PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA BARU YANG TINGGAL DI ASRAMA SYANTIKARA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Liveria Jurissam Tikupadang NIM : 109114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
IA membuat segala sesuatu indah pada waktuNya (Pengkhotbah 3:11a)
Don’t Stop When It Hurt, Stop When You’re Done !
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI SECARA KHUSUS KUPERSEMBAHKAN KEPADA TUHAN YESUS, PAPA & MAMA, SAUDARASAUDARAKU DAN SEMUA ORANG YANG KUKASIHI DAN MENGASIHIKU.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA BARU YANG TINGGAL DI ASRAMA SYANTIKARA
Liveria Jurissam Tikupadang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri sedangkan variabel tergantungnya adalah kesejahteraan psikologis.Subjek dalam penelitian ini adalah 38 mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara, Yogyakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Penyesuaian Diri (α=0,926) dan Skala Kesejahteraan Psikologis (α=0,939). Skala penyesuaian diri disusun berdasarkan kriteria penyesuaian diri menurut Vembriarto (1993).Skala kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff (1989). Hasil analisis data menunjukkan bahwa penyesuaian diri berhubungan positif dengan kesejahteraan psikologis (r = 0,752 ; p= 0,000) dan termasuk dalam kategori kuat karena berada pada rentang 0,60 – 0,799. Semakin tinggi penyesuaian diri subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.Dan sebaliknya, semakin rendah penyesuaian diri subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek. Kata kunci : penyesuaian diri, kesejahteraan psikologis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE CORELATION BETWEEN SELF ADJUSTMENT AND PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF THE FRESHMEN AT SYANTIKARA DORMITORY
Liveria Jurissam Tikupadang
ABSTRACT This study is aimedto find out the corelation between self adjustment and psychological well-being of the freshmen at Syantikara dormitory. Independent variable in this study was self adjustment while psychological well-beingwas taken as the dependent one. The study involved 38 freshmen living at Syantikara dormitory, Yogyakarta. The measuring instruments in this study was self adjustment scale (α=0,926) and psychological well-being scale (α=0,939; the former is based on Vembriartos’s adjustment criterias (1993) and the latter, Ryff’s (1989). The finding of this study showed that self adjustmentwaspositivelyrelated to psychological well-being (r = 0,752; p = 0,000)and both were considered as strong categories because it was in the range of 0,60-0,799. The higher the self adjustment by subject of the higher psychological well-being achieved by the subject and conversely, the lower the self adjustment by subject of the lower psychological wellbeing achieved by the subject.
Key words: self adjustment, psychological well-being
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkatNya yang berlimpah selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi dengan judul “Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama Syantikara” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari ada banyak pihak yang telah berkontribusidalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
2.
Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi. M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3.
Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik yang penuh perhatian membimbing saya selama masa studi.
4.
Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kasih dan kesabaran dalam membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu selama saya mengikuti proses perkuliahan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Segenap staff Fakultas Psikologi dan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi banyak bantuan kepada saya selama proses perkuliahan.
7.
Kepala dan staff Asrama Putri Universitas Gajah Mada dan Asrama Syantikara yang telah memberi ijin kepada saya untuk melakukan penelitian ini.
8.
Papa Daniel Siang Sampealang dan Mama Christina Tikupadang selaku orang tua saya yang selalu menjadi semangat dan kekuatan saya. Love u so much ☺
9.
Kakak-kakak dan adekku tersayang : kk Mis, kk Ela, kk Tanti, kk Nenning, kk Citor, dan ad Jois yang selalu ada buatku. Kangen pelukan kalian ☺
10. Tante Lungan dan Nesa yang selalu bersemangat dan memberiku hiburan saat lagi suntuk. Love u ☺ 11. Teman-teman di asrama UGM dan Syantikara yang bersedia membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Semangat terus ya teman-teman. Tuhan memberkati. 12. LC WELL : Mbak Tata, Ocha, Eka, Rambu, Fanbo, Sisil, Elti, Dewi, Wewen dan Ria yang sudah menjadi sahabat sekaligus saudara dalam suka dan duka (Amsal 17:17) ☺ 13. Keluarga besar Gereja Kristen Nazarene Gloria yang menjadi keluarga keduaku. Dan Tim Heman yang selalu solid dan gokil. Bakalan kangen ma kalian ☺ 14. Mas Nomo, mbak Iin, mbak Dyah, Yoha, Togar yang selalu menguatkanku saat mulai goyah dan ingin menyerah. Tuhan Yesus memberkati ☺
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Pdt. Obaja Sigit, Ibu Warni, Pdt. Yonan dan Pdt. Muh. Bakrie yang telah menguatkanku saat mulai goyah. Tuhan Yesus memberkati ☺ 16. Melan, Jeni, Erina : yang merangkap semuanya (teman kamar, teman gereja, teman curhat). Bersyukur bisa mengenal kalian girls ☺ 17. Suster Marcell dan Esri, teman seperjuangan. Meskipun kalian sudah ‘finish’ duluan ☺ 18. Suster Petra, Mega, Sheila, Regina, Martha, Uli, Owe, Gloria, Nova, Irma, Tirza, Tyas, Maya, Vinda, Wuri, Sisil, Metha, Sandra, Astrid, Monik, dan teman-teman angkatan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Bersyukur bisa mengenal dan berdinamika bersama kalian ☺ 19. Teman-teman Kost Cyntia : Mbak Ket, Intan, Ella, Tia, Putri, Sila, Nova, Archa, Lisa, Dinda, Ari. Makasih buat kebersamaannya selama 4 tahun lebih ☺ 20. Keluarga Tante Wati, tempat tinggal pertamaku saat menginjakkan kaki di Jogja ☺ Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.Terimakasih. Penulis,
Liveria Jurissam Tikupadang
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................... ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................ vi ABSTRAK ............................................................................................... vii ABSTRACT ............................................................................................. viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................. 11 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11 BAB II LANDASAN TEORI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Penyesuaian Diri ................................................................................ 13 1. Pengertian Penyesuaian Diri ...................................................... 13 2. Kriteria Penyesuaian Diri ........................................................... 15 3. Faktor-faktor Penyesuaian Diri ................................................. 16 B. Kesejahteraan Psikologis .................................................................. 18 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis ......................................... 18 2. Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis ............................... 19 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis .... 24 C. Mahasiswa Baru ................................................................................ 25 D. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara .................................. 28 E. Dinamika Psikologis Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa Psikologis yang Tinggal di Asrama Syantikara…………….……………………………………. 32 F. Hipotesis ............................................................................................ 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 38 B. Identifikasi Variabel ......................................................................... 38 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 38 1. Penyesuaian Diri ............................................................... 38 2. Kesejahteraan Psikologis .................................................. 39 D. Subjek Penelitian ............................................................................... 39 E. Alat Pengumpul Data ........................................................................ 40
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................. 46 1. Uji Validitas ............................................................................... 46 2. Seleksi Item ................................................................................ 47 3. Uji Reliabilitas .......................................................................... 51 G. Metode Analisis Data ......................................................................... 52 1. Uji Asumsi ................................................................................ 52 a. Uji Normalitas...................................................................... 52 b. Uji Linearitas ....................................................................... 52 2.
Uji Hipotesis ............................................................................. 53
H. Pelaksanaan Try Out .......................................................................... 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 54 B. Deskripsi dan Data Demografis Subjek............................................. 54 C. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………………59 D. Analisis Data Penelitian..................................................................... 61 E. Pembahasan ....................................................................................... 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 71 B. Saran .................................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 72 LAMPIRAN .............................................................................................. 75
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN 1. Skala Try Out . .............................................................................. 76 2. Skala Penelitian ............................................................................. 92 Reliabilitas Alat Ukur 3. Penyesuaian Diri ......................................................................... 104 4. Kesejahteraan Psikologis ............................................................ 112 Analisis Data 5. Statistik Deskriptif Penelitian .................................................... 121 6. Uji T Variabel ............................................................................ 122 7. Uji Normalitas ............................................................................. 123 8. Uji Linearitas............................................................................... 124 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Blue Print Skala Penyesuaian Diri .............................................. 42 Tabel 2.Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis .................................. 46 Tabel 3. Kisi-kisi Skala Penyesuaian Diri................................................. 48 Tabel 4. Hasil Try Out Penyesuaian Diri ................................................. 48 Tabel 5. Kisi-kisi Skala Kesejahteraan Psikologis .................................... 49 Tabel 6. Hasil Try Out Kesejahteraan Psikologis ..................................... 50 Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ................................... 55 Tabel 8. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Asal Daerah ....................... 56 Tabel 9. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Agama ............................... 56 Tabel 10. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ....... 57 Tabel 11. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Teman Dekat .................. 58 Tabel 12. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Seberapa Sering Mengalami Gangguan Fisik Selama Di Asrama .................................................... 58 Tabel 13. Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel ………………………...59 Tabel 14. Hasil Uji T Variabel Penyesuaian Diri ………………………...60 Tabel 15. Hasil Uji T Variabel Kesejahteraan Psikologis ………………..60 Tabel 16. Uji Normalitas ..................................................................... .….59 Tabel 17. Uji Linearitas........................................................................... ..60 Tabel 18. Uji Hipotesis ............................................................................. 62
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. SKEMA ......................................................................................... 36 GAMBAR 2. SCATTERPLOT ........................................................................ 125
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang terkadang harus hidup berpindahpindah yang disebabkan oleh banyak faktor misalnya, karena faktor ekonomi, faktor keamanan, ikut suami atau istri, faktor pendidikan, bencana alam, dan lain sebagainya. Seperti, para lulusan sekolah menengah atas memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau universitas. Mereka berpindah dari lingkungan yang lama ke lingkungan yang baru dan mereka tidak tahu keadaan dan orang-orang seperti apa yang akan mereka temui nantinya. Mereka tentunya akan mengalami banyak perubahan dalam kehidupan mereka, sebelumnya mereka merasa tenang dan nyaman hidup bersama keluarga. Saat berada di lingkungan baru mereka harus hidup mandiri dimulai dengan mengurusi segala sesuatunya sendiri seperti makan, pakaian, pembayaran listrik, bersosialiasi dengan orang-orang baru, serta masalah studi : kapan belajar, bagaimana membagi waktu yang tepat antara kuliah dankegiatan ekstrakurikuler, menghadapi tugas-tugas kuliah yang lebih banyak dan kompleks (Septiana, 2007). Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada program sarjana di suatu perguruan tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010). Menurut kamus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Oxford, batasan sebagai mahasiswa baru (freshman) adalah masa tahun pertama di universitas. Mahasiswa baru akan dihadapkan pada perubahan pola kehidupan yang berbeda dengan pola kehidupan di sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan dimulai dari perubahan sistem pengajaran, perubahan cara belajar, perubahan lingkungan dan pergaulan ( Dewi, 2004 ). Perubahan tempat tinggal juga merupakan salah satu perubahan yang dihadapi oleh mahasiswa baru. Ada yang tinggal di tempat saudara, di kostkosta-an, di apartemen, kontrakan, bahkan ada yang tinggal di asrama. Bagi mereka yang tinggal di kost, apartemen, dan kontrakan segala sesuatunya lebih bebas daripada mereka yang hidup di asrama (ini tidak berarti bahwa kost, apartemen, ataupun kontrakan tidak memiliki aturan sama sekali) (Septiana, 2007). Di kost dan kontrakan, Bapak/Ibu kost atau pemilik kontrakan tidak terlalu bertanggung jawab atas kehidupan anak kost atau kontrakan. Aturan-aturan yang dibuat berdasarkan keputusan bersama dan kadangkala Bapak/Ibu kost memberi kebebasan untuk memutuskan sendiri aturan-aturan yang akan diterapkan di kost atau kontrakan, sehingga hidup di kost ataukontrakan lebih pada pengembangan privasi. Demikian halnya di apartemen, bangunan apartemen dirancang untuk memungkinkan warganya untuk mengembangkan kehidupan individualitasnya. Pengelola apartemen tidak memberi pengawasan ketat sehingga penghuni apartemen bebas untuk melakukan kegiatan mereka. Bahkan kadangkala antar penghuni apartemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tidak mengenal satu sama lain karena sibuk dan tidak peduli dengan kehidupan orang lain (Septiana, 2007). Berbeda dengan kehidupan di asrama, warga asrama terikat dengan peraturan ketat. Peraturan tersebut antara lain memuat tentang jam-jam tertentu yang diberlakukan di asrama misalnya jam belajar, jam istirahat, jam berapa harus berada di asrama (jam malam), dan sebagainya; izin yang diberikan; kebiasaan dan larangan-larangan yang berlaku keras bagi semua warga asrama tanpa terkecuali. Selain itu, terdapat pula tanggung jawab untuk mengurus asrama bersama dan pengajaran mengenai kepekaan sosial yang terus dilatih dengan berasrama dan berinteraksi dengan orang lain yang berbeda kepribadian, kebiasaan, latar belakang dan budaya. Pengawasan dari Bapak/Ibu asrama sangat berperan dalam kehidupan warga asrama (Septiana, 2007). Dilihat dari fungsinya, asrama memiliki fungsi yang sama dengan kost, kontrakan, dan apartemen yaitu sebagai tempat tinggal bagi mahasiswa yang merantau dari kampung halaman untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi atau universitas. Perbedaannya adalah pada harapan dan peran asrama bagi perkembangan warga asrama. Harapan dan peran dari kehidupan berasrama bukan hanya pada perkembangan kemampuan atau kedewasaan intelektual masing-masing warga asrama tetapi juga akan pencapaian kedewasaan pribadi mereka (Septiana, 2007). Sebagai mahasiswa, perkembangan kemampuan intelektual merupakan tujuan utama mereka untuk menuntut ilmu
dan
kadangkala
mereka
“melupakan”
untuk
mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kemampuan lain yang melekat pada kehidupan mereka seperti perkembangan rohani dan kemampuan sosial yang nantinya akan membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Asrama Syantikara merupakan lokasi penelitian kali ini. Asrama Syantikara berlokasi di Jl. Kolombo CT VI / 001 Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Suster. Asrama tersebut merupakan salah satu asrama bagi mahasiswi di Yogyakarta. Asrama Syantikara merupakan gambaran kecil dari keanekaragaman masyarakat Indonesia karena terdiri dari mahasiswi yang berasal dari berbagai daerah seperti dari Nias, Papua, Tangerang, Kalimantan dan dari berbagai universitas seperti Universitas Sanata Dharma, Universitas Gajah
Mada,
Universitas
Kristen
Duta
Wacana
dan
Universitas
