NO. 339 / SHAFAR / RABIUL AWWAL / TH. 1436 H / DESEMBER 2014 / TH. XXXXI ISSN: 0215-3289
Lukman Hakim Saifuddin Reformasi Moral di Internal Kementerian Agama
Membentuk Akhlak dengan Jajanan Sehat
MPA 339 / DESEMBER 2014
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain H. Samsul Anam Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Hukum dan Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi'ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munif Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama di ‘Kabinet Indonesia Bersatu II’, kini dipercaya kembali untuk jabatan yang sama di ‘Kabinet Kerja’. Mengawali kinerjanya, dirinya ingin membangun kesadaran bersama dalam perbaikan budaya kerja. Langkah yang hendak diambil, adalah mereformasi moral di internal Kementerian Agama sendiri. Pribadi yang jujur dan sederhana ini, memang telah melakukan sejumlah langkah yang cukup memikat. Kebijakankebijakan yang dicetuskannya sangat brilian. Pengin tahu kisah, pengalaman dan kiprahnya selama ini? Simak saja di rubrik Ta’aruf. Sementara trend penyimpangan perilaku pelajar, sengaja kami bahas dalam rubrik Liputan Khusus. Ini mengingat perilaku mereka kini makin memprihatinkan. Seperti yang dirilis ‘Telepon Sahabat Anak’ (TeSA) 129 Jatim, di tahun 2014 kejahatan yang melibatkan anak jumlahnya mencapai 763 kasus. Dari 763 kasus tersebut, 80 persennya didominasi kasus kekerasan seksual yang 56 persennya terjadi di sekolah. Itulah pasalnya, MI Islamiyah Ngasem Bojonegoro senantiasa memperkuat pembentukan akhlak peserta didiknya. Kali ini pembentukan karakter siswa itu justru melalui ‘program jajanan sehat’. Dengan mengkonsumsi jajanan yang sehat, akhlak anak akan menjadi sehat pula. Tak percaya? Bacalah rubrik Inspirasi. Lain halnya dengan MAN Tuban. Madrasah ini membentuk keshalehan karakter siswa-siswinya melalui ‘Hari Berbahasa’. Perubahan yang paling menyolok, adalah keberanian dan keper-
cayaan diri, kedisiplinan dan tanggung jawab. Jika sebelumnya siswa minder berbahasa Arab, kini mereka semakin percaya diri saja. Liputannya bisa Anda baca di rubrik Serambi Madrasah. Sementara rubrik Bilik Santri, kami isi dengan Pesantren Enterpreneur Penghafal al-Qur’an Nurul Hayat Surabaya. Target utama dari pesantren ini, adalah bagaimana mengangkat derajat
Kontak dan Pendapat --------------Teropong -----------------------------Lensa Utama ------------------------Lensa Khusus -----------------------Cahaya Hati -------------------------Agama -------------------------------Tafsir Maudlu’i ----------------------Inspirasi ------------------------------Bilik Santri ----------------------------
Liputan Khusus ---------------------Uswah --------------------------------Edukasi ------------------------------Serambi Madrasah -----------------Lintas Peristiwa --------------------Pesona --------------------------------LAA Remaja ------------------------Cermat -------------------------------Dunia Islam --------------------------
30 34 36 42 51 58 59 62 66
MPA 339 / Desember 2014
3
4 5 6 14 19 20 24 26 27
santri-santrinya melalui dunia usaha. Jadi, disamping sukses sebagai hafidhhafidhah juga sebagai pengusaha yang sukses. Pada rubrik Lensa Utama yang kali ini kami undang narasumber yang berkompeten di bidangnya. Selain Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si (Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur) dan dr. Hj. Esty Martiana Rachmie (Ketua PW Aisyiyah Jawa Timur), kami juga mewawancarai Miftahul Jinan (penulis buku ‘Alhamdulillah Anakku Nakal’). Tentu juga Sri Rahayu Isbandiyah, seorang ibu rumah tangga pensiunan guru negeri. Disamping itu, kami juga meliput kesibukan SD ‘Full Day School’Al-Hikmah, Panti Asuhan di PP Darussalam Pare Kediri, serta Taman Pengasuhan Anak (TPA) Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Prov. Jatim dalam membimbing dan mendidik anak-anak.
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN Keluara Besar Majalah Mimbar Pembangunan Agama Kanwil Kemenag Prov. Jatim Turut Berbelasungkawa atas meniggalnya:
Ny. Hj. Siti Mithi’ah binti KH. Imam Shofwan (usia 78 tahun) (Mantan GPAI MI Kedondong Kebonsari Madiun dan ibunda H. Athor Subroto (Dewan Redaksi MPA)) Yang wafat pada pada tanggal 31 Oktober 2014 M/ 7 Muharam 1436 H Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan segala kesalahannya diampuni oleh-Nya Amin. Pimred H. Mustain _______________________________ Keluarga Besar MTsN Prigen Mengucapkan belasungkawa atas meningglnnya:
Drs. Muhammad Jamian (Guru IPA MTsN Prigen Kab. Pasuruan/Waka Humas) Lahir: Pasuruan, 01 Januari 1962 Yang meninggal dunia, pada 9 November 2014 Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan segala kesalahannya diampuni oleh-Nya Amin Kepala Drs. H. PARDI. M.PdI SEGENAP KELUARGA BESAR KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TUBAN IKUT BERBELA SUNGKAWASEDALAM-DALAMNYAATAS WAFATNYA
MIFTACHUS SURUR,A.Ma. Guru MIS NURUL HUDA NGAWUN Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban Pada hari Kamis, 13 November 2014 Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan segala salah khilafnya diampuni oleh-Nya, amin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban Ttd Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I
4
MPA 339 / Desember 2014
IBU : Tugas Utama Mendidik Pria dan wanita adalah dua sosok hamba Allah yang saling mendukung dan melindungi. Islam tidak mengangkat superioritas dan inferioritas antara keduanya. Tuntutan kesetaraan gender, sebenarnya sudah diatur dalam Islam. Tersebut dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 34, bahwa ditentukan bagi para suami dalam rumah tangga sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kehidupan dan kesejahteraan keluarganya. Sedangkan para isteri bertugas mengelola rumah tangganya, melayani suami dan merawat, membimbing serta mendidik putra-putrinya. Dari ayat tersebut diatas dapat kita petik pelajaran bahwa sebenarnya kewajiban bekerja, mencari nafkah bukanlah kewajiban isteri. Tetapi, karena didorong oleh kebutuhan hidup yang makin membengkak, penghasilan yang diperoleh suami belum mencukupi, si isteri didorong untuk bekerja. Bahkan karena suami pun sulit mendapatkan pekerjaan, sang isteri justru yang bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga. Pada hal sang isteri bekerja, sekedar untuk membantu. Akibatnya, pendidikan anakanak di rumah terbengkalai. Semestinya pengasuhan dan pendidikan anak-anak menjadi tugas para ibu di rumah, yang kini peranannya diganti oleh pembantu. Bila saat ini banyak terjadi kenakalan remaja, hal itu disebabkan oleh salah asuh yang dilakukan oleh para pembantu rumah tangga yang memang bukan tugasnya. Sementara orang tua terlalu sibuk dalam bergelut dengan persoalan-persoalan kebutuhan hidup sehari-hari. Orang tua nyaris kehilangan kesempatan untuk mendidik dan menorehkan kasih sayangnya kepada putraputrinya. Menghadapi tantangan masa depan yang makin berat bagi generasi muda, perlu pemikiran ulang terhadap peningkatan peran perempuan di abad modern sekarang ini. Bisa saja kaum ibu mengambil peran lebih besar dalam kehidupan masyarakat maupun dalam kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuan keluarganya, namun harus diatur agendanya sehingga hak anak untuk menerima pendidikan dari ibunya dapat terpenuhi Ibu adalah pendidik yang pertama dan utama. Dari padanya diharapkan lahir anak-anak yang dapat menjadi generasi terbaik bagi bangsanya. Dalam kehidupan nyata peran para ibu sebagai pendidik berlangsung di berbagai tempat. Di rumah sebagai ibu dari anak-anaknya. Di sekolah sebagai guru. Di Universitas sebagai dosen dan di masya-
rakat sebagai pekerja sosial. Apapun kapasitasnya para ibu mempunyai tugas dan tanggung jawab satu ialah sebagai pendidik anak-anaknya. Di masa depan kita menginginkan lahir generasi yang baik dan mampu melakukan peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, hamba Allah dan pemimpin yang memiliki integritas dan kompetensi yang memadai. Tuntutan terlalu tinggi kepada kaum perempuan dapat menggeser peran para ibu dari tugasnya yang mulia. Emansipasi perempuan khususnya dari kaum feminisme menyulitkan posisi kaum hawa ini. Bila tujuan beraktifitas di luar rumah sekedar membantu suami memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga masih bisa dimaklumi. Inipun dilakukan
karena kondisi terpaksa. Namun jika gengsi dan karir yang menjadi motivasi para ibu menghabiskan waktunya di luar rumah perlu diwaspadai. Tatkala ayah dan ibu sama-sama sibuk di tempat masingmasing, anak-anaknya di rumah menunggu cucuran kasih sayang dari kedua orangtuanya. Bisakah sentuhan lembut sang ibu ini digantikan oleh layanan para pembantu di rumah? Pasti tidak bisa. Apalagi bila pembantu rumah tangga itu tidak memiliki kemampuan mendidik yang memadai. Perlu dipikirkan, bagaimana mengatur agenda kegiatan bila suami dan isteri sama-sama bekerja di luar rumah, sehingga pendidikan anak-anaknya tidak terabaikan. Menjadikan pertemuan antara orang tua dengan anak-anaknya yang berkurang frekuensinya menjadi lebih efektif merupakan seni dan kecakapan tersendiri. Sebagian para ibu bisa memanfaatkan waktunya yang terbatas dengan sebaik-baiknya sehingga berhasil mendidik putra-putrinya. Sifat lemah lembut dan kasih sayang mereka menjadi kunci keberhasilannya. Disinilah kelebihan kaum ibu. RAW MPA 339 / Desember 2014
5
LENSA UTAMA
Sulitnya Jadi Ibu Tak Ada Anak yang Terlahir Nakal “Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau / sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting / hanya mataair airmatamu ibu yang tetap lancar mengalir” (Puisi ‘IBU’ karya D. Zawawi Imron). Ibu mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi masa depan putra-putrinya. Sebab ibu adalah sumber penghidupan dan kehidupan. Seorang anak tak mungkin dapat hidup baik, ketika ibunya tidak mau mengasuh, memberikan ASI, atau tak mau menyengsarakan dirinya demi sang buah hati. Menurut Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si, seorang anak pasti tak mungkin menjadi anak yang baik, sehat, hebat dan kuat, ketika tidak mempunyai seorang ibu yang peduli terhadap mereka. Seperti ungkapan sebuah maqalah ‘al-ummu madrasatul ‘ula li awlaadihaa (ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya). Seorang ibu, lanjut Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur ini, tak saja mendidik anaknya setelah melahirkan. Namun sudah mendidiknya saat seorang ibu mengandung. Sehingga generasi yang baik, pasti terlahir dari ibu-ibu yang baik pula. Ibu-ibu yang taat kepada Allah, yang peduli terhadap tanggung jawab kepada anaknya, sehingga anaknya bisa diantar menjadi anak-anak yang punya arti di tengah masyarakat. Barangkali itulah pasalnya ketika Rasulullah SAW menjawab pertanyaan ‘kepada siapa seseorang harus berbakti’, beliau mengatakan: ummuka, ummuka, ummuka, tsumma abuuka. “Ini bisa diartikan, bahwa Rasulullah membuat perbandingan betapa peran ibu lebih sentral dan menentukan,” simpulnya. Tugas mulia yang diberikan Allah kepada seorang ibu, kata mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur ini, memang membuat ibu agak repot, agak sakit, agak berat tugas-tugas6
MPA 339 / Desember 2014
nya. “Tapi ingat, itu merupakan kemuliaan dari Allah bagi seorang ibu,” tandasnya. “Selama tiga tahun seorang ibu tidak bebas melakukan sesuatu sekehendak hatinya lantaran mengingat kepentingan anaknya,” tukasnya menambahkan. Rasulullah bersabda: “An-nisaa’u ‘imaadul bilaad” (perempuan adalah tiang negara). Sebuah negara akan baik, jika warganya dilahirkan oleh ibu-ibu yang baik. “Intinya, bagaimana seorang ibu selain bertanggung jawab untuk melahirkan dan menyusui, juga mendidik dan mengantarkan anak-anaknya menjadi manusia-manusia yang terpilih,” pintanya. Yang perlu diperhatikan seorang ibu, ujar alumnus S2 UNAIR Fakultas PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) ini, ketika berada di ruang publik. Mereka harus pandai-pandai menyelaraskan dengan peran domestiknya. Disamping bisa membagi waktu dengan baik, juga memahami mana kewajiban primer dan kewajiban sekunder. “Jangan sampai seorang ibu meninggalkan kewajiban primernya demi
Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si
mengejar kewajiban sekunder,” tegasnya mengingatkan. Berkiprah di masyarakat, tuturnya, itu juga penting. Masyarakat harus pula beribu kepada perempuan. Sebab mereka diberi Allah memiliki perasaan dan kasih sayang yang lebih dibandingkan kaum lelaki. Oleh karenanya, masyarakat selalu membutuhkan perempuan. Seperti kata Mahatma Ghandi: “Women is mother of the man” (perempuan itu adalah ibu seorang pemimpin). Setiap lelaki – siapapun dia, ujar Muslimat yang kerap melakukan dakwah keliling daerah ini, pasti lahir dari seorang ibu. Karena dia lahir dari seorang ibu, pastilah ibunya lebih hebat ketimbang dia. Terbukti, ibulah yang telah mampu mengantarkan anaknya meskipun tidak dengan tangannya sendiri. “Dengan perasaannya seorang ibu mampu mewarnai jiwa anaknya untuk menjadi orang yang pantas diperhitungkan,” kilahnya. Alhasil, peran perempuan itu tak saja di ruang domestik semata. Mereka diperkenankan pula berada di ranah publik. Tentu saja, asal tetap tidak meninggalkan kewajiban pertama dan utama yakni tanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya. “Isteri-isteri Nabi juga tak hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Khadijah adalah seorang usahawan, entrepreneur yang sukses, figur yang disegani kaum Quraisy dan pensupport Rasulullah,” katanya menyontohkan. Namun yang perlu diingat, ujar Masruroh, di era global ini orang cenderung mementingkan hedonisme, konsumerisme dan feminisme. Oleh karenanya, ibu-ibu harus kembali ke ajaran Islam bahwa menjadi ibu adalah amanah Allah. Dan amanah itu harus dijaga. “Sebagai ibu harus mampu mengantar anak-anaknya menjadi ahli-ahli yang sejahtera dan bahagia dunia akhirat,” ujarnya. Seorang ibu yang berkarir, kata dr. Hj. Esty Martiana Rachmie, memang tak bisa lepas dari
godaan budaya hedonisme, konsumerisme dan feminisme. “Untuk menghadang budaya tersebut harus dengan agama,” tegasnya. “Jika kita tak meyakini pentingnya agama, maka akan gampang tergoda situasi dan lingkungan konsumrisme dan hedonisme yang makin mengepung,” urainya. Kehidupan saat ini memang lebih dilematis. Pengaruh konsumerisme, hedonisme dan gerakan-gerakan feminisme ansich yang menuntut pesamaan hak antara perempuan dan pria sudah sangat mengganggu. “Untuk itulah, kita harus meyakini pentingnya agama. Persoalannya, bagaimana menanamkan konsep agama itu tak sekedar di bibir, tak sekedar dogma, tetapi harus dapat menginternalisasikan dalam diri,” terangnya. “Intinya, yakni konsep agama yang dapat diaktualisasikan dalam perbuatan, pikiran serta berkehidupan,” tambahnya berharap. Bagi ibu yang berkarir, tutur Ketua Pimpinan Wilaya Aisyiyah Jawa Timur ini, haruslah dapat menyeimbangkan antara karir dan fungsinya sebagai ibu. Maka komitmen antara suami-istri menjadi sangat penting. “Suami yang paham akan peran dan fungsi istri sekaligus ibu ini menjadi sangat penting,” tegasnya. Alhasil, lanjut wanita kelahiran Lamongan yang dikaruniai tiga anak ini, seorang ibu harus tetap sadar meskipun dia berkarya sebagai aktualisasi diri atau membantu mencari nafkah. Namun apapun alasannya, tetap saja diperlukan adanya kesadaran bila ibu punya peran penting untuk kelanjutan generasi. “Hal itu tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan suami,” tukasnya serius. Menurut mantan Kepala BKKBN Kota Surabaya ini, tuntutan tugas bagi seorang ibu yang berkarir memang lebih berat. Sebab mau tidak mau tugas ibu itu berlangsung sejak bayi ada dalam kandungan. Ketika mengandung tentu akan terganggu aktivitas fisiknya dan kegiatan lainnya. Setelah melahirkan ibu juga punya kewajiban untuk menyusui. Ibu-ibu yang bekerja, lanjut wanita yang bertugas sebagai Kepala Puskesmas
selama 10 tahun ini, tentu akan meninggalkan anak-anak di rumah. Kebanyakan mereka lalu mengambil salah satu solusi praktis dengan menitipkan ke Taman Pengasuhan Anak yang memang berkualitas. Mereka berpikir itu lebih baik daripada diasuh pembantu di rumah yang tidak jelas latarbelakang pendidikan dan kemampuannya. Menurut mantan Kepala Bidang P2P (Pencegahan, Pemberantasan Penyakit) Dinkes Kota Surabaya ini, tentu hal tersebut menjadi persoalan tersendiri bagi ibu yang bekerja. Mereka harus berpikir bagaimana anaknya bisa mendapat pengasuhan yang baik secara fisik, kesehatan, paedagoginya, maupun muatan-muatan agamanya. Tetapi dengan itu semua, bukan berarti ibu akan lepas tanggung jawabnya. “Itu dilakukan hanya saat ibu bekerja. Selepas bekerja mereka kembali pada peran sebenarnya sebagai seorang ibu,” ungkapnya. Jadi, bukan berarti ibu yang sudah capek bekerja lantas lepas tanggung jawabnya terhadap anak. Disinilah ibu dituntut untuk pandai-pandai memenej waktu, serta hubungan berkualitas dengan anak agar mereka tidak merasa ditinggal dan kehilangan kasih sayang ibu. Yang penting lagi adalah menyadarkan anak, bahwa ibunya pergi ke mana dan untuk apa. “Itu semua harus dikomunikasikan sejak awal. Dengan begitu anak akan paham bahwa setelah pulang nanti dirinya tetap memiliki ibu,” pa-
dr. Hj. Esty Martiana Rachmie
parnya. Sewaktu kuliah dulu, cerita mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini, dirinya sudah punya anak dan bekerja. Sepulang kerja, lantas menghabiskan waktu hanya untuk anak-anak. “Sebab saya tak ingin seperti kawan saya yang mengeluh anaknya sakit karena ditinggal pembantu. Lha dia itu anaknya siapa. Masak anaknya pembantu,” paparnya miris. “Jangan sampai anak lebih dekat dengan pembantu dibanding dengan ibunya sendiri,” tandasnya. Sialnya, sambung Sri Rahayu Isbandiyah, ketika anak nakal justru ditudingkan pada ibu yang sibuk di luar rumah. Padahal itu bukanlah satu-satunya penyebab kenakalan anak. “Saya tak setuju jika kenakalan anak itu seratus persen dikarenakan salah asuh seorang ibu yang beraktivitas di luar rumah,” tuturnya. “Itu tidak sepenuhnya betul!” tukasnya menegaskan. Kenakalan anak, menurut ibu rumah tangga yang dikaruniai tiga anak ini, ada beberapa faktor yang menyebabkannya. Diantaranya adalah lingkungan pergaulan yang negatif. Oleh karenannya, setiap ibu haras mengetahui siapa saja sahabat anak-anaknya. “Seorang ibu hendaknya pandai-pandai mengatur kegiatan anak-anaknya agar bisa dipantau,” katanya menyarankan. Kenakalan anak, lanjut pensiunan guru SMPN 1 Waru Sidoarjo ini, bisa juga disebakan latar belakang keluarga yang minim pemahaman agama. Pada dasarnya, pertumbuhan seseorang itu dimulai dari dalam kandungan. Sebab anak dalam kandungan mempunya hubungan yang intens dengan ibunya. “Kegiatankegiatan positif perlu diarahkan kepada anaknya. Lebihlebih dalam kegiatan ruhani yang berhubungan dengan iman,” terangnya. Sebelum menyalahkan orang lain untuk mencari penyebab kenakalan anak, katanya, sebaiknya orangtua introspeksi dulu ke dalam keluarga. “Jangan mencari kambing hitam lingkungan sebagai biang kesalahan,” pintanya. “Sebab bisa jadi pemicunya adalah ego orangtua sendiri,” tukasnya. MPA 339 / Desember 2014
7
Menurut isteri Matadji ini, terkadang orangtua suka memaksakan kehendaknya. Anak-anaknya harus seratus persen menuruti kemauannya. Apa yang diperintahkannya harus dilaksanakan dan tak boleh disela sedikitpun. Di sinilah mulai timbul ketidaknyaman-
Rahayu, ibu berkarir dan beraktivitas di luar rumah itu sah-sah saja. Asalkan tetap menjaga keseimbangan antara tugas dan perhatian pada keluarga, khususnya pengawasan pada anak-anak. Sebab kurangnya perhatian orangtua akan berpeluang menjadikan mereka lari
menjadi empat model kenakalan. Pertama, adalah kenakalan eksploratif; yaitu eksplorasi anak terhadap lingkungannya untuk supaya lebih tahu. Namuh hal itu dianggap nakal oleh orangtuanya dan lingkungan sekitar. Yang kedua, sambung pria berkaca-
dari rumah dan menjadi anak nakal. “Ingat, jika kenakalan anak sudah akut tentu sangat sulit mendidik mereka,” ujarnya mengingatkan. Menurut Miftahul Jinan, sebenarnya tidak ada anak yang dilahirkan dalam kondisi nakal. Lantas kenapa muncul kenakalan atau sikap-sikap yang tidak kita harapkan? Menurutnya, mungkin saja itu adalah perbedaan persepsi antara anak dan orangtua. “Bagi anak, itu adalah sebuah eksplorasi. Sedangkan bagi orangtua adalah suatu hal yang mengganggu,” paparnya. Menurut penulis buku ‘Alhamdulillah anakku nakal’ ini, kenakalan dibagi
mata minus ini, adalah kenakalan semu. Maksudnya, sebagian orang menganggap itu nakal. Tapi sebagian orang tidak menganggap sebuah kenakalan. “Misal anak merengek minta gendong. Sebagian orang menganggapnya sebagai hal yang wajar, tapi sebagian yang lain menganggap sebagai kenakalan,” katanya mencontohkan. Sedangkan yang ketiga, tutur pria kelahiran Ponorogo 13 September 1969 ini, adalah kenakalan habitual; yakni kenakalan yang diakibatkan dari pembiasaan yang salah dari orangtua. Semisal anak yang baru sembuh dari batuk dan pilek lalu merengek dan menagis
ANAK NAKAL? Anak yang nakal, karena mereka berfikir dirinya sudah tidak berharga lagi. an di dalam rumah. Akhirnya sang anak berontak mencari kepuasan dan ketenangan batin di luar rumah. Di sisi lain, lanjutnya, dalam memperlakukan antara anak pria dan perempuan haruslah sama. Tak boleh membeda-bedakan keduanya. Meski dalam membimbing anak putri membutuhkan bimbingan dan perhatian yang lebih. “Kendatipun bobot bimbingannya sama, tetapi dalam membibing anak putri memang memiliki tingkat kesulitannya sendiri. Anak putri harus dikawal lebih serius ketimbang anak laki-laki karena resikonya lebih dominan,” sarannya. Yang perlu diperhatikan, tutur Sri 8
MPA 339 / Desember 2014
sangat keras minta es cream. Lantaran orangtua merasa sumpeg, akhirnya dibelikan es cream. Di saat yang lain anak meminta mainan yang sangat mahal tapi tidak dihiraukan. Anak pasti akan menangis menjadi-jadi. Karena pusing mendengar tangisan anak, lantas dibelikan mainan tersebut. “Pola seperti ini salah. Ketika anak meminta baik-baik tidak dihiraukan, namun dengan sedikit tekanan dan tangisan lalu dibelikan,” ungkapnya. Hal semacam itu, ulas suami Miftahul Jannah ini, secara tidak sengaja akan mengakibatkan terciptanya kenakalan habitual. Sebab anak berfikir meminta segala sesuatu berhasilnya dengan rengekan. “Padahal yang benar, kita memutuskan sesuatu secara tegas. Anak mau menangis atau tidak menangis sama saja. “Dengan begitu anak
Sri Rahayu Isbandiyah akan berfikir, ketika dengan tangisan tak berhasil maka dia tidak mempunyai alat untuk menekan kita,” simpulnya. Yang perlu diwaspadai, lanjut Direktur Griya Parenting Indonesia ini, adalah kenakalan sejati. Seperti anak merokok, anak mencuri, anak berbohong dan sebagainya. Kenakalan sejati merupakan sikap nakal yang disebabkan dari mencontoh orangtua atau lingkungan sekitar. “Sedangkan bentuk kenakalan yang sifatnya bukan sejati, masih gampang berubah atau mudah diubah,” tuturnya meyakinkan. Lantas ayah tiga anak ini memberikan contoh. Ada seorang anak datang tidak membawa mainan di tengah anakanak yang bermain mobil-mobilan. Me-
reka yang bermain tadi lantas merasa tak nyaman dengan kehadirannya. Akhirnya yang terjadi, anak tersebut mendorong salah satu anak yang mempunyai mainan dan mengambilnya dibawah pulang. Seorang ibu yang mengetahuinya lalu menggendong dan membawa kembali di tengah anak-anak yang bermain tersebut. Sialnya, ibu itu menggendong sambil memukul tangan anak disertai umpatan: Mana tangan nakalnya tadi yang merebut dan mendorong! “Nah.. yang dipelajari anak dari sang ibu, kalau lagi emosional dengan memukul. Maka kata sang anak, kalau aku marah aku juga akan memukul,” urainya. Lebih lanjut alumnus Pondok Modern Gontor ini menerangkan, bahwa orangtua sering tak sadar memberikan labeling atau julukan kepada anak kalau
saja, ketika anak berbuat baik mulut kita sering diam,” katanya memaparkan. “Orangtua seharusnya mengapresiasi kebaikan itu dengan cara menghargai atau sedikit memuji,” tukasnya. Kedepan, sambung pengasuh tetap radio SAM FM ini, orangtua seharusnya mencari sisi kebaikan pada diri anak. Jangan cuma mencari kesalahan dan kejelekan anak saja. “Cari dan sentuhlah setiap nilai kebaikan anak. Dan buatlah sang anak lebih mudah melakukan kebaikan-kebaikan,” tuturnya penuh harap. Yang perlu dicermati, kata Jinan, anak bandel itu merasa lebih gampang melakukan keburukan ketimbang kebaikan. Untuk itulah, permudahlah anak untuk melakukan kebaikan dan berilah penghargaan. Sebab kebutuhan anak adalah untuk dihargai. “Jika anak sudah
Miftahul Jinan dia nakal. Ketika anak melakukan sedikit kesalahan saja, orangtua langsung memvonis sebagai anak yang nakal. “Anak akan merasa dirinya sebagai anak yang nakal. Sebab ibunya yang paling dekat dan disayangi saja sering ngomong anak nakal. Ini akan menjadikan keyakinan anak tersebut bahwa dirinya adalah anak yang nakal,” terangnya. Ketika anak sudah terlanjur nakal, sambung master trainer KPI Surabaya 2001-2009 ini, maka kita harus memotong matarantai kenakalan itu. Metode menasehati dan membesarkan anak segera kita ganti. Selama ini kita hanya fokus pada sisi kenakalan anak saja. :Kalau mau jujur, sebenarnya kebaikan anak itu lebih banyak ketimbang kenakalannya. Hanya
merasa punya harga diri, tentu akan mikir untuk melakukan perbuatan tak terpuji,” simpulnya. Sedangkan anak yang nakal, karena mereka berfikir dirinya sudah tidak berharga lagi. Sehingga melakukan kebaikan ataupun keburukan sudah tidak ada bedanya. Ketika anak sudah merasa sama terhadap apa yang diperbuatnya, maka ini akan masuk kedalam kenakalan sejati. “Maka bangunlah sebuah lingkungan yang memudahkannya melakukan kebaikan. Dan berikan penghargaan saat anak melakukan kebaikan sekecil apapun,” pintanya serius. Laporan: Mey.S, Muhammad Hisyam, Rasmana Rahem, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya). MPA 339 / Desember 2014
9
Mengasuh Penuh Kasih Sayang Perempuan seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis terkait dengan statusnya. Memilih berkarir, menjadi ibu, atau keduanya harus dijalani. Tidak mudah memang, namun bukan berarti tidak ada solusi. Ketika lajang, ia akan tenang melenggang berkarir. Manakala ia menyadari akan kodrat sebagai perempuan yang harus berkeluarga dan menjadi ibu serta harus tetap bekarir, saat itulah dibutuhkan kejernihan pemikiran, bahkan kesepakatan dengan sang suami. Banyak ibu-ibu muda yang memilih tetap berkarir meski telah memiliki momongan anak. Tak sedikit pula dari mereka yang memilih Taman Pengasuhan Anak sebagai solusi praktisnya agar tak cemas ketika harus bekerja dan meninggalkan 10
MPA 339 / Desember 2014
Kus Harmining
anaknya. Taman Pengasuhan Anak (TPA) Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Provinsi Jatim, dapat dijadikan pilihan bagi para keluarga muda yang tengah sibuk berkarir. “Dengan lima tenaga pengasuh, kami berupaya membantu meringankan beban para keluarga muda agar tak terlalu khawatir dan cemas ketika meninggalkan putra-putrinya untuk bekerja,” ujar Kus Harmining, selaku Ketua Pelaksana. Celoteh, tangisan, bahkan kekeh tawa anak-anak, hampir tiap hari meramaikan ruang-ruang TPA yang sudah beroperasi sejak tahun 2010 lalu. 20 anak dari usia 2 bulan hingga 5 tahun menghuni TPA di Jln. Ketintang Madya III / No.1 Surabaya ini. “Selama mengasuh anak-anak di sini,
Ina bersama anak-anak asuh. Berupaya mentransformasikan suasana bagai tinggal di rumah sendiri bagi anak-anak. kami anggap seperti mengasuh anak sendiri. Banyak pengalaman juga banyak hiburan,” aku Ina selaku Pelaksana Harian. “Kami berupaya mentransformasikan suasana bagi anak-anak bagai tinggal di rumah sendiri dengan menyediakan fasilitas permainan sesuai usia mereka,” terangnya. Lantaran usia anak yang bervariasi, tak heran bila program yang diajarkan secara natural saja. Para pengasuh mengikuti keinginan mereka. Jika saatnya ingin makan dan bermain diarahkan pada permainan yang baik dan positif. “Kita juga ajarkan mereka bernyanyi bersama. Ketika ada suasana enak yang sekiranya anak-anak tidak merasa terganggu, kita ajarkan gerakan-gerakan shalat. Prinsipnya program pembelajaran natural dari usia PAUD sampai TK,” lanjut ibu satu anak asal Banyuwangi ini ramah. Beragam profesi orangtua mempercayakan anak-anaknya diasuh di TPA yang tinggal di lingkungan te-
nang, jauh dari keramaian kota serta hiruk-pikuk lalu lintas. Diantara mereka yang dari Pengadilan, Kejaksaan serta Polwan, tak merasa sayang meski harus merogoh kocek sebesar Rp 500.000,- tiap bulannya demi keamanan dan kenyamanan anaknya. Dengan keberadaan anak di TPA, anak-anak akan dapat bersosialisasi sesama teman di pengasuhan, belajar berbagi serta belajar agar bisa mandiri. Sementara bagi para keluarga muda yang kebetulan punya acara atau kesibukan mendadak, dapat pula menitipkan putra-putrinya di TPA yang buka dari jam 07.00 pagi hingga pukul 17.00 ini secara harian dengan
biaya Rp 40.000,- / hari. Anak adalah amanah. Ia buah hati yang butuh buaian kasih sayang. Tentu akan berbeda perkembangan anak yang diasuh oleh pembantu rumah tangga dibanding dengan Taman Pengasuhan Anak. “Kami selaku pengasuh senantiasa menyampaikan ke orangtua masingmasing perihal perkembangan anakanak. Misalnya, anak sudah mulai bisa berjalan, mulai bisa berbicara, pola makan yang meningkat, perkembangan motoriknya, serta perkembangan lainnya sesuai usia masing-masing anak,” pungkas Ina. Mey. S MPA 339 / Desember 2014
11
Model “Penitipan Anak” Full Day School atau Panti Asuhan? Salah satu pilihan orangtua karir untuk “menitipkan” anaknya, adalah sekolah Full Day School. Berangkat kerja mengantar anak ke sekolah, pulang kerja menjemput anak dari sekolah. Tapi menurut Anwar, banyak orangtua yang salah persepsi ketika menitipkan anak di sekolah. Harapan mereka, sekolah bisa sepenuhnya menjadi wakil dari orangtua ketika bekerja. “Orangtua tak boleh menyerahkan secara total segala urusan anak ke sekolah,” katanya. Antara orangtua dan pihak sekolah, tutur Kepala SD ‘Full Day School’ Al-Hikmah ini, harus ada kerjasama untuk memantau kegiatan anak baik di sekolah maupun di rumah. Sekolah ini memiliki buku penghubung yang meliputi tiga aspek; aspek ibadah, sosial dan kemandirian. Semua kegiatan di SD Al-Hikmah, dari pagi hingga sore hari, semuanya terekam oleh para ustadz dan ustadzah. Lewat buku penghubung itulah, setiap wali murid dapat membacanya ketika ada di rumah. Untuk memupuk kerjasama itu pula, pihak sekolah setiap tahunnya mengagendakan ‘program parenting’. Di satu sisi untuk mengevaluasi perkembangan anak di sekolah, di sisi lain untuk mengetahui perkembangan anak di rumah. “Jadi.. disamping ada evaluasi tugas anak yang diselesaikan di sekolah, juga ada tugas yang harus dikerjakan anak selama ada di rumah,” terangnya. Contoh tugas yang dikerjakan di rumah, adalah program ‘Shubuh Call’. Para siswa akan ditelpon Wali kelasnya secara berantai dan bergiliran. Dalam satu kelompok ada lima hingga enam anak. Tugas anak pertama adalah menelpon anak kedua, dan begitu seterusnya. Bagi anak yang terakhir, dia melapor pada gurunya. “Ini menandakan bahwa kelompoknya sudah siap melakukan shalat Shubuh,” jelasnya. Ketika anak diantar ke sekolah, lanjut ayah dua anak ini, disambut dengan program ‘Penjemputan Anak’. Jadi sebelum 12
MPA 339 / Desember 2014
masuk sekolah, para guru menyambutnya satu persatu saling bersalaman. Ini merupakan salah satu perwujudan kasih sayang dari pihak sekolah untuk anakanak. “Orangtua pasti merasa senang melihatnya. Merekapun berangkat kerja dengan hati yang tenang. Sebab merasa anaknya sudah dalam pengawasan para gurunya,” ulasnya.
