NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
Hubungan antara Locus of Control Internal dan Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Prososial pada Mahasiswa Program Studi Psikologi UNS The Relationship between Internal Locus of Control and Emotional Intelligence with Prosocial Behavior on Students of Psychology Department UNS Damas Aji Nugroho, Tuti Hardjajani, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret
ABSTRAK Perilaku prososial merupakan tindakan yang ditunjukkan individu dalam rangka memberikan keuntungan bagi orang lain. Sebagai elemen masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial yang besar, mahasiswa perlu untuk meningkatkan perilaku prososial. Ada banyak hal yang mempengaruhi perilaku prososial, diantaranya adalah locus of control internal dan kecerdasan emosi. Sikap tanggung jawab yang dimiliki individu dengan locus of control internal akan memberikan andil bagi pemberian pertolongan, sedangkan individu dengan kecerdasan emosi tinggi akan mengaktivasi empati yang akan digunakan sebagai dasar dalam pemberian pertolongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dan kecerdasan emosi dengan perilaku prososial, hubungan antara locus of control internal dengan perilaku prososial, dan hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku prososial pada mahasiswa Program Studi Psikologi UNS. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Psikologi UNS yang terdiri dari empat angkatan sejumlah 293 mahasiswa. Sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Sampel penelitian berjumlah 100 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah skala perilaku prososial, skala locus of control internal, dan skala kecerdasan emosi. Hasil analisis data menggunakan regresi linear berganda didapatkan nilai F hitung 52,878 > Ftabel 3,09, p < 0,05, dan nilai R = 0,722. Nilai R 2 dalam penelitian ini sebesar 0,522 atau 52,2%, dimana sumbangan efektif locus of control internal sebesar 12,84% dan sumbangan efektif kecerdasan emosi sebesar 39,36%. Secara parsial, terdapat hubungan antara locus of control internal dengan perilaku prososial dengan nilai r x1y = 0,220, p < 0,05; serta terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku prososial dengan nilai rx2y = 0,507, p < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara locus of control internal dan kecerdasan emosi dengan perilaku prososial, antara locus of control internal dengan perilaku prososial, dan antara kecerdasan emosi dengan perilaku prososial pada mahasiswa Program Studi Psikologi UNS. Locus of control yang berorientasi internal dan kecerdasan emosi yang tinggi akan berpengaruh kepada perilaku prososial yang tinggi. Kata kunci: perilaku prososial, locus of control internal, kecerdasan emosi
PENDAHULUAN
pemikiran Alvin Toffler lewat buku-bukunya
Dewasa ini, globalisasi telah menjadi tema
sentral
globalisasi
kehidupan
pun
sudah
manusia.
Istilah
memasyarakat
di
Indonesia seiring dengan popularitas pemikiran-
yang membahas tentang globalisasi. Tuntutan kebutuhan hidup yang semakin mendesak manusia akibat globalisasi telah merubah cara pandang masyarakat sebagai makhluk sosial. 1
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
Manusia
menjadi
lebih
mementingkan untuk melakukan simulasi tanggung jawab
kepentingan pribadinya dan cenderung tidak sosial
dalam
kehidupan
kampus.
Dalam
acuh terhadap orang lain. Individualitas manusia dinamika kehidupan kampus, baik di dalam membuat mereka akan melakukan apapun demi perkuliahan terpenuhinya manusia
kebutuhan
dewasa
ini
mereka.
tidak
Bahkan, mahasiswa
jarang
dalam kesempatan
maupun
di
luar
perkuliahan
akan
mempunyai
banyak
untuk
melakukan
kegiatan
memenuhi kebutuhannya akan mengorbankan prososial. kepentingan orang lain.
Salah
satu
Arus globalisasi telah mengikis perilaku mengimplementasikan
program
studi
banyak
yang
kegiatan
tolong menolong yang sudah menjadi ciri prososial baik di dalam maupun di luar manusia sebagai makhluk sosial. Egoisme yang perkuliahan adalah Program Studi Psikologi ditampakkan
oleh
tiap
individu
demi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
kepentingannya sendiri dewasa ini terlihat Surakarta. Di dalam perkuliahan pada program ketika ada orang yang memerlukan bantuan, studi ini, para mahasiswa akan mendapatkan seringkali tidak ada yang mengulurkan bantuan.