Atmajaya(Septiana, 2007). Pertama kali masuk asrama Syantikara warga asrama telah diberitahukan mengenai peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut mencakup pengaturan waktu, pembagian kamar, kebiasaan dalam unit, tugas-tugas yang harus dilakukan tiap minggunya(Septiana, 2007). Mahasiswa baru yang memutuskan tinggal di asrama Syantikara merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu berada dalam tahap remaja. Masa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun ( Santrock, 2002). Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kehidupannya, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Seorang remaja dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan yang harus dilaksanakan dan dilewati dengan baik (Papalia, Old, dan Feldman, 2008). Menurut Khairani (2013), periode remaja merupakan “ambang pintu” ke periode dewasa. Mereka mulai berusaha untuk berpakaian, bersikap seperti orang dewasa agar memperoleh status sebagai orang dewasa, bukan sebagai anak remaja lagi dan mulai menunjukkan tingkah laku antara lain : merokok, minum-minum, berpacaran, berpetualang, belajar hidup mandiri, misalnya mencari penghasilan sendiri, bahkan bereksplorasi melakukan tindakan atau karya kreatif tertentu. Tugas perkembangan pada periode remaja adalah (a) menerima keadaan diri dan penampilan diri.Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin. (b). Membentuk hubungan dengan teman sebaya secara dewasa. (c). Mengembangkan kemampuan berdiri sendiri baik secara emosional maupun ekonomi. (d). Mengembangkan tanggung jawab sosial. (e). Mengembangkan kemampuan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan masa depan di bidang pekerjaan/pendidikan. (f). Mempersiapkan diri (fisik dan psikis) dalam rangka hidup bermasyarakat. (g). Mencapai nilai-nilai kedewasaan. Dengan melihat rentang usia warga asrama pada umumnya, ini berarti bahwa mereka masih berada dalam tahap remaja akhir. Menurut Mappiare (1982), ciri-ciri penting remaja akhir adalah mulai timbul dan meningkatnya kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan psikis. Keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan penyesuaianpenyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan masamasa sebelumnya. Ciri penting remaja akhir selanjutnya yaitu mempunyai citra diri dan sikap-pandangan yang lebih realistis. Pada tahap ini, remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya, keluarganya, dan orangorang di sekitarnya. Remaja merasa puas dengan dirinya sendiri dan orangorang di sekitarnya. Rasa puas ini merupakan salah satu syarat penting pencapaian kebahagiaan bagi remaja. Kemudian ciri selanjutnya menghadapi masalahnya secara lebih matang. Hal ini ditunjukkan dalam usaha menyelesaikan masalah yang ada, baik secara individu maupun
dengan
diskusi-diskusi dengan teman sebaya mereka. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyak situasi lingkungan dan situasi perasaan-perasaan individu. Ciri penting remaja akhir yang terakhir adalah perasaan menjadi lebih tenang. Perasaan tenang dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang terjadi ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir yang matang dan kemampuan menguasai perasaan-perasaan sendiri serta adanya kemampuan dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya (realistis).Apabila remaja akhir dapat melewati tahap-tahap ini dengan baik maka mereka akan mencapai kesejahteraan psikologis dalam kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kesejahteraan psikologis adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan seseorang terhadap hidupnya baik evaluasi secara kognitif maupun evaluasi secara emosi. Evaluasi secara kognitif, kesejahteraan adalah sebuah bentuk kepuasan dalam hidup, sementara sebagai hasil dari evaluasi emosi yaitu berupa affect atau perasaan senang. Ryff dan Singer (1996) membangun model kesejahteraan psikologis dengan memadukan teori perkembangan manusia, teori-teori klinis mengenai pertumbuhan diri dan literatur-literatur kesehatan mental. Ryff dan Singer (1996) mendefinisikan konsep kesejahteraan psikologis dalam enam dimensi, yakni dimensi penerimaan diri, hubungan yang positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Individu yang tidak mencapai kesejahteraan psikologis dalam hidupnya akan merasa tertekan bahkan akan mengalami depresi. Hal ini disebabkan karena individu tersebut tidak mendapatkan penerimaan dari orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya, tidak mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapainya, selalu bergantung kepada orang lain sehingga individu tersebut tidak mengalami pertumbuhan secara pribadi. Seperti yang diungkapkan oleh Joseph dan Wood (dalam Dewi, (2013)) bahwa orang dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi akan terhindar dari kemungkinan depresi dan sebaliknya, orang dengan kesejahteraan psikologis yang rendah dapat meningkatkan resiko munculnya depresi. Kesejahteraan psikologis sangat berkorelasi dengan depresi. Menurut Ardani, dkk (2007), untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mencapai kesejahteraan psikologis tersebut membutuhkan penanganan dengan melakukan reaksi penyesuaian diri yang benar dan tepat. Aturan-aturan dan harapan yang ingin dicapai dalam kehidupan sebagai mahasiswa terlebih dalam kehidupan berasrama bisa jadi sangat berat untuk dijalanin. Seorang mahasiswi sekaligus sebagai warga asrama membutuhkan dan dituntut melakukan suatu hal untuk dapat bertahan dalam kehidupan berasrama.Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya yang jelas berbeda dengan lingkungan kehidupan sebelumnya. Bagi warga asrama Syantikara, penyesuaian diri sangatlah diperlukan untuk dapat hidup bersama dalam menaati setiap peraturan yang diterapkan di asrama. Menurut Kartono dalam Septiana (2007), penyesuaian diri dimaksudkan agar individu mampu mengendalikan dirinya, menghindari konflik, mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan dan tidak mengalami kesulitan di dalam mengekspresikan dirinya. Penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respons-respons mental
dan
tingkah
laku
yang
menyebabkan
individu
berusaha
menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-tegangan, frustasi-frustasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia di mana ia hidup (Semiun, 2006). Menurut Kartono dalam Indarwati dan Fauziah (2012), individu menyesuaikan kepribadian yang dimiliki dalam bertingkahlaku sesuai dengan norma di masyarakat. Salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat adalah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya dalam hal ini lingkungan asrama. Penyesuaian diri juga merupakan salah satu persyaratan terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan merasa tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan dalam masyarakat pada umumnya (Mu’tadin dalam Safura dan Supriyantini (2006)). Tak terkecuali dalam kehidupan berasrama. Pada kenyataannya, sangatlah tidak mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru (di asrama). Individu harus menekan keinginan dan kehendak pribadi mereka terutama hal-hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di lingkungan baru tersebut. Bukan hanya dengan situasi atau kondisi yang berbeda, tetapi juga dengan orangorang baru yang jelas berbeda kepribadian dan kebiasaan dengan dirinya. Apabila tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan menyebabkan stres bahkan depresi pada individu yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila dapat menyesuaikan diri dengan baik maka individu tersebut dapat menjalani kehidupannya di lingkungan baru dengan bahagia. Salah satu dimensi dalam konsep kesejahteraan psikologis yang diungkapkan oleh Ryff dan Singer (1989) adalah mengenai penguasaan lingkungan. Individu memiliki kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan sesuai dengan kondisi kejiwaan mereka yang didefenisikan sebagai karakteristik dari kesehatan mental. Hal ini dapat berarti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penyesuaian diri yang baik pada suatu lingkungan baru merupakan salah satu bagian
yang
menandakanbahwa
seseorang
mencapai
kesejahteraan
psikologis. Seperti halnya yang dialami oleh mahasiswa baru yang berada di lingkungan baru dalam hal ini lingkungan asrama khususnya warga asrama Syantikara. Mereka dihadapkan pada peraturan-peraturan yang mengikat dan tidak menutup kemungkinan tidak sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Terlebih mahasiswa baru tersebut berada pada tahap perkembangan remaja, dimana pada tahap tersebut mereka menginginkan kebebasan untuk mengembangkan diri mereka dengan mengikuti kegiatan sesuai dengan hobby mereka, kebebasan untuk bersosialisasi dengan banyak orang, kebebasan untuk berkreasi dan sebagainya. Mereka menjadi tidak
“leluasa” untuk
melakukan hal-hal tersebut dengan adanya aturan-aturan yang diterapkan di asrama sehingga mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungan baru tersebut agar dapat hidup dengan baik. Akhirnya, peneliti berasumsi bahwa semakin bisa warga asrama dalam menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi di sekitarnya maka mereka akan semakin dapat mencapai kesejahteraan psikologis mereka. Dan sebaliknya, semakin sulit warga asrama dalam menyesuaikan diri maka semakin susah pula mereka mencapai kesejahteraan psikologis. Hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian untuk membuktikan hipotesis tersebut mengenai hubungan penyesuaian diri dengankesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. Selain itu, pada penelitian sebelumnya hanya membahas mengenai satu variabel saja yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
penyesuaian diri. Peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh tentang penyesuaian diri apabila dihubungkan dengan variabel lain dalam hal ini adalah kesejahteraan psikologis. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah pada Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan, dan Psikologi Sosial mengenai kesejahteraan
psikologis,
penyesuaian
diri
dan
hubungan
antara
penyesuaian diri dengankesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama Penelitian ini dapat memberi informasi bagi para mahasiswa baru perlunya melakukan penyesuaian diri agar mereka dapat mencapai kesejahteraan psikologis saat menghadapi hal-hal yang baru dalam kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Bagi Orang Tua Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua bahwa adanya kondisi yang menekan dialami oleh anak-anak mereka saat menghadapi lingkungan yang baru ( tinggal di asrama) sehingga orang tua sangat diperlukan untuk lebih memperhatikan dan memberikan dukungan secara moril kepada anak-anak mereka. c. Bagi Pengelola Asrama Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pengelola asrama bahwa mahasiswa baru membutuhkan dukungan dan bantuan dalam menyesuaikan
diri
di
asrama
karena
akan
berkaitan
dengan
kesejahteraan psikologis mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penyesuaian Diri 1.
Pengertian Penyesuaian Diri Penyesuaian diri dalam biologi diistilahkan dengan kata “adaptasi”. Menurut teori tersebut hanya organisme yang paling berhasil menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisiknya sajalah yang dapat tetap hidup (Vembriarto dalam Septiana, 2007). Menurut Huffman (dalam Septiana, 2007) adaptasi adalah perubahan struktural atau fungsional yang membuat individu dapat bertahan hidup. Perubahan-perubahan terjadi pada semua taraf kehidupan masyarakat seperti dalam keluarga, pendidikan, ekonomi, dan budaya. Menjadi suatu keharusan bagi individu untuk mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada untuk dapat bertahan hidup (Indarwati dan Fauziah, 2012). Penyesuaian diri berlangsung secara terus menerus antara memuaskan kebutuhan diri sendiri dengan tuntutan lingkungan, termasuk tuntutan orang lain secara kelompok maupun masyarakat. Individu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada berarti individu tersebut mengubah dirinya dengan cara yang tepat untuk memenuhi syarat tertentu (Sukadji dalam Safura dan Supriyantini, 2006). Menurut Haber dan Runyon (dalam Isnawati dan Suhariadi, 2013) penyesuaian diri adalah keadaan seseorang menerima hal-hal dimana ia tidak mempunyai kontrol untuk merubah keadaan. Penyesuaian diri yang baik
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diukur dari seberapa baik seseorang tersebut mengatasi setiap perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya berarti individu tersebut mampu menyelaraskan kebutuhannya dengan tuntutan lingkungan sehingga tidak merasa stres dalam dirinya (Kusuma dan Gusniarti dalam Christyanti, dkk(2010)). Penyesuaian diri adalah tercapainya keselarasan dan keharmonisan baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan tempat tinggal (Wibawati, 2013). Kartono (dalam Wibawati, 2013) menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan lingkungannya sehingga dapat mempertahankan eksistensinya serta memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah. Sedangkan menurut Schneiders (dalam Indarwati dan Fauziah, 2012) penyesuaian diri adalah usaha yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu individu berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustrasi karena terhambatnya kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan keharmonisan dengan diri atau lingkungannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bangun (dalam Wibawati, 2013) mengenai kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru menunjukkan bahwa mahasiswa baru yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dapat bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di sekitarnya. Hal inilah yang membuat mahasiswa baru tersebut dapat diterima di lingkungannya dan dapat menerima keadaan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi perubahanperubahan yang terjadi di sekitarnya untuk dapat menciptakan keselarasan dan keharmonisan antara dirinya sendiri dan lingkungannya. 2.
Kriteria Penyesuaian Diri Vembriarto (dalam Wibawati, 2013) menyebut karakteristik penyesuaian diri sebagai kriteria penyesuaian diri. Penyesuaian diri terbagi menjadi dua yaitu berhasil dan tidak berhasil. Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan perasaan senang, bahagia, dan nyaman. Sedangkan yang tidak berhasil akan menimbulkan perasaan gelisah dan stres. Kriteria penyesuaian diri terdiri dari : a. Kepuasan Psikis Individu yang berhasil melakukan penyesuaian diri akan merasa senang, tenang, dan aman sehingga akan menimbulkan kepuasan psikis. Sedangkan individu yang gagal atau tidak berhasil melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, dan depresi. b. Efisiensi Kerja Individu yang berhasil menyesuaikan diri dapat bekerja atau melakukan setiap kegiatannya dengan baik. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Gejala Fisik Individu yang dapat menyesuaikan diri yang baik akan memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri yang baik akan mengalami kegelisahan dan depresi yang akan berdampak pada gejala fisik seperti pusing dan pencernaan terganggu. d. Penerimaan sosial Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan diterima dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan menerima penolakan dari masyarakat di sekitarnya. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan karakteristik penyesuaian diri menurut Vembriarto ( dalam Wibawati, 2013) yaitu kepuasan psikis, efisiensi kerja, gejala fisik, dan penerimaan sosial. Keempat karakteristik penyesuaian diri tersebut digunakan karena dari hal-hal tersebut nantinya dapat dilihat individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik atau tidak dengan lingkungan barunya. Keberhasilan atau ketidakberhasilan mereka dalam menyesuaikan diri inilah yang akan menentukan tercapainya kesejahteraan psikologis mereka. 3.
Faktor-faktor Penyesuaian Diri Kartono (dalam Septiana, 2007) mengungkapkan beberapa faktor yang sangat menentukan dalam usaha penyesuaian diri adalah sebagai berikut : a. Kondisi dan bagian fisiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Faktor penentu herediter “hereditair dominant” dari kondisi dan bagian tersebut antara lain sistem syaraf, sistem kelenjar, sistem otot, kesehatannya (dalam keadaan sakit atau sehat, dan lain-lain). b. Kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangan Faktor
utama
dalam
taraf
kematangan
pertumbuhan
dan
perkembangan antara lain kematangan intelektual, kematangan sosial dan moral, dan kematangan emosionalnya. c. Determinan psikologis Faktor-faktor yang termasuk dalam determinan psikologis adalah pengalaman-pengalaman, trauma-trauma, situasi dan kesulitan belajar, kebiasaan, penentuan diri (self determination), frustrasi, konflik, dan saatsaat kritis. d. Kondisi lingkungan dan alam sekitar Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi lingkungan dan alam sekitar adalah keluarga, sekolah, lingkungan kerja, teman-teman, dan lainlain. Pada faktor ini, individu akan mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain di lingkungannya apabila terdapat “model” yang tidak baik di lingkungan tersebut. e. Faktor adat istiadat, norma sosial, religi, dan kebudayaan Faktor-faktor tersebut dapat mendukung dan membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan baik. Faktor-faktor tersebut dapat mengatur individu dalam menentukan sikap dalam menyesuaikan diri di lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Faktor-faktor di atas dapat mendukung dan membantu individu dalam menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Dengan adanya faktor-faktor tersebut pula yang akan
mempermudah individu
dalam mencapai
kesejahteraan psikologis saat berada di lingkungan yang baru. B. Kesejahteraan Psikologis 1.
Pengertian Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan psikologis adalah salah satu konsep yang berkembang dalam ranah psikologi positif. Konsep kesejahteraan psikologis ini merupakan gambaran dari kesehatan psikologis seseorang. Tingkat kesehatan psikologis ini didasarkan pada pemenuhan kriteria fungsi kesehatan mental positif yang dikemukakan oleh para ahli psikologi (Ryff dalam Wulandari, 2011). Ryff dan Singer (1996) mengembangkan konsep kesejahteraan psikologis berdasarkan tiga perspektif. Pertama adalah perspektif teoritis dari psikologi kehidupan
perkembangan, manusia.
terutama
Perspektif
ini
psikologi meliputi
perkembangan tahapan
rentang
perkembangan
psikososial Erikson yaitu delapan tahap perkembangan yang memiliki tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi, formulasi dari Buhler mengenai kecenderungan dasar hidup yang mengarah pada pemenuhan hidup, dan deskripsi dari Neugarten mengenai perubahan kepribadian masa dewasa dan masa lanjut yang menyatakan bahwa pada masa dewasa seseorang cenderung hidup secara individual sedangkan masa lanjut yaitu suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kedua adalah perspektif teoritis dari psikologi klinis yang memberikan dasar
pembentukan
konsep
kesejahteraan
psikologis.
Perspektif
ini
memberikan pemahaman tentang individu yang berfungsi secara positif, seperti konsep individu yang dapat beraktualisasi diri dari Maslow, konsep individu yang berfungsi sepenuhnya dari Roger, proses individuasi dari Jung, dan konsep individu yang memiliki kedewasaan diri dari Allport. Ketiga adalah literatur mengenai kesehatan mental dari Jahoda yaitu kriteria positif dari kesehatan mental yang dihasilkan untuk menggantikan definisi kesejahteraan sebagai tidak adanya penyakit (Ryff dan Singer, 1996). Dari berbagai perspektif di atas yang menjelaskan kualitas positif dari manusia terdapat beberapa kesamaan. Ryff merumuskan beberapa kesamaan ini menjadi enam dimensi yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi (Waskito, 2014). Dari uraian di atas, kesejahteraan psikologis dapat diartikan sebagai keadaan individu yang mengalami rentang perkembangan kehidupan yang baik, tidak menderita penyakit mental terutama memiliki karakteristik positif pada penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. 2.
