~'3<J/?s.1/P HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN PERILAKU INOVATIF PADA PENGUSAHA KECIL
Disusun Oleh :
YUSUF BURHANUDIN ( 103070029075 )
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
FAKUL TAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEC3ERI SYARIF HIDAYATULLAH JAK,ARTA 2007 M/1428 H
HUBUNGANANTARALOCUSOFCONTROLDENGAN PERILAKU INOVATIF PADA PENGUSAHA KECIL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatul\ah Jakarta untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh: Yusuf Burhanudin NIM : 103070029075 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing 11
Yunita Faele Nisa, M.Psi NIP. 150 368 748
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS.ISLAM NEGE:RI SYARIF HIDAYATULLAH 2007 M/1428 H
JAKl~RTA
PENGESAHAN-PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN PERILAKU INOVATIF PADA USAHA KEGIL" telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Psikologi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, pada hari rabu tanggal 21 november 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 2·1 november 2007
Sidang Munaqosah,
Ketua
~= J~~l
Ora.Nett NIP. 150
Pembantu Oekan I/ Sekretaris Meran!Jkap Anggota,
Z•hml~A~
Drn. NIP. 150 238 77
h M.S!
Penguji I,
~
Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi. T
Pembimbing I,
Abdul Rahman Shaleh, M.Si NIP. 150 293224
Pembimbing !~ /
Yunita Faela Nisa M.Psi NIP. 150 368 748
Liany Luzvinda, M.Si
NI OTTO
"Hidup adalah perjuangan, sebab itu jangan takut merasa 'sakit' untuk berbuat, karena r,::isa saf\it sering menyadarkan kita dari kenyatonn"
:J{e/1dao aan tfWUJ tvd!.atili
arwn mefiaJwman fieafJian ! Jlllwd p efifuvudali dan f'lem&:ul{Jfian :Jlelli@aan t4vtpifivt 6Ufvj0j !
-1(a1ya ini kJtpersem6afiR.gn untuk,k,sc[ua orang tzhllD1, R.gR.g{-k,ak,afoJJt, Orang-orang yana afU1 SO)'liil!Ji, (lJan untuk,para pencinta J[nn:
ABSTRAK
(A) (B) (C) (D) (E)
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 2007 Yusuf Burhanudin ·.xviii+ 103 ha la man + Lampiran Hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif pada usaha kecil. (F) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kian maraknya pedagang kecil baik dikotakota besar atau di daerah. lni dapat dilihat bahwa terdapat suatu perilaku inovasi para pengusaha kecil yang membuat mereka ingin melakukan hal-hal baru dalam perdagangan. Perilaku inovatif tersebut bisa dipengaruhi oleh locus of control. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif pada pengusaha kecil. Untuk mengkaji masalah tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada pengusaha kecil di jalan utama Pemda Kab. Bogor. Sampel yang digunakan sebanyak 75 pedagang. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah dengan menggunakan purposive sampling dengan menggunakan metode pengambilan sample dimana setiap individu dalam populasi yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dapat dijadikan sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berbentuk skala model Liker! dan diolah menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubun~1an antara locus of control dengan perilaku inovatif, menunjukkan angka sebesar 0.124 dan (r table) dengan angka sebesar 0.227. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka alangkah lebih baiknya untuk penelitian selanjutnya menggunakan populasi yang lebih banyak dengan sampel yang lebih bervariasi lagi. Untuk para pelaku ekonomi, dapat disarankan agar lebih mengenal psikologi ekonomi untuk selalu berinovasi, sehingga diharapkan dapat memajukan perekonomian Indonesia menuju lebih baik lagi.
(A) Faculty of Psychology State Islamic University (B) November 2007 (C) Yusuf Burhanudin (D) xviii + 103 + Enclosure (E) The Relationship Between Locus of Control and Innovative behavior in the small entrepreneurs. (F) The background of the study is, many small entrepreneurs that appear in the urban area and suburban area. It can be seen from the innovation behavior of the small entrepreneurs that make the new trade. The innovation behavior can be caused by the locus of control The purpose of the study is to know about the relationship between the locus of control and innovation behavior of trie small entrepreneurs. To analyze the problem, the study is used quantitative approach to the small entrepreneurs in the main Street of government regency office in Bo~1or. The amounts of the sample are 75 sellers. The technique of getting the samples is by using purposive Sampling. And it using way which every individual in total population has some persistent characteristics and it also can be used as a sample. The data is collected by using the questioners in the form of Liker! scale Model and it is proceed by using correlation Product moment from Pearson. The result of the study shows that there is significant correlation between the Locus of Control and Innovation Behavior, by the significant value :0.124 (sig. < 0.05). and the r table: 0.227 Based on the study, so it is better to use more population and more various populations for the next research. For the businessman it is better to know about Economy psychology in order to make some innovation, so we hope that they can bring Indonesia to a better condition. (G) Reading materials: 34 book ( 1980-2007) + Skipsi I Thesis I Dissertation + 4 Research Report+ 2 Website.