beberapa tugas yang mengharuskan untuk terjun
Salah satu elemen masyarakat yang langsung ke masyarakat untuk melakukan dianggap
penting
mengembangkan
dan
diharapkan
dapat kegiatan-kegiatan prososial seperti penyuluhan
perilaku
prososial
adalah dan pelatihan. Di luar perkuliahan, para
mahasiswa. Mahasiswa merupakan golongan mahasiswa program studi ini melalui organisasi masyarakat
yang
mendapatkan
pendidikan mahasiswanya banyak melakukan kegiatan yang
tertinggi dan merupakan elemen masyarakat juga bersifat prososial seperti donor darah, yang akan menjadi stakeholder dalam tatanan penyuluhan, pembinaan desa, bakti sosial, masyarakat kelak setelah mereka lulus dari penggalangan dana, dan sebagainya. dunia perkuliahan. Mahasiswa sering disebutsebut
sebagai
Agent
of
Change
Dengan banyaknya kegiatan-kegiatan
(agen yang bersifat sosial kemasyarakatan
yang
perubahan) yang mempunyai tanggung jawab dibekalkan baik di dalam maupun di luar sosial
dan
diharapkan
akan
membawa perkuliahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial kemasyarakatan yang lebih mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret baik di masa depan. Oleh karena itu, perilaku memiliki bekal atau basic prososial. Selain prososial
sangat
dibutuhkan
di
kalangan memiliki basic prososial, disiplin ilmu psikologi
mahasiswa sebagai bekal kelak saat sudah terjun memang di
masyarakat.
Untuk
memupuk
salah
satu
disiplin
ilmu
yang
perilaku berhubungan langsung dengan manusia serta
prososial mahasiswa, dibutuhkan pembinaan di memiliki ketersinggungan langsung dengan lingkungan kampus. Di lingkungan kampus, dunia sosial. Dengan adanya basic prososial mahasiswa
akan
mendapatkan
kesempatan yang dimiliki serta bidang ilmu yang memang
2
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
berhubungan langsung dengan manusia dan sosial kemasyarakatan yang ada di lingkungan dunia
sosial,
maka
mahasiswa
Psikologi sekitar mereka.
Universitas Sebelas Maret diharapkan mampu
Elemen
lain
mengembangkan perilaku prososial mereka mempengaruhi
yang
perilaku
juga
dapat
prososial
adalah
sebagai persiapan ketika terjun ke masyarakat kecerdasan emosi. Baron dkk. (dalam Sarwono, setelah lulus dari dunia perkuliahan.
2009)
menjelaskan
bahwa
emosi
dapat
Salah satu elemen yang mempengaruhi mempengaruhi kecenderungan individu dalam perilaku prososial adalah locus of control memberikan pertolongan. Emosi positif secara internal, yaitu persepsi individu tentang apa dan umum
akan
meningkatkan
kecenderungan
siapa yang bertanggung jawab atas hasil dari dalam memberikan pertolongan. Individu yang kejadian-kejadian atau perilaku-perilaku dalam memiliki
kecerdasan
emosi
akan
mampu
kehidupannya (Zanden, 2007). Individu yang mengelola emosi mereka senatiasa dalam memiliki locus of control internal akan mampu keadaan positif yang lebih memungkinkan menerapkan perilaku prososial karena individu mereka
dalam
menyediakan
pertolongan
dengan locus of control internal memiliki sehingga individu yang memiliki kecerdasan keyakinan
bahwa
ia
mampu
mengatur emosi akan cenderung lebih prososial.
kehidupannya dan lebih mengimplementasikan tanggung jawab.
Menurut Goleman (1999), individu yang memiliki
kecerdasan
emosi
akan
mampu
Individu yang memiliki locus of control berempati, yang mana empati tersebut akan ia internal tinggi akan mempunyai kecenderungan gunakan sebagai dasar dalam memberikan menyediakan pertolongan daripada individu pertolongan. Thorndike (dalam Goleman, 1999) yang memiliki locus of control internal yang mengemukakan rendah.
Sebaliknya,
individu
yang
tidak kecerdasan
bahwa
emosional
individu yang
dengan
tinggi
akan
menolong cenderung memiliki locus of control memiliki kemampuan sosial untuk memahami eksternal dan percaya bahwa perbuatan yang orang lain dan bertindak bijaksana dalam dilakukan tidak relevan dikarenakan peristiwa hubungannya dengan orang lain. Kemampuan yang terjadi merupakan hasil dari faktor luar sosial ini memungkinkan untuk membentuk seperti keberuntungan, takdir, dan faktor-faktor hubungan yang baik dengan cara memberikan yang tidak terkontrol lainnya (Baron dan Byrne, kebermanfaatan bagi orang lain. 2003).
Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
Phares (1984) mengungkapkan bahwa peneliti ingin meneliti bagaimana perilaku individu dengan locus of control internal akan prososial dalam hubungannya dengan locus of mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Individu control internal dan kecerdasan emosi pada dengan
locus
of
control
internal
akan subyek yang memang sudah memiliki basic
mengembangkan ketertarikan akan aksi-aksi prososial,
yaitu
mahasiswa
Psikologi
3
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
Universitas Sebelas maret. Dengan demikian,
menjadikannya lebih baik tanpa adanya
peneliti
pembahasan mengenai motivasi apa
berkeinginan
untuk
melakukan
penelitian yang berjudul Hubungan antara Locus of control internal dan Kecerdasan Emosi
yang terdapat dibalik perilaku tersebut. b. Aspek Perilaku Prososial
dengan Perilaku Prososial pada Mahasiswa Program Studi Psikologi UNS.
