PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Edisi 3
indeks >> Risiko 1 Mengendalikan Penyelesaian Transaksi Bursa
3 4 5
I
Tr i w u l a n III
l
2013
Mekanisme Perhitungan Trading Limit Memahami Collateral Management Knowledge Management Kuartal II 2013
6 7
Struktur Organisasi KPEI 2013 Statistik
8
Kilas Peristiwa
art i k e l utama
Mengendalikan Risiko Penyelesaian Transaksi Bursa
K
0108010101010101010105550 10 1 01 01 0104010101010101010101010 01 1 01 01 101010101010109 0 1 0 1 0 2 01 010 01 0 2 10101010101010101 01 01010 01 0101
10101010 10 010 0 01 0 1 0 0 1 0 01 1011 01 101 00 001031001 010 01 1 0 01 010010 100 0 11 10 01 00 10
0 01 0 1 01 0 1 01 01 11 01 01 10 1 01 01 010 00 01 101 01 01 01 10 11 01 01 10 010 101 1 1 00 1
M
enyediakan jasa kliring dan penjaminan untuk penyelesaian transaksi di bursa efek di Indonesia. Itulah tugas yang diamanatkan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Bukan sebuah tugas yang mudah tentu saja. Tugas dan fungsi KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. “Dalam menjalankan fungsinya sebagai LKP, pengem bangan manajemen risiko tetap menjadi agenda prioritas KPEI. KPEI akan terus menyesuaikan diri dengan tren infrastruktur pasar modal regional dan global, seperti reko mendasi Committee on Payment and Settlement Systems – Bank of International Settlements (BIS) dan International Organization of Securities Commissions (IOSCO) mengenai Principles for Market Infrastruc tures,” ujar Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi. Anggota Bursa Mengemban fungsi penjamiyang menjadi nan penyelesaian transaksi bursa, Anggota Kliring KPEI tentunya mempunyai perang wajib memenuhi sejumlah kat untuk menjalankan fungsinya persyaratan sebagai LKP. Direktur KPEI, Indria yang telah ni Darmawati menjelaskan, ada be ditetapkan. berapa perangkat pengendalian risiko yang dimiliki KPEI.
STOC
Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) terdapat risiko-risiko yang harus diantisipasi oleh KPEI, yakni risiko kredit, likuiditas, dan pasar. Bagaimana cara KPEI mengendalikannya?
Pertama, persyaratan keanggotaan. Anggota Bursa (AB) yang menjadi Anggota Kliring (AK) wajib memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu, AK juga wajib menyerahkan sejumlah agunan kepada KPEI. Ada yang bersifat wajib yaitu minimum cash collateral dalam bentuk kas dan setara kas. KPEI juga menerapkan mekanisme perhitungan risiko untuk agunan yang ditempatkan AK di KPEI, seperti saham dan obligasi.
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 artikel utama EDITORIAL Para stakeholders KPEI, memasuki kuartal ketiga tahun 2013, KPEI Newsletter menerbitkan edisi ketiganya. Pada edisi ini, fokus pembahasan KPEI Newsletter adalah layanan manajemen risiko KPEI. Dimulai dari latar be lakang dan overview, penerapan trading limit sebagai salah satu perangkat yang digunakan untuk manajemen risiko, serta kolom edukasi mengenai collateral ma nagement. Pada edisi ketiga ini, KPEI Newsletter menampilkan struktur organisasi KPEI 2013 serta ulasan kegiatan Knowledge Ma nagement. Pada 4 Juni 2013 KPEI juga telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan serta menerbitkan Laporan Tahunan perusahaan untuk tahun buku 2012. Akhir kata, besar harapan kami melalui KPEI Newsletter edisi ketiga ini, pembaca dapat memperdalam pengetahuan me ngenai KPEI, khususnya terkait peran KPEI dalam menjalankan fungsi Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. Hormat kami, Redaksi
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat: Direksi PT KPEI Penanggung Jawab: Unit Sekretaris Perusahaan Dewan Redaksi: Razif Yunus, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Mutia Resty Alamat Redaksi & Sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120 Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email:
[email protected] website www.kpei.co.id
KPEI Newsletter