Dimensi-Dimensi Kesejahteraan Psikologis Ryff (1989) menyatakan konsep kesejahteraan psikologis dalam enam dimensi, yakni dimensi penerimaan diri (self acceptance), hubungan yang positif dengan orang lain (positive relation with others), otonomi (autonomy),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi (personal growth). a. Penerimaan Diri (Self Acceptance) Dimensi penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan merupakan ciri penting dari kesejahteraan psikologis. Gambaran inti dari kondisi well-being yang dicirikan dengan individu yang dapat mencapai aktualisasi dan berfungsi secara optimal, kedewasaan serta penerimaan diri seseorang kehidupan yang sudah dilewatinya. Pada dimensi penerimaan diri ini, individu yang memiliki skor tinggi apabila individu tersebut memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek dirinya termasuk kelebihan dan kekurangan diri, dan merasa positif terhadap kehidupan yang telah dilaluinya. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut merasa tidak puas dengan dirinya, merasa kecewa terhadap kehidupan yang dijalaninya, mengalami masalah karena kualitas dirinya, dan berharap menjadi pribadi yang berbeda dari dirinya saat ini. b. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with Others) Dimensi hubungan positif dengan orang lain dapat digambarkan secara operasional sebagai tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam membina kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang lain; yang digambarkan sebagai orang yang mempunyai empati yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kuat, mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat. Pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain, individu yang memiliki skor tinggi apabila mempunyai hubungan yang hangat, memuaskan, dan saling percaya dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang lain, memiliki empati yang besar, afeksi, dan keakraban, memahami memberi dan menerima dalam hubungan antar manusia. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut sedikit memiliki hubungan yang dekat dan kepercayaan terhadap orang lain, merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, memperhatikan orang lain, merasa terasing, dan frustrasi dalam hubungan interpersonal, tidak bersedia untuk mempertahankan hubungan yang penting dengan orang lain. c. Otonomi (Autonomy) Dimensi otonomi ini menekankan pada kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri, kemandirian, dan kemampuan mengatur tingkah laku. Orang yang berfungsi penuh digambarkan mampu menilai diri sendiri dengan menggunakan standar pribadi. Pada dimensi otonomi, individu memiliki skor tinggi apabila individu tersebut mampu mengarahkan dirinya dan mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku sendiri, dan mengevaluasi diri dengan standard sendiri. Sedangkan individu disebut memiliki skor rendah apabila individu tersebut lebih memperhatikan harapan dan penilaian orang lain, bergantung pada penilaian orang lain dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keputusan, menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah laku. d. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery) Dimensi penguasaan lingkungan adalah orang yang mampu menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang khususnya kemampuan seseorang untuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan yang kompleks melalui aktivitas mental dan fisik. Pada dimensi penguasaan lingkungan, individu yang memiliki skor tinggi apabila individu tersebut mempunyai sense of mastery dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, memanfaatkan dengan efektif kesempatan-kesempatan yang ada, mampu memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai pribadi. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan keadaan di sekitarnya, tidak menyadari akan kesempatan di sekitarnya, dan kurang mempunyai kontrol terhadap dunia luar. e. Tujuan Hidup (Purpose in Life) Dimensi tujuan hidup dapat digambarkan secara operasional sebagai tinggi rendahnya pemahaman individu akan tujuan dan arah hidupnya. Dalam teori perkembangan rentang kehidupan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
merujuk pada suatu variasi dalam mengubah kehendak atau tujuan hidup seperti lebih produktif, kreatif, atau penerimaan pengintegrasian emosi di kehidupan yang akan datang. Pada dimensi tujuan hidup, individu yang memiliki skor tinggi apabila individu tersebut mempunyai tujuan dan arah hidup, merasakan hidup yang berarti pada masa kini dan masa yang lalu. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut tidak mempunyai arti, tujuan, arah hidup, dan cita-cita yang tidak jelas, serta tidak melihat adanya tujuan dari kehidupan yang lalu. f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth) Dimensi
pertumbuhan
pribadi
dapat
digambarkan
secara
operasional sebagai tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam mengembangkan
potensi
diri
secara
berkelanjutan
dan
lebih
menekankan pada cara memandang diri dan merealisasikan potensi dalam diri. Terbuka pada pengalaman sebagai contoh merupakan karakteristik utama dalam seseorang dapat berfungsi secara penuh. Pada dimensi pertumbuhan pribadi, individu yang memiliki skor tinggi apabila individu tersebut merasakan adanya pengembangan potensi diri yang berkelanjutan, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri dan dapat melihat perkembangan diri dari waktu ke waktu. Sedangkan skor rendah apabila individu tersebut tidak merasakan adanya kemajuan dan pengembangan potensi diri dari waktu ke waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
merasa jenuh, dan tidak tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku yang baru. 3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis adalah : a. Usia Ryff dan Keyes (dalam Priyambodo, 2011) menemukan dimensi yang berpengaruh terhadap perubahan usia individu adalah dimensi penguasaan lingkungan, relasi positif dengan orang lain, dan dimensi otonomi. Dimensi penguasaan lingkungan dan relasi positif dengan orang lain cenderung tinggi pada usia lansia. Dimensi otonomi cenderung tidak meningkat pada usia lansia, tetapi cenderung meningkat pada usia dewasa awal dan madya. b. Status Sosial Ekonomi Ryff,
dkk
berhubungan
mengemukakan
dengan
dimensi
bahwa
status
penerimaan
sosial
diri,
tujuan
ekonomi hidup,
penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Efek negatif dari status sosial ekonomi yang rendah pada dimensi ini adalah tampak pada hasil perbandingan sosial. individu miskin akan merasa dirinya kurang beruntung dibandingkan dengan individu yang lainnya. c. Budaya Christopher (dalam Dewi, 2013) mengatakan bahwa sistem nilai individualisme-kolektivisme memberi dampak terhadap kesejahteraan psikologis yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Budaya yang menganut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sistem individualisme memiliki skor yang tinggi dalam dimensi penerimaan diri dan otonomi, sedangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai kolektivisme memiliki skor yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. d. Jenis Kelamin Ryff (dalam Dewi, 2013) mengemukakan bahwa pada dimensi kesejahteraan psikologis, perempuan memiliki hubungan positif dengan orang lain dan memiliki kecenderungan skor yang lebih tinggi pada pertumbuhan pribadi. Perempuan menunjukkan kekuatan pada dimensi interpersonal sebagai pusat perkembangan konsepsi perempuan. e. Agama Ritcher (dalam Dewi, 2013) mengungkapkan bahwa tingkat keagamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. C. Mahasiswa Baru Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.Setiap tahunnya, perguruan tinggi akan menerima mahasiswa yang baru. Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada program sarjana di suatu perguruan tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010). Menurut kamus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Oxford, batasan sebagai mahasiswa baru (freshman) adalah pada masa tahun pertama di universitas. Mahasiswa baru yang memutuskan tinggal di asrama pada umumnya merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu berada dalam tahap remaja. Masa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun ( Santrock, 2002). Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek kehidupannya, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Seorang remaja dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan yang harus dilaksanakan dan dilewati dengan baik (Papalia, dkk (2008)). G. S. Hall adalah seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat.Biasanya Hall disebut sebagai Bapak Psikologi Remaja.Hall (dalam Sarwono, 2013) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa topan badai (strum und drang). Pada masa ini akan penuh gejolak akibat pertentangan dengan nilai-nilai dalam kehidupan. Menurut Erikson ada delapan tahap perkembangan sepanjang kehidupan, tiap tahapnya terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan seseorang pada suatu krisis yang harus dipecahkan.Krisis tersebut merupakan titik balik meningkatnya kelemahan dan kemampuan. Hopkins dalam Santrock (2007) menyatakan bahwa ketika seseorang berhasil menyelesaikan krisis yang dihadapinya maka akan semakin sehat perkembangan psikologisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Menurut Blos dalam Sarwono (1989), masa remaja akhir adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan 5 pencapaian hal, yaitu : (a) timbulnya minat yang makin kuat terhadap fungsi-fungsi intelek, (b) keinginan untuk menjalin komunikasi dengan orang lain dan mengalami pengalamanpengalaman baru, (c) terbentuknya identitas seksual yang tetap, (d) berubahnya pandangan dari egosentris dengan keseimbangan antara diri sendiri dengan orang lain, (e) terbentuknya batas atas kepentingan diri sendiri dan masyarakat umum. Menurut Mappiare (1982), ciri-ciri penting remaja akhir adalah mulai timbul dan meningkatnya kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan psikis. Keadaan demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa ini, pola sikap mendidik orang tua dan jarak tempat tinggal antara remaja dengan orang tuanya mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses penstabilan tersebut. Orang tua yang lebih demokratis, lebih menunjang proses terciptanya kestabilan daripada orang tua yang terlalu melindungi (overprotective). Selain itu, remaja yang merantau diharapkan lebih cepat dalam mencapai kestabilan tersebut. Hal ini disebabkan karena remaja dalam lingkungan keluarga yang demokratis dan remaja yang dalam perantauan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mengurusi keperluankeperluannya sendiri, membuat rencana pribadi, menyusun alternatif, mengambil keputusan sendiri serta bertanggungjawab terhadap keputusan-keputusannya. Ciri penting remaja akhir selanjutnya yaitu mempunyai citra diri dan sikappandangan yang lebih realistis. Pada tahap ini, remaja mulai menilai dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sebagaimana adanya, menghargai dirinya, keluarganya, dan orang-orang di sekitarnya. Remaja merasa puas dengan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Rasa puas ini merupakan salah satu syarat penting pencapaian kebahagiaan bagi remaja. Kemudian ciri selanjutnya menghadapi masalahnya secara lebih matang. Hal ini ditunjukkan dalam usaha menyelesaikan masalah yang ada, baik secara individu maupun dengan diskusi-diskusi dengan teman sebaya mereka. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyak situasi lingkungan dan situasi perasaan-perasaan individu. Ciri penting remaja akhir yang terakhir adalah perasaan menjadi lebih tenang. Perasaan tenang dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang terjadi ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir yang matang dan kemampuan menguasai perasaan-perasaan sendiri serta adanya kemampuan dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya (realistis). Mahasiswa adalah remaja yang mengenyam pendidikan sampai di perguruan tinggi. Individu tersebut akan menghadapi hal-hal baru yang menuntut mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik. Penyesuaian diri yang baik akan membuat mereka menjadi pribadi yang dapat berkembang baik dalam hal intelektual maupun kepribadian mereka. D. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama. Fungsi asrama mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
adalah sebagai berikut : (a) Tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama dalam masa studinya, (b) Sarana berkumpul atau bersosialisasi dengan lingkungan sosial di sekitarnya, (c) Sarana penunjang dalam proses belajar. Melihat dari fungsi asrama tersebut membuat seseorang memutuskan untuk tinggal dalam asrama. Selain itu, mereka tetap memutuskan tinggal di asrama karena keinginan orang tua demi menjaga keamanan anak-anak mereka, adapula karena kerabat atau keluarga mereka tinggal pula di asrama tersebut serta karena mendapatkan beasiswa dari Romo atau Suster yang mengharapkan mereka tinggal di asrama. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Regina, salah satu warga asrama Syantikara, Regina tinggal di asrama selain demi keamanannya karena tinggal berjauhan dengan orang tuanya, alasan lain tinggal di asrama karena sebelumnya kerabat Regina pernah tinggal di asrama. Setiap asrama menerapkan peraturan tegas yang harus ditaati oleh semua warga asrama tanpa terkecuali. Seperti halnya pada asrama Syantikara, pertama kali masuk asrama tersebut warga asrama telah diberitahukan mengenai peraturan-peraturan yang berlaku. Pemberitahuan akan peraturan-peraturan tersebut dan keharusan mengenal warga asrama yang lama diadakan dalam masa orientasi mahasiswa, yang sering disebut POSMA (Pekan Orientasi Mahasiswa). Peraturan tersebut mencakup pengaturan waktu, pembagian kamar, kebiasaan dalam unit, tugas-tugas yang harus dilakukan tiap minggunya. Tugas wajib yang dilakukan tiap minggunya disebut dengan “tugas unit” yang dilakukan secara bergantian oleh masing-masing anggota unit. Tugas unit tersebut adalah membersihkan unit yang ditempati warga asrama misalnya, mengepel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
membersihkan kaca, membersihkan kamar mandi, menata rak sepatu, dan lainlain (Septiana, 2007). Dalam pengaturan waktu, asrama Syantikara menerapkan “jam tamu” (waktu yang diperbolehkan untuk mendapat kunjungan dari orang lain) mulai dari pukul 16.00 WIB - pukul 17.30 WIB setiap harinya. Selain kunjungan dari orang tua, warga asrama tidak diperbolehkan menerima tamu di luar jam tamu yang telah ditentukan. Terdapat pula “jam tenang” yaitu jam belajar warga asrama dimulai dari pukul 08.00 WIB - 10.00 WIB dan dilanjutkan pada pukul 19.00 WIB – 21.00 WIB. Setiap warga asrama diharuskan pulang sebelum pukul 22.00 WIB setiap harinya. Apabila terdapat penghuni yang melanggar peraturan tersebut akan mendapatkan konsekuensi dari Suster. Bagi warga asrama yang mempunyai kepentingan di luar asrama setelah pukul 18.00 WIB diharuskan meminta izin kepada Suster atau kepada “simbok” dan “wakil simbok” (sebutan kepada ketua dan wakil unit). Hal ini sesuai dengan penuturan Regina, salah satu warga asrama Syantikara, yang menyatakan bahwa demikianlah jam-jam yang diberlakukan di asrama. Regina juga menambahkan terdapat pula jam makan, makan pagi mulai pukul 06.00 – 07.30 WIB, makan siang mulai pukul 12.00 – 13.30 WIB dan makan malam mulai pukul 18.00 – 18.30 WIB kecuali makan malam pada hari Sabtu dimulai pada pukul 17.00 – 17.30 WIB. Selain itu, warga asrama tidak diperbolehkan untuk menonton televisi setiap hari. Warga asrama diperbolehkan menonton televisi hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan dunia luar, pihak asrama menyediakan media cetak misalnya koran, majalah untuk dibaca setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Peraturan yang juga diterapkan di asrama Syantikara adalah peraturan “pindah unit” yang dilaksanakan setiap tahunnya. Pindah unit dilakukan untuk mengubah formasi penghuni dalam satu unit. Pemindahan unit ini dilakukan oleh Suster. Setiap penghuni tidak mempunyai hak untuk memilih teman satu unitnya. Terdapat pula “rapat unit” yang bukan merupakan peraturan asrama tapi hal ini sering dilakukan oleh masing-masing unit. Rapat unit ini dilakukan sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah baik secara personal maupun unit. Selain peraturan, dalam asrama juga terdapat pengurus yaitu warga asrama yang dipercaya untuk mengelola kegiatan bersama dan menjadi penghubung antara penghuni dengan Suster ataupun penghuni dengan pihak luar. Pengurus menjabat selama satu tahun ajaran. Pengurus dipilih oleh warga asrama sendiri, namun tidak jarang Suster juga berperan dalam mengambil keputusan untuk menentukan pengurus tersebut. Kepengurusan dibagi menjadi dua bagian yaitu pengurus inti dan pengurus harian. Selain bertugas sebagai pelaksana tugas-tugas inti, pengurus inti juga mengkoordinasi beberapa kegiatan harian asrama yang dikelola oleh masing-masing koordinator. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan di asrama Syantikara yaitu kegiatan dalam lingkungan asrama dan kegiatan di luar lingkungan asrama. Kegiatan dalam lingkungan asrama misalnya latihan koor. Sedangkan kegiatan di luar lingkungan
