HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN REALITY SHOW TELEVISI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh : ERIKA ASTRIANI CAHYANINGROOM F100 100 084
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN REALITY SHOW TELEVISI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh : ERIKA ASTRIANI CAHYANINGROOM F100 100 084
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN REALITY SHOW TELEVISI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA Erika Astriani Cahyaningroom Dra. Partini, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas menonton tayangan reality show televisi dengan perilaku prososial remaja. Subjek penelitian adalah siswa kelas X1 SMK Taman Siswa Sukoharjo yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas X1A (administrasi perkantoran) kelas X1D (akuntansi) kelas X1E (akuntansi) kelas X1F (teknik komputer dan jaringan). Pengambilan sampel dengan teknik Cluster random sampling.Penelitian ini menggunakan skala Intensitas menonton tayangan reality show dan skala perilaku prososial Hasil (r) sebesar -0,020 dengan p=0,774. p>0,05. Dengan demikian hipotesis yang diajukan di tolak yaitu tidak ada hubungan antara intensitas menonton tayangan reality show televisi dengan perilaku prososial remaja. Kata kunci : intensitas menonton tayangan reality show, perilaku prososial Gerakan modernisasai telah fenomena yang menyita perhatian menimbulkan
pergeseran
pola
diantaranya dalam masyarakat yang
interaksi manusia. Ancok (Setiawan,
semakin modern individu cenderung
2010)
mementingkan
berpendapat
bahwa
dirinya
sendiri.
pembangunan yang berorientasi pada
Fenomena
tersebut
dahulunya
pertumbuhan
dijumpai
dalam
kehidupan
ekonomi
mengubah
nilai hidup manusia menjadi pemburu
masyarakat
materi dengan mengabaikan dampak
sekarang ini terjadi disemua lapisan
sosial yang akan terjadi pada generasi
masyarakat, di lingkungan kerja, dan
muda. Pada kenyataannya nilai-nilai
juga di lingkungan pendidikan atau
prososial yang ada di masyarakat
sekolah. Tidaklah mengherankan jika
semakin menunjukkan kemunduran
sekarang nilai-nilai kesetiakawanan,
terutama dialami oleh para remaja.
pengabdian,
Sullivan (Nawawi & Lubis, 2007)
menyatakan
salah
satu
1
di
perkotaan
dan
tetapi
tolong-menolong
mengalami
penurunan
berdampak
pada
yang
perwujudan
kepentingan diri sendiri atau egois
menyatakan hanya mau bekerja sama
dan rasa individualis. Hal ini akan
dengan teman dekat saja, 9 siswa
membuat siswa mempertimbangkan
(30%)
keuntungan
dalam
menolong orang yang dikenal saja, 4
setiap tindakan menolong orang lain
siswa (13%) menyatakan sebagian
serta memungkinkan individu tidak
uang saku masuk kantong sendiri
lagi mempedulikan orang lain yang
untuk
dalam kesusahan, sehingga individu
disumbangkan
enggan
membutuhkan.
dan
kerugian
melakukan
tindakan
menolong.
jajan
hanya
dan
bukan
kepadaorang 3
siswa
mau
untuk yang (10%)
menyatakan sering berbuat curang
Hasil penelitian yang dilakukan Perwitasari
menyatakan
(2010)
ketika ujian.
menunjukkan
Berdasarkan
data
di
SMK
penurunan kepedulian sosial dan
Taman Siswa Sukoharjo dari catatan
kepekaan pada remaja terhadap orang
guru BK terkait perilaku antisosial,
lain dan lingkungannya. Remaja lebih
tahun
banyak mementingkan diri sendiri
antisosial, tahun 2012 30% berprilaku
dan keberhasilannya tanpa banyak
anti sosial, dan hingga akhir tahun
mempertimbangkan keadaan orang
2013 terdapat 34% siswa berprilaku
lain
anti sosial. Permasalahan perilaku
di
sekitarnya
menyebabkan
hal
remaja
ini
menjadi
2011
antisosial
25%
berperilaku
berkisar
pada
kasus
semakin individualis dan sikap sosial
mengolok olok teman ketika di dalam
yang dimiliki semakin pudar.
