eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda Spacy Helm-In dengan Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen R. Yogie Prawira W. 1, Slamet Mulyana2, Teddy Kurnia Wirakusumah3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected]
ABSTRACT Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan visibility, credibility, attraction, dan power dengan tahapan keputusan pembelian. Populasi penelitian ini adalah konsumen Honda Spacy Helm-In pada Main Dealer Honda AHASS Setia Inti Prima Bandung yang berjumlah 86 konsumen. Menggunakan rumus Slovin, maka jumlah sampel adalah sebanyak 47 responden. Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah sampel acak berkelompok satu tahap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi dengan teknik korelasi uji statistik Rank Spearman (rs). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket, wawancara, dan studi pustaka sebagai referensi bagi penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik brand ambassador Honda Spacy Helm-In dengan tahapan keputusan pembelian konsumen. Sedangkan pada subvariabel X yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power semuanya memiliki hubungan dengan subvariabel Y yaitu tahapan keptusan pembelian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa karakteristik brand ambassador Honda Spacy Helm-In memiliki hubungan dengan tahapan keputusan pembelian. Saran yang dapat diberikan peneliti yaitu PT. AHM Indonesia perlu melakukan evaluasi terhadap pemilihan brand ambassador yang mewakili produknya, mempertahankan penggunaan brand ambassador agar tetap mewakili produk, memperhatikan faktor reputasi dan kredibilitas brand ambassador yang digunakan. Kata kunci: brand ambassador, pengambilan keputusan
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Page 1 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
1.
Pendahuluan Persaingan bisnis dunia otomotif roda dua mulai memasuki babak baru.
Kendaraan roda dua atau yang lebih dikenal dengan sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia. Saat ini sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Hal tersebut disebabkan harganya yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan mobil. Selain itu bentuk kendaraan ini yang kecil dan ramping dianggap mampu menghindarkan penggunanya dari kemacetan lalu lintas. Minat masyarakat yang tinggi akan sepeda motor menyebabkan banyaknya merek sepeda motor yang masuk ke Indonesia. Sampai saat ini banyak sekali pabrikan sepeda motor yang memasarkan produk di Indonesia. Namun hanya beberapa saja yang dapat terus bertahan. Honda adalah salah salah satu pabrikan tersebut. Market share sepeda motor di Indonesia dipegang oleh pabrikan Honda dengan porsi 52,01%, Yamaha 40,13%, Suzuki 6,27%, Kawasaki 1,27%, TVS 0,31% dan Kanzen 0,01%. Honda juga terus memperkuat diri sebagai jawara skutik dengan menggeser Yamaha pada tahun 2011. Dari total penjualan skutik sebanyak 3.484.574 unit, Honda melahap 55,5 %, sedangkan Yamaha memperoleh 41,3% (sumber: laporan ASMI 2011). Penyumbang terbesar market share PT. Astra Honda Motor (AHM) adalah sepeda motor skutik. Varian Honda di pasar ini yaitu, BeAT series, Vario series, Scoopy series, Spacy Helm-In series, dan PCX series. Honda Spacy Helm-In adalah terobosan baru yang diluncurkan pada 4 Mei 2011 di JI Expo dan angka penjualannya telah mencapai 211.678 unit hingga Oktober 20111. Hal tersebut sangat fantastis mengingat produk ini baru diluncurkan pada pertengahan tahun. Kelebihan dari motor ini ialah image skuter matik yang elegan, lega, kapasitas tangki bensin ekstra, dan bagasi hingga 18 liter untuk memuat helm full face. Skuter matik ini dipasarkan dalam lima varisasi warna yaitu, imperial white, royal blue, majestic red, legacy green, dan emperor black. Pengendara motor yang telah memiliki sepeda motor ini dapat membawa barang yang cukup banyak 1
http://.oto.kompas.com/read/2011/05/05/071337/134335/101/laporan-asmi-indonesia, diakses pada 12 Januari 2012.
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
dalam berpergian jarak dekat maupun jarak jauh. Selain itu Bunga Citra Lestari (BCL) dan suaminya Ashraf Sinclair digandeng sebagai brand ambassador produk tersebut. Penggunaan brand ambassador dan atribut produk adalah senjata utama dalam mempromosikan Honda Spacy Helm-In. Executive Vice President Director
PT. AHM, Johannes
Loman
mengatakan bahwa pasangan selebriti ini dirasa serasi dengan citra motor baru Honda itu yang memang menargetkan keluarga muda sampai anak muda sebagai pasarnya. Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sangat cocok untuk menggambarkan Spacy dalam iklan2. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam membuat produknya dikenal. Penggunaan strategi marketing yang tepat diharapkan dapat membuat produk dikenal lebih jauh oleh konsumen yang pada akhirnya menuju pada keputusan dalam membeli produk tersebut. Persaingan tersebut memaksa produsen sepeda motor untuk terus mengembangkan strategi pemasaran. Tentu saja strategi pemasaran dilakukan untuk mempromosikan produk-produk mereka. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:45) strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Pemasar perlu menciptakan strategi promosi yang dapat membuat produk mereka dikenal oleh konsumen. Terutama bila produknya memiliki ciri yang sama dengan produk dari merek lain. Terence A. Shimp mengatakan bahwa tujuan komunikasi pemasaran ialah membangkitkan keinginan terhadap suatu kategori produk, menciptakan kesadaran merek, mendorong sikap prositif terhadap produk, mempengaruhi niat, dan memfasilitasi pembelian. Dengan menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif diperlukan alat pemasaran yang dikenal dengan promotional mix atau bauran promosi. Elemen-elemen yang tergabung dalam bauran promosi adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan perorangan (personal selling), publisitas (publicity), dan penjualan langsung (direct marketing).
2
http://us.oto.detik.com/read/2011/05/05/071337/1632801/639/bcl-dan-ashraf-ikon-hondaspacy, diakses pada 11 Januari 2012.
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Pada dasarnya semua fungsi dari elemen-elemen yang ada pada bauran promosi memiliki tujuan yang sama yaitu komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif didefinisikan sebagai “proses dimana seorang individu (communicator) mengirim stimulus (biasanya pesan verbal) untuk mengubah perilaku lain (audience)” (Tan, 1981:93-95). Bagaimana cara pemasar berkomunikasi dan mempengaruhi berbagai tipe konsumennya bergantung pada jenis produk serta jasa yang mereka jual dan juga proses yang dilewati para konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Penggunaan selebriti untuk suatu produk atau perusahaan bukanlah sesuatu hal yang baru dalam bidang marketing khususnya periklanan. Penggunaan selebriti untuk suatu produk ini bisa disebut dengan endorser atau juru bicara, ada juga yang menyebutkan brand ambassador atau duta produk. Disini brand ambassasor merupakan komunikator yang menyampaikan pesan mengenai produk yang ditawarkan. Komunikator memiliki peran yang penting dalam menunjang keberhasilan suatu kegiatan komunikasi. Brand ambassador adalah seseorang yang mempresentasikan potret terbaik dari produk atau layanan. Seseorang ini bisa karyawan perusahaan, pelanggan atau celebrity endorser (Soehadi, 2005:20). Sedangkan menurut Royan ialah seseorang yang dipercaya untuk mewakili produk tertentu. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk menggunakan sebuah produk, pemilihan brand ambassador biasanya seorang selebriti yang terkenal (Royan, 2005:14). Namun dalam keputusan penggunaan brand ambassador juga harus melalui beberapa pertimbangan, diantaranya adalah tingkat popularitas selebriti dan permasalahan apakah selebriti tersebut dapat mewakili karakter produk yang diiklankan (Royan, 2005:13). Penggunaan bintang iklan ataupun brand ambassador yang tepat akan menumbuhkan market share dari produk yang diwabakannya. Teori kredibilitas sumber (credibility of source) oleh Hovland, Janis, Kelly dalam buku Communication and Persuasion mengatakan bahwa orang lebih mungkin dipersuasi ketika sumber komunikatornya menunjukkan dirinya sebagai orang yang kredibel (Tan, 1981:114). Menurut teori ini, semakin tinggi R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
kredibilitas seorang komunikator maka semakin besar juga kemungkinan ia mempengaruhi khalayak. Hovland menggambarkan bahwa peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan bukan ahli (Tan, 1981:114). Orang biasanya lebih percaya dan cenderung lebih menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh seseorang yang memang ahli di bidangnya. Brand ambassador harus dapat menimbulkan keputusan pembelian maka terdapat faktor penting yang perlu diperhatikan yaitu sumber komunikator agar dapat mengubah sikap konsumen. Menurut Rossiter dan Percy (Royan, 2005:15) ada beberapa variabel tentang karakteristik brand ambassador yang dikenal dengan VisCAP yaitu, visibility (kepopuleran) ialah popularitas yang melekat pada selebriti yang mewakili produk tersebut, credibility (kredibilitas) adalah keahlian dan kepercayaan yang diberikan sang bintang, attraction (daya tarik) memiliki tiga hal, yaitu similarity (kesamaan), familiarity (keakraban) dan liking (kesukaan), dan yang terakhir power adalah tingkat kekuatan selebriti tersebut untuk membujuk para konsumen dalam membeli produk yang diiklankan. Penggunaan selebriti sebagai brand ambassador pada produk Honda Spacy Helm-In yaitu dengan harapan bahwa kepopuleran dan ketenaran mereka dapat mempengaruhi konsumen dalam membeli produk. Selain itu dengan adanya brand ambassador ini dapat memudahkan pemasar dalam mengenalkan produkproduk mereka. Maka dari itu, penting sekali penggunaan seorang selebriti sebagai brand ambassador agar mampu mempengaruhi konsumen dalam menumbuhkan keputusan pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan (Sutisna, 2001:15). Keputusan pembelian menurut Kotler yaitu, (2008a:224-229) dapat meliputi lima tahap diantaranya, pengenalan masalah/pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian . Namun untuk dapat mempengaruhi konsumen dalam menumbuhkan keputusan pembelian dengan menggunakan brand ambassador dalam iklan tidaklah mudah. Masih banyak anggapan bahwa kekuatan advertising sudah R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
semakin pudar. Konsumen sudah semakin pintar dalam memilih produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Belum lagi ada beberapa penelitian yang menganggap penggunaan brand ambassador bukanlah suatu usaha yang efektif. Hal ini disebabkan karena brand ambassador hanya mampu menciptakan brand loyality di benak konsumen. Berdasarkan paparan yang telah diungkapkan, maka penulis menjadikan fenomena ini sebagai masalah yang akan diteliti dengan judul “Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda Spacy Helm-In dengan Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen”. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena peneliti berdomisili di kota tersebut, sedangkan objek penelitian yaitu, konsumen Honda Spacy Helm-In pada Main Dealer Honda AHASS Setia Inti Prima didasarkan pada teknik penarikan sampel acak berkelompok satu tahap atau lebih sering dikenal dengan cluster random sampling.
2.
Kerangka Pemikiran
2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandaskan pada teori kredibilitas sumber (credibility of source) oleh Hovland, Janis, Kelly dalam buku Communication and Persuasion. Dalam bukunya Communication and Persuasion menyatakan “that people are more likely to be persuades when source present it’s self as credible”. Menurut teori ini, semakin tinggi kredibilitas seorang komunikator maka semakin besar juga kemungkinan ia mempengaruhi khalayak. Hovland menggambarkan bahwa peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan bukan ahli (Tan, 1981:114). Orang biasanya lebih percaya dan cenderung lebih menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh seseorang yang memang ahli di bidangnya. Sebagai contoh orang percaya iklan ban motor yang disampaikan seorang mekanik atau pembalap ketimbang orang lain yang tidak memiliki keahlian di bidang tersebut. Kredibilitas adalah persepsi yang dimiliki oleh khalayak tentang komunikator. Dampak pesan terhadap khalayak dipengaruhi oleh bagaimana
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
khalayak memandang pengirim pesan atau bagaimana kredibilitas komunikator dalam pandangan khalayak. Dalam penelitian ini penulis merujuk pada Rossiter dan Percy yang mengemukakan karakteristik brand ambassador yaitu, visibility (kepopuleran) ialah popularitas yang melekat pada selebriti yang mewakili produk tersebut, credibility
(kredibilitas)
adalah
keahlian
(expertness)
dan
kepercayaan
(trustworthiness) yang diberikan sang bintang, attraction (daya tarik) memiliki tiga hal, yaitu kesamaan (similarity), keakraban (familiarity), dan kesukaan (liking), sedangkan yang terakhir adalah power, yaitu tingkat kekuatan selebriti tersebut untuk membujuk para konsumen dalam membeli produk yang diiklankan. Komunikasi persuasi sangat diperlukan dalam komunkasi pemasaran, karena salah satu tujuan dari komunikasi pemasaran adalah mempersuasi khalayak. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar (Sutisna, 2003:267). Dalam rangka mencapai suatu komunikasi pemasaran yang efektif, perusahaan berusaha membuat program-program komunikasi pemasaran yang menarik. Program komunikasi pemasaran tersebut disusun secara hati-hati dan penuh perhitungan agar proses komunikasi pemasaran berjalan efektif dan efisien. Berdasarkan teori kredibilitas sumber dapat diketahui bahwa proses komunikasi pemasaran terjadi dalam beberapa tahapan. Pesan komunikasi datang dari sumber (sender). Sumber adalah pihak yang mengirim pesan kepada konsumen. Sebagai salah satu faktor penentu suksesnya sebuah komunikasi pemasaran, pemilihan komunikator perlu diperhatikan sedemikian rupa. Dampak pesan terhadap khalayak dipengaruhi oleh bagaimana khalayak memandang pengirim pesan tersebut. Pesan yang dikirim oleh sumber yang sangat dipercaya atau oleh sumber yang ahli dibidangnya atau sumber yang menarik dinilai akan lebih persuasif. Oleh karena itu kredibilitas seorang komunikator harus disesuaikan dengan khalayak yang dituju. Dalam penelitian ini, penulis meneliti karakter komunikator dalam hal ini brand ambassador yang dinilai komunikan. Agar terjadi perubahan sikap pada
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 7 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
konsumen maka diperlukan sumber yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap komunikannya.
2.2 Operasional Variabel Agar hipotesis yang diajukan dapat diuji secara statistik, maka variabelvariabel dioperasionalisasikan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X) adalah brand ambassador diartikan sebagai karakteristik brand ambassador harus disesuaikan dengan tujuan komunikasi yang hendak dicapai. Karakteristik tersebut yaitu, visibility (kepopuleran), credibility (kredibilitas), attraction (daya tarik), dan power (kekuatan).
Visibility sebagai sub variabel X1, diartikan sebagai popularitas yang melekat pada Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari yang mewakili produk tersebut, meliputi: terkenal sebagai bintang film, penyanyi, dan bintang iklan.
Credibility sebagai sub variabel X2, diartikan sebagai kredibilitas brand ambassador yaitu, keahlian dan keterpercayaan. Keahlian disini ialah persepsi konsumen terhadap keahlian Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari dalam memberikan pengetahuan produk terhadap konsumen, meliputi: mampu dan tahu banyak. Sedangkan keterpercayaan ialah persepsi konsumen terhadap Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari, meliputi: kejujuran dan objektifitas.
Attraction sebagai sub variabel X3, diartikan sebagai daya tarik psikologis yang diukur melalui kesamaan (similarity), keakraban (familiarity), dan kesukaan (liking). Kesamaan (similarity) meliputi: usia dan maksud. Keakraban (familiarity) disini diartikan sebagai interaksi terhadap iklan Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari, karena tidak mungkin akrab kepada mereka ketika bertatap muka. Sedangkan kesukaan (liking) meliputi: figur yang menyenangkan dan pekerjaan yang ditekuni.
Power sebagai sub variabel X4, diartikan sebagai kekuatan memerintahkan sosok Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari yang digunakan dalam iklan harus mampu untuk membuat konsumen membeli Honda Spacy Helm-In yang diukur melalui adanya minat dan pembelian.
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 8 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
2. Variabel Terikat (Y) adalah tahapan keputusan pembelian konsumen yaitu, pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan (Sutisna, 2001:15). Keputusan pembelian mempunyai beberapa tahapan yang meliputi:
Pengenalan masalah yaitu, konsumen melakukan proses pengenalan produk yang mereka butuhkan, meliputi: konsumen butuh akan produk dan tingkat kebutuhan akan produk.
Pencarian informasi yaitu, konsumen melakukan pencarian informasi (internal dan eksternal) tentang produk yang mereka butuhkan, meliputi: konsumen ingat akan jenis pencarian produk (pencarian internal) dan mencari informasi yang lebih lengkap tentang produk (pencarian eksternal).
Evaluasi alternatif yaitu, konsumen melakukan evaluasi terhadap harga, merek, dan asal negara produk yang mereka butuhkan, meliputi: konsumen mengevaluasi harga, merek, dan asal negara produk.
Keputusan konsumen yaitu, konsumen melakukan suatu keputusan pembelian produk berdasarkan faktor sikap orang lain dan keadaan sekitar, meliputi: konsumen memutuskan untuk membeli produk berdasarkan factor sikap orang lain dan berdasarkan factor sikap orang lain.
Perilaku pasca pembelian yaitu, konsumen melakukan evaluasi terhadap produk yang telah mereka beli dari tingkat kepuasan, meliputi: produk sesuai dengan yang diharapkan dan melakukan evaluasi produk dari tingkat kepuasan.
3.
Prosedur Penelitian
3.1 Metodologi Penelitian Penelitian yang berjudul “Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda Spacy Helm-In dengan Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen”, menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Pendekatan korelasional adalah suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran pada kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan hubungan prediktif dengan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih canggih. Metode korelasional sebenarnya kelanjutan dari metode deskriptif. “Metode deskriptif tidak menjelaskan hubungan diantara variabel, tidak menguji hipotesis atau melakukan prediksi” (Rakhmat, 2007:27). Penelitian ini akan meneliti tentang hubungan karakteristik brand ambassador Honda Spacy Helm-In dengan tahapan keputusan pembelian konsumen pada Main Dealer Setia Inti Prima di Kota Bandung. Karakteristik brand ambassador Honda Spacy Helm-In sebagai variabel X, sedangkan tahapan keputusan pembelian konsumen merupakan variabel Y. Metode korelasional
mengacu pada studi
yang bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan antarvariabel melalui statistik korelasioanl. Bahwa rancangan penilitian korelasional didasarkan asumsi bahwa realita lebih baik dideskripsikan suatu jaringan timbal balik dan menginteraksikan daripada hubungan kasual. Menurut Rakhmat (2007:27), jika kedua variabel saja yang dihubungkan korelasinya disebut korelasi sederhana (simple correlation), jika lebih dari dua, menggunakan korelasi ganda (multiple correlation). Metode korelasi digunakan untuk (Rakhmat, 2007:31) 1. Mengukur hubungan berbagai variabel. 2. Meramalkan variabel yang tidak bebas dari pengetahuan peneliti tentang variabel bebas. 3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
3.2 Populasi dan Sampel Populasi merupakan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi penelitian ini adalah seluruh dealer penjualan sepeda motor Honda di Kota Bandung. Populasi menurut Rakhmat, (2002:24) adalah “sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Main Dealer Setia Inti Prima yang melakukan pembelian Honda Spacy Helm-In selama dua bulan, yaitu dari Januari 2012 sampai Februari 2012. Adapun jumlah populasinya adalah 86 orang. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. David Nachmias dan Vhava Nachmias
mendefinisikan
sampel
sebagai
bagian
dari
populasi
yang
dikarakteristiknya tidak berbeda dengan karakteristik populasi (Bulaeng, 2004:156). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan simple random sampling. Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan data yang paling simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009:120). Ukuran atau besar sampel menggunakan rumus Slovin, yaitu {n = N / (1+Ne2)} dengan kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Hasil dari penghitungan rumus tersebut ialah 47. Hal tersebut menjadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu : 1. Angket Angket adalah teknik pengampilan data komunikasi secara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun secara tertulis dan disebarkan untuk mengetahui serta mendapatkan data primer dari responden. Hasil angket digunakan sebagai sumber membuat analisa data dan uraian serta kesimpulan akhir dari penelitian. 2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan informasi dengan cara bertanya langsung. Wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya kepada responden atau kepada orang yang kompeten sesuai dengan masalah yang diteliti. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik yang dilakukan dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat, serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khsusnya buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
4.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai “Hubungan
Karakteristik Brand Ambassador Honda Spacy Helm-In dengan Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Visibility Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sebagai brand ambassador dalam tanyangan iklan Honda Spacy Helm-In memiliki hubungan dengan tahapan keputusan pembelian konsumen pada Main Dealer Setia Inti Prima Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa visibility Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari yang meliputi popularitasnya mempunyai hubungan yang terhadap tahapan keputusan pembelian konsumen terhadap produk. 2. Credibility Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sebagai brand ambassador dalam tanyangan iklan Honda Spacy Helm-In memiliki hubungan dengan tahapan keputusan pembelian konsumen pada Main Dealer Setia Inti Prima Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa credibility Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari yang meliputi keahlian dan keterpercayaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tahapan keputusan pembelian konsumen terhadap produk. 3. Attraction Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sebagai brand ambassador dalam tanyangan iklan Honda Spacy Helm-In memiliki hubungan dengan tahapan keputusan pembelian konsumen pada Main Dealer Setia Inti Prima Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa attraction Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari yang meliputi kesamaan (similarity), keakraban
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
(familiarity), dan kesukaan (liking) mempunyai hubungan terhadap tahapan keputusan pembelian konsumen terhadap produk. 4. Power Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sebagai brand ambassador dalam tanyangan iklan Honda Spacy Helm-In memiliki hubungan terhadap tahapan keputusan pembelian konsumen pada Main Dealer Setia Inti Prima Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa power Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari yang meliputi kekuatan untuk memerintahkan target audience mempunyai hubungan terhadap tahapan keputusan pembelian konsumen terhadap produk. 5. Karakteristik Ashraf Sinclair dan Bunga Citra Lestari sebagai brand ambassador dalam tayangan iklan Honda Spacy Helm-In memiliki hubungan terhadap tahapan keputusan pembelian konsumen terhadap produk. Ketika iklan merubah tingkah laku target audience (khalayak) secara kuat, disebabkan karena target audience (khalayak) mempelajari isi pesan iklan yang dilihatnya, yang kemudian akan menuntun kepada sebuah tahapan keputusan pembelian.
Namun
penggunaan
brand ambassador
tidak
sepenuhnya mempunyai hubungan terhadap tahapan keputusan pembelian, ada faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya tahapan keputusan pembelian konsumen.
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA
Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2008. Principles of Marketing. 12
th
Edition
Pearson International Edition:New Jersey: Prentice Hall. Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Royan, Frans M. 2005. Marketing Selebritis: Selebritis dalam Iklan dan Strategi Selebriis Memasarkan Diri Sendiri. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta. Sutisna, 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sutisna, 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tan, Alexis. 1981. Mass Communication Theories and Research. USA: Grid Publishing, Inc. Sumber lain: http://.oto.kompas.com/read/2011/05/05/071337/134335/101/laporan-asmi-indonesia, diakses pada 12 Januari 2012. http://us.oto.detik.com/read/2011/05/05/071337/1632801/639/bcl-dan-ashraf-ikon-hondaspacy, diakses pada 11 Januari 2012.
R. Yogie Prawira W- Hubungan Karakteristik Brand Ambassador Honda... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 14