HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SEARCH ENGINE GOOGLE DAN KREATIVITAS MAHASISWA Niken Pramesti Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ABSTRACT The use of Google search engine is an information search alternatives in a lot of websites around this world that can be quickly accessed, especially for students who need the information to support positive knowledge and media studies. The bigger their curiosity in something, the bigger the chance for them to think creative. Because of that, this research is focused in finding how big then correlation is between the use of Google search engine and student creativeness. Keywords: search engine usage, student creativity, media studies. PENDAHULUAN Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan initidaklah mengejutkan karena internet memang lahir dari benih penelitian. Sebagai sumber dan media informasi global, internet mampu menyampaikanberbagai bentuk komunikasi secara interaktif dan cepat. Bahkan internet punberkembang dan dapat dipercaya sebagai pustaka informasi yang begitu lengkap. Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang sangat efektif. Banyak sekali forum yang tersedia untuk tujuan istimewa ini.42 Internet merupakan hasil inovasi teknologi komputer dan komunikasi yang kini semakin berkembang dan populer. Internet mampu memberikan berbagai fasilitas dan manfaat sehingga para user komputer berlomba-lomba untuk secepatnya memanfaatkan teknologi tersebut. Informasi penting yang tersedia di internet jumlahnya terus meningkat. Ini mencakup berbagai arsip gratis dan arsip umum, catalog perpustakaan, layanan pemerintah, dan sebagainya, dan berbagai pangkalan data komersial. Laju pertumbuhan jenis sumber daya yang terakses melalui internet sungguh mencengangkan. Istilah sumber daya menyatakan segala sesuatu yang dapat mengakses pada internet, tak peduli di mana pun lokasinya. Menurut LaQuey, yang membedakan internet (dan 42
Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media,2007 hal 153.
jaringan global lainnya) dari teknologi
yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan
pesannya. Tak ada media yang memberi setiap peng-gunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang43. Internet merupakan suatu sumber informasi yang sangat besar. Namun, hal tersebut tergantung dari apa yang dilihat oleh pengguna internet darikeanekaragaman sumber informasi yang tersedia. Dengan ditemukannyamesin pencari (search-engine) maka hal tersebut menjadi semakin lebihmudah dilakukan. Hampir setiap pencari informasi di internet selalumenggunakan search engine sebagai sarana untuk menemukan semua informasi yang diinginkan. Mesin pencari (search engine) adalah suatu site internet yang memberikan fasilitas untuk mencari data atau alamat yang anda inginkan di seluruh web server yang terhubung ke internet. Semua search engine yang bekerja menurut rumus dasar yang sama, seperti halnya para koki terkenal, mereka mungkin menggunakan resep dasar yang sama, tentu menambah sedikit rahasia milik mereka sendiri sehingga masakan mereka akan menjadi unik dan berkarakter44. Sebuah search engine akan menyajikan daftar situs yang mungkin menyimpan informasi berkaitan dengan topik yang dicari. Daftar tersebut sebenarnya adalah sekumpulan link yang akan mengaitkan seseorang pada situs-situs yang tersaji pada daftar. Dengan melakukan klik pada salah satu link pada daftar unruk mengakses situs yang direferensikan seseorang dapat langsung terhubung dengan situs