PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui proses orangtua mendampingi anaknya menonton televisi, hambatan yang ditemui, serta pengaruh yang terjadi pada anak. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah media literasi, anak, keluarga dalam mendampingi anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memfokuskan pada analisis studi kasus. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai 4 keluarga yang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah orangtua yang mendampingi anaknya menonton televisi, serta anak yang termasuk di dalam kategori anak-anak dalam hal menonton acara televisi, yaitu berumur 7 - 12 tahun. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pendampingan orangtua saat anak menonton televisi. Dari hasil penelitian, orangtua berusaha semaksimal mungkin mendampingi anak menonton televisi. Dalam mendampingi, orangtua menemui hambatan antara lain keterbatasan waktu dan keterbatasan pengetahuan. Selama mendampingi, komunikasi yang baik membantu orangtua mendampingi anaknya menonton televisi yang memberi pengaruh positif juga terhadap anak dalam menerima informasi. Anak mengetahui dan memahami isi media sehingga anak mendapatkan hal-hal positif dari media. Kata Kunci : Anak, Televisi, Pendampingan orangtua, Studi kasus. PENDAHULUAN Konteks Masalah Televisi ini sendiri sangat dekat dengan kehidupan anak-anak. Apalagi hampir 90% rumah tangga di Indonesia memiliki televisi di rumahnya. Hingga saat ini, aktivitas yang banyak dilakukan anak-anak pada waktu senggangnya adalah menonton televisi. Menonton televisi adalah hiburan yang murah dan mudah. Tidak heran jika jumlah yang menonton televisi di kalangan anak-anak lebih banyak dibandingkan dengan jam belajar di sekolah. Rata-rata anak-anak menghabiskan waktu menonton televisi sekitar 4-6 jam per hari (Pemakalah Konferensi nasional literasi media, 2011: 50). Dari penelitian tersebut terlihat jelas bahwa televisi itu sangat membawa dampak besar bagi kehidupan anak-anak. Mereka dengan mudahnya menerima informasi yang disiarkan dari televisi meskipun informasi itu sendiri merupakan 1
informasi yang belum saatnya mereka terima dan mereka praktekkan dalam kehidupan mereka. Disinilah peran orangtua dalam keluarga sebagai kelompok sosial pertama dimana anak tumbuh dan berkembang berperan penting dalam proses pembentukan sikap dan perilaku anak. Bagaimana orangtua mendampingi anak ketika menonton televisi agar pengetahuan dan informasi yang diterima anak dapat terkontrol sehingga sikap dan perilaku anak tetap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Perumahan Meranti Permai, kota Pematangsiantar merupakan salah satu komplek perumahan modern pertama yang dibangun di kota tersebut. Ada hal menarik dari perumahan ini bila diperhatikan adalah perumahan ini diisi dominan oleh keluarga muda yang baru memiliki anak. Keluarga di perumahan ini rata-rata hanya memiliki satu televisi dengan alasan agar aktivitas keluarga saat menonton televisi lebih terpusat. Oleh karena itu, Peneliti akan melakukan penelitian di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar dikarenakan perumahan tersebut sebagian besar dihuni oleh keluarga muda yang memiliki anak rata-rata berada pada usia sekolah dasar atau kategori anak-anak. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana aktivitas orangtua mendampingi anak menonton televisi pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar ?" Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui proses orangtua mendampingi anak dalam menonton televisi. 2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi saat orangtua mendampingi anak dalam menonton televisi. 3. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada anak akibat menonton televisi. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Antarpribadi Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” mendefenisikan komunikasi antarpribadi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (Fajar, 2009: 78). Komunikasi antarpribadi memiliki enam tujuan, yaitu: 1. Mengenal diri sendiri dan orang lain 2. Mengetahui dunia luar 3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna 4. Mengubah sikap dan perilaku 5. Bermain dan mencari hiburan 6. Membantu (Fajar, 2009 : 78-79).
2
Media Literasi Definisi literasi media menurut Aufderheide dalam kumpulan makalah literasi media di Indonesia (2011: 32-33), merupakan kemampuan untuk membuat, mengakses, menganalisa, dan melakukan evaluasi terhadap media dalam semua bentuknya. Pada penelitian Studi komparatif pengetahuan dan keterampilan media literasi oleh Mazdalifah dalam kumpulan makalah literasi media di Indonesia (2011:117-118) yang memaparkan mengenai pengetahuan media literasi dan keterampilan media literasi menyebutkan bahwa pondasi pengetahuan media literasi menurut Potter (2005) adalah seperangkat struktur pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang isi media, media industri, pengaruh media, informasi dunia nyata dan diri sendiri. Namun Potter menyoroti tiga aspek pengetahuan yang amat mendasar dalam media literasi, yaitu: pengetahuan tentang isi media, media industri dan pengaruh media. Televisi sebagai salah satu media komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Pengawasan (Surbeillance). 2. Korelasi (Correlation). 3. Penyampaian Warisan Sosial. 4. Hiburan. (Werner,2005:386-388). Selanjutnya Mazdalifah dalam kumpulan makalah literasi media di Indonesia (2011:118) mengartikan bahwa keterampilan media literasi adalah kecakapan keluarga (orang tua) dalam mendampingi anak, menjelaskan kepada anak, memilih tayangan yang baik, dan menjadwalkan kegiatan menonton televisi yang baik bagi anak. Anak Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Keluarga Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak (Ahmadi, 2007: 221) .
3
METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini merujuk kepada informan yang akan dimintai informasi berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah: 1. Orangtua dan anak di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. 2. Orangtua dalam keluarga baik Ayah maupun Ibu yang mendampingi anak dalam menonton tayangan televisi 3. Anak dari orangtua yang menjadi informan adalah berusia tujuh (7) sampai dengan dua belas (12) tahun yang termasuk kedalam kategori anak-anak. Kerangka Analisis Menurut Spardly (Sugiyono. 2007:68), unit analisis dalam penelitian ini meliputi : 1. Tempat dimana penelitian ini berlangsung. Tempat dari penelitian ini dilaksanakan adalah Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Sintar Utara, Kota Pematangsiantar. 2. Pelaku adalah orang yang sesuai dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, pelaku adalah suami atau istri yang merupakan orangtua yang mendampingi anak. 3. Kegiatan adalah aktivitas pelaku berkaitan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini ialah setiap kegiatan atau interaksi antara ayah atau ibu dalam mendampingi anak menonton tayangan televisi. Teknik Pengumpulan Data Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1.Data Primer Kriyantono (2006 : 43) menjelaskan data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu : a. Wawancara Mendalam b. Observasi 2. Data Sekunder Data Sekunder didapat dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
4
Teknik Analisis Data Methew B. Milles dan Michael Huberman membagi tiga alur dalam proses analisis data kualitatif yaitu : 1.Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan di lapangan, 2. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamatan tindakan 3. Penarikan kesimpulan, kesimpulan tergantung pada besarnya kumpulan catatan lapangan. (Patilima,2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Agge (2001), dari semua media komunikasi yang tersedia, televisi merupakan media yang paling berpengaruh bagi kehidupan manusia. Dikarenakan perkembangan televisi yang sangat cepat dari waktu ke waktu, membuat televisi memiliki dampak bagi kehidupan manusia (Ardianto, 2004:125). Televisi sebagai salah satu media komunikasi memiliki fungsi sebagai pengawasan, korelasi, penyampaian warisan sosial serta hiburan. Dibalik fungsi televisi yang merujuk kepada dampak positif, banyak juga terdapat dampak negatif yang ditimbulkannya. Konten yang tidak sesuai umur memberi banyak pengaruh negatif kepada manusia terkhusus bagi anak-anak. Senada dengan itu, menurut McQuail (2007:256) di dalam teori kultivasi yang menyatakan bahwa televisi telah mendapat tempat yang penting didalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendominasi lingkungan simbolik, menggantikan pesan (yang terdistorsi) mengenai realitas untuk pengalaman pribadi dan alat lain untuk mengetahui mengenai dunia. Teori ini melibatkan pembelajaran dan pembentukan pandangan akan realitas sosial tergantung pada keadaan dan pengalaman pribadi. Menurut teori kultivasi, televisi menjadi media utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi yang terbangun dalam diri individu tentang lingkungannya salah satunya disebabkan oleh siaran televisi. Anak-anak merupakan penonton yang sangat rentan dan mudah menerima informasi dari acara yang disiarkan di televisi. Pengetahuan dan pengalaman yang minim membuat anak sulit membedakan mana hal yang terjadi pada media dan dunia nyata. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi disaat senggang. Hal ini dibuktikan dimana rata-rata anak menghabiskan waktu menonton televisi sekitar 4-6 jam perhari (Pemakalah konferensi nasional literasi media, 2011:50). Semakin lama mereka menonton, peluang anak-anak menyerap hal negatif semakin besar terlebih tidak adanya kontrol terhadap anak yang menonton televisi tersebut. Dari kasus tersebut, peran orangtua dalam keluarga sangatlah penting dalam mendidik anak termasuk mengontrol dan membimbing anak dalam menonton televisi. Keluarga merupakan kelompok primer pertama yang ditemui anak dimana komunikasi antarpribadi yang terjadi pertama sekali berada pada keluarga. Menurut Prof. Dr. J. Verkuyl (Ahmadi, 2007:228), orangtua dalam keluarga memiliki tugas penting yaitu mengurus keperluan materi anak, menciptakan
5
"home" dan mendidik anak. Dalam hal ini, mengontrol dan membimbing anak menonton televisi termasuk ke dalam tugas mendidik oleh orangtua. Namun, untuk mengontrol dan membimbing anak menonton televisi terlebih dahulu orangtua memahami, memaknai dan mengkritisi media atau yang lebih dikenal dengan nama literasi media. Melalui pendampingan yang dilakukan kepada anak, orangtua dapat mengubah sikap dan perilaku anak. MenurutWalgito (1980), pembentukan sikap dan perubahan sikap serta tingkah laku ditentukan oleh faktor internal (diri individu sendiri) dan eksternal (Tri Dayaksini, 2003: 96). Adapun hubungan erat antara sikap dan perilaku didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak terhadap sesuatu. Tentunya, dalam proses membentuk serta mengubah sikap dan perilaku anak, terjadi komunikasi antarpribadi antara orangtua dan anak. Komunikasi antarpribadi pertama sekali dilakukan dalam ruang lingkup keluarga, yaitu mencakup komunikasi orangtua-anak, anak dengan anak, suami dengan istri. Komunikasi antarpribadi dilakukan dengan tujuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna, mengubah sikap dan perilaku, bermain dan mencari hiburan, serta membantu (fajar, 2009:78-80). Dalam proses pendampingan anak menonton televisi ini, komunikasi antarpribadi yang terjalin antara orangtua dengan anak lebih menekankan kepada tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku serta mengenal dunia luar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa keempat pasangan informan mendampingi anaknya menonton televisi dengan alasan untuk memperoleh informasi dan hiburan meskipun mengetahui dampak buruk yang dialami. Seluruh informan menggunakan keterampilan berbeda selama mendampingi anak sesuai dengan kondisi masing-masing keluarga. Seluruh pasangan merasa penting dan menjadi tanggung jawab mereka mendampingi anak sebagaimana fungsi mereka mendidik anak. Pendampingan dilakukan untuk membentuk sikap dan perilaku anak menjadi lebih baik dan mengetahui dunia luar. Dimana sikap dan perilaku dapat terbentuk dengan baik apabila adanya kedekatan hubungan antara orangtua dengan anak. Memilki sikap Keterbukaan, sikap suportif, positif, yakin, manajemen interaksi, ekspresif serta oreintasi pada orang lain membuat komunikasi antarpribadi yang dilakukan orangtua dengan anak menjadi efektif. Anak mengikuti bimbingan orangtua, anak percaya dengan arahan orangtua mengarahkan anak pada sikap dan perilaku yang baik di tengah lingkungannya. Pengetahuan dan keterampilan literasi media disertai dengan komunikasi antarpribadi yang efektif antara orangtua dengan anak akan menghasilkan anak yang juga melek akan media, kritis terhadap tayangan, tidak mudah terpengaruh, serta selektif dalam menonton. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kedekatan personal antara orangtua dan anak memudahkan anak dalam menerima informasi dari orangtua dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara orangtua dalam membimbing anak menentukan
6
2.