asrama
seperti
kegiatan
kampus,
organisasi
kepemudaan,
mendampingi bimbingan belajar, pendampingan iman untuk warga sekitar dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimaksudkan untuk mengembangkan kedewasaan pribadi warga asrama. Para warga asrama tidak hanya diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berkembang dalam segi intelektual tetapi juga dalam segi kepribadian. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk melatih kerjasama antar warga asrama, saling memahami dan menghargai satu sama lain antar warga asrama yang berasal dari berbagai suku, latar belakang, agama dan universitas (Septiana, 2007). Sejak awal berdirinya, asrama diharapkan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata tetapi sebagai tempat untuk pembinaan dan pengembangan diri. Tujuan utamanya adalah untuk melatih kejujuran, kepekaan, rasa tanggung jawab, kepedulian terhadap sesama, kemandirian, serta menumbuhkan toleransi terhadap pada sesama yang berbeda (Septiana, 2007). E. Dinamika Psikologis Hubungan Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama Syantikara Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada program sarjana di perguruan tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010). Mereka memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau universitas. Seorang mahasiswa rela meninggalkan keluarga dan lingkungan yang telah membuat mereka nyaman berpindah ke lingkungan baru yang belum mereka ketahui sama sekali. Di lingkungan yang baru mereka akan bertemu dengan orang-orang baru dan tinggal di lingkungan yang baru. Ada yang tetap tinggal bersama keluarga atau kenalan mereka bahkan tinggal bersama dengan orang-orang yang mereka tidak kenal sebelumnya. Ada yang memutuskan tinggal di kos-kosan, kontrakan, apartemen dan di asrama (Septiana, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada umumnya, tinggal di asrama bukanlah pilihan yang menarik buat mahasiswa. Banyaknya peraturan, kewajiban, dan larangan yang berlaku di asrama membuat para mahasiswa merasa tidak nyaman untuk tinggal di asrama (Septiana, 2007). Hal ini dapat dipahami dengan melihat rentang usia para mahasiswa tersebut yang berada dalam rentang usia remaja akhir. Pada rentang usia remaja akhir, individu menginginkan kebebasan untuk mengembangkan diri mereka (Septiana, 2007). Tak terkecuali bagi mahasiswa yang memutuskan untuk tinggal di asrama Syantikara. Sebagai mahasiswa baru, tidak mudah bagi mereka untuk menjalani hidup di asrama. Banyak perubahan yang mereka alami. Sebelumnya mereka merasa tenang dan nyaman hidup bersama keluarga dan kemudian mereka tinggal di asrama dengan segala peraturan dan kewajiban yang diberlakukan bagi segenap warga asrama. Meskipun demikian, mereka tetap memutuskan tinggal di asrama. Hal ini disebabkan karena keinginan orang tua demi menjaga keamanan anak-anak mereka, adapula karena kerabat atau keluarga mereka tinggal pula di asrama tersebut serta karena mendapatkan beasiswa dari Romo atau Suster yang mengharapkan mereka tinggal di asrama. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Regina, salah satu warga asrama Syantikara, Regina tinggal di asrama selain demi keamanannya karena tinggal berjauhan dengan orang tuanya, alasan lain tinggal di asrama karena sebelumnya kerabat Regina pernah tinggal di asrama. Aturan-aturan dan harapan yang ingin dicapai dalam kehidupan sebagai mahasiswa terlebih dalam kehidupan berasrama bisa jadi sangat berat untuk dijalankan. Kehidupan baru di asrama dengan peraturan dan kewajiban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
berlaku tentunya akan membuat mahasiswa baru tersebut merasa tidak nyaman dan tertekan. Hal ini akan mempengaruhi kondisi psikis mereka. Para mahasiswa tersebut tidak merasakan kesenangan atau kebahagiaan dalam menjalani kehidupan di asrama. Dengan tekanan-tekanan yang ada seperti peraturan yang ketat, tuntutan untuk berbagi dengan warga asrama yang lainnya serta belajar untuk memahami dan mengerti orang lain maka diasumsikan bahwa kesejahteraan psikologis mereka tidak tercapai dengan baik. Seorang mahasiswi sekaligus sebagai warga asrama membutuhkan dan dituntut melakukan suatu hal untuk dapat bertahan dalam kehidupan berasrama. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya yang jelas berbeda dengan lingkungan kehidupan sebelumnya. Seseorang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat ditandai dengan mendapatkan kepuasan psikis (merasa senang, tenang, aman), dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik, memiliki keadaan fisik yang sehat dan bugar serta diterima dengan baik oleh masyarakat dimana seseorang tersebut berada. Namun, pada kenyataannya tidak mudah dalam menyesuaikan diri. Ada proses yang harus dilalui dan berbeda-beda untuk setiap individu. Kemampuan penyesuaian diri ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang, kondisi psikologis, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan dan budaya masyarakat yang berlaku (Septiana, 2007). Seorang mahasiswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami perasaan kecewa, gelisah, depresi, kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya, mengalami gangguan pada fisik seperti pusing atau gangguan pencernaan dan mendapatkan penolakan dari masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kemampuan menyesuaikan diri sangat penting untuk dilakukan agar mahasiswa dapat hidup dengan nyaman di asrama maupun di kampus. Penyesuaian diri yang baik pada suatu lingkungan baru merupakan salah satu bagian yang menandakan bahwa seseorang mencapai kesejahteraan psikologis. Seseorang yang mencapai kesejahteraan psikologis ditandai dengan seseorang tersebut mampu menerima dirinya, mampu menjalin relasi positif dengan orang lain, memiliki kemandirian, memiliki penguasaan lingkungan, memiliki makna dan tujuan hidup, dan mengalami pertumbuhan diri (Ryff, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 1.SKEMA Mahasiswa Baru yang Tinggal di Lingkungan Baru (Asrama Syantikara)
Penyesuaian Diri
Tinggi
Rendah
• Menimbulkan kepuasan psikis (senang, tenang, aman) • Dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik • Memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar • Diterima dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada
• Menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, depresi • Kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya • Mengalami gangguan pada fisik seperti pusing atau gangguan pencernaan • Mendapatkan penolakan dari masyarakat
• Mampu menerima diri • Mampu menjalin relasi positif dengan orang lain • Memiliki kemandirian • Memiliki penguasaan lingkungan • Memiliki makna dan tujuan hidup • Mengalami pertumbuhan diri
• • • •
zz
Tinggi
Tidak menerima diri Mengisolasi diri Bergantung pada orang lain Kurang menyadari kesempatan yang diberikan lingkungan • Kurang mampu memaknai hidup • Kurang mampu mengembangkan sikap dan perilaku
Rendah
Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Hipotesis Ada korelasi positif antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara, dimana bila seorang individu mempunyai penyesuaian diri yang rendah maka ia mempunyai kecenderungan mencapai kesejahteraan psikologis yang rendah, begitu pula sebaliknya. Bila seorang individu mempunyai penyesuaian diri yang tinggi maka ia mempunyai kecenderungan mencapai kesejahteraan psikologis yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1997). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. B. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas (Independent Variable)
: Penyesuaian diri
2. Variabel Tergantung (Dependent Variable) :Kesejahteraan Psikologis C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyesuaian diri adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya untuk dapat menciptakan keselarasan dan keharmonisan antara dirinya sendiri dan lingkungannya. Aspek-aspek dari penyesuaian diri yang menjadi indikator dalam penelitian kali ini adalah kepuasan psikis, efisiensi kerja, gejala fisik dan penerimaan sosial. Pengukuran penyesuaian diri kali ini menggunakan skala yang berkaitan dengan aspek-aspek tersebut. Semakin tinggi skor total yang
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diperoleh subjek maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya atau semakin berhasil dalam menyesuaikan diri. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula penyesuaian
dirinya
atau
menunjukkan
ketidakberhasilan
dalam
menyesuaikan diri. 2. Kesejahteraan psikologis adalah suatu keadaan individu yang mengalami rentang perkembangan kehidupan yang baik, tidak menderita penyakit mental terutama memiliki karakteristik positif pada penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Kesejahteraan psikologis pada penelitian kali ini diukur menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang mengacu pada teori Ryff yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Tingkat kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek dilihat berdasarkan skor total yang diperolehnya. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologisnya. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian kali ini adalah seluruh mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. Alasan pemilihan subjek tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Asrama Syantikara merupakan asrama khusus untuk mahasiswi. Warga asrama berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Nias, Papua, Sumatera, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan dari berbagai universitas seperti Universitas Sanata Dharma, Universitas Gajah Mada, Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa dan Universitas Atmajaya. Warga asrama juga memeluk keyakinan serta memiliki status ekonomi yang berbedabeda. Hal ini yang menurut peneliti akan membuat proses penyesuaian diri pada warga asrama lebih kompleks daripada warga asrama dengan latar belakang yang sama seperti berasal dari daerah yang sama, agama yang sama atau universitas yang sama. 2. Warga asrama merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu berada dalam tahap remaja. Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek kehidupannya, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. E. Alat Pengumpul Data Pada penelitian kali ini, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala yang memuat kumpulan pertanyaan yang diberikan kepada subjek dan subjek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut: SS= 4, S=3, TS=2,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
STS=1. Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut: SS=1, S=2, TS=3, STS=4. 1. Penyesuaian Diri Peneliti menyusun skala penyesuaian diri berdasarkan empat kriteria yang dikemukakan oleh Vembriarto (dalam Wibawati, 2013) yaitu : a. Kepuasan Psikis Individu yang berhasil melakukan penyesuaian diri akan merasa senang, tenang, dan aman sehingga akan menimbulkan kepuasan psikis. Sedangkan individu yang gagal atau tidak berhasil melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, dan depresi. b. Efisiensi Kerja Individu yang berhasil menyesuaikan diri dapat bekerja atau melakukan setiap kegiatannya dengan baik. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya. c. Gejala Fisik Individu
yang
dapat
menyesuaikan
diri
yang
baik
akan
memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri yang baik akan mengalami kegelisahan dan depresi yang akan berdampak pada gejala fisik seperti pusing dan pencernaan terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d. Penerimaan sosial Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan diterima dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan menerima penolakan dari masyarakat di sekitarnya. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya atau semakin berhasil dalam menyesuaikan diri. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin
rendah
pula
penyesuaian
dirinya
atau
menunjukkan
ketidakberhasilan dalam menyesuaikan diri. Berdasarkan keempat karakteristik tersebut, peneliti menyusun 48 butir pernyataan yang terdiri dari 24 pernyataan favorable dan 24 pernyataan unfavorable.Berikut adalah butir pernyataan skala penyesuaian diri sebelum dilakukan uji coba : Tabel 1. Blue Print Skala Penyesuaian Diri Komponen
Favorable
Unfavorable
Jumlah
Bobot %
Kepuasan psikis
6
6
12
25
Efisiensi kerja
6
6
12
25
Gejala fisik
6
6
12
25
Penerimaan sosial
6
6
12
25
Total
24
24
48
100
2. Kesejahteraan Psikologis Peneliti menyusun skala kesejahteraan psikologis berdasarkan teori Ryff (1989) yang memuat enam aspek yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
a. Penerimaan Diri (Self Acceptance) Pada dimensi penerimaan diri ini, individu tersebut memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek dirinya termasuk kelebihan dan kekurangan diri, dan merasa positif terhadap kehidupan yang telah dilaluinya. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut merasa tidak puas dengan dirinya, merasa kecewa terhadap kehidupan yang dijalaninya, mengalami masalah karena kualitas dirinya, dan berharap menjadi pribadi yang berbeda dari dirinya saat ini. b. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with Others) Pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain, individu mempunyai hubungan yang hangat, memuaskan, dan saling percaya dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang lain, memiliki empati yang besar, afeksi, dan keakraban, memahami memberi dan menerima dalam hubungan antar manusia. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut sedikit memiliki hubungan yang dekat dan kepercayaan terhadap orang lain, merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, memperhatikan orang lain, merasa terasing, dan frustrasi dalam hubungan interpersonal, tidak bersedia untuk mempertahankan hubungan yang penting dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c. Otonomi (Autonomy) Pada dimensi otonomi, individu mampu mengarahkan dirinya dan mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku sendiri, dan mengevaluasi diri dengan standard sendiri. Sedangkan individu disebut memiliki skor rendah apabila individu tersebut lebih memperhatikan harapan dan penilaian orang lain, bergantung pada penilaian orang lain dalam membuat keputusan, menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah laku. d. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery) Pada dimensi penguasaan lingkungan, individu tersebut mempunyai sense of mastery dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, memanfaatkan dengan efektif kesempatan-kesempatan yang ada, mampu memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai pribadi. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan keadaan di sekitarnya, tidak menyadari akan kesempatan di sekitarnya, dan kurang mempunyai kontrol terhadap dunia luar. e. Tujuan Hidup (Purpose in Life) Pada dimensi tujuan hidup, individu tersebut mempunyai tujuan dan arah hidup, merasakan hidup yang berarti pada masa kini dan masa yang lalu. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
individu tersebut tidak mempunyai arti, tujuan, arah hidup, dan cita-cita yang tidak jelas, serta tidak melihat adanya tujuan dari kehidupan yang lalu. f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth) Pada dimensi pertumbuhan pribadi, individu tersebut merasakan adanya pengembangan potensi diri yang berkelanjutan, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri dan dapat melihat perkembangan diri dari waktu ke waktu. Sedangkan skor rendah apabila individu tersebut tidak merasakan adanya kemajuan dan pengembangan potensi diri dari waktu ke waktu, merasa jenuh, dan tidak tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku yang baru. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologisnya. Berdasarkan keenam aspek tersebut, peneliti menyusun 90 butir pernyataan yang terdiri dari 48 pernyataan favorable dan 42 pernyataan unfavorable.Berikut adalah butir pernyataan skala kesejahteraan psikologis sebelum dilakukan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 2.Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis Komponen
Favorable
Unfavorable
Jumlah
Bobot %
Penerimaan diri
8
7
15
16,67
Hubungan yang positif dengan orang lain
8
7
15
16,67
Otonomi
8
7
15
16,67
Penguasaan lingkungan
8
7
15
16,67
Tujuan hidup
8
7
15
16,67
Pertumbuhan pribadi
8
7
15
16,67
Total
48
42
90
100