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim ~
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT penguasa semesta alam. Dengan izin dan ridho-Nya juga kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tiada lagi kata yang bisa untuk menguntai rasa syukur hamba kehadirat-Mu ya Robb. Dan sholawat serta salam somoga tercurah kepada manusia yang paling sempurna Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang tetap istiqornah dijalan-Nya. Proses pembuatan skripsi ini telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis, bahwa segala sesuatu itu penuh dengan perjuangan, harus disertai dengan keinginan yang Ima!, dan harus dipertanggungjawabkan. Dalam perjalannya, skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis sadari masih banyak kekurangan di dalamnya karena tidak luput dari kelemahan penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang tiada hingga kepada: 1. Dekan fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Netty Hartaty, M.Si, lbu Hj. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku pembantu dekan I bagian akademik, dan seluruh dosen serta staf Fakultas. Terima ksih atas ilmunya, bimbingan dan motivasi yang dengan tulus ikhlas diberikan kepada penulis dari mulai semester I hingga selesai skripsi ini. 2. lbu Yunita Faela Nisa, M.Psi selaku pembimbing I dan lbu Liany Luzvinda, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Ors. Jais Prasodjo, MA, selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Sofiandy Zakaria M.Si sebagai dosen penguji I dan Bapak Abdurrahman Shaleh M.Si sebagai dosen penguji II, juga Bu Neneng Tali Sumiati, M.Si, Psi terimakasih alas masukannya. Serta seluruh dosen pengajar yang telah membimqing dan memberikan ilmunya dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Pengusaha kecil pasar dadakan di Pemda Cibinong Bogor yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 5. Ucapan terimakasih yang penuh cinta, kasih, dan 8ayang penulis haturkan kepada lbunda yang telah lama pergi sernoga amal ibadahnya diterima disisi Allah dan Ayahanda yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Untuk Ebe Ntin yan9 telah memberikan dukungan dan perhatian. Untuk teh Nurjalilah, teh Azizah, aAziz, albnu, mba Dani, teh Nia dan mas Tyo terima kasih telah menjadi seorang kakak yang sabar dan penuh perhatian dan keponakan-keponakanku Fadli, Naufal, Via, Keisya juga seluruh keluargaku. 6. Teman-temanku di Fakultas Psikologi 03, kelas A, C, D, khususnya kelas B yang telah mewarnai gejolak persahabatan dan perkuliahan Dian, Vita,
lnlan, Kiki, Agung, !lung, Adil, Kamal, Fadlyers, \Nawan, Rini, Uniq, Filhkam, Salam dan Eka lerimakasih untuk persahabatan dan kebersamaannya mari kita menuju kesuksesan, karena sukses adalah kewajiban kila. 7. Bapak Asep Haerul Gani dan Komunitas Gang Bacang "Pesanlren Hipnolerapi" yang telah memberikan molivasi, ,II.dank, lsmu, Kiky, Wisnu, Vivi dan Dian. 8. Saudariku, kelompok KKL Garuda: Uni Ira, Mba Lela, Nyit-nyit, Nana, dan Amy 9. Teman-leman Kost Adelina di JI. Jati 2 : Pak Daus, Om Jumy, Bung Hendra, Adit, Nadjhib, Dana "musafir yang hidup di dunia menuju akhirat" jangan tidur mulu, dan Fahem yang memberikan sumbangsih ilmu komputernya. 10. Sobat-sobat kost_an : Dhani, lyuz, Calur, Ramdan, Dru Yamani dan Adil kriting. 11. Kawan-kawanku di HMI Cabang Ciputat lerima kasih telah memberika~1 arti berorganisasi : Afif, Toto, Raif, Adhan, Rio, Chalenk, Black, !kin, Dhelol, dan Jhoni. 12. Juga lerimaksih kepada seluruh pihak yang lelah membanlu baik sec'3ra moril ataupun materil sehingga lerbentuknya skripsi ini. 13. Perpuslakaan Universitas Pusat dan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, YAI, UI, Perpustakaan Nasional RI, Atmajaya dan Taruma Negara. Akhirnya, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda alas segala bantuan yang telah diberikan. Meskipun penelitian ini secara administrarif telah selesai, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari keterbalasan dan kekurangan. Untuk ilu saran dan kritik membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa berguna bagi semua kalangan, khususnya bagi kalangan pemerhati ekonomi Indonesia.
Jakarta, Oklober 2007
Yusuf
DAFTAR ISi Halaman Judul .................................................................................... . Halaman persetujuan .............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... ·1.·i 5 1.1 Latar Belakang ............................................. . I
1.2 ldentifikasi Masalah .............................. ..
·1
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah .............. .
12
1.3.1. Batasan Masalah .................................... .
1')'·
1.3.2. Rumusan Masalah .................... . 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .... .
13
1.4.1. Tujuan Penelitian .............. . 1.4.2. Manfaat Penelitian ................................... . 1.5 Teknik Penulisan ............ .
14
1.6 Sistematika Penulisan .... .
14
BAB 2 KAJIAN TEORI ............................................................................. I>). 59 2.1 Perilaku lnovatif .......................... .. 2.1.1 Pengertian Perilaku lnovatif......... 2.1.2 Proses Pembentukan Perilaku lnovatif ..
vi ii
16
10
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilak-1 lnoviltif..
2G
2.1.4 Ciri-ciri Perilaku lnovatif..
311
2 1.5 lnovasi pada Usaha Kecil .... .
17 40
2.2 Locus of Control ........................... . 2 2.1 Sejarah Perkembangan l
1
2.2.2 Pengertian Locus of Control......
4"'.
2.2.3 Macam-macam Locus of Control .
1\8
2.2.4 Fakor-faktor yang Mempengmuhi Locus ot Control...
3.3.5 Hasil Uji lnstrumen Penelitian ................. .
80
iv
3.4 Teknik Analisis Data .. .
8(1
3.5 Prosedur Penelitian ................. .
83
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA ................................... t3'1-9S 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ... 4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelarnin ..
84
4.1.2 Responden Berdasarkan Usia ..
85
4.1.3 Responden Berdasarkan Lama Bervviraush3.
S6
4.2 Presentasi Data .............. .
26
4.2.1 Uji Normalitas ...... ..
86
4.2.2 Uji Homogenitas
J(l
4.2.3 Deskripsi Statistik ...... 4.3 Uji Hipotesis .. .. .. .. . .. . . 4.4 Hasil Hipotesis ....................... .
Pertumbuhan ekonomi pad a saat ini mer1gala111i fluktuasi, atau clengan kuta lain keada
usal~a
skala kecil lebih banyak dibanding usaha menengah da11 besar. Urata (cJala1'1 Riyanti, 2006) menggambarkan peta pemain bisnis di seluruh badan us;:i,ia di Indonesia, 99% di antaranya adalah sektor usaha kecil, yang rnenyerap 99,6% tenaga kerja di Indonesia.
