902 451,814.924 367,950.527 330,227.755 280,654.448 259,620.958 227' 796.594 266,338.524 241,487.084 239,258.731 318,702.314 315,562.505 260,234.932 268,422.777 251,584.774 339,728.351 396,015.198 460,365.963 492,508.398 495,797.635 558,757.500 679,949.067
~%
39.629 -15.746 -38.040 50.743 -4.815 148.741 -14.025 26.308 -18.562 -10.252 -15.012 -7.494 -12.258 16.919 -9.331 -0.923 33.204 -0.985 -17.533 3.146 -6.273 35.035 16.568 16.250 6.982 0.668 12.699 21.689 9.190
Kenaikan tertinggi untuk ketiga indikator tersebut terjadi pada periode yang sama yaitu pada triwulan kedua tahun 1999 masing-masing mencapai ; IHSG sebesar 68,19 %, Nilai Transaksi Saham sebesar 303,50 % dan Nilai
40
Kapitalisasi Saham sebesar 148,74 %. Meski memiliki trend perkembangan yang sama, pada periode tertentu terlihat adanya perbedaan perkembangan diantara ketiga indikator tersebut. IHSG dan Nilai Kapitalisasi Saham memiliki pola pergerakan yang sama, sedang Nilai Transaksi Saham yang memiliki pergerakan sedikit berbeda dari keduanya. Adanya perbedaan pergerakan IHSG dan Nilai Kapitalisasi Saham yang tidak disertai dengan pergerakan yang sama pada Nilai Transaksi Saham bisa diartikan bahwa perubahan harga saham yang tetjadi hanya sebagai akibat ekspektasi dari sebagian investor. IHSG merupakan indikator yang memperlihat adanya perubahan kinetja sebagai akibat dari perubahan harga yang terjadi pada setiap saham dan Nilai Kapitalisasi Saham merupakan jumlah dari harga setiap saham yang telah terdaftar di BEJ. Sehingga dengan perubahan, meningkat atau melemah, 1 (satu) poin dari sebagian saham meski hanya 1 (satu) lot saja terhadap setiap saham akan menyebabkan perubahan pada IHSG dan Nilai Kapitalisasi. Nilai Transaksi Saham terjadi sebagai akibat dari jumlah saham yang ditransaksikan. Dengan demikian hila Perubahan pada IHSG dan Nilai Kapitalisasi tergantung dari perubahan harga saham, maka perubahan Nilai Transaksi Saham tergantung dari jumlah saham yang ditransaksikan. Semakin rendahnya jumlah saham yang ditransaksikan mencerminkan semakin rendahnya minat investor untuk melakukan transaksi. Pergerakan pada pasar saham yang waJar,
pergerakan indikator
berdasarkan asumsi bahwa perekonomian stabil, terjadi apabila ketiga indikator bergerak dengan arab yang sama dan berkelanjutan. Dari tabel-4.2 terlihat bahwa
41
pola pergerakan yang sama terjadi pada tahun 1999, 2003 dan 2004. Pergerakan kinerja BEJ tahun 1999 tidak mencerminkan pasar yang wajar, hal ini terlihat dari kenaikan yang tajam pada triwulan kedua; IHSG sebesar 68,19 %, Nilai Transaksi Saham sebesar 303,50% dan Nilai Kapitalisasi Saham sebesar 148,74 %, namun mengalami penurunan IHSG sebesar -17,23 %, Nilai Transaksi Saham sebesar -13,45 %, Nilai Kapitalisasi Saham sebesar -14,03 % pada triwulan berikutnya dan tetap berfluktuasi menurun hingga akhir tahun 2002. Data pada tahun 2003 menunjukkan pergerakan pasar yang wajar, yang juga mencerminkan adanya kestabilan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Meski terjadi perlambatan perkembangan kinerja namun tetap terjadi peningkatan. Hingga akhir tahun 2004 ketiga indikator menunjukkan level tertinggi yang pernah dicapai. IHSG mencapai 1.000,233 poin, Nilai Transaksi Saham mencapai hingga
Rp
82.501 ,963
miliar
dan
Nilai
Kapitalisasi
Saham
sebesar
Rp 679.949,067 miliar. Masing-masing indikator menunjukkan kenaikan sejak periode titik terendah yaitu pada akhir triwulan ketiga tahun 1998 untuk IHSG yang mencapai sebesar 262,21 % dan Nilai Kapitalisasi Saham mencapai sebesar 483,27 % pada akhir tahun 2004. Nilai Transaksi Saham mencapai titik terendah pada akhir triwulan pertama tahun 1999 dan meningkat sebesar 607,98 % pada akhir tahun 2004.
4.1.3. Transaksi Asing dan Transaksi Lokal di Bursa Efek Jakarta Transaksi saham yang diterjadi di BEJ dilakukan oleh dua investor berdasarkan asalnya, yaitu investor asing dan investor lokal. Berdasar jenis
42
transaksi yang terjadi maka dapat dipisahkan menjadi 4 (empat) transaksi, yaitu transaksi jual dan transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing, dua transaksi ini dapat dikelompokkan menjadi transaksi investor asing. Transaksi jual dan transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal dapat dikelompokkan menjadi transaksi investor lokal. Gambar-4.1 menunjukkan transaksi yang terjadi pada perdagangan saham.
Gambar-4.1 : Skema Transaksi Saham antara Investor Asing dan Investor Lokal Total Transaksi Saham Transaksi Asing Jual
Beli
~
Transaksi Lokal Jika >, asing net sell .... Jika <, lokal net sell
AI
Jika <, lokal net buy Jika >, asing net buy
Jual
Beli
Total Transaksi Saham
Saat terjadi penjualan saham oleh investor asing, kemungkinan investor yang melakukan pembelian adalah investor asing dan atau investor lokal. Hal yang sama terjadi terhadap investor lokal melakukan penjualan saham dan yang melakukan pembelian adalah investor asing dan atau investor lokal. Sehingga yang dimaksud dengan Transaksi Asing adalah jumlah transaksi jual dan transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing. Sedang Transaksi Lokal adalah jumlah transaksi jual dan transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal.
43
Nilai transaksi saham secara keseluruhan adalah jumlah dari nilai transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing dan investor lokal atau jumlah dari nilai transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing dan investor lokal. Oleh karena nilai transaksi saham keseluruhan adalah merupakan jumlah nilai transaksi beli, asing dan lokal, atau jual, asing dan lokal, dan bukan merupakan jumlah dari transaksi jual dan transaksi beli, maka akan terdapat dimana nilai transaksi yang dilakukan oleh investor baik asing maupun lokal lebih besar dari nilai transaksi pasar keseluruhan. Untuk lebih jelasnya data tentang transaksi beli oleh investor lokal dan asing, data transaksi jual oleh investor lokal dan asing, serta data transaksi pasar tersedia pada lampiran 3. Dari data Transaksi Asing dan Transaksi Lokal terlihat sebelum triwulan ketiga tahun 2003 pergerakan Transaksi Asing dan Transaksi Lokal memiliki pola pergerakan yang tidak sama, namun sejak triwulan ketiga tahun 2003 memiliki pola pergerakan yang sama. Transaksi Asing mengalami penurunan yang sangat tajam antara akhir tahun 2002 hingga akhir triwulan pertama tahun 2003 yang hanya mencapai nilai sebesar Rp 819 miliar, meski telah mengalami kenaikan hingga Rp 1,403 miliar pada triwulan berikutnya namun terlihat belum mencapai jumlah transaksi yang normal yaitu rata-rata Rp 10 triliun per triwulan. Sebelum triwulan akhir tahun 2002 jumlah minimal Transaksi Asing adalah sebesar Rp 3.297,378 miliar yang terjadi pada triwulan ketiga tahun 2002, pada triwulan ketiga tahun 2003 teijadi lonjakan Transaksi Asing hingga mencapai 2099 % yaitu sebesar Rp 30.862,004 miliar.
44
Tabel-4.3:
Periode
Data Perkembangan Nilai Transaksi Asing, Transaksi Lokal dan Transaksi Total di BEJ, 1998:Ql- 2004:Q4 Transaksi Asing (miliar Rp)
Transaksi Lokal
(~%)
(miliar Rp)
(~%)
1997
Q4
24,992.887
1998
Ql
37,716.376
50.908
43,108.088
69.146
Q2
17,597.252
-53.343
24,485.066
-43.201
Q3
13,743.793
-21.898
25,288.159
3.280
Q4
14,055.845
2.270
23,374.827
-7.566
Ql
11,776.736
-16.215
II ,529.510
-50.676
Q2
38,965.182
230.866
55,075.785
377.694
Q3
31,371.544
-19.488
50,016.857
-9.185
Q4
21,341.307
-31.972
75,683.051
51.315
Q1
17,733.572
-16.905
92,951.962
22.817
Q2
13,480.997
-23.980
41,933.827
-54.887
Q3
7,298.997
-45.857
31,397.551
-25.126
Q4
10,854.484
48.712
29,898.137
-4.776
Q1
6,010.227
-44.629
39,823.165
33.196
Q2
4,243.356
-29.398
41,434.348
4.046
Q3
5,205.013
22.663
58,122.585
40.276
Q4
5,575.472
7.117
34,631.482
-40.416
Ql
5,830.507
4.574
54,738.230
58.059
Q2
4,493.816
-22.926
79,473.590
45.188
Q3
3,297.378
-26.624
43,553.341
-45.198
Q4
5,679.027
72.229
44,459.666
2.081
Q1
819.462
-85.570
25,299.778
-43.095
Q2
1,403.123
71.225
56,113.023
121.793
Q3
30,862.004
2,099.523
46,638.927
-16.884
Q4
37,303.820
20.873
52,435.092
12.428
Q1
53,503.177
43.425
74,952.521
42.943
Q2
48,294.891
-9.735
58,635.093
-21.770
Q3
37,417.197
-22.523
56,207.059
-4.141
63,553.616 69.851 Q4 Sumber: Bursa Efek Jakarta (d10lah kembah)
101 ,450.310
80.494
1999
2000
2001
2002
2003
2004
25,485.800
Kejanggalan tersebut terjadi bukan sebagai akibat dari investor asing yang mengurangi dana investasinya namun lebih disebabkan oleh kesalahan teknis pialang saham saat melakukan pengisian (input) status transaksi untuk nasabah.
45
Pada sistem transaksi BEJ, lebih dikenal dengan JATS, setiap transaksi yang dilakukan oleh pialang diwajibkan memasukkan data mengenai investor diantaranya adalah identitas investor asing atau investor lokal. Kesalahan input status nasabah karena anggapan dari pialang saham bahwa dengan dilepasnya batasan kepemilikan asing hingga 100 % maka status nasabah baik asing maupun lokal sudah tidak diperlukan lagi. Dengan terjadinya informasi data yang tidak wajar, pihak BEJ sejak awal Juli 2003 mengeluarkan Surat Edaran bagi anggota bursa yang mewajibkan pengisian status nasabah (investor)
tetap dilakukan.
Berdasar hal
tersebut
penelitian
selanjutnya
menggunakan dua macam data Transaksi Asing dan Transaksi Lokal, yaitu data triwulanan untuk periode 1998 - 2004 serta data harian untuk periode Juli 2003 Desember 2004.
