HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IGD DAN ICU-ICCU RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Idah Sih Sri Handayani1), S. Dwi Sulisetyawati2), Galih Setia Adi3) 1)
: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta : Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2), 3)
ABSTRAK Self efficacy dianggap sebagai faktor paling berpengaruh dalam mempengaruhi kinerja, di antara beberapa faktor lainnya. Self efficacy adalah keyakinan diri bahwa seseorang mampu mengatasi berbagai situasi. Beberapa fenomena yang ditemui di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen menunjukkan bahwa perawat yang mempunyai evaluasi kinerja kurang baik adalah perawat lulusan baru yang kurang percaya diri, merasa kurang mampu menangani pasien dengan baik, melakukan pekerjaan hanya berdasarkan intruksi dokter, menjadikan profesinya sebagai beban, mudah stres ketika menghadapi masalah dalam pekerjaannya, dan kurang disiplin. Tujuan penelitian adalah mengetahui adanya hubungan antara self efficacy dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan Cross sectional dengan jumlah responden 37 perawat dengan teknik total sampling. Analisa untuk mengetahui hubungan antara variabel self efficacy dengan kinerja perawat dengan menggunakan uji chi square dengan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat sebagian besar mempunyai self efficacy tinggi yaitu sebanyak 20 orang (54%), dan sebagian besar perawat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 21 orang (57%). Hasil statistik menunjukkan p value =0,000, (p < 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kata Kunci: self efficacy, kinerja, perawat, asuhan keperawatan Abstract Self efficacy is considered the most influencing determinant in working performance. It is a self belief that an individual is able to cope with various situations. Fresh graduate nurses with less confident, having the feeling of incapable of treating patients well, performing her duties merely based on physicians’ instructions, making her job as a burden, and becoming less discipline are a number of phenomena found in dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen. This study aims at investigating the relationship between nurses’ self efficacy and work performance in conducting nursing care services. This study applies survey research design with cross-sectional approach. A total of 37 nurses were used as respondents taken using total sampling technique. The relationship between the variables of nurses’ self efficacy and work performance were analyzed with chi square test using SPSS 16. The findings indicate that most of the nurses have high level of self efficacy (20 persons or 54%), and most of the nurses perform good nursing care services (21 persons or 57%). The statistical analysis results in p-value of 0.000 (p<0.05). Hence, the
1
researcher concludes that there is a significant relationship between nurses’ self efficacy and work performance in conducting nursing care services. Keywords
: self efficacy, performance, nurses, nursing care services membuktikan
PENDAHULUAN Kinerja
keperawatan
berdasarkan pelaksanaan pelayanan
hasil standar
diukur
mempengaruhi
pencapaian kinerja
keperawatan.
bahwa
terhadap
dalam
kinerja.
diri,
keberhasilan
self
Kepercayaan
keyakinan yang
efficacy
terhadap
selalu
dicapai
Persatuan
membuat seseorang bekerja lebih giat
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada
dan selalu menghasilkan yang terbaik
tahun 2010 telah mensahkan standar
terhadap organisasi, yang pada akhirnya
profesi
akan
keperawatan
sebagaimana
menghasilkan
kinerja
dan
tercantum dalam pasal 24 ayat (2) UU
pencapaian yang baik bagi organisasi
no 36 tahun 2009 yang terdiri dari
(Robbins, 2008). Self efficacy adalah belief atau
standar kompetensi dan standar praktik keperawatan.
Standar
keyakinan seseorang bahwa ia dapat
praktik
keperawatan meliputi standar asuhan
menguasai
dan standar kinerja profesional yang
menghasilkan hasil (outcomes) yang
dipakai sebagai evaluasi dalam menilai
positif (Zulkosky, 2009). Self efficacy
asuhan keperawatan yang dilakukan
menyangkut
oleh perawat meliputi jaminan mutu,
membentuk pemikiran dan perilaku
pendidikan,
kinerja,
terhadap tujuan yang akan dicapai
kesejawatan, etik, kolaborasi, riset dan
(Faisal, 2008). Self efficacy dinilai dapat
pemanfaatan sumber.
memprediksi
penilaian
situasi
proses
dan
dapat
kognitif
perilaku
yang
yang
akan
yang
ditampakkan seseorang dalam aktivitas
mempengaruhi kinerja dan salah satunya
maupun performa kerja (Melnikov, et al,
adalah
2013).
Banyak
self
faktor
efficacy.
Self
efficacy
Studi
dianggap sebagai faktor yang paling
pendahuluan
yang
mempengaruhi kinerja perawat. Kinerja
dilakukan peneliti pada tanggal 2 Juni
yang baik dapat tercapai jika perawat
2015 dengan melakukan wawancara
mempunyai kemampuan dan motivasi.
kepada Kepala Ruang IGD didapatkan
Kemampuan dan motivasi seseorang
hasil bahwa penilaian Kepala Ruang
akan terbentuk dengan baik apabila
dengan
perawat mempunyai self efficacy yang
evaluasi kinerja perawat (DP3) terhadap
baik pula (Brotosumarto, 2004). Judge,
4 orang perawat yang berdinas pada
et
shift pagi tersebut, kinerja perawat yang
al
(2007)
dalam
penelitiannya
2
menggunakan
instrumen
memiliki nilai baik 2 orang dan nilai
hubungan self efficacy dengan kinerja
kurang baik 2 orang (Evaluasi Kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan
Perawat, 2014). Survei kinerja perawat
keperawatan.
maupun
lainnya
dilaksanakan di IGD dan ICU-ICCU
belum secara rutin dilakukan oleh
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
RSUD dr. Soehadi Prijonegro Sragen.
pada tanggal 1 sampai Minggu ke 20
Penelitian
yang
Indrastuti
(2010)
petugas
kesehatan
Penelitian
2015.
ini
Sampel
telah
dilakukan
oleh
Desember
dalam
menemukan
hasil
penelitian ini berjumlah 37 perawat.
bahwa kinerja perawat dalam melakukan
Metode
pengambilan
sampel
prinsip etik dalam kategori baik. Kinerja
menggunakan teknik total sampling.
perawat
Alat pengumpul data yang adalah
memiliki self efficacy rendah. Beberapa
kuesioner dalam bentuk pernyataan-
fenomena yang ditemui menunjukkan
pernyataan yang berkaitan dengan data
bahwa
karakteristik
yang
kurang
baik
perawat
karena
yang
mempunyai
demografi
perawat,
evaluasi kinerja kurang baik adalah
kuesioner self efficacy (alpha cronbach
perawat lulusan baru yang kurang
0,897) dan kuesioner kinerja perawat
percaya diri, merasa kurang mampu
dalam
menangani
keperawatan (alpha cronbach 0,960)
pasien
dengan
baik,
melaksanakan
asuhan
yang dikembangkan oleh peneliti.
melakukan pekerjaan hanya berdasarkan
Langkah-langkah
intruksi dokter, menjadikan profesinya
pengumpulan
sebagai beban, mudah stres ketika
data yang dilakukan peneliti adalah
menghadapi
sebagai berikut: ijin penelitian diajukan
masalah
dalam
kepada Direktur RSUD Sragen dengan
pekerjaannya, dan kurang disiplin.
disertai
Berdasarkan latar belakang di
surat
rekomendasi
dari
peneliti
tertarik
untuk
pendidikan STIKes Kusuma Husada
penelitian
dengan
judul
Surakarta, yang kemudian ijin penelitian
“hubungan antara self efficacy dengan
oleh Direktur didiposisi kepada Kepala
kinerja perawat dalam melaksanakan
Bidang Mutu dan Pendidikan untuk
asuhan keperawatan di IGD dan ICU-
dilakukan
ICCU RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
diberikan setelah Direktur mendapat
Sragen”.
rekomendasi dari Kepala Bidang Mutu
METODE PENELITIAN
dan Pendidikan, peneliti berkoordinasi
atas,
maka
melakukan
telaah,
ijin
penelitian
desain
dengan Kepala Ruang IGD dan ICU-
penelitian yang digunakan adalah cross
ICCU untuk menentukan daftar perawat
sectional dimana peneliti telah meneliti
yang dapat dijadikan sebagai responden
Dalam
penelitian
ini,
2
penelitian, peneliti menjelaskan tujuan
dan cleaning yaitu mengecek kembali
penelitian, manfaat penelitian dan proses
kemungkinan
penelitian,
memasukkan data.
peneliti
menyerahkan
kuesioner dan responden dipersilahkan untuk
memahami
penelitian
kesalahan
Analisis
yang
menjadi
data
dua
dalam
dalam
bagian
penelitian
yaitu
analisis
dilaksanakan dengan membaca petunjuk
univariat
penelitian,
peneliti
mempersilahkan
distribusi frekuensi, dan analisis bivariat
responden
untuk
menandatangani
dengan menggunakan rumus chi square.
lembar
persetujuan
keikutsertaannya
sebagai
mengisi
menggunakan
atas subjek
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, responden diberikan waktu untuk
dengan
kuesioner
A. HASIL
dan
Analisa Univariat
diperkenankan untuk mengklarifikasi
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur dan Lama Kerja
pernyataan yang kurang jelas, waktu pengisian kuesioner adalah 10 – 15 menit, kuesioner yang telah selesai diisi
Variabel Umur Lama Kerja
n
Mean
Median
Modus
37 37
35,68
35 10
34 9
11,54
6,294
Minimum Maksimum 25-50
6,353
3-26
SD
diserahkan kembali kepada peneliti dan
Sumber: data primer, 2015
peneliti melakukan pengecekan terhadap
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
kelengkapan kuesioner,
dan
kejelasan
peneliti
isian
Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
mengumpulkan
kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh responden dalam satu dokumen.
Variabel Pendidikan DIII Kep S1 Kep/Ners Total
kejelasan, relevan dan konsistensi data responden),
13 24 37
35,1 64,9 100
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
tahapan editing (mengecek kelengkapan,
diberikan
Prosentase
Sumber: data primer, 2015
Prosedur pengolahan data melalui
yang
Frekuensi
coding
berarti merubah data yang berbentuk
Frekuensi
Prosentase
25 12 37
67,6 32,4 100
huruf menjadi data yang berbentuk
Sumber: data primer, 2015
angka atau bilangan, processing yaitu
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Status Pernikahan
proses data dengan cara menganalisis data
yang
dimulai
dengan
Variabel Pekerjaan Tidak Menikah Menikah Total
cara
memasukkan data dalam lembar rekap yang
selanjutnya
data
yang
telah
Frekuensi
Prosentase
2 35 37
5,4 94,6 100
Sumber: data primer, 2015
terkumpul dimasukkan dalam program analisis data menggunakan komputer,
3
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Self Efficacy Variabel Self Efficacy Tinggi Rendah Total
1. Self Efficacy
Frekuensi
Prosentase
20 17 37
54 46 100
Hasil
besar perawat pelaksana di IGDICU ICCU RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen mempunyai
Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Kinerja Perawat Melaksanakan Asuhan Keperawatan Variabel
Frekuensi
Prosentase
57 43 100
17
(54%).
Bandura
tinggi
menyatakan
individu
dalam
Jumlah
kontrol
pekerjaan
mereka,
terhadap peristiwa lingkungan mereka sendiri (Feist & Feist,
Odds Ratio (95%CI)
P value
18,417 (3,49597,055)
0,000
2008). Faktor-faktor mempengaruhi
N 17
85
bahwa
mengadakan
terhadap
Kinerja Asuhan Keperawatan Kurang Baik baik N % N % 13 76 4 23 ,5 ,5
efficacy
mereka memiliki kemampuan
Tabel 7. Hubungan Self Efficacy dengan Kinerja Melaksanakan Asuhan Keperawatan
15
self
keyakinan
Analisa Bivariat
3
tingkat
bahwa self efficacy merupakan
Kinerja Baik 21 16 Kurang Baik Total 37 Sumber: data primer, 2015
Self Efficacy Rendah Self Efficacy Tinggi
univariat
menunjukkan bahwa sebagian
Sumber: data primer, 2015
Variabel
analisa
20
perawat
dalam
yang self
efficacy
memberikan
perawatan adalah pengetahuan profesional
dalam
merawat
pasien, pengalaman, motivasi
p = 0,005
dalam merawat,
B. PEMBAHASAN
dan
sistem
pendidikan berkelanjutan baik
Karakteristik Responden Rata-rata umur perawat di
formal maupun informal (Alavi,
IGD, ICU-ICCU RSUD dr. Soehadi
et. Al, 2015). Penelitian lainnya
Prijonegoro Sragen adalah 35,68
menyebutkan
tahun, dengan rata-rata lama kerja
pengetahuan, lama bekerja dan
adalah
mayoritas
aktif sebagai anggota organisasi
perempuan
profesi adalah faktor yang dapat
11,54
tahun,
berjenis
kelamin
(64,9%),
berpendidikan
meningkatkan
DIII
bahwa
self
efficacy
Keperawatan (67,6%) dan berstatus
perawat (Stanley & Pollard,
menikah (94,4%).
2013).
4
penting, yang akan digunakan
2. Kinerja Asuhan Keperawatan Hasil
analisa
univariat
untuk
menyusun
diagnosa
menunjukkan bahwa sebagian
keperawatan
besar perawat pelaksana di IGD-
proses analisis data. Setelah
ICU ICCU RSUD dr. Soehadi
tersusun diagnosa, maka disusun
Prijonegoro
suatu
Sragen
setelah
rencana
melalui
tindakan
melaksanakan kinerja asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan
keperawatan dengan baik (54%).
pasien dan masalah yang ada.
Hasil didapatkan dari kinerja
Implementasi adalah langkah
perawat dalam melaksanakan
nyata dari perencanaan tindakan
asuhan
yang
keperawatan
yaitu
dilanjutkan
evaluasi.
pengkajian, diagnosa, rencana
Evaluasi
keperawatan, implementasi dan
mengetahui
evaluasi.
yang dilakukan efektif atau tidak
Kinerja perawat merupakan ukuran
keberhasilan
mencapai
tujuan
dilakukan apakah
dalam
(Asmadi, 2008). 3. Hubungan Self Efficacy dengan
keperawatan. Kinerja perawat
Kinerja
dalam
asuhan
Melaksanakan
aplikasi
Keperawatan
kemampuan atau pembelajaran
Analisa
keperawatan
yang
adalah
telah
diterima
menyelesaikan
tindakan
dalam mengatasi masalah pasien
pelayanan
pemberian
untuk
selama
Perawat
Dalam Asuhan
bivariat
menyimpulkan
bahwa
ada
program
hubungan bermakna antara self
pendidikan keperawatan untuk
efficacy dengan kinerja perawat
memberikan
pelayanan
dalam melaksanakan asuhan
langsung
keperawatan (p value = 0,000 <
kesehatan
secara
kepeda pasien (Mulati, 2006). Proses
0,05). Berdasarkan hasil analisa
keperawatan
tersebut diperoleh nilai Odds
merupakan suatu siklus yang
Rasio = 18,417, artinya perawat
terus
proses
yang memiliki self efficacy
dengan
yang tinggi berpeluang 18,4
berlanjut,
keperawatan
diawali
kegiatan pengkajian saat pasien
kali
masuk rumah sakit (Doenges,
melaksanakan
2010).
keperawatan baik dibandingkan
Pengkajian
bertujuan
untuk menggali informasi yang
dengan
5
untuk
perawat
bekerja asuhan
yang
mempunyai self efficacy yang rendah
(95%
CI:
Persepsi
3,495–
signifikan penelitian
mendukung
efficacy
mempengaruhi
97,055). Hasil
self
ini
secara
perilaku
manusia
yang tidak percaya terhadap
penelitian
kemampuannya
dan
skeptis
sebelumnya yang menyatakan
terhadap kompetensi (Guimond
bahwa variabel self efficacy
& Simonelli, 2012). Seseorang
berpengaruh
yeng mempunyai self efficacy
terhadap
signifikan kinerja
perawat
yang
tinggi
lebih
mampu
(Indrayati, 2014). Self efficacy
bertahan dan sukses, lebih rajin
berperan
penting
dalam
serta dapat mengatasi stres
organisasi
terkait
dengan
kinerja
(Job
daripada
performance).
Beberapa
mempunyai
penelitian
metaanalisis self
yang
self
efficacy
rendah.
menyatakan
bahwa
seseorang
Perawat
yang
efficacy
mempunyai self efficacy tinggi
kuat
mempunyai kinerja yang lebih
dengan kinerja (Judge, et. al,
baik dan mampu melaksanakan
2007).
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas.
Perawat
lebih
berhubungan
sangat
Individu dengan self efficacy
yang
tinggi,
akan
komitmen
terhadap
menunjukkan komitmen dan
pekerjaannya dan lebih bisa
motivasi
mengatasi
diri
menampilkan
untuk
kesulitan
yang
kinerja
yang
Teori
ini
Penelitian yang dilakukan Lee
mendukung pendapat Bandura
mendapatkan hasil bahwa self
yang menyatakan bahwa self
efficacy
efficacy berhubungan dengan
terhadap kinerja (Lee, 2010).
motivasi dengan tiga kebutuhan
Self
McCleland
kebutuhan
profesional berperan penting
akan prestasi (n Achievement),
dalam memenuhi misi sistem
kebutuhan akan kekuasaan (n
kesehatan.
diharapkan.
yaitu
ditemui
Power), dan kebutuhan akan affiliasi
(n
Affiliation)
(Ivancevich, 2005).
6
pada
pekerjaannya.
berkorelasi
efficacy
positif
perawat
Faisal, E., (Mei 22, 2008). Self efficacy dan kinerja individu. Diakses 20 Maret 2015, dari http://www.adln.lib.unair.ac.id.
SIMPULAN Ada hubungan bermakna antara self efficacy dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan jumlah subyek yang lebih besar dan populasi umum serta mengikutsertakan variabel-variabel lain yang belum diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Saran bagi RS adalah perlu menyusun program kegiatan atau pelatihan untuk memberi edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keyakinan diri perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Feist, J. & Feist, J.G. (2008). Theories of personality. Edisi 6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Guimond ME, Simonelli MC. Development of the Obstetric Nursing Self-Efficacy Scale Instrument. Clin Simul Nurs. 2012;8:e227–32. Indrastuti, Y. (2010). Thesis Analisis hubungan perilaku caring dan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana menerapkan prinsip etik keperawatan dalam asuhan keperawatan di rsud sragen. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA Alavi, A, Bahrami, M, Boroujeni, A.Z & Yousefy, A. (2015). Pediatric nurses’ perception of factors associated with caring selfefficacy: A qualitative content analysis. Iran J Nurs Midwifery Res. 20(2): 232–238. PMCID: PMC4387649
Ivancevich, J.M. (2005). Organizational behavior and management. Boston : McGraw-Hill.
Asmadi. (2008). Tehnik prosedural keperawatan: Konsep dan applikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.
Judge, T., Jackson, C., Shaw, J., Scott, B., & Rich, B. (2007). Self efficacy and work-related performance: The integral role of indivudual differences. Journal of Applied Psychology. 92 (1), 107127.
Bandura A. (2006) Negative Selfefficacy and goal effects revisited. J Appl Psychol. 88, 87–99. [PubMed: 12675397]
Melnikov S, Shor R, Kigli-Shemesh R, Gun Usishkin M, Kagan I. Closing an open psychiatric ward: Organizational change and its effect on staff uncertainty, SelfEfficacy, and Professional Functioning. Perspect Psychiatr Care. 2013;49:103–9. [PubMed: 23557453]
Baron, Robert A & Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial. Edisi Ke Sepuluh. Jakarta: Erlangga. Brotosumarto. (2004). Self efficacy. Diakses 30 Maret 2015, dari http://www.cimbuak.net.
Doenges, M. E, (2010). Nurse's pocket guide : diagnoses, prioritized interventions, and rationales. Philadhelpia: F.A. Davis.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2010). Standar profesi dan kode etik keperawatan indonesia. Jakarta: Authors.
7
8