Menurut Heriawan (Biro Pusat Statistik, 2007) 62,68 persan t.e-raga kerJa bekerja di usaha mikro, 21,91 persen pada usaha kecil, 5,39 persen pada usaha menengah dan 10,02 persen pad a usaha besar. DibanrJing pulaupulau lain, Pulau Jawa mendominasi jumlah perusahaan. Sebanyak 1"',5 juta perusahaan berada di Pulau Jawa, sementara di pulau la!ll i3bih sedikit.
2
i Lebih lanjut Heriawan mengatakan bahwa di Suma'.ra terdapat empat juta
usaha. Skala usaha ditetapkan dengan merujuk pada referc:nsi yang berlaku '
s8cara umum yakni penentuan berdasarkan omzet. Untuk Usaha Mikro r!itetapkan omzet kurang dari Rp 50 juta per tahun. Skala Usah
Menurut Naomi Siagian (dalam Suara Pembaharuan 2007) fl<°•LISi1haan
'/'.l:l~J
bergerak di bidang usaha mikro dan kecil di Indonesia tercatat iebih 'Jeszir dibandingk&n perusahaan yang berskala rnenengah dan be:;3r. Berdasar:\211 data Sadan Pusat Statistik, usaha mikro tercatat 83,43 persen clan us3:ia kedl sebanyak 15,84 persen dari total perusahaan yang a1fa c,i lnclonesiu yakni 22,7 juta perusahaan. Sementara usaha menengah d2r; besar hany3 166.400 perusahaan atau ticlak lebih dari satu persen dari jumi;:ih perusa'Fo>:in yang ada. Dari hasil sensus terlihat bahwa usaha kecil dan mil".ro menyerap sebagian besar tenaga kerja.
Sejalan c1 engan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat r,1err;uncL::ka11 pe:saingan yang ketat antar wirausaha dalam menjual dar; n'enc1hasilkan produknya. Peningkatan penjualan produksi clan kualitasrve cif.an memberikan kekuatan bagi wirausahawan untuk dapat bersaing dengan
3
wirausahawan lain. Sedangkan penu1·unan penjualan prnduks 1clan kuaiita:; akan berdarnpak pada tidak terpenuhinya kebutuhan pas2r dar1 perginy2 sebagiar konsurnen ke wirausaha lain yang pada akhimya nic::1·1yebabka·1 wirausahawan tersebut harus "gulung tikar".
Keadaan fluktuatif perturnbuhan ekonorni di Indonesia dipen11a~uhi oleh beherapa faktor, di antaranya nilai rnata uang, keberadaa:-i penanarn medal dari luar negeri, kondisi politik, dan sebagainya. Hal ini berpengaruh hq,i para pelaku ekonorni baik yang bergerak di sektor riil rnaupu,. di sektor u;n rii). Narnun kehidupan perekonornian masyarakat harus
berla11j~t.
rnaka t1dak
sedikit dari para pelaku ekonorni beralih profesi ke bidang usaha skala ~eci', baik itu usaha bergerak di bidang elektronik, aksesoris se')erci gelang kalur,g
~rloji, sandal sepatu, pakaian baju dan celana, maupun penjL.:al makanan cla11 11inurnan di pasar-pasar tradisional atau di pinggir-pinggir jalan.
Keberadaan pasar tradisional dalarn fungsi ekonomi mer:1il1ki arti yano sa:igat penting rnengingat pasar rnerupakan elernen yang pen ting dalam sist'.'m1 ekonorni. lnstitusi-institusi maupun pelaku-pelaku yang teriibat di dciiam pasar tradisional saling men1pengaruhi dan membentuk jalinan )'c1n9 sangat cr·~t (Effendi, 1997). Pasar tradisional adalah tempat berjual be;i d1 ma1-a sege11ap aktivitas yang dilakukan tidak terlepas dari sikap, cara ber;Jil<'.i,- dan
berti:1c1a~<
clari incliviclu yang selalu berkaitiln erat clengan norrna cliln ecbt kebiasaan yang acla secara turun-ternurun (l
Sebagai bagian clari pasar traclisional, pasar rninggu cladak<:m y:1ng ter:&tak cl1 jan'tung kola Bogor di jalan utarna perkantoran Perncla bagi cAbagian l:,csar rnasyarakat Bogor rnerniliki arti yang sangat penting. Keberc>claannya rnernberikan surnbangan ekonorni yang sangat besar bagi pen;lapatar, claerah, karena sekarang suclah rnasuk catatan clinas pari1Nisatc, Pe111cl11 Bogor. Selain banyaknya penjual, acla juga hiburan minggu2n ·, ong ciisahkan di sana.
Keberaclaan pasar minggu claclakan tersebut banyak sekali cJicJstangi pengunjung yang mencari beragam kebutuhan seperti pilkaian, aksesoris, motor, lukisan, clan alat-alat clapur rurnah tangga yang rnar1u21I hi11ggc1 elektronik. Dunia perclagangan mempunyai sifat yang keras, kompetit1f, penuh tantangan, beresiko tinggi, clan bersifat spekulatif (fvlut1s, 1999), S8i';ngga· I ,an ya i:'Jciivici U-inciiViciU ciengan karakteriStik pribc•cJi berminat untuk terjun rnenekuninya sebagai surnber nafkah
181 '.C?ll!U
yang
~1larnil
kehiclupan.
Holt (clalam Riyanti, 2006) rnenggarisbawahi bahwa sifat k1eat.f Jan inovat1f s~:bagai
prasyarat untuk menjacli wirausaha yang berhasil. l
inovasi, tidak sama. Kreativitas merupakan prasyara\ ir1ov<Jsi. Mer1urut Amabile (1989), kreativitas berarti munculnya gagasan·ga;iasan rJa>u. sedangkan inovasi adalah penerapan gagasan-gagasan 1.EHsebut. C'rucker (1985) menegaskan perlunya seorang wirausaha mela!''-'~'"" inova2i ::-.ecarei sistematik, sebab inovasi adalah alat khusus bagi para wirilusahawa11. Dewasa ini belum ada kesepakatan dalam kepustakaan kntang cJef1nisi inovasi (Zaltman, Duncan, & Holbecl,, dalam Amabile. 1Qfl8). Karer1a 2turii 1n1 · secara spesifik lebih menyangkut inovasi dan bukan kre:ot1vitas, apa1agi dalam wacana sosial dan kepustakaan riset, pengertia11 kala kreativilas dan inovasi sering dicampur aduk, maka definisi inovasi yan:; c1ip1lih
dala~1 s~v:i1
ini akan dibahas di kajian teori.
