Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
RELATIONSHIP CHARACTERISTICS WITH ANTENATAL HIGH RISK SCREENING PRACTICES BY THE MIDWIFE VILLAGE IN DISTRICT MAGELANG HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PRAKTIK SKRINING RESIKO TINGGI ANTENATAL OLEH BIDAN DESA DI KABUPATEN MAGELANG Ribkha Itha Idhayanti, Bambang Sarwono, Masini Jurusan Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRACT Screening in antenatal care is useful to reduce maternal and infant mortality . The main effort should be implemented midwives in reducing maternal mortality is a health promotion and prevention of pregnant women through antenatal care (ANC) Aspects affecting to improve antenatal screening capability is the ability to recognize danger signs skill and pregnancy as early as possible . The maternal mortality occurs mostly pregnant women with a history of both the ANC more 4x , Parity minus of 4i s 76 % , delay in referral more 48 hours 40 % . The cause of death due to preeclampsia and eclampsia 26.8 % 16:51 % hemorrhage . This study was conducted to describe the relationship with the characteristics of high risk antenatal screening practices by midwives in Magelang District . This research method is an explanatory research approach contingentcy crosectional coefficient . The population in this study was a midwife in Magelang district some 80 people . Sampling with slovin formula showed 30 respondents in the sample . Samples were obtained by proportional random sampling . Sampling comes from the region Temanggung sample results show the majority of practicing midwives in antenatal screening of high risk in both categories 56.2 % . The variables that significantly affect the practice of antenatal screening high risk by midwives is education ( p value : 0.013 ). Village midwife expected more detail and take the time to do the appropriate standard antenatal so the ability to practice in antenatal screening could be better so that the risk of maternal gravity can be identified early and be immediately referred and handled by a more competent so that the maternal mortality rate could be lowered significantly . Keywords : Characteristics , antenatal screening , midwives , Magelang ABSTRAK Skrining dalam pelayanan antenatal bermanfaat untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Upaya paling utama yang harus dilaksanakan bidan desa dalam menurunkan angka kematian ibu hamil adalah upaya promosi dan prevensi kesehatan ibu hamil melalui pelayanan antenatal care (ANC). Aspek yang berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan skrining antenatal adalah kemampuan skill dan mengenal tanda bahaya kehamilan sedini mungkin. Kematian ibu ini ibu hamil kebanyakan terjadi dengan riwayat ANC baik yakni lebih 4x , Paritas kurang dari 4 ada 76% , keterlambatan rujukan lebih dari 48 jam 40%. Penyebab kematian karena preeklamsi eklamsi 26.8% dan perdarahan 16.51%. Penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan hubungan karakteristik dengan praktik skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa di Kabupaten Magelang. Metode penelitian ini merupakan penelitian explanatory dengan pendekatan crosectional coefficient contingentcy. Populasi dalam penelitian ini adalah bidan desa di wilayah Kabupaten Magelang sejumlah 80 orang. Pengambilan sampel dengan rumus slovin didapatkan hasil 30 responden sebagai sampel . Sampel didapatkan dengan cara proporsional random sampling. Sampel berasal dari wilayah Kabupaten Temanggung sampel hasil penelitian menunjukkan sebagain besar bidan desa dalam melakukan praktik skrining resiko tinggi antenatal dalam kategori baik 56.2%. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap praktik skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa adalah pendidikan (p value : 0.013) Bidan desa diharapkan lebih detail dan meluangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan antenatal sesuai standar sehingga kemampuan praktik dalam melakukan skrining antenatal bisa menjadi lebih baik sehingga resiko kegawatan maternal bisa dikenali sejak dini dan bisa secepatnya dirujuk dan ditangani oleh yang lebih berwenang sehingga angka kematian ibu maternal bisa diturunkan secara bermakna. Kata kunci : Karakteristik, skrining antenatal , bidan desa, Kabupaten Magelang
48
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Menurut
PENDAHULUAN
Asih dalam penelitianya tahun
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
2008 di daerah Magelang kepatuhan bidan
salah satu target yang telah ditentukan dalam
terhadap standar pelayanan antenatal rendah
tujuan pembangunan Millenium Development
yakni 37.64% demikian juga penelitian yang
Goals (MDGs) yaitu menurunkan AKI hingga 3/4
dilakukan oleh Rabea tahun 2003 kepatuhan
dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan
bidan dalam pelaksanaan ANC kurang dari 75%
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
sementara penelitian yang dilakukan Andy tahun
data terakhir tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar
2000 di Kalimantan Barat menyatakan bahwa
228/100.000 kelahiran hidup masih jauh dari
supervisi bidan terhadap masyarakat rendah
target MDGs sebesar 102/100.000 kelahiran
kurang dari 50%. Angka Kematian Ibu hamil di
hidup.
mempengaruhi
Jawa Tengah 23.8%, kematian ibu di Kabupaten
keberhasilan misi ndonesia sehat 2010-2014
Magelang naik 121% dibanding AKI tahun
antara lain adalah Angka Kematian Bayi (AKB)
sebelumnya dan masih diatas 100% sampai tahun
dan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian
2011, kematian ibu hamil meningkat 400% sejak
Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi
tahun 2009 sampai 2011 . Kematian ibu karena
ibu - ibu selama kehamilan . Menurut WHO tahun
keterlambatan rujukan lebih dari 48 jam naik
2010, kematian ibu saat kehamilan dan persalinan
68.18% , Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi
disebabkan oleh empat penyebab utama, yaitu:
naik 5.59%,
pendarahan setelah persalinan, infeksi, gangguan
38.13% tetapi deteksi ibu hamil dengan risiko,
hipertensi dan aborsi.
anemia ibu hamil, preeklamsi penyakit kronis
Indikator
yang
ibu hamil risiko tinggi mencapai
pada ibu hamil, meningkat dari tahun
Tidak terdeteksinya resiko tinggi pada ibu
2009
hamil dan rujukan terlambat merupakan salah satu
sampai 2011 , deteksi risiko tinggi ibu hamil lebih
permasalahan utama dari terjadinya kematian ibu
banyak dilakukan masyarakat 77.53% dibanding
/ bayi dengan segala permasalahan dasarnya baik
deteksi tenaga kesehatan 22.47% kejadian anemia
dari aspek kesehatan maupun non kesehatan.
kehamilan masih tinggi
Pendekatan Resiko pada ibu Hamil merupakan
Cakupan K1 ke K4 menurun 5.86% demikian
strategi operasional dalam upaya pencegahan
juga tablet besi Fe1 ke Fe3 menurun 6.11%,
terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian
imunisasi TT menurun dari tahun ketahun tahun
melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi
2011
dengan memberikan pelayanan yang lebih intensif
kesehatan ibu dan anak (KIA)
kepada Resiko Ibu Hamil denga cepat serta tepat,
ditahun 2011 dibanding tahun sebelumnya.
agar keadaan gawat ibu maupun bayi dapat
Berdasarkan data di atas ada kemungkinan bahwa
dicegah. Pengenalan adanya Resiko Tinggi Ibu
bidan desa mempunyai hubungan linier sedang
Hamil dilakukan melalui skrining/deteksi dini
dalam kematian ibu. Berdasarkan latar belakang
adanya faktor resiko secara proaktif pada semua
masalah tersebut penulis melakukan penelitian
ibu hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan
untuk mengetahui hubungan karakteristik bidan
oleh petugas kesehatan
desa dengan skrining resiko tinggi antenatal di
mencapai
66.91%,
kabupaten Magelang
49
mencapai 17.31%,
pembagian
buku
menurun 8%
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
value sebesar 0.000 data berdistribusi tidak
METODE
normal maka teknik pengumpulan data responden
Penelitian ini adalah penelitian penjelasan
dikelompokkan dalam bidan desa yang bekerja
( explanatory). Desain penelitian yang digunakan
kurang dari 6 tahun dan lebih dari sama dengan 6
dalam penelitian ini adalah cross sectional
tahun serta berusia kurang dari 36 tahun dan lebih
coefisient contingency. Sebagai cross cek dalam
dari sama dengan 36 tahun, pendidikan diploma I
penelitian ketrampilan bidan dalam skrining
serta diploma III dan IV , pernah mempunyai
resiko tinggi antenatal dilakukan penelitian
pengalaman kematian ibu pada kasus yang
observasional.
ditangani
Populasi yang diambil adalah
dan
tidak
pernah
mempunyai
bidan desa yang bekerja di Dinas Kesehatan
pengalaman kematian ibu pada kasus yang
Kabupaten
ditangani.
Magelang
dengan
menggunakan
Selanjutnya
responden
dilakukan
rumus slovin dari jumlah populasi yang ada dan
observasi pada praktik skrining ante natal dan
didapatkan hasil 80 orang sebagai sampelTeknik
dilihat buku KIA pasien selanjutnya responden di
penghitungan sampel dilakukan dengan cara
tanya dengan daftar kuesioner yang sudah
proporsional
disediakan. Kuesioner mengacu pada buku KIA.
random
sampling.
Uji
coba
kuesioner dilakukan terhadap 30 responden yang
Selanjutnya
mempunyai karakteristik hampir sama dengan
editing, scoring koding dan entry data kemudian
responden
dilakukan tabulasi data selanjutnya dilakukan
dan
dilakukan
di
wilayah
data
yang
diperoleh
dilakukan
Temanggung.
analisa data menggunakan spss 16.0 untuk analisa
HASIL DAN PEMBAHASAN
univariat, bivariat dan multivariate digunakan
HASIL
nilai median 79, sebagian besar responden 45 atau 56.2% melakukan praktik skrining resiko tinggi
Hasil analisa didapatkan mayoritas 54 atau sama
antenatal sedangkan 35 atau 43.8 % responden
dengan 36 tahun , sedangkan sisanya 26 atau
tidak melakukan praktik skrining resiko tinggi
32.5 % berumur kurang dari 36 tahun . Dari segi
antenatal . Praktik skrining resiko tinggi antenatal
lama bekerja mayoritas responden bekerja lebih
ini
dari 6 tahun 41 atau 51.2% dan responden yang
pelayanan antenatal berdasarkan buku KIA
67.5 % responden berumur lebih dari
acuan
14
item
standar
Praktik skrining resiko tinggi antenatal oleh
mempunyai masa kerja kurang dari 6 tahun ada 39 atau 48.8%.
menggunakan
bidan desa sebagian besar melakukan penulisan
Dari segi tingkat pendidikan
mayoritas berpendidikan D3 & D4 69 atau 87.5%
identitas
dan selebihnya mempunyai pendidikan D1 yakni
KB 92.5% dan melakukan pemberian obat Fe
10 atau 12.5% dari sisi pengalaman kematian ibu
90% tetapi sebagian besar praktik skrining resiko
pada kasus yang ditangani
mayoritas tidak
tinggi antenatal kurang baik dalam hal mengkaji
pernah mengalami kematian ibu 46 atau 57.5 %
keluhan pasien kurang mendalam 69%, responden
sedangkan yang pernah mengalami kematian ibu
kurang memberikan penjelasan tentang persiapan
34 atau 42.5% responden. Persentase praktik
persalinan 55.6 % ,kurang memberikan KIE
skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa
55.2%,
berdasarkan uji normalitas data didapatkan nilai p
50
96.9%, melakukan anamnesa riwayat
kurang
melakukan
pemeriksaan
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
laboratorium 45.4%, kurang menanyakan dan
risiko tinggi antenatal
baik lebih banyak
melakukan pemeriksaan PMS 43.1%.
dijumpai pada kelompok
yang berpendidikan
Hubungan antara umur dengan praktik
D3 dan D4 43 atau 61.4% dibanding kelompok
skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa
yang mempunyai pendidikan D1ada 2 responden
didapatkan hasil responden
atau
yang mempunyai
20%.
Praktik
skrining
resiko
tinggi
praktik skrining risiko tinggi antenatal baik lebih
antenatal kurang baik lebih banyak dilakukan
banyak dijumpai pada kelompok
oleh responden yang
yang berusia
lebih dari sama dengan 36 tahun
57.4%
D1ada
mempunyai pendidikan
8 responden atau
80% dibandingkan
dibanding kelompok yang berusia kurang dari 36
yang mempunyai pendidikan D3 & D4 ada 22
tahun 53.8%. Sedangkan praktik skrining resiko
responden atau 38.6% . Berdasarkan uji statistik
tinggi antenatal kurang baik lebih banyak
diperoleh hasil pvalue
dilakukan oleh bidan desa yang berusia kurang
didapatkan hasil p value sebesar 0.013.
dari 36 tahun 46.2% dibandingkan yang berusia lebih dari sama dengan 36 tahun
kurang adari 0.05
Hubungan antara pengalaman kematian
42.6%.
ibu pada kasus yang ditangani dengan praktik
Berdasarkan uji statistic diperoleh hasil p value
skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa
lebih dari 0.05 didapatkan hasil p value sebesar
didapatkan hasil responden
0.764.
praktik skrining risiko tinggi antenatal
baik
lebih banyak dijumpai pada kelompok
yang
Hubungan antara lama kerja dengan praktik
yang mempunyai
skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa
tidak pernah mengalami kematian ibu pada kasus
didapatkan hasil responden
yang ditangani 27 atau 58.7% dibanding
yang mempunyai
praktik skrining resiko tinggi antenatal
baik
kelompok yang pernah mengalami kematian ibu
lebih banyak dilakukan oleh kelompok yang
18 atau 42.9%. Sedangkan praktik skrining
mempunyai masa kerja lebih dari sama dengan 6
resiko tinggi antenatal kurang baik lebih banyak
tahun
dilakukan oleh responden yang
58.5%
dibandingkan kelompok yang
mempunyai masa kerja kurang dari
6 tahun
tidak pernah
mempunyai pengalaman kematian ibu pada
53.8%. Sedangkan yang mempunyai praktik
kasus
skrining resiko tinggi antenatal kurang baik
dibandingkan yang pernah mengalami kematian
lebih banyak dilakukan oleh mereka yang
ibu pada kasus yang ditangani 16 atau 47.1%.
mempunyai masa kerja
kurang dari 6 tahun
Berdasarkan uji statistic diperoleh hasil pvalue
46.2% dibandingkan mereka yang mempunyai
lebih dari 0.05 didapatkan hasil p value sebesar
masa kerja lebih dari sama dengan 6 tahun
0.608
41.5%. Berdasarkan uji statistic chi square
yang
ditangani
Selanjutnya
19
atau
dilakukan
41.3%
analisis
diperoleh hasil didapatkan nilai p value lebih
multivariate dengan menggunakan uji regresi
dari 0.05 didapatkan nilai p value sebesar 0.673.
logistik
Hubungan
antara
diperoleh
hasil
variabel
yang
pendidikan
berpengaruh adalah pendidikan dengan nilai
dengan praktik pelayanan skrining resiko tinggi
signifikansi 0,055 dan OR (Exp B) 5.301 hal ini
antenatal oleh bidan desa didapatkan hasil responden yang mempunyai praktik skrining
51
berarti bahwa
bidan desa yang mempunyai
pendidikan baik memberikan konstribusi 5,301
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
kali lebih baik untuk melakukan praktik skrining resiko tinggi antenatal
Informasi utama (inti) bagi pasien dan
dibandingkan dengan
keluarga, dasar menentukan diagnose, sumber
responden yang mempunyai pendidikan kurang
informasi yang dapat membantu mendiagnosa
baik .
masalah
yang
baru
muncul,
mendukung
keputusan klinis agar tercapai tujuan dan tindakan PEMBAHASAN
yang sesuai, dasar menentukan kebutuhan pasien,
Berdasarkan
hasil
penelitian
keluarga dan pengasuhan pasien,
menunjukkan bahwa sebagian besar praktik
mempersiapkan
skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan desa
kesehatan
dapat
bersalin sehingga sudah punya pengalaman untuk
Praktik juga
persiapan Persalinan Bagi ibu hamil yang sedang
dikatakan
menjalani persiapan menjelang persalinan ini
perilaku kesehatan (overt behavior). Setelah seseorang
mengetahui
stimulus
atau
untuk
obyek
kebugaran tubuh ibu hamil dengan melakukan beberapa olahraga yang ringan saja. jalan kaki
penelitian maka bidan yang telah memperoleh
dan relaksasi.Sebagai gantinya adalah dengan
pengetahuan akan mengadakan penilaian dan
melakuan senam ibu hamil, persiapan psikologis ,
selanjutnya mempraktikkan apa yang diketahui
informasi tentang donor darah berjalan 36.3%
tentang pelayanan skrining antenatal.
kurangnya informasi tentang sumbangan darah
Praktik skring antenatal oleh bidan desa
atau
hal : mengkaji keluhan
52.5%
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi agar
disebabkan
responden
dalam kehamilan, informasi tentang ambulan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
klien,
darah
perdarahan karena tidak ditemukan tanda bahaya
mengkaji terlalu lama menghabiskan waktu
tentang
donor
menganggap pasien tidak mempunyai resiko
pasien kurang detail 69% responden menganggap
data
yang
makanan yang mengandung merkuri. Menjaga
disikapinya . Bila diaplikasikan dengan hasil
atau
makanan
makanan dengan berbahan pengawet, dan juga
atau mempraktikkan apa yang diketahui atau
dalam
mengkonsumsi
yang harus dihindari ibu hamil adalah alkohol,
proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan
masih kurang
bisa
mengandung banyak vitamin dan kandungan gizi
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,
persiapan
sudah mempunyai buku KIA dan sudah pernah
praktik skrining resiko tinggi antenatal kategori
(practice)
tentang
kurang
persalinan 55.6% responden menganggap pasien
berada pada kategori baik 45 atau 56.2 % dan
kurang baik 35 atau 43.8%.
informasi
,
atau transportasi menjelang persalinan.
Kurangnya
dapat
informasi
tentang
sarana
alat
transportasi untuk persiapan menjelang persalinan
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
karena responden merasa sudah mempunyai alat
kebutuhan kesehatan klien, baik fisik, mental,
transportasi
sosial dan lingkungan .Pengkajian merupakan
yang
sewaktu-waktu
bisa
dipergunakan untuk merujuk pasien Persiapan ibu
langkah pertama dengan mengumpulkan data-data
hamil dalam merencanakan transportasi dalam
yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
persalinan merupakan salah satu bentuk dari
berbagai permasalahan yang ada.
perilaku kesehatan masyarakat.
52
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Perilaku merupakan suatu respon atau
riwayat tentang PMS harus tetap ditanyakan
reaksi seorang terhadap stimulus yang berasal dari
karena masuk dalam SOP pemeriksaan antenatal
luar maupun dari dalam dirinya. Menurut Green
dan masuk dalam skrining antenatal.
dalam
Notoatmodjo
(2005:59)
kurang
Ditinjau dari segi umur
responden
memberikan KIE 55.2% karena sebagian besar
berumur kurang dari kurang dari 36 tahun adalah
responden menganggap KIE sudah ada di buku
26 responden atau 32.5% yang berumur lebih
KIA
dari sama dengan 36 tahun sebanyak 54 atau
sehingga
tidak
perlu
lagi
diulangi
menjelaskan KIE pada pasien selain itu KIE
67.5%
dianggap menghabiskan waktu padahal KIE
tahun usia ter tua 47 tahun dan rata-rata umur
sangat penting diberikan pada pasien walaupun
responden 36 tahun. Praktik skrining resiko tinggi
sudah ada di buku KIA perlu dievaluasi apakah
antenatal baik lebih banyak dilakukan oleh
pasien sudah tau tentang tentang tanda bahaya
responden yang berusia lebih dari 36 tahun .
kehamilan, makanan sehat untuk ibu hamil, KIE
Hasil
diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan ibu
responden yang mempunyai umur kurang dari
hamil terhadap kesehatan dirinya dan untuk
36 tahun menunjukkan praktik skrining resiko
meningkatkan derajat kesejahteraan ibu dan janin
tinggi antenatal
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis
mempunyai umur
untuk mempengaruhi perilaku positif dengan
tahun menunjukan praktik skrining resiko tinggi
memberikan
antenatal
keterangan,
gagasan
maupun
Umur responden termuda berusia 23
penelitian
ini
menunjukkan
53.8% dan responden
bahwa
yang
lebih dari sama dengan 36
57.4% . Responden yang mempunyai
kenyataan yang perlu diketahui sehingga terjadi
umur kurang dari 36 tahun dan umur lebih dari
proses perubahan perilaku ke arah yang positif.
sama dengan 36 tahun sama-sama mempunyai
Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi
praktik skrining resiko tinggi antenatal baik. p
yang dituntut dari tenaga kesehatan karena
value 0.764 tidak ada hubungan atara umur
merupakan salah satu peranan yang harus
terhadap praktik pelayanan skrining resiko tinggi
dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan
antenatal.
kesehatan.
Umur merupakan lama hidup yang
Responden pemeriksaan
juga
kurang
laboratorium
melakukan
45.4%
dihitung sejak dilahirkan. Semakin bertambah umur seseorang,.
terutama
pemeriksaan Hb, urine protein pemeriksaan
faktor
laboratorium kurang dilakukan responden karena
perubahan perilaku. Umur dapat mempengaruhi
responden
pemeriksaan
kematangan seseorang baik fisik, psikis dan sosial
laboratorium dilakukan di Puskesmas dan tidak
seseorang. Pengambilan keputusan seseorang juga
ada indikasi padahal pemeriksaan Hb trimester I
dipengaruhi oleh umur. Umur juga mempunyai
dan III sudah masuk dalam standar pelayanan
hubungan yang erat dengan berbagai sifat orang
antenatal , sedangkan pemeriksaan PMS jarang
lainnya dan juga dengan karakteristik tempat dan
dilakukan dengan alasan tidak ada indikasi
waktu. Kematangan
padahal
dengan berjalannya waktu, dengan penambahan
menganggap
pemeriksaan
PMS
masuk
standar
antenatal ada tidak ada indikasi pengkajian
umur
53
yang
Umur merupakan salah satu
bidan
dapat
mendukung
berpikir
diharapkan
terjadinya
terjadi
seiring
mempengaruhi
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
kemampuan bidan dalam mengambil keputusan
yang dapat
terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan
perilaku
praktik skrining antenatal. Bertambahnya
berpengaruh
langsung
terhadap
seseorang. Lama kerja dibagi dalam kategori baru
juga
dan lama , untuk masa kerja baru kurang dari 6
diharapkan dapat membedakan perilaku yang
tahun 48.8% dan masa kerja lama lebih dari sama
benar dan tidak benar. Kemampuan membedakan
dengan 6 tahun 51.2%. lama kerja terbaru 1 tahun
ini dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yang
masa kerja terlama 31 tahun dan rata-rata lama
meningkat seiring dengan penambahan umur
kerja 6 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan
seseorang. semakin bertambah usia seseorang
bahwa responden yang mempunyai lama kerja
semakin bertambah pula daya tangkapnya dan
kurang dari
bertambah
skrining resiko tinggi antenatal
pula
umur
pengalaman
bidan
praktik
dalam
6 tahun menunjukkan praktik 53.8% dengan
kehidupan sehari-hari. Pertambahan usia akan
demikian responden
membuat
kerja lebih dari sama dengan enam tahun 6 tahun
seseorang
menentukan
pilihan
semakin karena
baik sudah
dalam banyak
menunjukan
praktik
yang mempunyai
skrining
resiko
lama
tinggi
menerima informasi dari lingkungan sekitar
antenatal
teman, keluarga, atasan.
lama kerja kurang dari 6 tahun dan lebih dari
Ada pemahaman pula
58.5%. Responden yang mempunyai
bahwa usia lanjut / lebih tua akan lebih disiplin
sama dengan
dan lebih patuh
praktik skrining resiko tinggi antenatal baik. p
dari pada usia muda, dengan
demikian ada asumsi bahwa umur memberi kontribusi terhadap kinerja
6 tahun sama-sama mempunyai
value 0.673.
seseorang menjadi
Lama kerja mencerminkan lama bidan
Usia muda adalah masanya untuk
desa memberikan pelayanan pada masyarakat
belajar hal ini menyebabkan bidan desa yang
terutama dalam melakukan pelayanan antenatal.
berusia muda baru pada tahap mempelajari cara
Ada
melakukan skrining resiko tinggi antenatal belum
bekerja/karyawan baru cenderung lebih patuh dan
mengaplikasikanya secara total sehingga hasilnya
taat terhadap peraturan yang ada di tempat kerja
tidak maksimal.
menyebabkan
dibanding dengan mereka yang sudah lama
bidan desa yang muda belum terbiasa melakukan
bekerja. Alasan tidak enak dengan teman sejawat
praktik
yang telah lama bekerja atau takut ditegur
lebih baik.
Hal tersebut
skrining resiko tinggi antenatal sesuai
anggapan
bahwa
pengaplikasianya. Semakin cukup umur (semakin
mempengaruhi
dewasa umur bidan), tingkat kematangan dan
karyawan baru di tempat kerja. Namun demikian
kedewasaan seseorang (bidan) akan lebih matang
alasan ini belum dapat dipastikan menjadi faktor
dalam
penentu terhadap tingkat kedisiplinan/kepatuhan
bekerja.
Dari
segi
rendahnya
yang
baru
pimpinan
dan
bagian
yang
standar sehingga mengalami kesulitan dalam
berpikir
menjadi
orang
dapat
kedisiplinan
bagi
kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa
seseorang dalam bekerja.
(bidan yang dewasa) akan lebih dipercaya
berarti kesediaan untuk mematuhi peraturan atau
daripada
ketentuan
yang belum cukup dewasa tingkat
kedewasaannya. termasuk
Menurut Green,
umur
organisasi
faktor pemudah (predisposing factor)
yang kerja
berlaku
Disiplin kerja yang
dalam
masing-masing
lingkungan sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang
54
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
tinggi.
ISSN : 1907 - 3887
Semakin lama bidan desa bekerja di
dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di
masyarakat dan melakukan praktik semakin
dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan
banyak pengalaman yang dimiliki. Pengalaman
itu sendiri dapat memotivasi diri kita untuk lebih
yang banyak semakin menambah rasa percaya diri
baik dalam segala aspek kehidupan.
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
sehingga dalam melakukan skrining resiko tinggi
memberikan respon terhadap sesuatu yang datang
antenatal juga semakin baik. Berdasarkan teori L
dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
Green
satu
memberikan respon yang lebih rasional terhadap
karakteristik responden merupakan predisposisi
informasi yang datang dan berpikir sejauh mana
untuk terjadinya perilaku seseorang.
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh
lama
bekerja
sebagai
salah
Tingkat
Tingkat pendidikan dibagi dalam tingkat
dari gagasan tersebut. Selain itu, pengalaman
pendidikan tinggi D1 ada 10 responden atau
bidan yang mempunyai pendidikan tinggi baik
12.5% dan pendidikan D3 dan D4ada 70
mempunyai tambahan pengetahuan yang banyak
responden atau 87.5%. Tingkat pendidikan juga
yang diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam
merupakan variabel yang paling berpengaruh
proses perkembangannya, misal sering mengikuti
terhadap peningkatan kwalitas praktik bidan desa
kegiatan yang mendidik seperti seminar dan
dalam pelayanan skrining resiko tinggi antenatal.
pelatihan . Menurut Green (application) semakin
Hasil
tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin baik
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
responden yang mempunyai pendidikan D1
pula tingkat
menunjukkan praktik skrining resiko tinggi
materi yang telah dipelajari.
antenatal
20%
responden
kemampuan untuk menerapkan
yang mempunyai
Pengalaman kematian ibu dibagi menjadi
pendidikan D3&D4 menunjukan praktik skrining
dua yaitu pernah mengalami kematian ibu pada
resiko tinggi antenatal 61.4%. Responden yang
kasus yang ditangani 34 atau 42.5% responden
mendapat pendidikan D1 mempunyai praktik
dan tidak pernah mengalami kematian ibu pada
skrining resiko tinggi antenatal kurang baik serta
kasus yang ditangani 46 atau 57.5% . Hasil
responden yang mempunyai pendidikan D3&D4
penelitian ini menunjukkan bahwa responden
menunjukkan praktik skrining resiko tinggi
yang pernah mempunyai pengalaman kematian
antenatal baik. p value 0.013. Hasil uji regresi
ibu menunjukkan praktik skrining resiko tinggi
logistik OR=5.301 artinya bidan desa yang
antenatal 52.9%
mempunyai pendidikan baik
yang tidak pernah
dalam praktik
dengan demikian responden mempunyai
pengalaman
skrining resiko tinggi antenatal memberikan
kematian ibu menunjukan praktik skrining resiko
konstribusi 5,301 kali lebih baik dibandingkan
tinggi antenatal 58.7%. Responden yang pernah
dengan responden yang mempunyai pendidikan
mengalami kematian ibu dan tidak pernah
kurang baik.
mengalami
Pendidikan
adalah
cara
kematian
ibu
sama-sama
menciptakan
menunjukkan praktik skrining resiko tinggi
seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
antenatal baik. p value 0.608 tidak ada hubungan
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan
pengalaman
untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan
55
kematian
ibu
pada
kasus
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
yangditangani terhadap praktik bidan desa dalam
percaya pada kemampuannya, karena itu sering
pelayanan skrining resiko tinggi antenatal.
menutup diri. Diharapkan bidan desa yang pernah
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang yang pengetahuan
tentang
informal .
mengalami kematian ibu akan kembali bisa
dapat menambah
sesuatu
yang
meningkatkan rasa percaya dirinya
bersifat
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengalaman ketika pernah
Kesimpulan
menghadapi kematian ibu saat menghadapi resiko
Praktik skrining resiko tinggi antenatal
tinggi atau persalinan menyebabkan seseorang
oleh bidan desa. sebagian besar praktik skrining
berfikir
resiko tinggi antenatal
tentang
keberhasilanya
untuk
berada pada kategori
menyelamatkan ibu hamil atau bersalin dimasa
baik 56.2% dan
yang akan datang . Keyakinan akan hasil suatu
Praktik skrining resiko tinggi antenatal oleh bidan
tindakan praktik yang sudah dilaksanakan pada
desa masih kurang dalam hal mengkaji keluhan
masa lalu juga mempengaruhi kepercayaan diri
pasien kurang detail 69%, pemberian informasi
untuk keberhasilan tindakan praktik dimasa yang
terhadap persiapan persalinan 55.6% informasi
akan
persiapan
datang.
Pengalaman
kematian
ibu
kategori kurang baik 43.8%.
persalinan
ini
meliputi
informasi
merupakan proses pembelajaran merupakan salah
adanya persiapan donor darah dan transportasi ,
satu aspek yang memegang peranan penting
kurangnya pemberian KIE 55.2% . kurangnya
dalam proses pengelolaan tindakan dimasa yang
pemeriksaan laboratorum 45.4% dan menggali
akan dating terutama dalam aspek afektif dan
adanya PMS 43.1%.
psikomotor. Karena itu kriteria dan keberhasilan dalam
proses
tindakan
pembelajaran
Faktor yang paling berpengaruh terhadap
harus
praktik pelayanan skrining resiko tinggi antenatal
dijadikan dasar untuk menjadi lebih baik. Bidan desa yang
oleh bidan desa adalah variabel
pendidikan
tidak mempunyai
dengan p=0,055 dan OR (Exp.B) 5.301 hal ini
mempunyai
berarti bahwa pendidikan bidan mendukung
kepercayaan diri yang lebih baik . Kepercayaan
dalam praktik skrining resiko tinggi antenatal
diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang
memberikan konstribusi 5.301 kali lebih besar
sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang
dibandingkan dengan responden yang mempunyai
yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka
pendidikan
sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis,
berhubungan dengan praktik pelayanan skrining
bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud,
resiko tinggi antenatal oleh bidan desa adalah
mereka
variabel
pengalaman
kematian
tetap
ibu
berpikiran
positif
dan
dapat
kurang
baik,
faktor
yang
yang mempunyai nilai p<0.05 yakni
menerimanya. Menurut Thantaway dalam kamus
variabel tingkat pendidikan
istilah bimbingan dan konseling (2005:87),
Variabel yang tidak berhubungan dengan praktik
Percaya
atau
pelayanan skrining resiko tinggi antenatal oleh
memberi
bidan desa adalah variabel yang memiliki nilai
keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
p>0.05 yakni variabel umur dengan p=0.764,
melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak
variabel lama kerja dengan p=0.673, variabel
percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang
pengalaman kematian ibu dengan p=608
psikologis
diri diri
adalah
kondisi
seseorang
mental
yang
56
dengan p=0.013.
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Karakteristik responden menunjukkan
juga bidan akrtif memberikan KIE pada pasien
bahwa sebagian besar responden mempunyai usia
dan keluarganya untuk pro aktif mempersiapkan
lebih dari sama dengan 36 tahun 54 (67.5%),
donor darah berjalan sebagai cadangan bila
sebagaian besar mempunyai lama kerja lebih dari
sewaktu-waktu terjadi perdarahan bisa cepat
sama dengan 6 tahun 41 (51.2%), sebagian besar
mendapat pertolongan donator golongan darah
responden
yang
mempunyai
tingkat
pendidikan
sama.
Diharapkan
pasien
akan
D3&D4 70 ( 87.5%), sebagian besar responden
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
tidak mempunyai pengalaman kematian ibu pada
bisa lebih dioptimalkan
kasus yang ditangani 46 (57.5%). Sebagian besar
Lebih intensif melakukan monitoring
responden mempunyai praktik skrining resiko
dan evaluasi terutama kepala puskesmas dan
tinggi antenatal baik 45 (56.2%). Praktik skrining
bidan koordinator terhadap peningkatan kinerja
resiko
bidan desa dalam melakukan praktik skrining
tinggi
antenatal
baik lebih banyak
dilakukan oleh responden berumur lebih dari
resiko
tinggi
antenatal
terutama
dalam
sama dengan 36 tahun 57.4% , lama kerja lebih
melakukan
pengkajian
keluhan,
dari sama dengan 6 tahun 58.5%, pendidikan D3
persalinan,
pemberian
KIE,
& D4 61.4%, tidak pernah mengalami kematian
pemeriksaan laboratorium dan PMS pada setiap
ibu 58.7%.
ibu hamil yang datang ke polindes. Serta lebih
Saran
memotifasi bidan desa yang mempunyai usia
persiapan melakukan
Untuk keberhasilan program skrining
kurang dari 36 dan mempunyai pengalaman
resiko tinggi antenatal sebaiknya bidan desa lebih
kerja kurang dari 6 tahun untuk lebih giat belajar
meluangkan waktu bagi pasien dalam melakukan
menimba ilmu dari membaca buku dan aktif
pengakajian
mengikuti berita tentang peningkatan kejadian
serta
lebih
mendalam
dalam
mengkaji keluhan yang dirasakan pasien serta
resiko
lebih detail, membiasakan memberi informasi
pelayanan antenatal selain itu juga pro aktif
persiapan persalinan tentang donor darah dan
untuk sharing, rajin bertanya serta menimba ilmu
persiapan transportasi, meluangkan waktu untuk
dari para seniornya khususnya dalam hal
memberikan KIE , melakukan pemeriksaan
skrining resiko tinggi antenatal. Diharapkan juga
laboratorium sesuai standar antenatal dan lebih
kepala puskesmas dan bidan koordinator lebih
mengkaji
memberikan
adanya
riwayat
PMS
serta
tinnggi
antenatal
peluang
untuk maupun
peningkatan
mengikuti
menggunakan sarana pemeriksaan laboratorium
pelatihann,
seperti pemeriksaan haemoglobin pasda trimester
pengetahuan
pertama dan trimester ke tiga untuk mengetahui
dengan antenatal dan skrining resiko tinggi
factor resiko yang mu8ngkin terjadi dimasa
antenatal peluang
kehamilan dan persalinan
serta melakukan
kepada bagi bidan yang berusia kurang dari 26b
pemeriksaan golongan darah untuk memudahkan
tahun dan mempunyai pengalaman kerja kurang
antisipasi pertolongan donor darah bagi pasien
dari 6 tahun. Lebih memberikan dukungan moril,
sehingga bila terjadi factor resiko perdarahan bisa
diskusi dan kunjungan rumah serta menjalin
cepat segera mendapatkan pertolongan. Selain itu
ikatan emosional yang lebih baik pada bidan
57
seminar
serta
khususnya
yang
tersebut
peningakatan berhubungan
lebih diberikan
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
khusunya mereka yang bagi bidan desa yang
Dinkes Kabupaten Magelang. Laporan Kesehatan
pernah mengalami kematian ibu pada kasus yang
Ibu dan Anak Bagian KESGA Kabupaten
ditangani untuk lebih percaya diri dan dalam
Magelang Tahun 2011. Dinas Kesehatan
menghadapi pasien dan melakukan pelayanan
Kabupaten Magelang; 2012.
antenatal.
Notoatmaja S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu
Memberikan kesempatan kepada para
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
bidan untuk meningkatkan pendidikan dan
Astuti S. 2003. Standar Asuhan Kebidanan Bagi
mendorong untuk terus melanjutkan kejenjang
Bidan di Rumah Sakit Dan Puskesmas.
yang lebih tinggi sehingga dalam pelakukan
Jakarta: Direktorat Keperawatan Dan
praktik antenatal dapat menjadi lebih baik dan
Teknisian
lebih bisa mengikuti perkembangan pengethuan
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
dan bertambahnya standar antenatal yang terus
R.I.
berkembang setiap tahun
Budiharja
Medik
Direktorat
Jendral
58 S.
Sulani
Pemantauan
F.
2009.
Wilayah
Pedoman Setempat
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Ibu dan Anak ( PWS-KIA ).
Hernawati I. 2011. Analisis Kematian Ibu di
Jakarta :
Direktorat Jendral Bina
Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan
Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina
Data SDKI, Riskesdas, Laporan Rutin
Kesehatan Ibu. Departemen Kesehatan
KIA.
R.I.
Jakarta : Pertemuan Teknis
Kesehatan Ibu. Departemen Kesehatan
Green L W. 2000. Health Promotion Planning An
R.I.
Educational
Dinkes Kabupaten Magelang. Profile Kesehatan Kabupaten
Magelang
Tahun
Approach.
and Toronto:
Enviromental Mayfield
2008.
Publishing CompanyNoerdin E. 2011.
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang;
Mencari Ujung Tombak Penurunan
2009.
Angka Kematian Ibu di
Dinkes Kabupaten Magelang Profile Kesehatan Kabupaten
Indonesia.
Jakarta : Women Reseach Institute.
Magelang Tahun 2010.
Amstrong R. 1989. Pencegahan Kematian Ibu
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang;
Hamil. Jakarta : Bina Rupa Aksara
2010.
58
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887