tertentu. Google merupakan salah satu search engine yang sangat familiar bagi para pengguna internet, sehingga istilah paman Google sering kali terdengar. Hal ini disebabkan karena fasilitas search engine Google yang sudah menjadi sarana utama dalam menemukan segala pertanyaan yang sudah diajukan oleh para pengguna internet. Melalui fasilitas yang diberikan Google search engine (www.google.com), Google menempati peringkat pertama sebagai situs yang paling banyak diakses oleh para pengguna internet (netter). Google menempati posisi pertama sebagai search engine yang paling populer karena Google menawarkan pencarian informasi secara lengkap dan cepat. Google mengakses lebih dari 1,3 miliar halaman web sehingga bisa memberikan hasil pencarian yang relevan kurang dari setengah detik untuk semua pemakai mesin pencarian ini di seluruh dunia45. 43
Ibid, hal 152-153. Razaq & Ruly, Belajar Praktis Internet, Jakarta, Dinastindo, 2001, hal 66. 45 J.Com, Jago Internet dari Nol hingga Mahir, Yogyakarta, Multicom, 2009, hal 101-102. 44
Salah satu perangkat lunak canggih yang digunakan dalam mesin pencarian Google adalah Page Rank. Dengan perangkat inilah Google dapat menjamin bahwa informasi-informasi yang terpenting akan ditampilkan dahulu pada halaman pertama hasil pencarian. Google semula merupakan proyek mahasiswa Stanford University yang bernama Larry Page dan Sergey Brin yang diberi nama BackRub. Nama tersebut pada tahun 1998 diubah menjadi Google, dan setelah itu proyek tersebut kemudian dijadikan sebagai perusahaan swasta Google milik perseorangan sampai saat ini. Google dikenal sebagai alat pencarian yang paling cerdas. Meski seseorang hanya secara sederhana melakukan pencarian dengan memasukkan kata atau beberapa kata saja, Google akan secara otomatis melakukan pencarian dengan logika Boolean dengan menggunakan batasanbatasan ”AND”, ”NOT”, ”PHRASE”, dan ”OR”. Kelebihan lain ialah Google menggunakan relevansi dan linking, yaitu jumlah tertentu halaman-halaman sejenis yang berhubungan dengan halaman yang dicari46. Dalam pencarian informasi menggunakan search engine Google, seseorang harus memperhatikan kata kunci yang ingin dicarinya. kata kunci yang di masukkan ke dalam kotak masukkan harus mencerminkan secara akurat dan pas tentang apa yang ingin dicari6. Kotak masukkan tersebut dapat menampung sampai dengan 32 kata. Pengetikan kata kunci yang panjang sering menimbulkan kesulitan untuk memantaunya karena tidak seluruh kata di kotak pemasukkan. Jika kata kucinya sudah banyak dan panjang sehingga tidak ditemukan web yang cocok, makan Google akan menayangkan komentar yang menyatakan hal yang dicari tersebut47. Penggunaan search engine Google, merupakan suatu alternatif media pencarian informasi yang dapat diakses secara cepat. Selain itu, penggunaan search engine Google bermanfaat sebagai sarana informasi dan sarana pembelajaran yang positif. Salah satu buah dari hasil penggunaan search engine Google tersebut adalah menghasilkan sebuah kreativitas di tengahtengah para mahasiswa. Istilah kreativitas mula-mula diambil dari bahasa inggris. Yaitu dari kata dasar to create (transitive verb) yang berarti to cause (something new) dan to exist; produce (something new) – menyebabkan sesuatu yang baru– dan mengadakan; menghasilkan (sesuatu yang baru). Kata kreativitas (creativity) dan kekreatifan (creativeness) sama-sama berarti kemampuan untuk 46 47
Sarwono, Search Engine, Yogyakarta, Andi, 2010, hal 14. Kurniawan, Google Search, Jakarta, Dinastindo, 2009, hal 5.
menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal (asli), sebagaimana tercantum dalam Longman Dictionary of Contemporary English (1983:259)”, creativity also creativiness: the ability to produce newand original ideas and things: inventivenesss48. Pengutamaan kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting dari psikolog humanistik. Maslow, dalam studinya menyimpulkan bahwa potensi kreatif merupakan potensi yang umum bagi manusia. Dan Maslow yakin bahwa, jika setiap orang memiliki kesempatan atau menghuni lingkungan yang menunjang, setiap orang dengan kreativitasnya itu akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Selanjutnya, Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif seorang itu, tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Pada dasarnya setiap individu mampu mewujudkan dirinya sebagai orang yang kreatif, karena kreativitas bukanlah dibawa sejak lahir. Para ahli di bidang psikologi percaya bahwa perilaku tiap orang adalah buah dari kecerdasan, kreativitas, kepribadian dan daya penyesuaian. Di antara semua ciri individu, kreativitas atau daya cipta adalah ciri yang paling manusiawi sekaligus paling penuh rahasia. Sukarni Catur Utami Munandar (1985)49, seorang guru besar psikologi dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa orang yang mampu berpikir kreatif memiiki dua unsur pendukung, yakni aspek kognisi (aptitude) ialah ciri-ciri yang berhubungan kemampuan intelektual, bakat, dan kemampuan individu. Sedangkan aspek afeksi (non-aptitude) ialah ciriciri yang berkaitandengan sikap, perasaan dan emosi. Secara sederhana, kreativitas atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk dapat melahirkan gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru melalui suatu proses. Kreativitas, selain merupakan dinamika proses, juga selalu mengacu ke hal-hal yang positif. Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Orang kreatif akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan semua pengetahuan yang dimilikinya, membuat lompatan yang memungkinkan, dan memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru. Gordon
48
Wahyudin, Anak Kreatif, Jakarta, gema Insani, 2007, hal 2-3. Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor, Ghalia Indonesia, 2004, hal 72
49
mengatakan bahwa, “Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen baru. Yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru”50. Berpikir kreatif disebut pula berpikir divergen (divergent thingking). Berpikir kreatif adalah cara berpikir yang bersifat baru, unik, tidak seperti biasanya, atau lain dari yang lain. Orang yang berpikir kreatif berani mempertahankan pemikiran atau pendiriannya dan berani pula untuk mengambil risiko untuk ditentang, ditolak, atau dicaci-maki oleh lingkungan sosialnya. Kadang, orang menganggap orang yang berpikir kreatif sebagai pemikir gila “(crazy thinker)”, karena menawarkan ide yang kadang-kadang dianggap tidak masuk akal untuk dapat dilaksanakan (Santrock, 1998)51. Orang yang kreatif ialah orang yang mampu melaksanakan pemikiran- pemikiran kreatif ke dalam bentuk karya yang baru, unik dan berbeda dari yang lainnya. Orang yang berpikir kreatif, tidak selamanya dapat menjadi orang yang kreatif, kalau orang itu tidak mau menindaklanjuti ide, gagasan, konsep-konsep, pemikiran-pemikirannya, ke dalam tindakan yang nyata. Jadi di sini, pemikir kreatif harus mau bersusah-payah, bertindak dan melakukan aktivitas untuk mengejawantahkan (mengaktualisasikan) pemikirannya dengan sungguh-sungguh sehingga berhasil baik. Mahasiswa Komunikasi reguler FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merupakan salah satu kumpulan pelajar perguruan tinggi negeri di Serang. Hampir seluruh dari mahasiswa di sana menggunakan Google sebagai pencarian informasi yang mereka inginkan. Misalnya saja, bagi mahasiswa Komunikasi Jurnalistik, mereka memerlukan pengetahuan akan informasi yang berhubungan dengan profesinya di dunia jurnalistik. Maka, mereka pun akan mencari informasi tambahan melalui Google mengenai informasi tersebut. Tentu saja dengan mengetik kata kunci (keyword) yang mereka inginkan. Melalui penggunaan search engine Google sebagai sarana informasi di kalangan mahasiswa, membuat mereka kaya akan pengetahuan. Hal tersebut membuat mereka mengalami perubahan terhadap pola perilaku nyata, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku, sehingga dari sanalah akan timbul suatu proses belajar dalam hal bertukar pikiran. Selain itu, dalam kondisi seperti itu mereka dapat memahami suatu permasalahan dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Tanpa mereka sadari informasi yang masuk ke dalam memori 50 51
Dryden, Gordon dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar, Bandung, Kaifa, 2000, hal 185 Dariyo Op.Cit, hal 71.
mereka akan memberikan respon atau stimulus yang positif dalam kreativitas mereka. Semakin besar ingin tahu mereka dalam suatu hal, semakin besar pula peluang mereka untuk dapat berpikir kreatif. Melalui latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui ada atau tidak adanya “hubungan antara penggunaan searchengine Google dan kreativitas mahasiswa”
METODE PENELITIAN Dalam penelitian penulis, jenis penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan pula metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. metode ini disebut sebagai metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian/riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Ia lebih mementingkan aspek keluasaan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupaka representasi dari seluruh populasi. Penelitian ini berusaha membatasi konsep/variabel yang diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih sistematis dan terstruktur dalam sebuah desain riset yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian52. Analisis data ini dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu variabel penggunaan search-engine Google (X) dan variabel kreativitas mahasiswa (Y). Dalam analisis deskriptif ini, perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : n = skor empirik (skor yang diperoleh) N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal) 52
Arikunto Op.Cit, hal 208.
Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan persentase maksimal 2. Menentukan angka persentase minimal 3. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari pembagian kriteria terhadap rentang persentase maksimal dikurangi rentang persentase minimal. (100% − 20% = 80%), maka diperoleh 80% : 5 = 16%. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut Tabel Kriteria Analisis Deskriptif Persentase NO 1 2 3 4 5
Rentang > 84% − 100% > 68% − 84% > 52% − 68% > 36% – 52% 20% – 36
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Peneliti melakukan analisis data menggunakan statistik eksplanatif. Kegiatan dalam analisis ini adalah menghubungkan variabel X (penggunaan search engine Google) dengan variabel Y (kreativitas mahasiswa). Analisis hubungan ini adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan di antara dua atau lebih dari dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi)53. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang berskala interval. Maka, untuk mengetahui adanya hubungan antara penggunaan search engine Google (variabel X) dan kreativitas mahasiswa (variabel Y), analisis yang digunalan adalah analisis product moment correlations.
53
Ibid, hal 168.
Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Hubungan Koefisie
Interval Koefisien Kurang dari 0,20
Hubungan Koefisien Hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39
Hubungan rendah tetapi pasti
0,40 – 0,70
Hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90
Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90
Hubungan yang sangat tinggi; kuat
Setelah diperoleh berapa besar nilai koefisien korelasi productmoment, maka tahap selanjutnya adalah menguji apakah nilai koefisien signifikansi. Uji signifikansi korelasi produk momen dapat dilakukan secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel distribusi t produk momen yang pada taraf kesalahan 5% dengan ketentuan: 1. Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan 2. Bila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Komunikasi Reguler FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta)TA 2008/2009 yang dinyatakan aktif sedang mengikuti perkuliahan. Jumlah mahasiswa tersebut adalah 127 orang. Berdasarkan pra penelitian penulis di lapangan, jumlah mahasiswa komunikasi reguler TA 2008/2008 yang aktif ternyata hanya sebesar 93 orang. Melalui pertimbangan tersebut, penulis memutuskan untuk menarik seluruh populasi mahasiswa komunikasi reguler TA 2008/2009 tersebutmenjadi sampel terpilih. Jadi, sampel penelitian penulis adalah sebesar 93 orang.
PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Search Engine Google (X) : Pencarian segala informasi dengan mudah dan cepat Fasilitas search engine Google
87,4%
Hambatan pencarian informasi dalam penggunaan search engine Google
69,27%
81,2%
Secara umum penggunaan search engine Google diperoleh: Jadi, penggunaan search engine Google oleh mahasiswa dikategorikan baik dengan perolehan persentase sebesar 77,76%.