kelas,
Berdasarkan hasil survei yang
menjahili
junior,
dan
membiarkan teman pingsan di kelas.
dilakukan peneliti terhadap 30 siswa
Sears
dkk
dkk
(1994) adalah
pada tanggal 20 Mei 2014 di SMK
mendefinisikan
Prosoial
Taman
tindakan
rela
dan
sikap
orang
lain
yang
seseorang
atau
Siswa
Sukoharjo,
suka
menunjukkan bahwa terdapat gejala
mementingkan
penurunan perilaku prososial. 8 siswa
dilakukan
(27%)
sekelompok orang untuk menolong
menyatakan
buku
catatan
hanya untuk pribadi bukan untuk dipinjamkan,
6
siswa
orang
(20%)
2
lain
oleh
tanpa
mengharapkan
imbalan apapun dan memiliki sifat-
Televisi telah menjadi bagian tak
sifat positif bagi orang lain.
terpisahkan
dari
masyarakat,
banyak
Remaja umumnya berperilaku
kehidupan orang
yang
prososial dengan jalan melakukan
menghabiskan waktunya lebih lama
peniruan atau imitasi terhadap teman-
di depan pesawat televisi khususnya
temannya,
bagi para remaja. Mereka cenderung
bila
remaja
mampu
berperilaku menyenangkan orang lain
meluangkan
maka akan mendapat reward atau
kesibukannya untuk menikmati sajian
hadiah atas perilaku yang telah
tayangan televisi (Tamburaka, 2012)
dilakukan
yang
dapat
diberikan
waktu
Fenomena
di
tengah
tayangan
reality
dalam bentuk pujian dan penerimaan
show tidak asing lagi di dalam media
dari
televisi
anggota
kelompok
terhadap
bahkan
mulai
perilaku prososial dilakukan lebih
bertemakan
berorientasi pada hubungan remaja
asmara,
dengan orang lain. Remaja ingin ikut
petualangan, kisah hidup seseorang,
serta aktif melibatkan diri dalam
dan
kegiatan-kegiatan
dan
berjalannya kreatifitas orang orang
bisa
pertelevisian semakin berkembang
membantu memecahkan persoalan
pula reality show dengan berbagai
yang dihadapi orang lain (Hurlock,
macam alur cerita yang dibuat untuk
1994).
mencari perhatian dan memancing
mempunyai
harapan
Tingkah diperoleh
untuk
laku
sebagai
individu
show
yang
tali
kasih
hubungan
politik,
lain
kuis,
budaya,
sebagainya.
Seiring
perasaan terharu dan rasa iba. Dahlius
belajar
(2012)
menyatakan
melalui pengamatan (observasi) atas
reality
show
tingkah laku yang ditampilkan oleh
berbagai macam cerita dan tentang
individu lain yang menjadi model
kesulitan dan semangat bertahan
(Dayakisni dan Hunadiah, 2006).
hidup
Media
sesama
yang
membutuhkan.
menyentuh hampir semua lapisan
Beberapa
tayangan
reality
masyarakat
menjadikan model sebagai pemberi
massa
hasil
reality
mewabah,
kehadiran remaja. Pada masa remaja
sosial
dari
sudah
saat
khususnya
ini
telah
televisi.
3
dan
dalam
sosial
acara
menyiarkan
kepedulian
terhadap
show
pertolongan dengan kata lain reality
pendapat atau sikap. Ketertarikan
show
menguji
individu pada program reality show
dan
yang di tayangkan oleh media televisi
menumbuhkan rasa empati penonton.
akan menarik perhatian individu.