Mueller (dalam Riyanti, 1999) berpendapat bahwa ino 11a0: '?dalali s<12t·_1 suby;;k yang luas, bisa berarti banyak hal bagi banyak o-an;;, baik Yc'i'J nya''' maupun tidak nyata. Menurutnya semua inovasi adalali ;.erubahan
te~api
tidak semua perubahan adalah inovasi. Suatu ide yan!J brn u, tsori, ala\, pengaturan sosial, dan pola perilaku a,ialah subyek cimr inovasi. Drlut inovasi bilo perubahan itu merupakan hasil dan tindakan yang clisenga,a bers1f2t baru atau bisa juga berarti perubahan yang khusus bertujua.1 :<1enc3pai sistem yang lebih efektif.
6
Katainovasi merupakan kata serapan dari innovation
(lng~1ris),
dengan k
dasar innovate yang berarti mendapatkan faham-faham b3ru 1,.1a1am EcnrJls dan Shadily, 1992). Koentjaraningrat (1991) menerangkan ba: .vva rnovasi ad0lah proses pembaharuan dalam menggunakan sumber-sc:mber alarn, i energi, modal, pengaturan baru mengenai tata kerj8 dan pengg1inaan
teknologi baru dalam sistem produksi. lnovasi pada dasam;a 1~ienjurus pa•Ja '
pciningkatan kualitas maupun kuantitas produk agar mengh2silkan nilai "konorpis yang lebih tinggi.
Amabile (1988) mendefinisikan inovasi sebagai implementdsi oari gaga3ar,gagasan baru dan tepat. Kewirausahaan biasanya diariikan r.alCirn kaitan dengan inovasi. Misalnya, Schum peter (dalam Amabile, 1937) meny2:a',an bahwa kegiatan-kegiatan kewirausahaan mencakup ciilal\uf:anrya
kombir1~s1-
kombinasi baru, "destruksi kreatif' dari suatu keseimbangan dai3rn sebuah industri. Definisi tentang kewirausahaan ini diterima secara ILras di kalangrin akademik, dan telah dijelaskan lebih lanjut oleh ahli-ahli lain se!.lagai
"IJrOSES
di mana penemuan dipraktekkan, dengan mengubah gagas0>11 yn11g belcm diwujudkan menjadi kegiatan yang dapat dikerjakan dan berrnanfaat secarn ekonomis". Jadi kewirausahaan adalah suatu bentuk khusu3 dcvi inovasi. Kewirausahaan adalah implementasi yang berhasil dari gagc1s;;,1-gag::isan kreatif untuk memproduksi suatu bisnis baru, atau suatu ini>iatir IJartr dalan-, suatu bisnis yang sudah berjalan.
7
Kreativitas dapat rnasuk ke dalarn kegiatan kewirausaha2n denga11 ber bilgar cara. Wirausaha mungkin memiliki gagasan baru untuk suatu prnc.Juk at2u jasa tertentu, sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah dilakuka11 sebelumnya dan nam::iaknya dianggap berguna atau diinginkan oleh para pelanggan. lnilah yang biasanya terlintas dalam pikiran rnanakala kita rnendf•ngar istilah "kreativitas" dalam konteks bisnis. Peril<1i
Para pakar wirausaha berpendapat bahwa aspek sifat merc;paka11 fakccr ,::ienting dalam keberhasilan wirausaha. Analisis teori terhacloif.J asµek-aspek sifat wirausaha yang d'ilakukan oleh Sukardi (1991) mengidentifikasi sembilan sifat unggul pada wirausaha yaitu sifat instrumental, prestat(, keluwesan dalam bergaul, kerja keras. yakin diri, berani mengambil 'esikc, swa kendali (personal contro0, inovatif, dan mandiri. Sifat inovatif adalah sifat yang han.. s ada pada individu yang terjun dalam dunia usah8, agm dapat menemukan peluang usaha di lingkungan di mana ia her21da. keyakina•1 c'an keberanian bertindak untuk mulai berusaha. Diperluka:1 1r1crnL'lna jarir·:gcin koneksi yang sangat.vital bagi pengembangan kegiatan usar,a bark bagr yan,:i pemula maupun yang sudah lama berkecimpung di dun1a •:v:rausaha. !no"'.<:itif
5
adalah salah satu sifat agar individu yang bersangkt.tm1 mengkonsenlr asik311 diri hanya pada kegiatan berusaha yang dijalanka1111y;i.
Pendapat Sukardi di atas mendukung pendapat McC!iol!anc.: (da'.am Setyowati, 2002) yang telah melakukan penelitian menctal,3111 'erhaclap karakteristik wirausaha yang berhasil. Dalam penelitiar. 1ersebul,
~,1cr:1e11ar.d
menyatakan bahwa agar berhasil di clunia usaha seseorar,r; ilarus me,11i:111i
need fo( achievement yang tinggi yaitu kebutuhan untuk bcrprest2si y3,1g ditandai oleh perilaku yang cliarahkan pada upaya pencz10aian tujuan tertentu_
Di samping dituntut untuk mempunyai need for achievemw1/ yang ti:ig:Ji cloir-, keberanian mengambil keputusan yang mempunyai risikc yang diperhitungkan (calculated risk), seorang pengusaha jugil clituntut 1•11luk berorientasi pacla dirinya sendiri. Yang dimaksucl clen\J<Jr, terorient;.1s' pada diri sendiri adalah keyakinan bahwa keberhasilan atau keg0;gal<m bersumbe1 pada dirinya sendiri. Memang faktor-faktor di luar dirinya
1-11emp~11y:;'
,Juanan
pula, namun yang paling oominan adalah diri sencliri.
