HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN EMPATI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDA RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Kadek Windu Widiartha1, Listyana Natalia2, Deden Iwan S3
INTISARI Latar Belakang : Beban kerja yang ideal merupakan salah faktor yang penting dalam terbentuknya kondisi kerja yang kondusif. Beban kerja terlalu berat menyebabkan kinerja perawat menjadi tidak maksimal yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan kepada pasien diantaranya yaitu rendahnya rasa empati perawat. Kurangnya empati perawat akan berdampak pada ketidaknyamanan yang dirasakan klien pada saat menjalani perawatan. Dampaknya yaitu klien akan merasa tidak diperhatikan, tidak dihargai, menimbulkan ketidakpuasan dan akan mempengaruhi proses kesembuhan menjadi lebih lama. Hasil wawancara terhadap 8 pasien, diperoleh 6 pasien diantaranya merasa masih sering diabaikan apabila minta bantuan perawat. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara beban kerja perawat dengan empati perawat di ruang rawat inap medikal bedah RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di instalansi rawat inap RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan check list daily log. Penelitian dilaksanakan bulan 31 Maret – 30 Juni 2012. Analisis data penelitian menggunakan analisis Spearman rank. Hasil: Beban kerja perawat di ruang rawat inap medikal bedah sebagian besar kategori sedang sebesar 51,7%. Empati perawat di ruang rawat inap medikal bedah sebagian besar kategori baik sebesar 65%. Hasil analisis Spearman’s Rank diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,534 dengan p value sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan beban kerja perawat dengan empati perawat di ruang rawat inap medikal bedah RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan keeratan tingkat hubungan kategori sedang.
Kata Kunci: Beban kerja, empati kerja, perawat
1.
Mahasiswa S 1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta Dosen S 1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta 3. Dosen S 1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta 2.
ASSOCIATION BETWEEN WORKLOAD OF NURSES AND EMPATHY OF NURSES AT MEDICAL SURGICAL INAPTIENT ROOM OF DR. SOERADJI TIRTONEGORO HOSPITAL KLATEN Kadek Windu Widiartha1, Listyana Natalia2, Deden Iwan S3 ABSTRACT Background: Ideal workload is an important factor in the formation of a conducive working condition. High workload causes less optimum performance of nurses that affects quality of service to the patients such as low empathy. Lack of empathy of nurses will bring impact to discomfort of patients in undergoing hospitalization. This discomfort can be the feeling of being disregarded, disrespected, dissatisfied which will prolong the healing process. The result of an interview with 8 patients showed that 6 of them felt being ignored when they needed nurses’ assistance. Objective: To find out association between workload of nurses and empathy of nurses at medical surgical inpatient room of Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. Method: The study was a descriptive correlation with cross sectional design. Population consisted of all nurses working at the inpatient room of Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten as many as 60 nurses. Samples were taken through total sampling technique. Research instruments were questionnaire and daily log check list. The study was carried out from 31st March to 30th June 2012. Data analysis used Spearman Rank. Result: Workload of nurses at the medical surgical inpatient room was moderate (51.7%); empathy was good (65%). The result of Spearman Rank analysis showed score of correlation coefficient (ρ) was 0.534 with p-value 0.000 (p<0.05). The conclusion: There was association between workload of nurses and empathy of nurses at the medical surgical inpatient room of Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten with degrre of correlation at moderate category. Keyword: workload, empathy, nurses
1.
S 1 Nursing Student at the Respati University of Yogyakarta S 1 Nursing Lecturer at the Respati University of Yogyakarta 3. S 1 Nursing Lecturer at the Respati University of Yogyakarta 2.
