ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG
TESIS OLEH
LILIS DIAN PRIHATINI 057010015/KK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG
TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja, Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
LILIS DIAN PRIHATINI 057010015/KK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis
: ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG
Nama Mahasiswa
: LILIS DIAN PRIHATINI
Nomor Pokok
: 057010015
Program Studi
: ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEKHUSUSAN KESEHATAN KERJA
Menyetujui Komisi Pembimbing :
Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM Ketua
Dra.Sri Supriyanti, M.Si Anggota
Ketua Program Studi,
Dr. Drs.R.Kintoko Rochadi,MKM
Ir. Mbue Kata Bangun,MS Anggota
Direktur SPs USU,
Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc
Tanggal Lulus : 31 Agustus 2007
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Telah diuji Pada tanggal : 31 Agustus 2007
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
Anggota
: Dra. Sri Supriyanti, MSi Ir.Mbue Kata Bangun, MS Dr.Halinda Sari Lubis, M.KKK Ir. Kalsum, M.Kes
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2007
(LILIS DIAN PRIHATINI )
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
RELATIONSHIP BETWEEN WORK LOAD WITH WORK STRESS ON NURSE IN EVERY ROOM OF REGION GENERAL HOSPITAL SIDIKALANG
ABSTRACT LILIS DIAN PRIHATINI Stress emerged on nurse due to various factors, such as work load. Load of nurses in hospital including physical task and mentally task. This research is purposed to find out the relationship between work load with work stress on nurse in every room of Region General Hospital Sidikalang. The research used cross sectional design of 30 nurses as samples which work in surgical room 6 nurses, children section 9 nurses, midwifery section 7 nurses and internist section 8 nurses. Data analyzed by analytical approach which use product moment correlation and one way Anova testing. The result show that there are significant relationship between workg load and work stress of all nurses in all overnight room, with significant level an\d various coefficient correlation. In surgical room there are correlation of work load to work stress with coefficient correlation about 0,885. Nurses in children section, coefficient correlation about 0,705, in midwife section coefficient correlation about 0,756, internist\section , coefficient correlation about 0,797. The result of one way Anova testing show that there is no significant differentiation of work load off all nurses in all room with work stress. The research recommended the necessity of average work load for nurses by perform rotation system to prevent surfeit for nurse if work in one room for long time period. The necessity to keep average work stress by improve their ability to balancing internal and external work load when performing service in hospital. The possibility to make following research about related factors with load and work stress in hospital. Keywords : Work load, Work Stress, Nurse
i Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG
ABSTRAK LILIS DIAN PRIHATINI
Stress pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah beban kerja. Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel beban kerja dengan stress kerja pada perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional terhadap 30 orang perawat sebagai sampel yang bertugas di ruangan bedah 6 orang, ruangan anak 9 orang, ruangan kebidanan 7 orang dan ruangan penyakit dalam 8 orang. Analisis data secara analitik menggunakan uji korelasi product moment pearson untuk menguji hubungan kerja dengan stress kerja dan untuk menguji perbedaan beban kerja dengan stress kerja ditiap ruangan digunakan uji statistik one way Anova. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di seluruh ruang rawat inap, dengan tingkat signifikan dan koefisien korelasi yang bervariasi. Pada ruang perawatan bedah terdapat hubungan beban kerja dengan stress kerja dengan koefisien korelasi sebesar 0,885. Pada perawat yang bertugas di ruang perawatan anak, koefisien korelasi sebesar 0,705, di ruang perawatan kebidanan, koefisien korelasi sebesar 0,756, ruang perawatan penyakit dalam, koefisien korelasi sebesar 0,797. Hasil uji one way Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan beban kerja dan stress kerja perawat di seluruh ruang perawatan. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu dipertahankan beban kerja yang sedang pada perawat dengan melakukan upaya sistem rotasi bagi perawat di ruang perawatan RSUD Sidikalang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat apabila bekerja pada satu ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menimbulkan stress kerja. Perlu dipertahankan tingkat stress kerja yang sedang pada perawat dengan meningkatkan kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan beban internal dan beban eksternal yaitu memisahkan beban kerja pada keluarga (rumah) dengan beban kerja pada saat melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Dimungkinkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang terkait dengan beban dan stress kerja perawat di rumah sakit. Kata Kunci: Beban kerja, Stress kerja, Perawat.
ii Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melindungi dan menyertai Saya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan kepada 1.
Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Ibu Dra. Sri Supriyantini, M.Si dan Bapak Ir. Mbue Kata Bangun,MS yang telah banyak meluangkan waktu dan sumbang saran pemikiran dalam membimbing penulis mulai dari awal sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
2
Ibu Prof.Dr.Ir. Chairun Nisa B, MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan ini.
3
Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Jurusan Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU dan Ibu dr.Halinda Lubis, MKKK sebagai Sekretaris Program yang turut mendukung dalam menyelesaikan studi ini.
4
Seluruh Dosen pengajar Kekhususan Program Studi Kesehatan kerja Sekolah Pascasarjana USU yang telah menberikan
ilmu kepada saya selama
mengikuti pendidikan . 5
Bapak dr. Budiman Simanjuntak, MKes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi beserta staf yang memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan ini
6
Bapak dr.Reinfil Capah, MKes selaku Direktur RSUD Sidikalang yang turut membantu dalam kelancaran pendidikan penulis.
7
Suamiku GTD Sihite, DCN, MKes, anak-anakku Theodora TA Sihite dan Joel TB Sihite yang telah mendukung dengan semangat,kasih sayang dan doa selama penulis menjalankan pendidikan.
iii Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
8
Teman-teman mahasiswa Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana angkatan 2005 atas dorongan, bantuan dan kerjasama yang telah kita bina selama ini.
9
Seluruh Staf administrasi Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU yang telah membantu kelancaran administrasi dengan tulus ikhlas
10 Teman-teman di RSUD Sidikalang dan Medan yang telah memberi semangat dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini Secara khusus Penulis juga mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada ; Ayahnda YH Ratih BSc ( Alm) yang telah meninggal tanggal 27 Juni 2007 atas perannya yang sedemikian besarnya dalam mendidik dan membesarkan penulis. Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini, sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tesis ini.
Medan, 31 Agustus 2007
Penulis
iv Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Lilis Dian Prihatini
Tempat/Tanggal Lahir
: Palangkaraya, 2 September 1964
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Komplek RSUD Sidikalang no. 13 B Sidikalang Telpon. (0627 22968)
Riwayat Pendidikan 1. SD Katolik ” Don Bosco”
Palangkaraya
tahun 1970 – 1976
2. SMP Katolik ” ST Paulus”
Palangkaraya
tahun 1976 - 1980
3. SMF ISFI Banjarmasin
Banjarmasin
tahun 1980 – 1983
4. Akademi Gizi DepKes
Jakarta
tahun
1984 - 1988
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Medan
tahun
2000 - 2002
6. Magister Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU Medan tahun 2005 – 2007.
Riwayat Pekerjaan ; 1. Ka. Instalasi Gizi RSUD Sidikalang
tahun 1990 - 2000
2. Pl.Sie Perawatan II RSUD Sidikalang
tahun 2002 - 2003
3. Pl.Sie Pelayanan II RSUD Sidikalang
tahun 2004 - 2005
4. Perencanaan dan Program RSUD Sidikalang
tahun 2005 sampai sekarang
v Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT .................................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1.2.Perumusan Masalah ............................................................................ 1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.4.Hipotesis Penelitian ............................................................................. 1.5.Manfaat Penelitian ..............................................................................
1 1 9 10 11 12
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1. Stress Kerja ........................................................................................ 2.1.1. Pengertian Stress Kerja ............................................................. 2.1.2. Tahapan Stress Kerja ................................................................. 2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja ........................................ 2.1.4. Gejala-gejala Stress Kerja .......................................................... 2.1.5. Dampak Stress Kerja ................................................................. 2.1.6. Pencegahan dan Pengendalian Stress Kerja............................... 1.2.Beban Kerja ......................................................................................... 2.2.1. Pengertian Beban Kerja ............................................................. 2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ....................... 2.2.3. Dampak Beban Kerja ................................................................ 2.2.4. Penilaian Beban Kerja ............................................................... 2.3.Perawat ................................................................................................ 2.4.Beban Kerja dan Stress Kerja Unit Rawat Inap ................................... 2.5.Hubungan Antara Beban Kerja dan Stress Kerja.................................
13 13 13 14 16 20 22 23 24 24 25 26 26 28 29 32
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 3.1. Lokasi dan Waktu .............................................................................. 3.2. Rancangan Penelitian ........................................................................ 3.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 3.4. Metode dan Alat ................................................................................ 3.5. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 3.6. Variabel Penelitian ............................................................................ 3.7. Analisa Data ...................................................................................... 3.8. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 3.9. Definisi Operasional ..........................................................................
35 35 35 36 36 38 39 39 40 40
vi Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
3.10. Jalannya penelelitian ........................................................................ 3.11. Jadwal Pelaksanaan ........................................................................
41 46
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................. 4.2. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang............................. 4.3. Identitas Responden ............................................................................ 4.4. Beban Kerja Perawat........................................................................... 4.5. Stress Kerja Perawat ........................................................................... 4.6. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat ........................ 4.7. Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan..................... 4.8. Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan...................... 4.9. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat ........................ 4.9.1. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Bedah........................................................................ 4.9.2. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Anak ......................................................................... 4.9.3. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Kebidanan................................................................. 4.9.4. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Penyakit Dalam ....................................................... 4.10. Perbedaan Beban Kerja setiap Ruangan .......................................... 4.11. Perbedaan Stress Kerja Perawat setiap Ruangan .............................
47 47 48 52 53 54 57 59 60 61
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 5.1. Saran ................................................................................................... 5.2. Kesimpulan .......................................................................................
68 68 69
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
70
61 62 64 64 65 67
LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi 2. Kuesioner 3. Master Data 4. Hasil uji Statistik
vii Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen..
28
Tabel 3.1. Kategori Beban Kerja ......................................................................
41
Tabel 3.2. Kisi-kisi Variabel bebas ...................................................................
44
Tabel 3.3. Jadwal Penelitian .............................................................................
46
Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang .............................................................................
53
Tabel 4.2. Distribusi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang .........................................................................................
54
Tabel 4.3. Distribusi Stress Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang .........................................................................................
55
Tabel 4.4. Korelasi antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ..............................................
59
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ..........................................................
59
Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang .........................................................
60
viii Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................
40
ix Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, kita rasakan bahwa batas antar benua sudah semakin tidak jelas. Hal ini memudahkan bagi suatu negara untuk menanamkan modalnya serta mengembangkan usahanya ke negara lain. Oleh karena itu persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Suatu organisasi yang tidak dapat menjawab tantangan tersebut, dapat dipastikan semakin lama akan semakin terancam kelangsungan hidupnya. Agar tetap dapat berkiprah di era pasar bebas yang penuh persaingan tersebut, masalah kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan, karena sumber daya manusia merupakan salah satu asset yang menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Demikian pula halnya dalam bidang pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit, tak terlepas dari dampak adanya era globalisasi tersebut. Rumah sakit sebagai sebuah institusi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan telah mengalami beberapa perubahan yang mendasar. Pada awal perkembangannya rumah sakit adalah sebuah lembaga yang bersifat sosial. Tetapi dengan masuknya rumah sakit swasta serta pemodal baik yang berasal dari dalam negeri maupun asing, menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang kini berkembang di rumah sakit bukan saja menyangkut masalah bangunannya (seperti ukuran, kompleksitas, jumlah unit), jumlah kualifikasi staf medis atau non medis, sistem keuangan serta
1 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
2
sistem informasi, tetapi menyangkut pula pada kualitas pelayanan pekerja kesehatan dalam memberikan pelayanan. Dalam bidang pelayanan kesehatan, pemerintah telah mencanangkan visi “Indonesia Sehat 2010”, dimana dalam visi tersebut pemerintah bertekad untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh (Bambang, 2002). Dalam mencapai visi tersebut, salah satu strategi yang harus dilakukan adalah meningkatkan profesionalisme, termasuk profesionalisme masyarakat pekerja rumah sakit. Pekerja di rumah sakit merupakan kelompok masyarakat yang turut berperan dalam mencapai “Indonesia Sehat 2010”.
Oleh karena itu pekerja rumah sakit
merupakan sumber daya manusia yang harus dibina agar menjadi produktif dan berkualitas ( Dep Kes ,2003). Melihat kondisi diatas maka sudah seharusnya pekerja di rumah sakit menjadi sasaran prioritas program kesehatan dan keselamatan kerja, karena pemeliharaan kesehatan sangatlah penting untuk mendukung visi “Indonesia Sehat 2010” (Bambang, 2002). Pekerja kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja rumah sakit banyak terpapar dengan berbagai faktor yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka. Mereka selalu berhubungan dengan berbagai bahaya potensial, dimana bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerjanya (Dep Kes ,2003).