keliru,” tukas pria yang sedang menyelesaikan S2 di Unesa ini. Sebab pihak sekolah juga menyediakan program yang enjoy. Semisal pembelajaran di luar kelas – seperti di ruang perpustakaan, di hall yang besar, atau di taman yang cukup nyaman. Dengan suasana belajar semacam itu, anak merasa tidak bosan dan bisa melepas tekanan. “Setiap semester kami juga mengagendakan belajar diluar sekolah dengan mengunjungi tempat-tempat wisata,” tukasnya. Dengan belajar di luar sekolah, tutur suami Sri hidayati ini, disamping ada unsur refreshing juga ada unsur edukasinya. “Yang terpenting, bagaimana anak-anak itu senang untuk sekolah
Di lembaga pendidikan Al-Hikmah, disamping menyelesaikan target kurikulum juga menyelesaikan target ibadah. Semisal program mengaji. Setiap hari mereka diwajibkan mengaji al-Qur’an selama dua jam pelajaran. Ini agar anak mau membiasakan mengaji di rumah. Ketika lulus sekolah, setiap anak harus lulus munaqasah pembelajaran al-Qur’an. Baik segi tajwidnya, ghareb, tasokha, tartil dan tahfidhnya. Melihat sekilas, sepertinya siswa terlampau dibebani dengan berbagai tugas yang berat. Disamping PR, rutinitas akademik, sikap kedisiplinan yang ketat dan seterusnya, sehingga membuat siswa jadi tertekan dan strees. “Persepsi yang demikian itu jelas salah dan
dan tidak ada rasa tertekan didalamnya,” jelasnya. “Terbukti, selama ini dari murid kelas satu sampai kelas enam tidak ada yang mengeluh tertekan dan strees,” kilahnya menambahkan. Andaikata ada yang sakit, sambung pria yang juga menjadi Ketua Takmir masjid sekolah ini, pihak sekolah sudah menyiapkan fasilitas UKS dan dokter yang siap melayani mereka sepanjang waktu sekolah. “Ini merupakan bentuk perhatian kami kepada murid. Tentu orangtua akan merasa senang melihat anak-anaknya dididik dan diperhatikan sebagaimana dirumah,” ucapnya penuh syukur. Untuk sekolah yang berlabel Full Day School, harap pria kelahiran La-
mongan 19 september 1969 ini, agar dalam sepanjang waktu anak tak hanya memperoleh pendidikan segi pengetahuannya saja. Mereka juga berhak mendapatkan pendidikan dari segi sosial dan ibadah. “Ketiganya haruslah seimbang. Dengan kata lain, para siswa harus memperoleh kecerdasan majemuk secara berimbang,” pungkasnya. Selain sekolah berlabel Full Day School, orangtua karir biasanya memilih pondok pesantren sebagai alternatifnya. Atau bisa pula “menitipkan” anak di Panti Asuhan. PP Darussalam Pare Kediri, disamping berfungsi sebagai pesantren di dalamnya juga terdapat Panti Asuhan. Latar belakang pendirian Panti Asuhan di pondok yang berdiri di tahun 1946 ini, lantaran banyak masyarakat yang meminta hal tersebut. Dan pada tahun 1996 keinginan itu baru dapat diwujudkan. Kalau santri pondok ada
mereka adalah dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. Bahkan ada pula dari anak gelandangan. “Sebagian malah piatu. Sebab bapaknya sudah menikah lagi. Dan ibu tirinya ternyata tidak memperhatikan dan berlaku kejam kepadanya,” ungkapnya. Dalam mengasuh Panti Asuhan, wanita kelahiran Kediri 9 Juni 1946 ini dibantu oleh tiga anak dan tiga menantunya. Pihaknya menerima santri panti, minimal mereka kelas III SD. Mereka akan diasuh dan dibina hingga memperoleh pekerjaan yang mencukupi buat hidupnya. Ketika para santri selesai menempuh pendidikan SLTA, urai istri (alm.) Kiai Sohib ini, mereka dipersilahkan memilih; kuliah, kursus bahasa asing, atau belajar keterampilan. Kursus keterampilan ini bekerjasama dengan Balai Latihan Ketrampilan (BLK) Kab. Kediri. Hal itu meliputi keterampilan komputer,
Hj. Binti Umayah kewajiban membayar, tetapi santri Panti Asuhan justru dibebaskan dari kewajiban tersebut. Sejak berdirinya hingga kini, jumlah santri panti sudah tercatat sebanyak 598 anak. Tapi yang kini masih hidup di dalam panti hanya tinggal 77 anak saja. 50 persennya dari wilayah Pare, selebihnya berasal dari Bojonegoro, Krian, Pati, Blitar, Malang dan Nganjuk. “Tapi rata-rata famili mereka ada di Pare. Jadi kalau ada apa-apa, mereka ada yang bertanggung jawab,” tutur Hj. Binti Umayah. Santri yang tinggal di panti, ujar pengasuh Panti Asuhan ini, tak semuanya berupa anak yatim. Sebagian dari
Anwar mesin, listrik, menjahit dan berbagai seorang ibu dalam mendidik anak-anakmacam home industri. nya, Hj. Binti Umayah malah tersenyum Target dari pihak panti, lanjutnya, simpul. Katanya, kalau ada ibu yang dengan kuliah atau keterampilan yang merasa sulit mendidik putranya, itu dikuasainya mereka nantinya bisa mem- lantaran tak memiliki kepasrahan kepada peroleh kerja yang layak. Jika sudah Allah. “Kalau seseorang mau tawakkal, bisa hidup mandiri, mereka baru diperbo- maka tak ada kesulitan dalam mendidik lehkan untuk meninggalkan Panti Asuh- mereka,” ujarnya. “Serahkan saja anakan. “Yang banyak itu jadi guru atau jadi anak kita kepadaNya. Doakanlah senanpegawai TU di sekolah,” ungkapnya. tiasa. Maka Allah akan mengulurkan Anak-anak panti, disamping ada hidayah sehingga anak-anak itu akan yang sekolah di MI, MTs dan MA, juga mengerti dengan sendirinya,” tambahada yang bersekolah di SD, SMP, SMU nya memberikan kiat. dan SMK. Biaya mereka sama dengan Laporan: anak-anak di luar panti. “Itu belum lagi M. Tajuddin Nurcholis kebutuhan seragam sekolah, buku-bu(Surabaya), ku, sepatu, tas dan kebutuhan lainnya,” Alfiatu Solikah (Kediri).
paparnya. Namun demikian, mengenai semua biaya tersebut dirinya mengaku tak begitu memikirkan. “Yang bisa saya lakukan hanyalah meminta kepada Allah SWT. Semua kebutuhan mereka pasti dicukupi oleh Allah,” tuturnya bersahaja. “Kami pernah mengajukan proposal ke Dinas Sosial. Waktu itu kami memang diminta untuk itu. Tapi kalau tidak diminta, ya kami tak mengajukan lagi,” tukasnya menambahkan. Lantas bagaimana mengenai anakanak yang nakal? Menurutnya, tak banyak anak panti yang nakal. Hanya ada satu-dua saja. Biasanya, setelah dikasih peringatan pertama hingga ketiga tetapi tetap tak berubah, anak tersebut akan dikembalikan kepada penanggung jawabnya. “Asal kenakalannya masih dalam batas kewajaran, anak tersebut tetap kami asuh di sini,” tegasnya. Ketika ditanya tentang sulitnya
MPA 339 / Desember 2014
13
PEMBINAAN ADMINISTRASI UMUM
Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag Pembinaan bagi seorang Aparatur Sipil Negara menjadi suatu kebutuhan. Karena regulasi atau peraturan-peraturan bersifat dinamis, sehingga perlu pengetahuan dan pemahaman dalam implementasinya. Demikian pula halnya dengan pembinaan administrasi, yang terkait pula dengan regulasi-regulasi terbaru. Selain itu penguatan dan peningkatan SDM dalam skala menyeluruh. Pembinaan administrasi bagi JFU di lingkungan Bagian Tata Usaha pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur berlangsung pada tanggal 7-9 Nopember 2014 di Pasuruan. Selain itu, peserta juga berasal dari PUM dan operator di masing-masing Bidang dan Pembimas. Pembinaan administrasi yang diberikan meliputi Pembinaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Pembinaan Kearsipan Arsip Paris Dinamis. Dra. Umi Kasiani, M.M, selaku narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya, memberikan materi mengenai pengertian arsip, pengelolaannya, kendala yang biasa 14
MPA 339 / Desember 2014
ada, komponen penunjang pengelolaan arsip hingga jabatan sebagai Arsip Paris itu sendiri. Sedangkan Pembinaan LAKIP, selain diisi oleh Samsul Anam, S.Ag, M.Pd.I juga diberikan oleh Sarwiti, S.Sos, M.M sebagai narasumber. Pengertian mengenai LAKIP sendiri, yaitu media yang berisi pertanggungjawaban/ dokumen mengenai gambaran perwu-
judan AKIP yang disusun dan disampaikan secara sistemik dan melembaga. Dijabarkan pula maksud Penyusunan LAKIP; diantaranya sebagai acuan untuk menyusun perencanaan kegiatan Instansi Pemerintahtahun berikutnya dan sebagai barometer/tolok ukur keberhasilan Instansi Pemerintah. Sementara itu dalam sambutan dan arahan pembukaannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. Mahfud Shodar, M.Ag memberikan informasi, bahwa terhitung mulai 6 Nopember 2014 Kementerian Agama telah melaunching 5 Budaya Kerja: 1. Integritas, 2. Profesional, 3. Inovasi, 4.Tanggungjawab dan 5. Keteladanan. “Kelimanya menjadi kesatuan yang utuh dan dimulai dengan keikhlasan dalam bekerja,” tegas Kakanwil. Dalam kegiatan itu juga ada sesi dialog interaktif dari para peserta yang dijawab langsung oleh para Kasubbag yang dipimpin oleh Kabag TU Drs. Musta’in, M.Ag. Antusias dari peserta untuk bertanya begitu tinggi hingga harus dibatasi karena waktu yang tidak mencukupi. Kegiatan juga diisi dengan sesi Character building, dengan maksud menambah kekompakan, kebersamaan, kekuatan, serta tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Anni
Suasana pembinaan kersipan arsip dinamis
Pembinaan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual se-Jawa Timur dalam laporannya mengatakan bahwa nantinya akan menggandeng elemen-elemen kegiatan ini ditujukan untuk membe- masyarakat yang lainnya. Sedangkan dr. Boediono, M.Kes serikan informasi yang akurat tentang kesehatan. Di samping juga untuk laku nara sumber dalam pemaparannya memberdayakan masyarakat dalam menjelaskan bahwa penyebab utama dari rangka pencegahan dan penanggu- penularan penyakit menular seksual ini langan penyakit menular seksual ini. adalah hubungan seks dengan orang yang Dan yang tidak kalah pentingnya ada- terjangkit penyakit seksual. Jika seorang lah melakukan pencegahan sejak dini, isteri terkena penyakit seksual, maka akan baik dari kaca mata medis maupun dari menular kepada suaminya, dan sebaliknya. Dan dampak yang ada pada seorang wanita kacamata agama. Sementara itu Kabid Penais Za- antara lain adalah radang panggul atau kanker wa Kanwil Kemenag Jatim, Drs. serviks yang dipicu oleh tidak terjaganya Moh. Fachrurrozi, MHI dalam sam- kebersihan saluran reproduksi. Di sisi lain butan pembukaannya mengatakan adalah adanya gangguan kehamilan yang bahwa kegiatan pembinaan ini meru- diakibatkan oleh adanya infeksi pada ovapakan bentuk keikutsertaan Kemente- rium seorang wanita. Ini mengakibatkan rian Agama dalam pembangunan ma- kehamilan di luar rahim. Atau jika melahirnusia Indonesia seutuhnya. Tidak kan, anak bias terinfeksi dengan nanah di hanya pembangunan rohani, tapi juga bagian mata si bayi. Nara sumber juga menjelaskan baDrs. Moh. Fahrurrozi, M.HI. membuka acara jasmani. Salah satunya dalam bentuk pembinaan kesehatan ini. Mengingat gaimana penyakit menular seksual ini bias Banyak sekali penyakit yang beredar banyak sekali penyakit yang didatangkan menular. Pada seorang pria, penularan bias saat ini, namun banyak juga masyarakat oleh Allah sekarang ini, seperti MERS, AID/ terjadi jika seorang pria mempunyai mitra yang belum memahami, mencegah ataupun HIV, Ebola, flu burung dan lain sebagainya. seks lebih dari satu, atau melakukan hubumenanggulanginya secara benar. Padahal Pembinaan ini juga dalam rangka memben- ngan seks dengan PSK, serta bermitra seks/ penyakit-penyakit tersebut berdampak tengi anak-anak dan generasi muda, baik itu isteri yang sudah menderita infeksi menular sangat besar terhadap kesehatan seseorang. aqidah, jasmani maupun sisi rohaninya, dari seksual. Sedangkan pada sorang wanita, Salah satunya adalah penyakit menular pengaruh negatif yang ada di sekitar me- penyakit ini bias menular jika suami/mitra seksual. Penyakit yang penularannya mela- reka. “Apa yang disemaikan hari ini mungkin seksnya menderita infeksi menular seksual, lui organ seksual seseorang. Seperti sipilis, baru akan terasa kira-kira 15 atau bahkan 20 suami/mitra seks/penderita mempunyai gonore (kencing nanah), HIV/AIDS, jengger tahun lagi. Dan kepemimpinan bangsa In- mitra seks lebih dari satu, atau juga karena ayam, hepatitis, atau juga herpes. Dan se- donesia yang akan datang, tergantung gene- perilaku suami/mitra seks. Untuk mencegahnya ringkali dari penyakit ini – lanjut nara sumber–ada berujung pada kematian. beberapa langkah yang haIni juga yang menjadi rus dilakukan. Di antarakeresahan Bidang Penais nya, tidak melakukan huZawa Kanwil Kementerian bungan seks sebelum niAgama Provinsi Jawa Tikah, jika sudah menikah mur. Oleh karenanya pada harus setia kepada isteri anggal 29 Oktober 2014 atau suaminya, di sisi lain bertempat di hotel Utami harus selalu menjaga keberSidoarjo, para Penyuluh sihan organ reproduksi dan Agama Fungsional dan yang tak kalah pentingnya Pengurus Fatayat NU seadalah melakukan pemeJawa Timur diundang untuk riksaan secara berkala. Semendapatkan penjelasan dangkan jika sudah terjangtentang penyakit tersebut. kiti penyakit, tidak ada jaMengingat penyuluh dan lan lain kecuali melakukan fatayat NU merupakan saNara sumber memberikan penjelasan secara gamblang mengenai penyakit pemutusan mata rantai pelah satu garda depan pemmenular seksual nularan yaitu dengan segeberi penerangan kepada ra berobat ke dokter. masyarakat. Panitia mendatangkan nara rasi hari ini,” tegasnya. Acara pembinaan ini sangat ramai deTentunya – lanjut lelaki kelahiran Pasumber yang kompeten dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, yaitu dr. Budiono, mekasan ini – dalam melaksanakan tugas ngan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan M.Kes yang menjabat sebagai Kasi membangun jiwa dan raga masyarakat yang oleh peserta dan langsung dijawab secara berat ini, Kementerian Agama tidak bisa ber- cekatan oleh nara sumber. Dan pada kesemPemberantasan Penyakit. Munir, M.Ag selaku panitia yang ju- jalan sendiri. Namun membutuhkan kerja- patan ini, peserta menginginkan agar ada ga Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama sama dengan berbagai elemen masyarakat. kerja sama antara Kemenag dan Dinkes Islam pada Bidang Penais dan Zawa Kanwil Dan kebetulan pada pembinaan ini bekerja- untuk mengatasi masalah penyakit menular Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, sama dengan fatayat NU. Dan di lain waktu seksual ini di lapangan. Hisyam
MPA 339 / Desember 2014
15
Menolak Pengosongan Kolom Agama di KTP
Gubernur Jatim DR. H. Soekarwo FKUB Provinsi Jatim menggelar acara temu tokoh agama dan tokoh masyarakat Provinsi Jawa Timur tahun 2014, pada Selasa 11 November 2014 di Balai Kartika Makodam Brawijaya Surabaya. Hadir dalam forum yang dibuka oleh Gubernur Jatim DR. H. Soekarwo itu, antara lain Pangdam V/
hun 2014-2019 dan mencari solusi atas konflik yang terjadi pasca Pileg dan Pilres 2014,” ujar pria yang juga menjabat Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini. Sebab membangun kerukunan antar umat beragama, terang lelaki kelahiran Lamongan, 4 April 1947 ini, tidak saja menjadi tanggung jawab para ulama. Kerukunan juga sangat bergantung pada beragam kebijakan pemerintah, faktor pembangunan ekonomi masyarakat, serta rasa keadilan dan keamanan yang terjaga dengan baik. Gubernur Jatim DR. H. Soekarwo dalam kesempatan itu, juga memaparkan tingkat kemajuan pembangunan yang telah diraih Jawa Timur. Secara khusus, Soekarwo juga meminta kepada Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. “Sebab FKUB menjadi inti dari forum yang memperjuangkan kerukunan antar umat beragama,” katanya. Menurut Soekarwo, spiritual menjadi basis penting dalam pembangunan bangsa. Sebab baginya, nilai spiritual itu melebihi makna kultural. “Di Jawa Timur bukan
jadi lebih tampak. Sebab FKUB nantinya diharap bisa sebagai rujukan tentang kerukunan, netral dalam penanganan persoalan masyarakat, mediator dalam perselisihan. ”Sebagai juru bicara kepentingan semua agama, FKUB harus memiliki wibawa dan bijak dalam tindakan,” tuturnya. “Oleh karena itu, anggota FKUB adalah pemimpin ormas keagamaan dan tidak boleh menjadi anggota partai politik,” tegasnya. Dalam kesempatan itu, Soekarwo juga menyatakan ketidaksetujuannya soal usulan pengosongan kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), yang diwacanakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo. “Menurut saya kolom agama itu penting. Jadi perlu tetap ada, itu kan single identity number,” kata pria yang biasa disapa Pakde Karwo itu. Meski secara pribadi menolak, Pakde Karwo tetap menyerahkan keputusan pada Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Kalau masalah agama, kita larinya ke ulama. Kalau masalah olahraga kita ke KONI, dan masalah agama kita rujukannya ke MUI,” ujar mantan Sekdaprov Jatim itu.
Gubernur Jatim DR. H. Soekarwo menabuh gong sebagai simbol pembukaan acara bersama Ketua FKUB Jatim, Pangdam V/Brawijaya, Binmas Polda Jatim dan Asintel Kajati di hadapan ratusan peserta Brawijaya, Bimas Polda Jatim, Asintel Kajati Jawa Timur, serta lebih dari 700 peserta undangan dari beragam kalangan. Forum kerukunan ini mengambil tema “Merajut Kerukunan umat Beragama pasca tahun politik 2014 guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui pemantapan kearifan lokal di Jawa Timur”. Menurut Ketua FKUB Prov. Jawa Timur Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, kegiatan yang mempertemukan tokoh agama dan tokoh masyarakat ini untuk mengetahui hasil pembangunan selama pemerintahan Gubernur Jatim Tahun 2011 – 2014. “Sekaligus untuk mengetahui rencana pembangunan Ta-
16
MPA 339 / Desember 2014
hanya kultural yang menjadi dasar pembangunan bangsa, tapi juga spiritual,” tukasnya. “Jangan pernah ada pikiran bahwa kesejahteraan akan tercipta jika tidak didukung oleh spiritual yang kuat,” tandasnya. Meski demikian, sambungnya, kesejahteraan suatu bangsa tidak akan bisa diperbaiki, jika Polri dan TNI tidak dibantu oleh masyarakat. ”Bila kesejahteraan sudah diperoleh, maka akan tercipta keamanan dan kenyamanan. Karenanya kerukunan antar umat beragama harus selalu dijaga untuk mempertahankan keamanan,” paparnya. Di sinilah peran strategis Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) men-
Kolom agama dalam KTP, juga menjadi perbincangan hangat dalam dialog yang digelar di akhir sesi acara. Dalam dialog yang dimoderatori oleh FKUB, tampil sebagai narasumber adalah Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, S.Sos, Binmas Polda Jatim dan Asinstel Kajati. Senada dengan pendapat Gubernur Jatim Soekarwo, ketiga narasumber juga tidak sepakat jika kolom agama ditiadakan. “Agama adalah alat ketahanan dan kerukunan. Pluralitas agama merupakan pertalian sejati kebhinekaan yang tetap harus dihormati,” tegas Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, S.Sos. Ded
Kemenag Jatim Sukses Helat Perkemahan Pramuka Santri
Untuk pertama kalinya, Jawa Timur sukses menggelar Perkemahan Pramuka Santri. Bertempat di Mangrove Center Jenu Tuban, sebanyak 466 peserta dari Kab/Ko se-Jatim beradu kreativitas pada 4-7 Nopember kemarin. “Para santri ini merupakan perwakilan dari 38 kab/ko,” ujar Drs. H. Husnul Maram, MHI. Sementara itu, diantara tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong dan menumbuhkembangkan semangat persatuan dan kesatuan, bela negara dan nasionalisme sebagai karakter bangsa di lingkungan santri. Selain itu, perkemahan tersebut juga sebagai wadah pertemuan pramuka penegak di poondok pesantren demi menggalang persaudaraan, menambah pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan meningkatkan rasa pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat. Di bumi Perkemahan Magrove yang terletak di Jl. Surabaya-Semarang Km 9, para santri mengikuti berbagai lomba yang meliputi; lomba teknologi tepat guna, kaligrafi, majalah dinding, kebersihan, kerapihan dan ketertiban, serta pentas seni. “Selain itu, mereka juga mengikuti workshop, olahraga tradisional, senam dan shalat berjamaah magrib dan subuh,” papar Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini. Perkemahan santri tersebut dibuka lansung oleh Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Mahfudh Shodar M.Ag. Dalam sambutannya, mantan Kepala Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini berharap, perkemahan ini menghasilkan kader–kader atau santri–santri yang handal, mandiri, disiplin, cakap dan tangguh. “Apalagi santri yang mampu menunjukkn prestasi di sini akan menjadi duta Jatim dalam Perkemahan Pramuka Santri Tingkat Nasional yang akan dihelat di Kalimantan Selatan,” paparnya saat membuka acara. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Tuban sangat berterimah kasih atas ditun-
juknya Bumi Wali ini sebagai tempat penyelengagaran kegiatan bertema “Satu Hati, Satu Jiwa untuk Maju Berkarya Membangun Karakter Bangsa”. “Dengan perkemahan ini, saya menaruh harapan besar ke depan pesantren bisa mewarnai pembentukan karakter bangsa yang berakhlakul karimah,” tandas Wakil Bupati Tuban Ir. H. Noer Nahar Husain penuh harap. Selain itu, tampak hadir dalam pembukaan Perkemahan Pramuka Santri ini, diantaranya adalah Ketua DPRD Tuban, Sekretaris Daerah Tuban, Kapolres Tuban, Dan-
dim Tuban, Ketua Pengadilan Negeri Tuban dan Kepala Kejaksaan Negeri Tuban. Tak hanya itu, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Tuban, Ketua PCNU Tuban, Ketua LP Maarif Tuban, Ketua Pengurus Daerah Muhammadyah Tuban, Ketua Dikdasmen Muhammadiyah Tuban juga tampak di tenga-tengah acara. Tak kentinggalan pula Ketua MUI Tuban, Pimpinan pesantren di Tuban, Para Kepala Kankemenag se Jatim, dan Kasi PD Pontren se-Jatim juga turut memerihakan acara ini. Suprianto, Mochtar
Berikut Daftar Pemenang Lomba di Perkemahan Pramuka Santri tingkat Jatim: Juara 1 Juara 2 Juara 3 Harapan 1 harapan 2 Harapan 3
Juara 1 Juara 2 Juara 3 Harapan 1 harapan 2 Harapan 3
Lomba Mading Putra Putri Nganjuk Ngawi
Lomba Teknologi Tepat Guna Putra Putri Juara 1 Tulungagung Kota Mojokerto Kota Batu Probolinggo Juara 2 Sumenep Kota Madiun Banyuwangi Jombang Juara 3 Tuban Ngawi Surabaya Ponorogo Harapan 1 Ponorogo Bondowoso Malang Banyuwangi Harapan 2 Bondowoso Bondowoso Jombang Bojonegoro Harapan 3 Ngawi Kota Malang Lomba Kaligrafi Kebersihan, Keindahan, Kerapian dan Keamanan ( K3 ) Putra Putri Putra Putri Lumajang Lumajang Juara 1 Trenggalek Ngawi Sampang Ponorogo Juara 2 Tulungagung Lamongan Ponorogo Kota Madiun Juara 3 Ponorogo Kota Blitar Bangkalan Jember Harapan 1 Nganjuk Lumajang Kota Kediri Kota Blitar harapan 2 Bondowoso Bangkalan Blitar Ngawi Harapan 3 Lamongan Kota Pasuruan Pentas Seni Juara 1 Tulungagung Juara 2
Tuban
Juara 3
Kota Malang
Juara Harapan 1
Bangkalan
Juara harapan 2
Ponorogo
Juara Harapan 3
Kota Surabaya
MPA 339 / Desember 2014
17
Nota Kesepahaman (MoU) Menteri Agama dan Gubernur BI Kementerian Agama berAgama berupaya untuk hasil mencapai kesepakatan melakukan perbaikan peredengan Bank Indonesia. Pekonomian pondok pesantren. nandatangan Nota KesepahaMenag mengaku pesantren man (MoU) ini dilakukan anmemiliki potensi peretara Menteri Agama RI Lukman konomian yang tidak kecil. Hakim Saifuddin dan Gubernur Dan potensi ini akan semakin BI Agus D.W. Martowardojo. maju dengan kerjasama yang Acara yang dihelat pada tangprofesional dengan pihak lain. gal 5 Nopember itu, dilakukan Diapun mencontohkan Peseusai kegiatan ‘Bincang Nasantren Sidogiri, sebagai sasional tentang Pemberdayaan lah satu pesantren yang berLembaga Pesantren’ dalam hasil mengelola keuangan derangka peningkatan kemandiringan baik. “Koperasi Sidogiri an ekonomi serta mendorong mengelola aset yang tidak kupengembangan ekonomi dan rang dari 1.2 triliun. Setiap keuangan syariah di gedung Menag RI bersama Gubernur BI usai penandatanganan MoU tahunnya, Sidogiri mengeBI Surabaya. luarkan zakat 2.5 persen dari Kerjasama tersebut dilakukan bankan demi meningkatkan kesejahte- kekayaannya sebesar Rp 2.4 miliar,” besebagai upaya untuk mendukung raan,” ujar Agus D.W. Martowardojo bernya memberi tamsil. pengembangan kemandirian ekonomi menaruh harapan. Dengan jumlah pesantren di IndoSelain itu, dengan MoU ini, akan nesia yang mencapai lebih dari 27 ribu, lembaga pondok pesantren, serta peningkatan akses keuangan dan dilakukan pengembangan wirausaha jika potensi perkonomian di pondok pelayanan non tunai untuk transaksi melalui inkubator kewirausahaan di lem- santren dikembangakan, maka akan berkeuangan di lingkungan Kemenag. Be- baga pondok pesantren. Sehingga san- potensi mengembangkan perekonomiberapa program yang akan didorong da- tri diharapkan memiliki pengetahuan an syariah. “Kita akan coba tularkan lam implementasi Nota Kesepahaman yang komprehensif untuk memulai usa- kesuksesan Sidogiri ke pesantren lain,” itu, adalah program edukasi keuangan ha, produksi, pemasaran, keuangan dan pungkasnya. yang bertujuan untuk meningkatkan pe- juga jaringan. “Selain itu, pelatihan terTak hanya pencapaian kesepakangetahuan para santri mengenai penge- sebut juga diharapkan dapat memotivasi tan antara Kemenag dan BI semata. Palolaan keuangan dan perbankan. “Me- dan menginspirasi kaum santri untuk da saat yang sama, Otoritas BI, Otoritas lalui peningkatan pengetahuan ini, para menjadi pelaku usaha,” tandas mantan Jasa Keuangan (OJK) dan Pemprov Jasantri diharapkan tergerak untuk me- Menteri Keuangan ini. tim bersama 17 Pesantren di Jatim juga Memang saat ini Kementerian menandatangani Komitmen Bersama manfaatkan layanan keuangan dan perPengembangan dan Akselerasi Ekonomi Syariah yang bertajuk ‘Deklarasi Surabaya’. Ketujuh belas pesantren itu adalah Pesantren Tebu Ireng Jombang, PP Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Ponpes Lirboyo Kediri, PP Darussalam Gontor Ponorogo dan Ponpes Sidogiri Pasuruan. Selain itu juga, Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Ponpes Langitan Tuban, Ponpes Al-Amin Prenduan Sumenep, Ponpes Nuru Jadid Paiton Probolinggo, Ponpes an-Nur, Ponpes an-Nur 2, dan Ponpes An-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep. Sementara itu, Ponpes Salafiyah Syafiiyah, Ponpes Miftahussunnah Surabaya, Ponpes Qomaruddin Gresik dan Ponpes al-Falah Ploso Mojo Kediri juga turut dalam penandatangaKakanwil Kemenag Jatim dan beberapa pimpinan pesantren trut menjadi saksi nan deklarasi tersebut. Pri penandatanganan Mou antra Kemanag dan BI 18
MPA 339 / Desember 2014
WA INNAKA LA’ALA A KHULUQIN ‘ADHIIM Sultan Salahuddin Al-Ayyubi bukanlah dari keturunan sahabat Nabi Saw, Abu Ayyub Al- Anshari. Dia digelari Al-Ayyubi karena bapaknya bernama Ayyub dari keturunan Kurdi di daerah Azerbaijan. Padazamannya, terjadi Perang Salib. Sampai suatu ketika Pasukan Salib menguasai Kota Baitul Maqdis. Saat itulah, Sultan Salahuddin meyakini bahwa Allah Swt telah meletakkan tanggung jawab suci ini dipundaknya, untuk merebut dan membebaskan kembali Baitul Maqdis dari tangantangan kejam, najis, dan kotor Pasukan Salib. Bersama pasukannya dia bertekad segera melaksan akan tugas suci ini dengan penuh tanggung jawab. Pada 24 Rabi’ul Akhir 583 Hijriah, bersamaan dengan Juli 1187 M, terjadilah Perang Hittin di daerah Tiberias Palestina. Peperangan ini merupakan pukulan maut bagi Tentara Salib. Jum’at, 27 Rajab 583 Hijriah Kota Baitul Maqdispun jatuh ke tangan Pasukan Islam. Sejarah mencatat bahwa Sutan Salahuddin dan Pasukan Islam memasuki Baitul Maqdis dengan “perasaan rendah hati”. Stanley Poole, seorang pengamat Barat mengomentari hal ini, “Tidak pernah Salahudddin (Saladin) menjadi lebih agung melainkan pada saat Kota Baitul Maqdis diserahkan kepadanya. Para pengawalnya telah menjaga ketentraman di setiap jalan dan lorong. Mereka menghalangi kejahatan dan penghinaan sehingga tidak terjadi perbuatan yang tidak senonoh terhadap orang-orang Kristen . . . Begitulah cara Tentara-tentara (Islam) menunjukkan belas kasihannya kepada kota yang direbut itu. (Sebaliknya) kita masih ingat tentang penaklukkan ganas (kejam dan biadab diluar adab kemanusiaan) yang dilakukan oleh Tentara-tentara Salib pada 1099 M. Ketikaitu, orang-orang Islam yang tidak berdaya disiksa, ditembak, dan dibakar. Golongan yang kejam dan biadab ini, bernasib baik karena mereka mendapatkan belas kasihan dari Sultan Muslim ini”. Kemudian Stanley Poole melanjutkan, “Sekiranya penaklukkan Kota Baitul Maqdis ini menjadi satu-satunya informasi yang kita ketahui tentang pribadi Sultan Salahuddin, hal ini sudah cukup membuktikan bahwa dia adalah seorang penakluk yang paling ber-akhlak dan berjiwa
besar pada zamannya”, (Ali Nadwi :Saviours of Islamic Spirit, dalam Abidin : Al-Qur’an for Life Excellence, 2008). Tentu integritas kepribadian Sultan Salahuddin diatas tidak terlepas bahkan justru terinspirasi dan bersumber dari akhlak dan integritas kepribadian Rasulullah Saw. KetikaRasulullah Saw membebaskan Mekkah dari cengkeraman hegemoni rezim Kafir Qurays Jahiliyah yang dikenal dengan “Fathu Makkah”; musuhnya diberikan jaminan keamanan dan keselamatan. Walaupun sebelumnya, mereka amat bengis, kejam dan dzalim terhadap Rasul saw dan kaum Muslimin. Ketika Rasulullah Saw memimpin Madinah, kaum
budi pekerti Muhammad yang mulia dan kebenaran yang diajarkannya adalah sebab utama beliau mendapatkan dukungan dan kesetiaan dari Abu Bakar dan Umar, serta kekuatan dan keberanian Khalid bin Waliddan Amru bin Ash”. (Abidin , 2008) Nabi Muhammad Saw diutus dengan misi menyempurnakan akhlak (Bu ‘itstu li utammim amakaarima al-akhlak). Dalam sabdanya beliau berpesan, “Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada.Ubahlah perbuatan yang keji dengan perbuatan yang baik, niscaya yang baik itu akan menghapuskan yang buruk. Dan bergaulah dengan sesame manusia melalui akh-
Yahudi, Nasrani, dan Musyrikin juga menikmati keselamatan, keamanan, dan kebebasan pengamalan agamanya, yang terangkum dalam “Piagam Madinah”. Walaupun sebelumnya, sebagian mereka sering berkhianat dan bekerjasama dengan Kafir Qurasy untuk menjatuhkan Rasulullah Saw dan menghancurkan kekuasaan kaum Muslimin disana. Integritas kepribadian dan perilaku yang terangkum dalam akhlak mulia nan agung Rasulullah Saw (Wainnaka la ‘alaakhuluqin ‘adhiim) yang merupakan bagian dari refleksi ajaran Islam yang demikianitulah; yang telah mengundang decak kagum para pengamat barat dan di luar Islam. Montgomery Wattdalam Mohammad at Mecca mengatakan, “Menurut pendapat saya,
lak yang baik”, (HR. Imam Tarmidzi). Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, mengilustrasikan kehidupan umat Islam saat ini yang kelihatannya rajin beribadah, tetapi mengenyampingkan akhlaknya; dengan mengangkat pernyataan sahabat Nabi Saw, Anas bin Malik, bahwa: “Seseorang akan sampai ke maqam yang tinggi di dalam surge disebabkan oleh akhlaknya, walupun ibadahnya tidak banyak. Sebaliknya, ada orang yang berada di neraka yang paling bawah, disebabkan oleh keburukan akhlaknya walaupun tampaknya ibadahnya banyak”. Akhlak Nabi Saw yang mulia, telah berhasil memikat banyak hati manusia, termasuk hati para musuhnya. Sampai akhirnya sebagian besarmusuhmusuh itu menjadi pengikut setia beliau. AHAR MPA 339 / Desember 2014
19
H
ampir semua orang menyukai tempat duduk. Tak pandang bulu, tuwa muda -sama saja. Cara apapun ditempuh, demi kursi. Yang tampak aneh, walau telah memiliki banyak kedudukan, namun -rasa ingin menambah lagi masih sangat tinggi. Sehingga, tempat duduknya (seakan) menjadi bertumpuk-tumpuk. Suatu pemandangan yang tidak etis. Menambah tanda tanya besar -bagi yang melihatnya. Dan, itulah sifat kemurkaan. Kawannya Dasa Muka. Sahabantnya Suroqah, alias serakah. Dia masuk linknya bang Tamak. Hanya ingin memperkaya diri. Tak peduli perasaan orang lain. Dari sifat ini, ada fihak lain yang merasa dirugikan. Itulah egois. Mengapa sifat egois itu melekat pada diri seseorang. Paling tidak ada dua hal. Pertama, hubb al-dunya, terlalu cinta dunia. Orientasinya menumpuknumpuk kekayaan dan kedudukan. Kedua, karahiyah al-maut, takut mati. Ingin menguasai kekuasaan secara terus menerus, dengan dukungan yang besar. Rebutan kursi menjadi sesuatu
20
MPA 339 / Desember 2014
yang lazim di zaman sekarang. Seperti sudah menjadi sego jangan. Artinya, suatu kelaziman. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa rebutan kursi adalah sesuatu yang mesti dilakukan. Karena itu, menjadi suatu keharusan bagi siapapun yang terlibat dalam urusan kursi untuk memperkuat diri –sehingga menjadi menang saat bertarung. Walau sudah lazim, namun perbuatan itu tetap menjadi suatu hal yang sangat memalukan. Karena, manusia pilihan (rakyat) itu –ternyata justeru lebih mengedepankan okol daripada akal (yang sehat). Betul, tak ubahnya dengan sifat anak-anak kecil yang suka rebutan –bila ingin menguasai sesuatu. Saling tarik, saling dorong, saling pukul, saling banting, saling jotos, dan bersuara keras –bisa terjadi di kalangan mereka. Lha wong memang (masih) anak-anak. Contoh buruk dari Senayan, begitu judul Jati Diri Opini Jawa Pos yang terbit pada hari Senin, 3 November 2014 yang lalu. Dikatakan, apa yang dipertontonkan para anggota
dewan (yang terhormat) itu menjadi pemandangan yang buruk bagi rakyat Indonesia. Sangat buruk. Kita, dihadapkan pada nafsu perebutan kekuasaan antar kekuatan di parlemen. Perseteruan kedua kubu begitu vulgar. Tidak ada yang mau megalah. Alhasil, forum sidang paripurna seolah menjadi panggung adu kuat. Perang interupsi tidak lagi cukup. Sidang pariprna diwarnai adu gebrak, bahkan penggulingan meja – hingga pecahnya gelas. Memalukan! Tulis Jati Diri. Lebih lanjut ditulis, para anggota dewan itu seharusnya sadar bahwa olah mereka ditonton jutaan pasang mata rakyat Indonesia. Bukan hanya orang dewasa, bahkan mungkin anakanak juga. Mereka seharusnya malu. Lain ceriteranya kalau para anggota DPR itu tidak lagi memiliki urat malu (baca: aurat malu). Mereka seharusnya mengedepankan langkah yang santun dan beradab dalam memperjuangkan kepentingan. Jangan main otot, tandas Jati Diri. Adu otot antara KIH dan KMP
harus segera dihentikan. Kalau tidak, bukan hanya dewan yang mandek, roda pemerintahan juga tidak bisa berputar. Ujung-ujungnya, rakyat juga yang menjadi kurban. Menyimak drama di Senayan yang bertajuk “Kursi” itu, menjadi teringat peristiwa Hajar Aswad yang hampir menimbulkan pertumpahan darah di kalangan penduduk Makkah –zaman itu. Kota Makkah baru saja dilanda banjir bandang. Bangunan Ka’bah menjadi rusak. Hajar Aswad terlempar dari tempatnya. Karena batu hitam itu memiliki karamah yang sangat tinggi, maka semua kabilah merasa paling berhak mengembalikannya pada tempat semula. Dalam bahasa modern-nya, hanya partai dan golongannya yang boleh mengurus benda karamah itu. Yang lain tidak. Dari semangat seperti itu, maka timbullah berbagai pendapat yang ber beda-beda. Kabilah satu ngotot, hanya kabilahnya yang berhak mengem balikan batu hitam itu. Kabilah lainnya –berteriak yang sama. Begitu pula kabilah lain. Bukan akal lagi yang berbicara. Namun ego dan okol-lah yang lebih dikedepankan. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Puncaknya, mereka berstitegang antar kabilah atau partai itu. Bahkan hampir-hampir terjadi pertumpahan darah yang sia-sia. Model penyelesaian masalah seperti ini adalah warisan kaum Jahiliyyah. Tidak pantas terjadi di zaman modern ini. Untung, saat itu dicapai suatu kesepakatan diantara tokoh-tokoh yang sedang bersetigang. “Siapa yang lebih dulu masuk masjid al-Haram besuk pagi-pagi, dialah yang paling berhak mengembalikan Hajar Aswad”. Inilah hasil musyawarah mufakat mereka. Suatu keputusan yang dinilai netral. Tidak memihak. Sekeras apapun kepala kaum Jahi liyah, ternyata masih bisa berse pakat dalam suatu tujuan mulia. Nabi Muhammad Saw terpilih menjadi orang terhormat –untuk mengembalikan hajar Aswad itu ke tempat semula. Kelahiran Nabi Muhammad Saw –memiliki arti yang sangat penting dalam menumbuhkan sistem demokasi yang tinggi di kalangan bangsa Arab saat itu. Dengan kebijakannya, para tokoh kabilah diminta memegang ujung serban Nabi. Batu ditaruh di atas serban itu oleh Nabi. Secara bersamasama para tokoh itu mengangkat ujung serban menuju kearah tempat hajar. Lalu, melalui tangan Nabi Saw yang dingin itu –Hajar Aswad di kembalikan pada tempat semula dengan kokohnya. Mereka merasa puas. Demokrasi berjalan dengan baik melalui seorang pemimpin yang tidak ambisius.
