PERSEPSI IBU TENTANG KARIES GIGI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK DARMA WANITA KECAMATAN KEMUSU BOYOLALI
Nuning Puspitoningsih¹ ), Wahyuningsih Safitri2), Anita Istiningtyas3) 1, 2, 3
Program Studi S1-Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut bagi usia prasekolah merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius. Penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak usia prasekolah antara lain karies gigi, yaitu rusaknya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
asam dalam karbohidarat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi persepsi ibu terhadap karies gigi anak usia pra sekolah di TK Dharma Wanita Kecamatan Kemusu Boyolali. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif fenomenologis dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 5 informan. Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karies gigi merupakan rusaknya jaringan gigi yang ditandai gigi berlubang,hitam dan geropos. Perawatan karies gigi yang dilakukan yaitu gosok gigi. Karies gigi disebabkan oleh konsumsi makanan manis. Kesimpulan dari penelitian ini, ibu mempersepsikan penyebab utama karies gigi yaitu konsumsi makanan manis seperti permen dan coklat. Dampak karies gigi yaitu anak merasakan sakit, susah makan, berat badan menurun, perubahan warna gigi dan terganggunya kegiatan belajar. Berdasarkan hal tersebut diharapkan para tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan gigi pada masyarakat dan memberikan pengobatan bagi anak yang mengalami karies gigi. Kata Kunci : persepsi, ibu, karies gigi, usia prasekolah
ABSTRACT Oral health of the pre-school children needs a special attention. An oral disease which frequently attacks them is dental caries, that is, demineralization and destruction of the hard tissues of the teeth due to acids and carbohydrates through intermediary organisms in the saliva. The objective of this research is to identify the mothers’ perception of dental caries on their preschool age children at Dharma Wanita Kindergarten School of Kemusu subdistrict, Boyolali. This research used the qualitative phenomenological research method. The samples of the research were taken by using the purposive sampling technique. They consisted of 5 informants. The data of the research were gathered through in-depth interview. The result of the research shows that dental caries is demineralization and destruction of the hard tissues of the teeth marked by black cavity and porous teeth. The care for the dental caries is done brushing the teeth. Yet, the mothers do not apply discipline on their
1
children to brush their teeth. The dental caries occurs due to their consumption of sweet food. Thus, a conclusion is drawn that the mothers perceive that the cause of the dental caries is the consumption of sweet food such as candy and chocolate bar. The impact of the dental caries is that the children feel painful in their mouth, they are difficult to eat, they suffer from body weight loss, the color of their teeth changes, and their learning activities are hampered. Therefore, the health practitioners should extend a health education on the oral health to the communities and medication to the children suffering from the dental caries. Keywords : Perception, dental caries, and preschool age
PENDAHULUAN Kesehatan gigi dan mulut bagi
nyamanan, infeksi akut serta kronik,
usia prasekolah masih merupakan hal
gangguan makan dan tidur. Karies yang
yang perlu mendapat perhatian serius
parah juga dapat meningkatkan risiko
dari
baik dokter
untuk dirawat di rumah sakit sehingga
maupun perawat, sebab karies gigi
anak tidak hadir ke sekolah dan dapat
masih
mempengaruhi
tenaga
kesehatan
merupakan
masalah
utama
kesehatan mulut di berbagai negara.
proses
pembelajaran
anak (Anwar 2011).
Negara industri misalnya di Amerika,
Perawatan gigi yang terbatas atau
Eropa dan Australia mencapai 60-90%
tidak adekuat menyebabkan masalah
anak usia prasekolah mengalami karies
yang paling umum dari seluruh masalah
gigi (WHO 2010).
kesehatan gigi pada masa kanak-kanak.
Gigi merupakan fungsi penting
Gigi berlubang (karies gigi), maloklusi
dalam mulut, sehingga perlu dijaga sejak
dan
awal masa pertumbuhan agar selalu
terutama
sehat dan kuat untuk menjalankan
merupakan masalah yang penting bagi
fungsinya
alat
kesehatan gigi anak (Edwina 2013).
pencernaan manusia untuk mengunyah
Kurangnya informasi dan pemahaman
dan
serta
yang didapatkan mengenai karies gigi,
sebagai estetika yaitu untuk membentuk
menyebabkan orang tua keliru dalam
wajah
(Machfoedz 2006). Siswa
mempersepsikan tentang karies gigi.
sekolah dasar yang menderita karies gigi
Mereka beranggapan bahwa karies gigi
mencapai 63,6%. Hal tersebut dapat
merupakan suatu hal yang wajar dialami
mengurangi kualitas hidup seorang anak,
pada anak kecil dan cenderung tidak
menghaluskan
mereka
2
sebagai
merasakan
salah
satu
makanan
sakit,
ketidak
penyakit
periodontal,
tanggalnya
gigi
trauma, juga
dihiraukan
karena
dianggap
tidak
membahayakan jiwa (Wong 2009). Penyakit diabaikan
gigi
oleh
masih
banyak
orang
relasi baik dan nyaman dengan ibunya maka akan harga diri, perkembangan
sering tua,
emosional dan psikosoial yang lebih baik (Wahyu 2013).
mereka mempersepsikan kerusakan gigi
Studi
pendahuluan
yang
merupakan hal yang biasa terjadi dan
dilakukan pada 50 ibu yang memiliki
akan
sendirinya
anak usia 3-5 tahun di TK Dharma
(Edwina 2013). Orang tua seharusnya
Wanita Kemusu Boyolali didapatkan
memiliki pengetahuan untuk kesehatan
data 64% (32) ibu yang menyatakan
anaknya,
pengetahuan
anaknya mengalami karies gigi karena
mempengaruhi persepsi dari orang tua
ibu menganggap karies gigi bukan
itu sendiri mengenai kesehatan anakya,
merupakan
khususnya dalam menjaga kebersihan
kesehatan mulut anak, ibu tidak pernah
gigi dan upaya pencegahan karies gigi
memeriksakan kesehatan gigi anak ke
(Nugraha, dkk 2011).
puskesmas atau dokter gigi dan anak
sembuh
dengan
karena
Penelitian yang berkaitan dengan karies gigi yang pernah dilakukan yaitu
pengetahuan
bagi
kali sehari. Presentase ibu yang menyatakan
baik
tidak tahu mengenai karies gigi ataupun
mengenai menjaga kesehatan gigi dan
kesehatan gigi adalah 60% (30) karena
mulut
ibu
anaknya
pelaksanaanya
yang
serius
tidak diajarkan untuk menggosok gigi 2
dari 150 responden 97,33 % responden memiliki
masalah
namun
pernah
memperhatikan
masalah kesehatan mulut anaknya dan
belum dilaksanakan dengan baik cara
40% (20) ibu menyatakan tahu tentang
menjaga kesehatan gigi dan mulut anak
kesehatan gigi.
yang
Tujuan umum dari penelitian ini
dibuktikan
adalah untuk mengidentifikasi persepsi
dengan 71,33 % ibu tidak pernah
ibu terhadap karies gigi anak usia pra
memeriksakan anak ke dokter gigi dan
sekolah
hanya 38% ibu yang menyikat gigi anak
Kecamatan Kemusu Boyolali.
dimiliki.
dengan
kurang
tidak
yaitu
sesuai
masih
dalam
pengetahuan
Hal
tersebut
setelah sarapan dan sebelum tidur serta 14,67%
tidak
menyikat
TK
Manfaat
Dharma
penelitian
ini
wanita
yaitu
anak
digunakan sebagai informasi mengenai
balitanya (Gultom 2009). Penelitian lain
persepsi ibu tentang karies gigi pada
yang pernah dilakukan didapatkan hasil
anak
bahwa
antara
penelitian-penelitian selanjutnya terkait
dukungan keluarga terhadap perilaku
karies gigi misalnya faktor yang dapat
menjaga
meningkatkan motivasi ibu menjaga
terdapat
kesehatan
gigi
di
hubungan
gigi
anak usia
prasekolah yaitu anak yang memiliki
dan
acuan
untuk
melakukan
kesehatan gigi anak.
3
comprehending,
METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian.
sintetizing,
teorism,
recontrextualizing (Moleong 2006).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Etika penelitian. Penelitian ini
penelitian kualitatif dengan rancangan
mendapatkan ijin terlebih dahulu dari
penelitian deskriptif studi fenomenologi.
TK Dharma Wanita Kemusu Boyolali
Populasi dan sampel. Populasi
kemudian membuat lembar persetujuan
dalam penelitian ini yaitu semua ibu-ibu
yang diberikan dan dijelaskan kepada
yang mempunyai anak usia 3-5 tahun di
partisipan tentang maksud dan tujuan
TK Dharma Wanita Kecamatan Kemusu
penelitian
Kabupaten Boyolali sejumlah 50 orang.
menjaga
Sampel
sebanyak
partisipan juga tidak dicantumkan.
tercapai
saturasi
5
orang (Saryono
hingga
serta
manfaatnya.
kerahasiaan,
Untuk identitas
dan
Anggraeni 2010). Teknik pengambilan
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel dilakukan menggunakan metode
Penelitian
dimulai pada
bulan
purposive sampling. Sampel berasal dari
Desember hingga Juni 2014. Dari 5
orang tua murid TK Dharma Wanita
partisipan
Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali
berikut :
dengan kriteria ibu-ibu yang memiliki
1.
anak usia 3-5 tahun di TK Dharma
gigi anak usia prasekolah
Wanita Kecamatan Kemusu Boyolali.
1.1
Ibu yang anaknya menderita karies gigi
didapatkan
tema
sebagai
Pengetahuan ibu tentang karies
Pengertian karies gigi Tema
mengenai
pengetahuan
dengan kriteria gigi berwarna coklat
didapatkan indikator gigis, hitam-hitam,
kehitaman pada lapisan email dan gigi
rusaknya
berlubang.
berlubang dan gigi geropos. indikator
dengan
Ibu
yang
jenjang
berpendidikan
maksimal
hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA). Alat
penelitian
dan
tersebut
jaringan
masuk
luar
gigi,
kedalam
gigi
kategori
pengertian karies gigi. Hasil
cara
penelitian
menyatakan
Teknik
bahwa karies gigi merupakan rusaknya
pengumpulan data dalam penelitian ini
jaringan gigi yang ditandai oleh gigi
yaitu
berlubang, gigi hitam, gigi geropos dan
pengumpulan
data.
dengan
bersifat
alami
(naturalistik), yakni dengan observasi,
gigi
wawancara, dan dokumen.Analisis data
berdasarkan teori yaitu karies gigi
yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan rusaknya jaringan keras gigi
adalah content analysis, ada empat
(Muryani 2010).
langkah pendekatan penelitian
4
proses yang
kognitif integral
kualitatif,
ompong.
Definisi
karies
gigi
dengan
Pernyataan mengenai karies gigi
dalam
yang diungkapkan oleh partisipan sesuai
yaitu
dengan pernyataan yang telah ada pada
teori
yaitu
karies
mengungkapkan
gigi
merupakan
bahwa rusaknya
menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sesuai
dengan
pengetahuan
(wahyu
jaringan gigi.
2013). Hal ini menunjukkan ibu berada
1.1
Pencegahan karies gigi
pada tahap “ tahu (know) “ yaitu ibu
Indikator kedua didapatkan sikat
mengetahui rangsangan yang diterima
gigi dua kali sehari, 1 kali sehari,
dan merupakan tingkat yang paling
penyakit yang perlu dicegah, perlu kalau
rendah gunanya untuk mengukur bahwa
melihat teman-temannya, kalau kata
orang tahu apa yang dipelajari seperti
orang karies itu berbahaya. Indikator
menyebutkan,
tersebut
mendefinisikan dan menyatakan suatu
masuk
kedisiplinan
kedalam
gosok
gigi
kategori dan
perlu
hal (Notoatmodjo 2005). Sehingga ibu hanya
dilakukan pencegahan karies gigi.
sebatas
telah
melaksanakan
dilakukan menunjukkan bahwa karies
diketahuinya.
gigi
1.2
Hasil
penelitian
merupakan
yang
penyakit
yang
menguraikan,
tahu apa
dan
belum
yang
telah
Penatalaksanaan karies gigi
berbahaya, namun para orang tua tidak
Indikator ketiga didapatkan kata
mengetahui cara pencegahan karies gigi.
kunci yaitu, cuma suruh gosok gigi aja,
Ibu menyatakan kebiasaan melakukan
belum pernah (melakukan pemeriksaan
gosok gigi yaitu dua kali sehari, namun
gigi), obat apotek, dibiarkan. Kata kunci
satu partisipan menyatakan bahwa gosok
tersebut
gigi hanya satu kali sehari saja tidak
penatalaksanaan karies gigi.
rutin dua kali sehari. Mengajarkan anak
masuk
Hasil
kedalam
penelitian
yang
telah
gosok
gigi
karies
gigi.
cara menggosok gigi yang benar yaitu
dilkukan
setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
merupakan
dapat mencegah terjadinya karies pada
Gosok gigi rutin dua kali sehari dapat
anak (Whelton 2009).
mengurangi resiko karies gigi karena
Hasil
penelitian
menyatakan
menyatakan
kategori
pengobatan
kotoran-kotoran yang menempel dapat
bahwa ibu mengetahui tentang karies
terangkat
gigi dan penyebabnya namun tidak tahu
melakukannya.
cara pencegahannya. Hasil penelitian
apotek juga merupakan penatalaksanaan
sesuai
terdahulu
untuk karies gigi, namun selama anak
bahwa dari 150 responden (97,33 %)
tidak mengeluh sakit maka pengobatan
responden memiliki pengetahuan yang
karies gigi tidak dilakukan. Orang tua
baik mengenai menjaga kesehatan gigi
juga tidak pernah membawa anaknya
dan
memeriksakan kebersihan gigi ke dokter
dengan
mulut
pelaksanaanya
penelitian
anaknya masih
namun kurang
dalam yaitu
apabila
tepat
Konsumsi obat
dalam dari
gigi atau pelayanan kesehatan.
belum dilaksanakan dengan baik cara
5
berfungsi sebagai pencegahan karies. Pernyataan dari partisipan tidak
Kadar flour dalam pasta gigi anak yang
sesuai dengan teori yang ada bahwa
baik yaitu sebesar biji jagung (Whelton
Penatalaksanaan
yaitu
2009). Fluroide yang terkandung dalam
dilakukan dengan cara pencabutan gigi
pasta gigi ini dapat diberikan pada anak-
dan
yaitu
anak setelah mereka bisa berkumur dan
pengembalian integritas jaringan secara
membuang air kumurnya yaitu ketika
permanen
anak berusia
preparasi
yang
karies
gigi
kavitas
berfungsi
untuk
2 tahun keatas, karena
menutup lubang pada gigi. Tertutupnya
anak yang berumur dibawah 2 tahun
lubang pada gigi membuat sisa-sisa
reflek menelan masih sangat tinggi
makanan tidak dapat masuk ke dalam
sehingga kemungkinan menelan pasta
lubang yang sulit dijangkau oleh alat
gigi juga sangat tinggi (Suryawati,
pembersih gigi (Edwina 2013). Hal ini
2010). Fluroide yang tertelan dalam
menunjukkan bahwa informan tidak
jumlah banyak dapat mengakibatkan
mengetahui cara penatalksanaan karies
keracunan pada anak dengan tanda mual
gigi pada anak.
muntah (Megananda 2010).
1.3 Pemajanan Fluroide
1.4
Dampak
keempat
yaitu,
Indikator kelima didapatkan kata
sikat
kalau
kunci yaitu, susah makan, berat badan
banyak-banyak nggak mau, sebesar biji
menurun, kesakitan, kalau ada kariesnya
jagung, dikit aja. Kata kunci tersebut
kelihatan item terus kuning”. Kata kunci
masuk kedalam kategori pemajanan
tersebut
Fluroide.
dampak karies gigi.
Indikator seperempat
Hasil
dari
penelitian
gigi,
menyatakan
Hasil
masuk
kedalam
penelitian
yang
kategori
telah
bahwa pemberian pasta gigi pada anak
dilakukan menyatakan bahwa dampak
saat gosok gigi hanya sedikit yaitu
dari karies gigi yaitu anak mengalami
seperempat atau setengah dari sikat
susah makan karena ketidaknyamanan
giginya dan sebesar biji jagung. Data
saat
lain didapatkan bahwa pemberian pasta
mengalami
gigi pada anak juga dilakukan setelah
karena anak mengalami kesulitan saat
anak berusia lebih dari dua tahun.
mengunyah, merasakan sakit karena gigi
Pernyataan dari partisipan tersebut
mengunyah
berlubang
makanan,
penurunan
yang
berat
anak badan
mengakibatkan
sesuai dengan teori bahwa pemberian
terganggunya proses belajar disekolah
pasta gigi dalam jumlah sedikit yang
serta perubahan warna pada gigi dari
terkandung dalam pasta gigi mampu
bersih menjadi hitam.
meningkatkan ketahanan struktur gigi anak
6
terhadap
demineralisasi
yang
Teori yang ada menyatakan bahwa karies gigi dapat mengurangi kualitas
hidup seorang anak, mereka merasakan
dua
sakit, ketidak nyamanan, infeksi akut
untuk menggosok gigi karena anak
serta kronik, gangguan makan dan tidur,
belum mampu melakukannya sendiri.
diantaranya
mengajarkan
anak
bahkan karies yang parah juga dapat
Orang tua memberikan pengaruh
meningkatkan risiko untuk dirawat di
yang sangat besar terhadap perilaku
rumah sakit sehingga anak tidak hadir ke
anak, sebab orang tua merupakan figur
sekolah dan dapat mempengaruhi proses
pertama yang menjadi contoh bagi anak-
pembelajaran anak (Maulana 2005).
anaknya.
Adanya karies gigi dapat mengganggu
memberikan dan
sistem pengunyahan pada umumnya dan
positif serta kasih sayang bagi anak-
dapat menjadi infeksi lokal sehingga
anaknya (Nurnahdiaty 2010). Hal yang
mengganggu kesehatan dan tumbuh
dapat dilakukan antara lain membantu
kembang anak (Putri 2010).
anak dalam kegiatan menggosok gigi
Hasil
penelitian
yang
Orang
tua
berkewajiban
mengajarkan hal-hal
telah
terutama pada anak dibawah usia 10
dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
tahun, karena anak belum memiliki
Hal ini diperkuat oleh teori
yang
kemampuan motorik yang baik untuk
menyatakan bahwa karies gigi dapat
menggosok gigi terutama pada bagian
menyebabkan rasa sakit pada anak
belakang (Halimsyah dkk 2008).
sehingga mengganggu kegiatan belajar
Hasil penelitian yang didapat yaitu
(Anwar 2011). Terganggunya kegiatan
sesuai dengan teori yang ada bahwa
belajar pada anak dapat berpengaruh
peran
pada prestasi anak di sekolah serta
perkembangan
berkurangya waktu bermain dengan
diperlukan terutama pada saat anak
teman sebayanya.
berusia dibawah lima tahun. Orang tua
2. Perawatan gigi anak usia prasekolah
yang paling dominan pada anak usia
aktif
orang
tua
terhadap
anak-anaknya
sangat
balita yaitu ibu sebagai tokoh sentral
2.1. Orang tua anak
dalam tahap perkembangan seorang
didapatkan kata kunci yaitu, saya bantu
anak, sehingga ibu perlu menguasai
(menggosok gigi), mendampingi, saya
berbagai
yang gosokkan. Kata kunci tersebut
(Wahyu 2013). Pengetahuan yang harus
masuk
dimiliki oleh orang tua yaitu mengenai
Tema
perawatan
kedalam
kategori
gigi
kebiasaan
pengetahuan
ketrampilan
kesehatan gigi dan mulut yang meliputi
merawat gigi. Hasil penelitian ini menyatakan
perawatan,
pencegahan,
pengobatan
peran orang tua dalam perawatan gigi
serta pentingnya kesehatan gigi bagi
anak
anak.
yaitu
mengajarkan
dan
melakukan
Penelitian ini menunjukkan bahwa
gosok gigi. Kelima partisipan tersebut
ibu berperan aktif dalam perawatan gigi
mendampingi
saat
anak
7
pada anak
yaitu mendampingi dan
tidak
dirawat
akan
menjalar
dan
mengajari anak gosok gigi. Pernyataan
merusak jaringan sekeliling gigi yang
tersebut diperkuat oleh penelitian yang
dapat menimbulkan abses dan gigi
pernah dilakukan bahwa ada hubungan
tersebut harus dicabut (Bechal 2013).
antara tindakan ibu tentang perawatan
Hasil penelitian ini menunjukan
kebersihan gigi dengan kejadian karies
bahwa orang tua tidak mengetahui cara
gigi pada anak prasekolah (Madyastuti
perawatan gigi pada anak yang telah
2011). Hal ini semakin memperkuat
mengalami
bahwa peran ibu pada anak yang masih
terdahulu
didapatkan
berusia dini sangatlah penting dan
hubungan
secara
berpengaruh terhadap kesehatan gigi
tingkat partisipasi orang tua dalam
anak.
perawatan kesehatan gigi dan mulut
karies.
Pada
penelitian
hasil
adanya
signifikan
antara
2.2. Lingkungan
anak dengan pengetahuan (Sumanti
Kata kunci kedua yaitu, sering suruh
2013). Orang tua seharusnya memiliki
gosok gigi, paling Cuma gosok gigi, ya
pengetahuan untuk merawat gigi anak
cuma gosok gigi. Kata kunci tersebut
dan melakukan tindakan perawatan gigi
masuk
pada anak yang telah mengalami karies
kedalam
kategori
kebiasaan
sehingga
merawat gigi di lingkungan. Hasil bahwa
penelitian
kebiasaan
menyatakan
dalam
merawat
kesehatan gigi di lingkungan tempat tinggal mereka yaitu dengan gosok gigi
karies
tidak menjalar
ke
jaringan sekeliling gigi. 3. Penyebab karies gigi 3.1. Asupan makan Tema
ketiga
didapatkan
kata
saja. Selama ini belum ada kegiatan
kunci yaitu, pengaruh susuatau coklat,
khusus lainnya seperti periksa kesehatan
permen coklat, mengkonsumsi makanan
gigi setiap enam bulan sekali ataupun
manis. Kata kunci tersebut masuk
memeriksakan gigi ke dokter karena
kedalam kategori asupan makanan.
penyakit tersebut masih sepele, sehingga
Hasil dari penelitian menyatakan
para ibu juga melakukan hal yang sama
penyebab
seperti
seringnya anak mengkonsumsi makanan
kebiasaan
dilingkungannya
tinggal. Gigi yang telah rusak tidak dapat dikembalikan pada keadaan normal, sehingga perlu dilakukan perawatan
dari
karies
gigi
yaitu
manis seperti permen, coklat dan susu . Tidak ada penyebab lain yang dapat menimbulkan karies gigi. Teori
yang
ada
menyebutkan
dengan membuang jaringan gigi yang
bahwa penyebab karies gigi pada anak
telah rusak dan menggantinya dengan
adalah faktor dari morfologi gigi sulung,
penambalan atau pemasangan gigi baru
bakteri pada anak, diet, lingkungan dan
(Basuki 2008). Kerusakan gigi yang
pengetahuan orang tua. Faktor dari
8
morfologi gigi sulung yaitu tipisnya
makanan
manis.
Berdasarkan
data
bagian email dan dentin pada gigi
tersebut para ibu belum mengetahui
sulung sehingga daerah proksimal lebih
secara keseluruhan mengenai penyebab
rentan terhadap penjalaran karies gigi
karies gigi pada anak.
(Maulana 2005). Faktor bakteri pada anak juga merupakan penyebab utama
SIMPULAN DAN SARAN
terjadinya karies, karena bakteri pada
Simpulan.
Pengetahuan
ibu
gigi anak didominasi oleh spesies yang
mengenai karies gigi yaitu rusaknya
tahan asam dan asidogenik seperti
jaringan gigi yang ditandai dengan
Streptococcus Mutans (SM) (Suyuti
adanya gigi berlubang, gigi hitam, gigi
2010).
geropos dan gigi ompong. Gosok gigi,
Kebiasaan buruk di lingkungan
pemberian obat dan pemajanan fluroide
antara lain tidak pernah melakukan
dilakukan oleh sebagian orang tua
pemeriksaan
sebagai penatalaksanaan karies pada
gigi
ke
pelayanan
kesehatan juga mempengaruhi terjadinya
anak,
karies gigi pada anak karena, hal
melakukan tindakan pengobatan atau
tersebut
penatalaksanaan karies gigi. Ibu juga
juga
pengetahuan
dipengaruhi
orang
tua
oleh
mengenai
tidak
beberapa
orang
menerapkan
tua
tidak
kedisiplinan
pencegahan gigi. Penyebab karies gigi
menggosok gigi pada anak sebagai
lainnya yaitu pola diet yang dipengaruhi
upaya pencegahan karies gigi. Dampak
oleh
makanan
yang
karies gigi pada anak adalah rasa sakit,
karbohidrat
yang
susah makan, penurunan berat badan,
merupakan sumber energi bagi tubuh
perubahan warna gigi dan terganggunya
dan salah satu kandunganya adalah
kegiatan belajar.
jenis-jenis
dikonsumsi
yaitu
sukrosa atau gula, konsumsi karbohidrat
Perawatan
gigi
anak
usia
yang berlebihan dapat menyebabkan
prasekolah yang dilakukan oleh para ibu
terjadinya
plak
dan lingkungan sekitar mereka tinggal
(Mudanijah 2004). Sehingga orang tua
yaitu gosok gigi dua kali sehari namun
harus
yang
tidak rutin dilakukan setiap harinya.. Ibu
manis,
tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
permen dan coklat) untuk menjaga
gigi ataupun penambalan gigi pada anak
kesehatan gigi anak.
yang mengalami karies ke pelayanan
pembentukan
selalu
dikonsumsi
Hasil
mengawasi anak
apa
(makanan
penelitian
menyatakan
kesehatan karena merasa belum ada
Partisipan belum mengetahui penyebab
keluhan
karies
keseluruhan.
penyakit karies gigi tidak harus segera
Partisipan hanya dapat menyebutkan
diobati karena nantinya akan sembuh
satu penyebab karies gigi yaitu asupan
sendiri.
gigi
secara
dan
mereka
mengganggap
9
Penyebab utama karies gigi yang
untuk melakukan penelitian-penelitian
dialami oleh anak usia prasekolah adalah
selanjutnya terkait karies gigi misalnya
makanan manis. Sisa makanan manis
faktor
yang
motivasi ibu menjaga kesehatan gigi
tidak
dibersihkan
akan
yang
dapat
menimbulkan plak pada gigi sehingga
anak.
menyebabkan karies gigi, namun para
penelitian kuantitatif terkait faktor yang
ibu
mempengaruhi terjadinya karies gigi
tidak
melakukan
pembatasan
konsumsi makanan manis pada anak
Selain
itu
meningkatkan
dapat
dilakukan
pada anak usia prasekolah.
mereka karena tidak ada waktu yang cukup untuk selalu mengawasi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Saran. Bagi TK Dharma Wanita
Anwar,
Fitriyadu
Umayani.
diharapkan dapat memberikan informasi
Hubungan
kepada
untuk
menggosok gigi dengan kejadian
memeriksakan kesehatan gigi anaknya
anak karies gigi pada siswa SD
ke pelayanan kesehatan atau dokter gigi
Negeri 01 Pasagadang di wilayah
untuk
kerja
para
orang
dilakukan
tua
pengobatan
karies
anatara
2011.
Puskesmas
kebiasaan
Pemancungan
gigi.Bagi tenaga kesehatan diharapkan
Padang Selatan. Skripsi. Diakses 04
Puskesmas Kemusu untuk meningkatkan
November 2013. http://apps.um-
status kesehatan gigi dan mulut anak
surabaya.ac.id
dengan melakukan pemeriksaan karies gigi
dan
Hargo.