Tak hanya itu, KPEI pun menetapAK. Setiap order AK akan mengurangi trading limit, jika kedua risk charge, kan batasan transaksi atau trading limit kepada masing-masing AK sebagai baik risk charge AK maupun risk salah satu mekanisme pengendalian charge saham, termasuk dalam kate risiko. Kemudian KPEI juga menerapgori berisiko. Tetapi jika kombinasi kan cadangan jaminan yang merupa salah satunya (risk charge AK atau risk kan dana tunai yang dicadangkan dari charge saham) tidak berisiko, maka keuntungan (laba bersih) KPEI setiap transaksi yang dilakukan tidak akan tahunnya. Mekanisme penentuan be mengurangi trading limit. “Yang akan sarannya, diusulkan oleh Komite Kebimengurangi trading limit adalah jika jakan Kredit dan Pengendalian Risiko AK berisiko dan bertransaksi saham dan kemudian diputuskan dalam Rapat yang berisiko,” papar Indriani. Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun an perusahaan. “Jadi ada persyaratan Rencana Pengembangan keanggotaan, ada agunan, perhitung Risk Management di KPEI an trading limit, dan cadangan jamin Indriani mengatakan pada tahun an,” ujar Indriani. 2012, KPEI melakukan implementasi Selain perangkat yang telah diseStraight Through Processing (STP), sebutkan, ada lagi perangkat terakhir dari hingga fokus tahun ini adalah pengembangan lanjutan. Selan pengendalian risiko yang diterapkan KPEI, yang jutnya, secara bertahap KPEI akan melakukan eva merupakan the last resort, Metode trading limit yang digunakan luasi terhadap parameteryaitu dana jaminan. Dana saat ini sudah jaminan ini merupakan parameter risiko yang dimemperhitungkan dana yang dikutip dari implementasikan saat ini. risiko hingga level tiap transaksi yang terja Kemudian KPEI juga nasabah, antar di dan digunakan untuk mempunyai tugas mela pasar (cross market) dan menggunakan fungsi penjaminan dan pekukan back test dan stress metode yang nyelesaian transaksi bursa. test, sesuai yang disyaratdirekomendasikan Dana ini bukan milik KPEI, kan standar international. oleh standar melainkan milik industri Backtest dilakukan untuk internasional yaitu pasar modal. Konsekuensi memastikan model valuValue at Risk (VaR). nya adalah pembukuan asi risiko yang diterapkan dan pencatatannya terpi oleh KPEI akurat. “Jadi sah dengan aset perusahaan dan ada sekarang kita sedang melakukan re peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan view itu, lalu persiapan backtest dan (OJK) yang mengatur mengenai dana stress test. Stress test dimaksudkan ini. Selain itu, KPEI juga memiliki Komite untuk melihat, dalam kondisi market Kebijakan Kredit dan Pengendalian stress, efeknya terhadap risiko yang harus ditanggung dan terhadap kecukup Risiko yang setiap bulan mengadakan pertemuan dan melaporkan posisi dana an dana jaminan,” ujarnya. jaminan beserta pengelolaannya. Selain itu, KPEI saat ini juga terus melakukan kajian untuk pengembanTrading Limit gan. Terutama terkait pengembangan Trading limit adalah batasan nilai collateral management. Setelah rekotransaksi yang ditentukan KPEI untuk mendasi kajian disetujui OJK, kata Indrimasing-masing AK. Besarnya trading ani, baru akan dimulai pengembangan. limit bergantung pada nilai agunan dan Setelah itu, masuk ke tahap pengujian, outstanding exposure AK sebagai akibat baru menuju fase implementasi. transaksi bursa yang belum diselesaikan. “Orang sekarang bicaranya efisiensi Metode trading limit yang digunakan dan cost reduction, artinya kalau kita saat ini sudah memperhitungkan risiko mengembangkan sesuatu pasti harus hingga level nasabah, antar pasar (cross memberikan nilai tambah kepada pengguna jasa kita, Anggota Kliring market) dan menggunakan metode yang direkomendasikan oleh standar inkita. Tapi tidak mengurangi peran kita ternasional yaitu Value at Risk (VaR). sebagai regulator yang menjaga pasar Dalam penggunaan trading limit, modal kita tetap aman.” pungkas AK dikenakan risk charge, baik risk Indriani.F charge saham maupun risk charge [tim redaksi]
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 artikel khusus
Mekanisme Perhitungan Trading Limit Besaran nilai transaksi masing-masing Anggota Kliring mengacu pada posisi trading limit. Besaran nilai agunan dan posisi exposure ikut menentukan. Bagaimana mekanisme perhitungannya?
