PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Edisi 4
indeks >> Jaminan dan Penjaminan 1 Dana Penyelesaian Transaksi Bursa
3 4 5
I
Tr i w u l a n I V
l
2013
Mengelola Dana Jaminan Secara Prudent Dana Jaminan dan The Lender of Last Resort Knowledge Management Kuartal III 2013
6 7
17 TahunKPEI
Mengutamakan Keamanan & Efisiensi Statistik
8
Kilas Peristiwa
a rt i k e l utama
Dana Jaminan dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Dana Jaminan saat ini dikelola KPEI sejalan dengan fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP). Sesuai ketentuan UU Pasar Modal, Dana Jaminan merupakan milik industri dan dikutip dari tiap transaksi yang terjadi di bursa efek.
S
elain mengelola agunan milik Anggota Kliring beserta nasabahnya, sesuai fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI juga mengelola Dana Jaminan. Konsep dana jaminan ini tertuang pada Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) No 8 Tahun 1995. Sesuai ketentuan UUPM, LKP mendapat amanat untuk menyediakan jasa kliring dan penjaminan secara teratur, wajar dan efisien. ”Pasal 55 UUPM cukup jelas menggambarkan bagaimana fungsi penjaminan itu dijalankan KPEI. Pada pasal 55 ayat 2 disebutkan bahwa LKP wajib menjamin penyelesaian transaksi bursa. Lalu pada ayat ke-4 disebutkan juga bahwa LKP dapat mengutip dana jaminan dari pemakai jasa LKP,” ujar Direktur KPEI, Indriani Darmawati. Dana jaminan merupakan fasiDana Jaminan litas yang melekat dengan kepenmerupakan tingan industri. Dalam mendukung dana milik industri yang fungsi KPEI sebagai LKP, dana jamidikutip dari nan menjadi tools manajemen risiko setiap transaksi yang sangat penting. Sumber Dana di bursa efek. Jaminan, sebagaimana umumnya diterapkan pasar modal dunia, ber
asal dari pemakai jasa LKP, yakni Anggota Kliring (AK). ”Dana Jaminan tersebut merupakan dana milik industri, bukan milik bersama AK, meskipun sumber dananya berasal dari AK. Dengan demikian, jika satu perusahaan efek tidak lagi menjadi AK, dana tersebut tidak bisa dikembalikan,” ujar Indriani Darmawati. UUPM lalu menjadi acuan bagi otoritas, dalam hal ini OJK (sebelumnya Bapepam-LK) dalam membuat atur an pendukung. Salah satunya adalah Peraturan No. III.
KPEI Newsletter
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 a r tikel utama EDITORIAL Para stakeholders KPEI, pada kuartal ketiga tahun 2013 ini, KPEI memperingati ulang tahun ke-17
perusahaan.
Kontribusi
KPEI dalam industri pasar modal sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan terus ditingkatkan dengan senantiasa mengutama kan keamanan dan efisiensi pasar modal. Pada edisi kali ini, KPEI Newsletter akan menampilkan ulasan mengenai Dana Jaminan sebagai salah satu instrumen pengendalian risiko KPEI dan pengelolaan investasi dari dana jaminan tersebut. Pada KPEI Newsletter edisi ke-4 kali ini, ditampilkan juga profil KPEI dalam perjalan annya memasuki usianya yang ke-17. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca dan semoga KPEI dapat terus meningkatkan kontribusinya kepada pasar mo dal Indonesia. Hormat kami, Redaksi
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat: Direksi PT KPEI Penanggung Jawab: Unit Sekretaris Perusahaan Dewan Redaksi: Razif Yunus, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Mutia Resty Alamat Redaksi & Sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120 Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email:
[email protected] website www.kpei.co.id
KPEI Newsletter
B.6 mengenai Penjaminan Penyeledari transaksi harian pasar reguler dan saian Transaksi Bursa. Pada Peraturan tunai. Pasar negosiasi tidak termasuk No. III.B.6 ayat 6, dijabarkan tentang pasar yang dijamin oleh KPEI. Dana ini mekanisme Penjaminan Penyelesaian dikumpulkan melalui BEI bersamaan Transaksi Bursa, termasuk penggunaan dengan kewajiban fee transaksi madana jaminan. Sesuai ketentuan tersing-masing AB sebesar 0,03%. Total sebut, dana jaminan hanya bisa digupersentase dana yang disetor AB pada nakan setelah melewati tiap transaksi sebesar 0,04% dari nilai tran beberapa tahap. Sumber ”Penggunaan dana saksi. pendanaan