Hubungan Kebiasaan Menonton Tayangan Televisi Dengan Kreativitas Kognitif Anak Prasekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
(Isma Nur Rosalina*, Dewi Puspita**, Priyanto**) *Mahasiswa PSIK Stikes ngudi waluyo ungaran **Dosen Stikes ngudi waluyo ungaran
ABSTRACT Preschoolers will get to know the world by playing which able to develop physical, emotionaland mentalmaturity so that they will grows into creative, intelligent and innovative children. Watching television is one of the passive games that can affect brain development and reduce creativity. The purpose of this study is to find the correlation between watching television habit and cognitive creativity in preschoolers at Tunas Harapan Kindergarten Pringapus. This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The data was collected during August 2014, with minimum sampling technique while the samples were 27 preschoolers at the Tunas HarapanKindergarten Pringapus. The data analysis used Fisher Exact test. The results of this study indicate that watching television habit at the Tunas Harapan Kindergarten Pringapusin the category of good by 10 respondents (37%) and category of poor by 17 respondents (63%). For the cognitive creativity in the category of good as many as 14 respondents (51.9%) and category of not good by 13 respondents (48.1%). Based on the Fisher Exact testobtained p-value of 0.004 (p-value<0.05), it can be concluded that there is a correlation between watching television habit and cognitive creativity in preschoolers at Tunas Harapan Kindergarten Pringapus. Based on these results, the parents are expected to control the watching television habit for their children so as not to reduce their creativity. Keywords : Watching television habit, Cognitivecreativity, Preschooler Bibliographies : 19 (2004-2013)
ABSTRAK Anak usia prasekolah akan mengenal dunia dengan bermain, mampu mengembangkan kematangan fisik, emosional dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif. Menonton tayangan televisi merupakan salah permainan yang bersifat pasif sehingga bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak anak dan mengurangi kreativitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan kebiasaan menonton tayangan televisi dengan kreativitas kognitif anak prasekolah di TK Tunas harapan pringapus. HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
Jenis penelitian ini adalah descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan agustus 2014 dengan teknik minimal sampling dengan jumlah sampel 27 sampel anak di TK Tunas harapan pringapus. Analisis ini menggunakan Fisher Exact. Hasilpenelitianmenunjukanbahwakebiasaan menonton tayangan televisi di TK Tunas harapan pringapus kategori baik sebanyak 10 (37 %) dan kategori buruk sebanyak 17 (63 %). Sedangkan kreativitas kognitif kategori baik sebanyak 14 (51,9 %) dan kategori kurang baik sebanyak 13 (48,1 %). Berdasarkan Fisher Exact di dapatkan nilai p value sebesar 0,004 ( p value< 0,05) maka dapat disimpulakan bahwa ada hubungan kebiasaan menonton tayangan televisi dengan kreativitas kognitif anak prasekolah di TK tunas harapan pringapus. Berdasarkan hasil tersebut diharapakan kepada orang tua untuk mengontrol kebiasaan menonton tayangan televisi pada anak agar tidak mengurangi kretivitas pada anak.
Katakunci
: Kebiasaan menonton tayangan televisi, kretivitas kognitif, anak prasekolah
Kepustakaan : 19 (2004-2013)
sesuai dari permainan yang ada dan
LATAR BELAKANG Anak akan mengenal dunia dengan bermain,
mampu
mengembangkan
mampu
memodifikasi
objek
digunakan dalam permainan sehingga anak
kematangan fisik, emosional dan mental
akan
sehingga akan membuat anak tumbuh
permainan.1
menjadi anak yang kreatif, cerdas dan
menghambat
penuh inovatif. Selama bermain anak perlu
kebiasaan menonton televisi.
diperhatikan kekurangan dan kelebihan dalam
bermain.