Eisenberg dan Mussen (1989) mengungkapkan
bahwa
perilaku
prososial memiliki lima aspek, yaitu menolong
DASAR TEORI
(helping),
(cooperating), 1. Perilaku Prososial
Encyclopedia of Social Psychology yang
2. Locus of Control Internal a. Pengertian Locus of Control Internal
disusun oleh Manstead dan Hewstone memberikan
perilaku
definisi
perilaku yang
serupa
prososial,
yaitu
menguntungkan
bagi
orang lain dan sistem sosial dimana perilaku
menolong,
altruisme,
dan
kerjasama adalah contoh dari perilaku prososial. dkk.
mengungkapkan
(2007)
tentang
perilaku
prososial lebih kepada cara-cara yang individu
untuk
merespon
orang lain melalui pemberian simpati, sikap
kooperatif,
menolong,
menyelamatkan,
memberikan
kenyamanan, dan memberikan tindakan (giving acts) dalam rangka memberikan keuntungan bagi orang lain. Dari
uraian
dapat
adalah segala perilaku yang bertujuan menguntungkan
orang
lain,
yang
berorientasi
internal adalah individu yang percaya bahwa kejadian-kejadian dalam hidup mereka ditentukan oleh perilaku dan usaha mereka sendiri. Rotter (dalam Corsini
dan
Marsella,
1983)
mendefinisikan locus of control internal sejauh
mana
individu
mengharapkan bahwa sebuah penguatan atau hasil perilaku mereka bergantung pada perilaku mereka
sendiri
atau
pribadi karakteristik. Individu dengan locus
of
control
internal
lebih
berorientasi kepada keberhasilan karena mereka menganggap perilaku mereka dapat menghasilkan efek positif dan juga mereka lebih cenderung tergolong ke dalam
diatas
disimpulkan bahwa perilaku prososial
untuk
Individu
adalah
Zanden
dilakukan
(honesty),
(sharing).
Kamus Psikologi dan Blackwell
mengenai
kejujuran
menderma (donating), dan membagi
a. Pengertian Perilaku Prososial
(1996)
kerjasama
high-achiever
(Findley
dan
Cooper, 1983, dalam Friedman dan Schustack, 2008). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa locus of control
meningkatkan kondisi orang lain, atau 4
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
internal
adalah
derajat
kepercayaan
Goleman (1999) menerangkan
individu bahwa dirinya sendiri lah yang
bahwa kecerdasan emosi atau emotional
bertanggung jawab atas apa yang terjadi
intelligence merujuk kepada kemampuan
atau
dalam
mengungkap serta mengenali perasaan
kehidupannya atau dengan kata lain
kita sendiri, juga perasaan orang lain
locus
serta
perilaku-perilaku
of
control
internal
adalah
kemampuan
sendiri
yang ia alami pada faktor internal dalam
emosi diri sendiri dengan baik dan
dirinya.
dalam hubungannya dengan orang lain.
Rotter menyusun skala yang
(Skala
I-E)
Internal-External
untuk
mengelola
Menurut Copper dan A Sawaf
b. Aspek Locus of Control Internal
skala
kemampuan
diri
pengatribusian individu tentang apa
dinamakan
dan
memotivasi
mengungkap
(dalam Agustian, 2005), kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami secara efektif, menerapkan
kecenderungan individu dalam pusat
daya
dan kepekaan
emosi
sebagai
kendali apakah termasuk ke dalam
sumber energi, informasi, koneksi, dan
internal atau external. Skala tersebut
pengaruh manusia.
kemudian diperbaiki oleh Levenson dan
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disusun kembali dan diberi nama skala
disimpulkan bahwa kecerdasan emosi
Internal, Powerful others, and Chance
adalah kemampuan dalam mengungkap,
(Skala IPC-Locus of Control). Levenson
mengenali, dan memahami perasaan diri
(1981,
sendiri dan orang lain, kemampuan
dalam
Legerski,
2006)
mengemukakan bahwa locus of control
mengelola,
memiliki tiga dimensi, yaitu: Internal
kemampuan memotivasi diri sendiri,
(I), External Powerful Others (P), dan
serta menerapkan daya emosi untuk
External Chance (C).
memandu
c. Faktor Locus of Control Internal Menurut Phares (1984), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi locus of control
internal,
keluarga/orang
yaitu tua
faktor
mengendalikan
pikiran
menggunakannya informasi,
energi,
dan sebagai dan
emosi,
tindakan, sumber pengaruh
manusia. b. Aspek Kecerdasan Emosi
(family
Bar-On (dalam Stein dan Book,
antecendents), faktor consistency of
2000)
experience, dan faktor sosial (social
kecerdasan emosi dibagi kedalam lima
antecendents).
area atau ranah yang menyeluruh dan 15
3. Kecerdasan Emosi a. Pengertian Kecerdasan Emosi
subbagian
mengungkapkan
atau
subaspek,
bahwa
yaitu
Intrapribadi (yang terdiri dari kesadaran
5
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
diri,
sikap
asertif,
kemandirian,
(helping), b. kerja sama (cooperating), c.
penghargaan diri, dan aktualisasi diri),
kejujuran
antarpribadi (yang terdiri dari empati,
(donating), e. membagi (sharing).
tanggung jawab sosial, dan hubungan
(honesty),
d.
menderma
b. Locus of Control Internal
antar ribadi), penyesuaian diri (yang
Locus of control internal adalah
terdiri dari uji realitas, sikap fleksibel,
kepercayaan individu bahwa semua
dan pemecahan masalah), pengendalian
kejadian-kejadaian dalam kehidupannya
stres
adalah dikarenakan faktor dari dalam
(yang
terdiri
dari
ketahanan
menanggung stres dan pengendalian
dirinya
impuls), dan suasana hati umum (yang
pribadinya dan usahanya.
terdiri
dari
optimisme
dan
kebahagiaan).
sendiri
seperti
keputusan
Tingkat locus of control internal dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala locus of control internal yang dimodifikasi oleh peneliti
METODE PENELITIAN
dari skala yang telah disusun oleh
1. Variabel Penelitian
Suryanti (2011) yang mengacu pada
Variabel tergantung dalam penelitian
aspek-aspek yang dikemukakan oleh
ini adalah perilaku prososial, sedangkan
Levonson (1981, dalam Legerski, 2006),
variabel bebasnya yaitu locus of control
yaitu: a. internal
internal dan kecerdasan emosi.
powerful others (P), dan c. external
a. Perilaku Prososial
chance (C).
Perilaku
prososial
adalah
c. Kecerdaan Emosi
perilaku menolong yang menguntungkan
Kecerdasan
(I), b. external
emosi
adalah
orang lain, bertujuan untuk memberikan
kemampuan
kesejahteraan dan meningkatkan kondisi
mengenali perasaan diri sendiri maupun
orang lain atau menjadikan kondisinya
orang lain, mampu memotivasi diri
menjadi lebih baik.
sendiri dan bertahan menghadapi situasi
Tingkat perilaku prososial dalam penelitian
ini
diungkap
dengan
mengungkap
serta
frustrasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati dan menjaga agar
menggunakan skala perilaku prososial
beban
yang disusun oleh peneliti. Tingkat
kemampuan berpikir, mampu berempati,
perilaku prososial dalam penelitian ini
dan kemampuan mengelola emosi diri
diukur melalui skala perilaku prososial
sendiri
yang
hubungannya dengan orang lain.
mengacu
pada
aspek-aspek
stres
dengan
tidak
baik
melumpuhkan
dan
dalam
perilaku prososial dari Eisenberg dan Mussen (1989) yaitu: a. menolong 6
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
Tingkat kecerdasan emosi dalam penelitian
ini
diungkap
dengan
Maka dapat disimpulkan bahwa data variabel penelitian telah terdistribusi
menggunakan skala kecerdasan emosi
secara normal
yang dimodifikasi oleh peneliti dari
2) Uji Linearitas
skala yang telah disusun oleh Dewi
Hasil iji linearitas dengan
(2011) yang mengacu pada aspek-aspek
menggunakan
yang dikemukakan oleh Bar-On (dalam
antara perilaku prososial dengan
Stein dan Book,
2002),
a.
locus
intrapribadi,
antarpribadi,
c.
menghasilkan
b.
yaitu:
test
of
for
control nilai
linearity
internal signifikansi
penyesuaian diri, d. pengendalian stres,
(linearity) sebesar 0,000 < 0,005,
dan e. suasana hati.
sedangkan antara perilaku prososial dengan
2. Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah
kecerdasan
menghasilkan
nilai
emosi signifikansi
seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi
(linearity) sebesar 0,000 < 0,05.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maka dapat disimpulkan baik antara
Maret Surakarta, yaitu mahasiswa angkatan
locus of control internal dengan
2009 sampai dengan 2012. Jumlah total
perilaku prososial maupun antara
populasi adalah 293 mahasiswa. Jumlah
kecerdasan emsi dengan perilaku
sampel yang digunakan dalam penelitian
prososial terdapat hubungan yang
adalah 100 mahasiswa. Sampling yang
linear.
digunakan adalah proportionate stratified
b. Uji Asumsi Klasik
random sampling.
1) Uji Multikolinieritas Hasil
Maka dapat disimpulkan antara
1. Uji Prasyarat Analisis
variabel locus of control internal
a. Uji Asumsi Dasar
dan kecerdasan emosi tidak terjadi
1) Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan teknik One Sample
nilai
signifikansi
multikolinieritas
menunjukkan nilai VIP 1,885 < 5.
HASIL- HASIL
Kolmogorov-Smirnov
uji
diperoleh untuk
skala
perilaku prososial 0,200 > 0,05, untuk skala locus of control internal 0,078 > 0,05, dan untuk skala
multikolineritas. 2) Uji Heteroskedastisitas Titik-titik yang ada pada scatterplots tidak membentuk pola yang jelas dalam persebarannya, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
kecerdasan emosi 0,058 > 0,05. 7
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
dapat
disimpulkan bahwa tidak
terdapat adanya heteroskedastisitas. 3) Uji Autokorelasi
kecerdasan emosi yang tinggi, semakin tiggi pula perilaku sosialnya. 3. Kontribusi
Uji
autokorelasi
Berdasarkan
hasil
perhitungan
hitung
didapatkan nilai koefisien determinan R2 =
berada antara dU dan (4-dU) yaitu
0,522. Artinya, kontribusi locus of control
1,7152 < 1,792 < 2,2848. Maka,
internal dan kecerdasan emosi terhadap
dapat disimpulkan tidak terdapat
perilaku prososial adalah sebesar 52,2%,
autokorelasi.
sedagkan sisanya 47,8% dipengaruhi oleh
menunjukkan
nilai
DW
faktor lain yang tidak diteliti.
2. Uji Hipotesis Hasil analisis menunjukkan nilai
Berdasarkan
hasil
perhitungan
Fhitung 52,878 > Ftabel 3,09 dengan nilai R =
didapatkan sumbangan relatif terhadap
0,722. Dengan demikian diketahui bahwa
perilaku
locus of control internal dan kecerdasan
kontribusi locus of control internal sebesar
emosi bersama-sama berpengaruh terhadap
24,60% sedangkan untuk kecerdasan emosi
perilaku prososial.
sebesar
prososial,
75,40%.
diperoleh
Berdasarkan
hasil
hasil
Nilai signifikansi untuk hubungan
perhitungan didapatkan sumbangan efektif
antara locus of control internal dengan
terhadap perilaku prososial, diperoleh hasil
perilaku prososial adalah 0,029 < 0,05
kontribusi locus of control internal sebesar
dengan nilai rx1y = 0,220. Maka diketahui
12,84% sedangkan untuk kecerdasan emosi
bahwa locus of control internal berpengaruh
sebesar 39,36%.
secara
signifikan
terhadap
perilaku
4. Analisis Deskriptif
prososial. Arah hubungan yang ditunjukkan
Hasil
analisis
dan
kategorisasi
bersifat positif. Semakin individu memiliki
variabel perilaku prososial dapat diketahui
kecenderungan locus of control ke arah
bahwa secara umum responden berada pada
internal,
kategori
semakin
tiggi
pula
perilaku
sosialnya.
Tinggi
demikian,
yaitu
dapat
72%.
Dengan
dikatakan
bahwa
Nilai signifikansi untuk hubungan
mahasiswa Program Studi Psikologi UNS
antara kecerdasan emosi dengan perilaku
memiliki tingkat perilaku prososial yang
prososial adalah 0,000 < 0,05 dengan nilai
tinggi.
rx2y = 0,507. Maka diketahui bahwa antara kecerdasan
emosi
analisis
dan
kategorisasi
secara
variabel locus of control internal dapat
signifikan terhadap perilaku prososial. Arah
diketahui bahwa secara umum responden
hubungan yang ditunjukkan bersifat positif.
berada pada kategori Tinggi yaitu 74%.
Semakin
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
individu
berpengaruh
Hasil
memiliki
antara
8
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
mahasiswa Program Studi Psikologi UNS internal dan kecerdasan emosi, maka semakin memiliki locus of control yang cenderung rendah pula perilaku prososial yang dimiliki. ke arah internal. Hasil
Koefisien korelasi ganda (R) yang
analisis
kategorisasi
didapat adalah sebesar 0,722. Dengan demikian
variabel kecerdaan emosi dapat diketahui
dapat dikatakan bahwa selain terjadi hubungan
bahwa secara umum responden berada
positif, hubungan yang terbentuk antara locus of
pada kategori Tinggi yaitu 58%. Dengan
control internal dan kecerdasan emosi dengan
demikian,
perilaku prososial digolongkan dalam hubungan
dapat
dan
dikatakan
bahwa
mahasiswa Program Studi Psikologi UNS
yang kuat.
memiliki kecerdaan emosi yang tinggi.
Individu yang memiliki orientasi locus of control internal akan mampu untuk lebih bertanggung jawab dalam kehidupannya. Hal ini
PEMBAHASAN
disebabkan oleh kepercayaan bahwa segala
Hasil analisis data penelitian mengenai sesuatu yang terjadi atau peristiwa-peristiwa hubungan antara locus of control internal dan yang
terjadi
kecerdasan emosi dengan perilaku prososial merupakan
pada
siri
konsekuensi
seseorang dari
adalah
tindakannya
yang dilakukan di Program Studi Pskologi sendiri. Atas dasar pandangan tersebut, muncul Universitas Sebelas Maret ini mendapatkan sebuah tanggung jawab dari diri para pemilik hasil nilai signifikansi (p-value) 0,000. Dengan locus
of
control
taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan Konsekuensinya,
atas
mereka
kehidupannya. akan
lebih
p-value < 0,05. Dari hasil perhitungan, Fhitung bertanggung jawab dalam kehidupannya, lebih yang diperoleh adalah sebesar 52,878. Dengan bertanggung jawab dalam melakukan tindakan Ftabel sebesar 3,09, maka dapat disimpulkan F- karena kepercayaan bahwa tindakan akan hitung
>
Ftabel.
Dengan
demikian,
dapat berpengaruh kepada peristiwa-peristiwa yang
disimpulkan bahwa hipotesis yang dikemukakan dialami. Gurin dan Gurin (dalam Clachar, 1992) dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada menjelaskan bahwa dalam locus of control, hubungan antara locus of control internal dan terdapat sebuah dimensi yang disebut locus of kecerdasan emosi dengan perilaku prososial. responsibility. Dimensi ini berkaitan dengan Variabel
locus
kecerdasan
of
emosi
dan tingkat tanggung jawab individu terhadap
control
internal
secara
bersama-sama peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup.
memiliki hubungan dengan perilaku prososial.
Dalam
kaitannya
dengan
perilaku
Semakin tinggi tendensi locus of control prososial, menurut Darley dan Latane (1968, internal dan kecerdasan emosi, maka semakin dalam Myers, 2010) pengasumsian tanggung tinggi
perilaku
prososialnya.
Sebaliknya, jawab merupakan salah satu proses atau syarat
semakin rendah tendensi locus of control terjadinya perilaku prososial. Apabila tanggung
9
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
jawab untuk menolong tidak disadari dan tidak memberikan pertolongan apabila ia memiliki diambil, maka perilaku menolong tidak akan kemampuan
untuk
merasakan
apa
yang
terjadi. Oleh karena itu, individu yang memiliki dirasakan dan diperlukan oleh orang lain yang orientasi locus of control internal akan lebih membutuhkan
pertolongan.
Eisenberg
dan
dapat mengambil tanggung jawab sehingga akan Mussen (1989) menerangkan beberapa aspek timbul perilaku prososial.
perilaku prososial, diantaranya adalah berbagi
Individu dengan locus of control internal dan
menderma.
Kemampuan
berbagi
dan
akan lebih berperan aktif dalam kegiatan- menderma tidak akan muncul tanpa adanya kegiatan sosial. Menurut Phares (1984), mereka kemampuan
untuk
merasakan
apa
yang
akan lebih aktif dalam kegiatan sosial politik dirasakan dan dibutuhkan orang lain. Oleh daripada individu dengan locus of control karena itu, individu yang memiliki kecerdasan eksternal. Dengan demikian, hasil penelitian ini emosi
yang
mendukung pendapat Phares tersebut bahwa kemampuan
tinggi
akan
berempati
lebih
yang
memiliki
baik
yang
individu dengan locus of control internal akan selanjutnya kemampuan empati tersebut akan cenderung prososial.
dijadikan dasar dalam melakukan tindakan-
Kecerdasan emosi tidak hanya berbicara tindakan prososial. mengenai kemampuan untuk mengenali dan
Bar-On (dalam Stein dan Book, 2000)
mengendalikan perasaan diri sendiri, melainkan menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial mencakup juga kemampuan untuk mengenali merupakan salam satu subaspek kecerdasan emosi orang lain. Konsep empati sangat erat emosi. Individu dengan kecerdasan emosi yang kaitannya dengan kecerdasan emosi. Goleman tinggi akan memiliki kemampuan untuk menjadi (1999)
menyebutkan
dalam
definisinya anggota manyarakat yang dapat bekerja sama
mengenai kecerdasan emosi salah satunya dan
yang
adalah kemampuan untuk mengenali perasaan masyarakatnya.