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
3
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi 24 jam sehari. Rumah sakit membuat pemisahan terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu pelayanan pasien yang memerlukan penanganan emergensi, tidak emergensi dan yang di opname. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar 60 % dari tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit. Perawat merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Perawat di rumah sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat darurat. (Hamid, 2001). Dalam menjalankan profesinya perawat rawan terhadap stress. Menurut survei di Perancis (dalam Frasser, 1997) ditemukan bahwa persentase kejadian stress sekitar 74 % dialami perawat. Sedangkan di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (2006) terdapat 50,9% perawat mengalami stress kerja. Demikian pula halnya di Rumah Sakit Umum Daerah
Sidikalang,
berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa perawat RSUD tersebut, diasumsikan bahwa banyak perawat RSUD tersebut yang mengalami stress kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan
nyeri otot dan sendi, jantung berdebar, mudah
marah, sulit konsentrasi, apatis, perasaan lelah, serta nafsu makan menurun. Menurut Anoraga (2001) hal ini merupakan gejala-gejala adanya stress kerja.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
4
Sesuai dengan profesinya, perawat di RSUD Sidikalang dituntut untuk memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam upaya membantu pasien mengatasi masalahnya. Tuntutan tersebut dapat menyebabkan terjadinya stress. Menurut Spielberger (dalam Handoyo, 2001)
stress diartikan sebagai
tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Menurut Goldberger dkk (dalam Leila, 2002) menambahkan bahwa stress kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan yang disebabkan oleh stressor dari lingkungan kerja seperti faktor lingkungan fisik, sistem organisasi dan individu. Ditambahkan oleh Spielberger (dalam Handoyo, 2001) bahwa stress disebabkan oleh adanya tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Terdapat berbagai faktor penyebab dari stress. Menurut Hurrel (dalam Munandar,2001)
faktor-faktor
pekerjaan
yang
dapat
menimbulkan
stress
dikelompokkan dalam lima kategori besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karier, hubungan dalam pekerjaan serta struktur dan organisasi. Pertama, kategori faktor –faktor intrinsik dalam pekerjaan adalah fisik dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas sedangkan tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya. Kedua, peran individu dalam organisasi artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Ketiga, pengembangan karier merupakan pembangkit stress potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan,promosi berlebih atau promosi yang kurang.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
5
Keempat, hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terlihat dari kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah organisasi. Sedangkan untuk yang ke lima yaitu struktur dan organisasi, kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi. Seperti halnya stress pada umumnya, stress pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah beban kerja. Menurut Manuaba (2000) beban kerja dapat berupa tuntutan tugas atau pekerjaan, organisasi dan lingkungan kerja. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ilmi (2003) bahwa terdapat lima besar urutan stressor pada perawat. Pertama dikarenakan beban kerja yang berlebihan (sebanyak 82,2 %), selanjutnya dikarenakan pemberian upah tidak adil (57,9 %), kondisi kerja (52,3 %), beban kerja yang kurang (48,6 %) , dan tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan (44,9 %). Perawat adalah profesi pekerjaan yang mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi, tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas (yang membutuhkan kecepatan, kesiagaan, serta kerja shift), karakteristik organisasi, serta karakteristik lingkungan kerja baik lingkungan kerja fisik maupun sosial. Selain itu perawat juga dibebani tugas tambahan lain dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya, misalnya menangani administrasi, keuangan dan lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia (2005) bahwa terdapat 78,8% perawat melaksanakan tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas administrasi dan lebih dari 90% melakukan tugas non keperawatan (misalnya
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
6
menetapkan diagnosa penyakit, membuat resep dan melakukan tindakan pengobatan) dan hanya 50 % yang melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsinya. Menurut survei di Perancis (dalam Frasser, 1997) ditemukan bahwa persentase kejadian stress sekitar 74 % dialami perawat. Mereka mengeluh terhadap lingkungan kerjanya yang menuntut kekuatan fisik dan ketrampilan. Sedangkan di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (2006) perawat mengalami stress kerja, menyatakan keluhan sering merasa pusing, lelah, tidak ada istirahat, yang antara lain dikarenakan beban kerja yang terlalu tinggi dan pekerjaan yang menyita waktu. Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan mental. Beban kerja bersifat fisik meliputi
mengangkat pasien, memandikan pasien,
membantu pasien ke kamar mandi, mendorong peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien, mendorong brankart pasien. Sedangkan
beban kerja yang
bersifat mental dapat berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kompleksitas pekerjaan (mempersiapkan mental dan rohani pasien dan keluarga terutama bagi yang akan memerlukan operasi atau dalam keadaan kritis), bekerja dengan ketrampilan khusus dalam merawat pasien, tanggung jawab terhadap kesembuhan serta harus menjalin komunikasi dengan pasien. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan perawatan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi dan merupakan rumah sakit rujukan bagi puskesmas – puskesmas yang ada di sekitarnya Unit Perawatan Rawat Inap yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang terdiri dari Ruang perawatan Bedah, Ruang Perawatan Anak, Ruang Perawatan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
7
Kebidanan dan Ruang Perawatan Dewasa. Berdasarkan data
RSUD Sidikalang
(2006) terdapat 60 perawat di Ruang Rawat Inap. Adanya perbedaan penanganan pasien di rumah sakit terutama di ruangan rawat inap dapat merupakan beban kerja bagi perawat. Perawatan pada pasien anakanak atau bayi, pasien bedah, pasien penyakit dalam dan pasien kebidanan dalam penanganannya mempunyai cara dan ketrampilan yang tidak sama dengan resiko yang berbeda. Penanganan pada ruangan bedah, perawat dituntut untuk dapat melakukan komunikasi pada pasien terutama untuk menyiapkan mental dan rohaninya dalam menghadapi operasi dan setelah operasi, mendorong brankart pasien menuju
kamar operasi, mengangkat pasien, merawat luka bekas operasi dan
menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi pada luka tersebut. Beban perawat di ruangan bedah lainnya selain mereka juga dituntut untuk melaksanakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien yang dirawat,mereka juga menghadapi erangan atau rintihan pasien setelah sadar dari pengaruh obat bius setelah operasi. Untuk penanganan anak atau bayi sakit, perawat harus mempunyai ketrampilan khusus misalnya dalam pemasangan infus karena vena pada pasien tersebut sangat halus, peralatan yang digunakan berbeda dengan peralatan pemasangan infus pada pasien dewasa serta rawannya pasien anak atau bayi terhadap infeksi, cara mengangkat bayi atau anak berbeda dengan mengangkat pasien dewasa, mencatat perkembangan pasien anak dan kegiatan administrasi ruangan. Beban kerja di ruangan kebidanan adalah penanganan pada ibu yang mau melahirkan dan sesudah melahirkan baik dengan cara biasa atau operasi, menyiapkan mental pasien dalam menghadapi proses persalinan, mendorong brankat pasien ke ruangan bersalin atau ke kamar operasi
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
8
,mengangkat pasien ketempat tidur setelah bersalin atau operasi, memandikan pasien, merawat kebersihan pasien dan mencatat perkembangan pasien serta melaksanakan administrasi ruangan. Sedangkan beban kerja perawat di ruangan penyakit dalam adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien, perawat juga membantu pasien ke kamar mandi, menyiapkan peralatan emergency seperti oksigen, menyiapkan mental rohani pasien dan keluarga dalam menghadapi masa-masa kritis, serta bekerja harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker karena pada umumnya pasien di ruangan penyakit dalam adalah penderita penyakit menular seperti TBC, tipus dan penyakit infeksi menular lainnya. Dari gambaran diatas terlihat bahwa perawat menghadapi beban kerja yang bervariasi berat ringannya maupun jenisnya di setiap ruang rawat inap. Beban kerja di ruang rawat inap pada ruangan bedah yang terutama adalah beban fisik dan kedua beban mental. Di ruang anak yang terbanyak adalah beban mental. Sedangkan pada ruang kebidanan yang banyak dihadapi perawat adalah beban kerja fisik, sedangkan di ruangan penyakit dalam yang banyak dihadapi perawat adalah beban mental, karena mereka harus menghindari resiko penularan penyakit dari pasien terhadap dirinya. Lingkungan rumah sakit
sebagaimana lingkungan organisasi lainnya
menuntut adanya penyesuaian diri dari individu yang menempatinya. Oleh karena itu dengan beban kerja yang ada dapat menyebabkan stress kerja pada perawat di rumah sakit.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
9
Berkaitan dengan alasan tersebut maka peneliti perlu mengkaji tentang hubungan beban kerja dengan stress kerja pada perawat terutama pada Ruang Rawat Inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.
Penelitian
ini belum pernah
diadakan di RSUD Sidikalang sehingga sangat relevan jika permasalahan ini diangkat sebagai judul tesis “Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja
pada
Perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang ”
1.2.Perumusan Masalah. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan pelayanan jasa dalam bidang pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan selama 24 jam. Pekerja yang
terbanyak adalah perawat, yang bekerja pada unit rawat inap. Dalam melaksanakan pelayanannya, perawat pada ruangan rawat inap harus menghadapi pekerjaan yang membutuhkan kecekatan, ketepatan, ketrampilan, keahlian, kesiagaan, kekuatan fisik dalam menangani pasien yang sesuai dengan jenis penyakitnya. Penanganan perawatan yang berbeda pada ruang rawat inap dapat menjadi beban bagi perawat, sehingga ini akan
mempengaruhi terjadinya stress kerja. Namun sejauh mana
peranan beban kerja tersebut terhadap terjadinya stress kerja belum diketahui. Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
10
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah 1. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah. 2. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan anak. 3. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan. 4. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruangan perawatan penyakit dalam 5. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah 6. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan anak. 7. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan. 8. Mengetahui stress kerja pada perawat di ruang perawatan penyakit dalam 9. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah. 10. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang perawatan anak 11. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan. 12. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang perawatan penyakit dalam
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
11
13. Mengetahui perbedaan beban kerja Perawat di ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam. 14. Mengetahui perbedaan stress kerja Perawat ruang perawatan bedah,ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruang perawatan penyakit dalam.
1.4. Hipotesa penelitian 1. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja
pada Perawat
di ruang
perawatan bedah RSUD Sidikalang 1. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja
pada Perawat di ruang
perawatan anak RSUD Sidikalang 2. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja
pada Perawat
di ruang
perawatan kebidanan RSUD Sidikalang 3. Ada hubungan beban kerja
dengan stress kerja pada Perawat di ruang
perawatan penyakit dalam 4. Terdapat perbedaan beban kerja antara Perawat di ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak , ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam 5. Terdapat perbedaan stress kerja antara Perawat di ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
12
1.5. Manfaat Penelitian 1
Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai pemilik Rumah Sakit Umum Sidikalang dalam menentukan kebijakan peningkatan kesehatan pekerja rumah sakit
2. Pimpinan Rumah sakit Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan program
peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja
bagi pekerja di rumah sakit terutama bagi Perawat agar dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan 3. Penelitian lain Rekomendasi untuk penelitian lain untuk mengkaji variabel lain diluar model penelitian ini, sehingga dapat dirumuskan berbagai konsep baru dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja Perawat.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stress Kerja 2.1.1. Pengertian Stress Kerja Stress adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stress adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Nasution, 2000) Miner (1992) menyatakan bahwa stress merujuk pada kondisi internal individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan yang mengancam kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang mendahului penyakit, reaksi ansietas, ketidaknyamanan dan atau hal yang sejenis. Dalam kaitan dalam pekerjaannya, Smet (1994) secara spesifik menjelaskan bahwa stress kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan kerja sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial. Stress yang terlalu rendah cenderung membuat pekerja menjadi lesu, malas dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress yang berlebihan dapat mengakibatkan kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik terganggu dan dampak lain yang tidak diinginkan.
13
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
14
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja adalah respon adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada
suatu kondisi
antara individu dan
lingkungan. Stress yang rendah dan berlebihan akan menyebabkan lesu,malas,cepat bosan,kehilangan efisiensi,kecelakaan kerja dan kelelahan fisik. 2.1.2.Tahapan Stress Kerja Timbulnya stress kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap yaitu tahap pertama : reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan timbulnya beberapa gejala/tanda,namun masih dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan diri. Tahap kedua ; reaksi pertahanan yang merupakan adaptasi maksimum dan pada masa tertentu dapat kembali kepada keseimbangan. Bila stress ini terus berlanjut terus dan mekanisme pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka berlanjut ke tahap ketiga, yaitu kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi telah kolaps (layu). (Nasution, H.R,2000). Menurut
Hans
Selye (1963) dalam Nurmiati Amir ( Jiwa,Indonesia
Phychiatric, Quarterly : XXXII:4) bahwa ada tiga fase atau tahapan stress adalah sebagai berikut ; a. Tahap reaksi waspada, pada tahap ini dapat terlihat reaksi psikologis” fight or flight syndrome ” dan reaksi fisiologis. Pada tahap ini individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos pada stressor. Tanda fisik akan muncul adalah curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir kekepala dan ekstremitas. Sehingga banyak organ tubuh yang terpengaruh, maka gejala stress akan mempengaruhi denyut nadi dan ketegangan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
15
otot. Pada saat yang sama daya tahan tubuh akan berkurang dan bahkan bila stressor sangat besar atau kuat dapat menimbulkan kematian. b. Tahap melawan, pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatasi stressor. Tubuh berusaha menyeimbangkan proses fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali keadaan normal dan pada waktu yang sama pula tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Apabila proses fisiologis telah teratasi maka gejalagejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi. Jika stressor tidak dapat diatasi atau terkontrol maka ketahanan tubuh beradaptasi akan habis dan individu tidak akan sembuh. c. Tahap kelelahan, tahap ini terjadi ketika ada suatu perpanjangan tahap awal stress yang tubuh individu terbiasa. Energi penyesuaian terkuras dan individu tersebut tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber penyesuaian yang di gambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuaian terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, bisul, kolitis. Tanpa ada usaha untuk melawan atau mencegahnya kelehan bahkan kematian dapat terjadi. Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama pada waktu yang lama secara terus menerus, maka tubuh yang semula telah terbiasa menyesuaikan diri akan kehabisan energi untuk beradaptasi. Daya tahan tubuh terhadap stressor tidak
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
16
dapat dianggap dapat bertahan selamanya karena suatu saat energi untuk adaptasi itu akan habis. 2.1.3.Faktor – faktor Penyebab Stress Kerja Menurut Hurrel ( dalam Munandar,2001) sumber stress yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stress. Sebagian dari waktu manusia adalah untuk bekerja, karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seorang pekerja. Pembangkit stress di pekerjaan merupakan pembangkit stress yang besar terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seorang tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stress dikelompokkan dalam lima kategori,yaitu ; a. Faktor intrinsik dalam pekerjaan Faktor intrinsik dalam pekerjaan katagorinya adalah tuntutan fisik dan tuntutan tugas,tuntutan fisik : kondisi fisik misalnya faktor kebisingan, panas, penerangan dan lain sebagainya, sedangkan faktor tugas mencakup ; kerja malam.beban kerja dan penghayatan dari resiko bahaya. Tuntutan fisik yaitu kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap faal dan psikologis seorang tenaga kerja. Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stress, tuntutan tugas menurut penelitian menunjukkan bahwa shift kerja /kerja malam merupakan sumber stress bagi pekerja pabrik roti. Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stress.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
17
b. Peran dalam organisasi, Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya,namun demikian tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan masalah. Kurang baiknya fungsi peran merupakan pembangkit stress yang meliputi konflik peran dan ketidak jelasan kerja. c. Pengembangan karir Pengembangan karir merupakan pembangkit stress yang potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi yang berlebih atau promosi yang kurang. d.Hubungan dalam pekerjaan Hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejalanya dalam kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi, komunikasi antar pribadi yang tidak sesuai antara pekerja,ketegangan psikologis dalam bentuk kepuasan kerja yang menurun dan penurunan kondisi kesehatan. e. Struktur dan Iklim organisasi Faktor stress yang dikenali dalam katagori ini adalah terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlihat atau berperan serta pada support sosial. Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan .
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
18
Teori lain mengatakan terdapat dua faktor penyebab atau sumber stress yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen atau hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedangkan faktor personal berupa kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial ekonomi keluarga, dimana pribadi berada dan mengembangkan diri. (Dwiyanti, 2001) Hasil penelitian Singarimbun (2004) menyatakan bahwa faktor – faktor yang menpengaruhi stress terutama pada wanita pekerja adalah status kawin, umur, pendidikan dan jarak tempat tinggal. Menurut penelitian Badra (2004) dan Iswanto (2001) ada hubungan antara motivasi (instrinsik dan akstrinsik ) dengan kinerja serta ada hubungan stress kerja dengan kinerja. Kepribadian memberikan kontribusi terhadap hubungan stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress yang paling tinggi akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja yang semakin menurun. Orang dengan tipe kepribadian A lebih mudah stress dibandingkan dengan tipe kepribadian B, orang dengan tipe kepribadian introvert lebih mudah stress daripada yang extrovert. Pengalaman hidup orang yang pernah mengalami kegagalan di masa lampau akan mudah membuatnya menilai kegagalan sebagai hal yang sudah biasa. Tetapi bagi orang yang selalu berhasil, kegagalan sebagai sumber stress yang luar biasa. Orang yang belum dewasa dalam menghadapi perkara, mudah goyah dalam sikap, pendirian, dan arah hidupnya dibandingkan orang yang berkepribadian matang. (Nasution,H.R,2000 )
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
19
Menurut Cooper (1983) sumber stress terdiri dari faktor-faktor ; a. Lingkungan kerja ; kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja mudah sakit, mengalami stress dan menurunkan produktivitas kerja. b. Overload (beban kerja berlebih) ; dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja berlebih kuantitatif bila target kerja melebihi kemampuan pekerja yang bersangkutan akibatnya mudah lelah dan berada dalam ketegangan tinggi.Beban kerja berlebih secara kualitatif bila pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. c. Deprivational stress ; yaitu pekerjaan yang tidak menantang atau tidak menarik lagi bagi pekerja, akibatnya timbul berbagai keluhan seperti kebosanan, ketidak puasan dan lain sebagainya. d. Pekerjaan berisiko tinggi yaitu pekerjaan yang berbahaya bagi keselamatan. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan seperti tuntutan fisik dan tuntutan tugas, peran dalam organisasi, pengembangan karir,hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, faktor lingkungan kerja yaitu kondisi, fisik, manajemen atau hubungan sosial dan faktor personal yaitu tipe kepribadian. Serta beban kerja yang berlebih, pekerjaan yang berisiko tinggi, status perkawinan, umur ,pendidikan dan jarak tempat tinggal.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
20
2.1.4.Gejala – gejala Stress Kerja Menurut Anoraga ( 2001) gejala stres adalah sebagai berikut ; a. Menjadi mudah marah dan tersinggung b. Bertindak secara agresif dan defensif c. Merasa selalu lelah d. Sukar konsentrasi ,pelupa e. Jantung berdebar-debar f. Otot tegang,nyeri sendi g. Sakit kepala,perut dan diare. Teori Terry Beehr dan Newman (1978) membagi gejala stress menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku. Gejala psikologis terdiri dari -
Kecemasan,ketegangan
-
Bingung,marah,sensitif
-
Memendam perasaan
-
Komunikasi tidak efektif,menurunnya fungsi intelektual
-
Mengurung diri, ketidak puasan bekerja
-
Depresi,kebosanan,lelah mental
-
Merasa terasing dan mengasingkan diri,kehilangan daya konsentrasi
-
Kehilangan spontanitas dan kreativitas
-
Kehilangan semangat hidup,menurunnya harga diri dan rasa percaya diri
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
21
Gejala fisik ; -
Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah
-
Meningkatnya sekresi adrenali dan non adrenalin
-
Gangguan gastrointestial,misalnya gangguan lambung
-
Mudah terluka,kematian,gangguan kardiovaskuler
-
Mudah lelah secara fisik,gangguan pernafasan
-
Lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit
-
Kepala pusing,migrain,kanker
-
Ketegangan otot,problem tidur.
Gejala perilaku ; -
Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas
-
Penurunan prestasi dan produktifitas
-
Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk
-
Perilaku sabotase
-
Meningkatnya frekuensi absensi
-
Perilaku makan yang tidak normal
-
Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan
-
Kecendrungan perilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut,berjudi
-
Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas
-
Penurunan kualitas hubungan interpersoal dengan keluarga dan tema
-
Kecendrungan bunuh diri.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
22
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stress kerja terdiri dari gejala psikologis,gejala fisik dan gejala perilaku. 2.1.5. Dampak Stress Kerja Menurut Lubis (2006) stress kerja dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut ; - Penyakit fisik yang diinduksi oleh stress seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak lambung, asama, gangguan menstruasi dan lain-lain -
Kecelakaan kerja terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang tinggi, bekerja bergiliran
-
Absensi kerja
-
Lesu kerja, pegawai kehilangan motivasi bekerja
-
Gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan sampai ketidak mampuan yang berat. Gangguan jiwa yang ringan misalnya mudah gugup, tegang, marahmarah, apatis dan kurang konsentrasi. Gangguan yang lebih jelas lagi dapat berupa despresi, gangguan cemas. Beehr dalam Frase (1992) mengatakan stress mempunyai dampak terhadap
a. Individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang mengalami stress
akan
mudah
terserang
penyakit,
pada
gangguan
mental
stress
berkepanjangan akan mengakibatkan ketegangan hal ini akan merusak tubuh dan gangguan kesehatan. Pada gangguan intrepersonal stress akan lebih sensitif terhadap hilangnya percaya diri, menarik diri dan lain-lain
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
23
b. Dampak terhadap organisasi adalah pekerja yang stress akan berpengaruh pada kualitas kerja dan kesehatan pekerja terganggu berupa kekacauan manajemen dan operasional kerja, meningkatnya absensi dan banyak pekerjaan yang tertunda 2.1.6.Pencegahan dan Pengendalian Stress Kerja Cara mencegah dan mengendalikan stress kerja menurut Sauter (1990) adalah sebagai berikut -
Beban kerja fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan adanya beban berlebih maupun yang ringan.
-
Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung jawab diluar pekerjaan
-
Setiap
pekerja
harus
diberikan
kesempatan
untuk
mengembangkan
karier,mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian. -
Membentuk lingkungan sosial yang sehat yaitu antara pekerja yang satu dengan yang lain,supervisor yang baik dan sehat dalam organisasi.
-
Tugas-tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat menyediakan stimulasi dan kesempatan agar pekerja dapat menggunakan ketrampilannya. Pengendalian stress menurut Quick (1997) adalah dengan secara
a.
Organisasional yaitu memodifikasikan tuntutan kerja,meningkatkan hubungan kerja.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
24
b.
Individual yaitu memanajemen persepsi pribadi tentang stress, memanajemen lingkungan kerja pribadi, menghindari tugas yang beban kerja berlebihan, memanajemi gaya hidup dan menghindari respon terhadap stress.
2.2. Beban Kerja 2.2.1.Pengertian Beban Kerja Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan seharihari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi setiap beban kerja yang diterima seorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Beban dapat berupa beban fisik dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, mengangkut, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja
mental
dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya. (Manuaba,2000) Everly dkk (dalam Munandar,2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas –tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja merasa tidak
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
25
mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan ketrampilan atau potensi dari pekerja. Beban kerja fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Kesimpulan beban kerja adalah kemampuan tubuh untuk menerima pekerjaan dapat berupa beban fisik dan beban mental. 2.2.2..Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Rodahl (1989) dan Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor – faktor sebagai berikut ; a.. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti ; -
Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan.
-
Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.
-
Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungann kerja psikologis.
Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor. b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut Strain , berat ringannya strain
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
26
dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin,umur,ukuran tubuh,status gizi,kondisi kesehatan), faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan) 2.2.3. Dampak Beban Kerja Akibat beban kerja yang terlalu berat atau yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja Hal ini didukung oleh penelitian Suciari (2006) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain yang dialami pramu kamar. Presentase yang mengalami keluhan
Low Back Pain dari pramu kamar dengan
kategori beban kerja berat sekali mencapai 100 %, sedangkan beban kerja kategori berat mencapai 79 % dan beban kerja sedang 30 %. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja. (Manuaba,2000) 2.2.4. Penilaian Beban Kerja Astrand, dkk (1977) menyatakan bahwa pengukuran beban kerja fisik dan beban kerja mental dapat dinilai melalui pengukuran denyut nadi. Hal ini didukung
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
27
oleh peneltian
Nurhayati (1996) yang menyatakan tentang pengukuran beban
psikologis kerja dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3 komponen variabilitas denyut nadi yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian biologis, yang terendah hubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur, komponen tengah dipercaya berasosiasi dengan penaturan tekanan darah, sedangkan yang ketiga berkesesuain dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukan variasi yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan. Kekuatan komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti variabilitas denyut nadi berkurang pada level pembebanan tinggi. Pengukuran beban kerja mental dapat secara obyektif dan subyektif, pengukuran dengan cara obyektif dapat dilakukan melalui pengukuran denyut nadi sedangkan pengukuran dengan cara subyektif melalui pendekatan psikologis dengan membuat skala psikometri, yaitu pengukuran dengan mengamati dan mengobservasi kondisi psikologis seseorang. Menurut
Cristensen
(dalam
Tarwaka,
2004)
dan
Grandjean(1993),
pengukuran beban fisik melalui denyut jantung adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja fisik selain ditentukan juga oleh konsumsi energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan metode untuk menilai Cardiovasculair strain. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung/nadi dan suhu tubuh mempunyai hubungan linear dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran denyut jantung dilakukan dengan merasakan denyut pada arteri radial pada pergelangan tangan,
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
28
mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop, menggunakan EKG dan menggunakan alat heart rate.
Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen.
.
Kategori beban
Konsumsi
Ventilasi
Suhu rektal
Denyut
kerja
oksigen
paru
( C)
Jantung
(l/mnt)
(l/mnt)
Ringan
0,5-1,0
11-20
37,5
75-100
Sedang
1,0-1,5
20-31
37,5-38,0
100-125
Berat
1,5-2,0
31-43
38,0-38,5
125-150
Sangat berat
2,0-2,5
43-56
38,5-39,0
150-175
Sangat berat sekali
2,5-4,0
60-100
>39
>175
Denyut/min
Sumber Christensen (1991;1699) Encyclopedia of Occupational Health and Safety ILO.Geneva
2.3. Perawat Pekerja rumah sakit yang terbanyak adalah perawat, terdapat sekitar 60 % dari tenaga kesehatan rumah sakit. Perawat merupakan salah satu jenis pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit pelayanan kesehatan
dan merupakan ujung tombak
rumah sakit. Perawat adalah profesi pekerjaan yang
mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan beban kerja yang berlebihan serta tugas tambahan dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya. Tenaga keperawatan di rumah sakit memberi pelayanan kepada pasien selama 24 jam terus menerus. Perawat di rumah
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
29
sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat darurat. (Hamid,2001) Fungsi perawat adalah membantu individu yang sakit atau sehat dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan atau penyembuhan individu tersebut .
2.4. Beban Kerja Dan Stress Kerja Di Ruang Rawat Inap Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi selama 24 jam. Salah satu dari sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah unit pelayanan ruang rawat inap. Menurut Depkes RI (1987) ruang rawat inap adalah ruang pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa terapi, rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya.Unit ini bertanggung jawab terhadap perawatan dan penanganan kesehatan pasien. Ruang rawat inap
terdiri dari perawatan anak,
perawatan bedah,perawatan kebidanan umum dan perawatan penyakit dalam. Beban kerja di perawatan rawat inap adalah perawat dituntut harus tetap ada di sisi pasien untuk melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan perawatan pasien, seperti pelayanan yang diberikan dalam keadaan sakit ringan ataupun berat yang memerlukan pemantauan serta tindakan yang terus menerus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar (1993) bahwa beban perawat pada pasien adalah menyelamatkan kehidupan dan mencegah kecacatan sehingga pasien dapat hidup.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
30
Perawat di ruangan juga melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam dan
bekerja secara bergiliran/shift jaga. Dalam shift jaga, perbandingan jumlah
perawat dalam satu shift jaga sering tidak seimbang dengan jumlah pasien. Akibatnya perawat sering bekerja melebihi kapasitasnya. (PPNI,2000) Menurut penelitian Jauhari (2005) bahwa standar beban kerja perawat senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien diupayakan kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja ada. Beban kerja perawat pada setiap ruang rawat tidak sama. Perawat bekerja sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah di tetapkan oleh Depkes ( 1994) yaitu pada ruangan perawatan bedah, perawat harus menyiapkan perlengkapan alat-alat atau obat-obat yang dibutuhkan pasien sebelum dan sesudah operasi menyiapkan kebutuhan untuk pasien yang mau operasi, memelihara kebersihan dan merawat pasien sesudah operasi dan melaksanakan administrasi. Pada ruang perawatan anak perawat harus mempunyai ketrampilan khusus atau spesialistik tentang penanganan perawatan anak misalnya pemasangan infus pada pasien anak berbeda seperti pada dewasa, mengkaji kebutuhan pasien, mengamati keadaan dan mengevaluasi perkembangan pasien,melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien, mencatat perkembangan pasien dan kegiatan administrasi ruangan. Beban kerja di ruangan kebidanan adalah menerima dan merawat pasien yang akan bersalin,menyiapkan fasilitas kebutuhan pasien, mengamati keadaan pasien, menjaga kebersihan pasien,melaksanakan tindakan keperawatan,menjalin komunikasi dengan pasien dan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
31
melaksanakan administrasi kebidanan. Sedangkan uraian tugas perawat di ruangan penyakit dalam adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien, perawat menyiapkan fasilitas dan peralatan yang di butuhkan di ruangan seperti peralatan emergensi, memelihara kebersihan pasien, komunikasi dengan pasien, melakukan tindakan pengobatan , melakukan penyuluhan kepada pasien
mengenai penyakitnya dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan untuk menghindar penularan penyakit. Hampir setiap beban kerja dapat mengakibatkan timbulnya stress kerja, tergantung bagaimana reaksi pekerja itu sendiri menghadapinya dan besarnya stress. Stress terhadap perawat akan mempengaruhi
munculnya terhadap masalah
kesehatan,psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang mengalami stress akan mudah terserang penyakit, pada stress mental berkepanjangan akan mengakibatkan ketegangan, hal ini cenderung merusak tubuh dan gangguan kesehatan. Reaksi terhadap stress dapat berupa reaksi psikis maupaun fisik. Biasanya pada perawat stress akan menunjukkan perubahan perilaku.Usaha perilaku berupa melawan stress atau berdiam diri, dalam kehidupan sehari-hari reaksi ini berlaku bergantian tergantung situai dan bentuk stress. ( Fraser.1992) Secara umum stress kerja dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti yang disebutkan dalam penelitian Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja dengan kelelahan kerja menyimpulkan adanya hubungan beban kerja ditempat kerja dengan kelelahan kerja, artinya semakin berat beban kerja ditempat kerja maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
32
kelelahan kerja adalah faktor utama penyebab stress kerja, namun terdapat juga faktor lain sebagai penyebab stress kerja, yaitu faktor tempat bekerja, jenis pekerjaan serta beban mental.
2.5. Hubungan antara Beban kerja dengan Stress kerja Menurut Hurrel (dalam Munandar, 2001) dan Manuaba (2000) salah satu faktor penyebab stress kerja adalah beban kerja, faktor-faktor pekerjaan yang dapat menimbulkan stress adalah dalam kategori faktor –faktor intrinsik dalam pekerjaan adalah fisik dan tugas, tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya. Stress kerja pada perawat
bisa terjadi karena perawat bertanggungjawab
terhadap kehidupan pasien, tanggung jawab tersebut menuntut pelaksanaan kerja yang efektif hal ini merupakan beban kerja Perawat. Menurut Charles, A dan Shanley F, (1997) mengemukakan sumber stress dalam ruang rawat inap (keperawatan ) antara lain •
Beban kerja secara berlebihan misalnya merawat terlalu banyak pasien, mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar tinggi, merasa tidak mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman sekerja dan menghadapi keterbatasan tenaga.
•
Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain,misalnya mengalami konflik dengan teman sejawat, gagal membentuk tim kerja dengan staf yang lain.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
33
•
Kesulitan dalam merawat pasien kritis misalnya kesulitan dalam menjalankan peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau tindakan baru,bekerja dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan yang cepat.
•
Berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien, misalnya bekerja dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional pasien, merawat pasien yang sulit atau tidak dapat bekerja sama,
•
Merawat pasien yang gagal untuk membaik. Misalnya merawat pasien lansia, anak-anak, pasien nyeri atau yang meninggal setelah dirawat.
Beban kerja di ruangan tidak selalu menjadi penyebab stress pada perawat, beban kerja akan menjadi sumber stress bila banyaknya beban kerja tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi perawat. Setiap perawat mempunyai kemampuan normal menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian,pengalaman dan waktu yang dimilikinya. Dalam setiap ruang rawat inap terdapat perbedaan jenis pasien yang berdampak pada kondisi dan beban kerja yang berbeda. Untuk itu perawat harus peran sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif serta memiliki wawasan yang luas dengan motivasi kerja keras,cerdas ,iklas dan kerja berkualitas. Jenis pasien yang dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dapat dipandang sebagai tuntutan terhadap pelayanan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik maka akan berakibat terjadinya stress kerja (Ed Boenisch dkk, 2004).
