HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL GURU SMP SWASTA Yeni Sumaryani*), Widodo Sunaryo, Entis Sutisna
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru. Penelitian dilaksanakan pada guru SMP Swasta di Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2011-2012 dengan jumlah sampel 150 orang guru yang diambil secara proporsional random sampling. Metode yang digunakan yaitu survai dan teknik analisis data menggunakan uji statistik korelasi dan regresi linier sederhana serta korelasi dan regresi linier ganda. Hasil penelitian menghasilkan tiga kesimpulan yaitu; Pertama, terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara komunikasi interpersonal (X1) dengan komitmen organisasional guru (Y) dengan regresi Ŷ = 21,408 + 0,866X1 dan koefisien kerelasi ry1 sebesar 0,783 serta koefisien deteminasi ry12 sebesar 0,61 Kedua, terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara motivasi kerja (X2) dengan komitmen organisasional guru (Y) dengan regresi Ŷ = 18,232 + 0,862X2 dan koefisien korelasi ry2 sebesar 0,759 serta koefisien deteminasi ry22 sebesar 0,58. Ketiga, terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara komunikasi interpersonal (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru (Y) dengan regresi Ŷ = 24,638 + 1,220X1 0,371X2 dan koefisien korelasi Ry.12 sebesar 0,786 serta koefisien determinasi R 2y.12 sebesar 0,62. Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasional guru dapat ditingkatkan melalui komunikasi interpersonal dan motivasi kerja guru secara efektif dan efisien. Kata Kunci: Komitmen organisasional, komunikasi interpersonal, motivasi kerja
*)
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor dan PNS pada SMP Negeri di Kabupaten Bogor
THERELATIONSHIP BETWEEN INTERPERSONAL COMMUNICATION AND WORK MOTIVATION AND TEACHER ORGANIZATIONAL COMMITMENT
ABSTRACT
The research was conducted to study the relationship between interpersonal communication and work motivation with the teachers organizational commitment. Research is carried out in private schoolat District of South Bogor, West Java Province in 2012. the research used a sample of 150 teachers drawn at random proportional sampling. The method used is a survey and data analysis techniques used statistical tests of correlation and regression. The research findings are: First, there is a positif and significant relationship between interpersonal communication with organizational commitment as ry1 = 0.783, and regression Ŷ = 21.408 + 0.866 X1, and coefficient of benefit r² = 0.61 Second, there is a positive and significant relationship between work motivation with organizational commitment as ry2 = 0,759 and regression .Ŷ = 18.232 + 0.862X2, and coefficient of benefit r² 0.58. Third, there is a positive and significant relationship between interpersonal communication and work motivation together with the organizational commitment as Ry.12 = 0.786 and regression Ŷ = 24.638 + 1.220X1 – 0.371X2, and coefficient of benefit R² = 0.62. Based on these findings, can be concluded that the teachers organizational commitment can be enhanced through interpersonal communication and work motivation of teachers to effectively and efficiently. Keywords: organizational commitment, interpersonal communication, work motivation
PENDAHULUAN Salah satu faktor untuk menunjang dalam peningkatan kualitas pendidikan kita adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan menjadi baik, salah satunya adalah bila komitmen organisasionalnya baik. Komitmen organisasionalnya baik maka akan menambah kualitas pembelajaran. Komitmen organisasional merupakan perwujudan semua perasaan dan sikap karyawan atau guru terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi di mana mereka bekerja termasuk pada pekerjaan mereka. Maksudnya adalah komitmen organisasional merupakan salah satu indikator kinerja para guru dan hasil kerja guru akan terlihat dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja guru, serta disiplin profesional guru dalam pembelajaran. Akhirnya akan meningkatkan kemampuan siswa yang dipersiapkan untuk menghadapi tantangan masa depan, kehidupan secara mandiri, cerdas, kritis, rasional dan kreatif. Upaya meningkatkan komitmen organisasional guru terhadap organisasinya adalah sebagai pilar keberhasilan interaksi belajar mengajar, keberhasilan itu akan terwujud apabila ada kemauan yang berasal dari dalam personal guru itu sendiri, yaitu berupa kemauan yang kuat untuk bekerja secara baik, motivasi kerja yang baik, sikap loyalitas terhadap pekerjaan, profesionalitas, komitmen terhadap organisasi, pengalaman kerja dan kemandirian guru. Variabel yang berasal dari dalam diri seorang guru ini umumnya variabel psikologi yang menyangkut potensi dan kejiwaan yang ada pada seorang guru. Secara umum kenyataan di lapangan penilaian komitmen organisasional guru terhadap organisasinya pada tahun 2012 berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 7 Maret 2012 di sepuluh sekolah swasta di Kecamatan Bogor Selatan dengan narasumber Wakasek bidang kurikulum SMP PGRI 1 Ciawi, SMP Amaliah Ciawi, SMP YPPI Ciawi, SMP PGRI 2, SMP PGRI Gadog, SMP PGRI Tugu, SMP Al-Barokah, SMP YPC, SMP WBC, SMP Miftahul Huda Cipayung yang teridentifikasi bahwa: 1) 35% guru tidak disiplin dalam melaksanakan tugas-tugasnya seperti pelaksanaan jadwal piket, jadwal sebagai pembina ekstrakulikuler, pembina upacara, serta mengawas ujian tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan, 2) 10% guru tidak hadir dalam artian tidak hadir karena sakit atau ijin dan tidak hadir tanpa ada keterangan , 3) 25% sering datang terlambat, 4) 35% Guru yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya terutama dalam mempersiapkan program pengajaran seperti membuat Silabus, RPP, Media pembelajaran, analisis butir soal, dan kisi-kisi soal, 4) 45% guru tidak melakukan program penilaian yaitu remedial, pengayaan dan memberikan umpan balik atau evaluasi kepada siswa. Beberapa permasalahan tersebut di atas menunjukkan fakta kuantitatif komitmen terhadap organisasinya masih belum optimal. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keterkaitan antara variabel bebas yaitu: komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dengan variabel terikat komitmen organisasional guru SMP Swasta di Kecamatan Bogor Selatan. Dengan menggunakan analisis statistik secara khusus penelitian ini bertujuan untuk; 1) Mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru. 2) Mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru. 3) Mengetahui
hubungan antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru. Hasil penelitian mengenai hubungan komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru diharapkan memberikan sejumlah manfaat atau kegunaan, antara lain; 1) Bagi siswa dapat memberikan dampak yang positif karena dengan komitmen organisasional guru dan komitmennya itu kuat dan optimal tentunya akan berdampak pada proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung sekolah. 2) Bagi guru penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi dan bahan evaluasi bagi para guru sebagai peningkatan komitmen organisasional guru di Kecamatan Bogor Selatan. 3) Bagi kepala sekolah dapat dijadikan bahan pertimbangan kepala sekolah dalam mengimplementasikan komunikasi interpersonal dan motivasi kerja guru secara baik, karena hal ini erat kaitannya dengan upaya mewujudkan komitmen organisasional guru semakin tinggi. Selain itu juga sebagai input untuk selalu melakukan kebijakan-kebijakan yang sesuai untuk para guru sehingga menjadi seorang leadership yang dapat memberikan contoh yang baik bagi bawahannya dengan selalu mengadakan pembinaan dan pengawasan secara baik kepada para guru dan tenaga kerja lainya sehingga memiliki peningkatan yang signifikan. 4) Bagi pengawas sebagai input untuk meningkatkan pembinaan dan mengadakan supervisi secara kontinyu kepada guru bidang studi dengan tujuan untuk meningkatkan komitmen organisasional guru terhadap organisasinya. 5) Bagi kepala dinas sebagai input untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasaan yang lebih intensif serta melakukan upaya lainnya untuk meningkatkan komitmen organisasional guru terhadap organisasinya.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Untuk memperoleh data yang diinginkan di lapangan ini menggunakan kuesioner ysng disusun berdasarkan indikator – indikator. Data yang dibutuhkan adalah data untuk variabel komunikasi interpersonal, motivasi kerja dan komitmen organisasional guru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP swasta di Kecamatan Bogor Selatan. Populasi penelitian sebanyak 240 guru. Penentuan jumlah sampel 150 orang dengan menggunakan rumus Slovin. Penetapan jumlah sampel untuk tiap sekolah diambil secara acak berimbang (Proportional random sampling). Penelitian ini memerlukan tiga macam instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu: instrumen Komitmen Organisasional Guru, instrumen Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja. Sebelum dilakukan penyebaran instrumen, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen terhadap 30 orang guru di luar sampel. Analisis data diawali dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan data masing – masing variabel. Deskripsi yang digunakan adalah nilai tertinggi, nilai terendah, banyak kelas, interval kelas, rata– rata, median, modus, ukuran penyebaran ataau variabilitas dengan menggunakan standar deviasi dan rentang skor. Selain itu, digunakan juga tabel frekuensi dan grafik histogram.
Kemudian secara berturut-turut dilakukan perhitungan analisis data sebagai berikut; 1) Uji Normalitas dengan uji Lilliefors galat taksiran, 2) Uji Homogenitas Data Pengelompokkan Y atas X, 3) Persamaan Regresi Sederhana, 4) Uji signifikasi dan linearitas persamaan regresi sederhana, 5) Mencari persamaan regresi ganda, 6) Mencari korelasi antar variabel, 7) Mencari Korelasi Parsial, 8) Mencari Korelasi Ganda, dan 9) Mencari Konstribusi variabel Komunikasi Interpersonal (X1) dan variabel Motivasi Kerja (X2), baik secara parsial maupun secara bersama – sama terhadap variabel Komitmen Organisaional Guru (Y) dengan menggunakan r2 koefisien determinasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hipotesis pertama yang diajukan adalah “Terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru.” Dengan kata lain semakin baik komunikasi interpersonal seorang guru, semakin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut, dan sebaliknya semakin kurang baik komunikasi interpersonal seorang guru semakin rendah pula komitmen organisasional guru tersebut. Secara statistik, hipotesis di atas dapat dirumuskan sebagai berikut; H 0 : y1 0 H1 : y1 0 Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana antara pasangan data komunikasi interpersonal (variabel X1) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien regresi b yang diperoleh adalah sebesar 0,866 dan nilai konstanta a sebesar 21,408. Dengan demikian persamaan regresi antara variabel komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru adalah Yˆ = 21,408 + 0,866X1. Untuk mengetahui apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians (uji-F). Oleh karena itu persamaan regresi Yˆ = 21,408 + 0,866X1 dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru. Untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh linear atau tidak dapat ketahui dengan menggunakan uji linearitas regresi dengan kriteria penilaian Fhitung < Ftabel ( 0.01 ) ( 53 : 95 ). Oleh karena itu persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan linear. Untuk lebih jelasnya rangkuman hasil analisis varians yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.
Analisis Varians (ANAVA) Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Yˆ = 21,408 + 0,866X1
Sumber Varians Total (T) Regresi (a) Regresi(b/a) Sisa Tuna Cocok Galat (G)
** ns dk JK RJK
: : : : :
Ftabel 0,05 0,01
dk
JK
RJK
Fhitung
150 1 1 148 53 95
1970864 49633,493 30451,474 19182,019 6631,229 12550,790
30451,474 129,608 125,118 132,114
234,950**
3,90
6,81
0,947ns
1,18
1,75
Kesimpulan Regresi Sangat Signifikan Regresi Linier
regresi sangat signifikan (Fhitung > Ftabel) (non signifikan) bentuk regresi linear (Fhitung < Ftabel) derajat kebebasan jumlah kuadrat rata-rata jumlah kuadrat
Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa persamaan regresi Yˆ = 21,408 + 0,866X1 dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru karena berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi diperoleh Fhitung > Ftabel (234,950 > 6,81). Selain itu persamaan regresi pasangan data antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru adalah linear, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (0,947 < 1,48). Perhitungan korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel komunikasi interpersonal (X1) dengan variabel komitmen organisasional guru (Y), menghasilkan harga koefisien korelasi ry1 sebesar 0,783. Angka ini mengisyaratkan bahwa hubungan antara komunikasi interpersonal dengan variabel komitmen organisasional guru adalah positif. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ry1 yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji “t”. Hasil analisis uji “t” diperoleh besaran thitung sebesar 15,328. Jika besaran ini dikonsultasikan dengan besaran ttabel (0.01) diperoleh besaran sebesar 2,617 yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara komunikasi interpersonal (variabel X1) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y) sangat signifikan. Hasil analisis hubungan sederhana tersebut berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin baik komunikasi interpersonal seorang guru makin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut. Temuan dalam penelitian ini sekaligus menolak Ho yang menyatakan “tidak terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru dan menerima H1 yang menyatakan terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru. Kekuatan hubungan antara komunikasi interpersonal (variabel X1) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y) dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien determinasinya. Besaran koefisien determinasi tersebut adalah sebesar
0,61. Besaran ini memberikan pengertian bahwa 61% variasi komitmen organisasional guru dapat dijelaskan oleh variasi komunikasi interpersonal. Hipotesis kedua yang diajukan adalah “Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru”. Dengan kata lain semakin tinggi motivasi kerja seorang guru, semakin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut, dan sebaliknya semakin rendah motivasi kerja seorang guru, semakin rendah pula komitmen organisasional guru tersebut. Secara statistik, hipotesis di atas dapat dirumuskan sebagai berikut; H0 : y 2 0 H1 : y 2 0 Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana antara pasangan data motivasi kerja (variabel X2) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien regresi b yang diperoleh adalah sebesar 0,862 dan nilai konstanta a sebesar 18,232. Dengan demikian persamaan regresi antara variabel motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru adalah Yˆ = 18,232 + 0,862X2. Untuk mengetahui apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians (uji-F). Oleh karena itu persamaan regresi Yˆ = 18,232 + 0,862X2 dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru. Untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh linear atau tidak dapat ketahui dengan menggunakan uji linearitas regresi dengan kriteria penilaian Fhitung < Ftabel ( 0.01 ) ( 55 : 93 ). Oleh karena itu persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan linear. Untuk lebih jelasnya rangkuman hasil analisis varians yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Analisis Varians (ANAVA) Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Yˆ = 18,232 + 0,862X2 Sumber Varians Total (T) Regresi (a) Regresi(b/a) Sisa Tuna Cocok Galat (G)
** ns dk JK RJK
: : : : :
Ftabel 0,05 0,01
dk
JK
RJK
Fhitung
150 1 1 148 55 93
1970864 49633,493 28603,074 21030,419 8945,055 12085,364
28603,074 142,097 162,637 129,950
201,292**
3,90
6,81
1,252ns
1,18
1,75
Kesimpulan Regresi Sangat Signifikan Regresi Linier
regresi sangat signifikan (Fhitung > Ftabel) (non signifikan) bentuk hubungan linear (Fhitung < Ftabel) derajat kebebasan jumlah kuadrat rata-rata jumlah kuadrat
Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa persamaan regresi Yˆ = 18,232 + 0,862X1 dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru karena berdasarkan hasil perhitungan uji
signifikansi diperoleh Fhitung > Ftabel (201,292 > 6,81). Selain itu persamaan regresi pasangan data antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru adalah linear, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (1,252 < 1,48). Perhitungan korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel komitmen organisasional guru (Y), menghasilkan harga koefisien korelasi ry2 sebesar 0,759. Angka ini mengisyaratkan bahwa hubungan antara motivasi kerja dengan variabel komitmen organisasional guru adalah positif. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ry2 yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji “t”. Hasil analisis uji “t” diperoleh besaran thitung sebesar 14,188. Jika besaran ini dikonsultasikan dengan besaran ttabel (0.01) diperoleh besaran sebesar 2,617 yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara motivasi kerja (variabel X2) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y) sangat signifikan. Hasil analisis hubungan sederhana tersebut berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin tinggi motivasi kerja seorang guru makin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut. Temuan dalam penelitian ini sekaligus menolak Ho yang menyatakan “tidak terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru dan menerima H1 yang menyatakan terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru. Kekuatan hubungan antara motivasi kerja (variabel X2) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y) dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien determinasinya. Besaran koefisien determinasi tersebut adalah sebesar 0,58. Besaran ini memberikan pengertian bahwa 58% variasi komitmen organisasional guru dapat dijelaskan oleh variasi motivasi kerja. Hipotesis ketiga yang diajukan adalah “Terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru”. Dengan kata lain diduga semakin baik komunikasi interpersonal seorang guru dan makin tinggi motivasi kerjanya, makin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut dan sebaliknya makin kurang baik komunikasi interpersonal seorang guru dan makin rendah motivasi kerjanya, makin rendah pula komitmen organisasional guru tersebut. Secara statistik, hipotesis di atas dapat dirumuskan sebagai berikut; H0: y.12 = 0 H1: y.12 > 0 Berdasarkan hasil analisis regresi ganda antara pasangan data komunikasi interpersonal (variabel X1) dan motivasi kerja (variabel X2) secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien regresi ganda b1 = 1,220 dan b2 = -0,371 dengan nilai konstanta a sebesar 24,638. Dengan demikian bentuk hubungan antara variabel komunikasi interpersonal (variabel X1) dan motivasi kerja (variabel X2) dengan komitmen organisasional guru (variabel Y) digambarkan oleh persamaan regresi, yaitu: Yˆ = 24,638 + 1,220X1 - 0,371X2. Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi tersebut signifikan atau tidak, dapat diuji dengan menggunakan analisis varians
(uji-F). Sedangkan rangkuman hasil analisis varians tersebut dapat diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 3. Analisis Varians (ANAVA) untuk Regresi Ganda Yˆ = 24,638 + 1,220X1 - 0,371X2 Ftabel 0,05 0,01
Sumber Varians Total direduksi
149 49633,493
Regresi Sisa
2 30628,672 15314,336 118,455** 3,06 147 19004,822 129,285
dk
JK
RJK
Fhitung
4,75
Kesimppulan
Regresi Sangat Signifikan
** regresi sangat signifikan Analisis korelasi ganda pasangan data komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru menghasilkan koefisien korelasi R ganda sebesar 0,786. Rangkuman hasil analisis korelasi ganda antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru dan uji F. Hasil analisis pada lampiran tersebut menunjukkan bahwa besaran koefisien korelasi R sebesar 0,786 berarti komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dengan komitmen organisasional guru. Dengan demikian berarti semakin baik komunikasi interpersonal seorang guru dan makin tinggi motivasi kerjanya, makin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi R yang diperoleh signifikan atau tidak, dapat di uji dengan menggunakan Uji F. Hasil analisis uji “F” diperoleh besaran sebesar 118,455. Besaran ini dikonsultasikan dengan besaran Ftabel (0.01) diperoleh besaran sebesar 4,75, yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru diterima dan hasil pengujian dapat dinyatakan signifikan. Untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasional guru dapat dilakukan dengan mengkuadratkan besaran koefisien korelasi. Hasil pengkuadratan besaran tersebut diperoleh besaran sebesar 0,62. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya sumbangan komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap komitmen organisasional guru adalah 62%, dalam arti bahwa 38 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Untuk melihat hubungan salah satu variabel bebas dengan variabel terikat dalam kondisi variabel bebas lainnya dikontrol (tetap), dilakukan analisis korelasi parsial. Analisis korelasi parsial dilakukan antara variabel Y dengan variabel X1 dalam kondisi variabel X2 dikontrol (tetap). Hasil perhitungan memperoleh besaran ry1.2 sebesar 0,310. Uji signifikansi koefisien korelasi parsial ry1.2 menggunakan statistik uji “t” dan memperoleh hasil thitung sebesar 3,967. Besaran ini dikonsultasikan dengan ttabel dalam taraf nyata alpha 0,05; diperoleh besaran ttabel sebesar 1,658 atau thitung > ttabel (3,967 > 1,658). Dengan demikian koefisien
korelasi parsial ry1.2 dapat dinyatakan sangat signifikan. Dengan kata lain dapat diartikan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru tidak dipengaruhi oleh variabel motivasi kerja. Analisis korelasi parsial dilakukan antara variabel Y dengan variabel X2 dalam kondisi variabel X1 dikontrol (tetap). Hasil perhitungan memperoleh besaran ry 2.1 sebesar -0,096. Uji signifikansi koefisien korelasi parsial ry 2.1 menggunakan statistik uji “t” dan memperoleh hasil thitung sebesar -1,173. Besaran ini dikonsultasikan ttabel dalam taraf nyata alpha 0,05; diperoleh besaran ttabel sebesar 1,658 atau thitung > ttabel (-1,173 > 1,658). Dengan demikian koefisien korelasi parsial ry 2.1 dapat dinyatakan tidak signifikan. Dengan kata lain dapat diartikan hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru dipengaruhi oleh variabel komunikasi interpersonal. Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Parsial ttabel Korelasi Kontrol thitung antara 0,05 0,01 X2 3,967** Y dan X1 1,658 2,617 X1 -1,173** Y dan X2 1,658 2,617 ** < 0,01 korelasi sangat signifikan (rhitung > rtabel) 1.
Kesimpulan Sangat Signifikan Tidak Signifikan
Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Komitmen Organisasional Guru Pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru yang ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 15,328 jauh lebih besar dari pada nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 2,617 atau 15,328 > t0,01(148) = 2,617. Pola hubungan antara kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi Yˆ = 21,408 + 0,866X1. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit komunikasi interpersonal akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan komitmen organisasional guru sebesar 0,866 pada konstanta 21,408. Hasil analisis korelasi sederhana antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru diperoleh nilai koefisien korelasi ry1 sebesar 0,783. Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru cukup dan positif, artinya makin baik komunikasi interpersonal seorang guru makin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut. Demikian pula sebaliknya, makin kurang baik komunikasi interpersonal seorang guru, makin rendah pula komitmen organisasional guru tersebut. Hal ini berarti sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (2008) yang mengemukakan bahwa faktor-faktor pendukung adanya komitmen organisasional adalah 1) komitmen afektif, 2) komitmen berhubungan, 3) komitmen normatif. Adanya komitmen untuk berhubungan di antara anggota organisasi dapat meningkatkan komitmen
organisasional, dalam kaitannya dengan hal ini maka komunikasi interpersonal sangat dibutuhkan. Hasil penelitian ini sekaligus memperjelas penelitian yang dilakukan oleh Jahad Keshavarzi (2010), dimana dalam penelitiannya mengatakan terdapat hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dengan komitmen pegawai terhadap organisasinya, dengan nilai koofesien korelasi r = 0, 304. Besarnya sumbangan atau kontribusi variabel komunikasi interpersonal terhadap komitmen organisasional guru dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan peroleham nilai koefisien korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi sederhananya adalah sebesar 0,61. Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang lebih 61 persen variasi perubahan komitmen organisasional seorang guru ditentukan/dijelaskan oleh komunikasi interpersonalnya dengan pola hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas. Artinya, jika seluruh guru SMP Swasta di Kecamatan Bogor Selatan dites komunikasi interpersonal dan komitmen organisasionalnya, maka lebih kurang 61 persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi dan mengikuti pola hubungan antara variabel komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru sesuai persamaan garis regresi Yˆ = 21,408 + 0,866X1. 2.
Hubungan antara Motivasi Kerja Guru dengan Komitmen Organisasional Guru Pengujian hipotesis menyimpulkan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru yang ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 14,188 jauh lebih besar dari pada nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 2,617 atau t = 14,188 > t0,01( 148 ) = 2,617. Pola hubungan antara kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi Yˆ = 18,232 + 0,862X2. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit skor motivasi kerja akan mengakibatkan terjadinya perubahan skor komitmen organisasional guru sebesar 0,862 pada konstanta 18,232. Hasil analisis korelasi sederhana antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru diperoleh nilai koefisien korelasi ry2 sebesar 0,759. Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru cukup dan positif, artinya makin tinggi motivasi kerja seorang guru akan makin tinggi komitmen organisasional guru tersebut. Demikian pula sebaliknya, makin rendah motivasi kerja seorang guru, makin rendah pula komitmen organisasionalnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (2008) yang menyatakan dalam beberapa hal yang mempengaruhi komitmen organisasional salah satunya dinyatakan bahwa komitmen guru juga nampaknya dipengaruhi oleh penghargaan alami yang diterima, dengan adanya penghargaan yang diterima oleh guru, komitmen individu terhadap organisasional pun akan semakin tinggi. Untuk meningkatkan komitmen organisasional guru dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan yang wajar sesuai dengan kompetensinya, pemberian penghargaan merupakan salah satu bentuk pemberian motivasi motivasi juga. Hasil penelitian ini juga sekaligus menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Adeyinka Tella (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara motivasi kerja dan kepuasaan kerja pegawai dengan komitmen pegawai terhadap organisasinya dengan dengan koofesien korelasi ry1 = 4056 dan ry2 = 1767. Besarnya sumbangan atau kontribusi variabel motivasi kerja terhadap komitmen organisasional guru dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi sederhananya adalah sebesar 0,58. Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang lebih 58 persen variansi perubahan komitmen organisasional seorang guru ditentukan/ dijelaskan oleh motivasi kerjanya dengan pola hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas. Artinya jika seluruh guru di SMP Swasta di Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat diukur motivasi kerja dan komitmen organisasionalnya, maka lebih kurang 57 persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi dan mengikuti pola hubungan antara variabel motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru melalui persamaan garis regresi Yˆ = 18,232 + 0,862X2. 3.
Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja Guru Secara Bersama-sama dengan Komitmen Organisasional Guru Pengujian hipotesis menyimpulkan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersamasama dengan komitmen organisasional guru yang ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 118,455. Nilai ini jauh lebih besar dari pada nilai Fhitung pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 4,75, atau F = 118,455 > F0,01(2;147) = 4,75. Pola hubungan antara ketiga variabel yang dinyatakan oleh persamaan regresi ganda Yˆ = 24,638 + 1,220X1 - 0,371X2. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit skor komunikasi interpersonal dan motivasi kerja akan mengakibatkan terjadinya perubahan komitmen organisasional guru sebesar 1,220 atau -0,371. Hasil analisis korelasi ganda antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja diperoleh nilai koefisien korelasi ganda sebesar R y12 sebesar 0,786. Nilai ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru tinggi dan positif. Dengan demikian berarti makin baik komunikasi interpersonal seorang guru dan makin tinggi motivasi kerjanya, makin tinggi pula komitmen organisasional guru tersebut. Sebaliknya makin kurang baik komunikasi interpersonal seorang guru dan makin rendah motivasi kerjanya, makin rendah pula komitmen organisasional guru tersebut. Penelitian yang meneliti tentang komunikasi interpersonal dan motivasi kerja yang secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru setahu peneliti belum pernah diteliti. Penelitian hanya dilakukan dengan satu variabel bebas saja yaitu komunikasi interpersonal seperti yang dilakukan oleh Jahad Keshavarzi (2010) dan Adeyinka Tella (2007) meneliti variabel motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasional. Dari dua penelitian yang dilakukan tersebut, diperoleh hasil bahwa antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja memiliki hubungan dengan komitmen organisasional. Besarnya sumbangan atau kontribusi variabel komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dapat diketahui melalui nilai koefisien
2 determinasi R y12 sebesar 0,62. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa lebih kurang 62 persen variasi perubahan komitmen organisasional guru ditentukan / dijelaskan oleh komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan pola hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas. Artinya jika seluruh guru SMP Swasta di Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat diteliti komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan melihat komitmen organisasionalnya, maka lebih kurang 62 persen variasi pasangan skor ketiga variabel akan mengikuti pola persamaan regresi Yˆ = 24,638 + 1,220X1 - 0,371X2. Untuk mengetahui kontribusi murni masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat telah dilakukan analisis korelasi parsial. Kontribusi murni masing-masing variabel diketahui dengan melakukan pengontrolan variabel bebas lain. Hasil analisis tersebut dilaporkan berikut ini. Pertama, Kontribusi murni variabel bebas komunikasi interpersonal terhadap komitmen organisasional guru jika motivasi kerja dalam keadaan konstan, diperoleh nilai sebesar 10 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar hubungan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru. Dengan demikian komunikasi interpersonal bukanlah satu-satunya variabel yang dapat menentukan komitmen organisasional seorang guru, melainkan masih ada variabel lain yaitu motivasi kerja yang ikut berpengaruh. Kedua, Kontribusi murni variabel bebas motivasi kerja terhadap komitmen organisasional guru jika komunikasi interpersonal dalam keadaan konstan, diperoleh nilai sebesar 1 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru, yang berarti bahwa motivasi kerja bukanlah satu-satunya variabel yang dapat menentukan komitmen organisasional seorang guru, melainkan masih ada variabel lain yaitu komunikasi interpersonal yang ikut berpengaruh. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa variabel bebas yang mempunyai hubungan yang paling kuat dan kontribusi yang paling besar terhadap variabel terikat adalah komunikasi interpersonal.
SIMPULAN Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis alternatif (H a) yang diajukan dalam penelitian ini diterima, dan menolak hipotesis nol (H0). Beberapa kesimpulan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut; 1) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru dengan koefisien korelasi ry1 sebesar 0,783 (α = 0,05) didukung dengan persamaan regresi antara kedua variabel tersebut adalah ˆ = 21,408 + 0,866X1, yang berarti setiap perubahan satu tingkat komunikasi Y interpersonal akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan komitmen organisasional guru sebesar 0,866 pada konstanta 21,408. Kontribusi komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional guru sebesar 61% (ry12). 2) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru dengan koefisien korelasi ry2 sebesar 0,759 (α = 0,05) didukung dengan persamaan regresi antara kedua variabel tersebut
ˆ = 18,232 + 0,862X2, yang berarti setiap perubahan satu unit motivasi adalah Y kerja akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan komitmen organisasional guru sebesar 0,862 pada konstanta 18,232. Kontribusi motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru sebesar 58% (ry22). 3) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen organisasional guru dengan koefisien korelasi Ry.12 sebesar 0,786 (α = 0,05) didukung dengan persamaan regresi ganda antara ˆ = 24,638 + 1,220X1 kedua variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah Y 0,371X2. Kontribusi komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dengan komitmen organisasional guru sebesar 62% (ry.122).
DAFTAR PUSTAKA Agus M. Hardjana. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius, 2007. Anoraga Panji. Psikologi kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Anwar Prabu Mangkunegara. Evaluasi kinerja SDM. Jakarta: Refika Aditama, 2006. Armstrong, Michael. Armstrong’s Handbook of Performence Management. London:Kogan Page, 2009. Burhan Bugin. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada, 2007. Colquit, Jasson A and Jeffery A. Lepine. Organizational Behavior Improving Performance and Commitment in The Workplace. New York: Mc GrawHill, 2009. Dadi Permadi. Manajemen Berbasis Sekolah dan kepemimpinan Mandiri Kepala Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2001. Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya,2005. Hayes, Jhon. Interpersonal Skills at Work. New York: Routledge, 2008. Hendayat Soetopo. Perilaku Organisasi. Bandung: Rosdakarya, 2010. Hill, Ane, James Watson, Danny Rivers and Mark Joyce., Key Themes in Interpersonal Communication. New York: Publication Data, 2007. Husaini Umam. Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Husen Umar. Sumber Daya Manusia dalam Perilaku. Jakarta: Gramedia, 2005. Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2003 Kanfer, Ruth and Gilad Chen. Work Motivation Past, Present Future. New York: Routledge, 2008 Kanicki, Anggelo and Brian Wiliams K. Management A Practical Introduction. New York: Mc Grow-Hill, 2008. Kartini Kartono. Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Khaerul Umam. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Marihot Tua Efendi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia, 2009. Maslow. http//www.businessballs. com/ Maslow freeonlineresources.htm, 2010. McKenna Eugege and Nic Beech. The Essence Of Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Totok Budisantoso. Yogyakarta: Andi, 2000. Miftah Toha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo, 2009. Muhamad Surya. ”seminar Pendidikan: Menjadi Guru Profesional” Bogor: 2009. Mullins, Laurie J. Management and Orgaisational Behaviour. London: Publication Data, 2005. Owens, Robert G. Organizational Behavior In Education. Boston: Allyn and Bacon, 2000 Pasolog Harbani. Teori Administrasi Publik. Jakarta: Alfabeta, 2007 Reardon, Kathleen K. Interpersonal Comminicatio Where Minds Meet. California: Wadsworth, 2000 Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. terjemahan Hadyana Pujaatmaja Jakarta: Prenhalindo, 2001. Rosengren, Erik Karl. Communication An Introduction, London: Sage Publication, 2000. Sadilli Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia, 2006. Saeful Sagala. Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007. Sahlan Asnawi. Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Studia Press, 2002. Santrock, John W, Educational Psychology. New York: McGraw-Hill International, 2008. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2007 Schermerhorn, Jhon R and James G Hunt . Managing Organizational Behavior. New York: Jhon willey and Son, 2000. Schunk, Dale H and Paul R. Pintrich. Motivation In Education Theory Reseach, and Aplication. Canada: Pearson Mer Prentice Hall, 2008. Sedarmayanti. Sumberdaya Manusia dan Produktifitas Kerja. Mandar Maju, 2001. Sudarwan Denim. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2004. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, 2006.
Jakarta:
Syafri Mangkupriwa. Manajemen Sumberdaya Manusia, http:/ronawajah. Wordpress. com/2007/05/29/ kinerja-apa-itu/ Wonnacot, Ronald J. dan Thomas H. Wonnacott, Statistic Discovering its Power New York: John Wiley and Sons, 1982. http://www.monarchwatch.org/grafx/read/eggs/table.gif