bermanfaat Dengan
bagi
kelompok
demikian,
hasil
orang lain. Segal (1997) mengungkapkan bahwa penelitian ini mendukung pendapat tokoh-tokoh kepekaan sosial termasuk dalam kecerdasan tersebut bahwa individu dengan kecerdasan emosi. Dulweicz dan Higgs (dalam Goleman, emosi yang tinggi akan cenderung prososial. 1999) dan Bar-On (dalam Stein dan Book,
Hasil uji korelasi parsial antara variabel
2000) menyebutkan bahwa empati merupakan perilaku prososial dengan locus of control salah satu aspek penyusun kecerdasan emosi. Dalam
kaitannya
dengan
internal menunjukkan nilai korelasi sebesar
perilaku 0,220 dengan p-value 0,029 < 0,05. Hasil ini
prososial, empati adalah salah satu elemen menunjukkan bahwa hipotesis kedua dari penting
yang
mendorong
individu
untuk penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat
menunjukkan perilaku prososial. Individu akan hubungan antara locus of control internal lebih
memiliki
kecenderungan
untuk dengan perilaku prososial. Namun, hubungan
10
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
yang terjadi antara variabel perilaku prososial sumbangan pengaruh yang diberikan locus of dengan variabel locus of control internal control internal dan kecerdasan emosi secara tergolong rendah. Arah hubungan yang terjadi bersama-sama terhadap perilaku prososial yaitu adalah positif dikarenakan nilai r positif. sebesar 52,2%. Sisanya 47,8% dipengaruhi oleh Dengan
demikian,
semakin
seseorang faktor
lain
yang
tidak
diteliti.
Artinya,
mempunyai kecenderungan locus of control sumbangan yang diberikan kedua variabel bebas internal,
semakin
tinggi
pula
perilaku cukup besar, yaitu lebih dari 50%. Sementara
prososialnya. Hasil uji korelasi parsial ini sama itu, sumbangan relatif variabel locus of control dengan hasil penelitian Ervina (2010) yaitu internal terhadap variabel perilaku prososial terjadi hubungan positif yang sangat signifikan adalah sebesar 24,60%. Sedangkan sumbangan antara locus of control internal dengan perilaku relatif variabel kecerdasan emosi terhadap prososial.
variabel perilaku prososial adalah sebesar
Hasil uji korelasi parsial antara variabel 75,40%. Terlihat bahwa variabel kecerdasan perilaku prososial dengan kecerdasan emosi emosi memberikan pengaruh yang lebih besar menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,507 terhadap
perilaku
prososial
dibandingkan
dengan p-value 0,000 < 0,05. Hasil ini dengan locus of control internal. menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dari
Hasil
kategorisasi
variabel
perilaku
penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat prososial dapat diketahui bahwa terdapat 72% hubungan antara kecerdasan emosi dengan mahasiswa yang memiliki tingkat perilaku perilaku prososial. Hubungan yang terjadi prososial antara
variabel
perilaku
prososial
dengan
kategori
tinggi.
Dengan
dengan demikian dapat dikatakan bahwa mayoritas
variabel kecerdasan emosi tergolong sedang. mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Arah hubungan yang terjadi adalah positif Sebelas
Maret
memiliki
tingkat
perilaku
dikarenakan nilai r positif. Dengan demikian, prososial yang tinggi. semakin
seseorang
mempunyai
kecerdasan
Hasil kategorisasi variabel locus of
emosi yang tinggi, semakin tinggi pula perilaku control internal dapat diketahui bahwa terdapat prososialnya. Hasil uji korelasi parsial ini 74% mahasiswa yang memiliki locus of control mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh internal
dengan
kategori
tinggi.
Dengan
Prasetyoaji (2012) yaitu ada korelasi positif demikian dapat dikatakan bahwa mayoritas yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas dan kecerdasan spiritual pada perilaku prososial Sebelas Maret memiliki kencenderungan locus pada guru Bimbingan dan Konseling. Pada
model
summary,
of control ke arah internal. koefisien
Hasil kategorisasi variabel kecerdasan
determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar emosi dapat diketahui bahwa terdapat 58% 0,522.
Hal
ini
menunjukkan
presentase mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosi
11
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
dengan kategori tinggi. Dengan demikian dapat
mahasiswa Program Studi Psikologi
dikatakan bahwa lebih dari setengah sampel
UNS.
penelitian memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.
2. Saran a. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat
Mahasiswa
diharapkan
diperoleh kesimpulan bahwa hasil penelitian
lebih
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
locus of control ke arah internal dan
dan positif antara locus of control internal dan
meningkatkan kecerdasan emosi dengan
kecerdasan emosi dengan perilaku prososial
berbagai cara, seperti pelatihan dan
pada mahasiswa Program Studi Psikologi
kegiatan-kegiatan
Universitas Sebelas Maret. Semakin tinggi
mengasah kedua elemen kepribadian
tendensi locus of control ke arah internal dan
tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai
semakin
sarana untuk mencapai tingkat perilaku
tinggi
kecerdasan
emosi,
maka
meningkatkan
dapat
kecenderungan
lain
yang
semakin tinggi pula perilaku prososialnya.
prososial yang tinggi.