ASSOCIATION BETWEEN DURATION OF CATHETERIZATION AND PAIN INTENSITY IN PATIENTS WITH URETHRA CATHETERIZATION AT INTERNAL MEDICINE WARD OF PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL BANTUL Komang Agus Jerry Widyanata1, Catur Budi Susilo2, Cristin Wiyani3 ABSTRACT
Background: Urine catheterization is a medical intervention generally practiced for both diagnostic and therapeutic purposes. One side effect of catheterization is pain. The pain may be affected by the duration of catheterization. The result of preliminary study carried out 10th December 2011 at Panembahan Senopati Hospital Bantul showed that patients with new catheterization within one day felt more pain than those with longer duration of catheterization. Objective: To identify association between duration of catheterization and pain intensity in patients with urethra catheterization at Internal Medicine Ward of Panembahan Senopati Hospital Bantul. Method: The study was a non experiment with cross sectional design. Population of the study were 73 patients with urethra catheterization at Internal Medicine Ward of Panembahan Senopati Hospital Bantul. Samples consisted of 38 patients taken through purposive sampling technique. Data were obtained through observation sheet. The study was undertaken from 30th March to 30th April 2012. Bivariate analysis used Pearson Product Moment correlation. Results: Duration of catheterization was within two days (21.1%) and one day (18.4%). Pain intensity in patients with urethra catheterization that belonged to minor category was 42.1%, medium category was 26.3% and severe category was 26.3%. The result of Pearson Product Moment Correlation analysis showed the score of correlation coefficient was -0.914 with p value 0.000 (p<0.05). Conclusion: There was significant association between duration of catheterization and pain intensity of patients with urethra catheterization at Internal Medicine Ward of Panembahan Senopati Hospital Bantul Keywords: catheterization, pain intensity 1. 2. 3.
Student Respati University, Yogyakarta Health Polytechnic, Yogyakarta Respati University, Yogyakarta
A. PENDAHULUAN Kateter uretra merupakan suatu alat kesehatan berbentuk pipa, terbuat dari bahan lunak (plastic, lateks, silicon), maupun bahan keras (logam) yang digunakan untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih. Kateter adalah sebuah alat berbentuk pipa yang dimasukkan ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin yang terdapat di dalamnya. Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urin. 1 Pemasangan kateter harus sesuai dengan indikasi, dengan prosedur tertentu dan pertimbangan berapa lama dipertahankan karena mempunyai potensi menimbulkan komplikasi baik lokal maupun sistemik. Efek samping dan komplikasi yang mungkin timbul diantaranya adalah rasa tidak nyaman sampai nyeri, terjadi trauma uretra dengan akibat lanjut terjadi penyempitan yang disebut striktur, terjadinya batu, infeksi saluran kemih bahkan dapat terjadi sepsis. Kateter di dalam kandung kemih merupakan benda asing sehingga keberadaannya menimbulkan reaksi dari kandung kemih.2 Suatu penelitian prospektif tentang nyeri yang disebabkan oleh karena prosedur medis terhadap pasienpasien di unit gawat darurat dilakukan oleh Singer, pada tahun 1999 di Rumah Sakit Stony Brook, New York. Dari penelitian tersebut didapat derajat nyeri pada kateterisasi uretra berada pada urutan keempat terberat setelah pemasangan pipa lambung, drainase abses dan reposisi patah tulang. 3 Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusaka. 4 Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.5 Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di tiga bangsal yaitu Bangsal Flamboyan, Cempaka, dan Bakung RSUD Panembahan Senopati, mendapatkan data rata-rata pasien yang terpasang kateter uretra selama tiga bulan terkhir di Flamboyan terdapat 28 pasien, di Cempaka 25 pasien, dan di Bakung sebanyak 29 pasien per bulannya. Pergantian kateter untuk pasien yang terpasang kateter menetap dilakukan setiap satu minggu sekali. Setelah menanyakan langsung kepada 5 pasien berbeda yang terpasang kateter dengan waktu yang berbeda, masing-masing selama 1, 2, 4, 5 dan 6 hari memiliki intensitas nyeri yang berbeda, dimana pasien yang baru terpasang kateter selama 1 hari mengatakan lebih nyeri dibandingkan dengan pasien lain yang terpasang kateter lebih dari 1 hari. Begitu juga sebaliknya pasien yang sudah terpasang kateter selama 6 hari merasakan intensitas nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan pasien lain yang terpasang kateter selama kurun waktu kurang dari 6 hari. Selain itu, hasil wawancara dengan perawat setempat mengatakan bahwa respon pasien yang terpasang kateter tampak menahan kesakitan. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara perbedaan waktu terpasang kateter dengan intensitas nyeri pada pasien yang terpasang kateter uretra.
