HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack Widyoningsih1*, Elang Subakti2, Ahmad Kusnaeni3 1,2,3
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223
[email protected]
ABSTRAK Survei oleh BPOM tahun 2004 di sekolah dasar di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan, 56% sampel mengandung rhodamin dan 33% mengandung boraks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adakah hubungan antara besaran uang saku dengan pemilihan jajanan sehat. Desain penelitian adalah cross sectional. Analisis data menggunakan chi square. Hasil pv = 0,000 < α (0,05), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang bermakna secara statistik antara besaran uang saku terhadap perilaku dalam memilih makanan jajanan. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan nilai OR = 18,525 pada CI (5,336 – 64,314). Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang memiliki besaran uang saku dalam kategori rendah berpeluang sebesar 18,525 kali untuk memiliki perilaku dalam memilih makanan jajanan yang sehat dibandingkan siswa yang memiliki besaran uang saku dalam kategori tinggi Kata kunci : uang saku, jajanan sehat, usia sekolah ABSTRACT Survey conducted By BPOM 2004 at All Primary Schools in Indonesia shows that 60% the quality of school children snacks doesn’t meet the healty and safety standards. Fifty Six percent of the samples containing rhodamine and 33% borax. This study aims to identify are there connections between the amount of pocket money with selection of healthy snack. It is a cross-sectional study design. Data analysis using chi square. Results pv = 0.000 <α (0.05), then it can be concluded that there are significant connections between the amount of pocket money with selection of healthy snack. Analysis of the relationship between two variable shows that OR = 18 525 CI (5336-64314). It can be interpreted that the students who have pocket money in lower category 18, 525 more to have the opportunity to choose healthier snack than students who have pocket money in higher category. Keyword
: pocket money, healthy snack, school age
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 2, September 2016
31
jajanan individu yang tidak sesuai dengan
PENDAHULUAN Makanan jajanan sekolah merupakan
kaidah gizi (Susanto, 2003). Suriyati (2005)
perhatian
mengatakan kegemaran jajan pada anak tidak
masyarakat, khususnya orang tua, pendidik,
terlepas dari keadaan ekonomi dan kebiasaan
dan pengelola sekolah. Makanan jajanan
makan keluarga, karena pada hakikatnya
sekolah sangat beresiko terhadap cemaran
kebiasaan makan juga tidak lepas kaitannya
biologis
dengan kehidupan ekonomi keluarga pada
masalah
yang
atau
perlu
menjadi
kimiawi
yang
banyak
menganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan
umumnya. Salah satu fenomena perilaku anak usia sekolah dalam memilih makanan jajanan
Iswaranti, 2004). Survei oleh Badan Pengawasan Obat
yang terdapat di SD 05 dan SD 10 sidanegara
dan Makanan (BPOM) tahun 2004 di sekolah
adalah anak lebih suka memilih makanan
dasar di seluruh Indonesia dari 550 jenis
jajanan di luar sekolah, meskipun terdapat
makanan
sampel
kantin di sekolah antara lain karena makanan
pengujian menunjukkan bahwa 60% jajanan
jajanan yang tersedia lebih bervariasi dan
anak sekolah tidak memenuhi standar mutu
murah dari pada memilih makanan jajanan
dan keamanan. Hasil pengujian menunjukan
yang tersedia di kantin sekolah.
yang
diambil
untuk
56% sampel mengandung rhodamin dan 33%
Karena
mengandung boraks. Survei BPOM tahun
memaparkan
2007, pada 4.500 sekolah di Indonesia,
hubungan
membuktikan bahwa 45% jajanan anak
pemilihan jajanan sehat pada anak sekolah
sekolah berbahaya (Suci, 2009).
dasar di SD 05 dan SD 10 Sidanegara
Perilaku
konsumsi
makan
seperti
itu, hasil
besaran
penulis
ingin
penelitian uang
saku
sekali terkait dengan
Cilacap
halnya perilaku lainnya pada diri seseorang, satu keluarga atau masyarakat dipengaruhi
METODE
oleh wawasan dan cara pandang dan faktor
Rancangan penelitian yang digunakan
lain yang berkaitan. Perilaku konsumsi
dalam penelitian ini adalah cross sectional,
makan yang tidak tepat dapat menimbulkan
yaitu suatu penelitian (survey) analitik untuk
masalah gangguan gizi. Angka gangguan gizi
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
pada anak usia sekolah.
faktor risiko dengan efek, dengan cara
Salah satu sikap penting dan mendasar
pendekatan, observasi atau pengumpulan
sebagai sebab timbulnya masalah gizi kurang
data sekaligus pada suatu saat (point time
adalah adanya sikap pemilihan makanan
approach) (Notoatmodjo 2005, hh. 145-146).
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016
33
Penelitian mengambil lokasi di SD 05 dan SD 10 Sidanegara Kabupaten Cilacap pada siswa kelas VI dengan sampel 71 siswa. Waktu penelitian dimulai pada Juli - Agustus 2011. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Analisis data menggunakan Chi-Square.
HASIL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan orang tua Swasta Wiraswasta Buruh Tani PNs Dagang Jumlah
f
%
24 4 17 9 10 7 71
33,8 5,6 23,9 12,7 14,1 9,9 100,0
Tabel 3. Pengaruh Besaran Uang Saku Terhadap Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan di SD 05 dan SD 10 Sidanegara Kabupaten Cilacap Perilaku Dalam Memilih Makanan Besaran Jajanan Uang Tidak Saku Sehat sehat f % f % Tinggi 39 83,0 8 17,0 Rendah 5 20,8 19 79,2 44 62,0 27 38,0 pv = 0,000 OR = 18,525 CI (5,336 – 64,314)
Jumlah
f 47 24 71
% 100 100 100
Sumber : Data Primer diolah, 2011 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai besaran uang saku
yang
rendah
cenderung
memiliki
perilaku dalam memilih makanan jajanan dalam kategori sehat, yaitu 19 anak (79,2%), sedangkan
responden
yang
mempunyai
besaran uang saku yang tinggi memiliki
Sumber : Data Primer diolah, 2011
perilaku dalam memilih makanan jajanan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori Besaran Uang Saku di SD 05 dan SD 10 Sidanegara Kabupaten Cilacap tahun 2011
dalam kategori sehat yang jauh lebih sedikit
Besaran Uang Saku Tinggi Rendah Jumlah
Hasil uji chi square didapatkan nilai X2
f
%
= 23,465 > X2 tabel (3,841) dan pv = 0,000 <
47 24 71
66,2 33,8 100,0
α (0,05), maka dapat disimpulkan terdapat
Sumber : Data Primer diolah, 2011 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki besaran uang saku dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 47
yaitu 8 anak (17,0%).
anak
(66,2%), sedangkan
sebagian kecil responden memiliki besaran uang saku dalam kategori rendah, yaitu sebanyak 24 anak (33,8%).
pengaruh yang bermakna secara statistik antara besaran uang saku terhadap perilaku dalam memilih makanan jajanan di SD 05 dan SD 10 Sidanegara Kabupaten Cilacap. Analisis keeratan Pengaruh dua variabel didapatkan nilai OR = 18,525 pada CI (5,336 – 64,314), hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang memiliki besaran uang saku dalam kategori rendah berpeluang sebesar 18,525 kali untuk memiliki perilaku dalam
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016
34
sehat
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
dibandingkan siswa yang memiliki besaran
jumlah uang jajan anak yang diberikan oleh
uang saku dalam kategori tinggi
orangtua
memilih
makanan
jajanan
yang
selama
disekolah
terhadap
keterampilan anak dalam memilih jajanan sehat. Lebih lanjut ia menambahkan anak
PEMBAHASAN Hasil
penelitian
disebabkan
yang memperoleh uang jajan lebih banyak
karena orang tua dari anak mempunyai
berpeluang untuk terkontaminasi oleh jajanan
pekerjaan
berpengaruh
tidak sehat.
terhadap tingkat ekonomi yang relatif tinggi
Hasil
tetap
dapat
sehingga
penelitian
dapat
disebabkan
dan dengan tingkat ekonomi yang tinggi
karena dengan pemberian uang saku yang
menyebabkan
cenderung
tinggi kepada anak maka menyebabkan anak
memberikan uang saku yang relatif tinggi
lebih dapat mengkonsumsi makanan jajanan
kepada anaknya.
yang beragam termasuk makanan jajanan
orang
tua
Hal ini sesuai dengan pendapat Ruslan
yang tidak sehat sehingga besaran uang saku
(2008) yang menyatakan bahwa Keadaan
berPengaruh
sosial ekonomi keluarga mempunyai peran
perilaku dalam memilih makanan jajanan.
penting
terhadap
perkembangan
anak,
Hasil
secara
bermakna
penelitian
sesuai
dengan
dengan
dukungan materil yang cukup memberi
pendapat Febri (2006) yang menyatakan
peluang
bahwa pemberian uang saku kepada anak
bagi
anak
untuk
memperoleh
berbagai keterampilan, dan keadaan status
merupakan
sosial ekonomi keluarga memungkinkan
pendapatan keluarga kepada anak
keluarga memberikan sejumlah uang yang
keperluan harian, mingguan atau bulanan,
bisa dimanfaatkan selama anak berada
baik
dilingkungan sekolah.
keperluan lainnya, seperti untuk alat tulis,
untuk
bagian
dari
keperluan
pengalokasian
jajan
untuk
maupun
Hasil penelitian mendukung penelitian
menabung dan lain-lain. Namun, anak usia
yang dilakukan oleh Februhartanty dan
sekolah biasanya diberi uang saku untuk
Iswarawanti (2004) yang menyatakan bahwa
keperluan jajan di sekolah. Pemberian uang
rata-rata jumlah uang jajan yang diterima
saku ini memberikan pengaruh kepada anak
anak selama berada disekolah berkisar antara
untuk belajar mengelola dan bertanggung
Rp2000 sampai dengan Rp7000. Perbedaan
jawab atas uang saku yang dimilikinya. Salah
jumlah uang jajan yang diterima tidak
satu alasan penting yang menyebabkan anak
membuat anak terampil dalam menentukan
mengkonsumsi makanan yang lebih beragam
jajanan sehat. Hasil penelitian menunjukkan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016
35
adalah peningkatan pendapatan yang dalam hal ini adalah uang saku.
KESIMPULAN Terdapat pengaruh yang bermakna secara statistik antara besaran uang saku terhadap perilaku dalam memilih makanan jajanan di SD 05 dan SD 10 Sidanegara Kabupaten Cilacap tahun 2011 (χ2 = 23,465, pv = 0,000, OR = 18,525
CI : 5,336 –
64,314). Siswa yang memiliki besaran uang saku dalam kategori rendah berpeluang sebesar 18,525 kali untuk memiliki perilaku dalam memilih makanan jajanan yang sehat dibandingkan siswa yang memiliki besaran uang saku dalam kategori tinggi.
UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti
mengucapkan
terimakasih
kepada pihak SD 05 dan SD 10 Sidanegara karena
sudah
penelitian
diperkenankan
pada
siswanya.
dilakukan Ucapan
terimakasih juga kami sampaikan kepada Pimpinan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) yang telah bersedia memuat hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Baliwati, Y. F., Khomsan A. dan Dwiriani, C. M. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. Februhartanty, J, & Iswarawanti, D.N. Tanpa tahun. Amankah Makanan Jajanan Anak Sekolah di Indonesia?. Diakses : 20 Mei 2011
Hull 2000, Kesehatan Anak, Pedoman Bagi Orang Tua, Arcan, Jakarta. Indriasari 2007, Waspadai Kebiasaan Jajan pada Anak,
Irianto, K. 2007.Gizi dan Pola Hidup Sehat, Yrama Widya, Bandung. Iswaranti., Widjajarta M.,dan Februhartanty J. Tanpa tahun. Jajanan di Indonesia Berkualitas Buruk. Diakses : 23 Mei 2011. Purwanto 1998, Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta. Purtiantini. 2010 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saragih 2011, Anak Sekolah Jajan Sembarangan, Dilihat 10 Maret 2011 . Sitorus, L. 2007. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Sekolah Dasar Tentang Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Denai. Skripsi FKM USU. Medan. Suci, Euinike Sri Tyas. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Jakarta: Psikobuana. Vol. 1. No. 1.29-38. Yulianingsih, P. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Diploma III Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016
36