Gam bar 4.2 : Gnfik Perkembangan Transaksi Sabam, Tnnsaksi Lokal dan Tnnsaksi Asing Jan 1998- Des 2004
MlliarRp 45.000.000
40.000.000
35.000000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
~JJ~~~~~Wrlt=Y
15.000.000
·:::I ~~i~J:::~~~~f/1t~~~=-~~~rr_!;:!_---~Asing 0.000
otal
--~---~-----~--
-t---1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Peri ode 1--o-Transaksi Total --o--- Transaksi Lobi -Transaksi Asing ,--Lioear (Transalcsi Total) - - - Linear (Tnmsaksi Lokal) --Linear (Transaks1 Asmg)
Sumber: Bursa Efek Jakarta
Jan 1998 =I
46
Gambar 4.2 memperlihatkan trend antara Transaksi Total Saham, Transaksi
Asing
dan
Transaksi
Lokal
bulanan
yang
searah.
Rata-rata
perkembangan sejak Januari 1998 - Desember 2004 masing-masing adalah Transaksi Asing sebesar 55,71 %, Transaksi Lokal sebesar 11,53% dan Transaksi Total Saham sebesar 9,42 %. Meski secara rata-rata pertumbuhan perbulan Transaksi Asing adalah yang tertinggi, namun nilai taransaksi rata-rata perbulannya Transaksi Asing adalah yang terendah dengan rata-rata nilai sebesar Rp 6.466,333 miliar, Transaksi Lokal mencapai rata-rata sebesar Rp 16.406,838 miliar dan Transaksi Total Saham rata-rata sebesar Rp 11.436,585 miliar.
4.1.4. PDB dan Kinerja Bursa Efek Jakarta _Pergerakan PDB dan Kineija Bursa Efek Jakarta secara nilai memiliki trend yang searah dengan gradien PDB yang lebih besar, seperti terlihat pada Gambar 4.3. Persamaan trend waktu dari PDB dan Kineija Bursa Efek Jakarta dengan ukuran nilai satuan dari masing-masing adalah sebagai berikut: a. PDB
= 310981,57 + 3679,53*Times
b. Kapitalisasi
= 192855,3 + 8625,753*Times
c. Transaksi
= 24609,10 + 566,46*Times
d. IHSG
= 405,2237 + 7,546*Times
47
Gam bar 4.3 : Grafik PergenkaD PDB daD KiDerja BEJ 1998:QJ- 2004:Q4 N1laJ Mahar Rp. pom 1.(~)()00
900 00 .
700 00 . 600 00 ; ~00
00 '
10000
o oo
. 01
oz
QJ
Q4 : QJ :~; r~J • ~ ~ 01 . oz
1998
1999
- ·•- PDB
;--=LIIl""' (1'~8 1 __
-D--IHSG _
-~Linear (IH~G)_
QJ
2000
;;~~~i;;;loJ IQ4 i Ql I 02 f;T~ I01 ! ozT~~ T~l ~~~~~ IQJ IQ4l '
·
2001
-NiiaiTransaksi
I
2002
1
--Kapitalisasi
-----~-= Linear(Nilai Tnmsaksi)-
2ooJ
2004
i
I 1
Periode
Linear (Kapitalisasi)_j
Sumber : Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta
Dari Gambar 4.3 dan persamaan terlihat bahwa trend nilai PDB memiliki gradien lebih kecil dari Nilai Kapitalisasi Saham di Bursa Efek Jakarta, yang berarti bahwa nilai PDB riil memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dari Nilai Kapitalisasi Saham. Pergerakan PDB setiap periode adalah sebesar Rp 3.679,53 miliar, sedangkan pergerakan Nilai Kapitalisasi Saham sebesar Rp 8.625,75 miliar. Rasio nilai Kapitalisasi Saham terhadap PDB pada Juni 2004 adalah sebesar 44,2 %, dan sebagai perbandingan bahwa nilai Kapitalisasi Saham di Bursa Efek Singapura (SGX - Singapore Exchange) terhadap PDB Singapura telah mencapai lebih dari 360,8 % per Juni 2004 (Federation Internationale des
Bourses de Valuers-FIBV, 2004). Memakai ukuran Pasar Modal yang telah maju dimana nilai perbandingan Kapitalisasi terhadap PDB lebih dari 100 % maka Pasar Modal Indonesia masih sangat berpeluang besar untuk berkembang.
48
Bila dilihat dari trend pertumbuhan PDB dan Kapitalisasi Saham, maka nilai rasio sebesar 44,2% di atas terlihat masih terlalu rendah, seperti terlihat pada Gambar4.4.
Gambar 4.4 : Grafik Pertumbuban PDB dan Kinerja Bursa Efek, 1998:Ql-2004:Q4 %
25.000
T
-
" 0
15.000
"
+ I
(!
D
--- --- ---
"
0
--- --- --- --
.P- =---=---~--=A::.._-::-
- o--
5.000
-
-_:.-=--~-o_D-----------=0 0 0
0
°
0
"
0
0
0
0
0
~
0
iv !'<,:~~~;:();:~io~~oiiQ2jQ3:~:QI r;;Q3~i_o~ i<1l[;IQ4]Ql !o2fo;10:io1lo2!o3i~l ~
f 1998 o 1 1999 I 2000 ! 2001 i 2002 O -5.000-=::c_____c __:_-::~----'-~=-:_cc __-=----:..=.._-=_:__c-_ _ · -=.:...-=--=----- -- - -------- --· o PDB Growth IHSG Growth o Transaksi Growth
" -
Kapitalisasi Growth - - - Linear (IHSG Growth) -Linear (Kapi~isasi Growth) --Linear (PDB Growth)
2003 , 2004 ! - ---- ------------ Periode
--Linear (Transaksi Growth)
1 I'
_
Sumber: Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta Trend yang teijadi pada Nilai Kapitalisasi Saham dan PDB terlihat memiliki arah yang berlawanan, dengan PDB yang memiliki trend positif dan Nilai Kpaitalisasi Saham dengan trend yang negatif. Persamaan trend dari Kineija Bursa Efek Jakarta adalah sebagai berikut; a. PDB
= -2,081624 + 0,180830*Times
b. Kapitalisasi
= 13,87101 - 0,367393*Times
c. Transaksi
= 19,98441 + 0,353932*Times
d. IHSG
=
4,245447 + 0,046590*Times
49
Pertumbuhan PDB mengalami peningkatan sedangakan pertumbuhan Nilai Kapitalisasi
Saham
mengalami
perlambatan.
Dari
setiap
periode, trend
pertumbuhan PDB naik sebesar 0,181 % sedang Nilai Kapitalisasi Saham mengalami penurunan sebesar 0,367 %. Sebagai akibatnya akan terlihat bahwa rasio antara Nilai Kapitalisasi Saham terhadap PDB akan terjadi penurunan pada setiap periode, namun penurunan yang terjadi bukan sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi tetapi lebih disebabkan oleh penurunan Nilai Kapitalisasi Saham. Hal ini terjadi, meski pertumbuhan PDB sebagai denominator terjadi peningkatan sedang pertumbuhan Nilai Kapitalisasi
Saham yang sebagai
nominator mengalami penurunan. Pertumbuhan rasio yang baik dan normal adalah bila kedua variabel dari rasio mengalami kenaikan dengan kenaikan yang teijadi pada nominator lebih besar dari denominator. Meski secara riil dan nominal dari nilai PDB dan Nilai Kapitalisasi Saham mengalami kenaikan, namun pertumbuhan kedua variabel tersebut mengalami hal yang
berbeda,
pertumbuhan
PDB
mengalami
peningkatan
sedang Nilai
Kapitalisasi Saham mengalami penurunan selama periode 1998:Q1 - 2004:Q4.
4.2. Hasil Estimasi Transaksi Asing Terhadap Kinerja Bursa Efek Jakarta Dengan menggunakan data dari variabel-variabel ke dalam model yang teJah ditentukan dalam bab metode penelitian serta menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS) maka diperoleh nilai estimasi sebagai berikut :
50
Tabel-4.4:
Hasil Perhitungan Transaksi Asing terhadap IHSG, Kapitalisasi dan Nilai Transaksi Pasar Saham di BEJ 1998:Q1 - 2004:Q4 IHSG
Kapitalisasi
Transaksi
372.5286
216.8005
18.70858
(15.44555)
(8.742519)
(6.86391)
0.007941
0.005601
0.000796
(8.59306)
(5.894489)
(7.615604)
R2
0.739585
0.571981
0.690467
DW hitung
1.035452
0.525663
1.186103
Konstanta
Transaksi Asing
Sumber : Hasil pengolahan data
Hasil estimasi Durbin Watson (DWhitung) pada tabel-4.4 menunjukkan adanya autokorelasi. Uji stasionaritas terhadap data menunjukkan bahwa nilai p untuk IHSG : 0,159152, Nilai Transaksi Saham : 1,097424, Nilai Kapitalisasi Saham : 0,018789 dan Nilai Transaksi Asing : 0,508142, uji t dengan a 5% : 2,9798. Dengan PIHsG, PTransaksi, PKapitalisasi, PAsing < ts%, maka data masing-masing variabel adalah merupakan data yang stasioner. Sehingga untuk melakukan uji autokorelasi dapat mempergunakan batasan nilai p adalah -1 < p <1, dengan DWhitung di atas didapat bahwa DWhitung < du (1 ,24) teijadi autokorelasi, sehingga perlu adanya perbaikan untuk model tersebut. Tabel-4.5 adalah basil estimasi setelah perbaikan dengan menggunakan data triwulanan serta menambahkan variabel kontrol berupa penggunaan lag 1 (t-1) pada variabel tak bebas sebagai variabel bebas. Pemilihan variabel kontrol dari variabel tak bebas dengan disertai lag berdasarkan bahwa data yang dipergunakan
51
adalah data tipe stock, yaitu suatu data pada suatu periode t masih berkaitan dengan data pada peri ode sebelumnya (t-1 ). Dari hasil perbaikan persamaan didapat DWhitung pada, seperti pada tabel-4.4, memberikan hasil bahwa p terletak antara -1 dan 1 (-1
Tabel-4.5 :
Hasil Perhitungan Transaksi Asing terhadap IHSG, Kapitalisasi dan Nilai Transaksi Pasar Saham di BEJ (perbaikan) 1998:Q1 - 2004:Q4 IHSG
Konstanta
Transaksi Asing
IHSG(-1)
Kapitalisasi
Transaksi
224.3082
73851.61
14549.38
(71.05122)
(36577.73)
(4689.836)
0.006082
3.454830
0.739104
(0.001310)
(0.894783)
(0.128023)
0.368578 (0.169332) 0.609663
Kapitalisasi( -1)
(0.139889) 0.170295
Transaksi(-1)
(0.158423)
R2
0.804258
0.812118
0.712385
Adj R2
0.787947
0.796461
0.688417
F test
49.30532
51.86995
29.72247
DW hitung
1.766306
2.026147
1.538406
Sumber : Hasil pengolahan data
52
4.2.1. Nilai Transaksi Asing Terbadap IHSG
Berdasar basil estimasi yang dilakukan setelah perbaikan maka diperoleh persamaan sebagai berikut : IHSG1 = 224,3082 Lhitung (3, 1570)
+ 0,006082* T{ + 0,368578* IHSG(r-IJ (4,6419)
( 4.1)
(2,1767)
Hasil regresi yang dilakukan terhadap model persamaan Transaksi Asing terhadap IHSG diperoleh basil nilai Adj R2 sebagai koefisien determinasi sebesar 0, 7879 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas yaitu Transaksi Asing dan IHSG satu periode sebelumnya (t-1) secara bersama-sama menerangkan 78,79% perubahan terhadap IHSG. Sedang sisanya sebesar 21,21 % dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model tersebut.