Darr ienomena di atas, clapat disimpulkan bahwa keberl1ac,1lan atau kegagalan seseorang bersumber pacla clirinya senclirr atmr keyakir,iln seseorang bahwa ia dapat mengontrol lingkungan see;1t::i1rya_ lnil2r. vang
9
disebut sebagai locus of control (LOC). Konsep LOC ini ci1perl<.enalkan oleh Rotter seperti dikutip McConnell (dalam Setyowati, 200:2)
yaP~1
menj<0las'"'Hl
bahwa LOC menunjuk pada keyakinan seseorang men[;ei-.;:>i sumber
penent~
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Dalcini hal iri 0da LOC yang internal dan LOC yang eksternal.
Perbedaan utama antara orang dengan LOC eksternal clan i11ternal terletzk pada keyakinan mengenai sumber-sumber yang menyebJ;Jkan l<eberhasilan atau kegagalannya. Orang yang memiliki LOC eksternal rnern::rndang !JC'hwa keberhasilan atau kegagalannya disebabkan oleh faktor ''dsi0 atau fakt0r kendali orang lain. Hal ini berbeda dengan orang yang rnemiliki LOC
i11tor~c,I.
Mereka yakin bahwa dirinya sencliri yang menentukan berhc";il alal' 1ic!0knya mereka dalam kehidupan.
Keyakinan pada diri sendiri dalam dunia usaha merupal·;an iaktor JJenti11g yang menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang cLilam d1111ia ' 'usaha. Hal ini dikemukakan oleh Warneryd (1991) yang d·i!arn penclit:annya menemukan bahwa usahawan yang terjun dalam usaha k8cil rnemiliki LOC yang internal. Penelitian tersebut mendukung penelitia11 M1llr:r (199J) yo.irg menyatakan bahwa seseorang dengan LOS internal IJiasanya lebih aktif :Jan inovatif, lebih ber.ani mengambil resiko clan bertindak seo2.gai pemimr;iri dalam situasi kompetitif.
10
Menurut Setyowati (2002), keyakinan pada diri sendiri :Jc:
'clr.1
clu11ia usaha
merupakan faktor penting yang menentukan keberhasil:om ataL1
keg-:i~1alan
seseorang dalam dunia usaha. Hal ini dikemukakan oleh \f\larneryd yang dalam penelitiannya menemukan bahwa usahawan yang terju,1 clalar,1
u~aha
kecil memiliki LOC yang internal. Penelitian tersebut n1endu:
Di samping keyaldnan pada diri sendiri, faktor lain yang d 811ggap mempengaruhi perilaku inovatif yang ada daiam diri seseorang a-:ICi:cih n.lainilai yan;i diyakininya. Hal ini dikemukakan oleh Baron da:1 Byrne (HJ93) yang menyatakan bahwa inovatif yang ada dalam diri seseor ang tidak bis3 dilepaskan dari nilai-nilai yang ia yakini. Pemaha.man terhadar nilai-11i1ei tersebut akan dapat memberikan suatu penjelasan menge.-,ai kekuatan motif yang ada.
Dari fenomena yang ada nampaknya cukup menarik ur1c:.1;< menalrti secara lebih mendalam keberadaan pasar minggu dadakan dr Jal2:1 utama Pemcla Bogar. Hal ini juga didasarkan pada masih terbatasnya oconelitian-µe11e'1tic.11 tentang locus of control dengan perilaku kreatif inovatif pe'l:JUsaha khususnya yang terju11 di kegiatan perdagangan usaha sk3la kecil ji
11
Indonesia. Terlebih dalam situasi ekonomi Indonesia yang beiwn menampakkan tanda-tanda kearah perbaikan serta percepalan dunia memasuki abad globalisasi.
Penelitian ini penting dilakukan mengingat usaha kecil merupakan pusat aktivitas kegiatan perekonomian yang sangat menyentuh kicohidupan masyarakat di tengah banyaknya pasar-pasar induk dan mali-m'3il yang muncu). Pokok permasalahan yang ingin dibahas dalam pe1•el1tian ini adal'lil
"HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGA/\l l:::rl::RlcA:
1.2.
ldentifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapE masalah yawi tir:·1bul dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Apakah pelaku wirausaha yang memiliki sifat inovat1f yiir1:; tinggi secara langsung atau tidak langsung dapat membentur. L OC dal<:Tn diri wirausaha tersebut ? 2) Apakah LOC internal seorang wirausaha secara sigr ifif;a11 berkor·eiasi positif terhadap inovatif?
12
3) Apakah LOC internal seorang wirausaha secara signii1kan berkorelas1 negat1f terhadap inovatif? 4) Apal<e1h LOC mempengaruhi perilaku inovatif? 5) Apakah ada hubungan antara LOC clengan perilaku inovcitif?
1.3
Bata::;an dan rumusan masalah
1.3'.1
Batas.an masalah
Agar penelitian ini lebih terarah clan tidak meluas, maka dipcrl1.1'\an pembatasan masalah clari masalah-masalah yang henclak ci1 1elili. Aclapun pembatasan masalah dalam penelitian ini aclalah sebagai
b·?ri~
ut:
a. Locus of control, dalam penelitian ini aclalah suatu clispos1s~ rerilaku yar";i mempengaruhi manusia terhadap situasi yang berkaitan denga11 masalan berusaha dan belajar yang berkeyakinan akan adanya kontrol re!nforcernent yang bersifat internal dan eksternal. b. lnovatif, dalam penelitian ini aclalah suatu kontinum
yan~:
Jimulai dengan
kemampuan untuk "melakukan sesuatu dengan lebih baik' ke k•:::111ampuar, unt1k "rrie1akukan sesuatu secara berbeda". Ujung kontin1n1 ;,~, ci1rian1C1k<m perilaku inovatif adaplif, sedangkan ujung satunya dinamaka1·1 psrilaku inovatif kreatif.
13
'1.3.2 Rurnusan rnasalah
Adapun rurnusan masalah dalam penelitian ini adalah: ,i\u3kah ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan perilakl inovcit:f pcida pengusaha kecil ?
1.4. Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalal1 untuk mens1et?.hui il 1Jbung21·· a11tara
locus of control dengan perilaku i11ovatif pada pengusa!'il
~·=cil.
1.4.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang peneliti peroleh adalah 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna baqi
rr~·c:yci
pengembangan ilmu-ilmu psikologi melalui data-data yang diperol8r dari proses penelitian ini, khususnya dalarn bid.;n;i r'sikologi li•dustri clan Organisasi.
14
:::. "e.cara empiris, menginformasikan bagairnana membc:r,\L,K LOC ur,t1k berperilaku inovatif dan membuatnya menjadi bern:anf
seba~ai
bar.an
evaluasi bagi peningkatan usaha skala kecil.
1.5. Teknik penulisan
Teknik penuiisan dalam penelitian ini menggunakan buku Ped·Jrnan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan APA (American Psychology Associati0n: Citation Style Guide.
1.6.
Skema pembahasan
Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan rna',ui yang af'.on dibahas dalam skripsi ini, maka penulis mengemukakan der:rJan skema pembahasan penelitian ini sebagai berikut: Pada Bab 1 Pendahuluan Berisi Latar belakang masalah, identifikasi masalah. batasan clan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, lcckni>. pen11lisci11, serta sistematika penulisan.
,. 1 ~'
Dalam Bab 2 Kajian Pustaka Berisi l
p<~da
usaha 1,ecil,
r. potesis.
Pada Bab 3 Metodologi Penelitian Berisi jenis penelitian, definisi variabel dan operasi-:rnal variab:s metode dan instrument pengumpulan data, Lmit anaiisis. popi.;i2si, sample dan responden, lokasi penelitian memuat tent3ng wilayah dimana penelitian itu dilaksanakan, jadwal penelitian (a) tah3p-tai"i;o;p penelitian (b) waktu yang diperlukan untuk mela.,sa1ial\an seti'3p tahap penelitian. Dalam Bab 4 Presentasi dan Analisis Data Berisi gambaran umum responden, deskripsi hasil n-:;nelitian. pengujian hipotesis dan interpretasi data serta hcisil tcimbcinan Pada Bab 5 kesimpulan, diskusi, dan saran.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.:
Perilaku lnovatif
2.1.1 Pengertian perilaku inovatif
Dewasa ini belum ada kesepakatan dalam kepustakaan te1loi110 definis1 inovasi (Zaltman, Duncan, & Holbeck, dalam /\mabile, 198-3) !<arena studi :ni secara spesifik lebih menyangkut inovasi dan bukan kreat1v,t,cs. opalagi dalam wacana sosial dan kepustakaan riset, pengertian kata 1-'.reativitas -:la1 inovasi sering dicampur aduk, berikut ini akan diuraikan tentano def1nrsi inovasi.
Perilaku inovatif wirausaha menurut Kirton (1989) adalal1 seti,1c orang da~at ditempatkan pada suatu kontinum yang dimulai dengan ke111;;·npuan ur.tL.k "melakukan sesuatu dengan lebih baik" ke kemampuan umu~ "n1elakukan sesuatu secara berbeda". Ujung kontinum ini dinamakan perilaku inovati' adaptif, sedangkan ujung satunya dinamakan perilaku inovcit!' :
17
f
Sedangkan ;nenurut Mudd (dalam Riyanti, 2006), teori l
(Koestler) identik dengan gaya kreatif (Kirton). Kontinum /l,-1 (EJjapsi-ino·1a-;1) m<:::njelaskan Koestler tentang ciri-ciri utama pikiran asosiatif (adaptor) cl2n pikiran bisosiatif (inovator). Di samping itu, menurut MacKinnon dEJn Roe (dalam Kirton, 1989), setidaknya ada sejumlah perbedaan silai relevaci dengan inovasi. lni dapat dibenarkan karena rersyaratan u11tc1k memecai1kc1n masalah secara efektif memang bervariasi, terga11tung
pacl2~
tu3as yang
dihadapi. Tetapi dewasa ini baru jelas bahwa pada berbagei :crdang kerja terdapat sejumlah ciri penting yang secara konsisten berkcritan clengan penyesuaian masalah secara kreatif baik inovatif yang aclaptif o:.tau inovutif yang kreatif.
18
Menurut Kirton (1989) Seseorang akan cenderung berper1lak1: aclaptor alac1 incwator akan ditentukan oleh tiga subskala komponen-kornpori'm sifal clari
di~1ensi adaptor-inovator, yaitu: a. Faktor pertama disebut keaslian (originality), terdiri dmi icem-item yar,g menguraikan orang kreatif dalam banyak literatur, teruta1•10 penyencl;ri kreatif dari Rogers (dalam Kirton, '1989). b. Faktor kedua disebut metoclis versi Weber (methodical '1"e/Jerianist) diuraikan sebagai orang yang ekstrim seperti yang dibutul,kan organisasi yaitu tepat, dapat clipercaya, disiplin. c. Faktor ketiga disebut konformis versi Merton (mertonia1: co.ifonmst). menggambarkan orang yang cocok masuk clalam sua\u 0 1rok·asi kc,rena dia mempunyai pengaruh yang cukup untuk otoritas dcn-1 psratvran
Mueller (dalam Riyanti, 1999) berpendapat bahwa inovasi aJoc:l3h suat11 subyek yang luas, bisa berarti banyak hal bagi banyak mar1g, baik yang '1yc.ta maupun tidak nyata. Menurutnya semua inovasi adalah pe1·ui"21han h:t2.pi tidak semua perubahan aclalah inovasi. Suatu ide yang baru, teori, alal, pengaturan sosial, dan pola perilaku adalah subyek dar! !nova':'. Dikalakari lebih lanjut oleh Mueller bahwa suatu perubahan baru clisehut i;'ovasi tila perubahan itu merupakan hasil dari tindakan yang disengaja Gersifat t&ru. atau bis,J
ju~a
':Jerarti perubahan yang khusus bertujuan msnccipai si,terr
yang lebih efektif.
13
Sedangkan menurut \/Vebsters' Third New International !J1c!ion1N (dalarn Riyanti, 1999), inovasi adalah 1) - tindakan atau contoh perubahan
- pengenalan pada sesuatu yang baru
2) - sesuatu yang menyimpang dari hukum yang teia1·1 ci;tetapkan a1au kebiasaan. - sesuatu yang berbeda dari bentuk yang suclah ada.
Pierce & Delbecq (dalam Riyanti, 1999) mengkonsepkan i.10vasi seb;i~ai : berikut: a). penggunaan pertama kali suatu gagasan (penggunaan ycing berikutnya disebut sebagai imitasi) b). penggunaan pertama kali suatu gagasan, barang, atau jasa dalam organisasi yang sama tujuannya, dan
Sementara itu Amabile (1988) mendefinisikan kreativitc•s sebagai 'i:;rocuksi gagasan-gagasan baru dan berguna oleh seorang ata.~ 1':8iompok ked individu yang bekerja bersama-sama". Sedangkan inovosi crganisac;ior,al adalah implementasi yang berhasil dari gagasan-qa9a,1rn1 1\reatif d2lar,: sebuah organisasi". Rosenfeld dan Servo (dalam Riyar:ti. 1099) membedakan kreativitas dan inovasi secara lebih eksplis1t ciengan mengatakan "kreativitas berarti melahirkan 9agasan-g<x1as
20
sedangkan i1ovasi berarti mema11faatkannya untuk men gr asril"m uang" Olel1 seb1b !tu' kreativitas adalah titik awal bagi inovasi ; dai,i!I banyak r-,2,1 merupakan suatu proses soliter yang menghasilkan gagasa11 1::agasan. lnovasi adalah kerja keras sesudah terbentuknya gagasar. cb11 trasariya mencakup kerja banyak orang yang memiliki sldll yang berbecJa-beda tetapr saling melergkapi".
Kanter (dalam Amabile, 1988) menegaskan bahwa lahirnya gagasan merupakan tahap pertama dari proses inovasi. Dari perspektif i•1i, inovac.r individual mencakup proses yang mulai dengan pengenal2.n m:0 salah rfan melahirkcin gagasan. Pada tal1ap kedua proses tersebut. in<:ii>.idu yang inovatif itu mencari sponsor untuk gagasan dan berusaha membangun koal>si pendukung-pendukung untuk gagasan baru itu. Akhirnya. paoa tahap ketiga proses inovasi, individu yang inovatif itu "melengkapi" gagasc;n dengan menrihasilkan "suatu prototipe atau model inovasi ya no dap2.t disentuh ata1 dialami, yang kini dapat disebarluaskan, diproduksi secara rw1ssal, digunakan secara produktif, atau dilembagaka11". Studi irii merigikuti perspektif yang melihat kelahiran gagasan atau kreativitas merut:iakc.r1 taililp pertama proses inovasi, dan bahwa perilaku inovat.f mencakup lilhirny-:i gagasan dan perilaku-perilaku lain yang sesuai dengan tar ap-tahap larn dar1 p oses inovasi.
21
Perbedaan pendapat lainnya dalam kepustakaan inovasi eclalc;h mer1yangkL:t kebaruan (sifat baru) atau keunikan gagasan-gagasan yang drial>irkan pacia tahap pertama proses inovasi. Sejumlah peneliti berpendap;on 'J2iw:a gagasan-gagasan itu harus baru dalam arti universal (Hendc;rsor·, & Clari<; Kimberly & Evanisko; Meyers & Marguis; Schoonhaven, Eise:-1hardt, & Lyman; Steiner; dalam Riyanti, 199g). Sebaliknya penelrti IEiin menga'.akan bahwa gaga:san-gagasan itu harus baru hanya dalam irnpl•2me.1casi 2tau penerapan yang dilakukan organisasi (Aiken & Hage; Becker & \r\fhisler; Knight; Van de Ven; dalam Riyanti, 1999). Menurut perspekt,f k2dua ini, inovasi b•1leh atau tidak boleh mencakup kreativitas yang pre s•1a~atnya ad;;ilah keba:uan gagasan. Sifat baru dan gagasan merupcrks:1 pengerti3n yang problernatis. Dalam lembaga-lembaga R&D (researc'i nr:c, developmen.1) yang membidangi lahirnya g<Jgasan-gagasan bciru, sebagi:.11 besar kegiatan inovasi ha11ya menyangkut peningkatan dari crpz: yang sudah dilakukan sebelumnya. Akibatnya, sangat sulit untuk menenti_rke;n apa aniri;a baru.
Dari pendapat para ahli di atas, definisi inovasi yang dikemukakan oleh Va1 de Ven serta West & Farr (dalam Riyanti, 1999) cukup luas dr.n mencakL·p sejumlah pandangan tentang inovasi. Definisi tersebut digunakan sebagai rujukan dalam studi ini, yaitu: inovasi adalal1 introduksi dar1 ci::.likasi intensional dalam suatu peran (role) individu, kelompok atau ciruanisasi,
22
dalam menuangkan gagasan-gagasan, proses-proses, proc:luk-produk, atau pr'osedur-prosedur, yang baru bagi unit adopsi yang bersangkutan, yar.g >iirancang agar betul-betul bermanfaat bagi kinerja peran rndiviuu, kelom;:iok, atau masyarakat lebih luas.
Berdasarkan pendapat para ahli di alas dapat disimpulkan bahwa kreativ;tas menekankan pada munculnya gagasan baru, sedangkan inovasi menekankan pada penerapan gagasan kedalam produk y<mg herguna. Penelitian ini akan menggunakan teori perilaku inovatif milik i'(irton (1989) sebagai acuan karena uraiannya lebih jelas, efisiensi, yanf: n.engarah ke adaptor atau inovator dan relatif masih jararig, sehingga masir. d.perlukcir sttxli lebih lanjut untuk mengevaluasi sejauhmana teori tersebut c'<0pat mengukur perilaku inovatif seseorang.
