Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Komitmen Guru Terhadap Organisasi Dede Nopianti, Bibin Rubini, Griet H. L., ABSTRACT The research can be classified into a correlational research consist of two independent variables, namely principal’s leadership and work motivation, and a dependent variable, namely teacher’s organizational commitment. The research was conducted at the Senior High School at Sukabumi City in 2012 until 2013 with a proportional random sampling amount of 164. The research used survey method and data analysis technique used single and multiple correlation and regression. Hypothesis testing conducted at the 0.05 significance level. The research produced three conclusions namely (1) there is positive and highly significant correlation between principal’s leadership with teacher’s organizational commitment, with correlation coefficient, ryl = 0.704 and regression equation of Ŷ = 42.832 + 0.708X1. (2) There is positive and highly significant correlation between work motivation with teacher’s organizational commitment, with correlation coefficient, ry2 = 0.728 and regression equation of Ŷ = 31.594 + 0.730X2. (3) There is positive and highly significant correlation between principal’s leadership and work motivation simultaneously with teacher’s organizational commitment, with correlation coefficient, ry.12 = 0.805 and regression equation of Ŷ = 12.130 + 0.426X1 + 0.482X2. Based on the conclusion, it has same implications that the teacher’s organizational commitment can be increased through the principal’s leadership and the work motivation. Key words: leadership, motivation, commitment, organization
PENDAHULUAN
1
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan telah dijadikan sebagai salah satu faktor strategis dalam menciptakan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif sehingga dapat mendorong suatu bangsa menjadi bangsa yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Sekolah merupakan salah satu organisasi yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah tersebut yaitu kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya. Selain itu, harus didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk memberntuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yang pada hakekatnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern berdasarkan Pancasila, maka dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator proses belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, guru memiliki tugas sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Oleh karena itu, kehadiran dan profesionalisme guru sangat berpengaruh dalam mewujudkan program pendidikan nasional. Guru yang profesional harus mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik. Guru dapat menjaga kualitasnya dengan memiliki semangat dan gairah kerja, serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi sekolah. Guru diharapkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, karena dengan komitmen terhadap organisasi yang tinggi dapat mendukung pencapaian tujuan sekolah diantaranya meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik. Komitmen guru terhadap organisasi dapat dipandang sebagai salah satu sikap kerja karena merupakan refleksi dari perasaan seorang guru (suka atau tidak suka) terhadap organisasi tempatnya bekerja. Komitmen guru terhadap organisasi juga dapat dipandang sebagai orientasi individu guru terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Komitmen guru terhadap organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan guru bertahan sebagai anggota organisasi, sejauh mana identifikasi dan keterlibatan guru terhadap organisasi, serta sejauh mana keinginan guru untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi. Sehingga seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh demi kemajuan organisasinya. Komitmen guru terhadap organisasi menjadi hal penting bagi sebuah organisasi kependidikan dalam hal ini sekolah. Komitmen guru terhadap organisasi menunjukkan hasrat seorang guru dalam sebuah lembaga kependidikan
2
untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri untuk lembaga sekolah tempatnya bekerja. Guru yang memiliki komitmen terhadap organisasi menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai anggota dari organisasi sekolah tetapi juga paham terhadap tujuan organsiasi sekolah tersebut. Dengan demikian, seorang guru dapat memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi yang pada akhirnya dapat berbuat dan bekerja sepenuhnya untuk keberhasilan organisasi sekolah. Guru dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi memiliki semangat kerja yang tinggi, begitupun sebaliknya. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan selalu berusaha mencari alternatif dalam metode pengajarannya. Sebaliknya, guru dengan tingkat komitmen terhadap organisasi yang rendah akan menunjukkan perilaku indisipliner, hanya terpaku pada satu metode mengajar, kurang kreatif, kurang berusaha, dan kurang motivasi. Keadaan tersebut juga terjadi pada SMA Negeri di Kota Sukabumi. Hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan April 2012 ditemukan bahwa komitmen terhadap organisasi pada guru SMA Negeri (SMAN) di Kota Sukabumi relatif masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan data wakil kepala sekolah bidang kurikulum pada lima SMA Negeri di kota Sukabumi sampai bulan Januari 2012, diketahui bahwa: sebanyak 41 dari 279 orang guru (15%) yang masih terlambat datang ke sekolah; 35 dari 279 orang guru (13%) yang absen/tidak hadir di sekolah; 192 dari 279 orang guru (67%) yang tidak menyiapkan rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) untuk setiap kali tatap muka; dan sebanyak 145 dari 279 orang guru (52%) tidak membuat dan mengumpulkan perangkat pembelajaran secara lengkap. Data-data di atas menunjukkan adanya perilaku indisipliner pada beberapa guru SMA Negeri di Kota Sukabumi. Perilaku-perilaku indisipliner tersebut mengindikasikan kurangnya komitmen guru terhadap organisasi. Guru yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi tempatnya bekerja dengan berusaha bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh demi kemajuan organisasi tempatnya bekerja, yang ditandai dengan disiplin tinggi, minat kerja, dan tanggung jawab terhadap tugas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen terhadap organisasi pada guru SMA Negeri di Kota Sukabumi relatif masih rendah. Fakta di atas memperlihatkan betapa penting dan bernilai komitmen guru terhadap organisasi. Untuk itu, sekolah perlu meningkatkan komitmen guru dengan berusaha mencari faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Komitmen guru terhadap organisasi merupakan salah satu sikap kerja yang ditimbulkan akibat dari persepsi guru terhadap lingkungannya, salah satunya kepemimpinan kepala sekolah. Sekolah sebagai suatu organisasi dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang berwenang menerapkan kepemimpinan tertentu demi terwujudnya tujuan sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya akan berusaha menerapkan kebijakan yang dirasa tepat bagi keberhasilan sekolah. Kebijakan kepala sekolah dapat mempengaruhi perilaku kerja yang ditampilkan guru.
3
Kepala Sekolah dengan kepemimpinannya akan berusaha mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja guru dengan membangun kesadaran mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah akan terus berusaha menyamakan persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah. Kepemimpinan yang dijalankan kepala sekolah dapat dipersepsi positif jika memenuhi atau mendekati harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika kepemimpinan kepala sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah, akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat dan loyalitas kepada sekolah. Faktor lingkungan kerja seperti budaya organisasi, iklim organisasi, komunikasi interpersonal, dapat mendorong terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Semakin nyaman kondisi lingkungan kerja, cenderung semakin tinggi tingkat komitmen guru terhadap organisasi. Selain itu, faktor motivasi kerja kepuasan kerja dapat mendorong terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Motivasi kerja timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan ini akan mendorong guru untuk melakukan pekerjaan dengan baik sehingga tujuan akan tercapai. Motivasi kerja yang dimiliki guru akan menguatkan, mengarahkan, dan mendukung perilaku guru dalam memenuhi kebutuhan. Motivasi kerja yang tinggi juga dapat menumbuhkan semangat kerja yang tinggi dalam diri guru untuk bekerja secara sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi sekolah yang telah ditetapkan, sehingga hal ini dapat mendorong terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Komitmen guru terhadap organisasi sangat penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan terutama di tingkat sekolah. Komitmen guru terhadap organisasi memiliki hubungan dengan banyak faktor di antaranya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi diperlukan adanya penelitian mengenai hal tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi? (2)Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi? dan (3) Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi? Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menguji permasalah yang telah dirumuskan, yaitu untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi; (2) mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi; dan (3) mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi.
