HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU Runi Apriandini, H. Djoehana S, Yossa
ABSTRAK Penelitian ini dapat digolongkan ke dalam penelitian korelasional yang terdiri dari kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kepuasan kerja guru. Penelitian dilaksanakan di SMA negeri yang ada di Wilayah Sukabumi pada tahun 2012 dengan jumlah sampel 101 orang yang diambil secara proporsional random sampling. Metode yang digunakan yaitu survey dan pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menghasilkan terdapat hubungan yg positive dan sangat signifikan antara: (1) kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru, dengan regresi Ŷ = 87,726 + 0,366X1 dan koefisien korelasi ry1 sebesar 0,449. (2) budaya organisasi dan kepuasan kerja guru, dengan regresi Ŷ = 99,919 + 0,271X2 dan koefisien korelasi ry2 sebesar 0,396, dan (3) kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru, dengan regresi Ŷ = 188,98 + 1,090 X1 - 0,623X2 dan koefisien korelasi ry1.2 sebesar 0,490. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja guru dapat ditingkatkan melalui kepemimpinan kepala sekolah dan penciptaan kondisi budaya organisasi yang kondusif This research can be classified into a correlational study that consists of the principal leadership and organizational culture with the teacher’s work satisfaction. The research was conducted in several state high schools at State Junior High School located in Sukabumi district in 2012 with the number of samples taken 101 people in proportion random sampling. The applied research methods are survey method and hypothesis testing done at significant level 0.05. The results yielded that are positive and highly significant corelation between: (1) the principal leadership with teacher’s work satiesfaction, with the regression significant Ŷ = 87,726 +0,366 X1 and correlation coefficient ry1 = 0.449. (2) organizational culture with teacher’s work satisfaction, with the regression significant Ŷ = 99,919 + 0.271 X2 and correlation coefficient ry2 = 0.396, and (3) principal leadership and organizational culture all together with teacher’s work satisfaction, with the regression significant Ŷ = 188,98 + 1,090X1 - 0.623X2 and correlation coefficient ry1.2 = 0.490. Based on these things can be concluded that teacher’s work satisfaction can be improved through principal leadership and the creation of conditions conducive organizational culture. Kata kunci : Kepuasan kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan budaya organisasi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang berkaitan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja guru menjadi faktor yang penting dan perlu mendapat perhatian serius terkait dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Kepuasan kerja guru sebagai motor penggerak munculnya gagasan dan tindakan yang kreatif serta inovatif pada diri guru. Kepuasan kerja guru akan mendorong untuk terus berupaya memperbaiki proses penyelenggaraan pendidikannya, demikian juga sebaliknya. Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum pada bulan April 2012, hasil survey dari 135 guru PNS yang ada di wilayah Cibadak Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia dalam sektor pendidikan yaitu guru tidak menampakkan sebagai pribadi yang mempunyai kepuasan kerja dalam bekerja. Contoh konkret kondisi di lapangan yang menggambarkan rendahnya kepuasan kerja guru yang ditampilkan dalam perilaku sehari-hari baik selama proses bekerja di sekolah maupun selesai bekerja. Indikasi demikian terlihat dengan adanya jam-jam kosong pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, tidak mengoptimalkan waktu secara tepat masuk ke kelas sehingga terlambat, sedangkan keluar kelas lebih cepat, atau kurang memberdayakan siswa, serta tidak menggunakan metode dan media yang sesuai. Kepuasan kerja guru mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran (upah), nilai tambah atau manfaat, jenjang kepangkatan dan juga pengembangan