Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Tekanan Darah Pada Penyakit Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Nita Wahyuni, Sri Saptuti Wahyuningsih, Susi Endrawati Program Studi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo INTISARI Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan syaraf. Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler. Hipertensi adalah tekanan darah arterial tinggi, dimana tekanan sistoliknya melebihi 140 mmHg dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Jenis penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan desain retrospektif. Studi Korelasi yang dimaksud untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi. Populasi diambil dari pasien hipertensi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Tehnik pengambilan sampel dengan purposif yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel. Pengumpulan data menggunakan data rekam medis. Analisis data dengan menggunakan SPSS dengan studi korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi sejumlah 42 responden dengan nilai signifikansi 0,025 dan 0.000.
Kata kunci : Kadar Kolesterol, Tekanan Darah, Hipertensi.
PENDAHULUAN Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah (TD), tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila dari pengukuran berulang-ulang (minimal 3 kali) pada situasi atau waktu berlainan diperoleh nilai rata-rata tekanan darah sistolik (TDS) lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik (TDD) lebih dari 90 mmHg. TDS merupakan hasil pembacaan saat jantung berkontraksi sedangkan TDD merupakan hasil saat relaksasi. Besarnya tekanan darah bervariasi antar individu dan meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Priyanto, 2008: 149). Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler. Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik, dengan mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah,akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sistem kardiovaskuler sesorang. Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan syaraf. Kolesterol terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati dimana kolesterol disintesis dan disimpan. Kolesterol merupakan bahan antara pembentukan sejumlah steroid penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan progesteron (Almatsier Sunita, 2004: 63). Sebaliknya, kolesterol dapat membahayakan tubuh. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan penyakit serebrovaskuler (Almatsier Sunita, 2004: 63). Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup dan peningkatan resiko stroke, penyakit jantung koroner , dan penyakit organ target lainnya (misalnya retinopati, gagal ginjal). Masalahnya dalah bahwa resiko tersebut berjenjang sehingga tidak ada garis batas yang jelas antara pasien yang harus diterapi dan yang tidak perlu diterapi. Penurunan tekanan darah pasien yang
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg menurunkan mortalitas dan morbiditas, tetapi ini bisa mencakup 25% dari populasi. Di Inggris secara umum diterima bahwa pada pasien tanpa faktor resiko tambahan, indikasi terapi adalah tekanan diastolik di atas 100 mmHg dan atau tekanan sistolik di atas 160 mmHg. Faktor resiko lain untuk penyakit vascular yang bisa bekerja sinergis yaitu merokok, obesitas, hiperlipidemia, dan hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa pasien mengalami sekunder akibat penyakit ginjal atau endokrin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soehadi Prijinegoro Sragen. Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada periode November 2015-Mei 2016. Jenis penelitian ini merupakan Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental menggunakan correlations studies, yaitu berisi dugaan adanya hubungan antara 2 variabel (Nasir, 2011: 124). Desain yang digunakan adalah studi retrospektif. Peneliti ingin menentukan ada atau tidaknya hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada periode Juli-Desember 2015. Jumlah sampel yang masuk kriteria inklusi adalah 42 pasien. Sampel penelitian dipilih secara sampling purposif (purposive sampling). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen pada periode Juli sampai Desember 2015, sedangkan sampel yang digunakan adalah semua pasien hipertensi yang melakukan tes kolesterol di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Sampel dengan kriteria ekslusi adalah responden hipertensi yang tidak hadir untuk melaksanakan tes kolesterol di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, sedangkan sampel dengan kriteria inklusi adalah responden hipertensi yang hadir untuk melaksanakan tes kolesterol di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Instrument atau alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah alat untuk mengukur tekanan darah yaitu sphygmomanometer digital dan alat untuk mengukur kadar kolesterol yaitu digital stik tes kolesterol dan data rekam medis Rumah Sakit dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Pengolahan data dilakukan dengan metode editing untuk memeriksa kelengkapan dan kejelasan data. Coding pemeberian kode pada masing- masing sampel yang didapatkan. Entry, memasukkan data ke dalam Stasistic Program for Social Science (SPSS). Cleaning pemeriksaan kembali untuk memastikan bahwa data yang didapatkan telah bersih dari kesalahan. Analisa data yang digunakan adalah dengan analisis korelasi dan regresi. Analisis bivariat digunakan dengan uji statistik korelasi dengan batas kemaknaan p<0,05. Uji regresi digunakan dengan analisis linear bertujuan untuk mengetahui apakah satu variabel bebas berpengaruh terhadap variable terikat dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen selama periode Juli sampai dengan Desember 2015, yang dijadikan subjek penelitian adalah data rekam medis pasien hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi mencakup identitas, umur, jenis kelamin, dan pasien yang melakukan cek kolesterol atau tidak di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro. Distribusi pasien berdasarkan usia dan jenis kelamin adalah sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
Laki-laki
25
59,5%
2
Perempuan
17
40,5%
Total
42
100%
Berdasarkan tabel di atas pengelompokan pasien berdasarkan jenis kelamin didasarkan atas pengklasifikasian pasien hipertensi dan hasil didapatkan 59,5% laki-laki dan 40,5% perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan. Berdasarkan hasil tersebut sesuai dengan penelitian Saryono (2010) yang menyatakan bahwa laki-laki 1,2 kali lebih banyak terjangkit hipertensi dibandingkan perempuan.
Tabel 2. Distribusi Pasien Berdasarkan Umur No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
jumlah
Persentase
1
Laki-laki
41-50 tahun
5
20%
51-60 tahun
10
40%
61-70 tahun
5
20%
71-80 tahun
3
12%
81-90 tahun
1
4%
91-100 tahun
1
4%
Total
25
100%
41-50 tahun
1
5,9%
51-60 tahun
6
35,3%
61-70 tahun
6
35,3%
71-80 tahun
3
17,6%
81-90 tahun
1
5,9%
Total
17
100%
2
Perempuan
Responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan. Responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki berusia 51-60 tahun dengan persentase 40%, sedangkan responden perempuan paling banyak berusia 51-60 tahun dan 61-70 tahun dengan persentase yang sama yaitu 35,3%. Responden laki-laki paling sedikit berusia 81-90 tahun dan 91-100 tahun dengan persentase yang sama yaitu 4%, sedangkan responden perempuan paling sedikit berusia 41-50 tahun dan 81-90 tahun dengan persentase yang sama yaitu 5,9%. Berdasarkan data tersebut relevan dengan penelitian Saryono (2010) yang menyatakan bahwa sebagian besar responden penelitian sampel berusia 46-65 tahun. Pada penelitian Maratu Soleha (2012) menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia perlu diwaspadai resiko terkena hiperkolesterolmia dengan menghindari beberapa faktor resiko seperti indeks masa tubuh pada batas normal. Kolesterol yang berlebih akan mengendap di pembuluh darah, dan akan menyumbat pembuluh darah, penyumbatan ini menyebabkan kerja otot jantung meningkat sehingga menyebabkan hipertensi, karena besarnya tekanan pada pembuluh darah akibat sumbatan pada pembuluh darah perifer.
Tabel 3. Frekuensi kadar kolesterol No
Kadar Kolesterol Responden
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1
≤ 200 mg/dl (normal)
33
78,6
2
200-239 mg/dl (cukup tinggi)
5
11,9
3
≥240 mg/dl (tinggi)
4
9,5
42
100
Total
Tabel tersebut menunjukkan frekuensi kadar kolesterol pada 42 responden di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro, didapat persentase paling tinggi kadar kolesterol pada kategori normal yaitu 78,6% dan persentase paling rendah kadar kolesterol pada kategori tinggi yaitu 9,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar kolesterol dengan kategori normal lebih banyak daripada kadar kolesterol dengan kategori tinggi. Kadar kolesterol dikatakan kategori normal apabila hasil kadar kolesterol yang didapat kurang dari 200 mg/dl. Tabel 4. Frekuensi Tekanan Darah No
Tekanan Darah (mmHg)
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1
<120/<80 (normal)
0
0
2
120-139/80-89 (prehipertensi)
3
7,1
3
140-159/90-99 (hipertensi tahap 1)
20
47,6
4
≥160/≥100 (hipertensi tahap 2)
19
45,3
42
100
Total
Tabel 4 tersebut menunjukkan frekuensi tekanan darah dengan persentase paling tinggi pada hipertensi tahap 1 yaitu sebesar 47,6% dan persentase paling rendah pada prehipertensi, tidak ditemukan responden dengan tekanan darah yang normal dalam penelitian ini.
Hasil analisa statistik Tabel 5. Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kolesterol N
sistolik
diastolik
42
42
42
Kolmogorov-Smirnov Z
.788
1.334
1.114
Asymp. Sig. (2-tailed)
.563
.057
.167
a. Test distribution is Normal.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji statistik normalitas data yang diperoleh dari penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, data yang diperoleh berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dari nilai asymp. sig. (2-tailed) dari data kolesterol adalah 0, 563 nilai asymp. sig. (2-tailed) data sistolik adalah 0, 057 nilai asymp. sig. (2-tailed) data diastolik adalah 0,167. Dari ketiga data tersebut menunjukkan bahwa > 0,05, maka kesimpulannya data berdistribusi normal. 2. Uji Statistik Deskriptife Tabel 6. Hasil uji Descriptife statistik Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kolesterol
42
103
284
173.29
43.585
Sistolik
42
133
225
162.36
22.830
Diastolic
42
70
110
90.12
9.034
Hasil uji statistik diskriptife menunjukkan kadar kolesterol paling rendah responden hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen adalah 103, kadar tertinggi adalah 284. Kadar tekanan darah sistolik paling rendah adalah 133, kadar tekanan darah paling tinggi adalah 225. Kadar tekanan darah diastolik paling rendah adalah 70, kadar tekanan darah diastolik paling tinggi adalah 110.
3. Uji Frekuensi
Gambar 1. Frekuensi Histogram Data Kolesterol
Gambar 3. Frekuensi Histogram Data Tekanan Darah Diastolik
Hasil uji statistik frekuensi diperoleh hasil responden hipertensi rerata tekanan darah sistoliknya adalah 162,36 mmHg, nilai maksimalnya 225 mmHg dan minimalnya 133 mmHg dengan SD 22,830. Rerata tekanan darah diastoliknya adalah 90,12 mmHg, nilai maksimalnya adalah 110 mmHg dan minimalnya adalah 70 mmHg dengan SD 9,034. Rerata kadar kolesterol total responden hipertensi adalah 173,29 mg/dl dengan nilai maksimal 284 mg/dl dan nilai minimal 103 mg/dl dengan SD 43,585. Standar deviasi disini berfungsi untuk menunjukkan perbedaan dari nilai sampel terhadap nilai rata-rata.
4. Uji Korelasi Tabel 7. Hasil Uji Korelasi Correlations kolesterol kolesterol
sistolik
diastolik
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
sistolik 1
42 .345* .025 42 .596** .000 42
diastolik *
.345 .025 42 1
42 .396** .009 42
.596** .000 42 .396** .009 42 1 42
Hasil uji statistik korelasi didapatkan hasil terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Dari hasil uji statistik korelasi di dapat nilai p 0,025 < 0,05 maka terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah sistolik pada responden hipertensi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Hasil uji statistik korelasi juga didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik. Dari hasil uji korelasi didapat nilai p = 0,00 < 0,005 maka terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik pada responden hipertensi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
5. Uji Regresi Tabel 8. Hasil Uji Regresi Model Summaryb Mode l
R
Std. Error R Adjusted R of the Square Square Estimate
Change Statistics R Square Sig. F Change F Change df1 df2 Change
1
.345a
.119
.097
21.695
.119
5.402
1
40
.025
Model Summaryb
Model
R
R Adjusted Square R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
1
.596a
.355
.339
7.345
.355
F Change df1 df2 22.034
1
40
Sig. F Change .000
Setelah menggunakan uji statistik korelasi dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, uji statistik selanjutnya adalah dengan menggunakan uji statistik regresi. Analisa regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Hartono, 2009: 93). Hasil uji statistik regresi model summary didapat nilai R square pada tekanan darah sistolik R square = 0,119, ini
menunjukkan bahwa kadar kolesterol memberikan pengaruh sebesar 11,9%. Sedangkan 88,1% dipengaruhi oleh variabel lain. R square pada tekanan darah diastolik, R square = 0,355, ini menunjukkan bahwa kadar kolesterol memberikan pengaruh sebesar 35,5%. Sedangkan 64,5% dipengaruhi oleh variabel lain, misalnya usia dan berat badan. Tabel 9. Hasil Uji Regresi Anova ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
2542.392
Mean Square 1
2542.392
F 5.402
Sig. .025a
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
1188.613
df
Mean Square 1
1188.613
F 22.034
Sig. .000a