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
34
Beban kerja penting menjadi perhatian untuk mengindentifikasi penyebab stress yang potensial di rumah sakit , karena stress akan selalu menimpa perawat. Setiap perawat mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan stress, hal tersebut bergantung jenis,lama dan frekuensi stress yang dialami perawat. Menurut Dantzer dkk dalam Widyastuti (1999) makin kuat stressor, makin lama dan sering terjadi sangat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan mudah menimbulkan penyakit.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan ; 1. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap dimana pekerjaan perawat ditiap unit bagian tersebut mempunyai beban kerja yang berbeda. 2. Adanya keluhan perawat yang merupakan gejala-gejala stress. 3.1.2. Waktu Penelitian
dimulai
dengan
penelusuran
kepustakaan,
survey
awal,
mempersiapkan proposal penelitian, kolokium, pengambilan data sampai dengan penyusunan laporan akhir. Pengambilan data dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu bulan Juni – Juli 2007.
3.2. Rancangan Penelitian 1.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan Cross Sectional
2.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu menguraikan obyek penelitian juga mencari hubungan antara variabel beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang
35
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
36
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Sidikalang yaitu di ruang perawatan bedah 15 orang, ruangan perawatan anak 15 0rang, ruang perawatan kebidanan 15 orang dan penyakit dalam 15 orang total populasi sebanyak 60 orang. 3.3.2. Sampel Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu teknik dengan tujuan atau pertimbangan tertentu yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut ; Jenis kelamin wanita, lama bekerja minimal 1 (satu ) tahun, mempunyai status gizi yang baik, tidak sedang hamil, tidak sedang menyusui, tidak sedang sakit waktu penelitian, umur tergolong usia produktif ( 18 – 45 thn). Responden yang termasuk pada kriteria tersebut adalah dari ruangan bedah 6 orang, ruangan anak 9 orang, ruangan kebidanan 7 orang dan ruangan penyakit dalam 8 orang, total sampel sebanyak 30 orang.
3.4. Metode dan Alat Pengumpul data Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.Data primer diperoleh dengan cara ; 1. Melakukan pengukuran terhadap beban kerja fisik dan beban kerja mental dengan mengukur denyut nadi sebelum dan sesudah
bekerja secara manual
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
37
memakai Stopwatch. Data ini untuk memberikan gambaran berat ringannya beban kerja fisik dan mental di tiap ruang rawat inap. 2. Untuk mengukur stress kerja dengan menggunakan kuesioner stress kerja. Instrumen penelitian stress kerja dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Beehr dan Newman (1978), yang membagi gejala stress menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku. (1) Gejala psikologis terdiri dari ; kecemasan,ketegangan,bingung,marah,sensitif,memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung diri,ketidak puasan bekerja,depresi,lelah mental,merasa terasing dan mengasingkan diri,kehilangan daya konsentrasi,kehilangan spontanitas dan kreativitas,kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri. (2) Gejala fisik seperti meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin, gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung,mudah terluka,kematian, gangguan kardiovaskular, mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migrain, kanker, ketegangan otot dan problem tidur. (3) Gejala perilaku: menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, meningkatnya frekuensi absensi,perilaku makan yang tidak normal, kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku berisiko tinggi seperti ngebut, berjudi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas,
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
38
penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman dan kecendrungan bunuh diri. Sebelum dilakukan pengambilan data stress kerja, kuisoner stress kerja terdiri dari 100 item dengan menggunakan skala Likert, masing-masing pernyataan berisikan 4 alternatif pilihan yaitu tidak pernah angka 1, kadang-kadang angka 2, sering angka 3 dan sering kali angka 4 dan diuji cobakan di lapangan (try out) untuk menguji kelengkapan pertanyaan disamping itu untuk menguji
validitas
dan reliabilitas daftar pertanyaan tersebut. Setelah diuji coba jumlah item yang gugur atau tidak valid sebanyak 35 item, sehingga jumlah item menjadi 65 item. Item tersebut terdiri dari 27 item tentang gejala psikologis, 21 item tentang gejala fisik dan 17 item tentang gejala perilaku. Cara perhitungan dengan melihat skor jumlah terkecil = 65 dan jumlah skor terbesar = 260. Kategori stress terdiri dari ringan
65 - 130 , sedang 131- 195 dan berat 196 - 260. Data ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana stress kerja Perawat. 3. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari studi dokumentasi
dengan
mempelajari data-data tentang riwayat pekerjaan responden.
3.5. Validitas dan Reliabilitas 3.5.1. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dalam penelitian ini validitas alat ukur ditentukan berdasarkan content validity dan Internal Consistency . Content validity yaitu validitas yang diperoleh melalui penyusunan alat ukur berdasarkan konsep teoritis dari variabel yang akan diukur.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
39
Semakin skala itu mendekati konsep teoritis dari variabel, maka akan semakin tinggi validitasnya. Reliabilitas Consistency,
dalam penelitian ini dengan pendekatan Internal
yaitu hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada
sekelompok subjek. Prosedur analisis reliabilitas data diarahkan pada analisis itemitem, penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini digunakan bantuan komputer program SPSS for windows dengan rumus Cronbach’s
3.6. Variabel Penelitian. Variabel yang diteliti adalah a. Variabel bebas ( independen) adalah 1. Beban kerja 2. Ruang rawat inap a. Ruang perawatan bedah b. Ruang perawatan anak c. Ruang perawatan kebidanan d. Ruang perawatan penyakit dalam b. Variabel terikat ( dependen) adalah stress kerja. c. Variabel kontrol adalah jenis kelamin, umur, lama bekerja.
3.7. Analisa Data Data dianalisa dengan statistik dengan menggunakan SPSS, untuk menguji hubungan beban kerja dengan stress kerja pada setiap ruang rawat inap digunakan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
40
korelasi Product Moment Pearson sedangkan untuk menguji perbedaan beban kerja dengan stress kerja di setiap ruangan digunakan uji statistik one way anova.
3.8. Kerangka Konsep Penelitian Gambar. 3.1. Kerangka Konsep penelitian Ruang rawat inap -
Ruang perawatan bedah Ruang perawatan anak Ruang perawatan kebidanan Ruangan perawatan penyakit dalam
Beban kerja
Stress Kerja Perawat
-
jenis kelamin umur lama bekerja status gizi tidak sedang hamil, menyusui - tidak sedang sakit
3.9. Definisi Operasional 1.
Beban kerja adalah beban yang diterima
Perawat dalam melaksanakan
pekerjaannya. Beban tersebut dapat berupa beban eksternal maupun beban internal. Mengukur berat ringan beban kerja secara fisik dan mental dengan mengukur denyut nadi. Setiap obyek dilakukan 3 (tiga) kali pengukuran pada shift pagi yaitu sebelum bekerja pada pukul 8.00 wib dan sesudah bekerja pada pukul 15.00 wib selama 3 hari secara manual memakai Stop watch.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
41
Beban kerja dikategorikan berdasarkan jumlah nadi kerja permenit berdasarkan teori Christensen.
Tabel.3.1. Kategori Beban Kerja Beban Kerja
Denyut nadi (nadi jantung)
Ringan
75-100
Sedang
101-125
Berat
126-150
Sangat Berat
151-175
Sumber; Christensen ,1991 2. Ruang Rawat Inap adalah tempat perawatan pasien rawat inap yang terdiri dari ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam. 3. Stress kerja adalah respon adaptif, penyesuaian diri terhadap tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan pekerjaan pada Perawat. 4. Perawat adalah Tenaga kesehatan non medis
yang bertugas di ruang
perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruang perawatan penyakit dalam. 3.10. Jalannya Penelitian Jalannnya penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu persiapan penelitian , pelaksanaan penelitian dan pengolahan data.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
42
1. Tahap Persiapan Penelitian (a) Pembuatan alat ukur stress kerja. Alat ukur stress kerja dibuat dengan cara menyusun item-item dengan 4 alternatif jawaban berdasarkan skala likert yaitu tidak pernah (skor 1, kadang-kadang (skor 2), sering (skor 3) dan seringkali (skor 4). (b) Uji Coba Alat Ukur Peneliti membuat 100 item komponen stress kerja, daftar pertanyaan selanjutnya diuji cobakan pada responden, pada siapa alat ukur akan diterapkan. Jumlah responden untuk try out adalah 20 orang. Tujuan uji coba untuk meyakinkan peneliti bahwa pertanyaan dapat dimengerti oleh responden dan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dibuat memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, dengan kisi-kisi sebagaiberikut Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kisi-kisi Variabel Stress Kerja VARIABEL
SUB VARIABEL
ITEM
1
2
3
Stress Kerja
1.Gejala psikologi - Kecemasan ,ketegangan - Bingung ,marah ,sensitif - Memendam perasaan - Komunikasi tidak efektif - Menurunnya fungsi intelektual - Mengurung diri,ketidak puasan bekerja - Depresi,kebosanan dan kelelahan mental - Merasa terasing dan mengasingkan dirinya - Kehilangan daya konsentrasi - Kehilangan spontanitas dan kreativitas - Kehilangan semangat hidup,menurunnya harga diri dan kepercayaan diri
12,15,20,55 7,8,28 2,11,51 9,10,14 17,50 18 1,5,7 23 3,4 21,34,53 19,29
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
43
2.Gejala Fisik - Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah - meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin - Gangguan gastrointestinal,misalnya gangguan lambung - Mudah terluka, kematian, gangguan kardiovaskular - Mudah lelah secara fisik,gangguan pernafasan - Lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit - kepala pusing ,migrain,kanker - ketegangan otot,problem tidur. 3.Gejala Perilaku - Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas - Penurunan prestasi dan produktifitas - Meningkatnya pnggunaan minuman keras dan mabuk - Perilaku sabotase - Meningkatnya frekuensi absensi - Perilaku makan yang tidak normal - Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan - Kecendrungan perilaku yang berisiko tinggi seperti ngebut dan main judi - Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas - Penurunan kualitas interpersonal dengan keluarga dan teman - Kecenderungan bunuh diri, jika melihat banyaknya pekerjaan di ruangan
22,25,48,54,56,60 23,44 58,63 43 45,46 26,40,46 30,33,65 29,25 27,49 30,31 32,62 36,59,63 57 41 38,52 37 39 13,16 42
c. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah kuesioner diuji cobakan pada 20 responden, maka dilakukan uji validitas dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Pengujian
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
44
reliabilitas yang dilakukan pada butir-butir yang telah valid dengan menggunakan uji keandalan L. Cronbach dengan taraf signifikan α =5%. Validitas item minimal 0,30 dan Cronbach Alpha 0,70. Dari uji coba ternyata terdapat 65 item pernyataan yang valid dengan nilai validitas 0,30 - 0,89. selanjutnya dilakukan uji reliabilitas terhadap 65 item yang valid, dengan menggunakan Cronbach alpha. Dari pengujian reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,98 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Sidikalang pada bulan Juni – Juli 2007. Dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap: a. Menentukan kriteria responden sesuai dengan kriteria inklusi. b. Berdasarkan kriteria inklusi didapat 30 responden dari 60 perawat yang bekerja di ruangan bedah, ruangan anak, ruangan kebidanan dan ruangan penyakit dalam. c. Melakukan pengambilan data dengan pengukuran denyut nadi sebelum dan Sesudah bekerja selama 3 hari untuk mengukur beban kerja. Yaitu pada tanggal 20 Juni 2007 dengan jumlah pasien 40 orang yaitu pada ruangan bedah 12 orang, ruangan anak 6 orang, penyakit dalam 13 orang dan ruangan kebidanan 9 orang. Tanggal 1 Juli 2007 dengan jumlah pasien 58 orang yang terdiri dari ruangan bedah 15 orang, ruangan anak 13 orang ,ruangan penyakit dalam 10 orang dan ruangan kebidanan 10 orang, Tanggal 5 Juli 2007 dengan jumlah pasien 60 orang, pada ruangan bedah 17 orang, ruangan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
45
anak 13 orang, ruangan penyakit dalam 15 orang dan ruangan kebidanan 15 orang. d. Pengambilan data stress kerja dengan menggunakan kuesioner stress kerja. 3.Tahap penyelesaian Setelah data terkumpul peneliti melakukan pemeriksaan terhadap tiap pertanyaan untuk stress kerja dan melihat apakah semua pertanyaan sudah diisi. kemudian data di entri. Data pengukuran denyut nadi dan data stress kerja yang didapat dihitung rata-ratanya dan dibuat klasifikasi skor. Untuk denyut nadi menggunakan cara Christensen (1991) yaitu Ringan skor 75-100 (denyut /menit), sedang 100-125, berat 125-150. Sedangkan klasifikasi stress kerja ringan 65- 130, sedang 131-195 dan stress berat 196 – 240. Data yang diolah atau dianalisis merupakan suatu informasi yang siap dievaluasi dan diinterprestasi dalam bentuk tabel.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
46
3.11. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 3.3. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : No
Kegiatan
1
Penelusuran pustaka
2
Studi pendahuluan
3
Konsultasi Judul dengan Ketua Program
4
Konsultasi pembimbing
5
Pengurusan Adminstrasi peneltian
6
Persiapan bahan kolokium
7
Kolokium
8
Persiapan alat dan bahan
9
Pengumpulan data
10
Pengolahan data dan analisa
11
Penyusunan laporan Tesis
12
Seminar hasil /sidang meja hijau
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni Juli
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kabupaten Dairi terletak di bagian barat laut propinsi Sumatera Utara, secara administratif berbatasan dengan : - Sebelah Utara
: Kabupaten Karo
- Sebelah Timur
: Kabupaten Samosir
- Sebelah Selatan
: Kabupaten Pakpak Bharat
- Sebelah Barat
: Kabupaten Aceh Darussalam
Wilayah Kabupaten Dairi mempunyai luas 1.916,25 km², yaitu sekitar 4,39 % dari luas Propinsi Sumatera Utara. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari dataran tinggi yang terletak antara 98°00" - 98°30" dan 2°15" - 3°10" LU. Sebagian besar tanahnya gunung – gunung dan berbukit – bukit, dengan iklim hujan tropis. Jumlah penduduk menurut Data Statistik Dairi Tahun 2005 sebanyak 307.870 jiwa orang. Penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku yaitu Suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Aceh, Jawa, Padang dan sebagainya. Mata pencaharian penduduk pada umumnya petani namun sebagian kecil pegawai, pedagang.
