PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun 2009)
Oleh: UJANG RUSDIANTO D 0206023
SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing
Dra. Christina Tri H, M.Si NIP. 19620117 198601 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Pada Hari
: Selasa
Tanggal
: 20 Juli 2010 PANITIA UJIAN SKRIPSI
1. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D
(
NIP. 19530726 197903 2 001 2. Dra. Indah Budi Rahayu, SE
Ketua (
NIP. 19580317 199010 2 001 3. Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si NIP. 19620117 198601 2 001
Mengetahui, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dekan
)
) Sekretaris
(
) Penguji
Drs. H. Supriyadi S.N, SU NIP. 19530128 198103 1 001
MOTTO HIDUP
“Dilahirkan untuk hidup, senantiasa tetap berusaha dan berdo’a, untuk meraih kesuksesan di usia muda.” Ujang Rusdianto, 2010
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Allah SWT, Sang Maha Penghendak atas segala sesuatu, serta pemilik segala rahasia. 2. Almh. Mama, karenamu aku ada, karena aku tetap bertahan dan karenamu ingin kugapai kebahagiaan untuk kini, esok dan masa depan. 3. Ayah dan Adik tercinta, atas segala kasih sayang dan do’a yang senantiasa diberikan. 4. Bapak/Ibu Dosen di Prodi Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
5. Untuk sahabat dan temanku, yang telah memberiku banyak inspirasi dan wacana.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puja puji syukur yang tiada terkira bagi Allah SWT, yang senantiasa tetap melimpahkan rahmat, hidayah dan innayah-Nya. Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam Menjalankan CSR Bidang Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun 2009), sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian skripsi ini tidak dapat penulis laksanakan sendiri tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Tata Setiawan, Ibu Wagini, dan Adik Mellin Hdianti, terima kasih atas segala kasih sayang dan do’a yang senantiasa kalian berikan. 2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu dan mendidik saya hingga bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. 3. Dra. Christina Tri H, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi banyak masukan pada saya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D, selaku pembimbing akademis saya di Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D dan Dra. Indah Budi Rahayu, SE, selaku tim penguji skripsi. 6. Wagimin Sastrahady, Faozan Maolad, Andika Wijaya, serta seluruh karyawan PT. Newmont Nusa tenggara di External Relations Department yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Saya mengucapkan terimakasih atas segala masukan dan dampingannya selama saya melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi (K3). 7. Tati Mulyawati, Glenny Franciska, dan Komang Kariani, terima kasih saya ucapkan untuk motivasinya selama ini. 8. Sahabat Anak Rantau saya di Solo; Anas, Yoga, Windri, Rezy, Pijon, Chitra, dan Bembenk. Sekarang, besok, dan seterusnya, kita akan tetap seperti ini, tetap jadi keluarga selamanya. 9. Sahabat saya Hafidz Novalsyah, Akmal Fachmiansyah, Henricus Hans, M. Aziz, Yoan Sivika, M. Rois, Yestha Pahlevi, Nurul Huda Zus, Dian Kukuh,
Shella Pradipta, Mbak Annisa, Noviana Rahmawati, dan Siti Aminah. Kalian adalah sahabat sekaligus My 2Familiy untukku. 10. Teman saya Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2006, Tetap semanagat teman!!! jadilah teman sekaligus sahabat terbaikku, karena aku juga akan melakukan itu untuk kalian. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih dan mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 21 Juli 2010 Penulis
Ujang Rusdianto D0206023
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL……………………………………………………………………..
i
PERSETUJUAN……………………………………………………….......
ii
PENGESAHAN………………………………………………………........
iii
MOTTO HIDUP…………………………………………………………...
iv
PERSEMBAHAN……………………………………………………….....
v
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
vi
DAFTAR ISI………………………………………………………............
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………….....
xiii
DAFTAR BAGAN………………………………………………………....
xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
xv
ABSTRAK………………………………………………………...............
xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...................................................................................
10
C. Tujuan Penelitian....................................................................................
10
D. Manfaat Penelitian..................................................................................
10
E. Teori dan Kerangka Pemikiran...............................................................
11
1. Strategi Komunikasi..........................................................................
11
2. Public Relations/Humas....................................................................
18
3. Corporate Social Responsibility (CSR).............................................
30
4. Masyarakat.........................................................................................
46
5. Kerangka Berpikir............................................................................
47
F. Metodologi Penelitian.............................................................................
48
1. Jenis Penelitian..................................................................................
48
2. Lokasi Penelitian...............................................................................
48
3. Jenis Data..........................................................................................
49
4. Teknik Pengumpulan Data................................................................
50
5. Teknik Sampling...............................................................................
51
6. Validitas Data....................................................................................
52
7. Analisis Data.....................................................................................
53
BAB II : DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum PT. Newmont Nusa Tenggara...................................
55
1. Sejarah Perusahaan............................................................................
55
2. Visi dan Misi PT. Newmont Nusa Tenggara.....................................
60
3. Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara.................................
60
4. Komitmen Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
62
5. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
62
6. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
64
B. Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara.............
65
1. Kedudukan Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara dalam struktur organisasi perusahaan...............................
65
2. Fungsi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
66
3. Tugas Pokok Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
66
4. Visi dan Misi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
67
5. Program Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
68
C. Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara............
69
D. Desa Maluk sebagai lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara.............
72
BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Perencanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT.
Newmont Nusa Tenggara........................................................................
74
1. Fact Finding CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara............................................................................................
82
2. Keterlibatan Stakeholder dalam Perencanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara....................
90
B. Penetapan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara.........................................................................................
98
1. Tujuan CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara........
101
2. Penetapan Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara...........................................................................................
106
C. Pelaksanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan dalam Meraih Keterlibatan Masyarakat Desa Maluk………………………….
109
1. Pesan dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara pada Masyarakat Maluk…………………………………
112
2. Pola Komunikasi Dalam Penyampaian Program CSR Bidang Kesehatan pada Masyarakat Maluk………………………………..
118
D. Evaluasi Terhadap Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara…………………………………………………………
126
1. Pemantauan dan Evaluasi Terhadap CSR Bidang Kesehatan Oleh Divisi Community Development……………………………………
127
2. Respon Masyarakat Terhadap Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara……………………………………..
134
BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................
145
B. Saran.......................................................................................................
147
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
149
LAMPIRAN..................................................................................................
153
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
: Pembagian Karyawan PT. Newmont Nusa Tenggara...........
58
Tabel II.2
: Mitra Kerja PT. Newmont Nusa Tenggara...........................
59
DAFTAR BAGAN
Bagan I.1
: Konsep Triple Bottom Line (BTL).......................................
33
Bagan I.2
: Kerangka Berpikir.................................................................
47
Bagan I.3
: Skema Model Analisa Data...................................................
54
Bagan II.1
: Kepemilikan Saham PT. Newmont Nusa Tenggara..............
57
Bagan II.2
: Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara....................
60
Bagan II.3
: Kedudukan Comdev Dalam Struktur Organisasi..................
65
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 : Model Idel Perpaduan Keuntungan Ekonomis dan Keuntungan Teoritis..............................................................
38
Gambar II.1 : Logo Perusahaan...................................................................
55
Gambar II.2 : Lokasi PT. Newmont Nusa Tenggara...................................
56
ABSTRAK UJANG RUSDIANTO, D0206023, PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Desa Maluk Tahun 2009), Skripsi, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 152 halaman. PT. Newmont Nusa Tenggara saat ini telah memiliki divisi Public Relations yang berfungsi untuk mengembangkan masyarakat sekitar dan potensi alam, yaitu Divisi Community Development yang merupakan unit kerja dibawah External Relations Department. Untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat lingkar tambang, salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) kemudian di fokuskan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu melalui program CSR Bidang Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun 2009). Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau respon masyarakat di Desa Maluk terhadap program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, menuturkan dan menganalisa data yang ada secara mendalam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Sedangkan penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Metode analisa data yang digunakan yaitu analisis analisis data kualitatif dan untuk menguji validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber data. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara untuk merumuskan program CSR Bidang Kesehatan, dilakukan dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Caranya yaitu dengan melakukan perencanaan program pengembangan masyarakat melalui kegiatan lokakarya di desa-desa lingkar tambang dan menggunakan pola pendekatan multistakeholder, seperti dengan melibatkan pihak Puskesmas, kader-kader kesehatan, International SOS, dan elemen masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya respon positif dari masyarakat Desa Maluk, ditunjukkan dengan terpeliharanya hubungan komunitas yang baik. Perusahaan juga berupaya untuk menjaga sikap dan kontrol mereka terhadap masyarakat. Hampir dipastikan tidak ada masalah dalam lingkup kehidupan bermasyarakat dan perusahaan sendiri. Dukungan dan empati masyarakat juga sangat besar, hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan dan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik antara masyarakat Desa Maluk dengan PT. Newmont Nusa Tenggara.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisisensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, pada akhirnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu pilar pembangunan perekonomian di Indonesia yang dapat diharapkan untuk membantu terwujudnya kesejahteraan rakyat adalah perusahaan. Keberadaan perusahaan sangat berperan dalam memajukan suatu masyarakat, daerah dan negara. Sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak hanya mempunyai kewajiban secara ekonomis saja, tetapi juga mempunyai kewajiban yang bersifat etis. Adanya suatu etika bisnis yang merupakan tuntunan perilaku bagi perusahaan untuk bisa membedakan, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam pemenuhan etika dalam berbinis tersebut, memang tidak hanya profit (keuntungan) yang menjadi tujuan utama, tetapi pengembangan masyarakat sekitar juga harus menjadi tujuan utama suatu perusahaan. Pada perkembangannya, komitmen perusahaan dalam melakukan program pengembangan masyarakat telah menjadi salah satu indikator penilaian bagi kinerja perusahaan. Kegiatan ini dianggap tidak lagi menjadi beban keuangan,
tetapi lebih sebagai investasi modal sosial perusahaan. Tumbuhnya modal sosial dalam masyarakat, akan selaras dengan penciptaan kepercayaan terhadap perusahaan. Kepercayaan merupakan modal sosial yang berarti untuk membangun kemitraan berbasis nilai kekeluargaan yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa ikut memiliki masyarakat terhadap perusahaan. Bila semua tanggung jawab sosial kepada masyarakat dapat terpenuhi, maka efek positif nya dapat menimbulkan citra yang baik (good image) dikalangan masyarakat. Pada dasarnya “akar rumput” dari sebuah perusahaan adalah citra. Citra mutlak dan wajib hukumnya bagi setiap perusahaan, tidak peduli baik atau buruk, tetap akan menyertai suatu perusahaan hingga kapan pun. Semua perusahaan berlomba-lomba agar mendapat citra yang baik di tengah masyarakat. Sedemikian pentingnya arti citra, sampai-sampai perusahaan bersedia mengeluarkan tenaga dan biaya ekstra untuk memperoleh citra yang baik. Untuk itu Rhenald Kasali berpendapat bahwa “Citra yang baik juga dimaksudkan agar perusahaan tetap hidup, dan orang-orang yang berada di dalamnya dapat terus mengembangkan kreativitasnya, bahkan dapat memberi manfaat dengan lebih berarti bagi orang lain” (Kasali, 1995 : 30). Semakin besar perusahaan tentu akan semakin kompleks pekerjaan dan tanggung jawab yang harus dihadapi, begitupun dengan PT. Newmont Nusa Tenggara. Sebagai salah satu dari bagian perusahaan terkemuka di Indonesia, tentu akan lebih banyak mendapatkan sorotan dari publik. Segala hal yang berada di dalam atau di luar perusahaan, tentu selalu menjadi pusat perhatian. Sehingga
penting dilakukan berbagai tindakan atau aktivitas yang sekiranya dapat mengangkat citra baik ke dalam ataupun ke luar lingkungan perusahaan. Untuk itu pada suatu perusahaan diperlukan bagian atau divisi Public Relations yang berorientasi pada peningkatan pembangunan dan citra perusahaan. Istilah Public Relations menurut Rosady Ruslan, dapat diartikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan serta penilaian yang baik dari publiknya (Ruslan 2005 : 10). Public Relations merupakan kegiatan komunikasi yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan strategi, yakni mengamankan arah dan tujuan perusahaan atau organisasi menuju sasarannya. Untuk itu Public Relations perlu melibatkan diri dalam perumusan rencana strategis dan memahami posisi perusahaan berada dan menyatu dalam konsensus. Disamping itu, Public Relations juga perlu memahami konflik yang ada diantara pihak-pihak dalam perusahaan dan rencana yang dimiliki oleh setiap bagian dalam organisasi serta turut membentuk arah perusahaan dengan memberikan pandangannya tentang masa depan dan opini dari publik masyarakat (Rhenal Khasali, 1995 : 67). Menjaga hubungan dengan publik diluar perusahaan, merupakan keharusan yang mutlak. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna
berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik (Abdurachman, 2001 : 39). Kegiatan utama dari Public Relations dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau organisasi, merupakan kegiatan two ways communication (komunikasi dua arah) yang merupakan ciri khas dari peran Public Relations (PR), karena salah satu tugas PR ialah ”apa dan bagaimana” bertindak sebagai nara sumber informasi (source of informations), dan saluran informasi (channel of informations) (Ruslan, 2005 : 15). Komunikasi dalam hal ini memegang peranan yang sangat esensial bagi perkembangan usaha. Survive tidaknya sebuah perusahaan, tergantung bagaimana cara menyampaikan pesan-pesan kepada publiknya. Melalui pesan-pesan tersebut berbagai informasi penting tentang perusahaan bisa tersalurkan, termasuk upayaupaya persuasif untuk membangun serta mempertahankan citra perusahaan. Dalam hal ini Public Relations dapat berperan aktif ke dalam dan luar perusahaan, karena Public Relations telah diberikan wewenang menjaga hubungan antara banyak pihak sehingga terjadi harmonisasi dalam bekerja. Pada PT. Newmont Nusa Tenggara, saat ini telah memiliki suatu divisi sendiri yang berfungsi untuk mengembangkan potensi alam dan masyarakat sekitar serta menjebatani hubungan antara perusahaan dengan masyarakat dalam menjalin suatu hubungan yang harmonis dan berkesinambungan, baik itu secara personal maupun interpersonal melalui suatu media tertentu demi kelancaran
jalannya perusahaan dan operasi tambang, yaitu Divisi Community Development yang merupakan unit kerja dibawah External Relations Department. Setiap perusahaan di Indonesia akan melakukan berbagai kegiatan terencana untuk dapat menjaga eksistensinya dan menjadi Good Bussiness. Salah satunya adalah dengan menerapkan CSR. Magnan & Farel (2004) mendefinisikan CSR sebagai, “A business acts in socially responsible manner when its decision and occunt for and balance diverse stakeholder interest”. Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh pelaku bisnis melalui perilaku secara sosial bertanggung jawab. (AB. Susanto, 2007: 1) Pelaksanaan CSR di Indonesia, merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 ayat 1 Undang-undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang meyebutkan bahwa; ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.” Dengan adanya Undang-undang ini, perusahaan wajib untuk melaksanakannya, sehingga industri dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup (Siregar, 2007 : 285). Menjalankan kegiatan pertambangan di wilayah publik, membuat PT. Newmont Nusa Tenggara melalui Divisi Community Development memberi perhatian kepada masyarakat sekitar. Perhatian yang dilakukan perusahaan dalam
melakukan pengembangan masyarakat sekitar bisa dikatakan cukup besar. Hal ini terlihat dari komitmen dan kebijakan Social Lisence To Operate (SLTO) dan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Newmont Nusa Tenggara yang memandang penting kedudukan masyarakat dalam kegiatan perusahaan. Di samping itu, mekanisme pengelolaan lingkungan sosial juga telah berjalan secara sistematis, berdasarkan konsep dan strategi pengembangan masyarakat yang cukup jelas, melalui perencanaan jangka panjang dan secara relatif telah melibatkan partisipasi masyarakat serta dukungan sumberdaya yang cukup besar dari perusahaan, baik dukungan dalam bentuk organisasi maupun anggaran untuk biaya kegiatan pengembangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada upaya perusahaan untuk merespon kondisi kesehatan masyarakat sekitar (lingkar tambang), yang kemudian diwujudkan melalui program CSR Bidang Kesehatan. Dalam program tersebut perusahaan melakukan pembangunan Puskesmas dengan fasilitas pendukungnya, pelatihan kader-kader kesehatan, menyediakan sarana air bersih, mengoptimalisasi Posyandu, dan melakukan pemeriksaan serta pengobatan gratis bagi masyarakat. Program-program yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan standar kesehatan masyarakat demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif (Renstra PTNNT, 2009). Sasaran dari CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara adalah masyarakat lingkar tambang (sekitar perusahaan), termasuk juga di dalamnya adalah Desa Maluk. Desa Maluk merupakan komunitas terdekat perusahaan dan sebagai bagian dari kebijakan perusahaan pada bidang external relations. Di
samping itu, dilaksanakannya CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara di Desa Maluk ini, tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Desa Maluk sebagai lingkungan perusahaan PT. Newmont Nusa Tenggara, memiliki profil kesehatan yang masih rendah kualitas kesehatannya. Pada tahun 1999, desa ini merupakan daerah hiper-endemis dengan angka serangan kasus malaria mencapai 47%, dan angka kasus gizi buruk balita (balita BGM = bawah garis merah) yang mencapai 10.11%. Kondisi kesehatan yang memprihatinkan ini, ditambah lagi dengan lingkungan perumahan yang masih kurang mendukung kualitas kesehatannya. Hal ini selain kemampuan ekonomi masyarakat yang bisa dikatakan masih rendah, juga disebabkan lokasi pemukiman masyarakat yang memang jauh dari akses ke kota sehingga sulit untuk memperoleh layanan kesehatan yang memadai (Sinoel, 2005 : 104). Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, sudah barang tentu perusahaan melalui Public Relations wajib memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosialnya untuk membantu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekitar PT. Newmont Nusa Tenggara seperti yang dialami masayarakat Desa Maluk, mau tidak mau menjadi tanggung jawab bersama, yang harus dipikul pula oleh PT. Newmont Nusa Tenggara. Dalam hal ini, perlu penyesuaian dan perencanaan komunikasi yang baik dari perusahaan dalam rangka menjaga eksistensi dan kepercayaan masyarakat. Kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan merupakan komponen yang jelas terlihat siapa pun, karena komunikasi memang ditujukan untuk
masyarakat. Komunikasi berfungsi sebagai katalisator untuk mempresentasikan dan mendukung strategi tindakan. Untuk itu dibutuhkan strategi komunikasi agar pesan/informasi yang dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah laku, seseorang atau sejumlah orang dapat mengahasilkan efek tertentu sesuai dengan yang diharapkan (Morrisan, 2006 : 191). Perusahaan melalui Public Relations harus mampu memiliki strategi yang tepat untuk membuat sebuah program bagi masyarakat dan tanggung jawab sosial perusahaan. Di dalam strategi tersebut, perlu pula mencakup strategi komunikasi yang baik agar informasi mengenai program dan pelaksanaan program dapat didukung dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial, yaitu dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Program CSR yang dikomunikasikan dan mampu dikelola dengan baik oleh perusahaan, pada akahirnya akan mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat,
yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat. Kepentingan-kepentingan bersama tentunya akan tercapai bila terdapat hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dengan terjalinnya komunikasi timbal balik diantara mereka. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan penyesuaian
kepentingan
perusahaan
dengan
masyarakat.
Hidup
mati,
berkembang atau tidaknya suatu perusahaan tergantung kepada sejauh mana perusahaan tersebut mampu membangun hubungan yang harmonis dengan publiknya, baik itu internal maupun eksternal perusahaan. Dengan melihat latar belakang yang ada, penelitian ini akan melihat bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara selaku komunikator dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatakan kesehatan masyarakat di Desa Maluk sebagai komunikan. Program CSR tersebut, dipandang sebagai proses komunikasi yang membawa pesan untuk mencapai satu tujuan bersama. Menjadi daya tarik tersendiri manakala dalam hal ini, Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara mempunyai strategi komunikasi yang mereka jalankan untuk berjalannya program tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul : PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun 2009).
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana strategi komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk Tahun 2009 ?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui secara mendalam tentang strategi komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk Tahun 2009.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti : Dengan melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang bidang kehumasan secara langsung bagaimana kinerja seorang Public Relations di dalam sebuah perusahaan dalam menjalankan sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Bagi Perusahaan Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran jelas tentang arti pentingnya masyarakat bagi PT Newmont Nusa Tenggara dalam menjaga eksistensi perusahaan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). 3. Bagi Masyarakat Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan masyarakat sekitar PT. Newmont Nusa Tenggara dapat mengerti dan memahami tentang keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara di tengah-tengah mereka.
E. Teori dan Kerangka Pemikiran 1. Strategi Komunikasi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana titik operasionalnya (Effendy, 2005 : 32). Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1985), strategi adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi. Setiap strategi dalam bidang apa pun harus didukung oleh teori, demikian juga dalam strategi komunikasi. Teori merupakan pengetahuan
yang didasarkan pada pengalaman yang telah diuji kebenarannya. Untuk strategi komunikasi, teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai ”pisau analisis” adalah paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell. Untuk mantapnya strategi komunikasi, Lasswel mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan mendasar : Who Says what In which channel To whom With what effect? (Effendy, 2000 : 10). Laswell ingin menyebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan yang menimbulkan efek tertentu. Formulasi Lasswel tampaknya sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh, pertanyaan ”efek apa yang diharapkan” secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama, yaitu : 1. When ( Kapan dilaksanakannya) 2. How ( Bagaimana melaksanakannya) 3. Why ( Mengapa dilaksanakan demikian) Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi (Ruslan, 2003 : 99). Komunikasi adalah suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi juga memegang peranan yang sangat esensial bagi perkembangan usaha. Survive tidaknya sebuah perusahaan tergantung bagaimana cara menyampaikan pesan-pesan kepada publiknya. Melalui pesan-pesan tersebut berbagai informasi penting tentang perusahaan
bisa tersalurkan, termasuk upaya-upaya persuasif untuk membangun serta mempertahankan citra perusahaan. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio” dan bersumber dari kata “communis” yang berarti “sama”, dalam arti “sama makna”. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). Berdasarkan pernyataan tersebut komunikasi mengandung
unsur
psikologis
yakni
mempengaruhi
tingkah
laku
individu/kelompok. Dengan adanya perubahan tingkah laku yang dikarenakan proses komunikasi, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi tersebut mengandung unsur-unsur persuasif (Siahaan, 2000 : 3). Menurut Joseph A. Devito (1997), komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan, atau pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dangan apa yang kita butuhkan. Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menyampaikan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan. Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung secara kontinyu. Tujuan komunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda. Untuk itu diperlukan strategi yang pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya. Dari definisi tersebut terdapat kesepakatan bahwa strategi komunikasi memberikan fokus terhadap usaha komunikasi yang dilakukan karena dengan perencanaan dan manajemen membantu melihat hasil dan melihat jauh ke depan (Ruslan, 2005 : 36). Kegiatan
komunikasi
yang
dilakukan
perusahaan
merupakan
komponen yang jelas terlihat siapa pun karena komunikasi memang ditujukan untuk masyarakat. Misalnya komunikasi yang dilakukan melalui kegiatan promosi atau iklan di media massa adalah sesuatu yang terlihat. Komunikasi berfungsi sebagai katalisator untuk mempresentasikan dan mendukung strategi tindakan. Dalam situasi tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh atau banyak jumlahnya. Untuk itu dibutuhkan strategi komunikasi agar pesan/informasi yang dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah laku, seseorang atau sejumlah orang dapat mengahasilkan efek tertentu sesuai dengan yang diharapkan (Morrisan, 2006 : 191). Strategi komunikasi merupakan paduan perancanaan komunikasi (Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy, 2004 : 32).
Dari pendapat para ahli di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa strategi komunikasi adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan memiliki sebuah paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (management communication) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan sentral dari strategi komunikasi itu, menurut R.Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri dari atas tiga tujuan utama, yaitu: 1) to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. 2) andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). 3) pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motive action) (Effendy, 2004 : 32). Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat menentukan efektivitas komunikasi. Menurut Wilbur Schramm (1964), agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran dimaksud.
2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu. 4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Sitompul, 2002 : 3). Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambah efek yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung atau menggunakan media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif. Menurut Onong Uchjana Effendy (1981 : 44), efek komunikasi yang timbul pada komunikan sering kali di klasifikasikan sebagai berikut: 1. Efek Kognifit : adalah yang terkait dengan pikiran nalar atau rasio, misalnya komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.
2. Efek Afektif : adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi gembira. 3. Efek Konatif : adalah efek yang berkaitan timbulnya keyakinan dalam diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesan (massage) yang ditransmisikan, sikap dan prilaku komunikan pasca proses komunikasi juga tercermin dalam efek konatif. Gejala-gejala psikis komunikan sangat perlu diketahui oleh seorang komunikator. Gejala-gejala psikis tersebut biasanya dapat dipahami bila diketahui pula lingkungan pergaulan komunikan yang dalam hal ini biasanya disebut situasi sosial. Jika kita sudah tahu sifat-sifat komunikan, dan mengetahui pula efek seperti apa yang kita kehendaki dari mereka, memilih cara mana yang kita ambil untuk berkomunikasi sangatlah penting, karena ini ada kaitannya dengan media yang harus kita gunakan. Cara bagaimana kita berkomunikasi (how to communicate), kita bisa mengambil salah satu dari dua tatanan berikut ini: 1. Komunikasi Tatap Muka (Face To Face Communication) Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behaviour change) dari komunikan. Mengapa demikian, karena kita sewaktu berkomunikasi memerlukan umpan balik langsung (immediate feedback). Dengan saling melihat, kita sebagai
komunikator bisa mengetahui pada saat kita berkomunikasi apakah komunikan
memperhatikan
kita
dan
mengerti
apa
yang
kita
komunikasikan. Jika umpan baliknya positif, kita akan mempertahankan cara komunikasi yang kita pergunakan dan memeliharanya supaya umpan balik tetap menyenangkan kita. Bila sebaliknya, kita akan mengubah teknik komunikasi kita sehingga komunikasi kita berhasil. 2. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya. Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasive, sebaliknya kekuatannya dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. Komunikasi tatap muka kekuatannya ialah dalam hal mengubah tingkah laku komunikan, tetapi kelemahannya ialah bahwa komunikan yang dapat diubah tingkah lakunya itu relatif hanya sedikit saja, sejauh bisa berdialog dengannya (Effendy, 2003 : 301-303).
2.
Public Relations Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat,
sebuah perusahaan perlu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitarnya.
Untuk
melaksanakan
tugas
tersebut,
perusahaan
perlu
menempatkan satu bagian yang bertugas menjalankan fungsi komunikasi perusahaan kepada stakeholders (publik perusahaan) baik internal maupun eksternal. Pihak yang ditunjuk perusahaan untuk menjembatani hubungan komunikasi perusahaan tersebut adalah Public Relations atau sering disebut dengan Humas (Hubungan Masyarakat). Public Relations sebenarnya terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara perusahaan yang bersangkutan dengan publiknya. Baskin, Aronof dan Lattimore mendefinisikan arti publik sebagai: “A public is a group of people with certain common characteristics. A public can be very large-college student, republicans, blue-collar worker, even the entire populations of the United States. A public can also be quiete small-the city council, the budget committee, news paper editors or even a single person” (Baskin, Aronof dan Lattimore, 1997 : 105). Istilah publik dalam PR disebut juga dengan stakeholder atau khalayak sasaran. Khalayak sasaran ini merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Adapun publik dari PR terbagi dua, yaitu publik internal dan eksternal. Publik internal meliputi karyawan perusahaan dan juga dewan direksi. Sedangkan publik eksternal meliputi masyarakat sekitar perusahaan, pemerintah, pers, konsumen, pesaing, agen, dan juga distributor. Kedua publik ini sangat member pengaruh yang sama besar kepada perusahaan. PR dalam hal ini ditempatkan untuk menjalin tugas komunikasi korporat. Komunikasi korporat merupakan bentuk komunikasi yang terjadi di perusahaan baik secara internal maupun eksternal perusahaan. Komunikasi ini merupakan bagian penting yang mendukung terciptanya
tujuan perusahaan melalui informasi yang disampaikan kepada publik perusahaan. Dari sebab itu, Public Relations menurut Rusady Ruslan diartikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan publiknya. Para praktisi PR atau Humas berkomunikasi dengan seluruh publiknya, baik internal maupun eksternal terkait upaya untuk menciptakan konsistensi antara tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan dan harapan-harapan masyarakat (social expectation) (Ruslan, 2005 : 22). Sedangkan menurut The International Public Relations (IPRA), Public Relations adalah: “Public Relations is a management function of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or may be concerned by evaluating public opinon about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedure, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interest.” Definisi tersebut diterjemahkan sebagai berikut, Public Realtions merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan yang oleh organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dan yang diduga akan ada kaitanya, dengan cara menilai opini publik mereka,
dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas (Herimanto, 2007 : 9). Dari definisi yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pokok-pokok dari Public Relations, yaitu Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menggunakan penelitian dan upaya yang terencana dengan mengikuti standar-standar etis dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan serta untuk menciptakan hubungan yang harmonis
anatara
organisasi/perusahaan
yang
bersangkutan
dengan
masyarakat melalui suatu proses timbal balik atau dua arah. Public Relations sebagai kepanjangan tangan perusahaan kepada publiknya, harus mampu mengkomunikasikan dengan baik siapa dan bagaimana perusahaan atau organisasi tempat ia bernaung. Dengan demikan stakeholder dapat mengetahui bagaimana eksistensi, visi, misi dan tujuan yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Praktek yang dilakukan Public Relations merupakan suatu upaya untuk membuat pemahaman dan penerimaan bagi lingkungan mengenai “dirinya”, yaitu perusahaan atau tempat ia bernaung. Menurut
Josep
R.
Dominick
(2000),
dalam
buku
berjudul
“Manajemen Public Relations” karya Morrisan M.A, pekerjaan Humas mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik Praktisi Humas berupaya untuk memengaruhi opini publik agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun pada sisi lain Humas harus berupaya mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterpretasi informasi itu dan melaporkannya kepada manajemen jika informasi itu bisa mempengaruhi keputusan manajemen. 2. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi Humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja yang dilakukan perusahaan. Praktisi Humas harus memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan khalayak. Sehingga Humas harus menjadi saluran arus komunikasi bolak-balik antara organisasi dan khalayaknya. 3. Humas merupakan fungsi manajemen Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah. Humas juga harus secara rutin memberikan saran kepada manajemen.
Bagian
Humas
harus
mampu
mengorganisir
atau
mengarahkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Morrisan, 2006 : 8-9). Selain dapat dilihat dari kompleksitas kegiatannya, Public Relations secara khusus juga memiliki ciri-ciri hakiki sebagaimana dijelaskan secara eksplisit oleh Effendy sebagai berikut :
1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. 2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. 3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik eksternal dan publik internal. 4. Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun pihak publik (Effendy, 1995 : 31). Komunikasi sebagai inti dari Public Relations, merupakan tools bagi perusahaan untuk mencitrakan dirinya dan menyesuaikan diri dengan kepentingan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Sebagai tools, Public Relations harus mampu mengitegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Hal tersebut, bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi perusahaan agar dapat diterima di lingkungan tempat perusahaan berada, serta menumbuhkan nilai kepercayaan stakeholder perusahaan melalui partisipasi mereka (Hamdan, 1996 : 16). Sebagai “alat komunikasi”, atau komunikator perusahaan, Public Relations harus dapat mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi yang sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau
organisasi. Dalam hal ini, Public Relations secara professional dan operasional memiliki kemampuan khusus, yaitu: ·
Ability to communicate
·
Ability to organize
·
Ability to crises handling
·
Ability to get on with people
·
Good personal integrity Dalam menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, kegiatan-
kegiatan Public Relations sangat berperan penting dalam membentuk sebuah pola komunikasi dan sebagai penghubung bagi terlaksananya komunikasi tersebut. Sam Black mengatakan bahwa: “Public Relations must be concerned with managing the relationship between an organization and its environment or more specifically its relationship with both internal and external key strategic constituencies.” Perwujudan relationship tesebut dituangkan melalui kegiatan-kegiatan Public Relations, yaitu: 1. Kegiatan Internal Relations Salah satu usaha internal Public Relations adalah untuk dapat lebih mengeratkan hubungan antara para karyawan, agar mereka dapat lebih mengenal satu sama lainnya”. Target dari kegiatan Public Relations dalam konteks ini, adalah menjaga suasana diantara para karyawan di dalam badan atau perusahaan. Bagaimana menciptakan komunikasi efektif, keserasian hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horisontal
maupun vertikal, sehingga dapat memperkuat tim kerja di perusahaan (Abdurachman, 2001 : 37). 2. Kegiatan External Relations Publik eksternal sebagai sasaran kegiatan Public Relations terdiri atas orang-orang yang berada diluar perusahaan atau organisasi, baik yang ada kaitannya dengan perusahaan maupun yang diharapkan atau diduga kaitannya dengan organisasi. Public eksternal tersebut terdiri atas berbagai orang yang berbeda-beda kepentingannya, oleh karena itu teknik pembinaan hubungan dengan mereka berbeda-beda (Abdurachman, 2001 : 38). Menjaga hubungan dengan publik diluar perusahaan, merupakan keharusan yang mutlak. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik (Abdurachman, 2001 : 39). Dalam melaksanakan kegiatan external relations, pihak perusahaan ataupun organisasi turun langsung dan membaur dengan masyarakat dalam kegiatan mereka. Dengan demikian, empati dan simpati masyarakat setidaknya dapat tampak dan pada akhirnya tumbuh mengeratkan hubungan dengan masyarakat di lingkungan perusahaan sesuai dengan tujuan dari
kegiatan external relations ini. Inti dari kegiatan tersebut adalah bagaimana perusahaan mampu untuk peduli dan peka terhadap lingkungan di sekitarnya sebagai
bentuk
dari
tanggung
jawab
sosial
perusahaan.
Untuk
mengimplementasikan tanggung jawab sosial tersebut, perusahaan melalui public relations harus memiliki strategi yang tepat. Dalam strategi tersebut, perlu juga mencakup strategi komunikasi yang baik agar informasi mengenai program dan pelaksanaan program dapat didukung dan mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Perusahaan melalui Public Relations harus mampu memiliki strategi yang tepat untuk membuat sebuah program bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatannya dan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Di dalam strategi tersebut, perlu pula mencakup strategi komunikasi yang baik agar informasi mengenai program dan pelaksanaan program dapat didukung dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial, yaitu dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan satu langkah yang sesuai dengan fungsi public relations. Menurut Rosadi Ruslan, fungsi dari public relations menunjukkan suatu tahap pekerjaan yang jelas dan dapat dibedakan bahkan terpisah dari tahapan pekerjaan lain. Oleh karena itu public relations/humas dikatakan fungsi dalam suatu organisasi atau perusahaan apabila public relations tersebut telah menunjukkan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan lainnya.
Pada
pokoknya
kegiatan
Public
Relations
bertujuan
untuk
mempengaruhi pendapat, sikap, sifat, dan tingkah laku publik. Sebagai abdi masyarakat, Public Relations harus selalu mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat umumnya, menggunakan moral atau kebiasaan yang baik, guna terpeliharanya komunikasi yang menyenangkan di dalam masyarakat. Komunikasi yang didasarkan atas strategi dan teknik berinteraksi yang mengarah pada terciptanya suatu keadaan yang harmonis antara badan perusahaan dengan publiknya. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program Corporate Social Resonsibility (CSR), Public Relations perlu melakukan serangkaian proses agar memperoleh sumber-sumber data yang mendukung sehingga program yang dijalankan dapat tepat sasaran. Sesuai yang dikatakan Sam Black, bahwa “Public Relations is about reputation, perception, credibility, confidence, harmony, and seeking mutual understanding, basedon truth and full informations.” Public Relations yang efektif adalah sebuah proses yang diawali dengan sebuah masalah melalui penelitian dan diakhiri penelitian dengan penelitian. Kegiatan penelitian kehumasan dalam penyusunan progess kehumasan menurut Broom & Dozler ada 5 pendekatan (Abdurachman, 2001 : 53) : ·
Pendekatan tanpa penelitian Organisasi menyusun program-program penelitian tanpa penelitian.
·
Pendekatan informal Organisasi hanya menggunakan penelitian secara informal dalam menyusun program-program kehumasan.
·
Pendekatan peristiwa media Organisasi melakukan penelitian hanya untuk memperoleh publikasi media.
·
Pendekatan untuk evaluasi Organisasi hanya melakukan penelitian untuk evaluasi program
·
Pendekatan manajemen ilmiah Organisasi selalu menggunakan penelitian baik untuk menentukan masalah yang berkembang, memantau pelaksanaan program maupun untuk mengevaluasi program. Penelitian yang dilakukan di atas, pada akhirnya akan membantu
Public Relations dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar terbentuk suatu strategi komunikasi untuk dapat menggapai tujuan organisasi yang diharapkan bersama. Adapun untuk bisa melaksanakan tugasnya, menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, seorang public relations perlu melalui 4 tahap agar program-program yang dijalankan tepat sasaran, yaitu: 1. Penelitian (Research) Tahap ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta (fact finding) yang erat sangkut-pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap penelitian ini, Public Relations berusaha mencari keterangan yang merupakan data
faktual. Untuk itu PRO (Public Relations Officer) harus mampu mengadakan perbandingan, pertimbangan, dan penilaian, sehingga akhirnya dapat diperoleh kesimpulan sampai dimana derajat kebenaran dari data yang diperoleh. 2. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini Public Relations melakukan penyusunan daftar masalah (problem). Dengan adanya daftar masalah tersebut akan dapat dilakukan pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan sekaligus menentukan orang-orangnya yang akan mungkin dihadapi kelak ditulis dan disusun dengan rapih dan jelas. Demikian pula pemikiran-pemikiran yang mungkin dapat memecahkan masalah tadi. Kegiatan perencanaan merupakan salah satu tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan Public Relations secara keseluruhannya. 3. Penggiatan (Action) Pada tahap ini, penggiatan (action) dari kegiatan Public Relations merupakan kegiatan komunikasi. Bahkan ahli purel Cutlip dan Center menanamkan tahap penggiatan: “Communicating” (pentahapan proses purel menurut Cutlip dan Center adalah fact finding – planning communicating - evaluation). 4. Evaluasi (Evaluation) Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan kehumasan benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasar hasil atau tidak. Tanpa diadakannya kegiatan evaluasi, tidak akan diketahui sampai
dimana kelancaran kegiatan Public Relations yang telah berlangsung (Effendy, 1995 : 124).
3.
Corporate Social Responsibility (CSR) Perubahan sosial ekonomi masyarakat dan kompetisi bisnis saat ini
menuntut adanya inovasi pengelolaan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan tidak lagi cukup hanya berorientasi pada keuntungan (single bottom line) semata, melainkan juga pada kontribusinya terhadap pengembangan masyarakat. Aktivitas perusahaan untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan masyarakat inilah yang sekarang dikenal sebagai tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Dilihat dari asal katanya, CSR berasal dari literatur etika bisnis di Amerika Serikat yang dikenal sebagai corporate social responsibility atau social responsibility of corporation. Kata “corporation” atau perusahaan telah dipakai dalam bahasa Indonesia yang diartikan sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar. Dilihat dari asal katanya, ”perusahaan” berasal dari bahasa Latin ”corpus/corpora” yang berarti badan. Dalam sejarah perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan itu merupakan suatu badan hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum (not for profit), namun dalam
perkembangannya
justru
menumpuk
keuntungan
(for
profit)
(Sosiloadi, 2008 : 124). Perbedaan perspektif di dalam memandang Corporate Social Responsibility (CSR) telah mengakibatkan munculnya berbagai rumusan CSR
saat ini dan berbagai elemen atau program yang terkandung dalam aktivitas CSR. Lebih luasnya cakupan yang terkandung dalam terminologi CSR ini dapat dilihat dari beberapa pihak yang mendefinisikan konsep CSR. The World Business Council for Sustainaible Development (WBCSD, 2000), mendefinisikan CSR sebagai : “Corporate social responsibility is the continuing commitment by business to behave ethical and contribute to economic development while improving the quality of life of the the workforce and their families as well as of local community and society at large.” Definisi tersebut diterjemahkan sebagai berikut CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya, keluarganya dan juga masyarakat luas” (Wibisono, 2007 : 7). Pengertian CSR yang telah diusung oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan, Departemen Sosial RI melalui buku yang berjudul ‘Acuan Klasifikasi Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha’ yaitu, tanggung jawab sosial adalah komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk melaksanakan kewajiban sosial terhadap lingkungannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan kehidupan ekosistem disekililingnya, berdasarkan prinsip-prinsip dasar, strategi dan lingkup program yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaporan pelaksanaan program dan penilaian tanggung jawab sosial dunia usaha (Ruslan, 2005 : 6). Sedangkan The Commision for European Communities yang disampaikan dalam dokumen The Green Paper (1993), merumuskan CSR
sebagai “essentially a concept where by companies decide voluntary to contribute to a better society and a cleaner environment.” Selanjutnya organisasi ini juga menilai bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, bukanlah perusahaan yang semata-mata memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya menurut aturan hukum melainkan perusahaan yang melaksanakan kepatuhan melampaui ketentuan hukum serta melakukan investasi lebih di bidang human capital, lingkungan hidup dan hubungan dengan stakeholder (Kartini, 2009 : 3). Beberapa definisi yang dikemukan para ahli di atas, mengandung arti bahwa CSR idealnya adalah sebuah win-win solution dalam arti bahwa pelaksanaan CSR tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga dapat mensejahterakan masyarakat dan lingkungan, tempat perusahaan tersebut beroperasi, kemudian CSR tidak hanya bagi stakeholder eksternal akan tetapi juga bagi stakeholder internal perusahaan itu sendiri. Karena keragamannya CSR tidak dapat secara ketat didefinisikan namun lebih baik jika diberikan kerangka kerja yang lebih fleksibel. Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Elkington mengemas CSR dalam fokus 3P, merupakan singkatan dari profit, planet dan people dimana perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi (profit) belaka melainkan memiliki pula
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people) (Soemanto, 2007 : 13).
Bagan I.1 : Konsep Triple Bottom Line (TBL) Profit
Planet
People
Berkembangnya konsep Triple Buttom Line (TBL) yang dikemukakan oleh Elkington (1998), menandai berakhirnya dominasi ekonomi dalam tata kelola perusahaan. Perhitungan ekonomi tidak lagi menjadi satu-satunya variabel yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Ekonomi penting, namun ekonomi semata tidak cukup bagi perusahaan yang ingin mencapai sukses dalam waktu lama. Perusahaan perlu menempatkan aspek sosial dan lingkungan sejajar dengan aspek ekonomi. Penerapan kegiatan CSR, perlu disadari perusahaan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya luas kepada masyarakat mengenai komitmen dan eksistensi perusahaan. Komunikasi di sini karena melalui kegiatan CSR tersebut, masyarakat serta perusahaan diajak, didorong, dan diikutsertakan untuk saling berbagi aspirasi apa yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing. Adanya kegiatan sosial yang sifatnya bersama ini menggali informasi-informasi yang menjadi kebutuhan masing-masing pihak.
Sebagai bentuk komunikasi, pelaksanaan CSR berada dibawah tanggung jawab satu bagian/divisi perusahaan, yaitu Public Relations. Public Relations seperti yang sudah dijelaskan di dalam teori sebelumnya, merupakan tools perusahaan atau tepatnya komunikator yang mencitrakan perusahaan. Citra positif yang muncul dari kegiatan yang dibawa Public Relations sangat mendukung untuk mempersuasif keterlibatan dan partisipasi publik perusahaan, terutama masyarakat sekitar perusahaan, yang menjadi sasaran program CSR. Namun, ada juga perusahaan yang menempatkan CSR sebagai divisi yang berdiri sendiri, semua tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing dalam menjalankan bisnisnya. Program Corporate Social Responsibility merupakan suatu bentuk solidaritas sosial perusahaan bagi masyarakat, sekaligus bermanfaat dalam membentuk citra perusahaan melalui publikasi yang tepat akan sangat membantu membangun menggalang kerjasama antara masyarakat dengan perusahaan. Misi untuk mencapai profitabilitas dan kesinambungan pertumbuhan dapat ditempatkan sejalan dengan tanggung jawab sosial perusahaan sehingga ada keselarasan antara kebutuhan masyarakat dan perusahaan untuk tumbuh bersama. Kegiatan CSR yang dapat dilakukan dan dipraktekkan perusahaan dengan melibatkan komunitas di sekitar perusahaan, dapat dilakukan salah satunya
melalui
kegiatan
Community
Development
(pengembangan
masyarakat). Community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses
masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik (Budhiarta, 2009 : 12). Antara CSR dan community development terdapat keterkaitan, bahkan dapat dikatakan bahwa community development merupakan bagian atau instrumen dari CSR. Namun jika ditelaah lebih jauh, keberlanjutan ekonomi, sosial dan keberlanjutan lingkungan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, baru dapat efektif jika dilakukan melalui instrumen community development. Hal ini terkait pendapat tentang pembangunan berkelanjutan yang dipaparkan World Commission on Environment and Development (WCED), bahwa sustainable development as “development that met the needs of present generations without compromising the ability of future generations to meet their needs”, it is “a process of change in which the exploitation of resources, the direction of investments, the orientation of technological development, and institutional change are all in harmony and enhance both current and future potential to meet human needs and aspirations” (Popa, Blidisel, dan Bogdan, 2009 : 176). Definisi di atas dapat diartikan bahwa, pembangunan berkelanjutan adalah suatu gagasan yang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya. Strategi pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan
mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi dan sosial yang menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Hal ini berarti bahwa pembangunan berkelanjutan memiliki beberapa dimensi yang meliputi keberlanjutan di bidang sosial, lingkungan hidup dan ekonomi, di samping keberlanjutan manusia. Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, maka konsep pembangunan berkelanjutan dapat dimaknai sebagai suatu komitmen untuk melaksanakan bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu maka perusahaan harus melakukan aktivitas dengan memperhatikan keberlanjutan komunitas di sekitarnya (yang juga merupakan bagian dari stakeholders), tidak hanya untuk masa sekarang tapi juga untuk masa generasi selanjutnya. Dalam hal ini suatu perusahaan dapat melakukannya melalui program community development. Comunnity development merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesadaran dan tanggung jawab sosial korporasi. Selain menjadi jembatan antara komunitas dengan korporasi, community development juga berfungsi sebagai komunikator dan merupakan bagian dari transformasi sosial yang harus dilaksanakan secara integratif dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam program community development merupakan salah satu bentuk keberhasilan penerapan konsep CSR. Salah satu indikator bahwa program tersebut berhasil adalah berjalannya roda kehidupan masyarakat dengan segala perubahan sosial dan lingkungan yang dapat diterima dan diatur oleh pranata sosial yang ada yang bersumber dari budaya masyarakat yang bersangkutan. Hal ini dapat
dilihat pada partisipasi seluruh komunitas yang ada dan keberlanjutan pola kehidupan masyarakat yang bersangkutan (Budimanta, 2004 : 36). Pembebanan kewajiban bagi perusahaan untuk mensejahterakan komunitas lokal di sekitar wilayah usahanya ini dicapai dalam pertemuan antar korporasi dunia (ISO/COPULCO) yang dilaksanakan di Port of Spain, Trinidad tanggal 10 Juni 2002. Dalam pokok bahasan mengenai ’Corporate Social Responsibility, Concepts and Solutions’ dicapai kesepakatan bahwa perusahaan yang tergabung dalam ISO secara global harus melakukan aktivitas
berkenaan
dengan
kewajiban
setiap
korporasi
untuk
mensejahterakan komuniti lokal di sekitar wilayah usahanya sesuai dengan perkembangan ekonomi, politik dan sosial budaya komunitas lokal setempat (Ibrahim, 2006 : 4). Secara ideal, perusahaan harus dapat memadukan antara keuntungan ekonomis dengan keuntungan sosial dalam praktik bisnisnya. Secara ekonomis, perusahaan berusaha meraih keuntungan sebagai bagian dari motivasi alamiahnya dengan jumlah pengorbanan (biaya) yang telah dikeluarkan karena memang inilah esensi bisnis. Sementara itu secara sosial, perusahaan juga harus memberikan dampak yang menguntungkan kepada masyarakat dengan berbagai sumberdaya sehingga keberadaannya mendapat legitimasi secara sosial. Bentuk ideal dari perpaduan keuntungan ekonomis dan keuntungan secara teoritik nampak dari model yang dikembangkan oleh Porter dan Kramer (2003 : 45) berikut ini:
Gambar I.1 Model Ideal Perpaduan Keuntungan Ekonomis dan Keuntungan Teoritis
Menurut model yang dikembangkan oleh Porter dan Kramer (2003) di atas, aktivitas filantopis sebagai salah satu wujud dari pertanggung jawaban perusahaan, pada dasarnya merupakan kombinasi antara kepentingan bisnis dan tujuan sosial sekaligus. Dalam penyelenggaraan bisnisnya, perusahaan harus dapat “memadukan” antara kepentingan bisnis dengan tujuan sosial. Program-program sosial dilakukan, disamping bertujuan untuk membantu dan mengembangkan
masyarakat
sebagai
wujud
“timbal
balik”
antara
pengorbanan masyarakat di sekitar perusahaan, juga bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan, yang pada akhirnya dapat mengamankan bisnis perusahaan itu sendiri terutama untuk mengurangi hambatan-hambatan operasi perusahaan yang ditimbulkan oleh hubungan yang kurang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat (Nursahid, 2008 : 100).
Program CSR tidak hanya mencakup kewajiban perusahaan menurut perundang-undangan yang berlaku pada korporasi pada umumnya, tetapi juga mencakup kewajiban-kewajiban “moralnya”, seperti : a. Perlindungan dan Pelestarian lingkungan; b. Hak-hak asasi manusia; c. Hak-hak tenaga kerja; d. Kesejahteraan masyarakat; e. Pendidikan; f. Kesehatan; g. Dan lain-lain, (Watni, 2007 : 11-12). Perusahaan berkepentingan untuk menyelenggarakan program sosial karena dengan sendirinya akan pula menaikkan nilai ekonomis bagi perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, dalam menyelenggarakan program sosialnya, perusahaan disarankan untuk: menentukan grantess (penerima bantuan) secara tepat, saling memberi “isyarat” di antara perusahaan pemberi bantuan, berusaha untuk meningkatkan perfoma individu atau institusi penerima bantuan, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penerima bantuan (masyarakat). Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga harus turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan jangka panjang. Menurut A.B Susanto, bersumber dari The
Jakarta Consulting Group, dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, antara lain: 1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapat dukungan yang luas dari komunitas lokal yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankan. 2. CSR dapat befungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pula ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya. 3. Munculnya keterlibatan dan kebanggaan karyawan pada perusahaan karena karyawan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. 4. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. Kepedulian perusahaan pada pihak-pihak yang memberi kontibusi pada mereka dalam meraih tujuan perusahaan, menumbuhkan kepercayaan, dukungan, dan rasa senang dari para stakeholder untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan.
5. Meningkatnya penjualan sepeti terungkap dalam riset Roper Search Worldwide, konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik. 6. Insentif-insentif lainnya, seperti insentif pajak berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya (A.B Susanto, 2007 : 28). Menurut Hens dan Siciliano, ada dua pendekatan yang berbeda mengenai pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dilakukan, yaitu : 1. Pendekatan The Classical Economy Approach Pendekatan ini melihat bahwa CSR, dilakukan dengan mematuhi peraturan dan kode etik yang berlaku dalam masyarakat, yaitu tidak menyebabkan kerugian konsumen, pekerja, atau lingkungan sekitar, dengan tetap mengupayakan keuntungan perusahaan. Dukungan terhadap program sosial
dilakukan
seminimal
mungkin
sejauh
kegiatan
tersebut
menguntungkan perusahaan. 2. Pendekatan Activity Approach Perusahaan memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada pemilik perusahaan, tetapi kepada semua pihak yang memiliki kepentingan atas perusahaan. Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat memiliki kewajiban merespon semua elemen masyarakat, sejalan dengan usaha perusahaan dalam mencari keuntungan.
Dua pendekatan tersebut merupakan gambaran pelaksanaan CSR yang ada di Indonesia. Pada intinya pelaksanaan CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, disamping sebagai bentuk kepedulian, mereka tetap mengukur sejauh mana kegiatan dalam program tersebut memberi keuntungan bagi mereka. Meski kesadaran penerapan CSR sudah ada, namun upaya yang sesungguhnya untuk keuntungan masyarakat dalam jangka panjang, masih belum banyak dilakukan dalam program CSR (Soemanto, 2007 : 27). Untuk meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap kepedulian lingkungan memacu pemerintah untuk pembentukan regulasi baru, yaitu UU No. 40 tahun 2007 mengenai penerapan tanggung jawab sosial di setiap perusahaan. Bahkan di Indonesia penghargaan-penghargaan sengaja di helat oleh pemerintah melalui Departemen Sosial (Depsos), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan juga Program Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) melalui seleksi ketat bagi perusahaan yang telah melaksanakan CSR dengan sangat baik. Bentuk penghargaan tersebut antara lain CSR Award, Padma (Pandu Daya Masyarakat) Award. Untuk mendukung kegiatan di atas, keterlibatan semua stakeholder perusahaan sangat dibutuhkan. Terutama elemen-elemen masyarakat atau stakeholder lainnya, yang berpengaruh untuk mensosialisasikan kepada masyarakat
mengenai
program-program
CSR
yang
akan
dilakukan
perusahaan. Melalui opinion leader, masyarakat sebagai sasaran program dapat mengetahui program-program yang dijalankan. Sedangkan adanya keterlibatan media dapat menambah kepercayaan publik atau rekanan
perusahaan atas reputasi yang dimiliki perusahaan. Jangka panjangnya stakeholder perusahaan akan mendukung dan bahkan ikut serta menjadi bagian dari program CSR perusahaan. Kebutuhan akan sebuah komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan para stakeholder, telah meningkatkan perhatian terhadap Public Relations. Penggunaan konsep dan kegiatan Public Relations modern telah sangat luas di berbagai bidang dan perusahaan. Meski fokusnya tetap pada pembentukan opini dan citra yang baik, namun untuk mencapai hubungan yang efektif antara semua pihak, maka hubungan itu harus dapat diterima oleh semua pihak dan dilaksanakan secara timbal balik, baik ke atas, ke bawah, ke luar maupun ke dalam. Komunitas atau masyarakat merupakan pihak-pihak yang selalu diinginkan untuk mendukung perusahaan. Melalui kegiatan yang berhubungan dengan komunitas diharapkan tercipta harmonisasi hubungan yang baik. Hubungan mesra dengan komunitas lokal akan memberi keuntungan jangka panjang bagi perusahaan (Khasali, 1995 : 144). Menurut John E. Marston dalam Modern Public Relations, komunitas lokal mempunyai harapan-harapan kepada industri, yaitu : a. Pendapatan (Income) Komunitas mengharapkan adanya perputaran uang dari perusahaan ke masyarakat, baik melalui gaji, pemasok lokal, maupun pajak.
b. Penampilan (Performance) Komunitas mengharapkan perusahaan membangun fisik yang mampu berperan sebagai pemerintah atau bahkan sebagai simbol dari daerah itu. c. Partisipasi Komunitas
mengharapkan
perusahaan
dapat
berperan
dalam
pengembangan kemasyarakatan, misalnya sarana olahraga, public space, sarana pendidikan, dan lain-lain. d. Stabilitas Masyarakat mengharapkan adanya kesinambungan dan pertumbuhan yang stabil. e. Kebanggaan (Pride) Keberaaan perusahaan yang bisa menjadi kebanggan komunitas lokal bahkan sebagai trade mark (ciri khas). Sebaliknya perusahaan juga mempunyai keinginan kepada publiknya, antara lain: ·
Perlakuan yang wajar sebagai anggota masyarakat
·
Perlindungan dari kekerasan
·
Pemerasan dan pengrusakan oleh massa
·
Pengenaan pajak yang wajar
·
Lingkungan yang baik bagi karyawan
·
Tenaga kerja yang sehat, jujur dan terampil
·
Terlindung terjadinya kejadian yang tidak terduga seperti kebakaran, dan lain-lain (Wibisono, 2007 : 84). Strategi kebijakan hubungan masyarakat atau rencana strategi harus
menetapkan
tanggung
jawab
yang
jelas
dan
spesifik
dalam
mengimplementasikan serta mengelola interaksi perusahaan dengan publik serta masyarakat umum. Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan harus mencakup hubungan dengan stakeholder yang ada dan potensial. Bentuk program CSR dalam hal ini sangat penting artinya sebagai bentuk gerakan pengembangan
masyarakat,
khususnya
bagi
perusahaan
untuk
turut
berpartisipasi dalam penangulangan berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Pelaksanaan program CSR dapat dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Meskipun tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik dalam melaksanakan CSR, namun kerangka kerja (framework) yang luas dalam pengimplemantasian CSR masih dapat dirumuskan. Kerangka kerja yang disodorkan oleh industri Kanada dapat dijadikan panduan. Kerangka kerja ini mengikuti model ”plan, do, check, improve” dan bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan (A.B. Susanto, 2007). Strategi dalam pelaksanaan CSR perlu menerapkan prosedur yang dilaksanakan oleh Public Relations/Humas perusahaan masing-masing. Untuk dapat menjalankan program CSR dengan sukses, dibutuhkan pula keterlibatan
dan kepemimpinan dari manajemen tingkat atas dan penyesuaian sistem manajemen yang digunakan. Sementara untuk menghindari kesimpangsiuran tujuan program CSR, perusahaan harus mendistribusikan informasi mengenai komitmen sosial ini melalui berbagai sarana kehumasan dan secara efektif mengkomunikasikannya kepada masyarakat sekitar.
4.
Masyarakat Masyarakat merupakan manusia yang memiliki keinginan untuk
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan keinginan tersebut masyarakat memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya (Soebandi, 2008 : 21). Belakangan ini berbagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik di tingkat lokal, daerah dan global semakin kompleks. Kondisi ini dapat dilihat dari terjadinya berbagai kasus penyakit seperti gizi buruk, malaria dan penyakit menular endemis lainnya yang masih tinggi angka kejadiannya. Untuk melakukan penanganan penyakit tersebut, diperlukan adanya partisipasi masyarakat dan dukungan kalangan dunia usaha sebagai bentuk kepedulian sosial di bidang kesehatan. Adapun masyarakat yang masuk dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Desa Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Desa Maluk sebagai bagian dari lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara, memiliki profil kesehatan yang masih rendah. Kondisi
tersebut membuat PT. Newmont Nusa Tenggara menaruh perhatian lebih terhadap masalah kesehatan melalui program CSR Bidang Kesehatan.
5.
Kerangka Berpikir Kerangka pikir ini akan menjelaskan bagaimana strategi komunikasi
Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk tahun 2009. Adapun untuk lebih jelasnya kerangka pikir ini akan disajikan dalam bentuk bagan berikut ini : Bagan I.2 Kerangka Berpikir
Citra Perusahaan
Public Relations
Implementasi Corporate Social Responsibility
Masyarakat
Strategi Komunikasi
Dari tampilan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya “akar rumput” dari sebuah perusahaan adalah citra. Citra mutlak dan wajib hukumnya bagi setiap perusahaan, tidak peduli baik atau buruk, tetap akan menyertai suatu perusahaan hingga kapan pun. Semua perusahaan berlombalomba agar mendapat citra yang baik di tengah masyarakat. Untuk mendapatkan citra yang baik itu, maka dibutuhkan Public Relations. Pada PT. Newmont Nusa Tenggara, salah satu upaya yang dilakukan Divisi Community Development untuk
memperoleh citra yang baik dari masyarakat yaitu dengan melakukan program CSR Bidang Kesehatan. Adapun sasaran program tersebut yang diambil dalam penelitian ini adalah Desa Maluk, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat. Agar program tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang pada akhirnya dapat pula meningkatkan citra perusahaan, tentu dibutuhkan strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan paduan perancanaan komunikasi (Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam mengamati program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan analisis data yang cermat terhadap suatu fenomenal tertentu. Penelitian kualitatif merupakan usaha untuk mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga hanya bersifat sekedar mengungkap fakta. Hasil penelitian ditekankan untuk memberikan gambaran obyektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Moleong, 1989 : 3). Karenanya, laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya.
2. Lokasi Penelitian
Penilitian ini mengambil lokasi di PT. Newmont Nusa Tenggara, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Alasan penulis memilih PT Newmont Nusa Tenggara, karena ; a. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, selain itu juga memiliki komitmen yang baik khususnya pada program CSR Bidang Kesehatan. b. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan tempat kerja praktek ketika penulis melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi (K3) tahun 2009, yang dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus 2009. Dalam K3 tersebut, penulis ditempatkan pada Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara. c. Adanya kesediaan dan keterbukaan dari pihak perusahaan untuk memberikan data, informasi dan keterangan-keterangan yang penulis butuhkan guna keperluan penelitian ini.
3. Jenis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber yang mengetahui dan berkompeten terhadap bidang penelitian kali ini. Adapun data primer ini diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara, masyarakat Desa Maluk serta Kepala Puskesmas Maluk.
b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengutip serta mengumpulkan keterangan dari sumber informasi lain dengan tujuan untuk melengkapi data-data primer. Data sekunder biasanya berbentuk sebuah dokumentasi, catatan-catatan, internet atau arsip.
4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: a. Observasi Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung mengenai situasi dan kondisi yang ada di lokasi penelitian di Desa Maluk, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat selama melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi (K3). b. Wawancara/Interview Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk
mendapatkan
keterangan-keterangan
lisan
melalui
komunikasi langsung dan berhadapan muka dengan responden yang dapat memberikan keterangan. Untuk memudahkan wawancara tersebut penulis membuat panduan wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan tersusun dalam bentuk Interview Guide. c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen terkait dengan judul penelitian ini, arsip-arsip dan literatur lainnya.
5. Teknik Sampling Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, dimana kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (H.B Sutopo, 2002 : 56). Untuk lebih mendapat informasi yang dalam dan lengkap secara lebih jauh, maka peneliti akan mencari informasi lain sesuai petunjuk informan utama atau pertama, yakni publik internal PT. Newmont Nusa Tenggara yang meliputi Manager Community Development dan Senior Supervisor Social Development yang digunakan penulis sebagai informan. Sedangkan untuk perwakilan dari publik eksternal, penulis memilih informan dari beberapa masyarakat penerima dan pernah ikut terlibat dalam CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara serta Kepala Puskesmas Maluk. Adapun narasumber atau informan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu : a. Pejabat Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara Pejabat Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara yakni terdiri dari; Manager Community Development dan Senior Supervisor
Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara. Kedua orang ini dipilih, karena merekalah yang paling mengetahui tentang program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara di Desa Maluk.
b. Masyarakat Masyarakat Desa Maluk dipilih untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini, mereka merupakan sasaran program CSR Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara, mereka terdiri dari Kepala Desa Maluk, dan Warga Maluk yang terdiri dari perwakilan RT 1 sampai RT 5. c. Pihak Puskesmas Narasumber dari pihak Puskesmas dalam penelitian ini, adalah Kepala Puskesmas Maluk. Sebagai Kepala Puskesmas, tentunya narasumber ini lebih mengetahui kondisi kesehatan yang ada di Desa Maluk serta program-program yang dijalankan PT. Newmont Nusa Tenggara, mengingat pihak-pihak Puskesmas Maluk juga merupakan stakeholder yang turut dilibatkan perusahaan dalam program CSR Bidang Kesehatan. Dengan alasan ini, Kepala Puskesmas Maluk bisa menjadi infoman yang kompeten dalam memberikan data untuk penelitian ini.
6. Validitas Data Guna
menjamin
dan
mengembangkan
validitas
data
yang
dikumpulkan dalam penlitian ini, teknik validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik triangulasi data (sumber). Triangulasi data yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang berbeda-beda (H.B Sutopo, 2002 : 186). Dalam penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang berkaitan dengan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara yang dilakukan di Desa Maluk.
7. Analisis Data Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif ini dimulai dengan dari analisis data yang dikumpulkan di lapangan, kemudian dikategorikan dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan triangulasi data. Data dipilih yang sesuai dengan fokus penelitian, lalu dilakukan interpretasi data atau pemaknaan. Interpretasi data perlu dibandingkan
dengan
konteks-konteks
sosial
dan
masyarakat,
serta
lingkungan yang melatarbelakangi program yang dilaksanakan di tempat penelitian. Data penelitian kualitatif memuat penjelasan mengenai proses-proses yang terjadi dalam lingkungan. Teknik analisa ini meliputi tiga bagian yang terdiri dari : (Huberman, 2008 : 54). a. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data kasar yang dilaksanakan selama proses penelitian. b. Penyajian Data
Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data.
c. Penarikan Kesimpulan Melalui data yang telah disusun, oleh peneliti data tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Ketiga komponen tersebut merupakan serangkaian proses yang saling berinteraksi dengan pengumpulan data sebagai pegangan utama. Apabila data yang dihasilkan belum mencukupi dalam ketiga bagian tersebut, peneliti akan mengumpulkan data kembali dengan menyusun pertanyaan penggalian data yang baru, sehingga diperoleh hasil yang mantap.
Bagan I.3 Skema Model Analisis Data Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
Penyajian Data
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Gambaran Umum PT. Newmont Nusa Tenggara 1. Sejarah Perusahaan PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan pertambangan yang terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. PT. Newmont Nusa Tenggara menandatangani Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia pada tanggal 2 Desember 1986. Kontrak tersebut mengukuhkan posisi PT. Newmont Nusa Tenggara sebagai kontraktor bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi dan ekploitasi mineral yang bernilai ekonomis di dalam area kontrak karya yang berlokasi di provinsi Nusa Tenggara Barat. Gambar II.1 Logo Perusahaan
Setelah melakukan eksplorasi selama empat tahun, pada tahun 1990 PT. Newmont Nusa Tenggara menemukan cebakan tembaga porfiri dalam
jumlah besar di daerah kawasan hutan yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Sejak itu PT. Newmont Nusa Tenggara mulai secara intensif melakukan persiapan-persiapan untuk menuju pertambangan komersial. Sebelum dikeluarkannya izin melakukan kegiatan pertambangan, PT. Newmont Nusa Tenggara harus menyediakan suatu kajian tentang dampak-dampak yang diperkirakan muncul pada masa konstruksi dan masa operasi. Kajian, yang secara umum disebut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang disediakan PT. Newmont Nusa Tenggara telah disetujui Pemerintah Indonesia pada tahun 1996, dengan Keputusan Menteri LH : Kep. 41/MENLH/10/1996. Gambar II.2 Lokasi PT. Newmont Nusa Tenggara
Setelah memperoleh persetujuan studi kelayakan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), konstruksi proyek pun dimulai awal 1997 dengan biaya investasi sebesar US$ 1,8 miliar dan selesai pada 1999. Produksi komersial dimulai pada 1 Maret 2000. Berdasarkan studi kelayakan, cadangan bijih tambang Batu Hijau sebesar 1,1 miliar ton dengan kandungan 0.525% tembaga dan 0.37 gram emas per ton batuan. Mengacu tingkat produksi saat ini, usia tambang Batu Hijau diperkirakan berlanjut hingga 2023.
PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan patungan Indonesia yang sahamnya dimiliki 80% oleh Nusa Tenggara Partnership dan 20% oleh PT. Pukuafu Indah (Indonesia). Saham sebesar 45% pada Nusa Tenggara Partnership dimiliki oleh Newmont Indonesia Limited, sementara 35% dimiliki oleh Nusa Tenggara Mining Corporation. proyek Batu
Sebagai tambang terbuka,
Hijau dilengkapi dengan sarana pengolahan dan pendukung. Produk
berupa konsentrat tembaga yang mengandung sejumlah kecil emas, dikirim ke berbagai pabrik peleburan di Indonesia maupun di luar negeri untuk pengolahan selanjutnya. Berikut bagan kepemilikan saham PT. Newmont Nusa Tenggara : Bagan II.1 Kepemilikan Saham PT Newmont Nusa Tenggara
Sebagai kontraktor Pemerintah Indonesia, PT. Newmont Nusa Tenggara memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja, pembayaran royalti dan pajak. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan terbesar yang memberikan
peluang kerja secara langsung maupun tidak langsung di provinsi NTB. Sejak masa awal operasi, PT. Newmont Nusa Tenggara dan kontraktornya telah menciptakan perluang kerja bagi 7.000 orang. Persentase untuk karyawan yakni, 98% dari jumlah karyawan tersebut adalah orang Indonesia, serta lebih dari 60% tenaga kerja berasal dari desa-desa setempat dan provinsi NTB. Tabel II.1 Pembagian Karyawan PT. Newmont Nusa Tenggara
Keterangan Nasional Lokal NTB Nasional Non-NTB Tenaga Kerja Asing (TKA) TOTAL Jumlah Kontraktor Jumlah Karyawan Kontraktor
Jumlah Persentase Karyawan 2664 Orang 63% 1528 Orang 35% 68 Orang 2% 4260 Orang 100% 145 Orang 4745 Orang
Pada tahun 2007 PT. Newmont Nusa memberikan kontribusi lebih dari $248 juta berupa pajak, non-pajak dan royalti kepada Pemerintah Indonesia. Selain itu, setiap tahun PT. Newmont Nusa membeli barang dan jasa dari dalam negeri sebesar lebih dari US$154 juta, membayar sebesar US$58 juta bagi upah karyawan nasional dan mengeluarkan dana sebesar US$4 juta per tahun bagi kegiatan pengembangan masyarakat. Dalam aktivitas pertambangannya, PT. Newmont Nusa Tenggara merangkul masyarakat sekitar, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan sejumlah rekanan sebagai mitra kerja mereka. Adapun sejumlah perusahaan yang dijadikan mitra kerja adalah sebagai berikut: Tabel II.2
Mitra Kerja PT. Newmont Nusa Tenggara No 1.
Perusahaan International SOS
2.
Travira Air
3.
Trakindo Utama
4. 5.
Prasmanindo Boga Utama (PBU) PT. Orica Mining Services
6.
PT. Fluidcon Jaya
7. 8. 9.
PT. Atlas Copco PT. Chakra Jawara PT. SLS Bearindo Specialist Bearing
10.
PT. Sanggar Sarana Baja (SSB) PT. Meratus
11.
13.
PT. Harnischfeger Indonesia (P&H) PT. Interek
14. 15.
PT. Inamco PT. Kirana
16.
PT. Eka Mandiri Pratama
12.
Bentuk Kerjasama Mengelola rumah sakit dan klinik serta menyediakan jasa pengobatan Mengelola jasa penerbangan menyediakan helikopter dan jasa penerbangan lainnya. Pengadaan dan perawatan alat-alat berat untuk Caterpillar. Mengelola jasa catering dan mini market. Menyediakan bahan-bahan explosive untuk kegiatan blasting. Pemasok suku cadang alat berat dan LV, specialist hose. Penjualan barang-barang untuk alat berat Pemasok suku cadang dan alat berat. Penyedia alat-alat kendaraan yang berhubungan dengan bearing (penjualan segala jenis dan tipe bearing). Spesialis las untuk berbagai jenis baja dan besi. Menangani masalah kapal-kapal yang mengangkut barang-barang dari luar dan dalam negeri. Penjualan alat-alat shovel. Jasa laboratorium untuk batuan hasil explorasi. supplier jasa dan tenaga kerja. Pemasok jasa tenaga kerja untuk bersihbersih workshop di trakindo. Pemasok tenaga kerja di Departemen Maintenance.
2. Visi dan Misi PT Newmont Nusa Tenggara
Dalam melaksanakan usahanya, PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki visi dan misi sebagai kebijakan usahanya. Adapun visi dan misi tersebut adalah: Visi : Kita akan menjadi perusahaan tambang yang paling dihargai dan dihormati melalui pencapaian kinerja terdepan dalam industri tambang. Misi : Kita akan membangun perusahaan tambang yang berkelanjutan, yang mampu memberikan laba tertinggi kepada pemegang saham dan menjadi yang terdepan di bidang keselamatan kerja, perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial.
3. Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara Adapun struktur puncak PT. Newmont Nusa Tenggara, dapat dilihat dari bagan berikut ini: Bagan II.2 Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara
President Director
Senior Manager External Relations
Director Finance
Senior Manager Organizational Development
Senior Manager Partner
Senior Corporate Council
General Manager Operations
Berdasarkan bagan di atas, masing-masing jabatan mamiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Senior Manager External Relations; bertugas untuk menjaga hubungan baik serta membangun relasi dengan seluruh stakeholder PT. Newmont Nusa Tenggara b. Director Finance; mengurusi segala urusan keuangan perusahaan, seperti membayar gaji karyawan, melaksanakan pembayaran alat-alat produksi, dan lain sebagainya. c. Senior Manager Organizational Development; menitik beratkan pada masalah kepegawaian atau biasa dikenal dengan Human Resources Development (HRD). d. Senior Manager Partner; bertugas yang berkaitan dengan Saham. Saham PT. Newmont Nusa Tenggara dimiliki oleh beberapa perusahaan, sehingga para pemegang saham pun memiliki hak untuk mengawasi segala macam produksi dan kinerja PT. Newmont Nusa Tenggara. e. Senior Corporate Council; lebih menitikberatkan tugasnya pada komunikasi korporat (corporate communication). f. General Manager Operations; menitikberatkan tugasnya pada setiap operasi perusahaan, seperti mengawasi jalannya pengoperasian alat-alat pertambangan. 4. Komitmen Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara
Adapun komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara dalam melakukan tanggung jawab sosial, yaitu: · Berkomunikasi secara terbuka dengan pemerintah, masyarakat, karyawan dan para pemangku kepentingan terkait lainnya, serta menyediakan informasi faktual dan terbaru mengenai operasi Batu Hijau bagi mereka. · Menjalin kerjasama dalam kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah untuk
memastikan
dilaksanakan menerapkan
melalui praktek
agar
semua
proses terbaik,
program
konsultatif dan
tanggungjawab
dan
sejalan
partisipatif,
dengan
sosial dengan
prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan. · Menekankan agar program-program yang berkelanjutan didasarkan pada empat pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu: kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan prasarana yang memadai.
5. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara Untuk mewujudkan komitmen dalam tanggung jawab sosial, PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki kebijakan, yaitu : ·
Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku yang menjadi kewajiban kita sebagai standar minimal;
·
Menerapkan dan menjalankan Sistem Manajemen Terpadu (IMS) dan Standar Hubungan Eksternal dan Masyarakat serta Lingkungan guna meminimalkan risiko bahaya, memberi nilai tambah bagi masyarakat dan
mendorong peningkatan kinerja yang kontinu. IMS menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan mengkaji tujuan dan sasaran; ·
Memprakarsai audit berkala dan program penilaian serta menindaklanjuti rekomendasi untuk peningkatan dengan segera mengambil keputusan dan langkah tindak lanjut;
·
Mengidentifikasi dampak sosial dengan melakukan Penilaian Dampak Sosial
independen,
serta
penilaian
peluang
dan
risiko,
dan
mengembangkan serta mengimpelementasikan rencana peningkatan kontinu dalam mengelola dampak signifikan, risiko dan peluang; ·
Berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan berkenaan dengan permasalahan, aspirasi dan nilai mereka mengenai aspek pengembangan, operasional dan penutupan proyek tambang, dan mengakui adanya kaitan yang erat antara aspek ekonomi, sosial dan budaya;
·
Memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat melalui maksimalisasi pengembangan usaha dan pengadaan barang lokal, peluang kerja, pelatihan dan pengembangan masyarakat setempat;
·
Menyertakan pertimbangan sosial ke dalam semua aspek kegiatan perusahaan, termasuk eksplorasi, pengembangan proyek, operasi tambang, perluasan tambang, akuisisi, divestasi dan penutupan guna menghindari atau meminimalisasi dampak sosial yang negatif dan meningkatkan manfaat sosial;
·
Mengidentifikasi hak adat, hak budaya serta hak asasi lainnya yang terkait dengan operasi kita dan memastikan agar semua tingkatan karyawan mendapat pelatihan untuk memahami dan menghormati hak-hak tersebut.
6. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial, PT. Newmont Nusa Tenggara mendapatkan beberapa penghagaan, penghargaan tersebut antara lain: 1. Pada tahun 2003, PT. Newmont Nusa Tenggara memperoleh Pandu Daya Masyarakat (PADMA) AWARD dari Departemen Energi & Sumber Daya Mineral. 2. Pada tahun 2007, PT. Newmont Nusa Tenggara mendapatkan penghargaan Pemberdayaan Sosial dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat 3. Pada tahun 2008, PT. Newmont Nusa Tenggara mendapatkan penghargaan PADMA dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atas kinerja di bidang pengembangan masyarakat terutama dalam program peningkatan pertanian dengan penerapan System of Rice Intensification (SRI). 4. Pada tahun 2009, sertifikasi Environmental Management System ISO 14001 dan Occupational Health & Safety Managament System OHSAS 18001 Proper Hijau. 5. Tahun 2003 sampai 2009, Proper Hijau dari Menteri Negara Lingkungan Hidup karena telah menerapkan sistem pengolahan lingkungan hidup termasuk melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
B. Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara 1. Kedudukan Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara dalam Struktur Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, PT. Newmont Nusa Tenggara membentuk Divisi Community Development (Comdev) di bawah External Relations Department. Saat ini kedudukan Comdev sendiri dianggap penting, hal ini bisa dilihat dari kedudukan Comdev yang berada langsung dibawah External Relations Department. Tujuannya adalah agar dapat ikut serta dalam merumuskan kebijaksanaan serta tindakantindakan lembaga yang bersangkutan serta memudahkan manajemen untuk dapat memberikan pengarahan. Adapun kedudukan Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara dalam Struktur Organisasi Perusahaan, dapat dilihat pada bagan berikut ini: Bagan II.3 Kedudukan Community Development dalam Struktur Organisasi
2. Fungsi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam menjalankan fungsinya sebagai Humas PT Newmont Nusa Tenggara, Divisi Community Development PT Newmont Nusa Tenggara berfungsi: ·
Menangani dan menjebatani hubungan antara parusahaan dengan pihak luar (masyarakat) dalam menjalin suatu hubungan yang harmonis dan berkesinambungan, baik itu secara personal maupun interpersonal melalui suatu media tertentu demi kelancaran jalannya perusahaan dan operasi tambang.
·
Mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mendukung strategi pemerintah serta mengembangkan program pengembangan masyarakat yang dapat sinergis dan sinkron dengan kebijakan dan program pemerintah.
·
Mengembangkan masyarakat agar memiliki keseimbangan, antara dukungan kapasitas manusia (capacity building), dengan dukungan infrastruktur yang memadai.
·
Menyiapkan masyarakat yang mandiri, yang mampu mengelola dan mengembangkan sumber daya berkelanjutan, untuk mengantisipasi perubahan dan tantangan ke depan.
3. Tugas Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara Adapun tugas pokok Community Development PT Newmont Nusa Tenggara, yaitu: ·
Menjalin kontak dengan individu, kelompok ataupun organisasi.
·
Mengembangkan profit komuniti, mengkaji kebutuhan dan sumber daya komuniti tersebut.
·
Mengembangkan analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
·
Melakukan kerja kolaborasi dan negosiasi dengan berbagai lembaga ataupun profesi.
·
Mengembangkan komunikasi yang baik dengan berbagai individu, kelompok maupun organisasi.
·
Mengelola sumber daya yang ada dengan baik, termasuk didalamnya mengenai pendanaan dan sumber daya manusia.
·
Memonitor dan mengevaluasi perkembangan program atau kegiatan.
4. Visi dan Misi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam melaksanakan usahanya Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki visi dan misi sebagai kebijakan usahanya. Adapun visi dan misi tersebut adalah: Visi : Masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan mampu mengembangkan potensipotensi sumber daya yang ada secara mandiri dan berkelanjutan. Misi : ·
Menggalang kemitraan di dalam mengidentifikasi, mengembangkan, serta memberdayakan potensi dan sumber-sumber daya yang ada.
·
Melaksanakan
program-program
pengembangan
masyarakat
secara
akomodatif, partisipatif, dan proaktif. ·
Menciptakan lingkungan yang kondusif yang mendukung keberhasilan dari semua pemangku kepentingan.
5. Program Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara Pengembangan masyarakat PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Program pengembangan masyarakat PT. Newmont Nusa Tenggara dipusatkan pada pengembangan dasar-dasar sumber daya manusia dan pemanfaat sumber daya alam yang sejalan dengan perencanaan pembangunan berkelanjutan. Program pengembangan masyarakat ini dicapai melalui: 1. Kesehatan Masyarakat Kegiatan kesehatan yang bersifat preventif seperti pengendalian malaria, kesehatan ibu dan anak, air dan sanitasi, tuberkolosis (TBC) dan pencegahan penyakit menular seksual (PMS) serta program pelatihan kesehatan. 2. Pengembangan Pendidikan Kegiatan pengembangan pendidikan diutamakan pada peningkatan mutu pendidikan melalui pelatihan guru, upaya penerapan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, pendekatan manajemen berbasis sekolah, pelatihan kejuruan (perbengkelan, otomotif, pengelasan, kelistrikan). 3. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Program ini terdiri dari pogram pertanian dan usaha lokal. Pada program pertanian perhatian utama diberikan pada sistem intensifikasi pertanian dan pertanian terpadu, dengan memadukan teknik pertanian yang sudah ditingkatkan, diversifikasi tanaman, pupuk organik, pengendalian hama terpadu dan jaringan pemasaran. Sedangkan untuk meningkatkan usaha lokal sebagai motor pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, area bantuan meliputi usaha penjahitan, pabrik paving block, perbaikan kontainer, sawmill, jute blanket, pertanian dan produk akua-kultur meliputi berbagai buah-buahan, sayur-mayur, madu dan lain-lain, dan jasa kontrak termasuk pelatihan keterampilan mikro-finansial dan usaha. 4. Pengembangan Program Pembangunan (Infrstruktur) Peningkatan prasarana meliputi perbaikan jalan dan saluran air, pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah, pembangunan klinik, pengadaan sarana air bersih, irigasi, pembangunan tempat ibadah, tempat penimbunan sampah, sarana pariwisata dan pasar tradisional.
C. Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara PT. Newmont Nusa Tenggara memandang perannya sebagai katalisator dalam upaya mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mendukung strategi pemerintah setempat. Semua kegiatan dirancang sedemikian rupa untuk
mengalihkan kepemilikan kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat pada tahap awal program dan penguatan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Program CSR Bidang Kesehatan sudah dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara sejak tahun 2000. Fokus dari program tersebut adalah mengembangkan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Bentuk program CSR Bidang Kesehatan yang dilaksanakan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk, antara lain dilakukan melalui programprogram berikut ini: 1.
Pembangunan Puskesmas Maluk Pengembangan
sarana
prasarana
kesehatan/medis
ditujukan
guna
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Desa Maluk. Pembangunan Puskesmas yang dibangun oleh PT. Newmont Nusa Tenggara di Desa Maluk, memiliki luas bangunan sekitar 500 M2 dengan besar anggaran kurang lebih Rp. 1,1 miliar. Pembangunan tersebut merupakan bentuk kongkrit dari kontribusi PT. Newmont Nusa Tenggara sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan harapan masyarakat menjadi sejahtera, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi eksplorasi. 2.
Pembangunan dan Peningkatan Posyandu Pembangunan dan Peningkatan Posyandu, dirasakan mampu menjangkau masyarakat secara lebih luas. Sasaran pokoknya tidak hanya memantau status gizi balita, tetapi juga ibu-ibu hamil dan kesehatan balita secara umum. Melalui kerjasama dengan Puskesmas Maluk, dilakukan berbagai penyuluhan
dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama ibu-ibu hamil dan Balita. Selain pembangunan Posyandu, PT. Newmont Nusa Tenggara juga memberikan bantuan makanan tambahan untuk anak balita, dan kartu sehat. 3.
Pemeriksaan dan Pengobatan Intensif PT. Newmont Nusa Tenggara bersama International SOS, dan Klinik Batu Hijau melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan intensif kepada masyarakat yang ada di Desa Maluk. Kegiatan ini ditujukan untuk menanggulangi penyakit menular, seperti Malaria, HIV Aids, dan TBC. Selain itu juga dilakukan pemantauan dan pencatatan rutin kesehatan penduduk setiap bulan.
4.
Optimalisasi Peran Kader Kesehatan Optimalisasi peran kader kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara yaitu dengan melakukan pembinaan kepada para kader kesehatan, seperti pelatihan kader poyandu, penyuluhan tentang kesehatan, kesempatan belajar bagi tenaga medis, penambahan jumlah tenaga medis, Diklat, TOT dan simulasi serta diadakannya Rapat evaluasi kader kesehatan setiap tiga bulan. Adanya kegiatan ini membawa dampak yang signifikan, dimana jumlah kader di sekitar tambang bertambah menjadi 142 orang dari target pembinaan 126 orang kader.
5.
Penyediaaan Sarana Air Bersih Sesuai dengan komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara untuk membangun sarana air bersih yang dapat diandalkan, pada November 2003 PT. Newmont Nusa Tenggara menyelesaikan pembangunan dan pengoperasian sarana air
bersih senilai Rp 4,9 miliar untuk 4 desa, termasuk yang mencakup Desa Maluk.
D. Desa Maluk sebagai lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara Desa Maluk termasuk kedalam Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Luas kelurahan ini sekitar ± 143.64 hektar dengan jumlah penduduk ± 2781 orang. Desa Maluk merupakan desa yang lokasinya berdekatan dengan PT. Newmont Nusa Tenggara. Mayoritas penduduk di Desa Maluk bermata pencaharian sebagai petani. Bawang merah merupakan komoditi utama desa ini, dengan luas lahan ujicoba di laboratorium pertanian sekitar 70 are dari 80 are yang tersedia. Warga di kelurahan ini selain bertanam bawang merah, juga menanam kacang hijau, dan padi. Pada bidang kesehatan, nampaknya Desa Maluk mendapat perhatian. PT. Newmont Nusa Tenggara melakukan pembangunan puskesmas, posyandu, dan Puskesmas Pembantu (Pustu). Program ini dapat dikatakan efektif karena penyakit malaria yang pernah menjadikan Maluk sebagai daerah hiper-endemis kini menjadikan angka penderita dan angka kematian menjadi berkurang. Di Desa Maluk terdapat 1 puskesmas pembangunan pemerintah, serta pembangunan puskesmas yang dibangun PT. Newmont Nusa Tenggara dengan jumlah pasien yang berobat di Puskesmas sekitar 348 orang (per Juni 2009). Sedangkan pada bidang pendidikan, sebelum beroperasinya PT. Newmont Nusa Tenggara, dulu anak-anak Maluk boleh dikatakan tidak begitu serius untuk sekolah karena keterbatasan sarana, prasarana dan fasilitas lain termasuk
kurangnya kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Kini, untuk tingkat pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang pada tahun 2000 sekitar 23%, pada tahun 2009 sedah meningkat menjadi 83%. Desa Maluk memiliki potensi pariwisata yang bisa dikembangkan, yaitu adanya Pantai Maluk. Potensi daerah yang memadai, membuat pemerintahan desa bekerja sama dengan PT. Newmont Nusa Tenggara sudah mulai mempersiapkan kegiatan yang dapat mendukung pembangunan kepariwisataan. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah sekitar tambang yang lain, Desa Maluk merupakan kelurahan yang mempunyai potensi untuk menciptakan citra positif bagi PT. Newmont Nusa Tenggara, untuk itu PT. Newmont Nusa Tenggara bisa lebih lagi mengembangkan program Community Development kepada Desa Maluk.
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Perencanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat, sebuah perusahaan perlu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitarnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, perusahaan perlu menempatkan Public Relations untuk bertugas menjalankan fungsi komunikasi perusahaan kepada masyarakat yang merupakan bagian dari stakeholders perusahaan. Istilah Public Relations menurut Rosady Ruslan, dapat diartikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya (Ruslan 2005). Perusahaan dalam bentuknya yang lebih maju, sudah menggunakan Public Relations dalam hal perusahaan bersangkutan untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada stakeholder perusahaan. Untuk melaksanakan program CSR tersebut, perlu adanya perencanaan yang tepat terutama pada strategi komunikasi yang dilakukan, sehingga ada keterlibatan dan dukungan dari pihak stakeholder dalam pelaksanaan program. Praktek pelaksanaan CSR yang dilakukan perusahaan ini, merupakan upaya yang digalakkan agar tercipta suatu jalinan harmonisasi dan keseimbangan antara perusahaan dengan lingkungannya.
Pada PT. Newmont Nusa Tenggara, pelaksanaan program CSR telah menemukan bentuknya yang lebih maju dengan dibentuknya sebuah unit yang menangani program-program pengembangan masyarakat secara khusus yakni Divisi Community Development. Divisi ini merupakan unit kerja dibawah External Relations Department. Pembentukan divisi ini merupakan suatu perwujudan rasa tanggung jawab PT. Newmont Nusa Tenggara dalam memajukan sumber daya yang ada di Sumbawa Barat, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Satu prinsip dalam melaksanakan program CSR PT. Newmont Nusa Tenggara, masyarakat menjadi subjek, bukan objek pembangunan, seperti yang dilakukan pada program CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk. Segala perencanaan program disusun dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Sejak tahun 2000, PT. Newmont Nusa Tenggara telah melakukan perencanaan program pengembangan masyarakat melalui kegiatan lokakarya di desa-desa lingkar tambang. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Perencanaan program CSR PTNNT, itu dilakukan terintegrasi dengan perencanaan program CSR lainnya, termasuk di dalamnya CSR Bidang Kesehatan. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan menerapkan PRA, caranya dengan memfasilitasi kegiatan lokakarya selama 3 hari pada masing-masing gugus, kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2000. Untuk Desa Maluk, itu pada gugus 3 bersama dengan Desa Benete.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Terdapat empat gugus yang merupakan wilayah kerja dalam melakukan pengembagan masyarakat di desa-desa lingkar tambang. Keempat gugus tersebut
terdiri dari; Gugus 1 (meliputi Desa Tongo dan Desa Aik Kangkung-Tatar), Gugus 2 (meliputi Desa Sekongkang Atas dan Desa Sekongkang Bawah), Gugus 3 (meliputi Desa Maluk dan Desa Benete) serta Gugus 4 (yang meliputi Desa Goa dan Belo-Beru). Kegiatan lokakarya yang difasilitasi PT. Newmont Nusa Tenggara di masing-masing gugus ini, merupakan upaya untuk mempercepat pengembangan daya saing ekonomi lokal serta pengembangan sosial. Salah satu alasan ditempuhnya cara dengan melakukan kegiatan lokakarya, agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sehingga masyarakat juga dapat menyampaikan secara terbuka tentang berbagai permasalahan, termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap perusahaan. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: ”Dengan diadakannya lokakarya ini, kami ingin memberikan ruang seluasluasnya kepada warga, untuk ikut berpartisipasi dan menyampaikan secara terbuka tentang berbagai permasalahan, termasuk juga kebutuhan dan harapan warga, yang tentunya sesuai dengan karakteristik desa masingmasing.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Kegiatan lokakarya yang difasilitasi PT. Newmont Nusa Tenggara ini, merupakan faktor kunci berkaitan dengan penyusunan perencanaan yang partisipatif dan melibatkan stakeholder perusahaan. Dengan perencanaaan partisipatif tersebut, program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara dapat secara tepat dirumuskan dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder yang menjadi sasaran program, utamanya adalah masyarakat di Desa Maluk. Hal ini mengingat masyarakat merupakan salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan.
Public Relations dalam melaksanakan CSR perusahaan, memiliki peran yang besar dalam rangka mewujudkan program-program yang tepat untuk publik eksternal perusahaan. Melalui kegiatan lokakarya yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara senantiasa berupaya untuk mengidentifikasi publiknya dengan memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan menyampaikan secara terbuka berbagai pendapat kepada perusahaan terkait program yang akan dilaksanakan nantinya. Begitu juga sebaliknya, perusahaan dalam hal ini dapat mengetahui kebutuhan utama masyarakat dan mendengar aspirasi warga yang disampaikan dalam kegiatan lokakarya. Perencanaan program melalui lokakarya, dinilai cukup efektif untuk menganalisa kebutuhan pembangunan dan penyusunan rencana aksi. Strategi perencanaan seperti ini pun kemudian menjadi acuan bagi PT. Newmont Nusa Tenggara dalam melaksanakan program CSR Bidang Kesehatan di desa-desa lingkar tambang. Berdasarkan rencana yang telah diusulkan dan dibuat sendiri oleh masyarakat, dengan demikian menjadi komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mendukung perencanaan yang telah disusun oleh masyarakat tersebut. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Kegiatan lokakarya sejauh ini cukup efektif untuk menganalisa kebutuhan pembangunan dan penyusunan rencana aksi. Hasil dari lokakarya ini, menjadi komitmen kami untuk mendukung program yang telah disusun oleh masyarakat. Selama ini kami juga berupaya masuk menjadi bagian sebagai pihak yang membantu masyarakat, dan juga mendukung program-program kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
PT. Newmont Nusa Tenggara memandang perannya sebagai katalisator dalam upaya mewujudkan aspirasi masyarakat dan mendukung strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Semua kegiatan pengembangan masyarakat kemudian dirancang
sedemikian
rupa
untuk
mengalihkan
kepemilikan
program
pengembangan kepada masyarakat dan pemerintah. Melalui kegiatan lokakarya ini pula, perusahaan bersama para partisipan dapat mengadakan dialog terbuka untuk bersama-sama membahas apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan program. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: ”Partisipan dalam lokakarya di Gugus 3, perharinya itu diikuti ada sampai 70 orang. Para partisipan ini dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, dan juga lembaga masyarakat yang memang kami undang. Dengan adanya pihak-pihak ini, kami bisa mengadakan dialog terbuka dengan mereka, tentu saja untuk bersama-sama membahas apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan program-program nantinya.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Dengan adanya keterlibatan dari banyak pihak ini, perusahaan dapat mengetahui opini publik utamanya dari masyarakat yang ada di Gugus 3 yang juga meliputi Desa Maluk. Hal ini merupakan suatu yang penting untuk melakukan tindakan, serta menetapkan strategi dengan pemahaman secara rinci atau berempati terhadap mereka sebagai stakeholder perusahaan. Di samping juga bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan pemetaan kondisi serta merumuskan tujuan dari program-program CSR Bidang Kesehatan. Sehingga dalam pelaksanaan program tersebut, nantinya bisa tetap berorientasi kepada tujuan perusahaan.
Adanya komunikasi yang terjalin antara PT. Newmont Nusa Tenggara dengan masyarakat Desa Maluk, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Joseph A. Devito (1997), bahwa komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan, atau pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. Komunikasi sebagai inti dari Public Relations, merupakan tools bagi perusahaan untuk mencitrakan dirinya dan menyesuaikan diri dengan kepentingan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Sebagai tools, Public Relations harus mampu mengitegrasikan usahausaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi perusahaan agar dapat diterima di lingkungan tempat perusahaan berada, serta menumbuhkan nilai kepercayaan stakeholder perusahaan, utamanya masyarakat melalui partisipasi mereka. PT. Newmont Nusa Tenggara menyadari bahwa, sebagai anggota masyarakat dan tetangga yang baik perlu bekerja sama dengan masyarakat setempat dan pemerintah, termasuk dalam mendukung suksesnya penanganan masalah-masalah kesehatan. Masyarakat Desa Maluk sebagai bagian dari lingkungan perusahaan, merupakan partisipan utama yang kemudian diberi hak suara dalam penentuan isi program-program CSR Bidang Kesehatan. Namun meskipun demikian, bentuk dan metode pelaksanaan program tetap dicanangkan oleh perusahaan sendiri. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Dari hasil lokakarya di Gugus 3, banyak warga yang menilai keberadaan Posyandu mampu menjangkau kesehatan masyarakat desa secara lebih
luas. Untuk mewujudkan hal ini, kami pun kemudian berinisiatif dan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk menempatkan CO di Puskesmas. CO inilah, yang nantinya akan mendampingi keberadaan Posyandu dari segi-segi non-teknis.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Community Organizer (CO) yang terdapat di setiap Puskesmas, berfungsi untuk menguatkan peran Posyandu di setiap desa-desa lingkar tambang. Dalam menjalankan tugasnya, CO inilah yang nantinya mendampingi Posyandu dari segi non teknis, seperti menginformasikan jadwal kegiatan Posyandu kepada masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat baik kehadiran Ibu-ibu hamil serta membantu fasilitas kerja Posyandu dan Puskesmas. Sementara itu, untuk tenaga kesehatannya dilakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas setempat. Perusahaan berupaya dengan menggali aspirasi atau keinginan masyarakat dalam program perusahaan pada mereka, dapat membuat program tersebut berguna bagi masyarakat. Strategi komunikasi yang dilakukan pada akhirnya dapat terbentuk komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat yang dianggap memiliki potensi lebih untuk meningkatkan kesadaran dan membantu masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Morrisan (2006) bahwa, untuk menjalankan kegiatan Public Relations dibutuhkan strategi komunikasi agar informasi yang dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah laku, seseorang atau sejumlah orang dapat mengahasilkan efek tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Selain dalam upaya meningkatkan peran Posyandu, kehadiran warga dan pihak-pihak terkait dalam kegiatan lokakarya juga dapat membantu kebutuhan warga
masyarakat
bersama
seperti
yang
dilakukan
perusahaan
untuk
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari program pembangunan Puskesmas Maluk. Adanya keterlibatan masyarakat, ditujukan agar program nantinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta bisa membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Pembangunan Puskesmas Maluk, pada perencanaanya sudah dikoordinasikan dengan sektor kesehatan, dan kami juga membangun jejaring kerjasama dengan semua pihak yang terkait, termasuk juga dengan masyarakat. Keterlibatan mereka memang kami tujukan agar programprogram nantinya sesuai dengan kebutuhan warga dan yang utama bisa membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada di desa mereka.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Dalam pembangunannya Puskesmas Maluk dilengkapi satu ruang tata usaha, ruang pimpinan, ruang rapat, ruang rawat inap, ruang jaga dan ruang laboratorium, 5 ruang poly, ruang apotek, UGD, ruang loket, ruang tunggu, serta gudang. Dengan adanya komunikasi antara perusahaan dengan para stakeholder yang ditunjukkan dalam merencanakan program pembangunan Puskesmas tersebut, diharapkan mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk menciptakan harmonisasi hubungan antar komunitas. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Omnie (2001), bahwa menjaga hubungan dengan publik diluar perusahaan, merupakan keharusan yang mutlak. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan
fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik. Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, sangat penting artinya sebagai bentuk gerakan pengembangan masyarakat untuk turut berpartispasi dalam penangulangan berbagai masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Payne (1995), bahwa program pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keberadaan sebuah perusahaan yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat melalui program CSR, memiliki nilai positif yang mampu merancang dan mensukseskan sebuah perencaan dengan baik sehingga dapat dijadikan sandaran dan harapan semua lapisan masyarakat. Perencanaan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat sekitar dimasa yang akan datang adalah sesuatu yang harus diprioritaskan perusahaan mengingat bahwa komunitas sosial yang ada di Desa Maluk khususnya dan wilayah lingkar tambang pada umumnya, akan mendapatkan dampak dari aktifitas perusahaan pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara.
1. Fact Finding CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Setiap program kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan, tentunya memiliki konsep tujuan dan latar belakang yang dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi yang terjadi di lapangan. Ketepatan pelaksanaan sebuah program juga tak lepas dari adanya observasi dan penelitian yang dilakukan perusahaan terhadap peristiwa, situasi dan kondisi yang menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan kebijakan programnya agar produktivitas tetap berjalan. Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, sudah barang tentu perusahaan wajib memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosialnya untuk membantu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Begitu juga dengan kebijakan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont NusaTenggara, tak lepas dari situasi dan kondisi yang ada di lingkungan masyarakat di Desa Maluk. Kepedulian PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap kesehatan masyarakat antara lain ditunjukkan dalam pembangunan Puskesmas Maluk dan bantuan peralatan medis. Adanya kegiatan ini tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat khususnya di Desa Maluk untuk memperoleh fasilitas dan pelayanan kesehatan baik tenaga dokter, maupun obatobatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan. Berikut penuturan Kepala Desa Maluk hasil wawancara dengan peneliti : “Dulu di Kecamatan Sekongkang ini, memang sudah ada Puskesmas Jereweh. Namun, warga juga masih kesulitan untuk memperoleh fasilitas dan pelayanan kesehatan seperti; tenaga dokter, maupun obat-obatan. Selain lokasi Puskesmas yang jauh, juga belum banyak tersedianya sarana transportasi di daerah ini seperti di Kota Mataram. Fasilitas yang dimiliki Puskesmas juga belum lengkap. Jadi, mungkin ini menjadi kendala bagi tenaga medis untuk menjangkau desa ini.” (H. Amaq Mahrip, Kepala Desa Maluk) Beliau juga menambahkan bahwa pada tahun 1999, pada Desa Maluk sempat ada istilah “endak pulang pengkalik”, dimana alat-alat untuk menggali makam terpaksa ditinggalkan di kuburan, karena mungkin besoknya ada warga
yang meninggal akibat penyakit malaria. Akibat ganasnya penyakit Malaria di di Desa Maluk tersebut, menyebabkan banyak dari warga pendatang yang kemudian kembali ke kampung halaman mereka masing-masing. Pernyataan tersebut dipertegas oleh dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala Puskemas Maluk, yang mengatakan bahwa : “Maluk sempat sebagai daerah endemis, bahkan diatas hiper-endemis di tahun 1999 sampai 2001. Angka serangan kasus malaria hampir mencapai 47%. Lokasi desa ini kan dulunya hutan, jadi lingkungan perumahan masih kurang mendukung untuk kualitas kesehatannya. Pemerintah sebenarnya sudah memberikan bantuan untuk fogging (pengasapan), dan pembagian kelambu gratis, tapi memang belum sepenuhnya bisa mengatasi, ya paling hanya sebatas mengurangilah.” (dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala Puskesmas Maluk) Sementara itu, konsep dasar dari dilaksanakannya program CSR Bidang Kesehatan
PT.
Newmont
Nusa
Tenggara,
dilatarbelakangi
keprihatinan
perusahaan terhadap masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, PT. Newmont Nusa Tenggara mulai melakukan pembangunan dan pengembangan kesehatan masyarakat yang berada di sekitar tambang melalui CSR Bidang Kesehatan. Berikut penuturan Manager Community Development dalam wawancara dengan peneliti: “Keprihatinan kami terhadap kesehatan warga inilah, yang membuat kami kemudian melakukan program CSR Bidang Kesehatan. Sejak awal beroperasi, PTNNT memang telah berkomitmen untuk melaksanakan CSR. Untuk itu kemudian diwujudkan dengan banyak kegiatan, antara lain melalui Pembangunan Puskesmas dan bantuan peralatan medis. Hal ini juga untuk mendukung terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan yang ditunjukkan dengan melakukan
pembangunan Puskesmas Maluk, hal ini seperti yang dikemukakan oleh World Business Council for Sustainaible Development (WBCSD) yang memandang CSR sebagai komitmen berkelanjutan dari sektor bisnis untuk turut berpartisipasi meningkatkan pembangunan ekonomi dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan pekerja, keluarganya, dan juga masyarakat luas (Soemanto 2007). Program CSR seperti ini, memang sebagai komitmen sektor bisnis untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan. Karena pembangunan berkelanjutan jelas memiliki aspek yang lebih luas dari sekedar isu lingkungan. Selain melakukan pembangunan Puskesmas, harapan masyarakat lingkar tambang akan keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara agar mampu memberi kontribusi pada masalah kesehatan masyarakat, juga diwujudkan dengan memfasilitasi Puskesmas tersebut dengan satu unit ambulans. Fasilitas ini ditujukan agar pelayanan kesehatan mampu menjangkau kawasan-kawasan yang lokasinya relatif jauh, disamping juga dapat difungsikan sebagai Puskesmas Keliling (Pusling). Berikut penuturan Manager Community Development dalam wawancara dengan peneliti : “Guna mendukung operasional Puskesmas, PTNNT memfasilitasi 1 unit ambulans. Program ini bukan hanya untuk Puskemas Maluk saja, tapi juga di Puskesmas lain, seperti Puskesmas Jereweh dan Mayo. Adanya ambulans ini nantinya dapat difungsikan sebagai Puskesmas Keliling (Pusling), untuk menjangkau kawasan yang relatif jauh dan bisa menjadi sarana untuk melakukan berbagai kegiatan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Beliau juga menambahkan bahwa, selain memfasilitasi 1 unit Ambulans, PT. Newmont Nusa Tenggara juga memberikan bantuan peralatan medis terutama berkaitan dengan perawatan gigi, tabung oksigen dan peralatan untuk ibu
melahirkan serta obat-obatan disamping sarana dan prasarana nonmedis, seperti tempat tidur untuk rawat inap. Selain itu, PT. Newmont Nusa Tenggara juga memberikan bantuan dana kepada tiap-tiap Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan. Dengan tersedianya Puskesmas Maluk dan bantuan peralatan medis serta obat-obatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui program CSR Bidang Kesehatan, hal ini akan memudahkan masyarakat khususnya yang di Desa Maluk untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik. Di samping itu, juga dapat membawa dampak yang luas terhadap upaya dalam menanggulangi penyakit malaria yang selama bertahun-tahun meresahkan kehidupan warga di Desa Maluk. Pada program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara lainnya, untuk meningkatkan kesehatan lingkungan perusahaan juga membantu kebutuhan masyarakat dengan menyediakan sarana air bersih. Pelaksanaan program ini tak lepas dari kondisi masyarakat sekitar, dimana akibat musim kemarau yang berkepanjangan banyak sumur-sumur warga yang kering. Sumber air yang memadai tentu saja sangat diperlukan bagi kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di sekitar tambang. Berikut penuturan warga Maluk hasil wawancara dengan peneliti : “Sumur-sumur penduduk disini kering kalau pas musim kemarau, karena tanah disini kan berpasir, jadi meski kedalaman sumur sudah dalam, tapi tetap saja kering kalau musim kemarau tiba. Ini masalah yang sering kami hadapi. Apalagi air kan juga kebutuhan utama warga, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makanya, ketika ada program dari Newmont, kami mengajukan proposal untuk pembuatan sarana air bagi warga di sini.” (H. Awaludin, warga RT 1 Desa Maluk)
Pendapat lain juga disampaikan oleh Dewi Sumarti, warga RT 3 Desa Maluk ini, yang mengatakan bahwa : “Kalau musim kemarau, air disini kering Beli (Red, Mas). Di sini warga memang sudah punya sumur sendiri, tapi kalau musim kemarau dan tak ada air sumur, terpaksalah kita mengambil air dari masjid. Masjid itu bantuan dari Newmont, dan airnya sudah menggunakan sumur bor. Jadi bisa sedikit membantu kami memenuhi kebutuhan air, kalau musim kemarau tiba.” (Dewi Sumarti, warga RT 3 Desa Maluk) Sesuai dengan komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara, situasi dan kondisi yang dialami oleh warga pada akhirnya membuat perusahaan mengambil kebijakan untuk membangun sarana air bersih yang dapat diandalkan. Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara bekerjasama dengan warga Maluk serta adanya dukungan dari Pemerintah Sumbawa, bersama-sama merencanakan pembangunan dan pengoperasian sarana air bersih. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti : “Sumber air yang memadai, memang sangat diperlukan. Dari hasil pemantauan kami, banyak sumur-sumur warga di sekitar tambang memang biasanya kering, dan ini terjadi kalau sudah musim kemarau. Untuk itu kemudian kami bekerjasama dengan pemerintah dan aparat desa, merencanakan pembangunan 4 tangki air yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara) Beliau juga menambahkan bahwa pembangunan tangki air ini dilakukan dengan anggaran kurang lebih Rp 4,175 miliar untuk empat proyek yang terletak di wilayah Maluk, Benete, Sekongkang Atas dan Sekongkang Bawah. Sarana air yang dibangun ini bisa memenuhi kebutuhan air kurang lebih untuk 10.000 penduduk. Keempat sarana air tersebut terdiri dari empat pompa sumur dalam, tangki dan juga dilengkapi dengan pipa distribusi ke rumah-rumah penduduk.
Kegiatan terencana yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, merupakan upaya untuk dapat menjaga eksistensinya di masyarakat dan menjadi Good Bussiness. Penerapan program CSR Bidang Kesehatan ini, merupakan komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara untuk terus bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Seperti konsep CSR yang dikemukakan Direktorat Jenderal Pemberdayaan, Departemen Sosial Republik Indonesia (2005), bahwa tanggung jawab sosial adalah komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk melaksanakan kewajiban sosial terhadap lingkungannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan kehidupan ekosistem disekililingnya. Program-program yang telah dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR Bidang Kesehatan, merupakan kerangka mempersiapkan life after mining/operation bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : “Program CSR yang dilaksanakan PTNNT, selain merupakan bagian dari CSR seperti yang talah diamanatkan dalam Undang-undang, juga dalam kerangka untuk mempersiapkan life after mining/operation bagi masyarakat di daerah sekitar tambang. Sehingga manfaat dari programprogram ini, nantinya bisa tetap dirasakan oleh warga meskipun tambang Batu Hijau ini telah berakhir.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Konsep CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, merupakan bentuk implementasi dari UU No. 40 tahun 2007. Sebagai perusahaan yang bergerak pada pengolahan sumber daya alam, yaitu pertambangan tembaga dan emas, PT. Newmont Nusa Tenggara berdasar UU Perseroan Terbatas (PT)
wajib melaksanakan kegiatan CSR sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada stakeholder-nya. Dalam perencanaan CSR Bidang Kesehatan ini, PT. Newmont Nusa Tenggara telah melibatkan partisipasi masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. Melalui program CSR Bidang Kesehatan, perusahaan berupaya untuk bersikap terbuka dan mengajak masyarakat dalam mengatasi masalah terkait kepentingan bersama. Adanya kegiatan lokakarya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara, dapat menjadi media komunikasi agar apa yang menjadi keinginan masyarakat dan perusahaan dapat tersampaikan. Upaya ini tentunya membutuhkan simpati dan dukungan banyak pihak, baik dari masyarakat maupun pihak dari perusahaan, sehingga munculnya resistensi atau gejolak dapat diredam melalui adanya komunikasi yang baik antara masyarakat dengan perusahaan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Baskin (1997:2), para praktisi Public Relations harus berkomunikasi dengan seluruh publiknya, baik internal maupun eksternal terkait upaya untuk menciptakan consistency antara tujuan perusahaan dan harapan-harapan masyarakat (social expectation). Melalui strategi komunikasi yang lebih bersifat “jemput bola” dengan mengadakan Lokakarya di Desa Maluk, selain perusahaan bisa lebih mendekatkan diri dengan masyarakat, melalui Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara, perusahaan juga dapat melihat kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap perusahaan secara lebih dekat dan mengena. Dengan mau mendengarkan dan turut terlibat, perusahaan juga akan mendapat posisi yang lebih baik untuk dapat sejak dini mengetahui
masalah masyarakat yang mulai muncul, sehingga dapat mengatasinya secara proaktif, dari pada reaktif.
2. Keterlibatan Stakeholder dalam Perencanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berhasil dapat dinilai dari sejauhmana pelibatan stakeholder perusahaan. Untuk itu CSR dapat dikatakan berhasil, jika di dalamnya terdapat mekanisme koordinasi regular dengan para stakeholder, utamanya masyarakat. Selain itu, juga terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus program tersebut (Nursahid 2008). Menanggapi berbagai tantangan yang dihadapai perusahaan, PT. Newmont Nusa Tenggara menyadari bahwa keberhasilan program tidak akan terjadi tanpa adanya keterlibatan atau partisipasi aktif para pemangku kepentingan. Perusahaan berusaha keras untuk memperkuat kemitraan dan kerjasama dengan melibatkan sejumlah pihak yang dianggap memiliki kompetensi pada bidang kesehatan dan di dalam
komunitas
masyarakat.
Berikut
penuturan
Manager
Community
Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : “Dalam program-program CSR yang dilakukan, kami juga turut melibatkan pihak-pihak lain, ada unsur pemerintah, pihak Puskesmas, LSM, dan juga utamanya masyarakat. Masyarakat Maluk merupakan kunci dalam keberhasilan program ini. Masyarakat adalah last people yang penting dalam siklus program, baik dalam proses perencanaan maupun sampai evaluasi program, karena itu merupakan prasyarat untuk programprogram CSR yang berkelanjutan.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Beliau juga menambahkan bahwa para stakeholder perusahaan tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam perencanaan CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont
Nusa Tenggara.
Pemerintah
berperan
dalam
menyediakan data dan informasi, memberi dukungan untuk infrastruktur publik serta menginisiasi kebijakan intensif fiskal. Adanya keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), berperan dalam memfasilitasi masyarakat, memberi advokasi dan edukasi kepada masyarakat sebagai sasaran program CSR. Sedangkan adanya keterlibatan masyarakat, akan memberi nilai positif dalam mencapai keberhasilan program CSR Bidang Kesehatan. Pada program CSR Bidang Kesehatan, disamping melibatkan pihak-pihak seperti yang sudah disebutkan di atas, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara juga melibatkan Kepala Desa Maluk. Hal ini mengingat kesibukan masyarakat Desa Maluk yang beraneka ragam. Sehingga dengan berkoordinasi dengan aparat desa, bisa didapat kesepakatan dalam menentukan waktu khusus untuk melaksanakan kegiatan lokakarya. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : “Kepala Desa Maluk merupakan elemen masyarakat, yang juga turut kami libatkan dalam melaksanakan lokakarya di suatu desa. Mereka ini juga kan yang lebih mengetahui kondisi dan potensi desa masing-masing. Untuk itu dengan kami bekerjasama dengan pihak kelurahan, mereka bisa membantu kami untuk menginformasikan kepada warga.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Pendapat diatas didukung oleh Kepala Desa Maluk, H. Amaq Mahrip, yang mengatakan bahwa : “Untuk mengikuti lokakarya, warga disini memang diundang. Biasanya saya diinformasikan oleh karyawan Newmont yang tinggal disini. Dengan Newmont mau mengadakan kegiatan itu, kami akan selalu membantu dan
juga menginformasikan kepada semua warga di Desa Maluk. Karena kegiatan seperti itu juga sangat baik untuk kepentingan bersama.” (H. Amaq Mahrip, Kepala Desa Maluk) Adanya komunikasi yang terjalin antara perusahaan dengan Kepala Desa Maluk, diharapkan mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk menciptakan harmonisasi hubungan antar komunitas. Sehingga lokakarya yang dilaksanakan dapat menjadi forum komunikasi yang mampu menjembatani sebuah persoalan kesehatan dan harapan masyarakat kapada perusahaan. Selain itu, dengan adanya partisipasi yang tinggi dari warga Desa Maluk, nantinya akan dapat memunculkan sense of belonging (rasa memiliki) dan tanggung jawab untuk mensukseskan program-program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara. Adanya partispasi dari masyarakat Maluk, diharapkan perusahaan agar masyarakat mau menerima dan menjalankan program tersebut, karena programprogram yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan usulan dari warga masyarakat, yang diwujudkan oleh perusahaan untuk membantu kebutuhan warga dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : “Dengan masyarakat ikut berpartisipasi dalam perencanaan program, agar program-program bisa diterima dan juga dijalankan. Program inikan usulan masyarakat juga. Jadi, dengan adanya partisipasi dari masyarakat, akan memberikan nilai positif guna mencapai keberhasilan program CSR yang dijalankan bersama-sama.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Mendorong partisipasi masyarakat secara aktif, memang dapat dinilai jauh lebih efektif karena berkaitan dengan kesadaran fundamental masyarakat menyangkut pentingnya kesehatan itu sendiri. Adanya keterlibatan masyarakat
Maluk dalam perencanaan program CSR Bidang Kesehatan, memungkinkan perusahaan untuk menyerap aspirasi yang berguna bagi kepentingan bersama. Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan kesehatan, baik di tingkat lokal, daerah dan global, di Indonesia pada umumnya membutuhkan pembiayaan kesehatan yang semakin besar. Dengan diwujudkannya aspirasi dari masyarakat, setidaknya dapat menumbuhkan empati dan simpati di masyarakat terhadap suatu perusahaan. Sementara itu, untuk melibatkan masyarakat pada tahapan perencanaan melalui kegiatan lokakarya, tampaknya mulai menurun belakangan ini. Kepala Desa Maluk, H. Amaq Mahrip mengatakan, penurunan tingkat keikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan ini dilatarbelakangi oleh keinginan warga yang masih belum sepenuhnya dapat diwujudkan oleh perusahaan disamping adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, beliau juga mengatakan apa yang telah dilakukan perusahaan melalui kegiatan CSR Bidang Kesehatan ini, manfaatnya sudah dapat dirasakan oleh warga Maluk. “Lokakarya yang terakhir ini, nampaknya mengalami penurunan peserta jika dibandingkan dengan lokakarya sebelumnya. Disamping karena kesibukan warga, memang sejauh ini belum sepenuhnya keinginan warga Maluk itu bisa terpenuhi oleh Newmont. Ya, kami tidak menyalahkan Newmont sepenuhnya juga, mungkin ada pertimbangan lain dari perusahaan dalam memenuhi semua harapan warga.” (H. Amaq Mahrip, Kepala Desa Maluk) Penurunan tingkat keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan lokakarya pada akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan kepentingan antara perusahaan dan masyarakat, serta dapat meningkatkan potensi terjadinya konflik. Anggota masyarakat mungkin saja belum menyadari bahwa ada kemungkinan
bagi mereka untuk menjadi lebih terlibat dalam perencanaan dan pemantauan dan mereka belum meminta secara spesifik untuk ikut terlibat. Untuk itu setidaknya hal ini menjadi perhatian bagi PT. Newmont Nusa Tenggara untuk lebih meningkatkan keterlibatan masyarakat bukan hanya pada perencanaan program tetapi juga pada siklus program lainnya. Menanggapi
hal
tersebut,
perusahaan
mengakui
memang
belum
sepenuhnya harapan warga bisa terpenuhi semua. Hal ini dilatarbelakangi adanya kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan dalam melaksanakan suatu program Corporate Social Responsibility (CSR) pada suatu tempat. Akan tetapi bukan berarti harapan warga tersebut tidak diupayakan oleh perusahaan, perusahaan dalam hal ini juga mewujudkan harapan tersebut meski memang belum sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan warga. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : “Memang ada harapan warga yang belum bisa kami penuhi sepenuhnya, misalnya bantuan biaya kesehatan yang bersifat cash money bagi warga, karena orientasi kami lebih kepada pihak Puskesmas, jadi bantuan dana tersebut dikelola oleh Puskesmas untuk pemenuhan kebutuhan obatobatan, peralatan medis maupun bantuan dana bagi warga yang kurang mampu.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara pada masyarakat, agar masyarakat mengerti maksud, tujuan dan mekanisme dari program perusahaan. Meskipun terdapat penurunan keterlibatan Masyarakat Maluk, namun perusahaan telah berupaya untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan program. Hal ini dapat dilihat dari adanya pembentukan Department Malaria Contol (DMC). Masyarakat dan pihak Puskesmas dalam kegiatan lokakarya
meminta penanganan penyakit malaria difokuskan untuk mengurangi jumlah angka kesakitan dan angka kematian. Melalui forum komunikasi seperti ini, perusahaan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Maluk kemudian membentuk DMC. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti : “Dibentuknya DMC ini, merupakan usulan warga dan pihak Puskesmas terkait dengan adanya penyakit malaria. Pengambilan kebijakan tersebut, juga telah kami koordinasikan dengan pihak Puskesmas. DMC yang dibentuk ini nantinya akan bertugas menangkap jentik nyamuk, melakukan observasi lokasi yang rawan berkembangnya malaria, sampai melakukan kegiatan fogging pada lingkungan warga di area kawasannya.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Untuk lebih menjangkau keinginan warga Maluk, selain melibatkan pihak Puskesmas, perusahaan juga melibatkan pihak ketiga lainnya yang dapat menjembatani komunikasi diantara masyarakat dengan perusahaan. Setelah ada kesepakatan dengan warga, perusahaan kemudian mendatangkan ahli medis dari International SOS. Lembaga ini merupakan mitra kerjasama PT Newmont Nusa Tenggara yang mengelola klinik perusahaan. Melalui lembaga ini pula, masyarakat dan kader-kader kesehatan diberikan penyuluhan tentang kesehatan. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti : “Tujuan kami bekerjasama dengan International SOS, selain untuk mendukung kegiatan yang dilakukan oleh DMC, mereka ini juga akan bertugas memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan deteksi malaria secara aktif, sampai penanganan kepada penderita hingga sembuh. Jadi, apa yang kami lakukan harus benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh warga.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara)
Pernyataan di atas diperkuat oleh H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara, yang mengatakan bahwa: “Adanya keterlibatan International SOS, mereka bisa menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat. Lembaga ini juga merupakan unit mitra PTNNT, yang mengelola Klinik Batu Hijau. Kami sebagai pihak yang mewakili perusahaan tentu mengharapkan, apa yang kami lakukan ini nantinya bisa berjalan maksimal dengan adanya dukungan dari International SOS ini.” Alasan PT. Newmont Nusa Tenggara melibatkan International SOS dalam program CSR Bidang Kesehatan ini, merupakan salah satu langkah perusahaan untuk lebih memaksimalkan program-program yang di jalankan dalam membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Selain itu, adanya petugas kesehatan dari International SOS, dianggap mengerti situasi dan kondisi kesehatan yang terjadi di masyarakat, sehingga mampu lebih mengarahkan keinginan perusahaan dan masyarakat sendiri. Dapat dimengerti bahwa dengan adanya keterlibatan stakeholder dalam program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, masyarakat Maluk akan mendapatkan manfaat karena terjadi penguatan kelembagaan yang bersangkutan. Dalam konteks ini pengorganisasian seperti itu bisa saja dilakukan perusahaan sendiri. Namun, sebaiknya keterlibatan stakeholder juga perlu diperhatikan dan diberi kesempatan untuk mengelola program sehingga terjadi pemberdayaan, bukan saja kepada masyarakat tetapi juga pada lembaga-lembaga yang mengelola program itu sendiri. Hal ini seperti definisi CSR yang dirumuskan oleh Maignan & Ferrel (2004), yang mendefinisikan CSR sebagai “A business acts in a socially responsible manner when its decision and actions account for and balance diverse
stakeholder interest” (Susanto 2007). Dari definisi tersebut dapat diketahui perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku secara sosial bertanggungjawab. Sebagai salah satu stakeholder pembangunan negara, PT. Newmont Nusa Tenggara melakukan kegiatan terencana untuk sampai kepada tujuan khusus maupun tujuan umum yang telah mereka tentukan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, pada proses perencanaan perusahaan tidak hanya mengikutsertakan satu pihak saja (dalam hal ini perusahaan itu sendiri), tetapi juga secara langsung juga melibatkan pihak luar seperti yang ditunjukkan dalam perencanaan program CSR Bidang Kesehatan. Berbagai mekanisme pelibatan masyarakat juga digunakan melalui kegiatan lokakarya, konsultasi publik, menjalin kerjasama dengan Puskesmas dan kader-kader kesehatan, yang semua ini sangat berguna untuk melakukan penakaran kebutuhan (need assessment) masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat di Desa Maluk. Adanya pelibatan stakeholder dalam program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, dapat diartikan sebagai suatu instrumen yang bernilai untuk mengelola peluang atau resiko yang akan juga menghindari atau meminimalisir biaya dan optimalisasi penciptaan nilai. Berkaitan dengan masalah kesehatan yang semakin kompleks dimasa mendatang, tentu tidak dapat diselesaikan hanya dengan melibatkan satu orang atau satu aktor saja. Dalam hal ini dibutuhkan juga upaya koordinasi dan komunikasi dengan beragam
stakeholders dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
B. Penetapan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Penetapan strategi program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, tertuang ke dalam Rencana Strategis (Renstra). Renstra merupakan instrumen penting sebagai pedoman bagi Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dengan adanya Renstra, maka kegiatan dapat menjadi lebih terarah dan terfokus, sehingga hasilnya juga dapat lebih terukur, seberapa besar program dan kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan manfaat dan dampak bagi sasaran atau masyarakat. PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mewujudkan visi pembangunan untuk masyarakat khususnya di lingkar tambang, memiliki Renstra yang dirumuskan untuk masa berlaku lima tahun. Renstra tersebut merupakan hasil dari kegiatan lokakarya yang dipaduserasikan dengan Renstra Comdev periode sebelumnya (2005-2009). Dalam implementasinya Renstra tersebut akan dijabarkan lebih rinci dan detail ke dalam perencanaan tahunan (action plan). Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Hasil dari PRA desa, akan dirangkum ke dalam satu logframe yang menggambarkan alur secara sistematis mulai dari tujuan program dan bentuk-bentuk program. Renstra dibuat agar semua kegiatan dapat menjadi lebih terarah dan terfokus, sehingga hasilnya dapat terukur. Untuk menjaga
keberlanjutan dan efektivitas pelaksanaan program pada kurun waktu lima tahun mendatang, dilakukan refleksi dan sekaligus revisi atas Renstra yang sudah ada untuk menjadi bahan penyusunan Renstra periode berikutnya.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Dalam rumusan Renstra PT. Newmont Nusa Tenggara untuk tahun 20092013, visi pengembangan masyarakat ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, mandiri, sejahtera dan religius. Untuk mendukung tercapainya visi tersebut, misi program CSR Bidang Kesehatan kemudian dirumuskan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat. Dalam hal ini perusahaan menjalin kemitraan dan konsultasi dengan pihak-pihak yang kompeten dalam bidang kesehatan. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Punya duit banyak, apa gunanya kalau badan tidak sehat?, pepatah seperti ini, jadi motivasi tersendiri bagi kami untuk melaksanakan CSR Bidang Kesehatan. Untuk mendukung visi Renstra PTNNT, maka misi program kami rumuskan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat. Dalam menjalankan misi ini, cara kerja yang kami lakukan yaitu, dengan menjalin kemitraan dan konsultasi dengan banyak pihak yang kompeten dalam bidang ini.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Pernyataan misi mencerminkan sikap perusahaan terhadap peraturan pemerintah atau sikap perusahaan terhadap isu-isu lingkungan perusahaan. Suatu pernyataan visi dan misi seperti yang telah dirumuskan dalam Renstra PT. Newmont Nusa Tenggara, memiliki karakteristik untuk menunjukkan kepedulian perusahaan kepada kesehatan masyarakat. Melalui pernyataan misi tersebut dapat diketahui PT. Newmont Nusa Tenggara ingin menunjukkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Singkatnya pernyataan misi ini merupakan sesuatu yang ideal yang ingin dicapai PT. Newmont Nusa Tenggara yang dibuat untuk
memberikan arah dan tujuan program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan kepada masyarakat di Desa Maluk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan harapan publik sebagaimana yang telah dilakukan dalam perencanaan, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan Public Relations adalah menetapkan strategi. Penetapan strategi kedalam Rensta, merupakan langkah-langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah yang ditemui di masyarakat, dalam hal ini khususnya masyarakat yang ada di Desa Maluk. Hal ini seperti yang di kemukan oleh Morrisan, bahwa penetapan strategi program merupakan bagian yang penting dalam pekerjaan Humas. Kampanye Humas mencakup hal-hal seperti penetapan tujuan yang hendak dicapai (framing the objective), mempertimbangkan alternatif, menilai resiko dan manfaat masing-masing alternatif, memutuskan arah tindakan, menetapkan anggaran serta mendapatkan persetujuan dan dukungan yang dibutuhkan dari manejemen perusahaan (Morrisan 2006). Oleh karena melakukan pengembangan masyarakat merupakan aktivitas yang berjangka panjang, maka pilihan terhadap program-program yang berorientasi jangka panjang perlu dilakukan. Memang dampaknya tidak bisa dirasakan seketika, tetapi harus ada kesadaran dari perusahaan untuk melihat pengembangan masyarakat ini sebagai investasi yang buahnya dapat dipetik di kemudian hari. Manajemen perusahaan juga hendaknya tidak hanya memilih program-program jangka pendek yang bersifat “one stop” saja. Tetapi aspek sustainable (keberlanjutan) sebagai faktor kunci dalam melakukan pengembangan masyarakat penting di tekankan oleh manajemen perusahaan.
1.
Tujuan CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Banyak perusahaan di Indonesia saat ini yang telah memiliki tujuan yang
dinyatakan secara tertulis baik bersifat jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam melakukan program CSR, tak terkecuali PT. Newmont Nusa Tenggara. Mendasarkan pada kondisi, kebutuhan dan kemungkinan perubahan ke depan, maka sasaran jangka panjang dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ditujukan untuk meningkatkan kesehatan demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif, melalui program pendidikan kesehatan masyarakat dengan fokus pemberantasan penyakit menular dan pemberian bantuan bagi anak-anak kurang gizi. Dalam mencapai sasaran jangka panjang dari program CSR Bidang Kesehatan, tujuan lima tahun dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara kemudian difokuskan pada empat tujuan utama, yaitu: (1) untuk meningkatkan kesehatan angka partisipasi Ibu dan Balita dalam program kesehatan Ibu dan Anak, (2) untuk meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan, (3) untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dan (4) untuk meningkatkan status Posyandu dari Pratama ke Mandiri (Renstra 2009). Sesuai tujuan lima tahun untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, melalui program CSR Bidang Kesehatan, perusahaan telah melaksanakan pembangunan infrastruktur kesehatan di Desa Maluk. Kondisi kesehatan Desa Maluk yang perlu ditingkatkan, membuat Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara bersama-sama dukungan banyak pihak
melakukan pembangunan Puskesmas, Posyandu dan Puskesmas Pembantu (Pustu). Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Infrastruktur kesehatan yang kami sediakan bersama dukungan dari banyak pihak, semua ini untuk mencapai tujuan lima tahun dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan serta fasilitas kesehatan yang berkualitas. Fokus kami kedepan adalah mengatasi pemberantasan penyakit malaria, gizi buruk, dan masalah kesehatan lain yang ada di Desa Maluk.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara) Dari tujuan program CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang sehat yang antara lain telah ditandai dengan pengendalian malaria yang berhasil menurunkan 2.5% kasus pada 2004 menjadi 1.94% per Juni 2009. Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui program tersebut, merupakan sumbangsih yang sangat membantu dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat di desa ini. Hal ini karena keberadaan Puskesmas Maluk cukup mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Maluk. Berikut penuturan Kepala Puskesmas Maluk dalam wawancara dengan peneliti: “Kasus malaria per Juni 2009, yang terjadi di Maluk saat ini hanya sekitar 1.94%. Kami akui, memang upaya ini tak lepas dari kerjasama kami dengan Newmont. Dengan adanya Puskesmas Maluk, penyediaan obatobatan dan peralatan medis bisa semakin terpenuhi. Upaya-upaya seperti ini cukup mampu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Maluk.” (dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala Puskesmas Maluk) Sementara itu, dalam penetapan tujuan pogram CSR Bidang Kesehatan, PT. Newmont Nusa Tenggara tidak hanya memiliki tujuan yang bersifat jangka panjang maupun menengah, tetapi juga memiliki tujuan yang bersifat jangka
pendek. Tujuan jangka pendek tersebut, yaitu: (1) meningkatkan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, (2) meningkatkan jumlah dan kapasitas petugas kesehatan, (3) mempermudah akses informasi dan prosedur pelayanan kesehatan, (4) meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, (5) memperbaiki kualitas gizi masyarakat, dan (6) meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak (Renstra 2009). Tujuan jangka pendek merupakan prioritas bagi Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara dalam melaksanakan program CSR Bidang Kesehatan kepada masayarakat, terutama dalam hal ini adalah masyarakat di Desa Maluk. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Dalam Renstra sudah di rumuskan tujuan jangka panjang, menengah atau lima tahun maupun tujuan jangka pendek dari program tersebut. Tujuan jangka pendek yang telah dirumuskan ini, akan menjadi prioritas kami dalam pelaksanaan program yang memang harus segera kami laksanakan di Desa Maluk.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Untuk mencapai tujuan jangka pendek, PT. Newmont Nusa Tenggara telah melakukan beberapa kegiatan antara lain dengan mengoptimalisasi peran Posyandu untuk meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak. Alasan perusahaan meningkatkan Posyandu di Desa Maluk, karena pada Posyandu banyak kegiatan pelayanan kesehatan yang bisa dilakukan, baik kepada Balita dan Ibu hamil, maupun kepada masyarakat secara luas. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Newmont akan tetap memperkuat Posyandu sambil melakukan pembangunan infrastruktur dan jangkauan layanan kesehatan. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Posyandu ini, baik penyuluhan kesehatan bagi Ibu dan Anak, juga masalah kesehatan lain yang dialami masyarakat Maluk. Karena kami juga percaya, bahwa membangun anak yang cerdas
dan sehat, nantinya juga bisa menjadi sumber daya masa depan.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Beliau juga menambahkan upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mengoptimalisasi peran Posyandu di Desa Maluk antara lain dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada kader-kader kesehatan setempat, melakukan penyuluhan kesehatan, dan kesempatan belajar bagi tenaga medis. Kegiatan ini sebagai suatu langkah perusahaan untuk menyiapkan sumber daya manusia, sembari melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur kesehatan di Desa Maluk. Sesuai dengan tujuan Jangka Pendek untuk mempermudah akses informasi dan prosedur pelayanan kesehatan di Desa Maluk, melalui program CSR Bidang Kesehatan, perusahaan juga memberikan pelatihan dan pengembangan sistem pelayanan terpadu kepada pihak Puskesmas dan Kader-kader kesehatan. Dalam kegiatan ini, perusahaan mendatangkan pihak yang ditunjuk perusahaan untuk memberikan materi pelatihan dalam pengoperasian Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMP). Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Untuk peningkatan pelayanan kesehatan, kita bekerjasama dengan pihak IT dan Klinik Batu Hijau untuk memberikan pelatihan penyegaran dengan mengadakan pelatihan SIMP. SIMP ini merupakan software yang berfungsi, untuk men-tracking data penyakit, maupun database puskesmas. Pelatihan pada bulan maret kemaren, untuk Desa Maluk kurang lebih ada 20 partisipan, diantaranya dari pihak puskesmas dan kader-kader kesehatan. Program seperti ini juga kita adakan secara roadshow ke desa-desa lainnya.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) PT. Newmont Nusa Tenggara, merupakan bentuk upaya perusahaan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, khususnya di Desa Maluk. Dapat diketahui bahwa penetapan tujuan program CSR sama pentingnya dengan menciptakan suatu fondasi yang kuat untuk sebuah bangunan. Dalam hal ini program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, hadir sebagai jalan tengah untuk tetap mempertahankan nilai kebermanfaatan perusahaan dan mengurangi
dampak
negatif
yang
ditimbulkan
dalam
menciptakan
kebermanfaatan tersebut. Dalam hal ini penerapan kegiatan CSR, merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya luas kepada masyarakat mengenai komitmen dan eksistensi perusahaan. Komunikasi di sini karena melalui kegiatan CSR Bidang Kesehatan, masyarakat diajak, didorong, dan juga diikutsertakan untuk saling berbagi aspirasi apa yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing. Adanya kegiatan sosial yang sifatnya bersama ini menggali informasi-informasi yang menjadi kebutuhan masing-masing pihak. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan (2005), bahwa pada dasarnya tujuan umum dari berbagai program yang dilaksanakan oleh public relations adalah cara untuk menciptakan hubungan harmonis antara perusahaan atau organisasi yang diwakilinya dengan stakeholder yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image), kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian (mutual understanding), dan toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak.
2. Penetapan Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat. Dalam merumuskan program tersebut terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara. Serangkaian kegiatan ini merupakan proses atau langkah sebelum program CSR Bidang Kesehatan dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk fungsi Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mengorganisir program agar upaya-upaya yang dilakukan dapat menjawab kebutuhan masyarakat serta dalam pelaksanaannya tidak tumpang tindih dengan program kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Ada beberapa tahapan dalam penetapan program CSR yang kami lakukan. Melalui sebuah pertemuan dilakukan penyusunan draft Renstra, baru kemudian dilakukan kegiatan konsultasi publik bersamaan dengan finalisasi Renstra. Dalam kegiatan ini juga terdapat keterlibatan internal perusahaan dan pihak eksternal lainnya. Hal ini dilakukan agar program yang dijalankan nantinya dapat menjawab kebutuhan masyarakat, dan yang paling utama tidak tumpang tindih dengan progam-program pemerintah.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Beliau juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaannya kegiatan konsultasi publik tersebut dilakukan di Visitor Room PT. Newmont Nusa Tenggara dengan melibatkan berbagai unsur perwakilan, seperti: manajemen perusahaan, unsur pemerintah, LSM, pelaksana program dan masyarakat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menelaah Draft Renstra bersama-sama serta
merupakan penyempurnaan Draft Renstra terutama dalam kaitan dengan penetapan indikator pencapaian jangka panjang dan jangka pendek. Sehingga dari hasil kegiatan ini diperoleh Dokumen Renstra yang akan menjadi panduan program pengembangan masyarakat untuk tahun 2009-2013. Dapat dimengerti memang bahwa dengan adanya konsultasi publik ini memungkinkan adanya ruang dialog antara perusahaan dengan para stakeholder perusahaan. Sehingga konsultasi publik ini bisa dinyatakan sebagai sebuah tindakan preventif PT. Newmont Nusa Tenggara manakala semua atau sebagian detail rencana kerja projek tidak disetujui, serta sebagai sebuah komunikasi dua arah antara kepentingan stakeholder utamanya masyarakat dengan perusahaan. Dokumen Renstra yang dihasilkan dari kegiatan konsultasi publik merupakan referensi pertama dari tiga rencana pengembangan lima tahunan yang akan dikaji ulang secara bersama-sama setiap tahunnya. Terlepas dari berlangsung atau tidaknya upaya bersama antara masyarakat, pemerintah dan PT. Newmont Nusa Tenggara, kegiatan pengembangan masyarakat akan tetap dilakukan dalam beberapa tahun ke depan. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Renstra ini akan menjadi referensi pertama, dari tiga rencana pengembangan lima tahunan yang akan dikaji ulang secara bersama-sama setiap tahunnya. Hal ini untuk menjaga relevansi serta peningkatan yang dilakukan terus-menerus. Jadi, selama asumsi bisnis PTNNT tetap berlanjut, dokumen ini akan tetap dirujuk sebagai pedoman dalam melakukan pengembangan masyarakat.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Untuk melakukan pemantauan terhadap tujuan-tujuan Rencana Strategis (Renstra) dalam kurun waktu lima tahun, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa
Tenggara memiliki indikator pemantauan. Indikator pemantauan ini dianggap penting untuk mengetahui sejauh mana program CSR Bidang Kesehatan yang dijalankan bisa berorientasi kepada tujuan. Hal ini dapat dilihat melalui penetapan program untuk meningkatkan angka partisipasi ibu dan balita dalam kegiatan Posyandu. Perusahaan menggunakan indikator pemantauan pada imunisasi untuk bayi dan balita, pemeliharaan kesehatan ibu, pemeliharaan pasca melahirkan, pengobatan penyakit diare bagi bayi dan balita pemeliharaan infeksi saluran pernapasan akut bagi bayi dan balita. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Indikator kinerja yang penting untuk pemantauan Posyandu, yaitu dengan melihat bagaimana kegiatan imunisasi untuk bayi dan balita serta pemeliharaan kesehatan ibu. Sejauh ini dari pemantauan hasil renstra sebelumnya, imunisasi untuk bayi dan balita mengalami peningkatan dari 38,6 % tahun 2005, dan tahun 2009 ini meningkat menjadi 85 %. Begitu juga dengan pemeliharaan kesehatan ibu, untuk tahun 2009 ini juga meningkat 15 % dari tahun 2005. Hal seperti ini tentu perlu dijaga kedepannya.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Pendapat di atas didukung oleh Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara yang mengatakan bahwa : “Kalau berkaitan dengan indikator keberhasilan program CSR, mungkin secara umum bisa saya katakan, program CSR PT. Newmont dikatakan berhasil jika terdapat hasil nyata yang dapat ditunjukkan dari pelaksanaan program. Dalam bidang kesehatan misalnya, terdapat dokumentasi hasil yang menunjukkan berkurangnya angka kesakitan dan kematian, dan lebih jauh program tersebut mampu menghasilkan perubahan pola pikir masyarakat tentang kesehatan.“ Upaya PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mengimplementasikan program CSR Bidang Kesehatan di Desa Maluk, dilakukan dengan mencanangkan pola-pola pengembangan masyarakat dan memperhatikan nilai-nilai serta prinsip
dasar seperti yang dituangkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra). Hal ini sesuai dengan pekerjaan Public Relations yang dikemukakan oleh Josep R. Dominick, bahwa pekerjaan Public Relations pada dasarnya berkaitan dengan opini publik. Public Relations harus berupaya untuk memengaruhi opini publik agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun pada sisi lain Public Relations juga harus berupaya mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterpretasi informasi itu dan melaporkannya kepada manajemen jika informasi itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen (Morrisan 2006). Bagaimanapun juga melalui Dokumen Renstra ini, PT. Newmont Nusa tenggara mengaharapkan setiap program-program yang dijalankan dapat menjadi lebih terarah dan terfokus, serta komunikasi yang dilakukan dapat menambah efek yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung atau menggunakan media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.
C. Pelaksanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan dalam Meraih Keterlibatan Masyarakat Desa Maluk Setelah mengumpulkan fakta di lapangan dan menetapkan program, beberapa keputusan harus dibuat pada tahapan pelaksanaan yang mencakup antara
lain tindakan apa yang akan dilakukan atau pesan apa yang ingin disampaikan dan bagaimana pola-pola komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat. Melalui program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, ada serangkaian proses komunikasi yang tujuannya adalah penyampaian informasi dari perusahaan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki tujuan untuk membantu upaya-upaya masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan yang ada di Desa Maluk. Sebagai proses komunikasi, CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara mengandung komponen-komponen komunikasi dimana pesan sebagai unsur utama menjadi “ujung tombak” bagi terlaksananya program. Masyarakat Maluk sebagai bagian dari lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara menyambut positif atas maksud dari upaya perusahaan untuk memberdayakan masyarakat. Sebaliknya, perusahaan berusaha untuk selalu merespon apa yang terjadi di sekitar perusahaan karena perusahaan juga menyadari masyarakat merupakan bagian dari perusahaan yang perlu diperhatikan. Adanya siklus yang berputar ini, telah membuat program CSR Bidang Kesehatan yang dilaksanakan perusahaan tetap berjalan hingga saat ini. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Program kesehatan yang dijalankan sampai saat ini, telah mampu mengatasi masalah kesehatan yang ada. Meski belum sepenuhnya terpenuhi, namun apa yang menjadi masukan dan harapan warga, sudah banyak juga yang dapat kami wujudkan. Upaya kami untuk mencari solusi terhadap dampak sosial, tentunya sangat membutuhkan keterlibatan masyarakat dan pihak lainnya, karena upaya ini memerlukan visi dan komitmen jangka panjang bersama.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Perhatian yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara dalam upayanya untuk meningkatkan kesehatan di Desa Maluk melalui program-program CSR Bidang Kesehatan juga bisa dikatakan cukup besar. Hal ini terlihat dari komitmen dan kebijakan perusahaan yang memandang penting kedudukan masyarakat dalam kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Ketika pembangunan sebuah industri berskala besar, seperti Batu Hijau dilaksanakan di wilayah yang belum pernah mengalami hal tersebut sebelumnya, adanya dampak sosial seperti dampak positif maupun negatif, tentu hal ini tidak dapat dihindari. Dengan pertimbangan inilah, kami pun berupaya untuk besikap terbuka kepada masyarakat, pemerintah, dan juga pihak terkait lainnya. Sudah menjadi komitemen PTNNT untuk terus menjalin kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah, untuk memastikan agar semua program tanggungjawab sosial ini dilaksanakan melalui proses yang konsultatif dan partisipatif. Dan semua itu telah kami tunjukkan dalam melakukan program CSR Bidang Kesehatan ini.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Mekanisme pengelolaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara telah berjalan secara sistematis, berdasarkan konsep dan strategi pengembangan masyarakat yang cukup jelas, melalui perencanaan jangka panjang dan secara relatif telah melibatkan partisipasi masyarakat serta dukungan sumberdaya yang cukup besar dari perusahaan, baik dukungan dalam bentuk organisasi maupun anggaran untuk biaya kegiatan pengembangan masyarakat. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Bentuk dukungan untuk melakukan pengembangan masyarakat di sekitar tambang ini, kami wujudkan bukan hanya pada infrastruktur saja, tetapi juga dalam bentuk organisasi maupun anggaran. Karena kerangka dasar dalam CSR PTNNT ini ada tiga prioritas, yaitu: menyerap harapan warga dan pemerintah agar sesuai dengan komitmen perusahaan, memperluas
hubungan dan kerjasama dengan banyak pihak, serta memberikan perhatian khusus bagi masyarakat, terutama warga miskin yang ada di lingkar tambang.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Untuk mencari solusi terhadap dampak sosial dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah maupun pihak-pihak terkait, dengan harapan agar program-program CSR yang dilaksanakan dapat berjalan secara berkelanjutan, hal ini tentu saja dibutuhkan strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan paduan perancanaan komunikasi (Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Effendy, bahwa strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktuwaktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy 2004). Dari definisi tersebut dapat di ketahui bahwa, strategi komunikasi adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan memiliki
sebuah
paduan
communication
planning
dengan
management
communication untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pesan dari CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara pada Masyarakat Desa Maluk Menjalankan kegiatan pertambangan di wilayah publik, membuat PT. Newmont Nusa Tenggara memberi perhatian terhadap masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat melalui program CSR Bidang Kesehatan. Salah satu sasaran dari program tersebut adalah Desa Maluk. Desa ini merupakan komunitas terdekat perusahaan dan sebagai bagian dari kebijakan perusahaan di bidang external relations. Program-program pengembangan masyarakat yang mengarah pada peningkatan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara di Desa Maluk, merupakan sumbangsih yang sangat membantu dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat di desa ini. Program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan melalui kegiatan untuk penguatan peran Posyandu, pada intinya perusahaan ingin mendukung program pemerintah dalam mengatasi Angka Kematian Bayi (AKB) dan mengajak masyarakat Desa Maluk untuk memiliki kepedulian terhadap kesehatan Ibu dan Anak. Kondisi kesehatan Ibu dan Anak di Desa Maluk yang masih perlu ditingkatkan ini pula yang mendorong perusahaan untuk memberikan perhatian melalui program ini. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Persoalan kematian bayi dan balita, ini merupakan masalah kesehatan yang cukup menonjol khususnya seperti di NTB. Faktor yang cukup besar peranannya dalam mempengaruhi AKB ini, antara lain status gizi, perawatan kesehatan, maupun imunisasi yang diberikan. Jadi melalui program ini, kami ingin membantu pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, sedangkan bagi masyarakat agar memiliki kepedulian terhadap pentingnya kesehatan, terutama kesehatan bagi Ibu dan Anak. Salah satu caranya dengan mengikuti kegiatan posyandu ini secara rutin.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Setelah diadakan program peningkatan Posyandu, kegiatan Posyandu di Desa Maluk semakin berkembang dan orientasi kegiatannya tidak hanya untuk balita, namun telah mencakup kesehatan Ibu dan Anak. Melalui kerjasama dengan
banyak pihak dilakukan berbagai penyuluhan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama Ibu-ibu hamil dan Balita yang ada di Desa Maluk. Program ini dilakukan untuk menjawab akar permasalahan dengan meningkatnya kasus gizi buruk dan kematian Ibu melahirkan yang terjadi di Nusa Tenggara Barat pada khususnya. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Kegiatan Posyandu ini, secara rutin dilakukan seminggu sekali. Melalui kerjasama dengan banyak pihak, kami telah melakukan berbagai penyuluhan dan pelayanan kesehatan bagi Ibu-ibu hamil, dan Balita yang ada di Desa Maluk. Termasuk juga pemberian makanan tambahan bagi Balita. Karena kehamilan sehat akan sangat membantu untuk mengurangi angka kematian ibu melahirkan, dan balita yang terpantau gizi serta kondisi kesehatannya dengan baik, juga dapat menekan AKB yang masih tinggi di NTB.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Untuk
mendukung
program
Posyandu
dalam
kaitannya
untuk
meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak, PT. Newmont Nusa Tenggara
menggerakkan kader-kader kesehatan untuk secara proaktif mendatangi ibu‐ibu
yang sedang hamil, maupun baru melahirkan. Selain itu, perusahaan juga mengajak partisipasi tokoh masyarakat untuk menghimbau keluarga agar memberikan imunisasi kepada Balitanya. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti:
“Untuk mendukung pengoptimalisasian Posyandu, kader-kader kesehatan juga kami arahkan untuk secara proaktif mendatangi ibu‐ibu yang sedang hamil, maupun baru melahirkan. Disamping kami juga mengajak partisipasi tokoh masyarakat untuk menghimbau keluarga agar memberikan imunisasi kepada balitanya, dan itu bisa didapatkan di Posyandu. Pendekatan yang dilakukan oleh mereka ini, diharapkan bisa lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara bukanlah menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Desa Maluk. Namun, dalam hal ini apa yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan upaya untuk menjembatani masalah-masalah kesehatan masyarakat, meskipun kondisi dilapangan menunjukkan masyarakat Desa Maluk bisa menikmati bentuk lain dari implementasi CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara. Dengan kata lain, bisa disimpulkan bahwa intisari dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini adalah upaya untuk bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki perilaku hidup sehat. Dalam upayanya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Desa Maluk, PT. Newmont Nusa Tenggara juga melakukan kegiatan lain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Melalui Program CSR Bidang Kesehatan ini pula, perusahaan juga melakukan pemeriksaan dan pengobatan intensif terhadap penderita penyakit menular, seperti malaria, TBC, dan HIV
AIDS. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara wawancara dengan peneliti berikut ini: “Dalam program CSR ini, kami juga melakukan upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular, ada malaria, TBC dan penyakit HIV/AIDS. Upaya ini kami wujudkan dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan intensif kepada warga Maluk. Di samping kami juga melakukan pemantauan dan pencatatan rutin kesehatan setiap bulan. Hal ini untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan di masing-masing desa pada saat sekarang.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara) Beliau juga menambahkan bahwa dengan adanya program pemeriksaan dan pengobatan secara intensif kepada warga Maluk, perusahaan menginginkan agar masyarakat yang menderita penyakit menular, seperti malaria, TBC dan penyakit menular lainnya ini, mau memeriksakan penyakitnya sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut terhadap penderita penyakit tersebut. Untuk itu dalam pelaksanaanya dibutuhkan pendekatan khusus untuk memberikan perhatian kepada warga Maluk yang menderita penyakit menular tersebut. Eksistensi suatu perusahaan memang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Dalam hal ini terdapat adanya hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi
keduanya akan menentukan
keberhasilan pembangunan bangsa. Sehingga dapat diketahui bahwa sebagai bagian dari masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara melalui Program CSR Bidang Kesehatan ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan juga membantu masyarakat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Desa Maluk.
Upaya-upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui program-program untuk meningkatkan dan mengatasi masalah kesehatan, secara lebih dalam dapat dilihat sebagai upaya dalam mendukung pembangunan kesehatan nasional. Seperti yang tertuang pada pasal 3 Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyebutkan : “Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajad kesehatan yang optimal”. Secara ideal sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan harus dapat memadukan antara keuntungan ekonomis dengan keuntungan sosial dalam praktik bisnisnya. Secara ekonomis, perusahaan berusaha meraih keuntungan sebagai bagian dari motivasi alamiahnya dengan jumlah pengorbanan (biaya) yang telah dikeluarkan karena memang inilah esensi bisnis. Sementara itu secara sosial, perusahaan juga harus memberikan dampak yang menguntungkan kepada masyarakat dengan berbagai sumberdaya sehingga keberadaannya mendapat legitimasi secara sosial. Menurut model yang dikembangkan oleh Porter dan Kramer (2003), aktivitas filantopis sebagai salah satu wujud dari pertanggung jawaban perusahaan, pada dasarnya merupakan kombinasi antara kepentingan bisnis dan tujuan sosial sekaligus. Dalam penyelenggaraan bisnisnya, perusahaan harus dapat “memadukan”antara kepentingan bisnis dengan tujuan sosial. Program-program CSR yang dilakukan, disamping bertujuan untuk membantu dan mengembangkan masyarakat sebagai wujud “timbal balik” antara pengorbanan masyarakat di sekitar perusahaan, juga bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan, yang
pada akhirnya dapat mengamankan bisnis perusahaan itu sendiri terutama untuk mengurangi hambatan-hambatan operasi perusahaan yang ditimbulkan oleh hubungan yang kurang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat (Nursahid 2008).
4. Pola Komunikasi Dalam Penyampaian CSR Bidang Kesehatan pada Masyarakat Maluk Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, berintikan pada kegiatan untuk meningkatkan standar kesehatan demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif. Program ini dilakukan perusahaan dengan melibatkan masyarakat dan juga pihak ketiga lainnya untuk menjembatani antara keinginan perusahaan kepada masyarakat. Pola komunikasi yang terjalin antara masyarakat dengan perusahaan, dilakukan secara terbuka melalui kegiatan lokakarya. Lokakarya ini menjadi wadah bagi forum komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat. Hal ini dilakukan perusahaan agar lebih dapat mendekati masyarakat dengan istilah “jemput bola”. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan perusahaan pada masyarakat secara lebih aktif, merupakan jalan yang lebih efektif bagi perusahaan agar komunikasi dan hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada program CSR Bidang Kesehatan, PT. Newmont Nusa Tenggara berusaha untuk memposisikan diri sebagai mitra dan tetangga yang baik, sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan program benar-benar berdasarkan pada kebutuhan masyarakat sekitar. Hal ini agar nantinya program-
progam yang dijalankan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara wawancara dengan peneliti berikut ini: “PTNNT berupaya memposisikan diri sebagai mitra dan tetangga yang baik. Keberadaan karyawan pun juga diarahkan agar menjadi bagian dari masyarakat. Dengan menjadi mitra dan tetangga yang baik, programprogram yang dilakukan PTNNT disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai sasaran program, ini dimaksudkan agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari adanya program itu.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara) Pernyataan di atas diperkuat oleh H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara, yang mengatakan bahwa: “Upaya untuk mencari solusi terhadap dampak sosial itu, kami lakukan dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat dalam setiap kebijakan program yang akan kami lakukan. Utamanya bagi masyarakat, agar program ini juga bisa dirasakan manfaatnya, dan tentunya harapan kami juga dapat membantu masalah kesehatan yang ada di desa-desa mereka.” Media komunikasi melalui program CSR Bidang Kesehatan ini, memberi manfaat yang luas bagi kedua belah pihak. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar cukup terbuka, dan hal ini secara tidak langsung terdapat suatu bentuk harmonisasi masyarakat. Masyarakat di Desa Maluk menilai upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR Bidang Kesehatan dapat memberikan manfaat bagi mereka. Selain itu, masyarakat juga beranggapan bahwa program-program yang telah dilakukan merupakan bentuk pertanggung jawaban masa depan perusahaan kepada lingkungan sekitar. Berikut penuturan warga Maluk hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Keberadaan Newmont, bisa dirinci dari manfaatnya satu per satu. Setidaknya ini bisa menjadi pemikiran saya, bahwa kita harus membangun daerah, membangun desa kita, dan upaya ini pasti memerlukan kerjasama
banyak pihak. Saya melihat apa yang dilakukan Newmont untuk membantu masyarakat Maluk dalam mengatasi masalah kesehatan, seperti melakukan pembangunan puskesmas dan memberikan pelatihan kepada kader-kader kesehatan, merupakan bentuk pertanggung jawaban masa depan. Program-program yang akan dijalankan juga selalu diinformasikan kepada warga melalui Tabloid mereka” (Drs. Ibnu Rizal, warga RT 3, Desa Maluk) Pernyataan di atas juga didukung oleh Drs. Khusni, warga RT 5, Desa Maluk, yang mengatakan bahwa: “Newmont telah membantu warga Maluk, untuk meningkatkan kesehatan. Seperti adanya bantuan dana operasi atau biaya perawatan di rumah sakit bila ada warga di sini yang tidak mampu. Sebagai warga Maluk, tentu kami akan tetap mendukung program-program mereka, dan seterusnya kami juga menginginkan ada perhatian dari Newmont, meski porsinya itu tidak sama.” Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui program CSR Bidang Kesehatan, merupakan upaya yang dapat menimbulkan adanya dukungan dan kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada perusahaan. Namun dalam hal ini, ada baiknya jika perusahaan terus berbenah agar mampu memberi kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dengan program periodik dan berbeda-beda sesuai kondisi yang terjadi di masyarakat, dengan demikian masyarakat sebagai bagian kecil yang melingkupi perusahaan, senantiasa mendapat tempat yang baik dimata perusahaan. Kedekatan antara masyarakat sekitar dengan perusahaan, merupakan tujuan yang diharapkan kedua belah pihak sebagai satu bagian. Menyadari pentingnya hubungan baik dengan masyarakat Maluk, PT Newmont Nusa Tenggara pun berupaya untuk terus dekat dengan masyarakat melalui beragam bentuk program kepedulian dan pengembangan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan komitmen mereka. Selain melakukan pembangunan
infrastruktur, perusahaan juga melakukan upaya lain untuk memberdayakan masyarakat melalui program CSR Bidang Kesehatan. Upaya-upaya lain yang dilakukan perusahaan, dapat dilihat pada kegiatan pemantauan dan pengobatan intensif untuk pengendalian penyakit Tuberkolosis (TBC). Hal yang menarik dari kegiatan ini, adalah menjadikan masyarakat sebagai aktor utama, mengingat jumlah tenaga medis dan jangkauan perusahaan ke masyarakat yang masih terbatas. Lebih dari itu, program pencegahan penyakit dengan mendorong partisipasi masyarakat secara aktif dinilai jauh lebih efektif karena berkaitan dengan kesadaran fundamental masyarakat menyangkut pentingnya kesehatan itu sendiri. Dalam pencegahan penyakit untuk penderita TBC, orang sakit biasanya tidak tahu kalau mereka mengidap penyakit tersebut. Oleh karena itu, perusahaan bersama dengan International SOS dan Puskesmas Maluk memberikan sosialisasi dan pengetahuan jika ada orang yang sakit dengan gejala-gejala TBC, seperti batuk lebih dari seminggu, agar segera diajak memeriksakan ke dokter atau pos kesehatan yang ada di daerah mereka. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : “Kegiatan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat, seperti TBC, Malaria, maupun HIV AIDS, ini rutin kami adakan setiap bulan. Apalagi penderita penyakit menular seperti ini, kadang suka bersikap masa bodoh atau bahkan putus asa, nah kalau sudah begitu kan bisa fatal akibatnya. Untuk itu, program sosialisasi ini sebenarnya sangat penting untuk kami lakukan, agar masayarakat mendapatkan tambahan wawasan atau informasi kesehatan.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Beliau juga menambahkan, dalam mendukung program ini PT. Newmont Nusa Tenggara memberikan pelatihan kepada kader-kader kesehatan. Ada hasil yang positif yang cukup signifikan dengan perusahaan memberikan pelatihan kepada mereka. Jumlah kader di lingkar tambang PT. Newmont Nusa Tenggara, saat ini tercatat ada 126 orang. Tingkat kehadiran mereka yang pada beberapa bulan lalu (Januari 2009) mencapai 96,8 %, sekarang sudah mencapai 107,9 % (Juli 2009), artinya jumlah kader sudah bertambah menjadi 142 dari target pembinaan 126 kader. Upaya yang dilakukan perusahaan, selain disambut baik oleh masyarakat, terutama warga yang menderita penyakit TBC di Maluk juga disambut baik oleh para pelaksana progam. Program tersebut tidak saja memberikan dampak terhadap perubahan kualitas hidup masyarakat secara luas. Tetapi dalam pelaksanaanya, program tersebut juga membawa dampak positif bagi para kader-kader kesehatan yang bertugas. Bagi para pelaksana program itu sendiri terdapat dampak berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang berharga. Seperti penuturan waga Desa Maluk hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Manfaat dari program yang telah dilakukan Newmont, yang jelas dapat mengurangi beban warga untuk berobat. Buat kami selaku kader kesehatan di Desa Maluk, kami mendapatkan tambahan wawasan dari adanya pelatihan yang diberikan perusahaan, seperti penanganan darurat, dan juga penggunaan peralatan medis. Perusahaan juga selalu terbuka dengan kami, sehingga kami juga selalu berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan.” (Yuli Agustini, warga RT 3 dan Kader Kesehatan, Desa Maluk) Bagi perusahaan, juga tak henti-hentinya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas layanan, karena dalam program ini mereka juga memberikan bantuan kepada pasien yang kurang mampu, obat-obatan dan sarana
transportasi bila harus dirujuk ke rumah sakit. Benar-benar kerja yang tidak sederhana. Untuk itu, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara selalu berkaca kepada pengalaman yang sudah berjalan, karena program ini telah berjalan tak kurang dari 9 tahun. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Sejak tahun 2000, kita sudah menjalankan program ini. Adanya partisipasi dari masyarakat luas, terutama kader-kader kesehatan yang telah menjalankan fungsinya, sangat membantu kami untuk menjangkau masyarakat. Untuk itu, kami selalu berkaca kepada pengalaman, yang memang sudah kita jalankan hampir 9 tahun untuk terus meningkatkan program kesehatan ini kepada masyarakat.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Dalam mendukung kegiatan CSR Bidang Kesehatan, PT. Newmont Nusa Tenggara mendidik kader-kader kesehatan dan terus berusaha agar kader-kader tersebut jumlahnya tidak sampai berkurang, bahkan perusahaan berupaya agar jumlah kader terus mengalami peningkatan. Program yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah kader, antara lain dengan mengadakan pelatihan penyegaran. Namun, dalam pelaksanaanya pelatihan penyegaran ini tidak hanya diikuti oleh kader-kader kesehatan saja, namun juga dikuti oleh pihak puskesmas. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Upaya yang kami lakukan ini, dimulai dari pintu pelayanan kesehatan terdepan yakni, Puskesmas. Untuk mendukung kegiatan puskesmas, kami mengoptimalisasi kader-kader kesehatan. Hal ini untuk mempercepat pencapaian program pokok puskesmas. Kader-kader ini kami berikan pelatihan penyegaran seperti pelatihan SIMP. Kegiatan seperti ini bukan hanya diikuti kader-kader kesehatan saja, tetapi juga diikuti oleh pihak Puskesmas.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara).
Kegiatan pelatihan Sistem Informasi & Manajemen Puskemas (SIMP) yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara, dalam pelaksanaanya disambut positif utamanya oleh pihak Puskesmas Maluk. Manfaat dari kegiatan tersebut sangat membantu pihak Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada warga. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini pihak Puskesmas Maluk juga dapat meningkatkan wawasan teknologi dalam menyusun database dan mentracking data dari suatu penyakit dengan cepat. Berikut penuturan Kepala Puskesmas Maluk hasil wawancara dengan peneliti: “Kegiatan yang dilakukan Newmont dalam memberikan pelatihan penyegaran kepada tenaga medis disini, cukup signifikan hasilnya, dan ini sangat membantu kami dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga. Selain meningkatnya wawasan teknologi, kami juga bisa menyusun database Puskesmas dengan lebih baik, dan juga men-tracking data dari suatu penyakit dengan cepat.” (dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala Puskesmas Maluk) Program-program yang telah dilakukan untuk peningkatan mutu Puskesmas Maluk, diharapkan dapat terlaksananya peran utama Puskesmas dan kader-kader kesehatan sebagai pusat penggerak partisipasi masyarakat di bidang kesehatan dan pembangunan berwawasan kesehatan. Dengan begitu, dapat dimengerti bahwa dengan adanya program-program tersebut nantinya juga dapat memberikan manfaat tersendiri bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara yang diwujudkan dengan pembangunan Puskesmas, termasuk didalamnya diberikan juga pelatihan dan bantuan operasional ini, ditanggapi positif oleh warga Maluk. Salah seorang warga juga mengatakan bahwa, masyarakat menyambut baik
dengan adanya pembangunan Puskesmas Maluk dalam meningkatkan kesehatan di desa mereka. Selain karena lokasinya yang dekat dengan pemukiman mereka, warga juga bisa mendapatkan pelayanan yang cukup memadai. Berikut penuturan waga Desa Maluk hasil wawancara dengan peneliti berikut ini : "Dulu, sebelum ada perusahaan Newmont, memang sudah ada Puskesmas di Jereweh. Tenaga bidan dan dukun juga sudah ada. Tapi pelayanan yang diberikan memang masih sederhana sekali dan waktu pelayanan juga tertentu. Kadang sebulan sekali, bisa juga lebih. Tapi dengan adanya Puskesmas Maluk, kami sangat terbantu. Selain dekat, pelayanan kesehatan disana juga cepat, dan fasilitasnya juga sudah cukup memadai bila dibandingkan dengan Puskesmas yang ada di Jereweh.” (Ibu Mindarti, Warga RT 2 Desa Maluk) Pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, mencakup kategori CSR seperti yang telah dirumuskan The Commision for European Communities yang disampaikan dalam dokumen The Green Paper (1993), yaitu External Dimmension of CSR. Dalam kategori ini, CSR perlu mencakup pemberdayaan komunitas lokal, partner usaha, hak azazi manusia, dan permasalahan lingkungan global. Upaya ini setidaknya digalakkan dalam CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Desa Maluk, dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan unit kesehatan serta kader-kader kesehatan untuk bersama-sama meningkatkan dan mengatasi masalah kesehatan. Secara lebih dalam, melalui program CSR Bidang Kesehatan perusahaan berupaya untuk menjadi institusi “lebah madu” yang juga merupakan impian semua perusahaan, tak terkecuali PT. Newmont Nusa Tenggara. Institusi “lebah madu” merupakan suatu kiasan bahwa perusahaan tidak hanya berjuang mencari keuntungan sebanyak mungkin demi kepentingan perusahaan sendiri, tetapi juga
memikirkan mereka yang di luar perusahaan agar dapat ikut menikmati suatu manfaat. Dengan istilah lain, tujuan tersebut terangkum dalam konsep Triple Buttom Line (TBL). Konsep TBL dicetuskan oleh John Elkington (1998) dalam karyanya yang berjudul Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century. Dalam karya tersebut, Elkington memaparkan tiga tujuan yang sama penting untuk dicapai oleh perusahaan, yakni economic prosperity, environmental quality, dan social justice. Berkembangnya konsep Triple Buttom Line (TBL) yang dikemukakan oleh Elkington (1998), menandai berakhirnya dominasi ekonomi dalam tata kelola perusahaan. Perhitungan ekonomi tidak lagi menjadi satu-satunya variabel yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dalam hal ini, PT. Newmont Nusa Tenggara telah memahami bahwa sebagai perusahaan yang hadir di tengah komunitas, perusahaan harus memperhatikan aspek sosial dengan memberi perhatian terhadap masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan sejak awal beroperasi, PT. Newmont Nusa Tenggara telah berkomitmen untuk melakukan pengembangan masyarakat, yang kemudian salah satunya diwujudkan melalui program CSR Bidang Kesehatan.
D. Evaluasi Terhadap CSR Bidang Kesehatan PT Newmont Nusa Tenggara Keberhasilan sebuah program CSR ditentukan oleh perencanaan yang baik. Untuk memastikan perencanaan yang telah ditentukan dapat berjalan sebagaimana mestinya, manajemen perlu menerapkan mekanisme monitoring dan evaluasi (Monev) secara teratur dan berkala. Dengan demikian penerapan
monitoring dan evaluasi secara teratur dan berkala merupakan salah satu indikator yang menentukan keberhasilan program. Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah kegiatan kehumasan benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasar hasil atau tidak. Tanpa diadakannya kegiatan evaluasi, tidak akan diketahui sampai dimana kelancaran kegiatan public relations yang telah berlangsung. Jadi evaluasi sangat penting, tanpa adanya penilaian maka tidak akan diketahui sampai di mana kelancaran program kehumasan yang telah berlangsung (Effendy 1995). Pada CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, manfaat program diharapkan mampu memberi kontribusi dan solusi bagi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Hal ini seperti tujuan program CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan standar kesehatan demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif. Program CSR Bidang Kesehatan ini bahkan dapat membantu masyarakat Maluk untuk mendapatkan sarana air bersih, pemeriksaan dan pengobatan secara intensif, pelatihan, dan juga penyuluhan tentang kesehatan. Untuk melihat evaluasi yang dilakukan pada program CSR Bidang Kesehatan, maka peneliti akan melihat bagaimana pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara serta bagaimana tanggapan masyarakat di Desa Maluk sebagai penerima program dari CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara tersebut.
3. Pemantauan dan Evaluasi Terhadap CSR Bidang Kesehatan Oleh Divisi Community Development Evaluasi yang signifikan terhadap suatu program kehumasan haruslah dilakukan berdasarkan pengukuran secara ilmiah mengenai peningkatan kesadaran atau perubahan pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak mengenai organisasi atau perusahaan. Namun pihak lainnya bahkan memberikan penilaian yang lebih ekstrem lagi, bahwa keberhasilan pogram kehumasan haruslah dinilai berdasarkan evaluasi apakah telah terjadi perubahan ekonomi, politik, atau perubahan sosial pada masyarakat. Hal ini mencakup masyarakat yang sangat luas. Pada PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mengetahui perkembangan jalannya program CSR Bidang Kesehatan, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev). Monev diadakan setiap tiga bulan sekali, evaluasi tahunan dan evaluasi lima tahunan. Kegiatan evaluasi lima tahunan ditujukan untuk mengevaluasi bagaimana Rencana Strategis (Renstra)
selama
lima
tahun.
Berikut
penuturan
Manager
Community
Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Untuk mengetahui perkembangan jalannya program CSR, kami telah melakukan monev. Monev ini ada yang dilakukan secara internal dan eksternal. Untuk tahapannya, kita adakan pemantauan setiap tiga bulan sekali, dan untuk evaluasi tahunan kita lakukan di akhir tahun. Lalu, setelah masa berakhirnya Renstra, kita adakan juga evaluasi untuk menilai renstra yang telah berjalan selama lima tahun.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Beliau juga menambahkan bahwa, Monev yang dilakukan dalam menilai keberhasilan program CSR Bidang Kesehatan dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam siklus program. Upaya ini
dilakukan, karena program ini pada dasarnya juga sesuai dengan kesepakatan besama, antara pihak PT. Newmont Nusa Tenggara, petugas kesehatan dan juga masyarakat sebagai sasaran program. Untuk itu, dalam pelaksanaan Monev perusahaan juga melibatkan semua unsur tadi. Proses Monev internal untuk melihat secara obyektif perkembangan pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan, dilakukan dengan menggunakan metode monitoring partisipatif. Dengan metode ini perusahaan berupaya untuk melibatkan semua pihak yang terlibat dalam progam sehingga terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi stakeholder untuk dapat terlibat dalam siklus program, termasuk pada tahap evaluasi program. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini: “Untuk melakukan evaluasi internal, kami gunakan metode monitoring partisipatif. Kami mengundang pelaksana program, unsur Pemerintah dan perwakilan masyarakat dari masing-masing gugus. Dengan metode ini, kami bisa bersama-sama mengetahui, apakah program ini sesuai dengan kebutuhan atau tidak, dan bagaimana dengan pelaksanaannya. Jika belum sesuai, tentu bisa diambil tindakan untuk keberlanjutan program sesuai kesepakatan bersama.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara yang dilakukan di Desa Maluk, sejauh ini dinilai perusahaan telah membawa dampak positif dalam upayanya meningkatkan kesehatan masyarakat. Dari kegiatan Monev internal yang dilakukan selama ini, diperoleh catatan dan pelajaran penting yang kemudian menjadi landasan untuk merumuskan rekomendasi. Kesehatan masyarakat di Desa Maluk diketahui telah terjadi perubahan antara lain pengendalian malaria yang berhasil menurunkan 47% kasus (1999), menjadi 1.94% per Juni 2009 serta sarana air bersih dan sanitasi yang telah tersedia.
Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Ada perubahan baik yang terjadi di Desa Maluk, menurunnya penderita malaria yang berhasil menurunkan 47% kasus (1999) menjadi 1.94% per Juni 2009, sekarang juga sudah tersedianya sarana air bersih dan lingkungan yang sehat. Hal ini tentu merupakan efek yang positif dari pelaksanaan program. Kedepannya kami akan memberikan pelatihan kepada Juru Pemantau Kesehatan Masyarakat (Jumantara), karena target kedepannya, kader kesehatan ini diupayakan bisa mencapai 197 orang.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Monev yang dilakukan terhadap program peningkatan pelayanan Posyandu dan optimalisasi peran kader kesehatan, juga menunjukkan hal yang sama. Hasil Monev yang dilakukan Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara menunjukkan adanya peningkatan kunjungan balita ke posyandu yang meningkat dari 35% (1998) menjadi 63.84% dari 2636 balita (2008), Balita gizi buruk (balita BGM = bawah garis merah) menurun dari sekitar 10.11% (2004) menjadi 0.7% pada akhir Desember 2008 dan juga terdapat peningkatan jumlah kader-kader kesehatan di Desa Maluk. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti: “Pemulihan balita gizi buruk melalui pemberian paket makanan tambahan (PMT) selama 90 hari (Rp.10,000.- per hari per balita) dengan monitoring intensif oleh kader posyandu, dari hasil Monev Internal yang kita lakukan bersama pihak-pihak terkait, menunjukkan tingkat balita gizi buruk menurun dari 10.11% pada Januari 2004 menjadi 0.7% pada akhir Desember 2008. Dan untuk kader-kader kesehatan, di Desa Maluk saat ini sudah ada 55 Orang, berarti terjadi peningkatan dari tahun 2007 yang hanya berjumlah 37 Orang.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara) Adanya Monev internal yang dilakukan, dapat diketahui sebagai upaya untuk mengetahui hasil program CSR Bidang Kesehatan dari beberapa aspek,
yaitu: pelaksana program, respon dan sikap masyarakat, prasarana pendukung serta merumuskan gagasan strategis untuk keberlangsungan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara. Dengan adanya kerjasama semua pihak dalam siklus program seperti pada program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, diharapkan integrasi perusahaan, pemerintah dan pihak lainnya untuk menjadikan CSR sebagai driver untuk penanggulangan masalah kesehatan dapat berjalan optimal. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Rhenald Khasali (1995), bahwa para stakeholder perusahaan utamanya Komunitas atau masyarakat, merupakan pihak-pihak yang selalu diinginkan untuk mendukung perusahaan. Melalui kegiatan yang berhubungan dengan komunitas diharapkan tercipta harmonisasi hubungan yang baik. Hubungan mesra dengan komunitas lokal akan memberi keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Selain bersifat internal, terdapat pula kegiatan Monev yang dilakukan secara eksternal. Dalam pelaksanaannya perusahaan bekerjasama dengan lembaga yang bernama Lembaga Transform. Nilai-nilai dasar vang dikembangkan dan dijadikan tradisi Tranform untuk mengevaluasi program dan sistem manajemen adalah profesionalisme, partisipatif, akuntabel dan inovatif. Dalam hal ini Transform berfungsi untuk melakukan evaluasi program mulai dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi program. Hasil laporan evaluasi eksternal ini akan menjadi pertimbangan perusahaan dalam pengembangan dan pelaksanaan program. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti:
“Pada kesempatan evaluasi program tahun 2008, kami percayakan pada Lembaga Transform. Monev eksternal ini dilangsungkan untuk program kami di 6 desa, Benete, Maluk, Goa, Dasan Anyar, Beru dan Belo. Selain melakukan evaluasi yang langsung pada masyarakat, mereka juga berfungsi mengevaluasi siklus program, mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Hasil evaluasi yang mereka lakukan, tentu akan menjadi pertimbangan kami dalam pengembangan program.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara) Monev eksternal yang dilakukan dengan bekerjasama dengan Lembaga Transform, merupakan upaya yang dilakukan Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mengetahui proses dari siklus program yang selama ini dijalankan, mulai dari perencanaan sampai evaluasi terhadap program serta mengetahui bagaimana respon masyarakat yang lebih luas. Melalui evaluasi eksternal diketahui strategi komunikasi yang selama ini dijalankan pada program CSR Bidang Kesehatan, dinilai telah berjalan cukup efektif karena PT. Newmont Nusa Tenggara telah melakukannya dengan pendekatan yang berkarakter partisipatoris (Participatory Rural Appraisal). Hal ini dapat dilihat pada setiap siklus program dengan adanya keterlibatan multistakeholder. Sehingga adanya keterlibatan multistakeholder baik dalam perencanaan sampai evaluasi ini, agar program CSR Bidang Kesehatan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan dapat membantu masalah-masalah kesehatan masyarakat. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti : “Hasil Monev eksternal yang dilakukan Transform, sejauh ini memang menunjukkan penilaian positif bagi program-program CSR kami. Baik dari proses perencanaan sampai tahapan evaluasinya. Data dari hasil evaluasi yang mereka tunjukkan, juga hampir sama dengan Monev Internal yang kami lakukan. Dari situ kami bisa menilai, bahwa pendekatan dengan PRA yang kami gunakan, hasilnya mampu membangkitkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap pembangunan. Hal ini tentu bisa menciptakan integrasi dengan rencana pembangunan kesehatan di KSB (Kabupaten Sumbawa Barat).” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Kegiatan yang dilakukan Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara baik yang bersifat internal maupun eksternal dengan adanya melibatkan banyak pihak dalam proses evaluasi, merupakan upaya perusahaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program CSR Bidang Kesehatan yang dijalankan. Program CSR Bidang Kesehatan yang diberdayakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kesehatan di Desa Maluk, dalam perencanaannya telah dikoordinasikan dan dikemas bersama-sama dengan semua pihak yang terkait. Dalam pelaksanaannya juga telah dilakukan melalui program kemitraan dengan sektor kesehatan dan membangun jejaring kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Selain itu dalam evaluasi program juga terdapat keterlibatan stakeholder, seperti kader-kader kesehatan, unit Puskesmas, Pemerintah serta lembaga-lembaga masyarakat. Bentuk program CSR Bidang Kesehatan, akan sangat penting artinya sebagai bentuk gerakan pemberdayaan masyarakat, khususnya kalangan dunia usaha seperti PT. Newmont Nusa Tenggara, untuk turut berpartispasi dalam penangulangan berbagai penyakit yang timbul di masyarakat. Untuk itu ada baiknya jika program CSR di bidang kesehatan yang diberdayakan oleh kalangan dunia usaha terus dilaksankan dan dikoordinasikan serta dikemas bersama-sama, tidak hanya melalui program kemitraan dengan sektor kesehatan, tetapi juga dengan membangun jejaring kerjasama dengan semua pihak yang terkait, termasuk dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap masalah kesehatan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh A.B Susanto (2007), bahwa CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat
hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. Kepedulian perusahaan pada pihak-pihak yang memberi kontibusi pada mereka dalam meraih tujuan perusahaan, menumbuhkan kepercayaan, dukungan, dan rasa senang dari para stakeholder untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan. 4. Respon Masyarakat Desa Maluk Terhadap Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam situasi global saat ini, PT. Newmont Nusa Tenggara dan mitra kerjanya menyadari bahwa keberhasilan proyek Batu Hijau sebagian besar ditentukan oleh penerimaan masyarakat setempat. PT. Newmont Nusa Tenggara menyebutnya sebagai "lisensi sosial" untuk melakukan operasi. PT. Newmont Nusa Tenggara menyadari bahwa upaya pengembangan masyarakat ini hanya dapat berhasil dengan dukungan partisipasi aktif dan kemitraan masyarakat serta pemerintah setempat. Harapan masyarakat Desa Maluk terhadap perusahaan untuk lebih memperoleh manfaat dari program CSR Bidang Kesehatan, sedikit banyak telah dapat dirasakan. Dari segi fisik, perusahaan telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan melakukan pembangunan infrastruktur kesehatan. Sedangkan dari segi non-fisik (capacity), perusahaan telah berupaya untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat melalui
kegiatan
penyuluhan maupun pelatihan penyegaran. Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR Bidang Kesehatan, merupakan program dalam rangka turut memberdayakan potensi dan mengembangkan komunitas (Community Development). Kepedulian yang
ditunjukkan perusahaan dalam menjalankan program tersebut, memberikan suatu nilai kepercayaan yang diberikan pada masyarakat terhadap perusahaan. Kepercayaan masyarakat tersebut merupakan dukungan terbesar bagi perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini: “Apa yang dilakukan PT. Newmont selama ini, sudah menumbuhkan kepercayaan kami kepada perusahaan. Newmont telah menunjukkan kalau mereka peduli dengan kebutuhan warga. Program yang dilakukan selama ini, juga sedikit banyak sudah sangat membantu kami. Manfaatnya bisa kami rasakan sampai sekarang kok. Jadi, kami selalu menyambut baik program-program yang mereka jalankan, dan harapan kami programprogram itu bisa terus dilakukan.” (Ibu Fitria, warga RT 1, Desa Maluk) Dalam program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, selain dilakukan pembangunan infrastruktur kesehatan, perusahaan juga selalu berupaya untuk membekali masyarakat dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tersebut dilakukan perusahaan dengan membekali mereka pengetahuan, ilmu, dan bantuan lain yang mendorong ke arah hidup sehat. Pelatihan dan sosialisasi kesehatan yang dilakukan, merupakan upaya perusahaan untuk membekali masyarakat dan kader-kader kesehatan tentang pengetahuan suatu penyakit dengan tanda-tandanya dan meningkatkan pemahaman akan pentingnya hidup sehat. Dengan begitu, bisa menimbulkan kesadaran fundamental pada masyarakat untuk memiliki perilaku hidup sehat. Kegiatan pelatihan dan sosialisasi kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, disambut positif oleh masyarakat. Terlebih lagi mengingat pendidikan masyarakat yang masih relatif rendah, banyaknya kesibukan warga, dan minimnya sosialisasi kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah setempat,
membuat masyarakat mengaku kesulitan mendapatkan infomasi tentang kesehatan. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini : “Dulu, kami begitu mudah kalau ada orang sakit malaria, menyebutnya berarti “Oh ini ketemuk” (disapa orang meninggal), wah kalau sudah begitu, kami hanya percaya sama dukun, bukan sama dokter lagi. Tapi adanya sosialisasi, pemeriksaan dan pengobatan gratis dari Newmont, kami sekarang jadi tahu, oh ternyata orang itu kena’ malaria, jadi kalau ada keluarga yang sakit kami bisa mengobatinya di pengobatan gratis itu juga.” (Ibu Sahariah, warga RT 5, Desa Maluk) Pernyataan di atas didukung oleh Awaludin, warga RT 1 Desa Maluk yang mengatakan bahwa: “Kegiatan sehari-hari warga banyak yang bekerja di sawah, jadi kadang sulit untuk mendapatkan informasi kesehatan. Apalagi sosialisasi kesehatan juga jarang dilakukan pemerintah. Kalau sosialisasi yang dilakukan Newmont, kan kami sebelumnya sudah diberitahu oleh Kades. Jadi kalau mau ikut, ya kita libur dulu kerjanya. Dengan adanya pengobatan gratis yang dilakukan Newmont, sangat membantu saya karena bisa mengurangi biaya berobat, apalagi di jaman sekarang, kebutuhan untuk berobat kan juga sangat mahal. Setiap perusahaan selayaknya memahami bahwa setiap perusahaan yang hadir di tengah komunitas tertentu, akan menjadi bagian dari lingkungan sosial tertentu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tidak boleh cuek terhadap masyarakat di sekelilingnya. Itulah sebabnya, perusahaan seharusnya menyadari dan tidak hanya cukup mengetahui bahwa lingkungan sosial harus dijaga, dengan cara mengusahakan kurangnya dampak negatif atau imbas psikologis, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat di sekitarnya. Perhatian tersebut harus terus ditingkatkan kalau perusahaan menyandang nama sebagai industri dengan skala besar.
Dalam program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, perusahaan berupaya agar dalam melaksanakan program bukan hanya kualitas kesehatan yang bisa menjadi baik, tetapi juga timbulnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat. Berbekal dari pengalaman masyarakat yang masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap kesehatan, program CSR Bidang Kesehatan ini berupaya memberikan pemahaman akan pentingnya kesehatan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Adanya dukungan masyarakat pun ditunjukkan dengan terpeliharanya hubungan komunitas yang baik. Hampir dipastikan tidak ada masalah dalam lingkup kehidupan bermasyarakat dan perusahaan sendiri. Perusahaan berupaya untuk menjaga sikap dan kontrol mereka terhadap masyarakat. Dukungan dan empati masyarakat Maluk juga sangat besar, hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan. Bagi masyarakat kehadiran perusahaan dirasa sangat memberi kontribusi besar bagi kemajuan kehidupan masyarakat. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini: “Sejak program kesehatan mulai dijalankan PT. Newmont dengan banyak bantuan yang diberikan, kami sebagai warga Maluk menyambut baik dan sangat terbantu bila ada keluarga kami yang sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Untuk prosesnya juga tidak ribet. Selain itu Newmont juga mengundang kami ke Townsite, bila ada hal yang akan di bicarakan bersama warga, atau mereka mengadakan kegiatan untuk istri-istri karyawan, seperti kegiatan Fatique Management, kami juga di undang untuk mengikuti kegiatan itu.” (Rita Yulianti, warga RT 4, Desa Maluk) Pernyataan di atas juga didukung oleh Hasni Suhratun, warga RT 1 Desa Maluk yang mengatakan bahwa:
“Newmont Batu Hijau selama ini menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat Desa Maluk. Newmont juga menginformasikan kepada warga, kalau ada informasi tentang kesehatan, seperti isu penyakit SARS dan Flu Burung yang kemaren banyak diberitakan, di RT 1 ini, mereka mengadakan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan secara gratis juga. Banyak warga juga yang mengikutinya, karena takut kan kalau tautau ternyata kenak juga.” (Hasni Suhratun, warga RT 1 Desa Maluk) Masyarakat mandiri adalah sasaran PT. Newmont Nusa Tenggara dalam program pengembangan masyarakat yang sampai sekarang masih terus dijalankan bersama masyarakat di desa-desa lingkar tambang. Sementara kebersamaan masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara dan pemerintah menjadi kata kunci untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian itu, untuk sekarang, masa depan, ataupun pasca tambang. Jadi, bisa dikatakan tepat jika paradigma pertambangan dalam program pengembangan masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara mengedepankan tujuan utama membentuk “Masyarakat yang sejahtera dan mandiri di masa pasca tambang.” Pilar yang akan menjadi penopang bangunan sejahtera dan mandiri tersebut telah dimulai salah satunya melalui program CSR Bidang Kesehatan, yang akan terus dilakukan oleh perusahaan pertambangan tembaga dan emas ini. Apa yang diungkapkan masyarakat di Desa Maluk tentang mudahnya menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan, tentang penyakit malaria dan penyakit menular lainnya yang berkurang, tentang perilaku masyarakat yang jika sakit akan bergegas pergi ke pusat-pusat pelayanan kesehatan atau langsung ke dokter, merupakan cermin kesadaran warga desa untuk hidup sehat. Dan ini menjadi indikasi semakin meningkatnya perekonomian masyarakat. Dengan adanya dukungan infrastruktur kesehatan, bantuan obat-obatan, dan pelatihan
maupun penyuluhan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara setiap dua kali dalam sebulan, selain masyarakat mendapatkan tambahan pengetahuan, mereka juga dapat meningkatkan kegiatan Posyandu di desa mereka. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini : “Dengan adanya Newmont, sekarang fasilitas Posyandu sudah ada, Puskesmas jadi lebih dekat. Tenaga kader kesehatan juga sudah banyak dan Obat-obatan juga bagus. Dengan fasilitas itu, sekarang kami bisa rutin mengadakan kegiatan Posyandu dan diskusi mengenai masalah kesehatan yang rutin dilakukan setiap dua kali dalam sebulan melalui penyuluhan yang diadakan pihak Puskesmas bekerjasama dengan Comdev Newmont. Ya, jadi bisa dapat ilmu dan pengalaman lah untuk tahu banyak soal kesehatan." (Kamila Anwar, warga RT 1, Desa Maluk) Di mata masyarakat, kehadiran PT. Newmont Nusa Tenggara juga memberi penghargaan tersendiri bagi mereka. Kota Sumbawa yang memiliki potensi daerah, mampu menghasilkan produk-produk lokal yang terkenal dan diakui secara nasional, antara lain: susu kuda liar dan minuman kesehatan lidah buaya. Keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat ini, memberikan manfaat terhadap pengembangan produk tersebut. PT. Newmont Nusa Tenggara bekerjasama dengan Pemerintah Sumbawa mendukung programprogram usaha lokal untuk menjadi obat tradisional yang diakui secara nasional. Melalui Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, mereka mengadakan penelitian kesehatan untuk pengembangan produk-produk tersebut. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini: “Kami sebagai warga Sumbawa, merasa senang adanya PT. Newmont. Selain potensi daerah kami dapat dikembangkan, usaha lokal disini juga menjadi berkembang. Warga Maluk kan banyak yang mengandalkan usaha dari susu kuda liar, rumput laut dan lidah buaya. Newmont telah membantu kami, dengan melakukan penelitian produk ini. Hasil penelitian
juga di sampaikan kepada warga melalui pertemuan di Balai Desa. Produk-produk ini kan memang baik untuk kesehatan, dan juga memang asli obat tradisional Sumbawa yang harus tetap dikembangkan.” (Ansyarullah, warga RT 4, Desa Maluk) Disamping memberikan kebanggaan bagi masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara juga memberi kontibusi dalam mendukung penanggulangan Angka kematian bayi dan balita khususnya di Desa Maluk. Dalam hal ini, upaya perusahaan dilakukan melalui pemberian paket makanan tambahan (PMT) selama 90 hari (Rp.10,000.- per hari per balita) dengan monitoring intensif oleh kaderoleh kader posyandu. Tujuan program yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara ini adalah untuk meningkatkan angka partisipasi Ibu dan Balita dalam program kesehatan Ibu dan Anak. Tujuan perusahaan melalui program tersebut, manfaatnya juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang berada di RT 2 di Desa Maluk. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini: “Jangankan untuk mengurusi kesehatan anak, untuk kebutuhan sehari-hari juga masih sulit Mas. Jika kami gagal panen, ya apa boleh buat, terpaksa makan gadung seperti juga transmigran lain. Anak Balita disini juga masih banyak yang sering sakit, ada yang kena step, kaligato. Ya, dengan adanya program Posyandu setiap minggu, dan Surat Sehat dari Newmont untuk berobat ke Puskesmas Maluk, kami jadi sangat terbantu untuk biaya berobat.”(Ibu Rohanah, warga RT 2, Desa Maluk) Selain upaya dalam meningkatkan kesehatan melalui Posyandu, Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara bersama unit kesehatan juga melakukan sosialisasi menuju masyarakat sehat. Program pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat lebih luas kerap juga diadakan dalam bentuk sosialisasi di sekolahsekolah maupun tempat umum, maupun pada peringatan hari HIV/AIDS sedunia. Program ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat Maluk, respon
masyarakat dapat dilihat dari peningkatan jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas Maluk maupun Puskesmas Jereweh yang dibangun pemerintah. Sosialisasi terhadap masyarakat juga dilakukan terkait dengan penyakit lain seperti Malaria dan Tuberkolosis (TBC). Selain masyarakat, respon positif dari kegiatan ini juga dapat terlihat dengan adanya permohonan dari berbagai Sekolah
Menengah
Atas
(SMA),
maupun
kelompok
Guru
untuk
menyelenggarakan kelas tambahan untuk pendidikan mengenai HIV/AIDS, Virus SARS dan Flu Burung. Berikut penuturan warga dalam wawancara dengan peneliti berikut ini: “Kegiatan sosialisasi seperti itu sangat baik, terutama buat pendidikan. Dengan adanya sosialisasi seperti HIV/Aids, murid-murid kan jadi tau tentang bahaya dari penyakit tersebut. Lebih jauh, bisa mengurangi pergaulan yang menjurus ke pergaulan bebas. Kegiatan untuk sosialisasi kesehatan seperti ini sering kami minta juga, untuk murid ajaran baru maupun untuk para guru. Baru Juli kemaren, kita bekerjasama dengan Newmont untuk mengadakan sosialisasi tentang Virus SARS dan Flu Burung di sekolah kami.” (Aulia Esty Wijianti, warga RT 4 sekaligus Guru di SMA Negeri 1 Maluk) Pernyataan di atas juga didukung oleh Baiq Ade Mayasari, warga RT 3 Desa Maluk, yang mengatakan bahwa : “Mereka rutin juga ngadainnnya, setiap tiga bulan sekali pasti ada di adakan kegiatan sosialisasi kesehatan. Ada sosialisasi tentang HIV, Malaria dan juga penyakit TBC. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, apalagi kan penyakit itu menular. Warga juga cukup tertarik untuk mengikuti, kalau lagi ada kegiatan itu di Puskesmas Maluk atau Jereweh banyak warga yang datang. Harapan kami ke depannya, kegiatan ini bisa terus dilaksanakan, karena membawa manfat bagi masyarakat khususnya di Maluk ini.” Berbagai tanggapan yang disampaikan warga di Desa Maluk, merupakan tanggapan masyarakat terhadap program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara. Berkembangnya program tersebut yang berbasis
nilai-nilai pemberdayaan, partisipasi, dan kemandirian (self reliance) dalam masyarakat, memang tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat di Desa Maluk. Tidak pula dapat dipungkiri bahwa program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, bisa menjadi salah satu metode yang tepat untuk menjawab issue-issue dan masalah-masalah kesehatan yang ada di Desa Maluk pada saat ini maupun masa yang akan datang. Sebagai pihak yang diharapkan dapat berperan dalam mengatasi masalah-masalah sosial dalam masyarakat, perusahaan menempati kedudukan yang strategis dengan segala kemampuan dan sumber yang dimilikinya. Sementara itu, harus diakui bahwa dari sekian banyak manfaat yang telah diberikan perusahaan kepada masyarakat ini bukannya tanpa celah. Pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara juga masih memiliki banyak hambatan. Setidaknya hal ini tercermin dari ungkapan warga yang mengatakan bahwa, selain waktu yang disediakan terbatas juga masih kurangnya tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis pada warga. Berikut penuturan warga Desa Maluk hasil wawancara dengan peneliti. “Adanya program pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga disini, sebenarnya suatu yang sangat baik. Karena juga bisa membantu mengurangi biaya pengobatan. Hanya saja, tenaga medis yang disediakan biasanya cukup terbatas. Untuk 1 Desa ini hanya sekitar 2-5 Orang, dan itu juga dibantu pihak Puskesmas, sehingga warga harus berantrian panjang dan ini terkadang juga tidak lama, paling hanya 1-2 hari. Kadang ada juga warga yang tidak mendapatkan manfaat dari program itu.” (Drs. Khusni, warga RT 5 Desa Maluk) Sekiranya perusahaan juga perlu melihat tanggapan masyarakat terhadap program-program yang mereka jalankan, sehingga kedepannya mereka bisa
membuat program-program yang lebih baik lagi. Tanggapan masyarakat terhadap adanya kendala dalam pelaksanaan program, seperti kurangnya tenaga medis yang disediakan pada saat melaksanakan program pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga, hendaknya lebih membuka wawasan dan memberi masukan pada perusahaan untuk bisa menjadi perusahaan yang benar-benar memiliki tanggung jawab sosial sebagai bukti perusahaan telah memiliki Good Coprorate Governance (GCG). Tentu, filosofi the triple bottom line seperti yang telah dikemukakan oleh Elkington tidak akan pernah bisa diimplementasikan jika tidak ada perubahan sikap yang revolusioner dalam perusahaan, yakni dalam rangka mendudukkan perusahaan ditengah masyarakat dan pemerintah. Untuk itu perusahaan harus membuka telinga-hati (wise ear) dan melihat realitas dengan mata-hati (wise eyes) untuk memahami tuntutan masyarakat dan permintaan pemerintah. Dengan demikian, kerjasama antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat harus terus digalang. Dari titik inilah baru dicapai Good Corporate Governance (GCG). Ringkas kata, CSR, triple bottom line dan GCG diikat dengan benang merah (Soemanto 2007: 96). Secara umum jika dilihat dari tanggapan yang dilontarkan masyarakat Desa Maluk, upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR Bidang Kesehatan bisa dibilang baik. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan masyarakat yang pada intinya, mendukung dan menunjukkan rasa kepercayaan dan hubungan yang baik dengan perusahaan. Meski masih terdapat kekurangan
dengan belum sepenuhnya usulan warga pada lokakarya bisa terpenuhi oleh perusahaan, namun hubungan antar komunitas di sini terbilang cukup harmonis. Hubungan harmonis yang terjalin antara perusahaan dengan komunitas yang dibina oleh Divisi Comdev ini, mengandung makna luas, yaitu adanya sikap menyenangkan (favourable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling pengertian (mutual understanding), dan citra perusahaan (good imae). Ability to communicate seperti yang telah diungkapakan Frank Jefkins sebagai kemampuan khusus, tampaknya juga sangat berperan dalam hubungan dengan komunitas ini. Maka peran komunikasi pada kegiatan ini terbilang cukup menonjol, bukan hanya pada tahap perencanaan saja, namun pada setiap siklus program yang juga melibatkan para stakeholder.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan, baik itu melalui wawancara dengan responden maupun dari hasil pengamatan selama penelitian, maka di sini peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara untuk merumuskan program CSR Bidang Kesehatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu dengan melakukan perencanaan program pengembangan masyarakat melalui kegiatan lokakarya di desa-desa sekitar. Dengan kegiatan ini, masyarakat Desa Maluk dapat menyampaikan secara terbuka tentang berbagai permasalahan, termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap perusahaan. 2. Dalam menjamin keterlibatan masyarakat secara lebih intensif dan agar praktik pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini dapat memberikan manfaat yang maksimal serta berkelanjutan, perusahaan menggunakan pola pendekatan multistakeholder, seperti dengan
melibatkan pihak Puskesmas, kader-kader kesehatan, International SOS, dan elemen masyarakat. Dengan adanya pengelolaan program melalui kemitraan seperti ini, masyarakat mendapatkan manfaat karena terjadi penguatan kelembagaan yang bersangkutan. 3. Dilihat dari sasaran penerima manfaat (beneficiaries), CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan ditujukan bagi masyarakat di desa-desa lingkar tambang. Adapun yang termasuk dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Maluk. Sementara itu berdasarkan jenisnya, CSR Bidang Kesehatan
diimplementasikan
melalui
berbagai
kegiatan;
seperti
pembangunan Puskemas, peneyediaan sarana air bersih, mengoptimalisasi Posyandu, dan memberikan pelatihan pada kader-kader kesehatan. 4. CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan jangka panjangnya dapat terciptanya masyarakat lingkar tambang yang sehat dan produktif di masa mendatang. Dengan perusahaan mau peduli terhadap kondisi kesehatan masyarakat sekitar, tentu saja dalam hal ini akan dapat meningkatkan citra perusahaan dikalangan stakeholder-nya, yang secara tidak langsung juga akan membawa dampak ekonomis bagi perusahaan. 5. Media komunikasi melalui CSR Bidang Kesehatan ini, memberi manfaat yang luas bagi perusahaan dan masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar juga cukup terbuka, dan hal ini terdapat suatu bentuk harmonisasi masyarakat. Masyarakat di Desa Maluk beranggapan, CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan perusahaan mampu
memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatan. Hal ini memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak antara perusahaan dan masyarakat, yaitu kepercayaan dan dukungan dari masingmasing pihak untuk menjalankan kepentingan bersama. B. SARAN Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh penulis, maka penulis ingin memberikan beberapa saran pada PT. Newmont Nusa Tenggara, yaitu : 1. Ada baiknya bila perusahaan lebih meningkatkan komunikasi atau berkoordinasi dengan tokoh kunci masyarakat dalam melaksanakan lokakarya pada suatu tempat serta mencari bentuk lain dalam menginformasikan penetapan program dengan segala pertimbangannya, seperti pada arisan RT atau pengajian RW yang biasanya sering diadakan oleh warga Maluk setiap satu bulan sekali. Hal ini mengingat penurunan tingkat keikutsertaan masyarakat Desa Maluk dalam kegiatan lokakrya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perbedaan kepentingan antara perusahaan dan masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya konflik. 2. Perusahaan sebaiknya menginformasikan gambaran umum program, waktu pelaksanaan program, serta infomasi yang berkaitan dengan kesehatan kepada masyarakat melalui media eksternal yang dimiliki PT. Newmont Nusa Tenggara, seperti Suara Batu Hijau (edisi masyarakat). Meski tidak secara detail program itu harus diinformasikan, namun informasi itu dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui program dan kapan program
tersebut akan dilaksanakan. Bagi perusahaan, juga dapat menjadi media dalam menginformasikan program CSR Bidang Kesehatan kepada masyarakat, agar program yang akan dijalankan dapat berjalan lebih maksimal. 3. Adanya ungkapan warga yang mengatakan bahwa, selain waktu yang disediakan terbatas juga masih kurangnya tenaga medis dalam pelaksanaanya (utamanya pada program pemeriksaan dan pengobatan gratis pada warga), ada baiknya
jika
perusahaan
mengevaluasi
program
tersebut
dengan
memperhatikan jumlah tenaga medis dan waktu yang disediakan dengan memperkirakan target sasaran program pada suatu tempat. Hal ini agar program yang dijalankan dapat lebih efektif untuk meraih keterlibatan dan partisipasi masyarakat. 4. Perusahaan perlu memperhatikan keberlangsungan program dengan terus mengembangkan model pengembangan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan di Desa Maluk. Misalnya dapat dilakukan dengan mengintrodusir pengenalan kesadaran kesehatan masyarakat melalui pendekatan kurikulum, sehingga memberikan dampak yang luas dan mendasar karena menyentuh aspek sistem. Dengan melakukan pendekatan secara sistemik ini, diharapkan memungkinkan program memberikan dampak perubahan secara menyeluruh.