2.1.2 Proses pembentukan perilaku inovatif
Seperti Kanter (dalam Rayini et.al, 2002), studi ini berpendaoc:t l:Jahwa lahirnya S'.agasc.n merupakan proses pertama dari suatu pro; c:s yang l81cr1r, da1>i banyak tahap di mana setiap tahap memiliki
kegiatan-ke~i2tan
secc.ra
spesifik berbeda. Kanter mengatakan bahwa perilaku-peril:iku, 08ti'.1al:tidaknya teroiri dari riset aktif untuk proses-;Jroses, teknik-tekr,;k, dan/ata•, produk-produk baru, lahirnya gagasan-gagasan yang baru bagr organisasi,
23
upaya mempertahankan gagasan-gagasan itu dan usal 1 a :11encari sponsor. rnencari sumber-sumber untuk mewujudkan
gagasan-~Ja'._;2,;an
tersebut.
. Pendapat Kanter di alas sejalan dengan pendapat Thcmpson (dalci111 Riya11t1, 1999) yang memfokuskan pada tiga fase, yaitu: a. inisiasi dari suatu gagasan atau usulan yang kel1k0 Jiadopsi c'a1 diimplementasikan akan mengarah ke
enactment/perrunc:~.1lan
dari
beberapa perubahan dalam organisasi b. adopsi dan gagasan atau usulan, suatu fase yar.g
rner.ghad1r~a11
watu
keputusan yang dibuat dengan pembuat keputusan organisilsi yang memadai dengan memberi mandat/kekuasaan cl;n su1nberda;1a untuk perubahan, dan implementasi, instalasi gagasar1 yc;r,9 diadops1 '.1e dalam suatu pola perilaku yang dapat dikenali
dalar~1
organisasi
Sementara itu, menu rut Langley & Truax (dalam Riyan,: 1999) scbuah budaya kerjasama yang berorientasi pada kreativitas, me::-i:il
aka1~
dihasilkan. la harus memahami bagaimana proses k2rjs sampai terbentuknya produk tersebut. la juga harus mencoba memaharni kiien,
menemui perwakilan-perwakilan dan pemasara11 p 1\);i!;c:si, d<1n bagianbagian kunci lain. b. Obse1vasi. Di sinilah tempat paling banyak gagasan diltr·ng dalam JL:mial1 yang sangat besar. Observasi dilakukan oleh staf yang :·11enguasai pengetahuan tentang faktor manusia dalam dunia ke:p. Jika ing'11 mengembangkan suatu usaha baru, selain berkumpJ: cengan cm1n,1orang yang setuju, kita juga mau tidak mau harus berd1slzusi denga,1 kelompok yang keberatan dan menanyakan kepada n·1meka baga1mam1 sebaiknya menurut mereka. Stal yang memaharni faktor manusia biasanya dilatih untuk bertindak sebagai pakar psiko:os1 yang mengembangkan pertanyaan-pertanyaan, terlibat dDlu
ii
pekerja 3r,
bawaan dan melihat bagaimana mereka bekerja. c. Visualisasi/Demonstrasi. Visualisasi adalah langkah per.ting. Pengembang-pengembang gagasan membuat us•_rlan<sula11 prorluk 1elJil• awal dan sering. Setiap kelompok kerja memiliki kewena11gan di mana pekerja boleh membuat usulan produk dan ide mereka sendiri. Usular,usulan itu kemudian didiskusikan oleh semua kelonnok cian hasilnya ditunjukkan ke konsumen atau orang lain, kemudian mereka mendengarkan apa yang salah dan membuatkan usu 13fl 'Gin dari mulai dengan proses lagi.
2::
d . .lmplementasi. lmplementasi yaitu kreasi yang sudah 111elc,·;,ati uji coba yang sudah bisa diterima oleh konsumer1 atau orang rain segera diproduksi. e. Akhirnya evaluasi. Dalam tahap ini setiap proyek yang SL!Ca'' lengk.ap. dilihat apakah dapat berjalan dengan baik atau dapat diJalar.kan dengan lebih baik. Organisasi juga perlu mengevaluasi apa yang cl.ce!ajari dc111 pengusaha lain. Untuk melakukan inovasi, setiap individu
l1c1rus
dil2.tih
.
untuk . ber[;ikap sabar dan teliti dengan apa yang dimaui ::iasa; atau konsumen.
Dengan demikian, munculnya perilaku inovatif ternyata meiewz,;, 3atu prosE·S mulai dari munculnya gagasan, kemudian berokhir pada penerar·zin gagas2n secara berha:3il dan berguna.
2. 1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku inovaiif
Bumside (dalam Riyanti, 1999) mengemukakan bahwa strmu:c:rn ;ang paling pokok dalam kreativitas adalah Worf< Group Suppo11 (dukunga1 kelompok kerja), yaitu adanya rekan kerja yang secara pribadi mera11gs::;r19 kreativit2s seseorang. Selain dukunga11 dari kelompok kerja, tantangan jL1ga merupaka,1 stimulan untuk munculnya kreativitas. Jika seseorang meng<'l'g::Jap kerja/tugasnya penting, mereka akan mengerjakan yang
terbcii~.
Nsm'Jll
26
kreativitas yang berasal dari tantangan kadang berbenturan rJt;r·gan keinginan untuk mempertahankan status quo yang men;ih nriari gagasnr, baru yang belum pernah dicoba, dan sebaliknya, melakukan ._iengan caru yang biasa dilakukan.
Ekvall, Tangenberg, & Anderson (dalam Riyanti, 1999) mer:~1uji 12 dirnonsi yang diduga mempengaruhi iklim kreatif dan inovatif. Lihat gumbar 2 ai bawa~
ini:
Context
Dari penelitian terhadap 12 faktor tersebut, Ekva II melihat tn!:v
21