HIDUP SEHAT DENGAN PUASA Upaya Pengembangan Sehat Spiritual, Mental, Fisik, dan Sosial Penulis: : Winarno, S.Ag., M.PI. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail :
[email protected]
Winarno, S.Ag., M.PI. HIDUP SEHAT DENGAN PUASA; Upaya Pengembangan Sehat Spiritual, Mental, Fisik, dan Sosial/Winarno, S.Ag., M.PI.
- Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 viii + 88 hlm, 1 Jil.: 26 cm. ISBN:
978-979-756-918-1
1. Agama Islam
I. Judul
KATA PENGANTAR PENGANTAR PENULIS PENGANTAR PENULIS
PENGANTAR PENULIS
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang mana hanya kepadaSegala bagimemohon Allah SWT, yang mana hanya pertolongan Tuhan Yang dan Maha Kuasa, Nyalah kita puji semua hanya kepada-Nya pulalah kitakepadahanya Nyalah kitaridha-Nya semua memohon pertolongan dan hanyadi kepada-Nya pulalah kita hanya mengharap dalam menjalankan peribadatan muka bumi ini. mengharap ridha-Nya dalam menjalankan di kepada muka bumi ini. kita, tauladan Shalawat dan salam juga tidak lupa peribadatan kita haturkan junjungan egala pujiShalawat bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha yang mana hanya junjungan kepada-Nyalah semua salam juga tidak lupaKuasa, kita haturkan kita, kita tauladan segala ummat dan Nabiyullah Muhammad SAW , besertakepada keluarganya, sahabat-sahabat, memohon pertolongan dan hanya pulalah hanya mengharap ridha-Nya dalam Segala puji bagi Allah SWT,kepada-Nya Tuhan Yang Mahakita Kuasa, yang mana hanya kepadasegala ummat Nabiyullah Muhammad SAW , beserta keluarganya, sahabat-sahabat, tabi‟in-tabi‟in, mukminin, muslimin serta siapa saja yang selalu mengikuti dan menjalankan peribadatan di muka bumi ini. Nyalah kita semua memohon pertolongan dan hanya kepada-Nya pulalah kita hanya tabi‟in-tabi‟in, mukminin, muslimin serta siapa saja yang selalu mengikuti dan meneladani Shalawat danbeliau. salam juga tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, tauladan segala ummengharap ridha-Nya dalam menjalankan peribadatan di muka bumi ini. meneladani beliau. mat Nabiyullah Muhammad SAW ,kaum beserta keluarganya, tabi’in-tabi’in, Puasa yang dilakukan muslim baik di sahabat-sahabat, dalam bulan Ramadhan (wajib)mukminin, maupun Shalawat dan salam juga tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, tauladan muslimin serta siapa saja yang selalu mengikuti dan meneladani beliau. yang dilakukan kaumhanya muslim baikmenahan di dalammakan bulan dan Ramadhan maupun diluarPuasa Ramadhan (sunnah) tidak untuk minum(wajib) serta hubungan segala ummat Nabiyullah Muhammad SAW , beserta keluarganya, sahabat-sahabat, Puasa yang dilakukan kaum muslim baik di dalam bulan Ramadhan (wajib) maupun diluar diluar Ramadhan (sunnah) tidak hanya untuk menahan makan danbegitu minum serta hubungan seksual semata, akan tetapi memiliki hikmah, manfaat yang mendalam yakni Ramadhan (sunnah) tidak hanya untuk menahan minum sertaselalu hubungan seksual dan semata, tabi‟in-tabi‟in, mukminin, muslimin sertamakan siapadansaja yang mengikuti seksual semata, akan tetapi memiliki hikmah, manfaat yang begitufirman-Nya: mendalam yakni akan tetapi memiliki hikmah, manfaat yang begitu mendalam yakni membentuk kepribadian mutmembentuk kepribadian muttakin (character muttaqien), sebagaimana meneladani beliau. takin (character muttaqien), sebagaimana firman-Nya:muttaqien), sebagaimana firman-Nya: membentuk kepribadian muttakin (character yang Puasa dilakukan kaum muslim baik didalam bulan Ramadhan (wajib) maupun
S
Ramadhan (sunnah) tidak hanya untuk menahan makan dan minum serta hubungan diluar seksual semata, akan tetapi memiliki hikmah, manfaat yang begitu mendalam yakni
membentuk kepribadian muttakin (character muttaqien), sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang Artinya: kamu kamu bertakwa” yang (Q.S. beriman, Al-Baqarah, atas kamu berpuasa sebelum agar 2:183). “Hai orang-orang diwajibkan
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasspiritual, kamu yang berpuasa Kepribadian muttaqien ini akan dalam bentuk sehatnya mana sebagaimana diwajibkan atas terimplementasi orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. seseorang yang telah meraih sehatatas spiritual, dia akan memiliki gerak-gerik, sebagaimana orang-orang sebelum dzauk kamu (rasa) agar bahwa kamu segala bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah, 2:diwajibkan 183). SWT. Seucapan, perbuatan yang akan maupun sedang dilakukan selalu dalam pengawasan Allah Al-Baqarah, 2: 183). Kepribadian muttaqien ini sehatnya spiritual, hingga ia akan selalu mendisiplinkan diriakan untukterimplementasi berlomba-lombadalam dalam bentuk kebajikan. muttaqien ini akan terimplementasi bentuk sehatnya spiritual, yang Kepribadian mana seseorang yang telah meraih sehat spiritual,dalam dia akan memiliki dzauk (rasa) Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa yang seseorang yangucapan, telah meraih sehatyang spiritual, dia akansedang memiliki dzauk selalu (rasa) bahwamana segala gerak-gerik, perbuatan akan maupun dilakukan sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. bahwa segala gerak-gerik, perbuatan ia yang akanselalu maupun sedang dilakukan dalam pengawasan Allah ucapan, SWT. Sehingga akan mendisiplinkan diri selalu untuk Al-Baqarah, 2: 183).
vi
Hidup Sehat dengan Puasa
Selain memiliki manfaat spiritual, puasa juga memiliki manfaat mental, yang mana identifikasi seseorang yang telah meraih sehat mental adalah seseorang yang telah bebas dari ikatan raganya, telah hilang dalam jiwanya watak yang iri, dengki, benci, dendam, dan amarah. Ia akan menampakkan wajah yang berseri-seri, ceria dan murah senyum, hal ini menandakan sehatnya jiwa. Hatinya telah dipenuhi dengan kebahagiaan dan kegembiraan karena telah mengenal jiwanya kepada Tuhannya. Apabila ia mengajak kepada kebaikan maka ia akan mengajak dengan lemah-lembut, tidak akan ada kekerasan, dan tidak pula dengan kecaman dan kritik. Ia akan selalu menjadi dermawan, karena cintanya kepada benda sudah tidak berbekas lagi. Ia akan selalu menjadi seorang yang pemaaf, karena dadanya demikian lapang, sehingga mampu menampung kesalahan orang lain. Ia tidak akan mendendam, karena seluruh ingatannya hanya tertuju kepada Allah SWT. Manfaat puasa yang ketiga adalah, pegembangan puasa dalam kesehatan fisik. Puasa, yang mensyaratkan untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga ke sehatan jasmani. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain. Sedangkan manfaat puasa yang keempat adalah membangun sehat sosial. Yakni munculnya kemampuan seseorang untuk bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi secara harmonis, seimbang, serasi sesama ummat manusia dengan balutan percikan cinta dan kasih sayang Ilahi (Allah SWT). Buku ini merupakan buku edisi revisi, dari yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh Fairus Media dengan judul Quantum Puasa namun hanya cetak terbatas. Dikarenakan penulis merasakan ada beberapa ide yang belum tercakup, sehingga pada edisi revisi ini penulis tambahi beberapa tulisan. Yakni ada tambahan tulisan baru di bagian empat, serta tambahan-tambahan di bagian puasapuasa sunnah. Penulis menyadari buku ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ayah-bunda, guru-guru nanda istri tercinta Ambarwati dan putrananda Muh. Nur Adha Fitriyana yang telah memberikan dorongan dan isnpirasi penulis dalam menyusun buku ini. Surakarta, 13 Juli 2012
Winarno
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA: MADRASAH PUASA
A. B. C. D.
v vii 1
Pengertian Puasa Menyambut Tamu Agung Rukun dan Sunnah Puasa Keutamaan Amalan yang Menyertai Ibadah Puasa
1 3 6 10
BAGIAN KEDUA: PUASA DAN PENGEMBANGAN SEHAT SPIRITUAL
17
18 20 29
A. Sehat Spiritual B. Buah dari Sehat Spiritual (Muttakin) C. Sehat Spiritual dengan Puasa
BAGIAN KETIGA: PUASA DAN PENGEMBANGAN SEHAT MENTAL
33
Sehat Mental (Jiwa) Macam-macam Jiwa (mental) Tingkatan (maqam) Jiwa Mengembangkan Sehat Mental dengan Puasa
33 35 44 49
BAGIAN KEEMPAT: PUASA DAN PENGEMBANGAN SEHAT FISIK
53
54 56
A. B. C. D.
A. Fisik Sehat dengan Berbuka yang Benar B. Pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani
viii
Hidup Sehat dengan Puasa
BAGIAN KELIMA: PUASA DAN PENGEMBANGAN SOSIAL A. Islam dan Kepedulian Sosial B. Pembangunan Sosial
63 63 68
BAGIAN KEENAM: PUASA DAN SUNNAH HUMAHNYA
75
75 81
A. Menjalankan Puasa-puasa Sunnah dan Hikmahnya B. Hikmah Pengulangan-pengulangan dalam Ibadah Puasa
DAFTAR PUSTAKA
85
TENTANG PENULIS
87 -oo0oo-
Bagian Pertama MADRASAH PUASA
A. Pengertian Puasa
Bagian Pertama MADRASAH PUASA Bagian Pertama Bagian Pertama MADRASAH PUASA MADRASAH PUASA
Secara etimologis (bahasa), puasa dalam Bahasa Arab berasal dari kata, A. Pengertian Puasa A. Pengertian Puasa A. Pengertian SecaraPuasa etimologis puasa dalam Bahasa berasal 1 dari kata, , artinya:(bahasa), menahan, mengekang, diam,Arab berhenti, atau menahan diri dari Secara etimologis Bahasa berasal darikata, kata, ecara etimologis (bahasa),(bahasa), puasa puasa dalamdalam Bahasa Arab Arab berasal dari 1 2 1 artinya:bentuk menahan, mengekang, diam, berhenti, menahan dirisesuatu, dari menahan, mengekang, diam, berhenti, atauatau menahan diri dari sesuatu, baik,, artinya: dalam perkataan maupun perbuatan. 1 2 , artinya: menahan, baik dalam bentuk perkataan maupun mengekang, perbuatan. 3diam, berhenti, atau menahan diri dari 2 Abudalam Malikbentuk Kamalperkataan bin As-Sayyid Salim menyatakan bahwa puasa secara bahasa sesuatu, baik maupun perbuatan. Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim3 menyatakan bahwa puasa secara bahasa adalah mence2 sesuatu, baik dalamdan bentuk perkataan maupun adalah mencegah sesuatu, (kata3 perbuatan. ini) dapat digunakan untuksecara segalabahasa macam Abu Malik Kamalmenahan bin As-Sayyid Salim menyatakan bahwa puasa
S
gah dan menahan sesuatu, (kata ini) dapat digunakan untuk segala macam bentuk pencegahan. Allah 3 Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim menyatakan bahwa puasap.secara bahasa bentuk pencegahan. Allahperihal l berfirman saat memberitakan perihal Maryam Swt berfirman saat memberitakan Maryam ra. adalah mencegah dan menahan sesuatu, (kata ini) dapat digunakan untuk segala macam
adalah mencegah dan menahan sesuatu, (kata ini) dapat digunakan untuk segala macam bentuk pencegahan. saat Allah l berfirman memberitakan perihal Maryam p. bentuk pencegahan. Allah l berfirman saat memberitakan perihal Maryam p.
melihat seorang Maka Artinya: “Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu manusia. Katayang kamu. Mahapemurah. Jika Maka melihat Aku kanlah:Artinya: “Sesungguhnya telah bernazar berpuasa untuk Tuhan “MakaAku makan, minum dan bersenang hatilah kamu tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Q.S. Maryam [19]: 26) seorang manusia. Maka Katakanlah: "Sesungguhnya Aku telah bernazar
makan, adalah minummencegah dan bersenang hatilah Jika kamu melihat Puasa Artinya: menurut “Maka istilah (Syariat) diri dari segalakamu. perkara yang membatalkan, Artinya: “Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat berpuasa untuk Tuhan yang Mahapemurah. Maka AkuAku tidak akan berbicara 4 mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat ibadah kepada Allah Swt. seorang manusia. Maka Katakanlah: "Sesungguhnya telah bernazar 1
seorang manusia. Maka Katakanlah: Aku 26) telah bernazar dengan seorang manusiapun pada hari ini"."Sesungguhnya (Q.S. [19]: berpuasa untuk Tuhan yang Mahapemurah. MakaMaryam Aku tidak akan berbicara Ahmad Warson berpuasa al-Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Yogyakarta: Unit Pengadaan buku-buku Ilmiah Keuntuk Tuhan(Syariat) yang Mahapemurah. Maka tidak akan berbicara Puasa menurut istilah adalah mencegah diriAku dari segala perkara yang dengan seorang manusiapun pada hari agamaan Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, tt. hlmini". 482. (Q.S. Maryam [19]: 26) Husein al-Habsyi, Kamus al-Kautsar Arab-Indonesia, Bangil: Yayasan Pesantren Islam Bangil, 1992, hlm. 113. dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Q.S. Maryam [19]: 26)ibadah kepada membatalkan, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih(Syariat) Fikih Sunnahadalah Jilid 2, Jakarta: Pustaka Azzam, hlm. 138. perkara yang Puasa menurut istilah mencegah diri 2006, dari segala
2 3 4 Abu Malik Kamal4 bin As-Sayyid Salim, ibid. hlm. 138
menurut istilah (Syariat) adalah mencegah diri dari segala perkara yang Allah l.Puasamulai membatalkan, terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat ibadah kepada membatalkan, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat ibadah kepada Allah l.4 Sulaiman Rasjid mengartikan puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang Allah l.4 membukakan, hari mengartikan lamanya mulai dari terbit sampai terbenam dengan Sulaiman satu Rasjid puasa adalahfajar menahan diri dari matahari sesuatu yang
2
Hidup Sehat dengan Puasa
Sulaiman Rasjid mengartikan puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membukakan, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat,5 serta 5 danmendidik beberapadan syarat, serta dalam rangka mendidik dan melatih nafsu, dalam rangka dalam niat rangka melatih nafsu, dalam rangka menyiapkan diri untuk menjadi insan yang 6 6 bertakwa. menyiapkan diri untuk menjadi insan yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah Swt: Sebagaimana firman Allah l:
Artinya: ”Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (Q.S. AlBaqarah [2]: 187)
Artinya: ”Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
Sabda Rasulullah Saw:
hitam, yaitu fajar.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 187)
”Dari Ibnu Umar, katanya: ”Saya telah mendengar Nabi Muhammad Saw bersabda: ‘ApaSabda datang, Rasulullah n: lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah bila malam siang datang waktu berbuka orang-orang (H.R.Nabi Bukhari dan Muslim) ”Dari Ibnu Umar,bagi katanya: ”Saya yang telah puasa.” mendengar Muhammad n bersabda:
„Apabila datang, siang lenyap, dan matahari telahpuasa terbenam, maka 7 Syekh Abdul Qadirmalam Al-Jilani, menerangkan bahwa selain makna syariat juga memiliki makna ruhanisesungguhnya yaitu membersihkan semua waktu panca berbuka indra dan pikiran dari hal-hal yang diharamkan, telah datang bagi orang-orang yang puasa.” (H.R. selain menahan diri dari perkara-perkara yang dapat membatalkan puasa sebagaimana yang telah Bukhari dan Muslim) ditetapkan dalam syariat itu. Syekh Abdul Qadir Al-Jilani,7 menerangkan bahwa selain makna syariat puasa
Berangkat dari pengertian tersebut, bahwa tujuan ibadah puasa adalah terletak pada menajuga memilikidan makna ruhani seksual, yaitu membersihkan semua panca indra di dandalamnya pikiran dari halhan makan-minum, hubungan walaupun sebenarnya termasuk menahan diri segala panca indra kita kepada sesuatu yang tidakperkara-perkara baik, seperti mata untuk melihat yang buhal yang diharamkan, selain menahan diri dari yang dapat membatalkan kan haqnya, telinga mendengarkan suara yang batil, mulut digunakan untuk mengunjing, berdusta, puasa sebagaimana yang telah ditetapkan dalam syariat itu. bersumpah palsu, memaki, mencerca, mengadu domba, tangan digunakan untuk mengambil yang Berangkat dari pengertian tersebut, bahwa ibadah puasalainnya. adalahSemua terletakitu bukan miliknya, pikiran yang teracuni oleh khayalan pornotujuan dan kemaksiatan merupakan pokok penyebab timbulnya keonaran dan kerusakan dalam masyarakat, yang semuanya pada menahan makan-minum, dan hubungan seksual, walaupun sebenarnya termasuk di bermuara dari nafsu perut dan nafsu seksual yang tidak terkendali.
dalamnya menahan diri segala panca indra kita kepada sesuatu yang tidak baik, seperti
Dengan demikian bahwa puasa adalah sebuah tuntunan dari Allah untuk manusia supaya me mata untuk melihat yang bukan haqnya, telinga mendengarkan suara yang batil, mulut reka mendidik jiwanya, yang mana selama ini mereka di dalam mengarungi hidup dan kehidupannya yang selalu dan senantiasa terikat berdusta, oleh nafsubersumpah perut dan syahwat yang merupakan digunakan untuk mengunjing, palsu, memaki, mencerca,penampakan mengadu dari nafsu yang rendah (jiwa sufli) untuk berubah berorientasi kepada qalbu (hati) dan aql (jiwa ulwi), domba, tangan digunakan untuk mengambil yang bukan miliknya, pikiran yang teracuni mengapa demikian? Karena seseorang yang didalam mengarungi hidup dan kehidupannya apabila di oleholeh khayalan lainnya. Semua itu merupakan pokok dominasi syahwatporno perut dan dan kemaksiatan seks maka akan cenderung menjadi perusak (fasya’ walpenyebab munkar’). Seseorang yang akan menuruti perut makamasyarakat, di dalam diayang berpikir, berperasaan, bersikap, timbulnya keonaran dansyahwat kerusakan dalam semuanya bermuara dari bertindak, dan berbuat akan didorong untuk memuaskan perutnya, tanpa memperdulikan halal dan
nafsu perut dan nafsu seksual yang tidak terkendali.
5 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung:bahwa Sinar Baru, 1992.,adalah hlm. 210.sebuah tuntunan dari Allah untuk manusia Dengan demikian puasa 6 Ibnu Muhammad, Puasa Bersama Rasulullah, Bandung: Al-Bayan, 1995., hlm. 7 7 Syekh Abdul Qadir Al-Jilani,mendidik Rahasia Sufi,jiwanya, Yogyakarta: Pustaka 2002., hlm. 191. supaya mereka yang Sufi, mana selama ini mereka di dalam mengarungi
hidup dan kehidupannya yang selalu dan senantiasa terikat oleh nafsu perut dan syahwat