47 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
48
4.2. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang adalah rumah sakit pemerintah kelas atau tipe C, terletak pada lokasi seluar 21.000 m² dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 60 unit. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang terletak Kota Sidikalang sebagai Ibukota Kabupaten Dairi. Cakupan pelayanan kesehatan RSUD Sidikalang meliputi Kabupaten Dairi, Kab. Pakpak Bharat, Aceh Singkil dan masyarakat diperbatasan Humbahas. Susunan Organisasi RSUD Sidikalang berdasarkan Perda No. 5 Th 1995, terdiri dari : 1. Direktur RSUD Sidikalang 2. Subbag Kesekretariat & Rekam Medik terdiri dari : a. Urusan Umum b. Urusan Personalia c. Urusan Rekam Medis d. Urusan PPL 3. Subbag Keuangan dan Program a. Urusan Pembendaharaan b. Urusan Mobilisasi dana c. Urusan Vertifikasi dana d. Urusan Program
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
49
4. Seksi Pelayanan a. Sub. Seksi Pelayanan I b. Sub. Seksi Pelayanan II 5. Seksi Keperawatan a. Sub. Seksi Perawatan I b. Sub. Seksi Perawatan II 6. Kelompok Jabatan Fungsional a. Instalasi Farmasi b. Instalasi Laboratorium c. Instalasi Gizi d. Instalasi Sarana Kesehatan e. Instalasi Radiologi f. Instalasi Perawatan Jenazah g. Komite Medik Ketenagaan di RSUD Sidikalang berdasarkan data per 31 Desember 2006 untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Sidikalang adalah sebanyak 190 orang. terdiri dari PNS, PTT dan Honorer Komposisi SDM tersebut berdasarkan strata pendidikan adalah : - Magister ( S – 2 )
:
1 Orang
- Dr Spesialis
:
6 orang
(Bedah 2 org, Obgyn 2 org,Penyakit dalam 1 org, Anak 1 org) - Dr Umum
:
6 orang
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
50
- Dr Gigi
:
2 orang
- Sarjana kesehatan, Apoteker ,SH
:
9 Orang
- Sarjana Muda
:
50 Orang
- SLTA / SPK
:
99 Orang
- SLTP
:
15 Orang
- SD
:
2 org
Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Dairi sesuai dengan Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
yaitu ”Terwujudnya Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan Paripurna pada tahun 2015”. RSUD Sidikalang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah di Kabupaten Dairi yang mengadakan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, dan turut serta mendukung program pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat Kebutuhan akan pelayanan kesehatan di RSUD Sidikalang pada tahun-tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan. Data tahun 2005 jumlah kunjungan (rawat inap dan rawat jalan ) ke RS sebanyak 17.068 orang pada Tahun 2006 jumlah kunjungan menjadi ; 31.304 org terjadi peningkatan kunjungan sekitar 98%. Walaupun terjadi peningkatan kunjungan di RSUD Sidikalang sebenarnya cakupan pelayanan kesehatan masih rendah dibandingkan jumlah penduduk kabupaten Dairi yaitu hanya melayani 10 % dari 307.870 jiwa (statistik 2005) Tetapi untuk angka pemanfaatan tempat tidur (pasien rawat inap) terjadi peningkatan dari 40 % tahun 2005 menjadi 64 % tahun 2006 data ini sudah diatas angka nasional yaitu BOR 60% , artinya masyarakat Dairi sudah memanfaatkan RSUD Sidikalang sebagai tempat pelayanan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
51
perawatan kesehatan mereka. Ini merupakan tantangan untuk itu RSUD Sidikalang supaya harus berbenah diri untuk mencapai tujuan dan sasarannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Dairi. Pelayanan untuk masyarakat miskin di RSUD Sidikalang terjadi peningkatan tahun 2005 pasien yang dilayani hanya 1946 orang,tahun 2006 menjadi 11.260 orang .(peningkatan lebih dari 100 %). BOR tahun 2006 RSUD sebanyak 64 %,berarti hanya 40-45 tempat tidur yang terisi setiap hari dari 60 yang tersedia.,masih ada tempat tidur yang tidak termanfaatkan setiap hari. RSUD Sidikalang berupaya meningkatkan pelayanan untuk mengurangi angka rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi dan meningkatkan upaya rujukan dari tingkat bawah seperti rujukan dari puskesmas-puskesmas di Kabupaten Dairi,sehingga mereka tidak langsung mengirim pasien kerumah sakit lain misalnya ke Medan atau kekabupaten lain.. Menurut keadaan tahun 2006 data tindakan yang terbanyak dilayani di RSUD Sidikalag adalah kasus-kasus pelayanan di kamar bedah,sehingga akan memerlukan peralatan bedah ,ruangan bedah serta SDM yang trampil selain juga diperlukan peralatan kesehatan lainnya yang mendukung kegiatan tersebut. Rumah sakit merupakan organisasi padat karya, profesi,fungsi ,teknologi dan modal. RSUD Sidikalang sebagai RS klas C harus mempunyai pelayanan Spesialis empat dasar ditambah dengan Spesialis Patologi Klinik, Spesialis Anestesi dan Spesialis Radiologi,selain itu diperlukan juga Spesialis lain seperti THT, Mata, Paru ,Kulit Kelamin dan sebagainya.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
52
Walaupun adanya peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, ternyata tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan rumah sakit.Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah banyaknya pasien gakin yang dilayani ,dan juga karena banyaknya tagihan yang diterima pada unit pelayanan yang tidak disetor petugas ke kasir. Terjadinya peningkatan pelayanan di poliklinik gigi karena tersedianya peralatan kesehatan gigi dan mulut yang canggih, seperti panoramic dental Xray, Xray dental mobile dan alat kesehatan gigi lainnya.
A. Hasil Penelitian 4.3. Identitas Responden Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden pada kelompok umur 25-31 tahun yaitu 16 orang (53,3%), seluruhnya jenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan D.III (Akademi keperawatan ) sebanyak 17 orang (56,7%), status kawin sebanyak 27 orang (90,0%), masa kerja 2-7 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), dan ruangan (tempat kerja) di ruang perawatan anak sebanyak 9 orang (30,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
53
Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang No A 1 2 3 B C
D
E
Identitas Responden Umur (Tahun) 25-31 32-38 39-45 Jumlah
53,3 20,0 26,7 100,0
Jumlah
30 30
100,0 100,0
Jumlah
13 17 30
43,3 56,7 100,0
Jumlah
27 3 30
90,0 10,0 100,0
Jumlah
14 7 9 30
46,7 23,3 30,0 100,0
Jumlah
6 9 7 8 30
20,0 30,0 23,3 26,7 100,0
Pendidikan 1 SPK 2 D.III Status Perkawinan 1 Kawin 2 Belum Kawin Masa Kerja (Tahun) 1 2–7 2 8 – 13 3 14 – 19 1 2 3 4
Persen
16 6 8 30
Jenis Kelamin 1 Perempuan
F
Jumlah
Ruangan Bedah Anak Kebidanan Penyakit Dalam
4.4. Beban Kerja Perawat Beban kerja dapat berupa beban eksternal maupun beban internal yang diukur berdasarkan denyut nadi responden dengan kategori Ringan, Sedang, Berat dan Sangat Berat. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% responden di ruang perawatan bedah mempunyai beban kerja kategori sedang (denyut nadi 100-125/menit). Demikian juga responden di ruang perawatan anak sebesar 77,8% responden
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
54
mempunyai beban kerja kategori sedang, di ruang perawatan kebidanan sebesar 71,4% responden mempunyai beban kerja kategori sedang, dan seluruh responden di ruang perawatan penyakit dalam seluruhnya mempunyai beban kerja kategori sedang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2.Distribusi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang No A 1 2 3 B 1 2 3 C 1 2 3 D 1 2 3
Beban Kerja Ruang Perawatan Bedah Berat Sedang Ringan Jumlah Ruang Perawatan Anak Berat Sedang Ringan Jumlah Ruang Perawatan Kebidanan Berat Sedang Ringan Jumlah Ruang Perawatan Penyakit Dalam Berat Sedang Ringan Jumlah
Jumlah
Persen
0 5 1 6
0,0 83,3 16,7 100,0
0 7 2 9
0,0 77,8 22,2 100,0
0 5 2 7
0,0 71,4 28,6 100,0
0 8 0 8
0,0 100,0 0,0 100,0
4.5. Stress Kerja Perawat Indikator yang digunakan dalam pengukuran stress kerja adalah gejala stress menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku yang dikembangkan dalam 65 item pertanyaan dengan kategori Ringan, Sedang dan Berat.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
55
Hasil penelitian menunjukkan 66,7% responden di ruang perawatan bedah mempunyai stress kerja kategori sedang,
demikian juga responden di ruang
perawatan anak sebesar 55,6% responden mempunyai stress kerja kategori ringan, di ruang perawatan kebidanan sebesar 57,1% responden mempunyai stress kerja kategori ringan, sedangkan di ruang perawatan penyakit dalam sebesar 50,0% responden mempunyai stress kerja kategori ringan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3. Distribusi Stress Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang No A 1 2 3 B 1 2 3 C 1 2 3 D 1 2 3
Stress Kerja Ruang Perawatan Bedah Berat Sedang Ringan Jumlah Ruang Perawatan Anak Berat Sedang Ringan Jumlah Ruang Perawatan Kebidanan Berat Sedang Ringan Jumlah Ruang Perawatan Penyakit Dalam Berat Sedang Ringan Jumlah
Jumlah
Persen
0 4 2 6
0,0 66,7 33,3 100,0
1 3 5 9
11,1 33,3 55,6 100,0
1 2 4 7
14,3 28,6 57,1 100,0
1 3 4 8
12,5 37,5 50,0 100,0
Mengacu pada item-item pertanyaan tentang stress kerja pada perawat yang menjadi respoden dapat dilakukan telaah tentang kondisi atau tingkat stress berdasarkan gejala psikologis, gejalan fisik, dan gejala perilaku sebagai berikut:
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
56
4.6.1. Gejala Psikologis Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala psikologis cukup bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian besar (12 orang; 40,0%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali mengalami kecemasan, ketegangan, bingung dan keinginan untuk marah, memendam perasan, komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung diri,ketidak puasan bekerja, depresi,kebosanan dan kelelahan mental, merasa terasing dan mengasingkan dirinya, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat hidup, dan menurunnya harga diri dan kepercayaan diri.
4.6.2. Gejala Fisik Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala fisik cukup bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian besar (16 orang; 53,3%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali mengalami meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin, gangguan gastrointestinal,misalnya gangguan lambung, mudah terluka, kematian, gangguan kardiovaskular, mudah lelah secara fisik,gangguan pernafasan,
lebih
sering
berkeringat,gangguan
pada
kulit,
kepala
pusing
,migrain,kanker, dan mengalami ketegangan otot serta problem tidur.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
57
4.6.3. Gejala Perilaku Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala fisik cukup bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian besar (14 orang; 46,7%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali ; menunda atau menghindari
pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktifitas,
meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal, kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut dan main judi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas interpersonal dengan keluarga dan teman, serta kecenderungan bunuh diri, jika melihat banyaknya pekerjaan di ruangan.
4.6.Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang Berdasarkan hasil uji statistik korelasi Product moment hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut: Tabel 4.4. Korelasi antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang Ruangan Bedah Anak Kebidanan Penyakit Dalam
Jumlah Perawat 6 9 7 8
Koefisien Korelasi 0,885 0,705 0,756 0,797
Signifikansi 0,019 0,034 0,049 0,018
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
58
a. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Bedah Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, diperoleh sebesar 0,885. Uji statistik diperolah hubungan signifikan p=0,019<0,05. Hal ini menunjukkan beban kerja dari perawat di ruang perawatan bedah berkorelasi positif dengan terjadinya stress kerja. b. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Anak Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan anak, diperoleh sebesar 0,705. Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,034<0,05. Hal ini menunjukkan beban kerja dari perawat di ruang perawatan anak berkorelasi positif dengan terjadinya stress kerja. c. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Kebidanan
Perawatan
Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan, diperoleh sebesar 0,756. Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,049<0,05. Hal ini menunjukkan beban kerja dari perawat di ruang kebidanan berkorelasi positif dengan terjadinya stress kerja. d. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Penyakit Dalam Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan penyakit dalam, diperoleh sebesar
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
59
0,797. Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,018<0.05.
Hal ini
menunjukkan beban kerja dari perawat di ruang perawatan penyakit dalam berkorelasi positif dengan terjadinya stress kerja. Secara keseluruhan beban kerja berhubungan signifikan dan positif dengan stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, anak, kebidanan, dan penyakit dalam, namun tingkat hubungan yang bervariasi.
4.7.Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova perbedaan Beban Kerja Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5. Hasil Uji Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang Ruangan Bedah Anak Kebidanan Penyakit
Jumlah 6 9 7 8
Mean 110,2 105,9 110,7 114,8
Range 98-120 99-110 99-119 101-124
Signifikansi 0,173
Sebelum dilakukan uji perbedaan maka dilakukan lebih dahulu uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov baik untuk variabel beban kerja dan stress kerja
dengan
hasil asymp.sign
sebesar p=0,599>0,05
(beban
kerja)
dan
p=0,220 > 0,05 (stress kerja).
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
60
Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat beban kerja antara perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah, perawatan anak, perawatan kebidanan dan perawatan penyakit dalam, dengan nilai asymp.sign sebesar p=0,173 > 0,05, artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan beban kerja yang nyata pada perawat yang bekerja pada ruang perawatan yang berbeda. Berdasarkan tabel 4.5.diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) beban kerja perawat pada ruang perawatan penyakit dalam yang paling tinggi, yaitu sebesar 114,8 sedangkan yang paling rendah pada ruang perawatan anak. Perbedaan rata-rata beban kerja tersebut terkait dengan jumlah perawat yang berbeda pada setiap ruang perawatan serta kondisi penyakit serta karakteristik pasien yang dihadapi.
4.8. Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova perbedaan Stress Kerja Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut: Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang Ruangan Bedah Anak Kebidanan Penyakit Dalam
Jumlah 6 9 7 8
Mean 195,3 190,9 195,6 190,4
Range 161-231 103-249 99-241 103-249
Signifikansi 0,991
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
61
Sebelum dilakukan uji perbedaan maka dilakukan lebih dahulu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov baik untuk variabel beban dan stress kerja dengan hasil asymp.sign sebesar p=0,599 > 0,05 (beban kerja) dan p=0,220 > 0,05 (stress kerja). Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat stress kerja antara perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah, perawatan anak, perawatan kebidanan dan perawatan penyakit dalam, dengan nilai asymp.sign sebesar p=0,991 > 0,05, artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan stress kerja yang nyata pada perawat yang bekerja pada ruang perawatan yang berbeda. Berdasarkan tabel 4.6. diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) stress kerja perawat pada ruang perawatan kebidanan yang paling tinggi, yaitu sebesar 195,6 sedangkan yang paling rendah pada ruang perawatan penyakit dalam. Perbedaan ratarata stress kerja tersebut terkait dengan jumlah perawat yang berbeda pada setiap ruang perawatan serta kondisi penyakit serta karakteristik pasien yang dihadapi.
B. Pembahasan 4.9. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat Berikut ini diuraikan hubungan beban kerja dengan stress kerja pada ruang ruang perawatan bedah, anak, kebidanan, dan penyakit dalam.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
62
4.9.1. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Bedah Perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah mempunyai beban kerja yang lebih membutuhkan ketelitian dan kecermatan dibandingkan perawat di ruang perawatan lainnya. Dengan kondisi prosedur kerja yang ketat dan kondisi pasien yang membutuhkan penanganan yang lebih ekstra dibandingkan pasien lainnya memungkinkan terjadinya stress kerja pada diri perawat. Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,019 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup kuat sebesar 0,885. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan bedah menunjukkan kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diikuti dengan peningkatan stress kerja., dengan demikian hipotesa diterima. Sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah ditetapkan oleh Depkes (1994), beban pada ruangan perawatan bedah, harus menyiapkan perlengkapan alatalat atau obat-obat yang dibutuhkan pasien sebelum dan sesudah operasi menyiapkan kebutuhan untuk pasien yang mau operasi, memelihara kebersihan dan merawat pasien sesudah operasi dan melaksanakan administrasi. Hasil penelitian ini didukung penelitian Suciari (2006) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain pramu kamar. Persentase yang mengalami keluhan Low Back Pain dari pramu kamar dengan kategori beban kerja berat sekali mencapai 100%, sedangkan beban kerja kategori
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
63
berat mencapai 79%, dan beban kerja sedang mencapai 30%. Beban kerja perawat antara lain seperti beban kerja pramu kamar. Beberapa aspek yang menunjukkan beban kerja pada ruang perawatan bedah adalah kelelahan yang dirasakan setelah merapikan tempat tidur pasien, leher atau otot punggung perawat menjadi kaku yang dapat mengakibatkan peregangan otot (low back pain) yang merupakan gejala fisik pada stress kerja.