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kreativitas Mahasiswa (Y): Aspek Kognitif
76,39%
Aspek Afektif
74%
Berdasarkan perhitungan, kreativitas mahasiswa dikategorikan baik dengan perolehan persentase sebesar 74,96%. Google merupakan salah satu mesin pencari yang diminati oleh mahasiswa komunikasi Untirta TA 2008/2009. Penggunaan search engine Google di kalangan mahasiswa tergolong baik dengan persentase sebesar 77,76%. Google merupakan suatu alternatif yang dipakai seluruh responden untuk melakukan pencarian data atau informasi, baik berupa gambar, teks, dan sebagainya sebesar 87,4%. Fitur yang selalu update dan canggih pun dirasakan oleh mayoritas responden sebesar 81,2% . Seperti pada tampilan search engine Google membuat responden dalam pencarian data merasa nyaman dengan halaman berwarna dasar putih tanpa dipenuhi berbagai macam menu. Kelebihan lainnya yang dirasakan responden adalah Google menyediakan file-file berekstensi pdf yang jarang dihasilkan oleh search engine lainnya. Namun, seiring berkembangnya teknologi yang semakin canggih, search engine lainnya berlomba untuk menyediakan file-file yang berekstensi pdf. Dalam urusan waktu, mayoritas responden menyatakan penggunaan search engine Google dapat menghemat waktu dalam pencarian data maupun informasi. Selain itu, melalui search engine Google responden dapat mengindeks suatu halaman secara berkala. Fasilitas lainnya adalah pengecekan pengejaan kata (spell checking) yang dapat memudahkan pencarian data responden. Melalui fasilitas ini responden dengan mudah menemukan kesalahan kata saat mereka memasukkan key word yang hendak dicari. Kendala pencarian data dalam search engine Google pun dapat dirasakan responden dengan persentase sebesar 69,2%. Dengan adanya beberapa web site yang menampilkan iklaniklan yang tidak perlu (spam), sebagian lebih responden merasa terganggu saat melalukan
pencarian data. Selain spam yang muncul, ada beberapa web site yang tidak dapat diindeks. Berdasarkan data yang diperoleh, hanya sedikit responden yang pernah menemukan hasil pencarian informasinya melenceng, dan sisanya menyatakan netral. Kecocokan kata kunci yang dimasukkan responden saat melakukan pencaian informasi didasarkan pada rangkingnya. Yang akan muncul pertama kali adalah yang paling cocok dengan pencarian, dan semakin ke bawah tingkat kecocokan data semakin rendah. Adanya form di beberapa web site pun pernah ditemui sebagian responden saat menelusuri hasil pencarian. Form tersebut mengharuskan responden mengisi data terlebih dahulu ketika ingin melihat konten di dalamnya. Sementara itu, kreativitas mahasiswa pun tergolong baik dengan persentase sebesar 74,96%. Kreativitas tersebut dapat dilihat pada aspek kognitif dan afektif. Kreativitas responden dalam aspek kognitif memberikan kontribusi sebesar 76,39%. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat pada mayoritas responden sudah memiliki kemampuan untuk memberikan ide atau gagasan dalam suatu diskusi kelompok dengan lancar. Dengan memiliki kemampuan tersebut, responden dapat menghasilkan ide baru terhadap suatu masalah yang mereka pecahkan untuk menemui jalan keluarnya. Masalah tersebut dapat mereka pecahkan melalui bermacammacam pendekatan yang tidak hanya dipandang dalam satu sudut pandang saja. Hal tersebut dapat membuat responden memiliki keterampilan dalam memberikan gagasan atau jawaban yang tidak terpikirkan atau jarang diberikan orang lain. Ada kalanya responden pun dihadapkan dalam situasi yang rumit. Sebagian responden lebih cenderung menyatakan keraguannya. Hal ini terjadi karena responden masih belum dapat berani untuk mengambil suatu keputusan saat situasi rumit. Selanjutnya dalam aspek afektif kreativitas yang dihasilkan sebesar 74%. Hal ini tercermin pada responden ketika memprediksi suatu hal/gagasan yang akan muncul mereka dapat membayangkan sesuatu bentuk yang belum dilihatnya atau tempat yang belum mereka kunjungi. Selain itu, responden dapat terdorong untuk mengatasi masalah/hal yang sulit. Hai ini berarti responden tidak akan mudah untuk menyerah ketika dihadapkan pada suatu keadaan. Mereka pun telah memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Dengan kata lain, responden tersebut tidak akan merasa canggung menampilkan kemampuan yang mereka miliki kepada orang lain. Dalam hal keberanian, hanya sebagian responden dapat memberikan jawaban terhadap suatu masalah yang belum tentu benar. Sebagian responden lainnya masih ragu dan cenderung