B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian noneksperimen dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.6
2. Populasi dan Sampel Penelitian a.
Populasi Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 7 Dalam penelitian ini adalah semua pasien yang terpasang kateter uretra di bangsal Flamboyan, Cempaka, dan Bakung RSUD Panembahan Senopati, selama satu bulan, yaitu dari tanggal 30 Maret 2012 sampai 30 April 2012 yaitu sebanyak 73 orang.
b.
Sampel Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.7 Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang terpasang kateter uretra di bangsal penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tehnik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan Purposive Sampling yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti. 8 Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 38 orang.
3. Definisi Operasional Variabel a.
Definisi operasional variabel bebas Lama waktu terpasang kateter uretra adalah lamanya waktu terpasang kateter uretra menetap sejak kapan mulai dipasang sampai diambil menjadi responden pada satu pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati, Bantul. Cara pengambilan data dengan cara melihat rekam medis pasien yang terpasang kateter untuk mengetahui sudah berapa hari terpasang kateter. Pada penelitian ini menggunakan skala rasio.
b.
Definisi operasional variabel terikat Intensitas nyeri adalah berat ringan nyeri yang dirasakan oleh pasien selama terpasang kateter uretra ditentukan dengan pengukuran skala nyeri yang dirasakan oleh responden, mulai dari skala 0 sampai skala 10. Cara pengambilan data mengunakan format pengumpulan data yang berisi skala intensitas nyeri numerik. Pada penelitian ini menggunakan skala rasio
4. Anaslisis Data a.
Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan bertujuan untuk menghasilkan presentase dari tiap variabel, baik variabel bebas (lama waktu terpasang kateter) maupun variabel terikat (intensitas nyeri)
b.
Analisa Bivariat
Analisis yang menggabungkan antara dua variabel yaitu variabel bebes dan variabel terukat. Pada penelitian ini teknik uji statistik yang digunakan dalam menganalisa tentang hubungan perbedaan waktu terpasang kateter terhadap intensitas nyeri adalah korelasi Pearson Product Moment. Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel dengan skala data interval atau rasio dengan interval atau rasio.9 Formula untuk Product Moment adalah:
Keterangan : Σ
= jumlah
r
= korelasi
n
= banyaknya sampel
x
= variabel bebas
y
= variabel terikat
C. ASAL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Univariat a) Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Penyakit penyerta. Karakteristik Responden Umur 30 - 40 tahun 41 - 50 tahun 51 - 60 tahun Jumlah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Penyakit penyerta Diabetes militus Gangguan fungsi ginjal Hipertensi Total Sumber : Data primer diolah, 2012.
Frekuensi
Persentase (%)
13 24 1 38
34,2 63,2 2,6 100
23 15 38
60,5 39,5 100
11 10 17 38
28.9 26.3 44.7 100
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang terpasang kateter uretra pada bangsal Flamboyan, Cempaka, dan Bakung di RSUD Panembahan Senopati, Bantul berusia antara 41 - 50 tahun yaitu sebanyak 24 orang (63,2%), hal ini menginformasikan bahwa banyak pasien dari kalangan orang tua yang
mengalami permasalahan dalam hal ketidaknyamanan yang karenakan distensi kandung kemih. Kemudian permasalahan tentang penyakit ini banyak dialami oleh kaum pria yaitu sebanyak 23 orang (60,5%), hal ini menginformasikan bahwa kaum laki-laki lebih rentan dengan masalah penyakit tersebut jika bandingkan dengan wanita. Penyakit yang diderita responden terbanyak ada pada penderita hipertensi yaitu sebanyak 17 orang (44,7%). b) Lama waktu terpasang kateter Tabel 4.2
Distribusi Lama Waktu Terpasang Kateter di Ruang Flamboyan, Cempaka, dan Bakung RSUD Panembahan Senopati, Bantul
Lama waktu terpasang kateter Satu hari Dua hari Tiga hari Empat hari Lima hari Enam hari Tujuh hari Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2012.