4.9.2. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Anak Pelayanan keperawatan di ruang perawatan anak secara spesifik harus memperhatikan karakteristik daripada anak-anak yang menjalani perawatan. Meskipun secara umum pelayanan keperawatan harus memperhatikan karaktersitik setiap pasien, namun pasien anak-anak tentunya mempunyai beberapa aspek tertentu yang harus diperhatikan sesuai dengan kondisi perkembangan pada masa atau kelompok umur anak. Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan anak, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,034 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup kuat sebesar 0,705. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan anak menunjukkan kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan stress kerja, dengan demikian hipotesa diterima. Uraian tugas perawat di ruang perawatan anak yang di tetapkan Depkes (1994), bahwa pada ruang perawatan anak, perawat harus mempunyai keterampilan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
64
khusus atau spesialistik tentang penanganan perawatan anak misalnya pemasangan infus pada pasien anak berbeda seperti pada dewasa, mengkaji kebutuhan pasien, mengamati keadaan dan mengevaluasi perkembangan pasien,melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien, mencatat perkembangan pasien dan kegiatan administrasi ruangan. Hal ini didukung oleh penelitian Jauhari (2005) bahwa standar beban kerja perawat senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien harus diupayakan kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja yang ada.
4.9.3. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Kebidanan Beban kerja di ruangan kebidanan adalah menerima dan merawat pasien yang akan bersalin, menyiapkan fasilitas kebutuhan pasien, mengamati keadaan pasien, menjaga
kebersihan
pasien,
melaksanakan
tindakan
keperawatan,
menjalin
komunikasi dengan pasien dan melaksanakan administrasi kebidanan. Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,049 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup kuat sebesar 0,756. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan menunjukkan kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan stress kerja dengan demikian hipotesa diterima..
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
65
Secara umum stres kerja dipengaruhi oleh banyak faktor selain beban kerja, seperti yang disebutkan dalam penelitian Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja dan perasaan kelelahan menyimpulkan adanya hubungan beban kerja di tempat kerja dengan kelelahan kerja yang merupakan gejala fisik stress kerja, artinya semakin berat beban kerja di tempat kerja maka semakin tinggi tingkat stress kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa variabel yang berhubungan dengan beban kerja adalah tempat bekerja, jenis pekerjaan, serta beban mental.
4.9.4. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Berdasarkan uraian tugas perawat di ruangan penyakit dalam adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien, perawat menyiapkan fasilitas dan peralatan yang di butuhkan di ruangan seperti peralatan emergensi, memelihara kebersihan pasien, komunikasi dengan pasien, melakukan tindakan pengobatan, melakukan penyuluhan kepada pasien mengenai penyakitnya dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindar penularan penyakit. Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan penyakit dalam, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,018 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup kuat sebesar 0,797. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan menunjukkan kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan stress kerja, dengan demikian hipotesa diterima.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
66
Sesuai penelitian Iswanto (2001) tentang hubungan stress kerja, kepribadian dan kinerja yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara stress kerja dengan kinerja. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kepribadian memberikan kontribusi terhadap hubungan stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress paling tinggi akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja yang semakin menurun. 4.10. Perbedaan Beban Kerja setiap Ruangan Tingkat beban kerja pada masing-masing ruangan tidak berbeda secara signifikan p=0,173 > 0,05, hal ini dilihat dari nilai rata-rata (mean) beban kerja yang diukur dari denyut nadi perawat tidak jauh berbeda pada masing-masing ruangan. Pada ruang bedah rata-rata beban kerja sebesar 110,167, ruang perawatan anak sebesar 105,889, ruang perawatan kebidanan sebesar 110,714, ruang perawatan penyakit dalam sebesar 114,875. Berdasarkan angka rata-rata tersebut menunjukkan beban kerja pada masing-masing ruangan hampir sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar (1993) bahwa beban perawat pada ruangan perawatan
adalah
menyelamatkan kehidupan dan mencegah kecacatan
sehingga pasien dapat hidup. Sesuai penelitian Nurhayati (1996) tentang pengukuran beban psikologis kerja dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3 komponen variabilitas denyut jantung yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian biologis. Yang terendah berhubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur, komponen tengah dipercaya berasosiasi dengan pengaturan tekanan darah, sedangkan yang
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
67
ketiga berkesesuaian dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukkan variasi yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan. Kekuatan komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti variabilitas denyut jantung berkurang pada level pembebanan yang tinggi, dengan demikian hipotesa ditolak. Tidak adanya perbedaan secara signifikan beban kerja ini harus dipertahankan karena menurut pendapat Manuaba (2000), akibat beban kerja yang terlalu berat atau yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi–reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja. 4.11. Perbedaan Stress Kerja Perawat setiap Ruangan Tingkat stress kerja pada masing-masing ruangan tidak berbeda secara signifikan p=0,991 > 0,05, hal ini dilihat dari nilai rata-rata (mean) stress kerja yang diukur dari 65 item pertanyaan yang mencakup kegiatan atau uraian tugas masingmasing ruang perawatan tidak jauh berbeda. Pada ruang bedah rata-rata tingkat stress kerja sebesar 195,33, ruang perawatan anak sebesar 190,89, ruang perawatan
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
68
kebidanan sebesar 195,57, ruang perawatan penyakit dalam
sebesar 190,38.
Berdasarkan angka rata-rata tersebut menunjukkan stress kerja pada masing-masing ruangan hampir sama, dengan demikian hipotesa ditolak. Apabila dikaitkan dengan tingkat beban kerja dan stress kerja pada masing-masing ruang perawatan (hasil One Way Anova) yang menunjukkan beban kerja dan stress kerja yang tidak berbeda secara nyata, namun perbedaan jumlah perawat pada masing-masing ruang perawatan, serta karakteristik pasien yang dihadapi menyebabkan terjadinya beberapa perbedaan beban kerja maupun stress kerja meskipun perbedaannya tidak begitu besar. Dalam setiap ruang rawat inap terdapat perbedaan jenis pasien yang berdampak pada kondisi dan beban kerja yang berbeda. Untuk itu perawat harus peran sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif serta memiliki wawasan yang luas dengan motivasi kerja keras, cerdas, iklas dan kerja berkualitas. Jenis pasien yang dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dapat dipandang sebagai tuntutan terhadap pelayanan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik maka akan berakibat terjadinya stress kerja (Ed Boenisch dkk, 2004).
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Beban kerja pada ruang perawatan bedah berada pada kategori sedang (83,3%), ruang perawatan anak pada kategori sedang (77,8%), ruang perawatan kebidanan pada kategori sedang (71,4%), dan ruang perawatan penyakit dalam seluruhnya pada kategori sedang (100,0%). 2. Stress kerja pada ruang perawatan bedah berada pada kategori sedang (66,7%), ruang perawatan anak pada kategori ringan (55,6%), ruang perawatan kebidanan pada kategori ringan (57,1%), dan ruang perawatan penyakit dalam pada kategori ringan (50,0%). 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di ruang perawatan bedah RSUD Sidikalang dengan koefisien korelasi sebesar (r= 0,885 dan p=0,019). 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di ruang perawatan anak RSUD Sidikalang (r= 0,705 dan p=0,034) 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di ruang perawatan kebidanan RSUD Sidikalang (r= 0,756 dan p=0,049). 6.
Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di ruang perawatan penyakit dalam RSUD Sidikalang (r= 0,797 dan p=0,018)
68
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
69
7. Perbedaan beban kerja perawat di antara ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam tidak berbeda nyata (p=0.173). 8. Perbedaan stress kerja perawat di antara ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam tidak berbeda nyata (p=0.991). 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka sebagai saran yang direkomendasikan sebagai berikut : 1. Perlu dipertahankan beban kerja yang sedang
pada perawat dengan
melakukan upaya sistem rotasi bagi perawat di ruang perawatan RSUD Sidikalang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat apabila bekerja pada satu ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menimbulkan stress kerja. 2. Tingkat stress kerja yang sedang agar diminimalisasi dan tingkat stress kerja yang ringan agar dipertahankan pada perawat dengan meningkatkan kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan beban internal dan beban eksternal yaitu memisahkan beban kerja pada keluarga (rumah) dengan beban kerja pada saat melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang terkait dengan stress kerja perawat di rumah sakit, misalnya kesesuaian peralatan (ergonomi) di ruang perawatan.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga,P.,”Psikologi Kerja”.Penerbit Rineka Cipta.Jakarta, 2001. Arwani,dkk “ Manajemen Bangsal Keperawatan “ Kedokteran ECG,2004 Astrand,P,and Rodahl.K., “Work Phsychology”. Academic Press Inc New york.1980. Azwar,A.”Tantangan Pendanaan Unit Gawat Darurat”. Majalah Kedokteran Indonesia.Volume 43.Nomor 3.Maret. 1993 Badra,Wayan. “ Hubungan Antara Stres Kerja dan Motivasi Dengan Kinerja Dosen Tetap Pada Akper Sorong” Tesis Program Pasca Sarjana UGM Bambang,H.G,.”Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Depkes” Kesehatan dan Keselamatan kerja. Kumpulan Makalah Seminar K3 RS Persahabatan 2000- 2001,Penerbit Universitas Indonesia ,2002. Beehr,dan J.Newman.” Penelitian Stress Kerja,”E-psikologi .com .Team e Psikologi.InformasiOnline.jakarta,1987 Depkes RI, “Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Depkes RI, ”Standar Sarana Pelayanan kesehatan ”.Dirjen Yan Medik ,Dep Kes Jakarta, 1996 Depkes RI,” Pedoman Uraian Tugas Tenaga Perawatan Di Rumah sakit ” Direktorat Rumah sakit dan Pendidikan Drjen Yan medik , Depkes Dharma Wangsa, Jakarta 1993. Dwiyanti,E. “Stress Kerja di Lingkungan DPRD ;Studi Tentang Anggota DPRD Di Kota Surabaya,Malang Dan Kabupaten Jember”.Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik. FKM Universitas Airlangga,Surabaya 2001. Ed Boenisch,dkk ” The Stres Owner’s Manual, Meaning,Balance & Health in Your Life, Menggapai Keseimbangan Hidup” ,Gramedia ,Jakarta 2004 Frasser, “Stress dan Kepuasan Kerja”, PT Pustaka Binawan Pressindo,Jakarta 1992. Grandjean,E.” Fitting the Task To The man” Text book of Occupational Ergonomic 4 th Edition Taylor dan Franc Philadelpia,1988. Hamid,A.Y.”Rencana Strategik Keperawatan” PPNI ,2001
70 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
71 Handoyo , “Stress pada Masyarakat Surabaya” Jurnal Insan Medik Psikologi 3:61- 74.Fakultas Psikologi Universitas Airlangga,2001. Hasyim,Hamzah “ Manajemen Hiperkes dan Keselamatan kerja di RS”,(Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Intitusi Sarana Kesehatan) PPK.Vol .08/0.2/Juni.2005. Ilmi,Bahrul. ”Pengaruh Stress Kerja terhadap prestasi Kerja dan Identifikasi Manajemen Stress yang Digunakan Perawat di ruang rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin”. Tesis program Pasca Sarjana Universitas airlangga Surabaya , 2003 Jakarta 1994 Jauhari. “Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005.” Tesis Pascasarjana Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005. Leila,G. ”Stress dan kepuasan Kerja ,” Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi USU,USU Digital Library ,2002 Lubis,H.S,.” Stress Kerja ” Modul Kuliah Program Ilmu kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja, 2006 Manuaba,A. ”Ergonomi, kesehatanan Keselamatan Kerja. Dalam Wygnyosoebroto.S. & Wiranto, S.E. ”Eds.Proceeing Seminar Nasional Ergonomi PT. Guna Widya.Surabaya ,2000 Minner,J.B., ” Industrial Organizational Psychology.” New York. Mc Graw Hill,1992. Munandar, A.S, “ Stress dan Keselamatan Kerja “Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia,2001 Nasution,H.R.,”Modul USU,2000
Kuliah
Psikologi
Industri
”Program
Pascasarjana
Nurhayati, ” Pengukuran Beban Psikologis Kerja Dalam Sistem kerja Dan Ergonomi Industri”.Karya ilmiah.Fakultas Tehnik USU,Medan 1996. Nurmiati, A. ”Stres dan Hubungan dengan Gangguan Kardiovascular” Jiwa, Majalah Psikiatri, tahun XXXII, no. 4.Yayasan Kesehatan Jiwa Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.Surat Keputusan Menteri Kesehatan”, no; 1202/Menkes/SK/VIII/2003,Jakarta .Dep Kes 2003.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
72 Quick,James Campbell,et al ” Preventive Stress Management In Organization Washington. Amarican Psychologycal Association. 1997 RS Sidikalang, ”Profil RSUD Sidikalang Tahun 2006”. Singarimbun,Chrisman. ” Stres Kerja dan Beberapa Faktor Yang mempengaruhi Pekerja Perempuan Industri Ply wood PT Ketapang Indah Plywood Pontianak Kalimantan Barat”. Tesis Program Pascasarjana UGM Yogyakarta ,2004 Smet, ” Psikologi Kesehatan ” Jakarta Grasindo Widiasarana Indonesia, 1994 Suciari,Tetra ” Analisis Postur Kerja dan Beban Kerja Pramu Kamar Terhadap Keluhan Low Back Pain di Hotel X ,Medan ”. Tesis Sekolah Pasca Sarjana USU ,2006 ( Tidak dipublikasikan) Suma’mur,P.K.” Higiene Perusahaan PT.Gunung Agung,Jakarta 1984
dan
Kesehatan
Kerja ”
Penerbit
Tarwaka,dkk,” Ergonomi untuk Kesehatan,Keselamatan Kerja dan Produktivitas ” Penerbit UNIBA PRESS, Jakarta 2004 Yogyakarta, 2004 Wydyastuti,P. “Manajemen EGC,Jakarta 1999.
Stres,National
Safety
Councli”.