P
asar modal yang teratur, wajar dan efisien merupakan impian semua pelaku pasar dan regulator. Tentu saja untuk mencapai pasar modal yang teratur, keamanan bertransaksi menjadi komitmen KPEI sela ku Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP). Termasuk dalam hal penataan batasan transaksi Anggota Kliring (AK) yang mengacu pada kemampuan agun an masing-masing AK. Hal ini menjadi kewenangan KPEI melalui ketentuan trading limit. Trading limit sendiri sesungguhnya bukan aturan yang membatasi transaksi AK, tetapi mekanisme pengendalian risiko yang mengacu pada kemampuan finansial dan profil risiko AK bersangkutan. Trading limit adalah batasan yang mengacu pada dua komponen utama, yaitu agunan dan exposure atau risiko atas kewajiban penyelesaian AK yang bersangkutan. Komponen pertama adalah agunan milik AK, yang menjadi dasar bagi KPEI untuk menentukan besaran kemampuan AK untuk bertransaksi. Komponen ke dua, risk exposure atau margin atas transaksi bursa AK yang masih belum diselesaikan, yang menjadi pengurang terhadap nilai agunan AK. Exposure timbul dari transaksi yang dilakukan, semakin besar transaksi, semakin tinggi besaran risikonya. Agunan dapat berupa aset yang tercatat secara elektronik (agunan online) maupun dalam bentuk wujud fisik (agunan offline). Agunan online dapat berupa dana tunai atau aset lain seperti saham dan obligasi yang disimpan pada rekening AK di KSEI. AK juga dibolehkan menyerahkan agunan lain yang masuk kelompok agunan offline seperti deposito berjangka, bank garansi, atau sertifikat Bank Indonesia. Bilyet deposito harus diserahkan kepa-
da KPEI disertai surat kuasa pencairan yang ditandatangani AK sebagai pemberi kuasa, KPEI sebagai penerima kuasa, dan diketahui oleh bank penerbit bahwa sewaktu-waktu agunan tersebut dapat dicairkan jika terjadi kegagalan penyelesaian transaksi bursa. Khusus bank garansi, AK bisa mengusulkan bank penerbit tertentu, tetapi tetap mengacu pada daftar bank yang ditentukan KPEI karena berkaitan de
ngan kepercayaan atas bank tersebut. Tidak semua agunan dinilai 100% berdasarkan nilai yang diserahkan. Dana tunai dan deposito berjangka berdenominasi Rupiah dinilai 100% sesuai besarannya. Bank garansi hanya dinilai 95% dari nilainya karena tergolong tidak bisa dicairkan dalam tempo yang cepat. Sementara nilai agunan saham memperhitungkan risiko pasar serta rasio-rasio laporan keuangan saham tersebut yang dihitung dan ditetapkan oleh komite haircut setiap bulan. Hasil perhitungan dari agunan, lalu dikurangi risk exposure AK bersangkutan menjadi agunan bebas yang menjadi dasar bagi AK untuk bertransaksi. Sesuai ketentuan, setiap AK akan diberikan faktor pengali (Uplift Factor) sebanyak dua kali, dengan demikian jika agunan bebas sebanyak Rp 6 miliar maka trading limit menjadi
Rp 12 miliar. “Tidak ada batasan maksimum untuk trading limit, tetapi ada batas minimum untuk cash collateral yaitu ditetapkan senilai 10% (sepuluh persen) dari rata-rata nilai penyelesaian harian (kewajiban serah efek dan serah dana) setiap AK selama 6 bulan terakhir atau sekurang-kurangnya Rp 1 miliar,” ujar Roni Gunardi, Kepala Divisi Penjaminan dan Pengelolaan Risiko. Perlu diketahui bahwa nilai trad ing limit tersebut bisa berubah setiap saat tergantung dari berapa besar transaksi AK dan tingkat risiko agunan yang diserahkan. Nilai agunan saham dipengaruhi oleh harga saham yang berfluktuasi. Hasil perhitungan trading limit ini dikirim KPEI ke BEI sebelum perdagangan dimulai setiap hari, memanfaatkan sistem pre-deal check. Pre-deal check merupakan sistem inter face antara KPEI dengan BEI. Setiap transaksi yang dilaksanakan (matched) dari AK, dikirim BEI ke KPEI untuk dihitung posisi trading limit selanjutnya dikirim lagi ke sistem perdagangan BEI. Mekanisme pengiriman dilakukan secara berkala; yaitu sekitar 15 menit. Perhitungan posisi trading limit menggunakan sistem pendukung risk management system. Sementara bagi AK, bisa memperoleh laporan posisi trading limit dari KPEI menggunakan sistem member interface yang berbasis web yang dapat diakses setiap saat. Dengan demikian, masing-masing AK dapat mengetahui posisi trading limit setiap saat. “Data yang diperoleh dari dua sisi yakni berdasarkan perhitungan KPEI dan posisi terakhir trading limit berdasarkan perkembangan transaksi di BEI,” lanjut Roni. Meski ketentuan seputar trading limit telah disosialisaikan KPEI sejak masa persiapan implementasi STP awal tahun 2012, namun hingga kini KPEI masih scara rutin mengadakan pelatih an bagi AK untuk memastikan pemahaman AK atas metode pengendalian risiko KPEI tersebut.F [tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 edukasi
Memahami Collateral Management Dalam industri keuangan, collateral management merupakan proses penting untuk mengurangi risiko kredit counterparty. Apa saja komponen utama collateral management?