Tayangan reality show juga
Aktivitas yang sesuai dengan minat
menjadi tayangan favorit di kalangan
akan jauh lebih kuat dan intensif
remaja putri khususnya di lingkungan
dibandingkan dengan aktivitas yang
SMK Taman Siswa Sukoharjo hasil
tidak sesuai dengan minatnya Chaplin
Survey peneliti pada tanggal 30
(2000). Hal ini akan mempermudah
Agustus 2014 dengan 30 siswa SMK
pemahaman
Taman Siswa Sukoharjo 94% siswa
informasi maupun tayangan yang di
menyukai acara reality show yang
sajikan televisi. Pengaruh televisi
bertema sosial. Jumlah tayangan
tidak harus terlihat langsung, namun
reality show dengan tema sosial
intensitas
cukup
dan
mempengaruhi sikap dan tindakan
diminati remaja diantaranya, dari
penonton. Penonton akan belajar
hasil survei di dapatkan hasil bahwa
melalui pengamatan atau observasi
Orang Pinggiran Trans7 mendapat
atas tingkah laku yang ditampilkan
presentase sebesar 30%. Langit dan
pelaku sebagai model, pengamatan
Bumi Trans7 presentasenya sebesar
yang terus menerus dalam tayangan
27%, Mewujudkan Mimpi Indonesia
reality show akan memperkuat suatu
Rcti presentasenya sebesar 10%,
tindakan maupun sikap model dalam
Merajut Asa Trans7 presentasenya
tayangan
akan
sebesar 7% dan tayangan Rumah
Semakin
terpusat
gratis Transtv yaitu presentasinya
sering pengamatan oleh model maka
sebesar 27%.
akan semakin memungkinkan suatu
sosial
sangat
kepekaan,menginspirasi
banyak
ditayangkan
Ketertarikan individu terhadap tayangan
reality
show
tinggi
yaitu
penyerapan
menonton
ditiru
yang
akan
penonton.
perhatian
dan
perilaku model ditiru penonton dalam
akan
kehidupan nyata.
menimbulkan intensitas menonton yang
atau
merupakan
kekuatan yang mendukung suatu
4
bahwa tidak ada hubungan antara
METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah siswasiswi
SMK
Taman
intensitas menonton tayangan reality
Siswa
show
televisi
dengan
perilaku
Sukoharjo.Sampel pada penelitian ini
prososial remaja. Hal ini diperoleh
adalah
dari
siswa-siswi
SMK
Taman
nilai
koefisien
korelasi
(r)
Siswa Sukoharjo kelas X1. Peneliti
sebesar -0,020 dengan nilai Sig 0,774
melakukan penelitian pada kelas X1
(p>0,05). Hipotesis yang diajukan
yang terdiri empat kelas dan jumlah
peneliti bahwa ada hubungan positif
siswa yaitu 107 siswa yaitu X1A
antara intensitas menonton tayangan
(administrasi
X1D
reality show televisi dengan perilaku
(akuntansi), X1E (akuntansi), X1F
prososial remaja di tolak. Intensitas
(teknik komputer dan jaringan).
menonton tayangan reality show
perkantoran),
bukanlah satu – satunya faktor yang
Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah
mempengaruhi
perilaku
prososial,
skala perilaku prososial yang terdiri
melainkan masih terdapat faktor lain
dari 24 aitem dan skala intensitas
yang
menonton tayangan reality show yang
mempengaruhi
terdiri dari 30 aitem.
seperti yang diungkapkan Mahmud
berkontribusi perilaku
dalam prososial
Adapun teknik statistik yang
(2003) lingkungan keluarga terutama
digunakan dalam penelitian ini adalah
pihak orang tua memegang peran
korelasi non parametrik kendall tau-
penting dalam pembentukan perilaku
b, yaitu korelasi yang digunakan
prososial.
untuk mencari hubungan atau uji
lingkungan
signifikansi hipotesis apabila tiap –
sebagai
tiap
merupakan guru yang pertama kali
variable
yang
dihubungkan
memiliki data yang sama.
Keluarga sosial tempat
Faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan nonparametrik
pertama
anak
belajar
serta
dan yang paling berpengaruh dalam mengajarkan
statistik
adalah
perilaku
prososial.
yang juga mempengaruhi
perilaku prososial
remaja adalah
dengan
teman sebaya. menginjak usia remaja
analisis Kendall’s tau_b, diketahui
hubungan sosial seorang anak tidak
5
hanya terbatas dalam keluarga tetapi meluas
kepada
teman
Berdasarkan hasil analisis dapat
teman
di
ketahui
variable
intensits
sebayanya di luar rumah, sehingga
menonton tayangan reality show di
sosialisasi dengan mereka perilaku
televisi pada subjek tergolong tinggi
prososial
berkembang.
dengan rerata empirik (RE) 65,50
Berdasarkan penelitian (Nawawi &
serta rerata hipotetik (RH) 52,5.