Permainan
yang
lebih
kreatif Salah
melalui satu
kreativitas
Meningkatnya
jam
faktor anak
yang
model yang adalah
anak
harus
habiskan di depan TV sudah jadi fenomena
menstimulasi perkembangan kreativitas
global, dan sebagian pecandu TV paling
anak serta perkembangan mental dan
akut adalah anak-anak. Winn mengutip
emosional
sehingga orang tua harus
hasil riset Nielsen terakhir (sebelum tahun
mengarahkan agar sesuai dengan proses
2002) bahwa di Amerika, anak-anak
kematangan
tersebut.
kategori usia 2-5 tahun rata-rata menonton
Bermain dapat meningkatkan kreativitas di
TV 21,8 jam per pekan; kategori 6-11
mana anak mulai belajar menciptakan
tahun 18,3 jam. Persentase anak usia 9
perkembangan
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
tahun yang menonton TV 3-5 jam per hari
menjadikan kendali otak anak lemah.
naik signifikan dari 39% tahun 1982
Sementara pada saat yang sama otak anak
menjadi 47% tahun 1999. Di Indonesia,
juga mengalami kelelahan sehingga tidak
menurut rilis data dari Komisioner Komisi
siap
Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Azimah
menurunkan kreativitas kognitif mereka..4
Subagijo,
Indonesia
Hal ini menunjukan bahwa pada jaman
menonton TV juga meningkat dari 22-26
sekarang menonton televisi sudah menjadi
jam/pekan
kebiasaan
intensitas
tahun
anak
1997
menjadi
35
belajar
yang
untuk
pada
akhirnya
anak-anak
dan
ini
jam/pekan pada tahun 2011 (sekitar 4,5
menjadikan anak untuk malas belajar
jam). Padahal, batas
yang
sehingga menurunkan kreativitas kognitif
diperbolehkan para ahli yaitu waktu anak
anak. Hal ini yang mendasari peneliti
menonton adalah 2 jam per hari..2
untuk
maksimal
Media Televisi tidak ramah terhadap anak-anak.
Padahal
anak-anak
mengambil
judul
hubungan
kebiasaan menonton tayangan televisi dengan
kreativitas
menghabiskan sebagian besar waktunya
prasekolah di
untuk menonton Televisi. Efek Televisi
Kecamatan
bagi anak-anak antara lain mendorong
Semarang.
anak menjadi konsumtif, berpengaruh
Jenis
TK
kognitif Tunas
Pringapus
penelitian
anak Harapan
Kabupaten
ini
termasuk
semangat
deskriptif korelasi yang bertujuan untuk
belajar, membentuk pola pikir sederhana,
mengungkapkan hubungan korelatif antar
mengurangi
variabel.
terhadap
sikap,mengurangi
konsentrasi,
meningkatkan
Pendekatan
digunakan
cross
sectional.
kemungkinan obesitas atau kegemukan,
adalah
berpengaruh terhadap perkembangan otak
Pendekatan cross sectional yaitu penelitian
anak dan mengurangi kreativitas.3
yang menekankan pada waktu pengukuran
Anak Televisi
yang otaknya
terbiasa cenderung
pendekatan
yang
menonton
atau observasi data variabel independen
banyak
dan dependen hanya dengan satu kali pada
istirahat. Tidak perlu usaha yang sungguh-
satu saat.5
sungguh untuk bias menikmati tayangan
Populasi dalam penelitian ini
Televisi sehingga otak anak cenderung
semua orang tua (bapak/ibu) anak pra
malas karena terbiasa menangkap saja.
sekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan
Televisi membuat otak anak tidak terbiasa
Pringapus Kabupaten Semarang sebanyak
berpikir dan membuat anak kelebihan
54 orang. Sampel dalam penelitian ini
bahan
adalah 27 anak pra sekolah di TK Tunas
yang
tidak
seharusnya.
Ini
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
adalah
Harapan Kecamatan Pringapus Kabupaten
menggunakan teknik minimal sampel 50
Semarang
% dari populasi..6
.
