14 PENGARUH MOTIVASI ORANG TUATERHADAP KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG QoniatuzZahroh, EndangYuswatiningsih, DwiPrasetyaningati
ABSTRACT Toothache and sore mouth often occur on pre-schoolage children, this is caused consume of sweet foods. The irregular habit of brushing teeth can lead to tooth decay and can interfere with daily activities. This condition is due to a lack of motivation (support) or parents guidance in doing or habituate brushing teeth to children. The purpose of this study was to determine the effect of parental motivation to tooth brushing habits in pre-school age children in kindergarten Pertiwi Village of Mancar District of PeteronganJombang.Analytic study design with cross sectional approach. The population in this study was parents who had pre-school age children with a sample as many as 34 respondents, sampling was using proportional random sampling technique. Independetvariabel is parental motivation and dependent variabel is tooth brushing habits in pre-school.Data collection was using questionnaires, data analysis was using Spearman's rank with an error rate 0,05. From the results obtained parents’ motivation to habituate strong teeth as much as 29.4% (10), normal as much as 41,2% (14), weak was 29,4% (10). The habit of brushing teeth on in good pre-school children as much as 58.8% (20), bad as much as 41.2% (14).and then the results test of Spearman's rank showed that the P-value of 0.000 (0.000 <0.05), obtained correlation coefficient of 0.779, p< 0,05 then H1 is accepted.The conclusion of this research had effect of parental motivation to tooth brushing habits in pre-school children in kindergarten Pertiwi village mancar, district PeteronganJombang . Keywords : Parents motivation, tooth brushing habits.
PENDAHULUAN Usiapra sekolahmerupakanusiapentingdalampertumbuhandan perkembanganfisikanak. Periodeinijugadisebutsebagaiperiodekritiskarenapada masainianakmulaimengembangkankebiasaan yang bias anyacenderungmenetapsampaidewasa (Hariyanti, 2008). Kebiasaananakusiasekolahmemilikikegemaranuntuk makanmakanan yang manis, sedangkan orang tuakurangmempedulikankebiasaanuntukmenyikatgig i. Kebiasaan anak tidakmenggosokgigidikarenakan kurangnya motivasi orang tua pada anak untuk melakukan gogok gigi, kebiasaan ini dapatmenyebabkananakmengalamikaries (Irhama, 2012). Hasil survey unilever di Perancis, India, Italia dan Indonesia, untukmengetahuikebiasaanmenyikatgigidanmenjaga kesehatangigidanmulutsecaraumumSurveiinimelibat kan 1.634 responden, yang terdiridarianak (usia 4 12 tahun) secara global didapatkanbahwa 74% anaktidakmenyikatgigi di malamhari. Riskesdas 2013 perilaku kesehatan gigi terdapat 31,1% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medisgigi (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), sementara 68,9% lainnya tidak dilakukan perawatan (Depkes RI, 2013). Berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Jombang tahun 2013 anak usia sekolah yang mendapat perawatan gigi sebanyak 13,89%, anak yang perlu melakukan perawatan gigi 86,11%. Prevalensi anak yang perlu mendapatkan perawatan gigi sebesar 0,78%, anak yang perlu melakukan perawatan gigi sebesar 99,22% (Dinas Kesehatan Jombang, 2013). Data dari UKGS TK Pertiwi Mancar Kabupaten Jombang jumlah anak prasekolah yang mengalami karies gigi sebanyak 60% (TK Pertiwi Mancar Jombang). Penyakit gigi dan mulut sering terjadi pada anak – anak, terutama pada anak usia sekolah, hal ini dikarena anak pada usia tersebut anak – anak senang memakan makanan yang manis. Kebiasaan menggosok gigi yang tidak teratur dapat mengakibatkan kerusakan gigi pada anak selain itu anak juga akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sehingga anak tidak mau makan. Kondisi ini dikarenakan kurangnya motivasi (dukungan) maupun bimbingan orang tua dalam melakukan atau membiaskan gosok gigi pada anak. Perawatan gigi pada anak dipengaruhi banyak faktor diantaranya kurangnya pengetahuan dan motivasi orang tua. Orang tua kurang menyadari, dampak yang ditimbulkan sebenarnya akan sangat besar bila tidak dilakuakan perawatan untuk pencegahan sejak dini pada anak (Panji, 2008). Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014
15 Anak terutama usia 3-5 tahun upaya perawatan gigi masih merupakan hal yang sulit dilakukan, orang tua memberi petunjuk dan arahan agar anak dapat merawat gigi dengan baik dan benar. Perawatan kesehatan gigi sebaiknya dimulai sejak dini, peran orang tua dalam mengajarkan anak gosok gigi secara teratur sejak dini akan membiasakan berprilaku disiplin anak dalam menjaga dan merawat kesehatan giginya (Kuswandari 2008). Pendidikan kesehatan dengan memberikan informasi pada orang tua tentang perawatan gigi pada anak, sehingga orang tua akan memahami akan pentingnya kebiasaan menggosok gigi pada anak usia 3-5 tahun maka orang tua dapat termotivasi untuk membiasakan menggosok gigi pada anak. Tujuankhususdalampenelitianiniadalahmengi dentifikasi motivasi orang tua di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombangtahun 2014, mengidentifikasi kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombangtahun 2014, menganalisis pengaruh motivasi orang tua terhadap kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombangtahun 2014.
Data Umum a. Karakterrespondenberdasarkanumur Tabel 1Frekuensi Responden Berdasarkan UmurDi TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan 2014 No
Frekuensi
%
1
20-26 tahun
Umur
3
8,8
2
27-32 tahun
9
26,5
3 4
33-39 tahun 40-45 tahun Jumlah
8 14 34
23,5 41,2 100
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 34 responden hampir setengah responden berumur 4045 tahun yaitu sebanyak 41,2%. b. Karakteristikrespondenberdasarkanpendidik an Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten JombangPadaTanggal 18 Juni 2014 No
Pendidikan
Frekuensi
%
1
SD
6
17,65
2
SMP
18
52,94
3
SMA Jumlah
10 34
29,41 100
BAHAN DAN METODE Penelitianinimerupakanpenelitiananalitikkor elasidenganmenggunakanpendekatancross sectional. Penelitianinidilakukan di TK Pertiwi DesaMancarKecamatanPeteronganKabupatenJomba ng, JawaTimur.Populasinyaadalahseluruh orang tua yang mempunyaianakusiaprasekolah di TK Pertiwi Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang sebanyak 67 orang, dengansampel yang diambilsebanyak 50% dari total populasisebanyak 34 responden. Teknikpengambilansampel yang digunakandenganpenelitianiniadalahPropotionalRen dom Sampling VariabelIndependent :motivasi orang tuasedangkanVariabel Dependent : kebiasaanmenggosokgigipadaanakprasekolah. instrumenpenelitianinidapatberupa : kuesioner (daftarpertanyaan) ( Notoadmodjo, 2012).Pengumpulan data berupakuesionerdenganpengisiansoalolehresponden yang sebelumnyasudahdijelaskanteknikpengisiankuesioner terlebihdahuluolehpeneliti.
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 3 diketahui dari 34 responden sebagian besar adalah pekerja swastasebanyak 52,94%.
HASIL PENELITIAN Pengambilandata dalampenelitianinidilakukandalam 2 haripadatanggal 18 Juni 2014.Hasilpengambilan data sebagaiberikut:
Data Khusus a. Motivasi orang tua Tabel 4DistribusiFrekuensiMotivasi Orang Tua Untuk Membiasakan Menggosok Gigi Di TK Pertiwi
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 34 respondensebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 52,94%. c.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten JombangPadaTanggal 18 Juni 2014 No
Pekerjaan
1
Swasta
18
52,94
2
Wiraswasta
8
23,53
8 34
23,53 100
3 Tidak bekerja Jumlah
Frekuensi
%
Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014
16 Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten JombangPadaTanggal 18 Juni 2014 No
Motivasi
Frekuensi
%
1
Kuat
10
29,4
2
Sedang
14
41,2
3
Lemah
10
29,4
34
100
Jumlah
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 4 dari 34 responden diketahui bahwa hampir setengah motivasi responden sedang sebanyak 41,2%. b. Kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah Tabel 5DistribusiFrekuensiKebiasaan Menggosok Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang Pada Tanggal 18 Juni 2014 No Kebiasaan Frekuensi % 1 2
Baik Buruk
20 14
58,8 41,2
Jumlah 34 100 Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 5.5 dari 34 responden diketahui sebagian besar kebiasaan menggosok gigi anak pra sekolah baikyaitu sebanyak 58,8%. c. Tabulasi Silang Motivasi Orang Tua Untuk Membiasakan Menggosok Gigi Pada Anak Pra Sekolah Tabel 6Tabulasi Silang Motivasi Orang Tua Untuk Membiasakan Menggosok GigiPada Anak Pra SekolahPadaTanggal 18 Juni 2014 Motivasi
Kebiasaan Baik Buruk
Total
Lemah Sedang
Σ 0 10
% 0 29,4
Σ 10 4
% 29,4 11,8
10 14
% 29,4 41,2
Kuat
10
29,4
0
0
10
29,4
Total
20
58,8 14 41,2 P = 0,000 rs: 0,779
34
100
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 6 orang tua denganmotivasilemah seluruhnya mempunyaikebiasaanmenggosokgigipadaanakburuks ejumlah 10 responden (29,4 %), dari 14 responden yang mempunyaimotivasisedang 4 diantaranyamempunyaikebiasaanmenggosokgigipada anakburuksebesar (11,8%), sedangkan 10 orang tuadenganmotivasisedangmempunyaikebiasaanmeng gosokgigipadaanakbaiksebesar (29,4%). Dan orang tuadenganmotivasikuatseluruhnyamempunyaikebiasa
anmenggosokgigipadaanakbaiksejumlah 10 responden (29,4%). Dari hasilanalisa data denganmenggunakanuji statistic Spearman Rank’s denganbantuan program computer SPSS 16 yang tingkatkemaknaanp<α ( 0,000 < 0,05 ) maka H0 ditolakdan H1 diterima. Hal iniberartiadaada pengaruh motivasi orang tua terhadap kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. PEMBAHASAN Motivasi orang tua Berdasarkan hasilpeneltianpadamotivasi orang tuamenunjukanbahwahampirsetengahnyaresponden memilikimotivasisedang. Hal ini dapat dilihat dari tabulasipadamasing-masingkomponensoal tentang motivasi intrinsik berupa dorongan dalam diri individu dimanaresponden yang mendapatkanskorrendahpadasoal no 2 denganpernyataan “Dalammembiasakananakmenggosokgigisebelumtid urapakahadadoronganataupengaruhdari orang lain”dari 34 respondensebanyak 30 respondenmenjawabsalahdenganpernyataantersebut. Menurutasumsi peneliti dorongan dalam diri individu dapat meningkatkan motivasi seorang karena dengan dorongan dari diri dan keluarga dapat menambah keinginan orang tua untuk membiasakan anak menggosok gigi. Sesuai dengan teori Bahtiar (2010) bahwa dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan akan menstimulus seseorang dan mempunyai efek perubahan perilaku pada individu..Padasoal no 7 yang termasuk dalam paramater ekstrinsik poin kompetisi didapatkan ratarata nilai terendah peneliti berasumsi hal ini menunjukkan bahwa kompetisi tidak berpengaruh pada keinginan atau minat orang tua untuk membiasakan anak menggosok gigi.Hal ini sesuai dengan teori Azwar (2011) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah minat dimana suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, minat merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang untuk berperilaku. Hasil penelitian dari 34 responden hampir setengah responden berumur 40-45 tahun.Umur orang tua 40-45 tahun memiliki motivasi yang sedang untuk membiasakan menggosok gigi, hal ini disebabkan pada umur tersebut responden sudah mempunyai pengalaman dan wawasan yang luas sehingga orang tua memiliki motivasi untuk membiasakan menggosok gigi pada anak pra sekolah. Umurrespondenberperanpadamotivasi orang tua untuk membiasakan menggosok gigi pada anak pra sekolah. Semakin umur bertambah maka akan Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014
17 semakin kuat motivasi orang tua untuk membiasakan menggosok gigi. dari hasil penelitian yang dilakukan Indra Cahyo tahun 2010 tentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu terhadap perawatan gigi anak usia 1-3 Tahun di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun2010 karakteristik responden berdasarkan umur di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 didapatkan rata-rata umur responden 34 tahunterbanyak berpendidikan SMP yaitu 46 responden (49,5%) dari total 92 responden motivasi sedang. Menurut Hurlock, (2009) umuraspek yang akanmeningkatkankesiapanseseorangdalammenghad apisituasitertentu dalam bersikap. Individupadausia40-45 tahunmerupakanindividupadafasedewasa akhir, padafasemempunyai kematanganusiaseseorangadalahpadausia> 35 tahun, padausiainiindividumampuuntukmemecahkanpermas alahan yang dihadapinya. Pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMP.Pendidikan responden mempengaruhi responden pada motif untuk membiasakan anak menggosok gigi. Motif ini berupa dorongan baik dalam kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan menggosok gigi pada anaknya, sehingga responden mempunyai dorongan untuk membiasakan anak untuk menggosok gigi. Pendidikan SMP bagian dari pendidikan dasar, dimanabelum mempunyai kematangan dalam konsep berpikirsehingga motivasi orang tua untuk membiasakan menggosok gigi sedang. Dari hasil penelitian yang dilakukan Indra Cahyo tahun 2010 stentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu terhadap perawatan gigi anak usia 1-3 tahun di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung tahun2010 karakteristik responden berdasarkan umur di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 didapatkan pendidikan, responden terbanyak berpendidikan SMP yaitu 46 responden (49,5%) dari total 92 responden. Menurt Azwar (2009) pendidikanmerupakanaspek yang berperanpadakemampuanseseorangdalammenghadap isuatuperistiwa. Dan hal ini didukung pendapat Hurlock (2009) mengungkapkan bahwa jalur pendidikan dasar (SMP) belum mempunyai kematangan dalam konsep berpikir, hal ini disebabkan melatih berpikir yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pekerjaan responden sebagian besar adalah pekerja swasta. Responen yang bekerja sebagai pekerja swasta memiliki keterbatasan waktu, sehingga responden dalam memberikan dorongan untuk membiasakan menggosok gigi menjadi
kurang.Hasil penelitian yang dilakukan Indra Cahyo tahun 2010 tentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu terhadap perawatan gigi anak usia 1-3 tahun di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung tahun2010 karakteristik responden berdasarkan umur di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 didapatkan pekerjaan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu 65 responden (70,6%) dari total 92 responden.Menurut pendapat Hurlock(2009) mengungkapkan bahwa pekerjaan seorang ibu swasta, berdampak pada pola berpikir dan informasi yang didapat semakin bertambah. Kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah Hasil penelitian tentang kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah sebagian besar kebiasaan menggososk gigi anak baik.Hal ini dapat dilihat dari tabulasipadamasingmasingkomponensoal tentang kebiasaan menggosok gigi dengan parameter frekuensi menggosok gigi dan waktu menggosok gigi. Dimana pada poin frekuensi menggosok gigi didapatkan nilai tertingi pada responden.Menurut peneliti frekuensi seseorang untuk menggosok gigi dapat berpengaruh pada kebiasaan seseorang, dengan melakukan kegiatan yang sama secara berulang akan membentuk suatu kebiasaan yang menetap pada diri seseorang. Sesuai dengan teori Parea (2007) bahwa kebiasaan itu terjadi melalui pengulangan dalam hal yang sama. Umur hampir setengah responden berumur 40-45 tahun.Umur responden pada umur 40-45 tahun sudah mempunyai kematangan yang baik, sehingga responden memahami tentang bagaimana cara untuk membiasakan menggosok gigi pada anaknya. Umur responden 40-45 tahun mempunyai pengalaman yang cukup, sehingga responden mampu untuk membiasakan anaknya untuk menggosok gigi. Menurut Hurlock, (2009) umur aspek merupakan aspek yang berperan pada perbuatan dan tindakan seseorang, semakin umur bertambah maka akan semakin baik tindakan yang akan dilakukannya, hal ini terkait dengan tindakan pada anaknya untuk membiasakan menggosok gigi Pendidikan sebagian besar berpendidikan SMP.Pendidikan SMP dalam pola berpikir masih pada taraf konkret, sehingga untuk motif membiasakan menggosok gigi sedang, sehingga motivasi yang terbentuk juga menjadi lemah. Pendidikan SMP salah satu bentuk pendidikan dasar, dimana pada pendidikan ini masihkurangmampu untuk bersosialisasi dan memberikan bimbingan bagi keluarga atau anaknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2009) mengungkapkan bahawa pendidikan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh pada perilaku seseorang, dalam Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014
18 pendidikan diberi materi yang akan diimplementasikan di masyarakat. Dan hal ini didukung pendapat Hurlock (2009) mengungkapkan bahwa jalur pendidikan dasar (SMP) belum mempunyai kematangan dalam konsep berpikir, hal ini disebabkan melatih berpikir yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Pekerjaan orang tua sebagian besar adalah sebagai pekerja swasta. Pekerjaan swasta merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain, intensitias hubungan atau komunikasi antar individu ini sangat sering, sehingga kemampuan penyerapan informasi dari luar tentang kebiasaan menggosok gigi pada anak juga semakin kuat, kondisi ini yang berperan pada kebiasaan menggosok gigi anak pra sekolah. Menurut pendapat Hurlock(2009) mengungkapkan bahwa pekerjaanseorangibuswasta, berdampakpadapolaberpikirdaninformasi yang didapatsemakinbertambah. PengaruhMotivasi Orang Tua Untuk Membiasakan Menggosok GigiPada Anak Pra Sekolah Hasil uji Spearman rank’s diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,779 artinya 799 % kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah dipengaruhi oleh factor motivasi, dan hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi orang tua untuk membiasakan menggosok gigi dengan kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah kuat, dan nilai P = 0,000 adalah kurang dari α = 0,05 (0,000 < 0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh motivasi orang tua terhadap kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Motivasi sebagai aspek yang berperan pada tindakan yang akan dilakukan, motivasi orang tua dalam membiasakan menggosok gigi akan mempengaruhi pada kebiasaan menggosok gigi pada anaknya. Karena dari adanya motivasi ini akan memberikan dorongan untuk membiasakan meggosok gigi pada anaknya. Hasil penelitianyang dilakukan Indro Eko Cahyonotahun 2010 menunjukkan ada hubungan antara motivasi dengan perawatan gigi anak usia 1-3 Tahun di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung (p=0,004) dengan R square sebesar 0,079 artinya 7,9% perawatan gigi anak usia 1-3 tahun dipengaruhi oleh faktor motivasi.Hasil peneliitian Ernita tahun 2013 hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test nilai sig (2-tailed) menunjukkan nilai p=0,000 untuk pengetahuan, p=0,001 untuk sikap, dan p=0,000 untuk aplikasi tindakan gosok gigi, berarti semua nilai p < 0,05 maka HI diterima artinya pendidikan
kesehatan dengan metode permainan simulasi ular tangga berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan aplikasi tindakan gosok gigi pada anak usia sekolah. Hasil uji statistik menggunakan Mann-Whitney U Test nilai sig (2tailed) adalah p=0,002 untuk pengetahuan, p=0,025 untuk sikap, dan p=0,001 untuk aplikasi tindakan gosok gigi, berarti semua nilai p < 0,05 sehingga H1 diterima ibu mengajak anak menggosok gigi secara teratur dan benar pada pagi, sore, dan menjelang tidur. Lebih baik lagi bila dilakukan setiap usai makan. Biasakan mereka berkumur-kumur setelah makan makanan manis. Banyak orang tahu bahwa menggosok gigi yang baik adalah setelah sarapan pagi atau setelah makan malam. Namun kebiasaan ini belum membudaya dikalangan masyarakat. Umumnya masyarakat melaksanakan gosok gigi ketika mandi saja. Hal ini akan menjadi contoh bagi anak sehingga anak menjadi terbiasa dengan menggosok gigi pada pagi dan sore setelah mandi saja. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Herijulianti, dkk, 2002 : 40) bahwa motivasi merupakan dorongan atau rangsangan atau daya penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Motivasi merupakan energi yang mendorong seseorang untuk bangkit menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suyanto, 2008 : 56). Secara teknis menurut Purwanto dikutip Hamzah (2008 : 64) motivasi memiliki peran atau fungsi bagi manusia sebagai motor penggerak bagi manusia, menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan tujuan atau cita-cita dan menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.Motivasi merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas guna mencapai tujuan tertentu, yang akan memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tertentu (Widoyoko, 2010).Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon.Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas (Notoatmodjo, 2010). Proses motivasi sebagai berikut: stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak, apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014
19 mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari orang (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah organisme mengolah stimulus tersebut hingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterima(bersikap). Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut(perubahan perilaku) (Bahtiar, 2010).Kebiasaan terjadi melalui pengulangan, jika suatu perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang secara berulang-ulang dalam hal yang sama, akan menjadi suatu kebiasaan(Parea, 2007).Kebiasaan merupakan salah satu bentuk dari perilaku yang dilakukan sehari-hari dalam proses kehidupan. Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan (Azwar, 2007). Motivasi akan membentuk perilaku seseorang digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan. Dari motivasi terbentuk sikap dan akan membentuk perilaku kebiasaan menggosok gigi. Motivasi aspek yang penting dalam menggerakkan orang tua untuk membiasakan anak melakukan gosok gigi (Parea, 2009). SIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2014 tentangpengaruhmotivasi orang tuaterhadapkebiasaanmenggosokgigipadaanakpraeko lahdiperolehhasilbahwa: 1. motivasi orang tua untuk membiasakan menggosok gigi di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hampir setengah motivasi sedang. 2. Kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang lebih dari setengah baik. 3. Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap kebiasaan menggosok gigi pada anak pra sekolah di TK Pertiwi Desa Mancar Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Saran 1.