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata “validity” yang berarti bahwa sejauhmana suatu alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya secara tepat dan cermat. Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan baik atau memberikan hasil ukur sesuai dengan tujuan dan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1999). Pengukuran validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.Pengukuran validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Pengukuran validasi isi ini akan memberikan jawaban mengenai sejauhmana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hendak diukur (aspek representasi) dan sejauhmana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi) (Azwar, 1999). Pengujian validitas yang telah dilakukan oleh dosen pembimbing akan menentukan kelayakan skala kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri untuk dijadikan alat ukur penelitian. 2. Seleksi Item Tahap pertama yang dilakukan adalah analisis dan seleksi item berdasarkan evaluasi kualitatif.Evaluasi ini mencakup kesesuaian item dengan blue print dan indikator yang hendak diungkapkan, penulisan item sesuai dengan kaidah penulisan yang benar serta melihat item-item yang masih mengandung social desirability yang tinggi.Tahap yang kedua adalah prosedur seleksi item berdasarkan data empiris (data hasil uji coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak dikenai skala tersebut nantinya). Azwar (1999) menyatakan bahwa data dianalisis secara kuantitatif untuk memilih item-item yang benar yaitu item-item yang memiliki daya beda yang tinggi. Daya beda item adalah sejauhmana item-item dapat membedakan individu atau sekelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang hendak diukur yang diwakili oleh koefisien korelasi item. Kriteria korelasi item total yang digunakan sebagai batasan adalah 0,30 dengan taraf signifikansi 0,05. Item yang memiliki koefisien korelasi sebesar 0,30 keatas (> 0,30) dianggap memenuhi kriteria item yang sahih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi dibawah 0,30 (< 0,30) akan digugurkan. Tabel 3. Kisi – kisi Skala Penyesuaian Diri Aspek
Item-item sebelum seleksi item
Jumlah
Item-item sesudah seleksi item
Jumlah
Kepuasaan Psikis
1, 8, 11, 17, 19, 24*, 25, 30, 35, 37, 44*, 46
12
1, 8, 11, 17, 19, 25, 30, 35, 37, 46
10
Efisiensi Kerja
2, 3*, 9, 12*, 18, 20*, 26, 31, 36, 38, 45, 48
12
2, 9, 18, 26, 31, 36, 38, 45, 48
9
Gejala Fisik
4*, 7, 10, 13, 15, 22, 29, 34, 40, 42, 43*, 47
12
7, 10, 13, 15, 22, 29, 34, 40, 42, 47
10
Penerimaan Sosial 5*, 6*, 14, 16*, 21, 23, 27, 28, 32, 33, 39, 41
12
14, 21, 23, 27, 28, 32, 33, 39, 41
9
Jumlah Total
48
38
Keterangan : item dengan tanda (*) adalah item yang digugurkan dengan koefisien korelasi ( r ) < 0,30
Tabel 4. Hasil Try Out Penyesuaian Diri Aspek
Item-item setelah Try
Jumlah
Out Kepuasan Psikis
1, 4, 7, 11, 13, 17, 22,
10
27, 29, 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Efisiensi Kerja
2, 5, 12, 18, 23, 28, 30,
9
35, 38 Gejala Fisik
3, 6, 8, 10, 15, 21, 26,
10
32, 34, 37 Penerimaan Sosial
9, 14, 16, 19, 20, 24,
9
25, 31, 33 Jumlah Total
38
Tabel 5. Kisi – kisi Skala Kesejahteraan Psikologis Dimensi
Item-item sebelum seleksi item
Jumlah
Item-item sesudah seleksi item
Jumlah
Penerimaan Diri
1, 2, 3*, 19*, 20, 40, 41, 42, 52, 53, 66, 67*, 68, 81, 90*
15
1, 2, 20, 40, 41, 42, 52, 53, 66, 68, 81
11
Hubungan yang positif dengan orang lain
4*, 5*, 6*, 7, 21, 22*, 37, 38*, 39, 43*, 51, 54, 65, 69*, 80
15
7, 21, 37, 39, 51, 54, 65, 80
8
Otonomi
8*, 9*, 10*, 23, 24*, 25, 36, 44*, 50*, 55, 56*, 64*, 70, 71, 79*
15
23, 25, 36, 55, 70, 71
6
Penguasaan Lingkungan
11, 12*, 13, 26*, 34, 35, 45, 46*, 49*, 57, 58*, 62, 63, 72, 73*
15
11, 13, 34, 35, 45, 57, 62, 63, 72
9
Tujuan Hidup
14, 15*, 16, 17, 31*, 32*, 33, 47, 59*, 74, 75, 76, 82, 83, 89
15
14, 16, 17, 33, 47, 74, 75, 76, 82, 83, 89
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pertumbuhan Pribadi
18*, 27, 28, 29, 30, 48, 60, 61*, 77, 78, 84, 85, 86, 87, 88*
15
Jumlah Total
27, 28, 29, 30, 48, 60, 77, 78, 84, 85, 86, 87
12
90
57
Keterangan : item dengan tanda (*) adalah item yang digugurkan dengan koefisien korelasi ( r ) < 0,30
Tabel 6. Hasil Try Out Kesejahteraan Psikologis Dimensi Item-item setelah Try Jumlah Out Penerimaan Diri
1, 2, 9, 23, 24, 25, 30,
11
31, 39, 40, 50 Hubungan yang positif
3, 10, 21, 22, 29, 32,
8
dengan orang lain
38, 49
Otonomi
11, 12, 20, 33, 41, 42
6
Penguasaan Lingkungan
4, 5, 18, 19, 26, 34, 36,
9
37, 43 Tujuan Hidup
6, 7, 8, 17, 27, 44, 45,
11
46, 51, 52, 57 Pertumbuhan Pribadi
13, 14, 15, 16, 28, 35,
12
47, 48, 53, 54, 55, 56 Jumlah Total
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran pada waktu yang berbeda untuk tujuan penelitian yang sama. Instrumen yang reliabel telah dapat dipercaya dan akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Pengukuran reliabilitas dan uji analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan koefisien alpha (α) Cronbach karena skala hanya diberikan satu kali saja kepada sekelompok subjek.Reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisien (rxx) > 0,900 (Azwar, 1999). Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS for Windows 16.0 diperoleh hasil reliabilitas skala penyesuaian diri sebesar 0,912 dengan jumlah item 48. Setelah seleksi item jumlah item menjadi 39 item dan koefisien reliabelnya menjadi 0,926.Kemudian setelah seleksi item jumlah item menjadi 38 item dan koefisien reliabelnya tetap yaitu 0,926. Sedangkan pada skala kesejahteraan psikologis diperoleh hasil reliabilitasnya sebesar 0,928 dengan jumlah item 90. Setelah seleksi item jumlah item menjadi 59 item dan koefisien reliabelnya menjadi 0,939.Kemudian setelah seleksi item jumlah item menjadi 57 item dan koefisien reliabelnya tetap yaitu 0,939. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa skala hubungan penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis yang disusun oleh peneliti telah reliabel sebagai alat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Uji asumsi merupakan salah satu syarat yang digunakan dalam penggunaan teknik korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada. Uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran variabel bebas (penyesuaian diri) dan variabel tergantung (kesejahteraan psikologis) bersifat normal atau tidak melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Sebaliknya, apabila signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka sebaran data dinyatakan tidak berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel
bebas
(penyesuaian
diri)
dan
variabel
tergantung
(kesejahteraan psikologis) berupa garis lurus atau tidak melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0.Apabila hubungan antara kedua variabel tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dikatakan terdapat korelasi linier antara kedua variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi positif antara penyesuaian diri sebagai variabel bebas dengan kesejahteraan psikologis sebagai variabel tergantung pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. Teknik analisa data yang akan digunakan adalah teknik korelasi menggunakan Spearman Rho melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. H. Pelaksanaan Try Out Sebelum melakukan penelitian maka peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada kepala asrama dengan mengantarkan surat izin penelitian dari kampus. Surat tersebut diserahkan melalui staff administrasi asrama Putri UGM. Atas saran beliau ( untuk mempermudah proses penelitian) peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek penelitian. Skala dititipkan kepada staff administrasi asrama tersebut. Pengambilan data try out dilakukan dengan cara membagikan skala Penyesuaian Diri dan Kesejahteraan Psikologis kepada subjek penelitian. Kedua skala diberikan secara bersamaan dalam bentuk booklet kuesioner yang diisi subjek sesuai dengan petunjuk yang ada dalam kuesioner tersebut. Pengambilan data tryout dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2015. Skala yang disebarkan oleh peneliti berjumlah 60 buah, namun ada 6 buah kuesioner yang tidak sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini. Oleh karena itu, total kuesioner yang digunakan sebagai data try out dalam penelitian ini adalah 54 buah kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan penelitian maka peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada kepala asrama, yakni Sr. Mariati pada tanggal 09 November 2015.Atas saran beliau (untuk mempermudah proses penelitian) peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek penelitian.Skala dititipkan kepada Suster Jaga seperti yang telah direkomendasikan oleh Suster Kepala. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara membagikan skala Penyesuaian Diri dan Kesejahteraan Psikologis kepada subjek penelitian. Kedua skala diberikan secara bersamaan dalam bentuk booklet kuesioner yang diisi subjek sesuai dengan petunjuk yang ada dalam kuesioner tersebut.Pengambilan data dilakukan pada hari Sabtu, 21 November 2015 dan Minggu, 22 November 2015. Skala yang disebarkan oleh peneliti berjumlah 40 buah, sesuai dengan mahasiswa baru yaitu angkatan 2015 yang ada di asrama Syantikara, namun ada 2 buah kuesioner yang tidak sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini. Oleh karena itu, total kuesioner yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini adalah 38 buah kuesioner. B. Deskripsi dan DataDemografis Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara.Berikut disajikan data demografis subjek. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Usia Total subjek dalam penelitian ini adalah 38 orang. Rentang usia subjek dalam penelitian ini berkisar antara usia 17 tahun menjelang usia 18 tahun hingga 20 tahun. Dari keseluruhan jumlah subjek, terdapat 4 orang berusia 17 tahun menjelang 18 tahun, 19 orang yang berusia 18 tahun, 11 orang yang berusia 19 tahun dan 4 orang yang berusia 20 tahun. Berikut ini tabel deskripsi usia subjek penelitian : Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Persentasi
17 tahun menjelang 18 tahun
4
10,53 %
18 tahun
19
50 %
19 tahun
11
28,94 %
20 tahun
4
10,53 %
Total
38
100 %
b. Asal Daerah Dalam penelitan ini, subjek berasal dari daerah yang berbeda. Dari keseluruhan subjek, 8 orang berasal dari Sumatera, 4 orang berasal dari Nias, 12 orang berasal dari Jawa, 1 orang berasal dari Sulawesi, 9 orang berasal dari Kalimantan, 1 orang berasal dari Maluku dan 3 orang berasal dari Papua. Berikut ini tabel deskripsi asal daerah subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 8. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Asal Daerah Asal Daerah
Frekuensi
Persentasi
Sumatera
8
21,1 %
Nias
4
10,5 %
Jawa
12
31, 6 %
Sulawesi
1
2,6 %
Kalimantan
9
23,7 %
Maluku
1
2,6 %
Papua
3
7,9 %
Total
38
100 %
c. Agama Dalam penelitian ini, terdapat 31 orang yang beragama Katolik dan 7 orang yang beragama Kristen.Berikut tabel deskripsi data subjek berdasarkan agama yang dianut oleh subjek. Tabel 9. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Agama Agama
Frekuensi
Persentasi
Katolik
31
81,6 %
Kristen
7
18,4 %
Total
38
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
d. Pekerjaan Orang Tua Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek yaitu sebanyak 20 orang memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan berkisar antara Rp 1.000.000 hingga di atas Rp 10.000.000. Kemudian terdapat 11 orang yang memiliki orang tua yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan penghasilan berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000 dan terdapat 7 orang yang memiliki orang tua yang bekerja sebagai petani dengan penghasilan berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Berikut tabel deskripsi data subjek berdasarkan pekerjaan orang tua. Tabel 10. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan orang tua
Frekuensi
Persentasi
Wiraswasta
20
52,6 %
Pegawai Negeri Sipil
11
28,9 %
Petani
7
18,4 %
Total
38
100 %
e. Data Subjek Berdasarkan Teman Dekat Dalam penelitian ini, keseluruhan subjek memiliki teman dekat yang berkisar antara 1 hingga 20 orang.Berikut tabel deskripsi data subjek berdasarkan teman dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 11. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Teman Dekat Teman Dekat
Frekuensi
Persentasi
Ya
38
100 %
Tidak
-
-
Total
38
100 %
f. Data Subjek Berdasarkan Seberapa Sering Subjek Mengalami Gangguan Fisik Selama Tinggal di Asrama Dalam penelitian ini, terdapat 18 orang yang jarang mengalami gangguan fisik selama berada di asrama, 19 orang yang kadang-kadang mengalami gangguan fisik dan 1 orang yang sering mengalami gangguan fisik selama berada di asrama. Berikut tabel deskripsi data subjek berdasarkan seberapa sering subjek mengalami gangguan fisik selama berada di asrama. Tabel 12. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Seberapa Sering Mengalami Gangguan Fisik Selama Di Asrama Frekuensi Subjek Mengalami Gangguan Fisik Jarang
Frekuensi
Persentasi
18
47,4 %
Kadang-kadang
19
50 %
Sering
1
2,6 %
Total
38
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Deskripsi Data Penelitian Peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap hasil penelitian untuk mengetahui tinggi rendahnya penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis yang dimiliki subjek.Hasil deskripsi data penelitian membandingkan antara pengukuran teoritis dan pengukuran empiris. Hasil deskripsi data penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 13. Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel Pengukuran
Teoritis
Empiris
Min Max
Mean SD
Min Max
Mean
38
152
95
94
146
116,08 11,455
Kesejahteraan 57
228
142,5 28,5 145
214
172,66 13,789
Penyesuaian
19
SD
Diri
Psikologis
Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, mean empiris seluruh variabel lebih besar daripada mean teoritis.Hasil menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara memiliki penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Perolehan mean diuji lagi dengan uji statistik One Sample T-Test dengan menggunakan SPSS for Windows versi 16.0. Pengujian dilakukan untuk menunjukkan kebenaran bahwa mean empirik secara signifikan lebih besar dari mean teoritik. Di bawah ini adalah hasil perhitungan statistik One Sample T-Test :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 14. Hasil Uji T Variabel Penyesuaian Diri
One-Sample Test Test Value = 95 95% Confidence Interval of the Difference t Penyesuaian diri
df
11.344
Sig. (2-tailed) Mean Difference 37
.000
Lower
21.079
Upper
17.31
24.84
Berdasarkan data yang ada, hasil uji T menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa secara signifikan subjek memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi.
Tabel 15. Hasil Uji T Variabel Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Test Test Value = 142.5 95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2t Kesejahteraanpsik ologis
13.483
df
tailed) 37
.000
Mean Difference 30.158
Lower
Upper
25.63
Berdasarkan data yang ada, hasil uji T menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil ini
34.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menunjukkan bahwa secara signifikan subjek memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi. D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Menurut Soegiyono (2011), uji asumsi dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang kita peroleh telah memenuhi syarat untuk melakukan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak (Sarwono, 2012). Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah ShapiroWilk Test dalam program SPSS for Windows 16.0. Dalam penelitian ini menggunakan tes Shapiro-Wilk karena subjek yang digunakan kurang dari 50 subjek (Santoso, 2010). Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 ( p > 0,05 ) maka dapat dikatakan bahwa sebaran data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data normal atau dengan kata lain data yang digunakan memiliki sebaran yang normal. Berikut adalah hasil dari penghitungan uji normalitas : Tabel 16. Uji Normalitas Variabel
p
Keterangan
Kesejahteraan Psikologis
0,081
Normal
Penyesuaian Diri
0,018
Tidak Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa sebaran data variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data tidak berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data normal. Sedangkan variabel penyesuaian diri memiliki nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data tidak normal. b. Uji Linearitas Menurut Santoso (2010), uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dan tergantung mengikuti garis lurus atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS for Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus. Berikut hasil penghitungan uji linearitas : Tabel 17. Uji Linearitas
Penyesuaian
Linearity
Diri*Kesejahteraan Psikologis
F
p
45,212
0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dari hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis adalah 0,000. Hal ini berarti bahwa p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis mengikuti garis lurus. 2. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis korelasi. Menurut Santoso (2010), analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kecenderungan pola satu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman Rho dalam program SPSS for Windows 16.0. Hal ini dikarenakan ada salah satu variabel yang memiliki sebaran data tidak normal, yaitu penyesuian diri. Dalam uji hipotesis ini, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hipotesis ditolak. Namun sebaliknya, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka hipotesis diterima. Berikut hasil uji hipotesis dalam penelitian ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 18. Uji Hipotesis Correlations kesejahteraanpsiko logis Spearman's
kesejahteraanpsikologis
rho
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
penyesuaiandiri
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
penyesuaiandiri 1.000
.752**
.
.000
38
38
.752**
1.000
.000
.