Kedokterran
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Lampiran-1 Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Dairi Direktur RSUD Sidikalang
Seksi Keperawatan
Seksi Pelayanan
Sub. Bag. Kesek Dan rekam Medis
Sub. Bag. Keuangan dan Program
Sub. Seksi Perawatan I
Sub. Seksi Pelayanan II
Urusan Kepegawaian
Urusan Perbendaharaan
Sub. Seksi Perawatan II
Sub. Seksi Pelayanan II
Urusan R. Tangga
Urusan Mobilisasi Dana
Urusan Rekam Medik
Urusan Verifikasi
Urusan Penyusunan Program dan Laporan
Urusan Program
Komite Medis
Staf Medis Fungsional
Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Gawat Darurat Instalasi Radiologi Instalasi Farmasi Instalasi Gizi Instalasi Bedah Sentral I.P.S.R.S Instalasi Laboratorium Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Lampiran -2
KUESIONER Identitas Responden Nama : Umur : thn Jenis kelamin : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Masa Kerja : thn Tempat bekerja di ruangan : Status Gizi : Petunjuk Pengisian a. Berilah tanda X (silang pada lembar jawaban yang ada pilih) b. Apabila anda selesai,periksalah kembali jawaban anda,jangan sampai ada yang terlewati,kerahasian jawaban anda tetap kami jaga. Petunjuk untuk mengerjakan kuesioner Jika anda tidak pernah merasakan berarti anda memilih TP Jika anda kadang-kadang atau sekali-sekali merasakannya berarti anda memilih KD Jika anda sering lebih dari tiga kali merasakannya berarti anda memilih SR Jika anda sering kali merasakannya atau hampir setiap saat berarti anda memilih SK no Pernyataan TP KD SR SK
1
2 3
4 5 6
7
8 9
10
Saya mengalami lelah mental setelah menjalani shift jaga malam jika banyak pasien yang gelisah sepanjang malam Saya merasa kurang trampil dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan teman-teman sekerja. Saya merasa kehilangan daya konsentrasi ketika mendengar banyak instruksi dokter misalnya tentang cara pemberian obat atau infus pada pasien, dll Saya dapat berkonsentrasi ketika mendengar instruksi dokter tentang pemberian obat pasien Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan saya merasa ,tidak bosan Ketika saya melaksanakan tugas merawat pasien timbul perasaan bosan melihat pekerjaan rutin yang harus saya kerjakan Saya akan tersinggung ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap pekerjaan yang telah saya lakukan diruangan Ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap hasil pekerjaan saya, saya dapat menerimanya Ketika saya memberikan penyuluhan atau penjelasan tentang kesehatan bagi pasien dan keluarga, informasi saya dapat dimengerti oleh mereka Saya merasa sulit untuk menyampaikan informasi secara jelas dan dapat dimengerti oleh pasien dan sesama teman kerja
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 32 33
Saya merasa pekerjaan saya belum optimal jika pasien yang telah lama dirawat tapi belum sembuh juga Saya merasa tegang jika menghadapi pasien yang kritis Saya akan membicarakan masalah saya kepada atasan atau sesama perawat jika ada masalah dengan pasien atau keluarganya Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan, saya tetap menjalin komunikasi dengan pasien Saya dapat menenangkan diri walaupun menghadapi pasien yang sedang merintih atau mengeluh kesakitan Saya merasa dapat diterima dalam pergaulan dengan rekan seruangan Dalam bekerja saya merasa sering lupa terhadap apa yang saya kerjakan Saya akan mengurung diri jika mempunyai masalah dengan pasien atau keluarga pasien Saya merasa tetap bersemangat bekerja meskipun banyak pasien di ruangan Meskipun banyaknya laporan pasien yang saya kerjakan saya dapat berpikir jernih Meskipun dokter belum datang untuk visite keruangan, saya akan berusaha mengatasi keluhan pasien tersebut Saya merasa denyut jantung saya normal walaupun banyak pasien yang harus saya tangani Ketika menghadapi banyaknya tuntutan pasien atau keluarga pasien, saya akan melayani an sabar Saya dapat tidur nyenyak meskipun banyak pekerjaan yang telah saya kerjakan di rumah sakit Setelah saya selesai bekerja misalnya setelah merapikan tempat tidur pasien, leher atau otot punggung saya tidak kaku Saya merasa keringat saya normal meskipun harus memantau pasien-pasien yang dalam keadaan kritis. Meskipun saya banyak mendapat teguran dari atasan saya tetap hadir bekerja seperti biasa Saya merasa bingung ketika melayani permintaan pasien yang sedang mengerang kesakitan Saya merasa tidak bersemangat bekerja jika pasien yang dirawat di ruangan saya sedikit jumlahnya Meskipun banyak pasien yag dirawat diruangan, saya dapat melaksanakan pelayanan yang baik Saya dapat memasang infus pasien dengan cepat meskipun pasien tersebut dalam keadaan lemah Meskipun saya bekerja melewati jam kerja saya tidak ingin meminum alkohol. Ketika saya menghadapi banyak catatan pasien yang harus dikerjakan , membuat saya sakit kepala/pusing
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
34 35 36
37 38 39
40 41
42 43 44
45 46 47 48 49
50 51
52 53 54
Saya hanya menunggu instruksi dokter untuk mengatasi keluhan pasien Ketika menerima pasien baru saya merasa jantung saya berdebar-debar Saya akan meminjamkan peralatan kesehatan bagi ruangan lain yang membutuhkannya demi kelancaran pelayanan diruangan lainnya Walaupun saya telat pulang, saya tidak ngebut di jalan Meskipun banyak pekerjaan saya di rumah sakit, saya makan seperti biasa . Meskipun pasien atau keluarga pasien marah kepada saya, saya dapat menahan keinginan untuk tidak memukul mereka Tangan saya sering berkeringat setelah memeriksa tensi pasien atau suhu tubuh Saya makan dengan porsi yang banyak akhir-akhir ini karena saya stress menghadapi banyaknya jumlah pasien yang dirawat Ketika saya melakukan kesalahan dalam pemberian obat,timbul keinginan saya bunuh diri Ketika tergores benda tajam pada waktu bertugas, saya hanya mengalami luka ringan Meskipun pasien yang saya hadapi sedang menderita sesak nafas atau mengalami pendarahan,saya dapat mengatasinya dengan tenang Waktu bekerja merapikan tempat tidur pasien tiba-tiba saya sesak nafas Setelah mendorong brankart atau oksigen pasien saya merasa lelah fisik Ketika selesai memeriksa kondisi pasien tangan saya terasa gatal-gatal Saya merasa denyut jantung saya normal meskipun banyak pasien yang harus saya rawat Dalam sebulan saya hanya absen kurang dari dua hari,meskipun pasien yang dirawat banyak menderita penyakit menular Saya merasa kurang pengetahuan tentang perkembangan penyakit dibandingkan teman yang lain Saya merasa pembagian jadwal shift saya lebih banyak dari teman yang lain karena kadang-kadang harus bertugas pada hari libur Saya tidak selera makan ketika banyak pekerjaan yang akan saya kerjakan Saya akan mengatasi pasien mengurangi keluhannya sebelum dokter datang Meskipun banyak menangani pasien yang menderita infeksi penyakit menular merasa tensi saya tetap normal
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
55 56 57
58 59 60 61 62
63 64
65
Meskipun lampu mati ketika pasien sedang ditangani dengan alat eletronik , saya tidak panik Jantung saya terasa berdebar - debar ketika mendengar pasien tiba-tiba menjerit Saya tidak masuk kerja (absen) apabila pada waktu saya bekerja banyak pasien yang tidak puas atas pelayanan kesehatan yang diterimanya Walaupun terlambat istirahat makan siang saya belum pernah menderita sakit lambung (mual) Saya akan membiarkan pasien menunggu dokter jaga memeriksa,walaupun pasien mengeluh kesakitan Tensi saya terasa meningkat ketika saya merawat luka pasien yang telah infeksi berat Saat jaga malam saya panik, ketika lampu mati Meskipun saya cape menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk,tidak ada keinginan saya meminum minuman keras Saya tidak mempunyai pikiran untuk mengganggu ketenangan pasien di ruangan lain Penyakit lambung saya kumat ketika sering terlambat makan siang karena banyaknya pasien yang harus ditangani di rumah sakit Jika sedang membuat resume pasien kepala saya sering pusing
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Lampiran - 4
Frequency Table Umur
Valid
25 - 31 Tahun 32 - 38 Tahun 39 - 45 Tahun Total
Frequency 16 6 8 30
Percent 53.3 20.0 26.7 100.0
Valid Percent 53.3 20.0 26.7 100.0
Cumulative Percent 53.3 73.3 100.0
Jenis Kelamin
Valid
Perempuan
Frequency 30
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Pendidikan
Valid
D-III SPK Total
Frequency 17 13 30
Percent 56.7 43.3 100.0
Valid Percent 56.7 43.3 100.0
Cumulative Percent 56.7 100.0
Status Perkawinan
Valid
Kawin Belum Kawin Total
Frequency 27 3 30
Percent 90.0 10.0 100.0
Valid Percent 90.0 10.0 100.0
Cumulative Percent 90.0 100.0
Masa Kerja
Valid
2 - 7 Tahun 8 - 13 Tahun 14 - 19 Tahun Total
Frequency 14 7 9 30
Percent 46.7 23.3 30.0 100.0
Valid Percent 46.7 23.3 30.0 100.0
Cumulative Percent 46.7 70.0 100.0
Ruangan
Valid
Ruang Bedah Ruang Anak Ruang Kebidanan Ruang Penyakit Dalam Total
Frequency 6 9 7 8 30
Percent 20.0 30.0 23.3 26.7 100.0
Valid Percent 20.0 30.0 23.3 26.7 100.0
Cumulative Percent 20.0 50.0 73.3 100.0
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
RUANG PERAWATAN BEDAH
Frequency Table Beban Kerja
Valid
Ringan Sedang Total
Frequency 1 5 6
Percent 16.7 83.3 100.0
Valid Percent 16.7 83.3 100.0
Cumulative Percent 16.7 100.0
Stess
Valid
Sedang Berat Total
Frequency 4 2 6
Percent 66.7 33.3 100.0
Valid Percent 66.7 33.3 100.0
Cumulative Percent 66.7 100.0
RUANG PERAWATAN ANAK
Frequency Table Beban Kerja
Valid
Ringan Sedang Total
Frequency 2 7 9
Percent 22.2 77.8 100.0
Valid Percent 22.2 77.8 100.0
Cumulative Percent 22.2 100.0
stress
Valid
Ringan Sedang Berat Total
Frequency 1 3 5 9
Percent 11.1 33.3 55.6 100.0
Valid Percent 11.1 33.3 55.6 100.0
Cumulative Percent 11.1 44.4 100.0
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
RUANG PERAWATAN KEBIDANAN
Frequency Table Beban Kerja
Valid
Ringan Sedang Total
Frequency 2 5 7
Percent 28.6 71.4 100.0
Valid Percent 28.6 71.4 100.0
Cumulative Percent 28.6 100.0
Beban Kerja
Valid
Ringan Sedang Berat Total
Frequency 1 2 4 7
Percent 14.3 28.6 57.1 100.0
Valid Percent 14.3 28.6 57.1 100.0
Cumulative Percent 14.3 42.9 100.0
RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM
Frequency Table Beban Kerja
Valid
Sedang
Frequency 8
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Beban Kerja
Valid
Ringan Sedang Berat Total
Frequency 1 3 4 8
Percent 12.5 37.5 50.0 100.0
Valid Percent 12.5 37.5 50.0 100.0
Cumulative Percent 12.5 50.0 100.0
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
RUANG PERAWATAN BEDAH
Correlations Correlations
Stess
Beban Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Stess Beban Kerja 1.000 .885* . .019 6 6 .885* 1.000 .019 . 6 6
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
RUANG PERAWATAN ANAK Correlations
Stess
Beban Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Stess Beban Kerja 1.000 .705* . .034 9 9 .705* 1.000 .034 . 9 9
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
RUANG PERAWATAN KEBIDANAN Correlations
Stess
Beban Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Stess Beban Kerja 1.000 .756* . .049 7 7 .756* 1.000 .049 . 7 7
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM Correlations
Stess
Beban Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Stess Beban Kerja 1.000 .797* . .018 8 8 .797* 1.000 .018 . 8 8
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Uji Normalitas NPar Tests Descriptive Statistics N Beban Kerja
30
Mean 110.267
Std. Deviation 8.3126
Minimum 98.0
Maximum 124.0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Beban Kerja 30 110.267 8.3126 .140 .140 -.124 .767 .599
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
NPar Tests Descriptive Statistics N Stess
30
Mean 192.73
Std. Deviation 39.049
Minimum 99
Maximum 249
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Stess 30 192.73 39.049 .192 .089 -.192 1.050 .220
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Oneway Descriptives
N Beban Kerj Ruang Bedah Ruang Anak Ruang Kebidanan Ruang Penyakit Da Total Stess Ruang Bedah Ruang Anak Ruang Kebidanan Ruang Penyakit Da Total
6 9 7 8 30 6 9 7 8 30
5% Confidence Interval fo Mean Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper BoundMinimum Maximum 110.167 8.305 3.390 101.452 118.882 98.0 120.0 105.889 5.578 1.859 101.601 110.176 99.0 113.0 110.714 8.440 3.190 102.908 118.520 99.0 119.0 114.875 9.553 3.378 106.888 122.862 101.0 124.0 110.267 8.313 1.518 107.163 113.371 98.0 124.0 195.33 22.84 9.33 171.36 219.31 165 231 190.89 43.44 14.48 157.50 224.28 103 249 195.57 46.51 17.58 152.55 238.59 99 241 190.38 43.69 15.45 153.85 226.90 103 249 192.73 39.05 7.13 178.15 207.31 99 249 Test of Homogeneity of Variances
Beban Kerja Stess
Levene Statistic 1.265 .459
df1
df2 3 3
26 26
Sig. .307 .714
ANOVA
Beban Kerja
Stess
Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 343.841 1660.026 2003.867 172.055 44047.812 44219.867
df 3 26 29 3 26 29
Mean Square 114.614 63.847
F 1.795
Sig. .173
57.352 1694.147
.034
.991
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Post Hoc Tests
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Multiple Comparisons
Dependent Variabl (I) Ruangan Beban Kerja Tukey HSD Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Dala
Bonferroni Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Dala
Stess
Tukey HSD Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Dala
Bonferroni Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Dala
Mean Difference (I-J) (J) Ruangan Std. Error Ruang Anak 4.278 4.211 Ruang Kebidanan -.548 4.445 Ruang Penyakit Dala -4.708 4.315 Ruang Bedah -4.278 4.211 Ruang Kebidanan -4.825 4.027 Ruang Penyakit Dala -8.986 3.883 Ruang Bedah .548 4.445 Ruang Anak 4.825 4.027 Ruang Penyakit Dala -4.161 4.135 Ruang Bedah 4.708 4.315 Ruang Anak 8.986 3.883 Ruang Kebidanan 4.161 4.135 Ruang Anak 4.278 4.211 Ruang Kebidanan -.548 4.445 Ruang Penyakit Dala -4.708 4.315 Ruang Bedah -4.278 4.211 Ruang Kebidanan -4.825 4.027 Ruang Penyakit Dala -8.986 3.883 Ruang Bedah .548 4.445 Ruang Anak 4.825 4.027 Ruang Penyakit Dala -4.161 4.135 Ruang Bedah 4.708 4.315 Ruang Anak 8.986 3.883 Ruang Kebidanan 4.161 4.135 Ruang Anak 4.44 21.69 Ruang Kebidanan -.24 22.90 Ruang Penyakit Dala 4.96 22.23 Ruang Bedah -4.44 21.69 Ruang Kebidanan -4.68 20.74 Ruang Penyakit Dala .51 20.00 Ruang Bedah .24 22.90 Ruang Anak 4.68 20.74 Ruang Penyakit Dala 5.20 21.30 Ruang Bedah -4.96 22.23 Ruang Anak -.51 20.00 Ruang Kebidanan -5.20 21.30 Ruang Anak 4.44 21.69 Ruang Kebidanan -.24 22.90 Ruang Penyakit Dala 4.96 22.23 Ruang Bedah -4.44 21.69 Ruang Kebidanan -4.68 20.74 Ruang Penyakit Dala .51 20.00 Ruang Bedah .24 22.90 Ruang Anak 4.68 20.74 Ruang Penyakit Dala 5.20 21.30 Ruang Bedah -4.96 22.23 Ruang Anak -.51 20.00 Ruang Kebidanan -5.20 21.30
95% Confidence Interval Sig. Lower Bound Upper Bound .742 -7.275 15.831 .999 -12.743 11.648 .698 -16.547 7.130 .742 -15.831 7.275 .633 -15.872 6.222 .121 -19.638 1.665 .999 -11.648 12.743 .633 -6.222 15.872 .747 -15.506 7.184 .698 -7.130 16.547 .121 -1.665 19.638 .747 -7.184 15.506 1.000 -7.748 16.303 1.000 -13.242 12.147 1.000 -17.031 7.614 1.000 -16.303 7.748 1.000 -16.324 6.673 .173 -20.073 2.101 1.000 -12.147 13.242 1.000 -6.673 16.324 1.000 -15.970 7.648 1.000 -7.614 17.031 .173 -2.101 20.073 1.000 -7.648 15.970 .997 -55.07 63.96 1.000 -63.06 62.58 .996 -56.02 65.94 .997 -63.96 55.07 .996 -61.59 52.22 1.000 -54.35 55.38 1.000 -62.58 63.06 .996 -52.22 61.59 .995 -53.24 63.64 .996 -65.94 56.02 1.000 -55.38 54.35 .995 -63.64 53.24 1.000 -57.50 66.39 1.000 -65.63 65.15 1.000 -58.52 68.43 1.000 -66.39 57.50 1.000 -63.91 54.55 1.000 -56.60 57.62 1.000 -65.15 65.63 1.000 -54.55 63.91 1.000 -55.63 66.03 1.000 -68.43 58.52 1.000 -57.62 56.60 1.000 -66.03 55.63
Homogeneous Subsets Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Beban Kerja
Ruangan Tukey HSDa,b Ruang Anak Ruang Bedah Ruang Kebidanan Ruang Penyakit Dalam Sig.