Fhitung :
49,31 >
F 1abcl :
4,15 dan
t_hitung
dari
Transaksi Asing > Ltabel yaitu 4,64 > 2, 763 serta menunjukkan bahwa persamaan (4.1) memiliki signifikansi yang baik serta dapat dipergunakan
untuk
mengestimasi data yang ada. Hasil W : 0,4960 <
pengujian terhadap adanya heteroscedasitisitas
menunjukkan
i : 13,2767 yang berarti bahwa persamaan (4.1) bebas dari adanya
heteroskedastis. Pengujian autokorelasi diketahui bahwa
DWhitung
> du sehingga
persamaan (4.1) bebas dari adanya autokorelasi. Koefisien pada masing-masing variabel bebas menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel tidak bebas, sedang tanda bilangan menunjukkan bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Bila memiliki tanda bilangan positif berarti bahwa hubungan tersebut
53
adalah berbanding lurus sedang hila tanda bilangan adalah negatif berarti memiliki hubungan berbanding terbalik. Persamaan (4.1) menunjukkan bahwa Transaksi Asing memiliki pengaruh positif terhadap IHSG, yaitu setiap kenaikan 1 (satu) milyar rupiah yang teijadi pada Transaksi Asing akan memberikan perubahan yang positif pada IHSG sebesar 0,0061 poin. Selain itu, persamaan (4.1) juga menunjukkan bahwa IHSG periode sebelumnya memiliki pengaruh terhadap terhadap IHSG pada periode t, dengan tingkat signifikansi sebesar 99%, dipercaya memiliki hubungan berbanding lurus.
4.2.2. Nilai Transaksi Asing Terhadap Nilai Kapitalisasi Saham Kap 1
=
73.85134 + 3,455830*T{ + 0,609664*Kapr1-IJ
Lhitung (2,019027)
(4.2)
(4,357931)
(3,861 079)
Hasil regresi yang dilakukan terhadap model persamaan Transaksi Asing terhadap Kapitalisasi Saham diperoleh basil nilai Adj R2 sebagai koefisien determinasi sebesar 0,7965 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas yaitu Transaksi Asing dan Kapitalisasi Saham satu peri ode sebelumnya (t-1) secara bersama-sama menerangkan 79,65 % perubahan terhadap Kapitalisasi Saham. Sedang sisanya sebesar 20,35 % dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model tersebut.
Fhitung :
2,763 dan
thitung
51,87 >
Ftabel :
4,15 serta
thitung
Kapitalisasi(-1) : 4,36 >
Transaksi Asing : 3,86 >
1tabel:
1tabel :
2,763 menunjukkan bahwa
persamaan (4.2) memiliki signifikansi yang baik serta dapat dipergunakan mengestimasi data yang ada.
54
Dari basil perbitungan didapat nilai DWhitung sebesar 2,026146 > du yang berarti bahwa persamaan (4.2) bebas dari autokorelasi. Hasil perhitungan test terbadap adanya beteroscedasitisitas menunjukkan W : 5,037155 <
i:
13,2767
yang berarti bahwa persamaan (4.2) bebasa dari adanya beteroskedastis. Persamaan (4.2) menunjukkan bahwa Transaksi Asing memiliki bubungan positif terbadap Kapitalisasi Saham, yaitu setiap kenaikan 1 (satu) milyar rupiah yang tetjadi pada Transaksi Asing akan memberikan perubahan yang positif pada Kapitalisasi Saham sebesar 3,456 miliar rupiah. Selain itu, persamaan (4.2) juga menunjukkan bahwa Kapitalisasi( -1) memiliki pengaruh terhadap terhadap Kapitalisasi pada periode t, dengan tingkat signifikansi sebesar 99%, dipercaya memiliki bubungan berbanding lurus.
4.2.3. Nilai Transaksi Asing Terhadap Nilai Transaksi Sabam
Trans 1 = 14549,38 + 0,739104* T{ + 0,170295*Trans (t-1) Lhitung (3, 1023)
(5,7732)
(4.3)
(1,0749)
Hasil regresi yang dilakukan terbadap model persamaan Transaksi Asing terhadap Transaksi Saham diperoleh basil nilai Adj R2 sebagai koefisien determinasi sebesar 0,6886 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas yaitu Tansaksi Aing dan Transaksi Saham satu periode sebelumnya (t-1) secara bersama-sama menerangkan 6886 % perubahan terbadap IHSG. Sedang sisanya sebesar 31,14
%
dijelaskan
oleb
faktor-faktor
diluar model
terse but.
Fhitung: 29,75 > Ftabel: 4,15 dan t-hitung Transaksi Asing: 5,773 >Ltabel : 2,763 serta
55
menunjukkan bahwa persamaan (4.3) memiliki signifikansi yang baik serta dapat dipergunakan untuk mengestimasi data yang ada. Hasil perhitungan test terhadap adanya heteroscedasitisitas menunjukkan W: 1,0636 < 'l
: 13,2767 yang berarti bahwa persamaan (4.3) bebas dari adanya
heteroskedastis. Pengujian autokorelasi diketahui bahwa
DWhitung
> du sehingga
persamaan (4.3) bebas dari adanya autokorelasi. Koefisien pada masing-masing variabel bebas menunjukkan besamya pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel tidak bebas, sedang tanda bilangan menunjukkan bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Bila memiliki tanda bilangan positif berarti bahwa hubungan tersebut adalah berbanding lurus sedang hila tanda bilangan adalah negatif berarti memiliki hubungan berbanding terbalik. Persamaan (4.3) menunjukkan bahwa "rransaksi Asing memiliki hubungan positif terhadap Transaksi Saham, yaitu setiap kenaikan I (satu) milyar rupiah yang teijadi pada Transaksi Asing akan memberikan perubahan yang positif pada Transaksi Saham sebesar 0,739 miliar rupiah.
4.3. Hasil Perhitungan Granger Causality Test Dari hasil penggunaan Granger Causality Test terhadap Transaksi Asing dan Transaksi Lokal, diperoleh hasil sebagi berikut :
56
Tabel-4.6:
Ha<;iJ Perhitungan Granger Causality Test terhadap Transaksi Asing dan Transaksi LokaL Juli 2003 - Desember 2004
Koefisien
lokal beli
lokal jual
lokal total
lokal beli (-I)
asing beli
asingjual
asing total
0.314596
0.063685
0.282585
F
24.7533
5.7211
10.4226
p
0.000001
0.01728
0.00136
0.09648*
0.021378*
-0.0856*
lokal jual ( -1) F
2.32358
1.68085
1.74692
p
0.12831
0.19565
0.18711
lokal total (-I)
O.JJ268
0.018476*
0.02469*
F
I 1.3368
3.1062
0.38386
p
0.00084
0.07885
0.53594
-0.106078*
-0.23061*
-0.476343
F
2.50614
2.20577
5.00329
p
0.11429
0.13838
0.02591
0.485/64
0.547711
1.042631
F
27.732
15.879
21.7755
p
0.00000024
0. 000082
0.0000043
0.067076*
0.125826*
0.160438*
1.99581
2.31165
1.50298
0.1586 0.12929 Sumber : Basil Pengolahan data Ketemgan : * tidak signifikan
0.22102
asing beli (-I)
asingjual (-I)
asing total (-I F p
F : nilai
Fhiutng
P: Probabilita
Hasil Granger Causality Test pada tabel-4.6 memperlihat signifikansi variabel bebas yang mempengaruhi variabel tidak bebas dengan uji F. Tingkat signifikansi yang dipergunakan adalah a = I%, yaitu F1abel : 4,66. Hasil pengujian dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Transaksi asing beli dan Transaksi lokal beli Fhitung
<
Ftabel
pada hasil Granger Causality Test transaksi beli oleh
investor asing terhadap transaksi beli oleh investor lokal tidak signifikan yang berarti bahwa transaksi beli oleh investor asing tidak mempengaruhi transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal.
57
Perhitungan Granger Causality Test transaksi beli oleh investor lokal terhadap transaksi beli oleh investor asing dengan hasil
Fhitung
>
Ftabei
adalah signifikan. Dengan demikian hubungan antara keduanya adalah transaksi beli oleh investor asing dipengaruhi transaksi beli oleh investor lokal Tanda negatif pada hasil perhitungan menandakan bahwa pengaruh Transaksi Asing beli terhadap Transaksi Lokal beli adalah berbanding terbalik. Sedang pengaruh Transaksi Lokal beli terhadap Transaksi Asing beli adalah positif. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelian saham oleh investor asing cenderung menyebabkan barga saham naik sebingga investor lokal akan menahan diri untuk melakukan pembelian saham. Sedang pembelian saham yang meningkat oleb investor lokal cenderung menyebabkan barga sabam naik sebingga investor asing akan melakukan one day trading atau melakukan pembelian dan penjualan saham dalam satu bari bursa. 2) Transaksi asing beli dan Transaksi lokal jual Perhitungan Granger Causality Test transaksi beli oleb investor asing terbadap transaksi jual oleb investor lokal yang didapat dengan basil Fhitung
<
Ftabei
adalah tidak signifikan. Perbitungan Granger Causality
Test transaksi jual oleb investor lokal terbadap transaksi beli oleb investor asing yang didapat dengan basil signifikan.
Fhitung
<
Ftabei
adalah tidak
58
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi jual yang dilakukan oleh investor lokal adalah tidak berhubungan. 3) Transaksi asing beli dan Transaksi lokal total Perhitungan Granger Causality Test transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing terhadap jumlah transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal didapat dengan hasil
Fhitung
>
F 1abel
adalah signifikan.
Perhitungan Granger Causality Test transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal terhadap transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing didapat dengan hasil
Fhitung
>
F 1abel
adalah signifikan.
Dengan demikian hubungan antara transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal adalah tidak saling mempengaruhi. Bentuk hubungan keduanya dapat dilihat dari tanda bilangan pada nilai koefisien variabel bebas, dimana Transaksi Asing beli adalah negatif yang berarti bahwa Transaksi Asing beli terhadap transaksi total lokal adalah berbanding terbalik yang berarti semakin besar nilai transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing maka nilai transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal akan menurun. Sebaliknya pengaruh transaksi beli lokal terhadap transaksi beli aisng adalah berbanding lurus yang berarti semakin besar transaksi yang dilakukan oleh investor lokal maka transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing semakin meningkat.