Demikian pula sebaliknya, Semakin tinggi
b. Bagi Institusi Pendidikan
dapat
tendensi locus of control ke arah eksternal dan
Institusi pendidikan diharapkan
semakin rendah kecerdasan emosi, maka
dapat memfasilitasi mahasiswa dalam
semakin rendah pula perilaku prososialnya.
meningkatkan orientasi locus of control mereka
ke
arah
internal
dan
meningkatkan kecerdasan emosi dengan PENUTUP
berperan
pelatihan-pelatihan
1. Kesimpulan a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara
locus
of
control
internal dan kecerdasan emosi dengan perilaku
prososial
pada
mahasiswa
b. Terdapat hubungan yang positif dan antara
locus
of
control
internal dengan perilaku prososial pada mahasiswa Program Studi Psikologi
c. Terdapat hubungan yang positif dan
dengan
mengadakan
yang
dapat
meningkatkan kedua elemen kepribadian tersebut. Hal ini dilakukan agar perilaku prososial mahasiswa menjadi tinggi. c. Bagi Masyarakat
dapat lebih selektif dalam memilih jalur informasi dan tidak membiarkan semua jalur informasi masuk ke dalam diri tanpa terkendali/ tanpa filter. Informasi yang masuk hendaknya dipilih hanya
UNS.
signifikan
dalam
Masyarakat perkotaan hendaknya
Program Studi Psikologi UNS.
signifikan
aktif
antara
kecerdasan
emosi
perilaku
prososial
pada
yang diperlukan dan yang bersifat esensial saja. Hal ini dilakukan karena masyarakat perkotaan rentan terhadap
12
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
Dengan Corsini, Raymond J., Marsella, Anthony J. 1983. Personality Theories, Research, & melakukan penyaringan terhadap Assessment. University Of Hawai. Itasca, Illinois: F.E. Peacock Publishers, Inc. informasi yang masuk, diharapkan tidak information
overload.
akan terjadi information overload yang
Dewi, Artika Kumala. 2011. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan akan berimplikasi pada kurangnya Menghadapi Masa Pensiun pada Pegawai perilaku prososial masyarakat perkotaan. Negeri Sipil. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diharapkan masyarakat juga dapat memfasilitasi dan mendukung
Eisenberg, Nancy dan Paul H. Mussen. 1989. The Roots of Prosocial Behavior in mahasiswa dalam terjun melakukan Children. New York: Cambridge University kegiatan-kegiatan prososial di Press. masyarakat dengan memberikan bantuan Ervina. 2010. Hubungan Locus Of Control tenaga dan fasilitas-fasilitas yang ada Internal Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi (tidak saat mahasiswa mengadakan kegiatanditerbitkan). Malang: Universitas kegiatan sosial di masyarakat. Muhammadiyah Malang. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Friedman, Howard S., Schustack, Mirriam W. Diharapkan dapat memperluas 2008. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: ruang lingkup dan memberikan Erlangga. beberapa variasi yang berbeda untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan yang lebih komprehensif. Serta diharapkan peneliti
selanjutnya
dapat
lebih
memperlengkap analisis tambahan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Legerski, E. M., Cornwall, M., O’Neil, B. 2006. Changing Locus of Control: Steelworkers Adjusting to Forced Unemployment. Social Forces. Vol 84, No.3. Manstead, Antony S. R. dan Hewsone, Miles. 1996. The Blackwell Encyclopedia of Social Psychology. Malden, Massachusetts: Blackwell Publishers.
Agustian, Ary Ginanjar. 2005. ESQ Emotional Myers, David G. 2010. Social Psychology (10th Spiritual Quotient. Jakarta: Arga. Ed). New York: McGraw- Hill. ISBN 9780-07-337066-8. Baron, R. A & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial (Terjemahan) Edisi ke Sepuluh. Jakarta: Phares, E. Jerry. 1984. Introduction to Erlangga. Personality. USA : Charles E. Merrill Publishing Company. Clachar, Arlene. 1992. Dimensions of Locus of Control: Exploring their Influence on ESL Prasetyoaji, Ari. 2012. Hubungan Kecerdasan Students Interlanguage Development. Emosi dan Kecerdasan Spiritual dengan Issues in Applied Linguistics, 3(1) Perilaku Prososial Guru Bimbingan dan Konseling di Kabupaten Pacitan. Skripsi
13
NUGROHO/ HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KECERDASAN EMOSI
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas negeri Yogyakarta. Sarwono, W., Sarlito & Meinarno, A., Eko. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Segal, Jeanne. 1997. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa. Suryanti, Risa. 2011. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Skripsi (tidak Diterbitkan). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Stein, S. J. Dan Book. H. E. 2002. Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosinal Meraih Sukses. Bandung: Kaifa. Zanden, James W Vander, Grandell, Thomas L., Grandell, Corinne Haines. 2007. Human Development Eighth Edition. New York: McGraw-Hill.
14