C
Mitig atio n
n atio cili n co Re
Communication
KPEI Newsletter
Collateral Management
on ati alu
[3] Penghitungan Agunan Biasanya, sistem collateral mana gement terintegrasi dengan data
Allo ca tio
Calculation
[2] Alokasi Agunan Langkah selanjutnya proses pengalokasian agunan. Sejumlah validasi dilakukan pada tahap ini untuk mengevaluasi agunan berdasarkan dokumentasi yang telah disusun dan disepakati.
ation Coll
Ev
Komponen Utama Collateral Management [1] Collation/Dokumentasi dan Perjanjian Agunan Perjanjian agunan dimulai de ngan dokumentasi yang akan me nentukan seluruh prasyarat untuk dimasukkan ke dalam perjanjian, frekuensi margin call, pengaplikasi an haircut terhadap agunan, valuasi/penilaian berdasarkan mark to market, serta penyelesaian perjanjian dan terminasi.
[6] Rekonsiliasi Rekonsiliasi merupakan proses dimana sistem melakukan pengendalian apabila siklus agunan telah dilakukan dengan sempurna.
n
ollateral atau agunan merupa kan istilah yang umum diguna kan untuk mendeskripsikan aset-aset yang digunakan sebagai ja minan dari sebuah pinjaman dan dapat berupa properti, uang tunai maupun efek. Dalam kasus dimana peminjam (borrower) gagal untuk mengembali kan pinjamannya, maka pemberi pinjaman (lender) memiliki hak untuk menjual agunan yang telah dijamin kan untuk kemudian mendapatkan pengembalian pinjaman yang dimiliki oleh borrower. Dalam pasar modal Indonesia, pengelolaan agunan dilakukan oleh KPEI sebagai salah satu metode pengendalian risiko kegagal an penyelesaian transaksi bursa. Col lateral management merupakan pro ses penting yang diharapkan dapat mengurangi risiko kredit counterparty dengan menempatkan agunan sebagai jaminan uang yang dipinjam.
tuk menciptakan komunikasi yang efektif antar pihak yang bertran saksi (counterparty communicati ons). Saat fluktuasi pasar meningkat, sistem komunikasi yang akurat harus dimiliki oleh masing-masing pihak.
