Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014 19 1 PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG GOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH (Studi Di Desa Diwek Kecamatan Jombang)
RELATIONSHIP OF PARENTAL KNOWLEDGE ABOUT BRUSHING YOUR TEETH WITH DENTAL CARIES EXPERIENCE IN PRESCHOOL CHILDREN (Study In The Village Diwek Jombang District Of Jombang) Maharnani Tri Puspitasari* * Dosen DIII Keperawatan ABSTRAK Penyebab utama kerusakan gigi yaitu tidak menggosok gigi, dan seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung gula terutama makanan yang padat dan lengket. Namun apapun yang kita makan dan minum kunci melindungi gigi yaitu dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang gosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah di Desa Diwek Kabupaten Jombang Kecamatan Jombang.Desain penelitian digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik. Populasinya adalah Semua anak Pra - sekolah dan orang tua anak prasekolah di Desa Diwek Kabupaten Jombang Kabupaten Jombang, sebanyak 46 anak, pengambilan sampel dengan menggunakan cara Simpel Random sampling. Variabel independentnya adalah pengetahuan orang tua tentang cara menggosok gigi dan variabel dependentnya adalah kejadian caries gigi pada anak pra – sekolah. Penelitian ini dilakukan di Desa Diwek Kabupaten Jombang Kecamatan Jombang.Hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Diwek Kabupaten Jombang Kecamatan Jombang bulan Maret tahun 2013, diperoleh data 23 responden (54,8%) memiliki pengetahuan cukup tentang gosok gigi, 26 anak pra-sekolah (61,9%) terjadi karies gigi, dan ibu dengan pengetahuan cukup hampir setengahnya anak pra-sekolah mengalami karies gigi yaitu sebanyak 7 responden (30,4%). Hasil analisa data menggunakan uji Wicoxon didapatkan bahwa α hitung = 0,006 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gosok gigi dengan kejadian karies gigi di Desa Diwek Kabupaten Jombang Kecamatan Jombang bulan Maret tahun 2013. Diharapkan ibu dapat lebih aktif dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pengetahuan cara menggosok gigi pada anak. Petugas diharapkan lebih meningkatkan jumlah penyuluhan dalam rangka meningkatkan kemauan dan kemampuan anak pra-sekolah dalam menjaga dan merawat gigi dengan menggosok gigi. Kata Kunci : Pengetahuan, Karies Gigi, Anak Pra-sekolah ABSTRACT The main cause of tooth decay is not brushed my teeth, and often consume foods that contain sugar are especially dense and sticky foods. But whatever we eat and drink is key to protecting your teeth with dental and oral hygiene. The purpose of this study was to determine the relationship of parental knowledge about brushing your teeth with dental caries experience in preschool children in the village Diwek Jombang District of Jombang. The research design used in this study were analytical research. The population is all children Pre - school and parents of preschool children in the village Diwek Jombang Jombang, as many as 46 children, using a sampling Simple random sampling method. Independentnya variable is parental knowledge about how to brush his teeth and dependentnya variable was the incidence of dental caries in children of pre - school. This research was conducted in the village of Jombang Diwek District of Jombang.The results of the research that has been conducted in the Village District of Jombang Jombang Diwek in March of 2013, the data obtained 23 respondents (54.8%) have sufficient knowledge about brushing teeth, 26 pre-school children (61.9%) occurred dental caries, and mothers with sufficient knowledge of almost half the pre-school children experience dental caries as many as seven respondents (30.4%).Results of data analysis using Wicoxon test showed that α count = 0.006 <0.05 then H0 is rejected and H1 is accepted, which means there is a relationship between maternal knowledge about brushing your teeth with dental caries experience in the Village District of Jombang Diwek in March of 2013. Expected mom be more active and work with health professionals to gain knowledge of how to brush your teeth in children. Officers are expected to further increase the amount of illumination in order to increase the willingness and ability of pre-school children in protecting and caring for your teeth by brushing your teeth. Keywords: Knowledge, Dental Caries, Pre-school Children
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014 20 menjaga kebersihan gigi dengan menyikat PENDAHULUAN gigi secara rutin minimal 2 kali sehari secara benar. Mengendalikan faktor resiko Perawatan gigi dan mulut pada masa balita terjadinya karies gigi dengan cara dan anak ternyata cukup menentukan menggosok gigi, pemberian fluorida atau kesehatan gigi dan mulut mereka pada menggunakan pasta gigi yang mengandung tingkatan usia selanjutnya. Beberapa fluorida, menghindari makanan lengket dan penyakit gigi dan mulut bisa mereka alami manis, serta rutin memeriksakan gigi pada bila perawatan tidak dilakukan dengan baik. dokter setiap 6 bulan sekali (Novrinda, Diantaranya caries (lubang pada 2010). permukaan gigi), gingivitis (radang gusi), Berdasarkan data tersebut, lebih lanjut dan sariawan (Wahyuni, 2007). Penyebab peneliti ingin meneliti hubungan utama kerusakan gigi yaitu tidak pengetahuan orang tua tentang gosok gigi menggosok gigi, dan seringnya dengan kejadian karies gigi pada anak mengkonsumsi makanan yang mengandung prasekolah di Desa Diwek Kecamatan gula terutama makanan yang padat dan Jombang. lengket. Namun apapun yang kita makan Rumusan masalah penelitian ini adalah dan minum kunci melindungi gigi yaitu Apakah ada hubungan pengetahuan orang dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut tua tentang gosok gigi dengan kejadian (Indirawati, 2007). Sebagian besar karies gigi pada anak prasekolah di Desa masyarakat Indonesia menganggap Diwek Kecamatan Jombang? kesehatan gigi bukan prioritas. Gigi Tujuan umum adalah Mengetahui memang masih dianggap nomor belakang, hubungan pengetahuan orang tua tentang padahal perawatan gigi secara rutin setiap gosok gigi dengan kejadian karies gigi enam bulan sekali lebih murah dibanding pada anak prasekolah di Desa Diwek bila sudah sakit. Kebersihan gigi dan mulut Kecamatan Jombang. (Indirawati, 2007). Sebagian besar Tujuan khusus adalah mengidentifikasi masyarakat Indonesia menganggap pengetahuan orang tua tentang gosok gigi, kesehatan gigi bukan prioritas. Gigi mengidentifikasi kejadian karies gigi pada memang masih dianggap nomor belakang, anak prasekolah, menganalisis hubungan padahal perawatan gigi secara rutin setiap pengetahuan orang tua tentang gosok gigi enam bulan sekali lebih murah dibanding dengan kejadian karies gigi pada anak bila sudah sakit. Karies atau penyakit gigi berlubang prasekolah. merupakan penyakit infeksi yang diderita Manfaat penelitian ini bagi tempat oleh hampir 95% populasi di Dunia. Sekitar penelitian adalah dapat menambah 59,4 juta (90%) balita Indonesia mengalami pengetahuan dalam penerapan teori kerusakan gigi, Jumlah balita di Indonesia penelitian yang telah diterima dalam mencapai 66 juta (30%) dari 220 juta lebih menyelesaikan studi kasus. Bagi penduduk Indonesia (Pradopo, 2011). masyarakat, penelitian ini dapat Jumlah balita di Jawa Timur yang meningkatkan pengetahuan masyarakat mengalami karies gigi sebesar 1,5 juta tentang pentingnya perawatan gigi pada (13,3%) anak dari 11.272.803 anak, anak usia pra sekolah. Bagi institusi sedangkan di Kabupaten Jombang pada pendidikan penelitian ini diharapkan dapat tahun 2010 yang mengalami karies gigi menambah kepustakaan bagi yang sebesar 7369 anak (14,49%) dari 