59
4) Transaksi asingjual dan Transaksi lokal beli Perhitungan Granger Causality Test transaksi jual yang dilakukan oleb investor asing terbadap transaksi beli yang dilakukan oleb investor lokal dengan basil
Fhitung
>
Ftabel
signifikan. Perhitungan Granger
Causality Test transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal terbadap transaksi jual yang dilakukan oleb investor asing dengan basil
Fhitung
>
Ftabel
adalab tidak signifikan. Dengan demikian
bubungan antara transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal adalab tidak saling mempengaruhi. Transaksi jual yang dilakukan oleb investor asing terhadap transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal adalah berbanding lurus, demikian halnya dengan transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal terhadap transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing. 5) Transaksi asing jual dan Transaksi lokal jual Perhitungan Granger Causality Test transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing terhadap transaksi jual yang dilakukan oleb investor lokal dengan hasil
Fhitung
>
F 1abel
adalah signifikan. Perhitungan
Granger Causality Test transaksi jual yang dilakukan oleh investor lokal terhadap transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing dengan hasil
Fhitung
<
Ftabel
adalah tidak signifikan. Dengan demikian
hubungan antara keduanya adalah transaksi jual yang dilakukan oleh
60
investor lokal dipengaruhi oleh transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing terhadap transaksi jual yang dilakukan oleh investor lokal adalah berbanding ]urns. Dari basil yang ada terlihat bahwa pengaruh penjualan saham yang dilakukan oleh investor asing sangat mempengaruhi pelepasan saham oleh investor lokal. Hal ini tetjadi sebagai akibat dari prediksi investor asing atas nilai saham yang akan mengalami penurunan sehingga investor lokal juga akan melakukan hal yang sama untuk selanjutnya mengumpulkan saham kembali pada nilai saham yang lebih rendah. 6) Transaksi asingjual dan Transaksi lokal Perhitungan Granger Causality Test transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing terhadap transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal dengan basil
Fhitung
>
Ftabel
adalah signifikan. Perhitungan
Granger Causality Test transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal terhadap transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing dengan basil
F hitung
<
F label
adalah tidak signifikan. Dengan demikian
hubungan antara keduanya adalah transaksi jual yang dilakukan oleh investor lokal dipengaruhi oleh transaksi total yang dilakukan oleh investor asing. Hubungan yang beranding lurus antara transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing terhadap nilai total transaksi yang dilakukan oleh
61
investor lokal sebagai akibat dari pengarub yang signifikan akibat dari pelepasan saham oleb investor aisng terbadap perilaku investor lokal. 7) Transaksi asing dan Transaksi lokal beli Perhitungan Granger Causality Test transaksi total yang dilakukan oleh investor asing terbadap transaksi beli yang dilakukan oleb investor lokal dengan basil
Fhitung
<
Ftabet
adalah tidak signifikan.
Perbitungan Granger Causality Test transaksi beli yang dilakukan oleb investor lokal terbadap transaksi total yang dilakukan oleb investor asing dengan
Fhitung
>
Ftabet
adalah signifikan. Dengan demikian
bubungan antara keduanya adalah transaksi total yang dilakukan oleb investor asing dipengaruhi oleb transaksi beli yang dilakukan oleb investor lokal. 8) Transaksi asing dan Transaksi lokal jual Perhitungan Granger Causality Test transaksi total yang dilakukan oleh investor asing terbadap transaksi jual yang dilakukan oleb investor lokal dengan basil
Fhitung
<
Ftabet
adalah tidak signifikan. Hasil
perhitungan Granger Causality Test transaksi jual yang dilakukan oleb investor lokal terbadap transaksi total yang dilakukan oleb investor asing dengan
Fhitung
<
Ftabet
adalab tidak signifikan. Dengan demikian
bubungan antara transaksi beli yang dilakukan oleb investor asing dan transaksi total yang dilakukan oleb investor lokal adalah tidak berbubungan.
62
9) Transaksi asing dan Transaksi lokal Perbitungan Granger Causality Test transaksi total yang dilakukan oleb investor asing terbadap transaksi total yang dilakukan oleb investor lokal dengan basil
Fhitung
<
Ftabel
adalah tidak signifikan.
Perhitungan Granger Causality Test transaksi total yang dilakukan oleb investor lokal terbadap transaksi total yang dilakukan oleb investor asing dengan basil
Fhitung
<
Ftabel
adalah tidak signifikan.
Dengan demikian hubungan antara transaksi beli yang dilakukan oleb investor asing dan transaksi total yang dilakukan oleb investor lokal adalah tidak berbubungan. Transaksi Lokal yang berpengaruh terbadap Transaksi Asing terjadi pada bubungan antara transaksi beli yang dilakukan oleb investor lokal terbadap transaksi beli dan jual yang dilakukan oleb investor asing, yang akhimya juga mempengaruhi Transaksi Asing secara keseluruhan. Hubungan yang terjadi adalah berbanding lurus, meningkatnya transaksi beli yang dilakukan oleb investor lokal akan meningkatkan transaksi jual dan transaksi beli yang dilakukan oleb investor asing. Transaksi Asing yang berpengarub terbadap Transaksi Lokal terjadi pada bubungan antara transaksi jual yang dilakukan oleb investor asing terbadap transaksi beli dan jual yang dilakukan oleb investor lokal, yang akbimya juga mempengaruhi Transaksi Lokal secara keseluruban. Hubungan yang terjadi adalah berbanding lurus, meningkatnya transaksi jual yang dilakukan oleb investor asing akan meningkatkan transaksi jual dan transaksi beli yang dilakukan oleb investor
63
lokal. Transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing terhadap transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal terjadi hubungan yang saling mempengaruhi. Untuk menambah jumlah portofolio yang dimiliki, pihak asing biasanya melakukan pembelian saham dalam jumlah besar pada saat penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) dan kepemilikannya bertujuan untuk investasi jangka panjang (long term). Pengumpulan saham untuk portofolio selanjutnya dilakukan dengan pembelian saham pada harga yang dianggap baik (murah) dan diikuti dengan transaksi jangka pendek (short term) yang bertujuan hanya untuk mendapatkan keuntungan (Capital Gain). Transaksi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dilakukan dengan nilai transaksi yang wajar. Nilai transaksi baik jual atau beli yang dilakukan oleh investor asing akan meningkat bila ada aksi korporasi dari emiten yang bersifat materil, yaitu aksi korporasi yang memiliki nilai minimal 25 % dari modal disetor emiten. Bila prediksi investor asing bahwa aksi korporasi tersebut akan menurunkan harga saham maka akan terjadi pelepasan atau penjualan saham, termasuk sebagian dari portofolio, yang cukup signifikan oleh investor asing dan hal ini akan meningkatkan nilai penjualan saham oleh investor asing. Adanya peningkatan nilai penjual saham oleh investor asing akan diikuti dengan aksi take
profit (mengambil keuntungan) oleh investor lokal dengan cara menjual saham dan membeli kembali pada saat harga mencapai nilai yang lebih rendah. Pembelian saham oleh investor lokal ini terns dikuti dengan penjual saham oleh investor asing hingga mencapai harga prediksi yang terendah.
64
Transaksi beli yang dilakukan oleh asmg dan transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal memiliki hubungan saling mempengaruhi. Bila transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing berbanding terbalik terhadap transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal, sedang transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal berbanding lurus terhadap transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing. Sedang transaksi total yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal adalah tidak saling mempengaruhi.
4.4. Hasil Estimasi Kinerja Bursa Efek Jakarta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan menggunakan data dari variabel-variabel ke dalam model yang telah ditentukan dalam bah metode penelitian serta menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) maka diperoleh nilai estimasi sebagai berikut :
Tabel-4.7 :
Konstanta IHSG
Hasil Perhitungan IHSG, Nilai Kapitalisasi Saham dan Nilai Transaksi Saham Di BEJ terhadap PDB 1996:Ql- 2004:Q4 309890,41 (20717,51) 103,0748 (35,93121)
Kapitalisasi
PDB 327973,24 ( 1381 0,45)
0,126507 (0,046277)
Transaksi Adj Rl
0,263159 13,50005 Fhitung Sumber : Hasil pengolahan data
339077,07 ( 12816,69)
0,281046 14,68186
0,830752 (0,402019) 0,174919 8,420098
65
4.4.1. IHSG terhadap PDB
Pengolahan data dari variabel-variabel dalam model yang ditentukan dalam metode penelitian, serta menggunakan metode OLS dengan Newey-West
HAC Standard Errors and Covariance Methode. Newey-West HAC Standard Errors and Covariance Methode adalah pengembangan dari metode Heteroskedasticity Consistent Covariances (HCC) yangdilakukan oleh White dan merupakan cara untuk menghilangkan autokorelasi tanpa merubah besaran koefisien variabel bebas, sedangkan perubahan hanya teijadi pada nilai standard erorrs yang diikuti dengan perubahan nilai thitung· Newey dan West menyatakan penggunaan yang lebih luas dari estimasi matrix covarian adalah adanya konsistensi dari heteroskedastis dan autokorelasi dari format yang tak diketahui (unknown form). Dapat digunakan atau tidaknya dari hasil perhitungan penggunaan metode Newey-West berdasarkan adalah dengan melakukan pengujian terhadap thitung seperti biasa, hila thitung adalah siginifikan (thitung > ttabel) maka persamaan (4.6) layak dipergunakan. Perubahan standard erorrs yang terjadi pada metode Newey-West adalah akibat dari adanya lag truncation (pengurangan jumlah data), pada persamaan (4.6) terjadi lag truncation = 3, standard erorrs menjadi lebih besar dan thitung menjadi lebih kecil. Selanjutnya, untuk memenuhi syarat penggunaannya maka data yang dipergunakan diperlebar dengan penambahan data sejak 1996:1 sehingga jumlah data menjadi 36.
66
Dari pengolahan data diperoleh regresi sebagai berikut: PDB,
=
309890,41 + I03,07*JHSG,
thitung
(14,957)
(4.4)
(2,869)
Pengujian statistik yang dilakukan adalah uji-t untuk menguji pengaruh dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel tak bebas, uji-F untuk menguji tingkat signifikansi dari R2 dan melihat pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel tak bebas. Estimasi dari dengan penggunaan model (4.4) menghasilkan Adj R2 sebesar 0,2632 yang mempunyai arti bahwa variabel-variabel bebas menerangkan 26,32 % mempengaruhi pertumbuhan PDB, sedangkan sisanya sebesar 73,68 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model tersebut. Fhitung > Ftabel (7,67) menandakan bahwa varia~] bebas IHSG1• Pengujian terhadap heteroskedastis dari persamaan (4.4) diperoleh W = 0,6733. Dengan
i
= 11,34 maka W < i, dengan demikian persamaan (4.6)
bebas dari adanya heteroskedastis. Nilai koefisien regresi IHSG sebesar I 03,07 dengan t.hitung yang signifikan menunjukkan bahwa perkembangan IHSG memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan PDB. Dengan kata lain, setiap penarnbahan satu poin IHSG akan mengakibatkan pertumbuhan PDB sebesar Rp 103,07 miliar.
4.4.2. Nilai Transaksi Saham terhadap PDB Dari pengolahan data diperoleh model persarnaan untuk mengetahui pengaruh Transaksi Saham terhadap PDB didapat persamaan sebagai berikut:
67
PDB, = 339077,07 + 0,831 *Trans, {26,456)
thittmg
(4.5)
{2,066)
Perhitungan regresi dari model persamaan (4.5) diperoleh basil Adj R2 sebagai koefisien detenninasi sebesar 0,1749. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas pada persamaan (4.5) secara bersama-sama menerangkan 17,49 % mempengaruhi pertumbuhan PDB, sedang sisanya sebesar 82,51 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Pengujian terhadap heteroskedastis dari persamaan (4.5) diperoleh W = 3,3807. Dengan
x2 = 11,34 maka W < x2 , dengan demikian persamaan (4.5)
bebas dari adanya heteroskedastis. Nilai koefisien regresi Transaksi Saham sebesar 0,831 dengan
thittmg
signifikan 5% menunjukkan bahwa perkembangan Transaksi Saham memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan PDB. Dengan kata lain, setiap penambahan satu miliar rupiah dari Transaksi Saham yang terjadi akan mengakibatkan pertumbuhan PDB sebesar Rp 0,831 miliar.
4.1.1. Nilai Kapitalisasi Saham terhadap PDB Dari pengolahan data diperoleh model persamaan untuk mengetahui pengaruh Kapitalisasi Saham terhadap PDB yang telah diperbaiki sebagai berikut
PDB, = 327973,24 + 0,127*Kap1 thitung
{23,748)
(2,734)
(4.6)
68
Perhitungan regresi dari model persamaan (4.6) diperoleh hasil Adj R2 sebagai koefisien determinasi sebesar 0,2810. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas pada persamaan (4.6) secara bersama-sama menerangkan 28,10 % mempengaruhi pertumbuhan PDB, sedang sisanya sebesar 71,90 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar modeL Pengujian terhadap heteroskedastis dari persamaan (4.6) diperoleh W
=
1,7425. Dengan
i
== 11,34 maka W <
i, dengan demikian persamaan (4.6)
bebas dari adanya heteroskedastis. Nilai koefisien regresi Kapitalisasi Saham sebesar 0,127 dengan
Lhitung
yang signifikan menunjukkan bahwa perkembangan Kapitalisasi Saham memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan PDB. Dengan kata lain, setiap penambahan satu miliar rupiah dari Kapitalisasi Saham yang teijadi akan mengakibatkan pertumbuhan PDB sebesar Rp 0,127 miliar.
4.1. Analisis Ekonomi Hasil perhitungan data Transaksi Asing dan Transaksi Lokal menunjukkan bahwa adanya pengaruh transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing terhadap transaksi saham yang dilakukan oleh investor lokal meski hanya teijadi apabila investor asing melakukan tekanan jual saham di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan
basil
perhitungan
Granger
Causality
Test,
dapat
diestimasikan apabila teijadi tekanan jual oleh investor asing maka transaksi yang dilakukan oleh investor lokal akan terpengaruh dan teijadi peningkatan nilai
69
transaksi total oleh investor lokal sebesar Rp I ,925 juta dari setiap peningkatan Rp I juta nilai jual investor asing. Adanya pengaruh positif dari Transaksi Asing terhadap kineija Bursa Efek Jakarta, setiap Rp 1 miliar transaksi yang dilakukan oleh investor asing akan menaikkan IHSG sebesar 0,006 poin, Nilai Transaksi Saham sebesar Rp 0,739 miliar dan Nilai Kapitalisasi Saham sebesar Rp 3,456 miliar. Dengan rata-rata nilai transaksi sebesar Rp 836 miliar per hari selama tahun 2004, ceteris paribus, maka selama tahun 2004 investor asing telah memberikan tambahan sebesar 5,016 poin rata-rata setiap harinya pada IHSG, Rp 617,804 miliar rata-rata setiap harinya pada Nilai Transaksi dan Rp 2.889,216 miliar rata-rata setiap harinya pada Nilai Kapitalisasi Saham. Selama tahun 2004 Nilai Transaksi Saham harian di Bursa Efek Jakarta rata-rata sebesar Rp 1.024,925 miliar. Selisih antara nilai rata-rata harian Transaksi Saham di Bursa Efek Jakarta dengan rata-rata pengaruh dari transaksi investor asing adalah sebesar Rp 407,121 miliar, yang berarti juga merupakan besamya tambahan rata-rata dari investor lokal. Berdasar hasil estimasi pengaruh dari kineija Bursa Efek terhadap PDB maka sebagai dampak dari adanya transaksi asing di Bursa Efek Jakarta ,ceteris paribus, dapat dikatakan bahwa rata-rata sumbangan IHSG, Nilai Transaksi
Saham dan Nilai Kapitalisasi Saham perharinya adalah ; Rp 517,023 miliar dari IHSG, Rp 513,242 miliar dari Nilai Transaksi Saham dan Rp 365,506 miliar dari Nilai Kapitalisasi Saham.
70
Hari bursa selama setahun diasumsikan rata-rata adalah 240 hari, maka PDB selama satu tahun beijalan terdapat nilai yang berasal dari lembaga keuangan non perbankan, khususnya Pasar Modal masing-masing sebesar Rp 124.085,52 miliar dari IHSG, Rp 123.178,08 miliar dari Nilai Transaksi Saham dan Rp 87.721,452 miliar merupakan dari Nilai Kapitalisasi Saham. Keterkaitan Pasar Saham dan perekonomian dapat diuraikan, diantaranya dengan menggunakan rasio investasi q Tobin. Numerator rasio q Tobin adalah nilai modal perekonomian yang ditentukan pasar saham sedang denominatomya adalah harga modal jika dilakukan pembelian pada hari ini (Mankiw, 2003). Jika q > 1 yang berarti bahwa nilai investasi di masa depan akan memberikan keuntungan maka investor dapat meningkatkan nilai saham dengan melakukan pembelian modal, dan jika q < 1 yang berarti bahwa nilai investasi di masa depan tidak akan memberikan keuntungan maka investor tidak akan melakukan investasi atau penambahan modal. Bila nominator yang diwakilkan dengan kineija bursa saham mengalami peningkatan dan denominator yang diwakilkan dengan nilai kineija bursa saham pada hari transaksi, maka q Tobin akan meningkat menjadi lebih besar dari 1 (q Tobin > 1). Meningkatnya q Tobin menunjukkan adanya optimisme pasar saham kepada investor tentang kemampuan modal untuk mendapatkan laba di masa depan. Optimisme pasar saham dimaksud akan menggeser fungsi investasi ke kanan dari fungsi investasi awal yang menunjukkan bahwa investasi lebih besar dari setiap tingkat bunga tertentu. Sebagai akibatnya kurva permintaan agregat atas barang dan jasa mengalami perubahan yang menyebabkan produksi
71
lcbih besar. Dengan demikian meningkatnya kinerja bursa saham akan mcnycbabkan Output (PDB) meningkat. Rasio Nilai Kapitalisasi Saham terhadap PDB Indonesia per Juni 2004 hanya sebesar 44,2 % dan pada bursa saham yang telah maju dapat mencapai rasio lcbih dari 100%, misal Jepang 150,0 % dan Malaysia sebesar 786.6 % (FIBV,2004), dengan demikian potensi yang dapat diberikan oleh Pasar Modal Indonesia terhadap perturnbuhan ekonomi Indonesia masih sangat besar.
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan basil analisa dan pembahasan mengenai kinerja Bursa Saham di Bursa Efek Jakarta periode 1998:Q1 - 2004:Q4, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : I)
Transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing di Bursa Efek Jakarta berpengaruh
positif terhadap
kinerja
Bursa Efek Jakarta.
Setiap
pertambahan Rp 1 miliar transaksi investor asing akan menaikkan IHSG sebesar 0,0061 poin, Nilai Transaksi saham sebesar Rp 739 juta dan Nilai Kapitalisasi Saham sebesar Rp 3,456 miliar. Melihat besamya nilai tambah yang diberikan dari transaksi asing tersebut maka nilai transaksi asing sangat berpotensi untuk meningkatkan kinerja bursa saham di Indonesia. 2)
Transaksi asing yang mempengaruhi transaksi lokal hanya terjadi pada saat adanya peningkatan transaksi jual (tekanan jual) oleh investor asing. Transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi beli yang dilakukan oleh investor lokal adalah merupakan perilaku yang saling mempengaruhi, sedang transaksi beli yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi jual yang dilakukan oleh investor lokal adalah tidak terlihat adanya keterkaitan.
72
73
Transaksi total yang dilakukan oleh investor asing dan transaksi total yang dilakukan oleh investor lokal tidak memperlihatkan adanya keterkaitan atau kedua transaksi dimaksud adalah tidak saling mempengaruhi. 3)
Kinerja Bursa Efek Jakarta yang terdiri dari IHSG, Nilai Kapitalisasi Saham dan Nilai Transaksi Saham memiliki pengaruh positifpertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini rasio kineija Pasar Modal terhadap PDB Indonesia, yaitu Kapitalisasi Saham terhadap PDB masih rendah yaitu sebesar 44,2 %. Adanya pengaruh yang positif antara kineija Bursa Efek Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa masih adanya peluang untuk memperbesar rasio tersebut.
5.2. Saran - Saran Berdasarkan basil penelitian, adanya keterkaitan transaksi asmg dan transaksi lokal, dan adanya pengaruh positif antara transaksi asing terhadap kineija Bursa Efek Jakarta serta pengaruh positif antara kineija Bursa Efek Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka ada beberapa saran penulis dapat sampaikan. 1)
Sebagai suatu pasar, transaksi yang teijadi pada Pasar Saham berkaitan dengan penawaran dan permintaan (supply-demand). Saham sebagai salah satu produk berada pada sisi penawaran dan dana investasi investor berada pada sisi permintaan. Bertambahnya produk secara kuantitas dan membaiknya produk secara kualitas akan semakin meningkatkan sisi permintaan. Kinerja bursa saham Indonesia akan semakin meningkat
74
apabila bertambahnya jumlah saham yang didaftarkan berasal dari emiten yang memiliki kinerja (performance) yang baik. Hal ini akan semakin menarik investor untuk melakukan pembelian saham, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian. 2)
Sebagai salah satu lembaga sektor keuangan non perbankan, Pasar Modal juga memiliki kontribusi terhadap perekonomian. Melihat besarnya potensi yang masih dimiliki oleh Pasar Modal Indonesia, maka potensi kontribusi terhadap perekonomian juga masih sangat besar. Dengan kebijakan yang bertujuan untuk memajukan Pasar Modal, diantaranya selain dengan menerbitkan saham yang berasal dari emiten berkinerja baik juga dapat dilakukan dengan efisiensi pasar, diharapkan Pasar Modal semakin memiliki pengaruh yang lebih besar dalam perekonomian Indonesia.
3)
Bagi penelitian Pasar Modal selanjutnya diharapkan dapat mclihat dari sisi mikro dan makro. Sisi mikro adalah keterkaitan perilaku investor, nilai investasi, dan produk (Efek) serta kinerja Pasar Modal. Sedang sisi makro adalah pengaruh Pasar Modal terhadap perekonomian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Linda. 1997. Capital Markets and Institutions; Global View. John Wiley and Sons Inc. Argawal, R.N. . Capital Market Development, Corporate Finance Pattern and Economic Growth in India. JEL F36, F41. Bank Indonesia. 2005. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Desember 2004. Vol :VI No. 12. Bapepam. 2004. Statistik Pasar Modal. 27-31 Desember 2004. Bekaert, Geert & Harvey, Campbell R. 2000. Foreign Speculators and Emerging Market Equity Markets. The Journal of Finance Vol LV No. 2. April 2000. Benninga, Simon. 2000. Financial Modeling. The Massachusetts Institute of Technology Press. Bodie, Zvi & Kane, Alex & Marcus, Alan J. 2002. Investments.McGraw-Hill Inc. Bursa Efek Jakarta. 2005. JSX Fact Book 2004. Choe, Hyuk. Kho, Boong-Chan & Stulz, Rene M. 1998. Do Foreign Investors Destabilize Stock Market ? The Korean Experience in 1997. _ _ . Cuthberson, Keith. 1996. Quantitative Financial Economics; Stock, Bonds and Foreign Exchange. John Wiley and Sons Inc. Damodaran, Aswath Damodaran. 2002. Investment Valuation. John Wiley & Sons Inc. Datar, M.K. 2000. Stock Market Liquidity Fourth Capital Market Conference.
Measurement and Implicaitons.
Dvorak, Tomas. 200 I. Does Foreign Trading Destabilize Local Stock Markets ? JEL F36, G 15. Fabozzi, Frank J. 2000. Bond Market, Analysis and Strategies. New Jersey Prentice-Hall Inc. Upper Saddler River. Federation Intemationale des Bourses de Valuers - FIBV. [1 0/18/04]
75
Melalui
76
Filer, Randall K. Hanousek, Jan & Campos, Nauro F. 1999. Do Stock Markets Promote Economic Growth? Working Paper Number 267. Francis, Jim. 2004. Emerging Market Indexing Using Liquidity Tiers An Altenative to Cap Weighting. State Atreet Global Advisors. Februari 26, 2004. Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika dasar. Terjemahan Sumamo Zain. Jakarta : Erlangga. Hiller, Frederick S. & Lieberman, Gerard J. 1995. Introduction to Operations Reserach. McGraw-Hill International. International Monetary Fund's Staff Team. 2001. Emerging Market Financing, Quarterly Report on Development and Prospect. May 10, 200 I. Kim, Woochan. 2000. Do Foreign Investors Perform Better Than Local ? Information Asymmetry, Investor Sophistication, and Market Liquidity. JEL. January 2002. Lee, Jeong Yeon. . The Role of Foreign Investors in Debt Market Development: Conceptual Frameworks and Policy Issues. _ __ Levine, R & King, R. G. (1993), "Finance and Growth: Schumpeter Might Be Right", Quarterly Journal ofEconomics, 108:717-738. Levine, Ross & Zervos, Sara. 1998. Stock Markets, Banks, and Economic Growth. No 1690, Policy Research Working Paper Series from The World Bank. Levine, Ross. 1997. Financial Development and Economic Growth: Views and Agenda. Jownal ofEconomic Literature. Vol. XXXV (June 1997), pp. 688-726. Levy, Haim & Samat, Marsahll. 1994. Capital Investment & Financial Decisions. Prentice Hall. Livingstone, Milles. 1993. Money and Capital Markets. New York Intitute of Finance. Mamduh Hanafi & Rhee, S. Ghon. 2002. The Wealth Effect of Foreign Investor Presence: Evidence from Indonesian Market. Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Teljemahan Imam Nurmawan. Jakarta: Erlangga.
77
Mishkin, Frederic S. 2000. Financial Markets and Institutions. Addison-Wesley Publishing Company. Papanek, Gustav F. 1973. Aid, Foreign Private Investment, Savings, and Growth in Less Developed Countries. The Journal of Political Economy. Volume 8 1' 120-130. Pavabutr, Pantisa & Yan, Hong. 2004. Emerging Market and Foreign Equity Flows: Lessons from Thailand. September 2004. Pilbeam, Keith. 1992. International Finance. London : MacMillan Education Ltd. Pring, Martin J. 2002. Technical Analysis Explained, McGraw-Hill International. Rose, PeterS. 2003. Money and Capital Markets. McGraw-Hill/Irwin. Schiller, Bredley R. 2002. The Economy Today. McGraw-Hill Higher Education. Schwert, G. William & Smith, Clifford W. Jr. 1992. Empirical Research In Capital Market. McGraw-Hill Inc. Sharpe, Wiliam F., Alexander, Gordum J. & Bailey, Jeffrey V. 1995. Investasi. Terjemahan Henry Njooliangtik & Agustiono. Jakarta : Prenhallindo. Shin, Joong Beom. 2004. The Effect of Stock Market Liberalization on Emerging Equity Market. Literature Synthesis. Econ 8413. Suad Husnan. 1994. Investasi di Pasar Modal Indonesia. Ketola, Gajah Mada University- Business Review 1994. Titin Suwandi. 1997. Kinerja Bursa Efek Jakarta 1988-1996. Kelola, Gajah Mada University- Business Review 1997. Van Den Berg, Hendrik. 2001. Economic Growth: An Analysis of Our Greatest Economic Achievement and Our Most Exciting Challenge. McGraw-Hill Inc. Worasinchai, Lugkana. 2001. Psychology of Foreign Investors in Emerging Stock Markets.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
78
79
IA Data PDB dao Kionja Borsa Sabam, 1996:QI- 2004:Q4 341,959.035
513.847
PDB Periode
2000= 100 (miliar Rp)
1996 Ql Q2 Q3
Q4 1997 Ql Q2 Q3
Q4 1998 Ql Q2 Q3 Q4 1999 Ql Q2 Q3
Q4 2000 Ql Q2 Q3
Q4 2001 Ql Q2 Q3
Q4 2002 Ql Q2 Q3
Q4 2003 Ql Q2 Q3 Q4 2004 Ql Q2 Q3
Q4 Rata-rata A•.4
343,767.17 352,466.54 374,052.40 377,055.57 372,842.61 376,342.76 383,227.10 382,217.08 353,549.56 328,742.60 313,615.01 312,783.45 328,039.22 327,758.78 332,226.68 332,148.10 341,642. 9(] 339,447.40 354,906.70 353 773.20 356,637.50 360,198.70 368,688.30 357460.10 366,442.50 374,606.30 388,429.20 374 902.60 387,%2.10 394,244.80 404,710.60 392 641.50 404,936.00 411,522.10 425,349.90 418 770.80
10,657168 955 913
IHSG d%
0.53 585.705 2.53 594.259 6.12 573.939 637.432 0.80 -1.12 662.236 724.556 0.94 546.688 1.83 401.712 -0.26 -7.50 541.425 445.920 -7.02 -4.60 276.150 -0.27 398.038 4.88 393.625 662.025 -0.09 1.36 547.937 -0.02 676.919 2.86 583.276 515.110 -0.64 4.55 421.336 -0.32 416.321 0.81 381.050 1.00 437.620 392.479 2.36 -3.05 392.036 2.51 481.775 2.23 505.009 419.307 3.69 424.945 -3.48 3.48 398.004 505.499 1.62 597.652 2.65 -2.98 691.895 735.677 3.13 732.401 1.63 820.134 3.36 -1.55 1,000.233 0.61
152.246,463,300 675
Nilai Traosaksi
Nilai Kapitalisasi
~%
(Rp)
~%
(Rp)
~%
13.984 1.460 -3.419 11.063 3.891 9.411 -24.549 -26.519 34.779 -17.640 -38.072 44.138 -1.109 68.187 -17.233 23.540 -13.834 -11.687 -18.205 -1.190 -8.472 14.846 -10.315 -0.113 22.890 4.823 -16.970 1.345 -6.340 27.009 18.230 15.769 6.328 -0.445 11.979 21.960 3.876
14,784,121,414,964 17,564,730,704,634 18,438,874,794,640 24,942,167,280,9% 28, 190,753,3 75,061 30,595,074,677,321 34,860,844,325,393 26,738,493,797,054 40,412,232,097,697 21,041,159,170,567 19,515,975,915,045 18,715,335,959,151 11,653,122,933,575 47,020,483,515,185 40,694,200,2%, 725 48,512,179,004,097 55,342,767,260,491 27,707,411,808,242 19,348,274,309,968 20,376,310,868,459 22,916,695,538,505 22,838,851,929,178 31,663,799,375,326 20,103,476,755,828 30,284,368,731,773 41,983,702,980,768 23,425,359,627,684 25,069,346,671,108 13,059,619,752,896 28,758,072,633,733 38,750,465,473,115 44,869,455,930,686 64,227,848,690,872 53,464,991,981,778 46,812,127,934,517 82,501,963,107,138
38.725 18.808 4.977 35.269 13.024 8.529 13.943 -23.299 51.139 -47.934 -7.249 -4.102 -37.735 303.501 -13.454 19.212 14.080 -49.935 -30.169 5.313 12.467 -0.340 38.640 -36.510 50.642 38.632 -44.204 7.018 -47.906 120.206 34.746 15.791 43.144 -16.757 -12.443 76.241 16.445
175,202, 150,920,050 184,375,475,681,375 185,258,208,032,250 215,026,098,082,950 228,212,546,424,825 259,561,676,116,950 203,695,786,466,600 159,929,829,633,600 223,309, I 07,885,225 188,146,371,957,525 116.575,374,933,100 175,728,976,824,225 167,267,001,145,750 416,061,954,700,200 357,709,901,587,500 451,814,924,003,875 367,950,527,253,275 330,227,755,211,975 280,654,447,874,175 259,620,957,668,275 227,7%,594,4%,295 266,338,524,295,335 241 '487,083,878,725 239,258,731 '152,000 318,702,313,913,200 315,562,505,303,180 260,234,931,551,935 268,422,776,631,205 251,584,773,925,990 339,728,351,403,045 3%,0 15, 197,673,685 460,365,963,209,545 492,508,397,785,825 495,797,634,849,510 558,757,500,242,400 679,949,067,275,890
15.078 5.236 0.479 16.068 6.132 13.737 -21.523 -21.486 39.629 -15.746 -38.040 50.743 -4.815 148.741 -14.025 26.308 -18.562 -10.252 -15.012 -7.494 -12.258 16.919 -9.331 -0.923 33.204 -0.985 -17.533 3.146 -6.273 35.035 16.568 16.250 6.982 0.668 12.699 21.689 7.529
Sumber . Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta (diolah kembaW)
L-2 Nilai Transaksi Asing dan Nilai Janauari 1998- Desember 2004 Foreign Sell Periode Foreign Buy (Rp) 4,084,019,249,257 1998 Jan Feb 3,957,694,034,605 Mar 3, 721 ,553,641,502 Apr 2,605,528,830,617 May 1,315, 742,672,264 I,518,2I 1,148,686 Jun Jul I ,559,923, 774,643 952,223,037,407 Aug 1,061,581,491,950 Sep 801,983,896,658 Oct Nov 1,450,833,925,923 I ,091 ,662,692,520 Dec I ,650,756,237,800 1999 Jan 879,858,442,325 Feb 959,286,443,725 Mar Apr 2,530,108,317,025 May 4,217,783,114,750 4,527,187,120,060 Jun Jul 3,553,171,600,980 Aug 2,509,676,175,598 Sep 2,092,756, 787,370 I ,506,413, 743,674 Oct Nov I ,376,001,536,286 Dec 1,442,065, 766,295 2000 Jan 1,336,953,052,160 897,689,089,678 Feb '----