Jadi
penelitian
ini
HASIL DAN PEMBAHASAN Kebiasaan Menoton Tayangan Televisi
kesimpulan
bahwa
sebagian
besar
Tabel 1Distribusi Frekuensi kebiasaan menonton tayangan televisi anak prasekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. kebiasaan menoton Persentase Frekuensi tayangan (%) televisi Baik 10 37,0 Buruk 17 63,0 Total 27 100,0 Berdasarkan tabel 5.1, dapat di ketahui
kebiasaan menonton tayangan televisi pada
bahwa dari 27 responden, yang termasuk
juga sangat mempengaruhi budaya banyak
dalam kategori
kebiasaan menonton
orang. Masalah utamanya adalah fungsi
tayangan televisi baik yaitu sebesar 10
Televisi sebagai hiburan jauh menonjol
responden (37,0%), kebiasaan menonton
dari pada peran seharusnya informatif dan
tayangan televisi buruk yaitu sebesar 17
edukasi.2
anak prasekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan
Pringapus
Kabupaten
Semarang buruk. hal ini dikarenakan untuk jaman sekarang hampir semua rumah sudah mempunyai televisi dan menonton televisi sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian bagi responden. Televisi pada masa kini adalah media yang paling banyak digunakan dan
responden (63,0%). Jadi dapat di tarik
Kreativitas kognitif Tabel 2 Distribusi Frekuensi kreativitas kognitif anak prasekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. kreativitas Persentase Frekuensi kognitif (%) Baik 14 51,9 Kurang baik 13 48,1 Total 27 100,0
kognitif baik yaitu sebesar 14 responden (51,9%), kreativitas kognitif kurang buruk yaitu sebesar 13 responden (48,1%). Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa sebagian besar kreativitas kognitifnya baik. hal pembelajaran Kecamatan
ini di
dikarenakan TK
Tunas
Pringapus
dalam Harapan
Kabupaten
Berdasarkan tabel 5.2, dapat di
Semarang mempunyai metode tersendiri
ketahui bahwa dari 27 responden, yang
seperti dengan menggunakan alat peraga
termasuk
yang memudahkan responden memahami
dalam
kategori
kreativitas
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
materi yang disampaikan guru, contoh nya
pengetahuan.8Kognitif adalah suatu proses
guru
berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menunjukan
bentuk
buah
dan
binatang sehingga anak akan berpikir dan
menghubungkan,
menjawab
barang
mempertimbangkan suatu kejadian atau
tersebut.Kreativitas atau berpikir kreatif
peristiwa. Proses kognitif berhubungan
diartikan
untuk
dengan tingkat kecerdasan (inteligensi)
melihat bermacam-macam kemungkinan
yang menandai seseorang dengan berbagai
penyelesaian
minat terutama sekali ditujukan kepada
bentuk
sebagai
kemampuan
terhadap
suatu
masalah.
menilai,
dan
belajar.9Berdasarkan
Kreativitas ini merupakan suatu bentuk
ide-ide
dan
pikiran yang sampai saat ini masih kurang
pengertian
di
mendapat perhatian dalam pendidikan
kreativitas kognitif adalah kemampuan
secara
formal.7
Kognitif
merupakan
untuk
atas,
melihat
menurut
peneliti
bermacam-macam
tingkah laku yang mengakibatkan orang
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
memperoleh
masalah yang mendukung memperoleh
pengetahuan
dibutuhkan
untuk
atau
yang
menggunakan
pengetahuan.
Tabel 3 Hubungan kebiasaan menonton tayangan televisi dengan kreativitas kognitif anak prasekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. kreativitas kognitif kebiasaan menonton Total Baik Kurang Baik tayangan televisi F % F % F Baik 9 33,3 1 3,7 10 Buruk 5 18,5 12 44,4 17 Total 14 51,8 13 48,1 27 Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui P-value= 0,004. Oleh
P-value % 100,0 0,004 100,0 100,0 karena p-value =
bahwa sebagian besar dari responden
0,004 < α (0,05) maka Ho ditolak, dan
dengan
disimpulkan
kebiasaan menonton televisinya
bahwa
hubungan
buruk yang kreatifitas kognitifnya kurang
kebiasaan
baik yaitu sebesar 44,4% (12 responden),
dengan
lebih besar dari pada responden dengan
prasekolah
kebiasaan menonton televisinya baik yang
Kecamatan
kreatifitas
Semarang. Hasil penelitian ini sesuai
kognitifnya
kurang