karier. Hal tersebut juga merupakan suatu respon dalam suatu organisasi kerja atau bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya. Guru yang puas akan lebih produktif dari pada guru yang tidak puas. Guru yang puas bekerja akan menunjukkan kegembiraan selama melaksanakan tugas, sedangkan guru yang tidak puas bekerja akan menunjukkan tingkah laku yang tidak baik seperti terlambat masuk kelas, kerja tergesa-gesa dan lain sebagainya, hal ini akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas sehingga mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Dengan demikian tampak bahwa persoalan kepuasan kerja sangat memegang peranan penting dalam peningkatan prestasi kerja seorang guru. Kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsi kepemimpinannya seperti pemberian kesempatan yang seluas-luasnya bagi guru dalam pengembangan karier akademik dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan mutu pendidikan, dengan harapan akan melahirkan tenaga-tenaga guru yang profesional, berkualitas dan memiliki tanggung jawab yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kepuasan kerja guru juga akan semakin meningkat apabila semua komponen mendukung terciptanya budaya organisasi sekolah yang merupakan sarana terbaik bagi guru untuk penyesuaian diri didalamnya, menyatukan pandangan dan meyakini bersama nilai-nilai budaya sekolah tersebut yang telah dimiliki sejak sekolah berdiri. Kepuasan kerja menjadi salah satu motivasi bagi guru dalam mengerahkan segala kemampuan menyelesaikan tugas atau pekerjaannya di sekolah, hal ini dipengaruhi oleh apa yang mengarahkan seseorang untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam suatu organisasi.
Berdasarkan kondisi di atas, maka peningkatan kepuasan kerja guru perlu dikaji kualitasnya kearah yang lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian, upaya peningkatan kepuasan kerja guru dilihat dari faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel-variabelnya. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui : 1. Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru. 2. Hubungan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru. 3. Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru. 2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : a. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, dan kepuasan kerja guru serta hubungan ke tiga variabel tersebut. Selain itu juga dapat dijadikan sarana untuk memperkaya khasanah keilmuan khususnya di bidang pendidikan terutama pada masalah kepuasan kerja guru, dan sekaligus untuk bahan kajian penelitian lebih lanjut. b. Secara praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, diskusi, rujukan atau pedoman bagi pemimpin (kepala sekolah, pengawas) dan guru, serta tenaga kependidikan lainnya bahwa dalam meningkatkan kepuasan kerja guru senantiasa akan dipengaruhi oleh oleh faktor lainnya baik kepemimpinan kepala sekolah maupun budaya organisasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian survey, dengan pendekatan korelasional, yaitu salah satu penelitian yang dirancang untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Penelitian ini mengkaji tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sebagai variabel predictor atau variabel bebas (independent variable) dan kepuasan kerja guru sebagai variabel kriterion atau variabel terikat (dependent variabel). Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian adalah seluruh guru yang berstatus PNS yang berada di Wilayah Cibadak Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 135 responden dari 5 SMA Negeri. Teknik Pengambilan Sampel Penetapan jumlah sampel penelitian ditentukan dengan mengggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n= Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
n=
=
=
= 100,9 = 101
maka dalam penelitian ini ditetapkan jumlah sampel penelitian yaitu sebanyak 101 orang guru. Dalam penelitian ini perlu ditetapkan sampel yang dapat mewakili seluruh anggota populasi. Agar sampel secara ideal dapat mewakili populasi maka 14 besarnya anggota sampel per sekolah ditetapkan berdasarkan teknik penarikan sampel Proporsional Random Sampling atau sampel acak proporsional. Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Cara pengambilan sampel yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Sampel yang representatif tiap sekolah diperoleh melalui cara pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling. Pengambilan sampel per sekolah diambil secara acak. Lebih jelasnya perhitungan pengambilan sampel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Guru dan Sebaran Sampel No
Nama Sekolah
Jumlah Guru
1
SMAN 1 Cibadak
43
2
SMAN 1 Cikidang
16
3
SMAN 1 Nagrak
23
4
SMAN 1 Cikembar
33
5
SMAN 1
20
Wr. Kiara
JUMLAH
135
Jumlah Sampel 43 x 101 = 32,1 135 16 x 101 = 11,9 135 23 x 101 = 17,2 135 33 x 101 = 24,6 135 20 x 101 = 14,9 135
Jumlah Guru (Pembulatan) 32 12 17 25 15 101
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang dikembangkan dari indicator-indikator hasil kajian teori untuk tiap variabel yang diteliti. Skala pengukuran yang digunakan untuk angket variable kepuasan kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi berbentuk kuesioner dengan pilihan jawaban menggunakan Rating Scale (skala peringkat) dalam bentuk kontinum dengan 5 (lima) katagori. Teknis Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu dengan mendeskriptifkan data masing-masing variabel secara tunggal. Deskriptif data yang digunakan adalah rata-rata, median, modus, ukuran penyebaran atau variabilitas dengan menggunakan standard deviasi dan rentang skor. Selain itu juga digunakan tabel frekuensi dan grafik histogram. Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan teknik korelasi dan regresi linier sederhana untuk hipotesis pertama dan kedua, sedangkan untuk hipotesis ketiga menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda yang dilanjutkan dengan korelasi parsial. Mengingat teknik analisis data tersebut tergolong statistik parametrik maka sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik tersebut terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis data yang meliputi : (1) uji linieritas regresi, (2) uji normalitas galat baku taksiran (Y-Ŷ) menggunakan teknik uji Lillifors, dan (3) uji homogenitas varians kelompok data Y yang dikelompokkan atas dasar X menggunakan teknik uji Bartlet. Hipotesis statistik yang diujikan adalah : 1) Hipotesis I H0 : ρy1 = 0 H1 : ρy1 > 0 2) Hipotesis II H0 : ρy2 = 0 H1 : ρy2 > 0 3) Hipotesis III H0 : ρy 1.2 = 0 H1 : ρy1.2 > 0 Keterangan : H0 : Hipotesis nol (tidak ada hubungan X dengan Y) H1 : Hipotesis alternatif (ada hubungan positif) : Koefisien korelasi antara variabel X1 dengan variabel Y y.1 y.2 y.12
: Koefisien korelasi antara variabel X2 dengan variabel Y : Koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Kepuasan Kerja Guru Data tentang kepuasan kerja guru jejaring dari responden yaitu guru yang bersangkutan menggunakan angket dengan jumlah butir penyataan sebanyak 35 butir. Pemberian skor menggunakan skala Likert, sehingga diperoleh skor teoritik antara 35-175 dan rata-rata ideal 105. Bedasarkan data yang berhasil dihimpun, distribusi data kepuasan kerja guru memiliki rentang skor empirik antara 121-160, dan harga-harga statistik berupa rata-rata hitung sebesar 134,941, median sebesar
135,000, modus sebesar 135, dan simpangan baku 63,856. Distribusi frekuensi dari data kepuasan kerja guru dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Data Kepuasan Kerja Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8
Inteval Kelas 121 126 131 136 141 146
151 156 Jumlah
125 130 135 140 145 150 155 160
F absolut
F relatif (%)
13 15 27 25 13 3 3 2 101
12,9 14,9 26,7 24,8 12,9 3,0 3,0 2,0 100
Berdasarkan statistik deskriptif di atas nampak bahwa rata-rata hitung berada dibawah median dan modus, yang berarti distribusi cenderung menceng kekiri. Hal ini menunjukan bahwa skor pada ditribusi data cenderung lebih banyak yang berada diatas rata-rata. Jika dibandingkan dengan rata-rata ideal berdasarkan rentang skor teoritik 105, dan rata-rata empirik yaitu 134,941 jauh diatas rata-rata ideal sehingga dapat dikategorikan relatif sedang cenderung tinggi. 2. Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah Data tentang kepemimpinan kepala sekolah jejaring dari responden yaitu guru yang bersangkutan menggunakan angket dengan jumlah butir penyataan sebanyak 36 butir. Pemberian skor menggunakan skala Likert, sehingga diperoleh skor teoritik antara 36-180 dan rata-rata ideal 108. Bedasarkan data yang berhasil dihimpun, distribusi data kepemimpinan kepala sekolah memiliki rentang skor empirik antara 107-154, dan harga-harga statistik berupa rata-rata hitung sebesar 129,109, median sebesar 129,000, modus sebesar 133, dan simpangan baku 96,218. Distribusi frekuensi dari data kepuasan kerja guru dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Data Kepemimpinan Kepala Sekolah No 1 2 3 4 5 6
Inteval Kelas 107 113 119 125 131 137
-
112 118 124 130 136 142
F absolut
F relatif (%)
6 9 12 31 25 7
5,9 8,9 11,9 30,7 24,8 6,9
7 8
143 149 Jumlah
148 154
8 3 101
7,9 3,0 100
Berdasarkan perhitungan deskriptif data kepemimpinan kepala sekolah, Nampak bahwa harga rata-rata hitung hamper sama dengan median dan keduanya berada dibawah modus, yang berarti distribusi cenderung normal atau simetrik. Kenyataan ini menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dari sampel penelitian dapat dikategorikan sedang. 3. Deskripsi Data Budaya Organisasi Data tentang budaya organisasi jejaring dari responden yaitu guru yang bersangkutan menggunakan angket dengan jumlah butir penyataan sebanyak 35 butir. Pemberian skor menggunakan skala Likert, sehingga diperoleh skor teoritik antara 35-175 dan rata-rata ideal 105. Bedasarkan data yang berhasil dihimpun, distribusi data budaya organisasi memiliki rentang skor empirik antara 102-149, dan harga-harga statistik berupa rata-rata hitung sebesar 129,426, median sebesar 130,000, modus sebesar 141, dan simpangan baku 136,427. Distribusi frekuensi dari data kepuasan kerja guru dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Data Budaya Organisasi No 1 2 3 4 5 6 7 8
Inteval Kelas 102 108 114 120 126 132 138 144 Jumlah
107 113 119 125 131 137 143 149
F absolut
F relatif (%)
6 5 8 11 24 17 20 10 101
5,9 5,0 7,9 10,9 23,8 16,8 19,8 9,9 100
Berdasarkan statistik deskriptif di atas Nampak bahwa rata-rata hitung berada dibawah median dan modus, yang berarti distribusi cenderung menceng kekiri. Hal ini menunjukan bahwa skor pada ditribusi data cenderung lebih banyak yang berada diatas rata-rata. Kenyataan ini dapat dikategorikan relatif sedang cenderung tinggi. Pengujian Persyatan Analisis Hipotesis penelitian diuji menggunakan statistik regresi dan korelasi maka perlu dipenuhi persyaratan yaitu regresi linier adalah data berdistribusi normal dan homogen.
1. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y-Ŷ) Pengujian normalitas galat baku taksiran menggunakan teknik uji Lillifors. Hasil uji normalitas distribusi galat baku taksiran data variable kepuasan kerja guru (Y) atas kepemimpinan kepala sekolah (X1) menghasilkan harga Lhitung maksimal sebesar 0,0762, sedangkan dari tabel nilai kritis L untuk n sebesar 101 pada taraf kepercayaan sebesar 0,05 diperoleh Ltabel sebesar 0,0884. Dengan demikian Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa distribusi galat baku taksiran sampel (Y-Ŷ1) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas distribusi galat baku taksiran data variabel kepuasan kerja guru (Y) atas budaya organisasi (X2) menghasilkan harga Lhitung maksimal sebesar 0,0773, sedaangkan dari tabel nilai kritis L untuk n sebesar 101 pada taraf kepercayaan sebesar 0,05 diperoleh Ltabel sebesar 0,0884. Dengan demikian Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa distribusi galat baku taksiran sampel (Y-Ŷ2) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Varians Kelopok Y atas X Pengujian homogenitas varians menggunakan teknik uji Bartlet. Hasil perhitungan nilai Chi kuadrat untuk kelompok data Y yang dikelompokkan atas dasar X1 menggunakan teknik ini menghasilkan 2hitung sebesar 41,278, sedangkan dari tabel nilai kritis untuk distribusi Chi kuadrat pada taraf α = 0,05 diperoleh 2 tabel sebesar 55,76. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok data Y dikelompokkan atas dasar X1 memiliki varians yang homogen. Hasil perhitungan nilai Chi kuadrat untuk kelompok data Y yang dikelompokkan atas dasar X2 menghasilkan 2hitung sebesar 45,156, sedangkan dari tabel nilai kritis untuk distribusi Chi kuadrat pada taraf α = 0,05 diperoleh 2tabel sebesar 55,76. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok data Y dikelompokkan atas dasar X2 memiliki varians yang homogen. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan berdasarkan kajian rasional didukung oleh kenyataan empiris. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan teknik statistik parametrik dengan menguji apakah hipotesis nol (Ho) yang diajukan diterima atau ditolak pada taraf kepercayaan tertentu. Pengujian ketiga hipotesis yang diajukan disajikan secara berturut-turut pada bagian berikut. 1. Hipotesis Pertama Analisis regresi linier sederhana antara variabel kepuasan kerja guru (Y) dengan kepemimpinan kepala sekolah (X1) menghasilkan koefisien arah regresi sebesar 87,726 dan konstanta sebesar 0,366. Dengan demikian, hubungan fungsional antara Y dengan X1 dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ1 = 87,726 + 0,366 X1. Analisis varians untuk uji linieritas regresi menghasilkan harga Fhitung sebesar 0,79, sedangkan harga Ftabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi F pada taraf α = 0,05 sebesar 1,64. Dengan demikian, harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan fungsional antara variabel
kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ1 = 87,726 + 0,366 X1 adalah linier. Analisis varians untuk menguji keberartian regresi menghasilkan Fhitung sebesar 25,01, sedangkan harga Ftabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi F pada taraf α = 0,05 sebesar 3,94. Dengan demikian, harga Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi sangat signifikan pada taraf α = 0,05. Rangkuman hasil analisis varians untuk menguji liniaritas dan keberartian regresi regresi Ŷ1 = 87,726 + 0,366 X1 disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Anava Regresi Ŷ1 = 87,726 + 0,366 X1 Sumber Variansi
Dk
JK
Total Regresi (a) Regresi (bǀa) Residu / Sisa (S) Tuna Cocok (TC) Galat (G)
101 1 1 99 42 57
1845491.00 1839105.36 1287.83 5097.82 1877.05 3220.77
RJK
Fhitung
1839105.36 1287.83 25,01** 51.49 44.69 0,79ns 56.50
Ftabel α = 0.05
3,94 1,64
Keterangan : dk : Derajat Kebebasan JK : Jumlah Kuadrat KT : Kudrat Tengah ** : Sangat Signifikan ns : Non Signifikan Analisis korelasi sederhana menghasilkan koefisien korelasi r y1 sebesar 0,449 dan koefisien determinasi ry12 sebesar 0,202. Uji keb erartian koefisien korelasi tersebut dengan teknik uji t menghasilkan thitung sebesar 4,998, sedangkan harga ttabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi student-t pada derajat kebebasan dk = 99 dan α = 0,05 sebesar 1,658. Dengan demikian, harga thitung lebih besar dari ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa harga koefisien korelasi antara variabel kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat signifikan pada taraf α = 0,05. Hasil perhitungan Uji Signifikansi korelasi tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Korelasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Hipoteses Pertama ry1
ry12
thitung
ttabel (α = 0,05)
ttabel (α = 0,01)
Kesimpulan
0.449
0.202
4,998**
1,658
2,358
Sangat Signifikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama sebagaimana telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah,
ditolak. Dengan demikian, hipotesis kerja yang menyatakan terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah, diterima.
2. Hipotesis Kedua Analisis regresi linier sederhana antara variabel kepuasan kerja guru (Y) dengan budaya organisasi (X2) menghasilkan koefisien arah regresi sebesar 99,919 dan konstanta sebesar 0,271. Dengan demikian, hubungan fungsional antara Y dengan X1 dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ2 = 99,919 + 0,271 X2. Analisis varians untuk uji linieritas regresi menghasilkan harga Fhitung sebesar 0,69, sedangkan harga Ftabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi F pada taraf α = 0,05 sebesar 1,59. Dengan demikian, harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan fungsional antara variabel kepuasan kerja guru dengan budaya organisasi yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ2 = 99,919 + 0,271 X2 adalah linier. Analisis varians untuk menguji keberartian regresi menghasilkan Fhitung sebesar 18,39, sedangkan harga Ftabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi F pada taraf α = 0,05 sebesar 3,94. Dengan demikian, harga Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi sangat signifikan pada taraf α = 0,05. Rangkuman hasil analisis varians untuk menguji liniaritas dan keberartian regresi regresi Ŷ2 = 99,919 + 0,271 X2 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Ringkasan Anava Regresi Ŷ2 = 99,919 + 0,271 X2 Sumber Variansi
Dk
JK
RJK
Total Regresi (a) Regresi (bǀa) Residu / Sisa (S) Tuna Cocok (TC) Galat (G)
101 1 1 99 40 59
184591,00 1839105,36 1000,41 5385,23 1713,07 3672,17
1839105,36 1000,41 54,40 42,83 62,24
Fhitung
Ftabel α = 0,05
18,39**
3,94
0.69ns
1,59
Analisis korelasi sederhana menghasilkan koefisien korelasi ry1 sebesar 0,396 dan koefisien determinasi ry12 sebesar 0,156. Uji keb erartian koefisien korelasi tersebut dengan teknik uji t menghasilkan thitung sebesar 4,998, sedangkan harga ttabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi student-t pada derajat kebebasan dk = 99 dan α = 0,05 sebesar 1,658. Dengan demikian, harga thitung lebih besar dari ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa harga koefisien korelasi antara variabel kepuasan kerja guru dengan budaya organisasi adalah sangat signifikan pada taraf α = 0,05. Hasil perhitungan Uji Signifikansi korelasi tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Analisis Korelasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Hipoteses Pertama ry2
ry22
thitung
0,396
0,156
4,284**
ttabel (α = 0,05) 1,658
ttabel (α = 0,01) 2,358
Kesimpulan Sangat Signifikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama sebagaimana telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja guru dengan budaya organisasi, ditolak. Dengan demikian, hipotesis kerja yang menyatakan terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja guru dengan budaya organisasi, diterima. 3. Hipotesis Ketiga Analisis regresi ganda antara variabel kepuasan kerja guru (Y) dengan kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) secara bersamasama menghasilkan koefisien arah regresi a1 sebesar 1,090, a2 sebesar -0,623, dan konstanta ao sebesar 188,982. Dengan demikian, hubungan fungsional antara ketiga variabel tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 188,982 + 1,090X1 – 0,623X2. Analisis varians untuk uji keberartian ganda menghasilkan harga Fhitung sebesar 15,51, sedangkan harga Ftabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi F pada taraf α = 0,05 sebesar 3,09. Dengan demikian, harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi ganda antara ketiga variabel yang dinyatakan dalam bentuk persamaan Ŷ = 188,982 + 1,090X1 – 0,623X2. Rangkuman hasil analisis varians disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Rangkuman Anava Regresi
Ŷ = 188,982 + 1,090X1 – 0,623X2.