4
Secara teoritis: (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan prinsip-prinsip tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja hubungannya dengan komitmen guru terhadap organisasi; (2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai teori-teori tentang kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan komitmen guru terhadap organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk pengembangan keilmuan dalam bidang administrasi pendidikan; (3) Hasil penelitian dapat dijadikan referensi fisik untuk penelitian selanjutnya dengan variabel penelitian yang sama. Secara praktis: (1) Bahan informasi dan masukan bagi guru untuk meningkatkan komitmen terhadap organisasi dengan memiliki semangat kerja yang tinggi, yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan inovatif; (2) Bahan masukan dan evaluasi bagi kepala sekolah untuk memperhatikan dan meningkatkan komitmen guru terhadap organisasi dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja guru dengan membangun kesadaran mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi; (3) Bahan sumbangan saran dan pikiran bagi instansi yang berwenang dalam bidang pendidikan, dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan dengan memperhatikan faktor komitmen guru terhadap organisasi.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan tujuan untuk mengambil suatu generalisasi yaitu mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat. Sedangkan Penelitian dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel bebas, meliputi: kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2), serta satu variabel terikat yakni komitmen guru terhadap organisasi (Y). Konstelasi hubungan antar variabel penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
5
X1
Y
X2 Keterangan: X1 : Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 : Motivasi Kerja Y : Komitmen Guru terhadap Organisasi : Variabel lain
Gambar 1. Konstelasi Hubungan antar Variabel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru PNS pada SMA Negeri di Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 279 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 164 orang, dan jumlah ini sekaligus menjadi responden penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi pada masing-masing sekolah agar keseluruhan populasi dapat terwakili secara sebanding. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menetapkan sampel, yaitu: (a) Menetapkan populasi dengan melakukan pendataan guru PNS pada SMA Negeri di Kota Sukabumi yang berjumlah 279 orang; (b) Setiap subyek dari populasi diberi nomor urut dengan rincian: nomor urut 1 s/d 56 untuk SMAN 1 Kota Sukabumi, nomor urut 57 s.d 102 untuk SMAN 2 Kota Sukabumi, nomor urut 103 s.d 173 untuk SMAN 3 Kota Sukabumi, nomor urut 174 s.d 237 untuk SMAN 4 Kota Sukabumi, dan nomor urut 238 s.d 279 untuk SMAN 5 Kota Sukabumi; (c) Menetapkan jumlah sampel berdasarkan rumus Taro Yamane yaitu sebanyak 164 orang guru; dan (d) Dilakukan pengambilan sampel secara acak proporsional pada masing-masing sekolah dengan cara diundi, dengan catatan nomor urut yang sudah terambil dikembalikan lagi agar probabilitas (peluang) pengambilan tetap sama. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari: (1) instrumen variabel komitmen guru terhadap organisasi, (2) instrumen variabel kepemimpinan kepala sekolah, dan (3) instrumen variabel motivasi kerja.
6
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat dideskripsikan atau disimpulkan, baik secara numerik atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), sehingga data lebih mudah dibaca dan bermakna. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui skor minimum, skor maksimum, rentang skor (range), rata-rata skor (mean), nilai tengah (median), skor yang paling sering muncul (modus), varians sampel, standar deviasi, dari setiap variabel penelitian. Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dideskripsikan dalam tabel frekuensi untuk masing-masing variabel penelitian yang kemudian disajikan dalam bentuk histogram. Sedangkan statistika inferensial berkenaan dengan pemodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan perngujian persyaratan analisis, meliputi: (1) Uji normalitas, dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Syarat data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal adalah jika Lhitung < Ltabel; (2) Uji homogenitas, dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Persyaratan varians homogen adalah jika χ2hitung < χ2tabel. Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Uji Hipotesis 1 dan 2 menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana, sedangkan uji hipotesis 3 menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Uji Regresi a. Uji Reresi Sederhana Persamaan regresi sederhana yang dicari dalam penelitian ini adalah: 1) Persamaan regresi sederhana variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), dengan model persarnaan regresi Ŷ = a + bX1 2) Persamaan regresi sederhana variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas variabel motivasi kerja (X2), dengan model persarnaan regresi Ŷ = a + bX2 b.
Uji Regresi Ganda Model persaman regresi ganda yang dipergunakan Ŷ = a + b1X1 + b2X2. Sebelum model persamaan regresi ganda digunakan, persamaan ini perlu diuji keberartiannya/signifikansinya. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah persamaan regresi yang didapat tersebut berarti/signifikan atau tidak. Uji keberartian regresi ganda ini menggunakan rumus uji F.
2. a.
Uji Korelasi Uji Korelasi Sederhana Korelasi yang dimaksud adalah korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ry1, dan antara variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ry2. Tujuan mencari korelasi
7
sederhana adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Uji Koreasi sederhana menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Uji keberartian/signifikansi korelasi sederhana dilakukan dengan menggunakan rumus uji t, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keberartian korelasi variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. b.
Uji Korelasi Ganda Uji korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ganda ry.12. Uji keberartian/signifikansi korelasi ganda dilakukan dengan menggunakan rumus uji F.
3.
Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat(Y), yaitu dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya. Besarnya kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) yaitu ry12, dan besarnya kontribusi variabel motivasi kerja (X2) terhadap variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) adalah ry22. Sedangkan besarnya kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan variabel motivasi kerja (X2) secara bersama-sama terhadap variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) adalah ry.122.
4.
Uji Korelasi Parsial Uji korelasi parsial dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) dimana variabel motivasi kerja (X2) dikontrol, dan korelasi antara variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) dimana variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dikontrol.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian merupakan skor yang diperoleh dari setiap responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang disebar kepada 164 guru PNS pada SMA Negeri di Kota Sukabumi. Data penelitian meliputi skor komitmen guru terhadap organisasi sebagai variabel terikat (Y), serta skor kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan skor motivasi kerja (X2) sebagai variabel bebas. Deskripsi data dari setiap variabel penelitian merupakan hasil analisis statistik deskriptif, meliputi perhitungan skor rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians sampel, serta penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. Deskripsi Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) Skor variabel komitmen guru terhadap organisasi diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap butir instrumen komitmen guru terhadap organisasi yang terdiri dari 35 butir pernyataan yang memiliki skala skor antara 1 sampai dengan 5. Dengan demikian, secara teoritik skor komitmen guru terhadap organisasi berkisar antara 35 sampai 175, dengan rata-rata skor teoritik 105. Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa skor empirik variabel komitmen guru terhadap organisasi berkisar antara skor terendah 104 sampai dengan skor tertinggi 158 dengan rentang skor sebesar 54. Hasil perhitungan diperoleh skor total 21561, skor rata-rata 131,46, median 130,53, modus 128,50, standar deviasi 13,35, dan varians sampel 178,26. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval 8 dengan jarak kelas interval 7 (dibulatkan). Penyebaran data komitmen guru terhadap organisasi dengan jumlah responden 164 orang guru dapat ditampilkan dalam grafik histogram pada Gambar 2.
Frekuensi
1.
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 0
103,5 110,5
117,5
124,5
131,5
138,5 145,5 152,5
159,5
Skor Komitmen Guru terhadap Organisasi
Gambar 2. Histogram Frekuensi Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y)
9
Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Skor variabel kepemimpinan kepala sekolah diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap butir instrumen kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari 32 butir pernyataan yang memiliki skala skor antara 1 sampai dengan 5. Dengan demikian, secara teoritik skor kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara 32 sampai 160, dengan rata-rata skor teoritik 96. Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa skor empirik variabel kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara skor terendah 98 sampai dengan skor tertinggi 150 dengan rentang skor sebesar 52. Hasil perhitungan diperoleh skor total 20546, skor rata-rata 125,20, median 123,90, modus 121,38, standar deviasi 13,37, dan varians sampel 178,78. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval 8 dengan jarak kelas interval 7 (dibulatkan). Penyebaran data kepemimpinan kepala sekolah dengan jumlah responden 164 orang guru dapat ditampilkan dalam grafik histogram pada Gambar 3.
Frekuensi
2.
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 0
97,5
104,5
111,5
118,5
125,5
132,5 139,5 146,5
153,5
Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah
Gambar 3. Histogram Frekuensi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) 3.
Deskripsi Data Motivasi Kerja (X2) Skor variabel motivasi kerja diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap butir instrumen motivasi kerja yang terdiri dari 35 butir pernyataan yang memiliki skala skor antara 1 sampai dengan 5. Sehingga, secara teoritik skor motivasi kerja berkisar antara 35 sampai 175, dengan rata-rata skor teoritik 105. Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa skor empirik variabel motivasi kerja berkisar antara skor terendah 112 sampai dengan skor tertinggi 167 dengan rentang skor sebesar 55. Hasil perhitungan diperoleh skor total 22452, skor rata-rata 136,73, median 136,00, modus 135,50, standar deviasi 13,29, dan varians sampel 176,53. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval 8 dengan jarak kelas interval 7 (dibulatkan).
10
Frekuensi
Penyebaran data motivasi kerja dengan jumlah responden 164 orang guru dapat ditampilkan dalam grafik histogram pada Gambar 4.
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 0
111,5 118,5
125,5
132,5
139,5
146,5 153,5 160,5
167,5
Skor Motivasi Kerja
Gambar 4. Histogram Frekuensi Data Motivasi Kerja (X2) Pengujian Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas galat baku taksiran dan uji homogenitas. Uji normalitas galat baku taksiran dilakukan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa varians data variabel terikat (Y) berdasarkan data variabel bebas (X) berasal dari populasi yang homogen. 1.
Uji Normalitas Galat Baku Taksiran Uji normalitas galat baku taksiran dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, meliputi uji normalitas galat baku taksiran (Y – Ŷ1) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan uji normalitas galat baku taksiran (Y – Ŷ2) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas motivasi kerja (X2). Galat baku taksiran berdistribusi normal, jika nilai Lhitung < Ltabel pada α = 0,05. a.
Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y – Ŷ1) Persamaan Regresi Variabel Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) atas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1): Ŷ = 42,832 + 0,708X1 Hasil uji normalitas galat taksiran (Y – Ŷ1) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas kepemimpinan kepala sekolah (X1), diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,0639, sementara Ltabel untuk n = 164 pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,0692. Galat baku taksiran berdistribusi normal adalah jika nilai Lhitung < Ltabel. Dengan demikian, galat baku taksiran (Y – Ŷ1) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas kepemimpinan kepala
11
sekolah (X1) berdistribusi normal atau data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena Lhitung = 0,0639 < 0,0692 = Ltabel(0,05;164). b. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y–Ŷ2) Persamaan Regresi Variabel Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) atas Motivasi Kerja (X2): Ŷ = 31,594 + 0,730X2 Hasil uji normalitas galat baku taksiran (Y – Ŷ2) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas motivasi kerja (X2), diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,0661, sementara Ltabel untuk n = 164 pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,0692. Persyaratan galat baku taksiran berdistribusi normal adalah jika nilai Lhitung < Ltabel. Dengan demikian, galat baku taksiran (Y – Ŷ2) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas motivasi kerja (X2) berdistribusi normal atau data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena Lhitung = 0,0661 < 0,0692 = Ltabel(0,05;164). Rangkuman uji normalitas galat baku taksiran dengan menggunakan uji Liliefors dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rangkuman Uji Normalitas Galat Baku Taksiran Y - Ŷ1 dan Y - Ŷ2 No Galat Taksiran Lhitung Ltabel(0,05;164) Kesimpulan 1 Y - Ŷ1 0,0639 0,0692 Normal 2 Y - Ŷ2 0,0661 0,0692 Normal Keterangan: Syarat normal: Lhitung < Ltabel 2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett, meliputi: uji homogenitas varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan uji homogenitas varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data motivasi kerja (X2). Persyaratan varians homogen adalah jika nilai χ2hitung < χ2tabel. a. Uji Homogenitas Varians Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) berdasarkan Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 25,159, sedangkan χ2tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan dk 30 sebesar 43,773. Persyaratan varians homogen adalah jika χ2hitung < χ2tabel. Dengan demikian, varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data kepemimpinan kepala sekolah (X1) berasal dari populasi yang homogen, karena χ2hitung = 25,159 < 43,773 = χ2tabel. b. Uji Homogenitas Varians Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) berdasarkan Data Motivasi Kerja (X2) Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 30,302, sedangkan χ2tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan dk 33 sebesar 47,400. Persyaratan varians homogen adalah jika χ2hitung < χ2tabel. Dengan demikian, varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data motivasi kerja (X2) berasal dari populasi yang homogen, karena χ2hitung = 30,302 < 47,400 = χ2tabel. Rangkuman uji homogenitas varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan data motivasi kerja (X2) dengan menggunakan uji Bartlett dapat dilihat pada Tabel 2. 12
Tabel 2. Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Variabel Y berdasarkan Data X1 dan X2 Varians dk χ2hitung Y berdasarkan X1 30 25,159 Y berdasarkan X2 33 43,773 Keterangan: Syarat homogen: χ2hitung < χ2tabel(α=0,05)
χ2tabel(α = 0,05) 30,302 47,400
Kesimpulan Homogen Homogen
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji tiga hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, yaitu: (1) Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi; (2) Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi; dan (3) Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi dan regresi ganda. 1.
Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh konstanta regresi atau a = 42,832 dan koefisien regresi atau b = 0,708. Dengan demikian, model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 42,832 + 0,708X1. Uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan Uji F berdasarkan tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi dan Linearitas Persamaan Regresi Ŷ = 42,832 + 0,708X1 Sumber Varians Total Regresi (a)
Fhitung
Ftabel α = 0,05 α = 0,01
dk
JK
RJK
164 1
2863285,00 2834614,15
2834614,15
Regresi (b|a)
1
14224,79
14224,79
159,52**
3,90
Sisa Tuna Cocok Galat
162 50 112
14446,06 5583,35 8862,71
89,17 111,67 79,13
1,41ns
1,46
6,79
Kesimpulan
Sangat Signifikan Linear
Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 159,52 > 6,79 = Ftabel(α = 0,01)) ns : Regresi berbentuk linear/non signifikan (Fhitung = 1,41 < 1,46 = Ftabel(α = 0,05))
13
Hasil uji signifikansi persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 159,52 lebih dari Ftabel = 6,79 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 162 menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 42,832 + 0,708X1 sangat signifikan (Fhitung = 159,52 > 6,79 = Ftabel(=0,01)), sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji linearitas persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 1,41 kurang dari Ftabel = 1,46 pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk pembilang 50 dan dk penyebut 112 menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 42,832 + 0,708X1 berbentuk linear (Fhitung = 1,41 < 1,46 = Ftabel(=0,05)), sehingga rumus korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana Ŷ = 42,832 + 0,708X1 sangat signifikan dan berbentuk linear, artinya setiap peningkatan satu unit nilai kepemimpinan kepala sekolah akan diikuti oleh peningkatan nilai komitmen guru terhadap organisasi sebesar 0,708 unit dengan konstanta 42,832. Persamaan regresi Ŷ = 42,832 + 0,708X1 dapat digunakan untuk memprediksi skor komitmen guru terhadap organisasi apabila skor kepemimpinan kepala sekolah diketahui. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan uji signifikansi koefisien korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) N 164
Koefisien Korelasi Determinasi (ry1) (ry12) 0,704
0,496
ttabel thitung 12,630**
α = 0,05
α = 0,01
1,975
2,607
Kesimpulan Sangat Signifikan
Keterangan: ** : Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung = 12,630 > 2,607 = ttabel(=0,01)) Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,704 berarti terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Untuk memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2010:257)
14
Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien korelasi (r y1) sebesar 0,704 termasuk pada kategori kuat, hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh t hitung = 12,630 lebih dari ttabel = 2,607 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk 162, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi sangat signifikan (thitung = 12,630 > 2,607 = ttabel(=0,01)). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru terhadap organisasi ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (ry12) sebesar 0,496, artinya 49,6% variasi komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi kepemimpinan kepala sekolah (X1) melalui persamaan regresi Ŷ = 42,832 + 0,708X1. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. 2.
Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh konstanta regresi atau a = 31,594 dan koefisien regresi atau b = 0,730. Dengan demikian, model hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 31,594 + 0,730X2. Uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan Uji F berdasarkan tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi dan Linearitas Persamaan Regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2 Sumber Varians Total Regresi (a)
Fhitung
Ftabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01
dk
JK
RJK
164 1
2863285,00 2834614,15
2834614,15
Regresi (b|a)
1
15183,47
15183,47
182,37**
3,90
Sisa Tuna Cocok Galat
162 51 111
13487,38 4993,71 8493,67
83,26 97,92 76,52
1,28ns
1,46
6,79
Sangat Signifikan Linear
Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 182,37 > 6,79 = Ftabel(α = 0,01)) ns : Regresi berbentuk linear/non signifikan (Fhitung = 1,28 < 1,46 = Ftabel(α = 0,05)) Hasil uji signifikansi persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 182,37 lebih dari Ftabel = 6,79 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 162 menunjukkan 15