baik
sebanyak 3,7% (1 responden). Hasil
dengan
menoton
ada
kreativitas di
TK
tayangan kognitif Tunas
Pringapus
pernyataan
televisi anak Harapan
Kabupaten Adhim.4yang
analisis
data
dengan
mengatakan bahwa anak yang terbiasa
Fisher’s
Exact
dengan
menonton Televisi otaknya cenderung
tingkat kepercayaan 95%, didapatkan nilai
banyak istirahat. Tidak perlu usaha yang
menggunakan
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
sungguh-sungguh
untuk bisa menikmati
membuat otak anak tidak terbiasa berpikir
tayangan Televisi sehingga otak anak
dan membuat anak kelebihan bahan yang
cenderung
terbiasa
tidak seharusnya. Ini menjadikan kendali
menangkap saja. Gambar yang setiap detik
otak anak lemah. Sementara pada saat
bergerak dan berganti dengan gambar yang
yang sama otak anak juga mengalami
lain menjadikan otak anak usia sekitar satu
kelelahan sehingga tidak siap belajar yang
tahun yang pada dasarnya baru mampu
pada akhirnya menurunkan kreativitas
berkonsentrasi selama dua menit .4Televisi
kognitif mereka.4
malas
karena
kebiasaan menoton tayangan televisi
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan kebiasaan dengan
hasil
penelitian
mengenai menoton
prasekolah
di
Kecamatan
hubungan
tayangan
kreativitas
televisi
kognitif
TK
Tunas
Pringapus
dan
TK
Tunas
Harapan Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang, 14
Harapan
responden (51,9%) kreativitas kognitif
Kabupaten
baik. 3. Ada hubungan kebiasaan menonton
1. Kebiasaan menonton tayangan televisi Tunas
2. Kreativitas kognitif anak prasekolah di
anak
Semarang dapat disimpulkan bahwa :
di TK
buruk.
Harapan Kecamatan
tayangan televisi dengan kreativitas kognitif anak prasekolah di TK Tunas
Pringapus Kabupaten Semarang, 17
Harapan
responden
Kabupaten Semarang (p-value = 0,004).
(63,0%)
mempunyai
Kecamatan
SARAN
tayangan
1. Siswa dan TK Tunas Harapan
tayangan anak anak.
Penelitian ini untuk mendorong anak prasekolah untuk memunculkan ide-ide
baru
sehingga
televisi
dan
Pringapus
menonton
2. Masyarakat Penelitian ini dapat menambah
dapat
wawasan bagi masyarakat khususnya
meningkatkan kreativitas mereka, untuk
orang tua anak prasekolah dan semua
responden
orang yang berperan dalam mengasuh
yang masih mempunyai
kebiasaan menonton tayangan televisi
anak
kategori
untuk
dalam mendampingi anaknya ketika
menonton
menonton tayangan televisi yang dapat
buruk
mengurangi
diharapkan
kebiasaan
tentang bagaimana pentingnya
mengembangkan
kreativitas
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
dan
mengontrol waktu saat anak menonton
4. Ilmu Pengetahuan
televisi.
Dapat
3. Peneliti dan Tenaga Kesehatan Untuk
digunakan
sebagai
pertimbangan dalam kreativitas anak
penelitian
selanjutnya
dengan melihat kebiasaan menonton
untuk
melanjutkan
tayangan televisi sehingga dapat dipilih
penelitian ini dengan melihar faktor-
tayangan yang sesuai untuk membantu
faktor
mengembangkan
diharapkan
lain
yang
mempengaruhi
kreativitas
anak.
kreativitas kognitif anak.
5. Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan
DAFTAR PUSTAKA 1. Wong, 2009. Buku ajar keperawatan
Keperawatan
pediatrik, volume 2. Jakarta : EGC 2. Chatib, 2012. Orangtuanya manusia: melejitkan
potensi
2010.
Jakarta
:
ilmu Salemba
Medika. 6. Winarno Surakhmad. 2004. Pengantar
fitrah seorang
Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik. Bandung : Tarsito
anak. Bandung. 3. Rendro,
penelitian
kecerdasan
dan
dengan menghargai
metodologi
Beyond
borders:
7. Muhammad, 2010. Psikologi remaja
communication modernity & history.
dan
london school.
didik.Jakarta : PT, Bumi Aksara
4. Adhim,
2004.
Membuatanakgilamembaca. Bandung : PT MizanPustaka
perkembangan
peserta
8. Patmonodewo, 2003. Pendidikan anak prasekolah. Jakarta: RinekaCipta. 9.Susanto, 2012. Perkembangan anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI DENGAN KREATIVITAS KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS HARAPAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG