1
HUBUNGAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DIRUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN PANGKEP
RELATED MANAGERIAL FUNCTIONS OF THE HEAD’S NURSE MANAGEMENT TOWARD IMPLEMENTATION DOCUMENTATION NUSRING CARE AT HOSPITAS PANGKEP DISTRIC
Naomi Malaha¹, Elly. L. Sjattar², Irfan Idris³
¹ Bagian Keperawatan, RSUD Kabupaten Pangkep ²Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin ³Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Naomi.Malaha, S.Kep.Ns RSUD Kabupaten Pangkep Jln. Sultan Hasanuddin no 3 Kabupaten Pangkep Hp. 085255685941 Email ;
[email protected]
2 Abstrak Fungsi manajerial kepala ruang belum baik seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian dalam manajemen keperawatan sangat menentukan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan kepada klien. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep .Penelitian ini merupakan studi cross-sectional, jenis penelitian kuantitatif 71 perawat pelaksana sebagai sampel melalui Proportionate Stratified Random Sampling di 10 ruang rawat inap diberikan kuesioner fungsi manajerial kepala ruang dengan kepala ruang dan dinilai pelaksanaan asuhan keperawatan melalui dokumen pasien. Dilanjutkan cross cek dengan kepala ruang tentang fungsi manajeria.Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan pendokumentasian asuhan k eperawatan baik (64,8%). F ungsi manajerial kepala ruang yaitu fungsi perencanaan baik (62,0%), ada hubungan (p=0,024), dan tidak ada pengaruh (p=0,07, Exp B=0,200). (2) fungsi pengorganisasian t i d a k baik (80,3%), tidak ada hubungan (p=0,527), dan tidak ada pengaruh (p=0,393, Exp B=0,200). (3) fungsi pengarahan baik (59,2%), t i d a k ada hubungan (p=0,366), dan ada pengaruh (p=0,126, Exp B=2,585). (4) fungsi pengawasan tidak baik (80,3%), ada hubungan (p=0,032) dan tidak ada pengaruh (p=0,589, Exp B=0,511). (5) fungsi pengendalian baik (57,7`%), ada hubungan (p=0,021), dan ada pengaruh (p=0,337 Exp B=4.252). Kesimpulannya bahwa fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik (p=0,0337, Exp B=4,252), dan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan p en d ok um en t a s i a n asuhan keperawatannya juga tidak baik (p=0,126, Exp B=2,585). Kata Kunci : Pendokumentasian asuhan keperawatan, Fungsi manajerial.
ABSTRAK
Iis the managerial function has not been a good head space as functions of planning, organizing, directing, monitoring and control is crucial in nursing management nursing services in the inpatient ward by nurses in carrying out documentation of nursing care to clients. This study aims to analyze the effect of managerial functions to the execution chamber heads documenting nursing care in hospital wards Pangkep. Study was a cross-sectional study, quantitative research population of nurses in the inpatient unit and 71 nurses in the sample through the Proportionate Stratified Random Sampling in 10 wards given questionnaires managerial functions with head space head space and assessed the implementation of nursing care through patient documents. Continued cross check to the head space of the function execution manajeria.Hasil showed good documentation of nursing care (64.8%). Managerial functions of planning functions of head space that is both (62.0%), no correlation (p = 0.024), and no effect (p = 0.07, Exp B = 0.200). (2) the function of organizing is not good (80.3%), there was no relationship (p = 0.527), and no effect (p = 0.393, Exp B = 0.200). (3) function either direction (59.2%), there was no relationship (p = 0.366), and no effect (p = 0.126, Exp B = 2.585). (4) oversight function is not good (80.3%), no correlation (p = 0.032) and no effect (p = 0.589, Exp B = 0.511). (5) better control function (57.7 `%), no correlation (p = 0.021), and no effect (p = 0.337 Exp B = 4,252). The conclusion that the function of the room is not good head control, tend implementation of nursing care management is also not good (p = 0.0337, Exp B = 4.252), and the function of the direction of head room is not good, tend to documenting the implementation of nursing care is also not good (p = 0.126 , Exp B = 2.585).
Keywords: Documenting nursing care, managerial functions.
3
PENDAHULUAN Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ). Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit diwajibkan memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan (Sitorus dkk., 2011). Pemerintah
efektif
sesuai dengan
standar
pelayanan di rumah sakit
Rumah Sakit Umum Pangkep
adalah rumah sakit milik
Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Jumlah tempat tidur
sebanyak 172 TT dengan 10 ruang rawat inap dengan BOR mencapai 73,2 %, dan didukung oleh jumlah
tenaga perawat fungsional sebanyak 258 orang
Adapun
tingkat pendidikan kepala ruang yaitu yang berlatar belakang pendidikan S1.Keperawatan + Ners sebanyak
3 orang, berlatar belakang pendidikan
DIII
Keperawatan sebanyak 7 orang. Dari data tersebut terlihat masih didominasi oleh perawat yang pendidikannya DIII Keperawatan yaitu 40 %. Dalam pelaksanaan manajemen keperawatan yang bermutu dibutuhkan seorang manajer keperawatan yang bertanggung jawab dan mampu melaksanakan manajemen keperawatan sehingga dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Hutahaen.,2009). Kualitas mutu asuhan keperawatan dapat diukur dengan standar asuhan keperawatan yang berfungsi sebagai alat ukut untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan apakah pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit sudah mengikuti dan memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut (Hasibuan., 2002). Bila pelayanan sudah mengikuti dan sesuai dengan persyaratan – persyaratan maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan sudah dapat dipertanggung jawabkan mutunya. Menurut Tim Departemen Kesehatan Rl (2001), penilaian pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dengan metode proses keperawatan di rumah sakit dapat diukur dengan instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan. Adapun salah satu penilaiannya adalah dengan menggunakan instrumen A yaitu pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan untuk mengetahui kualitas asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Adapun ketetapan dari Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten
Pangkep diharapkan hasil dari pencapaian kualitas SAK adalah pencapaian rata – rata lebih dari 86 %.
4
Hasil Penelitian di RSUD Mataram, pada hasil pengumpulan data dengan wawancara kepada responden perawat pelaksana didapatkan bahwa pendokumentasin Asuhan Keperawatan tidak lengkap bahkan ada yang kosong dan hanya menuliskna pada SOAPIER setiap pergantian dinas, karena banyak kesibukan kadang – kadang faktor kemalasan dan tidak ada pengawasan dari kepala ruangan. (Sugiyati dkk., (2008). Dari hasil pelaksanaan evaluasi penerapan Standar Asuhan keperawatan di RSUD Kabupaten Pangkep pada tahun 2012 penilaian pelaksanaan penerapan SAK penilaian rata – rata sebanyak 69.3 % . Dari data tersebut menunjukkan hasil pada semua aspek yang dinilai dan pancapaian rata – rata masih dibawah ketetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep
( ≤ 86 % ). Sehingga masalah pelaksanaan
pendokumentasian asuhan Keperawatan masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pangkep
BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pangkep mulai bulan Mei – Juli 2013, Jenis penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan analisis statistik dan dilanjutkan
dengan wawancara mendalam. Desain penelitian ini
merupakan studi cross-sectional. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang bertugas diRuang rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Pangkep, Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Pangkep
Rawat Inap RSUD Kabupaten
sebanyak 71 orang, yang dipilih secara proportional stratified random
sampling yang memenuhi kriteria inklusi bersedia menjadi responden, pendidikan minimal Dill keperawatan bekerja minimal 2 tahun , bertugas di ruang rawat inap. Dan bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani informed consent yang telah dikeluarkan oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Metode Pengumpulan Data Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk pernyataan – pernyataan yang berkaitan dengan data karateristik demografi perawat
5
dan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan, fungsi pengendalian. Kuesioner tersebut diisi sendiri oleh perawat pelaksana yang menjadi responden, sedangkan instrument untuk mengukur pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan format Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit ( Depkes RI, 2005) Pernyataan dalam kuesioner dibedakan menjadi pernyataan positif dan pernyataan negative, penilaian menggunakan skala likert, dengan skor dari setiap item yaitu : untuk pernyataan Positif : Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan Negatif. Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju = 4. Analisis Data
Data fungsi manajerial kepala ruang yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan dan fungsi pengendalian serta karateristik sampel diolah menggunakan SPSS for windows 16.0, untuk menilai hubungan pengaruh fungsi manajerial kepala ruangan dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan digunakan analisis multivariate “ uji regresi berganda “ ( Sugiyono,1999) HASIL Karateristik sampel Karateristik sampel bahwa sebagian besar berusia diatas 25 tahun yaitu 44 orang ( 62.0%) masa kerja diatas 5 tahun sebanyak 45 orang ( 63.4%), tingkat pendidikan DIII sebanyak 54 orang ( 76.1%), wanita sebanyak 57 orang ( 89.3%), dan sudah menilah sebanyak 44 orang ( 62.0%) Fungsi perencanaan. Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi perencanaan kepala ruang tidak baik dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
lengkap
adalah 81.5%
ini lebih besar dibanding
dengan
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap 45.5 % sedangkan fungsi perencanaan kepala ruang yang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
lengkap
45.5 % lebih besar dibanding
pelaksanaan pendokumentasian tidak lengkap 27.0% Hasil uji Chi-squares menunjukkan
p=0.024
(p< 0,05)
maka dapat
6
disimpulkan ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho ditolak, Ha diterima. Fungsi Pengorganisasian. Berdasarkan tabel. 2. terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengorganisasian
kepala ruang baik menjadikan
pelaksanaan pendokumentasian
tidak lengkap adalah 68.8% ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik
38.5 % sedangkan fungsi perencanaan kepala ruang yang
baik menjadikan pelaksanaan asuhan keperawatan lengkap 61.5.8% lebih besar dibanding pelaksanaan pengorganisasian tidak baik 38.5 %. Hasil uji Chi-squares menunjukkan p =0.621 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho diterima , Ha ditolak. Fungsi Pengarahan Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengorganisasian
kepala ruang baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan lengkap
adalah 69.0%
ini lebih besar dibanding
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap
dengan 31.0 %
sedangkan fungsi perencanaan kepala ruang yang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
lengkap
58.6
% lebih besar dibanding
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 41.4%. Hasil uji Chi-squares menunjukkan
p =0.366
(p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak
ada hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap SUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho diterima , Ha ditolak. Fungsi Pengawasan Berdasarkan tabel fungsi
pengawasan
4, terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang kepala
ruang
tidak
baik
pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap dibanding
dengan
menjadikan
adalah 80.8%
fungsi pengawasan yang baik
55.6%
pelaksanaan
ini lebih besar sedangkan fungsi
pengawasan kepala ruang yang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
tidak lengkap
44.4%
lebih besar dibanding pelaksanaan
7
19,2 %. Hasil uji Chi-squares menunjukkan p
pendokumentasian tidak lengkap =0.032
(p < 0,05) maka dapat
pengarahan
kepala
ruang
dengan
disimpulkan
ada hubungan antara fungsi
pelaksanaan
pendokumentasian
asuhan
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho ditolak , Ha diterima. Fungsi pengendalian. Berdasarkan tabel. 5, terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengendalian kepala ruang tidak
baik menjadikan
pelaksanaan
asuhan
keperawatan lengkap adalah 81.5% ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang lengkap 54.5%
sedangkan fungsi
pengendalian kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap
45.5 %
pendokumentasian tidak lengkap
18.5% . Hasil uji Chi-squares menunjukkan
p=0.021
(p < 0,05)
maka dapat
lebih besar
disimpulkan
dibanding pelaksanaan
ada hubungan antara fungsi
pengendalian kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho ditolak Ha diterima. Analisis Multivariat. Fungsi pengendalian dengan p = 0.024
( p < 0.05) dan Exp B = 4.252 ,
menunjukkan fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 4 kali lebih besar, dibanding fungsi
pengendalian
kepala ruang baik
dan
Fungsi
pengarahan dengan p = 0. 0.451( p > 0.05) dan Exp B = 2.585, menunjukkan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 2 kali lebih besar, dibanding fungsi pengarahan kepala ruang baik.
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan fungsi perencanaan kepala ruang sebagian besar setuju ada perencanaan kepala ruang, ada sebagian ragu-ragu dan sebagian kecil yang kurang setuju. Akan tetapi secara komulatif tentang fungsi perencannaan kepala ruang cukup baik (62.0 %), ini juga didukung oleh
tentang fungsi
perencanaan baik, yang menjadi pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan baik
8
adalah ( 52,2 %) . Berdasarkan uji Chi-squares menunjukkan antara
fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan
ada hubungan
pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021). Hal ini dikarenakan dari 7 kepala ruang sebagian besar tingkat pendidikannya D-III (58,34 %)
walaupun mereka mempunyai masa kerja yang cukup lama,
sehingga kemampuan manajerial belum setara dengan kepala ruang yang tingkat pendidikannya
S-1 + Ners. Disamping itu responden
sebagian besar tingkat
pendidikannya D-III ( 71.6 %) sebagai ahli madya yang sifatnya hanya operasional dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal ini juga di dukung oleh hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang menunjukan
masih banyak
yang belum melaksanakan fungsi perencanaan dengan baik, karena masih ada kendala yaitu kurang adanya motivasi, belum jelas apa yang mau dibuat dan belum ada standar yang jelas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Warsito (2006) yang menyatakan tidak
ada
hubungan
fungsi
perencanaan
dengan
manajemen
keperawatan, Ketidak sesuaian hasil penelitian lebih disebabkan karena pemahaman akan ilmu menejerial yang dipunyai oleh kepala ruangan dimasing – masing tempat penelitian yang berbeda. Fungsi pengorganisasian kepala ruang t id ak
menunjukkan
sebagian
besar
setuju bahwa ada perumusan metode / sistem penugasan, pembuatan
rincian tugas katim dan anggota tim, pembuatan rentang kendali karu dan katim serta anggota, pengaturan dan pengendalian tenaga keperawatan, penetapan standar dan sasaran askep, pedelegasian tugas keperawatan dan pemberian kewewenang kepada tenaga TU. Ada sebagian kecil
perawat pelaksana kurang setuju dengan rentang
kendali dan pemberian wewenang kepada TU. Ada sebagian responden ragu-ragu akan rincian tugas katim dan anggota tim.
Sehingga secara komulatif persepsi
perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang tidak baik (80.3 %), ini juga didukung oleh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian tidak baik, yang menjadi pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan t i d a k baik adalah
31.2 %. Berdasarkan
hubungan
antara
pendokumentasian
uji
Chi-squares
fungsi pengorganisasian
menunjukan
ada
kepala ruang dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Pangkep (p=0,527).
tidak
RSUD Kabupaten
dari hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang masih
9
banyak yang belum melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik dan masih menerapkan sistem pengorganisasian keperawatan dengan metode fungsional, serta baru sebagian kecil yang melaksanakan metode tim. Hal ini masih ada kendala dengan keterbatasan jumlah tenaga perawat dan administrasi, standar operasional belum ditetapkan dan rendahnya motivasi perawat pelaksana. Penelitian sebelumnya ( Warsito dkk., 2007) sejalan dengan penelitian ini yang menyatakan hubungan pengorganisasian tidak ada hubungan dengan pelaksanaan manajemen keperawatan. Hasil pendapat responden tentang fungsi pengarahan kepala ruang sangat baik (59.2 %), ini juga didukung oleh pengarahan
baik,
yang
menjadi
pendapat responden
pelaksanaan
keperawatan lengkap adalah 69.0%. Berdasarkan
tentang fungsi
pendokumentasian
uji
Chi-squares
asuhan
menunjukan
t i d a k ada hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokuemntasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Pangkep
RSUD Kabupaten
(p=0,366). Tetapi mempunyai nilai OR 1.575, sehingga fungsi pengarahan
yang baik harus tetap dipertahankan . Hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengarahan dengan p = 0. 0.451( p > 0.05) dan Exp B = 2.585, menunjukkan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 2 kali lebih besar, dibanding fungsi pengarahan kepala ruang baik. Hasil
penelitian
ini
sejalan
dengan
hasil
penelitian
sebelumnya
disebutkan ada hubungan bermakna antara pengarahan dengan pelaksanaan manajemen keperawatan, yang dapat dipahami penulis bahwa tanggung jawab perawat adalah pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (Jurnal Keperawatan Indonesia.,2000) fungsi pengawasan kepala ruang
ruang tidak baik (80.3%), Berdasarkan
uji Chi-squares menunjukan ada hubungan antara ruang dengan pelaksanaan
pendokumentasian
fungsi pengawasan kepala
asuhan keperawatan
di ruang
rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,032) . Dimana perawat pelaksana yang melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, terkait dengan
fungsi pengawasan kepala ruang baik maupun tidak baik. Hal ini juga di
dukung oleh hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang
sebagian
besar
10
tidak
melaksanakan
fungsi pengawasan
dengan baik dengan melaksanakan
penilaian askep, supervisi langsung dan membimbing perawat Fungsi pengendalian
kepala
ruang
secara komulatif persepsi perawat
pelaksana tentang fungsi pengendalian kepala ruang
t i d a k baik (57.7%), ini
juga didukung oleh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengendalian tidak baik, yang menjadi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan baik adalah 81.5% Berdasarkan uji Chi-squares menunjukkan pengendalian kepala ruang dengan pelaksanaan keperawatan
di
ruang
rawat
inap
ada hubungan antara
fungsi
pendokumentasian
asuhan
RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021).
Dimana perawat pelaksana yang melaksanakan manajemen asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, terkait dengan fungsi pengendalian kepala ruang baik maupun tidak baik. Hal ini juga di dukung oleh hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang masih ada yang belum melaksanakan fungsi pengendalian dengan baik, seperti belum melaksanakan audit dokementasi askep, survey kepuasan klien dan keluarga, survey kepuasan perawat dan tenaga kesehatan lain, dan menghitung lama hari rawat. Ini dikarenakan belum tersedianya standar dan format. Hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengendalian dengan p = 0.024
( p < 0.05)
dan Exp B = 4.252 , menunjukkan fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 4 kali lebih besar, dibanding fungsi pengendalian kepala ruang baik. Menurut Marquis & Huston (2010) pengendalian (controlling) didalamnya termasuk melakukan koordinasi dengan berbagai profesi agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi dengan berbagai profesi agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui kegiatan ini, standar keberhasilan dituangkan dalam bentuk target dan prosedur kerja, sehingga dapat dibandingkan hasil yang telah dan akan dicapai atau dikerjakan oleh staf.
11
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan di
ruang
(p=0,021),
rawat
inap
pengorganisasian
RSUD Kabupaten Pangkep
tapi fungsi
antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan
pendokuemntasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
RSUD Kabupaten
Pangkep tidak ada hubungan, tetapi pada hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengarahan
dengan p = 0. 0.451( p > 0.05) dan Exp B = 2.585,
menunjukkan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 2 kali lebih besar, dibanding fungsi pengarahan kepala ruang baik. ada hubungan antara fungsi pengawasan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,032) ada hubungan
antara
fungsi pengendalian kepala ruang dengan pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021). Hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengendalian dengan p = 0.024
( p < 0.05) dan Exp B = 4.252 , menunjukkan fungsi
pengendalian kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 4 kali lebih besar, dibanding fungsi pengendalian kepala ruang baik. Sehingga sangat diharapkan bidang pelayanan keperawatan RSUD Kabupaten Pangkep kiranya sangat perlu perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinan kepala ruang dengan pelatihan manajemen keperawatan.Perlu rekruitmen dan seleksi kepala ruang dengan latar pendidikan S-1 keperawatan dan masa kerja diperhitungkan sebagai prasyarat. Dikembangkan dan ditetapkan sebagai ruang rawat inap dengan MPKP untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
12 DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Supriyanto. (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan, Jakarta : EGC Bambang Edi Warsito. (2006). Pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan diruang rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (Tesis) Semarang : Universitas Diponegoro Caroline R.A, Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Atasan dengan Integritas Kerja pada karya wan pada PT. “ X “. Diunduh pada tanggal 4 Februari 2013 dari http://Lib.atmajaya.ac.id Gillies D.A. ( 1994). Manajemen Keperawatan : Suatu Pendekatan Sistem Ed. 2. Illioni : WB Saunders Company Gregorce C. (2009). Conflict management styles of nurses and physicians (Slovene). Obzornik Zdravstvene Nege, 43(3), 155-162. Diunduh pada tanggal 2 Juli 2012 dari http://web.ebscohost.com Hasibuan MSP . (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Hendel T. Fish, M., & Galon, V. (2005). Leadership style and choice of strategy in conflict management among Israeli nurse managers in general hospitals. Journal of Nursing Management (J NURS MANAGE). Diunduh pada tanggal 5 Juli 2013 dari http://web.ebscohost.com Hutahaen F. A. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan terhadap Semangat Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Diunduh tanggal 29 September 2011 dari http://www.repository.usu.ac.id Jurnal Keperawatan Indonesia, (2000). Persepsi kepala ruangan dan perawat pelaksana tentang permasalahan manajemen dalam menerapkan pendokumantasian proses keperawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusuma Jakarta. Volume 6 No 2 September 2002. Jakarta : FIK UI Keliat BK. (2000), Manajemen Asuhan Keperawatan, Jakarta : Tidak dipublikasikan. Marquis B. L & Huston, C.J . (2010). Kepemimpinan dan Manajemen keperawatan : teori & Aplikasi Ed. 4, Jakarta L: EGC Nursalam . (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika PPNI . ( 1999). Standar Praktek Keperawatan Profesional ( Perawat terintegrasi), DPP PPNI.Jakarta. Swanburg R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta : EGC Ratna Sitorus & Rumondang Panjaitan . (2011). Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat, Jakarta, CV.Sagung Seto Sugiyono . (1999). Statistik Untuk Kesehatan, Bandung , Alfabeta. Tim Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2001). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, cetakan keempat. Jakarta : Depkes RI.
13
Tabel. 1
Fungsi perencanaan kepala ruangan berdasarkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Fungsi perencanaan Kepala Ruang
Total
Lengkap n %
Tidak lengkap n %
n
%
24
54.5
20
45.5
44
100
Tidak Baik
22
81.5
5
18.5
27
100
Total
44
31.0
25
35.2
71
100
Baik
P
0.024
Tabel. 2. Fungsi pengorganisasian kepala ruangan berdasarkan pelaksaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep
Fungsi Pengorganisasian Kepala Ruang
Pelaksanaan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Total
P
Lengkap n %
Tidak Lengkap n %
n
%
24
61.5
15
38.5
39
100
Tidak Baik
22
68.8
10
31.2
27
100
Total
46
64.8
25
35.2
71
100
Baik
Tabel .3
0. 527
Fungsi pengarahan kepala ruangan berdasarkan pelaksaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep
Fungsi Pengarahan Kepala Ruang Baik
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Lengkap f %
Total
Tidak Lengkap f %
N
%
29
69.0
13
31.0
39
100
Tidak Baik
17
58.6
12
41.4
27
100
Total
46
64.8
25
35.2
71
100
P
0. 366
14
Tabel
4. Fungsi pengawasan kepala ruangan berdasarkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep
Fungsi Pengawasan Kepala Ruang
Pelaksanaan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Total
Lengkap n %
Tidak Lengkap n %
n
%
25
55.6
20
44.4
39
100
Tidak Baik
21
80.8
5
19.2
27
100
Total
46
64.8
25
35.2
71
100
Baik
Tabel 5
0. 366
Fungsi pengendalian kepala ruangan berdasarkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep
Fungsi Pengendalian Kepala Ruang
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Total
Lengkap N %
Tidak lengkap n %
n
%
24
54.5
20
45.5
39
100
Tidak Baik
22
81.5
5
18.5
27
100
Total
46
64.8
25
35.2
71
100
Baik
P
P
0. 021