Sumber Variansi
Dk
JK
RJK
Total (T)
101
6385,64
-
Regresi (Reg)
2
1535,43
767,71
Residu (S)
98
4850,22
49,49
Fhitung
Ftabel = 0,05
15,51**
3.09
Keterangan : dk : Derajat Kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumah Kuadrat ** : Sangat Signifikan Analisis korelasi ganda menghasilkan harga koefisien korelasi ganda R sebesar 0,490 dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,240. Uji keberartian koefisien korelasi ganda menghasilkan Fhitung sebesar 15,51, sedangkan harga Ftabel berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi F pada taraf α = 0,05 sebesar 3,09. Dengan demikian, harga Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa harga koefisien korelasi ganda antara variabel kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama adalah sangat signifikan pada taraf α = 0,05. Rekapitulasi hasil uji keberartian koefisien korelasi ganda disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Analisis Korelasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Hipotesis Ketiga ry12
ry122
Fhitung
Ftabel (α = 0,05)
0,24 15,51 3,09 0 ** Syarat Signifikan Fhitung > Ftabel 0,490
Ftabel (α = 0,01) 4,82
Analisis dengan uji korelasi parsial menghasilkan harga koefisien korelasi antara kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah apabila budaya organisasi dikontrol (ry1.2), sebesar 0,319, sedangkan harga koefisien korelasi antara kepuasan kerja guru dengan budaya organisasi apabila kepemimpinan kepala sekolah dikontrol (ry2.1) sebesar 0,225. Uji keberartian kedua harga koefisien korelasi parsial tersebut menghasilkan harga thitung untuk ry1.2 sebesar 3,820, sedangkan untuk ry2.1 sebesar 2,533. Sementara itu, harga ttabel untuk derajat kebebasan 98 (N – k) pada taraf α = 0,05 sebesar 1,980. Dengan demikian, harga thitung keduanya lebih besar dari harga ttabel, sehingga kedua harga koefisien korelasi parsial tersebut berarti. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga sebagaimana dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama, ditolak. Dengan demikian, hipotesis kerja yang menyatakan terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersamasama,diterima. SIMPULAN Berdasarkan pengujian hipotesis pada bab pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubugan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry1 = 0,449 dan persamaan regresi Ŷ = 87,726 + 0,366 X1. Hubungan tersebut bersifat sangat signifikan (Fhitung = 25,01 > Ftabel (0,05) = 3,94) dan berarti setiap peningkatan 1 unit kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan kepuasan kerja guru sebesar 0,366 unit. Koefisien determinasi ry12 = 0,202, dan berarti kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam menerangkan variabel kepuasan kerja guru sebesar 20,2%. 2. Terdapat hubugan positif yang sangat signifikan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry2 = 0,396, dan persamaa regresi Ŷ = 99,919 + 0,271X2. Hubungan tersebut bersifat sangat signifikan (Fhitung = 18,39 > Ftabel (0,05) = 3,94) dan berarti setiap peningkatan 1 unit budaya organisasi akan meningkatkan kepuasan kerja guru sebesar 0,271 unit. Koefisien determinasi ry22 = 0,156 dan berarti kontribusi
3.