3.
respon anak terhadap bimbingan yang diberikan orangtuanya. Komunikasi dua arah yang terjadi antara orangtua dan anak menunjukkan respon positif dari orangtua maupun anak selama proses pendampingan. Seluruh informan sepakat bahwa pendekatan secara persuasif adalah cara yang terbaik dalam membimbing anak, tidak melalui kekerasan. Namun apabila pada kondisi tertentu tindakan persuasif tidak berhasil, langkah tegas diambil orangtua berupa mematikan televisi agar tidak ditonton anaknya, seperti yang terjadi pada keluarga JP dan NT. Bimbingan yang dilakukan orangtua sejak anaknya mulai mengenal telvisi disertai dengan kedekatan hubungan orangtua-anak membuat anak menjadi penurut dan mempercayai perkataan orangtuanya. Mengatur jam menonton sekitar 2-3 jam perhari bertujuan agar anak tidak terlalu lama menerima informasi dari televisi yang bisa berakibat buruk apabila ditonton terlalu lama. Berita, kartun dan musik adalah konten yang paling tepat bagi anak-anak yang berusia 7-12 tahun, dengan adanya perhatian khusus pada berita yang ditonton. Orangtua berupaya semaksimal mungkin berada di samping anaknya saat menonton televisi sehingga waktu anak menonton disesuaikan dengan waktu orangtua dapat mendampingi anak, yaitu dimulai sore hingga malam hari. Pendampingan ini diharapkan oleh orangtua dapat memberi pengaruh positif kepada anak, yaitu anak juga menjadi melek media sehingga menyerap hal-hal positif dari konten yang disiarkan Hambatan yang ditemui orangtua dalam mendampingi anak menonton televisi adalah keterbatasan waktu yang dimilki orangtua dikarenakan pekerjaan mereka memaksa mereka mendampingi anak menonton televisi sepulang mereka bekerja. Akibatnya, 3 dari 4 informan mulai mendampingi anaknya menonton televisi dimulai dari sore hingga malam hari walaupun pada malam hari, rata-rata acara berisi konten yang tidak sesuai kategori anak-anak. Hanya pada keluarga A dan TH lah yang membimbing anak pada siang hingga sore hari dikarenakan TH yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk mendampingi anak. Hambatan lainnya adalah keterbatasan pengetahuan orangtua mengenai suatu acara sehingga sulit menjelaskan kepada anaknya mengenai suatu hal. Pengaruh yang terjadi akibat anak menonton televisi didampingi orangtua adalah anak-anak menjadi lebih memahami dan mengetahui hal yang baik dari acara yang disiarkan ditelevisi. Mereka lebih kritis terhadap media, seperti pada R yang tidak suka acara sinetron karena isinya tidak baik dan tidak sesuai dengan realita yang dia temui. Anak-anak tidak gampang terpengaruh hal buruk dari siaran di televisi karena mereka sudah lebih paham mengenai hal yang baik dan tidak baik. Walaupun pada keluarga JP dan NT sempat terjadi perilaku tidak baik yang ditunjukkan oleh A, namun setelah penjelasan serta pengaturan waktu menonton dan acara yang ditonton, A menjadi mengerti dan paham serta tidak lagi melakukan perbuatan yang sama.
7
Saran Beberapa saran yang ingin disampaikan penulis adalah: 1. Saran penelitian, penelitian selanjutnya lebih memperhatikan kondisi wawancara. Cari waktu yang tepat, tempat yang nyaman, sehingga memudahkan peneliti dalam mewawancarai informan. Peneliti juga harus lebih memahami mengenai teknik wawancara agar data mengenai masalah yang diteliti dapat digali lebih dalam lagi. 2. Saran kaitan akademis, peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode kuantitatif dalam mengukur dan membandingkan jumlah orangtua yang mendampingi anak menonton televisi. 3. Saran kaitan praktis, Mendampingi anak menonton itu sangat penting dilakukan oleh orangtua. Bagi para orangtua dalam mendampingi anak harus lebih memperhatikan durasi anak menonton, acara yang ditonton, kapan waktu menonton yang tepat sesuai umur anak karena apabila pendampingan tidak dilakukan dengan pengetahuan dan keterampilan media literasi yang baik dapat mengakibatkan pendampingan tidak menghasilkan dampak positif sesuai yang diharapkan. DAFTAR REFERENSI Ahmadi, H. Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Dayakisni, Tri dan Hudaniah, 2003. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kriyantono, rahmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. (Putri Iva Izzati. Penerjemah). Jakarta: Salemba Humanika. Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta. Pemakalah Konferensi Nasional Literasi media. (2011). Literasi Media di Indonesia. Kumpulan makalah konferensi nasional literasi media. Yogyakarta: Komunikasi UII. Severin, Werner J dan James W Tankard, Jr. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan terapan di Dalam Media Massa. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta
8