N
%
7 8 7 6 4 3 3 38
18,4 21,1 18,4 15,8 10,5 7,9 7,9 100
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami lama waktu terpasang kateter selama dua hari dan satu yang masing-masing sebanyak 8 responden (21,1%) dan sebanyak 7 responden (18,4%), dan kemudian responden yang mengalami lama waktu terpasang kateter paling sedikit adalah selama enam dan tujuh hari yaitu sebanyak 3 responden (7,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang terpasang kateter pada saat penelitian dilakukan adalah selama dua hari. c)
Intensitas Nyeri Tabel 4.4
Distribusi Intensitas Nyeri Pasien Yang Terpasang Kateter Uretra di Bangsal Flamboyan, Cempaka, dan Bakung RSUD Panembahan Senopati, Bantul
Intensitas Nyeri Tidak Ada Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri berat Nyeri tak tertahankan Jumlah
N
%
2 16 10 10 0 38
5,3 42,1 26,3 26,3 0,0 100
Sumber : Data primer diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merasakan intensitas nyeri dalam kategori ringan yaitu sebanyak 16 responden (42,1%), kemudian responden yang merasakan intensitas nyeri dalam kategori nyeri sedang dan berat dalam jumlah yang sama masing masing sebanyak 10 responden (26,3%), dan intensitas nyeri tak tertahankan terdapat 0 responden (0,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien merasakan intensitas nyeri dalam kategori ringan.
2. Bivariat Tabel 4.6 Distribusi Hubungan Lama Waktu Terpasang Kateter Dengan Intensitas Nyeri Pasien Yang Terpasang Kateter Uretra nyeri Lama waktu f Satu Hari 7 Dua hari 3 Tiga hari 0 Empat 0 hari Lima 0 hari Enam 0 hari Tujuh 0 hari Total 10
Berat % 18,4 7,8 0,0 0,0
f 0 5 4 0
0,0
1
0,0
Sedang % 0,0 13,1 10,5 0,0
Tak ada nyeri f % 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
f 7 8 7 6
% 18,4 21,1 18,4 15,8
P-value
-,914
0,000
Total
f 0 0 3 6
Ringan % 0,0 0,0 7,8 15,8
2,6
3
7,8
0
0,0
4
10,5
0
0,0
3
7,8
0
0,0
3
7,9
0,0
0
0,0
1
2,6
2
5,3
3
7,9
26,3
10 26,3
2
5,3
38
100
16 42,1
r
Sumber : Data primer diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.4 maka dapat dijelaskan mengenai tentang ada tidaknya hubungan antara perbedaan waktu terpasang kateter dengan intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra para pasien di RSUD Panembahan Senopati, Bantul, dari pengujian diatas diperoleh nilai signifikan pada hubungan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,000. Dikarenakan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 atau (0,000 < 0,05), maka dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara perbedaan waktu terpasang kateter dengan intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perbedaan waktu terpasang kateter pasien dengan intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra di RSUD Panembahan Senopati, Bantul terbukti atau diterima.
D. PEMBAHASAN 1. Lama Waktu Terpasang Kateter Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar responden mengalami lama waktu terpasang kateter selama dua hari yaitu sebanyak 8 orang (21,1%) dan kemudian responden yang mengalami lama waktu terpasang kateter paling sedikit adalah selama enam dan tujuh hari masing-masing sebanyak 3 orang (7,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang terpasang kateter pada saat penelitian dalam waktu yang relative singkat. Hal ini dikarenakan oleh indikasi pemasangan kateter uretra yang mebutuhkan waktu yang tidak begitu lama, namun masih ada beberapa responden yang terpasang kateter dalam waktu cukup lama yaitu 6 – 7 hari, walaupun jumlahnya itu masih jauh lebih sedikit dari responden dengan waktu terpasang keteter yang kurang dari itu. Hal ini disebabkan karena adanya indikasi yang mengharuskan responden untuk terpasang kateter uretra dalam waktu yang lama.
2. Intensitas Nyeri Pada penelitian ini intensitas nyeri ringan yaitu sebanya 16 responden (42,1%), kemudian responden yang merasakan intensitas nyeri dalam kategori nyeri sedang dan berat dalam jumlah yang sama masing masing sebanyak 10 responden (26,3%), dan intensitas nyeri tidak tertahankan terdapat 0 responden (0,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien merasakan intensitas nyeri dalam kategori ringan.. Tidak adanya rasa nyeri tidak tertahankan ini menunjukkan pada pemasangan kateter sudah sesuai dengan prosedur dan pertimbangan perawatan.
(2)
Efek samping dan komplikasi yang mungkin timbul
diantaranya adalah rasa tidak nyaman sampai nyeri, terjadi trauma uretra dengan akibat lanjut terjadi penyempitan yang disebut striktur, terjadinya batu, infeksi saluran kemih bahkan dapat terjadi sepsis. Kateter di dalam kandung kemih merupakan benda asing sehingga keberadaannya menimbulkan reaksi dari kandung kemih.
3. Hubungan Antara lama Waktu Terpasang Kateter Dengan Intensitas Nyeri Pasien Yang Terpasang Kateter uretra Berdasarkan pengujian statistik dengan uji Korelasi Product Moment, didapatkan hasil nilai p = 0,000 dan nilai r = -0,914 hal ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan dan tinggi antara perbedaan waktu terpasang kateter dengan intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perbedaan waktu terpasang kateter dan intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra terbukti atau diterima. Hubungan antara kedua variabel berbanding terbalik ditandai dengan adanya nilai minus (-) pada nilai korelasi, hal ini memiliki makna bahwa semakin lama terpasang kateter maka semakin rendah intensitas nyeri yang dirasakan oleh pasien yang terpasang kateter uretra. Rasa nyeri lebih tinggi dirasakan pada awal terpasang kateter dan semakin lama semakin berkurang, hal ini menunjukan bahwa masih perlu diperhatikan protap pemasangan kateter itu sendiri sehingga efek nyeri yang ditimbulkan dapat berkurang, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh proses
adaptasi, diamana orang yang terpasang kateter akan berusaha beradaptasi dengan kondisi yang dihadapinya baik secara fisiologis maupun psikologis
E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan i.
Ada hubungan yang signifikan antara perbedaan waktu terpasang kateter dengan intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra pada bangsal Flamboyan, Cempaka, dan Bakung di RSUD Panembahan Senopati, Bantul.
ii.
Lama waktu terpasang kateter pada pasien di RSUD Panembahan Senopati, Bantul sebagian besar pasien terpasang kateter selama dua hari.
iii.
Intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra para pasien di RSUD Panembahan Senopati, Bantul dalam kategori ringan.
iv.
Besarnya keeratan hubungan antara perbedaan waktu terpasang kateter dengan intensitas nyeri pada pasien yang terpasang kateter uretra adalah sangat tinggi, dengan hubungan semakin lama waktu terpasang kateter maka intensitas nyeri semakin ringan dirasakan oleh pasien yang terpasang kateter uretra, hal ini disebabkan karena adanya proses adaptasi.
2. Saran a)
Bagi profesi keperawatan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu keperawatan bahwa semakin lama terpasang kateter maka semakin ringan intensitas nyeri yang dirasakan.
b) Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran khususnya yang terkait dengan mengembangkan konsep asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mengatasi nyeri. c)
Bagi Institusi Rumah Sakit Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi bagi institusi pelayanan kesehatan tentang nyeri yang disebabkan oleh waktu terpasangnya kateter itu sendiri. Selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dapat pula dikembangkan bentuk pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu dan standar asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien. Dan perlu diperhatikan tehnik pemasangan kateter sehingga efek nyeri yang ditimbulkan dapat berkurang.
d) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang intensitas nyeri pasien yang terpasang kateter uretra, serta mendorong dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui aspek lain terkait dengan pemasangan kateter.
F. DAFTAR PUSTAKA 1. Potter, P.A & perry, A.G. 2006 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktek. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC 2. Sihono, Adi. 2007. Hasil Guna Pemberian Tumsulosin (harnal) dan Tolterodin (detrusitol) Untuk Rasa Tidak Nyaman Karena Kateter Uretra Menetap Dengan Parameter S-fmpq Pada Pasien Yang Menjalani Operasi Dengan Anastesi Spinal Di Rs Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis. Universitas Gadjah Mada 3. Singer, A.J., Richman. P.B.,Kowalska, A., Thode, H.C., 1999. Comparison of Patient and Practitioner Assessments of Pain From Commonly Performed Emergency Department Procedures (Abstract). Ann. Emerg. Med. (Jun):652-638. http.//www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi 4. Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC 5. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. 6. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 7. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 8. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Rowidikdo, Handoko. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia