HUBUNGAN DUKUNGAN DENGAN SKRINING ANTENATAL BIDAN DESA Relation between Support with Antenatal Screening of Village Midwives Ribkha Itha Idhayanti 1* Bambang Sarwono 2 Tulus Pujihastuti 3 1,2,3
Poltekkes Kemenkes Semarang Magelang Jl Perintis Kemerdekaan Magelang Telpon (0293)363054 *Alamat Korespondensi:
[email protected]
ABSTRAK Hasil survey awal di delapan Puskesmas menunjukkan bahwa 80% bidan tidak melakukan praktek antenatal sesuai dengan standar. Hal ini memperkuat dugaan peneliti bahwa praktik skrining antenatal yang baik harus mendapatkan dukungan yang baik terutama dari pimpinan, teman dan keluarga bidan. Metode penelitian ini adalah explanatory dengan pendekatan crossectional coefficient contingentcy. Populasi adalah bidan desa di wilayah Kabupaten Magelang sejumlah 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional random sampling sejumlah 30 responden. Sampel berasal dari wilayah Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar bidan desa dalam melakukan praktik skrining antenatal dalam kategori baik sebesar 56.2%. Data diperoleh melalui kuesioner untuk variabel bebas (dukungan) dan observasional dengan menggunakan ceklist untuk variabel terikat (praktik skrining antenatal). Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa: dukungan keluarga terutama suami sangat berpengaruh terhadap praktik skrining antenatal oleh bidan desa. Dukungan teman seprofesi terutama dukungan dalam hal diskusi informasi tentang praktik skrining antenatal sangat berpengaruh terhadap keberhasilan skrining antenatal. Semakin tinggi dukungan keluarga dan teman seprofesi, maka semakin baik praktik skrining antenatal bidan desa. Dukungan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap skrining antenatal bidan desa adalah dukungan teman seprofesi baik 60% dengan p value 0.021 serta dukungan keluarga bidan desa baik 75% dengan p value 0.027. Kata Kunci: dukungan, skrining antenatal, bidan desa ABSTRACT The results of the initial survey in Magelang district health center showed that 80% of midwives do not perform in accordance with the standard practice of antenata. This strengthens the case investigators that good antenatal screening practices should get good support, especially from leaders, friends and family midwife. This research method is an explanatory research with contingentcy crosectional coefficient approachment. The population in this study were 80 midwives in Magelang district. Samples were obtained by proportional random sampling on 30 midwives. The sample came from Temanggun. The results showed that the majority of practicing midwives in antenatal screening in good categories 56.2%. The method used to obtain data is a questionnaire for variable of support and checklist for variable of high risk antenatal screening practices. Based on the analysis, this study concludes that: the support of the family, especially the husband was very influential on antenatal screening by village midwife colega. Support profession especially in terms of information about the practice of antenatal discussion particularly high risk antenatal screening, the higher of the support of family and friends profession, made practice screening antenatal midwife better. The result showed that the support has significant influence on the practice of antenatal screening midwife is 60% support profession in good categories with p value of 0.021 and support family midwives 75% in good categories with p value 0.027. Keywords : support, screening antenatal, midwife village
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
46
diobati melalui pengawasan yang baik. Selama
PENDAHULUAN Dukungan
didefinisikan
oleh
Gottlieb
masa
kehamilan
seorang
wanita
dapat
(2003) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan
mengalami kelainan sebagai komplikasi. Bidan
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
bertugas untuk melakukan deteksi dini kelainan,
oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di
komplikasi, dan penyakit yang bertujuan agar
dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa
kehamilan, persalinan, dan nifas berjalan aman.
kehadiran dan hal yang dapat memberikan
Dukungan dari berbagai pihak diantaranya
keuntungan emosional atau pengaruh pada
pimpinan, teman seprofesi dan keluarga bidan
tingkah laku penerimaannya. Seseorang yang
menjadi hal yang sangat dibutuhkan.
merasa memperoleh dukungan sosial, secara
Sejak tahun 1989 kebijakan penempatan
emosional merasa lega diperhatikan, mendapat
bidan di desa merupakan upaya terobosan
saran atau kesan yang menyenangkan pada
Departemen
dirinya.
dalam
mempercepat penurunan angka kematian ibu
Zainudin (2002). Dukungan adalah keberadaan,
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Melalui
keberatan, kesedihan, kepedulian dari orang-
kebijakan tersebut, sampai tahun 2006 sudah
orang yang dapat diandalkan, menghargai dan
sekitar 40.000 bidan bertugas di desa yang
menyayangi kita. Pandangan yang sama juga
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
dikemukakan
oleh
yang
Keadaan ini menempatkan bidan di desa sebagai
menyatakan
bahwa
adalah
tenaga kesehatan terdepan dalam memberikan
kenyamanan,
perhatian,
atau
pelayanan kesehatan bagi ibu, neonatal, bayi
menerima
dan anak balita. Namun demikian, kualitas
kondisinya. Dukungan tersebut diperoleh dari
pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa
individu maupun kelompok. Dukungan dapat
masih perlu ditingkatkan. Bidan di desa
berupa dukungan pengharapan, dukungan nyata,
membutuhkan pembinaan, baik secara klinis
informasi dan empati dari pimpinan, teman
profesi bidan maupun dalam hal manajemen
seprofesi dan keluarga.
program KIA dan skrining antenatal agar dalam
Menurut
menolong
orang
Sarason
Cobb
(1983)
(2002)
dukungan
dengan
penghargaan sikap
Kegiatan pelayanan antenatal memerlukan cara
untuk
Kesehatan
(Depkes)
untuk
menjalankan fungsinya sesuai dengan standar.
memonitor dan mendukung
Dukungan
dari
pimpinan
baik
dari
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator yang
dengan kehamilan normal. Pemeriksaan
baik
pengawasan
diperlukan agar bidan desa memiliki
hamil merupakan hal
kemampuan dan keterampilan yang dapat
dilakukan.
Beberapa
membantu pengelola program KIA dalam
penyulit sewaktu hamil dapat dicegah dan
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan
penting
yang
selama
dan
harus
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
48
baik terarah, konsisten dan efektif. Kepala
penyakit kronis pada ibu hamil, meningkat dari
puskesmas dan Bidan Koordinator membantu
tahun 2009 sampai 2011. Deteksi risiko tinggi
menjalankan fungsi penyeliaan, pemantauan dan
ibu hamil lebih banyak dilakukan masyarakat
evaluasi terhadap kinerja bidan desa di wilayah
77.53%
kerjanya. Pembinaan klinis dan manajemen
kesehatan 22.47%. Padahal seharusnya deteksi
secara terarah dan sistematis dilakukan oleh
oleh tenaga kesehatan yang lebih tinggi.
kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator. Hal
Cakupan antenatal cukup baik namun kejadian
tersebut dilaksanakan dengan memaksimalkan
anemia kehamilan masih tinggi mencapai
kegiatan penyeliaan (supervisi) fasilitatif yang
17.31%. Cakupan K1 ke K4 menurun 5.86%,
dilakukan secara berkesinambungan dan tepat
demikian juga tablet besi Fe1 ke Fe3 menurun
sasaran. Hal ini merupakan kunci dan upaya
6.11%, imunisasi TT menurun dari tahun
peningkatan peran dan fungsi bidan koordinator
ketahun.
dan Kepala Puskesmas dalam pembinaan bidan
pembagian buku kesehatan ibu dan anak (KIA)
desa.
menurun 8% ditahun 2011 dibanding tahun
Kematian ibu terutama ibu hamil yang meningkat 4 kali lipat di banding tahun
dibanding
Tahun
deteksi
2011
oleh
mencapai
tenaga
66.91%,
sebelumnya. Berdasarkan
hasil
studi
pendahuluan
sebelumnya, ibu yang meninggal usia produktif
terhadap 10 bidan diperoleh data bahwa dalam
dan berada pada tingkat pendidikan dasar, ibu
hal pengadaan donor darah dan ambulan desa
ANC lebih dari 4 kali, ibu dengan paritas
80% bidan desa mengatakan hanya kadang –
kurang dari 4, kebanyakan meninggal di rumah
kadang saja diberikan. Mereka juga tidak
sakit. Namun, keterlambatan rujukan lebih dari
memiliki
48 jam mendominasi kematian ibu. Penyakit
menjadi donor darah dan ambulan bagi ibu
yang mendominasi kematian ibu tertinggi
Hamil. Pemberian penyuluhan tabungan ibu
adalah preeklamsi/eklamsi. Kejadian
bersalin
anemia
data
dan
masyarakat
pengadaan
yang
pos
bersedia
obat
serta
ibu hamil dan usia kehamilan kurang dari 20
pemberian tablet Iodium 60% bidan desa
tahun meningkat di tahun 201. Kejadian ibu
menyatakan hanya sesekali diberikan. Terkait
hamil kurang energy kalori (KEK) tidak banyak
kunjungan ke Posyandu, tokoh agama dan tokoh
berkurang. Kematian ibu karena keterlambatan
masyarakat 40% bidan desa menyatakan hanya
rujukan lebih dari 48 jam naik 68.18% di tahun
kadang-kadang saja mengunjungi. Berdasarkan
2011. Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi
survey terhadap 15 bidan di dapatkan 80% bidan
naik 5.59% di tahun 2010,
melaksanakan
ibu hamil risiko
ANC
tidak
sesuai
standar.
tinggi mencapai 38.13% tetapi deteksi ibu hamil
Tanggapan dari 20 orang yakni kader, tokoh
dengan risiko, anemia ibu hamil, preeklamsi,
masyarakat dan tokoh agama serta ibu bersalin
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
49
diperoleh data bahwa 70% mereka menyatakan
melakukan
tidak pernah mendapat informasi dari bidan
memberikan motivasi kepada ibu hamil yang
desa tentang pengadaan donor darah, ambulan
bermasalah
bagi ibu hamil termasuk juga tabungan ibu
maupun pemenuhan gizi dan pemantauan
bersalin dan pengadaan pos obat. Lima puluh
kesehatan ibu hamil. Bantuan dari atasan bidan
persen menyatakan tidak pernah mendapat
desa serta teman seprofesi diperlukan agar
informasi
keracunan
dapat mengawasi serta memberi support pada
bidan desa
bidan desa untuk mengawasi ibu hamil yang
tidak memberikan penjelasan tentang tekanan
bermasalah di daerahnya yang pada akhirnya
darah tinggi dalam kehamilan.
kematian ibu dapat dikurangi.
dari
bidan
tentang
kehamilan dan 40% menyatakan
Menurut
kunjungan
rumah
dan
aktif
dalam hal perawatan kehamilan
Asih dalam penelitianya tahun
Bidan desa yang berada di Polindes sebagai
2008 di daerah Magelang kepatuhan bidan
ujung tombak berperan dalam penyelenggaraan
terhadap standar pelayanan antenatal rendah
pelayanan antenatal dan bertanggung jawab
yakni 37.64%. Demikian juga penelitian yang
terhadap
dilakukan oleh Rabea tahun 2003 bahwa
Kualitas Pelayanan antenatal oleh bidan desa
kepatuhan bidan dalam pelaksanaan ANC
masih dipertanyakan karena cakupan pelayanan
kurang dari 75%. Penelitian yang dilakukan
antenatal yang baik tidak diikuti dengan
Andy
Barat
penurunan angka risiko tinggi dalam kehamilan
menyatakan bahwa supervisi bidan terhadap
dan penurunan kematian ibu hamil. Untuk itu
masyarakat rendah kurang dari 50%.
perlu peninjauan terhadap pelayanan antenatal
tahun
2000
di
Kalimantan
Perlu peninjauan mendasar
mengapa
kualitas pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan terhadap ibu hamil rendah, terjadi
peningkatan
kualitas
pelayanan.
pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan desa. METODE Penelitian ini adalah penelitian penjelasan
keterlambatan dalam merujuk, hubungan bidan
(explanatory)
yaitu
desa dengan atasan, keluarga, dalam memantau
menjelaskan hubungan antara variabel melalui
keberadaan ibu hamil, memonitor kemajuan
pengujian hipotesa. Metode yang digunakan
kehamilan. Bidan desa juga ikut memberikan
adalah survei. Desain penelitian yang digunakan
support dan pemantauan dalam menangani
dalam penelitian ini adalah cross sectional
pelayanan antenatal ibu hamil yang bermasalah
coefisient contingency. Desain cross sectional
sehingga komplikasi kehamilan karena penyakit
ini dipilih karena peneliti ingin mempelajari
kronis bisa diturunkan.
hubungan
antara
penelitian
variabel
terikat
yang
dengan
Bidan desa perlu untuk selalu memantau
variabel bebas dengan melakukan pengamatan
dan bekerjasama dengan teman seprofesi untuk
atau pengumpulan data sekaligus pada sesuatu
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
50
sesaat atau disebut point time aproach. Sebagai
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih
cross chek dalam penelitian ketrampilan bidan
mewakili populasinya. Karena jumlah populasi
dalam ANC dilakukan penelitian observasional.
di bawah 10.000, yaitu 80 bidan desa, maka
Desain penelitian ini peneliti pilih karena distribusi
data
tidak
perlu
rumus slovin. Kriteria inklusi adalah bidan desa
dinormalisasi sehingga diketahui mean median.
yang berstatus sebagai PNS atau PTT di wilayah
Jika distribusi data normal digunakan mean dan
Kabupaten Magelang, memiliki SIPB dan
jika tidak normal digunakan median selanjutnya
bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi
diukur hubungan antara umur, lama kerja,
adalah bidan desa yang sedang dalam kondisi
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap,
sakit sehingga tidak memungkinkan untuk
ketersediaan
dilakukan wawancara serta tempat tinggal tidak
sarana,
normal
dan
penentuan besar sampel dihitung menggunakan
dukungan
pimpinan,
dukungan teman seprofesi, dukungan keluarga pasien pada bidan desa yang merupakan faktor
terjangkau oleh peneliti (alamat tidak jelas). Alat
penelitian
menggunakan kuesioner
pemungkin yang kemungkinan berpengaruh
yang pernah diujicobakan serta telah diuji
terhadap praktik bidan desa dalam pelayanan
validitas dan reabilitas. Tujuannya adalah
skrining antenatal. Populasi adalah bidan desa
untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang
yang bekerja di Dinkes Kabupaten Magelang.
akan digunakan untuk penelitian ini diterima
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
atau ditolak. Kuesioner dapat dignakan sebagai
dari populasi yang memiliki karakteristik yang
alat ukur penelitian jika telah dilakukan uji
relatif sama dan dianggap
validitas dan reliabilitas. Responden untuk uji
populasi.
Teknik
bisa mewakili
penghitungan
sampel
coba adalah yang memiliki ciri-ciri yang
dilakukan dengan cara proporsional random
menyerupai dengan tempat penelitian. Agar
sampling. Cara pengambilan sampel dari tiap
memperoleh distribusi nilai hasil pengukuran
wilayah kerja bidan desa yang berada di wilayah
mendekati
kerja Puskesmas ditentukan seimbang atau
responden untuk uji coba instrumen sebayak 30
sebanding dengan banyak subyek pada wilayah
orang bidan. Uji coba instrumen penelitian
kerja bidan desa tersebut. Teknik pengambilan
dilakukan dengan melakukan uji validitas dan
sampel dilakukan dengan cara menghitung
reliabilitas pada 30 bidan desa di Kabupaten
proporsi jumlah populasi tiap wilayah kerja
Temanggung yang mempunyai karakteristik
puskesmas dibagi dengan jumlah total populasi
hampir sama dengan responden penelitian.
yang dikalikan dengan jumlah sampel minimal. Pengambilan
sampel
yang
kurva
normal,
maka
jumlah
Sistem dukungan teman seprofesi bidan
dilakukan
desa diukur menggunakan kuesioner dengan 10
dengan teknik proporsional random sampling
pertanyaan. Dukungan teman meliputi waktu,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
51
peningkatan pengetahuan, skrining antenatal,
digunakan nilai median 79 artinya nilai kurang
dan evaluasi.
dari 79 dikategorikan kurang baik dan nilai
Sistem dukungan keluarga pasien pada bidan desa
diukur menggunakan kuesioner
dengan menggunakan 10 item
pertanyaan.
lebih dari sama dengan 79 dikategorikan baik. Sebagian besar responden 45 atau 56.2% mempunyai praktik skrining antenatal
Dukungan keluarga berasal dari suami, anak,
sedangkan
saudara.
mempunyai praktik skrining antenatal kurang
Praktik bidan desa diukur menggunakan daftar cek dari buku KIA sebagai pedoman observasi
tindakan
bidan
desa
dalam
35
atau
43.8%
baik
responden
baik. Praktik
bidan
desa
dalam
pelayanan
skrining antenatal sebagian besar baik dalam
melaksanakan pelayanan skrining antenatal.