Lubis, 2007) juga di temukan bahwa
Kondisi ini diperkuat dengan data
teman dan guru ternyata memiliki
penelitian awal pada tanggal 30
pengaruh yang signifikan terhadap
Agustus 2014 dengan 30 siswa SMK
perilaku prososial pada remaja.
Taman Siswa Sukoharjo sebesar 94%
dapat
Penelitian Frisnawati
sebelumnya
(2012)
oleh
siswa menyukai acara reality show
menyatakan
dengan tema sosial dan menjadikan
intensitas menonton tayangan reality
tayangan
reality
show
sebagai
show yang bertemakan sosial yang
tayangan
favorit.
Secara
umum
tinggi
intensitas menonton tayangan reality
dapat
kecenderungan
meningkatkan perilaku
prososial
show pada subjek tergolong tinggi.
remaja. Ada beberapa kemungkinan hipotesis
ditolak
yang
tayangan reality show di televisi
diungkapkan Faturrochman (2006)
harus menarik perhatian penonton,
adanya
antara
karena pesan yang mampu menarik
dengan
perhatian yang akan di di lakukan
korelasi
pemberian
seperti
Pesan yang di sampaikan pada
negatif
pertolongan
jumlah pemerhati, semakin banyak
penonton.
orang yang melihat suatu kejadian
mengungkapkan
yang memerlukan pertolongan, maka
yang menghambat komunikasi bisa
semakin
untuk
datang sewaktu waktu, Faktor-faktor
menolong ia juga menambahkan ada
yang berpengaruh bisa terdapat pada
kecenderungan bahwa orang yang
komponen media atau komunikan
baru melihat kesedihan lebih sedikit
sehingga efek yang di harapkan tak
memberi bantuan dari pada orang
kunjung
yang baru saja melihat hal-hal yang
komunikasi di lakukan di media
menyenangkan.
massa. Variable perilaku prososial
kecil
dorongan
6
Murdjito Suatu
tercapai,
(2006) pengaruh
terlebih
jika
pada subjek tergolong sangat tinggi
korelasi Kendall’s tau_b sebesar
dengan rerata empiric (RE) 70.07
-0,020; (p) = 0,774 ; (p>0,05
serta
rerata
hipotetik
(RH)
50.
2. Tingkat
intensitas
menonton
Kondisi ini menggambarkan bahwa
tayangan reality show televisi
subjek
pada subjek tergolong tinggi. Hal
penelitian
memiliki
kecenderungan prososial yang sangat
ini
tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa
empirik (RE) sebesar 65,50 serta
aspek aspek yang terdapat di dalam
rerata hipotetik (RH) 52,5.
perilaku prosoial yaitu kerjasama (cooperation), menolong
3. Tingkat
perilaku
rerata
prososial
(sharing),
tergolong sangat tinggi. Hal ini
(Helping),
berderma
ditunjukkan oleh rerata empirik
kejujuran
(RE) sebesar 70,07 dan rerata
dan
(honesty), sepenuhnya dimiliki dan bagian
kepribadian
oleh
berbagi
(Genereocity)
menjadi
ditunjukkan
hipotetik (RH) 50.
karakteristik
subjek.
Mussen
dkk
Saran
(Nashori, 2008). Faktor lain yang mempengaruhi
perilaku
Berdasarkan hasil penelitian
prososial
dan kesimpulan yang telah diperoleh
selain variabel intensitas menonton
selama pelaksanaan penelitian, maka
tayangan reality show di televisi
penelitian memberikan sumbangan
/empaty diantaranya adalah situasi
saran
sosial,Biaya menolong, karakteristik
bermanfaat, yaitu:
orang-orang
1.
yang
terlibat,
latar
belakang kepribadian, mood, arousal,
yang
diharapkan
dapat
Bagi pihak sekolah diharapkan mengarahkan
siswa
agar
Faturrochman (2006). berperilaku prososial dan lebih meningkatkan dalam melakukan
Kesimpulan 1. Tidak
ada
intensitas reality
hubungan menonton
show
televisi
antara
kegiatan-kegiatan
sosial
yang
tayangan mengarahkan kepada kepedulian,
dengan
dan perhatian individu terhadap
perilaku prososial remaja. Hal ini ditunjukkan dengan koefisiensi
teman
7
maupun
orang
lain.