Uji statistik regresi anova, didapat besarnya nilai F pada tekanan sistolik F = 5,402 sedangkan besar nilai signifikansinya 0,025. Signifikansi tabel anova 0,025 < 0,05. Nilai F pada tekanan diastolik F = 22,034 sedangkan besar nilai signifikansinya 0,000. Signifikansi tabel anova 0,000 < 0,05 dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah baik sistolik maupun diastoliknya. Pada penelitian Rahmat Feryadi (2014) menyatakan bahwa sesuai dengan teori terjadinya aterosklerosis, dimana hiperkolesterolmia menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi yang diawali dengan proses aterosklerosis pada pembuluh darah akibat terbentuknya gel busa. Kemudian membentuk bercak perlemakan yang akan menyebabkan terjadinya disrubsi endothelium. Akhirnya faktor pertumbuhan akan menyebabkan gel menjadi aterosklerosis lanjut. Penelitian ini relevan dengan penelitian Yohana Margarita et al (2013), dari 51 responden yang datang ke Puskesmas Kelurahan Joglo II Jakarta Barat selama periode 14 sampai dengan 21 juni 2011 menunjukkan hubungan statistik yang bermakna antara kadar kolesterol total dan tekanan darah orang Indonesia. Pada 51 responden, terdapat hubungan statistik bermakna antara kadar kolesterol total dan tekanan darah sistolik atau diastolik (nilai p = 0,005 dan nilai p = 0,002) dengan
asosiasi searah dan kekuatan hubungan lemah untuk tekanan sistolik dan sedang untuk tekanan diastolik. Berbeda dengan penelitian Rahmat Feryadi (2014) yang melibatkan masyarakat etnik Minangkabau yang ada pada 8 kelurahan di kota Padang menunjukkan hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol total dengan kejadian hipertensi (nilai p = 0,04) dimana responden yang memiliki kadar kolesterol tidak normal beresiko hipertensi 2,09 kali lebih banyak dari pada yang memiliki kadar kolesterol normal.
KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dengan nilai signifikasi tekanan darah sistolik (nilai p = 0,025), diastolik (nilai p = 0,000).
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 63. Feryadi, R, Sulastri, D, Kadri, H. 2014. Hubungan Kadar Profil Lipid dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Vol; 3(2): 206-211. Hartono. 2009. SPSS 16.0. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 51, 93. Hidayah, R. 2001. Faktor Resiko Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Pada Poliklinik Khusus Ginjal Hipertensi Bagian Penyakit Dalam RSUP M. Djamil Padang (skripsi). Padang: Universitas Andalas. Ignatavicus, D. Dan B. Marilyn, V. 1994. Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach. Philadelphia:W.B. Saunders Company. Kamso, S, Purwantyastuti, Ratna, J. 2002. Dislipidemia Pada Usia Lanjut di Kota Padang. Makara of Health Series. Kartikawati, A. 2007. Prevalensi dan Determinasi Hipertensi Pada Pasien Puskesmas di Jakarta Utara (skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia. Kumar. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC. 379.
Lydia, H.A. 2007. Studi Prevalensi dan Determinasi Prevalensi Hipertensi di Kepulauan Bangka Belitung (skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia. Madhur, M.S, Riaz, K, Dreisbach, A.W, Harrison, D.G. 2011. Hypertension. New York: Medscape. Margarita, Y, Pincen, Andi, Marcella, E.R.B.K, Bambang, S. 2013. Kadar Kolesterol Total dan Tekanan Darah Orang Dewasa Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 8 No 2: 79-84. Jakarta: Universitas Tarumanegara. Minh, H.V, Byass, P, Chuc, N.T.K, Wall, S. 2006. Gender Differences in Prevalence and Socioeconomic Determinant of Hipertension. Vietnam: Rural Community of Vietnam. Nasir, Abdul, M, Ideputri. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 124, 227. Neal Michael, 2006, At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. 36, 46. Priyanto. 2008. Farmakologi Dasar. Jakarta: Leskonfi.149, 151, 152, 153. Saryono, 2010. Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Pasien Hipertensi Yang Mendapat Terapi Bekam di Klinik An-Nahl Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) Vol 5 No 2. 66-73. Schunack, W, Klaus, M, Manfred, H. 2000. Senyawa Obat Kimia Farmasi Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 379. Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I & II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Soleha Maratu. 2012. Kadar Kolesterol Tinggi dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012:85-92. Sukandar, E.Y, Retnosari, A, Joseph, I.S, I Ketut, A, Adji, P.S, Kusnandar. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia. 108, 109, 110, 119, 120, 130, 131. Sukandar, E.Y, Retnosari, A, Joseph, I.S, Ketut, A, Adji, P.S, Kusnandar. 2011. ISO Farmakoterapi 2. Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia. 429. Sukandar, E.Y, Retnosari, A, Joseph, I.S, Ketut, A, Adji, P.S, Kusnandar. 2013. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI. 101, 123. Tjay, T.H, Kiran, R. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 569.
Udjianti, W.J. 2013. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika. 49, 50, 51.