penulisan
Terdapat 14 indikator yang terdiri dari 65 item
anamnesa riwayat KB 92.5% dan dalam
yang di gunakan. Skoring dilakukan dengan
pemberian obat Fe 90% tetapi sebagian besar
memberi nilai 1 jika item selalu dilakukan, nilai
praktik skrining resiko tinggi antenatal kurang
0 jika item tidak dilakukan dan kadang
baik dalam hal mengkaji keluhan pasien kurang
dilakukan. Alat ukur disusun berdasarkan kisi-
mendalam 69%, responden kurang memberikan
kisi
penjelasan tentang persiapan persalinan 55.6 %,
sebagai
berikut:
penulisan
identitas,
identitas
96.9%,
anamnesa keluhan, anamnesa PMS, pengkajian
kurang
riwayat ANC, riwayat imunisasi TT, riwayat
melakukan pemeriksaan laboratorium 45.4%,
KB, riwayat hamil dan persalinan yang lalu,
kurang
pengkajian kebiasaan sehari-hari, pemeriksaan
pemeriksaan PMS 43.1%.
fisik, obstetri, laboratorium, pemberian obat, KIE, persiapan persalinan. Teknik
pengolahan
memberikan
dan
kurang
melakukan
antenatal
berdasarkan
hasil
uji
data
kenormalan data dengan nilai p value sebesar
meliputi: editing, skoring, coding, entry data
0,001 p value kurang dari 0,05 , sehingga data
melalui program computer SPSS 16, Tabulasi
berdistribusi tidak normal, maka digunakan nilai
data, analisa data.
median 83. Nilai lebih atau sama dengan 83
HASIL
dikategorikan
Persentase
praktik
bidan
analisa
menanyakan
55.2%,
Dukungan pimpinan bidan desa dalam pelayanan
dan
KIE
melakukan
desa
dalam
dukungan
pimpinan
pada
responden baik dan nilai kurang dari 83
skrining antenatal berdasarkan uji normalitas
dikategorikan
dukungan
pimpinan
pada
data didapatkan nilai p value sebesar 0.000
responden kurang
sehingga data berdistribusi tidak normal. Maka
pada responden dalam pelayanan antenatal
baik. Dukungan pimpinan
sebagian besar baik 41 atau 51.2% sedangkan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
52
39 atau 48.8% dukungan pimpinan pada
15%, hasil pelatihan ANC disebarkan keseluruh
responden dalam pelayanan antenatal kurang
bidan yang tidak mengikuti pelatihan 11 atau
baik.
13.8% .
Dukungan pimpinan bidan desa dalam
pelayanan antental tidak pernah dilakukan yakni: kepala puskesmas
tidak pernah
Dukungan keluarga berdasarkan hasil uji
ikut
kenormalan data dengan nilai p value sebesar
terkena audit
0,001. P value kurang dari 0.05, sehingga data
maternal 23 atau 28.8% , bidan koordinator
berdistribusi tidak normal, maka digunakan nilai
tidak pernah menganjurkan membawa infus set
median 65. Nilai lebih atau sama dengan 65
saat merujuk ibu hamil resti 14 atau 17.5%,
dikategorikan dukungan keluarga pada bidan
kepala puskesmas tidak pernah melakukan
desa baik dan nilai kurang dari 65 dikategorikan
dialog dengan bidan desa tentang permasalahan
dukungan keluarga pada bidan desa kurang
antenatal 13 atau 16.2%.
baik. 56 atau 70% responden mendapatkan
turun tangan bila ada bidan
Dukungan teman seprofesi bidan desa
dukungan keluarga baik sedangkan 24 atau 30%
dalam pelayanan antenatal berdasarkan hasil uji
responden mendapatkan dukungan keluarga
kenormalan data dengan nilai p value sebesar
kurang baik.
0,002. P value kurang dari 0.05, sehingga data
Berdasarkan
analisis
jawaban
median 80, artinya nilai lebih atau sama dengan
mengenai dukungan keluarga pasien dalam
80
pelayanan
dukungan
teman
dalam
antenatal
terhadap
dari
berdistribusi tidak normal, maka digunakan nilai
dikategorikan
responden
penelitian
pertanyaan
digambarkan
sebagai
pelayanan antenatal baik dan nilai kurang dari
berikut: dukungan keluarga bidan desa yang
80
dalam
kurang baik adalah suami meminta responden
pelayanan antenatal kurang baik. Sebagian besar
melanjutkan pendidikan 35%, suami meminta
responden 48 atau 60% mendapat dukungan
responden memberi informasi tentang kegiatan
teman
praktik yang dilakukan 35%, suami meminta
dikategorikan
dalam
sedangkan
32
dukungan
dukungan
pelayanan atau
teman
antenatal
40%
teman
baik
mendapatkan
dalam pelayanan
antenatal kurang baik.
dilakukan
mendengarkan
periksa antenatal pada pasien yang
istrinya
datang periksa hamil 30%.
Sebagian besar dukungan teman yang tidak pernah
responden memberikan dukungan moril untuk
adalah:
keluhan
Responden
yang mempunyai
sesama
bidan
skrining risiko tinggi antenatal
temanya
yang
banyak
dijumpai
pada
praktik
baik lebih
kelompok
yang
mengalami hambatan dalam pelayanan antenatal
mempunyai dukungan pimpinan baik 25 atau
resti 14 atau 17.5%, sesama bidan ada diskusi
61.0% dibanding kelompok yang mempunyai
peningkatan pengetahuan skrining resti 12 atau
dukungan pimpinan kurang baik 20 atau 51.3%.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
53
Hasil
analisis
tersebut
menunjukkan
mempunyai dukungan teman seprofesi baik 16
kecenderungan bahwa praktik skrining antenatal
atau 33.3% Berdasarkan uji statistik diperoleh
lebih banyak dilakukan oleh responden yang
hasil p value sebesar 0.021 lebih besar dari 0,05.
mempunyai dukungan pimpinan baik maupun
Hal
yang mempunyai dukungan pimpinan kurang
hubungan antara dukungan teman seprofesi
baik .
dengan praktik bidan desa dalam pelayanan
Sedangkan praktik skrining antenatal
kurang baik lebih banyak dilakukan oleh responden
yang
pimpinan
kurang
dibandingkan
mempunyai baik
yang
19
dukungan
atau
mempunyai
48.7%
dukungan
tersebut
menunjukkan
bahwa
ada
skrining antenatal. Responden yang memiliki praktik skrining risiko tinggi antenatal
baik lebih banyak
dijumpai pada kelompok
yang mempunyai
pimpinan baik 16 atau 39.0%. Berdasarkan uji
dukungan dari keluarga baik 18
atau
statistik
dibanding
mempunyai
diperoleh hasil
didapatkan hasil p
kelompok
yang
75%
value sebesar 0.382 lebih besar dari 0,05. Hal
dukungan dari keluarga kurang baik 27 atau
tersebut
48.2%. Sedangkan praktik skrining antenatal
menunjukkan
bahwa
tidak
ada
hubungan antara dukungan pimpinan dengan
kurang baik
praktik bidan desa dalam pelayanan skrining
responden yang
antenatal.
keluarga baik 29 atau 51.8% dibandingkan yang
Responden
yang mempunyai
skrining risiko tinggi antenatal banyak
dijumpai
pada
praktik baik lebih
kelompok
yang
lebih banyak dilakukan oleh mempunyai dukungan dari
mempunyai dukungan dari keluarga kurang baik 6 atau 25% didapatkan
Dari hasil analisis tersebut
kecenderungan
bahwa
praktik
mempunyai dukungan teman seprofesi baik 32
skrining antenatal lebih banyak dilakukan oleh
atau
yang
responden yang mempunyai dukungan keluarga
mempunyai dukungan teman seprofesi kurang
baik. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil p
baik 13 atau 40.6%. Dari hasil analisis tersebut
value sebesar 0.027 kurang dari 0,05. Hal
didapatkan
praktik
tersebut menunjukkan bahwa
ada hubungan
skrining antenatal lebih banyak dilakukan oleh
antara dukungan dari keluarga
dengan praktik
responden yang mempunyai dukungan teman
bidan desa dalam pelayanan skrining antenatal.
66.7%
seprofesi
dibanding
kecenderungan
kelompok
bahwa
baik maupun yang mempunyai
dukungan teman seprofesi
Terdapat variabel bebas yang mempunyai
kurang baik.
hubungan signifikan dengan praktik bidan desa
Sedangkan praktik skrining antenatal kurang
dalam pelayanan skrining antenatal . dukungan
baik lebih banyak dilakukan oleh responden
teman seprofesi p value= 0.021 dan dukungan
yang
mempunyai dukungan teman seprofesi
keluarga pasien p value= 0.027 sedangkan
kurang baik 19 atau 59.4% dibandingkan yang
variabel yang tidak ada hubungan signifikan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
54
dengan praktik bidan desa dalam pelayanan skrining antenatal adalah dukungan pimpinan p value=0.382.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar praktik bidan desa dalam
Analisis dilakukan dengan regresi logistik
pelayanan skrining
antenatal
berada pada
ganda pada variabel bebas yang mempunyai
kategori baik 45 atau 56.2% dan
signifikansi
pelayanan skrining antenatal kategori kurang
p value kurang dari
ditemukan
0,25. Bila
model multivariat
baik 35atau 43.8%. Praktik (practice)
dapat
masing variabel independen dengan dependent
juga
(overt
dengan p value lebih dari 0,05, maka variabel
behavior).
tersebut
stimulus atau obyek , kemudian mengadakan
harus
dikeluarkan
masing-
praktik
dari
model
multivariat dengan mengeluarkan satu persatu.
dikatakan
perilaku
Setelah
kesehatan
seseorang
mengetahui
penilaian atau pendapat terhadap apa yang
Variabel yang pada saat dikeluarkan dalam
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan
pemodelan regresi logistik dan menghasilkan
melaksanakan atau mempraktikkan apa yang
perubahan Exponen Beta (OR) sebesar lebih
diketahui atau disikapinya. Bila diaplikasikan
dari 10% dari variabel dalam pemodelan
dengan hasil penelitian maka bidan yang telah
terakhir, maka variabel tersebut dimasukkan
memperoleh pengetahuan akan mengadakan
kembali ke dalam pemodelan berikutnya.
penilaian dan selanjutnya mempraktikkan apa
Sedangkan variabel yang dikeluarkan tidak
yang diketahui tentang pelayanan skrining
mengakibatkan perubahan Beta lebih dari 10%
antenatal. Praktik bidan desa
pada variabel yang ada dalam pemodelan
dalam
terakhir,
tetap
detail 69%, kurang mempersiapkan informasi
dikeluarkan dari pemodelan dan tidak dianggap
tentang persiapan persalinan 55.6% terutama
sebagai variabel confounding.
informasi tentang donor darah berjalan dan
maka
variabel
tersebut
Variabel yang mempengaruhi praktik bidan desa
dalam
ambulan atau transportasi menjelang persalinan, kurang memberikan KIE 55.2% karena sebagian
diketahui setelah dilakukan analisis multivariat
besar responden menganggap KIE sudah ada di
dengan menggunakan uji Regresi Logistik
buku KIA sehingga tidak perlu lagi diulang
diperoleh hasil bahwa dari ketiga variabel yang
pada
berpengaruh tersebut, variabel yang paling
menghabiskan waktu padahal KIE sangat
dominan mempengaruhi dalam praktik skrining
penting diberikan pada pasien walaupun sudah
resiko
ada di buku KIA perlu dievaluasi apakah pasien
anatenatal
skrining
hal: mengkaji keluhan pasien kurang
antenatal
tinggi
pelayanan
masih kurang
adalah
dukungan
keluarga dan dukungan teman seprofesi.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
sudah
pasien
tau
selain
itu
KIE
tentang tentang tanda
dianggap
bahaya
55
kehamilan, makanan sehat untuk ibu hamil dan
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
lain
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
sebagainya KIE
diperlukan
untuk
meningkatkan kewaspadaan ibu hamil terhadap
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan
kesehatan dirinya dan untuk meningkatkan
normal Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
derajat kesejahteraan ibu dan janin responden
dalam mengatasi masalah selama kehamilan.
juga
Diperlukan ketekunan dan ketelitian dalam
kurang
melakukan
pemeriksaan
laboratorium 45.4% terutama pemeriksaan Hb, urine protein pemeriksaan laboratorium kurang dilakukan
karena
responden
melakukan pemeriksaan skrining antenatal. Dukungan pimpinan bidan desa dalam
menganggap
pelayanan antenatal dibagi menjadi dua kategori
pemeriksaan dilakukan di Puskesmas sedangkan
baik dan kurang baik. Dari hasil penelitian
pemeriksaan PMS jarang dilakukan dengan
didapatkan bahwa bidan desa yang mendapat
alasan tidak ada indikasi padahal pemeriksaan
dukungan pimpinan kurang baik sebesar
PMS masuk standar antenatal sebaiknya ada
atau 48.8%
tidak ada indikasi pengkajian riwayat tentang
dukungan pimpinan baik sebesar 41 atau 51.2%.
PMS harus tetap ditanyakan karena masuk
Hasil
dalam SOP pemeriksaan antenatal dan masuk
responden
dalam skrining antenatal.
pimpinan kurang baik
Praktik Antenatal Care (ANC) adalah
39
sedangkan yang mempunyai
penelitian
ini
yang
menunjukkan
mempunyai
bahwa
dukungan
menunjukkan praktik
skrining antenatal 51.3% dengan demikian
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
responden
selama kehamilannya sesuai dengan standar
pimpinan baik menunjukan praktik skrining
pelayanan Antenatal Care (ANC), Tujuan
antenatal 61.0%. Responden yang mendapat
Antenatal Care (Saifuddin, 2002,) didalam
dukungan pimpinan kurang baik dan dukungan
praktik skrining antenatal penting bagi bidan
pimpinan baik sama-sama menunjukkan praktik
desa untuk Memantau kemajuan kehamilan
skrining antenatal baik (p value 0.382) tidak
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
ada hubungan
kembang
praktik bidan desa dalam pelayanan skrining
bayi.
Meningkatkan
dan
yang
mempunyai
dukungan
dukungan pimpinan terhadap
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
antenatal.
sosial ibu dan bayi serta mengenali secara dini
menyatukan berbagai
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
kepribadian, dan motivasi kepada setiap anak
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
buahnya.
penyakit
mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja,
secara
umum,
kebidanan
dan
pembedahan. Menyiapkan persalinan cukup
keamanan,
Seorang
Seorang
kualitas
pemimpin
harus
keahlian, pengalaman,
pemimpin
kehidupan
dapat
kerja
dan
terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Hal Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
56
tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan
Dukungan teman seprofesi bidan desa
kebutuhan yang dominan dari anggotanya, baik
dalam pelayanan skrining antenatal dibagi
kebutuhan fisiologis, sosial, penghargaan dan
menjadi dua kategori baik dan kurang baik
aktualisasi diri.
bidan desa yang mendapat dukungan teman
Cara lain dilakukan dengan mengarahkan
seprofesinya kurang baik sebanyak 32 atau 40%
pegawai untuk mencapai tujuan organisasi
dan
yaitu
seprofesi baik sebesar
dengan
memotivasi
pegawai
secara
yang
mendapatkan
dukungan
teman
48 atau 60%. Hasil
individual adalah hal yang paling baik, karena
penelitian ini menunjukkan bahwa responden
masing-masing individu dalam melaksanakan
yang mempunyai dukungan teman seprofesi
aktifitasnya mempunyai tujuan yang berbeda.
kurang baik
Dukungan dapat berupa dukungan emosi,
antenatal 40.6% dengan demikian responden
informasi, materi dan penghargaan.
yang mempunyai dukungan teman seprofesi
Dukungan pimpinan merupakan faktor pendorong (reinforcing factor ) yaitu faktor
menunjukkan praktik skrining
baik menunjukan praktik skrining antenatal 66.7%.
yang memperkuat atau mendorong terjadinya
Responden yang mendapat dukungan teman
perubahan perilaku seseorang yang berkaitan
seprofesi kurang baik mempunyai praktik
dengan kesehatan. Dukungan pimpinan terhadap
skrining antenatal kurang baik dan responden
praktik bidan desa dalam pelayanan skrining
yang mendapatkan dukungan teman seprofesi
antenatal adalah persepsi yang dimiliki oleh
baik
menunjukkan praktik skrining antenatal
responden
baik.