N 9 6 7 8
Subset for alpha = .05 1 105.889 110.167 110.714 114.875 .163
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.331. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Stess
Ruangan Tukey HSDa,b Ruang Penyakit Dalam Ruang Anak Ruang Bedah Ruang Kebidanan Sig.
N 8 9 6 7
Subset for alpha = .05 1 190.38 190.89 195.33 195.57 .995
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.331. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Uji Validitas dan Realibilitas (100 items) Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
20 0 20
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .955
N of Items 100
Item Statistics
s1
Mean 1.90
Std. Deviation .553
N 20
s2
2.80
.951
20
s3
2.75
.716
20
s4
2.45
.945
20
s5
2.50
.946
20
s6
2.60
1.095
20
s7
2.80
1.005
20
s8
1.70
1.129
20
s9
2.60
.883
20
s10
2.75
.967
20
s11
2.55
.945
20
s12
2.30
1.081
20
s13
3.60
.681
20
s14
3.45
.945
20
s15
3.55
.686
20
s16
3.40
.940
20
s17
2.60
.883
20
s18
2.75
.967
20
s19
2.55
.945
20
s20
2.30
1.081
20
s21
2.55
.999
20
s22
3.60
.681
20
s23
3.45
.945
20
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s24
3.50
.827
20
s25
3.45
.826
20
s26
3.50
.946
20
s27
1.80
1.005
20
s28
2.10
1.165
20
s29
3.20
1.005
20
s30
3.60
.503
20
s31
2.70
1.218
20
s32
1.50
.513
20
s33
3.55
.686
20
s34
3.40
.940
20
s35
3.50
.889
20
s36
3.05
.999
20
s37
3.55
.686
20
s38
3.60
.681
20
s39
3.45
.945
20
s40
3.50
.827
20
s41
3.45
.826
20
s42
3.50
.946
20
s43
3.55
.686
20
s44
3.40
.940
20
s45
3.50
.889
20
s46
3.05
.999
20
s47
2.60
1.046
20
s48
1.80
.768
20
s49
1.60
.681
20
s50
3.55
.686
20
s51
2.40
1.231
20
s52
2.60
1.231
20
s53
2.20
1.005
20
s54
1.50
.688
20
s55
1.60
.940
20
s56
1.30
.923
20
s57
2.60
1.465
20
s58
2.70
1.455
20
s59
1.50
.827
20
s60
1.30
.923
20
s61
1.30
.923
20
s62
1.30
.657
20
s63
2.30
1.380
20
s64
1.70
.923
20
s65
2.80
1.361
20
s66
1.30
.657
20
s67
1.70
1.218
20
s68
1.40
.821
20
s69
1.80
1.005
20
s70
2.65
.745
20
s71
2.45
.945
20
s72
2.40
.821
20
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s73
2.60
1.095
20
s74
2.60
.883
20
s75
2.75
.967
20
s76
2.55
.945
20
s77
2.30
1.081
20
s78
2.55
.999
20
s79
3.55
.686
20
s80
3.60
.681
20
s81
3.45
.945
20
s82
3.50
.827
20
s83
3.45
.826
20
s84
3.50
.946
20
s85
3.55
.686
20
s86
3.40
.940
20
s87
3.50
.889
20
s88
3.05
.999
20
s89
3.55
.686
20
s90
2.75
.716
20
s91
2.45
.945
20
s92
2.50
.946
20
s93
2.60
1.095
20
s94
2.60
.883
20
s95
2.75
.967
20
s96
2.55
.945
20
s97
2.30
1.081
20
s98
2.55
.999
20
s99
1.30
.657
20
s100
1.30
.657
20
Item-Total Statistics
s1
Scale Mean if Item Deleted 266.45
Scale Variance if Item Deleted 1604.682
Corrected Item-Total Correlation -.036
Cronbach's Alpha if Item Deleted .956
s2
265.55
1548.892
.716
.954
s3
265.60
1594.358
.149
.956
s4
265.90
1584.516
.239
.955
s5
265.85
1565.503
.494
.955
s6
265.75
1555.776
.537
.955
s7
265.55
1622.892
-.253
.957
s8
266.65
1559.608
.477
.955
s9
265.75
1546.934
.802
.954
s10
265.60
1560.884
.544
.955
s11
265.80
1562.800
.532
.955
s12
266.05
1559.839
.496
.955
s13
264.75
1560.303
.793
.954
s14
264.90
1543.358
.797
.954
s15
264.80
1558.168
.826
.954
s16
264.95
1542.787
.809
.954
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s17
265.75
1546.934
.802
.954
s18
265.60
1560.884
.544
.955
s19
265.80
1562.800
.532
.955
s20
266.05
1559.839
.496
.955
s21
265.80
1565.958
.461
.955
s22
264.75
1560.303
.793
.954
s23
264.90
1543.358
.797
.954
s24
264.85
1548.555
.832
.954
s25
264.90
1549.568
.818
.954
s26
264.85
1539.608
.847
.954
s27
266.55
1571.524
.387
.955
s28
266.25
1615.987
-.149
.957
s29
265.15
1614.345
-.148
.957
s30
264.75
1603.776
-.016
.956
s31
265.65
1631.503
-.301
.957
s32
266.85
1594.871
.202
.955
s33
264.80
1558.168
.826
.954
s34
264.95
1542.787
.809
.954
s35
264.85
1551.924
.724
.954
s36
265.30
1550.116
.665
.954
s37
264.80
1563.221
.732
.954
s38
264.75
1560.303
.793
.954
s39
264.90
1543.358
.797
.954
s40
264.85
1548.555
.832
.954
s41
264.90
1549.568
.818
.954
s42
264.85
1539.608
.847
.954
s43
264.80
1558.168
.826
.954
s44
264.95
1542.787
.809
.954
s45
264.85
1551.924
.724
.954
s46
265.30
1550.116
.665
.954
s47
265.75
1617.145
-.176
.957
s48
266.55
1593.945
.145
.956
s49
266.75
1594.513
.155
.956
s50
264.80
1563.221
.732
.954
s51
265.95
1625.103
-.234
.957
s52
265.75
1606.934
-.051
.957
s53
266.15
1586.555
.198
.956
s54
266.85
1583.818
.349
.955
s55
266.75
1603.250
-.010
.956
s56
267.05
1602.892
-.005
.956
s57
265.75
1621.671
-.173
.958
s58
265.65
1607.187
-.051
.957
s59
266.85
1595.608
.108
.956
s60
267.05
1602.892
-.005
.956
s61
267.05
1602.892
-.005
.956
s62
267.05
1605.103
-.041
.956
s63
266.05
1611.313
-.089
.957
s64
266.65
1599.397
.043
.956
s65
265.55
1593.103
.078
.956
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s66
267.05
1584.366
s67
266.65
s68
266.95
s69
.356
.955
1578.661
.240
.956
1603.524
-.012
.956
266.55
1621.208
-.232
.957
s70
265.70
1592.326
.177
.956
s71
265.90
1584.516
.239
.955
s72
265.95
1573.208
.453
.955
s73
265.75
1555.776
.537
.955
s74
265.75
1546.934
.802
.954
s75
265.60
1560.884
.544
.955
s76
265.80
1562.800
.532
.955
s77
266.05
1559.839
.496
.955
s78
265.80
1565.958
.461
.955
s79
264.80
1563.221
.732
.954
s80
264.75
1560.303
.793
.954
s81
264.90
1543.358
.797
.954
s82
264.85
1548.555
.832
.954
s83
264.90
1549.568
.818
.954
s84
264.85
1539.608
.847
.954
s85
264.80
1558.168
.826
.954
s86
264.95
1542.787
.809
.954
s87
264.85
1551.924
.724
.954
s88
265.30
1550.116
.665
.954
s89
264.80
1563.221
.732
.954
s90
265.60
1594.358
.149
.956
s91
265.90
1584.516
.239
.955
s92
265.85
1565.503
.494
.955
s93
265.75
1555.776
.537
.955
s94
265.75
1546.934
.802
.954
s95
265.60
1560.884
.544
.955
s96
265.80
1562.800
.532
.955
s97
266.05
1559.839
.496
.955
s98
265.80
1565.958
.461
.955
s99
267.05
1596.997
.114
.956
s100
267.05
1596.997
.114
.956
Uji Validitas dan Reliabilitas (65 Items) Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
20 0 20
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .982
N of Items 65
Item Statistics
s2
Mean 2.80
Std. Deviation .951
N 20
s5
2.50
.946
20
s6
2.60
1.095
20
s8
1.70
1.129
20
s9
2.60
.883
20
s10
2.75
.967
20
s11
2.55
.945
20
s12
2.30
1.081
20
s13
3.60
.681
20
s14
3.45
.945
20
s15
3.55
.686
20
s16
3.40
.940
20
s17
2.60
.883
20
s18
2.75
.967
20
s19
2.55
.945
20
s20
2.30
1.081
20
s21
2.55
.999
20
s22
3.60
.681
20
s23
3.45
.945
20
s24
3.50
.827
20
s25
3.45
.826
20
s26
3.50
.946
20
s27
1.80
1.005
20
s33
3.55
.686
20
s34
3.40
.940
20
s35
3.50
.889
20
s36
3.05
.999
20
s37
3.55
.686
20
s38
3.60
.681
20
s39
3.45
.945
20
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s40
3.50
.827
20
s41
3.45
.826
20
s42
3.50
.946
20
s43
3.55
.686
20
s44
3.40
.940
20
s45
3.50
.889
20
s46
3.05
.999
20
s50
3.55
.686
20
s54
1.50
.688
20
s66
1.30
.657
20
s72
2.40
.821
20
s73
2.60
1.095
20
s74
2.60
.883
20
s75
2.75
.967
20
s76
2.55
.945
20
s77
2.30
1.081
20
s78
2.55
.999
20
s79
3.55
.686
20
s80
3.60
.681
20
s81
3.45
.945
20
s82
3.50
.827
20
s83
3.45
.826
20
s84
3.50
.946
20
s85
3.55
.686
20
s86
3.40
.940
20
s87
3.50
.889
20
s88
3.05
.999
20
s89
3.55
.686
20
s92
2.50
.946
20
s93
2.60
1.095
20
s94
2.60
.883
20
s95
2.75
.967
20
s96
2.55
.945
20
s97
2.30
1.081
20
s98
2.55
.999
20
Item-Total Statistics
s2
Scale Mean if Item Deleted 191.15
Scale Variance if Item Deleted 1564.029
Corrected Item-Total Correlation .717
Cronbach's Alpha if Item Deleted .982
s5
191.45
1576.471
.553
.982
s6
191.35
1565.924
.597
.982
s8
192.25
1583.461
.380
.983
s9
191.35
1569.608
.694
.982
s10
191.20
1575.958
.547
.982
s11
191.40
1575.621
.565
.982
s12
191.65
1575.503
.492
.982
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s13
190.35
1573.082
.840
.982
s14
190.50
1555.737
.836
.982
s15
190.40
1570.674
.878
.982
s16
190.55
1558.787
.798
.982
s17
191.35
1569.608
.694
.982
s18
191.20
1575.958
.547
.982
s19
191.40
1575.621
.565
.982
s20
191.65
1575.503
.492
.982
s21
191.40
1576.042
.528
.982
s22
190.35
1573.082
.840
.982
s23
190.50
1555.737
.836
.982
s24
190.45
1563.103
.843
.982
s25
190.50
1562.579
.852
.982
s26
190.45
1551.418
.894
.982
s27
192.15
1592.239
.320
.983
s33
190.40
1570.674
.878
.982
s34
190.55
1558.787
.798
.982
s35
190.45
1564.471
.763
.982
s36
190.90
1560.516
.727
.982
s37
190.40
1578.674
.729
.982
s38
190.35
1573.082
.840
.982
s39
190.50
1555.737
.836
.982
s40
190.45
1563.103
.843
.982
s41
190.50
1562.579
.852
.982
s42
190.45
1551.418
.894
.982
s43
190.40
1570.674
.878
.982
s44
190.55
1558.787
.798
.982
s45
190.45
1564.471
.763
.982
s46
190.90
1560.516
.727
.982
s50
190.40
1578.674
.729
.982
s54
192.45
1596.892
.391
.982
s66
192.65
1602.661
.300
.982
s72
191.55
1584.366
.518
.982
s73
191.35
1565.924
.597
.982
s74
191.35
1569.608
.694
.982
s75
191.20
1575.958
.547
.982
s76
191.40
1575.621
.565
.982
s77
191.65
1575.503
.492
.982
s78
191.40
1576.042
.528
.982
s79
190.40
1578.674
.729
.982
s80
190.35
1573.082
.840
.982
s81
190.50
1555.737
.836
.982
s82
190.45
1563.103
.843
.982
s83
190.50
1562.579
.852
.982
s84
190.45
1551.418
.894
.982
s85
190.40
1570.674
.878
.982
s86
190.55
1558.787
.798
.982
s87
190.45
1564.471
.763
.982
s88
190.90
1560.516
.727
.982
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.
s89
190.40
1578.674
.729
.982
s92
191.45
1576.471
.553
.982
s93
191.35
1565.924
.597
.982
s94
191.35
1569.608
.694
.982
s95
191.20
1575.958
.547
.982
s96
191.40
1575.621
.565
.982
s97
191.65
1575.503
.492
.982
s98
191.40
1576.042
.528
.982
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.