2008.
Penelitian
penyuluhan
kebutuhan karies gigi pada anak-
kesehatan gigi kepada para orangtua
anak usia 12 dan 15 tahun di SD
mengenai kesehatan gigi dan mulut anak
Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36
secara rutin yaitu satu kali setiap
Kecamatan Medan Johor. Skripsi.
bulannya.
Universitas Sumatra Utara. diakses
tersedianya
memberikan
Basuki,
Bagi
institusi pendidikan
informasi
bagi
institusi
pendidikan tentang persepsi orang tua pada kejadian karies gigi anak usia prasekolah
agar
dapat
pencegahan
dini,
sehingga
pendidikan
dapat
program-progam
dilakukan institusi
merencanakan
misalnya
diadakan
pada 24 Juni 2014. http://USU-eRepository.ac.id Edwina, sally Joyston. dasar
karies
2013. Dasarpenyakit
dan
penanggulangan. EGC. Jakarta. Gultom, Meinarly. 2009. ‘Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu rumah
seminar mengenai kesehatan gigi anak
tangga
dan diadakannya praktek keperawatan
kesehatan gigi dan mulut anak
komunitas
balitanya’.
kanak.Manfaat
di
taman bagi
peneliti
kanaklain
digunakan sebagai informasi dan acuan
10
terhadap
Skripsi.
pemeliharaan
Universitas
Sumatra Utara. diakses pada 17
November.
2013.
http://apps.um-
November
2013,
http://ojs.unud.ac.id
surabaya.ac.id Khaerul,
27
Umam.
2010.
Perilaku
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar
organisasi. Pustaka Setia. Bandung.
Teori dan Manajemen Komunikasi.
Machfoedz, I. 2006. Menjaga kesehatan gigi & mulut anak-anak dan Ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta. Maulana, C. 2005. Ilmu kedokteran gigi. Buku Kedokteran. Bandung. Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi
Cetakan 2. Mdpress. Yogyakarta. Sutopo,
H.B.
2006.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Wahyu,
dkk
.2013.
dukungan
‘Hubungan
keluarga
terhadap
penelitian kualitatif. PT Remaja
perilaku menjaga kesehatan gigi
Rosdakarya. Bandung.
anak usia prasekolah di Taman
Maulani, Caherita. 2005. Kiat merawat
Kanak-kanak Ar-Ridlo Kecamatan
gigi anak. Elex Media Komputindo.
Blimbing kota malang’. Skripsi.
Jakarta.
Universitas
Mudanijah, Siti. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi : Pola Konsumsi Pangan. Penebar Swadaya. Jakarta
pada
22
Brawijaya.
diakses
November
2013.
http://old.fk.ub.ac.id Wediningsih, Ayu. 2012. ‘Peran Ibu
Muryani, Anik. 2010. Ilmu kesehatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar
anak dalam kebidanan. Trans Info
anak terhadap perkembangan anak
Media. Jakarta.
usia prasekolah’. Skripsi. Stikes RS
Nugraha, Ali. Dkk. 2011. Program
Baptis Kediri. diakses pada 19
pelibatan orang tua dan masyarakat.
November
Ed.1. Universitas terbuka. Jakarta.
http://journal.unsil.ac.id
2013.
Santoso, Soegeng. 2009. Materi pokok kesehatan dan gizi. Universitas terbuka. Jakarta. Sugiyono.
2013.
Metode
Use Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Sumanti, Vivin dkk. 2013. ‘Faktor yang berhubungan orangtua
dengan dalam
World Health Organization. 2010. Future Materials
Restoration.
for
World
Dental Health
Organization. Switzerland. diakses 14
November
2013.
partisipasi
http://www.who.int.dental-material-
perawatan
com
kesehatan gigi anak di Puskesmas
Wong,
et
al.
2008.
Buku
ajar
Tegallalang’. Vol. 1. No. 1. Skripsi.
keperawatan pediatrik Ed.6. EGC.
Universitas Udayana. diakses pada
Jakarta.
11