The Collateral Workflow
pasar yang real time dari berbagai sistem penyedia data. Selanjutnya, sistem akan menghitung nilai portofolio agunan berdasarkan data tersebut, yang dikenal dengan proses marked-to-market (MTM). Berdasarkan terjadinya berbagai perubahan nilai pasar, nilai collate ral yang dialokasikan pun akan te rus disesuaikan dan apabila diperlukan akan dilakukan margin call. [4] Optimasi dan Evaluasi Agunan Pengaplikasian sistem collate ral management harus berjalan de ngan baik untuk mengevaluasi dan mengoptimasi agunan yang dibutuhkan untuk proses alokasi. [5] Counterparty Communications Salah satu fitur yang paling esensial dari sistem collateral mana gement adalah kemampuannya un-
Seiring dengan perkembangan pa sar modal, peningkatan sumber daya perlu diinvestasikan sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi sistem collateral management yang ada saat ini dan untuk menangani peningkatan volume transaksi bursa. Ke depan, untuk dapat bersaing dalam pasar regional dan global, perlu dilakukannya sejumlah inovasi metodologi collateral management se bagai upaya untuk mendapatkan posisi dalam persaingan dengan partisipan lainnya. Kompetensi dalam keunggul an teknologi yang diimplementasikan bersamaan dengan proses Straight Through Processing (STP), cross asset collateralization dan outsourcing se bagai upaya efektif dalam proses colla teral management mampu menawarkan perusahaan sebuah metode dengan biaya yang efektif untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dan persaingan dalam mengembangkan sistem collateral management. Selain itu untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam skala global, setiap perusahaan efek dituntut untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang aspek fungsional dari collateral management, seperti perhitungan exposure, margin call, serta prosedur manajemen risiko. Inisia tif seperti ini merupakan bagian dari pengembangan secara berkelanjutan yang tidak hanya memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan efek untuk dapat lebih unggul dari para pesaingnya, tetapi juga dapat menurunkan keseluruhan risiko dalam industri pasar modal.F [tim redaksi]
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 edukasi
Knowledge Management Kuartal II 2013 olahraga bulutangkis, squash, futsal, dan tenis meja. Untuk hobby fotografi, CoP Hobby mengadakan Coaching Clinic dan sharing fotografi mingguan serta mengadakan hunting fotografi bersama di pantai Sawarna yang turut me ngundang pengajar fotografi profesional.
Kegiatan Knowledge Management atau KLIK kuartal kedua ditandai dengan kehadiran Community of Practice (CoP) baru bernama CoP Art Station (COPAS).
l
K
omitmen KPEI untuk senantiasa menjadi organisasi pembelajar melalui inisiatif Knowledge Management (KM) atau KLIK terus dikembangkan sepanjang kuartal ke dua (April – Juni) 2013. Program KLIK yang telah dilaksanakan perusahaan di antaranya Sharing KM antara kar yawan KPEI serta kegiatan Community of Practice (CoP). Sharing KM yang dikoordinasikan oleh KLIK team sepanjang kuartal kedua 2013 meliputi Analisa Laporan Keuangan, Sistem Monitoring, Sosiali sasi Workflow ISO Document ControlKM Portal, Email Security, Enterprise Risk Management, Prosedur Operasi Standar (POS), dan Workshop Pembuat an POS. Sementara untuk kegiatan COP yang terdapat di KPEI mencakup CoP Manajemen Risiko, CoP Investasi, CoP Bahasa dan CoP Hobby (Fotografi, Olahraga dan Kesenian) sepanjang kuartal II 2013 adalah sebagai be rikut: l
COP Manajemen Risiko (MARCO) Meeting Rutin MARCO untuk membahas berbagai topik terkait Risk Management seperti Multi le vel Marketing (MLM) Versus Money Game, Legal Risk dan Financial Risk. Sharing internal juga dilaksanakan
dengan topik Enterprise Risk Ma nagement (ERM). Kegiatan pada kuartal kedua ini juga melibatkan pihak eksternal yakni dengan melakukan kunjungan ke perusahaan sekuritias untuk mempelajari pengelolaan risiko nasabah perusahaan sekuritas. Ada pula kegiatan menonton film bersama dan diskusi mengenai isi film terkait krisis global subprime mortgage 2008. l
CoP Investasi (COPIN) Pada kuartal kedua ini COPIN telah mengadakan sharing internal KPEI dengan topik ‘Properti dan investasi lainnya’. Peluang investasi yang dimulai untuk karyawan pada kuartal kedua ini adalah arisan emas. Tak hanya, itu acara COPIN ini juga turut mengundang narasumber eksternal untuk melakukan sharing dengan topik Financial Planning: Menabung Saja Tidak Cukup, serta sharing terkait reksa dana yang menghadirkan agen penjual reksadana. Kegiatan lain yang dilakukan sepanjang kuartal kedua ini adalah pengadaan buku terkait investasi.
l
CoP Hobby CoP hobby terus menyelenggarakan latihan mingguan untuk
CoP Bahasa COP Bahasa diisi dengan kegi atan KPEI’s Fun Corner dengan topic concert dan Korean movies, sebagai sarana diskusi yang fun guna melatih karyawan KPEI untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris.
Pembentukan CoP Art Station (COPAS) KPEI telah meresmikan satu CoP baru sebagai ajang berkreasi karyawan KPEI yaitu CoP Art Station (COPAS). COPAS dibentuk atas inisiatif dari karyawan KPEI yang mempunyai kecintaan, hobi dan minat terhadap kesenian, baik itu musik, tari, ataupun disiplin ilmu seni lainnya. Dalam perjalanannya, kegiatan COPAS difokuskan pada kegiatan musik dan tari, meskipun nantinya tidak menutup kemungkinan untuk merambah bidang seni lain. Se bagai salah satu wadah dalam kegiatan knowledge sharing, COPAS juga dibentuk dengan semangat “dari kita untuk kita”. Diharapkan dari wadah COPAS ini akan muncul semangat knowledge sharing di lingkungan KPEI khususnya di bidang kesenian. Kegiatan-kegiatan yang telah dan akan COPAS jalani antara lain Latihan KPEI Band, Latihan Tari Tradisional, dan Coaching Clinic. Pada kegiatan Family Gathering KPEI di Bandung, tanggal 22 Juli 2013 yang lalu, COPAS turut hadir dan memeriahkan acara Family Gathe ring tersebut, dimana ditampilkan Tari Tradisional dan KPEI Band sebagai per sembahan COPAS.F [tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 profil
Struktur Organisasi KPEI Tahun 2013 Struktur organisasi KPEI mengalami sejumlah perubahan strategis. Perubahan ini bertujuan agar aktivitas perusahaan sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) lebih terfokus guna mencapai tujuan perusahaan.
P
erubahan struktur organisasi perusahaan dilaksanakan untuk menjawab tantangan perubah an dan mendukung pertumbuhan pa sar modal. Menyikapi perkembangan pasar modal terkini, KPEI sebagai LKP telah memutuskan untuk melakukan perubahan struktur organisasi perusahaan pada tahun 2013. Perubahan struktur organisasi KPEI ini merupakan salah satu hasil pembelajaran organisasi, terutama sejak implementasi Straight Through Process ing (STP) pada 15 Juni 2012. Implementasi STP menjadi dasar perubahan struktur organisasi karena merupakan titik balik perubahan cara KPEI menjalankan bisnis dibandingkan dari cara lama. Sebelumnya KPEI mempunyai banyak sistem yang masih berdiri sendiri, belum terintegrasi. Integrasi tentu berkaitan dengan kegiatan otomasi. Dengan sistem sekarang yang telah terotomasi dan terintegrasi dengan baik, cara kerja dengan intervensi manual menjadi semakin minim. Apalagi, sejalan dengan implemen tasi STP, infrastruktur kerja KPEI sudah
berbeda seiring proses pengembangan yang telah ditempuh sejauh ini. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam semua lini dan kegiatan usaha membuat banyak aspek dijalankan secara otomasi dan cara melaksanakannya juga mengalami perubahan. Bagian pengendalian risiko misalnya, yang dahulu lebih banyak melibatkan pekerjaan manual, kini sudah terotomasi dan bersifat real time. Sifat pekerjaan di ba-
gian Pengendalian Risiko lebih banyak pada sisi monitoring. Untuk menunjang pekerjaan seperti ini, pengetahuan dan fokus sumber daya manusia pun perlu disesuaikan. Sebelumnya, kesibukan rutinitas membuat tim KPEI menjadi kurang fokus. Saat mengembangkan suatu sistem misalnya, uji coba dilakukan oleh unit operasional yang juga memiliki tanggung jawab pada kegiatan operasional harian dan mengakibatkan kegiatan pengembangan membutuhkan proses lebih lama dan tentu saja kurang efisien. Menyadari kekurangan tersebut, dibentuk forum focus group discussion yang hasilnya mengerucut pada keputusan untuk pengembangan organisasi supaya lebih fokus dan lebih efektif. Hasilnya kemudian terbentuk 4 divisi baru berdasarkan kebutuhan untuk menopang berbagai target perusahaan yang ingin dicapai, yaitu: Divisi Riset dan Pengembagan (RPB), Divisi Pengembangan Teknologi Informasi (PTI), Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum (SUM), dan Unit Sekretaris Perusahaan (SPE). Perubahan ini diharapkan bisa mendorong efektivitas kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan KPEI sebagai LKP di pasar modal Indonesia.F [tim redaksi]
Struktur Organisasi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DEWAN KOMISARIS
Satuan Pemeriksa Internal
DIREKTUR UTAMA
Sekretaris Perusahaan
DIREKTUR I
KOMITE AUDIT DEWAN DIREKSI
DIREKTUR II
Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko Komite Haircut
General Manager Operasional
Divisi Hukum dan Keanggotaan
Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek
Divisi Keuangan dan Akuntansi
Divisi Operasional Teknologi Informasi
Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis
Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum
Divisi Penjaminan dan Pengelolaan Risiko
Divisi Pengembangan Teknologi Informasi
Unit Hukum
Unit Equity
Unit Keuangan
Unit Operasional dan Administrasi Sistem
Unit Riset dan Perencanaan Strategis
Unit Sumber Daya Manusia
Unit Pengelolaan Dana Jaminan dan Agunan
Unit Pengembangan Sistem Bisnis
Unit Keanggotaan dan Kepatuhan
Unit Surat Utang dan Derivatif
Unit Akuntansi
Unit Dukungan Teknis
Unit Pengembangan Bisnis dan Manajemen Proyek
Unit Urusan Umum
Unit Analisis Risiko
Unit Penjaminan Mutu
Unit Pinjam Meminjam Efek dan REPO
KPEI Newsletter
Unit Dukungan Aplikasi
Unit Pemantauan Risiko
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 statistik
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA 2013 TRANSAKSI BURSA
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
Frekuensi
Volume
Nilai
20,861,571
799,454,973,587
862,711,290,235,288
Tertinggi Harian
238,248
14,554,599,583
21,010,024,045,620
4,230,349,500
Rata-rata Harian
169,606
6,499,633,932
7,013,912,928,742
Terendah Harian
100,779
34,562,333,467
2,801,818,853,957
Total 2013
Volume
EFISIENSI
Nilai
Volume (%) Nilai (%)
325,010,906,000 411,271,348,749,000
48.65
39.57
6,968,381,258,500
68.51
49.52
2,642,365,089
3,343,669,502,024
47.60
39.34
1,527,695,500
1,485,691,864,500
40.07
32.95
* Data sampai dengan 28 Juni 2013
Fasilitas Intraday 2013
Alternate Cash Settlement (ACS) 2013 ACS (% Dari Penyelesaian)
ACS Nilai
Volume
Nilai
AK Serah
AK Terima
9,481,881 31,603,538,375 2,399,000 15,842,968,750 77,720 259,045,397
0.003
0.008
20
71
0.095
0.487
2
25
0.002
0.007
0.16
0.58
-
-
-
-
Volume
Total 2013 Tertinggi harian Rata-rata harian
Jumlah AK (ACS)
Terendah harian
-
-
Total Penggunaan
102,549,897,935,000
Rata-Rata Bulanan
17,091,649,655,833
Rata-Rata Harian
1,014,589,573,421 * Data sampai dengan 28 Juni 2013
* Data sampai dengan 28 Juni 2013
POSISI DANA JAMINAN 2013 Jenis Pasar
Komitmen KPEI untuk terus memperkuat peran dan fungsinya selaku lembaga kliring dan penjaminan (LKP) dan selaku self regulatory organization (SRO) di pasar modal Indonesia, diwujudkan melalui langkah dan upaya nyata yang dilakukan perusahaan. Rangkuman kegiatan, pencapaian kinerja dan keberhasilan KPEI, serta laporan keuangan perusahaan tahun 2012, di sajikan di dalam laporan Tahunan 2012 yang telah terbit dan dapat diakses di website KPEI www.kpei.co.id.