50.836 membutuhkan referensi yang berkaitan anak (Dinkes Jombang, 2011). Data yang dengan pengetahuan ibu tentang cara diperoleh dari Puskesmas Diwek menggosok gigi dengan kejadain karies gigi Kabupaten Jombang, dengan jumlah anak pada anak prasekolah serta dapat sebagai pra-sekolah yang dilakukan skrening data dasar untuk melakukan penelitian sebanyak 115 anak, yang mengalami selanjutnya kejadian karies gigi sebanyak 34 anak BAHAN DAN METODE (39,1%) (UKS, 2011). Melaksanakan Dalam penelitian ini jenis penelitian yang penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi digunakan adalah penelitian analitik. dan mulut serta perawatannya secara rutin Penelitian analitik adalah suatu studi untuk kepada orang tua dan anak sekolah. menemukan fakta dengan interpretasi yang Mengajarkan cara menggosok gigi dengan tepat dan hasil penelitian diolah dengan benar kepada anak sejak dini. Rajin
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014 21 Variable independent adalah variabel yang menggunakan uji statistik. Sedangkan nilainya menentukan variabel lain (Hidayat, rancangan penelitian yang digunakan 2008). Pada penelitian ini sebagai variable adalah cross sectional. independent adalah pengetahuan orang tua Cross sectional yaitu rancangan penelitian tentang cara menggosok gigi. Variable dengan melakukan pengukuran atau dependent adalah variabel yang nilainya pengamatan pada saat bersamaan (sekali ditentukan oleh variabel lain (Hidayat, waktu) antara kedua variabel (Alimul, 2008). 2007). Pengumpulan data dilakukan dengan Populasi adalah keseluruhan dari suatu mengajukan surat permohonan izin variabel yang menyangkut masalah yang penelitian Kepala Desa Diwek Kecamatan akan diteliti. Variabel tersebut bisa berupa Jombang, setelah mendapat izin, kemudian orang, kejadian, perilaku atau sesuatu yang responden diberi penjelasan maksud dan lain yang akan dilakukan penelitian tujuan dari penelitian ini. Bila bersedia (Nursalam, 2008). menjadi responden selanjutnya responden Pada penelitian ini populasinya adalah menandatangani lembar persetujuan Semua anak anak prasekolah di Desa (Informed Consent). Diwek Kecamatan Jombang, sebanyak 46 Instrumen yang digunakan pada penelitian anak. ini adalah kuesioner dan Observasi. Sampel adalah sebagian subyek yang Kuesioner yang digunakan adalah diambil dari populasi yang diteliti dan kuesioner tertutup sehingga responden dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, hanya memilih jawaban yang tersedia pada 2007). kuesioner. Sedangkan observasi dilakukan Pada penelitian ini sampelnya adalah langsung dengan pemeriksaan gigi anak sebagian Semua anak Pra - sekolah dan prasekolah. orang tua anak prasekolah di Desa Diwek Sebagian besar pengetahuan manusia Kecamatan Jombang. diperoleh melalui mata dan telinga. Tahu di Pada penelitian ini pengambilan sampel artikan sebagai mengingat suatu materi secara Simpel Random sampling yaitu yang telah di pelajari sebelumnya. pengambilan sampel dengan cara mengundi Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini anggota yang dijadikan sampel atau adalah mengingat kembali (recall) terhadap responden (Sugiyono, 2006). situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima (Notoatmodjo, 2007). HASIL
Tabel silang hubungan pengetahuan ibu tentang gosok gigi dengan kejadian karies gigi di Desa Diwek Kecamatan Jombang bulan februari 2013 No.
Pengetahuan
Kejadian Karies Gigi Ya Tidak % % 12,5% 7 87,5%
Jumlah 8
% 100%
69,6%
23
100%
3
27,3%
11
100%
26
61,9%
42
100%
1
Baik
1
2
Cukup
7
30,4%
16
3
Kurang
8
72,7%
Jumlah
16
38,1%
PEMBAHASAN Pengetahuan ibu tentang gosok gigi Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gosok gigi di Desa Diwek Kecamatan Jombang bulan Februari tahun 2013 sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 responden (54,8%).
Menggosok gigi harus dimulai saat bayi lahir meskipun saat itu bayi belum mengkonsumsi makanan padat, tapi setelah menyusui tetap saja gusinya harus dibersihkan memang membersihkan gusi di usia bayi berbeda dengan orang dewasa (Sitorus, 2008). Pengetahuan ibu tentang menggosok gigi cukup sesuai dengan
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014 22 cenderung menyita waktu serta fenomena yang ada, karena pengetahuan memerlukan aktifitas sehingga ia akan tentang menggosok gigi tidak diperoleh merasa terganggu dengan penyakitnya. Ibu dalam pendidikan formal, pengetahuan ini yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah dapat diperoleh ibu dari budaya yang tangga memiliki banyak waktu luang untuk diturunkan oleh orang tua mereka, buku mendengarkan dan memperhatikan suatu bacaan tentang menggosok gigi, atau informasi atau promosi kesehatan sehingga promosi kesehatan yang disampaikan oleh menyebabkan responden lebih dapat tenaga kesehatan secara langsung atau tidak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan langsung, dan promosi kesehatan yang masyarakat disekitarnya sehingga disampaikan melalui iklan atau media responden dapat memperoleh informasi. elektronik. Penyampaian secara informal Hasil penelitian menunjukkan ada tersebut tidak semua dapat diterima oleh kesesuaian dengan teori, sebagian besar semua ibu sehingga tingkat pengetahuan responden berpengetahuan kurang karena mereka hanya sebatas pada tingkat tahu pengetahuan tentang stimulasi ini masih dengan kriteria cukup. belum sering diberikan dan dipromosikan, Pengetahuan ibu tentang menggosok baik oleh petugas kesehatan, lewat media gigi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor atau televisi, kalaupun petugas melakukan diantaranya adalah faktor umur. Semakin penyuluhan namun jumlah penyuluhan dan cukup umur tingkat kematangan dan tingkat pelaksanaannya kurang merata sehingga kekuatan seseorang akan lebih matang tidak semua responden mendapatkan dalam berfikir dan belajar. Dari segi informasi tersebut. Perilaku seseorang akan kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa pola terutama dalam motivasi untuk akan lebih dipercaya daripada orang belum bersikap berperan serta dalam cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini pembangunan kesehatan (Nursalam, 2008 : sebagai akibat dari pengalaman dan 59). Seseorang yang memiliki pendidikan kematangan jiwa (Nursalam, 2003). cukup tinggi mempengaruhi dalam Usia 20 – 35 tahun merupakan menerima informasi dan kemampuan atau rentang usia reproduksi sehat dimana pemahaman responden dalam mengerjakan mereka berusaha aktif mencari tahu hal – kuesioner yang diberikan. hal yang berhubungan dengan keadaan Faktor pekerjaan. Menurut dirinya dan keluarganya. Bagi ibu yang (Nursalam, 2008) yang mengutip Makum peduli akan kesehatan anaknya ia akan dan Erick menjelaskan bahwa pekerjaan berusaha mencari tahu tentang cara umumnya merupakan hal yang penting dan menggosok gigi dengan benar, sehingga ibu cenderung menyita waktu serta dapat mengajarkan anak menggosok gigi memerlukan aktifitas sehingga ia akan dengan benar juga. Namun sebagian ibu merasa terganggu dengan penyakitnya. Ibu juga kurang peduli terhadap cara yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah menggosok gigi, mereka banyak tangga memiliki banyak waktu luang untuk beranggapan bahwa menggosok gigi yang mendengarkan dan memperhatikan suatu dilakukan selama ini sudah benar dan informasi atau promosi kesehatan sehingga mampu mengajari anak dengan menyebabkan responden lebih dapat pengetahuannya yang cukup itu. berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan Faktor pendidikan, Pendidikan dapat masyarakat disekitarnya sehingga mempengaruhi seseorang termasuk juga responden dapat memperoleh informasi. perilaku seseorang akan pola terutama Hasil penelitian menunjukkan ada dalam motivasi untuk bersikap berperan kesesuaian dengan teori, sebagian besar serta dalam pembangunan kesehatan responden berpengetahuan kurang karena (Nursalam, 2008 : 59). Seseorang yang pengetahuan tentang stimulasi ini masih memiliki pendidikan cukup tinggi belum sering diberikan dan dipromosikan, mempengaruhi dalam menerima informasi baik oleh petugas kesehatan, lewat media dan kemampuan atau pemahaman atau televisi, kalaupun petugas melakukan responden dalam mengerjakan kuesioner penyuluhan namun jumlah penyuluhan dan yang diberikan. pelaksanaannya kurang merata sehingga Faktor pekerjaan. Menurut tidak semua responden mendapatkan (Nursalam, 2008) yang mengutip Makum informasi tersebut. dan Erick menjelaskan bahwa pekerjaan umumnya merupakan hal yang penting dan
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014 23 Kecamatan Jombang bulan Februari tahun Kejadian Karies Gigi 2013 ibu dengan pengetahuan tentang gosok gigi baik sebagian kecil anak praBerdasarkan tabel menunjukkan sekolah terjadi karies gigi yaitu sebesar 1 bahwa di Desa Diwek Kecamatan Jombang responden (12,5%), sedangkan yang ibu bulan Februari tahun 2013 hampir dengan pengetahuan cukup hampir setengahnya terjadi karies gigi yaitu setengahnya anak pra-sekolah mengalami sebanyak 16 responden (38,1%). karies gigi yaitu sebanyak 7 responden Karies gigi adalah penyakit jaringan (30,4%), dan ibu dengan pengetahun keras gigi akibat aktivitas bakteri sehingga kurang sebagian besar terjadi karies gigi terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yaitu sebanyak 8 responden (72,7%). Hasil yang diikuti terbentuknya kavitas (rongga). analisa data menggunakan uji Wicoxon Bakteri tersebut mampu meragikan gula didapatkan bahwa α hitung = 0,006 < 0,05 dalam karbohidrat sehingga menghasilkan maka H0 ditolak dan H1 diterima yang asam yang dapat menurunkan gula rongga artinya ada hubungan antara pengetahuan mulut. Partikel makanan yang tertinggal ibu tentang gosok gigi dengan kejadian didalam mulut sesudah seseorang makan karies gigi di Desa Diwek Kecamatan dan dengan bakteria serta lendir Jombang tahun 2013. membentuk lapisan tipis seperti agar-agar Pengetahuan tentang perawatan gigi dan yang melekat pada permukaan gigi implikasinya bagi kesehatan akan kemudian jika perawatan gigi dilalaikan mempengaruhi praktik oral hygine klien. maka lapisan tipis karang gigi akan Selain itu pembelajaran tentang praktik ditambahkan hari demi hari. Hal ini oral hygine akan menguntungkan dalam menyebabkan bakteri streptococcus mutans mengurangi resiko kesehatan juga dapat bersarang, bakteri tersebut mampu memotivasi anak untuk memenuhi meragikan gula dalam karbohidrat sehingga perawatan yang perlu mengurangi resiko menghasilkan asam yang dapat kesehatan juga dapat memotivasi anak menurunkan gula rongga mulut, dengan untuk memenuhi perawatan yang perlu. demikian akan membentuk karies gigi Dasar hygine mulut, hygine mulut akan (Soemantri, 2008). membantu seseorang mempertahankan Pola makan anak dan jenis makanan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan yang dikonsumsi anak kurang mendapat bibir, hygine mulut yang baik termasuk perhatian oleh orang tua, jajanan selama di kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban sekolah banyak mengandung bahan struktur mulut dasar hygine mulut yang pemanis dan lengket, namun tidak efektif adalah menggosok gigi dengan diimbangi dengan menggosok atau teliti (potter dkk, 2002). Partikel makanan membersihkan gigi secara rutin dan benar yang tertinggal didalam mulut sesudah sehingga anak mengalami karies gigi. seseorang makan dan dengan bakteria serta Memberikan contoh pada anak cara lendir membentuk lapisan tipis seperti agarmenggosok gigi dengan benar memang agar yang melekat pada permukaan gigi sangat sulit, dimana seorang anak kemudian jika perawatan gigi dilalaikan cenderung tidak mau melaksanakannya, maka lapisan tipis karang gigi akan seorang ibu membutuhkan kesabaran cukup ditambahkan hari demi hari. Hal ini tinggi sehingga mampu menerapkan dan menyebabkan bakteri streptococcus mutans membiasakan anak untuk menggosok gigi bersarang. Pada waktu bakteri memecah setelah sarapan pagi dan sebelum tidur gula, terbentuklah asam yang akan malam. Kebiasaan orang tua sendiri mengikis email dan membentuk lubang terkadang menjadi contoh kurang baik dimana anak disuruh menggosok gigi (Soemantri, 2008). namun orang tua atau anggota keluarga lain Sudah banyak iklan sering tidak melakukannya. mempromosikan tentang perawatan gigi, terutama iklan pasta gigi yang mengandung pesan bahwa menggosok gigi menggunakan Hubungan antara pengetahuan ibu pasta gigi yang mengandung fluorida dapat tentang gosok gigi dengan kejadian mencegah gigi keropos atau karies gigi. karies gigi Pesan iklan yang ditampilkan yang kurang Berdasarkan Tabel menunjukkan diperhatikan berdampak pada tingkat bahwa responden di Desa Diwek pengetahuan seseorang, baik itu ibu
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014 24 4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan ataupun anak. dalam menerima pesan pada penelitian lebih lanjut dapat seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa dikembangkan faktor yang faktor seperti umur, tingkat pendidikan, mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pekerjaan dan yang lainnya. kejadian karies gigi pada anak. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gosok gigi tersebut perlu adanya kerjasama antara masyarakat KEPUSTAKAAN dengan petugas kesehatan dalam memberikan materi tentang kesehatan gigi Alimul, Aziz.(2008). Riset Keperawatan dan cara perawatan gigi yang benar. dan Teknik Penulisan Ilmiah. Mengikutsertakan ibu dalam pelaksanaan Jakarta: Salemba Medika. praktik menggosok gigi yang benar pada Alimul, Aziz.(2008), Asuhan Neonatus, anak sejak usia dini. bayi dan Balita, Jakarta :EGC,.
SIMPULAN Simpulan 1. Pengetahuan ibu tentang gosok gigi di Desa Diwek Kecamatan Jombang bulan Februari tahun 2013 sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 responden (54,8%). 2. Kejadian karies gigi pada anak prasekolah di Desa Diwek Kecamatan Jombang bulan Februari tahun 2013 hampir setengahnya terjadi karies gigi yaitu sebanyak 16 responden (38,1%). 3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gosok gigi dengan kejadian karies gigi di Desa Diwek Kecamatan Jombang bulan Februari tahun 2013. 4. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gosok gigi dengan kejadian karies gigi di Desa Diwek Kecamatan Jombang bulan Februari tahun 2013. Saran 1. Bagi responden diharapkan ibu dapat lebih aktif dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pengetahuan cara menggosok gigi pada anak dan melakukannya pada anak dimulai sejak masa bayi. 2. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah bahan pustaka sebagai refrensi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan. 3. Bagi profesi kebidanan diharapkan petugas lebih meningkatkan jumlah penyuluhan dan kunjungan ke TK dalam rangka meningkatkan kemauan dan kemampuan anak pra-sekolah dalam menjaga dan merawat gigi dengan menggosok gigi.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2003). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya .Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Drew, David. (2008), Resusitasi Bayi Baru Lahir, Jakarta. EGC. Dinkes Mojokerto. (2008). Data Kematian Neonatus.Dinkes Jatim. Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika. Retnasih, dkk. (2008), Bayi Baru Lahir Normal.Jakarta: EGC. Riati. D. (2007). Ibu dan Anak. Research: http://www.dancow.com. Surasmi, dkk. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi.Jakarta: EGC. Sitorus. (2008). Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung : Yrama Widya Riati. D. (2007). Ibu dan Anak. Research: http://www.dancow.com. Surasmi, dkk.(2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi.Jakarta: EGC. Sitorus. (2008). Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung : Yrama Widya