tertutup untuk mencetuskan jawabannya. Hal ini dapat terjadi karena mereka belum berani untuk mengambil risiko yang akan dihadapinya. Dengan kondisi seperti itu, hanya sedikit responden yang mampu menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan orang lain. Masih banyak di antara responden yang belum mampu untuk mengambil risiko dalam memecahkan masalahnya tanpa bergantung pada kehendak orang lain. Hal ini pun berlanjut pada kemampuan responden yang masih minim untuk tidak mudah dipengaruhi orang lain. Namun, dilihat pada kemampuan untuk menghargai hak orang lain, sebagian besar dari responden telah memiliki jiwa besar untuk menghargai hak orang lain. Dan terakhir, untuk menghargai bakat/talenta pun telah responden memiliki sikap mental yang dapat menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Mahasiswa pada umumnya mempunyai kebutuhan untuk memenuhi akan informasi yang diinginkannya. Dari pengalamannya, mahasiswa berharap melalui penggunaan search engine Google tersebut akan memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini akan melahirkan sebuah kreativitas yang mempengaruhi pada aspek kognitif dan afektif. Kegiatan yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan informasi tersebut dapat dilihat pada perilaku pencarian informasi dengan menelusuri situs pada searchengine Google. Kegiatan ini akan menghasilkan gratifikasi kebutuhan, tetapi dapat pula menimbulkan kebergantungan dan perubahan kebiasaan pada individu itu. Setelah penulis melakukan penelitian, penggunaan search engine Google memberikan hubungan yang cukup berarti pada kreativitas mahasiswa sebesar 20,25%.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Mahasiswa komunikasi regular FISIP Untirta TA 2008/2009 dalam menggunakan search engine Google memiliki nilai yang baik (kuat) dengan persentase sebesar 77,76%. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan search engine Google dapat memudahkan mahasiswa dalam pencarian data sebesar 87,4%. Kemudian, fasilitas pencarian yang diberikan search engine Google membantu 81,2% mahasiswa dalam menemukan data yang mereka cari. Namun, sebanyak 69,27% mahasiswa masih menemukan hambatan pencarian data dalam penggunaan search engine Google tersebut.
2. Mahasiswa Komunikasi regular FISIP Unitrta TA 2008/2009 memiliki memiliki kreativitas yang baik (kuat) dengan persentase sebesar 74,96%. Dilihat pada kemampuan aspek kognitif mereka sebesar 76,39%, dan pada aspek afektif mereka sebesar 74%. 3. Hubungan penggunaan search engine Google dan kreativitas mahasiswa komunikasi regular FISIP Untirta TA 2008/2009 memiliki korelasi (hubungan) yang cukup berarti sebesar 20,25%. Artinya, jika variable penggunaan search engine Google besar maka variabel kreativitas mahasiswa akan semakin besar pula.
Saran 1. Dengan mengetahui dan memahami berbagai fasilitas pencarian yang disajikan Google, penggunaan search engine Google oleh mahasiswa komunikasi FISIP Untirta reguler TA 2008/2009 dapat dilakukan secara maksimal. Sehingga, hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat dan bermakna positif bagi mahasiswa. 2. Mahasiswa komunikasi Untirta reguler FISIP Untirta TA 2008/2009 hendaknya dapat meningkatkan kreativitas mereka dalam aspek kognitif dan afektifnya secara maksimal. Dengan demikian kreativitas mereka akan semakin baik (kuat) dan menjadi mahasiswa yang berprestasi dalam berbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi: Bandung, Simbiosa Rekatama Media. Dariyo, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia. Dryden, Gordon dan Jeannette Vos, 2000.Revolusi Cara Belajar; Bandung, Kaifa. J.Com, 2009. Jago Internet dari Nol hingga Mahir, Yogyakarta: Multicom Kurniawan, 2009, Google Search, Jakarta, Dinastindo Razaq & Ruly, 2001, Belajar Praktis Internet, Jakarta: Dinastindo. Sarwono, 2010, Search Engine, Yogyakarta; Andi Wahyudin, 2007. Anak Kreatif, Jakarta: Gema Insani