Mengapa sifat egois itu melekat pada diri seseorang. Paling tidak ada dua hal. Pertama, hubb aldunya, terlalu cinta dunia. Orientasinya menumpuknumpuk kekayaan dan kedudukan. Kedua, karahiyah al-maut, takut mati. Ingin menguasai kekuasaan secara terus menerus, dengan dukungan yang besar.
Dalam kaidah agama (Islam), orang yang diberi kekuatan –agar memper hatikan nasib saudaranya yang lemah. Jangan egois. Rasululah Saw mengingat kan: “Laisa al-mukminu al-ladzii yasy ba’u wa-jaaruhu jaa-i’un ‘alaa janbihi”, bukan termasuk orang yang beri man –orang kenyang perutnya, sedang tetangganya dalam kedaan lapar. Dari hadis Nabi Saw tadi -dapat diambil pengertian, memberikan seba gian haknya kepada orang lain untuk kepentingan yang lebih besar adalah suatu perbuatan mulia. Dari sini dapat menumbuhkan rasa solider, ukhuwwah, dan persahabatan yang kokoh. Dampak nya akan dapat dinikmati oleh masya rakat luas. Kata pepatah, Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Berakitrakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, berse nangsenang kemudian. Bekerja sama dalam merampungkan tugas yang ada –mutlak diwujudkan oleh semua fihak. Semuanya akan menjadi ringan, dan selesai tepat waktu. Hasilnya, sesuai target yang dikehen daki. Yang penting ada semangat kebersamaan dalam membangun bang sa ini -kalau ingin negaranya lebih maju. Lirik lagu Bang Haji, Rambate rasa hayo… rambate rasa hayo… Singsingkan lengan baju kalau kita mau maju. Dengan jiwa kebersamaan, pertumbuhan demokrasi di Indonesia akan lebih maju. Kuncinya, tidak egois. Jiwa kepahlawanan inilah yang harus ditanamkan kembali kepada para negarawan Indonesia dewasa ini. Rame ing gawe. Sepi ing pamrih. Berjuang penuh semangat, tanpa interes pribadi. Rawe-rawe rantas, malang-malang
putung. Rintangan dan tantangan diha dapi, pantang menyerah. Pejuang kemerdekaan dan bangsa Indonesia saat itu –lebih suka mencharger, ngecas jiwanya dengan sem boyan, Padamu negeri kami berjanji. Padamu negeri kami berbakti. Padamu negeri kami mengabdi. Bagimu negeri jiwa raga kami. Lagu ini, memiliki filosufi tinggi bagi bangsa Indinesia untuk berjuang lebih keras bagi nege rinya, Indonesia. Pertanyaannya, masih adakah semangat ini di dalam jiwa para negarawan saat ini? Wallahu a’lam. Ego yang mengedepankan okol – biasanya didorong oleh interes kedu niaan. Misalnya jabatan, pangkat atau kursi. Motivasi ukhrawinya tipis sekali atau bahkan nihil. Menurut Imam Al-Ghazali, asal mula pangkat itu adalah berupa kemasyhuran dan tersiar luasnya kedudukan seseorang di kalangan umat. Dikatakan, mengingin kan menjadi orang yang masyhur atau ternama itu adalah tercela. (Sebaliknya), yang dianggap terpuji menurut agama ialah berdiam diri. Tidak menonjolnonjolkan jasa dengan tujuan supaya memperoleh kedudukan yang tinggi. Bila seseorang itu sudah bekerja dengan mengikuti jalan yang wajar, sudahlah cukup. Tandas Al-Ghazali. Allah Swt berfirman: “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash [28]: 83). Ayat tadi menjelaskan, bahwa Allah Swt menyediakan kebahagiaan dalam perumahan akhirat itu –semata-mata bagi orang yang hatinya sunyi dari keinginan kemasyhuran dan ketinggian di muka bumi. Imam Al-Ghazali menandaskan bahwa, seseorang itu apabila hatinya sudah dikalahkan oleh perasaan cinta pangkat dan kedudukan serta kema syhuran di kalangan umat, pastilah ia akan sempit pemikirannya. Banyak kesedihan dan kesengsaraannya. Sebab, ia harus menjaga perasaan semua orang agar tetap menaruh hati padanya, dan menyanjungnya. Padahal, aslinya tidak seperti yang ditonjol-tonjolkan itu. (Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mu’min I, 1975). Sadarilah baik-baik, bahwa peri laku semacam itu adalah benih-benih kemunafikan. Dan, itulah yang meru pakan pokok pangkal kerusakan akhlaq. Yang tergambar di fikirannya hanyalah kursi. Bukan bangsa dan negiri. Alangkah hebatnya, bila mindset seperti ini –segera dirubah mulai saat ini, dan dari diri sendiri. •AS
MPA 339 / Desember 2014
21
Refleksi Maulid Nabi :
Bertemu Rasulullah di Bulan Rabiul Awwal Oleh : Muzzayin Syura Guru di Yayasan Al-Hidayah Sumenep
Ujian yang sebenarnya dari cinta kepada Rasulullah SAW adalah sejauh mana kedekatan seseorang dengan ajaran-ajarannya, kepeduliannya terhadap ajaran-ajaran itu, serta perhatiannya akan sunnahnya.
M
encintai Rasulullah SAW ada lah pokok keimanan. Te tapi bagaimana men cintai beliau dengan benar itu yang menjadi pertanyaan kita. Setiap muslim pasti tahu, mencintai Allah SWT dan mencintai Rasulullah SAW adalah pokok keimanan. AlQuran telah mengajarkan kepada kita dengan jelas bahwa mencintai Allah terkait dan terarah dengan mengikuti Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu’.” 12 Rabi’ul awal adalah bulan dimana Nabi Muhammad SAW, dila hirkan. Kota Makkah kedatangan sosok manusia yang akan memberikan peru bahan besar, sekaligus pencerahan. Manusia yang dipilih langsung oleh Allah SWT untuk menjadi penebar cinta dan kasih sayang di akhir zaman. Bulan Rabiul Awwal tahun ini,
22
MPA 339 / Desember 2014
akan menjadi saksi ‘spiritual’ di tengah masyarakat muslim, dimana umat Islam diseluruh penjuru dunia akan memperingati hari kelahiran Nabi agung tersebut. Gemuruh sha lawat membahana menembus langit. Begitulah bentuk kerinduan dari para pengikut Nabi Muhammad SAW. Namun apakah cukup dengan bersha lawat lantas kita merasa berpuas diri, sementara banyak sekali sunnahsunnah, ajaran-ajaran dan tuntunantuntunan yang sering kita lalaikan begitu saja. Mudah sekali kita mengatakan, kita adalah ummat Muhammad, pengikut Nabi Muhammad dan sebagainya. Mencintai beliau adalah suatu keharusan, bahkan hal itu merupakan konsekuensi logis dari keimanan (syahadatain) kita. Barangsiapa yang mencintai beliau berarti dia telah mencintai Allah. Mencintai beliau dapat kita lakukan jika kita mengenal beliau terlebih dahulu. Lantas siapakah
sebenarnya Muhammad SAW itu. Surah Ad-Dhuha sudah cukup gamblang memaparkan kepada kita tentang siapa sebenarnya Nabi Muhammad SAW itu. Pertama, Allah berfirman “Bukan kah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungi(mu)”. (Qs. Ad-Duha: 6) Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab. Dari fi’il madli “yatama” mudlori’ “yaitamu” dan mashdar ” yatmu” yang berarti: sedih. Atau bermakana: sendiri. Ada pun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Sebagian Ulama menjelas kan, yatim adalah mereka yang tidak mampu membiayai hidupnya. Setiap kita tahu dan kenal apa dan siapa yatim itu. Pada zaman sekarang ini siapa yang mau menghormati anak yatim. Di sekitar kita bahkan banyak sekali anak yatim piatu yang kita biarkan terlantar tanpa ada empati
dan simpati dari kita. Padahal kita keta hui bersama, Nabi Muhammad junjungan kita adalah bagian dari mereka (yatim). Logika sederhananya, jika kita menelantarkan anak yatim, berarti kita telah membuat jarak atau skat yang jauh dengan nabi kita. Jauh dari Rasullullah berarti jauh dari Allah. Artinya kita jauh dari syafa’at beliau. Apalagi berharap berkumpul bersama beliau. Padahal beliau menjelaskan dalam sabdanya, “saya dan orang-orang yang peduli dengan anak yatim akan berdekatan denganku di surga” (AlHadis). Hadist tersebut menjelakan, betapa besar balasan yang dijanjikan Allah bagi mereka yang peduli terhadap anak-anak yatim. Dan Rasulullah telah membuktikan kecintaan beliau kepada anak-anak yatim. Sebaliknya bagi mereka yang enggan membantu meringankan beban hidup mereka maka Allah memvonis mereka sebagai pendusta agama. Pelajaran yang lain adalah, Keyati man yang biasanya dapat menjadi faktor negative bagi perkembangan jiwa dan kepribadian seseorang, sedikitpun tidak memberi dampak negative kepada Nabi Muhammad. Menurut para pakar, biasanya yang membentuk kepribadian seseorang adalah ibu, ayah, sekolah, bacaan dan lingkungannya. Dalam kehidupan Rasulullah tidak satupun di antara keempat faktor di atas yang mempengaruhi atau menyentuh badian beliau. Beliau sudah kepri tidak punya ayah. Sejak kecil sudah diasuh Halimah Sa’diyyah, lalu kakek dan pamannya. Beliau juga tidak bisa membaca apalagi belajar di sekolah. Tapi beliau membuktikan bahwa latar belakang tersebut tidak menjadikan beliau berhenti apalagi putus asa untuk menjadi orang besar dan sukses bahkan untuk kesuksesan level dunia. Hal itu terangkum dalam buku Mengenal Tokoh-Tokoh Hebat Dunia. Kedua, Allah berfirman “Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang keku rangan (‘Aailan) lalu dia memberikan kecukupan”. (QS. Ad-Duha: 8) Kata ‘Aailan berasal dari kata ‘ilah yang artinya kemiskinan atau kebutuhan yang dapat juga diartikan keluarga, karena anak dan keluarga menjadi beban bagi seseorang yang dapat mengantarkan seseorang pada kebodohan dan kemis kinan. Kata ‘Aailan dapat diartikan sebagai seseorang yang butuh, apapun penyebabnya. Terlahir dalam kekurangan (finan sial), dan itulah Nabi Muhammad SAW, sehingga beliaupun harus berfikir bagaimana mengangkat perekonomian beliau. Nabi Muhammad yang seorang diri sudah mulai berfikir visioner,
Setiap muslim pasti tahu, mencintai Allah SWT dan mencintai Rasulullah SAW adalah pokok keimanan. Al-Quran telah mengajarkan kepada kita dengan jelas bahwa mencintai Allah terkait dan terarah dengan mengikuti Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu’.”
menatap masa depan bahwa beliau tidak mungkin terus menerus hidup dalam kekurangan. Berbagai usaha mulai beliau tekuni. Mulai dari mengembala kambing, bekerja pada Sayyidah Khadijah. Sehingga beliau dipercaya penuh untuk mengelola bisnis Sayyidah Khadijah. Itulah awal dari kesuksesan beliau. Lantas bagaimana pola manajemen bisnis beliau. Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Nabi Muhammad SAW sehingga bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ? Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya. Seperti dikatakan oleh Prof. A. Fazlul Rahman dalam bukunya “Mu hammad: A Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu. Nabi Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan rasa
tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan, efisiensi, transparansi (kejujuran), per saingan yang sehat dan kompetitif. Dalam menjalankan bisnis, Nabi Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran (transparasi), yang kita kenal dengan al-amien. Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya. Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pema saran yang efektif untuk menarik para pelanggan. Prinsip inilah yang mulai habis dan sulit kita temukan pada masyarakat modern saat ini. Berbisnis dengan jujur merupakan sunnah Nabi SAW. Bisnis ala Rasulullah SAW. Bulan Rabiul Awal yang lebih kita kenal dengan Maulid Nabi ini hendaknya menjadi momen evaluasi diri bagi kita umat islam untuk meneladani dan lebih dekat lagi dengan beliau , manusia yatim, miskin, dan ummi (tidak bisa baca tulis). Namun berhasil mengantarkan Islam pada puncak kejayaannya. Lantas bagaimana dengan kita, yang terlahir dan tumbuh dengan belaian kasih sayang orang tua dan keluarga, uang melimpah, gelar akademik yang bertengger pada namanama kita. Akan tetapi kita belum mampu menjadi solusi bagi persoalanpersoalan keummatan saat ini. Bahkan menjadi bagian dari persoalan dan masalah tersebut. Na’uzdu billah… Saatnya kita kembali kepada Nabi Muhammad SAW, mengikuti jejak beliau, meneladani dan menghidupkan sunnah-sunnah beliau. Karena Nabi Muhammad SAW, tidak hanya ‘hadir’ di bulan Rabiul Awal disaat kita merayakan maulid Nabi. Suatu pemahaman yang sering kita dengar bahkan hal itu sudah menjadi dogma, ketika diucapkan mahallul qiyaam pada acara maulid Nabi, maka pada saat itu junjungan kita ‘hadir’ di tengah-tengah kita. Saudaraku tanpa ada maksud menyinggung apalagi mendiskriditkan salah satu golongan, satu hal yang harus kita bangun dalam kerangka berfikir dan pemahaman kita, bahwa kita dapat ‘menemui’ Rasulullah tidak hanya pada saat mahallul qiyam tadi, akan tetapi kita dapat ‘menemui’ Nabi Muhammad SAW kapan saja di tengah-tengah para yatim, fakir miskin, di shalat malam kita, di puasa senin-kamis kita, di shalat berjamaah kita, di sodaqahinfaq kita. Bahkan di keluarga kita. Wallahu a’lam bisshowab…
MPA 339 / Desember 2014
23
03
Peringatan Al-Quran Tentang Israel
Sifat dan watak kaum Bani Israil tercatat dalam Al-Quran: Judul & Masalah S=no.surat, a=no.ayat Akidah Mengaku beragama dengan agama Ibrahim S.2 Al-Baqarah 133-137 Mengajarkan:Ibrahim itu beragama Yahudi S.2 Al-Baqarah 140 Memang sudah kufur dan keterlaluan S.5 Al-Maidah 32;S.5 Al-Maidah 64 Berlomba mengajak kufur S.5 Al-Maidah 41 Mengangkat ‘Uzair sebagai Anak Tuhan S.2 Al-Baqarah 116 ;S.9 Taubat 30-3 Mengaku kekasih Tuhan S.5 Al-Maidah 18 Memilih ketua yang kafir nolak yg.beriman S. 5 Al-Maidah 80 S.4 An-Nisa` 44;S.2 Al-Baqart\ah174Memilih jalan sesat menolak hidayah Percaya kepada berhala S.4 An-Nisa` 51 Menyembah anak lembu S.2a5154:S.2a93;S.4a153;S.7a148;S.7a 152; S.20 a88;S.7 Al-A’raf 138; Minta melihat Allah dengan mata kepala S.2 a 55)(S.6a 47;S.4 An-Nisa` 153 S.2 Al-Baqarah 9 Melawan dan memusuhi Jibril S.4 An-Nisa1 156-157 Kufur kepada Kitab Suci Kafir kepada ayat-ayat Kitab Suci S.2 Al-Baqarah 61 Mengaku iman padahal kufur kpd Taurat S.2 Al-Baqarah 92-93 Kufur kepada Al-Quran S.2 Al-Baqarah 99-101;S.20Thaha 86 Menyembunyikan&mengubah kitab suci S.4 a 137 ;S.4a 46;S.5a13;S.5a41 S.4Ab-Nisa` 46 MemutarbalikkanSalammenjadiSam=celaka Tidak percaya kepada risalah nabi S.4 An-Nisa` 55 Kufur kepada nabi dan rasul S.3a 181;S.3 a 184;S.2a 61;S.a 21:S.2a 91; S.3a112; S.3a181:S.a156. Menantang Nabi Musa dengan sombong S.2 a 67 :S.5 Al-Maidah 22-24 Ucapan sangat menyakitkan hatiN.Musa S.5 Aj-Maidah 23-26 S.4 An-Nisa` 55 Tidak percaya kepada risalah nabi Mengaku nasib baik dari Allah, nasib jelek itu dari Muhammad S.4 An-Niusa` 78-79 S.2a61;S.3a21;S.2a91;S.3a112;S.3a181;S.4a56 Membunuh nabi-nabi Mengaku:paranabiituketurunanN.Harun S.4 An-Nisa` 170 Mengaku sudah membunuh Nabi ‘Isa S.3 An-Nisa` 157;S.3 Al ‘Imran 183 S.2 Al-Baqarah 104-105;S.4 An-Niusa` 78-79 Tidak sopan kpd nabi, karenakufur Syari’ah Hukuman dan laknat Allah atas nya me S.4 a46 ;S.4a 47;(S.2a 63 Materialistis-serakah, tamak S.4 An-An-Nisa` 153; s4a67 Suka dusta, melawan hukum, makan makanan yang haram, S.5 Al-Maidah 42; Suka makan riba S.5 An-Nisa` 161 Makan makanan yang diharamkan S.3 Ali'Imran 93 Mengajak yg munkar menolak yang ma’ruf S.5 Al-Maidah 79 Malas diajak berjihad fi Sabilillah S.2 Al-Baqarah 246;Sa 248-251 Timbul perselisihan di antara mereka S.10 Yunus 93 Ucapan yang berbisa dan penuh dosa S.5 Al-Miadah 63; S.7 Al-A'raf 161-162 Allah murka kepada mereka S.2 Al-Baqarah 61 Ingin hidup 1000 tahun S.2 Al-Baqarah 92 S.2 a 66:S.5 a60-61; S.7a166 Terlaknat dan berubah menjadi kera Suka kepada ilmu sihir S.2a102;S.7a116-121;S.20a57-58;S.20a63 Disamakan kimar membawa kitab S.62 Al-Jum’ah 5 Kelebihandalam IPTEK S.4 An-Nisa`162 Kelebihan k. Bani Israil(nikmat Allah) S.2 Al-Baqaran 47-S.2a 49-50;(S.2 60 S.5 Al-Maidah `22 Nikmat Allah ditanggapi negatif Kaum Hawariyun do’anya terkabul S.5 Al-Maidah 112-115 Menyuruh beramal soleh ,dirinya emoh S.2 Al-Baqarah 44;S.2 Al-Baqarah 61 Memuji-muji dirinya sendiri S.4 An-Nisa` 51 Iri kepada milik orang lain S.4 An-Nisa` 54 Mencari harta dengan jalan haram S.5 Al-Maidah 42;S.5 Al-Maidah 62 Seruan-seruan kepada kaum Bani Israil S.5 Al-Maidah 65-66;S.4 An-Nisa` 161 Mengubah Hiththah menjadi Hinthah S.4a 154;S.7 a161-162 : S.2a 58-59 Berusaha keras pemurtadan jadi kafir S.3 Ali ‘Imran 100 Menuduh Tuhan itu melarat S.3 Ali ‘Imran 181;3.a 78;S.3a50 Tidak bersyukur selamat dari Fir’un S.28 4;S.2a 49;S.14a 6;S.26a 63-66; S.26a120;S.2a50;S.8a 54 Mencari ikan waktu ibadah hari Sabtu S.4a 154;S.2a 66;S.7a 16;S.4a 47) Keras kepala S.2 Al-Baqarah 74). Berbuat dusta kepada Allah S 3 Ali ‘Imran 78; S.3 Ali ‘Imran 50
24
MPA 339 / Desember 2014
Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
BAB TIGA Hikmah rahasia sejarah Bani Israil Masalah ke-3: Bagaimana sikap kita orang beriman terhadap kisah riwayat kaum Bani Israil dsebagaimana tercatat dalam uraian di baba di atas ini? Jawaban sementara: Al-Quran itu kitab suci terakhir yang memuat kisah riwayat semua nabi dan umatnya maka kita umat Muhammad Khatamul Anbiya` Rasul Penghabisan wajib memgamalkan ajaran semua nabi, mengikuti perintah dan meninggalkan yang dilarang para nabi itu. Allah sudah memberi petunjuk kepada manusia bagaimana cara hidup yang lebih enak, bahagia untuk semua orang, maksimalisasi bahagia untuk jangka yang paling lama. Untuk ini maka Allah memilih nabi dan rasul utusan Allah. Nabi dan Rasul adalah seorang manusia yang dipilih oleh Allah sendiri. Dan dalam hal ini Allah sendiri yang memberi petunjuk, menjaga, mengawasi dan memenuhi segala persyaratan makhluk manusia untuk menjabat sebagai nabi utusan Allah, suci dari noda dan dosa (Ma’shum) tidak keliru dan tidak berbuat dosa. Az-Zuhaili dalam tafsirnya Al-Munir mencatat bahwa nabi itu jumlahnya 124.000 dan rasul jumlahnya = 315, sedangkan yang dicatat di dalam Al-Quran jumlahnya = 25, yaitu: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Syu’aib, Ayub, Dxulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa dan Muhammad. Al-Quran itu wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw memuat secara garis besar semua ajaran para nabi utusan Allah. Dan demikian banyak nabi-nabi itu dari kaum Bani Israil, sehingga banyak sekali ayat-ayat peringatan Allah tentang kisah riwayat para nabi dengan umatnya itu tercakup dalam kisah riwayat Bani Israil. Dari peringatan Allah kepada mereka yang akan mendapat murka Allah sangat besar yang wajib kita jauhi ialah: (1) Mengangkat seorang manusia ('Uzair atau Nabi ‘Isa) menjadi Anak Tuhan
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (S.9 At-Taubat 30). (2) Percaya dan menyembah berhala
kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlin dung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orangorang yang jahil". (S.2 Al-Baqarah 67 (S.5 Al-Maidah 22-24); (6) Mengucapkan ucapan yang sangat menyakitkan hati Nabi Musa
"Apakah kamu tidak memper hatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orangorang yang beriman. (S.4 An-Nisa` 51) (3) Menyembah anak lembu
"Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja" (S.5 AjMaidah 23=26); (7) Membunuh banyak nabi-nabi
Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahanmu) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim" (S.2 Al-Baqarah 51) (4) Melawan dan memusuhi Jibril
"Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (S.2 Al-Baqarah 97)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. (S.2 AlBaqarah 61) (S.3 Ali ‘Imran 21) (8) Bangga mengaku sudah mem bunuh Nabi ‘Isa
(5) Menantang Nabi Musa dengan sombong minta.
"Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka
"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata
"Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, bersambung...
MPA 339 / Desember 2014
25
Membentuk Akhlak dengan Jajanan Sehat orangtua siswa sendiri. “Pada awalnya jajanan Aneka jajanan yang ada di sekolah, memang ini dikelola puskemas. Tapi saat ini dikelola lima sangat menarik bagi anak. Data BPPOM menyewali murid yang ditunjuk puskesmas secara berbutkan lebih dari 99 persen siswa mengkonsumsi gantian,” ungkapnya. jajanan untuk memenuhi kebutuhan energinya saat Sedangkan sisanya, dikelola madrasah yang berada di sekolah. Padahal tak semua jajanan yang berjarak 20 km dari Kota Kabupaten ini untuk beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Inilah kebutuhan proses pembelajaran tanpa memuyang menjadi alasan kuat MI Islamiyah Ngasem ngut iuran dari orangtua siswa. Apalagi di tengah Bojonegoro memproduksi sendiri jajanan bagi pencairan dana BOS yang kadang tak menentu. siswanya. “Ini demi menjamin kesehatan siswa Tak heran jika hampir seluruh kegiatan ekstra kami agar terus bisa ukir prestasi,” ujar Yusuf, kurikuler di madrasah ini cukup maju. SPd.I, MA. “Sebab jajanan tak sehat ternyata Tak hanya itu, dari dana seribu rupiah yang bisa menurunkan minat belajar siswa,” ulasnya dikelola madrasah dengan 376 siswa ini juga memberikan alasan. mampu memberikan fasilitas antar jemput yang Dengan mengkonsumi jajajan, sambungnya, Yusuf, SPd.I, MA dinamai dengan trans school atau transportasi ternyata secara otomatis bisa mengurangi selera menerima makanan lain. Contoh kecil, siswa enggan untuk sarapan. sekolah. Dengan tarif jauh dekat seribu rupiah, siswa yang berjarak Dengan tak sarapan, tentu saja menyebabkan siswa loyo saat di 3-7 km dari madrasah bisa memanfaatkan kendaraan roda tiga dengan kelas akibat tak mendapatkan pasokan nutrisi yang cukup. “Ini dominasi warna hijau ini. “Jadi tidak ada alasan lagi siswa terlambat yang kadang tak disadari para orangtua,” ucap Kepala MI Islamiyah masuk kelas,” tukas Yusuf bangga. Tapi di luar itu, ada pembentukan karakter siswa di dalam ini serius. Ketika produksi jajanan sendiri dilaunching pada tahun 2010 Program Jajanan Sehat ini. Salah satunya, adalah pembiasaan kesilam, ternyata mengalami banyak hambatan. Penolakan tak hanya jujuran saat meletakkan uang infak di kotak bening berisikan nama datang dari para orangtua, tapi juga para pedagang yang biasa mang- siswa pada papan akrilik yang ditempel sebelah kanan papan tulis. kal di depan madrasah. Bahkan ada pula sebagian wali murid yang Jadi setiap berangkat ke madrasah, siswa hanya dianjurkan membawa harus memindahkan anaknya ke sekolah lain. “Itu karena orangtua uang dua ribu saja. Sebab jika ketahuan lebih dari dua ribu rupiah, siswa tadi juga salah satu dari pedagang jajanan di sekolah,” ung- maka uang tersebut menjadi hak madrasah yang berada di areal perbukitan ini. kapnya sambil meIni tentu saja lepas senyum. “Nabertujuan untuk mun demikian, pimengikis kecembuhak madrasah meran sosial antara nyadari bahwa tidak siswa yang berasal ada pekerjaan mulia dari keluarga berada yang tak memiliki dengan siswa dari resiko,” kilahnya. keluarga miskin. Seiring berDengan menu selangnya waktu, jajanan yang sama pihak-pihak yang antar siswa tiap menolak mulai mau hari, tentu makin menerimanya. Bah- Berdoa sebelum menikmati jajanan sehat Kotak infak harian meneguhkan bahwa kan tak sedikit siswa yang mencicipi jajanan bikinan madrasah tersebut. Sebagian malah para siswa semua sama yang memiliki satu tugas hanya untuk belajar membawanya sebagai oleh-oleh di rumah. Apalagi menu-menu tersebut dengan sungguh-sungguh. Pada saat jam pembagian menu jajanan di jam istirahat, semua berada di bawah pengawasan tim kesehatan dari Puskesmas setempat. Mereka akhirnya terbiasa dengan menu yang disodorkan tiap siswa duduk berhadap-hadapan dengan tertib di masing-masing kelas jam istirahat oleh madrasah peraih juara PAKEM se-Jawa Timur – dengan membawa mangkuk plastik yang sama. Sebelum menikmati khusus madrasah binaan Madrasah Development Center (MDC) hidangan jajanan sehat, merekapun dibiasakan berdoa sebelum dan dan Australian Aid ini. Nyatanya, tidak ada perubahan negatif pasca sesudah makan. Tak cukup itu, mereka juga dilarang berbicara saat makan. Selesai pemberlakukan ‘Promakan, para siswa gram Jajanan Sehat’ diharuskan memdi madrasah. Yang bersihkan sendiri ada, justru mereka sisa makanan dan semakin aktif. Yang membuangnya di tadinya enggan satempat sampah. rapan, kini kian geInilah sebemar makan pagi. narnya sebagian “Jadi, pada saat prokeuntungan berlises belajar mengajar pat yang didapat pasokan energi meMI Islamiyah. Dereka tercukupi,” tengan jajanan sehat, gasnya. Transportasi hasil dari jajanan sehat Gedung MI Islamiyah Bojonegoro ternyata tak hanya Jajanan ini tentu saja tidak gratis. Sebab setiap siswa diharuskan mengisi infak menyehatkan tubuh tapi juga menyehatkan prilaku siswa. Artinya, tiap hari sebesar dua ribu rupiah. Dari dana dua ribu rupiah itu, sehat akhlak itu bisa dibentuk dari jajanan sehat. Suprianto, Fahrur Rozi seribu rupiah menjadi hak juru masak jajanan yang berasal dari
26
MPA 339 / Desember 2014
Pesantren Enterpreneur Penghafal al-Qur’an Nurul Hayat
Mengangkat Derajat Santri dengan Dunia Usaha
Ustadz Abdurrahim Umumnya di pesantren, santri penghafal al-Qur’an difokuskan setoran hafalan. Tapi tidak di Pesantren Enterpreneur Penghafal al-Qur’an Nurul Surabaya. Para santri justru diarahkan untuk menjadi seorang enterpreneur. “Harapannya, setelah mereka terjun di masyarakat bisa siap bersaing di dunia kerja,” tutur Ustadz Muhammad Jauhari. Dari ribuan pesantren yang ada di Jawa Timur, tiap tahun banyak menghasilkan hafidz al-Qur’an. Berdasarkan studi Yayasan Nurul Hayat, ditemukan bahwa rata–rata mereka menempuh pendidikan di dunia pesantren yang mengkhususkan pada hafalan al-Qur’an sejak lulus SD. Artinya, hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk menghafal alQur’an saja. Taka ada salahnya memang. Sebab dengan kesungguhan dan ketekunan menghafal al-Qur’an, terbukti mengantarkannya menjadi seorang manusia mulia di tengah masyarakat. Namun di
Ustadz Muhammad Jauhari
tengah penghargaan dan penghormatan kepada para penghafal al-Qur’an, masih ada celah yang memunculkan rasa keprihatinan. “Secara materi, para penghafal al-Qur’an sebagian hidup dalam kondisi di bawah standar layak,” ujar Direktur Program Yayasan Nurul Hayat ini menyayangkan. Salah satu yang melatarbelakanginya, adalah lamanya mereka menghabiskan waktu studi. Sehingga terkesan kurang memiliki kompetensi dalam dunia kerja. “Padahal kalau orang biasa jual bakso laris, tentu akan lebih dahsyat hasilnya jika penghafal al-Qur’an yang berjualan,” tukas ayah empat anak itu memisalkan. Yayasan Nurul Hayat Surabaya pernah memberikan training selama seminggu bagi para hafidz/hafidzhah binaannya yang terbagi menjadi dua angkatan. Di akhir pelatihan, mereka selalu didorong untuk membuat proposal usaha yang nantinya diberikan modal dam-
Aktifitas santri mengisi liburan pesantren
pingan. Dari 40-50 penghafal al-Qur’an, hanya dua orang dari masingmasing angkatan yang disetujui. Tentu saja ini bukan hasil yang menggembirakan. Setelah dilakukan evaluasi, dari dua pelaksanaan tersebut ternyata kurang efektif. Penyebabnya, para Hafidzul Qur’an yang mengikuti pelatihan rata-rata usianya sudah berumur. Disamping itu juga lantaran terbatasnya waktu pelatihan. “Apalagi, sebagai seorang hafidz/hafidzah mereka sudah nyaman dengan kehidupannya,” kata Ustadz Jauhari, panggilan karib Ustadz Muhammad Jauhari menggarisbawahi. “Jadi persoalannya sudah pada mindset yang terbentuk,” imbuhnya serius. Memang tak gampang mengubah pola pikir pada usia mapan. Maka sasaran berikutnya adalah calon penghafal usia muda. Dari sanalah kemudian lahir Pesantren Enterpreneur Penghafal alQur’an, yang dikhususkan bagi santri lulusan setingkat SMA. Diharapkan dengan usia yang masih belum matang itu, pembentukan watak wirausaha dan entrepreneur bisa lebih efektif. Saat pertama kali dibuka pendaftaran, ada sebanyak 200 santri yang datang mulai dari daerah Jawa Timur hingga Jakarta menaruh minat pada program baru ini. Tentu saja tak semuanya dapat ditampung. Sebab kuota yang disediakan hanya 45 santri. Selain faktor kuota, banyaknya calon santri yang gugur lantaran pengelola pesantren menetapkan standar tinggi.
Gedung santri enterpeneur penghafal al-Qur’an
MPA 339 / Desember 2014
27
Selain tes kemampuan membaca al-Qur’an, santri juga diukur tingkat kecepatan menghafal. Tak cukup itu, serangkaian tes akademik juga masih harus dilalui para santri untuk bisa mendapatkan satu tiket masuk ke pesantren ini. Khusus tes potensi akademik, pesantren meggandeng tim LP3I. Sebuah lembaga pendidikan terpercaya dalam mencetak tenaga terampil. Dan LP3I pula nantinya yang menggodok santri menjadi tenaga handal. “Bagi yang lolos tes, pihak pesantren membebaskan seluruh biaya pendidikan dan biaya hidup selama proses nyantri,” ungkap Ustadz Jauhari menegaskan. Pada saat proses awal pembelajaran, santri juga digembleng mental dan kedisiplinan ala militer oleh Resimen Mahasiswa (Menwa). Pihak pesantren bekerjasama dengan Menwa di Surabaya. Tak heran jika tiap hari sebelum menerima materi kuliah entrepreneur dari LP3I, para santri harus melakukan serangkaian apel. Tak itu saja, sebelum meninggalkan kamar yang berisi masing-masing 3 orang, kondisi ruangan harus bersih dan rapi. Meski demikian, selama proses nyatri tak berarti menggunakan disiplin ala militer sepenuhnya. Tapi bentukan awal dari Menwa itu untuk penanaman mental sejak awal. Sebab masing-masing santri tentu memiliki karakter dan kepribadian yang bermacam-macam. “Kita
Santri saling murajaah hafalan
pertama, santri wajib memenuhi target hafalan yang telah disusun pesantren. Waktu setoran hafalan diwajibkan tiga kali sehari yakni Shubuh, Ashar dan Isya’. Dari 45 santri yang terdiri dari 22 putra dan 23 putri ini terbagi menjadi kelompok kecil yang berjumlah 10 orang dengan 1 ustadz. “Dengan kelompok kecil pembelajaran al-Qur’an lebih efektif,” tukas Ustadz Abdurrahim. Selain kewajiban menghafal alQur’an, para santri juga diajarkan tahsin dan tarjim. Apalagi pembelajaran di pesantren ini menganut sistem “mumtas”; yakni mulafadhah, uktub, mudarasah, tafhim, aplikatif dan shalat. Mulafdzah artinya santri harus teliti dalam hafalan mulai surat, ayat, hingga letak tulisan ayat per ayat. Sedangkan uktub berarti santri harus mampu menuliskan tiap ayat yang telah dihafalnya. Sedangkan mudarasah adalah sa-
Calon penghafal al-Qur’an mendapat gemblengan mental dan kedisiplinan dari resimen mahasiswa UPN Surabaya
ingin ketika nyantri di sini, mereka memiliki karakter dan mental yang sama,” tandas pria kelahiran Surabaya 2 Juli 1961 ini penuh harap. Adapun durasi pembelajaran di pesantren tergolong singkat. Hanya ditempuh selama 2 tahun saja. Di tahun
28
MPA 339 / Desember 2014
dihafalnya. Baru kemudian ada tuntutan aplikatif. Artinya tiap ayat al-Qur’an yang dihafal, para penghafal alQur’an yang umumnya berasal dari kaum dhuafa dan anak yatim ini wajib mempraktekkannya. Semisal pada juz empat halaman pertama ada ayat lan tanalul birra hatta tunfiqun ma tuhibbun. Maka pada hari itu juga, para santri dianjurkan untuk menginfakkan sesuatu yang paling mereka cintai. “Semua sudah kita siapkan kisi-kisinya. Bahkan dalam sehari apa yang harus dihafal santri juga sudah kita tetapkan,” beber alumus Ma’had Tahfidz al-Qur’an Pondok Pesantren al-Amin Prenduan Sumenep ini penuh semangat. “Dan tak kalah pentingnya, apa yang dihafal santri harus dibaca dalam shalat,” tukasnya. Dengan model ini, tentu kualitas hafalan santri bisa terjaga. Dan syahadah sebagai seorang penghafal al-Qur’an yang diterimapun bisa dipertanggungjawabkan. Tak hanya syahadah dari pesantren, ketika santri telah merampungkan pendidikannya merekapun mendapatkan sertifikat dari LP3I. “Jjuga jaminan kerja di mitra LP3I,” tukas pria asal Kotabaru Kalimantan Selatan ini bernada promosi. Dengan demikian, tujuan mengubah mindset penghafal al-Qur’an dari pesantren yang awal peletakan batu pertamanya dilakukan mantan Mendikbud
Santri mendapatkan bimbingan menghafal dari syeh al Jabir seorang juri
ling mengajarkan antar santri. “Jadi ada semacam tutor sebaya dari santri sendiri yang membantu belajar santri yang lain,” ujar Manajer Pesantren ini menjelaskan. Selanjutnya, tafhim berarti santri harus benar-benar paham tiap ayat yang
M. Nuh, DEA ini tercapai. Jadi, menjadi seorang hafidz al-Qur’an itu bisa berbuat kemanfaatan lebih banyak lagi tak sekedar menerima undangan khataman saja. Inilah cita-cita terbesar pesantren ini bagi derajat para santri dan hufadz alQur’an pada khususnya. Suprianto
Entrepreneur
HABIBIE AFSYAH
Pemuda Berkursi Roda yang Sukses Berwirausaha
Menjelang usia satu tahun, Habibie Afsyah terdeteksi mengidap kelainan bawaan pada saraf motoriknya. Sampai usia balita, tubuhnya tumbuh normal dan sehatsehat saja. Melewati usia balita, barulah Habibie mengalami keterbatasan fisik karena sejumlah syaraf motoriknya rusak. Alhasil, Habibie harus menggunakan bantuan kursi roda. Tetapi dia tetap tumbuh dan berkembang menjadi remaja dan pemuda. Dokter memvonis hidup Habibie tak lama lagi akan berakhir. “Kata dokter, kondisi Habibie menurut literatur kedokteran yang ada, biasanya tidak berumur panjang. Kalau sampai berumur 25 tahun saja, itu sudah bagus”, ujar Endang Setyanti, ibunda Habibie menirukan ucapan Pak dokter. Sejak itu, Bu Endang dan suaminya justru bangkit lebih semangat. Karena mereka meyakini bahwa, setinggi-tingginya ilmu kedokteran dalam memprediksi batas usia manusia, tetaplah Allah Swt yang menentukan kapan seseorang harus berpulang keharibaan- Nya tanpa dapat ditunda atau diajukan barang sedetikpun. Yang lebih penting, harus ada kemauan kuat membantu Habibie untuk mengisi hidupnya dengan kemampuan yang dimiliki. Termasuk dengan menyekolakannya di sekolah umum. “Dari kecil Habibie difisioterapi di YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat). Ketika waktunya tiba untuk bersekolah, YPAC memberikan rekomendasi untuk tes IQ. Hasilnya diluar dugaan, kecerdasan Habibie ternyata berada di atas rata-rata anak normal”, ungkap Bu Endang. Sampailah pada masa Habibie lulus SMA. Sang bunda mengajaknya ikut seminar internet – marketing. Dari situlah Habibie mulai menekuni bisnis online. Ternyata, Tuhan tak pernah diam membiarkan hamba-Nya yang punya kemauan kuat. Akhirnya, usaha di bisnis online ini telah membantu mengantarkannya menjadi mandiri dan sukses secara financial. Selain itu, Habibie yang seakan dibatasi masa hidupnya, tidak memancarkan kesan risau.
Habibie bersama ayah-bundanya Dari mimik ketika bicara dan gerak geriknya saat tampil di acara “Kick Andy” episode Januari 2009, dia tampak tenang. Seolah dia akan hidup seribu tahun lagi. Sikapnya penuh optimisme menatap masa depan. Seperti dalam kesehariannya, dia sering tampil menjadi pembicara di sejumlah seminar, sebagai “Sang Motivator” dan Internet Marketer”. Disela acara Andy Noyapun (Host acara Kick Andy), bertanya sambil bercanda : “Lebih pintar mana Habibie yang ini atau Pak BJ.Habibie?”. “Yaa, nanti sama juga pintarnya”, katanya. Jawaban Habibie ini, membuat penonton di Studio Metro Tivi-pun memberikan applause yang meriah. Lebih dari itu, Habibie juga mampu memberi bukti bahwa keterbatasn fisik bukanlah penghambat bagi seseorang
Habibie tengah berburu buku
untuk maju dan sukses. Tengok saja, dia berhasil mengembangkan usaha “Waserba Sumbangsih” di rumahnya, di Jalan Sumbangsih V/ 3 RT 006/01, Kelurahan Karet, Jakarta. Dia menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga, seperti gas elpiji, minyak goreng, air minum gallon, dll. Bukan hanya itu, dia juga mampu menghasilkan puluhan juta rupiah, sekurang-kurang Rp.10 juta setiap bulan. Hasil itu diperoleh dari berbisnis di internet (on line) melalui blog pribadinya, “Habibie Pebisnis Amazon”. Belum lagi undangan-undangan sebagai “pembicara dalam sejumlah seminar dan semacamnya”. Kesuksesan itu membuat Habibie dan ibu-ayahnya terdorong untuk lebih memandang ke masa depan. “Tidak perlu malu. Apa yang ditakdirkan Allah kepada kita, insya Allah akan diberikan kemudahan, seperti yang selama ini saya alami. Habibie justru telah memberikan kemuliaan hidup kepada saya dan suami di luar perhitungan sebelumnya. Awalnya, saya memberikan jalan pendidikan kepada Habibie, hanya agar ketika dia dewasa nanti tetap bisa menjadi manusia mandiri secara mental dan financial. Barangkali ketika nanti saya dan ayahnya sudah tiada, maka Habibie tidak akan menjadi beban orang lain”, pesan Bu Endang. Habibie sendiri juga menambahkan pesannya kepada anak-anak lain yang cacat, katanya : “Jangan minder. Kita tidak mungkin diciptakan Tuhan (Allah Swt) tanpa kemampuan sedikitpun. Pasti ada kemampuan yang bisa kita eksplorasi”. Yang jelas berkat rahmat Allah Swt, dengan bimbingan dan ikhtiar yang kuat dari kedua orang tuanya, serta keyakinan dan motivasi yang tinggi dari yang bersangkutan; maka sosok Habibie, dengan segala keterbatasannya sebagai pemuda berkursi roda telah tumbuh dan berkembang serta sukses dalam berwira usaha, sehingga dapat hidup mandiri secara mental-fisikal dan financial. (diolah dari kumpulan kisah inspiratif kick andy 2011) AHAR.
MPA 339 / Desember 2014
29
Survei Layanan Haji Empat Persen Jamaah Menyatakan Kurang Baik Menteri Agama RI menilai pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, secara umum relatif lebih baik dibanding tahun sebelumnya meski ada beberapa rekomendasi dari Irjen. Hal itu disampaikan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji Nasional pada 18-19 Nopember di Jakarta. Menurut keterangan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag, indikator yang dipakai Menag antara lain dari pemondokan yang setara bintang tiga atau empat. Demikian juga tentang pelayanan catering yang cukup baik sesuai dengan selera lidah orang Indonesia. “Transportasi juga relatif baik. Tidak ada masalah yang besar,” ujar pria kelahiran Tuban 30 Januari 1962 ini. Permasalahan haji, terang mantan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, memang masih ada seperti saat jamaah haji berada di ARMINA. Pada saat berada di Arofah, ada sedikit kekurangan karpet bagi jamaah. Ketika berada di Madinah, jamaah haji gelombang I ada yang keluar dari Markaziah. “Namun hal itu masih bisa diatasi dengan baik. Pemerintahpun berjanji, di tahun 2015 akan direncanakan lebih baik dan akan membenahi kontrak pemondokan,” kata ayah tiga anak ini. Bahkan menurutnya, rekomendasi Irjen tentang kontrak pemondokan itu akan segera dilaksanakan mulai Pebruari 2015. “Hal ini supaya perjanjian dengan rekanan di Arab Saudi sudah benar-benar matang dan dokumen dalam kontrak betul-betul mengikat,” tukas mantan Kakankemenag Kab. Malang ini. Perbaikan pelayanan kepada jamaah, juga terlihat dalam penanganan wabah virus ebola. Petugas kesehatan segera melakukan pemeriksaan kepada jamaah yang diduga terjangkit vi30
MPA 339 / Desember 2014
Grafik Hasil Survei Tingkat Kepuasan Layanan Haji Embarkasi Surabaya
rus mematikan tersebut. “Namun setelah dilakukan pemeriksaan intensif, ternyata hasilnya negatif,” terang mantan Kakankemenag Tulungagung ini. Tahun depan, lanjut mantan Kakankemenag Trenggalek ini, akan dilakukan perubahan pendeteksian. Perubahan ini bahkan sudah terlihat dalam kedatangan kloter terakhir sebagai percobaan. "Telah dilakukan penembakan sinar laser di jidat atau kening jamaah. Hal ini dilakukan di dalam pesawat, bukan ketika jamaah sudah sampai di asrama haji," paparnya dengan senyum dikulum. Tahun depan, perbaikan layanan juga akan semakin tampak dengan akan diberlakukannya sistem E-Hajj. “Nantinya, jamaah haji akan mendapatkan DAPIH (Daftar Administrasi Pelayanan Ibadah Haji), yaitu kutipan Data Paspor yang berfungsi sebagai kontrol jamaah, pemberangkatan dan pemulangan,” ulasnya. Di tahun 2014, urainya, jamaah haji memang sudah mendapatkan Dapih. Namun belum sampai pendeteksian secara elektronik, sehingga belum maksimal kegunaannya. Dengan E-Hajj, posisi jamaah dapat dideteksi dengan mudah dan cepat karena sifatnya online. "Hal ini sebagai kontrol
dari imigrasi di setiap debarkasi,” tukasnya. "Dari E-Hajj juga bisa diketahui berapa yang sakit maupun meninggal secara cepat," tambahnya. Meningkatkan pelayanan haji secara nasional, juga diikuti oleh peningkatan pelayanan yang diberikan oleh Embarkasi Surabaya. Untuk mengetahui pasti sejauh mana tingkat kepuasan jamaah terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada jamaah haji, PPIH Embarkasi Surabaya melakukan survei terhadap 640 jamaah dari 64 kloter yang ada. Masing-masing kloter diwakili oleh 10 responden yang dipilih secara acak. "Ada 30 pertanyaan yang kami berikan. Diantaranya tentang pelayanan di dalam maupun luar asrama, kesehatan, administrasi, akomodasi, catering, juga layanan para petugas haji beserta Karu dan Karom," terang Kabid PHU Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Timur Drs. H. M. Sakur, M.Si. Dari hasil angket tingkat kepuasan yang telah diedarkan panitia secara random teresebut, 26 persen menyatakan pelayanan haji memuaskan. Sementara 53 persen menyatakan baik, 16 persen menjawab cukup dan hanya 4 persen jamaah haji yang berpendapat bahwa pelayanan ibadah haji kurang baik. “Jadi secara umum,
pelayanan jamaah haji tahun ini cukup memuaskan,” tuturnya bangga. Menurut lelaki kelahiran Ponorogo 30 Januari 1962 ini, pelaksanaan ibadah haji mulai dari keberangkatan dan pemulangan berjalan dengan baik. "Nyaris tidak ada kendala yang berarti. Hanya saat proses pemberangkatan sempat terjadi delay hingga dua jam," ungkapnya berterus terang. "Namun saat proses pemulangan, tidak ada delay. Bahkan jadwalnya maju," tambahnya sumringah. Pada ibadah haji tahun ini, jelas suami Hj. Ulfatul Choiriyah ini, juga tidak banyak barang bawaan jamaah haji yang disita. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran jamaah haji sudah meningkat. Ini sekaligus menunjukkan keberhasilan panitia haji dalam menyosialisasikan kebijakan tentang barang apa saja yang dilarang dibawa
ninggal dan tertinggi kedua adalah Embarkasi Solo yang terdapa 56 jamaah haji yang meninggal," terang mantan Kepala Kemenag Kab. Ponorogo ini. "Karena ketiga Embarkasi itu yang terbesar di Indonesia," tambahnya. Meski demikian, Mantan Kepala Kemenag Kab. Pacitan ini tak sepakat jika minimnya jumlah kematian jamaah haji dijadikan indikator keberhasilan pelayanan. "Kematian itu mutlak hak prerogratif Allah. Tidak ada yang bisa mengelak. Apalagi banyak sekali jamaah haji yang malah mengharapkan bisa mati syahid di tanah suci," tuturnya serius. "Tapi saya setuju jika indikator keberhasilan itu dilihat dari minimnya jamaah haji yang sakit," tandasnya. Menurutnya, 60 persen usia jamaah haji tahun ini termasuk dalam
Drs. H. M. Sakur, M.Si
oleh jamaah. "Meski jamaah haji tak ada yang membawa barang terlarang, tapi mereka masih banyak yang membawa rokok dalam jumlah besar melebihi batas barang bawaan," tukas ayah dua anak ini. Tahun ini, dari 28.413 jamaah yang berangkat dari Embarkasi Surabaya, 52 diantaranya meninggal di tanah suci. Secara nasional, Embarkasi Surabaya menempati urutan yang ketiga dalam jumlah jamaah haji yang meninggal. “Ranking pertama Embarkasi Jakarta dengan 59 jamaah me-
golongan resiko tinggi. Jamaah haji tertua Emberkasi Surabaya berasal dari Jombang dengan usia 99 tahun. "Jika dilihat dari tingginya angka resiko tinggi, Embarkasi Surabaya berhasil menekan angka jamaah haji yang sakit," terangnya. "Saat ini hanya sembilan jamaah haji yang masih tinggal di tanah suci karena sakit," tambahnya. Embarkasi Surabaya juga telah berhasil memulangkan jamaah haji ke daerah masing-masing tanpa adanya antrean panjang kemacetan di Asrama
Haji Sukolilo. "Sebab saat ini kami telah melarang anggota keluarga menjemput di asrama haji. Semua penjemputan dilakukan oleh Pemkab/ Kota masing-masing," jelasnya. Dari hasil evaluasi haji tahun ini, sebanyak 5 orang gagal berangkat karena persoalan paspor. "Kalau sudah seperti itu kan sudah bukan domain kita. Itu wewenang pihak imigrasi," ujarnya. Karena itu, M. Sakur menghimbau, agar calon jamaah haji lebih berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan. "Lakukan pendaftaran langsung ke Kemenag. Jangan titip KBIH atau bahkan kelompok jamaah yang menjanjikan dapat menghajikan dengan segera," pesannya serius. Mantan Kasubag TU Kemenag Kab. Madiun itupun mendorong para petugas haji di daerah lebih cermat dan hati-hati berkaitan dengan data
Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag
calon jamaah haji. Dirinyapun mewanti-wanti agar calon jamaah haji yang sudah memiliki paspor, segera melapor dan berkoordinasi dengan petugas haji di daerah. “Periksa dengan seksama, apakah nama di KTP dan di Paspor dan identitas lainnya sama persis dengan data yang ada di Siskohat. Jika tidak cocok maka harus segera disesuaikan dengan data di Siskohat,” pintanya. Laporan: Dedy Kurniawan, Anni Athi'ah (Surabaya). MPA 339 / Desember 2014
31
Kehilangan Figur Teladan Trend Penyimpangan Perilaku Pelajar Meningkat Trend penyimpangan perilaku di kalangan pelajar, kian memprihatinkan. Ketua Dewan Pendidikan Surabaya M. Isa Ansori menyebutkan, angka kasus kriminalitas yang melibatkan pelajar dari tahun ke tahun jumlahnya makin meningkat. Sepanjang tahun 2013, ‘Telepon Sahabat Anak’ (TeSA) 129 Jatim mencatat ada 563 kasus kejahatan yang melibatkan anak. Di tahun 2014 jumlahnya meningkat tajam. Pada bulan September lalu sudah mencapai 763 kasus. Dari 763 kasus tersebut, lanjut Ketua ‘TeSA 129’ ini, 80 persennya didominasi kasus kekerasan seksual. Ironisnya, sejumlah 56 persen kasus kekerasan seksual itu terjadi di sekolah. “Pelaku kejahatan seksual biasanya dilakukan orang dekat korban. Bisa orangtua, paman, tetangga, bahkan juga guru,” tukasnya bernada pilu. Fakta yang tak kalah mencengangkan, adalah hasil penelitian HotLine Pendidikan Jawa Timur. Dari 700 pelajar setingkat SMP dan 700 pelajar setingkat SMA yang disurvei di tahun 20112012, 45 persen pelajar SMP berpendapat mereka boleh melakukan hubungan intim saat pacaran. “Bahkan 15 persennya mengaku sudah pernah melakukannya,” tutur Ketua HotLine Pendidikan Jawa Timur ini mengelus dada. “Sedangkan di tingkat SMA, 44 persen mengatakan boleh melakukan hubungan intim. Dan 17 persen itu sudah melakukannya,” ungkapnya pedih. Surveipun diperdalam dengan mencari sumber informasi yang diperoleh anak-anak tentang seks. Ada tiga pilihan jawaban yang bisa dipilih para responden; televisi, teman dan HP/Internet. Para responden diperbolehkan memilih jawaban lebih dari satu. “Hasil survei mengungkapkan, 52 persen dari anak-anak tersebut mengenal seks dari televisi. 42 persen mengetahuinya dari teman dan 28 persen lainnya berasal 32
MPA 339 / Desember 2014
dari HP dan internet,” paparnya. Melihat kenyataan seperti itu, tutur Ketua Divisi Riset dan Data Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim ini, tak dapat dipungkiri bahwa menjadi orangtua saat ini memang lebih sulit. Mereka dituntut untuk bisa menyesuaikan situasi lingkungan maupun perkembangan anaknya. Apalagi akses informasi yang diterima anak-anak sekarang jauh lebih cepat. Sementara orangtua tak mungkin dapat mengikuti perkembangan anaknya selama 24 jam. “Hal yang paling memungkinkan dilakukan orangtua, adalah membangun kesadaran melalui komunikasi yang terbuka secara dialogis, tidak menggurui, atau menjustifikasi an-
M. Isa Ansori tara orangtua dan anak,” katanya memberikan saran. Di tahun 2013 lalu, HotLine Pendidikan Jatim telah melakukan penelitian tentang efektivitas komunikasi anak terhadap orangtua dan anak terhadap guru. Hasil survei tersebut menyebutkan, komunikasi efektif yang terjadi di rumah selama satu tahun tercatat sebanyak 125 jam. “Berarti dalam sehari, komunikasi efektif antara anak dan orangtua hanya terjadi selama 20-30 menit saja,” paparnya. Sementara di sekolah, komunikasi
efektif antara anak dan guru sebanyak 860 jam dalam setahun, atau selama 3 sampai 4 jam dalam sehari. Dengan fakta tersebut, sekolah memiliki peranan penting untuk menjadi rumah kedua bagi anak-anak. “Sayangnya, tak banyak sekolah yang mengubah fungsinya menjadi rumah kedua,” ujarnya. Menurutnya, sekolah lebih banyak fungsi pengajaran daripada fungsi pendidikan. Kini sekolah lebih banyak memberikan tugas dan beban kepada anak-anak. Sementara di rumah, mereka tak banyak memperoleh perhatian orangtua karena sibuk kerja. “Kondisi itulah yang membuat anak lebih suka mencari kenyamanan di luar rumah dan sekolah. Dan inilah yang menjadi pemicu penyimpangan perilaku pada kaum pelajar,” tandasnya. Selama ini, kata pria yang kini menjadi fasilitator ‘Kota Layak Anak’ ini, anak korban kekerasan maupun trafficking selalu dikeluarkan dari sekolah. “Sekarang tidak bisa seperti itu. Hak sekolah tetap harus mereka dapatkan. Hak kesehatan juga harus tetap diberi. Sanksi tetap diberikan, tapi hak dasar juga harus tetap diberikan,” tegasnya. Data kejahatan yang melibatkan anak dan remaja yang dimiliki Polda Jatim, juga tak kalah mengejutkan. Kanit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Polda Jatim Kompol Yasintha Ma’u, SH, M.Hum mengungkapkan, bahwa kasus persetubuhan menduduki peringkat pertama dalam kasus kriminalitas yang melibatkan anak dan remaja. Berada di ranking kedua adalah kasus percabulan, serta kasus penganiayaan di urutan ketiga. Pada tahun 2012, terang perempuan kelahiran Betun Atambua, 21 Januari 1964 ini, terdapat 138 kasus persetubuhan dan 35 kasus percabulan. Sementara pada tahun 2013, angkanya meningkat menjadi 279 kasus persetubuhan dan 95 kasus percabulan. Sedangkan untuk tahun 2014 hingga bulan September,
telah terjadi 81 kasus persetubuhan dan 16 kasus percabulan. “Tapi jumlah di tahun 2014 ini, belum semua Polres melapor. Jadi jumlahnya bisa lebih tinggi,” ujar mantan Panit Keamanan Negara Reskrimum Polda Jatim ini. Ironisnya, ruang lingkup kejahatan pada anak ternyata lebih banyak terjadi di lingkungan dekat mereka. Selain keluarga, sekolah ternyata mendominasi jumlah kejahatan yang terjadi pada anak. “Pelaku kejahatan terhadap anak, banyak dilakukan oleh orangtua sendiri, paman, guru dan juga teman,” tandasnya dengan emosi tertahan. Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi korban sekaligus pelaku kriminalitas. Menurut mantan Penyidik Ditreskrim Polda Jatim ini, kemiskinan masih menjadi penyumbang besar faktor kriminalitas. Hidup dalam rumah petak yang kecil, menyebabkan anak-anak mengenal seks lebih dini. “Bayangkan,
sinilah peran seorang ibu menjadi begitu penting. “Ingat, usia rentan anak berada di kisaran usia 12-14 tahun,” terangnya. “Di usia ini, anak-anak dalam perkembangan mencari jati diri,” tandas ibu tiga anak ini. Karena itu, paparnya, anak butuh seorang teladan dari orangtua. Jika dirinya tidak menemukan figur teladan dalam sosok orangtuanya, maka dia akan mencari figur di luar rumah. “Situasi inilah yang rentan dimanfaatkan orang lain yang hendak berbuat jahat,” tukasnya. Menurut Ika Yuniar Cahyanti, M.Psi, munculnya tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja, lebih dikarenakan karena kondisi psikologinya yang labil. Rasa tidak nyaman yang dialami anak-anak, mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang ekstrim. “Banyaknya kasus bullying itu dipicu karena anak merasa terganggu dengan kondisi
Yasintha Ma’u, SH, M.Hum dalam satu kamar terkadang dihuni oleh lima orang. Orangtua kadang tak sadar, ketika melakukan persetubuhan dalam kamar itu ada anak-anak yang mungkin menonton mereka melakukan adegan persetubuhan,” tukas istri dari Urias Saban, SH ini prihatin. Selain itu, tingginya angka kriminalitas di kaum pelajar, juga dipicu oleh gaya hidup lingkungan yang konsumtif, serta arus perkembangan teknologi yang berjalan sedemikian cepat. “Anakanak sekarang dididik oleh lingkungan yang materialistik dan hedonis. Sementara orangtua, hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan materi si anak tanpa mempertimbangkan tumbuh kembang anak,” ujarnya dengan nada meninggi. Penguatan anak ada di rumah. Di
ing karena merespon kondisi yang tidak nyaman. Sementara orang dewasa melakukannya karena sebuah kebiasaan atau pola pergaulan,” tukas perempuan yang bekerja di Departemen Psikologi Klinis & Kesehatan Mental Unair ini. Menurut istri Brahma Astagiri ini, tidak ada anak terlahir dengan kebiasaan membully atau menjadi anak bandel. Sebab hal itu timbul untuk merespon sebuah kondisi lingkungan yang ada. “Ketika anak merasa tidak nyaman dan merasa tertekan, dia akan berusaha mengurangi tekanan yang dia alami tersebut dengan melampiaskan menekan anak lain,” tutur lulusan S1 Psikologi Unair ini. Untuk mengatasinya, jelas alumnus S2 Psikologi UI ini, kita perlu mencermati dan mengurai latar belakang yang memicu anak melakukan bullying. “Apakah ada tekanan dari pihak luar, atau karena pola asuh yang salah,” te-
Ika Yuniar Cahyanti, M.Psi
lingkungan sekitar,” ujar pakar Psikologi Klinis Anak Universitas Airlangga ini. “Bentuk bullying itupun bermacammacam. Mulai hanya sebatas kata-kata hingga bentuk tekanan fisik,” tandas perempuan kelahiran Surabaya 1 Juni 1977 ini. Walau demikian, terangnya, persepsi bullying antara anak yang satu dengan yang lain bisa berbeda. “Ada yang diolok-olok tidak merasa terganggu, bahkan merespon balas olokan tersebut. Tetapi ada yang merasa sangat terganggu dan langsung down, sudah merasa ketakutan, dan merasa terinjakinjak harga dirinya,” urainya. Inilah yang membedakan kasus bullying oleh anak-anak dengan orang dewasa. “Anak-anak melakukan bully-
gasnya. “Tugas mengasuh, bukan saja menjadi tanggungjawab seorang ibu, tapi juga sang ayah,” tandasnya. Ibu tiga anak inipun berharap, agar sosok ayah juga mempunyai kontribusi lebih untuk turut mendidik buah hatinya. Bahkan menurutnya, anak-anak justru butuh amunisi dari figur ayah untuk bisa mengatur strategi. Agar ketika mereka dibully temannya, dirinya bisa mengatasi, bisa berfikir rasional dan tidak cengeng. “Kenapa figur ayah yang harus lebih terlibat, karena secara psikologis laki-laki lebih proporsional dan rasional daripada figur ibu yang lebih cendrung emosional,” pungkasnya memberi alasan. Laporan: Dedy Kurniawan, M. Tadjuddin Nur Cholis (Surabaya). MPA 339 / Desember 2014
33
Lukman Hakim Saifuddin
Reformasi Moral di Internal Kementerian Agama
Tak banyak menteri seperti Lukman Hakim Saifuddin. Ketika ditunjuk sebagai Menteri Agama oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ‘Kabinet Indonesia Bersatu II’, dirinya langsung action. Meski waktunya cuma seumur jagung, terbukti berbagai masalah sanggup dirampungkannya secara apik. Padahal waktu itu setumpuk “pekerjaan rumah” harus segera diselesaikan. Sebut saja misalnya masalah seputar haji yang tercemari kasus korupsi, penetapan awal bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, kasus-kasus kekerasan yang mengatasnamakan agama, pemulangan warga Syiah dari penampungan di Sidoarjo, masalah Baha’i, serta sederet persoalan lainnya. Nyatanya, semua itu bisa diatasi putra Saifuddin Zuhri (mantan Menteri Agama di era Presiden Soekarno) ini dengan baik. Maka tak salah jika Presiden Jokowi memilih Lukman Hakim kembali sebagai Menteri Agama. Bahkan dialah satu-satunya menteri dari pemerintahan sebelumnya, yang dipertahankan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di ‘Kabinet Kerja’. Disamping pribadinya yang berintegritas, pergaulannya cukup luas, jujur dan sederhana, dirinya juga kaya dengan beragam pengalaman. Sejak tahun 1997, dia sudah menjadi anggota dewan dan duduk di berbagai komisi – termasuk komisi yang membidangi masalah agama. Disamping pernah memimpin Tim Pemantau Operasional Haji di Saudi Arabia, juga pernah mewakili DPR dalam ‘Young Parliamentarians Meeting’ di Filipina dan Italia, serta menghadiri undangan ‘The American Council of Young Political Leaders’ di Amerika Serikat. Pria kelahiran 25 Nopember 1962 ini pernah menjadi anggota delegasi dalam ‘The Role of the Legislatures’ di 34
MPA 339 / Desember 2014
Mongolia dan ‘Congress of Democrats from the Islamic World’ di Turki. Saat menjadi anggota Badan Pekerja MPR di tahun 1999 s/d 2002, dia berkesempatan melakukan studi tentang konstitusi ke negara Rusia, Jerman, Perancis, Belanda dan Spanyol. Hal itu dilakukannya dalam rangka merancang perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indone-
sia tahun 1945. “Setiap permasalahan itu harus kita pelajari terlebih dahulu secara detil dan mendalam,” tegasnya. “Saya bukan malaikat yang bisa menyelesaikan masalah semudah membalikkan telapak tangan,” tukasnya. Pada tahun 1995-1997, Lukmah Hakim juga bergabung dengan Helen Keller International sebagai project manager dalam program ‘The Irian Jaya Community Eye Care Project’. Semasa di Lakpesdam NU, dirinya pernah mengikuti pendidikan singkat tentang ‘Community
Organizer in Health and Development in Asian Rural Settings’ di Asian Health Institute, Nagoya, Jepang dan di Curtin University, Perth, Australia. Dengan pengalaman sedemikian itu, tentu banyak harapan yang disandangkan di pundaknya. Sebab figur yang cerdas dan modern ini diyakini akan dapat membawa citra baru bagi Kementerian Agama. “Kemenag memiliki nilai dan makna tersendiri bagi pemerintahan RI. Sehingga ke depan tak hanya perlu dipertahankan, tapi juga perlu diperkuat dan dikembangkan,” ujarnya. “Jadi, tak mungkin Kementerian Agama yang menampung ruh dan amanat konstitusi dihapuskan,” tambahnya menandaskan. Di sisi lain, lanjut pria yang dikenal supel dan diterima semua kalangan ini, Indonesia berpeluang menjadi model penerapan demokrasi yang baik dalam agenda menata peradaban dunia. Sebab Indonesia memiliki pengalaman yang cukup dalam menghadapi perbedaan dalam konteks hubungan antara negara dan agama. “Termasuk bagaimana menata hubungan keagamaan di antara yang berbeda-beda tersebut,” ungkapnya. Baginya, demokrasi adalah sebuah cara – meskipun bukan yang sempurna. Dan manusia era sekarang memilih jalan demokrasi, agar mampu menyikapi perbedaan yang ada. “Perbedaan itu alami dan niscaya, meski akan menimbulkan masalah jika kurang mampu memahaminya,” jelasnya. Mengawali kinerjanya di ‘Kabinet Kerja’, dirinya ingin membangun kesadaran bersama dalam perbaikan budaya kerja. Untuk itulah, dirinya menggandeng ESQ dalam agenda reformasi moral di internal Kementerian Agama. Targetnya, adalah merumuskan nilai moral di Kemenag yang nantinya dilanjutkan dengan pemetaan dan langkah
perbaikan. “Kami sedang merumuskan ‘nilai yang sama’, agar semua pegawai dari eselon satu sampai pada tingkat yang paling bawah memiliki acuan bersama,” terangnya. Yang pasti, katanya, Kementerian Agama masih dipandang penting oleh masyarakat Indonesia yang berwatak religius. Keberadaan kementerian ini tak mungkin digantikan institusi lain. “Tugas dan fungsi Kementerian Agama sangat penting dalam konteks Indonesia,” tandasnya. “Keberadaan Kementerian Agama merupakan salah satu kekhasan Indonesia yang perlu dipertahankan,” ujarnya menambahkan. Oleh karenanya, lanjut pria yang dikenal idealis ini, pembangunan manusia Indonesia tidak dapat meninggalkan peran dan andil Kementerian Agama dengan seperangkat tugas dan fungsinya; bimbingan, pelayanan, pemberdayaan dan perlindungan umat beragama. “Dengan tugas dan fungsi Kemenag yang demikian besar, tentu membutuhkan pejabat dan aparatur yang berjiwa besar, berwawasan luas, memiliki integritas pribadi yang baik, serta keteladanan yang patut dicontoh,” paparnya. Lukman Hakim Saifuddin mengawali pendidikannya di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Manaratul
Saat Sumpah jabatan Ulum. Lalu melanjutkan ke Pondok Modern Gontor. Selepas dari sana lantas kuliah di Universitas Islam as-Syafi’iyah Jakarta. Sedangkan keterlibatannya di NU, bermula saat ditunjuk sebagai Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) sejak 1985 s/d 1988. Setelah itu berkiprah di Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya
Menag Lukman Hakim Saifuddin menerima Paket Buku Bertema Tasawuf, Gender, dan Deradikalisasi Tafsir Agama Karya Nasaruddin Umar Manusia (Lakpesdam) NU sebagai Wakil Sekretaris hingga tahun 1999. Dari sanalah namanya terus berkibar. Lantas dirinya dipercaya sebagai Kepala Bidang Administrasi Umum, lalu menjadi Koordinator Program Kajian dan Penelitian, kemudian diperaya sebagai Koordinator Program Pendidikan dan Pelatihan, serta menjadi Ketua Badan Pengurus periode 1996-1999. Ayah tiga anak ini pernah menjadi anggota Majelis Pengarah Pesantren alHamidiyah, Depok, dan pengajar pada Pendidikan Kader Ulama’ MUI DKI Jakarta. Juga menjadi anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional periode 2004-2007, serta Wakil Ketua Bidang Pengembangan Program Yayasan Saifuddin Zuhri sejak 1994 hingga sekarang. Disamping itu pernah pula menjadi Sekretaris Forum Konstitusi (wadah berhimpunnya para pelaku sejarah yang merumuskan Rancangan Perubahan UUD 1945), menjabat Wakil Ketua Tim Sosialisasi UUD 1945 MPR RI (2004-2009), Sekretaris Fraksi PPP MPR RI (2004-2007), Wakil Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR RI (2006-2007), anggota Tim Kuasa Hukum DPR RI (2004-2009), dan Ketua Fraksi PPP DPR RI (2007-2009). Terakhir menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI (2009-2014). Yang menarik dari sederet langkah yang dilakukan Lukman, adalah sikap terbukanya dalam menyelesaikan beragam persoalan. Ketika disodorkan padanya mengenai peran negara dalam
melindungi suatu komunitas pemeluk agama atau kepercayaan, dirinya merespon dengan tenang tapi tegas. “Negara punya kewajiban melindungi, memberi pelayanan seluruh umat beragama, serta berlaku adil terhadap faham yang berbeda-beda,” ujarnya. Itulah pasalnya, dirinya tak ragu menemui sejumlah pihak untuk melakukan pendekatan agar warga Syiah Sampang bisa kembali ke kampung mereka dan hidup damai dengan masyarakat lain. “Setiap warga negara punya hak yang sama untuk tinggal di kampungnya dan beribadah. Mereka boleh menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan hidup damai dengan warga lain,” jelasnya. Lukman Hakim memang dikenal sebagai orang yang senantiasa mensosialisasikan kebhinekaan. Karenanya, sosoknya yang bersih dan jauh dari fanatisme agama, tentu sangat tepat dan akan mampu menjadi menteri bagi semua umat beragama. Namun demikian, dirinya tak mau mengambil langkah secara gegabah. Itulah sebabnya, ketika ditanya soal perkawinan beda agama, dia tetap berpijak pada koridor konstitusi. Menurutnya, pencatatan perkawinan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai agama. Sebab Indonesia bukan negara sekuler, sehingga perkawinan beda agama akan sulit diterapkan di Indonesia. “Agama menduduki posisi vital dan strategis dalam menata kehidupan bersama, termasuk kehidupan pernikahan. Kita memang bukan negara Islam, tetapi juga bukan negara sekuler yang harus memisahkan relasi negara dengan nilai-nilai agama,” katanya menegaskan. Il/Berbagai Sumber MPA 339 / Desember 2014
35
MEMBANGUN KOMITMEN LAYANAN KEPENGHULUAN
(Di Tengah-tengah Kompleksitas Kultur dan Sejarah Panjang Eksistensi Penghulu) Oleh : Drs. H. Mahmud Fauzi, M.PdI Kasi Kepenghuluan Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim
Penghulu mempunyai fungsi yang strategis dalam pelayanan pernikahan umat Islam di Indonesia. Prof. Dr. Abd. Djamil, MA, Mantan Dirjen Bimas Islam dalam sebuah tulisan yang dimuat oleh majalah penghulu edisi II bulan Oktober 2013, Beliau mengutip pendapat GF. Pijper menyatakan signifikasi eksistensi Penghulu dalam kehidupan masyarakat pada masa kolonial adalah “entitas penting dalam kehidupan beragama, adat/tradisi, dan Negara serta hubungan ketiganya sejak masa kolonial hingga sekarang”. Namun disayangkan – lanjut Prof. Dr. Abd. Djamil – hinggasaat ini, dalam konteks pemikiran keagamaan dan Negara penghulu masih dipandang sebelah mata, bahkan tidak jarang mendapatkan” stigma buruk’. Mensikapi stigma negative terhadap penghulu tersebut, Drs. H. Faridul Ilmi, M.Ag Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim dalam sebuah artikel yang dimuat oleh majalah MPA Jawa Timur edisi ke bulan Juni 2014, menyatakan walaupun sebagaian besar praktisi hukum dan tokoh masyarakat di Jawa Timur menganggap “penarikan transportasi nikah diluar kantor”yang dilakukan penghulu/KUA adalah bukanlah termasuk gratifikasi, namun lembaga penegak hukum berpendapat berbeda.Maka kita harus mentaati dan segera untuk berbenah. Kita tidak bisa memungkiri bahwa sebagian dari kita (aparat Kementerian Agama yang menangani layanan perninakahan) ada yang telah berindak berlebihan. Tetapi kalau kita bersifat jujur bahwa faktor budaya/kultur masyarakat 36
MPA 339 / Desember 2014
kita telah turut menentukan terhadap wajah dan warna kualitas layanan nikah oleh KUA. Banyak sebab atau alasan orang untuk tidak melangsungkan pernikahan di Kantor KUA, mulai dari adat, gengsi, takut dikatakan perkawinannya bermasalah. Atas dasar terjadinya permasalahan yang menimpa penghulu/KUA akhirakhir ini menyebabkan kondisi yang tidak menentu. Pada akhirnya telah berimbas kepada menurunnya kualitas atau performen layanan yang terjadi di KUA. Indikator yang dapat kita lihat yaitu terjadinya tindakan “perlawanan” yang dilakukan penghulu dengan menolak menghadiri pelaksanaan akad nikah diluar kantor (bedolan). Indikator yang lain adalahtidak jarang penghulu bersifat “pasif” dalam prosesi pelaksanaan akad nikah yang dilaksanakan di KUA.Dari hasil observasi/monitoring menunjukkan gejala tersebut, dan bahkan semua urusan diserahkan kepada calon pengantin dan keluarganya. Kita patut bersyukur, Kementerian Agama telah membuat regulasi yang nantinya diharapkan mampu mengurai permasalahan yang melilit penghulu/ KUA. Dengan diterbitkannnya Peraturan Pemerintah nomor 48 tahun 2014 tentang tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Agama, kemudian disusul aturan pelaksanaannya dengan PMA nomor 24 tahun 2014 , yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Agama Nomor 46 tahun 2014. Paling tidak, keluarnya aturan ter-
sebut telah menjawab tuntutan penghulu yang telah melaksanakan tugas dengan layanan yang “berlebih“, atau melampaui batas-batas normative pegawai. Tidak jarang penghulu yang bertugas di daerah-daerah terpencil harus melaksanakan tugas di luar jam kerja bahkan malam hari, terkadang harus menempuh jarak yang jauh, dan lainlain. Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apakah dengan dipenuhinya tuntutan atau bahkan bisa dikatakan hak bagi para penghulu tersebut akan menyelesaiakan semuanya ?. Tentu harapan kita semua adalah semuanya permasalahan akan segera selesai. Dan kualitas layan KUA akan menjadi lebih baik. Penulis beranggapan bahwa meningkatnya kesejahteraan penghulu adalah salah satu faktor penting bagi terciptanya kualitas layanan KUA yang optimal, tetapi itu bukanlah satu-satunya faktor penentu. Semua ini tidak akan banyak berarti jika sikap mental baik dan komitmen yang tinggi untuk memberi pelayanan kepala masyarakat belum terbentuk. Pembentukan komitmen pelayanan ini adalah faktor penentu terhadap kualitas layanan di KUA. Untuk dapat membentuk komitmen yang tinggidi KUA tidaklah sederhana, banyak faktor yang turut mempengaruhi. Upaya membentuk komitmen harus dilakukan secara terus menerus. Hasil akhir dari proses tersebut mampu menanamkan sikap dan mental yang positif terhadap para penghulu untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam situasi apapun.
Penghulu harus mampu memberikan pelayan secara cepat, tepat dan sesuai prosedur. Disamping itu penghulu dituntut untuk berpenampilan ramah , sopan dan penuh hormat, tampil penuh keyakinan, rapi, dan berakhlaqul karimah. Untuk mendapatkan sikap dan mental tersebut penghulu hendaknya senang belajar dari orang lain, senang kepada hal-hal yang wajar, senang bergaul, dan lain-lain. Tulisan ini kami coba untuk mengkaitkan aspek sejarah eksistensi penghulu. Kami memprediksi bahwa aspek sejarah eksistensi penghulu adalah sebagai salah satu faktor yang turut mem-
yomi masyarakat, kemudian menjadi abdi Negara/pemerintah termasuk ketika masa penjajahan belanda. Dalam literature budaya Jawa, misalnya Kesultanan Ngayogyakarta, Penghulu (Kanjeng kyai penghulu) adalah sebutan bagi bagi seseorang yang dianggap sebagai tokoh agama yang berfungsi untuk wali pernikahan, penasehat spiritual kerajaan dan pemimpin upacara keagamaan. Kyai penghulu kedudukannya seperti Menteri Agama (saat ini) sekaligus sebagai imam ‘besar’ al mahkamah al kabiroh atau Peradilan kesultanan yang berdasarkan syariat hukum Islam.
berikan warna terhadap kualitas layanan penghulu/KUA, disamping aspek kultur masyarakat yang heterogen, seperti yang telah kami singgung secara sepintas pada bagian awal tulisan ini.
Pada jaman penjajahan Belanda Penghulu memiliki fungsi ganda yakni sebagai pemimpin agama sebagai anggota administrasi formal pemerintah penjajah Belanda. Fungsi ganda ini menunjukkan peran sangat penting dari penghulu, terutama perannya sebagai mediator antara kecenderungan elitis Jawa kala itu yang terbagi menjadi dua kelompok, kelompok priyayi yang pro kolonial dan kelompok ulama yang kontra kolonial. Penghulu dalam mengemban peran mereka dihadapkan pada situasi yang sulit baik sebagai qadi dihadapan Allah, pejabat dihadapan otoritas kolonial, maupun sebagai pemimpin agama diahadapan umat. Selanjutnya menurut Djamil Latif
Sejarah Penghulu; Embrio Kementerian Agama Peran dan fungsi telah mengalami pergeseran pemaknaan seiring perkembangan jaman. Sejarah eksistensi penghulu dalam lintasan sejarah di Indonesia telah mengalami pergeseran dari seorang ulama dan sekaligus bagian dari umaro, kemudian menjadi bagian umaro saja. Penghulu pada awal awalnya adalah seorang tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berfungsi untuk mengo-
dalam bukunya kedudukan dan kekuasaan Peradilan Agama di Indonesia menyatakan bahwa fungsi penghulu pada masa kolonial Belanda yaitu sebagai imam masjid, Kepala pegawai pencatatan nikah, wali hakim, penasehat pada pengadilan negeri, penasehat bupati dalam masalah keagamaan, dan Ketua Pengadilan Agama. Lebih jauh lagi Husni Rahim dalam bukunya Sistem Otoritas dan Administrasi Islam; studi tentang pejabat agama pada masa kesultanan dan kolonial, berpendapat bahwa kemunculan embrio Kementerian Agama adalah merepresentasikan keberlanjutan relasi kekuasaan kesultanan dengan institusi kepenghuluan. Pada era kemerdekaan peran dan fungsi penghulu telah mengalami pergeseran fungsi menjadi lebih spesifik pada pelayanan pernikahan. Lahirnya Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, Permenpan nmor PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu, dan Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pencatatan Nikah, semakin mengukuhkan peran dan fungsi sebagai abdi negara.Penghulu adalah Pegawai Negeri Sipil ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan pengawasan nikah/rujuk dan pencatatan nikah menurut ajaran agama Islam dan kegiatan kepenghuluan. Kegiatan kepenghuluan adalah kegiatan pelayanan dan konsultasi nikah/rujuk serta pengembangan kepenghuluan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian sejarah tentang eksistensi penghulu tersebut adalah peran dan fungsi penghulu telah mengalami pergeseran pemaknaan dan fungsi. Dahulu penghulu adalah tokoh agama dan tokoh masyarakatdan menjadi bagian penting dari birokrasi, dan saat ini penghulu adalah abdi negara yang bertugas untuk mengawasi dan pencatatan nikah/rujuk. Pergeseran peran dan fungsi tersebut hendaknya disadari oleh penghulu. Hal ini penting untuk merubah pola pikir kita bahwa abdi negara bertugas untuk melayani masyarakat, bukan untuk minta dilayani. MPA 339 / Desember 2014
37
MENINGKA TKAN MENINGKATKAN KEMAMPU AN BER TANY A KEMAMPUAN BERT ANYA Oleh: Edi Sutiono, S Pd *)
Bertanya merupakan suatu aktivitas atau suatu ekspresi untuk mengetahui suatu hal, yang dirumuskan dalam suatu kalimat pertanyaan dan diakhiri dengan tanda tanya.Namun, kadangkala bertanya disampaikan dalam bentuk ‘pernyataan ‘’. Asalkan menginginkan tanggapan yang bersifat verbal.Pada daarnya orang bertanya itu ada dua yaitu orang yang benar-benar tidak mengetahui suatu masalah dan orang yang ingin menguji kemampuan pengetahun orang yang lain. Munculnya pertanyaan merupakan kelanjutan dari suatu pengamatan oleh indera terhadap keadaan di sekitar. Guru sebaiknya memiliki kemampuan untuk bertanya yang bagus, agar keingintahuan tentang suatu hal menjadi jelas dan ada tindaklanjut dari masalah yang ditampilkan dari suatu pertanyaan. Seorang guru di kelas melakukan kegiatan bertanya digunakan diantaranya untuk Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran, Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugastugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan 38
MPA 339 / Desember 2014
sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan, Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar, Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan, Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok, Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tibatiba muncul, Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemam-
puan berempati satu sama lain. Untuk itu guru harus memiliki kemampuan menyusun pertanyayang baik dan bagus. Adapun pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang singkat dan jelas kalimatnya, kalimat pertanyaan yang memberi inspirasi pada jawaban, pertanyaan memiliki fokus kepada siapa yang akan diberi pertanyaan, bersifat penguatan pada fikiran yang menjawab, memberi kesempatan siswa untuk berfikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi. Menurut Bloom ada beberapa tingkatan pertanyaan, yaitu (a). Pertanyaan Pengetahuan (Knowledge Question) untuk mengungkapkan pengetahuan siswa tentang fakta, kejadian, definisi. Jawaban dari pertanyaan ini berupasatu kata, istilah, ya atau tidak.Misalnya di mana ibukota Jawa Timur?, (b). Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question) untuk meminta siswa mendemonstrasikan atau menjelaskan hal yang telah dimengerti atau dipahami tentang suatu hal. Misalnya bedakan antara mahkluk hidup dengan mahkluk tidak !, (c) Pertanyaan Penerapan (Aplication Question), untuk meminta agar siswa dapat memberikan suatu pemecahan dari suatu masalah. Misalnya Tuliskan ciri-ciri negara berkembang !, (d) Pertanyaan analisis (Analy-
sis Question), untuk meminta siswa memberikan beberapa jawaban alternatif dari suaru masalah. Misalnya Berikanlah bukti-bukti adanya peristiwa kecelakaan di jalan ini!, (e) Pertanyaan Systhesis (Systhesis Question), untuk meminta siswa berfikir kreatis yang orisinal dalam meecahkan masalah dan meningkatkan daya penalaran. Misalnya Apa yang akan terjadi jika Kota Kediri banyak supermarket?, (f). Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question), untuk meminta pendapat siswa, menetapkan suatu penilaian dari suatu pemecahan masalah. Misalnya bagaimanakah pendapatmu tentang anak sekolah yang membawa sepeda motor ke sekolah?. Lalu apakah siswa kita juga mampu bertanya????? Mengapa siswa sulitdan tidak mau bertanya??? Ada beberapa hal antara lain Pertama, siswa tidak paham sedikitpun tentang yang ia pelajari. Mengapanya perlu kajian selanjutnya. Kedua, siswa tidak memahami apa yang menjadi kesulitan dirinya selama belajar atau selama mengikuti pelajaran di kelas. Ketiga, siswa pasif disebabkan mereka tidak terbiasa berpikir kritis, mereka menerima apa adanya tentang semua yang ia dengar, baca, amati, mengapa ini terjadi? Keempat, siswa pasif karena memang tidak pernah belajar di rumah, sehingga tak pernah menemukan masalah, mengapa ini terjadi? Kelima, siswa sudah mengerti tentang apa yang dijelaskan guru. kalau yang ini tidak perlu dicari penyebabnya. Keenam, siswa takut pertanyaan yang akan diajukan malah akan membuatnya
malu, siswa tidak bisa mengemukakan permasalahannya. Lebih parah ia tidak juga mencari penyelesaian dari sumber lain. Ketujuh, faktor guru yang menyebabkan siswa enggan bertanya. Guru semacam ini biasanya sering mengkritik pertanyaan siswa dan tidak membantu memperbaiki pertanyaan siswa. Kedelapan, kadang dalam setiap kelas ada saja siswa yang dominan dibanding yang lain, akhirnya siswa lainnya menjadi minder untuk mengajukan pertanyaan. Ada beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bertanya yaitu; (a) Guru bertanya dalam bentuk permainan (compliance question) bertujuan siswa kembali bertanya. Misalnya ketika siswaramai, maka guru mengajukan suatu pertanyaan dalam bentuk permintaan agar siswa diam. (b). Guru memberi tuntunan atas materi yang diajarkan. Ketika siswa berpikir menjawab pertanyaan tersebut. Guru memberikan pengantar terlebih dahulu baru guru mengajukan pertanyaan agar sesuai dengan pengantar tersebut. (c). Guru memberikan ide yang bertentangan. Ide yang bertentangan untuk
memberikan pertanyaan mengarahkan (redirecting question) siswa agar jawaban yang diungkapkannya dapat dipahami dengan jelas. Jawaban siswa, oleh guru tidak langsung dibenarkan atau disalahkan tetapi dilemparkan ke siswa lain untuk memberikan komentar atas jawaban tersebut. (d). Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk menggali atau membimbing (probing) siswa dalam menjawab. Pertanyaan ini maksudnya untuk menggali jawaban siswa yang telah diungkapkan agar lebih jelas (e). Guru memberikan penguatan pada siswa. Penguatan ini diberikan agar siswa memiliki semangat dan tidak takut dalam menyampaikan ide yang ada dalam pikirannya. (f). Guru menggunakan media yang menarik perhatian siswa. Media merupakan “alat bantu yang dapat menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan”. (g). Guru memberikan reward bagi siswa yang bertanya. Reward atau hadiah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan guru dalam menarik perhatian siswa dalam bertanya. Mereka akan terpacu untuk bertanya karena termotivasi mendapatkan hadiah. *) Guru MTsN Mojoroto
MPA 339 / Desember 2014
39
DAKWAH BIL TEATER Oleh: Nanik Sulistiani, S.Pd *)
Berbicara tentang seni tidak bisa dilepaskan dari teater. Seni dalam hal ini teater bisa dijadikan sarana untuk pembentukan karakter manusia karena di dalamnya berisi transformasi pengetahuan tentang hidup dan kehidupan. Kalau mau jeli lagi dalam seni teater ada managemen pribadi, bagaimana kita mengolah pribadi kita untuk mencapai bentuk terbaiknya. Dalam seni teater ada seni mengolah konflik. Konflik manusia dengan manusia, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya. Artinya masalah tidak akan pernah lepas dari manusia dan seni teater memberi alternatif pemecahan masalah kehidupan (segala ilmu ada di dalam seni teater). Dan yang paling menonjol dari seni teater adalah mengolah sense of sensibility. Olah rasa, olah tubuh, dan olah vocal/ termaktub di dalamnya latihan pernafasan (yang dilatihkan pada seni teater) adalah cara untuk mengolah pribadi. Tidak percaya? Pernahkah Anda melihat seorang biksu memiliki karakter pemarah? Jawabannya pasti tidak pernah atau belum pernah. Kalau kita mau mencermati ternyata biksu mengolah nafas mereka untuk bisa memanage nafsu amarahnya. Bukankah terbukti bahwa seni teater bisa membentuk karakter manusia. Hal ini tentunya mendukung esensi dari Kurikulum 2013 yang lebih menekankah pada pembentukan karakter peserta didik lewat proses pembelajaran. Apalagi orientasi belajar peserta didik tidak pada hasil belajar melainkan pada proses belajar. Hal ini menunjukkan seni teater bisa disandingkan dengan K 13, dan merupakan pasangan serasi. Pendekatan saintifik pun pasti diterapkan dalam proses latihan, contoh ketika pemain mendapat peran menjadi orang lain (nenek, polisi, penyanyi maka pemain harus mengamati orang lain yang berkaitan peran yang dibawakan, bertanya pada na40
MPA 339 / Desember 2014
rasumber/ orang yang tengah diamati, menalar hasil pengamatnnya ke dalam otak untuk kemudian mengomunikasikan ke dalam bentuk pemeranan saat pentas. Prinsip dasar pemain teater dalam mengemban karakter tokoh yang diperankan adalah mimetic/meniru karakter asli orang-orang di kehidupan nyata. Meski ada pendapat yang menyatakan seni teater bukanlah media melainkan alat untuk berkomunikasi, tidaklah mengubah esensi teater yang mengajarkan kebaikan. Apalagi seni teater ini bersifat komunal artinya dalam latihan sampai saat pentas perlu keterlibatan banyak orang. Pentingnya kerja sama antarunsur pementasan mutlak diperlukan. Mulai dari sutradara, actor dan aktris, peñata kostum, piñata rias, peñata panggung, peñata lampu, peñata music juga penonton. 1. Sutradara membuat gambar komposisi pemain (levelitas atau berkaitan dengan postur pemain/ tinggi pendeknya pemain, balancing/keseimbangan dalam pengaturan moving pemain supaya panggung tampak ‘sadar komposisi’ tentunya di mata penonton. Harus ada focus 1, 2, 3 dan seterusnya. Tidak overlapping/ tumpang tindih artinya semua pemain harus bias dilihat penonton baik ekspresi ataupun aksi. 2. Pemain adalah factor sentral dalam seni pertunjukan. Pemain yang baik harus terus menggali kemauan agar mau menerima peran sebai apapun. Pemain juga harus terus meningkatkan kemampuan aktingnya lewat latihan –latihan teknis. Biasanya pemain saat latihan akan latihan konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan perhatian bukan pengosongan pikiran. Hal ini perlu diketahui, supaya tidak terjadi salah latih. Saat berlatih dialog akan ditemukan bahwa dialog-dialog pendek lebih sulit disbanding dialog yang panjang. Dialog pendek perlu penekanan dan ekspresi yang tepat,
sementara dialog panjang penonton bisa lebih improve. Untuk acting sendiri ada yang disebut silent act artinya acting tidak berarti harus berbicara, diam pun juga dikategorikan acting. Akting bias lewat ekspresi tubuh juga dialog. Olah vocal/ juga pernafasan. Di antara latihan-latihan yang diajarkan pada seni teater, olah vokallah yang paling penting. Mengapa? Karena pesan pertunjukan ada di dalamya. Kalau vocal pemain tidak terdengar oleh penonton, maka sebaik apapun pertunjukan akan sia-sia, karena pesan tidak sampai. Untuk melatih vocal tidak selalu dilakukan dengan cara berteriak-teriak dengan lantang karena bias merusak pita suara pemain. Lebih tepat jika latihan vocal disesuaikan dengan naskah yang akan dipentaskan. Kesalahan yang hampir bisa dikatakan lazim di setiap latihan seni teater karena salah persepsi di kalangan pelatih teater. . Sementara itu kalau membahas masalah vocal sebenarnya yang ada adalah enak dan tidak enak vocal pemain bagi penonton bukan benar salah dalam melatih vocal. Memang betul, ketika melihat pertunjukan seni teater di Yunani semua pemainnya bersuara ‘keras’ dikarenakan pertujukan dilakukan di antara bukit-bukit. Latihan vocal dengan cara berteriak lantang terbukti bias merusak pita suara. Hampir bias dikatakan seniman teater tidak ada yang bisa menyanyi dengan nada yang tepat karena pita suara mereka yang telah rusak Untuk melatih vocal peserta didik kita bisa menggunakan metode berbisik keras dengan menekankan pada artikulasi. Berbisik keras bukannya mendesah. Hal ini bias bermanfaat bila suara pemain kurang keras vokalnya maka penonton bias membaca gerak mulut pemain. Porsi latihan vocal harus lebih dibanding latihan yang lain. Vokal yang baik didapat dari ‘mulut yang terbuka’. Artinya pemain tidak boleh ‘memanis-
maniskan’ mulut hanya untuk ’ jaga image’ agar tetap cantik. Metode ‘menguap’ bias dicoba agar vocal yang keluar ‘utuh’. Untuk olah vocal dan nafas, bias juga dilatihkan cara seperti untuk satu helaan nafas dikeluarkan dalam bentuk satu kata misal satu , berikutnya untuk satu helaan nafas untuk mengucapkan dua kata, misal dua puluh begitu seterusnya. Olah tubuh bisa dilakukan dengan cara melatih ruas tangan kanan sampai kiri, latihan kepala, juga tubuh dapat diliuk-liukan dari atas ke bawah atau pun sebaliknya. Filosofi postur manusia bias digunakan untuk latihan olah tubuh. Contoh saat manusia masih dalam bentuk bayi maka bentuknya mlungker, keluar dari rahim bunda berubah jadi terlentang, tambah dewasa menjadi tegak, begitu tambah usia menjadi tua akan kembali ke bentuk awal yaitu mlungker. Fleksibilitas tubuh akan memudahkan pemain bergerak di atas panggung.. Olah rasa, karena area seni adalah rasa. Maka rasa ada pada pemain.Rasa itu akan terwujud dalam acting. Bermain acting tidak ada benar atau salah, yang ada adalah enak dan tidak enaknya pemain membawakan karakter di atas panggung. Tidak perlu takut salah. Inilah kelebihan seni teater, meski bukan berarti ngawur. Ketidakteraturan gerak, ekspresi pemain harus karena pengaturan. Ranah teater adalah bermain kesan. Teater sebagai salah satu seni budaya, tentu memerlukan orang-orang yang ahli dalam perteateran. Mengingat teater yang saya maksud adalah teater pendidikan artinya semua pemahaman dikerucutkan membelajarkan anak didik untuk sekadar bermain peran bukan untuk menjadi seniman. Peserta didik dalam belajar seni teater tentunya membutuhka seorang guru, karena guru adalah salah satu bagian dari budaya. Peserta didik akan belajar meniru/ mimetic dari yang guru ajarkan. Itulah sebabnya seni teater tergolong agak sulit karena yang mengajarkan seni teater bukan dari ISI (Institut Seni Indonesia) yang mengajarkan seni teater murni atau dengan kata lain seniman tulen. Sementara pengajar yang ada adalah lulusan IKIP jurusan Bahasa In-
donesia yang mempelajari drama. Teater dan drama tentu saja berbeda (ini bias dilihat dari sejarah keduanya berawal). Tetapi ya dengan semangat menyalanyala guru tetap mengajarkan seni teater meski lewat ekstrakurikuler. Dengan pemahaman bahwa seringkali persepsilah yang membuat segalanya jadi tampak sulit. Acapkali kita terlalu mempermasalahkan bentuk, padahal isilah yang paling penting. Kalau bicara kesenian ruhnya bukan bentuk melainkan nilai yang ada di dalamnya. Meski sadar siapa pun bisa bermain teater, tetapi seniman teater tidak bias berasal dari siapa pun. Kalau pun pembentukan Sumber Daya Manusia sbias dilakukan lewat teater, meski dengan segala macam keterbatasan fasilitas dan juga waktu, Bismillah kami siap mencoba. Mengingat dewasa ini banyak seni yang instan karena sasaran tontonannya adalah
memberitahu penonton cerita apa saja yang telah disiapkan para pemain. Penonton memilih salah satu dari cerita yang telah disiapkan. Penonton berhak memilih siapa menjadi apa dalam cerita yang dilakonkan. Pemain dituntut untuk bisa memerankan semua karakter tokoh dalam satu cerita meski dalam praktiknya nanti dia memerankan satu karakter yang dikehendaki penonton. Menarik bukan. Teater by request lebih fleksibel dalam pementasannya. Prinsipnya bukan tampil apa adanya tetapi adanya apa, itu yang dimaksimalkan. Dengan paham seperti ini kita tidak lagi dibingungkan dengan pernak-pernik pementasan yang terkesan harus mahal. Teater by request lebih menekankan pada isi cerita karena di situ hakikat pertunjukkan bukan pada bentuk semata. Urusan teknik bermain menjadi urusan nomor dua, yang penting adalah pesan
praktis dan ekonomis sehingga hasil yang tampak adalah hedonis. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi pada pementasan seni teater yaitu 1. Tontonan, 2. Penonton, dan 3. Panggung/ tempat pentas. Karena pemain untuk teater madrasah adalah peserta didik maka pemain dan naskahnya yang membuat adalah peserta didik sendiri. Tradisi ini ternyata melahirkan teater dengan teknik by request artinya yang menjadi sutradaranya adalah penonton. Bagaimana penerapannya? Pemain dan kelompok bermainnya mempersiapkan beberapa judul pementasan. Narator
tontonan yang menuntun. Ruh dari teater by request adalah teater tradisional yang tampil tanpa teks/ scenario. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba teater by request? Spontanitas pemain adalah nilai plus dari teater by request. Ternyata ilmu itu tidak seperti skrup yang berputarnya hanya pada garis edarnya sehingga kreatifitas terbatasi. Akan muncul ilmu-ilmu yang baru untuk menggantikan ilmu lama. Dan pengetahuan adalah cara untuk munculnya ilmu baru. *) Guru Bahasa Indonesia MTsN Gandusari Kabupaten Blitar MPA 339 / Desember 2014
41
MAN Tuban
Memupuk Karakter dengan ‘Hari Berbahasa’
M. Saifuddin Yulianto, SPdI., MPdI Pembiasaan Bahasa Arab ternyata mampu membentuk keshalehan karakter siswa. Ini dibuktikan oleh MAN Tuban sejak yaumul lughah atau hari berbahasa digulirkan sejak setahun terakhir. “Meski tipe masyarakat pesisir, tak dijumpai lagi siswa berbicara dengan nada tinggi dan ungkapan kasar yang meluncur,” tutur Suhartatik, SPd. “Itu baru salah satunya saja,” tambahnya bangga. Dalam sebuah penelitian sekelompok siswa yang tergabung dalam tim LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah), disebutkan bahwa ada perubahan yang menyolok dari sikap siswa pasca pemberlakukan hari bahasa. Penelitian inilah yang mengantarkan madrasah yang beralamat di Jl. HOS Cokroaminoto No. 04 Tuban ini sebagai Juara Pertama LKTI tingkat Nasional di Universitas Negeri
Malang beberapa watu lalu. Sedangkan perubahan yang paling kentara adalah dari segi keberanian atau kepercayaan diri, kedisiplinan dan tanggung jawab. Contoh paling konkret, jika sebelumnya siswa minder berbahasa Arab – dengan berbagai alasan, kini mereka semakin percaya diri. Sedangkan disiplin dan tanggungjawab ditunjukkan mereka saat menghafal beberapa mufradat atau kosakata bahasa Arab. “Secara tidak langsung sikap ini juga menjalar pada kepribadian siswa lho,” tandas pembina LKTI MAN Tuban ini meyakinkan. Salah satu sifat pribadi siswa yang makin terkikis adalah egoisme. Jika pada umumnya siswa itu berkompetisi sebagai yang terbaik, di program ‘hari berbahasa’ ini justru siswa yang memiliki
Suhartatik, SPd
Para Wisudawan Program tahfidz al-Quran 42
MPA 339 / Desember 2014
kemampuan bahasa di atas rata-rata diwajibkan membimbing siswa lain. Sebab madrasah yang telah mengantarkan siswanya meraih juara I dalan Pidato Bahasa Arab dan Debat Bahasa Inggris se-Bojonegoro-Tuban ini menggalakkan sistem tutor sebaya. Tutor sebaya ternyata tak sebatas dalam efektivitas pembiasaan bahasa Arab, melainkan juga dalam program penguasaan kitab kuning. Tak tanggungtanggung, Desember mendatang madrasah peraih juara tiga Drum Band seJatim tahun 2013 ini akan mengkarantina beberapa guru yang masing-masing didampingi 4 siswa dari jurusan keagamaan. Mereka ditugaskan untuk belajar smart system membaca kitab kuning. Nantinya siswa inilah yang akan menjadi pembimbing bagi teman-temannya. “Penguasaan kitab kuning ini tentunya akan menjadi nilai plus bagi siswa madrasah,” ucap M. Saifuddin Yulianto, SPdI., MPdI menekankan. Bagi Kepala MAN Tuban ini, sebagai lembaga pendidikan agama, tentu saja ada beban lebih yang diemban madrasah. Sebab setelah terbukti menjadi institusi pendidikan yang berhasil memadukan pendidikan umum dan agama, tak kalah penting adalah mencetak siswa yang berkarakter berlandaskan akhlaqul karimah. Guna pembentukan karakter ini, sejak beberapa tahun terakhir, madarsah dengan 1.132 siswa – data tahun ajaran 2012/2013 – itu memproklamirkan diri
Gedung MAN Tuban
Meski demikian, sempat pula sang sebagai ‘Madrasah Berbasis al-Qur’an’. mester. Untuk mendapatkan kartu tes Maka tak heran jika al-Qur’an se- tersebut, siswa harus menuntaskan mi- Kepala Madrasah diprotes salah nantiasa mengiringi keseharian pembe- nimal 65 persen item. Dan bagi siswa seorang wali murid lantaran menganglajaran di madrasah yang berdiri di atas yang keberatan, maka mereka diberikan gap pasca lulus ijazah adalah hak setiap lahan seluas 10.005 m2 ini. Selain hari keringanan untuk menuntaskanya hing- siswa. Tapi ketika dijelaskan dan disodori surat penyataan, sang orangSabtu, saban hari sejak pukul 06.00 lan- ga kelas XII. tunan al-Qur’an sudah dikumandangJika hingga lulus SKUA tak mampu tuapun justru menyetujui gagasan kan dari pengeras suara masjid oleh be- dituntaskan, maka mereka dipastikan madrasah. Ketatnya pencapaian target SKUA berapa siswa yang bertugas melakukan tidak bisa mengambil ijasahnya. “Jadi khataman. “Saat siswa baru datang mereka cukup memperoleh legalisirnya sendiri – meski belajar di madrasah, lantaran adanya kecensambil disambut para derungan sebagian guru, mereka diiringi siswa yang lebih medengan ayat-ayat almentingkan pelajaran Qur’an tiap hari dan umum dari pada bidang shalawat tiap hari Sabtu,” studi agama. Tentu ini beber Mantan Kepala tidak boleh terjadi. MTsN Satu Atap Tuban Apalagi mimpi besar ini sambil melepas MAN Tuban adalah senyum. ingin mencetak seorang Tak cukup itu, sebesaintis yang agamis lum pembelajaran, semua dan juga agamawan siswa wajib membaca alyang ilmuwan. Qur’an di kelas. Seminggu Karena cita-cita sekali, tiap kelas itulah, tak heran jika diwajibkan mengkhatampenghargaan tinggi kan al-Qur’an. Sementara diberikan madrasah ini itu, tiap hari Jum’at, saat kepada para siswa siswa laki-laki mengikuti penghafal al-Qur’an. jamaah shalat jum’ah, bagi Siswa peraih juara LKTI nasional Bagi siswa yang memilki siswi perempuan yang tihafalan minimal dua juz, dak berhalangan wajib secara otomatis dibemelakukan khataman alrikan fasilitas beasiswa Qur’an di kelas yang penuh. Dan saat ini ada dipandu satu atau dua sembilan siswa yang guru perempuan di kelas. telah menikmati fasilitas Jadi ketika shalat Jum’at, beasiswa tersebut. suasana di lingkungan Mereka ini merumadrasah ini sangat pakan wisudawan Tahnyaman sekali. Sebab fidzul al-Qur’an MAN yang terdengar hanyalah Tuban angkatan persuara khatib dan sayuptama. Meski dibatasi sayup suara khataman alminimum 2 juz, ternyata Qur’an. ada yang telah memiliki Sikap religiusitashafalan 30 Juz. pun tak sekedar tercermin Penghargaan bagi dalam khataman saja. Tapi Huffadzul Qur’an majuga tercermin dari bobot sih berlanjut saat mekompetensi siswa. Dan reka melanjutkan penuntuk menunjang itu Ekspresi siswa kelompok teater seusai berdiskusi didikan di perguruan semua, lembaga pendidikan agama ini menerapkan SKUA atau saja,” tukas Pak Udin, panggilan karib tinggi. Sebab madrasah yang terletak di Gedongombo Semanding Tuban ini Standar Kompetensi Ubudiyah dan M. Saifuddin Yulianto ini tegas. Akhlaqul Karimah di luar kewajiban haDi tahun pertama kebijakan ini telah menjalin kerjasama dengan UIN fal juz 30 bagi siswa. Sebagian isi SKUA diberlakukan, ada sekitar 40 persen Malik Ibrahim Malang. “Jadi para siswa ini adalah hafalan surat-surat pendek, siswa yang tidak bisa mengambil ijasah. penghafal al-Qur’an pasca lulus MAN hadits-hadits pilihan, asmaul husna, Tapi pada tahun kedua sudah berkurang akan langsung diterima kuliah dan mendan ayat-ayat yang berhubungan de- drastis hingga tinggal satu siswa saja. dapatkan beasiswa di sana,” tandas pria ngan masyarakat dan doa-doa pilihan. Padahal sejak awal para guru sudah siap kelahiran Tuban 22 Juli 1971 ini meSKUA ini sendiri sebagai prasyarat menerima setoran hafalan siswa meski yakinkan. mendapatkan kartu tes Ujian Akhir Se- sudah purna pendidikan di madrasah. Suprianto, Mochtar MPA 339 / Desember 2014
43
Citra Wanita Muslimah dalam Pandangan Islam Oleh : Moch. Bachrudin, S.Pd., M.Pd Pembina Majelis Ta’lim Al Hikmah Tulungrejo Pare Kediri
Kita sebagai insan yang telah menyatakan diri beriman kepada Allah, akankah kita membiarkan anak putri kita ikutikutan seperti mereka? Sehingga dalam berbusana setiap hari selalu minim atau berbusana full press body yang nampak lekuklekuk tubuhnya? Kami yakin, hadirin tidak akan rela atau ikhlas hal itu terjadi pada diri anak putri kita. Karena Allah SWT, telah mengingatkan kepada kita semua dalam QS Al Ahzab ayat 59:
Hadirin Jama’ah jum’ah yang dimuliakan oleh Allah.
Pada kesempatan hari jum’at di masjid yang mubarak ini, marilah kita tundukkan hati kita sejenak, untuk selalu berupaya introspeksi, mengoreksi diri kita sendiri. Terutama mengoreksi kadar atau kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri, sudahkah iman dan takwa kita ini mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan usia kita? Atau justru sebaliknya, semakin tambah usia, semakin tambah tua tapi semakin jauh dari Allah SWT dan gemar melakukan maksiat dan dosa kepada-Nya ? Na’udzu billah. Karena itulah, pada kesempatan yang barakah ini kami pesankan khususnya pada diri saya sendiri, dan umumnya kepada hadirin sekalian. Marilah kita senantiasa berusaha selalu meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Dalam arti, kita berusaha dengan sekuat tenaga kita untuk selalu menjalankan perintah-perintah Allah, dan kita berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menjauhi sekaligus meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan harapan, agar kita semua dijadikan oleh Allah sebagai hamba yang muttaqin, hamba yang bertakwa, hamba yang mulia di sisi Allah SWT, amin.
Hadirin, rahimakumullah.
Apabila kita saksikan acara di televisi, para presenter, artis sinetron maupun artis penyanyi, mereka lebih banyak yang berpakaian minim daripada yang menutup auratnya. Mereka lebih banyak berkiblat pada artis-artis barat yang selalu berpakaian minim. Hal ini dapat kita saksikan jika ada acara-acara yang bergengsi seperti penganugrahan piala citra, piala Panasonic award dll. Di sana tampak hampir semua artis berpenampilan minim yang terbuka auratnya. Sedangkan kaum laki-laki berbusana rapi, berdasi dan memakai jas yang menutup hampir seluruh tubuhnya. Begitu juga para remaja-remaja putri saat ini lebih banyak mengidolakan para artis dan bintang film. Mereka ikut-ikutan berpenampilan yang minim pula. Walaupun bukan artis, tapi dalam keseharian mereka berpenampilan layaknya seorang artis. Mereka memakai busana yang full press body (ketat) yang nampak lekuk-lekuk tubuhnya dan memakai pakaian yang minim. Mereka merasa bahwa itulah penampilan yang terbaik, itulah gaya atau mode yang modern.
44
MPA 339 / Desember 2014
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “ (QS Al Ahzab: 59). Ayat tersebut di atas pada awalnya ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, tapi pada hakikatnya juga ditujukan kepada seluruh umatnya termasuk kita semua. Jadi dalam ayat ini Allah memerintahkan agar kita menyuruh sekaligus menyadarkan istri dan anak perempuan kita untuk selalu menutup auratnya. Sedangkan auratnya orang perempuan itu adalah seluruh tubuh. Jika tidak mampu, minimal muka dan telapak tangannya yang terbuka. Bila Allah memerintahkan sesuatu kepada hambanya, itu pasti ada hikmahnya. Adapun hikmah wanita yang menutup auratnya antara lain: (1) sebagai ciri wanita muslimah yang membedakan dengan wanita non muslimah; (2) untuk melindungi diri baik dari penyakit maupun gangguan serta godaan dari lawan jenisnya. Bukankah dengan menutup aurat seorang wanita akan terhindar dari debu maupun polusi lainnya? Debu dan polusi kotoran dapat menyebabkan penyakit kulit jika tidak dibersihkan. Dengan menutup aurat, rambut akan tetap bersih dari debu. Kulit akan terjaga dari berbagai macam kotoran sehingga akan tetap bersih dan lembut. Begitu juga, dengan berbusana muslimah, para lelaki akan merasa enggan dan malu jika mau menggoda apalagi menjamahnya, sehingga mereka selamat dari gangguang dan godaan para lelaki nakal yang suka iseng. Jika kita amati, terjadinya kasus-kasus pemerkosaan, salah satu penyebabnya adalah wanita-wanita yang selalu membuka auratnya. Atau wanita yang berbusana full press body yang terlihat lekuk-lekuk tubuhnya. Para lelaki yang memandang akan tergoda serta muncul hasrat dan nafsu birahinya. Sehingga muncul pula keinginan dalam hatinya untuk mengoda dan menjamahnya. Jika iman lelaki itu luntur, maka tidak mustahil
terjadi pemaksaan kehendak dan terjadilah perbuatan asusila. Dalam ayat tersebut diakhiri dengan “Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Apa maksudnya hadirin? Jika ada di antara wanita-wanita, termasuk istri dan anak perempuan kita, yang selama ini selalu membuka auratnya, kemudian mereka mau bertaubat kepada Allah SWT, mereka mau berubah dan menutup auratnya, niscaya Allah akan mengampuni dosa mereka. Allah pun juga akan mencurahkan kasih saying-Nya kepada mereka, sehingga mereka selamat dari segala macam penyakit dan perbuatan asusila serta pada akhirnya mereka akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam surga-Nya.
Hadirin, yang dimulyakan Allah,
Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim dari Sahabat Abi Hurairah:
Artinya: “ Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda, dua golongan termasuk penghuni neraka, saya tidak melihat keduanya, (1) kaum yang bawaannya cambuk seperti ekor sapi mereka mencambuk manusia dengan cambuk tersebut; (2) perempuan yang berpakaian minim tampak auratnya sehingga menggiurkan, mereka tidak masuk surga dan tidak menemukan baunya surga “ (HR. Muslim). Dari hadits tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa ada 2 (dua) golongan manusia yang dicap oleh Rasulullah sebagai penghuni neraka dan tidak akan diberi belas kasihan oleh Rasulullah dan Allah SWT, pertama adalah orang yang suka membawa cambuk untuk menyakiti orang lain. Maksudnya adalah orang yang suka mencari musuh, menyakiti orang lain, menghina orang lain, menfitnah orang lain. Hal tersebut kalau kita kaitkan dengan kondisi Indonesia saat ini, sudah banyak orang-orang Indonesia yang meninggalkan serta mengabaikan hadits tersebut. Hal ini terbukti dengan terjadikan bentrokan dimana-mana. Antara kelompok satu dengan kelompok lainnya; antar kampung satu dengan kampung lain; antar pelajar; dan juga terjadi antar mahasiswa. Yang lebih memprihatinkan, mereka tidak segan-segan saling menyakiti dan menumpahkan darah dengan menggunakan senjata tajam, bahkan juga membakar rumah, bangunan-bangunan maupun gedung-gedung pemerintah. Begitu juga dengan bermunculannnya geng motor yang suka membuat onar dan penjarahan serta perampokan. Ini suatu tandabahwa mereka sudah tidak peduli lagi terhadap aturanaturan Allah maupun ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah. Kedua, siapa lagi yang dicap oleh Rasulullah sebagai penghuni neraka? Yaitu wanita-wanita yang suka membuka auratnya, berpakaian minim, atau berpakaian yang full press body yang ketat sehingga kelihatan lekuk-lekuk tubuhnya yang berakibat menggiurkan dan bahkan membangkitkan nafsu birahi bagi siapa saja yang melihatnya. Di dalam hadits tersebut Rasulullah menegaskan, “tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya surga”. Jadi siapapun mereka, apapun status sosialnya, dan bagaimanapun bentuk wujudnya orang tersebut, kalau mereka suka membuka auratnya dan memamerkan di depan umum baik secara langsung
maupun lewat layar televisi, jangan berharap besok di akhirat akan bisa mencium baunya surga apalagi masuk surga, tidak akan bisa. Oleh karena itu, yang jadi renungan kita sekarang. Sudahkan istri dan anak putri kita menutup auratnya? Sudahkah kita memerintahkan mereka untuk menutup auratnya? Jika jawabnnya sudah, mari lebih kita tingkatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan jika belum, mari setelah mendengar ayat dan hadits ini kita bangkit untuk lebih giat mengajak serta memerintahkan mereka untuk segera menutup auratnya dan jangan sampai memamerkan auratnya di mata umum. Kami yakin, hadirin yang ada di masjid ini tidak ada satupun yang rela jika ada keluarga kita sampai masuk dan menjadi penghuni neraka. Karena itu mari ibda’ binafsik awali dari diri kita sendiri, keluarga kita kemudian kita sebarluaskan ayat dan hadits ini kepada suadara dan tetangga sesuai dengan tingkat kemampuan kita masing-masing. Agar mereka semua menjadi sadar dan mau menutup auratnya. Allah SWT mengingatkan kita agar menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka, sesuai dengan firman-Nya dalam QS. At Tahrim ayat 6:
Artnya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “ (QS At Tahrim: 6). Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa Allah telah memerintahkan kepada kita semua sebagai orang yang beriman agar menjaga diri dan keluarga kita jangan sampai menjadi penghuni neraka. Bagaimana supaya kita selamat dari siksa neraka? Langkahnya adalah kita harus berupaya meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, dengan menjalankan semua perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan semua larangan-larangan Allah. Setelah itu, kita ajak keluarga kita agar betul-betul tunduk dan taat terhadap perintah Allah dan Rasulullah SAW. Salah satu perintah-Nya adalah agar mereka mau menutup aurat, karena dalam ayat tersebut jelas, bahwa yang manjadi bara api neraka adalah berupa manusia dan bebatuan. Siapa manusia yang akan menjadi bara api neraka? Tidak lain dan tidak bukan adalah manusia-manusia durjana yang tidak pernah peduli terhadap perintah dan aturan-aturan Allah. Orang-orang yang suka melanggar larangan-larangan Allah. Termasuk orang-orang yang suka Semoga, Allah selalu membimbing setiap gerak langkah kita, meberi hidayah atau petunjuk kepada keluarga dan anakanak kita. Sehingga kita semua akan menjadi manusia yang mulia baik dihadapan manusia maupun dihadapan Allah SWT dan pada akhirnya kita termasuk golongan orang-orang yang khusnul khotimah.
MPA 339 / Desember 2014
45
Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Patukan Ular Berbisa Ular ada yang berbisa, ada pula yang tidak; namun keduanya tak boleh diabaikan, masing-masingnya ada bahayanya. Pemahaman tentang keduanya akan dapat menolong korban, karena, mungkin korbannya adalah kita sendiri yang sendirian. Diagnosa
P
ada dasarnya ular takut kepada manusia; jika ada orang yang dipagut (dipatuk, digigit) ular pastilah kesalahan pada orang itu. Ular biasanya menghindari orang; ular hanya akan menyerang orang jika merasa terancam atau terkejut oleh tindakan seseorang. Tindakan itu misalnya mengganggu ular yang tidur, menginjaknya, menyakiti, atau membuatnya terkejut, terutama di malam hari. Ular berbisa akan mematuk untuk “menyuntikkan” bisanya dengan “taringnya” ataupun menyemburkan bisanya ke arah mata si pengganggu, sesudah itu biasanya ular berbisa tidak segera lari; menunggu “hasil” patukannya itu . Ular yang tak berbisa akan lari; jika terpaksa barulah ular ini membelit dan menggigit, misalnya jika tak mungkin lari. Walaupun gigitan ular dapat menimbukan infeksi yang mematikan (misalnya oleh kuman tetanus), biasanya ular yang tak berbisa hanya akan mematikan jika ular itu cukup besar yang belitannya di leher menyebabkan tercekik, terbuntunya saluran nafas, ataupun tulang leher putus sehingga terjadi kerusakan sistem syaraf yang parah. Bahkan jika ular cukup besar, korban dapat ditelan utuhan. Jika dibelit ular, upayakan memegang kepalanya (baca: lehernya) kuat-kuat; selamatkan diri dengan melonggarkan belitan atas bagian penting tubuh kita: leher, terutama untuk menyelamatkan saluran nafas, kaki untuk bertahan berdiri, lari; orang yang lari tak terkejar oleh ular. Macam ular sangat banyak; warnanya pun banyak coraknya sehingga tidak sedikit yang dijadikan hewan piaraan. Ukurannya pun ada yang kecil ada pula yang besar; yang terkenal besar adalah ular sanca dan anakonda. Sering disebutkan bahwa ular tak berbisa berkepala persegi (kotak),
46
MPA 339 / Desember 2014
dan yang berbisa berkepala runcing (segi tiga), namun sepintas tidaklah mudah membedakannya; bahkan ada yang bentuk kepalanya tidak jelas yang macam apa. Patukan ular berbisa dapat mematikan; ini tergantung pada macam ular, seberapa banyak bisa yang disuntikkan, dan daya tahan korban. Akibat yang muncul tergantung pada macam ular atau macam bisa yang disuntikkan. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa bisa itu ada yang bersifat neurotoxic (meracuni syaraf), haematotoxic, (merusak darah), myotoxic (meracuni otot, termasuk otot jantung), sitotoxic atau necrotoxic (merusak atau menghancurkan tempat patukan). Di samping itu di dalam bisa itu juga dapat terdapat bahan-bahan yang merupa berbagai enzyme dengan masing-masing kerjanya yang dapat berbeda; misalnya cholinesterase (menimbulkan kelumpuhan), aminoacidase, hyaluronidase dan proteinase (penghancur protein), ATPase (pengganggu fungsi syaraf dan otot), phosphodiesterase (melemahkan kerja jantung). Efek racun bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies, ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya patukan yang terjadi. Bisa ular satu dan lainnya dapat berbeda banyak dalam hal macam racunnya, namun ada yang menggolongkan bisa ini dalam kelompok kecepatan kerjanya menjadi kelompok cepat, sedang, dan lambat. Kelompok bisa cepat biasanya sudah mampu mematikan dalam waktu 5 (lima) menit, yang sedang baru mematikan setelah 10 jam, adapun yang lambat barulah mematikan setelah 24 jam. Hal ini terkait dengan munculnya gejala umum (systemic) yang merupakan akibat penyebaran racun dari bisa yang masuk tubuh, yang tergantung pada
macam racunnya itu. Secara umum mereka yang masih selamat dalam 15 menit setelah patukan ular insya Allah masih tertolong dari bahaya kematian oleh bisa ular yang beredar. Ular berbisa kuat yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae, Hydropiidae, atau Viperidae. Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen. Beberapa contoh anggota famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis), ular weling (Bungarus candidus), ular sendok (Naja sumatrana), dan ular king cobra (Ophiophagus hannah). Viperidae memiliki taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. Ada dua subfamili pada Viperidae, yaitu Viperinae dan Crotalinae. Beberapa contoh Viperidae adalah ular bandotan (Vipera russelli), ular tanah (Calloselasma rhodostoma), dan ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris). Ular berbisa kebanyakan termasuk dalam famili Colubridae, tetapi pada umumnya bisa yang dihasilkannya bersifat lemah. Contoh ular yang termasuk famili ini adalah ular sapi (Zaocys carinatus), ular tali (Dendrelaphis pictus), ular tikus (ular jali, lare angon, Ptyas korros), dan ular serasah (Sibynophis geminatus). Ada juga orang yang memang penggemar ular, mereka “tak takut” dengan ular. Namun secara umum ular ini “menakutkan”, sehingga menjadikan korbannya panik dengan nafas cepat, terengah-engah, mengeluh pening, tangan dan kakinya kaku sehingga menyulitkan penolongnya. Patukan ular berbisa memang dapat menimbulkan pening, penglihatan kabur, berkeringat dingin, ludah keluar banyak, menggigil, tekanan darah turun (hypotension), yang semuanya merupakan akibat dari beredarnya racun bisa ular. Selain itu patukan ular berbisa biasanya memberikan bekas tusukan sepasang “taring” di ujung deretan bekas gigitan, bekas ini berupa luka yang lebih besar dari yang lain. Racun bisa itu menimbulkan nyeri yang cukup kuat. Di sekeliling tempat tusukan gigi bisa itu dapat terjadi perdarahan ataupun juga tampak membiru di kirikanannya karena perdarahan di bawah kulit. Reaksi peradangan yang berupa pembengkakan dapat tampak di tempat patukan maupun sekitarnya, tergantung pada keluasan penjalaran racun; tidak jarang ini disertai pembesaran kelenjar getah bening (klanjeren, Jw.). Untuk macam ular tertentu racun bisanya dapat menimbulkan lepuh-lepuh
di sekitar tempat patukan dan area penyebaran racunnya. Jika bisa terjadi aerah gigitan. Bisa ular bandotan akan “menghancurkan” (necrotizing) daerah tempat gigitan. Bisa ular kobra yang disemburkan dapat merusak mata; semburan ini dapat mencapai jarak sampai 2 (dua) meter! Orang dapat memperoleh kekebalan terhadap bisa ular jika dilatih (baca: diimunisasi). Masalahnya bisa ular yang satu dapat sangat berbeda dari ular yang lain dengan akibat kekebalan terhadap bisa ular yang satu tidak menjadikan seseorang kebal juga terha dap bisa ular yang lain.
Walaupun gigitan ular dapat menimbukan infeksi yang mematikan (misalnya oleh kuman tetanus), biasanya ular yang tak berbisa hanya akan mematikan jika ular itu cukup besar yang belitannya di leher menyebabkan tercekik, terbuntunya saluran nafas, ataupun tulang leher putus sehingga terjadi kerusakan sistem syaraf yang parah.
Diagnosa
Diagnosa adanya patukan ular dapat diperhatikan pada daerah patukan ular, yaitu ada bekas “gigitan” itu. Pada ular berbisa di ujung deretan bekas gigi akan terdapat dua atau satu bekas tusukan yang lebih besar oleh taring bisa. Jika ular yang mematuk masih berada di sekitar tempat kejadian, sudah boleh dipastikan bahwa itu ular berbisa, karena biasanya ular berbisa menunggu “hasil” patukannya. Akan lebih baik jika dapat dikenali macam ular pematuknya itu.
Pengobatan
Pada dasarnya semua patukan ular harus ditangani di sarana layanan medis. Untuk semua patukan ular perlu diatasi adanya rasa nyeri, pening, dan takut, serta kemungkinan adanya infeksi; larutan PK (permanganat kali kus) boleh digunakan untuk membasuh luka (Jangan menekan-nekan!). Jika yakin bahwa yang mematuk itu ular berbisa, maka jangan menunggu-
nunggu, tindakan penuh kehati-hatian harus dilakukan sejak awal; korban harus ditangani di tempat layanan kesehatan yang memadai. Beredarnya racun bisa ular harus dikurangi dengan upaya agar gerakan daerah patukan harus sesedikit mungkin. Kaki atau tangan yang dipatuk harus dipasang bidai, dan difiksasi sebaik mungkin, dimulai dari ujung kaki ataupun tangan. Pemasangan tourniquette tidak lah dianjurkan, karena justru lebih banyak merugikan karena tindakannya yang tak sempurna; turniket seharusnya dipasang tidak terlalu ketat (denyut nadi harus masih teraba), dan setiap jam harus dikendurkan selama 15 menit. Upaya “mengisap racun” justru mendorong cepatnya menyebar racun bisa ular itu; tidak boleh dilakukan. Di tempat layanan kesehatan antisipasi bahaya dilakukan dengan misalnya langsung memasang infus, memberi obat penenang, penghilang rasa nyeri, maupun antibiotika; sunti kan ATS (Anti Tetanus Serum) perlu dipertimbangkan. Jika ular pematuknya dikenali, maka jika tersedia SABU (Serum Anti Bisa Ular) yang sesuai dapat diberikan dengan penuh kehatihatian; saat ini yang tersedia hanya untuk 4 macam bisa ular. Luka dibersih kan dengan semprotan.
Pencegahan
Pada dasarnya ular akan lari jika berjumpa dengan orang, kecuali jika si ular merasa terancam (baca: terkejut) karena kesengajaan orang ataupun tidak. Tenangkan diri jika menjumpai ular meskipun merayap di tubuh, biarkan dia berlalu. Perlu berhati-hati jika melangkah di penjelajahan, di rerumputan, lebih-lebih di kegelapan; sepatu lars dapat membantu. Hindari menjelajah sendirian. Jika dipatuk ular berusahalah untuk tenang, jangan panik, berhentilah untuk menghambat beredarnya racun kalau-kalau itu patukan ular berbisa; kenalilah ularnya untuk pertolongan lanjut. Jika bersama dengan orang lain panggillah untuk menolong.
Penutup
Kecuali bagi yang suka “bermain” dengan ular, patukan ular tergolong jarang terjadi, yang harus diingat adalah upaya berhati-hati. Jika patukan ular memang terjadi, terimalah itu sebagai ketetapan Allah; tenangkan diri. Beru sahalah memperoleh pertolongan dengan penuh kesabaran; secara umum mereka yang selamat dalam 15 menit setelah patukan ular insya Allah masih tertolong, jauh dari ajal. Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 339 / Desember 2014
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
The Religion of Islam
T
he Major religions of the world can be divided into broad categories – the Aryan and the Semitic, with Hinduism, Buddism and jainism in the first and Judaism, Christianity and Islam in the second. So far as their theological aspects are concerned, there is a difference between these two kinds of religions. While the Aryan religions are basically philosophy based, the Semitic religions are revelation based. The former represent the culmination of the philosophical pursuit of truth by the great minds of the world. In the quest for reality, meditation and contemplation brought these saintly souls to the conclusions which gave rise to the principal, organized religion of the eastern hemisphere. The creeds of the Semitic religions on the other hand, are based on divine revelation. That is God chose a series of semites to be His apostles and then imparted to them His commandments frequently in the form of scriptures, through His angels. These messengers were not only the bearers of divine scriptures but also their interpreters. It was these revelations and their divinely inspired interpretations which provided the fundamentals of the Semitic religions as they exist today. The basic difference in respect of beliefs of the Aryan and Semitic religions can be briefly described in terms of monism and monotheism respectively. (Maulana Wahiduddin Khan with improvement)
B. Vocabulary (Kosakata) : terbagi divided : pelopor former represent : menggambarkan truth : kebenaran creeds : ajaran on the other hand : dengan kata lain revelation : wahyu apostles : utusan/rasul scriptures : kitab
A B A
: : :
B
:
A
:
B
:
Today’s the final day you can with draw and get a full refund. Maybe I really should, what do you suggest? I wish you could attend classes regularly. However, if you don’t believe you’re capable of this, then don’t waste your money. Thanks, Dr. Livingston. I really appreciate your advice. If it’s okay, I suppose I’ll go a head and drop the class. It’s entirely up to you, but that might be best if you don’t think things are going to change. Excuse me, the student’s are coming and I’ve got to get ready for class. I wish you the very best of luck, Janna. Thank you, Dr. Livingstone. Good bye.
C. Dialogue Attending Class Oh, Janna, you’re early ! I’m happy you’re here early today because I’d like to discuss your attendance for a moment. Dr. Livingston, I’m really sorry about missing yesterday. Actually, it’s been several days. You’ve already missed 4. You won’t be able to pass if you’re constantly absent. Sorry, I’ve been extremely busy. Well, I hope you’re ready for today’s exam. Today? I thought it was Monday! Read the syllabus, Janna. You should either make an effort to attend or you won’t be able to pass or you should consider withdrawing while it’s still possible. What do you mean?
A
:
B A
: :
B A B A
: : : :
B
:
48
MPA 339 / Desember 2014
D. Vocabulary attendance missing constantly effort consider withdrawing refund suggest capable don’t waste appreciate
: : : : : : : : : : :
kehadiran ketidakhadiran selalu berusaha memikirkan ulang membatalkan uang kembali saran mampu jangan sia-siakan menghargai
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata & Tarjamah :
Kehidupan duniawi/ukhrowi Mencari.....
Di luar sholat dan kewajibankewajiban lainnya Jangan kalian jadikan Sholat sebagai ajang (perantara) Untuk popularitas dengan berlaku baik
Dan jangankan kerjakan sholat..... Anggota tubuh
Akan tetapi dirikan/kerjakanlah sholat itu dengan seluruh anggota tubuh, dengan sepenuh hati dan akal bahkan ruh (dijiwai), maka inilah (yang benar-benar) sholat.
Isim tafdhil dari
= lebih dekat
Keberadaan seorang hamba Allah Dari Rab-nya, ketika ia sedang sujud (sholat)
Dihadapkan kepada suatu urusan Panggilan untuk orang yang tak dikenal
Wahai keluarga
Wahai saudariku
Wahai mase/saudaraku Wahai paman
Mintalah (kalian) akan pertolongan Bantuan/pertolongan Kami memohon bantuan/pertolongan
MPA 339 / Desember 2014
49
Asah Nalar Kritis Siswa Lewat Diklat Jurnalistik
H. Solikin, S.Pd,M.Pd
Peserta LDKS MTs-MA Al-Musthofa, tengah mengikuti Diklat Jurnalistik.
Mojokerto – 120 siswa MTs. MA Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto mengikuti Diklat Jurnalistik, Jum’at-Mingu (1416/11), di Vila Pakis Pacet Mojokerto. Hadir sebagai narasumber, Dedy Kurniawan dan A. Suprianto, Wartawan Majalah MIMBAR Pembangunan Agama Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Timur. Selain berlatih bagaimana menulis berita model Stright News, para siswa juga dibekali materi tentang bagaimana menggali dan
mengumpulkan data, wawancara, menyajikan data baik dalam bentuk Stright News maupun Feature, serta membuat Lead tulisan. Kepala MTs. Al-Musthofa H. Solikin, S.Pd, M.Pd mengatakan, kegiatan Diklat Jurnalistik yang dipadu dengan acara LDKS ini, diharapkan membentuk kader Al-Musthofa yang mandiri, kreatif dan punya wawasan yang luar biasa sebagai ujung tombak yang disiplin, berani dan amanah, serta memiliki kecerdasan yang seimbang dengan emosi dan pemahaman spritualitasnya. “Sebab saya yakin, materi jurnalistik dapat membentuk kerangka berpikir siswa untuk berpikir kreatif,” tukasnya. Menurut lelaki kelahiran Sidoarjo 3 Juli 1965 ini, dunia jurnalistik selalu mendorong anak untuk berpikir kritis. “Jika siswa dapat mengembangkan ragam pertanyaan dengan basic 5 W + 1 H dalam jurnalistik, saya yakin siswa akan mengalami lompatan kecerdasan dan mampu bersikap ilmiah,” ujarnya. “Sebab seperti halnya dalam penelitian ilmiah, dunia jurnalistik juga menuntut kita untuk selalu cermat mempertimbangkan keakuratan dan kedalaman data dan fakta,” tandasnya. •Ded
Rombongan Mabims Disambut Tarian Khas Banyuwangi BANYUWANGI – Tari Jejer Gandrung, tarian khas Banyuwangi menyambut kedatangan delegasi MABIMS di kampus MAN Genteng, (25/10). Kegiatan yang dikemas lewat Muhibah Kunjungan Budaya Kementerian Agama 4 Negara (Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) tersebut disambut begitu antusias oleh keluarga besar Kankemenag Kab. Banyuwangi. Delegasi masing-masing negara berjumlah 10 orang, ditambah pendamping dari Kemenag RI, Kanwil Kemenag Jatim. Secara bergiliran, diawali oleh Kakankemenag Kab. Banyuwangi, Kasubag TU, Kepala MAN, perwakilan delegasi empat negara menerima kalungan bunga, sedangkan yang lain mendapat udeng dan syal khas Banyuwangi. Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso dalam sambutannya menyambut baik dan apresiasi yang luar biasa, dimana tahun 2014 MAN Genteng di bawah naungan Kemenag Banyuwangi menjadi salah satu tempat yang disinggahi delegasi MABIMS. Berbagai macam kesenian ditampilkan, diantaranya tari Rodad
Tarian persembahan menyambut kedatangan peserta BAS BELIA MABIMS.
Kuntulan oleh siswi MAN Pesanggaran, Umbul-umbul Belambangan dibawakan oleh siswa MAN Banyuwangi, Sedangkan Hadrah Al banjari dari MAN Srono menjadi penutup acara ini. •Yas
Ribuan Siswa RA Berkompetisi Diajang Aksiora
Ribuan siswa RA se-Kota Malang siap berjuang di berkompetisi AKSIORA.
KOTA MALANG – Dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama yang ke-70, Ikatan Guru
50
MPA 339 / Desember 2014
Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Malang menyelenggarakan kegiatan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Raudhatul Athfal (AKSIORA), (15/11). Acara diawali dengan kegiatan senam massal yang diikuti 3200 siswa dan 576 guru se-Kota Malang yang bertempat di Taman Rekreasi Sengkaling Malang. Kakankemenag Kota Malang, Drs. H. Imron, M.Ag didampingi pejabat struktural dan fungsional hadir memberikan dukungan dan motivasi bagi penyelenggara. Yang dalam sambutannya berharap agar kegiatan ini disamping untuk menggali potensi anak-anak RA, juga diharapkan nantinya bisa dipersiapkan anak-anak pada ajang tingkat provinsi atau tingkat Nasional. Sehingga nantinya dapat membawa nama harum Kemenag Kota Malang. Selanjutnya, acara dibuka oleh Kakankemenag Kota Malang membuka dengan pelepasan balon ke udara. Dalam kegiatan AKSIORA kali ini dilombakan berbagai perlombaan. Antara lain mewarnai dan melukis, menghias talenan, menghafal surat pendek, melafalkan berbagai macam do’a serta pertandingan lari estafet beregu. •BHN
Grebeg Suro, Mulai Istighosah Hingga Kirab
Kakankemenag Kab. Ponorogo ikut serta langsung dalam acara grebeg Suro.
PONOROGO – Perayaan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional merupakan agenda rutin Pemkab Ponorogo ketika
memasuki tahun baru Hijriyah Muharram. Berbagai kegiatan yang bersifat keagamaan dan pelestarian budaya diselenggarakan. Oleh karenanya, Kakankemenag Kab. Ponorogo, Drs. H. Hadi Mukharom, M.Pd.I selaku Ketua Bidang Keagamaan mempunyai beberapa agenda kegiatan untuk diikuti guna memeriahkan perayaan grebeg suro kali ini. Di antara kegiatan keagamaan adalah istighosah kubro, simaan al-Qur’an, lomba Seni Rebana Klassik, Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), ziarah makam Bathoro Katong, Tumpeng Purak, Larung Risalah Do’a di telaga Ngebel dan Kirab Pusaka lintas sejarah. Selain kegiatan keagamaan, juga kegiatan pelestarian budaya lokal seperti lomba Festival Reog Nasional yang diikuti dari berbagai daerah bahkan manca negara, lomba kakang senduk, lomba mocopat, lomba karawitan, country road, dan berbagai pameran. Kakankemenag Kab. Ponorogo berharap agar dengan adanya perayaan Grebeg Suro dalam menyambut Tahun Baru Islam (Muharram) ini mampu menjadikan Kabupaten Ponorogo sebagai kabupaten rahayuning bumi reog. •Ifroh
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti NGAWI – Bertempat di aula RM Noto Suman Ngawi berlangsung kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum 13 bagi Guru PAI Sekolah di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi yang meliputi SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/ SMALB dan SMK. Kegiatan ini diikuti 400 orang yang terbagi menjadi 2 angkatan (5-13/11). Panitia penyelenggara, Suwarno, MA selaku Kasi PAIS Kankemenag Kab. Ngawi menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan terutama kompetensi pedagogik guru PAI dan meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Sedangkan Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Syahidan, MH, mengharap agar peserta bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan tanpa ada yang merasa paling senior atau paling pandai. Tapi hendaknya saling terbuka, senang bertukar pikiran dan pengalaman. Yang terpenting dalam pelaksanaan kurikulum 13 ini adalah bagaimana para guru bisa menghasilkan murid yang mandiri, ber-
Sebanyak 400 Guru PAI mengikuti bimtek kurikulum 13 di RM Noto Suman Ngawi.
wawasan luas dan memiliki budi pekerti yang luhur. Narasumber kegiatan ini adalah Kakankemenag Kab Ngawi, instruktur nasional K-13 dan instruktur Provinsi Jatim K13. •Guh
Rapat Koordinasi Antar Instansi Pemerintah
Suasana Rakoor antar instansi pemerintah/LSM/Organisasi Keagamaan Swasta.
NGANJUK – Dalam rangka meningkatkan kinerja manajemen dan akuntabilitas antar instansi, Kankemenag Kab. Nganjuk
mengadakan Rapat koordinasi antar instansi pemerintah/LSM/ Organisasi Keagamaan Swasta, (30/10) . Acara ini bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk yang diikuti oleh 80 peserta terdiri dari Kasi, kepala KUA, P3N, penyuluh, ormas, dan pegawai dilingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk. Drs. H. Habibunnajar, MM selaku Kasi Bimas Islam dalam laporannya berharap agar peserta mengikuti kegiatan hingga selesai, sehingga dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Drs. H. Ngudiono M.Ag., MM – Kakankemenag Kab Nganjuk – saat membuka secara resmi acara menyampaikan bahwa Kementerian Agama mempunyai tugas sebagai pelayan umum, pelayan keagamaan dan pelayan pendidikan. Untuk itu, sebagai ujung tombak di masyarakat, pegawai harus bisa melayani dengan ikhlas dan senang hati. Oleh karena itu, niatilah kerja hanya untuk ibadah, jangan mengharap yang lain. Acara dilanjutkan dengan dialog interatif. Banyak pertanyaan yang disampaikan beberapa perwakilan peserta dan terjawab dengan jelas. •Nur
MPA 339 / Desember 2014
51
PELANTIKAN DAN SERAH TERIMA JABATAN PEJABAT STRUKTURAL SURABAYA – Rotasi, mutasi maupun promosi dalam organisasi dibutuhkan untuk penyegaran sekaligus peningkatan profe sional dan integritas Kemenag. Bertempat di aula Kankemenag Kota Surabaya, dilaksa nakan pelantikan dan serah terima jabatan 12 pejabat struktural, disaksikan pegawai Kankemenag Kota Surabaya, (29/10). Kakankemenag Kota Surabaya Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag. berharap agar pejabat terlantik bisa melaksanakan tugas sesuai standar operasional prosedur, sehingga bisa mewujudkan kelembagaan yang dinamis, efektif, efisien, profesional dan integritas. Pejabat yang dilantik sebagai Kepala KUA dan PPAIW adalah Drs. H. Suardi L (Jambangan), Taripin, S.Ag, (Bulak), Agus Muhtamil, S.Ag, M.Ag, (Gunung Anyar), Amat Azis, S.Sos,M.Si, (Lakarsantri), M. Nur Hidayat, S.Sos, M.Si, (Mulyorejo), Sholehuddin, STh.I (Pabean Cantikan), Drs. Ghufron, M.PdI (Wonocolo), Mefta hurrohman, S.Ag (Tegalsari), dan Ahmad Tholhah, S.Ag, M.Ag (Rungkut), Sementara yang dilantik sebagai Kepala TU adalah Dra. Sri Wulan Purnama Sovi (MAN Surabaya), Musripan, SH. (MTsN II Surabaya), dan Moh. Harun S.PdI (MTs.N Rungkut). •Dori
LAUNCHING PROGRAM “ONE DAY ONE JUZ” PAMEKSAN - Al-Quran merupakan kitab bacaan yang wajib dibaca setiap umat Islam. Akan tetapi tidak semua umat Islam bisa menggunakan waktunya untuk membaca Al-Quran karena berbagai alasan seperti malas atau sibuk. Untuk mengatasi keterbatasan waktu, perlu adanya penerapan strategi yang efektif dan efesian. Diantaranya harus mampu meluangkan waktu setiap harinya walaupun sekedar beberapa menit untuk bercengkrama dengan Al-Quran. Dengan tujuan itulah, maka kelompok kerja penyuluh menggagas program One Day One Juz. Program ini mewajibkan setiap anggotanya membaca 1 juz setiap hari. Sehingga diupayakan dalam satu bulan, setiap anggota sudah khatam membaca al-Quran. Dan untuk lebih menyemangati, maka program tersebut dilaunching oleh Kakankemenag, Drs. H. Juhedi, M.M. Pd. yang dihadiri oleh seluruh pegawai Kemenag Kab. Pamekasan bertempat di aula Arafah, (31/10). Saat sambutan melaunching program ini, Kakankemenag berharap agar program ini bisa berjalan terus hingga menjadi kebiasaan yang mendarah daging, tidak terputus di tengah jalan, dan tidak hanya lipstik belaka yang pernah mampir di kehidupan kita. •Sri Mukti
REVITALISASI PERENCANAN ANGGARAN DAN PENGELOLA KEUANGAN KOTA PROBOLINGGO – Bertempat di aula Kankemenag Kota Probolinggo, Kasubbag TU melaksanakan kegiatan revitalisasi Permenpan RB No 80 Tahun 2012 dan PMK No 136 Tahun 2014 tentang Laporan Pertanggungjawaban Keuangan APBN, (11/11). Hadir dalam kegiatan ini seluruh pejabat Kankemenag Kota Probolinggo, Kepala KUA dan Kepala Madrasah beserta TU dan operator. Kasubbag TU DR. H Didik Heriadi, S.Ag, M.Pd mewakili Kakankemenag Kota Probolinggo dalam sambutannya berteri makasih atas kehadiran Kabag Renkeu Kanwil Kemenag Prov Jatim Ahmad Hidayatullah, M.Pd sebagai pemateri. Kegiatan ini dilaksanakan sebai upaya ikhtiar dalam perencanaan anggaran dan pengelolaan keuangan, sehingga diharapkan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sementara itu dalam pemaparannya, Ahmad Hidayatullah, M.Pd menjelaskan bahwa taun 2014 ini merupakan masa transisi karena pada tahun 2015 pengelolaan anggaran akan berubah drastis. Salah satunya adalah pengelolaan keuangan yang terisasi. Oleh menggunakan sistem kompu sebab itu, pergunakan sebaik mungkin kesempatan yang sempit ini untuk mengurangi kesalahan dan baca aturan terkait. •Roz
MTQ DAN LOMBA MEMASAK NASI GORENG DWP KANKEMENAG KABUPATEN PACITAN PACITAN – Emansipasi wanita bukan lagi hal baru. Kalau emansipasi pria mungkin tak lazim didengar. Tetapi itulah yang terjadi di Kankemenag Kab Pacitan, (18/11). DWP Kemenag Kab. Pacitan menggelar lomba Memasak Nasi Goreng di halking Kankemenag Kabupaten Pacitan. Tidak tanggung-tanggung, pesertanya para pimpinan Satker dan Kepala KUA Keca matan se-Kab. Pacitan. Tidak ketinggalan, Kakankemenag Kabupaten Pacitan-pun menjadi peserta. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyambut HAB Kemenag ke-69 HUT ke-15 DWP dengan tujuan mempererat silaturrahim bapak-bapak dan ibu-ibu antar Satker di lingkup Kankemenag se-Kab. Pacitan. Acara diikuti 22 peserta dan dibuka oleh Kakankemenag Kab. Pacitan. H. Ahmad Zuhri, M.Si. Beliau menyampaikan apresiasi dan berharap agar kegiatan ini dijadikan program rutin setiap tahun karena bernilai positif. Di tempat terpisah, juga dilaksanakan MTQ bagi anggota DWP antar Satker/ Unit Kerja. MTQ dilangsungkan di aula Kankemenag Kab. Pacitan. Dari acara MTQ ini mengantarkan KUA Kecamatan Punung sebagai juara I, disusul KUA Tegalombo, dan Kankemenag Kabupaten Pacitan. •Cros
PERAYAAN MUHARRAM CERIA PAMEKASAN – Bisa dipastikan setiap datangnya saat atau hari bersejarah pasti disambut dan dirayakan, tidak terkecuali penyambutan tahun baru Hijriyah. Seba gaimana tahun baru yang lainnya, seperti tahun baru Masehi, tahun baru Imlek, dan tahun baru Suro (Jawa) yang dikenal dengan Suroan. Namun disayangkan sekali, penyambutan setiap datangnya tahun baru tersebut kebanyakan merusak moral dan pergaulan sehat. Namun, yang patut disyukuri, penyambutan "Muharram" masih tetap diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan mendidik. Oleh karenanya, dalam rangka menyam but Satu Muharram 1435 H, Kankemenag Kab. Pamekasan bekerja sama dengan Pemkab. Pamekasan mengadakan berbagai lomba untuk menyemarakannya. Lombalomba tersebut antara lain MTQ dengan berbagai cabangnya, lomba mewarnai tingkat PAUD dan TK, lomba shalawat, lomba nasyid, pawai Muharram yang diikuti semua jenjang pendidikan dan umum dan masih banyak yang lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 25 Oktober hingga 7 Nopember 2014. Panitia juga mengagendakan istighosah, khotmil Quran dan pemberian santunan anak yatim. Dan sebagai penutup, diadakan pengajian umum. •Sri Mukti
SOSIALISASI DAN PEMBINAAN DI KANKEMENAG KAB. SIDOARJO SIDOARJO – Pada bulan Nopember, kegiatan di Kankemenag Kab Sidoarjo sangatlah padat. Salah satunya, Urusan Kepegawaian (UP) yang menyelenggarakan Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS, (10/11). Acara ini bertempat di aula Kankemenag Kab Sidoarjo diikuti 120 peserta terdiri atas Kepala KUA, Kepala Satker, Ka TU Satker, Penghulu, perencana, pengawas, PPAI, penyuluh dan staf. Sebagai narasumber, Achmad Subchan, S.Kom – Pelaksana Sub Bag Orpeg dari UP Kanwil Kemenag Provinsi Jatim. Kasubbag TU – H. Misbakhul Munir, M.Ag. – dalam sambutannya mengharapkan agar peserta mengikuti dengan serius karena PP ini sangat penting mengingat relevansinya dengan remunerasi PNS Kemenag. Sementara itu, Bagian Umum Kan kemenag Kab Sidoarjo menyelengga rakan kegiatan Pembinaan Penataan Kearsipan dan Persuratan, (12/11). Sebanyak 50 peserta terdiri atas Kepala TU Satker, staf administrasi satker dan KUA se-Kabupaten, dan penghulu, mengikuti acara yang dilaksanakan di aula Kankemenag. Dan nara sumbernya adalah Hikmah Hilmiyah, ST dan Luluk Farida, SE dari Bagian Umum Kanwil Kemenag Jatim. •im2
52
MPA 339 / Desember 2014
Outbond Dharma Wanita Kab. Jember
Para anggota DWP Kankemenag Kab. Jember mengikuti outbond sekaligus refreshing.
JEMBER – Dalam rangka melaksanakan program kerja Dharma Wanita Kabupaten Jember Tahun 2014 , Seksi Sosbud
Dharma Wanita menggelar outbound yang dilaksanakan di Pantai Watu Ulo, (15/10). Sejak pagi hari, 120 peserta yang berasal dari Dharma Wanita dari Satker, KUA, PPAI dan Dharma Wanita Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember sudah berkumpul di Kantor Kementerian Agama untuk berangkat bersama sama menuju ke lokasi. Dalam kegiatan outbond ini diisi dengan berbagai permainan yang sifatnya untuk menghilangkan rasa penat yang tiap hari dirasakan oleh ibu-ibu. Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh – Drs. H. Misbakul Munir, M.HI – dalam sambutannya menyampaikan sangat mendukung dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya, selain sebagai sarana silaturrahmi, kegiatan ini bisa membuat pikiran fresh kembali. Dan Dharma Wanita – dalam programnya – dapat melaksanakan kegiatan ini setahun sekali, dan perlu untuk diteruskan. Diharapkan ke depannya, kegiatan ini lebih sukses. Seusai outbound, diteruskan dengan jalan-jalan di tepi panti dan menikmati makanan serta pembagian hadiah kepada pemenang lomba yang telah diselenggarakan. •Ratna
Donor Darah Dalam Rangka Peringati 1 Muharram 1436 H BLITAR – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriyah, KUA dan PPAI Kecamatan Kanigoro menggelar acara Donor Darah, (6/11). Acara ini bekerja sama dengan PMI Cabang Blitar dan didukung oleh K3MI Kecamatan Kanigoro dan PNS Kemenag Wilayah Kecamatan Kanigoro. Kurang lebih 60 orang mendonorkan darahnya untuk menunjukkan kepedulian kepada sesama yang membutuhkan. Pendonor berharap agar apa yang diberikan mereka bermanfaat. Hermazusti, M.Ag salah seorang Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Blitar menyatakan bahwa acara seperti ini merupakan bukti nyata kepedulian kepada sesama manusia dengan harapan agar acara semacam ini dapat terselenggara kembali pada kesempatan-kesempatan lainnya. Sementara itu, Fatkhul Kabib, M.Ag Kepala KUA Kec. Kanigoro menyatakan bahwa dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah 1436 kali ini, KUA Kec. Kanigoro sengaja menyelenggarakan kegiatan donor darah yang pendonornya berasal dari PNS Kemenag dan
Salah seorang pendonor darah dengan santai menikmati diambil darahnya oleh petugas.
juga PNS di wilayah Kec. Kanigoro. Yang unik dalam menyebarkan informasi kegiatan ini hanya dengan cara getok tular, namun direspon cepat oleh pendonor sehingga berlangsung sukses. •Han
Kerukunan Umat Bondowoso, Buah Kerjasama Masyarakat
Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Jatim, sedang memberikan pembinaan di Kankemenag Bondowoso.
BONDOWOSO –Keadaan masyarakat kondusif di Bondowoso merupakan buah dari hasil kerja dari penyuluh agama, tokoh
masyarakat dan juga masyarakat Bondowoso. Kondisi ini harus dipertahankan dari pemberitaan provokatif dari media cetak, elektronik maupun media lainnya. Dan ini diperlukan kerjasama semua pihak dan selalu bersemangat dalam berdakwah. Itulah ungkapan Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Jatim, Drs. H. Mohammad Fachrur Rozi, M.HI yang disampaikan saat acara Pembinaan Penyuluh Agama Islam pada Pengajian Tradisional yang diselenggarakan di aula Kankemenag Kab. Bondowoso, (27/10). Acara ini juga dihadiri oleh Drs. H. Slamet, MHI (Kakankemenag Kab. Bondowoso), H. Qoyyim, M.Fil (Kasi Bimais Kab. Kankemenag Bondowoso), beserta para tokoh masyarakat dan penyuluh agama baik PNS maupun honorer se-Kab. Bondowoso. Menurut Kakankemenag Kab. Bondowoso, Bondowoso merupakan kiblat dari kerukunan umat beragama seIndonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya para calon doktor, dan professor yang meneliti langsung ke Bondowoso untuk membuktikan bagaimana kerukunan umat beragama di Bondowoso bisa kondusif. •His
MPA 339 / Desember 2014
53
SISWA MI DUKUNG PECAHKAN REKOR MURI LAMONGAN – Sebanyak 1480 siswa MI dan SD se- Kab. Lamongan berkumpul di sepanjang jalan Lamongrejo mengikuti pelatihan shuttle time on the road, (9/11). Jumlah peserta yang merupakan terbanyak di Indoesia ini diapresiasi dan dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan yang diikuti siswa terbanyak dan mampu memecahkan rekor MURI. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan guru Penjaskes MI dan SD se-Kab. Lamongan yang sebelumnya dilaksanakan di GOR Optik Nusa Grup, Tambakboyo, Tikung, dengan instruktur dari Badan Bulutangkis Dunia (BWF— Badminton World Federation), Badan Bulutangkis Asia, PB PBSI, dan Pengda PBSI Jawa Timur. H. Nursalim selaku panitia kegiatan mengatakan bahwa olahraga bulutangkis merupakan cabang olahraga yang pernah membawa nama harum bangsa Indonesia di mata interasional. Namun akhir-akhir ini mulai redup. Di antara jalan menuju kejayaan bulutangkis Indonesia adalah dengan pengenalan dini pada siswa klas III dan IV MI/SD ini. “Mereka merupakan calon pengganti generasi pendahulu macam Rudi Hartono maupun Susi Susanti yang telah mengukir prestai di dunia internasional,” ungkapnya. •Nsr
BISAFARI, SALURKAN ALAT KERJA DAN TAMBAHAN MODAL USAHA KOTA MADIUN – Bertempat di ruang 13 Pemerintah Kota Madiun, BAZ Kota Madiun menyerahkan bantuan kepada 45 dhuafa’ di Kecamatan Manguharjo, (13/11). Bantuan tersebut berupa alat kerja dan tambahan modal usaha sebesar Rp. 1.500.000,- tiap orang. Para dhuafa’ menerimanya dengan wajah gembira dan berterima kasih atas bantuan yang diterima mereka. Wawali Kota Madiun, Sugeng Rismianto, SH. M. Hum selaku Ketua Badan Pelaksana BAZ Kota Madiun berterima kasih kepada para relawan, sukarelawan dan dermawan dari Kemenag serta instansi vertikal lainnya. Karena berkat mereka, kegiatan BISAFARI (Bina Usaha Dhuafa Mandiri) ini dapat terlaksana. Penerima bantuan alat-alat, diharapkan tidak memindahtangankan. Jikalau ada yang senasib yang menginginkan barang serupa, agar dianjurkan mengajukan bantuan ke BAZ kelurahan. Pengajuan itu akan ditindaklanjuti di tingkat Kecamatan dan Kota. Meskipun target BISAFARI tahun ini hanya 135 orang, tapi semua usulan bisa ditindaklanjuti dengan anggaran tahun depan. Acara ini ditutup dengan penyerahan bantuan oleh Wawali dan diikuti oleh perwakilan instansi yang hadir. •Agung Jatmiko
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS KEDIRI – Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag Kabupaten Kediri, pada tanggal 18 November 2014 telah melaksanakan kegiatan penyusunan rencana strategis bertempat di aula Kankemenag Kab. Kediri. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyu sunan rencana strategis bagi pejabat struktural dan fungsional serta JFU pada semua satuan kerja di lingkungan Kemenag Kabupaten Kediri. Kakankemenag Kab. Kediri, H. Suryat, M.Pd.I dalam sambutannya mengatakan, rencana strategi sangat diperlukan untuk mencapai visi dan misi serta tujuan dari Kankemenag Kab. Kediri. Untuk itu, usaha peningkatan kemampuan aparatur di lingklungan Kemenag Kab. Kediri harus terus dilakukan, sehingga dapat mewujudkan visi dan misi Kemenag Kab. Kediri secara efisien dan efektif. Narasumber kegiatan ini adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Drs. H. Hamam Thontowi, M.Pd.I dan Penyelenggara Syari’ah, H. Imron Rosadi, S.H. Pada kesempatan ini antara lain dijelaskan tatacara penyusunan rencana strategis dan program kerja. Hal-hal yang dituangkan pada rencana strategis dan program kerja beserta tatabahasa yang benar dalam hal tersebut. Alfy
KAKANKEMENAG KOTA MALANG LANTIK KEPALA MIN MALANG 2 KOTA MALANG – Bertempat di aula Kankemenag Kota Malang, berlangsung pelantikan Drs. Supandri sebagai Kepala MIN Malang 2 yang sebelumnya sebagai Waka Sarpras pada MTsN Malang 1, (17/11). Kakankemenag Kota Malang, Drs. H. Imron, M.Ag dalam sambutannya usai melantik berharap agar pejabat baru segera melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan pegawai dan guru yang ada, dan segera membangun komunikasi. Baik itu internal madrasah maupun eksternal. Pak Im – sapaan akrab Kakankemenag Kota Malang – juga menyampaikan kepada para hadirin khususnya yang saat ini menduduki sebagai Kepala Madrasah di lingkungan dan jajaran Kemenag Kota Malang bahwa sesuai dengan PMA 29 Tahun 2014, masa tugas Kamad hanya 4 tahun. Masa tugas ini dapat diperpanjang 1 kali masa kerja, bila memiliki prestasi kerja minimal baik berdasarkan penilaian kinerja. Dan bagi Kamad yang saat ini telah bertugas selama 2 kali berturut-turut, maka dapat ditugaskan lagi sebagai Kamad apabila memiliki prestasi Istimewa. Yang dimaksud prestasi istimewa yaitu memiliki nilai kinerja amat baik dan berprestasi di tingkat Provinsi atau Nasional. •BHN
LOMBA PRESTASI SISWA RA/TK ISLAM KOTA MADIUN – Bertempat di aula Kankemenag Kota Madiun, dalam rangka peringatan HAB Kementerian Agama ke-69, IGRA (Ikatan Guru Raudlatul Athfal) Kota Madiun bekerja sama dengan TK/RA Islam mengadakan lomba Prestasi Siswa RA/TK Islam se-Kota Madiun, (18/11). Kegiatan yang merupakan program tahunan IGRA ini bertujuan guna mengembangkan potensi peserta didik yang sehat, kreatif dan beriman. Adapun jenis lomba ada 3 macam yaitu estafet (lari, merangkak, merayap, jalan dengan egrang dan jalan dengan bakiak), tahfidz surat-surat pilihan (al-Falaq, at-Takasur dan al-Fiil), dan menghias telenan dengan kain perca. Kegiatan yang sangat semarak ini diikuti 22 lembaga Islam yang terdiri dari 128 anak dan memperebutkan juara 1, 2 dan 3 serta harapan 1, 2 dan 3. Acara ini dibuka secara langsung oleh Kakankemenag Kota Madiun, H. Achmad Rofi’i, SH, M.PdI, yang dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya kepada anak-anak yang sudah berani mengikuti lomba. Dan di akhir sambutannya, beliau tidak lupa untuk mengingatkan anak-anak yang ikut kegiatan ini agar tidak lupa berdoa supaya memperoleh hasil yang maksimal dalam lomba kali ini. •Agung Jatmiko
YANG TERBAIK UNTUK BUAH HATIKU PASURUAN – Bertempat di aula Kan kemenag Kab. Pasuruan, DWP Kankemenag Kab. Pasuruan mengadakan kegaiatan yang bertajuk “Yang Terbaik untuk Buah Hatiku”, (11/11). Nara sumber kegiatan ini adalah Indah Kusnia, S.Pd. – Guru RA Wachid Hasyim Bangil. Nara sumber menyampaikan tentang kiat-kiat dalam membina anak. Antara lain dikatakan bahwa untuk membina anak, orang tua harus merawat fitrah anak, sehingga anak selalu dekat dengan Allah SWT. Di samping itu – lanjutnya – biasakan anak untuk jatuh cinta kepada kebaikan dan selalu optimistis menyongsong masa depan. Untuk menunjangnya, janganlah anak diberi kesempatan untuk berperasaan bersalah atau gagal. Berikanlah inspirasi bahwa berbuat kesalahan adalah justru menjadi kebijakan untuk mencapai kesuksesan. Di sisi lain, orang tua jangan mengharapkan kesuksesan yang melebihi kemampuan anak. Oleh karena itu, kenali kemampuan dan bakat anak, karena setiap anak berbeda. Dan yang tak kalah pentingnya, ajarkanlah anak untuk menghitung sebanyakbanyaknya nikmat Allah SWT yang diberikan serta bandingkan bahwa rasa kecewa yang mereka hadapi tidak sebanding dengan nikmat yang ada. •Fin
54
MPA 339 / Desember 2014
KETUA DWP KANKEMANAG KAB. SUMENEP SERAHKAN SANTUNAN SUMENEP – Dalam rangka menyong song HAB Kemenag ke-69, beragam kegiatan dilaksanakan. Termasuk apa yang dilaksanakan oleh Dharma Wanita Per satuan (DWP) Kankemenag Kab. Sume nep. Yaitu acara penyantunan anak yatim DWP Kankemenag Kab. Sumenep yang bekerjasama dengan Kasi Pendma Kanke menag Kab. Sumenep, yang bertempat di aula al-Ikhlas Kankemenag Kab. Sumenep, (11/11). Dalam laporannya, Ketua DWP Kankemenag Kab. Sumenep Ibu Hj. Innani Mukarromah, SH, MM menyatakan santunan kali dipusatkan pada anak yatim sejumlah 30 anak yang terdiri 20 anak dari DWP Kankemenag Kab. Sumenep dan 10 Anak dari satker. Sedangkan Kakankemenag Kab. Sume nep Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI dalam sambutannya mengharapkan agar para istri selalu berpenampilan cantik yang islami. Agar para suami selalu mencintai dhahiran wa batinan. Dan sanggup mendampingi dalam keadaan suka dan duka. Para ibu juga diharapkan setiap pertemuan menemukan dan mendemon strasikan ide kreatifnya. Karena pada kesempatan ini juga berlangsung acara demo cara merangkai buah siap saji. Dan para ibu DWP tampak serius dan seksama mengikuti acara tersebut. •Zarkasy
MUSDA IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA (IPHI) KABUPATEN GRESIK GRESIK –Aku manut di dadekno opo wahe yo gelem (Saya nurut, mau dijadikan apa saja). Begitu ungkapan yang disampaikan Wakil Bupati Gresik, Drs. H. Moh. Qosim. M.si. saat memberikan sambutan pada acara Musyawarah Daerah (MUSDA) Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Gresik, (30/10). MUSDA diikuti perwakilan dari masing-masing KUA dan juga IPHI Prov. Jawa Timur, bertempat di aula Kankemenag Kab. Gresik. Lebih lanjut Wabup berterimakasih kepada Kankemenag Kab. Gresik dan IPHI Gresik karena sangat bagus dalam memberikan pelayanan kepada CJH yang mayoritas masyarakat awam, karena didominasi masyarakat menengah ke bawah. Kankemenag Kab. Gresik dan IPHI diharapkan terus meningkatkan kualitas pelayanannya, karena pada prinsipnya secara psikologis CJH mudah diarahkan. Sementara itu, H. Taman Anshori Ismail selaku Ketua IPHI Propinsi Jawa Timur juga berpesan kepada kepengurusan yang baru agar membimbing jamaah pasca haji untuk menjaga kemabrurannya. MUSDA IPHI kali ini mendudukkan Wakil Bupati Gresik Drs. H. Moh. Qosim. M. Si. sebagai Ketua IPHI Kab. Gresik periode 2014-2019. •Fudlla
WORKSHOP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN NGAWI – Bertempat di Hotel Merah 2 Sarangan Magetan, para pengelola pondok pesantren dan madrasah diniyah berkumpul mengadakan rembug bareng yang dikemas dalam bentuk workshop, (31/10). Panitia penyelenggara, Kasi PD Pontren Kankemenag Kab. Ngawi, H. Suroto, M.Pd.I menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan menyamakan persepsi antar pengelola ponpes dan guru madin dalam rangka memperjuangkan keberadaan ponpes. Di samping mendorong pemerintah agar lebih serius lagi dalam menfasilitasi kebutuhan ponpes. Saat membuka acara, Kankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Syahidan, MH, berterima kasih dan mengapresiasi para kiai yang telah membantu terlaksananya program-program Kemenag pada bidang pendidikan agama dan keagamaan, serta dengan ikhlas mengelola ponpes dengan mendidik para santri. Workshop kali ini menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Salah satu rekomendasi penting yang akan dibawa ke DPRD maupun Bupati Ngawi adalah Perda tentang Keberadaan Ponpes dan Madin di Kabupaten Ngawi. Kegiatan selama dua hari ini diikuti 100 orang dari unsur kiai, ustad madin, pengurus KKDT dan KKG Madin Kab. Ngawi. •Guh
KEMAH SANTRI, KONTINGEN KOTA BLITAR JUARA III K3 KOTA BLITAR – Berita cukup menggem birakan disampaikan oleh M. Kanzul Fathon, S. Ag. –Kasi Pakis Kankemenag Kota Blitar. Kabar gembira itu terkait hasil keikutsertaan kontingen Kota Blitar dalam Perkemahan Pramuka Santri Tingkat Provinsi Jawa Timur dan Perkemahan Rohis bagi siswa SMA/SMK Tingkat Nasional Tahun 2014. Hal itu disampaikannya pada Apel Pagi rutin di halaman depan Kankemenag Kota Blitar, (11/11). Sesuai laporan yang disampaikannya, kontingen Kota Blitar dalam kegiatan dua kegiatan perkembangan itu mendapatkan dua penghargaan. Dalam kegiatan Kemah Santri di Kabupaten Tuban, kontingen Kota Blitar berhasil meraih Juara III Kategori K3 (Kebersihan, Ketertiban dan Kerapian). Sedangkan penghargaan kedua diperoleh salah satu anggota kontingen Kota Blitar sebagai Juara Harapan II Lomba Kaligrafi. Meskipun diakui oleh Kasi Pakis bahwa perolehan ini masih belum sepenuhnya sesuai harapan, namun pihaknya berharap hasil yang diperoleh ini setidaknya bisa menjadi motivasi bagi seluruh stakeholder Kankemenag Kota Blitar dalam menyiapkan kontingen-kontingennya untuk event yang sama di masa mendatang. moza
PEMBINAAN ADMINISTRASI PENGELOLAAN DATA PERENCANAAN NGANJUK – Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk, dilaksanakan Pembinaan Administrasi Pengelolaan Data Perencanaan diikuti sejumlah 80 peserta, (24/10). Abdurrouf Fauzi selaku ketua pelaksana melaporkan bahwa kegiatan pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan data perencanaan terkait dengan penganggaran pada masing-masing program kegiatan di tingkat satker. Drs. H. Ngudiono M.Ag MM – Kakanke menag Kab. Nganjuk – berharap agar dengan adanya kegiatan hari ini seluruh peserta bisa melaksanakan pekerjaan dengan lancar tanpa ada kendala dan semua pekerjaan mempunyai perencanaan dengan didukung data yang akurat dan terinci sehingga seluruh penyerapan DIPA bisa dipertanggungjawabkan Sementara itu, Dr. Achmad Hidayatullah, M.Pd. – Kasubag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Prov. Jatim – yang menjadi nara sumber menyampaikan tentang adanya gerakan Kanwil Kemenag Prov. Jatim untuk mewujudkan perencanaan yang handal. Seraya berpesan kepada peserta agar sebelum melaksanakan pekerjaan mengetahui acuan aturannya sehingga pekerjaan akan menjadi aman tanpa masalah. •Nur
SOSIALISASI DAN BIMTEK BANTUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH DAN GURU SWASTA PROBOLINGGO – Seksi PD-Pontren Kemenag Kab. Probolinggo terus melakukan kegiatan peningkatan kinerja dan pengelolaan teknis lembaga binaannya. Salah satunya dengan diadakannya kegiatan Sosialisasi dan Bimtek Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS) yang diikuti sebanyak 150 guru diniyah dan guru swasta bertempat di aula Kankemenag Kab. Probolinggo, (21/10) Dalam sambutannya Kasi PD-Pontren Dr. H. Muh. Nurhasan, SH. M.Hum menekankan kembali akan pentingnya sosialisasi ini. Karena dalam penerimaan dana dari pemerintah, hendaknya diimbangi dengan laporan pertanggungjawaban yang baik dan benar. Secara periodik kegiatan ini harus dilakukan, demi terciptanya tata kelola yang baik tepat guna, tepat waktu dan tepat sasaran. Sementara Kakankemenag H. Busthami, SH. M.HI juga menyambut baik kegiatan ini dan berharap kepada Seksi dan penyelenggara untuk terus menso sialisasikan kepada semua penerima agar tercipta suasana kondusif di lingkungan Kementerian Agama. Sehingga kepercayaan publik meningkat diiringi adanya pelayanan yang baik dan transparan. •Ansori
MPA 339 / Desember 2014
55
Pelatihan Pembuatan Batik Tulis Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau
Para peserta sedang serius mempraktekkan materi membatik yang diberikan.
NGANJUK – Batik adalah budaya Indonesia yang luar biasa dan diakui oleh UNESCO. Elemen bangsa bertanggung
jawab untuk memelihara dan mengembangkannya. Kali ini MTsN Lengkong Nganjuk mendapatkan kepercayaan Pemerintah Kecamatan Lengkong untuk dijadikan tempat Pelatihan Batik bagi masyarakat penghasil bahan baku industri hasil tembakau selama 7 hari, (10-16/11). Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambahan dan Energi (Indagkoptamben) Daerah Kab. Nganjuk yang diwakili Bidang Perindustrian dan Pertambangan turun langsung didampingi Hardijono Sekcam selaku Kec Lengkong dan Drs Ahmadi, M.Sy selaku Kepala MTsN Lengkong. Pada pembukaan kegiatan ini, Kepala Dinas Indagkoptamben Kab Nganjuk Dra Rr Heni Rochtanti, MM mengemukakan perlunya dibentuk kelompok atau paguyuban batik. Sehingga mampu menindaklanjuti pelatihan ini. Para peserta mendapatkan berbagai teori membatik hingga mempraktekkannya. Seperti mencanting, mensolet, menembok, mencelup, pewarnaan hingga pelorotan. Di akhir sesi diadakan evaluasi yang didampingi Arti dan Wiwin Supriani dari Galery Batik Gresik. •Endry
Sebanyak 50 Guru PAI Ikuti Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 MAGETAN – Dalam rangka meningkatkan kualitas kompetensi guru PAI (Pendidikan Agama Islam), Seksi PAIS Kankemenag Kab. Magetan menyelenggarakan Bimbingan Teknik Implementasi Kurikulum 2013, (27-29/10). Kegiatan ini diikuti 50 guru PAI SD bertempat di Hotel Merah Sarangan. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Magetan Drs. H. Moch. Amin Mahfud, M.Pd.I dalam sambutannya antara lain mengingatkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru PAI semakin berat. Karena siswa-siswi di era sekarang ini sudah terkontaminasi perkembangan teknologi. Oleh sebab itu, perlu kesiapan tenaga pendidik khususnya Guru PAI supaya dalam menyampaikan materi agama Islam tidak monoton seperti itu-itu saja. Agar anak-anak didik secara pengetahuan dan skill bisa berjalan secara beriringan – lanjut Moch. Amin Mahfud – ada 4 hal yang perlu dibangun yaitu kejujuran, kecerdasan, ketangguhan dan kepedulian terhadap sesama. Karena jika hanya cerdas saja tapi tidak jujur dan tidak tangguh maka
Suasana serius bimtek implementasi kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti.
akan membahayakan tatanan, begitu pula sebaliknya. Untuk itu, kegiatan ini agar diikuti sebaik-baiknya agar bermanfaat di tempat masing-masing. •Mkd
Pembinaan Administrasi Ortala di Kankemenag Kab. Tulungagung
Kasubag Ortala Kanwil Kemenag Prov. Jatim sedang memberikan penjelasan.
TULUNGAGUNG – Dalam rangka meningkatkan pemahaman pengisian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Kankemenag Kab.
56
MPA 339 / Desember 2014
Tulungagung selenggarakan Pembinaan Administrasi Organisasi dan Tata Laksana bertempat di aula Kankemenag, (6/11). Kegiatan ini diikuti seluruh Kasi Kankemenag Kab. Tulungagung, kepala sekolah dan Ka TU MA, MTs dan MI baik negeri maupun swasta, Kepala KUA, Penyuluh dan Pengawas Pendidikan Agama di lingkungan Kankemenag Kab. Tulungagung. Kakankemenag Kab. Tulungagung H. Damanhuri, M.Ag dalam sambutannya berpesan kepada peserta agar menjaga kedisiplinan dan meningkatkan kinerja sesuai tupoksinya. Di samping itu seorang PNS harus selalu mengembangkan keprofesionalan dan kompetensinya. Sementara itu, Kasubbag TU Drs. H. Imam Saerozi, M.HI. berharap agar dalam pembinaan ini peserta dapat memahami organisasi dan tata laksana, khususnya mengisi SKP. “Bagaimana membuat SKP dan menilai perilaku kerja, akan dijelaskan oleh tutor,” katanya. Acara ini dipandu oleh Kasubbag Organisasi dan Tata Laksana Kanwil Kemenag Jatim Samsul Anam, S.Ag, M.Pd.I, dan Ahmad Subhan, S.Kom selaku fasilitator. •Fat
PENGUKUHAN PENGURUS FKG PAI TAMAN KANAK-KANAK TUBAN – Bertempat di asrama haji Tuban, Kakankemenag Kab. Tuban Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I mengukuhkan Forum Komunikasi Guru (FKG) Pendidikan Agama Islam Taman Kanak- Kanak di lingkungan Kankemenag Kab. Tuban, (12/11). Pelantikan ini dihadiri oleh Kakanke menag Kab.Tuban, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang diwakili oleh Kabid Ketenagaan Kantor Dikpora Kab. Tuban, Kasi PAIS dan Pengawas PAI se-Kab. Tuban, serta guru TK se-Kab. Tuban. Menurut Ketua Pelaksana, Nur Alam, S.Ag., MA, tujuan dibentuknya forum ini adalah sebagai wadah guru PAI TK supaya terbentuk ukuwah Islamiyah, sekaligus tempat informasi dan komunikasi antar sesama guru. Sedangkan Kakankemenag Kab. Tuban berharap agar pengurus yang baru dikukuhkan sukses dan mempunyai gebrakan-gebrakan inovatif, sehingga TK bisa lebih maju, lebih kreatif dan inovatif. Guru TK diingatkan agar jangan sampai salah dalam mengajari agama, karena sekali keliru akan selamanya keliru. Pada pengukuhan kali ini Nur Istiqomah, M.Psi, ditunjuk sebagai Ketua dan Dra. Wahyu Sri Sudiamini sebagai Sekretaris, sementara Siti Khotijah, S.Pd. sebagai Bendahara. •Taar
HUT MAN DENANYAR, AJANG SILATURRAHMI JOMBANG – Dalam rangka mempe ringati HUT MAN Denanyar Jombang ke45, madrasah yang berada di PP Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ini menggelar kegiatan santunan kepada fakir miskin, lomba MTQ tingkat MTs/SMP se Kab. Jombang, Kaligrafi tingkat MTs/ SMP seKab. Jombang, dialog interaktif pengurus OSIS MA/SMA/SMK se-Kab. Jombang dan pawai budaya santri, (26-27/10). “Kegiatan yang rutin dilaksanakan ini bertujuan meningkatkan silaturahmi antar sesama pelajar se-Kab. Jombang. Pemenang lomba mendapatkan piala bergilir dan uang pembinaan,” ujar Waka Bidang Kesiswaan, Drs. Mukhlis Amin, M.Pd.I. Dalam sambutannya, Kepala MAN Denanyar Jombang, H. Sunardi, SH. S.Ag. M.Pd.I mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk evaluasi yang kontinyu dalam rangka pengembangan MAN Denanyar sebagai lembaga pendidikan yang unggul di berbagai bidang dan berkarakter religius yang selalu mengedepankan nilai-nilai keislaman tanpa mengesampingkan tuntutan masya rakat di era global ini. Diharapkan dengan kegiatan HUT MAN Denanyar ini menjadi sarana silaturrohmi yang terus berlanjut sebagai upaya mempersiapkan generasi Islam yang kaffah. •Tts
UCAP SYUKUR DAN SELAMAT, JAMAAH HAJI LUMAJANG PULANG LENGKAP LUMAJANG – Kakankemenag Kab. Lumajang, H. Nuril Huda, SH. SPd.I. MH dan Kasi PHU Kankemenag Kab. Lumajang Muh Mudhofar, S.Ag. MSi beserta panitia menyambut kedatangan jamaah haji di asrama haji Sukolilo Surabaya. Jama’ah haji Kab. Lumajang berjumlah 708 yang tergabung dalam dua kloter (45 dan 46), semuanya bisa kembali ke tanah air lagi dengan lengkap. Untuk kloter 45, panitia menyiapkan 10 armada bus untuk jamaah dan truk untuk mengangkut koper. Setelah proses di asrama haji Sukolilo, para jamaah haji Lumajang dipulangkan menuju Lumajang dan singgah untuk makan malam di rumah makan Bromo Probolinggo sehingga tiba pukul 02.30 wib dini hari bertempat di stadion Semeru Lumajang, (28/10). Sedangkan untuk kloter 46, panitia penyiapkan 6 bus dan truk yang tiba di Stadion Semeru Lumajang pada pukul 24.00 wib, (29/10). Seusai turun dari bus, jamaah langsung diarahkan ke tempat penjemputan. Untuk penyambutan di Stadion Semeru Lumajang memang tidak diadakan upacara khusus seperti pemberangkatan tapi beberapa pejabat dan panitia tetap menyambut dan melayani jamaah haji saat tiba di stadion Lumajang. •Ziza
KEMENAG SEMARAKKAN PERINGATAN HARI JADI BANGKALAN BANGKALAN- Untuk yang kesekian kalinya, Kemenag Kab. Bangkalan kembali berpartisipasi dalam peringatan hari jadi Bangkalan ke-483. Sekedar diketahui, Pemerintah Kabupaten Bangkalan menga dakan berbagai macam kegiatan dalam rangka hari jadi tersebut diantaranya penyelenggaraan Pameran Nasional Bang kalan Expo 2014 yang dilaksanakan mulai tanggal 21 -25 Oktober 2014 yang ditempatkan di alun-alun Selatan Kota Bangkalan. Pameran ini merupakan salah satu media untuk memberikan layanan informasi kepada masyarakat terkait tugas-tugas dan produk unggulan instansi dan perusahaan. Kementerian Agama Kab. Bangkalan me mandang perlu untuk berpartisipasi serta mendukung pelaksanaan pameran itu dengan menampilkan beberapa hasil program dari Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan. Ikut pula dipajang karya tulisan tangan Syaikhona Kholil dan al-Qur’an kuno tulisan tangan peninggalan Sultan Kadirun di stand Kementerian Agama. “Ini adalah kesempatan yang baik untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan dan program-program yang dijalankan oleh Kementerian Agama”, kata Kepala Kemenag Kab. Bangkalan, Drs. H. Mu’arif, M. Si. •Sulaiman
SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS JABATAN ( ANJAB ) JEMBER – Dalam upaya peningkatan etos kerja dan komitmen pegawai dalam pelaksanaan Pedoman Penyusunan Analisis Jabatan (Anjab) berdasarkan Permenpan No. 33 Tahun 2011 dan Perka BKN No. 12 Tahun 2001 bagi PNS, diselenggarakan Sosialisasi Pedoman Penyusunan Anjab (15/10). Acara ini diikuti pegawai Kankemenag Kab. Jember dan bertempat di Rumah Makan Lestari. Pgs. Kakankemenag Kab. Jember – Drs. Hamam, M.HI – dalam sambutannya berharap agar peserta mengikuti dengan baik dan serius sehingga mampu memahami arti dan tujuan peraturan ini. Serta dapat mengetahui tahapan penyusunan Analis Jabatan (Anjab) dengan benar. Sementara untuk para pegawai, diharapkan mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap posisi dalam organisasi sehingga semakin mem perjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing. Kegiatan ini diisi oleh nara sumber dari Analis Kepegawaian – Rudi Winarto, SE – yang menyampaikan dengan sejelasjelasnya mengenai bagaimana pengisian form Analis Jabatan utamanya Jabatan JFU sesuai Permenpan No. 33 Tahun 2001 dan Perka BKN No. 12 Tahun 2001 bagi Pegawai Negeri Sipil. •Ratna
TASYAKURAN KEPULANGAN JAMA’AH HAJI MAGETAN – Bertempat di aula Kanke menag Kab. Magetan, diselenggarakan tasya kuran kepulangan jama’ah haji, (26/10). Acara ini dihadiri oleh Ketua KBIH Ki Mageti beserta tim pembimbingnya, Kasi PHU Kemenag Magetan dan Kepala KUA seKabupaten Magetan. Menurut Kasi PHU Kemenag Magetan, Drs. H. Tsalis Umar, tahun ini CJH Magetan berjumlah 252 orang. Namun yang bisa berangkat ke tanah suci 251 orang, karena 1 CJH meninggal sebelum berangkat. Dan pada kedatangannya kali ini, jama’ah haji yang kembali tinggal 249 orang, karena 2 orang meninggal di tanah suci. Meski demikian Ketua KBIH Ki Mageti Latif Nasrudin mengajak jama’ah untuk tetap bersyukur. Karena secara umum, proses penyelenggaraan ibadah haji berjalan lancar dan aman. Tentu hal ini tak lepas dari kerja sama antara berbagai pihak yang terkait. Meskipun tidak bisa dipungkiri masih ada berbagai permasalahan yang dihadapi saat pelaksanaan haji. Namun, para jamaah haji diminta menerima dengan kesabaran dan ketawakkalan. Berbagai masukan dari jama’ah diterima dan diakomodir. Dengan ha ra pan, pengalaman tahun ini bisa dipakai memperbaiki pelaksanaan haji berikutnya. •Mkd
MPA 339 / Desember 2014
57
Memaknai Hari Ibu
M
emaknai arti Ibu, dapat bermacammacam. Dari sudut bahasa, menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka kata “Ibu” berarti Orang perempuan yang telah melahirkan anak. Sedangkan secara harfiah Ibu berarti orangtua perempuan. Namun sekarang arti Ibu sudah mengalami perluasan arti. Seorang perempuan yang sudah cukup umur walaupun berkeluarga atau sudah berkeluarga namun belum dikaruniai putra/putri juga dipanggil Ibu. Demikian pula dengan penamaan suatu istilah yang didahului dengan sebutan Ibu. Seperti Ibukota (pusat kota pemerintahan), Ibu Pertiwi (negara), Ibu negara (istri Presiden), ibu jari (jempol), ibu tangga (kayu tempat meniti anak tangga) dan bahkan sebelum dirubah menjadi “IND” inisial negara kita adalah “INA” yang berasal dari bahasa Sansekerta berarti Ibu. Hari Ibu sedunia atau Mother Day diperingati setiap tanggal 13 Mei, namun di tiap negara memperingati hari Ibu dengan tanggal yang berbeda-beda..Negara kita pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada seorang Ibu. Setiap tanggal 22 Desember bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari Ibu. Pada hari itu kita diingatkan akan peran seorang Ibu yang bekerja 24 jam dalam kehidupan manusia. Sejarah penetapan hari Ibu di Inonesia diawali dengan
58
MPA 339 / Desember 2014
berkumpulnya para 30 organisasi pejuang permpuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Dan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 tepatnya di sebuah gedung Dalem Jayadipuran jl. Brigjen Katamso di Yogyakarta. Salah satu hasil kongres tersebut adalalah terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Namun penetapan tangal 22 Desember sebagai hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuahn Indonesia III tahun 1938. Bahkan Presiden Soekarno menetapkan hari Ibu tanggal 22 Desember melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. Dalam kongres dibahas tentang penyatuan pikiran dan semangat untuk berjuang yang diilhami oleh para pejuang kemerdekaan wanita, serta ingin memperbaiki nasib perempuan. Menggagas isu persatuan perempuan nusantara, pelibatan perempuan dalam aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Hari ibu diperingatai sebagai ungkapan rasa sayang dan terima kasih kepada para Ibu. Dalam Islam pun Nabi Muhammad SAW menempatkan tiga urutan teratas penghormatan diberikan kepada Ibu, setelah itu baru Bapak. Berbagai cara dilakukan untuk memperingati hari Ibu, mulai memberi kado, bunga, puisi, memanjakan dengan berhenti bekerja sehari penuh atau membasuh dan mencium kaki Ibu. Nah, bagaimana dengan pembaca? •Anni
Dyah Puteri Laraswati dan Ariyanti Fadilatul Ilmi
Penemu Resep Ajaib Raskin Berkualitas
B
enar saja, kegagalan selalu menyimpan keberhasilan dibaliknya. Hal ini dibuktikan oleh dua siswi MTsN Tlasih Sidoarjo, Dyah Puteri Laraswati dan Ariyanti Fadilatul Ilmi. Setelah gagal merebut juara I pada KSM (Kompetisi Sains Madrasah) yang diselenggarakan di MTsN Sidoarjo, mereka berdua ternyata mampu menjadi jawara Lomba Penelitian Ilmiah Remaja tingkat Nasional di Universitas Negeri Malang beberapa waktu lalu. Dan menariknya dengan makalah berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan Wangi, Lengkuas dan Arang Tempurung Kelapa untuk Meningkatkan Kualitas Nasi dari Beras Miskin,” Putri dan Ilmi – sapaan karib Dyah Puteri Laraswati dan Ariyanti Fadilatul Ilmi – ini mampu menyingkirkan lima finalis lainnya pada 22 Oktober silam. Tim yang dikalahkanitu adalah tim dari SMPN 5 Bangkalan, MTsNU Trate Gresik, dua peserta dari MTsN 2 Kediri, SMPN 1 Sawangan Magelang. Penemuan ide penelitian ini sendir berasal dari apa yang mereka rasakan dalam keluarga sehari-hari. Apalagi siswi kelas IX A MTsN Tlasih Sidoarjo ini bersal dari keluarga sederhana, yang setiap bulan harus mengkonsumsi Raskin atau beras miskin dari pemerintah. “Kami sudah biasa makan nasi raskin. Baunya itu sangat apek dengan warna kuning, dan keras (alot). Kami jadi tertantang untuk mengubahnya menjadi harum sehingga jika dimakan terasa lezat,” tandas Ilmi yang diamini Putri di sampingnya.
Ide itu pun mereka konsultasikan kepada Guru Mapel IPA, Sri Utami, S.Pd dan Guru Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Dra. Endang Mujiati, M.Si. Setelah disetujui, putri bungsu pasangan Purwadi-Mudrikah dan putri pasangan Ahmad Riyanto- Siti Romlah langsung tncap gas dengan melukan penelitian berbulan-bulan. Dan, setelah melakukan ujicoba, akhirnya kedua sahabat yang bertetangga ini menemukan formula ajaib yang mampu mengubah rasa dan tekstur nasi raskin. Untuk hasil sempurnya, terlebih dahulu harus disiapkan 0,1 gram pandan wangi kering, 0,1 gram lengkuas kering dan 0,1 arang tempurung kelapa. Pandan wangi untuk penyedap rasa dan arang bathok kelapa sebagai penghilang racun. “formula ini untuk 10 kilo gram beras raskin ya,” timpal Putri bersemangat. Setelah bahan tadi siap, semua bahan dicampur menjadi satu dengan ditambahkan 40 mm3 air mineral. Lalu dimasak selama 30 menit. Hasilnya, bim salabim, nasi beras miskin menjadi harum dan punel. “Jika kurang jelas, kami siap menerimakonsultasi,” kelakar keduanya. Atas prestasi dan hasil penelitian kedua siswinya, H. Saifulloh, M.Pd sangat mengapresiasinya. Kepala MTsN Tlasih ini berharap penelitian ini bisa berdayaguna bagi masyarakat luas terutama bagi penerima raskin. “Sungguh ini adalah hasil riset yang luar biasa,” tuturnya bangga. •Sholihuddin
MPA 339 / Desember 2014
59
Pemilik Mahar Paling Berharga
A
dakah mahar perkawinan yang lebih bernilai dari pada Islam? inilah yang selalu diminta salah seorang shahabiyah atau sahabat rasulullah, Rumaisha, Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin ‘Ady bin Najjar alAnshariyyah al-Khazrajiyyah saat dipinang tiap lelaki Ummu Sulaim termasuk golongan pertama yang masuk Islam awal dari golongan Anshar. Sebagi seorang wanita, dia tidak terlalu memperdulikan segala kemungkinan yang akan menimpanya di dalam masyarakat jahiliyah penyembah berhala yang telah dia buang tanpa ragu pasca keislamannya. Dan cobaan pertama yang harus dia hadapi adalah kemarahan Malik bin Nadhar, suaminya. Sang suami marah besar, kala mendapati istrinya telah masuk Islam. Lantas, Malik pun menghardiknya seraya berujar bahwa Ummu Sulaim telah murtad dari agama nenek moyang. “Tidak, bahkan aku telah beriman” ujar Ummu Sulaim kepada Malik, dengan penuh keyakinan dan tegar menampik tuduhan suaminya. Tak cukup itu, suatu ketika saat Ummu Sulaim mengajari putranya, Anas bin Malik bersyahadat. Malik pun marah besar dan menuduh istrinya telah merusak buah perkawinan mereka. “Aku tidak merusaknya. Aku justru mendidik dan memperbaikinya,” jawab Ummu Sulaim dengan santun. Melihat Ummu Sulaim yang terus bersikeras dengan keyakinannya, sang suami, pun meningalkannya. Namun, nahas, tak lama kemudian Malik dikabarkan meninggal akibat dibunuh oleh musuhnya. Saat mengetahui bahwa suaminya telah terbunuh, Ummu Sulaim pun bernadzar bahwa dia tidak akan meninggalkan Anas bin Malik anaknya dan tidak akan menikah lagi kecuali atas permintaan Anas. Kemudian Ummu Anas menemui Rasulullah dan meminta agar buah hatinya, Anas dijadikan pembantu oleh guru manusia yang mengajarkan segala kebaikan. Rasulullah menerima permintaanya. Maka bertambah tentralah hati Ummu Sulaim.
60
MPA 339 / Desember 2014
Kemudian orang-orang banyak membicarakan Anas bin Malik dan juga ibunya dengan penuh takjub dan bangga. Kabar itupun samai ke telinga Abu Thalhah, seorang saudagar di Madinah. Lantaran ketakjubannya, dia beranikan diri melamar Ummu Sulaim dengan memberikan mahar yang tinggi. Namun sayang, usahanya gagal. Sebab, wanita pujaaanya, Ummu Sulaim menolak pinanganya sambil berujar bahwa tidak pantas baginya menikah dengan orang musyrik. “Ketahuilah wahai Abu Thalhah bahwa tuhantuhan kalian adalah hasil pahatan orang dari keluarga fulan, dan sesungguhnya seandainya kalian mau membakarnya maka akan terbakarlah tuhan kalian,” ujar kata Ummu Sulaim kepada Abu Thalhah dengan penuh wibawa. Mendengar penolakan itu, Abu Thalhah tidak kecil hati. Pada hari berikutnya, dia pun datang meminang kembali dengan membawa mahar yang lebih banyak dari sebelumnya. Namun, Ummu Sulaim dengan dengan sopan berujar bahwa tak pantas menolak pinangan dari seorang Abu Thalhah. “Demi Allah! orang yang seperti anda tidak pantas untuk ditolak, hannya saja engkau adalah orang kafir sedangkan aku adalah seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah denganmu. Jika kamu mau masuk Islam maka itulah mahar bagiku dan aku tidak meminta yang selain dari itu,” ucapnya dengan tegas. Mendengar permintaan ini, pergilah Abu Thalhah untuk menemui Nabi yang tatkala itu sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Demi melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah mengabarkan kepada para sahabat bahwa Abu Thalhah datang dan tampak cahaya Islam dikedua matanya. Dan benar saja, setelah menceritakan apa yang dialaminya saat meminang Ummu Sulaim, dia pun menyatakan diri masuk Islam. Taklama kemudian, lelaki muda ini pun datang kembali meminang Ummu Sulaim. Dan di hadapan wanita pujananya, dia pun mengucapkan kalmat syahadat. Ummu Sulaim lalu menoleh kepada putranya, Anas bin Malik. “Wahai Anas! Nikahkanlah aku dengan Abu Thalhah,” pintanya dengan persaan bahagia atas hidayah yang didapat Abu Thalhah. Kemudian keduanya pun dinikahkan dengan Islam sebagai mahar. Oleh karena itulah, Tsabit meriwayatkan hadits dari Anas yang menyatakan bahwa belum pernah terdengar seorang wanitapun yang paling mulia maharnya dari Ummu Sulaim karena maharnya adalah Islam. •AA Dwisasanti
MPA 339 / Desember 2014
61
Darah dan Air Mata
Pekik yang berterbangan dengan debu Takbir yang berbaur dengan deru Satu menyatu dalam hamparan Juang Membebaskan negara dari para pecundang Penjajah dari negeri seberang Belanda yang bermata biru Jepang yang bersenjatakan peluru Dan Para serdadu dari negara sekutu Silih berganti menguasi negeriku Habislah sudah darah kami Keringlah sudah air mata kami Dikeruk dengan semena-mena Dikuasai dengan membabi buta Tanah berdarah dikuasai Samudera bernanah diambil paksa Agama Islam diinjak semena-mena Ulama’ ditembak membabi-buta Pemimpin negara ditawan dimana-mana Kerajan-kerajaan dipecah belah Dalam negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Ini Bagaimana?
Negara Ini bagaimana? banyak insan Tuhan, nama samar, hidup dalam negara yang tak tahu kemana..? seaat bangsa ini kecil kau sembunyi.. di balik tebing yang kecil pula.. sesaat bangsa ini menjelma menjadi bangsa yang besar Dirimu entah kemana.. Korupsi.. sudah biasa terjadi.. hanya kesalahan yang bisa di atasi.. seakan tak diketahui Ilahi Negeri ini negari apa? Mungkinkah.. kerja keras pahlawan sudah luntur.. dihapus kabut modernisasi.. mungkinkah, rasa nasionalisme menghilang entah kemana.. mungkinkah semangat 45.. hanya tinggal manuskrip-manuskrip kecil yang tersimpan.. dalam perpustakaan yang tak tahu ujungnya.. bangkitlah negaraku..!!
Sungguh dalam rindu dendamku Terbersit untuk bangkit bersatu Bahu-membahu Satu-menyatu
M. Khoironi Kelas IX MTs. Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang
Maka kami, Memanggul senjata mengusir Penjajah Hati pasrah seperti baja Dengan bambu runcing Gema takbir dimana-mana... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....Allahu Akbar.... Serbu.... Serang..... Terjang
Dengarkan keluhanku
Merdeka Atau Mati ! Senapan telah dikalahkan dengan bambu runcing Tank-tank penjajah berserakan Telah kami lumpuhkan Pesawat-pesawat tempur lebur Telah kami luluh lantakkan Merdeka Atau Mati ! Sungguh, pada hari kemerdekaan ini Kemenangan ada pada kami Penjajah telah terusir, bercerai-berai tak tentu arah Meninggalkan Bumi Pertiwi tercinta MERDEKA....! Akhmad Asy’ari MTs. Darul Ulum, Jl Toghur Billah Ds. Batuputih Kenek Kec. Batuputih Kab. Sumenep 69453
62
MPA 339 / Desember 2014
Tertatih merangkak dalam gelap Menuju titik terang seusai noda mengotori jiwa Mengumpulkan kembali pecahan kaca berserakan Menanggalkan status hamba yang hilang Kembali dari keterasingan Semakin dalam kerinduan kepada Engkau Sang Pencipta Dan kepada orang-orang tersayang Namun nampaknya semua mata memandangku curiga Seperti hendak menyayat dan merobek isi jiwa Apakah buku catatan ini harus selalu hitam pekat? Apakah dalam sejarah orang harus jadi pahlawan? Apakah ada larangan jika hitam menjadi putih? Apakah bila terjerumus dalam lubang tak bisa bangkit lagi? Kalian… Lihatlah keadaanku Disini aku terkapar dan luka Kalian… Dengarkan keluhanku Suara ini menjerit inginkan kembali bersatu Kemanakah sinarnya mentari di ujung pagi? Yang biasanya ramah menyinari Namun kini membakar hati Kemana lagi aku bercerita
Aku tidak bisa mengadukan duka pada duka Mengeluhkan luka pada luka Derita ini begitu menyakitkan Apakah bila terlanjur salah akan tetap dianggap salah Bukankah Engkau di atas sana tak pernah menghukum? Tuhan… Bimbinglah hati ini agar tak gelap mata Adakah waktu lagi untuk benahi diri? Adakah tempat lagi untuk kembali? Lailatul izza MAN 1 JEMBER Jalan Imam Bonjol 50, Jember
Guruku
Oh guruku ........... Engkau yang selalu mengajariku Mendidikku Untuk menuntut ilmu Guruku ............. Terima kasih atas jasamu Denganmu ........ Aku bisa memgetahui yang belum pernah aku ketahui Walaupun itu Cuma sedikit Yang penting bisa beermanfaat bagi diriku Bagi nusa, bangsa, dan agama Peppi Nur Adila X MA Nurusy Syuhada Kedungrejo-Rowokangkung Lumajang
Hari Akhir
Dajjal keluar membujuk manusia Ya’juj dan ma’juj merusak dunia Matahari membalikan arah terbitnya Mushaf Al-Quran lenyap dari bumi dan hati manusia Malaikat Isrofil meniup trompetnya Bumi bergoncang dengan dahsyatnya Langit menggulung dan runtuh ke bumi Gunung - gunung seakan bulu yang beterbangan Manusia yang penuh dosa Menyesali perbuatannya Kemudian mereka Memohon ampun pada-Nya Namun apa daya Alloh telah menutup pintu taubat-Nya Dan itulah Akhir dari dunia A’yunin Nadzifah MAN 3 Kediri Jl. Letjend Suprapto No. 58 Kota Kediri
TTM EDISI 339
Bulan DESEMBER 2014
TTM Edisi 339
MPA JAWABAN TTM NO. 338 Mendatar : 1.ILUSI 4.NANAR 7.NEO 8.BIO 9.TANAK 11.ISAK 13.SLOGAN 14.UBAN 16.ADIL 18.KOMEDI 21.IDEM 23.ANGSA 25.DUG 26.SPG 27.ILAHI 28.AURAT Menurun : 1.IMBAS 2.UROLOGI 3.INDIA 4.NOTA 5.NUN 6.REKAN 10.AKU 12.SNAKE 15.BLENDER 16.ABDI 17.LIS 19.OMEGA 20.INGAT 22.DASI 24.GOA
Peraih Hadiah TTM No. 338 DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Rombongan kapal perang/kapal dagang 4. Teras lantai atas 7. Hewan yang berkembang biak dengan telur 8. Sajak empat belas baris hasil dari satu pikiran yang bulat 9. Kata yang diapakai di depan nama diri 10. Salah satu Varietas kopi 13. Bersinar cerah, bersih, murni 15. Senyawa kimia organic dengan gugus NH3 16. Satu windu 19. Nada tertinggi dalam solmisasi 20. Tiruan anak/orang unruk permainan 21. Jam yang dikenakan di pergelangan tangan 23. Organisasi yang mempunyai wilayah, kekuasaan, aturan dan rakyat 24. Universitas Sunan Giri MENURUN : 1. Bau-bauan yang harum 2. Majelis Ulama Indonesia 3. Buku harian 4. Berbau tidak sedap 5. Lampu kecil bertutup kaca 6. Kegiatan jual beli untuk memperoleh untung 9. Kode rahasia 11. Suatu bangsa yang tersebut dalam Al Qur’an 12. Sepotong kain segi empat/segi tiga sebagai lambing Negara 14. Nabi ke 24 15. Ibukota provinsi Maluku 17. Serangga yang muncul di musim penghujan 18. Penulisan dibalik; nama pulau besar paling timur Indonesia 19. Tidak berbeda 22. Organizatation of African Unity
KUPON
No : 339
1. 2. 3. 4. 5.
ERVINA APRILIA SANTI DESA WONOREJO NO. 34 JETIS, MOJOKERTO 61352 MIFTAHUL IMI JL. KIAI SAHLAN 19/23 MANYAR, GRESIK DWI EKA SANTI JL. PEPELEGI NO. 43 RT 2 RW 1 WARU, SIDOARJO HAMIM ANWAR DESA GENDONG KULON GG 1 RT 6 RW 3 BABAT, LAMONGAN M. BUSTHOMI JL. GEDANG SEWU NO. 51 GEDANGSEWU, PARE KEDIRI
Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Desember 2014 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 340.
Pada edisi bulan Oktober 2014 No. 337 terdapat kesalahan pemasangan gambar TTM yang seharusnya adalah sebagai berikut :
MPA 339 / Desember 2014
63
Panggilan : Kanaya
Panggilan : Mila
TTL : Sumenep, 30 Mei 2007
TTL : Pasuruan, 29 Januari 2012
Alamat : Jl. Gapura,
Alamat : Jl Joko Sambang Gg Jarakan
Parsanga, Sumenep
Dusun Gununggangsir RT 01 RW 06
Hobi : Fashion, Menyanyi
Kec. Beji, Kab. Pasuruan
Cita-cita : Dokter
Hobi : Mengaji
Orangtua : Nasiruddin dan
Cita-cita : Dokter Gigi
Ika Kristiawarni
Orangtua : Totok Samiarjo, S. Pd dan Khusnul Sufaikha
Panggilan : Savira TTL : Pasuruan, 10 Juni 2010 Hobi : Ngedot susu Sekolah : RA Darul Ulum, Rejosari, Kraton Cita-cita : Dokter anak Orangtua : Subkhan, S.Pd dan Khanifah Surya Dewi, S.Pd
Panggilan : Zyzy TTL : Gresik, 27 Juli 2014 Alamat : Jl. Kiai Sahlan 23/34 Manyarsidorukun RT 5 RW 2 Manyar, Gresik Hobi : Mendengarkan musik dan tilawah Orangtua : Suprianto dan Siti Amaliati
64
MPA 339 / Desember 2014
Panggilan : Bunga TTL : Sidoarjo, 01 Agustus 2006 Alamat : Jl. Abd Rahman 119 C Pabean, Sedati, Sidoarjo (Juanda) Sekolah : MI NU Waru I (Unggulan) Kelas : II - A Hobi : Membaca dan menulis Cita-cita : Dokter anak Orangtua : DR. H. Bahri Supardi, M.Pd.I dan Hj. Indah Novita, S.Pd.I
Panggilan : Nabila TTL : Pasuruan, 6 Maret 2010 Alamat : Jl Joko Sambang Gg Jarakan Dusun Gununggangsir RT 01 RW 06 Desa Gununggangsir Kec. Beji Kab. Pasuruan Hobi : Mengaji Cita-cita : Polwan Orangtua : Totok Samiarjo, S. Pd dan Khusnul Sufaikha
Menjadi Perempuan Yang Hebat Oleh: Zahil, S.Pd.I.*)
S
ejak beberapa minggu terakhir, Aminah sering mengamati beberapa perempuan pekerja keras di pasar Ganding. Perempuan itu menyanggul beban berat, memindahkan karung dari satu tempat ke tempat yang lain, atau menjajakan kue dan makanan ringan kepada orang-orang. Mereka mungkin memiliki anak kecil yang membutuhkan susu, atau untuk kebutuhan lauk-pauk setiap hari, atau untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya. Sungguh, ini adalah pekerjaan mulia. “Aduh, sudah setengah tujuh,” batin Aminah. Ia mengayuh sepedanya agak cepat. Ia tak ingin terlambat tiba di sekolah. Jika terlambat, ia akan kena sanksi; menyapu halaman sekolah hingga bersih atau mencabuti rumput
yang tumbuh liar. Namun, bukan itu yang menjadi beban pikirannya. Aminah selalu berfikir agar ia datang lebih awal. Pak Kardi manggut-manggut melihat kegigihan Aminah. Ia menepuk-nepuk pundak Aminah. Semangat siswi berambut kepang itu perlu ditiru. Semangatnya semakin menyala. Ia harus memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada teman-temannya. Ia juga tak boleh putus sekolah, bagaimana pun keadaan ekonomi keluarganya. Sang ayah meninggal dunia sejak Aminah berusia tiga tahun. Aminah sudah terbiasa tak punya uang saku. Ketika istirahat sekolah, kadang ia menghabiskan waktunya di perpustakaan. Kadang, ia juga menghabiskan waktunya di kelas seraya mengulangi materi pelajaran yang baru saja diterima dari gurunya. Langit sedikit mendung. Suara geledek seakan mengantar Aminah pulang dari sekolah. Ia semakin cepat mengayuh sepedanya. Nafasnya ngos-ngosan. Keringatnya mengaliri keningnya. Bahkan, seluruh tubuhnya kini dipenuhi peluh. Di rumah, sang ibu telah menunggunya. Ia tersenyum seraya mengusap kening Aminah yang dibanjiri keringat. Aminah terharu. Ternyata betul kata pepatah, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Mungkin, sang ibu telah menunggu Aminah di teras rumah sejak beberapa menit yang lalu, atau satu jam yang lalu. Perempuan yang telah melahirkannya itu seakan menaruh cemas terhadap anaknya yang pergi menimba ilmu. Sebelum meletakkan tasnya, Aminah menyampaikan sesuatu kepada ibunya. “Bu, orang-orang yang bekerja di pasar apakah dapat uang?” tanyanya. “Iya, dong, Nak. Mereka mencari nafkah untuk keluarganya,” jawab sang ibu. “Yang ibu-ibu itu, juga dapat uang, ya, Bu?” Aminah masih penasaran. “Pasti dong, anak ibu yang pintar.” “Bu..., Aminah ingin seperti mereka agar Aminah punya uang banyak. Bisa sekolah yang tinggi. Bisa jadi dosen. Nggak apa-apa kan, Bu? Biar Aminah pintar kayak Ibu Kartini.” Sang ibu tersenyum. Ada nada bangga yang menyelinap pada kedalaman hatinya. Wajahnya menyimpan senyum. Kemudian, tangan kanannya mengusap rambut Aminah yang ikal. Air mata sang ibu hendak membuncah. Doanya bergetar lirih, mudah-mudahan kau jadi penerus Kartini, anakku. “Kau tak usah bekerja seperti mereka, anakku. Sebagai seorang siswi, Kau harus rajin belajar. Patuh sama orang tua dan guru. Jika Kau ikut nasihat ibu, kelak Kau akan menjadi seorang perempuan yang hebat,” sang ibu mengusap kening Aminah yang masih keluar keringat. Aminah tersenyum bangga. Erat sekali ia memeluk ibunya. Ibu, terima kasih! *) Guru MI Raudlatus Shibyan Desa Talaga Kec. Ganding, Kab. Sumenep 69462
MPA 339 / Desember 2014
65
Bangsa TATAR, Komunitas Muslim Yang Terserak-Serak Orang-orang Tatar, agaknya merupakan salah satu bangsa yang paling terpencar keberadaannya di muka bumi ini sejak waktu lama. Kini bermukim di berbagai negara. Jumlahnya diestimasi sekitar 10 juta-an jiwa pada tahun 2000 Berasal dari nenek moyang bangsa Turki.
M
enurut Prof. Azyumardi Azra, yang pernah berkunjung ke beberapa bagian negara pecahan Rusia (2009) dan Polandia (2014); orang-orang Tatar kini paling banyak bisa ditemukan di Republik Tatarstan yang merupakan bagian Federasi Rusia. Disana terlihat banyak masjid dan madarasah, bahkan juga universitas Islam. Warga Tatar ternyata adalah kaum Muslim Wasathiyyah. Warga Tatar juga bisa ditemukan kawasan Provinsi Bialystok, sebelah timur laut Warsawa, ibukota Polandia. Komunitas Muslim Tatar ini adalah warga Muslim yang sudah berusia panjang. Melewati berbagai perang dan pergolakan politik, tetapi tetap bertahan. Kini mereka menjadi bagian terbesar dari sekitar 5.000 –an Muslim Polandia. Bagian dari sekitar 39 juta penduduk Polandia yang 90% nya beragama Katolik. Sehingga tidak heran bila seorang warga kehormatannya Johanes Paulus, ditahbiskan menjadi Paus Johanes Paulus II (1920 – 2005). Sejarahnya, orang-orang Tatar mulai datang dari kawasan Volga dan menetap di wilayah Polandia sejak 1379. Banyak diantara mereka semula adalah Prajurit Tatar yang ikut berperang melawan Kerajaan Tetonik dalam pertempuran Grunwald 1410 di Malbork, wilayah utara Polandia sekarang. Perlahan tapi pasti mereka membentuk komunitas distingtif setidaknya di dua desa di Provinsi Podlaskie, sekitar 180 kilometer arah timur laut Warsawa. Komunitas Muslim Tatar, sering berjuang membela Kerajaan Polandia, sehingga mereka dianugerahi tanah oleh Raja Polandia untuk membangun desa. Dalam PD II, banyak warga Tatar Polandia diusir oleh Jerman ke Siberia. Seusai perang mereka berimigrasi ke Inggris, Amerika Serikat, dan Australia. Salah satu distingtif Muslim Tatar Polandia adalah “masjid”, yang bukan hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga pusat komunitas. Setidaknya ada 3 masjid Tatar di Polandia, yaitu di Kruszyniany, Bohoniki, dan di Gdansk. Dua diantaranya, yaitu masjid pertama, didirikan sekitar 1768-1795 di Desa Kruszyniany, sekitar 50 Km dari Bialystok, ibukota Provinsi Podlaskie. Tampak masih kokoh dan dapat menampung sekitar 100 orang jama’ah. Meski kecil, masjid ini punya mezzanine (yang biasanya digunakan untuk Muslimah), mihrab, mimbar, dan 2 menara, bentuknya mirip gereja dan rumah tradisional. Masjid Tatar kedua, terletak di Desa Bohoniki dekat kota Sokolta, sebelah timur laut Bialystok. Masjid ini, didirikan sekitar pertengahan akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18. Luas bangunannya lebih kecil dari masjid pertama di Kruszyniany. Memiliki kubah mini, ruangan khusus jamaah laki-laki dan perempuan di bagian belakang. Ada mimbar dan mihrabnya, dan digunakan juga untuk ibadah shalat Jumat. Lingkungan Tatar di Bohoniki ini, juga dilengkapi dengan area pemakaman khusus untuk warga Muslim yang terletak sekitar 400 meter
66
MPA 339 / Desember 2014
dari lokasi masjid, yang sudah digunakan sejak abad ke-18. Sebagian makam hanya ditandai batu-batu agak besar tanpa nama orang yang dimakamkan disana. Komunitas Muslim Tatar terlihat merupakan masyarakat paguyuban, yang diliputi suasana keakraban antar warganya. Mereka hidup dari pertanian dan peternakan, mulai dari kuda sampai ayam. Kaum Muslim Tatar Polandia cukup solid. Sejak 1936 mereka mendirikan Persatuan Muslim Polandia. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah mereka kian berkurang karena banyak yang pindah ke perkotaan. Bangsa Tatar belakangan ini juga menjadi bagian dari berita krisis di Ukraina. Ketika bagian tenggara negara ini sejak akhir Februari 2014 lalu berusaha melepaskan diri dari Ukraina. Warga Tatar yang bermukim di Semenanjung Krimea, ibarat terjepit diantara 2 kekuatan; Pemerintah Pusat Ukraina di Kiev yang mempertahankan keutuhan wilayahnya melawan dan memerangi Kelompok Sparatis di Donetsk yang didukung Pemerintah Rusia. Secara tradisional, mereka warga Tatar akan menjadi sasaran kecurigaan Moskow. Karena dalam sejarahnya, sekitar 1944 atas perintah Joseph Stalin, mereka warga Tatar pernah diusir secara massal dari Semenanjung Krimea. Walupun kemudian mereka direpatriasi. •Ahar