P value 0.021
terhadap
kerjasama
dukungan
ada hubungan
antara
pimpinan yakni kepala puskesmas dan bidan
dukungan teman seprofesi terhadap praktik
koordinator yang baik akan sangat membantu
bidan desa dalam pelayanan skrining antenatal.
bidan desa melakukan skrining antenatal yang
Hasil uji regresi logistik
lebih baik. Pada penelitian ini bidan desa
OR= 3.480 dukungan teman seprofesi bidan
menganggap dukungan pimpinan yang kurang
desa yang baik dalam praktik skrining antenatal
dalam hal kepala puskesmas kurang ikut turun
memberikan konstribusi 3.480 kali lebih baik
tangan saat ada bidan desa terkena audit
dibandingkan
maternal
mempunyai dukungan teman seprofesi kurang
28.8%,
bidan
koordinator
tidak
menganjurkan membawa infus set saat merujuk ibu
hamil
resiko
tinggi
17.5%,
kepala
dengan
responden
yang
baik. Dukungan
teman
seprofesi
merupakan
Puskesmas kurang mengadakan dialog dengan
sumber yang memberikan kenyamanan fisik
bidan desa tentang permasalahan antenatal
maupun psikologis melalui interaksi sosial
16.2%.
sehingga merasa diperhatikan dan dihargai serta
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
57
mendapatkan kekuatan dan dukungan karena
sudah berkembang,akan tumbuh rasa senasib
adanya
sepenanggungan
persamaan
sudut
pandang
dalam
serta
kepentingan
penting
kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan
informasi
,
meningkatkan
kepentingan orang lain. Dalam suatu pergaulan
mengetahui kelemahan diri sehingga nilai
hidup, bagaimana pun kecilnya jumlah manusia
positif bisa terus digali. Dengan adanya
akan terdapat perbedaan-perbedaan pikiran,
dukungan teman seprofesi yang baik diharapkan
perasaan, kemauan, sikap, watak dan lain
kemampuan mengembangkan diri dalam hal
sebagainya.
praktik skrining resiko tinggi antenatal menjadi
tersebut dapat berjalan lancar, tentram, dan
lebih
seprofesi
harmonis. Jika di antara mereka tumbuh sikap
berpotensi untuk membuat pelayanan skrining
saling pengertian dan tenggang rasa. Dukungan
antenatal bidan desa menjadi lebih baik. Teman
teman seprofesi
selalu mendukung saat
mengalami kesulitan
pelayanan skrining antenatal menjadi lebih baik
atau ada istilah teman dalam suka dan duka,
mungkin dis-ebabkan adanya rasa ingin bekerja
teman
sama, saling menghargai, saling pengertian, dan
tidak
potensi
Dukungan
diri
mementingkan
dan
baik.
menggali
pengetahuan,
tidak
akan
melakukan sesuatu. Dukungan teman seprofesi untuk
bersama,
menyadari
teman
membiarkan
ketika
temanya
Sekalipun
mendapat masalah, saling membantu mengatasi
rasa tanggung
masalah
berkembang,
sehingga menjadi lebih baik dalam
mengatasi masalah bersama.
demikian
hubungan
dapat meningkatkan kinerja
jawab. Jika
ini
sudah
akan tumbuh rasa senasib sepenanggungan serta
Hubungan sesama anggota profesi dapat
menyadari akan kepentingan bersama, tidak
dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan
mementingkan
hubungan
formal
Dukungan teman seprofesi yang kurang adalah
adalah hubungan yang perlu di lakukan dalam
sesama bidan kurang mendengarkan keluhan
rangka melakukan tugas kedinasan, sedangkan
temanya yang mengalami hambatan dalam
hubungan
hubungan
pelayanan antenatal resiko tinggi 17.%, kurang
persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam
melakukan diskusi peningkatan pengetahuan
lingkungan kerja maupun dalam hubungan
skrining antenatal 12.5%, hasil pelatihan ANC
keseluruhan
tidak disebarkan keseluruh bidan yang tidak
kekeluargaan.
kekeluargaan
dalam
Hubungan
adalah
rangka
menunjang
tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan Sikap profesional. Sikap yang
kepentingan
diri
sendiri.
mengikuti pelatihan 13.8%. Dukungan keluarga dibagi menjadi dua
perlu di tumbuhkan oleh bidan adalah sikap
kategori baik dan kurang baik
ingin bekerja sama, saling menghargai, saling
penelitian
pengertian, dan rasa tanggung jawab. Jika ini
dukungan keluarga kurang baik sebanyak 24
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
bidan
desa
yang
dari hasil mendapatan
58
atau 30% dan yang
mendapatkan dukungan
keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam
keluarga baik sebanyak 56 atau 70%. Hasil
semua tahap, dukungan social keluarga mampu
penelitian ini menunjukkan bahwa responden
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal,
yang mempunyai dukungan keluarga kurang
sehingga akan meningkatkan kesehatan dan
baik
adaptasi mereka dalam kehidupan.
menunjukkan praktik skrining antenatal
75.5% dengan demikian responden
yang
mempunyai
baik
kesehatan dengan melindungi diri terhadap efek
menunjukan praktik skrining antenatal 48.2%.
negatif dari stres yang berat. Dukungan keluarga
Responden yang mendapat dukungan keluarga
yang baik seseorang dapat mengurangi stres
baik menunjukkan praktik skrining antenatal
misalnya dengan menyibukkan diri. Dukungan
baik. praktik praktik skrining antenatal baik. p
keluarga
value 0.027 ada hubungan
intensitas stres yang
dukungan
keluarga
antara dukungan
Dukungan
yang
keluarga
positif
keluarga terhadap praktik bidan desa dalam
misalnya seseorang
pelayanan skrining antenatal.
dengan
Keluarga
adalah
suatu
ikatan
atau
mempengaruhi
sebanding tinggi
dan
dibawah rendah,
dukungan keluarga tinggi dapat
memiliki harga diri yang lebih tinggi sehingga
persekutuan hidup atas dasar perkawinan
tidak mudah terserang stres. Peran keluarga
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang
mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dalam
hidup bersama atau seorang laki-laki atau
harga diri, sebuah keluarga yang memiliki harga
seorang perempuan
yang sudah sendirian
diri yang rendah akan tidak mempunyai
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
kemampuan dalam membangun harga diri
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
anggota keluarganya dengan baik, keluarga
tangga Sayekti (1994) dalam Setiadi (2008).
akan memberikan umpan balik yang negatif dan
Dukungan
keberatan,
berulang-ulang akan merusak harga diri bagi
kesedihan, kepedulian dari orang-orang yang
penderita, harga dirinya akan terganggu jika
dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi
kemampuannya
kita, pandangan yang samajuga dikemukakan
tidak adekuat. Akhirnya penderita mempunyai
oleh Cobb (2002) mendefinisikan dukungan
pandangan negatif terhadap penyakitnya dan
keluarga
kemampuan
keluarga
sebagai
adalah
adanya
kenyamanan,
menyelesaikan
masalahnya
bersosialisasi
perhatian, penghargaan atau menolong orang
lingkungannya.
dengan sikap menerima kondinya, dukungan
dapat mengakibatkan pengaruh pada judgment.
keluarga
individu
Hai ini sesuai dengan teori Green dukungan
maupun kelompok selain itu dukungan keluarga
keluarga merupakan factor reinforcing untuk
adalah sebagai suatu proses hubungan antara
bisa berperilaku atau mengekspresikan dalam
tersebut
diperoleh
dari
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
Tekanan
terhadap
dengan ketaatan
59
bentuk tindakan nyata. Keluarga merupakan
keluarga bidan desa dengan pvalue 0.027.
factor predisposing perilaku diluar individu.
Variabel yang
Dukungan keluarga ini bisa berupa pendapat,
praktik bidan desa dalam pelayanan skrining
kritik, penyebar informasi, saran dan sugesti,
antenatal adalah variabel dukungan pimpinan
mengungkapkan masalah, menekan atau malah
dengan p= 0.382 . Sebagian besar responden
meningkatkan stressor bisa juga dalam bentuk
mempunyai praktik skrining antenatal baik 45
memberi
atau 56.2%. Praktik skrining antenatal baik
umpan
balik,
support
serta
penghargaan. Dukungan keluarga bidan desa
lebih
yang berpengaruh adalah suami tetapi para
mendapatkan dukungan pimpinan baik 61%,
suami masih kurang memberikan dukungan
mendapat dukungan teman sprofesi baik 66.7%,
dalam hal meminta responden melanjutkan
dan dukungan keluarga baik 75%.
pendidikan 35%, memberi informasi kegiatan
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis
praktik yang dilakukan responden 35%, suami kurang
memberikan dukungan moril untuk
banyak
tidak berhubungan dengan
kepada bagian
dilakukan
oleh
mengucapkan
responden
terimakasih
Penelitian dan Pengabdian
praktik pemeriksaan antenatal 30%.
Masyarakat Poltekkes Kemenkes Semarang
KESIMPULAN
Prodi Magelang atas terselenggara penelitian
Praktik
bidan
desa
dalam
pelayanan
ini.
skrining antenatal. Sebagian besar praktik bidan
RUJUKAN PUSTAKA
desa
Asih. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Terhadap Standar Antenatal di Kabupaten Magelang. Semarang, Undip.
dalam
pelayanan
skrining
antenatal
berada pada kategori baik 56.2% dan kategori kurang baik 43.8%. Praktik bidan desa masih kurang
dalam
hal mengkaji keluhan pasien
kurang
detail
69%,
pemberian
informasi
terhadap persiapan persalinan 55.6% informasi persiapan persalinan ini meliputi informasi adanya persiapan donor darah dan transportasi, kurangnya pemberian KIE 55.2%. Kurangnya pemeriksaan laboratorum 45.4% dan menggali adanya PMS 43.1%. Faktor yang berhubungan dengan praktik
Budiharja, S. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Depkes R.I Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina kesehatan Ibu Cahyo, S.P. 2010. Posyandu dan Desa Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader. Yogjakarta: Nuha Medika Gottlieb, B.H. 2003. Sosial Support Strategies (Guidelines for Mental Health Practice), Sage Publications Inc., California
bidan desa dalam pelayanan skrining antenatal adalah
variabel dukungan teman seprofesi
dengan p= 0.021,
serta variabel dukungan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
Hernawati, I. 2011. Analisis kematian Ibu Di Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan Data SDKI, Riskesdas, Laporan Rutin KIA. 60
Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu; Bandung: Departemen Kesehatan R.I. IBI. 2009. Penguatan Profesi Bidan Mendukung Pencapaian MDGs. Jakarta: IBI. Niken, M. 2009. Kebidanan Yogjakarta: Fitramaya.
Rinawati, L. 2007. Standar Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Oleh Bidan Desa. Magelang: Dinkes Kabupaten Magelang. Bachti, L. 2010. Buku Panduan Logistik Bidan Desa. Jakarta: Departement for International Development.
Komunitas.
Kaslam, P.F. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kemeterian Kesehatan Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Kemenkes., R.I. 2010. editor. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kementerian Kesehatan Direktorat Jendral Bina Kesehatan MasyarakatDirektorat Bina Kesehatan Ibu.
Kemenkes., R.I. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan JICA (Japan International Corporation Agency). Kemenkes., R.I. 2010. Pedoman Bidan Koordinator. Jakarta: Kemnkes R.I. Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Manuaba, I. G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Noerdin, E. 2011. Mencari Ujung Tombak Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia. Jakarta: Women Reseach Institute. Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
61
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1 Maret 2015
62