untuk jaminan setelah melewati Dana Jaminan juga dana jaminan persyaratan-persyaratan diinvestasikan oleh KPEI. dikutip dari yang telah diatur. Jadi Sesuai Peraturan III.B.7 Anggota Kliring, kalau ada yang gagal, tiayat 7, dana jaminan hayang saat ini dak serta merta menggunya dapat diinvestasikan juga merupakan nakan dana jaminan saat pada Surat Berharga NeAnggota Bursa penyelesaian. Tahapan gara (SBN) dan deposito. (AB) di Bursa Efek penangangan kegagalan Penempatan investasi Indonesia (BEI). adalah dengan urutan Dana yang dikutip harus atas persetujuan sebesar 0,01% penggunaan: sumber ke Komite Kebijakan Kredit dari transaksi dan Pengelolaan Risiko uangan AK yang gagal, harian pasar (K3PR). Jadi jelas bahwa dana atau efek pada reguler dan rekening jaminan, ca dana jaminan ini tidak tunai. dangan jaminan, saham bisa diinvestasikan pada AB, baru Dana Jaminan . instrumen seperti reksa Jadi dana jaminan ini sifatnya the last dana atau obligasi korporasi. resort,” terang Indriani Darmawati. Komposisi investasi ditetapkan maksimal 50% pada instrumen deposi Jika mengacu pada prinsip IOSCO, to dan sisanya pada SBN. K3PR meng dana jaminan bisa digunakan pada gelar rapat rutin bulanan untuk meng kondisi pasar extreme but plausible evaluasi penempatan dana jaminan market conditions. Asumsi sederhananya, pada satu kondisi tertentu, tersebut. tiga broker dengan pangsa pasar terLaporan keuangan dana jaminan besar collapse, dan diasumsikan memjuga terpisah dari aset perusahaan karena itu juga memiliki laporan ke buat pasar terguncang, maka dana jaminan bisa digunakan. Itu pun dengan uangan tersendiri. Laporan tersebut catatan, fasilitas pendukung lain telah secara rutin diaudit disampaikan untuk digunakan dan belum bisa menutupi periode tengah tahunan dan periode kegagalan. tahunan. Ada pula laporan posisi buSumber pendanaan untuk dana lanan yang juga disampaikan rutin, terutama kepada OJK. Sampai dengan jaminan dikutip dari Anggota Kliring, yang saat ini juga merupakan AnggoSeptember 2013, posisi dana jaminan sebesar Rp 2,2 triliun.F ta Bursa (AB) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dana yang dikutip sebesar 0,01% [tim redaksi]
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 a r tikel khusus
Mengelola Dana Jaminan Secara Prudent Kebijakan yang prudent menjadi acuan penempatan investasi atas dana jaminan yang dikelola KPEI sebagai LKP. Seperti apa mekanisme pengelolaan investasi atas dana jaminan tersebut?
S
esuai ketentuan UU Pasar Modal, Dana Jaminan dibentuk untuk menunjang aktivitas transaksi bursa. Dalam hal ini untuk menanggulangi kegagalan transaksi para anggota kliring (AK). Meski demikian, dana jaminan bukan merupakan solusi pertama atas kegagalan transaksi. Ada sejumlah tahapan yang harus dilalui untuk menanggulangi kegagalan transaksi, sebelum dana jaminan digunakan. Peraturan Bapepam-LK No III.B.7 angka 2 dengan tegas menggariskan bahwa LKP hanya bisa menggunakan dana jaminan untuk penyelesaian transaksi jika sumber keuangan yang dimaksud dalam Peraturan III.B.6 angka 6 huruf a, b, c dan d, telah habis digunakan. Itu berarti, tahapan penyelesaian atas kegagalan transaksi harus melewati sejumlah tahap. Pertama, menggunakan sumber keuangan Anggota Kliring yang mengalami kegagalan dalam penyelesaian transaksi. Kedua, menggunakan efek dan atau dana dalam rekening jaminan AK yang gagal. Ketiga, memanfaatkan cadangan jaminan dan atau kredit bank apabila direksi LKP menganggap perlu menggunakan sumber tersebut. Tentang cadangan jaminan, Direktur KPEI, Indriani Darmawati mengatakan, cadangan jaminan diperoleh dari keuntungan KPEI yang disisihkan setiap tahun. Ini murni berasal dari profit KPEI yang khusus digunakan untuk menunjang penyelesaian transaksi bursa. Cadangan jaminan ini dijaminkan kepada bank untuk mendapat fasilitas kredit jika sewaktuwaktu diperlukan untuk penyelesaian transaksi. ”Kalau ada kegagalan, KPEI mengajukan pada bank untuk mencairkan dana tersebut. Selanjutnya KPEI akan menagih pada AK yang gagal dan selanjutnya mengembalikan dana pinjaman pada bank,” terang Indriani Darmawati.