38
38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil pada penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,752 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti ada hubungan positif antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis dan memiliki hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60 – 0,799. Serta nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 maka dapat dikatakan bahwa hipotesisnya diterima. E. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara.Dari hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi signifikan sebesar 0,752 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti ada hubungan positif antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memiliki hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60 – 0,799. Semakin tinggi penyesuaian diri subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek. Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan adanya perbedaan antara mean empirik dan mean teoritis pada kedua variabel. Variabel penyesuaian diri memiliki mean empirik (116,08) >mean teoritis (95) dengan signifikansi sebesar p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean empirik dan mean teoritis. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara memiliki penyesuaian diri yang tinggi. Pada variabel kesejahteraan psikologis, diperoleh mean empirik (172,66) >mean teoritik (142,5) dengan signifikansi sebesar p = 0,000 < 0,05. Nilai signifikansi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan mean teoritik. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Menurut Mappiare (1982), ciri penting remaja akhir yaitu mulai timbul dan meningkatnya kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan psikis. Keadaan demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.Selain itu, remaja yang merantau diharapkan lebih cepat dalam mencapai kestabilan tersebut.Hal ini disebabkan karena remaja dalam perantauan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengurusi keperluan-keperluannya sendiri, membuat rencana pribadi, menyusun alternatif, mengambil keputusan sendiri serta bertanggungjawab terhadap keputusan-keputusannya.Selain itu, pada tahap ini remaja telah mempunyai citra diri dan sikap-pandangan yang lebih realistis, menghadapi masalahnya secara lebih matang dan memiliki perasaan yang lebih tenang. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa terdapat 50 % warga asrama adalah remaja yang berusia 18 tahun; 28 % yang berusia 19 tahun; 10,53 % yang berusia 17 tahun menjelang 18 tahun dan berusia 20 tahun. Pada tahap remaja ini, warga asrama menginginkan kebebasan untuk melakukan banyak hal serta untuk pertama kalinya mereka terlepas dari pantauan orang tua.Oleh karena itu, mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungan baru dalam hal ini lingkungan asrama dan kampus agar dapat hidup dengan baik. Menurut Kartono (dalam Septiana, 2007), kondisi lingkungan dan alam sekitar serta adat istiadat, norma sosial, religi, dan kebudayaan dapat mendukung dan membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan baik. Faktor-faktor tersebut dapat mengatur individu dalam menentukan sikap dalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Dalam penelitian ini, warga asrama berasal dari berbagai daerah terlihat bahwa 31,6 % berasal dari Jawa; 23,7 % berasal dari Kalimantan; 21,1 % berasal dari Sumatera; 10,5 % berasal dari Nias; 2,6 % berasal dari Sulawesi dan 2,6 % berasal dari Maluku. Hal ini terlihat bahwa warga asrama dapat menyesuaikan diri di lingkungan baru karena mereka masih berada dalam lingkungan yang mempunyai asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
daerah yang sama, dalam artian bahwa mereka tidak berada dalam lingkungan yang benar-benar berbeda dengan asal dan kebiasaan mereka. Hal
ini
diungkapkan
pula
oleh
Ritcher
(dalam
Dewi,
2013)
mengungkapkan bahwa tingkat keagamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa 81,6 % warga asrama memeluk agama Katolik dan 18,4 % memeluk agama Kristen. Menurut Martha, salah satu warga asrama Syantikara, pada hari-hari yang telah ditentukan dilaksanakan kegiatan keagamaan bagi warga asrama sebagai sarana untuk pembinaan dan pengembangan diri warga. Asrama Syantikara juga mempunyai motto dalam bahasa Latin “Caritas et Sapientia” yang mengandung arti “Cinta dan Kebijaksanaan”. Dalam kehidupannya, asrama Syantikara mengajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan kepada semua penghuninya (Septiana, 2007). Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang sehingga mempermudah dalam menyesuaikan diri di lingkungannya dan mencapai kesejahteraan psikologisnya.Ryff, dkk mengemukakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Efek negatif dari status sosial ekonomi yang rendah pada dimensi ini adalah tampak pada hasil perbandingan sosial. Individu miskin akan merasa dirinya kurang beruntung dibandingkan dengan individu yang lainnya. Dalam penelitian ini, terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
52,6 % warga asrama memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta; 28,9 % memiliki orang tua yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan 18,4 % memiliki orang tua yang bekerja sebagai petani. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa sebagian besar orang tua warga asrama bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan di atas rata-rata membuat mereka dapat menerima diri mereka sendiri dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Menurut
Kartono
(dalam
Septiana,
2007),
kondisi
fisik
juga
mempengaruhi seseorang dalam usaha menyesuaikan diri di lingkungan barunya. Kondisi fisik seseorang, misalnya saat sakit akan membuat seseorang kesulitan dalam menyesuaikan diri di lingkungan barunya, dan sebaliknya apabila seseorang dalam kondisi sehat akan mempermudah orang tersebut untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Dari data penelitian terlihat 50 % warga asrama kadang-kadang mengalami gangguan fisik; 47,4 % yang jarang mengalami gangguan fisik dan 2,6 % yang sering mengalami gangguan fisik. Selain itu, terlihat pula bahwa keseluruhan warga asrama ( 100 %) memiliki teman dekat yang berkisar antara 1 – 20 orang. Hal ini menandakan bahwa warga asrama khususnya mahasiswa baru yang tinggal di asrama dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang baru di sekitar mereka. Pemilihan asrama Syantikara sebagai tempat penelitian karena berbeda dengan asrama lain yang berada di Yogyakarta, Syantikara merupakan asrama yang plural. Asrama Syantikara disebut plural karena warga asrama memiliki agama, suku, universitas, status sosial, dan latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kebudayaan yang berbeda. Selain itu, warga asrama berada pada rentang usia remaja. Hal ini yang menurut peneliti akan membuat proses penyesuaian diri pada warga asrama lebih kompleks daripada warga asrama dengan latar belakang yang sama seperti berasal dari daerah yang sama, agama yang sama atau universitas yang sama. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terlihat bahwa warga asrama dalam hal ini mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara dapat menyesuaikan diri dengan baik. Menurut Septiana (2007), hal ini disebabkan dengan adanya kesadaran sebagai seorang individu yang akan memasuki kehidupan berasrama. Seorang individu saat memutuskan untuk tinggal di asrama ini berarti bahwa dia akan menerima segala tata, peraturan atau kebiasaan yang diterapkan di asrama maupun dengan sesama warga asrama. Hal ini mengindikasikan bahwa individu tersebut harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan dan orang-orang baru yang ada di asrama yang berbeda dengan kebiasaan, keinginan dan sifat mereka. Asrama
Syantikara
juga
mengadakan
POSMA
(Pekan
Orientasi
Mahasiswa) bagi warga baru dan kegiatan-kegiatan yang lain akan membantu mereka untuk melakukan penyesuaian diri. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan warga asrama yang baru mengenai peraturan-peraturan yang diterapkan selama berada di asrama. Selain itu, dengan adanya bantuan dari para senior untuk mengenalkan peraturan dan kebiasaan selama di asrama pada kegiatan POSMA, warga asrama yang baru sendiri memiliki keinginan untuk merasa nyaman, merasa diterima di lingkungan asrama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dapat bersosialisasi dengan baik sehingga mereka akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan baik. Sejak awal berdirinya, asrama Syantikara diharapkan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata tetapi sebagai tempat untuk pembinaan dan pengembangan diri.Tujuan utamanya adalah untuk melatih kejujuran, kepekaan, rasa tanggung jawab, kepedulian terhadap sesama, kemandirian, serta menumbuhkan toleransi terhadap sesama yang berbeda (Septiana, 2007). Penyesuaian diri yang baik ini merupakan salah satu bagian yang menandakan bahwa warga asrama mencapai kesejahteraan psikologis. Hal ini terlihat dari keseluruhan warga dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan diterima di lingkungan baru mereka yaitu dengan mereka memiliki teman dekat. Selain itu, mereka juga kadang-kadang bahkan jarang mengalami gangguan fisik selama tinggal di asrama. Seperti yang diungkapkan oleh Ryff (1989) bahwa seseorang yang mencapai kesejahteraan psikologis ditandai dengan seseorang tersebut mampu menjalin relasi yang positif dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri berkorelasi positif dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,752 dengan nilai signifikansi 0,000 memiliki hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60 – 0,799. Semakin tinggi penyesuaian diri subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.Dan sebaliknya, semakin rendah penyesuaian diri subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek. B. Saran 1. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu kedua variabel yang digunakan berdekatan dan ada kemungkinan overlap sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel yang berbeda. 2. Peneliti selanjutnya dapat meneliti kembali hubungan antara penyesuaian diri dengan variabel yang lain dengan memperbaiki data demografis pada skala dan memperbanyak sampel dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, T. A., Rahayu, I., Sholichatum, Y. (2007). Psikologi Klinis. Edisi 1.Yogyakarta : Graha Ilmu. Azwar, S. (1997). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Christyanti, D., Mustami’ah, D., Sulistiani, W. (2010). Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.INSAN Vol. 12 No. 03. Surabaya. Universitas Hang Tuah. Dewi, A. K. S. (2004). Hubungan antara Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Dewi, R. P. (2013). Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) pada Orang Tua yang Hidup dalam Kemiskinan.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Indarwati, E., Fauziah, N. (2012). Attachment dan Penyesuaian Diri dalam Perkawinan. Jurnal Psikologi Undip Vol. 1 No. 4. Semarang : Universitas Diponegoro. Isnawati, D., Suhariadi, F. (2013).Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pensiun pada Karyawan PT Pupuk Kaltim.Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 02 No. 1.Surabaya : Universitas Airlangga. http://klikpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri-definisi-teori-dan-karakteristiknya http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/freshman
Kamus Besar Bahasa Indonesia.(2002). Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta : Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(2005). Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta : Balai Pustaka. Khairani, M. (2013).Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, R. D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Edisi Kesembilan. Jakarta : Prenada Media Group. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 Tahun 2010. Jakarta. Priyambodo, B. A. (2011). Studi Deskriptif : Kesejahteraan Psikologis pada Anak Didik Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Ryff, C. D. (1989). Happiness is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 57 No. 6 1069-1081. Ryff, C. D., Singer, B. (1996). Psychological Well-Being : Meaning, Measurement, and Implications for Psychotherapy Research. Psychother Psychosom; 65: 14-23. Safura, L., Supriyantini, S. (2006). Hubungan antara Penyesuaian Diri Anak di Sekolah dengan Prestasi Belajar. Psikologia Vol. 2 No. 1 25-30. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Santrock, John W. (2007). Remaja jilid 1 Ed 11. Jakarta: Erlangga. Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedur SPSS).Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers. Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja (ed. Revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1 : Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-teori yang Terkait. Yogyakarta : Kanisius. Septiana, A. I. (2007). Deskripsi Penyesuaian Diri Penghuni Asrama.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Soegiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Waskito, F. X. L. (2014). Hubungan antara Adversity Intelligence dan Kesejahteraan Psikologis pada Pensiunan.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Wibawati, A. M. R. T. (2013). Hubungan antara persepsi terhadap Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri pada Korban Erupsi Gunung Merapi yang Tinggal di Hunian Tetap.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Wulandari, R. D. P. (2011). Kesejahteraan Psikologis Wanita Lajang Usia Dewasa Awal.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 1. SkalaTry Out
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh : Liveria Jurissam Tikupadang 109114168 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SKALA PENELITIAN Yogyakarta, 25 Maret 2015 Kepada : Yth. Mahasiswa baru partisipan dalam penelitian
Dengan hormat, Saya
Liveria Jurissam Tikupadang (109114168) merupakan
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi). Oleh karena itu, saya membutuhkan sejumlah data yang akan saya dapatkan dari Anda dengan mengisi skala berikut ini. Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah.Saya mengharapkan kejujuran dan keterbukaan Anda dalam pengisian skala.Semua jawaban akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk penelitian ini saja. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya dalam mengisi skala ini.Jawaban-jawaban Anda merupakan bantuan yang sangat berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Hormat saya, Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun demi membantu terlaksananya penelitian ini. Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya saat ini dan bukan berdasarkan keinginan saya maupun pandangan masyarakat pada umumnya.Saya juga memberikan ijin jawabanjawaban tersebut dipergunakan sebagai data penelitian. Yogyakarta,
2015 Menyetujui,
(…………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
IDENTITAS DIRI NAMA (INISIAL)
:
USIA
:
ASAL DAERAH
:
AGAMA
: PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan baik.Anda diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri yang sebenarnya.Usahakan setiap pernyataan dalam skala dapat dijawab tanpa ada yang terlewati.Anda dapat menjawab dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia. Alternatif jawaban yang diberikan sebagai berikut : SS
: apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: apabila Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: apabila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS tersebut
: apabila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh Pengisian : No. 1.
Pernyataan
SS
Saya merasa beruntung tinggal di asrama.
S
TS STS
X
(Ketika ada kesalahan dalam pengisian, Anda dapat menggantinya dengan jawaban yang Anda anggap benar dan memberikan coretan (=) pada jawaban yang salah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
SKALA 1 No.
Pernyataan
SS
1.
Saya bersyukur dengan kemampuan saya dalam memimpin suatu kepanitiaan di asrama.
2.
Ketika tampil di depan umum, saya selalu merasa tenang tanpa perasaan takut.
3.
Terkadang, saya merasa malu menceritakan keadaan keluarga saya kepada orang lain.
4.
Saya terbuka terhadap persaudaraan dengan teman-teman yang berbeda suku di asrama.
5.
Saya mengorbankan waktu saya untuk orang lain.
6.
Saya kurang terbuka mengenai kehidupan keluarga saya kepada orang lain.
7.
Saya cenderung memisahkan diri saat teman-teman yang lain berkumpul di asrama.
8.
Saya dapat mengontrol tindakan saya meskipun sedang marah.
9.
Saya mengharapkan teman asrama mengantar saya ke kampus setiap hari.
10.
Saya tidak mudah frustrasi ketika saya menghadapi masalah di lingkungan saya.
11.
Saya menjadi pencetus kegiatan
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
untuk lingkungan tempat tinggal saya. 12.
Saya kurang nyaman apabila menghadapi perubahan aturan di kampus dan asrama.
13.
Saya senang ikut berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan di asrama.
14.
Saya optimis terhadap masa yang akan datang.
15.
Saya bersyukur bisa menjadi seorang mahasiswa.
16.
Saya iri dengan kehidupan teman yang lain.
17.
Saya yakin bisa berguna bagi orang lain terutama teman asrama dan teman kampus.
18.
Saya senang ikut terlibat dalam kegiatan yang akan menambah pengetahuan saya.
19.
Saya merasa diri saya pantas untuk diandalkan.
20.
Terkadang saya menyalahkan Tuhan saat mengalami keadaan yang tidak menyenangkan.
21.
Saya memberikan kasih sayang dan perhatian kepada orang lain tanpa membeda-bedakan.
22.
Saya takut dan malu menceritakan rahasia saya kepada sahabat.
23.
Saya bisa menentukan sendiri kegiatan-kegiatan yang bermanfaat buat saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
24.
Pada umumnya, saya merasa sedih dan tidak berdaya ketika menghadapi konflik dengan teman asrama.
25.
Saya merasa kurang yakin terhadap pendapat saya.
26.
Saya sulit menghadapi teman asrama maupun teman kampus yang berbeda pendapat dengan saya.
27.
Saya tidak pernah takut dinilai orang lain saat mencoba hal-hal yang baru.
28.
Saya suka berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan asrama.
29.
Saya merasa kurang memiliki kebebasan dalam mengembangkan minat saya.
30.
Saya dipilih menjadi ketua panitia oleh teman-teman kampus atau asrama.
31.
Saya memandang kehidupan orang lain jauh lebih baik dibandingkan saya.
32.
Saya berharap impian saya menjadi kenyataan.
33.
Saya yakin mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada saya.
34.
Saya mudah bergaul dengan orangorang yang baru saya kenal.
35.
Saya merasa tertekan dengan masalah yang saya hadapi.
36.
Saya terbiasa menyiapkan sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kebutuhan sehari-hari. 37.
Saya enggan untuk memulai pembicaraan ketika berjumpa dengan orang yang belum saya kenal.
38.
Saya menceritakan rahasia saya kepada sahabat.
39.
Sulit bagi saya merasakan apa yang dialami orang lain.
40.
Saya senang berbagi pengalaman masa lalu kepada teman sekamar di asrama.
41.
Saya merasa tidak mempunyai kelebihan apapun dibandingkan dengan teman lain di asrama.
42.
Saya puas dengan kehidupan yang saya jalani di asrama.
43.
Saya cenderung mengutamakan kepentingan saya daripada kepentingan orang lain.
44.
Saya tidak mudah frustrasi ketika dibebani tugas yang banyak oleh orang lain.
45.
Dalam kesibukan tugas, saya mampu membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di kampus maupun asrama.
46.
Saya sering bertengkar dengan teman asrama mengenai aturan piket di asrama.
47.
Saya merasa kurang memiliki arah dan tujuan dalam hidup.
48.
Saya jarang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan di lingkungan tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
tinggal saya. 49.
Saya terbiasa menentukan sendiri tempat untuk bepergian.
50.
Ketika saya mengalami masalah dengan orang lain, saya cenderung menilai diri saya, bukan menilai kesalahan orang lain.
51.
Saya menaruh curiga kepada orangorang di sekitar saya.
52.
Sejak kecil saya mengalami kesulitan dalam menjalin relasi pertemanan dengan orang baru.
53.
Saya tidak pernah kecewa atas pengalaman hidup yang saya alami di asrama.
54.
Saya bisa memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal.
55.
Saya bahagia dengan setiap keputusan yang saya ambil.
56.
Saya tidak berani menentang orang yang saya anggap memegang peranan penting dalam hidup saya seperti orang tua
57.
Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
58.
Saya merasa sulit menerima tugas yang tidak sesuai dengan bidang saya.
59.
Saya merasa kehidupan saya lebih beruntung daripada orang lain.
60.
Saya siap saat saya dipilih untuk melakukan hal-hal yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dengan bakat saya. 61.
Saya tidak menyukai hal-hal yang baru.
62.
Saya senang berbagi tugas piket kebersihan dengan teman sekamar di asrama.
63.
Pada umumnya, saya sulit menyesuaikan diri dengan orangorang yang baru saja saya kenal.
64.
Saya yakin pendapat orang lain jauh lebih baik daripada saya.
65.
Saya mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang yang baru saya kenal.
66.
Saya tidak percaya diri saat dipercaya sebagai ketua kamar.
67.
Saya tidak malu mengakui ketidakmampuan saya untuk berbicara di depan umum.
68.
Saya merasa lingkungan baru sulit menerima keberadaan diri saya.
69.
Saya membantu teman yang mengalami kesulitan.
70.
Saya cenderung ragu terhadap hasil pekerjaan saya.
71.
Saya terbiasa tinggal jauh dari orang tua ataupun keluarga.
72.
Saya menolak ajakan teman untuk jalan-jalan ke mall saat saya sedang menghadapi ujian semester.
73.
Saya kurang mampu menerima orang lain yang tidak sependapat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
saya. 74.
Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan sia-sia belaka.
75.
Tuhan memberikan saya kehidupan yang sangat luar biasa.
76.
Saya merasa sedih dengan kehidupan sekarang sebagai penghuni asrama.
77.
Saya senang mencoba sesuatu yang baru.
78.
Terkadang saya merasa jenuh mengikuti aturan asrama yang ada.
79.
Saya merasa takut apabila saya ditinggal sendiri di lingkungan baru.
80.
Dalam lingkungan asrama, saya dipercaya oleh Kepala Asrama maupun teman-teman asrama.
81.
Saya yakin diri saya bisa menjalani hidup mandiri di asrama.
82.
Saya merasa cemas dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab yang baru.
83.
Saya yakin bisa meraih cita-cita saya.
84.
Saya dapat belajar hal yang baru dari teman-teman yang baru dan lingkungan yang baru.
85.
Mempelajari yang baru sangat membosankan bagi saya.
86.
Saya suka melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87.
Saya malu mencoba sesuatu yang baru.
88.
Saya takut mendapatkan teguran pada saat melakukan kesalahan.
89.
Saya merasa takut akan kehidupan saya selanjutnya.
90.
Saya cenderung mempersalahkan diri ketika mengalami kegagalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SKALA 2 No.
Pernyataan
SS
1.
Teman-teman baru membuat saya merasa nyaman berada di dekat mereka.
2.
Meskipun mengalami hambatan, saya menyelesaikan tugas saya tepat waktu.
3.
Saya mendapatkan nilai rendah karena tugas saya tidak terselesaikan dengan baik.
4.
Saya tidak tertekan saat berada di lingkungan yang baru.
5.
Teman-teman biasa meminta pendapat saya.
6.
Teman-teman asrama menolak sekamar dengan saya.
7.
Teman-teman baru di asrama membuat saya tertekan.
8.
Saya merasa takut berada di lingkungan baru.
9.
Saya tidak mampu menjalankan semua tanggung jawab saya.
10.
Saya mampu menjaga kesehatan saya meskipun mempunyai tanggung jawab yang banyak.
11.
Saya merasa aman saat berada di lingkungan yang baru.
12.
Tugas-tugas kuliah dan tanggung jawab saya di asrama sering
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
terbengkalai. 13.
Saya bersemangat saat berolahraga bersama teman-teman asrama.
14.
Teman-teman asrama menghindar saat saya mendekati mereka.
15.
Keadaan sekitar asrama, membuat saya tertekan.
16.
Saya berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di asrama maupun di kampus.
17.
Saya merasa kecewa dengan orangorang di sekitar saya.
18.
Saya dapat menjalani peran sebagai mahasiswa maupun sebagai anggota suatu organisasi dengan baik.
19.
Saya merasa nyaman apabila mendapatkan teman baru.
20.
Saya mendapatkan teguran dari kakak asrama atau Kepala Asrama karena mengabaikan tanggung jawab saya di asrama.
21.
Saya bergabung dalam organisasi di kampus maupun di asrama.
22.
Saya merasa kondisi tubuh saya tetap terjaga dengan baik meskipun berada di lingkungan yang baru.
23.
Kepala Asrama tidak menyetujui ideide saya mengenai kegiatan bersama di asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
24.
Saya merasa tidak tenang tinggal di asrama.
25.
Saya merasa tenang melakukan aktivitas di tengah-tengah orang yang baru saya kenal.
26.
Saya menyelesaikan tugas kuliah maupun tanggung jawab di asrama dengan baik.
27.
Saya dipercaya untuk menjabat posisi tertentu dalam organisasi.
28.
Tidak ada seorangpun yang ingin melibatkan saya dalam kegiatan di asrama.
29.
Teman-teman di sekitar selalu membuat kondisi saya semakin membaik
30.
Saya merasa senang apabila mendapatkan teman baru.
31.
Saya gagal dalam melakukan tanggung jawab saya.
32.
Saya mendapatkan dukungan dari teman kuliah untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya.
33.
Saat berdiskusi, teman-teman kelompok menolak pendapat saya.
34.
Saya melakukan olahraga bersama dengan teman-teman baru saya.
35.
Tinggal di lingkungan baru membuat saya tertekan
36.
Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
37.
Saya merasa nyaman dan senang tinggal di asrama.
38.
Saya menyelesaikan setiap tugas saya tepat waktu.
39.
Teman-teman asrama membantu saya menyelesaikan tugas kuliah.
40.
Lingkungan baru membuat pertahanan tubuh saya drop.
41.
Saya tidak mendapatkan posisi apapun dalam kepanitiaan di kampus.
42.
Saya mudah merasa lelah saat berolahraga bersama teman asrama.
43.
Saya mengalami sakit saat berada di lingkungan baru.
44.
Orang-orang baru di sekitar saya membuat saya merasa tidak aman.
45.
Saya menyelesaikan semua tanggung jawab dengan baik.
46.
Saya merasa gelisah apabila berada di lingkungan baru.
47.
Saya merasa gelisah berada di lingkungan asrama.
48.
Saya menyelesaikan tugas saya dengan baik.
“Mohon diperiksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan”. Terima Kasih atas Bantuan dan Kerjasamanya ☺
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 2. Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh : Liveria Jurissam Tikupadang 109114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Yogyakarta, 11 November 2015
Kepada : Yth. Mahasiswa baru partisipan dalam penelitian
Dengan hormat, Saya
Liveria Jurissam Tikupadang (109114168) adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir. Oleh karena itu, saya meminta partisipasi Anda untuk mengisi skala berikut ini. Skala terdiri atas 2 yaitu skala A dan B. Tidak ada jawaban benar atau salah sehingga Anda diharapkan menjawab sesuai keadaan yang sesungguhnya. Semua jawaban akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. Hormat saya, Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun demi membantu terlaksananya penelitian ini. Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya saat ini dan bukan berdasarkan keinginan saya maupun pandangan masyarakat pada umumnya.Saya juga memberikan ijin jawabanjawaban tersebut dipergunakan sebagai data penelitian. Yogyakarta,
November 2015 Menyetujui,
(…………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
IDENTITAS DIRI Nama (Inisial)
:
Usia
:
Asal daerah/ Suku
:
Agama
:
Universitas/ Perguruan Tinggi
:
Pekerjaan orang tua
:
Penghasilan orang tua
:
a. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 c. Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000 d. Rp 5. 000.000 – Rp 10.000.000 e. > Rp 10.000.000 ( silakan memilih salah satu pilihan jawaban di atas ) Apakah Anda memiliki teman dekat (sahabat) ? a. Ya b. Tidak Berapa banyak teman dekat (sahabat) Anda? Jawab : ……………………………………… Seberapa sering Anda mengalami gangguan fisik (sakit) selama tinggal di asrama? a. Jarang b. Kadang-kadang c. Sering (silakan memilih salah satu pilihan jawaban di atas) Sebutkan gangguan fisik (sakit) yang pernah Anda alami ! Jawab : ……………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan baik.Anda diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri yang sebenarnya.Usahakan setiap pernyataan dalam skala dapat dijawab tanpa ada yang terlewati.Anda dapat menjawab dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia. Alternatif jawaban yang diberikan sebagai berikut : SS
: apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: apabila Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: apabila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS tersebut
: apabila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh Pengisian : No. 1.
Pernyataan
SS
Saya merasa beruntung tinggal di asrama.
S
TS
STS
X
(Ketika ada kesalahan dalam pengisian, Anda dapat menggantinya dengan jawaban yang Anda anggap benar dan memberikan coretan (=) pada jawaban yang salah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
SKALA A No.
Pernyataan
SS
1.
Saya bersyukur dengan kemampuan saya dalam memimpin suatu kepanitiaan di asrama.
2.
Ketika tampil di depan umum, saya selalu merasa tenang tanpa perasaan takut.
3.
Saya cenderung memisahkan diri saat teman-teman yang lain berkumpul di asrama.
4.
Saya menjadi pencetus kegiatan untuk lingkungan tempat tinggal saya.
5.
Saya senang ikut berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan di asrama.
6.
Saya optimis terhadap masa yang akan datang.
7.
Saya iri dengan kehidupan teman yang lain.
8.
Saya yakin bisa berguna bagi orang lain terutama teman asrama dan teman kampus.
9.
Terkadang saya menyalahkan Tuhan saat mengalami keadaan yang tidak menyenangkan.
10.
Saya memberikan kasih sayang dan perhatian kepada orang lain tanpa membeda-bedakan.
11.
Saya bisa menentukan sendiri kegiatankegiatan yang bermanfaat buat saya.
12.
Saya merasa kurang yakin terhadap pendapat saya.
13.
Saya tidak pernah takut dinilai orang lain saat mencoba hal-hal yang baru.
14.
Saya suka berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan asrama.
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
15.
Saya merasa kurang memiliki kebebasan dalam mengembangkan minat saya.
16.
Saya dipilih menjadi ketua panitia oleh teman-teman kampus atau asrama.
17.
Saya yakin mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada saya.
18.
Saya mudah bergaul dengan orang-orang yang baru saya kenal.
19.
Saya merasa tertekan dengan masalah yang saya hadapi.
20.
Saya terbiasa menyiapkan sendiri kebutuhan sehari-hari.
21.
Saya enggan untuk memulai pembicaraan ketika berjumpa dengan orang yang belum saya kenal.
22.
Sulit bagi saya merasakan apa yang dialami orang lain.
23.
Saya senang berbagi pengalaman masa lalu kepada teman sekamar di asrama.
24.
Saya merasa tidak mempunyai kelebihan apapun dibandingkan dengan teman lain di asrama.
25.
Saya puas dengan kehidupan yang saya jalani di asrama.
26.
Dalam kesibukan tugas, saya mampu membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di kampus maupun asrama.
27.
Saya merasa kurang memiliki arah dan tujuan dalam hidup.
28.
Saya jarang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal saya.
29.
Saya menaruh curiga kepada orang-orang di sekitar saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
30.
Sejak kecil saya mengalami kesulitan dalam menjalin relasi pertemanan dengan orang baru.
31.
Saya tidak pernah kecewa atas pengalaman hidup yang saya alami di asrama.
32.
Saya bisa memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal.
33.
Saya bahagia dengan setiap keputusan yang saya ambil.
34.
Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
35.
Saya siap saat saya dipilih untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan bakat saya.
36.
Saya senang berbagi tugas piket kebersihan dengan teman sekamar di asrama.
37.
Pada umumnya, saya sulit menyesuaikan diri dengan orang-orang yang baru saja saya kenal.
38.
Saya mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang yang baru saya kenal.
39.
Saya tidak percaya diri saat dipercaya sebagai ketua kamar.
40.
Saya merasa lingkungan baru sulit menerima keberadaan diri saya.
41.
Saya cenderung ragu terhadap hasil pekerjaan saya.
42.
Saya terbiasa tinggal jauh dari orang tua ataupun keluarga.
43.
Saya menolak ajakan teman untuk jalanjalan ke mall saat saya sedang menghadapi ujian semester.
44.
Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan sia-sia belaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
45.
Tuhan memberikan saya kehidupan yang sangat luar biasa.
46.
Saya merasa sedih dengan kehidupan sekarang sebagai penghuni asrama.
47.
Saya senang mencoba sesuatu yang baru.
48.
Terkadang saya merasa jenuh mengikuti aturan asrama yang ada.
49.
Dalam lingkungan asrama, saya dipercaya oleh Kepala Asrama maupun teman-teman asrama.
50.
Saya yakin diri saya bisa menjalani hidup mandiri di asrama.
51.
Saya merasa cemas dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab yang baru.
52.
Saya yakin bisa meraih cita-cita saya.
53.
Saya dapat belajar hal yang baru dari teman-teman yang baru dan lingkungan yang baru.
54.
Mempelajari yang baru sangat membosankan bagi saya.
55.
Saya suka melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi saya.
56.
Saya malu mencoba sesuatu yang baru.
57.
Saya merasa takut akan kehidupan saya selanjutnya.
Silakan periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan. Kemudian lanjutkan ke Skala B…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SKALA B No.
Pernyataan
SS
1.
Teman-teman baru membuat saya merasa nyaman berada di dekat mereka.
2.
Meskipun mengalami hambatan, saya menyelesaikan tugas saya tepat waktu.
3.
Teman-teman baru di asrama membuat saya tertekan.
4.
Saya merasa takut berada di lingkungan baru.
5.
Saya tidak mampu menjalankan semua tanggung jawab saya.
6.
Saya mampu menjaga kesehatan saya meskipun mempunyai tanggung jawab yang banyak.
7.
Saya merasa aman saat berada di lingkungan yang baru.
8.
Saya bersemangat saat berolahraga bersama teman-teman asrama.
9.
Teman-teman asrama menghindar saat saya mendekati mereka.
10.
Keadaan sekitar asrama, membuat saya tertekan.
11.
Saya merasa kecewa dengan orang-orang di sekitar saya.
12.
Saya dapat menjalani peran sebagai mahasiswa maupun sebagai anggota suatu organisasi dengan baik.
13.
Saya merasa nyaman apabila mendapatkan teman baru.
14.
Saya bergabung dalam organisasi di kampus maupun di asrama.
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
15.
Saya merasa kondisi tubuh saya tetap terjaga dengan baik meskipun berada di lingkungan yang baru.
16.
Kepala Asrama tidak menyetujui ide-ide saya mengenai kegiatan bersama di asrama.
17.
Saya merasa tenang melakukan aktivitas di tengah-tengah orang yang baru saya kenal.
18.
Saya menyelesaikan tugas kuliah maupun tanggung jawab di asrama dengan baik.
19.
Saya dipercaya untuk menjabat posisi tertentu dalam organisasi.
20.
Tidak ada seorangpun yang ingin melibatkan saya dalam kegiatan di asrama.
21.
Teman-teman di sekitar selalu membuat kondisi saya semakin membaik
22.
Saya merasa senang apabila mendapatkan teman baru.
23.
Saya gagal dalam melakukan tanggung jawab saya.
24.
Saya mendapatkan dukungan dari teman kuliah untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya.
25.
Saat berdiskusi, teman-teman kelompok menolak pendapat saya.
26.
Saya melakukan olahraga bersama dengan teman-teman baru saya.
27.
Tinggal di lingkungan baru membuat saya tertekan
28.
Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah saya.
29.
Saya merasa nyaman dan senang tinggal di asrama.
30.
Saya menyelesaikan setiap tugas saya tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
31.
Teman-teman asrama membantu saya menyelesaikan tugas kuliah.
32.
Lingkungan baru membuat pertahanan tubuh saya drop.
33.
Saya tidak mendapatkan posisi apapun dalam kepanitiaan di kampus.
34.
Saya mudah merasa lelah saat berolahraga bersama teman asrama.
35.
Saya menyelesaikan semua tanggung jawab dengan baik.
36.
Saya merasa gelisah apabila berada di lingkungan baru.
37.
Saya merasa gelisah berada di lingkungan asrama.
38.
Saya menyelesaikan tugas saya dengan baik.
“Mohon diperiksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan”.
Terima Kasih atas Bantuan dan Kerjasamanya ☺ SELESAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 3. Reliabilitas Penyesuaian Diri
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
%
54
100.0
0
.0
54
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.912
48
Corrected Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted item1
141.35
109.591
.334
.911
item2
141.37
109.256
.402
.911
item3
141.78
116.327
-.311
.920
item4
141.54
109.046
.237
.913
item5
141.39
109.261
.326
.911
item6
141.11
109.308
.293
.912
item7
141.24
107.469
.474
.910
item8
141.35
107.176
.437
.910
item9
141.33
106.755
.591
.909
item10
141.48
103.915
.633
.908
item11
141.52
106.556
.450
.910
item12
141.41
109.454
.239
.913
item13
141.59
106.095
.475
.910
item14
141.22
107.761
.474
.910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
item15
141.24
107.620
.505
.910
item16
141.44
109.119
.294
.912
item17
141.31
109.956
.352
.911
item18
141.41
108.133
.479
.910
item19
141.24
107.771
.488
.910
item20
141.57
111.004
.064
.916
item21
141.41
107.416
.397
.911
item22
141.44
107.119
.454
.910
item23
141.43
109.268
.367
.911
item24
141.35
108.761
.319
.912
item25
141.41
108.435
.507
.910
item26
141.33
105.585
.532
.909
item27
141.57
106.928
.392
.911
item28
141.30
106.816
.499
.910
item29
141.43
108.589
.361
.911
item30
141.26
108.196
.457
.910
item31
141.46
107.046
.480
.910
item32
141.28
108.129
.484
.910
item33
141.41
108.284
.461
.910
item34
141.52
105.764
.591
.909
item35
141.24
107.356
.535
.910
item36
141.56
107.497
.434
.910
item37
141.35
108.044
.423
.911
item38
141.43
108.702
.511
.910
item39
141.65
106.949
.464
.910
item40
141.44
105.195
.635
.908
item41
141.65
106.081
.453
.910
item42
141.59
106.020
.511
.909
item43
141.54
108.668
.307
.912
item44
141.44
110.440
.183
.913
item45
141.41
108.548
.429
.911
item46
141.52
105.952
.620
.908
item47
141.41
107.869
.457
.910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
item48
141.30
107.156
.559
.909
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.925
41
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
120.67
97.434
.373
.924
item2
120.69
97.390
.404
.924
item5
120.70
97.609
.303
.925
item7
120.56
96.101
.432
.924
item8
120.67
95.321
.449
.924
item9
120.65
95.025
.594
.922
item10
120.80
92.354
.634
.921
item11
120.83
94.821
.453
.924
item13
120.91
94.086
.504
.923
item14
120.54
96.102
.462
.924
item15
120.56
95.723
.522
.923
item17
120.63
98.238
.325
.925
item18
120.72
96.204
.497
.923
item19
120.56
95.761
.517
.923
item21
120.72
95.261
.435
.924
item22
120.76
95.167
.476
.923
item23
120.74
97.818
.314
.925
item24
120.67
97.208
.291
.925
item25
120.72
96.506
.525
.923
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
item26
120.65
93.402
.580
.922
item27
120.89
95.006
.408
.924
item28
120.61
95.299
.479
.923
item29
120.74
96.950
.342
.925
item30
120.57
96.174
.485
.923
item31
120.78
95.874
.423
.924
item32
120.59
95.869
.545
.923
item33
120.72
96.657
.440
.924
item34
120.83
93.575
.645
.922
item35
120.56
95.610
.536
.923
item36
120.87
95.964
.411
.924
item37
120.67
96.189
.431
.924
item38
120.74
97.026
.490
.924
item39
120.96
95.017
.484
.923
item40
120.76
93.620
.630
.922
item41
120.96
94.150
.474
.924
item42
120.91
94.652
.483
.923
item43
120.85
97.185
.274
.926
item45
120.72
96.431
.468
.923
item46
120.83
94.443
.603
.922
item47
120.72
96.393
.423
.924
item48
120.61
95.148
.593
.922
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .926
N of Items 39 Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
item1
114.70
91.080
.385
.925
item2
114.72
91.186
.395
.925
item5
114.74
91.479
.285
.926
item7
114.59
90.020
.416
.924
item8
114.70
89.080
.452
.924
item9
114.69
88.899
.586
.923
item10
114.83
86.292
.630
.922
item11
114.87
88.756
.441
.924
item13
114.94
87.714
.523
.923
item14
114.57
89.910
.458
.924
item15
114.59
89.567
.515
.923
item17
114.67
92.038
.310
.925
item18
114.76
89.960
.499
.924
item19
114.59
89.416
.534
.923
item21
114.76
88.790
.461
.924
item22
114.80
89.071
.466
.924
item23
114.78
91.610
.304
.925
item25
114.76
90.299
.521
.924
item26
114.69
86.974
.607
.922
item27
114.93
88.636
.423
.925
item28
114.65
89.025
.487
.924
item29
114.78
90.780
.333
.925
item30
114.61
89.714
.515
.923
item31
114.81
89.776
.410
.925
item32
114.63
89.521
.562
.923
item33
114.76
90.450
.435
.924
item34
114.87
87.285
.661
.922
item35
114.59
89.529
.520
.923
item36
114.91
89.935
.391
.925
item37
114.70
89.797
.450
.924
item38
114.78
90.818
.483
.924
item39
115.00
88.868
.480
.924
item40
114.80
87.637
.613
.922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
item41
115.00
87.849
.485
.924
item42
114.94
88.657
.466
.924
item45
114.76
90.035
.489
.924
item46
114.87
88.455
.583
.923
item47
114.76
90.450
.389
.925
item48
114.65
88.798
.612
.923
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .926
38
Item-Total Statistics Corrected Scale Mean if Scale Variance Item-Total Item Deleted if Item Deleted Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
111.67
88.642
.375
.925
item2
111.69
88.710
.390
.925
item7
111.56
87.497
.419
.924
item8
111.67
86.642
.448
.924
item9
111.65
86.383
.591
.923
item10
111.80
83.750
.639
.922
item11
111.83
86.330
.437
.924
item13
111.91
85.255
.523
.923
item14
111.54
87.461
.453
.924
item15
111.56
87.082
.515
.923
item17
111.63
89.558
.303
.925
item18
111.72
87.450
.501
.924
item19
111.56
86.893
.539
.923
item21
111.72
86.280
.464
.924
item22
111.76
86.677
.457
.924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
item23
111.74
89.101
.304
.925
item25
111.72
87.865
.512
.924
item26
111.65
84.383
.621
.922
item27
111.89
86.289
.412
.925
item28
111.61
86.506
.491
.924
item29
111.74
88.309
.329
.925
item30
111.57
87.193
.519
.923
item31
111.78
87.233
.416
.924
item32
111.59
87.038
.562
.923
item33
111.72
87.903
.441
.924
item34
111.83
84.858
.658
.922
item35
111.56
87.006
.524
.923
item36
111.87
87.436
.392
.925
item37
111.67
87.245
.457
.924
item38
111.74
88.347
.477
.924
item39
111.96
86.338
.485
.924
item40
111.76
85.092
.622
.922
item41
111.96
85.357
.488
.924
item42
111.91
86.274
.457
.924
item45
111.72
87.525
.491
.924
item46
111.83
86.066
.574
.923
item47
111.72
88.016
.381
.925
item48
111.61
86.280
.618
.922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Reliabilitas Akhir Penyesuaian Diri
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.912
48
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .926
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 4. Reliabilitas Kesejahteraan Psikologis
Case Processing Summary %
N Cases
Valid Excludeda Total
54
100.0
0
.0
54
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.928
90
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
263.39
417.714
.328
.927
item2
263.78
414.893
.444
.927
item3
263.52
419.613
.225
.928
item4
263.02
418.585
.267
.928
item5
263.67
426.151
-.017
.929
item6
263.76
421.733
.115
.929
item7
263.24
414.186
.384
.927
item8
263.52
417.424
.341
.927
item9
263.17
419.085
.198
.928
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
item10
263.67
417.245
.326
.927
item11
263.91
413.520
.429
.927
item12
263.70
419.609
.295
.927
item13
263.13
414.266
.436
.927
item14
262.85
412.883
.495
.926
item15
262.56
421.497
.276
.928
item16
263.19
412.607
.437
.927
item17
263.22
418.742
.386
.927
item18
262.80
422.882
.132
.928
item19
263.48
419.802
.239
.928
item20
262.83
413.425
.474
.926
item21
263.09
419.633
.308
.927
item22
263.74
415.479
.284
.928
item23
263.22
412.252
.591
.926
item24
263.85
418.166
.217
.928
item25
263.65
416.534
.378
.927
item26
263.69
422.295
.122
.928
item27
263.46
414.895
.450
.927
item28
263.22
416.629
.425
.927
item29
263.67
416.528
.337
.927
item30
264.06
414.091
.425
.927
item31
263.50
417.198
.281
.928
item32
262.52
421.726
.250
.928
item33
263.11
412.667
.492
.926
item34
263.17
410.821
.559
.926
item35
263.70
410.854
.499
.926
item36
263.09
415.218
.410
.927
item37
263.57
410.174
.558
.926
item38
263.72
415.978
.288
.928
item39
263.48
417.952
.357
.927
item40
263.39
413.148
.490
.926
item41
263.50
411.651
.535
.926
item42
263.39
414.431
.492
.926
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
item43
263.56
427.799
-.078
.929
item44
263.74
420.837
.190
.928
item45
263.52
412.405
.522
.926
item46
263.11
419.497
.296
.927
item47
263.13
411.775
.533
.926
item48
263.46
417.385
.311
.927
item49
263.69
421.541
.167
.928
item50
263.30
419.005
.255
.928
item51
263.61
416.431
.353
.927
item52
263.37
412.992
.484
.926
item53
263.50
417.689
.319
.927
item54
263.31
415.125
.463
.927
item55
263.35
417.553
.497
.927
item56
264.69
422.182
.100
.929
item57
263.39
415.336
.404
.927
item58
264.04
418.791
.261
.928
item59
263.44
426.855
-.044
.929
item60
263.24
413.998
.526
.926
item61
263.13
420.455
.279
.927
item62
263.24
416.715
.403
.927
item63
263.67
414.981
.495
.927
item64
263.76
423.016
.119
.928
item65
263.48
410.519
.590
.926
item66
263.76
416.337
.366
.927
item67
263.37
418.577
.284
.927
item68
263.43
419.419
.389
.927
item69
263.17
420.557
.263
.928
item70
263.70
411.420
.521
.926
item71
263.96
413.999
.383
.927
item72
263.04
414.678
.400
.927
item73
263.57
423.910
.069
.929
item74
263.20
414.845
.534
.926
item75
262.69
419.239
.345
.927
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
item76
263.07
418.749
.378
.927
item77
262.96
416.112
.481
.927
item78
263.56
416.289
.356
.927
item79
263.74
417.026
.264
.928
item80
263.57
414.815
.451
.927
item81
263.04
413.357
.596
.926
item82
263.70
413.005
.484
.926
item83
262.70
415.835
.517
.927
item84
262.96
415.168
.432
.927
item85
263.09
419.406
.319
.927
item86
262.94
416.808
.411
.927
item87
263.52
415.273
.318
.927
item88
263.81
427.022
-.049
.929
item89
263.46
411.650
.556
.926
item90
264.02
420.169
.160
.928
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .939
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
174.72
272.242
.391
.938
item2
175.11
271.723
.417
.938
item7
174.57
271.042
.365
.938
item8
174.85
274.393
.283
.939
item10
175.00
273.887
.288
.939
item11
175.24
269.016
.477
.937
item13
174.46
270.367
.452
.938
item14
174.19
269.248
.511
.937
item16
174.52
269.273
.440
.938
item17
174.56
274.591
.369
.938
item20
174.17
269.991
.475
.937
item21
174.43
274.626
.335
.938
item23
174.56
268.252
.637
.937
item25
174.98
273.302
.338
.938
item27
174.80
272.014
.408
.938
item28
174.56
272.252
.447
.938
item29
175.00
272.491
.338
.938
item30
175.39
270.129
.444
.938
item33
174.44
269.421
.491
.937
item34
174.50
267.274
.589
.937
item35
175.04
268.829
.460
.938
item36
174.43
270.966
.434
.938
item37
174.91
267.067
.573
.937
item39
174.81
273.512
.367
.938
item40
174.72
269.261
.517
.937
item41
174.83
268.896
.520
.937
item42
174.72
270.770
.496
.937
item45
174.85
268.997
.532
.937
item47
174.46
268.102
.561
.937
item48
174.80
272.656
.336
.938
item51
174.94
272.921
.329
.938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
item52
174.70
269.420
.496
.937
item53
174.83
273.387
.322
.938
item54
174.65
270.006
.540
.937
item55
174.69
273.239
.508
.937
item57
174.72
271.450
.409
.938
item60
174.57
270.287
.537
.937
item62
174.57
272.060
.438
.938
item63
175.00
271.245
.497
.937
item65
174.81
267.663
.591
.937
item66
175.09
272.803
.344
.938
item68
174.76
275.469
.346
.938
item70
175.04
268.716
.506
.937
item71
175.30
271.533
.338
.938
item72
174.37
270.124
.441
.938
item74
174.54
271.423
.520
.937
item75
174.02
274.886
.336
.938
item76
174.41
274.510
.367
.938
item77
174.30
271.873
.502
.937
item78
174.89
272.289
.357
.938
item80
174.91
270.727
.472
.937
item81
174.37
269.672
.616
.937
item82
175.04
270.904
.425
.938
item83
174.04
271.848
.526
.937
item84
174.30
271.080
.450
.938
item85
174.43
274.664
.332
.938
item86
174.28
271.903
.461
.938
item87
174.85
270.619
.351
.938
item89
174.80
268.920
.540
.937
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.939
57
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
169.17
260.217
.401
.938
item2
169.56
259.950
.414
.938
item7
169.02
258.924
.378
.938
item11
169.69
257.088
.484
.937
item13
168.91
258.387
.461
.937
item14
168.63
257.558
.507
.937
item16
168.96
257.885
.423
.938
item17
169.00
262.717
.369
.938
item20
168.61
258.242
.473
.937
item21
168.87
262.756
.333
.938
item23
169.00
256.604
.632
.936
item25
169.43
261.343
.343
.938
item27
169.24
260.224
.406
.938
item28
169.00
260.377
.449
.937
item29
169.44
260.818
.330
.938
item30
169.83
258.217
.450
.937
item33
168.89
257.799
.484
.937
item34
168.94
255.525
.590
.937
item35
169.48
257.462
.443
.938
item36
168.87
259.285
.428
.938
item37
169.35
255.251
.577
.937
item39
169.26
261.667
.366
.938
item40
169.17
257.462
.518
.937
item41
169.28
257.261
.514
.937
item42
169.17
259.009
.493
.937
item45
169.30
257.495
.519
.937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
item47
168.91
256.237
.567
.937
item48
169.24
260.526
.350
.938
item51
169.39
261.223
.322
.938
item52
169.15
257.449
.506
.937
item53
169.28
261.601
.318
.938
item54
169.09
258.161
.543
.937
item55
169.13
261.473
.501
.937
item57
169.17
259.575
.412
.938
item60
169.02
258.358
.545
.937
item62
169.02
260.169
.441
.938
item63
169.44
259.421
.498
.937
item65
169.26
255.781
.598
.937
item66
169.54
261.046
.340
.938
item68
169.20
263.524
.349
.938
item70
169.48
256.971
.505
.937
item71
169.74
259.667
.340
.938
item72
168.81
258.041
.454
.937
item74
168.98
259.754
.511
.937
item75
168.46
262.933
.340
.938
item76
168.85
262.657
.365
.938
item77
168.74
259.856
.514
.937
item78
169.33
260.302
.364
.938
item80
169.35
258.761
.481
.937
item81
168.81
257.776
.623
.937
item82
169.48
259.462
.407
.938
item83
168.48
259.990
.528
.937
item84
168.74
259.101
.459
.937
item85
168.87
262.794
.331
.938
item86
168.72
259.827
.475
.937
item87
169.30
258.892
.348
.938
item89
169.24
257.507
.522
.937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Reliabilitas Akhir Kesejahteraan Psikologis
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.928
90
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.939
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 5. Statistik Deskriptif Penelitian
1. Statistik Deskripsi Penyesuaian Diri
Descriptive Statistics N
Minimum
Penyesuaian diri
38
Valid N (listwise)
38
Maximum
94
146
Mean
Std. Deviation
116.08
11.455
2. Statistik Deskripsi Kesejahteraan Psikologis
Descriptive Statistics N
Minimum
Kesejahteraanpsikologis
38
Valid N (listwise)
38
145
Maximum 214
Mean 172.66
Std. Deviation 13.789
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 6. Uji T Variabel 1. Uji T Penyesuaian Diri
One-Sample Statistics N Penyesuaian diri
Mean 38
Std. Deviation
116.08
Std. Error Mean
11.455
1.858
One-Sample Test Test Value = 95 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t Penyesuaian diri
df
11.344
Sig. (2-tailed) 37
Difference
.000
Lower
21.079
Upper
17.31
24.84
2. Uji T Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics N Kesejahteraanpsikologis
Mean 38
Std. Deviation
172.66
Std. Error Mean
13.789
2.237
One-Sample Test Test Value = 142.5 95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2t
df
tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
Kesejahteraanpsik ologis
13.483
37
.000
30.158
25.63
34.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7. Normalitas antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
kesejahteraanpsikologis
.113
38
.200*
.949
38
.081
penyesuaiandiri
.144
38
.045
.928
38
.018
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 8. Linearitas antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis
ANOVA Table Sum of Squares penyesuaiandiri * Between kesejahteraanpsikol Groups ogis
(Combined)
Mean Square
df
F
Sig.
4203.596
28
150.128 2.075
.126
Linearity
3271.205
1
3271.205 45.212
.000
Deviation from Linearity
932.392
27
34.533
651.167
9
72.352
4854.763
37
Within Groups Total
.477
.933
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Gambar 2. Scatterplot
Kesejahteraan Psikologis
160 140 120 100 80 60 40 20 0 0
50
100
150
200
Penyesuaian Diri
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
\