variabel budaya organisasi dalam menerangkan variabel kepuasan kerja guru sebesar 15,6 %. Terdapat hubugan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry12 = 0,490 Persamaan regresinya adalah Ŷ = 188,982 + 1,090X1 - 0,623X2. Hubungan tersebut bersifat sangat signifikan (Fhitung = 15,51 > Ftabel (0,05) = 3,09) sehingga dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja guru yakni dengan mengetahui nilai kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi. Antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi terjadi pengaruh yang saling menguatkan (sinergis) dalam menerangkan kepuasan kerja guru. Koefisien determinasi ry122 = 0,240, dan berarti kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama dalam menerangkan variabel kepuasan kerja guru terjadi efek saling menguatkan sebesar 24,0 %. DAFTAR PUSTAKA
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007 Abdurahman Fathoni. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Achmad Sobirin. Budaya Organisasi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu anajemen YPN, 2007 Bertucci David I, Leadership In Organizations, There is a Difference Between Leaders and Managers, Maryland: University Press of America Inc, 2009 Colquitt Jasson, Lepine Jeffery and Wesson Michael.Organizational Behavior. New York: The McGraw-Hill Companies, 2009 Darwis S. Gani, Djoehana S, dan Sumardi, Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan, Bogor: Pascasarjana, 2008 Darwyan Syah, Supardi, dan Abd.azis Hasibuan, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada press, 2009 Djokosantoso Moeljono, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003 E.Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 , Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana Predana Media, 2010 Eny Sukaenih, “Hubungan antara Motivasi Kerja Guru dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolahdengan Kepuasan Kerja Guru. Bogor : Pascasarjana,
UNPAK, 2007 Evans James R and William M. Lindsay, The Management and Control of Quality, south-Western, Thomson, 2005 F.X. Suwarto dan Koeshartono, Budaya Organisasi, Yogyakarta: Universitas Amajaya, 2009 Gibson James L, Ivancevich, Donnelly and Konopaske,Organizations Behaviour, Structure, Processes. New York: Mc. Graw Hill, 2006 Hendi Suhendi dan Sahya Anggara, Perilaku Organisasi.Bandung: Pustaka Setia, 2010 Hendrawan S, Jhon JOI, Sugiarto, Anton W, dan Darmadi D, Manajemen Kinerja untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006 Hendyat Soetopo. Perilaku Organisasi : teori dan Praktik Dibidang Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya, 2010 Hessel Nogi S. Tangkilisan. Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo,2007 Husein Umar. Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003 Ivancevich John M. Human Resource Manajement, New York: McGraw-Hill, 2010 Kreitner Robert dan Kinickii Angelo.Perilaku Organisasi.Alih Bahasa Erly Suandy.Jakarta : Salemba Empat, 2005 Lobosco Anna F. and Dianna L.Newman, 'Teaching Special Needs Populations and Teacher Job Satisfaction', Journal Urban Education, Vol.27, No.1, Mar 30, 2011 Malayu S.P Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 , Organisasi dan Motivasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Mathis Robert L dan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Predana Media, 2010 McShane and Von Glinow, Organizational Behavior, New York: The McGrawHill, 2010 Mullins Laurie L. Manajemen and Oraganization Behavior. England: Pitman Publishing Imprint l,2005 Nurcahya, Hubungan antara Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru, Bogor: Program Pascasarjana UNPAK, 2011 Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Rita Retnowati, Metodologi Penelitian, Bogor : Program Pascasarjana UNPAK, 2008 Robbins Stepphen P, Perilaku Organisasi, Alih Bahasa: Hadyana dan Benyamin, Jakarta: PT. Premhallindo, 2001
, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Alih Bahasa: Halida dan Dewi Sartika, Jakarta: Erlangga, 2002 Rohiat, Manajemen Kepala Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. 2009 Schermerhorn, Hunt, Osborn, and Uhl-Bien, Behavior, Australia, John Wiley & Sons, 2004 Schunk Dale H, Paul R. Pintrich, and Judith L. Meece, Motivation in Education, Theory, Research, and Applications, New York: Pearson Prentice Hall, 2008 Soekarso, Agus Sosro, Iskandar Putong dan Cecep Hidayat, Teori Kepemimpinan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010 Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002 Sopiah, Perilaku Organisasional, Yogyakarta: C.V. Andi. 2008 Spiro Rosann L, Greogory A. Rich, and William J. Stantonl, Management of a Sale Force, New York: McGraw-Hill, 2008 Sudarwan Danim, Kinerja Staf dan Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, 2005 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006 , Budaya Alfabeta, 2008
dan
Reinventing
Organisasi
Pendidikan.Bandung:
Wood, Wallace, Schermerhorn Z, Hunt and Osborn, Organizational Behavior. New York : Jhon Wiley & Sons, 2001 Wibowo, Budaya Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 Yukl Gary, Leadership in Organizations, New Jersey:Pearson Education,2006