Jika cadangan jaminan tidak cukup untuk penyelesaiaan transaksi, sesuai ketentuan III.B.6, LKP bisa menggunakan dana hasil penjualan efek dalam Rekening Jaminan anggota Kliring setelah LKP menyelesaikan Transaksi Bursa yang gagal. Sehingga bisa dikatakan, dana jaminan merupakan ’Last Resort’ atau upaya terakhir dalam menanggulangi kegagalan penyelesaian transaksi Bursa. Untuk mengoptimalkan dana jaminan, selama belum dimanfaatkan untuk penyelesaian transaksi, diperkenankan untuk diinvestasikan. Kepala Divisi Penjaminan & Pengelolaan Risiko, Roni Gunardi, mengatakan, kebijakan investasi sudah sangat jelas diatur dalam Peraturan III.B.7. Artinya, dana jaminan hanya bisa diinvestasikan pada dua instrumen yaitu deposito dan surat berharga negara (SBN). Proporsi penempatan harus diputuskan dalam Rapat Komite Kebijakan Kredit dan Pengelolaan Risiko. Saat ini, porsi yang ditetapkan yakni maksimal 50% pada SBN dan 30% pada instrumen deposito di setiap bank. ”Karena saat ini instrumen deposito dinilai masih cukup menguntungkan, sehingga persentase penempatan pada deposito adalah sebesar 83% saat ini” tutur Roni Gunardi.
Dalam hal penempatan dana, Komite Kebijakan Kredit dan Pengelolaan Risiko sangat selektif menetapkan porsi maupun pilihan bank. Saat ini hanya diperkenankan penempatan deposito pada empat bank BUMN dan dua bank swasta. Porsi penempatan deposito pada satu bank maksimal 30%. Pemilihan bank swasta bisa ber ubah, setelah disepakati dalam rapat Komite Kebijakan Kredit dan Pengelolaan Risiko. Kebijakan yang prudent selalu menjadi acuan penempatan investasi. Ini karena LKP tidak bermotif mencari keuntungan investasi sebesar-besarnya, meski otoritas memperkenankan dana jaminan diinvestasikan. ”Karena alasan prudent itu, makanya penem patan investasi hanya dibatasi pada dua jenis instrumen tersebut,” tutur Roni Gunardi. Sumber dana jaminan berasal dari anggota kliring yang dikutip 0,01% dari transaksi, baik jual maupun beli. Komite Kebijakan Kredit dan Pe ngelolaan Risiko secara rutin setiap bulannya menggelar rapat yang salah satu agendanya adalah memberikan rekomendasi investasi atas Dana Jaminan. Anggota Komite Kebijakan Kredit dan Pengelolaan Risiko terdiri dari lima orang perwakilan Anggota Kliring. Untuk memenuhi mekanisme pe ngawasan, posisi dana jaminan dila porkan secara rutin setiap bulan kepada OJK. Bahkan ada laporan posisi harian yang disampaikan secara elek tronis kepada OJK. Hal ini sejalan de ngan aturan III.B.7 bahwa direksi LKP wajib melaporkan setiap bulan posisi dana jaminan dengan prinsip akuntansi dalam bentuk yang sama yang berlaku pada reksa dana, selambatnya tanggal 15 bulan berikutnya dengan tembusan pada Komite Kebijakan Kredit dan Pe ngelolaan Risiko dan komisaris LKP. Sebelum dilaporkan ke OJK, lapor an tahunan dana jaminan harus sudah diaudit oleh akuntan resmi di pasar modal. Laporan tersebut harus sudah disampaikan selambatnya 60 hari setelah berakhirnya tahun buku.F [tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 edukasi
Dana Jaminan dan The Lender of Last Resort kewajiban AK secara sementara jika AK mengalami kegagalan. Namun fasilitas kredit bank bukanlah merupakan sumber keuangan sesungguhnya, melainkan hanya mekanisme penangan an kegagalan dengan mempertimbangkan risiko operasional (efisiensi proses) dan risiko likuiditas (efisiensi ekonomis). b. Hak terima AK Gagal yang masih outstanding. Untuk diperhitungkan dalam penyelesaian hari berikutnya. c. Aset likuid AK yang segera dapat dicairkan untuk mengembalikan fasilitas kredit/dana jaminan. d. Dana Jaminan. Digunakan jika sumber keuangan tersebut di atas tidak mencukupi.
Sebagai Central Counterparty (CCP), KPEI memiliki fungsi melakukan penjaminan atas penyelesaian transaksi bursa. Untuk itu, KPEI sebagai CCP mengelola paling tidak dua jenis risiko, yaitu risiko kredit dan risiko pasar.
R
ekomendasi International Organization of Securities Commissions (IOSCO), CCP diharuskan memiliki prosedur khusus untuk melakukan alokasi kerugian jika kerugian tersebut tidak dapat ditutupi oleh anggota yang gagal dan aset CCP. CCP juga harus memiliki sumber keuangan yang cukup untuk melakukan pena nganan kegagalan, meskipun pada akhirnya kerugian ditanggung secara bersama-sama oleh anggotanya. Sumber keuangan yang dikelola KPEI dan mekanisme penjaminan atas kegagalan yang saat ini diterapkan oleh KPEI meliputi: 1. Dana Jaminan, yaitu sejenis default fund yang dikelola oleh KPEI. Agak berbeda dengan penerapan di negara lain, Dana Jaminan merupakan dana milik industri yang dipungut sebesar persentase tertentu dari transaksi bursa anggota kliring, bersifat pooling, dan non-refundable. Sesuai dengan ketentuan yang ada saat ini, Dana Jaminan merupakan sumber keuangan ter akhir (last resort) dalam menangani kegagalan. 2. Ketentuan yang ada juga telah mengatur terkait mutualisasi risiko berupa jaringan kredit (credit ring), yaitu mekanisme penanggungan kerugian secara bersama-sama oleh anggota kliring, jika dana jaminan yang ada tidak mencukupi untuk menutup kegagagalan salah satu atau lebih anggota dan atau untuk pengembalian dana jaminan. 3. Sesuai dengan standar IOSCO, KPEI memilki mekanisme waterfall jika Anggota Kliring (AK) mengalami kegagalan. Urutan penggunaan aset untuk penyelesaian sebelum AK dinyatakan gagal, adalah se bagai berikut: a. Dana atau saham sejenis di reke ning serah nasabah dan rekening serah AK.
KPEI Newsletter
b. Dana atau saham sejenis di reke ning agunan AK. c. Penggunaan Fasilitas Pinjam Meminjam Efek (PME). d. Agunan offline yang dapat sege ra dicairkan sebelum batas waktu terakhir penyelesaian (pkl. 12.15) pada tanggal penyelesaian. e. Jika sumber keuangan di atas masih belum mencukupi, maka AK dinyatakan gagal (default). 4. Sedangkan urutan penggunaan aset untuk penyelesaian setelah AK dinyatakan gagal, adalah sebagai berikut: a. Fasilitas Kredit Bank atau Cadang an Jaminan. Kredit Bank diguna kan oleh KPEI untuk menutupi
Setiap penggunaan Dana Jamin an wajib dikembalikan dengan cara dibebankan kepada anggota jaringan kredit. F [tim redaksi]
Jika dipetakan terhadap rekomendasi IOSCO dalam Financial Market Infrastructures, perangkat manajemen risiko KPEI dapat digambarkan seperti bagan berikut: Risk-Related Participation Requirements
Risk Management & Control
Financial Resources
Residual (Tail) Risk
s /PERATIONAL s &INANCIAL s ,EGAL
s -ARGIN s 4RADING ,IMIT s 6ALIDATION
s #OLLATERAL s ,IQUIDITY 0ROVIDER )NTRADAY #REDIT &ACILITY
s 'UARANTEE &UND s #REDIT 2ING
ALUR PENANGANAN KEGAGALAN DEFAULT Credit Facility (FK)
Yes
Sufficient?
Dana Jaminan
3
KPEI/SRO Fund
2
Cad. Jaminan
1
Enhance/ Topup
Enhance: Meningkatkan kapasitas Fasilitas Kredit saat ini dengan tambahan agunan back to back
Alternatif I
No Alternatif II
Pencairan Dana Pinjaman
Yes
FINISH
Sufficient?
Opportunity cost dan reinvestment risk
Jaringan Kredit
No
Sufficient?
Yes
No
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 edukasi
Kegiatan Knowledge Management Kuartal III 2013 Pada kuartal ketiga ini, Sharing Session di masing-masing Community of Practice (COP) senantiasa digiatkan, salah satunya adalah dengan aktif mengundang narasumber eksternal untuk berbagi kisah sukses dan pengetahuan kepada karyawan KPEI.
S
emangat KPEI untuk senantiasa menjadi organisasi pembelajar dituangkan dalam bentuk kegiatan karya wan melalui knowledge management activity. Kegiatan yang diberi nama Klik – Knowledge and Learning in KPEI - ini memiliki beberapa program penting diantaranya adalah Sharing KM serta kegiatan Community of Practice (CoP). Dengan semangat mendorong employee engagement, KPEI menyediakan wadah untuk pembelajaran sesuai bidang layanan dan jasa perusahaan seperti investasi dan manajemen risiko, dan di luar bidang layanan perusahaan seperti pengembangan hobi, yaitu bahasa, olahraga dan fotografi. Salah satu Kegiatan yang dimotori CoP Investasi (COPIN) sepanjang kuartal III ini adalah acara rutin bertajuk “Open Mind” berupa diskusi dan interaktif talkshow seputar keuang an, investasi, dan peluang usaha dengan narasumber pihak internal dan eksternal. Kegiatan ini Mengundang bertujuan untuk membangun mipihak eksternal nat dan pengetahuan berinvestasi untuk sharing yang tepat di antara karyawan mengenai Reksa KPEI. Dana yang bisa Selama kuartal III ini, dua kemenjadi jalan giatan Open Mind telah dilakmenuju sanakan dengan mengundang masa depan narasumber eksternal untuk turut yang cerah. serta berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait investasi.
Success Story - How do you start your business? Sharing session yang dilakukan pada tanggal 6 September 2013 ini bertajuk Success Story - How do you start your
business? dengan mengundang narasumber eksternal yakni Abdul Latif Bahagia selaku “Founder of Ny. Oeci Laundry and Others”. Dalam sharing ini, pria yang akrab disapa Latif ini, turut berbagi kisah mengenai suka-duka nya memulai bisnis laundry bernama Ny. Oeci, tips dan triknya untuk mengembangkan bisnisnya dan bagaimana ia mulai merambah lini bisnis lainnya, yaitu produk Susu. Dalam acara ini, tampak antusiasme karyawan KPEI dalam berdiskusi, berbagi pe ngalaman serta bertanya kepada narasumber.
Menuju Masa Depan yang Cerah dengan Reksa Dana Sharing mengundang pihak eksternal lainnya bertajuk Menuju Masa Depan yang Cerah dengan Reksa Dana. Sharing ini dilakukan pada Jumat, 13 September 2013 dan me ngundang pihak Danareksa untuk membantu menjelaskan mengenai produk-produk reksa dana yang tersedia di Da nareksa. Sementara kegiatan COP Manajemen Risiko (MARCO) pada kuartal III ini adalah berupa: Sharing Rutin MARCO untuk membahas berbagai topik terkait Risk Management seperti: Database Risk Management, serta nonton bareng Marco (TOBACO) yang membahas tentang 100 Top World CEO. CoP Olahraga juga terus mengadakan Coaching Clinic dan latihan mingguan untuk olahraga bulutangkis, squash, futsal, dan tenis meja. Selain itu CoP Hobby juga mengadakan sharing internal mengenai Bike For Fun. Untuk meningkatkan kemampaun berbahasa Inggris karyawan, COP Bahasa mengadakan kembali kelas belajarmengajar bahasa Inggris untuk karyawan yang ingin belajar dan berlatih Bahasa Inggris. Pada kuartal ketiga tahun 2013 ini, COP Art Station (COPAS) turut meramaikan acara perusahaan dengan kegiatan band dan tari tradisionalnya. Salah satunya adalah pada acara buka puasa bersama karyawan. Pada saat perayaan HUT KPEI juga band COPAS turut menyumbang keahliannya dalam bermusik dan menghibur karyawan dan direksi KPEI.F [tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 p r ofil
17 Tahun KPEI,
Mengutamakan Keamanan & Efisiensi Di usia yang ke-17, KPEI senantiasa berupaya memberikan layanan terbaik bagi pengembangan pasar modal Indonesia, dengan mengutamakan keamanan dan efisiensi, terutama dalam penyelesaian.
T
ak terasa, PT Kliring Penjamin an Efek Indonesia (KPEI) genap berusia 17 tahun pada 5 Agustus 2013. Sebuah perjalanan yang tidak singkat untuk sebuah lembaga, namun, KPEI masih memiliki banyak peluang untuk tumbuh, untuk memberikan layanan yang optimal bagi pengembangan pasar modal Indonesia, sesuai fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) sesuai amanat Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 (UUPM). Setelah berdiri tahun 1996, KPEI memperoleh izin pendahuluan sebagai LKP pada 26 Juni 1997. Izin usaha sebagai LKP diperoleh KPEI pada 1 Juni 1998. Pada tahun yang sama, KPEI meluncurkan sistem pemantauan risiko, Automated Risk Monitoring System (ARMS). Babak baru perdagangan efek di pasar modal Indonesia dimulai pada Juli 2000 de ngan diberlakukannya perdagangan dan penyelesaian efek tanpa warkat (scripless trading). Untuk memfasilitasi kegiatan kliring dan penjaminan efek tanpa warkat, KPEI pun meluncurkan sistem Kliring dan Penjaminan, yang dinamakan Electronic Clearing & Gu arantee System (e-CLEARS). Di tahun yang sama, diluncurkan sistem pelapor an Modal Kerja Bersih yang Disesuaikan (MKBD) bagi perusahaan efek. Setahun kemudian, KPEI meluncurkan sistem pemantauan risiko yaitu Risk Monitoring Online (RMOL) dan sistem manajemen keuangan penye lesaian transaksi, Cash Management, untuk mendukung transaksi Indeks Futures. Dilanjutkan kemudian dengan peluncuran sistem Pinjam Meminjam Efek (PME). Pada tahun 2001 KPEI untuk pertama kali berhasil meraih sertifikasi manajemen mutu ISO 9002:1994. Selanjutnya, hingga usia ke-17 saat ini,
KPEI Newsletter
KPEI terus mempertahankan sertifikasi manajemen mutu sesuai standar terbaru (ISO 9001:2008). Ketika 100 persen perdagangan efek dilakukan secara scripless trading tahun 2002, bursa efek Indonesia, ketika itu masih beroperasi dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), mempercepat waktu
penyelesaian transaksi dari T+4 menjadi T+3, atau dari empat hari bursa, menjadi tiga hari bursa untuk transaksi saham. Mengikuti tren perkembangan teknologi, KPEI kemudian meluncurkan layanan dan sistem informasi kli ring dan penjaminan secara mobile, yang disebut Mobile Clearing and Guarantee System (m-CLEARS) di tahun 2003. Dalam rangka terus berupaya memfasilitasi transaksi berbagai efek, di tahun 2005 KPEI mengoperasikan sistem kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi obligasi, Electronic Bond Clearing & Settlemet System (e-BOCS). Sebelumnya, KPEI juga memulai untuk memfasilitasi kliring dan penjaminan transaksi opsi saham pada tahun 2004. Momentum penting terjadi di tahun 2007, yaitu merger BEJ dan BES menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Bila sebelumnya KPEI dimiliki kedua bursa, dengan penggabungan tersebut, BEI menjadi
pemegang saham tunggal KPEI. Tahun 2010 KPEI meluncurkan sistem Continuous Net Settlement, MOU pemberian fasilitas Intraday dengan Bank Pembayaran, dan peluncuran The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) yang didirikan SRO, termasuk KPEI. Pada 18 Juni 2012, KPEI berhasil meluncurkan Straight Through Processing (STP) sebagai bagian dari rangkaian pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia, yang juga diluncurkan tahun lalu. STP bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan. Ke depan, KPEI berkomitmen untuk terus memperkuat peran dan kontribusi perusahaan terhadap perkembangan pasar modal Indonesia, menuju pasar modal yang mapan, kompetitif, dan terpercaya. Menurut Direktur Utama PT KPEI, Hasan Fawzi, tahun 2013 menjadi tahun implementasi beragam produk dan layanan baru dalam rangka pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Fokus dari im plementasi infrastruktur yang baru, menurutnya, adalah dalam rangka meningkatkan keamanan dan efisiensi proses kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia secara berkelanjutan. Terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi dalam situasi pasar ini dan kondisi perekonomian, dipaparkan Hasan Fawzi, tahun-tahun mendatang ada banyak peluang-peluang yang menarik bagi KPEI untuk lebih berperan aktif di industri pasar modal. “Pe ningkatan efisiensi proses kliring dan manajemen risiko akan selalu menjadi agenda prioritas KPEI, disertai dengan upaya mengoptimalkan kompetensi inti dan kapasitas organisasi KPEI dalam mendorong pengembangan pa sar modal dengan cara menghasilkan tingkat keamanan dan efisiensi terbaik dari aspek risiko, biaya, operasional, dan pengelolaan agunan bagi para pelaku pasar,” paparnya.F [tim redaksi]
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 statistik
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA 2013 Transaksi Bursa Frekuensi
Total 2013
Volume
30,455,559
Penyelesaian Transaksi Bursa
Nilai
Volume
1,103,979,952,948 1,225,453,463,210,530
Efisiensi Nilai Volume (%)
444,403,555,500 579,348,436,335,500
Nilai (%)
59.74
52.74
Tertinggi harian
290,171
14,554,599,583
21,010,024,045,620
4,299,937,000
6,968,381,258,500
82.96
86.98
Rata-rata harian
165,519
5,999,891,049
6,660,073,169,622
2,415,236,715
3,148,632,806,171
58.83
51.22
Terendah harian
93,777
2,761,444,677
2,801,818,853,957
1,241,427,000
1,485,691,864,500
45.12
40.72
* Data sampai dengan 30 September 2013
Alternate Cash Settlement (ACS) 2013 ACS (% Dari Penyelesaian)
ACS
Fasilitas Intraday 2013 Jumlah AK (ACS)
Nilai
Volume
Nilai
AK Serah
AK Terima
Total 2013
14,896,881 37,142,779,000 2,660,000 15,842,968,750 Rata-rata harian 80,961 201,862,929
0.003
0.006
32
100
Tertinggi harian
0.178
0.487
2
25
0.003
0.006
0.17
0.54
-
-
-
-
Volume
Terendah harian
-
-
Total Penggunaan
149,470,419,024,500
Rata-Rata Bulanan
16,607,824,336,056
Rata-Rata Harian
812,339,233,829 * Data sampai dengan 30 September 2013
* Data sampai dengan 30 September 2013
POSISI DANA JAMINAN 2013 Jenis Pasar
Nilai
Ekuiti
2,202,038,881,101.10
KBIE
1,107,947,281.54
Obligasi
1,087,103.00
Grand Total
2,203,147,915,485.64
POSISI CADANGAN JAMINAN 2013 Nilai
Cadangan Jaminan
121,898,894,182.25 * Data sampai dengan 28 Juni 2013
KOMPOSISI AGUNAN ONLINE 2013 Jenis Instrumen
Uang Saham Obligasi Grand Total
Nilai Agunan
Persentase (%)
197,107,333,058.97
2.67
7,001,173,397,193.21
94.75
190,687,923,550.00
2.58
7,388,968,653,802.18
100
* Data sampai dengan 30 September 2013
KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE 2013 Jenis Instrumen
Nilai Agunan
Persentase (%)
Bank Garansi
6,113,886,500,000.00
80.80
Deposito
1,234,316,303,113.56
16.31
207,122,327,296.54
2.74
11,600,000,000.00 7,566,925,130,410.10
0.15
Agunan Minimum Kas Seat BEI Grand Total
100
* Data sampai dengan 30 September 2013
Transaksi Pinjam Meminjam Efek 2013 Bulan
Total
Rata-Rata Harian
Nilai
Volume
Nilai
Volume
Jan
33,312,695,000.00
6,260,000.00
42
1,074,603,064.52
201,935.48
Feb
30,869,085,000.00
4,859,500.00
57
1,102,467,321.43
173,553.57
Mar
68,211,407,500.00
32,098,500.00
85
2,200,367,983.87
1,035,435.48
Apr
23,627,280,000.00
7,355,000.00
70
787,576,000.00
245,166.67
Mei
24,519,198,000.00
9,307,000.00
94
790,941,870.97
300,225.81
Jun
59,222,304,500.00
23,482,500.00
74
2,115,082,303.57
838,660.71
Jul
16,472,587,500.00
5,540,000.00
39
531,373,790.32
178,709.68
Agt
16,434,095,500.00
28,560,000.00
27
547,803,183.33
952,000.00
Sep
20,072,257,500.00
8,550,500.00
39
669,075,250.00
285,016.67
272,668,653,000.00
117,462,500.00
9,819,290,768.01
4,210,704.07
Total
Frekuensi
488.00
* Data sampai dengan 30 September 2013
KPEI Newsletter
I
Edisi 4 Triwulan IV l 2013 kilas pe r isti w a
ASEAN+3 Bonds Market Forum (ABMF) Jepang, 22-27 Juli 2013 Ibu Indiriani Darmawati Direktur KPEI beserta tim KPEI, menghadiri pertemuan ABMF yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juli hingga 27 Juli 2013. ABMF merupakan bagian dari Asian Bond Markets Initiative (ABMI) yang dibentuk para Menteri Keuangan di kawasan ASEAN+3 pada tahun 2003. Selain menghadiri ABMF, tim KPEI juga sekaligus mengadakan studi banding ke Japan Securities Financing (JSF), Japan Securities Clearing Corporation (JSCC) dan Japan Securities Depository Corporation (JASDEC).
Konferensi Pers 36 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, 15 Agustus 2013 Kamis 15 Agustus 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bersama PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan konferensi pers dalam rangka memperingati 36 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (HUT ke 36 Pasar Modal Indonesia), bertempat di bertempat di Lobby Gedung Sumitro Djojohadikusumo.
Perayaan Hari Ulang Tahun KPEI, 29 Agustus 2013. Tanggal 5 Agustus 2013 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tepat memasuki usia yang ke-17. Sebagai tanda ucapan syukur, pada tanggal 29 Agustus 2013 KPEI merayakan momen bahagia tersebut di restoran Seafood Saung Grenvill, yang dihadiri oleh Direksi dan segenap karyawan KPEI. Penampilan Band KPEI juga turut memeriahkan syukuran ulang tahun tersebut.
Forum Calon Investor dan Roadshow Campus to Campus Medan, Lombok, Bandung dan Bali. Agustus – September 2013. Sebagai bagian dari peringatan 36 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Self Regulatory Organization (SRO) dan OJK menyelenggarakan berbagai kegiatan, diantaranya adalah kegiatan Forum Calon Investor dan Campus to Campus yang dilaksanakan di beberapa kota besar Indonesia seperti Aceh, Medan, Jakarta, Bandung, Bali dan Lombok. Tujuan pelaksanaan kedua kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat calon investor dan masyarakat akademis agar dapat memahami fungsi dan manfaat investasi di Pasar Modal.
OICV IOSCO Luxembourg, 16-19 September 2013 Direktur Utama KPEI, Bapak Hasan Fawzi menghadiri acara 38th Annual Conference of the International Organization of Securities Commissions (IOSCO), 16-19 September 2013 di Luxembourg. IOSCO didirikan pada tahun 1983, dikenal sebagai badan internasional yang menyatukan regulator industri pasar modal di dunia dan diakui sebagai organisasi yang menentukan standar global untuk industri pasar modal.
KPEI Newsletter
Rangkaian Kegiatan Ramadhan SRO. Pada bulan Ramadhan 1434 H yang jatuh di Bulan Juli – Agustus lalu, Panitia Ramadhan SRO menyelenggarakan berbagai kegiatan, diantaranya buka puasa bersama, siraman rohani, ceramah dzuhur dan lomba membaca Quran.