BagiGuru, hendaknyamemberikanpengawasandandoro nganpadaanaksesuaijadwalfrekuensimenggo sokgigi.BagiInstitusipendidikan, hendaknya ikut serta meningkatkan kebiasaan
2.
3.
menggosok gigi dengan memberi motivasi pada anak, dengan memberikan latihan menggosok gigi dengan benar yang dapat dilakukan dalam kurun tiga bulan sekali. Bagi Orang tua dan Anak, hendaknya mencari informasi untuk membangkitkan dorangan dalam membiasakan menggosok gigi. bagipenelitiselanjutnya, ditempat yang samaagar meneliti lebih lanjut tentangfaktor – faktor yang menyebabkanrendahnyadorongandoronganintrinsik / ekstrinsikdalamkebiasaanmenggosokgigi.
KEPUSTAKAAN Arikunto. 2010.ProsedurPraktisMetodePenelitian. Jakarta: RinekaCipta. Azwar. 2011. Sikap dan Perilaku Manusia. Jogjakarta: Gajah Mada Press. Bahtiar, Yanyan, S, Suarli. 2010.ManajemenKeperawatandenganPendek atanPraktis. Jakarta: Erlangga. Depkes RI. 2013. PedomanUpayaPelayananKesehatan GigidanMulut di Puskesmas. DepartemenKesehatan RI. Jakarta. DinasKesehatanJombang. 2013. ProfilKesehatanJombang, Jombang: DinkesJombang. Efendy. 2010.IlmuKeperawatanKomunitas 2. Jakarta: SalembaMedika. Hariyanti. 2008.MinumSusuMenggunakanBotol MenyebabkanKariesParahpadaAnak.http://sa hipsyarifibawean. blogspot.com/2008/11/ meminum-susu-menggunakanbotol.html.diaksestanggal 25 Mei 2014. Hermawan. 2010.PendidikanAnakUsiaDini. Jakarta: PustakaPelajar. Hidayat. 2010. MetodePenelitianuntukKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika. Hurlock. 2009.PsikologiPerkembanganRentangSepanj angKehidupan. Jakarta: EGC. Irhama. 2012.Faktor-Faktor yang BerhubungandenganKaries Gigi PadaMurid di SDN 11 MuaraTelangKabupatenBanyuasin.http://jih anmeivitadanaura.com/2014/02/faktorfaktor-yang-berhubungan-dengan.html. diaksestanggal 2 Mei 2014. Lubisdkk. 2010.PengantarPsikologiKeperawatan. Jogjakarta: GrahaIlmu. Kuswandari.2008.PenerapanKesehatan Gigi Sebaiknyadimulaisejakdini.http://eprints.uns.
Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014
20 ac.id/10493/1/148291608201010501.pdf. diakses 15.03.2014. Monks. 2007. PsikologiPerkembangan. Jogjakarta: Gajah Mada Press. Notoatmodjo. 2010.IlmuPerilaku. Jakarta: RinekaCipta. Notoatmodjo. 2012.MetodePenelitianuntukKesehatan. Jakarta: RinekaCipta. Nursalam. 2011.KonsepdanPenerapanMetodologiPenel itianIlmuKeperawatan: PedomanSkripsi, TesisdanInstrumenPenelitian Keperawatan Ed. 2. Jakarta : Salemba Medika. Panji. 2008.PerilakuIbuTentukanKesehatan Gigi Anak.http://gigi.klikdokter. com/subpage.php?id=&sub=74. Diaksestanggal 5 Mei 2014. Rahmadhan. 2010.PengaruhPolaJajan Di SekolahTerhadapKaries Gigi. JurnalKesehatan. Sarah. 2009.AsuhanKeperawatanAnak. Jogjakarta: GrahaIlmu. Suryawati. 2010.PengaruhKebiasaanKonsumsiMakanan Kariogenik, MakananPencegahKaries Gigi, Dan Delta KonsumsiMakanDenganKeparahanKaries Gigi PadaAnakSekolahDasar Di KecamatanCihideung Kota Tasikmalayatahun 2005. JurnalKesehatan. Sugiono.2012.MetodePenelitianAdministrasidanBisn is. Bandung: Alfabeta. Widoyoko. 2010.PenyusunanInstrumenPenelitian. Jakarta: PustakaPelajar. Yamin. 2010. PendidikanAnakUsiaDini. Jakarta: PustakaPelajar.
Nursing Journal of STIKesInsanCendekiaMedikaJombang Volume 7 No.001 September 2014