persamaan regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2 sangat signifikan (Fhitung = 182,37 > 6,79 = Ftabel(=0,01)), sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan model hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji linearitas persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 1,28 kurang dari Ftabel = 1,46 pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk pembilang 51 dan dk penyebut 111 menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2 berbentuk linear (Fhitung = 1,28 < 1,46 = Ftabel(=0,05)), sehingga rumus korelasi Product Moment Pearson dapatdigunakan. Berdasarkan hasil uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi menunjukkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2 sangat signifikan dan berbentuk linear, artinya setiap peningkatan satu unit nilai motivasi kerja akan diikuti oleh peningkatan nilai komitmen guru terhadap organisasi sebesar 0,730 unit dengan konstanta 31,594. Persamaan regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2 dapat digunakan untuk memprediksi skor komitmen guru terhadap organisasi apabila skor motivasi kerja diketahui. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan uji signifikansi koefisien korelasi antara motivasi kerja (X2) dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Motivasi Kerja (X2) dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) N 164
Koefisien Korelasi Determinasi (ry2) (ry22) 0,728
0,530
ttabel thitung 13,505**
α = 0,05
α = 0,01
1,975
2,607
Kesimpulan Sangat Signifikan
Keterangan: ** : Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung = 13,505 > 2,607 = ttabel(=0,01)) Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi (ry2) sebesar 0,728 berarti terdapat hubungan positif yang kuat antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh thitung = 13,505 lebih dari ttabel = 2,607 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk 162, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi sangat signifikan (thitung = 13,505 > 2,607 = ttabel(=0,01)). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Kontribusi motivasi kerja terhadap komitmen guru terhadap organisasi ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (ry22) sebesar 0,530, artinya 53% variasi komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi motivasi kerja (X2) melalui persamaan regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi.
16
3.
Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, diperoleh konstanta regresi a = 12,130, koefisien regresi b1 = 0,426, dan koefisien regresi b2 = 0,482. Dengan demikian, model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi dapat dinyatakan dalam persamaan regresi ganda Ŷ = 12,130 + 0,426X1 + 0,482X2. Uji signifikansi persamaan regresi ganda dilakukan dengan menggunakan Uji F berdasarkan tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi Persamaan Regresi Ganda Ŷ = 12,130 + 0,426X1 + 0,482X2 Sumber Varians Total
dk
RJK
163
28670,85
2
18594,27
9297,13
161
10076,58
62,59
Regresi Sisa
JK
Fhitung
148,55**
Ftabel α = 0,05 α = 0,01 3,05
4,74
Kesimpulan Sangat Signifikan
Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 148,55 > 4,74 = Ftabel(α = 0,01)) Hasil uji signifikansi persamaan regresi ganda yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 148,55 lebih dari Ftabel = 4,74 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 161, menunjukkan persamaan regresi ganda Ŷ = 12,130 + 0,426X1 + 0,482X2 sangat signifikan (Fhitung = 148,55 > 4,74 = Ft(=0,01)). Berarti, apabila nilai kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan nilai motivasi kerja (X2) meningkat sebesar 1 unit, maka nilai komitmen guru terhadap organisasi (Y) akan meningkat sebesar 0,426 unit dan 0,482 unit pada arah yang sama dengan konstanta 12,130. Persamaan regresi ganda Ŷ = 12,130 + 0,426X1 + 0,482X2 dapat digunakan untuk memprediksi skor komitmen guru terhadap organisasi apabila skor kepemimpinan kepala sekolah dan skor motivasi kerja diketahui. Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda dan uji signifikansi koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda Variabel X1 dan X2 secara Bersama-sama dengan Y N 164
Koefisien Korelasi Ganda Determinasi Ganda (ry.12) (ry.122) 0,805
0,649
Ftabel Fhitung 148,55**
α = 0,05
α = 0,01
3,05
4,74
Keterangan: ** : Koefisien korelasi ganda sangat signifikan (Fhitung > Ftabel(=0,01)) 17
Kesimpulan Sangat Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi ganda (ry.12) sebesar 0,805, berarti terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda diperoleh Fhitung = 148,55 lebih dari Ftabel = 4,74 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 161, menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi sangat signifikan (Fhitung = 148,55 > 4,74 = Ftabel(=0,01)). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap komitmen guru terhadap organisasi ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi ganda (ry.122) sebesar 0,649. Berarti, 64,9% variasi komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama melalui persamaan regresi ganda Ŷ = 12,130 + 0,426X1 + 0,482X2. Mencermati nilai dari masing-masing koefisien korelasi sederhana dan membandingkannya dengan nilai koefisien korelasi ganda terlihat bahwa terjadi efek yang saling menguatkan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2). Hal ini terlihat dari nilai koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi (ry.12 = 0,805) yang lebih dari nilai koefisien korelasi sederhana antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi (ry1 = 0,704) dan nilai koefisien korelasi sederhana antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi (ry2 = 0,728). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi dengan nilai koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,704 dan didukung persamaan regresi Ŷ = 42,832 + 0,708X1. Koefisien determinasi (ry12) sebesar 0,496 berarti kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru terhadap organisasi sebesar 49,6%; (2) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi dengan nilai koefisien korelasi (ry2) sebesar 0,728 dan didukung persamaan regresi Ŷ = 31,594 + 0,730X2. Koefisien determinasi (ry22) sebesar 0,530 berarti kontribusi motivasi kerja terhadap komitmen guru terhadap organisasi sebesar 53%; (3) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi dengan nilai koefisien korelasi ganda
18
(ry.12) sebesar 0,805 dan didukung persamaan regresi Ŷ = 12,130 + 0,426X1 + 0,482X2. Koefisien determinasi ganda (ry.122) sebesar 0,649 berarti kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap komitmen guru terhadap organisasi sebesar 64,9%. DAFTAR PUSTAKA Ambar Teguh Sulistiyani. Kepemimpinan Profesional: Pendekatan Leadership Game. Yogyakarta: Gava Media, 2008. Colquit, Jason A., Jeffery A. Lepine and Michael J. Wesson. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: McGraw-Hill/Irwin, 2009. Darwis S. Gani, Djoehana Setyamidjaja, dan Sumardi. Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan. Bogor: Program Pascasarjana Univrsitas Pakuan, 2008. Edy Sutrisno. Budaya Organisasi, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana, 2011. ________. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta, Kencana, 2009. Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., and Robert Konopaske. Organizations: Behavior, Structure, Processes, Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill, 2012. Greenberg, Jerald and Robert A. Baron. Behavior in Organizations, Ninth Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc., 2008. Hughes, Richard L., Robert C. Ginnett, and Gordon J. Curphy. Leadership: Enhancing the Lesson of Experience. New York: McGraw-Hill, 2009. Huitt, W. Maslow’s Hierarchy of Needs. Educational Psychology Interactive, Valdosta, GA: Valdosta State University, 2007. Ivancevich, Jhon M., Robert Konopaske, and Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen Organsiasi, Edisi Ketujuh, Jilid 1, terjemahan Gina Gania. Jakarta, Erlangga, 2006), p. 23. J. Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo, 2008. Janasz, Suzanne C. De., Karen O. Dowd, and Beth Z. Schneider. Interpersonal Skills in Organizations, Third Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin, 2009. Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. Organizational Behavior, Eight Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin, 2008. Luthan, Fred. Perilaku Organisasi, Edisi 10, terjemahan Vivin Andhika Yuwono. Yogyakarta: Andi, 2006. Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 9, Buku 1, terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba Empat, 2001. McShane, Steven L. and Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior:
19
Emerging Knowledge and Practice for the Real World, Fifth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin, 2010. Muthuveloo, Rajendran and Raduan Che Rose, “Typology of Organizational Commitment.” American Journal of Applied Science. Volume 2, Number 6, 2005. Newstrom, John W. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. New York:McGraw-Hill/Irwin, 2007. Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2010. Rita Retnowati. Metodologi Penelitian. Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, 2008. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, terjemahan Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks, 2006. ________ dan Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi, Edisi 12, Buku 2, terjemahan Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat, 2008 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Schermerhorn, John R. Management, Eight Edition. New York: John Wiley & Sons, 2005. ________, James G. Hunt, Richard N. Osborn, and Mary Uhl-Bien. Organizational Behavior, 11th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2010. Sjafri Mangkuprawira. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Sopiah. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi, 2008. Spector, Paul E. Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice, Fifth Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010. ________. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2000. Suwatno dan Donni Juni Priansa. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2011. Terry, George R. Asas-Asas Menejemen, terjemahan Winardi. Bandung: P.T. Alumni, 2006. Werner, John M. and Randy L. Desimone. Human Resource Development. Illenois, USA: South-Western Cengage Learning, 2009.
20
21