Transaksi Lokal Foreign Sell Domestic Buy (Rp) 2,014,526,377,075 2, 113,176,572,277 1,743,110,209,920 1,606,856, 193,125 890,599,594,550 973,807,707,900 I ,029,259, 764,750 939,676,874,730 905,102,317,725 873,509,491,025 I, 179,409,329,300 612,616,203.200 653,531,523,075 561,477,264,650 424,940,298,625 919,814,266,I50 1,694,367,491 ,325 2,409, 796,582,275 2,31 0,068, 713,325 1,671,613,957,177 1,933,131,726,025 2,938,962,427,700 1,656,512,529, 770 I ,254,578,070,800 2,222, 786,580,875 2,020,437,202,280
Domestic Sell Foreign Buy (RQ) 2,540,005,363,800 3,025,998,812,141 2,753,025,103,700 1,503,961 ,986, 700 855,031,244,250 888,030,409' 700 I ,486,065,175,200 I ,619, 136,097,828 617,096,463,215 1,890,733,177,600 I ,983,304,288,500 827,311 '1 01,000 I, 740,366,006,400 735,985,347,900 680,633,370,500 2,445, 797,442, I 00 5,266,302,137,250 3,678,94 7,454, 775 5,214,409,883,000 2,072,033,583,000 I ,859,076, 751,350 2,142,543,004,140 I, 748,810,125,800 2,950,938,518,500 2,089,534,013,800 1,457,036,004,500
Domestic Sell Domestic Buy (Rp) 3,194,475,688,200 5,585,387,878,970 5,679,259,166,250 4,560, 742,088,350 2,035,630,683,400 2,287,016,6 I 1,025 4,634,065,596, 700 2,221 ,970,625,497 2,489,874,695,400 2,368,413,675,250 3, 774,488,605,075 I ,861 ,069,573, I 00 I ,370,961,792,475 1,110,521,130,350 884,805,075,750 2,870,03 7' 966,700 6,041,874,234,950 10,418,467,387,825 7,329,199,070,625 5,337,904,260,300 4,811,157,787,975 12,468,629,902,250 8,489,883,345,550 I 0,536,840,033,332 17,859,363,551,985 12,203,494,319,125
Trading Composite Value Index (Rp) II ,833,026,678,332 485.938 14,682,257,297,993 482.378 13,896,948,12 I ,372 541.425 I 0,277 ,089,098, 792 460.135 5,097,004,194,464 420.465 5,667,065,877,311 445.920 8, 709,314,311,293 482.688 5,733,006,635,462 342.436 5,073,654,968,290 276.150 5, 934,640,240,533 300.770 8,388,036, 148,798 386.271 4,392,659,569,820 398.038 5,415,615,559,750 411.932 3,287,842,185,225 396.089 2,949,665,188,600 393.625 8,765,757,991,975 495.222 17,220,326,978,275 585.242 21,034,398,544,935 662.025 18,406,849,267,930 597.874 11,591,227,976,075 567.026 I 0,696, 123,052,720 547.937 19,056,549,077,764 593.869 13,271,207,537,406 583.769 16,184,422,388,927 676.919 23,508,637,198,820 636.372 16,578,656,615,583 576.542
Market · Capitalization (Rp) 199,858,80 I ,4 75,700 198,400,571,273,475 223,309, I 07,885,225 191,852,258,865,800 175,319,177,363,350 188,146,371,957,525 203,331,670,594,375 144,546,558,979,575 116,575,374,933,100 127,476,638,899,600 163,813, I 03,204,800 175,728,976,824,225 175,926,239,057,000 169,221,003,535,175 167,267,001,145,750 267,135,634, 128,050 378,657,124,525,500 416,061 '954, 700,200 424,912,486,059,350 364,753,021,736,750 357,709,901,587,500 410,120,768,058,175 392,325,406,151,925 451,814,924,003,875 410,520,769,241,050 368,916,639,607,075
00 0
Periode Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2001 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2002 Jan Feb Mar Apr May Jun Ju1 Aug
Foreign Sell Foreign Buy (Rp) 1' 133,346,040,739 789,084,255,627 1,353,306,418,183 I ,002, 777,570,655 850,003,627,240 592,526,910,524 343,040,867,339 2,900,297,849,316 462,135,082,730 310,376,297,085 412,656,293,990 437,605,483,077 123,797,108,410 146,001 ,253,650 215,904,561,075 176,795,694,735 258,671' 106,130 264,753,236,570 110,980,964,005 117,107,593,000 243,889,996,000 82,963,191,368 219,957,404,709 290,616,719,550 368,574,716,440 343,548,144,365 304,931,342,205 143,632,630,480 138,269,947,293 53,391,399,000
Foreign Sell Domestic Buy (Rp) 1,436,557,550,999 828,910,166,525 1,298,418,956,550 I ,078,622,346, 934 421 ,276,858,220 832,763,355,885 498,240,728,450 741,510,289, I 00 614,334,818,950 314,410,752,000 357,546,762,825 852,576,058,050 510,594,134,955 234,920,879,425 427,639,129,535 531 ,973, 740,000 901,042,135,100 562,197,603,930 359,491 '738,000 375,130,655,445 323,499,109,400 243,555,780,250 628,523,016,800 764, 167,824,480 402,371,679,575 488,718,357,090 347,213,492,920 427,023,458,000 342,283,944,345 53,614,561,764
Domestic Sell Foreign Buy (Rp) 1,771,244,475,550 791,352,550,200 1,600,686,128,000 I ,592,669,968,618 73 7,402,301 ,800 608,266,910,300 629,904,374,400 552,987,087,700 890,428,436,003 395,194,532,000 677,624,677,000 I, 158,927,007,500 504,840,117,500 373,000,476,900 895,530,914,000 702,887,908,100 1,055,842,989,250 488,435,492,500 569,192,850,000 469,476,080,000 403,676,197,500 2,872,212,411,850 I, I 01,654,890,500 541,538,412,500 633,953,743,540 892,831,383,900 380, 190,624,300 373,614,602,500 1,343,155,880,500 137,085,181,700
Domestic Sell Domestic Buy (Rp) 10,914,325,378,800 4,364,503,311,600 6,223,775,079,225 6, 783,305,056,125 4,250,021,709,895 5,460, 741' 189,250 4, 124,085,4 76,665 4,492,869,852,015 5,256,623,690,040 3,445, 142,181,520 3,962,742,320,210 7,938,212,912,145 5,979,572,662,843 3,969,880,207,147 7, 788,627,670,466 7,375,689,494,145 12,640,771' 125,201 7,490,300,880,445 6,962, 119,254,195 6, 133,515,128,495 5,422,970,631,350 3,415,479,981,170 9,674,937, 741,630 7,298,271,466,279 8,359,801,115,770 18,574,400,602,710 10,697,440,383,915 9,01 0,157,958,383 8,505,666,082,842 6, 763,3 70,391,980
Trading Composite Value Index (Rp) 15,255,4 73,446,088 583.276 6, 773,850,283,952 526.737 I 0,476,186,581,958 454.327 10,457,374,942,332 515.110 6,258,704,497,155 492.193 7,494,298,365,959 466.380 5,595,271,446,854 421.336 8,687 ,665,078, 131 405.347 7,223,522,027,723 429.214 4,465, 123,762,605 416.321 5,410,570,054,025 425.614 I 0,387,321,460,772 428.303 7,118,804,023,708 381.050 4,723,802,817,122 358.232 9,327, 702,275,076 405.863 8, 787,346,836,980 437.620 14,856,327,355,681 444.081 8,805,687,213,445 435.552 392.479 8,001 '784,806,200 7,095,229,456,940 383.735 6,394,035,934,250 380.308 6,614,211,364,638 392.036 II ,625,073,053,639 451.636 8,894,594,422,809 453.246 9,764,701,255,325 481.775 20,299,498,488,065 534.062 11,729,775,843,340 530.790 9,954,428,649,363 505.009 I 0,329,375,854,980 463.669 7,007,461,534,444 443.674
Market Capitalization (Rp) 367,950,527,253,275 330,483,582,203,500 291' 196,494,924,575 330,227' 755,211 ,975 331 '144,917,369,565 318,336, I 07,525,540 280,654,447,874,175 255,229,077,222,630 272,862,316,849,375 259,620,957,668,275 261' 114,736,223,055 249,842,586,282,835 227,796,594,496,295 216,568,3 70,762,040 245,815,586,103,135 266,338,524,295,335 282,928,896,890,675 273,435,808,670,565 241,487,083,878,725 234, 184,262,840,015 232,740,638,552,690 239,258,731 '152,000 272,966,837,636,110 282,486,578,143,915 318,702,313,913,200 344,777,680,993,175 332,657,949,922,600 315,562,505,303,180 285,397' 943,422,200 276,313,471,819,040 00
Foreign Sell Foreign Sell Foreign Buy Domestic Buy (Rp) (Rp) Sep 71 ,428,3 71 ,600 I 0,032,075,000 Oct 140,660,359,968 9,406,409,500 Nov 57,045,425,500 36,151,010,000 Dec 35,713, I 06,388 16,927,753,700 2003 Jan 27,235,232,700 60,895,124,700 Feb 86,885,285,000 14,400,928,525 Mar 138,108,656,180 2,950,335,000 Apr 107,701,265,965 12,716,497,500 May 122,072,042,820 40,686,413,160 Jun 301' 185,638,150 81,376,772,500 2,830,318,623,670 1,390,332,655,671 Jul Aug 3,060,036,927,462 I ,694, 744,917,500 Sep 2,907,143,011,755 I ,690,564,352,500 Oct 3,492,966,956,478 2,305,583,952,000 Nov 3,323,229,544,4 78 I ,408,264,30 I, 915 Dec 3,474,575,917,647 1,681 '738,035,600 2004 Jan 4, 796,663,035,545 2,931 '794, 764,545 Feb 4,969,471' 133,395 2, 775,707,644,050 Mar 4,619,093,139,140 3,457,544,856,500 Apr 4,915,846,811,050 3,214,031,971,500 May 5,013,345,514,344 3,880,475, 759,500 Jun 3,662,916,804,232 2,693,336,174,910 3,758,811,872,014 2,311,21 0, 727,500 Jut Aug 2,652,023,957,270 2,189,440,260,600 Sep 3,235,909,472,181 2,936,829,567,250 Oct 5,882,554,178,813 3,922,897,684,500 Nov 4,883,503,834,766 3,382,890,574,695 Dec 5,546,725,971 '193 4,315,297,681,520 Sumber : Bursa Efek Jakarta (diolah kembali) Periode
Domestic Sell Foreign Buy (Rp) 885,027,040,000 333,583,644,800 19,016,802,500 4, 797, I 03,542,500 213,113,507,560 12,440,485,000 II ,203,152,500 22,834,960,500 41,949,217,500 141 ,640, 777,500 2,878,217,457,750 I, 797,381,773,565 3,815,765,991,760 4,687,491,468,325 2,406,878,432,500 4,232,318,889,600 4,759,115,267,500 5,234,358,722,547 5,574,200,904,500 4,966,470,226,585 3,555,204, 198,750 2,801 ,154,179,650 3, 159,932,184,000 2,365,974,485,250 5,160,319,332,235 5,199,595,307,900 7,644,838,053,355 6,462,528,895,625
Domestic Sell Domestic Buy (Rp) 5,122,034,751,660 8,048,649,448,893 6,224,478,295,865 5,350,610,871 ,494 5,217,519,179,305 3,386,490,085,294 3,888,377, 781' 132 8,862,024,190,460 9,142,653,314,590 9,881,231,543,088 4,366, 770,065,990 5,049,550,006,412 7,269,639,689,080 7,808,237,926,111 2,690,269, 749,658 7,357,900,756,374 9,561,539,263,280 8,690,857,666,035 6,857,502,293,835 8,316,935,719,568 6,215, 727,466,035 4,229,547,155,654 5,938,375,216,626 3,853,043,968,252 9,250,256,891,339 9, 736,667,485,340 II ,796,203,146,820 13,728,260,292,611