Dengan kegiatan yang diadakan
sehat,
oleh pihak sekolah seperti acara
teman yang baik, dan tidak lupa
mengunjungi
bekal agama yang kuat.
palang
2.
panti
merah
asuhan,
remaja,
bakti
3.
Bagi
mengajarkan
subjek
memilih
agar
mampu
perilaku
prososial
sosial, dan kegiatan lainnya, agar
melakukan
anak dapat menumbuhkan rasa
dengan
peduli dan menggerakan perilaku
suasana hati dan perasaan ketika
empati secara aktif,
melihat penderitaan orang lain
Bagi
orang
mengendalikan
diharapkan
agar menjadi peduli kemudian
mempertahankan kondisi anak
mendalami nilai nilai moral dan
yang memiliki perilaku prososial
keagamaan
yang tinggi dengan cara memberi
tentang
contoh-contoh
anak
kebaikan
perhatian,
manusia.
untuk
tua
cara
kepada
senantiasa
yang
berkaitan
pentingnya
berbuat
terhadap
sesama
Tidak
memandang
peduli, dan peka terhadap orang
sebelah mata orang yang sedang
lain yang mengalami kesulitan.
dalam
Serta memberi arahan untuk
memperhatikan
lebih selektif memilih tayangan
situasi saat melihat kesulitan
yang di tawarkan oleh media
orang lain agar menjadi peka
televisi yang berdampak positif
menumbuhkan perasaan empati
bagi
yang kemudian menumbuhkan
kehidupan
sehari
hari,
mengajarkan cara memanfaatkan teknologi
media
masa
kesusahan
perilaku prososial.
yang
8
kondisi
serta dan
4.
Bagi penelitian lagi di harapkan
Ahmad Dahlan Empathy vol. 1 : 50-54
mempertimbangkan variabel lain selain
variabel
Hurlock, E.B.(1994).Psikologi Perkembangan. Penerjemah : Isdiwiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
intensitas
menonton tayangan reality show televisi
dengan
perilaku
prososial
faktor-faktor yang
Mahmud. H. R. (2003) . Hubungan Antara Gaya Pengasuhan Orang tua dengan Perilaku prososial remaja. Jurnal Psikologi. Vol.30, No.2: 81-90.
lain
seperti meyakini keadilan dunia, suasana hati, faktor situasional,
Murdjito. (2006). Pengaruh Menonton Program Hiburan anak-anak ditelevisi. Pena Wiyata: Jurdik
dan faktor sosiobiologis.
DAFTAR RUJUKAN
Nawawi, S., Lubis, D. 2007.Gambaran prososial pada diri relawan dalam proyek penanggulangan kemiskinan di perkotaan jurnal psikologi sosial.
Chaplin, J. P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.
Perwitasari. (2008). Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Prososial pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi. Vol. 12, No.5 September, hal. 87-109.
Dahlius. (2012). Representasi pemaknaan tayangan tolong pada masyaraka. jurnal komunikai. Vol.3, No 3:56-61 Dayaksini,T.& Hudaniah. (2006). Psikologi Sosial Edisi Revisi. Malang : UMM Press.
Saraswati. (2000). Hubungan antara Self-Esteem dengan Intensi Prososial pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Faturrochman. (2006) . Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta. Frisnawati, A. (2012). Hubungan antara intensitas menonton reality show dengan kecenderungan prososial.Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan): Universitas
Sears, David O., Freedman, Jonathan L., & Peplau, L. A. (1994). Psikologi Sosial jilid 2. Alih Bahasa: Michael Adryanto. Jakarta: Erlangga.
9
Setyawan, I. (2010). Peran Kemampuan Empati pada Efikasi Diri Mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Nyata PPM POSDAYA. Jurnal Psikologi. Vol. 15, No. 5 Juni, hal. 73-96. Tamburaka, A. (2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta : Rajagrafindo
10