Nilai
Ekuiti
2,121,872,479,199.59
KBIE
1,093,539,813.54
Obligasi
1,087,103.00
Grand Total
2,122,967,106,116.13
POSISI CADANGAN JAMINAN 2013 Nilai
Cadangan Jaminan
121,898,894,182.25 * Data per tanggal 28 Juni 2013
KOMPOSISI AGUNAN ONLINE 2013 Jenis Instrumen
Uang Saham Obligasi Grand Total
Nilai Agunan
Persentase (%)
777,547,016.27
0.01
8,172,795,255,684.34
98.42
130,077,894,130.00
1.57
8,303,650,696,830.61
100
* Data per tanggal 28 Juni 2013
KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE 2013 Jenis Instrumen
Nilai Agunan
Persentase (%)
Bank Garansi
5,707,875,500,000.00
80.13
Deposito
1,200,419,999,212.60
16.85
203,748,667,678.61
2.86
11,600,000,000.00 7,123,644,166,891.20
0.16
Agunan Minimum Kas Seat BEI Grand Total
100
* Data per tanggal 28 Juni 2013
Transaksi Pinjam Meminjam Efek 2013 Bulan
Total Frekuensi
Rata-Rata Harian Nilai
Volume
Jumlah Hari
Nilai
Volume
Januari
33,312,695,000.00
6,260,000.00
42
1,074,603,064.52
201,935.48
31
Februari
30,869,085,000.00
4,859,500.00
57
1,102,467,321.43
173,553.57
28
Maret
68,211,407,500.00
32,098,500.00
85
2,200,367,983.87
1,035,435.48
31
April
23,627,280,000.00
7,335,000.00
70
787,567,000.00
245,166.67
30
Mei
24,519,198,000.00
9,307,000.00
94
790,941,870.97
300,225.81
31
Juni
59,222,304,500.00
23,482,500.00
74
2,115,082,303.57
838,660.71
30
Total
239,761,970,000.00
83,362,500.00
422 * Data sampai dengan 28 Juni 2013
KPEI Newsletter
I
Edisi 3 Triwulan III l 2013 kilas peristi w a
12th ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting ke-12 dilaksanakan di Hotel Shangri La Jakarta pada tanggal 23-24 April 2013, membahas berbagai isu pengembangan pasar obligasi di wilayah ASEAN+3. Kegiatan tersebut diselenggarakan melalui kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan, Asian Development Bank (ADB) dan Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal.
Focus Group Discussion (FGD) Pinjam Meminjam Efek (PME). Pada 10 April 2013, KPEI mengadakan acara sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) terkait Pinjam Meminjam Efek (PME) di Ruang Rapat Utama KPEI. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Anggota PME dan Bank Kustodian.
12th Central Securities Depository (CSD) Saint Petersburgh, Rusia. Pada tanggal 29-31 Mei International Exchange, Bank and Penandatanganan MoU KPEI-CDS Iran
Insurance
Exhibition
(FIIF)
dan
Hasan Fawzi selaku Direktur Utama KPEI menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Hamed Soltani Nejad selaku President and CEO dari Central Securities Depository Of Iran (CSDI) di Tehran, Iran, Rabu 8 Mei 2013.
2013, Konferensi Central Securities Depository (CSD) ke12 diselenggarakan bertempat di Saint Petersburg, Rusia. Acara yang dihadiri perwakilan berbagai negara tersebut membahas mengenai tantangan regional dan global bagi CSD, risk management CSD dan collateral management.
Capacity Building Anggota Bursa. BEI, KPEI dan KSEI mengadakan capacity building pagi para direktur anggota bursa bertempat di Sydney, Australia pada tanggal 5 Juni hingga 8 Juni 2013. Capacity Building bertujuan menjalin kerjasama yang lebih baik antara BEI, KPEI dan anggota bursa.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) KPEI Pada hari Selasa, 4 Juni 2013, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) me nyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST tersebut diselenggarakan di ruang rapat Dwarawati Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rapat dimulai pukul 14.00 WIB dan dipimpin oleh Komisaris Utama KPEI, Harry Wiguna. Rapat tersebut dihadiri oleh pemegang saham tunggal KPEI yaitu BEI, dewan komisaris dan direktur KPEI.
KILAS PERISTIWA APRIL – JUNI 2013 l l l l l l l l l
Pelatihan “Developing A Bilateral Scheme For SLB”, Seoul – Korea: 2-4 April 2013 Pembukaan Sekolah Pasar Modal 2013, Jakarta: 10 April 2013 US SEC 2013 International Institute for Market Development, Washington DC – Amerika: 15-25 April 2013 Workshop Wartawan KPEI bersama SRO, Jakarta: 29 April 2013 Institutional Investor Day 2013, Jakarta: 1-2 Mei 2013 15th ACG Cross Training, Hangzhou – China: 14-16 Mei 2013 Sosialisasi Pengembangan Penyelesaian Transaksi Bursa: Konfirmasi-Afirmasi, Jakarta: 30 Mei 2013 Training Razor, Sydney – Australia: 10-14 Juni 2013 Syukuran HUT Pertama Straight Through Processing (STP), Jakarta: 15 Juni 2013
KPEI Newsletter
Penarikan Undian Gemilang Investa Bursa Periode II. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama KPEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan penarikan undian Gemilang Investa Bursa Periode II di Ruang Seminar Gedung Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juni 2013.