Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN PARADIGMA MASYARAKAT TERHADAP TERBENTUKNYA KEUNGGULAN KOMPETITIF MANAJEMEN PESANTREN RELATIONSHIP OF BOTH THE CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) AND THE COMMUNITY PARADIGM TO SHAPED THE COMPETITIVE-ADVENTAGE OF PESANTREN MANAGEMENT Zulfikar1, *), Muhyiddin ZA2) dan Asrori Umar3) 1) Information Technology of STMIK Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, 61451 e-mail:
[email protected] [email protected] 2) Information System of STMIK Bahrul ‘Ulum e-mail:
[email protected] 3) Islamic Religion Faculty of STAI Bahrul ‘Ulum e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada manajemen pesantren merupakan strategi pendekatan sosial dengan memperhatikan peran pesantren, selain memperhatian kepentingan ekonomi dan lingkungan, juga dapat berinteraksi dengan masyarakat. Dengan adanya interaksi masyarakat untuk memberikan tekanan pada pelaksanaan CSR, paradigma masyarakat sangat penting peranannya bagi penciptaan keunggulan yang kompetitif bagi manajemen pesantren. Dalam penelitian ini dikaji seberapa besar pengaruh dan kontribusi CSR dan paradigma masyarakat terhadap keunggulan kompetitif manajemen pesantren di Jombang. Analisis yang digunakan adalah SEM untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model hubungan antar variable dan mendapatkan model estimasi yang sesuai. Pengujian model struktur berdasarkan hasil analisis SEM didapatkan bahwa nilai Chi Kuadrat sebesar 29,06 dan P value = 0,087 > 0,05. RMSEA = 0,048 < 0,08, serta GFI = 0,96 > 0,9. Hal ini berarti model yang dibangun sudah sesuai (fit). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa CSR memberikan pengaruh hubungan dan kontribusi yang signifikan terhadap paradigma masyarakat dengan harga estimasi 9,36 dan keunggulan kompetitif manajemen pesantren dengan harga estimasi 7,90, sedangkan paradigma masyarakat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan kompetitif manajemen pesantren. Kata kunci: CSR (Corporate Social Responsibility), Manajemen Pesantren, Unggul Kompetitif
Paradigma
Masyarakat,
ABSTRACT Applied of the corporate social responsibility (CSR) in pesantren management is a social approach strategy with attentive the role pesantren, except to attentive the economic and the ecologic interest also can to interactive with the community. There are exist the community interactively to give pressured in CSR activities, the community paradigm is very important to result the competitive adventage of pesantren management. The aim in this paper ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
is to identify the influence and contribute of CSR and the community paradigm to form the competitive adventage of pesantren management at Jombang. There was used structural equation modeling (SEM) as quantitative data analysis to found validity and reliability test of instrument. The examined of structure model was found Chi Square value=29,06, P value=0,087>0,05, RMSEA = 0,048<0,08, and GFI=0,96 > 0,9 that means the model is fit. From the analysis result seem that CSR was found significance both correlated and contributed in the community paradigm with 9,36 estimation value, and it in the competitive adventage of the pesantren management with 7,90 estimation value. But the community paradigm was not found significance influence in the competitive adventage of pesantren management. Keywords: CSR(Corporate Social Responsibility), Management, Competitive -Adventage.
Community
Paradigm,
Pesantren
PENDAHULUAN Perkembangan pesantren yang semakin pesat serta pengelolaannya dengan mempertimbangan manajerial yang baik membuat banyak pesantren berkembang layaknya corporate bussiness dan berintegrasi dengan varian usaha profit lainnya. Halim (2010) mencatat bahwa ada sejumlah 21.521 unit pesantren dan keberadaanya hampir merata di seluruh wilayah perdesaan Indonesia. Ini semua dampak survival estabelished pesantren agar tetap diterima di tengah dinamika ekonomi global dan tanpa menanggalkan peran utamanya sebagai lembaga pendidikan islam. Kiranya pantas pesantren disandingkan dengan corporate bussiness lainnya sehingga tumbuhkembang pondok pesantren ibarat pengembangan usaha dengan konsekuensi bisnis dan pendidikan. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada manajemen pesantren merupakan strategi pendekatan sosial dengan memperhatikan peran pesantren selain memperhatian kepentingan ekonomi dan lingkungan serta juga dapat berinteraksi dengan masyarakat. Dengan adanya interaksi masyarakat untuk memberikan tekanan pada pelaksanaan CSR, paradigma masyarakat sangat penting peranannya bagi penciptaan keunggulan yang kompetitif bagi pesantren. CSR sebagai konsep dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian sosial dan lingkungan ke dalam operasi bisnis dan dalam interaksi mereka dengan masyarakat secara sukarela telah menjadi perhatian penting World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), World Economic Forum (WEF), Insitute for Global Ethics serta World Bank Institute dan Global Reporting Initiative (GRI) yang mengeluarkan acuan penerapan CSR (http://europa.eu.int, 2001). Peran CSR sebagai kontrol perusahaan terhadap lingkungan sosial tentunya belum dilaksanakan pada pesantren-pesantren maju di Indonesia baik yang dibentuk oleh pondok pesantren sendiri maupun oleh lembaga-lembaga sosial masyarakat (LSM), namun sebenarnya CSR sendiri sudah terbentuk dari pandangan masyarakat sekitar terhadap segala kegiatan pesantren. Perlu rintisan penerapan CSR pada pesantren dengan melibatkan pemangku kepentingan, pemerintah, dan masyarakat dimana rintisan ini dimulai dengan membangun paradigma masyarakat terhadap tanggung jawab sosial yang telah dilakukan pesantren selama ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan CSR pada pesantren berbasis paradigma masyarakat terhadap terbentuknya keunggulan pesantren yang kompetitif untuk mendapatkan ISO 26000.
ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif menggunakan 3 (tiga) variable dengan satu variable eksogen CSR (ξ1), dan dua variable endogen yaitu variable paradigm masyarakat (η1) dan variable keunggulan kompetitif (η2). Adanya hubungan kausal antara ke-3 faktor tersebut yang dinilai berdasarkan paradigma masyarakat yang ada di sekitar pondok pesantren, sehingga analisis statistiknya menggunakan analisis SEM (Structural Equation Modeling) untuk menunjukkan tiga macam kegiatan secara serentak, yaitu pengecekan validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model hubungan antar variable dan mendapatkan model yang cocok untuk prediksi (Sugiyono, 2010;323) . Bentuk diagram jalur ditentukan oleh proporsi teoristis yang berasal dari kerangka berpikir atau empiris pada permasalahan yang di analisis. Analisis jalur (SEM) adalah bentuk analisis multi-regresi, dengan model persamaan sebagai berikut: Y1 η1
X1 X2
Y2 Y3
ξ1
X3 η2
Y4 Y5
Gambar 1. Model Persamaan Struktural
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa nilai Chi Kuadrat sebesar 29,06 dan P value = 0,087 > 0,05. RMSEA = 0,048 < 0,08, serta GFI = 0,96 > 0,9. Hal ini berarti model yang dibangun sudah sesuai (fit). Model struktur fit tersebut terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Model Struktur Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Kompetitif Manajemen Pesantren.
ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Selanjutnya dilakukan analisis pengujian validitas konstruk dan reliabilitas indikator. Salah satu bentuk ukurannya adalah dengan melihat besarnya koefisien korelasi antara skor indikator/konstruk dengan skor totalnya. a. CSR Hasil analisis data dari indikator pembentuk CSR diperoleh seperti pada gambar berikut:
Gambar 3. Model pengukuran CSR
Berdasarkan model pengukuran pada gambar 3 di atas dapat dibuat table ringkasan yang menunjukkan informasi tentang validitas dan reliabilitas indikator yang membentuk variable laten CSR. Tabel 1. Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen CSR
No. 1. 2. 3.
Faktor Ekonomi Sosial Lingkungan
Koefisien validasi (λ) 0,26 0,41 0,84
Koefisien Reliabilitas (1 - δ) 0,93 0,83 0,29
Dari data pada tabel 1 dan gambar 3 dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi, sosial dan lingkungan memberikan pengaruh yang bermakna terhadap CSR. Dari ketiga faktor pembentuk CSR terlihat bahwa faktor sosial dan faktor lingkungan adalah valid, sedangkan faktor ekonomi tidak valid. Sedangkan faktor pembentuk CSR yang reliabel adalah faktor sosial dan faktor ekonomi, dan yang tidak reliabel adalah faktor lingkungan. Hal ini berarti faktor pembentuk CSR yang valid dan reliabel adalah faktor sosial. b. Paradigma Masyarakat Hasil analisis dengan SEM terhadap hubungan antara paradigma masyarakat dan keunggulan kompetitif pondok pesantren dapat dilihat pada gambart berikut:
Gambar 4. Model Pengukuran Paradigma dan Unggul Kompetitif ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Berdasarkan gambar 4, sebagai informasi tentang koefisien validitas dan reliabilitas faktor pembentuk variabel laten paradigma masyarakat maka disusun dalam bentuk tabel berikut. Tabel 2. Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen Paradigma Masyarakat
No. 1. 2. 3.
Faktor Asumsi Model Nilai
Koefisien validasi (λ) 0,32 0,29 0,72
Koefisien Reliabilitas (1 - δ) 0,90 0,91 0,48
Pada tabel 2. terlihat bahwa faktor pembentuk variabel laten paradigma, yang meliputi faktor asumsi, model dan nilai memberikan pengaruh yang bermakna terhadap paradigma masyarakat. Faktor pembentuk paradigma masyarakat yang valid dan reliabel adalah faktor asumsi. c. Unggul dan Kompetitif Untuk faktor pembentuk variabel laten Unggul Kompetitif, yang meliputi faktor unggul dan bersaing memberikan pengaruh yang bermakna terhadap keunggulan kompetitif. Tabel 3. Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen Unggul dan Kompetitif
No. 1. 2.
Faktor Unggul Bersaing
Koefisien validasi (λ) 0,68 0,28
Koefisien Reliabilitas (1 - δ) 0,53 0,92
Pada tabel 3. terlihat bahwa faktor pembentuk variabel laten unggul dan kompetitif, yang meliputi faktor unggul dan bersaing memberikan pengaruh yang bermakna terhadap unggul dan kompetitif. Faktor pembentuk unggul dan kompetitif yang valid dan reliabel adalah faktor unggul. Model Persamaan Struktur Hasil pengujian kesesuaian model structural mendapatkan output sebagai berikut: Reduced Form Equations 1. KOMPETIT = 0.66*CSR, Errorvar.= 1.08, R² = 0.29 2. PARADIGM = 0.37*CSR, Errorvar.= 0.046,R² = 0.75
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa model pertama memiliki nilai R2 sebesar 0,29 yang artinya model pertama mampu menjelaskan 29 % dari perubahan pada variable laten Keunggulan Kompetitif. Model kedua mampu menjelaskan 75 % dari perubahan pada variable laten paradigm masyarakat. Model persamaan struktur pada gambar 4 terlihat bahwa CSR berkorelasi positif dengan keunggulan kompetitif pesantren dengan nilai korelasi 0,77 dan berkorelasi positif dengan paradigm masyarakat dengan nilai korelasi 0,79.
Gambar 5. Model Struktur CSR, paradigma masyarakat dan keunggulan
kompetitif. ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Pengujian Hipotesis Analisis pengaruh antara variabel eksogen dan variabel endogen dapat dilihat dari estimasi koefisien struktural dan nilai –T dari masing-masing parameter. Secara ringkas hasil analisis perhitungan besarnya estimasi koefisien struktural tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen Unggul dan Kompetitif
No. 1. 2.
Variabel Paradigma Kompetitif
Parameter -
Estimasi 9,36 7,90
Nilai-T 9,75 5,97
Berdasarkan tabel 4. dapat dijelaskan gambaran pengaruh eksogen CSR sebagai berikut: a. terdapat pengaruh langsung dan bermakna CSR terhadap keunggulan kompetitif manajemen pesantren, yaitu dengan harga estimasi 9,36 dan nilai – T 9,75 > 1,96. Hal ini berarti menolak Ho; b. terdapat pengaruh langsung dan bermakna CSR terhadap paradigm masyarakat, yaitu dengan harga estimasi 7,90 dan nilai – T 5,97 > 1,96, yang berarti menolak Ho; c. tidak terdapat pengaruh langsung dan bermakna paradigma masyarakat terhadap keunggulan kompetitif manajemen pesantren, yang berarti menerima Ho; d. tidak terdapat pengaruh langsung dan bermakna secara simultan antara CSR dan paradigm masyarakat terhadap keunggulan kompetitif manajemen pesantren, yang berarti menerima Ho. PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan bermakna CSR terhadap keunggulan kompetitif pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar peran CSR akan semakin meningkatkan posisi pesantren sebagai lembaga yang unggul dan kompetitif. Sejalan dengan pendapat Jalal (2010), bahwa perhatian lembaga yang besar terhadap CSR akan meningkatkan kualitas lembaga/organisasi tersebut. Arief Rahman (2004) menambahkan bahwa CSR sebagai implementasi yang mampu menciptkan keunggulan kompetitif perusahaan dalam menghadapi isu-isu global. Paradigma masyarakat memberikan peran yang sangat penting terhadap pelaksanaan CSR. Hasil uji menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara CSR dan paradigm masyarakat, dimana semakin besar perhatian masyarakat akan makin meningkatkan fungsi CSR. Sesuai dengan peran dan fungsinya, CSR merupakan tanggung jawab social yang perlu mendapat legitimasi dari masyarakat (Lingkar Studi CSR, 2009). Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang simultan antara CSR dan paradigm masyarakat terhadap keunggulan kompetitif manajemen pondok pesantren. Hal ini berarti terbentuknya pesantren yang unggul dan kompetitif tidak sepenuhnya tergantung pada peran CSR dan paradigm masyarakat. Faktor dari dalam pesantren itu sendiri yang memberikan peran yang sangat besar. Sejalan dengan pendapat Rahman (2004) yang menyatakan bahwa untuk membentuk perusahaan yang unggul dan kompetitif harus didukung oleh manajemen yang baik dan tangguh. Tanpa dukungan manajemen yang baik, sulit kiranya membentuk perusahaan yang unggul dan kompetitif, walaupun dukungan lingkungan social dan pihak lain cukup baik.
ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
KESIMPULAN Berdasarkan hasil model struktur yang dibentuk, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. CSR memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kontirbusinya pada terbentuknya manajemen pesantren yang unggul dan kompetitif dengan harga estimasi 9,36 dengan kontribusi yang diberikan sebesar 26 %. CSR berkorelasi positif dengan keunggulan kompetitif sebesar 0,77. Bentuk persamaan struktur: Y2 = 0,66X + 1,08; 2. CSR memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kontribusi pada terbentuknya paradigm masyarakat dengan harga estimasi 7,90, dengan kontribusi sebesar 75 % dan nilai korelasi 0,79. Bentuk persamaan struktur: Y1 = 0,37X + 0,046; 3. Paradigma masyarakat tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kontribusinya pada terbentuknya manajemen pesantren unggul dan kompetitif. DAFTAR PUSTAKA Commission of The European Communities,(2001), Communication from the Commission corcerning Corporate Social Responsibility: A Business Contribution to Sustainable Development, [online, accessed on Sept. 9th, 2004] on http://europa.eu.int/eurlex/ in/com/cnc/2002/com2002_0347en01.pdf Cuff, E.C. dan G.C.F.Payne (eds.). 1979. Perspectives in & Unwin.
Sociology. London: George Allen
Faozan, Ahmad (2006), Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi, Jurnal Studi Islam dan Budaya, , Ibda` | Vol. 4 | No. 1 | Jan-Jun 2006 |88-102 Halim, N., R., (2010), Penguatan lembaga Pendidikan dalam Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan. Seminar Nasional pendidikan Tinggi Islam, Makassar, 24 maret 2010. Inkeles, A. 1964. What is Sociology?. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Jalal (2010), Pembangunan berkelanjutan,berkelanjutan Perusahaan dan Relevansinya dengan gerakan Sosial Masyarakat Sipil Indonesia, Artikel Lingkar Studi CSR, Bogor. Jalal (2010), CSR, Perguruan Tinggi dan ewirausahaan, Artikel Lingkar Studi CSR/A+CSR Indonesia, Bogor Jalal(2010), Konsep dan Definisi Tanggung jawab Sosial Perusahaan, Artikel Lingkar Studi CSR, dalam diskusi LETS CSR, di IPB Bogor Majid, Agus (2008), Implementasi Manajemen Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pondok Modern AlRifa’ie Gondanglegi Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Putra- Heddy Shri Ahimsa-Putra (2009). Paradigma Ilmu Sosial-Budaya- Sebuah Pandangan – Antropologi Budaya Fakultas Ilmu budaya Universitas Gadjah Mada. Raharjo, M. D., (1995), Pesantren dan Pembaharuan, LP3ES Jakarta, hal 25.
ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Rahman, Arif (2004). Implementasi Corporate Social Responsibility Sebagai Keunggulan Kompetitif Perusahaan. Jurnal Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 6 No. 2, Hal. 37 – 46 Sampurna, M. E (2009), CSR dan Rezim Politik baru di Indonesia, CSR Indonesia Newsletter, Vol 3, minggu 28. Schwartz, S. H. 1994. Are There Universal Aspects in the Structure and Contents of Values ? Journal of Social Issues, 50, 19-46
Human
Sugiyono, 2010, Statistik untuk Penelitian, Bandung : Penerbit Alfabeta. Suhelmi, Ahmad (2001), Pemikiran Politik Barat: KajianSejarah PerkembanganPemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, Lihat pemikiran politik J.J. Rousseau: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-4-4 C-19-8