Trading Composite Market Value Index Capitalization (Rp) (Rp) 6,088,522,238,260 419.307 260,234,931,551,935 8,532,299,863,161 369.044 234,522,279,067,370 6,336,691,533,865 390.425 246,744, 122,368,840 I 0,200,355,274,082 424.945 268,422,776.631 ,205 5,518,763,044,265 388.443 238,586,382,314,670 3,500,216, 783,819 399.220 250,857,547,480,325 4,040,639,924,812 398.004 251,584,773,925,990 9,005,276,914,425 450.861 284,292, 164,20 I ,335 9,347,360,988,070 494.776 320,715,143,827,460 I 0,405,434, 731,238 505.499 339,728,351,403,045 II ,465,638,803,081 507.985 345,731 '744,560,565 11,601,713,624,939 529.675 356,543,695,908,705 15,683,113,045,095 597.652 396,015,197,673,685 18,294,280,302,914 625.546 407,313,300,913,515 9,828,642,028,551 617.084 411,667,869,786,445 16,746,533,599,221 691.895 460,365,963,209,545 22,049,112,330,870 752.932 50 I, 173,197,517,695 21,670,395,166,027 761.081 509,311,760,172,705 20,508,341' 193,975 735.677 492,508,397,785,825 21,413,284,728,703 783.413 529,811,910,373,220 18,664,752,938,629 732.516 493,268, Ill ,338,160 13,386,954,314,446 732.401 495,797,634,849,510 15, 168,330,000, 140 756.983 514,606,085,185,940 II ,060,482,671,372 754.704 514,189,599,095,335 20,583,315,263,005 820.134 558,757,500,242,400 24,741,714,656,553 585,925,337,265,125 860.487 27,707,435,609,636 977.767 667,424,311,979,515 30,052,812,840,949 1,000.233 679,949,067,275,890
00
N
83
L-3 Hasil Perhitungan Transaksi Asing terhadap IHSG
Dependent Variable: IHSG Method: Least Squares Date: 07114/05 Time: 16:11 Sample(adjusted): 1998:2 2004:4 Included observations: 27 after adjusting endpoints Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=2) Variable
c ASING IHSG(-1) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient Std. Error 224.3082 0.006082 0.368578 0.804258 0.787947 75.92536 138351.9 -153.6245 1.766306
58.31381 0.000885 0.119981
t-Statistic
Prob.
3.846571 6.873397 3.071958
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.0008 0 0.0052 527.8657 164.8786 11.60182 11.7458 49.30532 0
L-4 Hasil Perhitungan Transaksi Asing terhadap Kapitalisasi Saham
Dependent Variable: KAPITAL Method: Least Squares Date: 07/16/05 Time: 00:51 Sample(adjusted): 1998:2 2004:4 Included observations: 27 after adjusting endpoints Variable
c ASING KAPITAL(-1) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient Std. Error 73851.61 3.45483 0.609663 0.812118 0.796461 58932.12 8.34E+10 -333.2931 2.026146
36577.73 0.894783 0.139898
t-Statistic 2.019032 3.861081 4.357914
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0548 0.0007 0.0002 330528.5 130625.6 24.9106 25.05458 51.86985
0
84
L-5 Hasil Perhitungan Transaksi Asing terhadap Transaksi Saham
Dependent Variable: TRANSAKSI Method: Least Squares Date: 07/16/05 Time: 00:56 Sample(adjusted): 1998:2 2004:4 Included observations: 27 after adjusting endpoints Variable
c ASING TRANSAKSI(-1) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient Std. Error 14549.38 0.739104 0.170295 0.712596 0.688646 9515.975 2.17E+09 -284.0609 1.538059
4689.836 0.128023 0.158423
t-Statistic 3.102322 5.773223 1.07494
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0049 0 0.2931 34098.42 17053.98 21.26377 21.40775 29.75305
0
85
L-6 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asin_g_ Beli dan Transaksi Lokal Beli Pairwise Granger Causality Tests Date: 07116/05 Time: 01 :01 Sample: 1 362 Lags: 1 Obs
Null Hypothesis:
361
ASBELl does not Granger Cause LOKBELI LOKBELI does not Granger Cause ASBELl
F-Statistic Probability 2.50614 24.7533
0.11429 0.000001
L-7 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Beli dan Transaksi Lokal Jual Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:04 Sample: 1 362 Lags: 1 Obs
Null Hypothesis: ASBELl does not Granger Cause LOKJUAL LOKJUAL does not Granger Cause ASBELl
361
F-Statistic Probability 2.20577 2.32358
0.13838 0.12831
L-8 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Beli dan Transaksi Lokal Total Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:05 Sample: 1 362 Lags: 1 Null Hypothesis: ASBELl does not Granger Cause LOKTOTAL LOKTOTAL does not Granger Cause ASBELl
Obs 361
F-Statistic Probability 5.00329 11.3368
0.02591 0.00084
86
L-9 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Jual dan Transaksi Lokal Beli Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:06 Sample: 1 362 Lags: 1
Null Hypothesis:
Obs
ASJUAL does not Granger Cause LOKBELI LOKBELI does not Granger Cause ASJUAL
361
F-Statistic Probability 27.732 5.7211
0.00000024 0.01728
L-10 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Jual dan Transaksi Lokal Jual Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:08 Sample: 1 362 Lags: 1
Null Hypothesis:
Obs
LOKJUAL does not Granger Cause ASJUAL ASJUAL does not Granger Cause LOKJUAL
361
F-Statistic Probability 1.68085 15.879
0.19565 0.000082
L-11 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Jual dan Transaksi Lokal Total Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:08 Sample: 1 362 Lags: 1
Null Hypothesis: ASJUAL does not Granger Cause LOKTOTAL LOKTOTAL does not Granger Cause ASJUAL
Obs 361
F-Statistic Probability 21.7755 3.1062
0.0000043 0.07885
87
L-12 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Total dan Transaksi Lokal Beli Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:10 Sample: 1 362 Lags: 1
Null Hypothesis:
Obs
ASTOTAL does not Granger Cause LOKBELI LOKBELI does not Granger Cause ASTOTAL
361
F-Statistic Probability 1.99581 10.4226
0.1586 0.00136
L-13 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Total dan Transaksi Lokal Jual Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/16/05 Time: 01:10 Sample: 1 362 Lags: 1
Null Hypothesis:
Obs
ASTOTAL does not Granger Cause LOKJUAL LOKJUAL does not Granger Cause ASTOTAL
361
F-Statistic Probability 2.31165 1.74692
0.12929 0.18711
L-14 Hasil Perhitungan Granger Causality Test Transaksi Asing Total dan Transaksi Lokal Total Pairwise Granger Causality Tests Date: 07116/05 Time: 01:10 Sample: 1 362 Lags: 1
Null Hypothesis:
Obs
LOKTOTAL does not Granger Cause ASTOTJI 361 ASTOTAL does not Granger Cause LOKTOTAL
F-Statistic Probability 0.38386 1.50298
0.53594 0.22102
88
L-15
Hasil Perhitungan JHSG terhadap PDB Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 08/06/05 Time: 23:38 Sample: 1996:1 2004:4 Included observations: 36 Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=3) Variable
c IHSG
Coefficient Std. Error 309890.4 103.0748
0.284211 R-squared Adjusted R-squared 0.263159 25004.58 S.E. of regression 2.13E+10 Sum squared resid -4.15E+02 Log likelihood 0.417632 Durbin-Watson stat
20717.51 35.93121
t-Statistic 14.9579 2.868669
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob.
0 0.007 365780.8 29129.47 23.14546 23.23343 13.50005 0.000815
L-16
Hasil Perhitungan Transaksi Saham terhadap PDB Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 08/06/05 Time: 23:27 Sample: 1996:1 2004:4 Included observations: 36 Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=3) Variable
c TRANSAKSI
Coefficient Std. Error 339077.1 0.830752
0.198493 R-squared Adjusted R-squared 0.174919 26459.45 S.E. of regression 2.38E+10 Sum squared resid -4.17E+02 Log likelihood 0.3687 Durbin-Watson stat
12816.69 0.402019
t-Statistic 26.4559 2.066447
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F -statistic)
Prob. 0 0.0465 365780.8 29129.47 23.25857 23.34654 8.420098 0.006468
89
L-17 Hasil Perhitungan Kapitalisasi Saham terhadap PDB
Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 08/06/05 Time: 23:39 Sample: 1996:1 2004:4 Included observations: 36 Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=3) Variable
c KAPITALISASI
Coefficient Std. Error 327973.2 0.126507
0.301588 R-squared Adjusted R-squared 0.281046 24699.21 S.E. of regression 2.07E+10 Sum squared resid -4.14E+02 Log likelihood 0.356665 Durbin-Watson stat
13810.45 0.046277
t-Statistic 23.74819 2.73369
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0 0.0099 365780.8 29129.47 23.12088 23.20886 14.68186 0.000523
DAFTAR RIWA Y AT HIDUP
I.
Nama
: lwan Izbaedi
2.
NPM
: L2E04602
3.
Tempat, Tgl. Lahir
: Lampung, 04 Agustus 1970
4.
Alamat Rumah
: Jl. Dr. Susilo liE No. 106, Grogol Jakarta 11450
5.
No. Telepon/Fax. Rumah : (021) 5682872 Fax. (021) 5659791
6.
Alamat Kantor
7.
No. Telepon/Fax. Kantor : (021) 3858001 Fax. (021) 3857824
8.
Riwayat Pendidikan a. b. c. d.
9.
: Gedung Baru, lt. 4-8 Komplek Departemen Keuang R1 Jl. Dr. Wahidin Raya, Jakarta 10710
SD Sumbangsih, Grogoi-Jakarta Barat, lulus tahun 1983 SMPN 88, Slipi- Jakarta Barat, lulus tahun 1986 SMAN 16, Palmerah - Jakarta Barat, lulus tahun 1989 Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jurusan Manajemen, lulus tahun 1995
Riwayat Pekeljaan a.
b.
Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuang R1 Maret 1996 - kini